Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
LAPORAN PSIKOLOGI EKSPERIMEN PENGARUH TAYANGAN TELEVISI ORANG PINGGIRAN 04 DESEMBER 2015 TRANS7 FULL TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA Dosen pengampu : Aad Satria Permadi,S.Psi.,M.A. Asisten : Fani Matofani Disusun oleh : 1. Azmi Reza Fachitiandi (F100120040) 2. Sheylla Bryan YS (F100130014) 3. Dody Sam Yusuf (F100130136) 4. Randika Bagaskoro (F100130159) 5. Andra Sheilamona (F100130162) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 Judul Pengaruh Tayangan Televisi Orang Pinggiran 04 Desember 2015 Trans 7 Full Terhadap Perilaku Prososial Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta. Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu lain, manusia hanya mempunyai arti dalam kaitanya dengan manusia lain dalam kehidupan bermsyarakat. Manusia akan berarti jika dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melakukan tindakan sosial.Semenjak kecil manusia sudah melakukan tindakan sosial.Semakin dewasa, kebutuhan manusia semakin beragam, sehingga tindakan sosialnya semakin besar. Tindakan sosial manusia diperoleh melalui proses pengalaman dan proses balajar dari orang lain. Tindakan sosial yang dianggap baik dan bermanfaat bagi orang lain atau lingkunganya lama kelamaan akan dianggap sebagai sesuatu yang dianggap sebagai kebiasaan di masyarakat. (gerbangilmu.com). Tindakan sosial atau yang bisa disebut perilaku sosial yang baik dan bermanfaat yang dimiliki seseorang bisa menunjukkan seberapa besar tingkat empatinya (perasaan memahami orang lain).Tindakan sosial yang bermanfaat bagi orang lain disebut perilaku prososial. Contoh nyata perilaku prososial di masyarakat adalah seperti yang di lansir dalam Viva.co.id (2016) seorang nitizen di Taiwan mengunggah foto di Facebook, pada Rabu (9/3) yang menunjukkan karyawan McDonald Taiwan sedang membantu memberi makan seorang pelanggan penyandang cacat dengan penuh kasih sayang. "Ada beberapa orang seperti dia di masyarakat saat ini. Aku sedang makan dengan teman-teman saya. Aku benar-benar terharu setelah melihat ini," tulis keterangan foto tersebut. "Pekerja tidak mendiskriminasikan penyandang cacat, tetapi sebaliknya, ia memberinya makan burger dengan cinta dan kesabaran. Terima kasih untuk kasih sayang Anda. Anda telah memberinya makan dan ia bisa melanjutkan hidupnya. Bosnya harus menaikan gajihnya." Liberty Time melaporkan bahwa pekerja McDonald yang menyuapi penyandang cacat itu adalah seorang mahasiswa berusia 19 tahun. Dia sudah bekerja di restoran cepat saji tersebut selama dua tahun. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa ia melihat penyandang cacat itu kesulitan mengambil makanan dengan tangannya. Jad i, ia menawarkan bantuan kepadanya dan penyandang cacat itu mau menerima pertolongannya. Banyak netizen yang memuji apa yang telah dilakukan karyawan McDonald tersebut. Bercermin dari sikap pemuda ini, kita harus menolong dengan tulus kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Contoh kasus diatas, adalah bukti adanya perilaku prososial di masyarakat atau disekitar kita. Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang dituntut untuk mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat. Interaksi dengan teman sebaya akan membuka kesempatan bagi remaja untuk belajar berperilaku yang diharapkan oleh kelompok dan sesuai dengan norma-norma masyarakat. Remaja merupakan golongan masyarakat yang mudah terkena pengaruh dari luar. Hal ini tampak pada kecenderungan untuk lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Jadi, tidaklah mengherankan apabila di kota-kota besar nilai-nilai pengabdian, kesetiakawanan dan tolong-menolong mengalami penurunan sehingga yang nampak adalah perwujudan kepentingan diri sendiri dan rasa individualis. Ini memungkinkan orang tidak lagi mempedulikan orang lain dengan kata lain enggan untuk melakukan tindakan prososial. Contoh kasus : Dua orang pria tampak tertidur lelap di bangku prioritas sebuah KRL. Bangku prioritas itu sebenarnya ditujukan untuk para penumpang yang menyandang cacat, lansia, atau ibu hamil.Yang membuat kian miris, ketika ada seorang anak yang menggandeng sepasang tunanetra berusaha membangunkan kedua pria itu, mereka malah mengusir si anak dan menyuruhnya mencari tempat lain. Dan, mereka pun melanjutkan tidurnya! Kedua pria itu hanyalah segelintir bukti bahwa rasa simpati dan empati makin terkikis. Jika pernah merasa cuek atau biasa saja mendengar penderitaan orang lain, itulah gejala rasa simpati dan empati yang mulai berkurang. Psikolog Tika Bisono mengaku, tidak heran melihat fenomena itu. Bahkan, dia menganggapnya sebagai hal lumrah dan wajar yang terjadi di Indonesia. Pasalnya, kata dia, tingkat atittude, etika, moralitas, dan integritas masyarakat Indonesia memang sudah mati seiring dengan pengaruh zaman. (Republika, 2014) . Fenomena-fenomena perilaku prososial yang semakin menurun, hal ini memacu orang-orang atau masyarakat yang peduli untuk membuat suatu cara meningkatkan perilaku prososial, antara lain dengan membuat acara-acara realityshow prososial, video-video sosial eksperimen ataupun video prososial lain dengan tujuan dapat menumbuhkan serta meningkatkan nilai-nilai prososial melalui media massa. Menurut Dian Lestari Ningsing ( VIVA.co.id 2015 ) Sebuah video yang diposting oleh pengguna Youtube bernama nableelalvi225 menggambarkan seorang pemuda berbadan sehat sedang meminta makanan pada orang-orang di sekitarnya. Video eksperimen sosial ini diawali dengan tampilan seorang pemuda yang mencoba untuk meminta makanan pada orang-orang yang sedang makan di kafetaria, namun tak seorang pun yang mau memberi. Meskipun saat pemuda itu mengatakan sedang lapar mereka sedang duduk di depan hidangan, rupanya tidak ada seorang pun yang tergerak hatinya untuk menolong. Tetapi ketika pemuda yang sama mendekati tunawisma yang sedang tiduran di taman dan meminta hal yang sama pada mereka, seketika mereka membagi makan dengan tangan terbuka. Hal ini kemudian coba diulangi pada tunawisma yang lain. Sebagai bagian dari eksperimen, kali ini seorang tunawisma diberi uang 10 dollar dimana tunawisma tersebut langsung memeluk orang yang dianggapnya dermawan itu. Beberapa saat kemudian, tunawisma itu didatangi dan setelah basa-basi sejenak pemuda itu mencoba meminta uang 1 dollar kepadanya. Tanpa pikir panjang, tunawisma itu merogoh kocek dan memberikan uang yang diminta pemuda itu. Eksperimen sosial ini memberi bukti bahwa terkadang mereka yang kita anggap remeh ketika kita benar-benar membutuhkan pertolongan, adalah satu-satunya orang yang mau menolong karena mereka pernah merasakan nasib yang sama. Selain video sosial eksperimen, ada pula Acara reality show menarik perhatian masyarakat adalah tayangan reality show yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Trans 7, yakni “Orang Pinggiran”, ditayangkan setiap hari Rabu sampai Jumat pukul 14.45 WIB. Dimana tayangan ini menceritakan tentang keluarga yang sedang dalam kesusahan dan perlu mendapat pertolongan kepada orang-orang yang tidak dikenalnya, namun tidak semua orang yang dimintai tolong memberikan pertolongan, bahkan ada saja orang yang bukan hanya tidak menolong tetapi juga mengejek, dan juga mengusir orang yang dalam kesusahan tersebut. Orang Pinggiran merupakan program acara semi dokumenter yang bercerita mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup meskipun dengan keterbatasan dan ketertinggalan menjadi inspirasi tersendiri bagi penonton. Motivasi dan semangat mereka menjalani hidup dapat mengatasi berbagai halangan yang ada. Dengan adanya tayangan “Orang Pinggiran” ini diharapkan, remaja yang menonton dapat berubah pendapatnya mengenai pentingnya sikap prososial. Dengan demikian tayangan “Orang Pinggiran” ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran remaja dalam aktivitas sosial. (Mandey, Koagouw, dan Senduk, 2015) Berdasarkan pemaparan diatas, didapatkan pertanyaan penelitian bagaimana pengaruh tayangan televisi “Orang Pinggiran” terhadap perilaku prososial? Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tayangan televisi Orang Pinggiran 04 Desember 2015 Trans 7 Full terhadap perilaku prososial. Manfaat Secara Teoretis Pengembangan ilmu pengetahuan dengan menambah wawasan baru dalam psikologi sosial, khususnya tentang pengaruh media teknologi terhadap perilaku prososial remaja. Secara Praktis Menjadi bahan pertimbangan bagi siswa untuk meningkatkan perilaku prososial. Memberikan pertimbangan bagi para orang tua dalam memilih tayangan reality show untuk keluarga. Memberikan pertimbangan pada pihak yang bekerja dipertelevisian dalam pembuatan tayangan-tanyangan televisi yang berpengaruh terhadap perilaku atau sikap prososial masyarakat khususnya remaja. Memberikan informasi wacana pemikiran khususnya dalam bidang psikologisosial mengenai pengaruh tayangan televisi “Orang Pinggiran” terhadap perilaku prososial Kerangka Berfikir Perilaku Prososial Pengertian Perilaku Prososial Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, sehingga perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan motif-motif si penolong. Tindakan menolong sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Tindakan prososial lebih menuntut pada pengorbanan tinggi dari si pelaku dan bersifat sukarela atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain daripada untuk mendapatkan imbalan materi maupun sosial. (Asih & Pratiwi, 2010) Menurut Baron dan Byrne (2012) tingkah laku prososial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong. Penner, Dovido, Piliavin dan Schroeder (2005) (dalam Mercer & Clayton 2012) mencatat bahwa istilah prososial mewakili suatu kategori tindakan yang luas yang didefinisikan oleh suatu segmen sigfnifikan masyarakat dan/atau kelompok sosial seseorang sebagai tindakan yang secara umum bermanfaat bagi orang-orang lain. Selain itu, Staub 1987 (dalam Andelia dan Noor, 2015) menyatakan perilaku prososial didefinisikan sebagai perilaku sukarela yang bertujuan mensejahterakan orang lain. Pertama, kooperatif : menggambarkan kesediaan seseorang untuk melakukan kegiatan bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (satu team maupun tidak) dengan orang lain walaupun tidak mendapatkan keuntungan. Kedua, menolong: memberi bantuan secara fisik untuk mengurangi beban jika ada orang lain yang membutuhkan baik diminta maupun tidak, untuk mencapai tujuan yang di harapkan orang yang di tolong tanpa mengharapkan imbalan.ketiga, berbagi: bentuk perhatian (berbagi rasa) dengan orang lain yakni memberikan kesempatan kepada orang lain untuk dapat merasakan sesuatu yang dimiliki baik pengetahuan dan keahlian.keempat, menyumbang: tidakan seseorang memberikan kontribusi berupa amal secara materil atau barang kepada orang lain yang membutuhkan. Prosocial behavior is a conducted or planned action to help other people, disregarding the helper’s motives. It involves sincere assistancenn(altruism) which is entirely motivated by self-interest. Prosocial activities are any conducted or planned action to help other people without expecting anything in return (Afolabi, 2013). Perilaku prososial menurut William (1981) (dalam Haryati, 2013) adalah tingkah laku seseorang yang bermaksud merubah keadaan psikis atau fisik penerima sedemikian rupa, sehingga si penolong akan merasa bahwa si penerima menjadi lebih sejahtera atau puas secara material ataupun psikologis. Perilaku prososial merupakan studi dalam ranah Psikologi Sosial yang selalu dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang telah melakukan perilaku prososial akan merasakan kepuasan tersendiri terhadap dirinya, yang merasa mampu membantu orang lain Latense dan Darley (dalam Mahmudah, 2012) menjelaskan bagaimana sebetulnya seseorang memberikan pertolongan kepada orang lain. Ada empat tahapan prososial : 1. Tahap perhatian 2. Interpretasi situasi 3. Tanggung jawab sosial 4. Sesuatu yang tidak perlu ditolong Dari berbagai pendapat diatas dapat di simpulkan bahwasannya perilaku prososial adalah suatu perilaku atau tindakan yang luas yang bermanfaat dan menguntungkan orang lain yang terjadi dalam suatu kontak sosial tanpa mempedulikan motif-motif si penolong atau pelaku prososial. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Mussen, dkk (1989: 360) menyatakan bahwa aspek-aspek perilaku prososial meliputi: Berbagi : Kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka dan duka. Kerjasama : Kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain demi tercapainya suatu tujuan. Menolong : Kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. Bertindak jujur : Kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang. Berderma : Kesediaan untuk memberikan sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan. (Asih & Pratiwi, 2010) Bringham (1991: 277) menyatakan aspek-aspek dari perilaku prososial adalah: Persahabatan : Kesediaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang lain. Kerjasama : Kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain demi tercapai suatu tujuan. Menolong : Kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. Bertindak jujur : Kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang. Berderma : Kesediaan untuk memberikan sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan. (Asih& Pratiwi, 2010) Berdasarkan dua pendapat tokoh diatas, aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku prososial adalah berbagi, menolong, bertindak jujur, kerjasama, berdema dan persahabatan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial Staub dalam (Muryanto, 2015) terdapat beberap faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial,yaitu: Self-gain, harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. Personal values and norms, adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik. Empathy, kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan pengambilalihan peran. Jadi prasyarat untuk mampu melakukan empati, individu harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan peran. Adapun faktor situasional yang mempengaruhi perilaku prososial. Berdasarkan penjelasan Piliavin, maka dapat disimpulkan bahwa baik faktor situasional maupun kepribadian akan menentukan individu untuk bertindak prososial. Namun ketika faktor situasi melemah, faktor kepribadian akan lebih bisa meramalkan terjadinya tindakan prososial. Dengan demikian, orang dengan karateristik kepribadian tertentu lebih mungkin untuk menolong ketika situasi tidak menuntunnya memberi pertolongan atau ketika menyaksikan situasi darurat samar-samar. Meskipun demikian, lingkungan atau situasi dimana pertolongan itu diperlukan dapat memiliki efek memperkuat persepsi tentang tindaka apa yang cocok yang seharusnya dilakukan. (Muryanto, Kadafi, dkk, 2015) Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor perilaku prososisal meliputi Self-gain, Personal values and norms,dan empathy. Selain itu ada juga faktor situasional dan faktor penolong. Tayangan televisi “orang pinggiran” Tayangan Televisi Pengertian Tayangan Tayangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) Tayangan adalah segala sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan). Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976) Tayangan yaitu yang ditayangkan, dipersembahkan. Tayangan “Orang Pinggiran” di Trans 7 didefinisikan sebagai acara yang ditayangkan atau dipertunjukkan di televisi swasta Trans 7 pada hari Rabu sampai Jumat pukul 14.45 WIB (Mandey dkk, 2015) Berdasarkan pemaparan diatas, tayangan merupakan sesuatu yang ditayangkan, dipertunjukan dan dipersembahkan. Pengertian Televisi Berdasarkan Ensiklopedi Umum Tahun 1983, televisi didefinisikan sebagai pengiriman gambar-gambar suara pada saat yang sama dengan impuls listrik. Sedangkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia 6 Tahun 1984, televisi adalah sistem pengambilan, registrasi, penyampaian dan penyuguhan kembali gambar, melalui tenaga listrik. Dari uraian di atas maka televisi adalah proses pengiriman atau penyiaran gambar dan suara secara serentak melalui tenaga listrik. akibat dari perkembangan teknologi komunikasi massa televisi, maka akan memberikan pengaruh-pengaruh dalam kehidupan manusia. Pengaruh tersebut bisa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan Negara. Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada Tahun 1962, peresmian penyiaran televisi diadakan pada tanggal 24 Agustus 1962, oleh Presiden Soekarno. (Mandey dkk, 2015) Berdasarkan pemaparan diatas, Televisi proses pengiriman pengambilan, regristasi atau penyiaran gambar, dan suara secara serentak melalui impuls listrik atau melalui listrik. Jenis Tayangan Televisi Tayangan Televisi “Orang pinggiran” menceritakan tentang keluarga yang sedang dalam kesusahan dan perlu mendapatkan pertolongan kepada orang-orang yang tidak dikenalnya, namun tidak semua orang yang dimintai tolong memberikan pertolongan, bahkan ada saja orang yang bukan hanya tidak menolong tetapi juga mengejek, dan juga mengusir orang yang dalam kesusahan tersebut. Orang Pinggiran merupakan program acara semi dokumenter yang bercerita mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup meskipun dengan keterbatasan dan ketertinggalan menjadi inspirasi tersendiri bagi penonton. Motivasi dan semangat mereka menjalani hidup dapat mengatasi berbagai halangan yang ada. (Mandey dkk, 2015) Tayangan orang pinggiran menceritakan tentang keluarga atau seseorang yang sedang dalam kesusahan dan perlu mendapatkan pertolongan, untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup meskipun dengan keterbatasan. Karakteristik Tayangan Televisi “Orang Pinggiran” Tayangan televisi “orang pinggiran” merupakan reality show yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Trans 7 pertama kali disiarkan tahun 2011, ditayangkan setiap hari Rabu sampai Jumat pukul 14.45 WIB. “Orang pinggiran” bercerita mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. (Mandey dkk, 2015) Berdasarkan pemaparan diatas, tayangan televise “Orang Pinggiran” ditayangkan di Trans 7 pertama kali tahun 2011, setiap hari Rabu sampai Jumat pukul 14.45 WIB. Pengaruh Tayangan Televisi Orang Pinggiran 04 Desember 2015 Trans 7 full Terhadap Perilaku Prososial Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Dalam penelitian Indah Permata Sari (2015) dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kognitif dari kelompok eksperimen yang diberikan treatment berupa tayangan reality show “Orang Pinggiran” Trans 7 meningkat atau bertambah, aspek emosional atau perasaannya juga mengarah kearah positif sehingga menghasilkan sikap positif yaitu sikap empati. Empati merupakan salah satu aspek dari perilaku prososial. Research has high lighted the special role that emotional empathy can play in motivating prosocial behavioral (Batson, 1987; Coke, Batson, & McDavis, 1987; Eisenbergh, 2003; Eisenbergh et al.,1989; Eisenbergh, Fabes, Nyman, Bernzweigh, & Pinuelas, 1994;Eisenbergh & Miller, 1987; Toi & Batson, 1982) in Sze,J,A ,dkk (2011). Robert dan Strayer (dalam Asih & Pratiwi, 2010) mengungkapkan bahwa Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yang tertinggi adalah empati, disarankan para pendidik atau guru lebih arif dalam memberikan perilaku prososialnya. Ada hubungan positif antara empati terhadap perilaku prososial. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang dikemukan diatas, maka hipotesis yang diajukan untuk diuji kebenarannya adalah ada pengaruh tayangan orang pinggiran 04 desember 2015 trans7 full terhadap perilaku prososial. Variable Penelitian Variabel Tergantung : Perilaku Prososial Variabel Bebas : Tayangan Orang Pinggiran 04 Desember 2015 Trans 7 Full Definisi Oprasional Tayangan Orang Pinggiran Tayangan orang pinggiran adalah tayangan ini menceritakan tentang keluarga yang sedang dalam kesusahan dan perlu mendapat pertolongan kepada orang-orang yang tidak dikenalnya, namun tidak semua orang yang dimintai tolong memberikan pertolongan, bahkan ada saja orang yang bukan hanya tidak menolong tetapi juga mengejek, dan juga mengusir orang yang dalam kesusahan tersebut. Video “Orang Pinggiran” tersebut ditayangkan dengan LCD merek Sony serta layar proyektor yang berukuran 2m x 2m dan menggunakan speaker merek Simbadda dengan ukuran 90 x 60cm dengan volume suara berkisar 60-70db dan sangat tepat digunakan karena selaras dengan pola pikir manusia. Perilaku Prososial Dalam praktikum eksperimen ini, subjek diminta untuk mengerjakan skala yaitu skala perilaku prososial. Skala ini diambil dari skripsi Siti Farhah, tahun 2011 yang berjudul Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah item 30. Skala dikerjakan sebanyak dua kali, yaitu skala diberikan sebelum subjek menonton video “orang pinggiran” dan setelah subjek menonton video “orang pinggiran”. Melalui inilah praktikan dapat mengukur perilaku sosial para subjek. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 7 Surakarta yang terdiri dari kelas X MIPA. Dengan populasi ±200 siswa dengan mengambil sampel yang berjumlah 40 siswa. Siswa sebanyak 40 orang terebut, dipilih secara random dan dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan jumlah siswa pada kelompok eksperimen yaitu sebanyak 20 siswa dan 20 siswa pada kelompok kontrol yang terdiri atas campuran antara laki-laki dan perempuan. Alasan pemilihan subjek pada siswa SMA kelas X adalah karena pada masa tersebut seseorang individu berada pada masa remaja dengan rentang usia 16 - 17 tahun masa remaja. Menurut Papalia (2013), masa remaja adalah peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial berlangsung sejak usia 10 atau 11 tahun sampai usia 20 tahun. Tempat penelitian ini dipilih dikarenakan merupakan salah satu sekolah menengah atas di wilayah karisidenan Surakarta dengan perilaku sosial yang perlu ditingkatkan. Menurut salah satu siswa yang menempuh pendidikan disana menyatakan bahwa kurangnya perilaku sosial di SMA tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi yang didapatkan dari pihak sekolah. Alat Ukur Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah metode skala. Skala merupakan alat ukur yang mengukur konstruk psikologi. Dalam penyajian skalanya, aitem – aitem yang terdapat dalam skala berupa favorable (berisi aitem yang mendukung atau menunjukkan ciri konstruk psikologis yang akan diukur) dan skala juga berisi unfavorable (berisi aitem yang tidak mendukung atau menunjukkan ciri konstruk psikologis yang akan diukur). Skala yang digunakan dalam praktikum ini diambil dari skripsi Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Siti Farhah. Blueprint Skala Prososial dari Skripsi Siti Farhah (2011) NO. Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah Favorable Unfavorable 1. Tanggung Jawab Bertanggung Jawab 1, 2, 3, 4, 7 7 Menerima segala konsekuensi 5, 6 2. Empati Merasakan apa yang dirasakan orang lain 10, 17 9, 2, 18 12 Mengambil sudut pandang dari sisi psikologis orang lain 14, 15, 19 8, 11, 13 Merasakan perasaan gelisah dan khawatir 16 3. Pemahaman moral Membuat keputusan 21, 22, 25 6 Fokus pada kepentingan orang lain 20, 23, 24 4. Menolong Kecenderungan menolong 26, 27, 28, 29, 30 5 Jumlah 16 14 30 Skala ini memiliki koefisien validitas Pada α = 5% dengan N= 68 diperoleh rtabel = 0,724 karena rxy > r tabel, maka untuk skala prososial tersebut Valid dan reliabilitas Pada α = 5% dengan N = 60. Perlakuan Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen, pertama subjek diberikan skala prososial terlebih dahulu kemudian subjek diberikan tayangan video prososial yaitu “Orang Pinggiran” yang berformat Multiplayer 4 (MP4) selama ±24 menit menggunakan laptop merek ACER berwarna abu-abu. Setelah subjek melihat tayangan video, subjek diminta untuk mengerjakan skala prososial. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu langkah awal subjek diberikan skala prososial terlebih dahulu kemudian subjek diminta untuk melihat video reality show yaitu “the coment” yang memiliki format file Multiplayer (MP4) selama setelah ± 11 menit dengan menggunakan laptop merk ACER berwarna biru, setelah itu subjek diminta mengisi skala prososial. Desaign Eksperimen Eksperimen dilakukan dengan model desain The Pretest-Postest Control Group Design sebagaimana dalam gambar di bawah ini: Y2 X Y1 R (KE) Y4 X0 Y3 = (KK) Keterangan : R : Random Assignment KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol X : Perlakuan berupa penayangkan video orang pinggiran yaitu “jalan panjang bocah penjaja es” selama ±23 menit pada kelompok eksperimen X0 : Perlakuan berupa penayangkan video the coment yaitu “Most Viewed On Youtube Raditya Dika” selama ±11 menit pada kelompok kontrol Y1 : Pengukuran sebelum perlakuan dengan cara memberikan skala prososisal yang berjumlah 30 aitem pada kelompok eksperimen Y2 : Pengukuran sesudah perlakuan dengan cara memberikan skala prososisal yang berjumlah 30 aitem pada kelompok eksperimen Y3 : Pengukuran sebelum perlakuan dengan cara memberikan skala prososial yang berjumlah 30 aitem pada kelompok kontrol Y4 : Pengukuran sesudah perlakuan dengan cara memberikan skala prososial yang berjumlah 30 aitem pada kelompok kontrol Prosedur Eksperimen Tata cara praktikum Praktikum psikologi eksperimen dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta pada hari Rabu, 27 November 2015 pukul ± 08.30 WIB – 12.00 WIB. Praktikum dilakukan dengan jumlah subjek 40 orang yang merupakan siswa kelas X yang berusia ± 16-17 tahun. Praktikum dilaksanakan mulai dari pukul ± 08.30 sebelum praktikum digunakan untuk mengkondisikan tester untuk telah bersiap di tempat pelaksanaan praktikum, yaitu di SMA Negeri 7 Surakarta. Dilanjutkan dengan dibukanya praktikum oleh moderator dan moderator juga mengkondisikan subjek untuk memakai cocard serta menempatkan diri pada ruangan yang telah ditentukan. Setelah subjek ditempatkan pada masing-masing ruangan, subjek pada ruang eksperimen memberikan aitem skala prososial selama ± 30 menit dan subjek pada ruang kontrol memberikan aitem skala prososial selama ± 30 menit, selanjutnya diberikan perlakuan berupa video “Orang Pinggran” ± 24 menit oleh pemberi perlakuan dan subjek diruang kontrol diberikan perlakuan berupa video “The Coment” selama ± 11 menit. Skala diberikan sebanyak dua kali sebelum penayangan video dan sesudah penayangan video, karena merupakan The Pretest-Postest Control Group Design. Setelah seluruh subjek dikedua ruangan diberikan skala aitem prososial pertama di lanjutkan dengan perlakuan yang di berikan tayangan, subjek kembali diberikan skala prososial untuk kedua ruangan yang dapat dilakukan oleh observer beserta moderator. Bila sudah selesai diberikan perlakuan, kemudian dilakukan wawancara atau interview oleh interviewer. Dilanjutkan dengan penutupan setelah wawancara pada kedua kelompok selesai dan kemudian praktikan beserta asisten melakukan evaluasi terhadap pelaksanan praktikum. Rundown Praktikum No. Waktu Kegiatan Keterangan 1. 08.30 – 09.15 Persiapan dan Pengkondisian Praktikum Praktikan, yaitu Dokumentasi, Perlakuan, Pengkondisian, Observer, dan Instruktur mempersiapkan peralatan dan segala sesuatu hal yang diperlukan sesuai jobdesk masing-masing ±45menit sebelum praktikum dimulai 2. 09.15-09.30 Pembukaan dan Pengkondisian Testee Pembukaan dilakukan oleh Moderator dan kemudian testee dibagikan cocard dan mengisi daftar hadir oleh Observer serta bersiap-siap masing-masing di ruang eksperimen dan kontrol dipandu Instruktur 3. 09.30-10.00 Pengerjaan skala prososial untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Testee diberikan skala prososial sebelum menonton video oleh Instruktur. 3. 10.00 – 10.25 Pemberian perlakuan Testee kelompok eksperimen diputarkan video “orang pinggiran” oleh instruktur 1 dan testee kelompok kontrol diberikan video “the coment” oleh Instruktur 2. 4. 10.25 – 10.55 Pengerjaan skala motivasi berprestasi untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Testee diberikan skala prososial sesudah menonton video oleh Instruktur. 5. 11.55 – 11.30 Interview Dilakukan interview pada testee yang dipandu oleh 2 orang interviewer pada Kelompok Eksperimen dan 2 orang interviewer pada Kelompok Kontrol. 6. 11.30 – 11.45 Penutupan Moderator melakukan penutupan serta membubarkan praktikum. 7. 11.45 – 12.00 Evaluasi dan pembersihan ruangan Tester melakukan evaluasi bersama asisten dan membersihkan ruangan praktikum. Jobdesk Ketua : Dody Sam Yusuf (F100136029) Sekretaris : Andra Sheilamona (F100130162) Bendahara : Sheylla Bryan YS (F100130014) Instruktur 1 : Dody Sam Yusuf (F100136029) Instruktur 2 & Moderator : Randika Bagaskoro (F100130159) Observer 1 : Sheylla Bryan YS (F100130014) Observer 2 : Andra Sheilamona (F100130162) Interviewer 1 : Dody Sam Yusuf (F100136029) Interviewer 2 : Randika Bagaskoro (F100130159) Pengkondisian : Azmi Reza (F100120040) Perlakuan : Dody Sam Yusuf (F100136029) Dokumentasi : Dody Sam Yusuf (F100136029) Randika Bagaskoro (F100130159) Guide Interview Guide Interview Kelompok Kontrol Siapakah nama Anda? Berapa usia Anda saat ini? Apakah Anda pernah menonton video yang sama seperti itu sebelumnya? Apa yang Anda pikirkan dan rasakan setelah Anda menonton video ini? Dalam durasai tayangan yang tadi di berikan, bagian mana yang paling menyentuh perasaan anda?? Apakah ada perbedaan yang anda rasakan setelah dan sebelum anda menonton video ini? Sepulang sekolah, apakah anda sering bersosial dengan orang lain? Contoh? Bagaimana anda menunjukkan tanggung jawab anda pada sosial? Seperti apa cara anda agar anda dapat merasakan berada di posisi orang lain? Pada orang yang seperti apa yang akan anda tolong? Guide Interview Kelompok Eksperimen Siapakah nama Anda? Berapa usia Anda saat ini? Apakah Anda pernah menonton video yang sama seperti itu sebelumnya? Apa yang anda lakukan jika anda diberikan sebuah tugas atau amanah dari orang lain ? Apakah anda menerima konsekuensi atas perbuatan anda yang sudah anda lakukan ? Jika anda melihat orang lain sedang melakukan kesalahan apa yang akan anda lakukan ? Apabila anda sedang bekerja dalam kelompok dan anggota anda tidak ada yang mau bekerja apa yang anda lakukan ? Bagaimana anda dapat merasakan yang orang lain rasakan ? lalu apa yang anda lakukan ? Apa yang anda lakukan apabila anda melihat orang lain sedang mengalami kesusahan ? Apakah anda mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan anda ? kenapa anda melakukan hal tesebut ? Orang seperti apa yang cenderung anda tolong ? dan dalam kondisi seperti apa ? Guide Observasi Setting Situasi Penampilan Fisik Perilaku menonjol Daftar Pustaka Afolobi, O. A. (2014). Psychosocial Predic of Prosocial Behavioral Among a Sample of Nigerian Undergraduates. European Scientific Journal Vol.1, 241-266. Asih, G. Y. (2010). Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus Vol.1, 33-42. Baron, R. A. (2012). Psikologi Sosial Edisi ke Sepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Belinda Andelia, H. N. (2015). Hubungan Religiusitas Dengan Prilaku Prososial Pada Relawan Korsa (Korps Relawan Salman ITB). Prosiding Psikologi Vol.2, 468-475. Dian. (2015, Maret 15). http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3d3dy5tYmFrYnJvLmNvbS8yMDE1LzAzL1ZpZGVvLVR1bmF3aXNtYS1CYWlrLUhhdGktSW5pLU1hbXB1LU1lbWJ1YXQtT3JhbmctTWVuYW5naXMuaHRtbA== . viva.co.id . Fajar. (2016, Maret 9). http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3d3dy53b3dtZW5hcmlrbnlhLmNvbS8yMDE2LzAzL3N1YXBpLXBlbGFuZ2dhbi1jYWNhdC1wZWdhd2FpLW1jZG9uYWxkLWluaS1wYW5lbi1wdWppYW4uaHRtbA==. viva.co.id. Haryati, T. (2013). Kematangan Emosi, Religiusitas dan Perilaku Prososial Perawat di Rumah Sakit. Pesona: Jurnal Psikologi Indonesia Vol.2, 162-172. http://www.gerbangilmu.com/2014/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial-yang.html. (2014, January 11). Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Bermoral. Mahmudah, S. (2012). Psikologi Sosial Teori dan Model Penelitian. Malang: UIA Maliki Press. Mandey, D. (2015). Hubungan Tayangan Orang Pinggiran di Trans 7 Terhadap Sikap Prososial Remaja di Kelurahan Malalayan Satu Kota Manado. E-journal: Acta Diurna Vol.IV. Mercer, J. d. (2015). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga. Muryanto, H. d. (2015). Terapi “BER-BI” Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Pada Siswa TK Desa Sewulan,. Jurnal LPPM Vol.3, 39-44. papalia, D. O. (2013). Human Development Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Sari, L. P. (2015). Pengaruh Tayangan “Orang Pinggiran” di Trans 7 Terhadap Sikap Empati Masyarakat di Keluruhan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. Ejournal Ilmu Komunikasi Vol.3, 28-40. Siti, F. (2011). “Hubungan Religiustas dengan Perilaku Prososial. Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarief Hidayatuallah Jakarta. Skripsi. Sze, J. A. (2012). Greater Emotional Empathy and Prosocial Behavior in Late Life. Emotion Vol.5, 1129-1140. www.republika.co.id. (2014, September 03). http://www.republika.co.id/berita/koran/gen-i/14/09/03/nbb78g3-belajar-bersimpati-dan-empati?fb_comment_id=811575245571086_1064003323661609#f256d694223ecaa. Belajar Bersimpati dan Empati. 26