BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Mata pelajaran Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam
merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh peserta
didik program keahlian Teknik Fabrikasi Logam, adapun
beberapa materi-materi yang terdapat pada modul ini yaitu:
1. Kegiatan Belajar 1 Mengidentifikasi komponen fabrikasi
kerangka baja.
2. Kegiatan Belajar 2 Membangun komponen fabrikasi
kerangka baja.
3. Kegiatan Belajar 3 Membuat konstruksi sederhana rak
sepatu.
4. Kegiatan Belajar 4 Membuat konstruksi sederhana kursi
taman.
5. Kegiatan Belajar 5 Membuat konstruksi sederhana meja
lipat.
Modul ini juga dilengkapi dengan latihan-latihan soal pada
tiap-tiap materinya sehingga sebelum melanjutkan ke materi
berikutnya
pendidik
dapat
menguji
terlebih
dahulu
kemampuan yang sudah diperoleh peserta didik dalam
menguasai materi pada materi yang telah diajarkan.
1 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
B. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta Didik.
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
modul ini, peserta didik perlu memperhatikan beberapa hal
yaitu:
a. Baca dengan teliti tujuan pembelajaran dan indikator
yang akan dicapai setelah menggunakan modul ini.
b. Pelajar materi dan lakukan kegiatan yang ada secara
runtut dari awal dan akhir karena penyajian materi dan
kegiatan dalam bahan sudah disusun secara khusus dan
sistematis.
c. Lakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam modul
ini secara berkelompok (4-5 Peserta didik) dan harus
dengan pendamping peserta didik.
d. Bacalah uraian materi secara seksama yang akan
membantu kamu dalam menguasai materi
e. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam modul
ini untuk mengetahui sejauh mana pemahamanmu
tentang materi dalam modul ini tanpa membuka
halaman-halaman sebelumnya ataupun kunci jawaban
yang ada.
f. Apabila terdapat hal-hal yang kurang dipahami, maka
dapat ditanyakan kepada pendidik.
2 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Peran Pendidik Dalam Pembelajaran ini.
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
modul
ini,
pendidik
mempunyai
peranan
dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Membimbing peserta didik untuk memahami konsepkonsep dan kegiatan serta menjawab pertanyaan
mengenai materi yang belum mereka pahami.
b. Membantu peserta didik menginformasikan sumber
belajar yang lain untuk mendukung penggunaan modul
ini.
c. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok dan
memantau kegiatan penyelidikan peserta didik jika
diperlukan.
d. Merencanakan kegiatan evaluasi dan menyiapkan
perangkatnya.
e. Melaksanakan kegiatan evaluasi.
3 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
C. Tujuan Akhir
Pembelajaran pada mata pelajaran Teknik Konstruksi
Fabrikasi Logam mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi jenis dan penggunaan
potongan kerangka baja.
2. Menginterprestasikan sketsa gambar dan memberi label
bagian-bagian dari potongan baja.
3. Menyebutkan penggunaan sudut, terusan, balok, tiang, dan
pelapisan yang sesuai.
4. Menghitung
panjang dan tinggi menggunakan teori
pythagoras.
5. Membangun komponen pabrikasi kerangka baja.
6. Melakukan pemotongan jenis dan penggunaan potongan
kerangka baja.
7. Membaca sketsa gambar dan memberi label bagian-bagian
dari potongan baja.
4 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi
inti
dan
kompetensi
dasar
merupakan
kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik mempunyai
keterampilan selesainya mengikuti pembelajaran tersebu,
adapun kompetensi ini dan kompetensi dasar adalah sebagai
berikutt:
Kompetensi Inti.
KI 1:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3:
Memahami,menerapkan
dan
menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
5 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah,
menalar, menyaji dan membuat dalam
ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung
Kompetensi Dasar.
1.1
Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang bendabenda
dengan fenomenanya untuk dipergunakan
sebagai aturan dalam Teknik Konstruksi Fabrikasi
Logam.
1.2
Mengamalkan
nilai-nilai
ajaran
agama
sebagai
tuntunan dalam Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam.
2.1
Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa
ingin tahu, inovatif dan tanggung jawab dalam
menerapkan aturan Teknik Konstruksi Fabrikasi
Logam.
2.2
Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan
konsep berpikir dan cara
melakukan Teknik
Konstruksi Fabrikasi Logam.
6 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2.3
Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam melakukan tugas Teknik Konstruksi Fabrikasi
Logam.
3.1
Mengidentifikasi Komponen Fabrikasi Kerangka Baja.
4.1
Membangun Komponen Fabrikasi Kerangka Baja.
3.1.1
Menjelaskan
Indikator.
dan
mengidentifikasi
jenis
dan
penggunaan Potongan Kerangka Besi.
3.1.2
Mengintrepetasikan sketsa gambar dan memberi label
bagian-bagian dari Potongan Baja.
3.1.3
Menyebutkan penggunaan sudut, terusan, balok, tiang,
dan pelapisan yang sesuai.
3.1.4
Menghitung panjang dan tinggi menggunakan teori
Pythagoras.
4.1.1
Melakukan pemotongan
jenis dan penggunaan
Potongan Kerangka Besi.
4.1.2
Membaca sketsa gambar dan memberi label bagianbagian dari Potongan Baja.
4.1.3
Membuat
penggunaan sudut, terusan, balok, tiang,
dan pelapisan yang sesuai.
4.1.4
Menghitung panjang dan tinggi menggunakan teori
Pythagoras.
7 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
E. Manfaat Modul
Modul ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembelajaran
Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam.
1. Bagi Peserta Didik.
a. Menjadikan modul ini sebagai acuan atau pedoman
dalam mempelajari dan memahami materi tentang
Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam.
b. Dengan adanya modul ini peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa bantuan pendidik atau pengawas.
c. Dapat melatih kemampuan diri dalam menguasai materi
yang ada dengan mengerjakan soal-soal yang ada.
2. Bagi Pendidik.
a. Dapat digunakan untuk referensi dalam memberikan
materi kepada peserta didik.
b. Memudahkan pendidik untuk menjelaskan materi yang
apabila ada materi yang penjelasannya dengan gambar
ilustrasi.
8 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
F. Materi Pokok
Mata pelajaran Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam
merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik program keahlian Teknik Fabrikasi Logam, adapun
beberapa materi-materi yang terdapat pada modul yaitu:
1. Kegiatan Belajar 1 Mengidentifikasi komponen fabrikasi
kerangka baja.
2. Kegiatan Belajar 2 Membangun komponen fabrikasi
kerangka baja.
3. Kegiatan Belajar 3 Membuat konstruksi sederhana rak
sepatu.
4. Kegiatan Belajar 4 Membuat konstruksi sederhana kursi
taman.
5. Kegiatan Belajar 5 Membuat konstruksi sederhana meja
lipat.
9 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
BAB II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
Kompetensi
: Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam
Sub Kompetensi :
1. Mengidentifikasi komponen fabrikasi kerangka
baja.
2. Menjelaskan
dan
mengidentifikasi
jenis
dan
penggunaan potongan kerangka baja.
3. Menginterprestasikan sketsa gambar dan memberi
label potongan baja.
4. Menyebutkan penggunaan sudut, terusan, balok,
tiang, dan pelapisan yang sesuai.
5. Menghitung panjang dan tinggi menggunakan teori
pythagoras.
6. Membangun komponen fabrikasi kerangka baja.
7. Membuat produk rak sepatu.
8. Membuat produk kursi taman.
9. Membuat produk meja lipat.
10 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Daftar aktivitas pembelajaran.
Jenis Kegiatan
Tgl
Waktu
(Jam)
Tempa
Belajar
1. Mengidentifikasi
komponen fabrikasi
kerangka baja.
Menjelaskan dan
mengidentifikasi jenis
dan penggunaan
potongan kerangka
baja.
Menginterprestasikan
sketsa gambar dan
memberi label
potongan baja.
Menyebutkan
penggunaan sudut,
terusan, balok, tiang,
dan pelapisan yang
sesuai.
Menghitung panjang
dan tinggi
menggunakan teori
pythagoras.
2. Membangun komponen
fabrikasi kerangka baja.
Melatih kemampuan
peserta didik dalam
menguasai materi.
3. Membuat produk rak
sepatu.
4. Membuat produk kursi
taman.
5. Membuat produk meja
lipat.
11 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Ttd.
Guru
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Belajar 1.
Mengidentifikasi Komponen Fabrikasi Kerangka Baja.
a. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 1 ini peserta
didik diharapkan mampu menguasai materi:
1. Mengetahui macam-macam baja.
2. Mengetahui jenis-jenis baja.
3. Mengetahui jenis potongan baja.
4. Mengetahui penggunaan potongan kerangka baja.
5. Mampu mengidentifikasi jenis potongan kerangka baja.
b. Uraian Materi 1.
BAJA.
1. Pengertian Baja.
Baja secara umum dapat diartikan sebagai logam
campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi
baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn),
tembaga (Cu), dan titanium (Ti) yang merupakan logam
murni. Dalam senyawa antara besi dan karbon (unsur non
logam) tersebut besi menjadi unsur yang lebih dominan
dibanding karbon. Kandungan karbon berkisar antara 0,2–
12 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2,1% dari berat baja, tergantung tingkatannya. Secara
sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan kualitas
baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat
kekerasannya (hardness). Selain karbon, sering juga
ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V),
molybdaen (Mo) untuk mendapatkan sifat lain sesuai
aplikasi di lapangan seperti anti korosi, tahan panas, dan
tahan temperatur tinggi.
2. Macam-Macam Baja.
Besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang
sama yaitu Fe, hanya kadar karbonlah yang membedakan
besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat
luas mulai dari peralatan seperti jarum, peniti sampai
dengan alat–alat dan mesin berat. Berikut ini disajikan
klasifikasi baja menurut komposisi kimianya:
a. Baja Karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;
1) Baja karbon rendah (low carbon steel)–machine,
machinery dan mild Steel
( 0,05 % – 0,30% C).
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin.
Penggunaannya:
13 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
0,05 % – 0,20 % C: automobile bodies, buildings,
pipes, chains (rantai), rivets (paku keling), screws
(sekrup), nails (paku).
0,20 % – 0,30 % C: gears (roda gigi), shafts
(poros), bolts (baut), forgings, bridges, buildings.
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon
rendah.
Sifatnya
sulit
untuk
dibengkokkan,
dilas,
dipotong. Penggunaan
0,30 % – 0,40 % C: connecting rods (penghubung
batang/kabel), crank pins ( pin engkol), axles (as
roda).
0,40 % – 0,50 % C: car axles(as mobil),
crankshafts, rails (rel), boilers, auger bits,
screwdrivers ( obeng ).
0,50 % – 0,60 % C: hammers dan sledges (kereta
luncur).
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel) – tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
Kandungan 0,60 % – 1,50 % C Penggunaan,
screw drivers, blacksmiths hummers, tables
knives, screws, hammers, vise jaws,knives, drills.
tools for turning brass and wood, reamers, tools
14 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
for turning hard metals, saws for cutting steel,
wire drawing dies, fine cutters.
Sebutan
baja
karbon berlaku
untuk
baja
yang
mengandung unsur bukan hanya besi (Fe) dengan
persentase maksimum karbon (C) 1,7 %, mangan (Mn)1,65
%, silikon (Si) 0,6 % dan tembaga (Cu) 0,6 %. Karbon dan
mangan adalah unsur utama untuk menaikkan kekuatan
besi murni.
Baja Karbon A36 mengandung karbon maksimum
antara 0,25 % s/d 0,29 % tergantung kepada tebalnya. Baja
karbon struktural ini memiliki titik leleh 36 ksi (250 Mpa),
lihat gambar 2(a) berikut. Penambahan karbon akan
menaikkan tegangan leleh, tetapi mengurangi daktilitas
(ductility), sehingga lebih sukar dilas. Yang termasuk baja
karbon adalah A36.
15 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 1. Kurva tegangan–regangan.
Sumber : STRUKTUR BAJA, Disain dan Perilaku, Charles G.
Salmon.
b. Baja Paduan Rendah Kekuatan Tinggi (High Strength
Low Alloy steel).
Baja ini diperoleh dari baja karbon dengan menambah
unsur paduan seperti chrom, columbium, tembaga, mangan
molybdenum, nikel, fosfor, vanadium atau zirconimum
agar beberapa sifat mekanisnya lebih baik. Sementara baja
karbon
mendapatkan
kekuatan
dengan
menaikkan
kandungan karbon. Tegangan lelehnya berkisar antara 40
ksi dan 70 ksi (275 Mpa dan 480 Mpa). Pada gambar 1
16 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
terlihat sebagai kurva (b). Yang termasuk baja paduan
rendah kekuatan tinggi ini adalah A242, A441, A572,
A558, A606, A618 dan A709.
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
1) Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan,
keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya).
2) Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur
rendah.
3) Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi
kimia (oksidasi dan reduksi).
4) Untuk membuat sifat-sifat spesial.
Baja paduan rendah dapat didinginkan (dalam air) dan
dipanaskan kembali untuk mendapatkan tegangan leleh
sebesar 80 ksi sampai 110 ksi (550 Mpa sampai 760 Mpa).
Tegangan leleh biasanya didefinisikan sebagai tegangan
dengan regangan tetap sebesar 0,2%, lihat gambar 2.
Namun baja paduan ini tidak menunjukkan titik leleh yang
jelas. Kurva tegangan-regangan yang umum diperlihatkan
kurva (c) pada gambar 1.
17 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 2. Kurva tegangan regangan tipikal yang diperbesar.
Sumber : STRUKTUR BAJA, Disain dan Perilaku, Charles G.
Salmon.
Gambar 3. Contoh profil baja canai panas (hot rolled), tebal
profil > 1 mm.
18 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel 1. Notasi/ Simbol-simbol baja profil
3. Sifat-Sifat Baja.
Setiap baja masing-masing mempunyai sifat-sifat yang
berbeda sesuai dengan bahan kandungan baja yang terdapat
baja tersebut, sifat-sifat baja yaitu sebagai berikut:
a. Sifat mekanika baja.
Untuk mengetahui sifat mekanik baja dilakukan
pengujian tarik terhadap benda uji (gambar 4), dengan
memberikan gaya tarikan sampai benda uji menjadi putus.
Tegangan diberikan dengan persamaan gaya dibagi luas
penampang, (f/A), dan regangan adalah perbandingan
antara pertambahan panjang dengan panjang benda uji,
(∆L/L), dan hasil pengujian dilukiskan pada gambar 5.
19 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d1
L+ L
L
d0
Gambar 4. (a) benda uji, (b) dengan uji tarik, dan (c)
bersifat liat (ductile), (d) bersifat rapuh/getas ( brittle ).
Gambar 5. adalah hasil uji tarik dari suatu benda uji baja
yang dilakukan hingga benda uji mengalami putus/runtuh,
sedangkan gambar 6. menunjukkan perilaku benda uji
sampai dengan regangan 2% yang diperbesar.
Titik-titik penting dalam kurva tegangan regangan
adalah sebagai berikut,
fp = batas proporsional.
fe = batas elastis.
fy u, fy = tegangan leleh atas dan bawah.
fu = tegangan ultimate.
sh = regangan saat mulai terjadi strain-hardening
(penguatan regangan).
20 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Titik-titik
ini
membagi
kurva
tegangan-regangan
menjadi beberapa daerah, yaitu :
1) Daerah linear antara titik 0 dan fp, pada daerah ini
berlaku Hukum Hooke,
di mana,
∆ =
�.
�. �
f = P/A = tegangan.
� = ∆ / = regangan.
E = f / � = Young modulus = modulus elastisitas.
Gambar 5. Kurva tegangan – regangan hasil pengujian.
21 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 6. Bagian kurva yang diperbesar, fyu= 0,2%
merupakan regangan permanen.
2) Daerah elastis dari 0 sampai fe, yaitu apabila beban
yang bekerja pada benda uji dihilangkan maka benda uji
akan kembali ke bentuk semula (masih elastis).
3) Daerah plastis dibatasi dari fe sampai dengan regangan
2% (0,02), daerah di mana dengan tegangan yang
hampir konstan mengalami regangan yang besar.
Metode perencanaan plastis menggunakan daerah ini
untuk menentukan kekuatan plastis. Daerah ini juga
menunjukkan tingkat daktilitas dari material baja.
4) Daerah antara regangan �sh sampai pada daerah di mana
benda uji sudah putus dinamai daerah penguatan
regangan (strain hardening). Sesudah melewati daerah
22 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
plastis tegangan kemudian naik kembali namun dengan
regangan yang lebih besar, sampai pada puncaknya di
mana terdapat tegangan ultimate (fu), sesudah itu terjadi
penurunan tegangan namun regangan terus bertambah,
sampai kemudian benda uji menjadi putus.
Sifat mekanik tiap jenis baja dapat dilihat dalam tabel 2
berikut,
Tabel 2. Sifat mekanik beberapa jenis baja.
Jenis
Baja
Tegangan
leleh
minimum fy,
(MPa)
210
Peregangan
minimum
(%)
BJ 34
Tegangan
putus
minimum, fu
(MPa)
340
BJ 37
370
240
20
BJ 41
410
250
18
BJ 50
500
290
16
BJ 55
550
410
Sumber : SNI 03-1729-2002.
22
13
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud
perencanaan
ditetapkan
(SNI
031729-2002)
sebagai
berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson : μ = 0 , 3
Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-6 /oC
23 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
b. Keliatan dan Kekenyalan.
Keliatan (toughness) dan kekenyalan (resilience) suatu
bahan adalah kemampuan bahan tersebut menyerap energy
mekanis sebelum bahan tersebut hancur. Untuk tegangan
uniaksial (satu sumbu), besaran ini dapat diperoleh dari
kurva
uji
tarik
(tegangan–regangan)
seperti
yang
diperlihatkan Gambar 5.
Kekenyalan berhubungan dengan penyerapan energi
elastis suatu bahan, adalah jumlah energi elastis yang dapat
diserap oleh satu satuan volume bahan yang dibebani
tarikan, besarnya sama dengan luas bidang di bawah
diagram tegangan regangan sampai tegangan leleh, disebut
juga modulus kenyal.
Keliatan berhubungan energi total, baik elastis maupun
inelastis, yang dapat diserap oleh satu satuan volume bahan
sebelum patah/putus. Untuk tarikan uniaksial (satu sumbu),
keliatan sama dengan luas bidang di bawah kurva tegangan
regangan tarik sampai titik patah, disebut juga modulus
keliatan. Sebagai contoh, harga kekenyalan dan keliatan
diberikan dalam tabel 3 berikut:
24 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel 3. Harga kekenyalan dan keliatan baja.
Kekenyalan
kN. m/m3
Keliatan
kN. m/m 3
Baja Karbon
(A36 dengan Fy = 36 ksi)
152
82700
Baja paduan rendah
kekuatan tinggi
(A441 dengan Fy = 50 ksi)
296
103000
Baja karbon yang dicelup
dan dipanasi kembali
(Fy = 70 sampai 80 ksi)
758
124000
Jenis Baja
Baja paduan yang dicelup
1170
131000
dan dipanasi kembali
(A514 dengan Fy = 100
ksi)
Sumber : Charles G. Slmon, STRUKTUR BAJA, Design
dan Perilaku.
25 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
4. Macam-Macam Profil Baja.
Dalam dunia industri baja memiliki macam-macam
bentuk, ukuran dan jenisnya, sedangkan baja yang terdapat
di pasaran biasanya yaitu sebagai berikut.
a. Wide Flange (WF)
Gambar 7. Profil baja wide Lange (wf).
Baja Wide Flang atau kebanyakan orang baja WF atau
baja H-beam ini biasa digunakan untuk membuat sebuah
kolom, balok, tiang pancang, top & bottom chord member
pada truss, composite beam atau coloum, kanti liverkanopi,
dan masih banyak lagi kegunaannya.
Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide
Flange (WF): IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok
I, balok W.
Ada pun ukuran dari baja WF bisa di liat dalam tabel di
bawah ini.
26 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 8. Ukuran dari baja WF
27 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
b. U Channel (Kanal U, UNP)
Gambar 9.Baja U Channel (Kanal U, UNP)
Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang
hampir sama dengan baja WF , kecuali untuk kolom jarang
baja UNP ini jarang digunakan karena struktur nya yang
mudah mengalami tekukan disetiap sisi nya. bukan hanya
baja WF yang mempunya istilah lain baja UNP jug punya
istilah lain ini lah istilah lain baja UNP: Kanal U, Uchannel, Profil U
Ada pun Ukuran baja UNP seperti dalam tabel dibawah
ini .
28 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 10. Ukuran dari besi baja kanal U
c. C Channel (Kanal C, CNP)
Gambar 11. C Channel (Kanal C, CNP)
29 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk : purlin
(balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang
memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll),
member pada truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C
Ada pun ukuran baja CNP bisa kita lihat pada tabel
dibawah ini .
Gambar 12. Ukuran besi kanal C
30 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. RHS (Rectangular Hollow Section)–Cold Formed
(Hollow Persegi)
Gambar 13. RHS (Rectangular Hollow Section)–Cold
Formed (Hollow Persegi)
Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka
arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan
support ornamen-ornamen non struktural. ada pun istilah
lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
Ukuran baja jenis ini bisa kita lihat pada tabel dibawah
ini.
31 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 14. Ukuran baja RHS (Rectangular Hollow Section)–
Cold Formed (Hollow Persegi)
e. SHS (Square Hollow Section)–Cold Formed (Hollow
Kotak)
Gambar 15. Hollow kotak
Baja ini kegunaan dan istilah lain hampir sama dengan
RHS.
32 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Ada pun ukurannya dapat di lihat pada tabel di bawah
ini
Gambar 16. Ukuran baja Hollow Kotak
f. Steel Pipe (Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa Galvanis, Pipa
Seamless, Pipa Welded)
Gambar 17. Steel Pipe (Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa
Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded)
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal),
secondary beam (biasanya pada rangka atap), kolom
33 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya
eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai
artistik) Istilah lain : steel tube, pipa hitam, pipa galvanis
5. Kelakuan Baja Pada Suhu Tinggi.
Perencanaan struktur yang hanya berada pada suhu
atmosfir jarang meninjau kelakuan baja pada suhu tinggi.
Pengetahuan tentang kelakuan ini diperlukan dalam
menentukan prosedur pengelasan dan pengaruh kebakaran.
Bila suhu melampaui 93°C, kurva tegangan regangan
mulai menjadi tak linear dan secara bertahap titik leleh
yang jelas menghilang. Modulus elastisitas, kekuatan leleh,
dan kekuatan tarik akan menurun bila suhu naik. Pada suhu
antara 430 dan 540°C terjadi laju penurunan maksimum.
Baja dengan persentase karbon yang tinggi, seperti A36
A440 menunjukkan pelapukan regangan (strain aging),
pada suhu 150 sampai 370°C. Pelapukan regangan
mengakibatkan turunnya daktilitas.
Penurunan modulus elastisitas tidak terlalu besar pada
suhu sampai 540°C, setelah itu modulus elastisitas akan
menurun dengan cepat. Yang lebih penting, bila suhu
mencapai 260 sampai 320°C deformasi pada baja akan
membesar sebanding dengan lamanya waktu pembebanan,
fenomena ini dikenal sebagai "rangkak" (creep). Rangkak
34 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
sering dijumpai pada struktur beton dan pengaruhnya pada
baja (yang tidak terjadi pada suhu kamar) meningkat bila
suhu naik.
Pengaruh suhu tinggi yang lain adalah :
a. Memperbaiki daya tahan kejut takik sampai kira-kira
65-95°C.
b. Menaikkan kegetasan akibat perubahan metalurgis,
seperti pengendapan senyawa karbon yang mulai terjadi
pada suhu 510°C.
c. Menaikkan sifat tahan karat baja struktural bila suhu
mendekati 540°C.
Baja umumnya dipakai pada keadaan suhu di bawah
1000°F, dan beberapa baja yang diberi perlakuan panas
harus dijaga agar suhunya di bawah 430°C.
35 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
ALAT POTONG.
1. Macam-Macam Alat Potong.
Alat potong yang dapat digunakan dalam pengerjaan
memotong baja, yaitu kita dapat menggunakan alat potong
manual maupun alat potong otomatis.
a. Gergaji tangan.
Gergaji ialah sejenis
alat yang digunakan untuk
memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan
bentuk gigi gergaji bergantung kepada bahan yang
dipotong, contohnya kayu atau logam. Ada banyak jenis
gergaji. Di antaranya merupakan peralatan tangan yang
bekerja dengan kekuatan otot. Beberapa gergaji memiliki
sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrik dan lebih
kuat dari gergaji tangan.
Gergaji
biasanya
menimbulkan
bunyi
bising.
Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak
berbahaya karena tepinya yang tajam. Bagian benda yang
dipotong gergaji dapat terbang tanpa disadari dan
berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit. Gergaji tangan
adalah alat potong yang banyak digunakan pada bengkel
kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah
peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini
adalah untuk menyiapkan bahan bakal yang akan
dikerjakan atau dibuat benda kerja.
36 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah
pemotongan ke arah depan sedangkan langkah mundur
mata gergaji tidak melakukan pemotongan. Prinsip kerja
tersebut sama dengan prinsip kerja mengikir. Pekerjaan
pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang
mempunyai gigi-gigi pemotong. Dengan menggunakan
gergaji
tangan
dapat
dilakukan
pekerjaan
seperti
memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan
melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum
benda kerja dikerjakan oleh peralatan lain.
Gambar 18. Gergaji Tangan
1) Bagian-bagian Gergaji Tangan.
Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan adalah:
a) Bingkai/rangka, Bingkai gergaji kuat dan kokoh
untuk memegang mata gergaji ketika dipasang dalam
berbagai bentuk untuk melakukan suatu pekerjaan.
Terdapat dua jenis bingkai, yaitu bingkai tetap dan
bingkai tidak tetap. Bingkai tetap hanya dapat
memegang mata gergaji yang sama panjangnya
37 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
dengan bingkai. Sementara bingkai tidak tetap dapat
digunakan untuk memasang mata gergaji yang
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. tersebut.
b) Pemegang, Pemegang gergaji terdiri dari berbagai
jenis, seperti pemegang yang berbentuk lurus atau
berbentuk pistol. Pemilihan pemegang gergaji
tergantung pada keinginan pemakai pada saat
melakukan pekerjaan tertentu.
c) Peregang/pengikat, Peregang adalah baut yang
terdapat pada bingkai gergaji yang berfungsi untuk
mengikat dan mengatur ketegangan mata gergaji
pada saat dipasang pada bingkai.
d) Daun mata gergaji, Pemilihan mata gergaji sangat
penting untuk menggergaji sesuatu jenis logam
dengan
baik.
Beberapa
faktor
yang
perlu
diperhatikan pada saat memilih mata gergaji adalah:
(1)Bahan mata gergaji, Mata gergaji dibuat dari
bahan seperti baja karbon tinggi, baja tahan
panas, baja paduan tungsten dan baja paduan
molibdenum.
Pemilihan
jenis
mata
gergaji
tergantung pada kekerasan logam yang akan
dipotong. Mata gergaji yang terbuat dari baja
tahan panas lebih ekonomi dan tidak cepat haus
jika dibandingkan dengan jenis yang lain.
38 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
(2)Kekerasan mata gergaji, Ke banyakkan mata
gergaji dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk
jenis mata gergaji lentur, hanya bagian giginya
saja yang dikeraskan. Mata gergaji ini jarang
patah dan dapat memotong bagian-bagian yang
sukar dipotong.
(3)Ukuran mata gergaji, Panjang mata gergaji adalah
antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi
tangan.
(4)Bentuk mata gigi, Bentuk mata gergaji adalah
berselang seling ke kiri dan ke kanan. Tujuannya
adalah supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada
saat memotong benda kerja dan juga untuk
memberi ruang pada serbuk logam agar mudah
keluar.
2) Ukuran mata gergaji diukur dari:
a) Panjang
b) Tebal
c) Lebar
d) Jarak atau bilangan gigi dalam satu inci
Panjang bilah mata gergaji tangan diukur dari jarak
antara pusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah
mata gergaji tangan yang biasa digunakan panjangnya
39 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
ialah 250 mm dan 300 mm, lebarnya 13 mm dan 16 mm
serta tebalnya adalah 0.63 mm dan 0.80 mm
3) Memilih daun gergaji
Pekerjaan pemotongan akan berhasil dengan baik
apabila pemilihan alat potongnya yang benar, artinya
sesuai dengan jenis bahan yang akan dipotong,
sesuai dengan kecepatan pemotongan dan sesuai
dengan sifat pemotongan. Untuk itu perlu adanya
pedoman dalam pemilihan daun mata gergaji.
Di bawah ini diberikan pedoman sederhana, untuk
membantu pemilihan daun gergaji agar dapat dihasilkan
pemotongan yang baik.
a) Bahan yang akan dipotong harus terlebih dahulu
diketahui ke kerasannya dan jenis bahan apa.
b) Bahan yang akan dipotong terlebih dahulu harus
ketahui bentuk profil dan besar ukurannya.
c) Sifat pemotongan yang bagaimana yang harus
dilakukan,
apakah
pemotongan
dengan
menggunakan cairan pendingin atau tidak.
Pada tabel di bawah ini diberikan pedoman
pemilihan daun mata gergaji berkaitan dengan besar
ukuran dan jenis bahan.
40 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel.4. Hubungan antara besar ukuran bahan dan jenis
bahan dengan jenis daun mata gergaji
b. Pemotongan dengan Gerinda.
Gambar 19. Gerinda
Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan
batu gerinda sebagai alat potong. Proses kerja pemotongan
dilakukan dengan menjepit material pada ragum mesin
gerinda. Selanjutnya batu gerinda dengan putaran tinggi di
geserkan ke material. Kapasitas pemotongan yang dapat
dilakukan pada mesin gerinda ini hanya terbatas pada
pemotongan profil-profil. Profil-profil ini di antaranya pipa,
pelat strip, besi siku, pipa stalbush dan sebagainya.
41 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
KOMPONEN-KOMPONEN KONSTRUKSI.
1. Balok (Belam).
Beam diklasifikasikan menurut model tumpuannya.
Gaya reaksi pada beam dapat ditentukan apabila hanya
ada 3 buah gaya yang belum diketahui. Selain dari itu,
reaksinya tidak dapat ditentukan dengan prinsip statika
biasa (indeterminate).
Gambar 20. Contoh gaya yang terdapat pada suatu
komponen konstruksi balok (belam).
42 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 21. Contoh pengaplikasian balok (belam)
Tabel 5. Klasifikasi Beban – Tegangan
Beban
Sket
Tegangan
Normal Stress :
Aksial
Geser
P
E
A
Thermal Stress : E T
Shear Stress :
T
As
Normal Stress : x
Bending
Torsi
Shear Stress : xy
Shear Stress :
43 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
My
I
VQ
Ib
T
J
2. Batang (teruss).
Dalam interaksi antara bagian-bagian yang berhubungan, hukum ketiga Newton menyatakan bahwa gaya
aksi dan reaksi antara benda-benda yang kontak memiliki
besar, arah dan garis kerja yang sama.
Ada tiga kategori tentang struktur dalam tinjauan
teknik:
ͳ Frames: struktur penahan beban yang terdiri setidak-nya
satu batang dengan 3 atau lebih gaya (beban) yang
bekerja padanya.
ʹ Trusses: struktur penahan beban yang terdiri dari
batang-batang
lurus
yang
dihubungkan
dengan
sambungan dimana tiap batang ada 2 gaya yang bekerja
padanya.
͵ Machines: struktur yang memiliki elemen yang bergerak, didesain untuk mentransmisikan daya dan atau
memindahkan beban.
a. Keuntungan rangka batang (truss):
1) Dapat menahan beban yang sama dengan material
yang lebih ringan.
2) Memerlukan potongan material yang lebih kecil.
3) Banyak bentuk yang menjadi pilihan.
4) Tampak kacau.
44 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
b. Kelemahan rangka batang (truss):
1) Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dalam
pemasangannya.
2) Memerlukan penahan lateral yang lebih besar.
3) Kurang cocok untuk beban merata.
4) Tampak lebih bersih.
c. Rangka Batang (Truss): Contoh Aplikasi (Modern) pada
Stadium Australia
Gambar 22. Contoh pengaplikasian rangka batang (Truss).
45 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Tipe-tipe truss.
Gambar 23. Tipe-tipe batang (truss).
c. Tugas Latihan 1.
1. Apa yang disebut dengan baja?
2. Sebutkan sifat-sifat baja?
3. Sebutkan macam-macam jenis potongan kerangka baja?
46 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Rangkuman 1.
1. Baja secara umum dapat diartikan sebagai logam
campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C).
Jadi baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al),
seng (Zn), tembaga (Cu), dan titanium (Ti) yang
merupakan logam murni.
2. Macam-macam baja yaitu: Baja Karbon (carbon steel),
Baja Paduan Rendah Kekuatan Tinggi (High Strength
Low Alloy steel), dan Baja paduan rendah.
3. Sifat baja yaitu: sifat mekanik dan sifat keliatan dan
kekenyalan.
4. Profil baja ada 6 yaitu: Wide Flange (WF), U Channel
(Kanal U, UNP), C Channel (Kanal C, CNP), RHS
(Rectangular Hollow Section)–Cold Formed (Hollow
Persegi), SHS (Square Hollow Section)–Cold Formed
(Hollow Kotak), Steel Pipe (Pipa Baja, Pipa Hitam, dan
Pipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded).
5. Pengaruh suhu tinggi yang lain adalah :
Pengaruh suhu tinggi pada baja dapat digunakan untuk
a. Memperbaiki daya tahan kejut takik sampai kira-kira
65-95°C.
b. Menaikkan kegetasan akibat perubahan metalurgis,
seperti pengendapan senyawa karbon yang mulai
terjadi pada suhu 510°C.
47 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
c. Menaikkan sifat tahan karat baja struktural bila suhu
mendekati 540°C.
6. Gergaji ialah sejenis
alat yang digunakan untuk
memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan
bentuk gigi gergaji bergantung kepada bahan yang
dipotong, contohnya kayu atau logam.
7. Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan
batu gerinda sebagai alat potong.
8. Komponen konstruksi baja yaitu: balok (belam) dan
batang (teruss).
e. Latihan Soal Kegiatan Belajar 1.
1. Sebutkan dan jelaskan 3 macam baca karbon?
2. Sebutkan macam-macam profil baja yang anda ketahui?
3. Bagaimana memilih daun gergaji yang baik?
4. Sebutkan keuntungan dan kelemahan konstruksi dengan
rangka batang (Truss)?
48 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. KEGIATAN BELAJAR 2.
Membangun Komponen Fabrikasi Kerangka Baja.
a. Tujuan Pembelajaran 2.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 2 ini peserta
didik diharapkan mampu menguasai materi:
1. Mampu membaca sketsa gambar.
2. Mampu menggambar suatu objek dengan gambar
sketsa.
3. Mampu menerapkan teori pythagoras.
4. Mampu membangun konstruksi baja sederhana.
b. Uraian Materi 2.
GAMBAR SKETSA.
1. Pengertian sketsa gambar.
Gambar sketsa merupakan gambar ide awal untuk
mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam gambar desain.
Merangkum aspek-aspek desain gambar awal yang
memerlukan olahan lebih lanjut.
Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal
untuk perancang (yang menggambar) maupun orang lain.
Menggambar sketsa pada dasarnya adalah menarik garis
dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar atau penggaris.
49 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Dengan demikian kualitas garis harus diperhatikan sesuai
dengan karakter dan jenis gambar yang akan disajikan.
Kualitas garis yang dibuat oleh pensil akan ditentukan
oleh tingkat kehitaman (ketebalan) garis dan lebar garis.
Pada gambar sketsa, semua garis harus dimulai dan diakhiri
dengan tegas dan harus mempunyai kaitan yang logis
dengan garis lainnya dari awal sampai akhir. Bila dua garis
membentuk sudut atau perpotongan, kedua ujungnya harus
bertemu, tidak boleh kurang atau lebih.
Dalam menggambar sketsa teknik anda akan belajar
menggambar dengan arah pandang isometri. Biasanya
gambar dengan pandangan secara isometri dilihat pada
posisi miring sehingga arah pandangan bisa terlihat dari
beberapa pandangan yang meliputi: pandangan depan,
pandangan atas dan pandangan samping.
Gambar teknik yaitu suatu gambar yang dijadikan
media komunikasi para ahli teknik dalam merancang dan
membuat sebuah produk. Sedangkan gambar sekret
merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan
gagasan tertentu ke dalam gambar disain yang memerlukan
olahan lebih lanjut dan yang pembuatannya dengan
menarik garis dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar
atau penggaris.
50 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
a. Langkah-langkah dalam menggambar sketsa
1)
Menarik Garis Lurus Mendatar
Membuat garis lurus mendatar dengan baik seperti
yang dihasilkan dengan bantuan mistar cukup sulit.
Sampai saat ini tidak ada standar yang baku
bagaimana cara yang paling baik untuk menarik
garis secara free hand namun cara berikut dapat
diikuti.
a) Atur posisi kertas gambar.
b) Tentukan perkiraan titik awal dan titik akhir.
c) Tarik garis tipis sebagai percobaan; penglihatan
tertuju ke titik akhir.
d) Dari garis percobaan tadi bisa ditaksir garis
jadinya (tipis); arah penglihatan tertuju pada titik
akhir.
e) Tebalkan garis tadi; arah penglihatan tertuju pada
ujung pensil.
51 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 24. Menggambar garis lurus mendatar
2)
Menarik Garis Lurus Tegak.
Untuk menarik garis tegak caranya sama dengan
garis
lurus
mendatar,
arah
tariknya
garis
ditunjukkan oleh anak panah atau posisi kertas
diputar 900, sehingga posiinya sama dengan garis
mendatar atau menarik garis dari kiri atas ke kanan
bawah dengan gerakan seperti untuk garis lurus
mendatar.
Gambar 25. Membuat garis lurus tegak
52 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
3)
Membuat Lingkaran (Garis Lengkung)
Ada dua cara untuk membuat lingkaran (garis
lengkung), yaitu:
a) Cara Pertama
Buat garis-garis yang melewati pusat lingkaran,
sudut yang terbentuk kira-kira sama (garis
tipis), lihat gambar 26.1.
Ukur jari-jari lingkaran dengan bantuan secarik
kertas yang diberi tanda, lihat gambar 26.2.
Buat segi delapan (garis tipis), lihat gambar
26.3.
Buat garis lengkung yang menyinggung sisi
segi delapan (garis tipis), lihat gambar 26.4.
Tebalkan garis lengkung tadi, arah penglihatan
pada ujung pensil.
Gambar 26. Langkah 1
Gambar 26. Langkah 2
53 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 26. Langkah 3
Gambar 26. Langkah 4
Gambar 26. Langkah 5
b) Cara Kedua
Pegang dua buah pensil dengan posisi seperti
diperlihatkan pada 22 ujung pensil yang kanan
berfungsi sebagai jarum jangka.
Putar kertas berlawanan arah dengan jarum jam,
hasil lingkaran yang terjadi diperlihatkan oleh
gambar 27.
54 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 27. Membuat lingkaran dengan dua pensil
Gambar 28. Lingkaran yang dibuat
4)
Membuat Elips
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Bagi garis OA dan OB menjadi beberapa bagian
yang sama (lihat gambar 29.1).
b) Buat garis-garis tipis melalui titik-titik hasil
pembagi yang tadi seperti ditunjukkan pada
gambar 29.2.
c) Melalui titik perpotongan garis tadi, buatlah
lengkungan elips seperti diperlihatkan pada
Gambar 29.3.
55 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d) Ulangi cara seperti tadi pada bagian lain sehingga
bentuknya seperti di tunjukan pada Gambar 29.4.
Gambar 29. Langkah 1 sketsa elips
Gambar 29. Langkah 2 sketsa elips
Gambar 29. Langkah 3 sketsa elips
Gambar 29. Langkah 4 sketsa elips
56 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Untuk membuat gambar elips pada perspektif
isometri (bentuk silinder), ditunjukkan pada gambar 25.
Gambar 30. Urutan membuat gambar elips perspektif
isometric.
5)
Mensketsa Proyeksi Ortogonal
Mensketsa proyeksi ortogonal pada dasarnya
merupakan
gabungan
garis
lurus
dan
lengkung (lingkaran), lihat gambar 26.
Gambar 31. Contoh sketsa proyeksi ortogonal
57 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
garis
6)
Mensketsa dengan Efektif
Sudut-sudut pada efektif dibuat dengan cara
perkiraan, misalnya pada proyeksi isometri, sudut
30o dibuat dengan cara mengira-ngira garis tegak
lurus
diperkirakan
dibagi
memperlihatkan sketsa
tiga.
Gambar
27
sebuah kubus yang
digambar dengan cara perspektif.
Perspektif isometri
Perspektif dimetri
Perspektif miring
Gambar 32. Sketsa perspektif
7)
Mensketsa pada Kertas Bergaris (Millimeter Blok)
Kertas bergaris sangat membantu pada pembuatan
gambar sketsa, kekurangannya gambar menjadi
kurang jelas (lihat gambar 28).
58 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 33. Mensketsa pada kertas bergaris.
8)
Sketsa Benda Teknik dalam Proyeksi Miring
a) Sketsa Proyeksi Isometri
Gambar 34 dan 35 memperlihatkan sebuah benda
teknik yang digambar dalam bentuk gambar
perspektif isometri. Bagian yang dihitamkan
dimaksudkan supaya penampilan gambar lebih
menarik, cahaya dianggap dari sebelah kiri.
Gambar 34. Sketsa perspektif isometri.
59 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 35. Sketsa klem C dalam bentuk respektif
isometri.
b) Persfektif dengan Satu Titik Lenyap
Persfektif ini biasanya lebih menarik karena mirip
dengan hasil gambar foto (lihat gambar 36).
Supaya bagian yang menuju titik lenyap tidak
terlalu kecil, titik lenyap dianggap berada di luar
kertas gambar (seperti ditunjukkan oleh gambar
37).
60 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 36. Sketsa perspektif dengan titik lenyap.
Gambar 37. Sketsa perspektif dengan satu titik
lenyap di luar ruang gambar.
9)
Perspektif dengan Dua Titik Lenyap
Gambar 38, sketsa persfektif dengan dua titik
lenyap,
bentuknya
diperbaiki
dengan
cara
menganggap kedua titik lenyap berada di luar
kertas gambar (lihat gambar 39).
61 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 38. Sketsa perspektif dengan dua titik
lenyap.
Gambar 39. Sketsa perspektif dengan dua titik lenyap di
luar ruang gambar.
62 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
PENYAMBUNGAN KOMPONEN KONSTRUKSI.
1. Sambungan Las.
Sambungan las adalah sambungan antara dua atau
lebih permukaan logam dengan cara mengaplikasikan
pemanasan lokal pada permukaan benda yang disambung.
Perkembangan
teknologi
pengelasan
saat
ini
memberikan alternatif yang luas untuk penyambungan
komponen mesin atau struktur. Beberapa komponen
mesin
tertentu
pengelasan,
sering
dengan
dapat
biaya
difabrikasi
yang
dengan
lebih
murah
dibandingkan dengan pengecoran atau tempa. Saat ini
banyak part yang sebelumnya dibuat dengan cor atau
tempa, difabrikasi dengan menggunakan pengelasan
seperti ditunjukkan pada gambar 40. Sebagian besar
komponen mesin yang difabrikasi menggunakan las,
menggunakan teknik pengelasan dengan fusion, dimana
dua
benda
kerja
yang
disambung
dicairkan
permukaannya yang akan disambung.
Gambar 40. Komponen mesin yang dibuat dengan fusion
welding[juvinal].
63 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Beberapa kelebihan sambungan las dibandingkan
sambungan baut-mur atau sambungan keling (rivet)
adalah lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar,
tidak ada kemungkinan sambungan longgar, lebih tahan
beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih baik.
Sedangkan kelemahannya antara lain adalah adanya
tegangan sisa (residual stress), kemungkinan timbul
distorsi, perubahan struktur metalurgi pada sambungan,
dan masalah dalam disasembling.
Metode
pengelasan
diklasifikasikan
berdasarkan
metode pemanasan untuk mencairkan logam pengisi
serta permukaan yang disambung.
a. Electric Arc Welding: panas diaplikasikan oleh
busur listrik antara elektroda las dengan benda
kerja (lihat gambar 41). Berdasarkan (1) aplikasi
logam pengisi dan (2) perlindungan logam cair thd
atmosfir,
electric
arc
welding
diklasifikasikan
menjadi :
1)
Shielded Metal Arc welding (SMAW)
2)
Gas Metal Arc Welding (GMAW)
3)
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
4)
Flux-cored Arc Welding (FCAW)
5)
Submerged Arc Welding (SAW)
64 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 41 Electric Arc welding dengan coated
electrode[spott].
b. Resistance Welding: arus listrik meng-generate
panas dengan laju I2R, melalui kedua permukaan
benda kerja yang disambung. Kedua benda di cekam
dengan baik. Tidak diperlukan adanya logam
pengisi atau shield, tetapi proses pengelasan dapat
dilakukan pada ruang vakum atau dalam inert
gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi
masa dengan pengelasan kontinu. Range tebal
material yang cocok untuk pengelasan ini adalah
0,004 s/d 0,75 inchi.
c. Gas
Welding:
umumnya
menggunakan
pembakaran gas oxyacetylene untuk memanaskan
logam pengisi dan permukaan benda kerja yang
disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual
sehingga lebih cocok untuk pengelasan ringan dan
perbaikan.
65 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Laser beam welding: plasma arc welding, electron
beam welding, dan electroslag welding : adalah
teknologi
pengelasan
modern
yang
juga
menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang
sangat spesifik.
e. Solid state welding: proses penyambungan dengan
mengkombinasikan
panas
dan
tekanan
untuk
menyambungkan benda kerja. Temperatur logam
saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.
Simbol las diberikan pada gambar teknik dan
gambar kerja sehingga komponen dapat difabrikasi
secara akurat. Simbol las distandardkan oleh AWS
(American
Welding
Society).
Komponen
utama
simbol las sesuai dengan standard AWS adalah (1)
Reference line, (2) tanda panah, (3) basic weld symbols,
(4)
dimensi
dan
data
tambahan
lainnya,
(5)
supplementary symbols, (6) finish symbols, (7) tail,
dan (8) spesifikasi atau proses. Simbol las selengkapnya
ditunjukkan pada gambar 42. Contoh aplikasi simbol las
dan ilustrasi hasil bentuk konfigurasi sambungan
ditunjukkan pada gambar 42.
66 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 42. Simbol las sesuai standard AWS.
Gambar 43. Simbol las sesuai standard AWS
67 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 44. Contoh aplikasi simbol las.
Adapanun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
las fillet,
(a) angka menunjukkan ukuran leg, (b) menunjukkan
jarak
68 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Lingkaran menandakan bahwa pengelasan dlakukan
berkeliling.
Konfigurasi pengelasan tipe butt atau groove
(a) square, (b) V tunggal dengan root 2mm dan sudut
600, (c) V ganda, (d) bevel.
Pemilihan
metoda
pengelasan
untuk
fabrikasi
komponen mesin perlu mempertimbangkan mampu las
dari material. Kemampuan logam untuk disambung
dengan pengelasan ditampilkan pada tabel 6.
Tabel 6. Mampu las logam yang umum digunakan untuk
komponen mesin[juv].
69 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Terdapat banyak sekali konfigurasi sambungan las,
tetapi dalam buku ini kita hanya membahas tegangan
dan kekuatan sambungan jenis fillet weld. Diharapkan
setelah memahai konfigurasi ini dengan baik, maka
aplikasi untuk konfigurasi sambungan yang lain dapat
dipelajari dengan mudah. Beberapa sambungan dengan
konfigurasi fillet bel dan jenis beban paralel, dan beban
melintang ditunjukkan pada gambar 45.
70 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 45. Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi
Pembebanan[juv].
71 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Tegangan Pada Sambungan Las yang Mendapat
Beban Statik.
Beban yang bekerja pada struktur
sambungan
dengan tipe fillet dapat berbentuk beban paralel, beban
melintang (transverse), beban torsional, dan beban
bending. Untuk menganalisis tegangan yang terjadi
pada
sambungan
las
terlebih
dahulu
perlu
diperhatikan geometri sambungan las. Konfigurasi
sambungan las jenis fillet dinyatakan dengan panjang
leg, he seperti ditunjukkan pada gambar 46. Umumnya
panjang leg adalah sama besar, tetapi tidak selalu
harus demikian. Untuk keperluan engineering praktis,
tegangan pada sambungan las yang terpenting adalah
tegangan geser pada leher. fillet (throat). Panjang leher,
te didefinisikan sebagai jarak terpendek dari interseksi
pelat ke garis lurus yang menghubungkan leg atau
kepermukaan weld bead. Untuk kasus yang umum yaitu
las convex, panjang leher adalah pada posisi 450 dari
leg, atau te = 0,707 he. Jadi luas leher yang digunakan
untuk perhitungan tegangan adalah Aw = teL, dimana
L adalah panjang las.
72 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 46. Geometri dan bidang geser sambungan fillet bel.
3. Beban Paralel dan Beban Melintang.
Struktur sambungan las akan mengalami kegagalan
geser pada penampang terkecil yaitu pada bagian leher.
Hal ini berlaku baik untuk pembebanan paralel maupun
pembebanan melintang. Nilai tegangan geser pada
penampang leher dapat dihitung dengan persamaan :
�=
dengan:
�
�
−
�
ℎ
,
�
−
,
ℎ
te
= Panjang leher
he
= Panjang lega
Lw
= Panjang sambungan las
Jadi
untuk
sambungan,
menghindari
maka
tegangan
�
�
kegagalan
yang
terjadi haruslah
lebih kecil dari kekuatan luluh geser material :
�=
�
�
<
pada
� ��
73 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Mengingat geometri sambungan las, maka efek
konsentrasi tegangan perlu
dipertimbangkan dalam
perancangan konstruksi las. Penelitian yang dilakukan
oleh Salakian dan Norris tentang distribusi tegangan di
sepanjang leher las fillet menunjukkan adanya fenomena
konsentrasi
tegangan
tegangan
ditunjukkan
tersebut.
pada
Bentuk
gambar
distribusi
47.
Untuk
keperluan praktis dalam perancangan sambungan las,
harga faktor konsentrasi tegangan ditunjukkan pada
gambar 47.
74 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 47. Distribusi tegangan pada sambungan las fillet
yang mendapat beban melintang.
Gambar 48. Faktor konsentrasi tegangan
sambungan las fillet.
4. Beban Torsional.
Untuk struktur sambungan las yang mendapat beban
torsional maka resultan tegangan geser yang terjadi
pada suatu grup sambungan las adalah jumlah vektor
tegangan geser melintang
dengan
tegangan
75 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
geser
torsional.
Tegangan
geser
akibat
gaya
melintang
(transverse load) dapat dihitung dengan persamaan:
� =
�
=
�
���� �� �
� �� � �� � �ℎ�
Sedangkan tegangan geser torsional adalah:
dengan.
� =
T= torsi yang bekerja, N-m
r= jarak dari titik pusat massa ke titik terjauh, m
J= momen inersia pola penampang las, m3
Seperti halnya pada beban pararel dan melintang,
penampang kritis untuk beban torsional adalah pada
penampang leher. Momen inersia polar penampang lasa
dapat dinyatakan dalam satuan momen inersia polar grup
las sebagai
J=te Ju = 0,707heJu
Dengan Ju adalah satuan momen inersia polar yang
ditunjukkan pada gambar 9.6 untuk berbagai konstruksi
sambungan las fillet yang umum digunakan. Tabel
tersebut dapat mempermudah perhitungan tegangan
akibat beban torsional.
76 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Jadi untuk mengindarkan struktur sambungan gagal
akibat
beban torsional maka haruslah
dirancang
sedemikian rupa sehingga resultan tegangan geser yang
terjadi lebih kecil dari kekuatan geser material.
� =� +� <
�
5. Beban Bending.
Pada pembebanan bending, sambungan lasa akan
mengalami tegangan geser melintang dan juga tegangan
normal akibat momen bending. Tegangan geser langsung
akibat gaya geser dapat dihitung dengan persamaan
(9.1). Sedangkan tegangan normal dapat
dihitung
dengan persamaan
�
dimana c adalah jarak dari sumbu netral, dan I adalah
momen inersia penampang yang dapat dinyatakan dalam
satuan momen inersia penampanng las, Iu sebagai.
l=te lu Lw = 0,707heluLw
77 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel 7. Parameter geometri konstruksi sambungan las fillet
untuk berbagai kondisi pembebanan.
78 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel 8. Parameter geometri konstruksi sambungan las fillet
untuk berbagai kondisi pembebanan. (lanjutan tabel 7)
Lw adalah panjang las, dan Iu
untuk beberapa
konstruksi sambungan ditunjukkan pada tabel 7 Gaya
persatuan panjang dari las adalah.
��
wl = �
79 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
dimana a adalah jarak antara posisi sambungan dengan
aplikasi beban.
Setelah tegangan geser dan tegangan normal yang
terjadi didapatkan, maka selanjutnya dapat ditentukan
principal stress tertinggi pada sambungan. Kegagalan
sambungan dapat ditentukan dengan menggunakan teori
tegangan geser maksimum (MSST) atau teori energi
distorsi (DET).
6. Kekuatan Material Sambungan Las.
Elektroda yang digunakan pada electric arc welding
ditandai dengan huruf E dan diikuti empat digit angka.
Contoh
E6018.
Dua
angka
pertama
menandaka
kekuatan material setelah menjadi sambungan dalam
ribuan pound per inchi kuadrat (ksi). Angka ke tiga
menunjukkan posisi las seperti misalnya posisi flat,
vertikal, atau overhead. Sedangkan
angka terakhir
menandakan variabel dalam pengelasan seperti misalnya
besarnya arus. Tabel 9 menampilkan kekuatan minimum
untuk beberapa elektroda yang banyak digunakan untuk
komponen mesin. Dengan diketahuinya kekuatan yield
material dan tegangan yang terjadi akibat beban yang
bekerja, maka perancang dapat menentukan tegangan
perancangan dan faktor keamanan yang diinginkan.
80 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tabel 9. Kekuatan elektroda las.
7. Kekuatan Fatigue Sambungan Las.
Pada saat k o n s tr u k s i sambungan las mendapat
beban
bolak-balik
(cyclic)
maka
kemungkinan
kegagalan fatigue adalah merupakan pertimbangan
utama dalam perancangan. Adanya void dan inklusi
pada sambungan las memberikan efek yang tidak terlalu
signifikan pada beban statik, tetapi menurukan kekuatan
fatigue secara signifikan. Retak biasanya merambat
pada daerah heat-affected-zone (HAZ), karena daerar
ini merupakan daerah yang paling lemah dalam
sambungan. Sangat jarang sekali perambatan retak
terjadi
pada
logam
pengisi.
Beberapa
textbooks
menyarankan tidak menggunakan sambungan las untuk
komponen yang mendapat beban fatigue. Hal ini tidak
membantu
engineer
dalam
perancangan
81 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
karena
komponen mesin umumnya mendapat beban dinamik.
Untuk
keperluan
praktis,
nilai
faktor
konsentrasi
tegangan fatigue untuk beberapa jenis sambungan las
diberikan pada tabel 10 berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh jennings.
Tabel 10.Faktor konsentrasi tegangan fatigue sambungan las.
Type of Weld
Reinforced but bel
Toe of Transverse fillet bel
End of parallel fillet bel
T-butt joint with sharp
corner
Fatigue stress concentration
factors, Kf
1,2
1,5
2,7
2,0
82 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
PELAPISAN ATAU PENGECATAN.
1. Pengertian Pelapisan.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi
permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah
(decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi
(protective) dari korosi/karat.
2. Fungsi Pengecatan.
a. Melindungi
Permukaan
(Logam)
Dari
Bahaya
Karatan/Korosi
b. Sebagai Dekorasi
3. Proses Pengecatan.
a. Pendempulan
body,
bertujuan
untuk
perbaikan
permukaan. Sebelum didempul dilapisi cat dasar agar
terlihat dengan jelas permukaan yang kurang baik.
b. Pengamplasan,
bertujuan
untuk
menghalushan
dempulan.
c. Pelapisan
cat
dasar
epoxy,
untuk
mengetahui
permukaan apakah sudah baik atau belum, juga untuk
mendasari cat.
d. Pelapisan cat, yaitu cat body dengan warna sesuai
keinginan.
83 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
e. Pengamplasan dengan kertas amplas halus, untuk
menghasilkan cat yang halus.
f. Pelapisan top coat (clear), untuk melapisi cat dan untuk
mengkilapkan cat.
g. Pemberian compound, untuk finishing
4. Bahan–Bahan yang digunakan untuk Persiapan
Permukaan.
Bahan–bahan
yang
digunakan
untuk
persiapan
permukaan seperti yang terlihat di dalam diagram langkah–
langkah dalam persiapan permukaan yaitu:
a. Cat Dasar Primer
Cat dasar primer berfungsi melapisi plat bodi setelah
diamplas untuk mencegah karat dan menambah/meratakan
daya lekat (adesi) antara metal dasar dengan lapisan cat
berikutnya.
Cat dasar primer merupakan cat anti korosi yang pada
dasarnya mengandung pigment yang berfungsi untuk
mencegah korosi atau karat, di kombinasikan dengan resin
atau binder atau perekat yang mempunyai sifat proteksi
terhadap besi/baja/steel sehingga terlindung dari media
luar, yaitu udara dan air.
Macam–macam cat dasar primer adalah sebagai berikut:
1) Wash Primer
84 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Cat dasar primer yang mengandung polyvinyl
butyral, zinc chromate, alcohol, dan phosphoric acid,
digunakan sebagai lapisan cat pertama untuk
penghambat korosi pada logam dan membentuk
lapisan konversi kimia pada permukaan metal dasar
sehingga meningkatkan adhesi lapisan berikutnya.
Macam cat dasar ini tersedia dalam dua komponen
yaitu
terdiri
dari
bahan
dasar
dan
bahan
pengering/pengeras (harderner)
2) Lacquer Primer
Lacquer primer merupakan cat dasar primer satu
komponen yang mengandung nitrocellulose dan
alkyd resin. Macam cat dasar primer ini sangat
mudah mongering dan mudah penggunaannya tetapi
daya
tahan
terhadap
pencegahan
karat
dan
karakteristik adesi tidak sebaik macam cat dasar
yang lain.
3) Urethane Primer
Merupakan
primer
tipe
dua
komponen
yang
menggunakan polysocyanate sebagai hardener. Cat
primer ini juga disebut sebagai cat Polyurethane.
Uretane primer memberikan ketahanan karat dan
karakteristik adhesi yang sangat baik. Cat dasar
Polyurethane memiliki kandungan bahan berkualitas
85 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
tinggi dan proses pengeringannya tidak secepat cat
acrylic, sehingga dapat menghasilkan permukaan cat
yang
rata
dan
Polyurethane
hasil
lebih
yang
mudah
high
gloss.
Cat
diaplikasikan
dan
menggunakan thinner polyurethane extra slow.
4) Epoxy Primer
Epoxy Primer merupakan bahan untuk melindungi
logam dari proses oxidasi dan bersifat tahan air.
Epoxy
primer
disemprotkan
untuk
melapisi
permukaan plat bodi sebanyak 1 sampai 2 kali lapis
penyemprotan unuk mendapatkan hasil maksimal.
Karakteristik dari Epoxy Primer adalah. Melindungi
dengan baik bahan yang terbuat dari logam dari
karat, melekat sangat bagus pada logam dan
menghasilkan lapisan dasar yang sempurna untuk
pengecatan.
b. Dempul (Putty)
Dempul (Putty) adalah lapisan dasar (under coat) yang
digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan
besar
atau
cacat-cacat
pada
permukaan
panel/bodi
kendaraan Dempul juga dipergunakan dengan maksud
untuk memberikan bentuk dari benda kerja apabila bentuk
benda kerja sulit dilakukan. Setelah mengering dempul
dapat
diamplas
untuk
mendapatkan
bentuk
86 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
yang
diinginkan. Dempul dapat digolongkan menjadi tiga
macam menurut penggunaannya, yaitu :
1) Polyester Putty
Jenis dempul ini adalah tipe dua komponen dan
sering juga disebut dempul plastik. Dempul ini
menggunakan organic peroxide sebagai hardener dan
mengandung
banyak
pigment
sehingga
dapat
membentuk lapisan yang tebal dan mudah diamplas.
Dempul jenis ini menghasilkan tekstur yang keras
setelah mengering. Biasanya dempul ini diulaskan
dengan
menggunakan
kape
dempul
dan
dipergunakan untuk menutup cacat yang parah atau
untuk memberi bentuk pada bidang.
2) Epoxy Putty
Epoxy putty merupakan dempul tipe dua komponen,
dempul ini mempunyai ketahanan yang baik
terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang baik
terhadap berbagai material dasar. Bahan utama
dempul ini adalah epoxy resin dan amine sebagai
hardener. Oleh karena itu proses pengeringan
dempul
ini
lama,
dengan
pemanasan
paksa
menggunakan oven pengering. Dempul ini dapat
diulaskan dengan kap dempul atau disemprotkan.
3) Lacquer Putty
87 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Dempul ini tipe satu komponen bahan utamanya
terbuat dari Nitrocellulose dan acrylic resin. Lacquer
Putty dapat disemprotkan secara tipis-tipis untuk
menutupi lubang kecil atau goresan-goresan pada
komponen panel bodi
c. Surfacer
Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan
diatas primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya
Surface berfungsi sebagai :
1) Pengisi bagian penyok kecil atau goresan kertas
2) Pencegah penyerapan pengecatan akhir (top coat)
3) Meratakan daya lekat diantara cat lapisan dasar
(under coat) dengan pengecatan akhir (top coat).
Macam–macam surface adalah sebagai berikut:
1) Lacquer Surfacer
Surface satu-komponen ini bahan utamanya terbuat
dari nitrocellulose dan alkyd atau acrylic resin,
Lacquer
Surfacer
mudah
penggunaannya
dan
mempunyai sifat cepat mengering. Akan tetapi,
dalam hal karakteristik pelapisannya, material ini
memiliki rate yang lebih rendah dari surface lain.
2) Urethane Surfacer
Surface dua komponen ini bahan utamanya terbuat
dari polyester, acrylic, dan alkyd resin, merupakan
88 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
surface tipe dua-komponen yang menggunakan
polyisocyanate sebagai hardener. Sekalipun dapat
memberikan kemampuan pelapisan yang sangat baik,
tetapi
pengeringannya
lambat,
memerlukan
pengeringan-paksa dengan temperatur kira-kira 60ºc
(140ºF)
Seperti yang sudah dipahami, bahwa semakin cepat
surface mengering, semakin rendah kemampuan
pelapisannya
(Adesi,
Kemampuan
Mengisi,
Ketahanan Serap/Sealing, Ketahanan Air) jadi
Urethane Surfacer termasuk macam surface yang
baik
3) Thermosetting Amino Alkyd Surfacer
Macam surface ini termasuk surface dua komponen
yang bahan utamanya terbuat dari melamine dan
alkyd resin, yang digunakan sebagai primer sebelum
penggunaan pengecatan bake-finish. Memerlukan
pemanasan hingga temperatur 90 sampai 120ºC (190
sampai 240ºF), tetapi memberikan kemampuan
pelapisan yang sama sebagaimana pada mobil baru.
89 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN.
a. Amplas (Sandpaper).
Amplas
berfungsi
untuk
mengikis/menghaluskan
permukaan benda kerja dengan cara digosokkan. Halus dan
kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang
tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar
angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat
susunan pasir amplas tersebut. Pada pekerjaan perbaikan
dan penyelesaian bodi otomotif, amplas digunakan untuk
menggosok lapisan cat, dempul atau surfacer.
Terdapat berbagai macam amplas berdasarkan material,
bentuk, serta kekasarannya. Amplas merupakan salah satu
jenis material abrasif yang dibuat dengan proses perlekatan
(coated abrasive). Amplas terdiri atas dua bagian yang
disatukan, yaitu material abrasif dan material backing.
Material
backing
yang
digunakan
pada
amplas
merupakan bahan fleksibel, terbuat dari kertas, kertas tahan
air,
kain,
dan
synthetic
fiberglass.
Amplas
yang
menggunakan material backing dari bahan kertas tidak
tahan air sehingga hanya dapat digunakan pada pekerjaan
pengamplasan kering (dry-sanding). Pemilihan penggunaan
amplas dengan material backing dari bahan kertas tahan
air, kain, ataupun synthetic fiberglass disesuaikan dengan
90 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
kekuatan, fleksibilitas, dan kondisi bidang permukaan
benda kerja yang akan dikerjakan.
b. Material Abrasif Amplas.
Terdapat dua jenis material abrasif amplas yang umum
digunakan pada pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi
otomotif, yaitu silicon carbide dan alumunium oxide.
Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide,
terpecah-pecah
menjadi
butiran
kecil
pada
saat
pengamplasan dan secara konstan memunculkan tepian
baru yang tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk
mengamplas (sanding) cat yang relatif lunak.
Oxidized alumunium merupakan partikel abrasif yang
sangat kuat dan tahan aus. Oleh karena itu oxidized
alumunium sangat sesuai digunakan untuk mengamplas cat
yang relatif keras
c. Metode Pelekatan.
Terdapat beberapa bahan adhesif yang digunakan untuk
melekatkan material abrasif pada backing material. Metode
pelekatan menggunakan lem masih digunakan, tetapi
amplas jenis ini tidak mampu digunakan pada pekerjaan
dengan suhu tinggi, disamping itu juga tidak tahan air
sehingga
hanya
dapat
digunakan
pada
pekerjaan
pengamplasan kering.
91 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Metode pelekatan untuk amplas tahan air (waterproof)
menggunakan metode ikatan resin, material abrasif
dilekatkan pada kertas tahan air, kain ataupun synthetic
fiberglass.
Terdapat dua jenis pelekatan material abrasif pada
backing material, yaitu:
1) Pelekatan lapisan terbuka, partikel abrasif dilekatkan
pada backing material dengan kerapatan yang rendah
sehingga terdapat jarak/poripori yang cukup lebar
diantara
partikel-partikel
abrasif.
Hal
ini
memungkinkan material yang diamplas terlepas dari
partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas
menjadi
tersumbat.
Metode
lapisan
terbuka
digunakan pada amplas yang digunakan pada
pekerjaan pengam-plasan kering.
2) Pelekatan
lapisan
tertutup,
partikel
abrasif
ditempelkan pada backing material secara rapat.
Amplas
yang
pelekatan
partikel
abrasifnya
menggunakan metode ini sesuai digunakan pada
pengamplasan
pengamplasan
bawah
basah,
(wet-sanding).
cairan
akan
Pada
melepaskan
material yang diamplas dari pori-pori partikel abrasif
sehingga
mengurangi
gejala
tersumbatnya
permukaan amplas.
92 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Klasifikasi kekasaran amplas.
Tingkat kekasaran amplas (grit) dinyatakan dalam kode
penomoran. Tingkatan nomor Grit biasanya dicetak pada
bagian belakang material backing amplas. Semakin besar
nomor Grit, semakin halus partikel abrasifnya. Tabel di
bawah ini menunjukan klasifikasi Grit amplas terhadap
jenis pekerjaan yang sesuai.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat
penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada
hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan.
Sebagai contoh, pemborosan waktu dan tenaga akan
terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal
No. 600 digunakan untuk
Pelekatan Lapisan Tertutup, mengupas cat aslinya,
apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan
dengan amplas yang memiliki rit No. 60, maka tidak akan
diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan
diaplikasikan
Demikian pula, memilih nomor grit amplas secara
bertahap
adalah
penting.
Diagram
dibawah
ini
memperlihatkan contoh aplikasi rangkaian atau tahapan
dalam memilih berbagai nomor grit amplas digunakan pada
proses pengamplasan.
93 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
c. Tugas Latihan 2.
1. Apa yang disebut dengan gambar sketsa?
2. Pengertian sambungan las?
3. Apa yang disebut dengan pengacatan?
d. Rangkuman 2.
1. Gambar sketsa merupakan gambar ide awal untuk
mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam gambar
desain. Merangkum aspek-aspek desain gambar awal
yang memerlukan olahan lebih lanjut.
2. Sambungan las adalah sambungan antara dua atau
lebih
permukaan
logam
dengan
cara
mengaplikasikan pemanasan lokal pada permukaan
benda yang disambung.
3. Metode
pengelasan
diklasifikasikan
berdasarkan
metode pemanasan untuk mencairkan logam pengisi
serta permukaan yang disambung, yaitu ada lima:
a.
Electric Arc Welding
b.
Resistance Welding
c.
Gas Welding
d.
Laser beam beling
e.
Solid state welding
4. Pengertian pelapisan Cat adalah suatu cairan yang
dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan
94 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
untuk
memperindah
(reinforcing),
dan
(decoratif),
melindungi
memperkuat
(protective)
dari
korosi/karat.
e. Latihan Soal Kegiatan Belajar 2.
1. Buatlah langkah-langkah mengambaran sketsa dengan
bentuk elips?
2. Apa yang disebut dengan resistance welding?
3. Sebutkan macam-macam jenis cat dasar primer?
95 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
3. KEGIATAN BELAJAR 3.
LEMBAR KERJA.
Aplikasikanlah prinsip tentang gambar sketsa, teknik
penyambungan dan teknik pelapisan.
TUGAS PRAKTEK.
Pengaplikasian pemahaman tentang karakteristik, ruang
lingkup, dan desain sederhana.
OBJEK KERJA: Membuat Rak Sepatu
a. Tujuan Pembelajaran 3.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 3 ini peserta
didik diharapkan mampu menguasai materi:
1. Mampu membangun konstruksi sederhana.
2. Mampu bekerja Time Works.
3. Saling menghargai antar pendapat teman.
b. Uraian Materi 3.
Pada kegiatan pembelajaran ke 3 ini kita akan membangun
atau membuat suatu konstruksi kerangka sederhana yaitu
berupa Rak sepatu:
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu:
1. Baja hollow dengan ukuran 2x2 cm
96 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Pelapisan dan perlengkapannya (amplas, dempul, cat
dasar, dan cat clear)
Alat yang digunakan:
1. Seperangkat alat tangan (Penggaris siku, meteran,
penggores dan Grenda potong, dll)
2. Mesin las listrik (SMAW)
3. Alat cat (kompresor, dan spraygun)
Langkah keselamatan kerja
1. Pakailah pakaian kerja selama bekerja di bengkel
(Wearpak).
2. Gunakan sepatu Safety.
3. Gunakan
APD
yang
sesuai
dengan
pekerjaan/
pengoprasian mesin-mesin di bengkel kerja.
4. Bekerja harus fokus pada pekerjaan, tidak boleh
ceroboh.
5. Ikuti
semua
petunjuk
penggunaan
mesin-mesin
pengerjaan yang ada.
6. Taati peraturan tata tertib yang ada di dalam bengkel.
Langkah kerja:
1. Membuat gambar sketsa terlebih dahulu
2. Persiapan alat dan bahan yang akan dipakai
Pembahanan:
1. Mengukur bahan yang akan digunakan dengan ukuran
yang sudah tertera pada gambar kerja
97 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Memotong bahan sesuai dengan ukurannya
3. Membuat parts untuk komponen konstruksi:
a. Part untuk penyangga/ kaki rak sepatu
b. Part untuk penopang sepatunya
Pembuatan konstruksi komponen rak sepatu:
1. Membuat konstruksi rangka pada penyangga/ kaki rak
sepatu
2. Membuat penopang sepatu
Perakitan:
1. Menghaluskan seluruh bagian parts, dan komponen
konstruksi
2. Merakit rangka kaki rak sepatu
3. Merakit penopang sepatu pada rangka kaki rak sepatu
c. Hal yang ingin ditanyakan kepada instruktur:
1. .........................................................................................
2. .........................................................................................
3. .........................................................................................
4. .........................................................................................
5. .........................................................................................
98 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Gambar kerja.
99 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
4. KEGIATAN BELAJAR 4.
LEMBAR KERJA.
Aplikasikanlah prinsip tentang gambar sketsa, teknik
penyambungan dan teknik pelapisan.
TUGAS PRAKTEK.
Pengaplikasian pemahaman tentang karakteristik, ruang
lingkup, dan desain sederhana.
OBJEK KERJA: Membuat Kursi Taman
a. Tujuan Pembelajaran 4.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 4 ini peserta
didik diharapkan mampu menguasai materi:
1. Mampu membangun konstruksi sederhana.
2. Mampu bekerja Time Works.
3. Saling menghargai antar pendapat teman.
b. Uraian Materi 4.
Pada kegiatan pembelajaran ke 4 ini kita akan membangun
atau membuat suatu konstruksi kerangka sederhana yaitu
berupa Kursi Taman:
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu:
1. Baja hollow dengan ukuran 2x2 cm
100 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Pelapisan dan perlengkapannya (amplas, dempul, cat
dasar, dan cat clear)
Alat yang digunakan:
1. Seperangkat alat tangan (Penggaris siku, meteran,
penggores dan Grenda potong, dll)
2. Mesin las listrik (SMAW)
3. Alat cat (kompresor, dan spraygun)
Langkah keselamatan kerja
1. Pakailah pakaian kerja selama bekerja di bengkel
(Wearpak).
2. Gunakan sepatu Safety.
3. Gunakan
APD
yang
sesuai
dengan
pekerjaan/
pengoprasian mesin-mesin di bengkel kerja.
4. Bekerja harus fokus pada pekerjaan, tidak boleh
ceroboh.
5. Ikuti
semua
petunjuk
penggunaan
mesin-mesin
pengerjaan yang ada.
6. Taati peraturan tata tertib yang ada di dalam bengkel.
Langkah kerja:
1. Membuat gambar sketsa terlebih dahulu
2. Persiapan alat dan bahan yang akan dipakai
Pembahanan:
1. Mengukur bahan yang akan digunakan dengan ukuran
yang sudah tertera pada gambar kerja
101 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Memotong bahan sesuai dengan ukurannya
3. Membuat parts untuk komponen konstruksi:
a. Part untuk penyangga/ kaki kursi taman
b. Part untuk penopang
Pembuatan konstruksi komponen kursi taman:
1. Membuat konstruksi rangka pada penyangga/ kaki kursi
taman
2. Membuat penopang
Perakitan:
1. Menghaluskan seluruh bagian parts, dan komponen
konstruksi
2. Merakit rangka kaki kursi taman
3. Merakit penopang pada rangka kaki kursi taman
c. Hal yang ingin ditanyakan kepada instruktur:
1. .........................................................................................
2. .........................................................................................
3. .........................................................................................
4. .........................................................................................
5. .........................................................................................
102 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Gambar kerja.
103 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
5. KEGIATAN BELAJAR 5.
LEMBAR KERJA.
Aplikasikanlah prinsip tentang gambar sketsa, teknik
penyambungan dan teknik pelapisan.
TUGAS PRAKTEK.
Pengaplikasian pemahaman tentang karakteristik, ruang
lingkup, dan desain sederhana.
OBJEK KERJA: Membuat Meja Lipat
a. Tujuan Pembelajaran 5.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 5 ini peserta
didik diharapkan mampu menguasai materi:
1. Mampu membangun konstruksi sederhana.
2. Mampu bekerja Time Works.
3. Saling menghargai antar pendapat teman.
b. Uraian Materi 5.
Pada kegiatan pembelajaran ke 5 ini kita akan membangun
atau membuat suatu konstruksi kerangka sederhana yaitu
berupa Meja Lipat:
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu:
1. Baja hollow dengan ukuran 2x2 cm
104 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Pelapisan dan perlengkapannya (amplas, dempul, cat
dasar, dan cat clear)
Alat yang digunakan:
1. Seperangkat alat tangan (Penggaris siku, meteran,
penggores dan Grenda potong, dll)
2. Mesin las listrik (SMAW)
3. Alat cat (kompresor, dan spraygun)
Langkah keselamatan kerja
1. Pakailah pakaian kerja selama bekerja di bengkel
(Wearpak).
2. Gunakan sepatu Safety.
3. Gunakan
APD
yang
sesuai
dengan
pekerjaan/
pengoprasian mesin-mesin di bengkel kerja.
4. Bekerja harus fokus pada pekerjaan, tidak boleh
ceroboh.
5. Ikuti
semua
petunjuk
penggunaan
mesin-mesin
pengerjaan yang ada.
6. Taati peraturan tata tertib yang ada di dalam bengkel.
Langkah kerja:
1. Membuat gambar sketsa terlebih dahulu
2. Persiapan alat dan bahan yang akan dipakai
Pembahanan:
1. Mengukur bahan yang akan digunakan dengan ukuran
yang sudah tertera pada gambar kerja
105 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2. Memotong bahan sesuai dengan ukurannya
3. Membuat parts untuk komponen konstruksi:
a. Part untuk penyangga/ kaki meja lipat
b. Part untuk penopang
Pembuatan konstruksi komponen meja lipat:
1. Membuat konstruksi rangka pada penyangga/ kaki meja
lipat
2. Membuat penopang
Perakitan:
1. Menghaluskan seluruh bagian parts, dan komponen
konstruksi
2. Merakit rangka kaki meja lipat
3. Merakit penopang pada rangka kaki meja lipat
c. Hal yang ingin ditanyakan kepada instruktur:
1. .........................................................................................
2. .........................................................................................
3. .........................................................................................
4. .........................................................................................
5. .........................................................................................
106 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
d. Gambar kerja.
107 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
108 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
109 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
BAB III. EVALUASI
Kegiatan evaluasi dilakukan oleh pendidik untuk menguji
kemampuan seorang peserta didik sejauh mana pemahaman
dan penguasaan materi yang telah diberikan oleh pendidik
selama kegiatan pembelajaran.
A. Ujian Tes Tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan baja paduan rendah kekuatan
tinggi?
2. Sebutkan macam-macam profil baja yang anda ketahui?
3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat
memilih mata gergaji?
4. Sebutkan pengertian dari gas welding dan solid State
welding?
5. Jelaskan langkah-langkah pengecatan yang anda ketahui?
110 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
B. Prosedur Penilaian
Pada kegiatan pembelajarn ini, penilaian terdiri dari
beberapa bagian yaitu:
1. Penilaian siak.
2. Penilaian pengetahuan.
3. Penilaian keterampilan.
1. Penilaian Sikap.
a. Petunjuk Pensekoran.
Penilaian sikap terdiri dari penialaian sikap spiritual dan
sikap sosial. Lembaran ini dapat diisi oleh pendidik
ataupun teman sejawat.
Sikap yang dikategorikan sebagai sikap spiritual pada
kegiatan pembelajaran ini adalah jujur. Sikap lainnya
seperti: cermat, tanggung jawab, kerja sama, kepedulian
lingkungan dan disiplin dikategorikan sebagai sikap
sosial.
111 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Jujur
Skor
4
3
2
1
Kriteria
Perkataan dan perbuatan selalu sesuai, tidak
mencontek pada saat ulangan/ ujian dan tidak
meniru karya orang lain tanpa izin.
Perkataan dan perbuatan sering sesuai, tidak
mencontek pada saat ulangan/ ujian dan tidak
meniru karya orang lain tanpa izin.
Perkataan dan perbuatan kadang-kadang
sesuai, tidak mencontek pada saat ulangan/
ujian dan sering meniru karya orang lain tanpa
izin.
Perkataan dan perbuatan jarang sesuai, tidak
mencontek pada saat ulangan/ ujian dan selalu
meniru karya orang lain tanpa izin.
Cermat
No
Indikator
1 Mengerjakan tugas dengan
teliti.
2
3
4
Berhati-hati dalam
menyelsaikan tugas dan
menggunakan peralatan.
Menyelsaikan pekerjaan sesuai
dengan standar mutu.
Menyelsaikan pekerjaan tepat
waktu.
Penilaian
Skor 1 bila
terpenuhi 1
indikator.
Skor 2 bila
terpenuhi 2
indikator.
Skor 3 bila
terpenuhi 3
indikator.
Skor 4 bila
terpenuhi
semua
indikator.
112 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Tanggung jawab
No
Indikator
1 Menerima resik dari tindakan
yang dilakukan.
2
Melaksanakan tugas/ pekerjaan
sesuai target secara gualitas
3
Melaksanakan tugas/ pekerjaan
sesuai target waktu.
4
Mengmbalikan barang/ alat
yang dipinjam sesuai kondisi
saat meminjam.
Mengakui dan meminta maaf
atas kesalahan yang dilakukan.
5
Penilaian
Skor 1 bila
terpenuhi 1
indikator.
Skor 2 bila
terpenuhi 2
indikator.
Skor 3 bila
terpenuhi 3
indikator.
Skor 4 bila
terpenuhi 4-5
indikator.
Kerja sama
No
Indikator
1 Aktif dalam kerja kelompok.
2
Bersedia melakukan tugas
sesuai hasil kesepakatan.
3
Bersedia membantu orang lain
dalam kelompok yang
mengalami kesulitan.
Menghargai hasil kerja
kelompok.
4
Penilaian
Skor 1 bila
terpenuhi 1
indikator.
Skor 2 bila
terpenuhi 2
indikator.
Skor 3 bila
terpenuhi 3
indikator.
Skor 4 bila
terpenuhi
semua
indikator.
113 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Kepedulian lingkungan
No
Indikator
1 Menjaga kebersihan dan
keselamatan kerja dalam
menggunakan peralatan.
2 Tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi
oleh teman di sekitarnya.
3 Memiliki inisiatif dalam
melakukan berbagai kegiatan
positif.
4 Memanfaatkan barang bekas
dalam rangka mengurangi
sampah dan pencemaran.
Penilaian
Skor 1 bila
terpenuhi 1
indikator.
Skor 2 bila
terpenuhi 2
indikator.
Skor 3 bila
terpenuhi 3
indikator.
Skor 4 bila
terpenuhi
semua
indikator.
Disiplin
Skor
Kriteria
4
Selalu bertindak dan berperilaku sesuai aturan
yang berlaku.
3
Sering bertindak dan berperilaku sesuai aturan
yang berlaku.
2
Kadang-kadang bertindak dan berperilaku
sesuai aturan yang berlaku.
1
Sesekali bertindak dan berperilaku sesuai
aturan yang berlaku.
114 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
b. Petunjuk Penilaian.
Nilai akhir dihitung menggunakan rumus:
Contoh:
Sekor diperoleh
X
Sekor tertinggi
= Nilai Akhir
Sekor diperoleh 14, sekor tertinggi 4 x 4 pernyataan =
16, maka nilai akhir:
X
=
,
c. Format Penilaian Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
115 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Nini Akhir
Disiplin
Kepedulian
lingkungan
Kerjasama
Cermat
Nama
Jujur
No
Tanggung
jawab
Skor
Sikap
2. Penilaian Pengetahuan.
Penialaian pengetahuan menggunakan portofolio Diana
yang dinaial adalah perkembangan dan pencapaian
kompetensi pada rentang waktu tertentu. Hal yang dinialai
meliputi pengetahuan dan kemampuan mengkombinasikan
hasil pembelajaran. Metode penilaian dapat melalui
observasi, bertanya langsung, hasil refleksi atau laporan
pribadi.
a. Petunjuk Pensekoran
Pengetahuan
Skor
Kriteria
4
Tingkat kebenaran jawaban
pengetahuan > 85.
3
Tingkat kebenaran jawaban
pengetahuan 71-84.
2
Tingkat kebenaran jawaban
pengetahuan 60-70.
1
Tingkat kebenaran jawaban
pengetahuan < 60.
dari soal uji
dari soal uji
dari soal uji
dari soal uji
116 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Mengkombinasikan
Skor
Kriteria
4
Dapat menyampaiakan berbagai hal seputar
pembelajaran secara rinci dan mudah difamai
baik melalui media lisan (presentasi) maupun
tulisan (refleksi atau laporan).
3
Dapat menyampaiakan berbagai hal seputar
pembelajaran namun kurang rinci. Bahasa
penyampaian mudah difamai baik melalui
media lisan (presentasi) maupun tulisan
(refleksi atau laporan).
2
Dapat menyampaiakan berbagai hal seputar
pembelajaran namun kurang rinci. Bahasa
penyampaian kurang bisa difamai baik melalui
media lisan (presentasi) maupun tulisan
(refleksi atau laporan).
1
Dapat menyampaiakan berbagai hal seputar
pembelajaran
secara
rinci.
Bahasa
penyampaian kurang bisa difamai baik melalui
media lisan (presentasi) maupun tulisan
(refleksi atau laporan).
b. Petunjuk Penilaian.
Nilai akhir dihitung menggunakan rumus:
Sekor diperoleh
X
Sekor tertinggi
= Nilai Akhir
Contoh:
Sekor diperoleh 14, sekor tertinggi 4 x 4 pernyataan =
16, maka nilai akhir:
X
=
,
117 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
c. Format Penilaian Pengetahuan.
Penilaian Portofolio
Nama Peserta Didik
: ...............................................
Kelas
: ...............................................
Tanggal Pengamatan : ................................................
Kegiatan Pembelajaran : ...............................................
KI/KD
1
Memahami jenis dan
penggunaan potongan
kerangka baja.
Mengidentifikasi jenis
dan penggunaan potongan
kerangka baja.
Menginterpestasikan
sketsa gambar.
Menyebutkan kegunaan
komponen konstruksi dan
pelapisan yang sesuai.
Menghitung panjang dan
tiang menggunakan teori
pythagoras.
2
3
4
5
Waktu
Mengkombinasikan
No
Pengetahuan
Kriteria
118 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Ket.
3. Penilaian Keterampilan.
Penilaian keterampilan menggunakan lembar pengamatan
praktisi Diana yang dinilai adalah penguasaan teknis
peserta didik terhadap berbagai materi pada kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
a. Petunjuk Pensekoran.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai
kemampuan yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4 =diselsaikan dengan cara yang benar dan hasil sangat
baik.
3 = diselsaikan dengan cara yang benar dan hasil cukup
baik.
2 = diselsaikan dengan cara yang benar namun hasil
kurang baik.
1 = tidak dilaksanakn
b. Petunjuk Penilaian.
Nilai akhir dihitung menggunakan rumus:
Sekor diperoleh
X
Sekor tertinggi
= Nilai Akhir
119 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
c. Format Penilaian Keterampilan.
Lembar Pengamatan Kegiatan Praktik
Nama Peserta Didik
: ...............................................
Kelas
: ...............................................
Tanggal Pengamatan : ................................................
Kegiatan Pembelajaran : ...............................................
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Dinilai
1
Kriteria
2 3 4
Menggambar sketsa dengan
baik.
Menggunakan peralatan yang
ada dengan baik.
Mampu menentukan pemilihan
pengelasan dengan tepat.
Mampu menentukan pemilihan
pelapisan dengan baik.
Mampu membangun suatu
konstruksi sederhana dengan
baik.
120 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Nilai
Akhir
BAB IV. PENUTUP
Modul Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam kelas XII ini
merupakan modul yang diharapkan bisa digunakan untuk
referensi dalam kegiatan pembelajaran atau sumber bacaan
bagi para pembaca umumnya
Kami berharap buku ini bisa diterima dan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca sekaligus menjadi
sebuah amal kebaikan bagi penyusun. Modul ini sangat
terbuka untuk terus diberi perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan
kritik,
saran
dan
masukan
untuk
perbaikan
penyempurnaan.
121 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
dan
Glosarium
AWS
Alloy Steel
Carbon Steel
Elips
Electric Arc
Welding
Gambar
Teknik
Gambar
Sketsa
Gambar
Proyeksi
Ortogonal
Gas Welding
Gas metal arc
beling
Gas tungsten
arc welding
Grit
Hardness
High Strength
Low
Alloy
Steel
High Carbon
Steel
Laser Beam
Beling
Low Carbon
Steel
Medium
Carbon Steel
Putty
American Welding Society
Baja paduan
Baja karbon
Konstruksi geometri yang mempunyai sumbu
Pengelasan dengan sumber panas listrik
Gambar yang dijadikan media komunikasi
para ahli teknik dalam merancang dan
membuat sebuah produk
Gambar rancangan, rengrengan, denah,
bagan
Gambar dalam bidang datar, yang
menyajikan benda dalam tamat depan,
tampak samping atau tampak atas
Pengelasan dengan sumber panas oksigen
las logam dengan perlindungan gas (GMAW)
las tungsten dengan perlindungan
(GTAW)
Tingkat kekasaran ampas
tingkat kekerasannya
Baja paduan rendah kekuatan tinggi
gas
Baja karbon tinggi
Pengelasan yang menggunakan metoda
fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.
Baja karbon rendah
Baja karbon menengah
lapisan dasar (under coat)
122 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Resistance
Las tahanan
Welding
Solid
State Penyambungan dengan mengkombinasikan
Beling
panas dan tekanan untuk menyambungkan
benda kerja
Sudut
Bangun yang dibuat oleh dua garis yang
berpotongan disekitar titik potongnya
Surfacer
lapisan (coat) kedua yang disemprotkan
diatas primer,
Tensile
daya tariknya
Strength
123 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Daftar Pustaka
http://bangunandasar.blogspot.co.id/2015/05/macammacam-profil-baja-struktural-dan.html
http://gentabaja.blogspot.co.id/p/istilah-dalam-konstruksibaja.html
Buku Gambar Teknik Kelas X semester 1. Dit. PSMK
Depdiknas Tahun 2013
Hantoro, Sirod dan Parjono. 2005. Menggambar Mesin.
Jakarta: Adicita.
Seto, G. Takeshi dan N. Sugiharto H. 1999. Menggambar
Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Pelat. Dit.PSMK
Depdiknas.
124 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Kunci Jawaban
Tugas Latihan 1.
1. Baja secara umum dapat diartikan sebagai logam
campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C).
2. Sifat baja yaitu: sifat mekanik, sifat keliatan dan
kekenyalan.
3. Komponen konstruksi baja yaitu: balok (belam) dan
batang (teruss).
Latihan Soal Kegiatan Belajar 1.
1. Baca karbon dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Baja karbon rendah (low carbon steel) – machine,
machinery dan mild Steel
( 0,05 % – 0,30% C).
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin.
Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies,
buildings, pipes, chains (rantai), rivets (paku
keling), screws (sekrup), nails (paku).
0,20 % – 0,30 % C : gears (roda gigi), shafts
(poros), bolts (baut), forgings, bridges, buildings.
b. Baja karbon menengah (medium carbon steel)
125 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon
rendah.
Sifatnya
sulit
untuk
dibengkokkan,
dilas,
dipotong. Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods
(penghubung batang/kabel), crank pins ( pin
engkol), axles (as roda).
0,40 % – 0,50 % C : car axles(as mobil),
crankshafts, rails (rel), boilers, auger bits,
screwdrivers ( obeng ).
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges (kereta
luncur).
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) – tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
Kandungan 0,60 % – 1,50 % C Penggunaan,
screw drivers, blacksmiths hummers, tables
knives, screws, hammers, vise jaws,knives, drills.
tools for turning brass and wood, reamers, tools
for turning hard metals, saws for cutting steel,
wire drawing dies, fine cutters.
2. Profil baja ada 6 macam yaitu: Wide Flange (WF), U
Channel (Kanal U, UNP), C Channel (Kanal C, CNP),
RHS (Rectangular Hollow Section)–Cold Formed
(Hollow Persegi), SHS (Square Hollow Section)–Cold
126 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Formed (Hollow Kotak), Steel Pipe (Pipa Baja, Pipa
Hitam, dan aPipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa
Welded).
3. Langkah-langkah dalam memilih daun gergaji yang
baik yaitu:
1) Bahan yang akan dipotong harus terlebih dahulu
diketahui ke kerasannya dan jenis bahan apa.
2) Bahan yang akan dipotong terlebih dahulu harus
ketahui bentuk profil dan besar ukurannya.
3) Sifat pemotongan yang bagaimana yang harus
dilakukan,
apakah
pemotongan
dengan
menggunakan cairan pendingin atau tidak.
4. Keuntungan dan kerugan dari rangka batang (truss)
yaitu sebagai berikut
a. Keuntungan rangka batang (truss):
2) Dapat menahan beban yang sama dengan material
yang lebih ringan.
3) Memerlukan potongan material yang lebih kecil.
4) Banyak bentuk yang menjadi pilihan.
5) Tampak kacau.
a. Kelemahan rangka batang (truss):
1) Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak
dalam pemasangannya.
2) Memerlukan penahan lateral yang lebih besar.
127 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
3) Kurang cocok untuk beban merata.
4) Tampak lebih bersih.
Tugas Latihan 2.
1. Gambar sketsa merupakan gambar ide awal untuk
mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam gambar
desain. Merangkum aspek-aspek desain gambar awal
yang memerlukan olahan lebih lanjut.
2.
3. Pengertian pelapisan Cat adalah suatu cairan yang
dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan
untuk
memperindah
(reinforcing),
dan
(decoratif),
melindungi
memperkuat
(protective)
dari
korosi/karat.
Latihan Soal Kegiatan Belajar 2.
1. Membuat Elips
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Bagi garis OA dan OB menjadi beberapa bagian
yang sama (lihat gambar 29.1).
128 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2) Buat garis-garis tipis melalui titik-titik hasil pembagi
yang tadi seperti ditunjukkan pada gambar 29.2.
3) Melalui titik perpotongan
garis tadi,
buatlah
lengkungan elips seperti diperlihatkan pada Gambar
29.3.
4) Ulangi cara seperti tadi pada bagian lain sehingga
bentuknya seperti di tunjukan pada Gambar 29.4.
Gambar 29. Langkah 1 sketsa elips
Gambar 29. Langkah 2 sketsa elips
Gambar 29. Langkah 3 sketsa elips
129 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Gambar 29. Langkah 4 sketsa elips
Untuk membuat gambar elips pada perspektif
isometri (bentuk silinder), ditunjukkan pada gambar 25.
Gambar 30. Urutan membuat gambar elips perspektif
isometric.
2.
130 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
3. Macam–macam cat dasar primer adalah sebagai berikut:
1) Wash Primer
Cat dasar primer yang mengandung polyvinyl
butyral, zinc chromate, alcohol, dan phosphoric acid,
digunakan sebagai lapisan cat pertama untuk
penghambat korosi pada logam dan membentuk
lapisan konversi kimia pada permukaan metal dasar
sehingga meningkatkan adhesi lapisan berikutnya.
Macam cat dasar ini tersedia dalam dua komponen
yaitu
terdiri
dari
bahan
dasar
dan
bahan
pengering/pengeras (harderner)
2) Lacquer Primer
Lacquer primer merupakan cat dasar primer satu
komponen yang mengandung nitrocellulose dan
alkyd resin. Macam cat dasar primer ini sangat
mudah mongering dan mudah penggunaannya tetapi
daya
tahan
terhadap
pencegahan
karat
dan
karakteristik adesi tidak sebaik macam cat dasar
yang lain.
3) Urethane Primer
Merupakan
primer
tipe
dua
komponen
yang
menggunakan polysocyanate sebagai hardener. Cat
131 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
primer ini juga disebut sebagai cat Polyurethane.
Uretane primer memberikan ketahanan karat dan
karakteristik adhesi yang sangat baik. Cat dasar
Polyurethane memiliki kandungan bahan berkualitas
tinggi dan proses pengeringannya tidak secepat cat
acrylic, sehingga dapat menghasilkan permukaan cat
yang
rata
dan
Polyurethane
hasil
lebih
yang
mudah
high
gloss.
Cat
diaplikasikan
dan
menggunakan thinner polyurethane extra slow.
4) Epoxy Primer
Epoxy Primer merupakan bahan untuk melindungi
logam dari proses oxidasi dan bersifat tahan air.
Epoxy
primer
disemprotkan
untuk
melapisi
permukaan plat bodi sebanyak 1 sampai 2 kali lapis
penyemprotan unuk mendapatkan hasil maksimal.
Karakteristik dari Epoxy Primer adalah. Melindungi
dengan baik bahan yang terbuat dari logam dari
karat, melekat sangat bagus pada logam dan
menghasilkan lapisan dasar yang sempurna untuk
pengecatan.
Tes Tertulis
1. Baja paduan rendah kekuatan tinggi yaitu merupakan:
Baja ini diperoleh dari baja karbon dengan menambah
132 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
unsur paduan seperti chrom, columbium, tembaga,
mangan molybdenum, nikel, fosfor, vanadium atau
zirconimum agar beberapa sifat mekanisnya lebih baik.
Sementara baja karbon mendapatkan kekuatan dengan
menaikkan kandungan karbon. Tegangan lelehnya
berkisar antara 40 ksi dan 70 ksi (275 Mpa dan 480
Mpa).
2. Profil baja ada 6 macam yaitu: Wide Flange (WF), U
Channel (Kanal U, UNP), C Channel (Kanal C, CNP),
RHS (Rectangular Hollow Section)–Cold Formed
(Hollow Persegi), SHS (Square Hollow Section)–Cold
Formed (Hollow Kotak), Steel Pipe (Pipa Baja, Pipa
Hitam, dan aPipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa
Welded).
3. Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan pada saat
memilih mata gergaji adalah:
1) Bahan mata gergaji, Mata gergaji dibuat dari bahan
seperti baja karbon tinggi, baja tahan panas, baja
paduan tungsten dan baja paduan molibdenum.
Pemilihan jenis mata gergaji tergantung pada
kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergaji
yang terbuat dari baja tahan panas lebih ekonomi dan
tidak cepat haus jika dibandingkan dengan jenis yang
lain.
133 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
2) Kekerasan mata gergaji, Ke banyakkan mata gergaji
dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk jenis mata
gergaji lentur, hanya bagian giginya saja yang
dikeraskan. Mata gergaji ini jarang patah dan dapat
memotong bagian-bagian yang sukar dipotong.
3) Ukuran mata gergaji, Panjang mata gergaji adalah
antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi
tangan.
4) Bentuk mata gigi, Bentuk mata gergaji adalah
berselang seling ke kiri dan ke kanan. Tujuannya
adalah supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada
saat memotong benda kerja dan juga untuk memberi
ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.
4. Yang disebut dengan gas weling dan solid State welding
yaitu adalah:
1)
Gas
Welding:
pembakaran
umumnya
gas
menggunakan
oxyacetylene
untuk
memanaskan logam pengisi dan permukaan
benda kerja yang disambung. Proses pengelasan
ini lambat, manual sehingga lebih cocok untuk
pengelasan ringan dan perbaikan.
2)
Solid state welding : proses penyambungan
dengan mengkombinasikan panas dan tekanan
untuk
menyambungkan
benda
kerja.
134 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII
Temperatur logam saat dipanaskan biasanya
dibawah titik cair material.
5. Langkah-Langkah pengecatan pada umumnya yaitu
sebagai berikut:
1) Pendempulan body, bertujuan untuk perbaikan
permukaan. Sebelum didempul dilapisi cat dasar
agar terlihat dengan jelas permukaan yang kurang
baik.
2) Pengamplasan,
bertujuan
untuk
menghalushan
dempulan.
3) Pelapisan cat dasar epoxy, untuk mengetahui
permukaan apakah sudah baik atau belum, juga
untuk mendasari cat.
4) Pelapisan cat, yaitu cat body dengan warna sesuai
keinginan.
5) Pengamplasan dengan kertas amplas halus, untuk
menghasilkan cat yang halus.
6) Pelapisan top coat (clear), untuk melapisi cat dan
untuk mengkilapkan cat.
7) Pemberian compound, untuk finishing
135 | Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam SMK Kelas XII