Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

ARUNG JERAM.docx

Arung jeram dipopulerkan pada awal tahun 1970-an di Amerika Serikat. Arung jeram kemudian mewabah ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri olahraga ini mulai populer setelah diselenggarakannya Lomba Arung Jeram Sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok pendaki gunung dan penempuh rimba Wanadri, Bandung. (Modul. Diklat Arung Jeram " River Rescue " , TT: 9)

ARUNG JERAM M.Pel: Penjas X-mipa 5 D I S U S U N Oleh: Ricky V Simbolon Gabryella A. Sinaga Mutiara Rani Silalahi I.   Pendahuluan Arung jeram dipopulerkan pada awal tahun 1970-an di Amerika Serikat. Arung jeram kemudian mewabah ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri olahraga ini mulai populer setelah diselenggarakannya Lomba Arung Jeram Sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok pendaki gunung dan penempuh rimba Wanadri, Bandung. (Modul. Diklat Arung Jeram “River Rescue”, TT: 9) Momen itu boleh dikatakan sebagai titik balik dari perkembangan arung jeram di Indonesia. Besarnya potensi di Indonesia yang memiliki banyak sungai yang begitu menawan serta banyaknya keunikan dari berbagai macam bentukan sungai dan arusnya berbeda-beda dari sungai yang satu dengan sungai yang lainnya. Dibalik keunikan tersebut, arus sungai memiliki macam-macam arus yang dapat membahayakan saat pengarungan. banyak para penggiat menganggap arus sungai itu sebagai tantangan tersendiri. Sungai Ciwulan merupakan salah satu sungai yang terdapat di Indonesia, tepatnya di Kota Tasikmalaya yang memiliki keindahan alam di sepanjang sungai. Sungai Ciwulan cocok untuk pemula dan simulasi atau latihan, karena Sungai Ciwulan termasuk grade II. Ketika pengarungan seorang penggiat harus mengetahui materi maupun teknik dasar pengarungan. Pengarungan dipengaruhi oleh arus sungai dan komponen-komponen sungai dan hal tersebut berkaitan dengan teknik dasar pengarungan yang salah satunya yaitu teknik manuver. Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji dan meneliti secara lebih mendalam tentang arus sungai dan teknik-teknik manuver, dengan mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Arus Sungai terhadap Teknik Manuver Saat Pengarungan di Sungai Ciwulan Tasikmalaya (Study Kasus dari Desa Leuwi Budah Kecamatan Sukaraja – Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja)”. Dari uraian latar belakang diatas, maka di identifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1.    Bagaimana kemungkinan terburuk saat memasuki arus sungai? 2.    Apa saja teknik-teknik manuver pada arung jeram? 3.    Bagaimana pengaruh arus sungai terhadap teknik manuver pada saat pengarungan?              Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.  Penyusun     Melalui penelitian ini penyusun memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang arus sungai dan teknik-teknik manuver pada arung jeram. 2.    Organisasi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan pustaka sehingga memberi pengetahuan, wawasan dan informasi bagi anggota dan lebih jauhnya bisa mengadakan penelitian lagi yang lebih mendalam. 3.      Pihak Lain         Semoga hasil penulisan makalah ini mampu menambah pengetahuan tentang ilmu kepencinta alaman terutama tentang olahraga arus deras atau juga dapat menambah dan memperbaiki kekurangan dari makalah yang telah penyusun buat.  BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.  Tinjauan Pustaka Arus sungai merupakan berbagai macam bentuk dan kecepatan aliran sungai, baik dari permukaan hingga dasar sungai atau arah yang dituju aliran air yang disebabkan perbedaan tinggi atau kemiringan tanah. Biasanya arus tercepat adalah ketika mendekati permukaan. Kecepatan aliran tergantung pada gradient dan ukuran sungai. Dengan volume yang sama, ukuran sungai yang lebih sempit atau gradient yang lebih besar akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai yang memiliki ukuran yang lebih lebar atau gradient yang lebih kecil. (Acep Rahmat Ramdani, 2009:19) Untuk melatih kemampuan berarung jeram tidak harus langsung pada sungai yang berjeram, tetapi dari sungai yang tenang kemudian berangsur-angsur meningkat pada sungai yang berjeram mudah hingga sulit. 1.    Teknik mendayung a.    Teknik Mendayung Oar Gambar 9 Dayung Oar Posisi duduk pendayung oar berada ditengah perahu yang dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju, sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin memnelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur, dan sebaliknya jika ingin membelokkan kekiri. b.    Teknik Mendayung Paddle Berarung jeram menggunakan teknik paddle merupakan kerja tim, karena setiap awak perahu dituntut mempunyai pengertian dan peran yang sama dalam pengendalian perahu. Sebuah tim yang sudah berpengalaman dapat mengatasi hampir semua tingkatan kesulitan dalam arung jeram, bilamana teknik paddle ini sudah dipahami dan dipelajari. Cara duduk ada dua, yang pertama posisi duduk seperti menunggan kuda (cowboy Style) yaitu kedua kaki pendayung menjepit lingakaran tabung perahu, dan yang kedua posisi duduk seorang perempuan duduk dibelakang motor atau seorang perempuan yang  sedang dibonceng dimotor (nantahala style) yaitu kedua kaki masuk kebagian dalam perahau. Gerakan dan arah dayung yang perlu dipahami oleh awak perahu, meliputi: 1)   Dayung maju (forward stroke), tujuan dari dayung maju ini adalah untuk menggerakkan perahu kearah depan (maju). Caranya yaitu dengan cara menancapkan dayung didepan kemudian ditarik kebelakang sampai sejajar dengan pantat. Angkat bilah dayung ulangi ke posisi semula dan seterusnya. Gambar 10 Dayung Maju 2)   Dayung balik/mundur (back stroke), Tujuan dari dayung mundur ini adalah untuk menggerakkan perahu kebelakang ataupun untuk memperlambat laju perahu. Caranya yaitu kebalikan dari dayung maju yaitu dengan menancapkan bilah jauh dibelakang posisi badan kita kemudian tarik kedepan sampai posisi awal dayung maju. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendayung yaitu usahakan jangan hanya menggunkanan kekuatan tangan akan tetapi dibantu dengan otot perut sehingga dayungan yang dihasilkan akan lebih kuat. Gambar 11 Dayung Mundur 3)   Dayung tarik (draw stroke), dilakukan untuk menggeser perahu mendekati posisi yang diinginkan dengan cara menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya ke arah perahu. 4)   Dayung tolak/menyamping (pry stroke), merupakan kebalikkan dari dayung tarik tetapi tujuannya membantu melengkapi dayung tarik untuk mengendalikan perahu ke posisi yang diinginkan. Juga sering digunakan kapten perahu yang duduk dibelakang perahu untuk membelokkan perahu.    Gambar 12 Dayung tarik & Dayung tolak 5)   Dayung pancung (cross-bow draw Stroke), dayungan ini biasa dilakukan oleh para pendayung depan apabila ingin menggeser perahu ke samping. dayungan ini dilakukan oleh pendayung depan dengan melakukan dayung tarik dari depan memotong moncong perahu.                                      Gambar 13 Dayung Pancung Kiri & Kanan 6)   C– Stroke,gunanya untuk membelokkan perahu dengan cepat.  Caranya dayung digerakkan membentuk huruf ”C” baik dari depan ke belakang maupun dari belakang ke depan dan diikuti dengan gerakan badan. Dayungan ini hanya digunakan oleh skipper.    Gambar 14 C – Stroke 7)   J – Stroke, gunanya untuk mempertahankan kemiringan perahu, atau sering dipakai untuk menggerakkan sambil mengemudikan perahu di air yang tidak terlalu deras tanpa bantuan peserta lain.J – stroke dapat dilakukan dengan cara dayung digerakkan oleh skipper membentuk huruf "J"  dari depan ke belakang, terus dibuang keluar. Gambar 15 J – Stroke 8)   Scaling, gunanya untuk mempertahankan kemiringan dan arah perahu. Bila memasuki  jeram, karena perahu bisa berubah arah dan kemiringannya apabila perahu tersebut melintasi hole, ombak, atau eddy,  juga sangat efektif untuk mengemudikan perahu tanpa bantuan peserta lain. Dayung ini dapat dilakunan dengan mengkombinasikan beberapa dayungan atau semua dayungan tersebut. 2.    Aba-aba Skipper Ada beberapa komando yang sering digunaka oleh skipper, yaitu: a.    Maju yaitu komando yang memerintahkan semua awak harus mendayung maju. b.    Mundur yaitu komando yang memerintahka semuan awak perahu harus mendayung mundur. c.    Stop yaitu komando yang memerintahkan semua awak perahu berhenti mendayung. d.   Kanan maju yaitu komando yang memerintahkan awak perahu yang berada di lambung kanan perahu mendayung maju. e.    Kiri maju yaitu komando yang memerintahkan awak perahu yang berada di lambung kiri perahu mendayung maju. f.     Kanan mundur yaitu komando yang memerintahkan awak perahu yang berada di lambung kanan perahu mendayung mendayung. g.    Kiri mundur yaitu komando yang memerintahkan awak perahu yang berada di lambung kiri perahu mendayung mundur. h.    Kanan maju kiri mundur untuk memutarkan perahu ke kiri. i.      Kiri maju kanan mundur untuk memutarkan perahu ke kanan. j.      Boom yaitu untuk siaga bila ada strainer atau hambatan. k.    Pancung kanan yaitu untuk membelokan perahu ke kanan. Dayungan ini dilakukan oleh pendayung depan. l.      Pancung kiri yaitu untuk membelokan perahu ke kiri. Dayungan ini dilakukan oleh pendayung depan. m.  Draw yaitu untuk menggeser perahu ke kanan atau ke kiri. Dengan cara pry stroke dan draw stroke. n.    Pindah kiri, yaitu semua awak perahu pindah kebagian kiri perahu. o.    Pindah kanan, yaitu semua awak perahu pindah ke bagian kanan perahu. p.    Pindah depan,  yaitu semua awak perahu pindah ke bagian depan. q.    Pindah belakang, yaitu semua awak perahu pindah ke bagian belakang perahu. 3.    Pengintaian (Scouting) Melakukan pengintaian terhadap arus-arus sungai yang belum dikenal merupakan suata yang bijaksana, khususnya bagi tingkat pemula. Pengintaian sejumlah deretan arus-arus sungai, meliputi proses pengamatan yang dilakukan pada tepian sungai dari beberapa sudut pandang. Pengintaian berguna untuk menganalisa tingkat kesulitan arus sungai bagi kemampuan awak perahu, mellihat atau mencari jalur yang paling aman dilewati, dan menganalisa kemungkinan terjadi trouble. Seorang pengintai harus bisa memformulasikan rencana yang akan dilakukan, meliputi jalur yang akan dilalui, jalur cadangn apabila ada trouble, merencanakan teknik atau manuver yang akan dilakukan, dan perlu tidaknya mempersiapkan tim rescue di sisi sungai. Biasanya pengintaian dilakukan seorang skipper. Pengintaian  dilakukan dengan 2 cara yaitu: a.    Pengintaian darat, yang dilakukan didarat dimana perahu dihentikan dahulu dan berjalan menyusuri sungai sambil mengamati riam yang akan kita lalui. Biasanya pengintaian ini dilakukan bila riam yang ada didepan tidak kelihatan karena terhalang oleh batu, belokan, atau permukaan sungai yang tiba-tiba hilang. b.    Pengintaian diatas perahu, yang dilakukan diatas perahu tanpa menghentikan laju perahu terlebih dahulu. Pengintaian ini dilakukan apabila kapten ragu untuk memasuki suatu riam yang akan dilalui. Pengintaian ini biasa disebut Read and Run. 4.    Lining Jika setelah pengintaian arus sungai disimpulkan tidak ada yang aman untuk dilalui, maka caranya dengan teknik linning yaitu dengan cara menuntun perahu dengan menggunakan tali di tepian sungai yang aman. 5.    Portaging Jika linning tidak dapat dilakukan lagi untuk menghidari halangan yang ada di depan dan harus mengangkat perahu menyusuri tepian sungai (darat). Teknik ini disebut Portaging.Bila pengarungan dilakukan dengan lebih dari satu perahu, formasi sebaiknya dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang perpengalaman di depan dan di belakang, mengapit peserta yang kurang berpengalaman. Dengan formasi ini perahu leader tidak pernah dilewati, dan perahu penyapu tidak akan mendahului. Gerak maju dibuat bertahap, leader terlebih dahulu dan seterusnya hingga perahu penyapu di belakang, sehingga masing-masing perahu beriringan satu-satu ke belakang. BAB III PEMBAHASAN A. Kemungkinan Terburuk Ketika Memasuki Arus Sungai Arus sungai memiliki macam-macam arus yang dapat menghambat bahkan sampai membahayakan saat pengarungan. Berikut berbagai kemungkinan terburuk yang dapat dialami oleh penggiat olahraga arung jeram ketika memasuki jenis arus sungai : 1.    Reversal Disebabkan oleh batu yang berada di bawah permukaan air dan menghambat aliran air, mengakibatkan permukaan berikutnya berputar ke belakang dari bawah. Reversal kecil ini, dapat sementara menghentikan perahu untuk berhenti, tetapi reversal besar dapat membuat perahu terbalik dan dapat menjatuhkan awak perahu, apabila awak perahu tidak menguasai teknik berenang di arus sungai, maka awak perahu tersebut bisa tergulung oleh arus sungai ini dan bisa mengakibatkan kematian. 2.    Standing Wave Kemiringan dasar sungai yang cukup besar menyebabkan arus menjadi kuat. Tetapi karena benturan dengan arus lambat yang mengalir datar dibawahnya menyebabkan air menjadi naik membentuk gelombang ke atas secara tetap. Standing wave yang mencapai ketinggian 3 meter disebut Haystack. Haystack dapat membuat perahu akan terbalik dan dapat menjatuhkan awak perahu dari perahu. 3.    Bends atau Belokan Sungai Ketika memasuki jenis arus sungai ini para penggiat harus lebih hati-hati, karena kalau tidak bisa menggendalikan perahu bisa terbentur pada dinding sungai yang bisa mengakibatkan perahu terbalik dan jika awak perahu tidak dalam posisi siap, maka awak perahu akan jatuh. Apabila terdapat strainer yang ada di pinggiran dinding sungai, maka dapat mengakibatkan luka pada pendayung atau membuat kerusakan pada perahu. Biasanya diarus ini terdapat undercut, apabila masuk ke undercut perahu akan terjebak disana dan jika awak perahu terjatuh, maka kemungkinan awak perahu yang selamat hanya 1%. 4.    Shallow Di jenis arus ini para pendayung bisa aman dan tidak akan jatuh dari perahu, tapi pada jenis arus sungai ini bisa mengakibatkan perahu wrap atau terjebak diantara bebatuan, sehingga menghambat terhadap pengarungan. 5.    Eddies Eddies adalah dimana air berhenti atau mengalir ke hulu (up Stream). Eddies terbentuk karena adanya arus yang menabrak rintangan seperti batu atau benda-benda lain dan tidak dapat melewati rintangan itu akan terjadi kekosongan atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air. Apabila pusarannya besar, maka kemungkinan terburuk adalah awak perahu akan terpental jatuh keluar dari perahu jika awak perahu tersebut tidak siap. B.  Teknik–Teknik Manuver Arung Jeram  Gambar 17 Manuver Manuver digunakan apabila perahu akan melewati suatu kelokan sungai atau menghindari rintangan atau hambatan. Adapun teknik-teknik manuver yang perlu kita ketahui, yaitu: 1.    Teknik ferry angles adalah sudut atau kemiringan yang dibentuk oleh perahu terhadap pinggir sungai.  Ferry angles berguna untuk mngimbangi arus air dengan tenaga gerak perahu dalam mencadapai tempat yang dituju. Adapun cara untuk melakukan teknik ferry tergantung pada teknik yang digunakan disamping kondisi hambatan yang akan dilalui. Dalam melakukan ferryangles dikenal ada dua macam teknik, yaitu : a.    Up stream ferry adalah gerakan perahu menuju ke hulu sungai dengan mempertahankan sudut kemiringan perahu. b.     Down stream ferry adalah gerakan perahu menuju ke hilir sungai. Dalam melakukan teknik up stream ferry dan down stream ferry dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a.    Back ferry pada up stream ferry dilakukan dengan cara haluan perahu menghadap ke arah hilir. Dari posisi ini mulailah mendayung mundur, kemudian ferry dilakukan dengan memutar haluan 30o – 45o ke salah satu sisi. Sedangkan pada down stream ferry dilakukan dengan cara haluan perahu menghadap ke arah hulu. Dari posisi ini mulailah dayung mundur, kemudianferry dilakukan dengan memutar haluan 30o – 45o ke salah satu sisi. b.    Forward ferry pada up stream ferry dilakukan dengan cara haluan perahu ke arah hulu. Dari posisi ini mulailah mendayung maju, kemudian ferry dilakukan dengan memutar haluan 30o – 45o ke salah satu sisi. Sedangkan pada down stream ferry dilakukan dengan cara haluan perahu ke arah hilir. Dari posisi ini mulailah mendayung maju, kemudian ferry dilakukan dengan memutar haluan 30o – 45o ke salah satu sisi.  Gambar 18 Ferry Angles 2.    Membelok (turn), cara membelokkan perahu. Untuk berbelok dilakukan dengan cara menguatkan dayungan disalah satu sisi perahu, bila ingin berbelok ke sisi berlawanan atau dengan memperlambat laju perahu pada sisi yang akan dituju. 3.    Berputar (pivot), cara memutarkan perahu dengan melakukan c-stroke dan memberikan aba-aba kanan maju kiri mundur atau kiri maju kanan mundur. Teknik ini biasa digunakan untuk mengeluarkan perahu dari eddies.  Gambar  19 Pivot C.  Pengaruh Arus Sungai Terhadap Teknik Manuver Pada Saat Pengarungan Ketika pengarungan seorang penggiat harus mengetahui materi maupun teknik dasar pengarungan. Pengarungan dipengaruhi oleh arus sungai dan komponen-komponen sungai dan hal tersebut berkaitan dengan teknik dasar pengarungan yang salah satunya yaitu teknik manuver. Agar kita dapat melakukan pengarungan dengan aman, maka teknik-teknik manuver yang digunakan ketika memasuki jenis arus di sungai, yaitu: 1.    Reversal Dilakukan dengan cara skipper melakukan pengintaian jalur yang aman, bila jalur yang aman di sebelah kiri sedangkan kita ada di sebelah kanan gunakan c-stroke sambil perintahkan dayung maju, panjang, atau kuat. Dan bila memasuki arus sungai ini, usahakan perahu tetap lurus dengan cara menggunakan scaling dan perintahkan dayung kuat. 2.    Standing wave Gambar 20 Manuver di Standing Wave Bila masuk standing wave usahakan perahu tetap berada di standing wave. Bila posisi perahu 30o – 45o ke kiri atau ke kanan gunakan c-stroke dan j-stroke untuk mempertahankan posisi perahu mengikuti arus tersebut agar tetap lurus. 3.    Bends    Gambar 21 Manuver di Bends Bends merupakan arus yang membelok, ketika perahu memasuki bends dilakukan dengan cara  membelokkan perahu atau haluan 30o – 45o ke kiri maupun ke kanan dengan melakukan c-stroke tergantung arah bends tersebut dengan perahu tetap berada di arus utama, setelah itu perintahkan dayung kuat kepada para pendayung. Apabila skipper tidak kuat untuk membelokkan perahu perintahkan pendayung depan dengan aba-aba pancung kiri atau kanan. 4.    Shallows Ketika menemukan shallows arahkan perahu ke arah arus utama karena biasanya menunjukkan aliran sungai yang dalam dan pertahankan perahu berada di arus utama. Jika terlanjur memasuki shallows dan terjebak atau wrap usahakan perahu keluar dari shallows menuju arus utama dengan memberi aba-aba pindah kiri atau pindah kanan kepada awak perahu atau dengan menggunakan teknik dayungan apapun sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila tetap tidak bisa keluar dari shallows gunakan teknik linning. 5.    Eddies Gambar 22 Manuver di Eddies Untuk keluar dari eddies ada beberapa cara, diantaranya dengan cara melakukan pivot atau memutarkan perahu ketika perahu berada pada arus utama dan mengikuti pusaran, lalu ketika mendekati  arus utama kendalikan perahu oleh skipper ke arah mainstream dengan melakukan c-stroke dan perintahkan komando dayung maju atau dayung panjang dan melakukan ferryingdengan posisi perahu 30o – 45o  ke arah mainstream. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.  Simpulan Arus sungai memiliki macam-macam arus yang dapat menghambat bahkan membahayakan saat pengarungan. Dari beberapa jenis arus sungai yaitu reversal, standing wave, bends,shallows, dan eddies kemungkinan terburuknya adalah perahu terbalik, terjebak atau wrap, dan terjatuhnya awak perahu hingga bisa menyebabkan kematian. Bagi seorang pemula yang akan berarung jeram dan ingin mendapatkan tantangan jangan gegabah untuk melakukan pengarungan sebelum kita mengetahui dan menguasai teknik-teknik dasar dalam pengarungan, salah satu teknik manuver. Dalam teknik manuver ini kita dapat mengendalikan perahu saat akan melewati macam-macam arus sungai. Dengan menguasainya teknik manuver kita bisa meminimalisir kecelakaan saat pengarungan. Adapun teknik-teknik manuver yang perlu di pelajari adalah ferry angles, turn (membelok) dan pivot (berputar). Dari hasil penelitian ini penyusun dapat menyimpulkan bahwa sebelum pengarungan alangkah baiknya bisa menguasai teknik manuver dalam pengarungan, seperti saat membelokkan perahu, mendayung ketika menghadapi jenis-jenis arus sungai. Setiap melakukan teknik manuver saat memasuki jenis arus sungai selalu berbeda dalam melakukan teknik manuver, karena di setiap arus sungai pasti kondisi atau hambatannya berbeda-beda. Maka dari itu, sebelum  memasuki jenis-jenis arus, sebaiknya melakukan pengintaian atau scouting agar tahu jalur mana yang aman untuk dilalui. B.  Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan, penyusun memberikan beberapa saran diantaranya : 1.        Disetiap kegiatan yang berhubungan dengan alam, dalam perencanaannya kita harus mempersiapkan fisik, mental, pengetahuan, dan materi. 2.        Sebelum pengarungan kita harus melakukan simulasi terlebih dahulu. 3.        Ketika dilapangan kita harus berkomunikasi dengan tim yang ada didarat. 4.        Sebelum melakukan pengarungan, terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik sungai yang akan kita arungi. 5.        Sebelum pengarungan kita harus bertanya kepada para rafter yang sudah mengarungi sungai tersebut. 6.        Sebelum pengarungan kita harus mengetahui teknik dasar pengarungan dan teknik dasar manuver. 7.        Dalam melakukan pengarungan minimalnya kita harus mengetahui cara menyelamatkan diri (self rescue). 8.        Dalam pengintaian atau scouting sebaiknya harus lebih teliti karena karakteristik sungai itu bisa berubah tanpa kita sadari. 9.        Jangan lupa membawa perbekalan secukupnya. 10.     Jangan lupa sebelum melakukan kegiatan kita harus berdoa. 11.     Jagalah kekompakan.