BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi bukanlah bertujuan untuk menciptakan modernisasi dalam sesuatu masyarakat, tetapi yang lebih penting lagi adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik kepada seluruh masyarakat secara adiil dan merata. Tujuan ini tidak akan tercapai apabila pembangunan ekonomi mengakibatkan distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Dalam keadaan seperti ini hanya segolongan kecil saja dari keseluruhan anggota masyarakat yang menikmati hasil pembangunan (Sadono,1996:13).
Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan usaha yang ditunjukkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menciptakn lapangan pekerjaan serta pemerataan pembangunan antar wilayah.
Sedangkan pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Lincolin, 1999:108).
Tujuan dalam pembangunan bidang ekonomi adalah peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Berbagai upaya telah ditempuh untuk mengejar dan mencapai tujuan tersebut antara lain dengan mengubah struktur perekonomian dalam jangka waktu tertentu sehingga tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang kaya akan lokasi pariwisata. Baik di kepulauan Sumbawa maupun Lombok. Sehingga mampu menarik wisatawan asing maupun mancanegara untuk mengunjungi objek wisata yang ada dan menarik investor baik dari mancanegara maupun asing. Dengan investasi tersebut dapat menambah pendapatan daerah dan menambah devisa Negara.
Banyaknya objek wisata yang ada di Lombok khususnya daerah Lombok Barat, masyarakat maupun pemerintah Lombok Barat harus mampu memanfaatkan kondisi tersebut yaitu dengan membangun dan menciptakan sebuah lapangn usaha.
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang keadaan geografisnya menguntungkan. Pemandangan alamnya yang indah, tanah yang subur, serta cadangan air yang melimpah menjadi potensi yang dimanfaatkan dengan baik oleh Kabupaten ini. Secara geografis, Kabupaten ini berada di 115,46° ‐ 116,20° Bujur Timur, dan 8,25° ‐ 8,55° Lintang Selatan. Dengan luas wilayah sebesar 1.053,92 Km². Sebelah Utaranya berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara, sedangkan sebelah Selatannya berbatasan dengan Samudra Indonesia. (BPS Kab. Lobar)
Salah satu yang menjadi daya tarik untuk daerah Kabupaten Lombok Barat yaitu pada sektor pariwisata. Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Lombok Barat bertumpu pada keunikan sehingga menempatkan keanekaragaman sebagai suatu yang prinsip dan hakiki, dimana pengembangan kepariwisataan Kabupaten Lombok Barat sangat didukung oleh kekayaan alam serta keanekaragaman budaya, yang dasarnya untuk kelestarian dan memperkukuh jati diri bangsa dan lingkungan alam.
Pariwisata yang ada di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 4 objek wisata yaitu wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan budaya, dan wisata buatan. (Dinas pariwisata). Wisata alam yang ada di kabupaten Lombok barat diantaranya :1. Pantai senggigi (yang sudah mendunia) 2. Pantai Sangab dan Pantai Elak (Lidah) 3. Wisata Gunung Pengsong, 4.Gili Nangu dan lain-lain. Untuk wisata religi yaitu wisata yang sifatnya berkaitan dengan agama tertentu; seperti makam Batu Layar, makam keramat Cemare dan pura Batu Bolong. Kedua makam tersebut dianggap keramat oleh masyarakat sekitar khususnya yang beragama Muslim. Kemudian untuk Pura Batu Bolong di gunakan untuk ibadah oleh umat Hindu. Wisata yang selanjutnya tak kalah terkenalnya dengan kedua wisata yang tadi sudah dijelaskan, wisata itu yaitu wisata sejarah dan budaya adapun tempat-tempat yang termasuk dari wisata ini yaitu Taman Narmada. Taman yang dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727 dengan tujuan agar dapat berziarah dan beribadah tanpa harus berjalan ke Puncak Gunung Rinjani. Kemudian wisata yang terakhir yaitu wisata buatan dimana untuk wisata buatan ini tempat-tempat yang termasuk dalam wisata buatan ini yaitu taman arena bermainSuranadi.
Dengan banyaknya objek wisata yang ada di Lombok khususnya daerah Lombok barat, masyarakat maupun pemerintah Lombok Barat harus mampu memanfaatkan kondisi tersebut yaitu dengan membangun dan menciptakan sebuah lapangan usaha. Selain itu Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Lombok Barat didukung oleh campur tangan pemerintah daerah (Pemda), instansi/dinas terkait lainnya dan peran serta dunia usaha pariwisata serta masyarakatnya. Dengan adanya dukungan tersebut maka pariwisata yang ada di Kabupaten Lombok Barat akan terkenal juga sebagai ajang promosi yang baik bagi Pemerintah maupun swasta guna mendatangkan investor agar dapat berinvestasi di Kabupaten Lombok Barat khususnya pada sektor pariwisata.
Peningkatan dan perkembangan PDRB kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada table 1.1 berikut
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2012 (jutaan Rp)
No
Lapangan Usaha
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1
Pertanian
399.842,41
405.179,36
414.312,99
422.798,50
432.054,35
444.477,05
2
Pertambangan dan penggalian
54.516,62
60.988,76
68.380,60
73.107,75
80.614,96
87.193,68
3
Industri pengolahan
78.860,76
83.753,23
90.654,49
93.592,67
97.934,43
101`.326,75
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
7.823,72
8.451,66
9.292,67
9.854,39
10.613,49
11.547,52
5
Bangunan
173.939,54
184.706,40
198.817,97
216.079,34
237.141,87
254.112,20
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
360.315,58
381.106,57
410.878,56
434.483,79
466.476,97
494.769,07
7
Pengangkutan dan Komunikasi
165.662,99
171.894,20
179.050,95
188.940,27
199.273,41
209.916,53
8
Keuangan, Persewahan dan jasa Perusahaan
65.965,93
69.768,01
74.694,08
78.841,40
84.405,72
89.374,09
9
Jasa-jasa
210.894,44
224.610,37
243.962,81
253.091,43
260.680,20
270.916,36
PDRB
1.521.345,69
1.590.458,56
1.690.045,12
1.770.789,54
1.869.645,39
1.963.633,24
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat
Dari tabel di atas menunjukan bahwa PDRB menurut Lapangan usaha di kabupaten Lombok Barat dari tahun 2007-2012 terus mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2007 PDRB Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp.1.521.345.690.000,- tahun 2008 PDRB Kabupaten Lombok Barat meningkat menjadi Rp.1.590.458.560.000,- dan tahun 2009 PDRB Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp.1.690.045.120.000,- pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Lombok Barat mengalami peningkatan sebesar Rp.1.770.789.540.000,- dan terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.1.869.645.390.000,- pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 1.963.633.240.000,-.
Sektor perdagangan, Hotel dan restoran memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan perekonomian suatu wilayah khususnya Kabupaten Lombok Barat, dimana pada tabel PDRB diatas menunjukkan bahwa sektor perdagangan hotel dan restoran merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB di Kabupaten Lombok Barat. Sektor tersebut juga mampu menyerap tenaga kerja yang lumayan banyak. Penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Lombok Barat dapat kita ketahui pada tabel di Bawah ini :
Tabel 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tahun 2007-2012
Tahun
Kesempatan Kerja
2007
53.072
2008
70.533
2009
74.666
2010
55.014
2011
71.030
2012
48.862
Jumlah
373.177
Sumber : BPS Kabupaten Lobar
Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa kesempatan kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mengalami fluktuasi pada sektor pariwisata yang merupakan sub sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mengalami fluktuasi, dimana kesempatan kerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 sebesar 53.072 jiwa kemudian terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2009 sebesar 74.666 jiwa sedangkan pada tahun 2010 jumlah kesempatan kerja pada sektor ini mengalami penurunan sebesar 55.014 jiwa kemudian mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2011 yaitu sebesar 71.030 jiwa dan pada tahun 2012 kesempatan kerja mengalami penurunan sebesar 48.862 jiwa. Kesempatan tenaga kerja mengalami fluktuasi hal tersebut dikarenakan oleh permintaan tenaga kerja pada sektor perdagang, hotel dan restoran mengalami fluktuasi, investasi pada sektor pariwisata mengalami fluktuasi dan adanya penyebab lain yang menyebabkan kesempatan kerja pada sektor perdagangan hotel dan restoran mengalami fluktuasi.
Pariwisata lebih condong kepada pelayanan atau jasa yang diberikan kepada wisatawan baik pada biro perjalanan, tempat hiburan, penginapan dan lain sebagainya. Hal ini karena yang memiliki atau yang melakukan pelayanan seperti biro perjalanan, tempat hiburan, penginapan dan lain sebagainya itu adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; misalnya hotel melayani penginapan. Jika dilihat dari kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat yaitu pada tahun 2007 sebesar 23,68%. Kemudian selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2012 kontribusi sektor tersebut sebesar 25,20%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila sektor tersebut dikembangkan atau dikelola secara efektif maupun efisien maka hasil yang diperoleh akan maksimal. Salah satu caranya yaitu dengan mempromosikan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan di Kabupaten Lombok Barat agar dapat mengundang lebih banyak lagi investor untuk berinvestasi.
Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Ada beberapa hal yang mempengaruhi investasi, yaitu suku bunga, PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan serta faktor sosial budaya. Hal ini menimbulkan implikasi kebijakan, yaitu penurunan suku bunga, kebijakan fiskal, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan birokrasi pemerintahan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelonggaran regulasi, kebijakan untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan, penguatan budaya lokal.( http://ikafitriza.blogspot.com).
Investasi mendorong pertambahan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi) secara berlipat ganda lewat proses multiplier. Investasi juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja ini akan mengurangi pengangguran. Berkurangnya pengangguran akan mengurangi kemiskinan. Investasi juga bisa digunakan sebagai alat untuk pemerataan baik pemerataan antar daerah, antar sektor dan antar perorangan. Investasi sebagai alat pemerataan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri atau dibiarkan berjalan menuruti mekanisme pasar tetapi harus ada intervensi pemerintah.
Untuk melihat seberapa besar investasi (investasi dalam negeri dan investasi asing) yang dilakukan di Kabupaten Lombok Barat maka dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Realisasi Investasi PMDN dan PMA Sektor Pariwisata Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2012
No
Tahun Anggaran
PMDN (Rp.000)
PMA ($)
1
2007
287.569.876.000
1.777.778
2
2008
339.744.289.000
1.816.449
3
2009
168.169.453.790
1.930.914
4
2010
174.516.010.000
2.237.778
5
2011
93.401.632.000
2.500.164
6
2012
189.399.345.353
2.924.303
Jumlah
1.252.800.606.143
13.923.303
Sumber : BKPMD Kabupaten Lombok Barat
Dari tabel diatas Penanaman modal dalam negeri mengalami fluktuasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 hal tersebut dikarenakan oleh adanya inflasi yang tidak stabil, suku bunga yang tidak stabil, banyaknya objek wisata yang tidak aktif atau berhenti beroprasi dan lain-lain, sedangkan penanaman modal asing terus mengalami peningkatan dikarenakan oleh kondisi keamanan yang tetap terjaga dan lain sebagainya.
Hal ini disebabkan karena investasi yang dilakukan oleh investor pada proyek-proyek dibidang pariwisata yang jumlahnya semakin banyak dan sudah dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Diantaranya yaitu dari PT. Puri Mas Lombok dengan bidang usaha cottage bintang 1 di Kecamatan Batu Layar, PT. Taman Senggigi Lombok dengan bidang usaha restoran di kecamatan Batu Layar. Apakah investasi dalam negeri yang mengalami fluktuasi maupun luar negeri yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Dampak Investasi Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2012” guna mengetahui apakah investasi sektor pariwisata baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing berpengaruh signifikan atau tidak terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat tahun 2007-2012.
Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut yaitu apakah investasi sektor pariwisata baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat tahun 2007-2012 ?
Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi sektor pariwisata baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat tahun 2007-2012.
Manfaat penelitian
Secara akademik, untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi program Strata Satu (S1) pada fakultas ekonomi Universitas Mataram.
Secara teoritis, sebagai kajian untuk menambah wawasan peneliti serta sebagai informasi bagi para penaliti lain yang mengambil pokok permasalahan yang sama.
Secara praktis, untuk menjadi masukan dalam mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif yang diakibatkan oleh investasi pada sektor pariwisata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan suatu pedoman berfikir, dan untuk itu diperlukan penelitian yang mempunyai kajian yang sama atau mempunyai konsep berfikir dengan kajian yang sama.
Dalam penelitian lain yang menggunakan model input output, Antara (2005) menemukan bahwa kontribusi usaha kecil sektor pariwisata terhadap pendapatan regional Bali adalah sebesar 16,3 persen. Usaha kecil pariwisata mampu menciptakan upah gaji, surplus usaha, dan pajak tidak langsung yang besar, yang berarti bahwa sektor ini mampu menjadi penggerak perekonomian Bali. Ia juga menyimpulkan bahwa sektor ini mampu berperan menciptakan permintaan akhir atas barang yang langsung dikonsumsi yaitu sebesar 19,36 persen dari total permintaan akhir di Bali.
Dalam penelitian mengenai potensi pariwisata sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan perekonomian daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dilakukan oleh Windari (2006) dengan menggunakan model input output, diperlihatkan bahwa peran pariwisata terhadap output DIY sebesar 5,89 persen sedangkan terhadap upah dan gaji sebesar 6,04 persen di tahun 2004. Dalam hal output, sektor yang paling besar menerima dampak dari pariwisata adalah industri pengolahan, sedangkan dalam hal upah gaji adalah sektor jasa lain.
Dalam penelitian terdahulu oleh Arief Hartoko (2009), mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, investasi sarana pariwisata, usaha jasa pariwisata, rata- rata lama tinggal wisatawanmancanegara terhadap pendapatan daerah di Kota Malang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan pendapatan daerah dari sektor pariwisata (Y) sebagai variable dependen danjumlah wisatawan (X1), investasi sarana pariwisata (X2), usaha jasa pariwisata (X3), rata-rata lama tinggal wisatawan manacangara (X4) sebagai variable independen. Dari hasil perhitungan analisis data dan pengujian hipotesis secara simultan diperoleh hasil Fhitung = 136,269 > Ftabel = 5,19, berarti variabel X1, X2,X3, dan X4 secara simultan berpengaruh nyata terhadap variable Y.Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat telah terbukti. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial variable X1 tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap variable Y, variable X2 dan X3 berpengaruh nyata dan positif terhadap variable Y sedangkan variable X4 tidak berpengaruh nyata terhadap variable Y.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Made Dwi (2007) dengan judul “Dampak Investasi Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali tahun 2000-2006” dapat disimpulkan bahwa investasi sektor pariwisata (PMDN dan PMA) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.
Penelitian terdahulu lainnya yang di lakukan oleh Budiasa (2004) dengan judul “Dampak Investasi Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Di Provinsi Bali tahun 1990-2000 dapat disimpulkan bahwa investasi sektor pariwisata (PMDN dan PMA) berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian Di Provinsi Bali tahun 1990-2000.
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara penelitian ini dengen penelitian terdahulu yaitu terletak dari varibel yang digunakan serta lokasi penelitian yang dilaksanakan dan tahun penelitian yang berbeda pula.
Tinjauan Teori
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang digunakan juga makin berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.
Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara. ”pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan ”pembangunan” (development) Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari syarat-syarat yang diperlukan dalam proses pembangunan (Meier,1989). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedang pembangunan itu meningkatnya pertumbuhan ekonomi di tambah dengan perbaikan kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi bukanlah bertujuan untuk menciptakan modernisasi dalam suatu masyarakat, tetapi yang lebih penting lagi adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik kepada seluruh masyarakat secara adil dan merata. Tujuan ini tidak akan tercapai apabila pembangunan ekonomi mengakibatkan distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Dalam keadaan seperti ini hanya segolongan kecil saja dari keseluruhan anggota masyarakat yang menikmati hasil pembangunan (Sadono,1996:13).
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan PDRB akan memperlihatkan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada ”proses”, karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman indikator pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisa sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk (lihat Arsyad,1999). Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ada tiga :
Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian.
Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.
Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan output.
Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektorsektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik.
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi (Sukirno, 1994). Persamaannya adalah :
Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)
Δ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi
Δ K = tingkat pertambahan barang modal
Δ L = tingkat pertambahan tenaga kerja
Δ T = tingkat pertambahan teknologi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern Lewis yakni:
Y = Aeμt . Kα . L1-α ....................................................................(1)
Y = Produk Domestik Bruto
K = stok modal fisik dan modal manusia
L = tenaga kerja non terampil
A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar
eμt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi
α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni
persentase kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal manusia.
Definisi Kepariwisataan
Dalam Undang-Undang RI nomor 9 tahun 1999 disebutkan definisi pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan wisata disebut dengan Wisatawan. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan hal tersebut. Obyek dan daya tarik pariwisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Adapun dampak dengan adanya sektor pariwisata antara lain :
Dapat menciptakan kesempatan berusaha, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata tersebut. Dengan datangnya wisatawan lokal maupun asing , perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation) wisatawan.
Dapat meningkatkan kesempatan bekerja. Dengan dibangunnya penginapan seperti hotel, restoran pasti akan memerlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
Dapat meningkatkan pendapatan, sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.
Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah (T) dan retribusi daerah. Setiap wisatawan yang berbelanja akan selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).
Dapat meningkatkan investasi dari sektor industri pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya.
Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami surplus, maka dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran.
Investasi
Teori Investasi adalah teori permintaan modal. Investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau dengan kata lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati proporsi yang relatif sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi inves tasi menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB. Salah satu alasan mengapa negara -negara dengan pertumbuhan tinggi merupakan negara-negara dengan pertumbuhan tinggi ialah karena mereka mencurahkan bagian substansial dari output mereka ke d alam investasi (dornbush, 2004). Bank Indonesia dan Badat Pusat Statistik mengartikan investasi sebagai suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (benefit) pada masa-masa yang akan datang.
Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial, dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi residensial adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan barang perusahaan (Mankiw, 2003). Selain ini, investasi dapat dibedakan atas investasi finansial dan investasi non-finansial. Investasi finansial lebih ditujukan kepada investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial seperti penyertaan, pemilikan saham, obligasi, dan sejenisnya. Sedangkan investasi non -finansial dalam bentuk investasi fisik (kapital dan barang modal), termasuk pula inventori (persediaan).
Pembentukan dan pengumpulan modal atau investasi dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan pembentukan modal akan membawa kepada pemanfaatan penuh sumber-satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Hal ini sumber yang ada. Sehingga dengan pembentukan modal akan menghasilkan kenaikan besarnya output nasional. Investasi tidak saja hanya meningkatkan output nasional tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal akan menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin, alat, dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Selain itu, pembentukan modal juga akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Ia akan membantu memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh penduduk yang jumlahnya semakin meningkat Dengan demikian investasi menyebabkan penggunaan sumber daya alam secara tepat, pendirian berbagai macam jenis industri, maka memberikan kesempatan kerja standar hidup meningkat yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan ekonomi.
Berbagai macam pendapat para ahli tentang pengertian investasi, akan tetapi pada dasarnya arti dari pengertian tersebut adalah sama yaitu mengeluarkan dana pada saat sekarang dengan harapan akan memperoleh hasil dimasa yang akan datang. Berikut ini adalah pengertian investasi dari beberapa ahli antara lain:
Menurut Rudiger Dorenbush, Stonley Ficher (1989:268)
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal dalam suatu produksi untuk meningkatkan output produksi
Deliamor (1985:82)
Investasi atau sering disebut penanaman modal, merupakan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan untuk membeli barang-barang modal riel, baik untuk mendirikan perusahaan baru maupun untuk memperluas usaha yang telah ada, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Mas’udme (1985:13)
Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang aktiva lain kedalam barang aktiva yang mempunyai manfaat beberapa tahun dimasa yang akan datang dan penanaman modal.
Malayu Sp. Hasibuan
Investasi merupakan penanaman modal yang bermotifkan laba, dalam ekonomi makro investasi diartikan sebagai pembentukan modal atau akumulasi modal. Pembentukan modal dalam perekonomian mutlak dibutuhkan untuk membiayai pembangunanan agar produksi atau output nasional semakin meningkat, semakin banyak modal yang tersedia maka semakin cepat pembangunan ekonomi dilaksanakan.
Rose (2005:5)
Investasi adalah suatu pengeluaran pada barang modal atau pada persediaan barang mentah yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa lain yang mengakibatkan produksi dan pendapatan dimasa yang akan datang.
Harrod-Domar
Harrod-Domar memberikan peranan kunci pada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak yang dimiliki oleh investasi yakni; pertama, ia menciptakan pendapatan. Kedua, ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama disebut “dampak permintaan” dan yang kedua disebut “dampak penawaran” dari investasi. Karena itu selama investasi netto tetap berlangsung, pendapatan nyata tetap berlangsung, pendapatan nyata dan output akan senantiasa memperbesar. Namun demikian untuk mempertahankan tingkat equilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun ketahun, baik pendapatan maupun ouput tersebut keduanya harus meningkat kedalam laju yang sama pada saat kapasitas produksi meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas menganggur (idle). Hal ini akan memaksa para pengusaha untuk membatasi pengeluaran investasinya sehingga akhirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian, yaitu menurunkan pendapatan dan pekerjaan pada proses berikutnya dan menggeser perekonomian keluar jalur equilibrium pertumbuhan mantap. Jadi apabila pekerjaan harus senantiasa diperbesar.
Jenis- jenis Investasi
Menurut Novita Linda S, jenis-jenis investasi yaitu :
Autonomous Investment.
Investasi ini dilakukan oleh pemerintah (public investment), karena di samping biayanya sangat besar juga investasi ini tidak memberikan keuntungan, maka swasta tidak akan sanggup melakukan investasi jenis ini karena tidak memberikan keuntungan secara langsung.
Induced Investment.
Investasi ini timbul akibat adanya pertambahan permintaan efektif yang terjadi di pasar, di mana kenaikan permintaan efektif ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat.
Domestic Investment dan Foreign Investment.
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri, sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing.
Gross Investment dan Net Investment.
Gross investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu waktu. Net investment adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Pendapatan nasional biasa naik atau turun karena perubahan investasi. Kondisi ini tergantung pada perubahan teknologi, penurunan tingkat bung, perubahan penduduk, dan factor-faktor lainnya (Samuelson dalam Makmun, 2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi investasi, yaitu :
Tingkat bunga.
Tingkat bunga sangat berperan dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Kalau tingkat bunga rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi, karena kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Begitu pula sebaliknya bila tingkat bunga tinggi, maka investasi dari kredit bank tidak menguntungkan.
Marginal Efficiency of Capital (MEC).
MEC merupakan salah satu konsep yang dikeluarkan Keynes untuk menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. MEC merupakan tingkat keuntugan yang diharapakan dari investasi yang dilakukan (return of investment). Bila keuntungan yang diharapakan (MEC) lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku secara riel, maka investasi akan dilakukan. Bila MEC yang diharapakan lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku secara riil, maka investasi tidak akan dijalankan. Bila MEC yang diharapakan sama dengan tingkat suku bunga secara riil, maka pertimbangan untuk mengadakan investasi sudah dipengaruhi oleh faktor lain.
Peningkatan aktivitas perekonomian.
Harapan akan peningkatan aktivitas perekonomian di masa datang, merupakan salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Kalau ada perkiraan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di masa mendatang, walaupun tingkat suku bunga lebih besar dari MEC, investasi mungkin akan tetap dilakukan oleh investor yang instingnya tajam melihat peluang meraih keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Kestabilan politik suatu negara.
Kestabilan politik suatu negara merupakan satu pertimbangan yang sangat penting untuk mengadakan investasi. Bila keadaan politik suatu negara stabil, maka investor akan menanamkan investasinya, dan sebaliknya bila keadaan politik suatu negara tidak stabil, maka investor tidak akan menanamkan investasinya.
Keamanan suatu daerah.
Faktor keamanan dibutuhkan untuk menjamin keamanan investasi. Jika suatu daerah dianggap tidak aman, sering terjadi kerusuhan (yang bersifat etnis, agama, separatisme, kecemburuan sosial), investor tidak akan berani menanamkan investasinya di daerah tersebut.
Kebijakan pemerintah.
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi investasi. Kebijakan pemerintah yang bersifat kondusif akan berdampak positif bagi iklim investasi. Kebijaksanaan moneter longgar (easy monetary policy) yang merupakan kebijakan dari pemerintah akan ditandai dengan bunga yang rendah atau penyaluran kredit yang tinggi, dan kebijakan fiskal yang kondusif seperti adanya tax holiday. Tingkat pajak (keuntungan usaha, bea masuk, pertambahan nilai) yang rendah, dan biaya energi (listrik dan BBM) yang murah, kemudian perizinan dan birokrasi cenderung berdampak positif bagi kegiatan investasi. Sebaliknya yang terjadi terhadap investasi adalah negatif jika kebijaksanaan pemerintah bersifat ketat baik di sektor moneter, fiskal, dan sektor lainnya.
Infrastruktur.
Infrastruktur juga merupakan faktor yang ikut mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif seperti keadaan jalan yang baik, tersedianya pelabuhan yang memadai, tersedianya sumber energi yang dibutuhkan oleh perusahaan, tersedianya fasilitas transportasi, telekomunikasi akan membantu menigkatkan kegiatan investasi. Pengeluaran pemerintah (pusat dan daerah) untuk infrastruktur ini akan dapat meningkatkan kegiatan investasi.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri menurut Undang-undang No.6 Tahun 1968 dalam lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 adalah sebagai berikut :
Swasta nasional maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan/disediakan guna menjalankan usaha sepanjang modal tidak diatur dalam Undang-undang Penanaman Modal Asing.
Yang dimaksud dengan PMDN adalah “penggunaan dari kekayaan seperti tersebut di atas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menjalankan usaha berdasarkan ketentuan Undang-undang ini”.
Semua bidang usaha pada dasarnya terbuka bagi swasta sedangkan pemerintah hanya berfungsi sebagai pelopor terhadap sektor-sektor tersebut. Undang-Undang PMDN secara umum menyatakan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi partisipasi swasta yang diakui dan ditegaskan keberadaanya.
Kebijakan penanaman modal mencakup bidang pengaturan teknis dan pengarahan dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan usaha. Peningkatan penyebaran penanaman modal di daerah akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi Tenaga Kerja Indonesia dan bisa digunakan untuk menggarap potensi investasi yang ada
Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut pasal 1 Undang-undang PMA No.1 tahun 1967 dalam Manajemen Penanaman Modal Asing dinyatakan sebagai berikut :
Pengertian penanaman modal asing hanya meliputi modal asing secara langsung yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti menanggung resiko secara langsung bagi pemilik modal tersebut dalam menanamkan modalnya.
Bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara Indonesia maupun PMA yang telah disesuaikan dengan prioritas pembangunan yang sedang dijalankan. Jadi ada faktor-faktor tertentu yang tertutup bagi PMA dengan pertimbangan sektor tersebut diperuntukkan bagi pengusaha penanaman modal tersebut diusahakan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan Indonesia dan modal tersebut diarahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi nasional.
Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai ”pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan” .
Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara menurut Todaro (1981) adalah:
Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia;
Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya;
Kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk ”capital formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar. Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif.
Menurut Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat , pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Suryana (2000) menyatakan bahwa kekurangan modal dalam Negara berkembang dapat dilihat dari beberapa sudut:
Kecilnya jumlah mutlak kapita material;
Terbatasnya kapasitas dan keahlian penduduk;
Rendahnya investasi netto.
Akibat keterbatasan tersebut, negara-negara berkembang mempunyai sumber alam yang belum dikembangkan dan sumber daya manusia yang masih potensial. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas maka perlu mempercepat investasi baru dalam barang-barang modal fisik dan pengembangan sumberdaya manusia melalui investasi di bidang pendidikan dan pelatihan.
Kerangka Konseptual
PMA
PMDN
Pertumbuhan ekonomi
Keterangan :
Investasi sebagai salah satu kegiatan yang rasional dimana aspek yang mempengaruhi investasi dikarenakan karena adanya suatu keharusan yang terjadi secara otomatis sesuai dengan perkembangan zaman kebutuhan hidup seseorang suatu organisasi bahkan Negara. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan di pihak lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di Negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja yang membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Jadi PMDN menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah “diduga bahwa investasi sektor pariwisata baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat tahun 2007-2012”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini terjadi. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau tidak. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh.Nazir, 2009).
Sesuai dengan tujuan dan sifat dari masalah yang dihadapi, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu membuat deskripsi secara sistematis tentang pengaruh investasi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Di Kabupaten Lombok Barat selama kurun waktu 2007-2012 apakah signifikan atau tidak.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat. Pengambilan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mata pencaharian penduduknya sebagian besar bergelut dibidang pariwisata. Sehingga peneliti ingin melihat bagaimana dampak investasi sektor pariwisata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Barat selama kurun waktu 2007-2012
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi “Metode pengumpulan data dengan melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah Investasi dan PDRB di Kabupaten Lombok Barat tahun 2007-2012 dengan tujuan untuk memberi gambaran secara khusus tentang latar belakang, sifatht-sifat, serta karateristik yang ada pada kasus yang diteliti yang kemudian disimpulkan secara umum (M.Nasir,1998;66)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dokumenter
Dokumenter adalah teknik pengumpulan data dengan jalan mencatat data-data yang dipublikasikan pada kantor atau instansi yang terkait dengan masalah yang diteliti.
3.4.2 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu suatu cara memperoleh data dengan membaca dan mencatat data-data yang dibutuhkan di mana data-data tersebut bersumber dari bahan bacaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur nilai atau besarnya secara langsung. Dalam penelitian ini, data-data tersebut berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan realisasi PMDN dan PMA di Kabupaten Lombok Barat selama kurun waktu 2007-2012.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau data yang bersumber dari pihak kedua. Misalnya, BPM, BPS, Bappeda, Majalah atau publikasi-publikasi lainnya. Penelitian ini menggunakan data selama Tahun 2007-2012 yang diperoleh instansi atau kantor sebagai berikut : BKPMD Kabupaten Lombok Barat, BPS NTB.
Klasifikasi Variabel
Dependent Variable (variabel terikat)
Yaitu merupakan yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam perekonomian ini yang menjadi variabel terikat adalah Pertumbuhan Ekonomi.
Independent Variable (variabel bebas)
Yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah investasi sektor pariwisata, ada PMDN dan PMA.
3.7 Identfikasi Variabel
Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan Ekonomi
Investasi
PMDN
PMA
3.8 Defenisi Oprasional Variabel
3.8.1 Pertumbuhan Ekonomi
Yaitu perkembangan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat, dalam satuan persen, dimana dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku.
3.8.2 Investasi
Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan pada sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2012, terdiri dari :
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Realisasi penanaman modal yang dilakukan pihak dalam negeri terhadap sektor pariwisata di kawasan Lombok Barat baik oleh pemerintah maupun, swasta dalam negeri, selama kurun waktu 2007-2012 yang diukur dengan satuan rupiah.
PMA (Penanaman Modal Asing)
Realisasi penanaman modal yang dilakukan oleh pihak asing terhadap sektor pariwisata di kawasan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2012 yang diukur dengan satuan dolar.
Prosedur Analisis
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh perubahan dari suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu variabel investasi sektor pariwisata (independent variable) terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat (dependent variable) dengan rumusan (Sugiyono, 2008) sebagai berikut:
Ŷ = β0 ± β1 X1 ± β2 X2 + E
Dimana:
Ŷ = Pertumbuhan Ekonomi
β0 = Konstanta (intersep)
β1, β2 = Koefisien regresi variabel Y
X1,X2 = Investasi sektor pariwisata
E = Standart error
Mencari nilai β, r2 (koefisien determinasi), t hitung dan lain-lain dengan menggunakan bantuan komputer melalui program Eviews.
Koefisien Determinasi
Analisis untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menghitung besarnya koefisien determinasi (r2) dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Uji Kriteria Statistik
Pengujian signifikan koefisien regresi secara parsial (individu) digunakan uji t (t-test). Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikan dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain tetap/konstan.
Uji hipotesisnya:
Menentukan formulasi hipotesis
H0 : β1 = 0 (variabel X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y)
Ha : β1 ≠ 0 (variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y)
Menentukan level of signicant (α) sebesar 5%
Kriteria pengujian
Daerah terima Ha
Daerah terima Ha
Daerah terima H0
H0 diterima apabila:
40