Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Vasospasme cerebral merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada pasien dengan perdarahan subarahonid. Delayed ischemic neurologic deficit yang berhubungan dengan vasospasme serebral menyebabkan kematian pada 50% pasien yang bertahan pada periode awal setelah aneurisma ruptur yang ditangani. Onset vasospasme serebral yang bervariasi, mulai dari 24 jam pasca perdarahan subarahnoid atau subarahcnoid hemorrhage (SAH) sampai dengan 14 hari, patofisiologi vasospasme serebral yang kompleks dan cara diagnosis yang masih kontroversial, turut berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada pasien dengan SAH. Evaluasi ketat selama perawatan di ICU untuk mendeteksi kejadian vasospasme serebral awal sangat penting, setiap gejala neurologis baru yang muncul harus diperiksa dan ditangani secepatnya. Banyak obat-obatan yang diteliti untuk mengatasi vasospasme serebral namun efektifitasnya masih dipertanyakan. Tatalaksana utama yang dulu diketahui adalah dengan melakuka...
Unram Medical Journal
Sekitar 10-20% serangan stroke setiap tahunnya disebabkan oleh stroke hemoragik. Stroke hemoragik yang paling ditakutkan terjadi adalah subarachnoid hemorrhage (SAH) karena memiliki dampak ekonomi, morbiditas, dan mortilitas yang lebih tinggi dibandingkan jenis stroke lainnya meskipun prevalensi kejadiannya cukup rendah. Sekitar 80% subarachnoid hemorrhage (SAH) non-trauma disebabkan oleh pecahnya aneurisma intrakranial yang akan mendorong darah mengisi ruang subarakhnoid dan merangsang struktur-struktur disekitarnya sehingga menimbulkan gejala khas berupa kaku kuduk dan thunderclap headache. Meskipun terdapat gejala khas, tingkat kesalahan dalam diagnosis stroke ini masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap segala aspek yang berkaitan dengan subarachnoid hemorrhage sangat penting dalam mengoptimalkan kemampuan dan pelayanan terhadap pasien. Kata Kunci: stroke, subarachnoid hemorrhage, anuerisma intrakranial
Callosum Neurology, 2019
Latar Belakang: Terdapat beberapa faktor resiko yang telah diidentifikasi memepengaruhi mortalitas pasien Perdarahan Subaraknoid. Salah satu cara untuk mengetahui prognosis pasien perdarahan subaraknoid ialah dengan menggunakan sistem skoring. Skor dapat membantu para klinisi untuk menilai kondisi pasien, prognosis, serta menentukan penatalaksanaan yang terbaik bagi pasien. Tujuan Penelitian: Mengukur faktor prediktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien perdarahan subaraknoid dan meramalkan prognosis pasien perdarahan subaraknoid menggunakan skor prediktor mortalitas. Metode: Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif. Data penelitian ini diperoleh dari data sekunder register stroke dan rekam medik pasien perdarahan subaraknoid di RS Bethesda Yogyakarta. Uji validitas menggunakan kurva receiver-operating characteristic (ROC) dan untuk cut off point menggunakan area under the curve (AUC). Hasil: Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan ...
DEFINISI Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah perdarahan saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz meliputi hematemesis dan atau melena. Untuk keperluan klinik, dibedakan perdarahan varises esophagus dan non-varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam pengelolaan dan prognosisnya. Hematemesis adalah muntah darah. Darah bisa dalam bentuk segar (bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi. Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran pencernaan atas yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal/ter, dengan bau busuk, dan perdarahannya sejumlah 50-100 ml atau lebih. Melena menunjukkan perdarahan saluran cerna bagian atas. Tinja yang gelap dan padat dengan hasil tes perdarahan samar (occult blood) positif menunjukkan perdarahan pada usus halus dan bukan melena. EPIDEMIOLOGI Di Indonesia sebagian besar (70 – 80 %) perdarahan SCBA berasal dari pecahnya varises esophagus akibat penyakit sirosis hati. Dari 1673 kasus perdarahan saluran cerna bagian atas di SMF penyakit dalam RSU DR. Sutomo Surabaya, penyebabnya 76,9% pecahnya varises esofagus, 19,2 % gastritis esophagus, 1 % tukak peptic, 0,6% kanker lambung, dan 2,6 % karena sebab-sebab lain. Laporan dari RS pemerintah di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta urutan ketiga terbanyak perdarahan SCBA sama dengan RSU dr. Sutomo PAGE 15
Jurnal Neuroanestesi Indonesia, 2016
Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun di dunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Seorang ibu dengan anemia pada saat hamil pada umumnya lebih tidak mampu untuk mengatasi kehilangan darah yang terjadi dibandingkan dengan seorang ibu dengan kebutuhan nutrisi cukup. Dalam waktu 1 jam setelah persalinan harus memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan dalam jumlah besar. Bila terjadi perdarahan berat, transfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kehidupan ibu. JANGAN LEWATKAN: • Gangguan Koagulasi dan Kausal Perdarahan Pasca Persalinan • Perdarahan Pasca Persalinan • Atonia Uteri • Cara Menolong Kelahiran Kepala dan Bahu Bayi • Plasenta Di Dalam Rahim Setelah Persalinan • Gelombang His dalam Persalinan Ini adalah salah satu penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia, yang melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi dinegara berkembang. Sebagian besar kematian ibu (88 %) terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III. Perdarahan pascapersalinan adalah komplikasi yang terjadi pada tenggang waktu diantara persalinan dan masa pascapersalinan. Faktor predisposisi antara lain adalah anemia, yang berdasarkan prevalensi dinegara berkembang merupakan penyebab yang paling bermakna kejadian perdarahan pascapersalinan. Penyebab perdarahan paling sering adalah atonia uteri serta retensio plasenta, penyebab lain kadang-kadang adalah laserasi serviks atau vagina, ruptura uteri, dan inversi uteri. Manajemen aktif kala III adalah upaya pencegah perdarahan pascapersalinan yang didiskusikan secara komprehensif WHO. Beberapa jam pertama pascpersalinan menjadi masa kritis untuk diaknosis dan pengololaan perdarahan abnormal. ang paling dikenal sebagai tiga penyebab klasik kematian ibudi samping infeksi dan preeklampsia adalah perdarahan. Perdarahan pascapersalinan (PPP) adalah perdarahan yang masif yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan abortus.
Abstrak: Primary Intraventricular Hemorrhage (PIVH) merupakan perdarahan intraserebral non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang timbul di dalam atau pada sisi dari ventrikel. " Primary " menandakan tampilan patologik dan bukan menandakan etiologi yang tidak diketahui. Sepertiga pasien PIVH meninggal dalam perawatan di rumah sakit (39%). Faktor risiko pada PIVH sebagian besar berasal dari perdarahan hipertensi pada arteri parenkim yang sangat kecil dari jaringan yang sangat dekat dengan sistem ventrikuler. Sindrom klinis IVH menurut Caplan menyerupai gejala SAH, berupa sakit kepala mendadak, kaku kuduk, muntah dan letargi. CT Scan kepala sangat sensitif dalam mengidentifikasi perdarahan akut dan dipertimbangkan sebagai gold standard. Terapi konvensional PIVH berpusat pada tatalaksana hipertensi dan peningkatan tekanan intrakranial bersamaan dengan koreksi koagulopati dan mencegah komplikasi seperti perdarahan ulang dan hidrosefalus. Kata kunci: Hipertensi, faktor risiko, perdarahan intraventrikuler primer 210 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 5, Mei 2011
Subdural hematoma terletak diantara lapisan duramater dan araknoid. (Arifin MZ, Risdianto A. Cedera Kepala Teori dan Penanganan. 2013. Jakarta: Sagung Seto) Hematoma subdrual adalah kumpulan darah diruang subdural antara duramater dan arachnoid. (Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Clinical Neurology 9 th Edition. 2015. USA: McGraw Hill) Subdural hematoma akut (SDH akut) merupakan perdarahan yang mengumpul diantara duramater dan arachnoid yang disebabkan regangan dan robekan vena-vena drainase yang berjalan melintang-menggantung (Bridging Veins) dirongga subdural antara permukaan kortikal otak dengan sinus duramatris. (Rianawati SB, Munir B. Buku Ajar Neurologi. 2017. Jakarta: Sagung Seto) B. Epidemiologi Subdural hematoma akut terjadi ada 5-25% pada penderita cedera kepala berat. Kejadian SDH kronis telah dilaporkan 1-5,3 kasus per 100.000 orang pertahun. Pada subdural hematoma lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita dengan rasio 3:1, sedangkan subdural hematoma kronis rasio pada laki-laki dengan wanita 2:1. Subdural hematoma akut yang dihubungkan dengan faktor usia (resiko trauma tumpul kepala) umumnya terjadi pada usia > 60 tahun, sebagai predisposisi atrofi serebral akibat kurang elatisitas bridging veins, sehingga vena tersebut mudah mengalami cedera. Subdural hematoma bilateral lebih sering terjadi pada bayi, dan subdural hematoma interhemisfer sering dihubungkan dengan kekerasan pada anak. Terdapat hubungan yang signifikan antara penambahan usia dan peningkatana angka kematian terutama pada penderita diatas usia 65 tahun. Penderita dengan usia < 35 tahun mempunyai angka mortalitas rata-rata 54% dengan fungsionalitas selamat sekitar 38% dibandingkan penderita dengan usia diatas 65 tahun angka mortalitasnya 82% dengan fungsionalitas selamat sekitar 5%. (Rianawati SB, Munir B. Buku Ajar Neurologi. 2017. Jakarta: Sagung Seto)
Nikephoros, 2024
Journal of Archaeological Method and Theory, 2018
American Journal of Management Science and Engineering, 2018
Presentation to Macquarie University Anthropology Research Seminar, Wednesday 5 March, 2019
Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, 2017
The Greeks and Romans in the Black Sea and the Importance of the Pontic Region for the Graeco-Roman World (7th century BC-5th century AD): 20 Years On (1997-2017), 2021
Ecosystems, 2010
Picard, 1992 (Deuxième édition)
Organometallics, 2011
Geomatik, 2020
International Journal of System Dynamics Applications, 2020
Otolaryngology -- Head and Neck Surgery, 2011