Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

karya tulis ilmiah.docx

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN D I S U S U N OLEH NAMA : SITI ROSMIYA SEMESTER : V JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DISUSUN UNTUK MENGIKUTI LOMBA KARYA TULIS ILMIAH DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI STATISTIK NASIONAL 26 SEPTEMBER 2018 UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU T.A.2018/2019 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tercurah ke atas Nabi Muhammad SAW. Dan ke atas keluarga beliau dan para sahabat beliau. Alhamdulilllah hirabbil ‘alamin atas karunia Allah SWT saya diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah mengenai “ Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia terhadap Lingkungan”. Semoga dapat bermanfaat bagi saya dan masyarakat, serta Allah SWT dapat mempermudah saya dalam memahami ilmu, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa bersyukur. Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dengan semangat amar makruf dan upaya peningkatan ilmu pengetahuan, saya senantiasa mengharapkan kontribusi pemikiran sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah meridai hasil karya ini. Amin ya rabbal ‘alamin. Rantauprapat, September 2018 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah 1 Rumusan Masalah 1 BAB II PEMBAHASAN 2 Pengertian Populasi 2 Karakteristik Populasi 3 Densitas Populasi 3 Natalitas Populasi 3 Mortalitas Populasi 3 Hubungan Pertumbuhan Populasi Penduduk dengan Kebutuhan Air, Kebutuhan Pangan, dan Ketersediaan Lahan 4 Peningkatan Populasi Penduduk dan Kerusakan Lingkungan 9 Upaya Manusia Mengelola Lingkungan Dan Mengatasi Sumber Daya Alam 12 BAB III PENUTUP 13 Kesimpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 15 ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Alam telah mengatur sedemikiann rupa sehingga perbandingan populasi antara produsen, konsumen, dan pengurai di dalam suatu ekosistem selalu seimbang. Keseimbangan alam yang dinamis dapat terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Pada ekosistem pedesaan, lahan masih tersedia luas, para petani bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangannya dan kebutuhan airnya diperoleh dari sumur, sumber mata air, dan sungai. Pada ekosistem perkotaan, lahan yang tersedia sempit karena digunakan untuk kawasan perkantoran, pabrik, dan pemukiman, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangannya, penduduk perkotaan harus membeli ke pasar tradisional atau pasar swalayan. Untuk memenuhi kebutuhan air biasanya dengan berlangganan dari PDAM, menggunakan pompa air, atau membeli dari pedagang air. Peningkatan populasi penduduk sangat mempengaruhi kondisi lingkungan karena daya dukung lingkungannya terbatas, daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung atau memenuhi kebutuhan hidup organisme secara normal. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak disertai pengelolaan lingkungan yang bijaksana akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan populasi ? Apa saja karakteristik yang dimiliki populasi ? Apa yang dimaksud dengan densitas, natalitas, dan mortalitas populasi ? Bagaimana hubungan pertumbuhan populasi penduduk dengan kebutuhan air, kebutuhan pangan, dan ketersediaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu ? Bagaimana peningkatan populasi penduduk dan kerusakan lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu ? Apa saja upaya manusia dalam mengelola lingkungan dan melestarikan sumber daya alam ? 1 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Populasi Kata populasi berasal dari bahasa Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau penduduk. Dalam ilmu ekologi, yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya. Menurut Resosoedarmo, populasi merupakan kelompok organisme sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu. Populasi merupakan kelompok kolektif organisme dari spesies sama yang menempati ruang dan memiliki ciri yang merupakan milik kelompok. Suatu organisme tidak dapat hidup sendirian, akan tetapi harus hidup bersama-sama dengan organisme lain, baik dengan organisme yang sejenis maupun dengan organisme tidak sejenis dalam suatu tempat tumbuh atau habitat. Indriyanto, Ekologi Hutan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), hal. 73 Berbagai organisme besar ataupun kecil yang hidup di suatu tempat tumbuh akan bergabung ke dalam suatu persekutuan yang disebut komunitas biotik. Menurut Resosoedarmo, semua komponen komunitas biotik terikat oleh adanya ketergantungan antara anggotaa-anggotanya sebagai suatu unit. Komunitas biotik ini terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang anggotanya-anggotanya bergabung secara erat satu sama lain, sehingga masing-masing kelompok kecil ini menjadi lebih bersatu. Masing-masing kelompok kecil dalam komunitas biotik dinamakan populasi. Karakteristik Populasi Sebuah populasi memiliki karakteristik yang berbeda dari populasi lainnya. Menurut Gopal dan Bhardwaj, karakteristik yang dimiliki populasi antara lain densitas (kepadatan atau kerapatan), natalitas (angka kelahiran), mortalitas (angka kematian), laju kenaikan populasi, umur dan sex ratio serta aggregasi. Odum dan Irwan menyebutkan tentang karakteristik yang dimiliki suatu populasi mencakup kepadatan, natalitas, mortalitas, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi (penyebaran), dan bentuk pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki karakteristik genetik yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya, misalnya sikap adaptif, keserasian reproduktif, dan ketahanan. 2 Densitas Populasi Densitas populasi adalah besarnya populasi dalam suatu unit ruang, yang pada umumya dinyatakan sebagai jumlah individu-individu dalam setiap unit luas atau volume. Densitas populasi itu disebut juga kerapatan atau kepadatan populasi. Istilah kerapatan lazim digunakan untuk densitas tumbuhan dan binatang, sedangkan istilah kepadatan lazim digunakan untuk denditas manusia. Densitas populasi dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan. Selain akibat pengaruh faktor lingkungan, ternyata perubahan densitas populasi dipengaruhi oleh adanya kelahiran, kematian, emigrasi, dan imigrasi. Indriyanto, Ekologi..., 74 Natalitas Populasi Natalitas yaitu reproduksi individu baru dari suatu populasi. Menurut Odum, natalitas atau angka kelahiran, yaitu kemampuan populasi untuk bertambah. Natalitas ekuivalen dengan angka kelahiran dalam terminologi (peristilahan) pengkajian populasi manusia (demografi). Pada kenyatannya, istilah baru organisme yang terjadi baik karena dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, ataupun karena pembelahan sel. Mortalitas Populasi Mortalitas (angka kematian), yaitu jumlah individu yang mati dalam populasi untuk suatu periode waktu tertentu. Dapat dikatakan bahwa mortalitas merupakan kebalikan dari natalitas, dan angka mortalitas ekuivalen dengan angka kematian pada demograsi manusia. Oleh karena itu, seperti pada natalitas bahwa mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati dalam kurun waktu tertentu. Perbedaan antara natalitas dengan mortalitas akan menentukan laju kenaikan populasi, jika mortalitas bernilai nol, maka populasi akan meningkat secara logaritmik pada jumlah yang sangat banyak, Akan tetapi, kenyataan di alam terdapat banyak faktor lingkungan (sebagai tahanan lingkungan) yang dapat memelihara densitas atau pertumbuhan populasi pada batas tertentu sesuai dengan sumber daya alam yang tersedia . Kemampuan lingkungan yang demikian disebut sebagai daya dukung lingkungan. Indriyanto, Ekologi..., 79 3 Hubungan Pertumbuhan Populasi Penduduk dengan Kebutuhan Air, Kebutuhan Pangan, dan Ketersediaan Lahan Peta Konsep Lingkungan dinamis Kepadatan populasi Kepadatan populasi seimbang Lingkungan dinamis meningkat, disertai dapat terganggu oleh Bencana alam dan perbuatan manusia Pemanfaan sumber daya Alam tidak bijaksana Pemanfaatan sumber daya Bencana alam dan Alam tidak bijaksana perbuatan manusia mengakibatkan Lingkungan rusak Lingkungan rusak Manusia merupakan salah satu bagian dari komponen biotik dalam suatu ekosistem. Pada ekosistem pedesaan masih banyak petani yang menanam padi, berkebun sayur mayur dan buah-buahan sehingga kebutuhan pangan terpenuhi dengan hasil pertaniannya. Sumber mata air dan sungai-sungai di pedesaan umumya masih bersih dan segar sehingga penduduk pedesaan dapat memenuhi kebutuhan air dari sumber mata air dan sungai yang mengalir di desanya. Akan tetapi, penggunaan air bersih yang tidak bijaksana misalnya melakukan mandi, buang air, mencuci, dan membuang sampah di sungai, dapat menyebabkan sungai-sungai tercemar sehingga tidak ada lagi sumber air bersih. Fatimah Muid, Inspirasi Sains Biologi, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), hal. 137 4 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu 2013 Kecamatan/District Padi Sawah Padi Ladang Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bilah Hulu 20 97 48,50 Pangkatan 157 762 48,54 Bilah Barat 1 188 5 887 49,47 100 268 26,80 Bilah Hilir 4 198 20 297 48,35 Panai Hulu 4 587 22 132 48,25 Panai Tengah 6 406 30 973 48,35 Panai Hilir 10 083 48 808 48,30 Rantau Selatan 775 3 821 49,30 Rantau Utara 342 1 691 49,45 Labuhanbatu 27 756 134 468 48,45 100 268 26,80 5 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah dan Padi Ladang Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Kecamatan Padi Sawah / Wet Land Paddys Padi Ladang / Dry Land Paddys Luas Panen / Harvest Area (Ha) Produksi / Production (Ton) Produktivitas / Yield Rate (Kw/Ha) Luas Panen / Harvest Area (Ha) Produksi / Production (Ton) Produktivitas / Yield Rate (Kw/Ha) District (1) (2) (3) (4) (2) (3) (4) 050 Bilah Hulu 20 98 49,00 - - - 070 Pangkatan 149 732 49,15 - - - 080 Bilah Barat 1 189 6 569 55,25 105 287 27,35 130 Bilah Hilir 1 761 9 359 53,15 - - - 140 Panai Hulu 2 621 13 935 53,17 - - - 150 Panai Tengah 5 311 28 212 53,12 - - - 160 Panai Hilir 12 537 65 192 52,00 - - - 210 Rantau Selatan 341 1 885 55,30 - - - 220 Rantau Utara 381 2 107 55,32 - - - Labuhanbatu 24 310 128 089 52,60 105 287 27,35 Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Labuhanbatu 6 Luas Panen Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan Jenis Sayuran di Kabupaten Labuhanbatu (Ha) Tahun 2014 Kecamatan/District Kacang Panjang Cabe Terong Kangkung Bayam Ketimun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bilah Hulu 1 1 Pangkatan 4 4 3 13 14 3 Bilah Barat 4 4 2 15 13 3 Bilah Hilir 1 6 2 8 6 2 Panai Hulu 1 4 2 5 9 2 Panai Tengah 1 4 2 5 3 2 Panai Hilir 3 2 Rantau Selatan 7 2 1 23 26 1 Rantau Utara 4 4 3 16 21 2 Labuhanbatu 22 28 15 86 95 15 Ekosistem di pedesaan berbeda dengan ekosistem di kota. Di kota, lahan pertanian boleh dikatakan sudah tidak ada. Sebagian besar lahan kota digunakan untuk kantor, pabrik, dan pemukiman. Mata pencaharian penduduk di kota juga sangat berbeda dengan pedesaan. Mereka memenuhi kebutuhan pangan dengan membelinya di pasar, toko, atau pasar swalayan. Bahan pangan itu berasal dari pasokan petani pedesaan. Sungai yang mengalir di kota umumnya kotor karena tercemar oleh berbagai limbah buangan, baik dari rumah tangga maupun pabrik-pabrik. Untuk memenuhikebutuhan air bersih, penduduk kota berlangganan dari PDAM, menggunakan pompa air, atau membelinya melalui pedagang air yang mengambilnya dari sumur bor. Fatimah Muid, Inspirasi Sains..., hal. 142 Adapun banyaknya pelanggan PDAM menurut jenis konsumen di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 yaitu sebagai berikut : 7 Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Kecamatan/Subdistrict Rumah Tangga/Household Industri/Industry Perkantoran/Office Badan Sosial/Social Institute Tempat Ibadah/ Places of Worship Jumlah Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 050 Bilah Hulu 319 84 3 1 3 410 070 Pangkatan - - - - - - 080 Bilah Barat - - - - - - 130 Bilah Hilir 583 4 21 2 7 617 140 Panai Hulu 451 1 3 - 3 458 150 Panai Tengah - - - - - - 160 Panai Hilir - - - - - - 210 Rantau Selatan 1 608 50 14 5 13 1 690 220 Rantau Utara 3 993 487 131 26 37 4 674 Jumlah/ Total 6 954 626 172 34 63 7 849 SUMBER : PDAM Tirta Bina Rantauprapat 8 Peningkatan Populasi Penduduk dan Kerusakan Lingkungan Kepadatan populasi manusia tentu sangat memengaruhi kondisi lingkungan. Daya dukung lingkungan kita terbatas. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung/memenuhi kebutuhan hidup organisme secara normal. Jika pertumbuhan penduduk terus meningkat, lingkungan tentu tidak mampu memenuhi semua kebutuhan penduduk. Untuk membangun perumahan, selain memerlukan kayu yang diambil dari hutan, manusia juga memerlukan batu kapur, batu, dan pasir. Penggalian gunung-gunung kapur meninggalkan lubang-lubang yang mengakibatkan terjadinya tebing-tebing yang rawan longsor dan membahayakan manusia. Makin banyak jumlah populasi penduduk, makin banyak kebutuhan hidupnya dan makin mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan apabila pengelolaan lingkungan tidak dilakukan dengan bijaksana. Adapun banyaknya penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu yaitu sebagai berikut: Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Kelompok Umur/ Age Group Penduduk / Population (Orang) Laki-laki / Male Perempuan / Female Jumlah / Total (1) (2) (3) (4) 0 – 4 27 892 27 496 55 388 5 – 9 26 741 25 677 52 418 10 – 14 24 577 23 433 48 010 15 – 19 23 658 22 536 46 194 20 – 24 21 064 20 203 41 267 25 – 29 19 733 19 133 38 866 30 – 34 18 083 17 744 35 827 35 – 39 15 990 15 815 31 805 40 – 44 13 914 13 516 27 430 45 – 49 11 999 12 132 24 131 50 – 54 10 154 10 197 9 20 351 55 – 59 7 999 7 676 15 675 60 – 64 5 164 5 215 10 379 65 – 69 2 836 3 156 5 992 70 – 74 1 812 2 390 4 202 75 + 1 869 2 387 4 256 Labuhanbatu 233 485 228 706 462 191 Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu Adapun luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu sebagai berikut : Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Kecamatan/District Luas/Area Penduduk/Population Kepadatan Penduduk / Population Density Km2 % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 050 Bilah Hulu 293,23 11,45 61 842 13,34 211 070 Pangkatan 355,47 13,88 33 404 7,15 94 080 Bilah Barat 202,98 7,92 38 378 8,34 189 130 Bilah Hilir 430,83 16,82 52 095 11,13 121 140 Panai Hulu 276,31 10,79 37 563 8,15 136 150 Panai Tengah 483,74 18,89 38 138 8,28 79 160 Panai Hilir 342,03 13,35 37 222 7,94 109 210 Rantau Selatan 64,32 2,51 70 560 15,53 1097 220 Rantau Utara 112,47 4,39 92 989 20,15 827 Labuhanbatu 2 561,38 100,00 462 191 100,00 180 Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu 10 Adapun luas kawasan hutan menurut fungsi dan Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013 dan 2015 yaitu sebagai berikut: Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu (Ha) Tahun 2013 Kecamatan/District Fungsi Hutan Total Hutan Lindung Hutan Produksi (1) (2) (3) (4) Bilah Hulu 1 337,66 1 337,66 Pangkatan Bilah Barat 9 016,74 9 016,74 Bilah Hilir Panai Hulu Panai Tengah 3 362,92 376,95 3 739,87 Panai Hilir 9 561,50 17 236,06 26 797,56 Rantau Selatan 2 796,85 2 796,85 Rantau Utara 808,96 808,96 Labuhanbatu 26 884,63 17 613,01 44 497,64 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu (Ha) Tahun 2015 Kecamatan/District Fungsi Hutan Total Hutan Lindung Hutan Produksi (1) (2) (3) (4) Bilah Hulu 691,03 - 691,03 Pangkatan - - - Bilah Barat 6 037,61 - 6 037,61 Bilah Hilir - - 11 - Panai Hulu - - - Panai Tengah 2 372,40 - 2 372,40 Panai Hilir 5 476,15 14 573,00 20 049,15 Rantau Selatan 2 596,85 - 2 596,85 Rantau Utara 808,96 - 808,96 Labuhanbatu 17 983,00 14 573,00 32 556,00 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu Upaya Manusia Mengelola Lingkungan dan Melestarikan Sumber Daya Alam Berbagai upaya dapat dilaksanakan untuk mengelola lingkungan dan melestarikan sumber daya alam, antara lain sebagai berikut : Melakukan reboisasi atau peremajaan hutan. Menggiatkan usaha peghijauan. Membuat sawah bertingkat-tingkat untuk mencegah erosi tanah persawahan yang miring. Mengadakan pemupukan secara teratur dan tepat. Membuat cerobong asap yang tinggi pada pabrik-pabrik dan menggunakan bahan bakar minyak yang bebas timbal dengan tujuan mengurangi pencemaran udara. Melaksanakan prokasih (program kali bersih) dan propasih (program pasar bersih). Melakasanakan program “sejuta pohon” yaitu gerakan menanami lahan kosong dengan tanaman yang bermanfaat, seperti tanaman buah, bunga, dan tanaman obat. Menyediakan tempat sampah yang terpilah misalnya untuk sampah basah, sampah kering, atau sampah kaca, kaleng, kertas. Melakukan daur ulang berbagai sampah. Melaksanankan prinsip 4 R yaitu reduce, reuse, recycle, dan replant untuk mengelola lingkungan sekitar. Fatimah Muid, Inspirasi Sains..., hal.151 12 BAB III PENUTUP Kesimpulan Kata populasi berasal dari bahasa Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau penduduk. Dalam ilmu ekologi, yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya. Menurut Resosoedarmo, populasi merupakan kelompok organisme sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu. Sebuah populasi memiliki karakteristik yang berbeda dari populasi lainnya. Menurut Gopal dan Bhardwaj, karakteristik yang dimiliki populasi antara lain densitas (kepadatan atau kerapatan), natalitas (angka kelahiran), mortalitas (angka kematian). Densitas populasi adalah besarnya populasi dalam suatu unit ruang, yang pada umumya dinyatakan sebagai jumlah individu-individu dalam setiap unit luas atau volume. Densitas populasi itu disebut juga kerapatan atau kepadatan populasi. Istilah kerapatan lazim digunakan untuk densitas tumbuhan dan binatang, sedangkan istilah kepadatan lazim digunakan untuk denditas manusia. Natalitas yaitu reproduksi individu baru dari suatu populasi. Menurut Odum, natalitas atau angka kelahiran, yaitu kemampuan populasi untuk bertambah. Natalitas ekuivalen dengan angka kelahiran dalam terminologi (peristilahan) pengkajian populasi manusia (demografi). Mortalitas (angka kematian), yaitu jumlah individu yang mati dalam populasi untuk suatu periode waktu tertentu. Dapat dikatakan bahwa mortalitas merupakan kebalikan dari natalitas, dan angka mortalitas ekuivalen dengan angka kematian pada demograsi manusia. Oleh karena itu, seperti pada natalitas bahwa mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati dalam kurun waktu tertentu. Makin banyak jumlah populasi penduduk, makin banyak kebutuhan hidupnya dan makin mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan apabila pengelolaan lingkungan tidak dilakukan dengan bijaksana. 13 Beberapa upaya untuk mengelola lingkungan dan melestarikan sumber daya alam yaitu: melakukan reboisasi atau peremajaan hutan, menggiatkan usaha penghijauan, membuat sawah bertingkat-tingkat, mengadakan pemupukan secara teratur dan tepat, membuat cerobong asap yang tinggi pada pabrik-pabrik, melaksanakan prokasih dan propasih, melaksanakan program sejuta pohon, menyediakan tempat sampah yang terpilah, melakukan daur ulang berbagai sampah. Saran Manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain. Allah SWT telah mengaruniai manusia dengan akal, budi, dan iman. Dalam mengelola lingkungan, ketiga karunia tersebut harus digunakan secara bijaksana. Untuk melepaskan diri dari kemiskinan dan ketebelakangan, manusia harus mampu mengubah diri dan lingkungan hidupnya dengan membangun di segala bidang guna meningkatkan taraf hidup. Dengan akalnya, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Dengan budinya, manusia harus tanggap terhadap dampak perkembangan iptek dan dan harus mampu menghindari kerusakan dan pencemaran lingkungan. Dengan imannya, manusia harus menghargai Allah SWT. Tidak hanya manusia yang berhak menempati dunia ini, tetapi semua yang diciptakan-Nya mempunyai hak dan kesempatan yang sama. Kebijaksanaan manusia dalam mengelola lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam tidak akan mengarah kepada pemborosan tanpa memikirkan keterbatasan sumber daya alam dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. 14 DAFTAR PUSTAKA Indriyanto, Ekologi Hutan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010 Muid Fatimah, Inspirasi Biologi, Jakarta: Ganeca Exact, 2007 15 https:/ /labuhanbatukab.bps.go.id