Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB I-V AGUNG[2]

BAB I PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN TELLO, 1.1 Data Singkat Perusahaan PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN TELLO, dengan data sebagai berikut : Nama : PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN TELLO Alamat Kantor : Jl. Urip Sumohardjo KM 7 Tello Baru Makassar 90233 Dibentuk : Tahun 1971 Bisnis Inti : Pembangkitan Tenaga Listrik Daya Terpasang : 304.228 kW Wilayah Usaha : Provinsi Sulawesi Selatan Sumber Daya Manusia : 159 Orang 1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi : Menjadi Unit Pembangkitan yang handal, efisien dan berwawasan lingkungan. Misi : Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada “On Condition Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku petunjuk pabrik dan pengalaman operasi Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh operasi pembangkitan terhadap lingkungan Kecelakaan nihil 1.3 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya, maka pemerintah dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap sebanyak 2 unit (2 x 12,500 MW) yang berlokasi di Tello. Pada tahun 1971 mulai beroperasi dan diresmikan oleh presiden Republik Indonesia Soeharto. Untuk menunjang kelancaran pasokan listrik, maka pada tahun 1973 dibangun 2 unit mesin Diesel dengan daya terpasang (2 x 2,8 MW) berlokasi di area PLTU Tello. Pada bulan Juni 1976 dibentuk Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan Unit Asuhan PLTD Bontoala dan GI / Transmisi. Tahun 1976 PLN Wilayah VIII mendapat tambahan 1 Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Westcan dangan daya terpasang 14,466 MW. Dengan berkembangnya pembangunan di kota Makassar dan sekitarnya serta sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. PLN (PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello mendapatkan beberapa pembangkit yaitu : Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alsthom (Alsthom 1 = 21,300 MW , Alsthom 2 = 20,100 MW) Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi (2 x 12,600 MW) Tahun 1988 dibangun 2 unit PLTD SWD (2 x 12,396 MW) Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE (2 x 33,44 MW) Untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang berada di wilayah kerja PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello kepada pelanggan, serta untuk menunjang / mengantisipasi pertumbuhan beban pada daerah-daerah baru, maka secara bertahap sejak tahun 1969 dibangun transmisi sistem tegangan 30 kV dan Gardu Induk (Tello 30 kV, Bontoala, Kalukuang, Sungguminasa, Borongloe, Mandai, dan Tonasa I) serta perluasan Gardu Induk Existing. Selanjutnya dibangun saluran transmisi sistem tegangan 70 kV dan sistem tegangan 150 kV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa III, Daya, Tello 70 kV, Tello 150 kV, Tallo lama da Takalar)) serta perluasan Gardu Induk existing. Pada bulan Agustus 1997 unit PLTD Bontoala dikeluarkan dari perusahaan. Pada bulan Februari 1999 PT. PLN Sektor Tello mendapat tambahan unit asuhan PLTD Bulukumba. Pada bulan Juni 2003 PT. PLN Sektor Tello berubah nama menjadi PT. PLN (PERSERO) UNIT BISNIS SULSELRA UNIT PEMBANGKITAN I dimana unit PLTD Bulukumba diserahkan pengelolaannya ke UNIT PEMBNGKITAN II dan unit GI / Transmisi diserahkan pengelolaannya ke PLN UP2B, tetapi mendapat tambahan unit asuhan yaitu PLTD Kendari dan PLTD Bau-bau, dan pada tahun 2004 PT. PLN UNIT PEMBANGKITAN I berubah menjadi PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSEL DAN SULTRA SEKTOR TELLO. Pada bulan Maret tahun 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD Bau-bau memisahkan diri dari PLN Sektor Tello dan menjadi sektor tersendiri yaitu Sektor Kendari. Perubahan dilakukan kembali pada bulan November 2010, Unit PLTD Selayar yang semula meruoakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello. Pada bulan Mei 2012, Unit PLTU Barru yang semula merupakan unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi unit dari PLN Sektor Tello. Tahun 2013, berdasarkan SK Direksi No. 570.K/DIR/2012 tanggal 30 November 2012, Sektor Tello berubah menjadi Sektor Pembangkitan Tello dengan struktur organisasi perubahan terlampir 1.4 Kegiatan Usaha PT. PLN (PERSERO) WIL SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN TELLO memiliki bisnis utama produksi tenaga listrik/pembangkitan tenaga listrik / pembangkitan tenaga listrik melalui mesin-mesin: LOKASI SENTRAL JENIS PEMBANGKIT JUMLAH MESIN KAPASITAS TERPASANG (kW) TELLO / MAKASSAR PLTG 3 89.000 PLTD 4 49.992 KAB. BARRU PLTU 2 100.000 KAB. SELAYAR PLTD 6 6.620 JUMLAH 21 304.328 Tabel 1. Tabel Kegiatan Usaha Dengan mesin-mesin pembangkit yang dikelolanya, maka PLN Sektor Pembangkitan Tello sanggup memasok Energi Listrik baik sebagai pemikul beban dasar maupun beban puncak pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. PLN Sektor Pembangkitan Tello telah menggunakan teknologi informasi yang memadukan manajemen pemeliharaan, manajemen material dan bahan bakar, manajemen SDM dan manajemen keuangan sehingga mempercepat pengambilan keputusan. 1.5 Struktur Organisasi PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR TELLO SS II/ Analyst/ A. Analyst Quality Assurance SS II/ Analyst/ A. Analyst Kinerja SS II/ Analyst/ A. Analyst Manajemen Resiko Asman Enjiniring E/AE/JE Pengelola Sistem E/AE/JE Pemeliharaan Prediktif E/AE/JE Teknologi Informasi Asman Operasi & Pemeliharaan E/AE/JE Perencanaan dan Pengendalian Operasi Spv. Lingk. & K2 E/AE/JE Perencanaan dan Pengendalian Operasi E/AE/JE Lingk & K2 Manajer Sektor Asman Keu, SDM & Adm Spv. Umum & K3 Spv. Keuangan Spv. Logistik AO/JO Sekretariat & Umum AO/JO Administrasi SDM AO/JO Keamanan & K3 AO/JO Anggaran & Keu AO/JO Akuntansi AO/JO Administrasi Logistik AO/JO Administrasi Bahan Bakar dan Pelumas Manajer Unit PLTG/U Manajer Unit PLTD Tello Manajer Unit PLTD Selayar Manajer Unit PLTU Barru BAB III BAB II PROFIL MENGENAI UNIT PLTD TELLO Sekilas Mengenai UNIT PLTD TELLO Struktur Organisasi UNIT PLTD TELLO Komposisi dan jumlah karyawan Manajer = 1 orang Bagian Pemeliharaan = 6 orang Bagian Operasi = 17 orang Bagian K2LH & ADM = 3 orang Gambar 1. Kantor Unit PLTD Sektor Tello Uraian Beban Kerja Seksi Pemeliharaan Mesin Tugas utama Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan mekanik mulai dari pemeliharaan rutin, periode, prediktif, dan korektif Mengusulkan kebutuhan material untuk kelancaran pemeliharaan Mengidentifikasi peralatan mekanik yang harus dilakukan perawatan dan atau penggantian material Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan mekanik Melakukan pembinaan kepada pegawai mekanik/teknisi yang menjadi tanggung jawabnya. Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada : Mesin Turbocharger Governor Separator / COC Kompressor Radiator / Colling Tower / Cooler / Intercooler Filter-Filter / Strainer Pompa-Pompa Tanki-Tanki Piping Sistem Seksi Pemeliharaan Listrik Tugas utama Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan listrik mulai dari pemeliharaan rutin, periodik, prediktif dan korektif. Mengusulkan kebutuhan material listrik untuk kelancaran pemeliharaan. Mengidentifikasi peralatan listrik yang harus dilakukan perawatan dan atau penggantian material listrik. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan listrik. Melakukan pembinaan kepada pegawai listrik / teknisi yang menjadi tanggung jawabnya. Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada : Generator dan Exiter Transformator Motor –Motor Cercuit Breaker & Disconnecting Switch Contactor. Termal Overload & Fuse DC Charger / konverter Batery Peralatan Kontrol instrumen & Metering Alat Proteksi mesin Alat Proteksi Generator & Transformator Panel-Panel cubicle Kabeling & wiring sistem Seksi K2LH & ADM Tugas utama Melaksanakan pemeliharaan semua peralatan & sarana lingkungan & K2LH. Mengusulkan kebutuhan material K2L. Mengadakan risk assasment pada semua aset perusahaan & lingkungannya. Mengevaluasi performa hasil peralatan K2L. Memantau kondisi lingkungan Melakukan pembinaan kepada pegawai yang menjadi tanggungjawabnya. Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan K2L pada : Hydrant & APAR Alat pelindung diri & P3K Mesin Angkat Bejana Bertekanan & zat kimia Instalasi limbah Kebisingan & getaran instalasi Emisi & polutan instalasi Rambu-rambu K3 SOP / IK pekerjaan COD / BOD air buangan Penampungan sampah Kebersihan / penghijauan lingkungan. 2.2 Jenis-Jenis Mesin PLTD Berikut ini adalah data spesifikasi yang terdapat pada PLTD unit pembangkit I Tello: SW Diesel Mesin Type = 9 TM 620 Pabrik pembuat = Stork Werkspoor Diesel BV Nederland Daya terpasang = 12.400 kW Siklus langkah = 4 Diameter silinder = 620 mm Panjang langkah = 660 mm Jumlah silinder = 9 buah Bahan bakar = HSD atau MFO Putaran = 428 rpm Generator Pabrik pembuat = Cademesa (Spain) Putaran = 428 rpm Daya keluaran = 15.495 kVA Frekuensi = 50 Hz Tegangan = 6300 V Arus = 1.420 A Faktor daya = 0,8 (lagging) Type = WA 242/87/14 Exiter Pabrik pembuat = Cademesa (Spain) Daya = 90 kVA Tegangan = 82 V Arus = 638 A Putaran = 428 rpm Type = WE 6820 12/14 Faktor daya = 0,96 Kva 2.2.2 Mitsubishi Mesin Type = Mitsubishi-Man 18 V52/55A Pabrik pembuat = Mitsubishi heavy industriesLTD japan Daya keluaran (PS) = 17.610 Siklus langkah = 4 Diameter silinder = 520 mm Panjang langkah = 550 mm Perb. Kompressi = master cyl =11,2 slave CYL = 11,5 Tekanan pembakaran= 128 kg/cm Jumlah silinder = 18 Bahan bakar = HSD atau MFO Putaran = 428 rpm Metode injeksi BB = injeksi tanpa udara Turbocharge = type tekanan statis Generator Pabrik pembuat = Meidensa electric MFG LTD Putaran = 428 rpm Daya keluaran = 15.750 kVA Frekuensi = 50 Hz Tegangan = 6300 V Arus keluaran = 1.443 A Phasa = 3 Faktor daya = 0,8 (lagging) Type =Jenis medan motor dengan pendinginsendiri Hubungan stator = bintang Kelas isolasi = F Exiter Pabrik pembuat = Meidensa electrik MFG LTD Daya = 130 kVA Tegangan = 100 V Arus = 682 A Putaran = 428 rpm type = F-AA Faktor daya = 90 % Frekuensi = 71,4 Hz Arus medan = 21,7 A 3.3. Pengertian Mesin PLTD PLTD adalah singkatan dari Pusat Listrik Tenaga Diesel. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator. Unit PLTD adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya dan tenaga mekanis tersebut diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. BAB III ANALISA EFESIENSI MESIN Unit PLTD Telloddddddddddd memiliki 4 mesin diesel yang masing-masing memiliki daya terpasang sebesar 12 MW.Namun seiring berjalannya waktu terdapat permasalahan dimana daya actual dan daya terpasang sangat jauh berbeda. 3.1 Defenisi Umum Efisiensi Efisiensi mesin menggambarkan tingkat efektifitas mesin bekerja. Secara alamiah setiap proses memerlukan energi, menghasilkan kerja untuk melakukan proses,kemudian ada energi yang harus dibuang. Seperi manusia yang harus makan untuk melakukan aktifitas kerja, selanjutnya secara alamiah harus ada yang dibuang. Apabila proses ini tidak berjalan semestinya, manusia dinyatakan dalam keadaan sakit dan tidak bisa melakukan kerja. Dalam kondisi ini seandainya manusia adalah mesin maka manusia dalam keadaan rusak.Konsep efisiensi menjelaskan bahwa perbandingan antar energi berguna dengan energi yang masuk secara alamiah tidak pernah mencapai 100%. Pada motor bakar ada beberapa definisi dari efisiensi yang menggambarkan kondisi efektifitas mesin bekerja,yaitu ; Efisiensi termal indicator ( Efisiensi termal brake ( Efisiensi mekanik ( Efisiensi Volumetris ( 3.2 Kesetimbangan Energi pada Mesin Diesel Sesuai dengan hukum termodinamika pertama (kekekalan energi), energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat berubah dari satu bentuk kebentuk energi yang lain. Terdapat suatu kesetimbangan antara energi masukan dan keluaran. Energi yang dimiliki oleh bahan bakar di dalam ruang bakar mesin selain menghasilkan daya mesin juga menghasilkan energi panas dan energi yang dibuang melalui gas buang. Berdasarkan analisa empiris heat balance pada mesin diesel, komposisi energi mulai dari energi yang dihasilkan oleh bahan bakar dapat diuraikan menjadi : 1) Kerja Mekanik (41%). 2) Kerugian karena gas buang (30%). 3) Kerugian karena pendinginan air (21%). 4) Kerugian karena pendinginan minyak pelumas (oli) (5%)), 5) Kerugian karena radiasi (3%). Gambar 15. Diagram Sankey untuk balance energi pada mesin diesel Apabila daya mampu yang dibangkitkan suatu PLTD menurun (derating) hal tersebut sudah pasti disebabkan karena penurunan kerja mekanik. Bila terjadi penurunan kerja mekanaik, maka akan diiringi dengan peningkatan kerugian. Dengan demikian maka komponen peralatan yang menyebabkan peningkatan kerugian adalah merupakan penyebab menurunnya kerja mekanik atau penyebab terjadinya derating pada PLTD. Secara umum bagan konversi energi sebuah mesin-diesel dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 16. Aliran energi pada mesin diesel Pada PLTD, bahan bakar diumpankan ke dalam ruang bakar dan bercampur dengan udara sehingga terbakar, selanjutnya terjadi perubahan energi kimia menjadi energi panas. Energi panas yang terjadi tidak dapat semua digunakan untuk memutar poros engkol karena terdapat kerugian gas buang, pendinginan dan radiasi. Energi yang tersisa yang dikonversi menjadi tenaga sebut tenaga indikatif (indikatif horse power,IHP). Tenaga inilah yang menggerakan piston dan akan mengalami kerugian dalam mentrasmisikannya karena gesekan, pemompaan, dan lain-lain. Jumlah semua kerugian tersebut dikonversikan ketenaga dan disebut tenaga gesek (friction horse power, FHP). Energi yang tersisa adalah energi mekanis yang berguna, yang disebut energi efektif (brake horse power, BHP). 3.3 Efisiensi Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Dalam pengujian mesin konsumsi bahan bakar diukur melalui aliran massa persatuan waktu parameter yang sangat berguna adalah specific fuel consumption (stc) yaitu rata-rata aliran bahan bakar persatuan daya keluaran . sfc ini mengukur bagaimana efisiensi sebuah mesin mengkonsumsi bahan bakar untuk menghasilkan kerja . .....................(1) dengan satuan sebagai berikut : ................(1a) Atau ................(1b) Atau ................(1c) Dengan konversi bahan bakar : ................(2) =Nilai kalor bahan bakaruntuk bahan hidrokarbon. 42 < Qm < 44 MJ / kg 3.4 Efisiensi Pembangkit Plant Heat Rate adalah rasio total pemakaian energi bahan bakar selama periode terhadap total energy listrik yang dihasilkan, yang dibedakan menjadi: Nett Plant Heat Rate Gross Plant Heat Rate Efisiensi Pembangkit: Total kWh energi listrik dibagi jumlah pemakaian energy bahan bakar, berbanding terbhalik dengan plant heat rate yang dinyatakan dalam persen. EAF (Equivalent Availability Factor) EAF (Equivalent Availability Factor), yaitu indicator kinerja ketersediaan pembangkit yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit. EAF = ( AH – EDH ) / PH * 100% Dimana: AH = PH – ( POH – FOH – MOH ) OUTAGE EDH = ( EPDH + EFDH + ESEDH ) DERATING AH = Availability hours PH = Periode hours EDH = Equivalent derating hours = jam drt x MW drt / DMN ESDH = Equivalent Schedule Derating Hours = jam schd drt x MW drt / DMN EFDH = Equivalent Forced Derating Hours = jam force drt * MW drt / DMN 3.5 Penjelasan Mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 3.5.1Tipe Penandaan (TypeDesignation) Mesin memiliki tipe penanda yaitu V 52/55 atau V 52/55A V = Dua Silinder mesin (Cylinder bank) dipasang dalam model V (V-form) 52 = Diameter lubang silinder dalam cm 55 = Panjang Stroke dalam cm V 52/55 = 1,000PS/Silinder V52/55A = 1.055PS/Silinder Jumlah silinder pada mesin tempatkan sebelum tipe penanda mesin.Jadi, tipe penanda yang lengkap untuk mesin ini untuk 12 silinder mesin dengan model pemasangandalam model V(V-Form) adalah 12V 52/55 atau 12V 52/55A. 3.5.2Deskripsi Singkat Mesin V52/55 adalah mesin aksi tunggal 4 lankah (tak) dimana trunk piston didesain dengan pembuangan gas buang ber-Turbocharger.Silinder mesin diatur dalam model V pada sudut 45o . Crankcase (Rumah mesin) (202) dengan bedplate dan oil pan dibuat dalam satu kesatuan bagian dengan proses pembuatan yaitu casting(cor) dari iron casting(besi cor).Cut-out (pemutus aliran) yang ditempatkan di puncak rangka mesin,dibutuhkan untuk menurunkan poros engkol kedalam posisi,yang dihubungkan dengan steel transverse members yang mana ditahan pada tempatnya dengan menggunakan baut pinggang (waisted bolt) yang dipasang kedalam alas bearing dari crankcase.Baut tetap pada small end mendorong dinding casing ke atas melawan transverse members sehingga membuat penggabungan bagian-bagian mesin menjadi satu-kesatuan dengan kekokohan yang luarbiasa. Tiap-tiap silinder mesin(Cylinder bank) memuat cast cylinder block(204) yang tersambung dengan Crankcase yang melewati tierods yang disekrup dengan kedalam transverse members.Tierods berfungsi untuk mengurangi gaya tensioanal pada Cylinder block yang terjadi selama proses pembakaran berlansung. selubung bearing adalah steel backings dilapisi dengan timabal-tembaga dan diakhiri dengan lapisan eletro-deposit framing.Bearing yangberada diantara camshaft drive gear dan Silinder didesain sebagai locating bearing,dengan bagian permukaan menyerap gaya axial dari poros engkol. Cylinder liner(205) terbuat dari iron cast khusus. Cylinder liner yang dimasukkan kedalam cylinder block dari atas,bersama dengan ring pendukung,dan di segel dengan lower guide dengan dua ring.Liner didinginkan dengan air hingga ke liner flange. Secara individual,cast cylinder cover(101) ditahan pada Cylinder block dengan menggunakan 8 stud (baut tap) dengan nut(mur).Tiap cylinder memuat:2 katup inlet dan outlet,satu katup starting,injector bahan bakar,katup relief dan katup indicator.Katup inlet dan outlet didudukan pada katup to memungkingkan pelepasan katup.Pembukaan dengan pelepasan cover memberikan akses yang baik pada bagian pendinginan pada cover silinder. Poros engkol(30) terbuat dari baja paduan dengan counterweigh yang ditahan dengan baut untuk setiap web agar tercipta keseimbangan massa yang baik.Journal dan crankpins dipoles dan dipasang berputar secara presisi.Pengaturuntuk coupling flange adalah dua buah camshaft drive wheel.Radial dan bagian yang di bor miring memuat oli pelumas yang berasal dari pusat ke crank bearing. Torsion vibration damper (peredam getaran torsi)(313) menggunakan tipe sleeve-spring dan terpasang diatas pada crank shaft pada bagian free end mesin. Connecting rod assabmly (404) meliputi master rod,yang dibaut pada bodi bearing,dan slave rod.dibaut pada hinge-pin,yang memungkin piston untuk terdorong tampa menggagu crank bearing.Kedua crank bearing shell,yang menggunakan dinding pendukung tipis ,dan satu bagian hinge-pin bearing bush dan pin bush bearing piston memiliki lapisan timbal tembaga dan sebuah running overlay yang tipis,yang sama dengan yang ada pada penutup(Shell) bearing. Piston yang terbuat dari komposit (401) meliputi mantel metal ringan dan mahkota piston yang yang tahan panas temperatur tinggi yang terbuat dari baja.Kedua bagian tersebut terikat dengan 4 buah baut pinggang (waisted bolt) .Segel yang menjaga antara bagian pembakaran melawan crankcase adalah 4 (empat) ring kompresi dan sebuah ring oil control.Pin piston terpasang secara mengambang,tersegel,dan terletak pada piston dalam arah axial dengan piringan logam ringan.Piston didinginkan dengan oli pelumas yang didapatkan dari connecting rod melalui pin piston. Camshaft(501) pada bagian terluar dari tiap blok silinder didudukan dalam hanger bearing dan dijalankan dari Poros engkol melewati gear train.Camshaft dengan cam mengaktualkan pompa injeksi bahan bakar dan,melalui roller tapppets,pushrods and rocker arms, Inlet and exhaust valves dalam silinder.Cam mengarahkan pompa injeksi bahan bakar agar sesuai dalam arah radial. Inlet (102) and exhaust valves (103) (katup masuk dan katup buang) dimuat dalam karung katup untuk membolekan pemindahan katup tanpa harus melepas cover silinder.Karung katup pada katup buang didinginkan dengan air pada dudukan katup.Katup dilengkapi dengan pemutar katup,stem katup disegel untuk mencegah gas-gas bocor ,melewati stem dan untuk mencegah korosi. Injection pump(pompa injeksi) (511),ada satu untuk setiap silinder,bertipe helical control edge,membawa bahan bakar menuju injector bahan bakar didalam cover silinder. Seluruh titik yang membutuhkan pelumasan terhubung dengan force-feed lubricating system(sistem pelumasan paksa).Nosel penyemprot yang lain pada crankcase menyediakan pelumasan pada piston pada permukaan kerja.Oli dipaksa masuk kedalam mahkota piston untuk menyedikan pendingianan bagi piston. pelapis dalam silinder,cover silinder,karung katup gas buang dan exhaust-gas turbocharger didinginkan dengan air(cooled-water),tetapi pada bagian belakang memliki sirkuit pendinginan air berbeda. Penyalaan mesin dimulai dengan udara bertekanan.Katup pemulai pada cover silinder dioperasikan secara pneumatic dengan katup pilot udara. Control stand dipasang diatas mesin. Output untuk mesin bertipe ……………………………………….. 18V 52/55A Nomer seri………………………………………….. D155120,121 Maximum countinous output(MCR) atau Countinous output A (daya yang dihasilkan secara secara terus menerus) untuk mesin stasionaer… 17,610 PS Kecepatan………………………………………………………………….... 428 rpm Tekanan efektif rata- rata………………………………………………… 17,80 kg/cm2 Tekanan Bakar………………………………………………………….. 128 kg/cm2 Kecepatan Piston rata-rata……………………………………………… 7,85 m/s Supercharging Turbocharger dibuat oleh……………………………………………. M.H.I Tipe Turbocharger…………………………………………………… TV57H-D x 2 sets Charging system…………………………………………………….. tekanan konstan Spesifikasi mesin Nomor silinder,lihat tipe penunjukkan mesin(type designation) Diameter silinder…………………………… 20,5inch….. 520mm Stroke………………………………………. 21.7inch…... 550mm Volume bersih untuk satu silinder ………… 31 gal……... 116.8 l Rasio compresi……………………. silinder master……….. 11.2 silinder slave………… 11.5 Required overhead (dari titik pusat poros engkol) mm inch piston dan connecting rod…………………………………….............3600…141,7 selubung (liner) silinder penutup (cover) silinder dibaut ditempat….. 3600...141,7 Diameter dari bearing utama dan crank bearing...………………….. 400.....15,7 hinge-pin bearing…..………………………………………………..... 240… 9,4 piston pin bearing…..………………….…………………………...… 220….8,7 camsaht bearing…..………………………………………………….. 138…..5,4 katup inlet…..………………………………………………………... 160…..6,3 katup exhaust…..……………………………………………….……. 160…..6,3 katup starting…..……………………………………………….……. 54.5….2,1 torsion vibration damper (peredam getaran torsi) ……..……….…. 1475….58.1 injection pump plunger……………………………………………… 45...…1,8 Lebar tumpuan(Supporting width) dari mm inch main bearing……………………………………………..……. 174…..6,9 locating bearing……………………………………..………… 150…..5,9 crank bearing……………………………………..…………… 206…...8,1 hinge-pin bearing…………………………….……………..….. 174…..6,9 piston pin bearing ……………………………………………..240…..9,4 camshaft bearing……………………………………………….. 56……2,2 Lebar (width) dari torsion vibration damper…………..…………………………... 230….9,1 Panjang (length) dari piston…………………………..……………………………… 782…30,8 connecting rod (c l bearing) ……………………….………… 1400…55,1 slave rod (c l bearing) ……………………………………….. 985…38,8 selubung silinder……………………………………… ……. 1322…52,0 Lebar (width) dari Comppression ring …………………………………….…….. 10…0,39 oil control ring…………………………………… …………. 16…0.63 Lift of katup Inlet…………………………………… ………………. 34…1,34 katup Exhasut…………………………………… …………… 34…1,34 katup starting…………………………………… ……………. 11…0,34 Katup relief (Cover silinder) …………………..……………… 3…0.12 Katup relief (Crankcase)………………...……………………... 3…0.12 Fuel Injector………..………………………………………….. 1,2…0,04 Inlet cam………………………………………………………... 30…1,18 Exhaust cam……………………………………………………. 30…1,18 Fuel cam………………………………………………………... 32…1,26 Silinder Spacing……………………………………………………………..............800…31,5 Jumlah (Per-silinder) dari Katup Inlet…………………………............. 2 Katup Exhaust…………………………........2 Compression Ring…………………………..4 Oil Control ring………………………….......1 Valve Timing (Pengaturan Waktu Katup) Katup Inlet Buka…………derajat sudut engkol sebelum TDC ….. 50 Tutup………...derajat sudut engkol sesudah BDC ..…20 Katup Exhaust Buka…………besar sudut engkol sebelum TDC …… 50 Tutup………...besar sudut engkol sesudah BDC .……50 Katup Overlap ……………………….besar sudut engkol…………………...100 Katup Starting Buka…………besar sudut engkol sebelum TDC ….. 6 Katup Starting Tutup…………besar sudut engkol sebelum BDC …53,4 Periode pembukaan…………………. besar sudut engkol ……………….132,6 Firing Order (urutan pembakaran) Pengaturan rotasi dari poros engkol dan tipe penandaan silider bank ketika akan menjalankan flange(out put flange) L= Silinder bank sebelah kiri R= Silinder bank sebelah kanan urutan piston yang berputar searah jarum jam 1- 11-2-13-4-15-6-16-17-8-18-9-16-7-14-5-12-3-10 3.5.3 Desain dari silider Tiap-tiap silinder dinomori(nomor seperti 1,2,3,dan seterusnya),ketika ddidlihat dari dbagian akhir coupling. Gambar 4.Desain Silinder 3.5.4Desain Arah Rotasi Arah rotasi poros engkol adalah searah jarum jam ketika akan berputar pada arah rotasi normal yang searah putaran jam ketika dilihat dari coupling end,dan akan berputar berlawanan jarum jam jika poros engkol berputar kearah yang berlawanan dengan arah outar jarum jam. Gambar 5.Arah rotasi 3.5.5 Penandaan pada Pena Engkol,Tap engkol(shaft journal) dan Bearing Pena engkol dan bearing engkol didesain dengan emberian tanda berupa nomor(seperti 1,2,3,4 dan seterusnya) yang dimulai coupling end yang sama penomorannya dengan dengan penomoran silinder,tap engkol dan mainbearing dinomori dari 1,2,3,dan seterusnya. mesin V-type engine dengan connecting rod dari dua silinder bekerja dengan pena engkolpada umumnya,penomoran pada bearing engkol sama dengan dengan penoran silinder yaitu 1,2,3 dan seterusnya. Gambar 6. Pena Engkol,Tap engkol(shaft journal) dan Bearing 3.5.6 Penandaan pada Engine Side Coupling end mesin adalah bagian akhir mesin dimana tenaga utamadihasilkan,menghubunkan propeller shafting,generator,dan sebagainya. Free end mesin adalah bagian terdepan dari mesin yang berlawan dengan coupling End. Left Side adalah silinder bank mesin tipe V-engine bagian L. Right Side adalah silinder bank mesin tipe V-engine bagian R. Countrol Side adalah bagian dimana pipa injeksi dan poros bubungan(cam shaft) terpasang (berlawanan arah dengan sisi exhaust).Exhaust Side adalah bagian mesin dimana pipa exhaust terpasang(berlawanan arah dengan control side).Penandaan control side dan exhaust side disuaikan dengan pada In-line engine. 3.5.7 Istilah-istilah lainnya Mesin Super charge.Satu atau lebih turbocharger(terdiri atas sebuah turbin dan kompresor),yang digerakan oleh gas buang,mensuplai udara untuk pembakaran yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran menggunakan udara dengan tekanan atmosfir rata-tara. 3.5.8 Berikut adalah bagian-bagian dari mesin diesel: ITEM SIZE STANDARD LIMIT GAMBAR Main Bearing A 0 400- 0,04 - - Gambar 7 B - 0,44-0.56 0,80 C 203 - - D - 0,45-0,65 1,00 Connecting Rod A 0 400- 0,04 - - Gambar 8 B - 0,36-0,51 0,80 C 0 240- 0,02 - - D - 0,23-0,28 0,50 K - 1,30-2,70 - F 0,005 220- 0,020 - - G - 0,23-0,31 0,50 H + 0,29 220 +0,23 - - J - 0,60-1,20 - E + 0,26 240 +0,23 - - Piston A + 0,035 220 + 0,020 - - Gambar 9 B - 0,025-0,055 0,080 C + 0,035 220 + 0,020 - - D 25 - - ITEM SIZE STANDARD LIMIT FIGURE Piston Ring A + 0,30 10 + 0,28 - - Gambar 10 B - 0,293-0,335 0,50 C - 0,013 10 - 0,035 - - F + 0,170 10 + 0,140 - - G - 0,150-0,22 0,40 H - 0,01 10 - 0,05 - - J + 0,080 16 + 0,060 - - K - 0,126-0,173 0,30 L + 0,016 15 + 0,043 - - M - - - - 1,6-2,1 1,6-2,1 1,6-2,1 1,6-2,1 * * 10,0 10,0 Pelapis silinder (Cylinder Liner) A + 0,070 520 + 0 - - Gambar.11 B - - 1,5* C - *pengausan ** Daerah pengausan - 0,5** ITEM SIZE STANDARD LIMIT Gambar CamShaft Driving Gear *:Gear Backlash A - 0,15-0,25* 0,40 Gambar 12. B - 0,10-0,20 0,40 C + 0,124 100 + 0,075 - - D - 0,075-0,146 0,25 E 0 100 + 0,022 - - F + 0,124 100 + 0,075 - - G - 0,075-0,146 0,25 H + 0 100 + 0,022 - - J - 0,30 0,80 Camdhaft Bearing A + 0,014 134 + 0,011 - - Gambar 13. B - 0,126–0,166 0,25 C + 0,0155 134 + 0,0140 - - Katup Drive A + 0,035 134 + 0 - - Gambar 14 B - 0,036-0,106 0,15 C + 0,036 98 + 0,071 - - D + 0,036 45 + 0,071 - - E - 0,057-0,103 0,15 F + 0,033 45 + 0,017 - - Rocker arm (Temlar) Katup Intake Katup Exhaust * :Katup Intake **:Katup Exhaust A - 1,1 - Gambar 15. *B + 0,041 30 + 0,020 - - *C - 0,040- 0,082 0,4 D - 0,020 30 - 0,041 - - *E - 0,270-0,391 0,8 *F 30,3 + 0,05 - - J + 0,011 30 + 0,090 - - K - 0,090-0,129 0,20 L + 0,041 30 + 0,020 - - M - 0,20-0,70 1,0 N - 0,30-0,90 1,5 **B 31 +0,05 - - **C - 0,17- 0,25 0,65 **D 30,8 +0,03 - - **E - 0,17- 0,25 0,65 Governur Drive *:Gear Backlash A + 0,025 42 + 0 - - Gambar 16. B - 0,025-0,075 0,15 C - 0,025 42 - 0,050 - - D + 0,050 36 + 0,025 - - E - 0,025 36 - 0,050 - - F + 0,050 32 + 0,025 - - G - 0,025 32 - 0,050 - - H - 0,08-0,10* 0,15 J + 0,050 45 + 0,025 - - K - 0,025 45 - 0,050 - - L - 0,02-0,05 0,07 M + 0,021 20 0 - - N - 0,02-0,06 0,10 O - 0,020 - 0,041 - - P - 0,50 - R - 0,20-0,30 0,40 S + 0,041 28 +0,021 - - T - 0,021 28 - 0,041 - - U - 0,10-0,15* 0,20 V - 0,18-0,25* 0,45 Katup Starting Air Pilot A - 0,10-0,15 - Gambar 17. Peng-injeksi bahan bakar A + 0,01 10 + 0,08 - - Gambar 18. B - 0,08-0,12 0,15 C 10 -0,12 - - D + 0,012 50 - 0,09 - - E - 0,123-0,137 0,20 F + 0,030 50 + 0,017 - - G - 0,040 148 - 0 - - H - 0,043-0,123 0,20 J - 0,0d43 148 - 0,083 - - K + 0,025 32 0 - - L - 0,025-0,075 0,10 M - 0,025 32 - 0,050 - - N + 0,030 72 0 - - O - 0,03-0,09 0,15 P - 0,021 72 - 0,041 - - Q 45 - - R - 0,019-0,023 - S 45 - - T 1 +0,1 - - Ring piston no.1 dan 2 harus diganti ketika lapisan Cr. telah dianggap kadaluarsa oleh waktu pada waktu pembongkaran berikutnya. Rasio pengurangan ketebalan lapisan Cr. dapat dihitung melalui perbedaan ukuran panjang atau “T” saat pembongkaran dan panjang yang di spefikasi berdasarkan tanda rotasi pada permukaan piston ring ,i.e.panjang dar i”T” saat dipabrikasi. toleransi panjang “T” ketika dipabrikasi 18+ 0,3 mm Ketebalan dari lapisan Cr. ketika dipabrikasi 0,25-0,35mm Cr.Coating Mark Panjang “T” Mark Panjang “T” A 17,70 – 17,73 L B 17,73 - 17,76 M C 17,78 – 17,79 N D 17,79 – 17,82 O E 17,82- 17,85 P F 17,85 Q G 17 R H 17 S I 17 T J 17 K 18 3.6 Data Mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 Berdasarkan Laporan PLTD Unit Tello Tahun 2016 diperoleh data pada tabel 2; Bulan Dibangkitkan (kWh) Pemakaian Sendiri (kWh) Disalurkan (kWh) Jam SFC (l/kWh) Massa Jenis Solar (kg/l) Qhv Solar (kWh/Kg) JANUARI 1.169.000 77.520 1.091.480 138.79 0.247 0.832 12.167 FEBRUARI 672.100 55.270 616.830 82.78 0.25 0.832 12.167 MARET 1.627.900 101.350 1.526.550 201.49 0.248 0.832 12.167 APRIL 1.162.700 81.410 1.081.290 147.2 0.251 0.832 12.167 MEI 1.490.400 95.650 1.394.750 188.06 0.248 0.832 12.167 JUNI 355.300 42.190 313.110 46.13 0.260 0.832 12.167 JULI 942.100 68.760 873.340 120.03 0.252 0.832 12.167 AGUSTUS 1.193.700 84.630 1.109.070 147.3 0.252 0.832 12.167 SEPTEMBER 367.800 46.900 320.900 48.41 0.256 0.832 12.167 OKTOBER 1.145.400 80.500 1.064.900 142.1 0.254 0.832 12.167 NOVEMBER 845.600 61.800 783.800 100.59 0.250 0.832 12.167 DESEMBER 0 0 0 0 0 0.832 12.167 Tabel 2. Cat : Massa Jenis solar dan Qhv adalah konstanta 3.7 Data Mesin Stork Werkspoor Diesel #1 Berdasarkan Laporan PLTD Unit Tello Tahun 2016 diperoleh data pada tabel.3; Tabel 3. Bulan Dibangkitkan (kWh) Pemakaian Sendiri (kWh) Disalurkan (kWh) Jam SFC (l/kWh) Massa Jenis Solar (kg/l) Qhv (kWh/Kg) JANUARI 1.079.450 58.430 1.021.020 144.69 0.253 0.832 12.167 FEBRUARI 619.200 35.850 583.350 78.65 0.251 0.832 12.167 MARET 1.279.690 71.650 1.208.040 180.34 0.249 0.832 12.167 APRIL 1.042.000 59.600 982.400 145.58 0.248 0.832 12.167 MEI 1.380.980 77.440 1.303.540 197 0.247 0.832 12.167 JUNI 437.550 28.760 408.790 63.3 0.251 0.832 12.167 JULI 850.900 50.350 800.550 119.2 0.252 0.832 12.167 AGUSTUS 1.443.780 81.800 1.361.980 205.71 0.251 0.832 12.167 SEPTEMBER 1.173.100 71.950 1.101.150 174.99 0.254 0.832 12.167 OKTOBER 988.740 59.040 929.700 138.44 0.253 0.832 12.167 NOVEMBER 1.591.410 92.060 1.499.350 223.24 0.250 0.832 12.167 DESEMBER 698.370 45.500 65.2870 101.34 0.257 0.832 12.167 Cat : Massa Jenis solar dan Qhv adalah konstanta 3.8 Contoh Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Digunakan data mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 pada bulan Januari 2016 Diketahui: P = 1.091.480 kWh Sfc = 0,247 l/kWh = 0,832 kg/l Qhv = 44,3 MJ/kg Ditanyakan : = Efisiensi Bahan Bakar Penyelesaian : = 0,237 l/kWh = m / V m = x V = 0,832 kg/l x 0,247 l m = 0,205504 kg = 0,20554 kg/kWh P = 1.091.480 kWh / 138.79 h = 7864.26 kW = x = 0,20554 kg/kWh x 7864.26 kW = 1616.14 kg/h = 44,3 MJ/kg x 0,277778 = 12,167 kWh/kg 100 % 39,99 % 3.9 Hasil Perhitungan a.Mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 Tabel 4. BULAN P (KW) mf (kg/h) eff (%) JANUARI 7864.26 1616.14 39.99 FEBRUARI 7451.44 1549.9 39.51 MARET 7576.31 1563.26 39.83 APRIL 7345.72 1534.02 39.36 MEI 7416.52 1527.31 39.91 JUNI 6787.56 1470.35 37.94 JULI 7276.01 1523.35 39.26 AGUSTUS 7529.33 1580.9 39.14 SEPTEMBER 6628.8 1410.53 38.62 OKTOBER 7494.02 1583 38.91 NOVEMBER 7792.03 1623.56 39.45 DESEMBER 0 0 0.00 b.Mesin Stork Werkspoor Diesel #1 Tabel 5. BULAN P (KW) mf (kg/h) eff JANUARI 7056.60 1486.0839 39.03 FEBRUARI 7417.04 1551.7431 39.29 MARET 6698.68 1386.7731 39.70 APRIL 6748.18 1394.6177 39.77 MEI 6616.95 1362.0189 39.93 JUNI 6457.98 1347.5389 39.39 JULI 6716.02 1400.6563 39.41 AGUSTUS 6620.87 1383.2426 39.34 SEPTEMBER 6292.65 1328.1858 38.94 OKTOBER 6715.54 1411.1698 39.11 NOVEMBER 6716.31 1397.9607 39.49 DESEMBER 6442.37 1376.4049 38.47 3.10. Grafik dan Pembahasan Grafik1 . SFC Vs Efisiensi Mesin Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) menyatakan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kW daya efektif setiap satu-satuan waktu terhadap beban tertentu. Jadi SFC merupakan parameter keekonimian suatu motor bakar. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa efisiensi untuk mesin pembangkit Mitsubishi Heavy Industries #1 adalah berkisar kurang lebih 39% mulai dari bulan Januari hingga Mei, tetapi terjadi penurunan pada bulan Juni sebesar 37,94% di mana nilai SFC berkisar 0,247 l/kWh hingga 0,260 l/kWh. Pada bulan Juli hingga Agustus nilai efisiensi kembali mencapai 39,26% dan 39,14% di mana nilai SFC tetap pada angka 0,252 l/kWh. Bulan September dan Oktober nilai efisiensi menurun menjadi 38,61% yaitu 38,91% dengan nilai SFC= 0,256 l/kWh dan 0,254 l/kWh. Nilai efisiensi pada bulan November kembali mencapai angka 39,45% dengan nilai SFC=0,250 l/kWh. Sedangkan pada bulan Desember nilai efisiensinya=0% karena mesin tidak menyalurkan daya. Efisiensi tertinggi untuk mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 pada tahun 2015 terjadi pada bulan Januari yaitu 39,99 %, dengan laju konsumsi bahan bakar 1616,14 kg/h dan daya yang disalurkan 7864,26 kW serta nilai SFC=0,247 l/kWh. Grafik 2. SFC Vs Efisiensi Mesin Untuk mesin pembangkit Stork Werkspoor Diesel #1 efisiensinya berkisar kurang lebih 39% mulai dari bulan Januari hingga Agustus dengan nilai SFC berkisar 0,247 l/kWh hingga 0,253 l/kWh, akan tetapi mulai terjadi penurunan pada bulan September yaitu 38,94% dengan nilai SFC= 0,254 l/kWh. Bulan Oktober dan November kembali naik berkisar 39,11% dan 39,49% dengan nilai SFC= 0,253 l/kWh dan 0,250 l/kWh. Sedangkan pada bulan Desember efisiensi mengalami penurunan menjadi 38,47% dengan nilai SFC=0,257 l/kWh. Efisiensi tertinggi pada tahun 2015 terjadi pada bulan Mei yaitu 39,93% dengan laju konsumsi bahan bakar 1362.0189 kg/h dan daya yang disalurkan 6616.95 kW dengan nilai SFC = 0,247 l/kWh. 3. 11 Perbandingan Menggunakan Rumus Efisiensi Pembangkit 3. 11.1 Contoh Perhitungan Efisiensi Pembangkit Digunakan data mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 pada bulan Januari 2012 Penggunaan Bahan Bakar : 289.063 liter m = 289.063 liter x 0,832 kg/liter = 240500.416 kg HHV = 43.800 kj/kg = 10.468,451 kCal/kg = 10.468,451 kCal/kg x 240500.416 kg = 2.517.666.820 kCal Nett Plant Heat Rate = 2306.7 kCal/kWh Gross Plant Heat Rate = 2153.7 kCal/kWh Efisiensi Pembangkit = x 100% = 39,00 % 3. 11.2 Hasil Perhitungan a.Mesin Mitsubishi Heavy Industries #1 Tabel. 6 BULAN BBM (kg) Bahan Bakar (kCal) Plant Heat Rate (kCal/kWh) Efisiensi (%) gross nett JANUARI 240500.416 2.517.666.820 2153.7 2306.7 39.00 FEBRUARI 139808.448 1.463.577.887 2177.6 2372.7 38.57 MARET 335885.056 3.516.196.250 2160.0 2303.4 38.89 APRIL 242334.976 2.536.871.822 2181.9 2346.2 38.50 MEI 306923.136 3.213.009.810 2155.8 2303.6 38.96 JUNI 76966.656 805.721.667 2267.7 2573.3 37.04 JULI 197243.072 2.064.829.434 2191.7 2364.3 38.33 AGUSTUS 250636.672 2.623.777.720 2198.0 2365.7 38.22 SEPTEMBER 78263.744 819.300.169,1 2227.6 2553.1 37.71 OKTOBER 241948.096 2.532.821.788 2211.3 2378.5 37.99 NOVEMBER 176190.976 1.844.446.599 2181.2 2353.2 38.51 DESEMBER 0 0 0.0 0 0.00 b.Mesin Stork Werkspoor Diesel #1 Tabel. 7 BULAN BBM (kg) Bahan Bakar (kCal) Plant Heat Rate (kCal/kWh) efisiensi (%) gross nett JANUARI 227326.528 2.379.756.619 2204.601 2330.764 38.10 FEBRUARI 129544.896 1.356.134.396 2190.14 2324.735 38.35 MARET 264923.776 2.773.341.568 2167.198 2295.737 38.76 APRIL 215345.728 2.254.336.202 2163.47 2294.723 38.83 MEI 284257.792 2.975.738.767 2154.802 2282.814 38.98 JUNI 91300.352 955.773.261,2 2184.375 2338.054 38.45 JULI 177458.944 1.857.720.260 2183.242 2320.555 38.47 AGUSTUS 301636.608 3.157.668.051 2187.084 2318.439 38.41 SEPTEMBER 247605.696 2.592.048.096 2209.571 2353.946 38.02 OKTOBER 207768.704 2.175.016.497 2199.786 2339.482 38.19 NOVEMBER 331242.496 3.467.595.838 2178.946 2312.733 38.55 DESEMBER 149205.888 1.561.954.527 2236.572 2392.443 37.56 BAB IV PEMBAHASAN Grafik 3.efisiensi pembangkit Vs konsumsi BBM Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara efisiensi terhadap pemakaian bahan bakar untuk mesin pembangkit Mitsubishi Heavy Industries #1 pada tahun 2015 yaitu dari efisiensi paling tinggi pada bulan Januari yaitu sekitar 39% dengan jumlah bahan bakar yang digunakan 289,063 liter. Sedangkan pada bulan Februari hingga Mei nilai efisiensi menurun berkisar 38,50%-38,96%. Pada bulan Juni kembali menurun hingga 37,04%, dan bulan Juli dan Agustus kembali memiliki efisiensi 38,33% dan 38,22%. Nilai efisiensi pada bulan September dan Oktober berkisar di 37,71% dan 37,99%, pada bulan November efisiensi mencapai 38,51%. Pada bulan Desember nilai efisiensi = 0% karena mesin tidak memiliki daya yang disalurkan. Grafik 4. efisiensi pembangkit Vs konsumsi BBM Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara efisiensi terhadap pemakaian bahan bakar untuk mesin pembangkit Stork Werkspoor Diesel #1 pada tahun 2015 yaitu berdasarkan nilai efisiensi pada bulan Januari hingga November berkisar 38,02% hingga 38,98%. Sedangkan pada bulan Desember menurun hingga 37,56%. Nilai efisiensi paling tinggi yaitu pada bulan Mei yaitu 38,98% dengan konsumsi bahan bakar =341,656 liter. Dengan membandingkan antara rumus efisiensi bahan bakar dan menggunakan rumus efisiensi pembangkit dari grafik hubungan efisiensi pembangkit vs konsumsi BBM dapat dilihat bahwa nilai efisiensi yang diperoleh nilainya hampir sama atau memiliki selisih yang sangat sedikit. BAB V KESIMPULAN Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) menyatakan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kW daya efektif setiap satu-satuan waktu terhadap beban tertentu. Jadi SFC merupakan parameter keekonimian suatu motor bakar. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahan bakar berbanding terbalik dengan efisiensi mesin MHI #1 dan SWD #1, yakni semakin banyak pemakaian bahan bakar maka efisiensi mesin menjadi menurun,sebaliknya semakin sedikit jumlah pemakaian bahan bakar maka efisiensi mesin menjadi meningkat. Dari kuliah praktek ini bias disimpulkan bahwa perawatan mesin(maintenance sangat penting).Hal ini untuk menjaga agar kualitas mesin selalu terjaga dan lebih awet sesuai dengan umur mesin tersebut. PT.PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor Pembangkitan Tello Unit PLTD Tello TEKNIK MESIN UNHAS 2018 39