MAKALAH
PENGURUSAN ADMINISTRASI KEUANGAN
Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pengampu : Taufiq Nur Azis, M. Pd
Kelompok 4 :
Khodijah alhabibah ihsani
Intan faizatul wida
Siti maryam
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
BOGOR
2019 M/1440 H.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Manajemen Kelas dengan judul "Pendekatan Intruksional, Pendekatan Proses Kelompok, Pendekatan Sosio Emosional" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Bogor, 25 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
A. Rumusan Masalah 1
B. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Pengertian Pendekatan Intruksional 3
2. Aplikasi dan Implementasi Pendekatan Intruksional 4
3. Pengertian Pendekatan Proses Kelompok 6
4. Pengertian Pendekatan Sosio-Emosional 7
5. Kekurangan dan Kelebihan Pendekatan Sosio-Emosional 8
BAB III PENUTUPAN 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah yang sering dihadapi baik guru pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas atau manajemen kelas. Bahkan aspek ini sering dibicarakan oleh penulis-penulis profesional dan oleh para pengajar, sehingga hal ini menjadi syarat yang efektif bagi pengajaran kelas.
Berhasil atau tidaknya suatu proses dalam pembelejaran, tergantung bagaimana seorang pendidik memenejemen yang diterapkannya, manajemen kelas adalah suatu gambaran miniatur manajemen yang ada di dalam sekolah.
Seorang guru harus memiliki, memahami, dan keterampilan dalam menggunakan bermacam – macam pendekatan dalam manajemen kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam artian, guru harus terampil memilih bahkan merangkai pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk mengatasi masalah manajemen kelas dengan tepat.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud pendekatan instruksional dalam manajemen kelas?
Bagaimana Aplikasi atau Implementasi Pendekatan Instruksional?
Apa Pengertian Pendekatan Proses Kelompok?
Apa Pengertian Pendekatan Sosio-Emosional?
Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional ?
Tujuan Penulisan
Mengetahui Pengertian Pendekatan Intruksional dan Implementasinya
Mengetahui Pengertian Pendekatan Proses Keruangan
Mengetahui Pengertian Pendekatan Sosio Emosional beserta Kekurangan dan kelebihannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan itu adalah:
1) mencegah timbulnya masalah manajerial, dan
2) memecahkan masalah manajerial kelas.
Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang mendukung pendirian bahwa kegiatan belajar -mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah manajemen kelas. Oleh karena itu, para pengembang pendekatan instruksional meyakinkan guru dalam mengembangkan strategi menajemen kelas memperhatikan hal – hal berikut ini:
1) menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai,
2) menerapkan kegiatan yang efektif,
3) menyediakan daftar kegiatan rutin kelas,
4) memberikan pengarahan yang jelas,
5) menggunakan dorongan yang bermakna,
6) memberikan bantuan mengatasi rintangan,
7) merencanakan perubahan lingkungan,
8) mengatur kembali struktur situasi.
Menyampaikan kurikulum, pelajaran yang menarik, relevan dan sesuai dengan secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang para peserta didik di dalam kelas. Di samping itu penelitian – penelitian menemukan bukti – bukti bahwa kunci keberhasilan manajemen kelas ialah kemampuan guru mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar – mengajar. Hal itu akan mencegah perhatian yang kurang, kebosanan, dan perilaku menyimpang. Guru yang berhasil ialah guru yang rnenyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang berlangsung dengan lancar, dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan minat yang sungguh – sungguh terhadap perilaku peserta didik yang menunjukkan tanda – tanda kobosanan dan keresahan. Kegiatannya misalnya, guru dapat mendekati peserta didik, memeriksa pekerjaannya, memberikan penghargaan pada usahanya, dan memberikan saran – saran, perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru membantu peserta didik meneruskan aktivitasnya dan mencegah timbulnya perilaku menyimpang.
Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu peserta didik menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar – benar memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi berkembang hingga tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini adalah cara yang sangat bermanfaat untuk mencegah perilaku mengganggu.
Rahman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Pendidikan Tinggi.
Aplikasi atau Implementasi Pendekatan Instruksional
Penggunaan sistem instruksional dalam pembelajaran didalam kelas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap.
Tahap awal
Tahap pembelajaran awal ini adalah langkah pertama sebelum materi pembelajaran berlangsung, yaitu memberikan pencerahan terhadap pola pikir siswa tentang apa yang ingin diajarkan, diberikan bayangan sebelum memasuki tahap yang serius, tahap awal ini memiliki banyak teori dan metode yang bisa digunakan diantaranya adalah mengatur tatanan kelas yang nyaman dan efektif seperti group resume (resume kelompok) prosedurnya dibentuk seperti :
Bagilah peserta kedalam beberapa kelompok, terdiri dari 3 sampai 6 anggota.
Beritahukan kepada mereka bahwa kelas memiliki kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat.
Memberikan motivasi kepada setiap kelompok agar aktif dan bervariasi dalam menela’ah materi.
b. Inti
Pada tahapan ini pengajar menguraikan materi yang diajarkan kepada siswa dengan menggunakan metode dan teknik yang nyaman dan mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa tidak mudah jenuh dan tidak cepat merasa bosan
Bagilah kelas menjadi empat kelompok
Masing-masing kelompok diberi tugas, kelompok pertama sebagai penanya, kelompok kedua sebagai orang yang setuju, kelompok yang ketiga sebagai orang yang tidak setuju, sedangkan yang terakhir sebagai pemberi contoh.
Sampaikan pelajaran yang didasarkan dengan pelajaran
Suruhlah tiap-tiap tim untuk bertanya, sepakat dan sebagainya.
c. Tahap Akhir
Setelah materi diberikan kepada siswa dan waktu telah hampir habis untuk pembelajaran maka tahapan yang paling akhir ialah bagaimana siswa belajar agar tidak lupa tentunya dengan berbagai strategi yang bisa digunakan salah satunya adalah Reviewing Strategies (meninjau ulang).
Salah satu cara paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih banyak dari materi yang tidak ditinjau. Hal itu karena peninjauan memudahkan peserta didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk menyimpannya dalam otaknya.
https://diganovensa.wordpress.com/2012/10/15/pendekatan-instruksional-dalam-manajemen-kelas-dan-aplikasinya-pada-sekolah-dasar / diakses pada 30 Maret 2019 11.11 wib
3. Pengertian Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan secara kelompok dapat dibilang juga sebagai pendekatan sosio-psikologis yang dipilih melalui psikologi social dan dinamika kelompok. Pokok-pokok pendekatan ini berlatar belakang atas dasar:
1. kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok yaitu kelompok kelas.
2. tugas pokok guru adalah mengembangkan dan mempertahankan suasana kelompok kelas yang efektif dan produktif.
3. kelompok kelas sebagai suatu system social yang memiliki ciri-ciri sebagaimana system social lainnya.
4. Tugas guru dalam mengelolaan kelas yaitu mengembangkan dan mempertahankan kondisi yang kondusif.
Adapun unsur-unsur pengelolaan kelas menurut schmuk ada 6 unsur dalam pengelolaan kelas yaitu: harapan, kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi dan keeratan hubungan.
Sebagai kesimpulan dari pendapat schmuck dan schmuck bahwa mereka menekankan pentingnya kemampuan guru untuk menciptakan dan mengelola kelompok kelas yang berjalan secara efektif dan terarah pada tujuan. Implikasi dari pendapat ini adalah
1. Guru bersama siswa perlu mengungkapkn harapan-harapan yang ada dalam hubungan interpersonal dan berusaha selalu memberikan dukungan kepada setisp siswa.
2. Guru hendaknya mewujudkan pengaruh-pengaruh yang bersifat terarah pada suatu tujuan ,membantu mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan mendorong siswa melakukan kegiatan- kegiatan kepemimpinan.
3. Guru hendaknya memperlihatkan empati dan membantu siswa mengembangkan saling pengertian yang disertai sikap empati diantara semua anggota kelompok.
4. Guru hendaknya membantu siswa mengatasi masalah atau konflik antara peraturan sekolah, norma kelompok, dan sikap individu siswa.
5. Guru diharapkan mampu mewujudkan dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif .
6. dan guru hendaknya meningkatkan keeratan kelompok dengan menumbuhkan dan mempertahankan kelompok kelas .
http://budylast.blogspot.com/2011/01/pendekatan-peroses-kelompok-dalam.html/ diakses pada 30 Maret 2019 pukul 11.38
4. Pengertian Pendekatan Sosio Emosional
Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas berakar pada psikologi penyuluhan dan klinis sehingga menekankan pentingnya hubungan interpersonal. Tugas pengelolaan yang amat pokok dari guru adalah membangun hubungan interpersonal dan mengembangkan iklim sosio-emosional yang positif, pokok pikiran Carl Rogers mengatakan bahwa faktor yang amat berpengaruh terhadap peristiwa belajar adalah mutu sikap yang ada dalam hubungan interpersonal antara guru dan siswa.
Pendekatan Sosio-Emosional memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif akan tercipta apabila terjadi hubungan yang baik di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Dalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi diperlukan di kelas.
Pengajar yang akan menerapkan pendekatan hubungan interpersonal (antar pribadi) perlu menyadari kenyataan bahwa “Cinta” dan “rasa harga diri” merupakan dua kebutuhan dasar yang ingin dimiliki oleh pembelajar jika pembelajar itu ingin mengembangkan perasaan harga diri sukses.
Kelas yang diliputi oleh hubungan inter personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Kelas yang berkondisi dan bersituasi demikian menjadikan pembelajar merasa mau dan tentram tanpa suatu ancaman atau dikejar-kejar oleh kekuasaan, pendekatan tertentu. Penekanan sistem sosio emosional berakar dari pandangan yang mengutamakan hubungan saling menerima, sikap empati sebagai sesama manusia. Melalui pendekatan ini pembelajar benar-benar percaya bahwa pengajar penuh dedikasi dalam membina belajarnya. Apabila pembelajar berperilaku menyimpang maka pengajar dapat memisahkan kesalahan dari orang yang berbuat salah, dan menolak perbuatan yang menyimpang.
Menurut Glosser, penciptaan iklim sosio emosional terjadi bila terdapat keterlibatan pengajar dalam suasana belajar itu untuk mengembangkan tanggung jawab sosial dan merasa dirinya “berarti” bagi orang lain. Bagi mereka yang melakukan perilaku meyimpang hendaknya dibantu untuk memperbaiki diri. Salah satu saran dari Glosser untuk mengatasi masalah kelas/kelompok hendaknya melalui pertemuan kelas untuk memecahkan masalah sosial.
Pandangan Dreikurs terhadap iklim sosio emosional adalah :pentingnya suasana kelas yang demokratis, pengajar dan pembelajar bersama sama mewujudkan tanggung jawab terhadap kelas demi kelancaran belajar mengajar ,dan pemikiran dan kewaspadaan terhadap pengaruh akibat-akibat tertentu baik akibat alamiah dan akibat logis.
Dengan pendekatan iklim sosio emosional ini pembelajar dipandang sebagai “keseluruhan pribadi yang sedang berkembang”, bukan semata-mata sebagai seorang yang mempelajari pelajaran tertentu saja.
Anggapan dasar dari pengelolaan kelas ini bahwa :
a. Kegiatan pembelajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.
b. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.
http://ivanilasukma.blogspot.com/2011/07/pendekatan-sosio-emosional.html/ diakses pada 30 Maret 2019 pukul 12.04
5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional
KELEBIHAN PENDEKATAN SOSIO EMOSIONAL
1. Siswa merasa nyaman di kelas kerena terjalin hubungan yang baik dengan guru.
2. Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan kelas.
3. Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman, tentram dan aman dengan situasi yang ada.
4. Terbinanya sikap demokratis.
5. Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan tidak akan memebunuh motivasi siswa.
6. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
KEKURANGAN PENDEKATAN SOSIO EMOSIONAL
1. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guruu terlalu baik akan menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
2. Sulit untuk memeahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan ketrampilan guru yang lebih untuk membuat iklim sosio emosional yang kondusif.
ibid
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Seorang guru harus memiliki, memahami, dan keterampilan dalam menggunakan bermacam – macam pendekatan dalam manajemen kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam artian, guru harus terampil memilih bahkan merangkai pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk mengatasi masalah manajemen kelas dengan tepat Adapun beberapa diantara pendekatan tersebut adalah: Pendekatan Instruksional, Pendekatan Proses Kelompok dan Pendekatan Sosio-Emosional.
Saran
Kami sadar jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna membantu menyempurnakan makalah yang telah kami buat dan supaya ke depannya akan semakin lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
budylast. (2011, januari). Pendekatan Proses kelompok. Retrieved maret 30, 2019, from budylast.blogspot.com : http://budylast.blogspot.com/2011/01/pendekatan-peroses-kelompok-dalam.html/
novensa, d. (2012, oktober 12). Pendekatan Intrusional dalam manajemen kelas. Retrieved Maret 30, 2019, from diganovensa.wordpress.com: https://diganovensa.wordpress.com/2012/10/15/pendekatan-instruksional-dalam-manajemen-kelas-dan-aplikasinya-pada-sekolah-dasar /
Rahman, M. (1998). Manajemen kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.
sukma, i. n. (2011, Juli). pendekatan sosio emosional. Retrieved Maret 30, 2019, from ivanilasukma.blogspot.com: http://ivanilasukma.blogspot.com/2011/07/pendekatan-sosio-emosional.html/
?
2