MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN REKAM MEDIK
“Sistem Informasi Eksekutif”
Oleh : Kelompok 3
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan penulis kesehatan,
kesempatan, dan kemauan hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT ,hingga kita dapat menikmati
indahnya Islam.
Makalah ini penulis buat sehubung dengan tugas mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen dan Rekam Medik dan sebagai bahan bacaan bagi temanteman. Dimana di dalam makalah ini akan di bahas mengenai “Sistem Informasi
Eksekutif ”. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah serta semua
pihak yang telah membantu dan mendukung mulai dari persiapan hingga makalah ini
dapat terselesaikan. Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa penulis adalah
manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak
ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna,begitu juga makalah ini. Penulis
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini dan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Padang, November 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1
BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB 2 : PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
2.1 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif .............................................................. 6
2.2 Peranan Eksekutif dalam Perusahaan................................................................. 6
2.3 Karakteristik EIS ................................................................................................ 7
2.4 Komponen Utama SIE ....................................................................................... 8
2.5 Konsep-konsep dasar Manajemen EIS............................................................... 9
2.6 Model EIS ........................................................................................................ 11
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan SIE .................................................. 12
2.8 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan EIS ......................................................... 12
2.9 Alasan EIS di butuhkan untuk kebutuhan informasi yang up to date .............. 13
2.10 Perbedaan Sistem Informasi
Manajemen (SIM), Sistem Pendukung
Keputusan (DSS)/DSS dengan Sistem Informasi Eksekutif (EIS). ....................... 14
2.11 Contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan .................... 15
BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................. 18
2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi informasi, mengubah manusia dalam
menyelesaikan semua perkerjaannya. Tidak hanya dalam perkerjaannya saja tetapi
dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti
pada saat pencarian informasi,
pengambilan keputusan, membuat penilaian dan perkiraan untuk perencanaan dan
pengendalian atau analisis pribadi dilakukan dengan mengunakan komputerisasi.
Perancangan
sistem informasi memungkinkan
informasi lingkungan
berdasarkan
pemakai mengakses data dan
subsistem fungsional dan menggantikan
teknologi atau sistem penyimpanan data-data konvensional ke dalam bentuk datadata yang dapat disimpan dalam komputer sehingga meningkatkan efisiensi dalam
pencarian data dan perawatan data. Informasi adalah data yang diolah menjadi bahan
yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya.
Dengan informasi sebuah lembaga, dalam hal ini perguruan tinggi dapat
mengetahui tingkat
produktivitas, kemajuan, dan aktivitas yang terjadi pada
perguruan tinggi tersebut. Oleh sebab itu dalam perguruan tinggi tersebut diperlukan
sebuah sistem
informasi yang dapat mengolah dan merangkum data yang
berhubungan dengan akademis dan kepegawaian.
Sistem informasi ini disebut
Sistem Informasi Eksekutif (SIE). Kebutuhan informasi akademis dan kepegawaian
akan semakin kompleks. SIE harus mampu menangani, mengolah dan merangkum
data dari database SIA dan SIK. SIE juga perlu memberikan tingkatan pengguna
dalam hal akses terhadap data-data tersebut, tidak semua dapat mengakses data
tertentu dan melakukan perubahan terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna
hanya akan memperoleh hak kuasa terhadap informasi yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa peranan eksekutif dalam perusahaan ?
2. Apa saja karakteristik dan komponen utama EIS ?
3. Bagaiman konsep dasar manajemen EIS ?
4. Bagaimana model EIS?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan EIS ?
6. Apa yang menjadi faktor-faktor penentu keberhasilan EIS ?
7. Apa alasan EIS dibutuhkan untuk sistem informasi ?
4
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar pembaca memahami Sistem
Informasi Eksekutif serta penerapannya pada organisasi kesehatan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif / Executive Information Systems
(EIS)
Menurut Laudon sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk membantu seorang manajer dalam pengambilan keputusan dalam
pengontrolan, pengkoordinasian, penganalisaan masalah dan penanggulanggan
masalah yang kompleks dalam suatu organisasi.
Sistem informasi eksekutif adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi
eksekutif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan, di mana informasi tersebut
dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai tingkat rincian. Sedangkan menurut
Turban EIS adalah sistem informasi berbasiskan komputer yang menyajikan
informasi yang dibutuhkan oleh para eksekutif, dimana sistem ini menyediakan akses
yang cepat pada informasi yang tepat waktu dan akses lansung kepada laporanlaporan manajemen. EIS sangat user friendly , didukung oleh grafik-grafik dan
menyediakan laporan-laporan pengecualian (execeptions reoprt) serta kemampuan
drill-down. EIS ini juga mudah dihubungkan dengan pelayan informasi on-line dan
electronic mail.
EIS difokuskan terhadap penyediaan informasi sesuai dengan spesifikasi enduser, status access terhadap penggunaan time series data untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) dan terhadap penggunaan secara terintegrasi dari informasi
eksternal untuk memberikan suatu konteks dunia yang sebenarnya terhadap data
korporat internal. Secara keseluruhaan penekanan EIS adalah untuk menghemat
waktu dan tenaga user eksekutif dalam mendapatkan informasi yang merupakan
bagian penting dari pekerjaan dan tanggung jawab pengambilan keputusan mereka.
2.2 Peranan Eksekutif dalam Perusahaan
Dalam membangun suatu sistem informasi untuk eksekutif, adalah penting
bagi kita untuk
mengerti apa itu eksekutif dan tugas serta peranan dari pada
eksekutif itu sendiri.
Kata ‘eksekutif” berasal daari bahasa Inggris to execute yang
artinya
menjalankan atau melaksanakan. Namun dalam perkembangan ilmu manajemen
dewasa ini ada berbagai pengertian tentang eksekutif yang timbul. Menurut Mc Leo,
17
istilah eksekutif digunakan untuk mengidentifikasikan manajer yang berada pada
level atas suatu stuktur organisasi, yang mempunyai pengaruh kuat pada organisasi.
Pengaruh ini dilakukan melalui penentuan rencana strategis dan penerapan kebijakan
perusahaan. Seorang eksekutif adalah seorang yang karena diangkat atau ditunjuk
untuk menduduki jabatan kepemimpinan tertentu di dalam organisasi, mempunyai
hak dan wewenang untuk menggerakkan sekelompok orang lain atau bawahan.
Bawahan inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab untuk melaksanakan
berbagai kegiatan operasional organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
yang bersangkutan.
Seorang eksekutif memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan
berat dalam usahanya mengendalikan dan mengemudikan organisasi yang
dipimpinnya. Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang eksekutif sehari-hari
adalah :
Memberikan visi
Membuat keputusan
Mendiagnosa dan memecahkan masalah
Melaksanakan negosiasi
Menyadarkan dan meyakinkan bawahan
Seorang eksekutif dalam tugasnya sebagai pengambil keputusan dan membuat
perencanaan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah meng identifikasikan
adanya ,masalah dan/atau peluang. Tahap kedua adalah keputusan apa yang harus di
ambil dan mengatasi hal tersebut.
2.3 Karakteristik EIS
EIS memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakan dengan aplikasi
software lainnya. Suatu penerapan EIS
yang berhasil akan meminimalkan
penggunaan laporan-laporan hard-copy, namun tetap memberikan
informasi-
informasi yang paling mutakhir kepada eksekutif. Dengan EIS, informasi yang
kualitatif dapat diperoleh tanpa penggunaan banyak kertas.
-
Hanya digunakan oleh seorang eksekutif, jadi tidak mungkin karyawan biasa
menggunakan sistem ini.
-
Menampilkan sebuah informasi rugi/ labanya perusahaan dan daftar yang rinci
-
Menampilkan laporan kinerja pegawai
7
-
Memberikan beberapa alternative untuk mengambil keputusan
-
Menampilkan tingkat kepuasan pelanggan
-
Akses yang mudah dan cepat
-
Biasanya menampilkan laporan berupa grafik.
2.4 Komponen Utama SIE
Menurut Thierauf SIE harus mampu menyajikan beberapa sarana sbb :
a) Sarana presentasi informasi yang memiliki fungsi untuk :
a. Menyajikan data rutin dan merinci suatu informasi (Drill Down)
Menampilkan ringkasan informasi yang paling detil ke bawah secara rinci dan
interaktif lansung di monitor dengan menggabungka dua teknologi informasi
yaitu database terpusat dan menu pilihan yang dimanis. Dalam implementasi
Sistem Informasi Eksekutif lansung memasuki pelaporan global, tapi jika
seorang eksekutif menginginkan informasi yang lebih rinci, maka drill down ini
dapat dimanfaatkan .
b. Pemantauan kecenderungan (Trend Monitoring)
Memberikan informasi tentang perbedaan informasi yang perlu diperhatikan
dan tidak. Dengan trend monitoring eksekutif dapat melihat informasi yang
paling berkaitan dan berurutan sesuai waktunya (kronologis) sehingga eksekutif
mampu mengikuti perkembangan trend yang berlaku.
c. Laporan pengecualian (Exception Report)
Menyajikan
informasi
tentang
penyimpangan
standar
yang
telah
terjadi.Laporan ini dibuat secara dinamis dengan menggunakan model yang
ada dibentuk parameter-parameter yang dapat secara fleksibel bergerak sesuai
parameter yang diinginkan. Laporan ini membantu eksekutif secara otomatis
untuk mengarahkan masalah yang dihadapi dan menganalisa semua masalah
dan penyimpangan yang ada. Eksekutif tidak perlu menelusuri sendiri setiap
detil laporan untuk mengetahui adanya suatu penyimpangan.
d. Mutimedia analisa
Analisa ini mempermudah pembacaan informasi dan pengambilan keputusan
dengan berbagai sudut pandang.
8
b) Sarana pembentukan keputusan (Decision Support System), yang dapat
membantu efsekutif dalam :
Menjelaskan dan menjabarkan penyimpangan/kekecualian yang terjadi.
Membentuk suatu model sistem.
Melihat hal-hal yang mungkin bersifat subyektif dari informasi yang
diterimanya.
c) Sarana sistem permintaan secara multi dimensi ( Multi Dimension Query) dan
Multi Dimensi dengan Time Series Data.
Tujuannya adalah :
a. Informasi database dibentuk menjadi Matriks Multidimendian
b. Matriks multidimensi dapat dibuat dalam bentuk Sistem Waktu Berseri
tertentu (Time Series).
c. Mempermudah pembacaan informasi dan pengambilan keputusanm karena
informasi sudah dalam bentuk Matriks dan per periodik waktu.
2.5 Konsep-konsep dasar Manajemen EIS.
Konsep EIS dibangun atas konsep dasar manajemen. Konsep-konsep yang
akan dibahas adalah Critical Success Factors (CFSs) atau Faktor-faktor Penentu
Keberhasilan.
Management
by
Exception
(MBE),
dan
Mental
Models
(McLeod,1996,p169-171).
Management by Exception.
Tampilan
layar
yang
digunakan
oleh
eksekutif
sering menyertakan
management by exception yaitu perbandingan antara kinerja yang dianggarkan
dengan kinerja aktual. Perangkat lunak EIS bisa mengidentifikasikan
perkecualian-perkeculian secara otomatis dan membuatnya diperhatika oleh
eksekutif.
Mental Models.
Peran utama EIS adalah membuat sintesa atau menyarikan data dan informasi
bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini
sering disebut pemampatan informasi (information compression) daan
menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari operasi perusahaan.
9
Istilah ini diciptakan oleh P.N Johnson Laird. Dalam bukunya tahun 1973, ia
menjelaskan bahwa model tersebut “memugkinkan perorangan untuk membuat
penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena,
untuk memutusakan
tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan pelaksanaannya, dan di
atas
semuanya
untuk
mengalami
kejadian
melalui
pengganti
(McLeod,1996,p171).
Critical Success Factors (CSFs).
Metode CFS ini cocok digunakan untuk menentukan kebutuhan informasi
tingkat strategis yaitu khususnya pada waktu mengembangkan sistem
pelaporan manajemen, DSS dan EIS. CFS merupakan sejumlah kecil tujuantujuan operasional yang mudah di identifikasikan, dibentuk oleh industri,
perusahaan, manajer atau pengambilan keputusan dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan perusahaan atau organisasi.
CFS merupakan hasil analisis manajemen terhadap tujuan tertentu yang
diajukan dalam bentuk penetapan elemen kritis dalam jumlah yang tidak
banyak (umum antara 5 dan 8) agar tujuan tersebut dapat dicapai secara
efektif.
Pada
prakteknya,
sejumlah
elemen
kritis
dibuat
untuk
mengidentifikasikan tindakan utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
CFS lebih diarahkan pada target sementara yang merupakan langkah essensial
atau prakondisi pada pencapaian tujuan jangka panjang.
Prinsip dari metode ini ialah informasi yang dibutuhkan oleh organisasi
ditentukan oleh beberapa faktor strategis yang bersifat kritis yang diketahui
oleh para manajer puncak atau pengambilan keputusan strategis. Sering kali
CFS didefinisikan sebagai aspek/ faktor yang mempengaruhi hidup matinya
organisasi. Merancang CFS kemudian membuat keputusan manajerial paling
tidak membutuhkan informasi yang relevan dengan indikator kunci yang
mengukur performansi organisasi. CFS diyakini dapat membantu keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya.Pendapat Rockart yang dikutip oleh
Martin (1990,p87), mendefinisikan Criticaal Success Factors (CFSs) atau
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan sebagai sebagian area-area kritis yang
harus berjalan benar supaya suatu bisnis dapat berjalan lancar.Sebagaimana
tujuan bisnis, CFS selalu berubah setiap waktu. Hal ini berimplikasi pada
perubahan kebutuhan sistem informasi dan prioritas aktivitas manajemen.
10
Sehingga dalam kurun waktu yang relatif pendek CFS suatu organisasi harus
segera ditinjau ulang oleh pihak manajemen seiring dengan perubahan pada
kondisi internal maupun eksternal organisasi.
2.6 Model EIS
Konfigurasi EIS berbasis komputer biasanya meliputi satu komputer PC. Dalam
perusahaan besar, komputer PC tersebut dihubungkan dengan komputer yang
mempunyai kapasitas memory dan data besar dan kelengkapan akses secara cepat,
seperti yang tampak pada gambar. Komputer eksekutif itu secara langsung berfungsi
sebagai executive worstation dan dilengkapi dengan media penyimpanan sekunder
dalam bentuk harddisk yang menyimpan database eksekutif. Database eksekutif ini
menyimpan data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer
sentral perusahaan.
Seorang eksekutif bisa memilih dari menu untuk menghasilkan tampilan layar
yang telah disusun sebelumnya (preformatted), atau untuk melakukan sejumlah kecil
pemrosesan. Sistem ini juga memungkinkan pemakai menggunakan sistem pos
elektronik perusahaan dan mengakses data dan informasi lingkungan (informasi
eksternal). Dan disini dibutuhkan personil pendukung EIS yang memasukkan berita
terbaru dan penjelasan informasi.
11
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan SIE
Kelebihan
Mudah
Kekurangan
untuk
eksekutif Fungsi yang terbatas
digunakan
Tidak bisa melakukan perhitungan yang
tingkat atas
Pengoperasian
tidak
membutuhkan
pengetahuan komputer yang ekstensif
Menyediakan
informasi
data
untuk
bagi banyak eksekutif
Sistem bisa menjadi terlalu besar untuk
dikelola
manajemen
Sulit dalam menjaga data tetap mutakhir
waktu yang lebih baik.
mengkuantifikasikan
manfaat dari implementasi SIE
Menyediakan pemahaman yang lebih
Menyaring
untuk
Bisa mengakibatkan kelebihan informasi
baik terhadap informasi
Sulit
summary
perusahaan secara tepat waktu
kompleks
Menyediakan sistem untuk tracking Data
informasi yang semakin meningkat
input
requirements
tambahan
seringkali kurang diperhitungkan.
Memberikan masalah data security
2.8 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan EIS
Faktor-faktor penentu keberhasilan dari EIS menurut Rockart & DeLong
(MCLeod, 1996, p174-175) antara lain adalah :
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen
Eksekutif tingkat puncak, lebih baik CEO, harus berfungsi sebagai sponsor
eksekutif EIS dengan mendorong penerapan. Usaha EIS yang paling berhasil
adalah yang pemakai petamanya adalah puncak eksekutif.
2. Sponsor operasi
Sponsor eksekutif kemungkinan besar terlalu sibuk untuk mencuahkan
banyak waktu untuk penerapan. Tugas itu harus diberikan kepada eksekutif
tingkat puncak lain, seperti wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerja
sama dengan eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan
bahwa pekerjaan itu telaksana.
3. Staf jasa informasi yang sesuai
Harus tersedia spesialis informasi yang tidak saja mengerti teknologi
informasi tetapi juga mengerti cara eksekutif menggunakan sistem ini. Area
12
teknologi informasi yang dapat diterapkan meliputi komunikasi data,
database, dan grapichal user interface.
4. Teknologi informasi yang sesuai
Para penerap EIS seharusnya tidak berlebihan dan memasukkan perangkat
keras atau perangkat lunak yang tidak perlu. Sistem itu harus sesederhana
mungkin dan haus memberikan tepat seperti yang eksekutif inginkan tidak
lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen data
Tidak cukup hanya menampilkan informasi. Eksekutif harus mengetahui
seberapa mukhtahir data itu. Eksekutif juga harus mampu mengikuti analisis
data. Analisis ini dapat dicapai melalui drill down, dengan bertanya kepada
manajer data atau keduanya.
6. Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis
Sebagian besar EIS yang berhasil dirancang untuk memecahkan masalahmasalah spesifik atau memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani oleh
teknologi informasi.
2.9 Alasan EIS di butuhkan untuk kebutuhan informasi yang up to date
Beberapa alasan mengapa EIS yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai
macam kebutuhan akan informasi yang up to date.
a. Eksternal
- meningkatan kompetisi
- Lingkungan yang dengan cepat berubah
- Keharusan untuk selalu proaktif
- Kebutuhan untuk mengakses external database
b. Internal
- Kebutuhan akan informasi yang up to date
- Kebutuhan akan komunikasi
- Kebutuhan akan informasi yang lebih akurat
- Kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
Tujuan dari Executive Information Sistem adalah menghasilkan target
informasi yang selalu up to date untuk meningkatkan performance dari suatu
perusahaan dengan memberikan perhatian khusus pada tujuan akhir dan prioritasdari
perusahaan tersebut.
13
2.10 Perbedaan Sistem Informasi
Manajemen (SIM), Sistem Pendukung
Keputusan (DSS)/DSS dengan Sistem Informasi Eksekutif (EIS).
Secara prinsip
Sistem Informasi Eksekutif dimana EIS dirancang untuk
membantu eksekutif atau manajer senior untuk melakukan pemantauan terhadap
perencanaan strategis perusahaan maupun untuk membantu dalam melakukan
perencanaan strategis di masa yang akan datang, sedangkan SIM merupakan sistem
yang dirancang untuk menangani dan membantu
manajer menengah
dalam
menjalankan fungsi perencanaan , pengendalian dan pengambilan keputusan dengan
menyampaikan laporan-laporan yang dihasilkan secara periodik. Sedangkan Sistem
Pendukung Keputusan (DSS) adalah tipe lain dari pada sistem informasi komputer
yang dirancang untuk mendukung dan meningkatkan proses pengambilan keputusan.
Akan semakin banyak pengguna komputer yang akan semakin mengenal DSS karena
sistem ini dikembangkan sebagai suatu alat bagi manajer tingkat menengah sampai
bawah dan analisis sistem. DSS ini dikembangkan untuk mendukung keputusan dari
tingkat menengah ke atas, sedangkan EIS berkonsentrasi pada tingkat manajemen
paling atas.
Walaupun baik EIS maupun DSS dirancang untuk
mendukung dan
meningkatkan proses pengambilan keputusan, tipe keputusan aktual yang dibuat oleh
seorang eksekutif berbeda dari yang dibuat oleh manajer tingkat menengah. EIS
dapat dianggap sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi untuk membantu
memformulasikan query intelijen yang kemudian bisa dilanjutkan ke DSS. Suatu
analisis yang terinci kemudian bisa dilakukan dengan menggunakan DSS, yang
dilakukan oleh seorang analisis bukan eksekutif. Maksud dari EIS adalah untuk
memberi kesempatan bagi eksekutif untuk mengenali organisasi tersebut secara
keseluruhan dan bukan
hanya suatu area tertentu. DSS itu sendiri seringkali
menyediakan suatu informasi yang sangat rinci untuk membantu menganalisis
masalah di suatu area/departemen tertentu. Perbedaan penting lainnya adalah bahwa
data eksternal yang diperoleh dari database on-line dan juga data internal akan diuji
bersama-sama untuk menjawab suatu query dari EIS. Sedangkan DSS biasanya
kurang memberikan penekanan pada data eksternal dalam proses pengambilan
keputusannya. Perbedaan lainya adalah bahwa EIS memberikan terutama hanya
informasi-informasi rangkuman (summary). EIS ini memberikan rinciannya melalui
14
kemampuan drill-down. Sedangkan DSS akan berusahan untuk menampilkan semua
rincian yang terkait ke analisis masalah secara bersamaan pada pertama kalinya.
2.11 Contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan
Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem
Informasi Eksekutif, contohnya yaitu Bank Mandiri
Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian
dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri
tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor
Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system
yang berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware,
software maupun jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \
melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada
akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara
memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan
standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER
(Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy
tersebut sistem core banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat
sistem yang ada pada keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk
direkomendasikan
sebagai
standar
sistem
paling
memungkinkan
untuk
diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.
Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang,
dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat
secepatnya beroperasi dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung
kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER
dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan bank dengan segmen
korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda denga bank
Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branchcentric yang tidak dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database
15
yang dimiliki oleh MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
customer view dan segmentasi nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM
Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan
bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti
core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market yang dapat
mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem
MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise
Mandiri Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem
eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif
utama yaitu:
Memperkaya dan memperbarui delivery channel.
Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.
Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.
Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.
didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan
128 sub modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam
pengelolaan data, yaitu:
Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan
bisnis yang cepat.
Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.
Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis
yang lebih baik, sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field
penting telah dibuat mandatory dan default value.
Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk
meminimalisir kesalahan pengetikan (typing error).
Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data
yang hilang atau berubah).
Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari
misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu
dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat
"agile & adaptive" dan comply dengan Basel II.
16
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski
terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari
unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan
manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa
terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi
informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang
tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada database maupun
program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan
laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks
dengan menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business
Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan
strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan
marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart
(subset dari Data warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat
departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT
maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari adanya
kesalahan interpretasi (mis- interpretation).
Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim,
dengan teknologi yang digunakan adalah :
·
DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS
·
IBM DataStage sebagai Engine ETL
·
OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle
·
Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi
17
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang sangat penting
dalam perkembangan sistem informasi dewasa ini. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
merupakan sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang mudah ke
informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor keberhasilan
kebutuhannya.
3.2 Saran
Dalam sistem informasi komputerisasi atau elektronik dapat memungkinkan
semua orang untuk bisa mengakses informasi-informasi yang ada, baik informasi
yang bersifat umum maupun yang khusus (rahasia). Dengan demikian maka harus
ada sistem pengaman data yang sangat baik untuk menjaga informasi khusus atau
data-data yang bersifat rahasia tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arief.M.2009.Sistem Informasi Manajemen. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang
http://arhami.files.wordpress.com/2011/08/sistem-informasi-eksekutif.pdf , diakses
pada 5 November 2015 pukul 19.00 WIB
http://giriayoga.com/2011/10/20/perkembangan-sistem-informasi-eksekutif-dan
penerapannya- di-indonesia/ , diakses pada 5 November 2015 pukul 19.00
WIB
http://itconsep.wordpress.com/course-work/makalah-tik-01/, diakses pada 5
November 2015 pukul 19.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/52824394/Bab13-Sistem-Informasi-Eksekutif, diakses
pada 5 November 2015 pukul 19.00 WIB
19