Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PUSAT PERBUKUAN Kementerian Pendidikan Nasional i Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Hak Cipta Buku ini dialihkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional dari Penerbit Surabaya Intellectual Club (SIC) 410.7 KAS KASTAM, Syamsi A Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia / penyusun, Kastam Syamsi, Anwar Efendi ; penyunting Mariany Solicha. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010. x, 186 hlm. : ilus. ; 30 cm. Bibliografi : hlm. 182-184 Indeks untuk SMA dan MA kelas X ISBN 1. Bahasa Indonesia—Studi dan Pengajaran I. Judul II. Anwar Efendi III. Mariany Solicha Penyusun Penyunting Penata Letak Perancang sampul Layout : Kastam Syamsi Anwar Efendi : Mariany Solicha : Rustita : Gatut : Nina Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010 Buku ini bebas digandakan sejak Juli 2010 s.d. Juli 2025. Diperbanyak oleh ... ii KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Pendidikan Nasional, pada tahun 2010, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/ penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 Tahun 2008 tanggal 11 Desember 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Kementerian Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya ini dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses oleh siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaikbaiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, … 2010 Kepala Pusat Perbukuan iii KATA PENGANTAR Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan MA ditujukan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, melalui mata pelajaran ini diharapkan kamu dapat mengembangkan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis beraneka jenis wacana. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan MA juga ditujukan untuk mengembangkan pengalaman kegiatan bersastra. Oleh karena itu, melalui mata pelajaran ini juga diharapkan agar kamu memiliki pengalaman mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis berbagai jenis karya sastra. Selain itu, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan MA juga ditujukan untuk mengembangkan berbagai kemampuan lebih lanjut dalam berbahasa dan bersastra. Oleh karena itu, diharapkan juga agar kamu menguasai berbagai konsep dasar kebahasaan dan kesastraan beserta penerapannya. Sehubungan dengan itu, buku Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia ini disusun dengan memperhatikan pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang komunikatif, apresiatif-kreatif, dan kontekstual. Pendekatan komunikatif yang dimaksud dalam buku ini adalah berbagai materi dan kegiatan yang disusun dalam buku ini diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Pendekatan apresiatif-kreatif dimaksudkan bahwa buku ini menyediakan sejumlah materi dan kegiatan beraneka ragam pengalaman bersastra mulai dari mengenal, memahami, dan menghayati karya sastra sampai dengan memproduksi karya sastra tersebut. Sementara itu, pendekatan kontekstual dimaksudkan bahwa berbagai materi dan kegiatan baik bahasa maupun sastra yang disajikan dalam buku ini sudah disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan siswa. Penyusun mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang membantu terselesaikannya buku ini. Akhirnya penyusun berharap semoga buku ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber bahan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan MA. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan buku ini. Selamat belajar dan terima kasih. Penyusun iv PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU hSub Keterampilan Berbahasa Berisi kompetensi dasar berbahasa yang akan dipelajari dan dicapai dalam belajar. hPelajaran Petunjuk urutan pelajaran dalam buku. hTema Merupakan pengikat antarketerampilan dalam tiap pelajaran. hMateri Berisi uraian materi dalam kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia. hBacaan Berisi wacana tertulis yang diambil dari media cetak atau elektronik (Internet). hKotak Info Berisi informasi-informasi tentang materi atau bacaan yang memiliki nilai. hGambar Sebagai pendukung materi atau bacaan/cerita. hLatihan Berupa kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan siswa yang betujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah di pelajari. v j Rangkuman Berisi konsep kunci dari substansi materi yang disajikan dalam kalimat-kalimat yang ringkas dan jelas. j Refleksi Berisi sikap dan perilaku yang diteladani yang dimunculkan berkaitan dengan keterampilan berbahasa serta tema yang mengikatnya. hEvaluasi Berisi latihan mandiri yang memuat semua keterampilan berbahasa tiap pelajaran (bab) sebagai upaya mengevaluasi ketercapaian hasil belajar. hGlosarium Berisi istilah-istilah penting dalam teks dengan penjelasan arti yang konkret yang disusun secara alfabetis. hDaftar Pustaka Berisi daftar referensi yang digunakan sebagai rujukan dalam uraian materi dalam buku dan disajikan secara alfabetis. hIndeks Berisi daftar kata-kata penting yang keberadaannya diikuti dengan halaman kemunculan kata tersebut serta pengarang. vi DAFTAR ISI Pelajaran Kata Sambutan ............................................................................................. iii Kata Pengantar ............................................................................................. iv Petunjuk Penggunaan Buku ......................................................................... v Daftar Isi ....................................................................................................... vii PENDIDIKAN ........................................................................................ 1 A. Pelajaran Pelajaran Menanggapi Siaran dan Informasi (Berita) dari Media Elektronik yang Didengarkan .............................................................. 1 B. Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi ................ 4 C. Menulis Paragraf Naratif ....................................................................... 6 D. Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat . 8 Rangkuman .................................................................................................. 10 Refleksi ......................................................................................................... 11 Evaluasi ........................................................................................................ 12 PERISTIWA .......................................................................................... 17 A. Menceritakan Berbagai Pengalaman ................................................... 17 B. Membaca Cepat Berbagai Teks Nonsastra.......................................... 20 C. Menulis Paragraf Deskriptif .................................................................. 24 D. Mendengarkan Pembacaan Puisi dan Mengidentifikasi UnsurUnsur Puisi ........................................................................................... 26 Rangkuman .................................................................................................. 28 Refleksi ......................................................................................................... 29 Evaluasi ........................................................................................................ 30 KEHIDUPAN SOSIAL ........................................................................... 33 A. Membaca Ekstensif Teks Nonsastra ..................................................... 33 B. Menulis Paragraf Ekspositif .................................................................. 37 C. Mendengarkan Pembacaan Puisi dan Mengungkapkan Isi Puisi ........ 39 D. Mendiskusikan dan Mengemukakan Hal Menarik dari Isi Cerita Pendek ................................................................................................. 42 Rangkuman .................................................................................................. 48 Refleksi ......................................................................................................... 49 Evaluasi ........................................................................................................ 50 vii Pelajaran Pelajaran BUDAYA A. Mendiskusikan Masalah dari Berbagai Sumber (Berita, Artikel, dan Buku) ............................................................................................ B. Mendengarkan Cerita dan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik .............................................................................................. C. Membacakan Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan dan Intonasi yang Tepat .................................................................................................... D. Menulis Puisi Lama .............................................................................. Rangkuman .................................................................................................. Refleksi ......................................................................................................... Evaluasi ........................................................................................................ LINGKUNGAN A. Menanggapi Siaran dan Informasi (Nonberita) dari Media Elektronik yang Didengarkan ............................................................................... B. Menemukan dan Mendiskusikan Nilai-Nilai dalam Cerita Pendek ....... C. Menganalisis Keterkaitan Unsur Instrinsik Cerpen dengan Kehidupan Sehari-hari ............................................................................................ D. Menulis Puisi Baru ................................................................................ Rangkuman .................................................................................................. Refleksi ......................................................................................................... Evaluasi ........................................................................................................ 51 55 60 62 65 66 67 69 73 80 88 92 93 94 Pelajaran EKONOMI ............................................................................................. 101 A. Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi ................................. 101 B. Memberikan Dukungan Isi Artikel ........................................................ 103 C. Menulis Paragraf Argumentatif ............................................................. 106 D. Membaca dan Mengidentifikasi Sastra Melayu Klasik ......................... 108 Rangkuman .................................................................................................. 113 Refleksi ......................................................................................................... 114 Evaluasi ........................................................................................................ 115 Pelajaran KESEHATAN ........................................................................................ A. Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi dari Tuturan Langsung B. Menulis Hasil Wawancara dalam Beberapa Paragraf .......................... C. Membahas dan Mendiskusikan Isi Puisi .............................................. D. Membaca dan Menemukan Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sastra Melayu Klasik ....................................................................................... Rangkuman .................................................................................................. Refleksi ......................................................................................................... Evaluasi ........................................................................................................ viii 117 117 119 121 122 127 128 129 Pelajaran KESENIAN ............................................................................................ 133 A. Membahas dan Mendiskusikan Isi Puisi .............................................. 133 B. Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dalam Cerpen ............... 137 C. Mendengarkan dan Menemukan Hal Menarik tentang Tokoh Cerita Rakyat .................................................................................................. 140 D. Menulis Paragraf Persuasif ................................................................... 143 Rangkuman .................................................................................................. 146 Refleksi ......................................................................................................... 147 Evaluasi ........................................................................................................ 148 Pelajaran TRANSPORTASI .................................................................................. 149 A. Memberikan Kritik pada Informasi di Media ........................................ 149 B. Merangkum Teks Bertabel/Grafik dengan Teknik Membaca Memindai 151 C. Mendengarkan dan Menjelaskan Hal Menarik tentang Latar Cerita Rakyat ....................................................................................... 153 D. Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain ....................... 158 Rangkuman .................................................................................................. 161 Refleksi ......................................................................................................... 162 Evaluasi ........................................................................................................ 163 Pelajaran SOSIAL ................................................................................................. 165 A. Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi ................................. 165 B. Menyusun Teks Pidato ......................................................................... 167 C. Mendiskusikan hubungan Isi Puisi dengan Realitas Alam, Sosial Budaya, dan Masyarakat ..................................................................... 169 D. Merangkum Isi Informasi dalam Beberapa Kalimat dengan Membaca Memindai ............................................................................................. 172 Rangkuman .................................................................................................. 174 Refleksi ......................................................................................................... 175 Evaluasi ........................................................................................................ 176 Glosarium ..................................................................................................... 179 Daftar Pustaka .............................................................................................. Indeks ........................................................................................................... ix 182 185 x Pelajaran PENDIDIKAN Menanggapi Siaran dan Informasi (Berita) dari Media Elektronik yang Didengarkan Mendengarkan merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan. Unsur kesengajaan inilah yang membuat kegiatan mendengarkan selalu diawali dengan persiapan tertentu dengan tujuan agar informasi yang didapat bisa maksimal. Coba bandingkan dengan kata mendengar! Saat ini kamu telah memasuki sekolah di tingkat atas, tentunya kamu masih ingat beberapa materi pelajaran bahasa Indonesia dan kegiatan berbahasanya. Di awal kegiatan belajar ini, kamu akan belajar tentang mendengarkan berita dari media elektronik dan memberikan tanggapan pada isi pemberitaan. Mendengarkan merupakan salah satu bentuk kegiatan menyerap informasi yang diungkapkan atau dibacakan oleh orang lain. Sebagai salah satu bentuk kegiatan berbahasa, mendengarkan merupakan kegiatan aktif yang dilakukan karena tidak saja melibatkan indera pendengar sebagai alat penyerap informasi, tapi juga syaraf-syaraf dalam otak yang mengolah informasi dari indera pendengar untuk dimasukkan dalam memori di otak manusia. Tingkat keberhasilan seseorang dari kegiatan mendengarkan bisa diamati dari kemampuan seseorang tersebut untuk mengungkapkan atau menceritakan kembali isi informasi yang didengarkan, menjawab pertanyaan yang diajukan, menyimpulkan dari isi informasi yang disajikan dan banyak lagi yang lainnya. Agar kegiatan mendengarkan bisa tercapai dengan baik, terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan, yaitu (1) kondisi emosi/ perasaan stabil, (2) konsentrasi terpusat pada informasi yang didengarkan, (3) suasana tenang, (4) hilangkan suara-suara yang menggangu, dan (5) sediakan alat-alat yang membantu mengingat, agar tidak terdapat informasi yang tertinggal atau kurang, misalnya alat tulis untuk mencatat atau alat perekam. Setiap hari ada banyak berita yang disajikan, dan setiap hari pula kamu bisa melihat berita baik di media cetak (koran, tabloid, majalah dan lainnya) maupun di media elektronik (radio, televisi, internet dan sambungan-sambungan elektronik yang lain). Penyajian berita yang diberikan tiap hari, tentu membuat kamu mengetahui penyajian sebuah berita, namun tahukah kamu pengertian dari sebuah berita? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau keterangan, laporan, pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan. Dalam praktisnya, sebuah berita selalu dikaitkan dengan kegiatan jurnalistik. Oleh karena itu, dalam ilmu jurnalistik yang dikatakan laporan bernilai berita bukanlah peristiwa anjing menggigit orang melainkan peristiwa orang menggigit anjing. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 1 Sebuah laporan yang dimasukkan dalam kategori berita sedikitnya memuat unsur pemberitaan yang dikenal dengan istilah 5W1H, yaitu what, who, when, where, why dan how. Berdasarkan penjenisan dalam ilmu jurnalistik, berita dibedakan atas, pertama, berita langsung atau disebut dengan istilah straight news, merupakan jenis berita yang memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup hajat hidup orang banyak. Misalnya, Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM berdampak pada melambungnya harga sembako. Kedua, berita ringan atau disebut dengan istilah soft news, merupakan jenis berita yang memuat tema-tema ringan menggigit yang bisa dijadikan cermin hidup sang pembaca. Misalnya, Cinta ditolak polisi bertindak. Ketiga, berita mendalam atau disebut dengan istilah deep news, merupakan jenis berita yang tidak saja memuat laporan kejadian namun juga dilakukan analisis dari berbagai segi oleh pakar atau ahli dibidangnya masing-masing. Oleh karena itu Sumber: http://www.google.co.id biasanya dimuat di majalah dalam beberapa halaman. Keempat, berita kisah atau disebut dengan istilah feature, merupakan Sebelum mulai jenis berita yang melaporkan peristiwa demi peristiwa yang terjadi memberikan secara rinci dan detail dari awal sampai akhir. Misalnya, profil tanggapan, seorang penanggap harus seseorang, laporan perjalanan, dan banyak lagi yang lainnya. mengetahui dan Memberikan tanggapan merupakan kegiatan memberikan memahami duduk masukan, kritik sampai pujian terhadap segala sesuatu yang dirasa persoalan yang kurang ideal atau pas. Satu hal yang perlu perhatikan saat sesungguhnya, sehingga tanggapan memberikan tanggapan adalah ungkapkan dengan bahasa yang yang diberikan bisa santun, tidak menghina atau menggurui dan sertakan juga alasan objektif. yang mendukung dan saran bagaimana seharusnya dilakukan. 1. Dengarkan pembacaan teks berita oleh teman atau gurumu berikut! Catat informasi-informasi yang kamu anggap penting yang ada dalam teks berikut! ESQ Ary Ginanjar Masuki Kerajaan Inggris Konsep Kecerdasan Emosi dan Spiritual (Emotional Spiritual Quotient/ESQ) yang dikembangkan di Eropa mulai di Belanda, kini diperkenalkan di Kerajaan Inggris dengan pendekatan ala Indonesia oleh Ary Ginanjar Agustian. Kehadiran Ary Ginanjar di Kerajaan Ratu Elizabeth II itu dalam rangka mengikuti pertemuan para pakar Spiritual Quantient (SQ) dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Compenhagen Denmark, Belanda, Nepal, India di Oxford selama seminggu sejak 11 Maret 2007. Kepada ANTARA News di London, wiraswastawan ESQ Ledership Center kelahiran 2 Pelajaran 1 Pendidikan Sumber: http://www.google.co.id Bandung, Jawa Barat, pada 24 Maret 1965 tersebut mengatakan, pertemuan itu diprakasai Danah Zohar dan Ian Marshall penulis buku SQ Spiritual Intelligence dan Spiritual Capital, diadakan The Oxford Academy of Total Intelligence. Penerima penghargaan Tokoh Perubahan 2005 versi Harian Republika itu mengemukakan, dalam pertemuan itu dibicarakan tentang SQ secara ilmiah meskipun hadir juga para pakar dari berbagai agama di antaranya hadir wakil dari agama Budha,Hindu, Kristen, Katolik, Yahudi sampai pada atheis. Pada kesempatan itu Ary yang selama 10 tahun mendalami agama dengan bimbingan KH. Habib Adnan menulis buku ESQ Rahasia Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual melalui enam rukun Iman dan lima rukun Islam berbicara pandangannya SQ dilihat dari kacamata Islam. Penulis SQ Spiritual Intelligence dan Spiritual Capital, Danah Zohar dan Ian Marshall, mengungkapkan bahwa sangat terinspirasi dengan konsep ESQ yang dikembangkan Ary Ginanjar lantaran membawa pesan perdamaian di dunia. Menurut Danah Zohar, media Inggris selama ini salah dalam mempersepsikan tentang Islam. “Apabila kita bisa membawa ide dengan konsep ESQ ke dunia Barat akan dapat memperbaiki hubungan Islam dan Barat”, ujar Danah Zohar pendiri The Oxford Academy of Total Intelligence, Oxford. Danah Zohar menilai tidak ada lagi ada orang yang akan membenci Islam setelah presentasi pria lulusan Universitas Udayana Bali yang pernah mengajar di Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran. Dalam pertemuannya yang diadakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London pada Minggu malam, Ary Ginanjar yang penulis buku best seller ESQ-ESQ Power, menyampaikan konsep ESQ kepada masyarakat Indonesia dan para pelajar yang datang dari berbagai kota di Inggris seperti Birmingham, Oxford dan Southampton. Dalam pemaparannya, Ary Ginanjar menyampaikan materi ESQ dengan mengunakan proyektor dan alunan musik yang sangat menarik dan menyentuh dengan suara yang kadang menggelegar dan sendu memuji kebesaran Sang Pencipta membawa para peserta ke alam bawah sadar. (Sumber: http://www.ANTARA.com) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Sebutkan unsur 5W+1H dalam pemberitaan di atas! b. Apa ragam pemberitaan di atas jika didasarkan pada penjenisan berita di atas! Sertakan argumentasi yang mendukung! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 3 Sebutkan perbedaan SQ (Spiritual Quantient) dengan ESQ (Emotional Spiritual Quantient)? 3. Kemukakan secara lisan informasi-informasi penting dari teks berita tersebut di depan kelas! Lakukan secara bergantian! 4. Perhatikan dan dengarkan temanmu saat menyampaikan hasil catatannya di depan kelas! Berikan tanggapan pada penyampaian yang dilakukan oleh temanmu, baik dari segi kelengkapan informasi yang disampaikan maupun dari segi proses pemyampaiannya! Lakukan perbaikan terhadap catatanmu berdasarkan teks di atas tanggapan dan saran dari teman-temanmu! 5. Lakukan kegiatan mendengarkan berita yang bertema pendidikan di radio atau media elektronik yang lain! Catat informasi-informasi penting dari pemberitaan tersebut dan selanjutnya ungkapkan informasi tersebut di depan kelas! c. Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi Memperkenalkan diri dalam sebuah forum resmi merupakan salah satu bentuk kemampuan berbahasa, khususnya berbicara. 4 Kamu tentu pernah melihat diskusi atau kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah forum resmi atau bahkan kamu pernah mengikuti kegiatan yang diadakan dalam forum resmi. Dalam kegiatan bertukar pikiran di forum resmi, tentulah ada moderator yang tugasnya adalah memimpin, mengendalikan, serta memandu jalannya pertukaran pikiran antara pembicara dengan peserta sehingga kegiatan bertukar pikiran akan berjalan dengan teratur. Selain itu seorang moderator juga memperkenalkan diri dan pembicara, mengatur pembagian waktu bicara serta membuat ringkasan hasil pembicaraan. Sebelum memandu acara, seorang moderator akan memulai dengan memperkenalkan diri sebagai pihak yang akan memandu acara serta sekilas tentang identitas diri yang diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memperkenalkan diri dalam forum resmi. Pertama, jangan sampai muncul kesan menyombongkan diri. Kedua, jangan menghabiskan waktu terlalu lama saat memperkenalkan diri. Sama halnya dengan memperkenalkan diri, pada saat memperkenalkan orang lain (pembicara) dalam forum resmi juga perlu disebutkan identitas dan beberapa hal yang dibutuhkan. Berikut ini adalah halhal yang umumnya disebutkan dalam memperkenalkan orang lain (pembicara). a) Nama lengkap termasuk juga gelar. b) Tempat dan tanggal lahir. c) Alamat asal dan alamat tempat tinggal. d) Pekerjaan dan atau jabatan. e) Pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan. f) Informasi yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Pelajaran 1 Pendidikan Biasanya identitas ini didapat dari seorang (pembicara) dengan cara memberikan blanko biodata untuk diisi terlebih dahulu atau bisa juga diperoleh dengan cara bertanya. Untuk memperkenalkan seorang pembicara dalam forum resmi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, lakukan perkenalan dengan sungguhsungguh, penuh khidmat, dan hindari suara yang bernada sinis. Kedua, lakukan dengan wajar dan tidak berlebihan. Ketiga, bisa diselingi dengan rasa humor dalam batas yang wajar. Keempat, jangan menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk perkenalan waktu saja. Kelima, upayakan volume suara jelas terdengar serta berilah tekanan pada kata-kata yang perlu. Misalnya saat menyebutkan nama, judul atau topik pembicaraan dan informasi tentang pengalaman pembicara yang relevan denga topik yang dibicarakan. Selain itu tempatkan jeda yang tepat dalam mengungkapkan kalimat (Dipodjojo, 1982). 1. Perhatikan dan pahami contoh kalimat perkenalan diri berikut! Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Alhamdullilahhirabbil alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat dan acara yang sama dalam keadaan sehat walafiat. Amin amin ya rabbal alamin. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak, Ibu, teman-teman, tamu undangan yang telah hadir serta pihak panitia yang masih percaya pada saya untuk memandu kegiatan seminar sehari dengan tema “Pentingnya Memahami Bahaya Narkoba.” Singkat kata, perkenalkan nama saya Alfitriana Mufida atau biasa dipanggil dengan nama Alfi. Saat ini saya duduk di kelas X6 dan juga tergabung dalam kepengurusan bidang penalaran OSIS SMAN 1 Malang. Mengalir seperti air yang menjadi motto hidup saya dan tidak berbeda dengan teman-teman yang lain, saya selalu ingin menjadi pelajar yang baik untuk selalu berusaha menyakinkan diri untuk bisa mengucapkan say no to drug. 2. Bacakan contoh kalimat perkenalan di atas! Catat poin-poin yang berkaitan dengan identitas diri pada contoh kalimat perkenalan di atas! Sebelum memasuki inti dari acara seminar ini, di samping saya sudah hadir doktor Gunadi Sulistyo. “Selamat siang Bapak”! Beliau merupakan salah satu doktor terbaik dan saat ini beliau mengabdikan diri sebagai dokter di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dan juga menjabat sebagai Kepala Klinik Ketergantungan Obat dan Narkotika serta tergabung dalam kepengurusan GRANAT yang juga bergerak di bidang pemberantasan obat-obatan terlarang. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 5 3. 4. 5. 6. Dilahirkan di Madiun, 16 Juli 1956. Anak kedua dari tiga bersaudara yang memiliki profesi sama dengan 2 saudaranya yang lain. Saat ini tinggal di Perum Sawojajar Blok B No 151 Malang. Sejak kecil beliau memang bercita-cita sebagai dokter dan itu sesuai dengan motto hidupnya, yaitu selalu berupaya agar berguna untuk orang lain. Di tengah kesibukannya, beliau masih menyempatkan diri untuk menyalurkan hobinya berkebun dan berkumpul bersama dengan keluarga. Sekilas tentang riwayat pembicara kita kali ini mudahmudahan bisa membantu kita untuk memahami informasi yang disajikan. Demikianlah perkenalan singkat dengan pembicara kali ini. Selanjutnya marilah kita perhatikan dengan saksama penyampaian materi oleh Bapak Gunadi Sulistyo. Yang terhormat Bapak Gunadi Sulistyo, waktu dan tempat kami persilakan. Bacakan contoh kalimat memperkenalkan orang lain tersebut! Catat poin-poin yang berkaitan dengan identitas orang yang kita kenalkan dalam forum resmi di atas! Susun sebuah kalimat perkenalan diri dan orang lain dalam suatu kegiatan di forum resmi! (Tentukan sendiri jenis dan tema kegiatan yang akan dilaksanakan serta pihak-pihak yang akan diperkenalkan). Bacakan susunan kalimat perkenalan yang telah kamu buat di depan kelas! Kondisikan seolah-olah kamu menjadi moderator dalam forum resmi! Berikan tanggapan saran terhadap pembacaan yang telah dilakukan temanmu! Sertakan pula bukti yang mendukung tanggapanmu! Menulis Paragraf Naratif Paragraf disebut juga sebagai alinea. Secara fisik, paragraf mempunyai ciri-ciri dengan tulisan menjorok ke dalam di awal paragraf atau menggunakan spasi ganda antara jarak paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. 6 Sebuah paragraf tersusun atas rangkaian kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Jika tidak terdapat keduanya, maka belum bisa dikatakan sebagai paragraf. Paragraf yang baik setidaknya memuat 4 unsur berikut. a. Kesatuan (kohesi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung suatu hal atau tema tertentu. b. Kepaduan (koherensi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan apabila semua kalimat yang membangun paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya yang membentuk paragraf tersebut. c. Kelengkapan: sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraf tersebut dibangun oleh beberapa kalimat yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas. d. Kevariasian: sebuah paragraf dinyatakan memenuhi kriteria kevariasian apabila kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut bervariasi baik dari segi struktur kalimat, bentuk kata, maupun pilihan kata (diksi) yang digunakan. Pelajaran 1 Pendidikan Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif (campuran). Sedangkan berdasarkan teknik pemaparannya, paragraf dibedakan atas paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Bilamana kita memanfaatkannya? Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan penulisan paragraf. Paragraf naratif merupakan suatu bentuk paragraf yang berusaha menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan nyata sehingga seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Unsur-unsur penting dalam paragraf naratif adalah unsur perbuatan atau tindakan, tempat dan rangkaian waktu. Oleh karena itu sebuah paragraf naratif seringkali digunakan dalam penulisan prosa dalam karya sastra. Paragraf naratif, biasanya mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu (Keraf, 1994). Perhatikan contoh penggunaan paragraf naratif berikut. “Pukul dua malam Marni bangkit. Mula-mula ia berjalan menuju kamar suaminya. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak lakilaki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Ketika rasa benci mulai merayap di hati Marni, ia berbalik ke dipan sebelah. Di sana kedua anaknya lelap. Kesucian dua bocah itu tergambar pada kedamaian wajah mereka. Marni hanya membetulkan letak selimut anaknya lalu keluar. Ia masuk ke kamar Tini. Ditatapnya wajah gadis itu lama-lama. Hidung itu persis hidung Karman, juga bibir Tini. “Anakku, kukira benar kata orang. Kau cantik. Mudah-mudahan kau lebih beruntung dalam hidupmu. Berbahagialah, besok kau akan bertemu dengan ayahmu. Oh kau tak tahu siapa sebenarnya yang lebih berhasrat berjumpa dengan ayahmu.” (Ahmad Tohari dalam Novel Kubah) Coba perhatikan dan pahami sekali lagi penggalan teks di atas. Penggalan dari novel Kubah di atas ditulis dengan memanfaatkan paragraf naratif. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak laki-laki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Penggambaran penulis tentang seorang penderita asma di atas mampu membuat pembaca seolah-olah mengenali sosok Parta yang menderita penyakit asma, selain juga memahami bahwa orang yang berpenyakit asma mempunyai bentuk badan yang khas. Kemampuan menggambarkan dan menuangkan dalam paragraf naratif ini tidak muncul begitu saja melainkan melalui latihan terus-menerus serta melakukan pengamatan yang intens terhadap segala sesuatu yang terjadi baik di sekitar lingkungan kita atau saat kita berada di tempat lain. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 7 1. Baca penggalan teks prosa dalam karya sastra berikut! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap penggalan teks tersebut! Tunjukkan bagian-bagian yang mengarah pada karakteristik paragraf naratif! Sertakan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! “Bujang itu pergi masuk ke dalam melalui pintu yang menganga dari pagar tembok agak rendah. Barang ke mana mata di tujukan, bila tak ke atas, yang nampak hanya warna putih kapur tembok. Sedang di samping kanan iringan pengantin, di gedung utama, membubung lantai setinggi pinggang, kemudian sebuah pendopo dengan tiga baris tiang putih. Gadis Pantai takkan bisa memeluknya, bapak pun barangkali juga tidak. Tiang-tiang itu lebih besar dari pelukan tangan manusia. Setiap baris terdiri atas enam tiang. Burung gereja kecil-kecil berterbangan bermain-main di antara burung walet. Dan gagak pada pohon-pohon beringin sana tak hentihentinya bergaok menyeramkan.” (Pramoedya Ananta Toer dalam Gadis Pantai) 2. Cari sebuah topik yang berhubungan dengan pendidikan! Selanjutnya, buat kerangka dan kembangkan dalam paragraf naratif dengan memperhatikan pola urutan waktu dan tempat! 3. Tukarkan hasil tulisanmu dengan temanmu! Berikan tanggapan dan saran atas hasil tulisan temanmu, apakah sudah memenuhi persyaratan untuk sebuah paragraf naratif ataukah belum! 4. Perbaiki hasil tulisanmu berdasarkan tanggapan dan saran dari temanmu! Membaca Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang Tepat Puisi merupakan salah satu bentuk ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. 8 Membaca puisi merupakan salah satu bentuk memberikan apresiasi pada karya sastra. Tujuan mengapresiaisi karya sastra (puisi) tidak sekedar membuat puisi itu jadi indah dan bisa dinikmati banyak orang melainkan juga memberikan puisi itu jadi bermakna dan berarti. Oleh karena itu dalam proses pembacaan puisi tidak hanya dibutuhkan penjiwaan serta ekspresi yang mengena melainkan juga volume suara yang meliputi lafal, nada, tekanan dan intonasi yang tepat. Lafal atau pelafalan merupakan salah satu bentuk ketepatan mengucapkan kata yang tepat dan benar tanpa ada unsur kedaerahan yang mempengaruhinya. Nada merupakan pola pengiramaan dari puisi yang dibacakan, sehingga maknanya bisa muncul saat dibacakan. Tekanan merupakan bentuk keras lembutnya suara yang dimunculkan saat membacakan puisi. Intonasi merupakan tinggi rendahnya nada saat membacakan puisi. Pelajaran 1 Pendidikan Agar penjiwaan, ekspresi dan volume suara tepat dan mengena saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca dan memahami substansi puisi. Pemahaman terhadap substansi puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan puisi. 1. Perhatikan isi puisi berikut! Baca dan pahami makna dari isi puisi! Kemudian bacakan di depan kelas dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang tepat! Telah Kutulis Badai telah kutulis badai ketika perang menyala langit memaknainya bagian dari darah (barangkali luka kampung kita yang masih netes) kita di sudut yang mana bila nasib dikapling, segala terus digusur-gusur orang-orang mengibarkan warna-warna dan kekuatan bukan berada di balik puisi “ucapkan tangis pada laut?” di negeri yang bergelombang, hutan-hutan telah kering sedang perpacuan tetap tak ingin berhenti sekian tahun pagi kurindu (kopi itu tak juga kau panaskan) selain matamu yang sabar mungkin aku terkubur puing-puing, namun pada badai masih setia, andai sesaat kelak kau berdendang bukan tentang tahta atau nilai uang bukan tentang harta atau pembunuhan, bisa saja pantai hingga orang-orang tak selalu berkeluh-keluh dengan harapan dan di tepi-tepi kota menjerit, “pelajaran yang cengeng!” katamu aku pun berangkat, segera melunasi musim yang tersisa mengakulah, tak ada srigala di matamu telah kutulis badai dan ingin menyanyikannya denganmu di kampung kita, negeri yang bergelombang. (Sumber: dikutip dari karya Iyut Fitra, Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi. Editor Taufik Ismail, dkk., Horison-The Ford Foundation, Jakarta, 2002) 2. Berikan tanggapan dan saran terhadap pembacaan puisi yang dibacakan oleh temanmu tersebut! Sertakan pula bukti dan alasan yang mendukung tanggapanmu! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 9 3. Cari sebuah puisi yang bertema pendidikan baik di media cetak atau dalam buku kumpulan puisi! Baca dan pahami isi puisi yang kamu pilih, kemudian tentukan lafal, nada, tekanan, dan intonasi pada puisi tersebut! 4. Bacakan puisi tersebut di depan kelas! Teman-teman lain yang mendengarkan bertugas memberikan tanggapan dan saran terhadap pembacaan puisi yang telah dilakukan! Berita adalah cerita atau keterangan, laporan, pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang sedang hangat dibicarakan. Secara umum sebuah berita mengandung unsur 5W1H (what, who, when, where, why, dan how). Maksudnya, dalam sebuah berita biasanya terdapat apa kejadian yang diberitakan, siapa yang mengalami, di mana dan kapan terjadinya, mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Perkenalan merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan sehari-hari, khususnya kegiatan yang bersifat formal seperti rapat, seminar, penyuluhan, dan sebagainya. Hal-hal umum yang perlu diungkapkan dalam perkenalan antara lain: nama lengkap dan gelar, tempat dan tanggal lahir, alamat, pekerjaan atau jabatan, pengalaman pendidikan, riwayat pekerjaan, hobi, dan informasi lain yang sesuai dengan kegiatan yang diadakan. Sebuah paragraf terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Paragraf yang baik setidaknya memuat empat unsur, yaitu kesatuan (kohesi), kepaduan (koherensi), kelengkapan, dan kevariasian. Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi paragraf deduktif, induktif, dan campuran. Selanjutnya, berdasarkan teknik pemaparannya, dibedakan menjadi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Membaca puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan mengapresiasi puisi. Membaca puisi dalam hal ini adalah kegiatan membaca yang bersifat ekspresif. Maksudnya, kegiatan mengekspresikan teks puisi sehingga apa yang mulanya berbentuk tulis (teks) dapat “dihidupkan” dalam bentuk lisan dengan penuh penjiwaan. Agar upaya menghidupkan bahasa tulis menjadi bahasa lisan dapat berhasil harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu lafal, nada, tekanan, dan intonasi. 10 Pelajaran 1 Pendidikan Orang yang ada di bawah senang membicarakan orang lain, orang yang berada di tengah senang berbicara tentang peristiwa di sekitarnya, dan orang yang berada di atas selalu berbicara tentang ide dan gagasan. Bagaimana dengan kamu? Pilih yang mana? Apa pun pilihanmu, yang penting harus dimulai dari usaha! Apa yang bisa kamu lakukan! Banyak-banyaklah mendengar dan menyerap berita dan informasi dari sekelilingmu! Selamat berjuang untuk menjadi orang yang di atas. Setiap orang memiliki keunggulan dan kelemahan yang unik, sehingga semakin mendalam pemahaman seseorang terhadap keunikan dirinya, ia tidak akan selalu berpikir bahwa orang lain adalah saingannya. Nah bagaimana dengan kamu? Usahakan kamu juga bisa mengenali keunikan yang ada pada dirimu! Pada suatu saat nanti, kamu juga perlu mengenali keunikan orang lain. Caranya? Salah satunya, ya melalui perkenalan. Bagaimana? Pasti kamu bisa melakukannya. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 11 Evaluasi 1. Baca dan pahami teks berita berikut! Pendidikan Multikultural Tanamkan Sikap Menghargai Keberagaman Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya konflik di beberapa daerah. Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman. “Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu menjadi salah satu metode efektif meredam konflik. Selain itu, pendidikan multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar tulus menghargai keberagaman etnis, agama, ras, dan antargolongan”, kata pengamat pendidikan Prof. Dr. HAR Tilaar, kepada Pembaruan, di selasela seminar pendidikan multikultural, yang digelar di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Kamis (16/11). Selain HAR Tilaar, tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Yon Sugiono, dan Kepala Proyek Pengembangan Model Pendidikan Multikultural Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM) Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Murniati Agustina. Tilaar menjelaskan, banyak kesalahan program pendidikan yang diterapkan dalam sekolah. “Dengan perintisan model pengajaran multikultural yang dikembangkan oleh Pusat kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM) Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, diharapkan siswa akan lebih mengetahui pluralitas dan menghargai keberagaman tersebut”, terang Tilaar. Dijelaskan, sekolah yang baik adalah sekolah yang belajar. Sekolah bukan saja tempat bagi siswa untuk belajar melainkan sekolah justru ikut berkembang, karena sekolah juga belajar. Sekolah adalah bagian dari masyarakat. Karena itu, sekolah perlu mengembangkan diri dan belajar tiada berkesudahan. Hapus Diskriminasi Sikap menghargai keberagaman, juga harus ditanamkan di sekolah. Sebenarnya, sekolah adalah tempat menghapuskan berbagai jenis prasangka yang bertujuan membuat siswa terkotak-kotak. “Sekolah harus bebas diskriminasi”, katanya. Yon Sugiono menjelaskan, untuk menghindari konflik seperti kasus yang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia, sudah saatnya dicarikan solusi preventif yang tepat dan efektif. Salah satunya adalah melalui pendidikan multikultural. Pada model pendidikan ini, jelasnya, pengenalan dan sosialisasi program pengembangan model pendidikan 12 Pelajaran 1 Pendidikan Sumber: Dokumentasi Penerbit multikultural dapat dilakukan dengan menggunakan film semi dokumenter. “Mengapa? Karena pembelajaran ini menawarkan metodologi dan pendekatan yang berbeda dari model-model pembelajaran konvensional yang selama ini dicekoki ke siswa”, katanya. Sugiono menerangkan, metodologi dan strategi pembelajaran multikultural dengan menggunakan sarana audio visual telah cukup menarik minat belajar anak serta sangat menyenangkan bagi siswa dan guru. Karena, siswa secara sekaligus dapat mendengar, melihat, dan melakukan praktik selama proses pembelajaran berlangsung. “Dari serangkaian implementasi program pengembangan model pendidikan multikultural di Madrasah Pembangunan UIN bisa diketahui beberapa pencapaian indikator pembelajaran. Di antaranya, adanya pemahaman dan afeksi siswa tentang nilai-nilai multikultural yang dikembangkan. Misalnya, toleransi, solidaritas, musyawarah, dan pengungkapan diri”, katanya. Sugiono menambahkan, program pendidikan multikultural dalam penerapannya saat ini bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun terintegrasi ke dalam mata-mata pelajaran, sehingga dalam implementasinya perlu dilakukan oleh guru-guru yang kreatif dan inovatif. “Guruguru dituntut kreatif dan inovatif sehingga mampu mengolah dan menciptakan desain pembelajaran yang sesuai. Termasuk memberikan dan membangkitkan motivasi belajar”, katanya. Sementara itu, Kepala Proyek Pengembangan Model Pendidikan Multikultural untuk Anak Usia Sekolah PKPM Unika Atma Jaya Jakarta Muniarti Agustina menjelaskan, melalui model pembelajaran berbasis multikultural, siswa diperkenalkan dan diajak mengembangkan nilai-nilai dan sikap toleransi, solidaritas, empati, musyawarah, dan egaliter. “Dengan begini, siswa juga memahami kearifan lokal yang merupakan bagian dari budaya bangsa ini. Dan ini bisa menghambat terjadinya konflik”, katanya. Dalam menggagas model ini, Muniarti memaparkan, PKPM Unika Atma Jaya Jakarta melakukan penelitian di 8 sekolah, antara lain, SDN Sunter Agung 03 Pagi, SDN Lebak Bulus 06, SD Andreas, Madrasah Pembangunan UIN Tangerang, dan SD Amanda (SD berbasis agama Budha). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 13 Dikatakan, model pembelajaran multikultural ini bisa berhasil, jika kepala sekolah mendukung program ini. Selain itu, para pengajar juga mau menerima pembaruan dan sekolah sudah terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri di samping kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional. “Sementara, alat lain yang mendukung adalah adanya audio visual. Karena ini menjadi penting untuk menyaksikan film-film bertema multikultural”, katanya. (Sumber: Suara Pembaruan, 17 November 2006). 2. 3. 4. 5. 6. 14 Pelajaran 1 Pendidikan Lakukan identifikasi terhadap unsur 5W+1H pada pemberitaan tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! Ringkas teks pemberitaan di atas dengan memanfaatkan kalimat efektif! Perhatikan dua kalimat berikut! Kalimat perkenalan pertama Heti : “Hai, Fin, kenalkan temanku!” Maya : “Maya” Fifin : “Fifin, pada mau kemana nih...?” kalimat perkenalan kedua Moderator : “Hadirin yang berbahagia, selanjutnya saya perkenalkan Bapak Imam Hambali, selaku pemateri utama dalam seminar kali ini, Selamat siang Bapak”! Pemateri : “Selamat siang”. Lakukan identifikasi pada dua kalimat perkenalan di atas, baik dari segi kontekstual maupun dari segi substansi kalimatnya! Sertakan alasan argumentatif yang mendukung identifikasi yang telah kamu lakukan! Cari sebuah puisi di media cetak yang bertema pendidikan! Selanjutnya bacakan puisi tersebut di depan kelas! Berikan tanggapan dan komentar atas pembacaan puisi yang dilakukan oleh temanmu tersebut, baik dari segi lafal, nada, tekanan, dan intonasi! Pilih satu jawaban yang tepat! 1) Kegiatan menyerap informasi yang dibacakan orang lain secara sengaja disebut .... a. dengar b. mendengar c. mendengarkan d. terdengar e. Pendengar 2) Hal-hal berikut merupakan komponen yang perlu diperhatikan sebelum melakukan kegiatan mendengarkan, kecuali .... a. kestabilan kondisi emosi b. ketersediaan makanan ringan c. ketenangan suasana d. keterpusatan perhatian e. konsentrasi yang tinggi 3) Kalimat paling santun dalam menyampaikan kritik ketika berdiskusi adalah .... a. Pendapat pembicara dapat dipahami, tetapi perlu dilengkapi. b. Pendapatmu benar, tetapi alasanmu sangat tidak rasional. c. Pandangan seperti itu sangat kuna, bahkan sudah basi. d. Pandanganmu sangat kampungan dan tidak layak ditiru. e. Pola pikir anda sebaiknya dijejali dengan pengetahuan yang up to date 4) Dalam pelaksanaan diskusi secara formal, orang yang berperan memperkenalkan diri dan pembicara adalah .... a. pembicara dalam diskusi b. peserta diskusi c. notulen diakusi d. pemandu diskusi e. peserta diskusi 5) Berikut ini merupakan komponen penting yang perlu disampaikan dalam memperkenalkan diri atau orang lain, kecuali .... a. nama lengkap; tempat dan tanggal lahir b. alamat asal/tempat tinggal; pekerjaan/jabatan c. jumlah teman dekat yang menjadi idola d. informasi lain yang relevan dengan kebutuhan e. kegiatan dan misi ke depan 6) Hal yang tidak perlu diperhatikan dalam penulisan paragraf yang baik adalah .... a. keproduktifan penggunaan kata asing b. keserasian hubungan antara kalimat c. kelengkapan kalimat yang mendukung d. kevariasian penyusunan kalimat e. kesatuan dan kepaduan dalam kalimat 7) Tujuan mengapresiasi puisi bukan saja menjadikan puisi itu indah dan dinikmati orang banyak, melainkan juga .... Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 15 a. puisi itu digemari orang banyak b. puisi dibeli oleh masyarakat luas c. puisi dapat menembah kesenangan d. puisi itu menjadi bermakna dan berarti e. puisi bisa dimiliki orang lain 8) Hal-hal berikut merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi, kecuali .... a. ketepatan nada b. ketepatan jeda c. kejelasan lafal d. jumlah kata e. kesesuaian intonasi 16 Pelajaran 1 Pendidikan Pelajaran PERISTIWA Menceritakan Berbagai Pengalaman Sebuah pengalaman itu tidak saja dialami dan dirasakan sendiri, Sebuah pengalaman bisa berasal dari cerita yang kita dengar, kejadian yang kita lihat dan banyak lagi yang lain. Setiap hari kamu selalu dihadapkan dengan kegiatan berbahasa, baik antara kamu dengan temanmu, kamu dengan saudara, kamu dengan orang tuamu sampai dengan orang lain yang kamu temui. Hal tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa dalam hidup ini tiada hari tanpa kegiatan berbahasa atau bisa dikatakan bahwa kegiatan berbahasa akan selalu ada dan melekat dalam setiap kehidupan. Menceritakan, sebagai salah satu bentuk kegiatan berbahasa, merupakan kegiatan mengungkapkan cerita, kisah, kejadian, peristiwa dan banyak lagi yang lain pada orang lain baik secara langsung/lisan maupun dalam bentuk laporan tertulis (karya jurnalistik). Ada banyak hal yang bisa diceritakan, salah satunya adalah menceritakan pengalaman. Menceritakan pengalaman merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran, pengetahuan, peristiwa, kejadian atau yang lainnya atas dasar apa yang dilihat, dialami, dilakukan atau dirasakan. Agar kegiatan menceritakan pengalaman itu tercapai dengan baik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. (1) Ingat dan pahami kembali kisah atau peristiwa yang akan diceritakan. Termasuk di dalamnya waktu kejadian, tempat kejadian, orang-orang yang terlibat dalam kejadian tersebut serta urut-urutan kejadian dalam peristiwa tersebut. (2) Perhatikan tempat di mana kamu akan bercerita, di dalam forum resmi tentu akan berbeda dengan forum tak resmi atau akrab. (3) Pahami orang-orang yang akan mendengarkan kisah yang akan kamu ceritakan. Bercerita pada orang-orang yang sudah dewasa tentu akan berbeda ketika kita akan bercerita pada teman sebaya. Hal ini akan berpengaruh pada pilihan kata dalam berbahasa. (4) Persiapkan diri sebelum dan saat menceritakan, termasuk di dalamnya ekspresi, penjiwaan, volume suara (jangan sampai pendengar terganggu dengan suara yang terlalu keras atau terlalu pelan) serta ketenangan saat mengungkapkan kisah pada orang lain. (5) Persiapkan diri juga atas pertanyaan yang akan diajukan oleh pendengar berkaitan dengan kisah yang kamu ceritakan. Aku Aku Mampu Mampu Berbahasa Berbahasa dan dan Bersastra Bersastra Indonesia Indonesia SMA SMA & & MA MA Kelas Kelas XX 17 1. Baca dan pahami teks cerita pengalaman berikut! Kreativitas Tiada Akhir gb. perak Sumber: Dokumentasi penerbit Semarak warna dan bentuk kerajinan Bali berjejal di berbagai art shop. Patung, lukisan, kain dan aksesori bercorak unik bertebaran di setiap sudut Bali. Buah tangan tak pernah sulit untuk dicari. Darah seni yang mengalir dalam tubuh masyarakat Bali mampu menghasilkan karya-karya terkenal hingga ke mancanegara. Cobalah berkendara dari Denpasar menuju Ubud, sebuah kawasan yang merupakan pusat kesenian di Bali, dan sepanjang jalan Anda akan menemui ratusan perajin, baik dalam kios kecil nan sederhana maupun butik apik yang luas, tekun mengerjakan beragam karya seni. Sungguh mengagumkan! Perak Putih Celuk Celuk adalah salah satu daerah yang akan dilewati dalam perjalanan menuju Ubud. Di sini, para perajin sibuk menggores dan membentuk kepingan-kepingan perak untuk dijadikan aksesori cantik maupun oleh-oleh unik. Awalnya, seni olah perak dibawa oleh penjajah Belanda dan mulai berkembang di tahun 1965. Unsur perak yang sangat tinggi, yaitu sekitar 95%, dengan unsur tembaga yang hanya 5% saja untuk sekedar memperkeras hasil akhirnya, memberikan warna putih tulang yang manis pada perak Celuk. Karena itu juga, harganya lebih mahal dari perak buatan daerah lain. Cincin perak misalnya, harganya bisa di atas Rp. 50.000,00. Belum lagi kalung dan aksesori lainnya yang bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan sebuah tas yang terbuat dari ukiran perak dihargai sampai US$ 1.000! Hmm, berapa rupiah itu ya? Tapi untunglah, turis domestik biasanya mendapatkan potongan harga hingga 50%. Sangging di desa Kamasan Desa kecil di kawasan Klungkung, tak jauh dari Kertha Gosa, telah lama menjadi tempat berkumpul seniman lukis khas Bali. Desa Kamasan namanya, dipenuhi rumah-rumah para seniman sepanjang jalannya. Tak heran bila karya lukis mereka, yang kerap mendapat pujian dari berbagai kalangan seni lukis dunia, kini dikenal dengan istilah “Lukisan Kamasan.” Lukisan Kamasan memang memiliki nilai tersendiri. Tak sembarang orang dapat menguasainya, karena keterampilan ini biasanya bersifat turun-temurun. Para sangging, yaitu pelukis dengan spesialisasi aliran ini, dulunya adalah dekorator kerajaan dan juga penghias pura. Mereka menghias puri raja-raja masa lalu dengan sapuan kuas yang didominasi warna oranye dengan pinggir berwarna 18 Pelajaran 2 Peristiwa Sumber: http://www.google.co.id merah, hitam atau biru sebagai penegas. Lukisan para sangging ini biasanya bercerita tentang epik pewayangan dengan tokoh “hitam putih”. Maksudnya, tokoh “baik” selalu digambarkan berwajah cantik atau tampan dan memiliki postur tubuh ideal. Sementara tokoh “jahat” tampil dengan tubuh gemuk dan berwajah seram. Awalnya, media yang digunakan hanya sebatas kain kanvas dan bahan baku cat alami dari batu-batuan dasar laut. Namun dalam perkembangannya, berbagai media mulai dari kain, kayu maupun media lainnya, kini dapat menjadi dasar lukisan ini dengan bahan pewarna modern. Pernak-pernik berhias lukisan Kamasan dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp 5.000,00 hingga ratusan ribu. Dewasa ini sudah banyak pelukis Kamasan yang tinggal di Ubud maupun di daerah lainnya di Bali, jadi lukisan Kamasan dengan mudah bisa didapatkan di berbagai pelosok Bali. Meskipun demikian, berkunjung langsung ke pusat lukisan Kamasan menyuguhkan pengalaman yang amat berharga. Kreasi Bali Aga Tenganan Desa Tenganan, salah satu desa berpenduduk asli Bali atau Bali Aga, sejak dulu terkenal dengan keunikan kainnya yang disebut Kain Grinsing, yaitu kain tenun yang konon terbuat dari… darah! Tapi cerita ini sebetulnya tidak benar. Yang menarik dari kain tenun ini adalah proses penenunan yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Untuk pewarnaan, mereka biasanya menggunakan bahan dari rumput atau kayu. Warna merah, misalnya, berasal dari akar sunti Nusa Penida. Sedangkan warna kuning berasal dari minyak kemiri. Karena itulah, selembar selendang Grinsing bisa dihargai hingga jutaan rupiah. Namun tak perlu khawatir, saat ini warga Bali Aga Tenganan juga banyak memproduksi kain tenun biasa dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, desa ini juga terkenal dengan lukisan mini yang dilukis di atas pelepah daun lontar yang sudah dibakar. Mirip lukisan Kamasan, karya kecil ini juga menceritakan tokoh-tokoh pewayangan, apik dalam detail mungil yang menggemaskan. Namun bukan hanya lukisan mini dan kain tenun saja yang terkenal dari Bali Aga Tenganan. Coba tengok kerajinan anyamannya. Beragam kreasi tas, tempat tissue dan pernakpernik lainnya siap menambah koleksi benda-benda unik Anda. Kini, keranjang anyaman menjadi salah satu produk andalan warga Bali Aga Tenganan yang telah menekuni profesi ini sejak puluhan tahun yang lalu dan belajar secara otodidak. I Nengah Kedep, salah satu perajin anyaman keranjang tertua di Bali Aga, sekarang telah memiliki beberapa toko seni dan barangnya menjadi langganan ekspor mancanegara. (Sumber: Majalah Tamasya, 26 januari 2005) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 19 2. Ceritakan sebuah peristiwa yang kamu alami secara lisan di depan kelas! Sebelumnya lakukan persiapan-persiapan tentang pengalaman yang akan kamu ceritakan, dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan proses dan isi cerita! a. Apa masalah atau peristiwa yang akan diceritakan? b. Kapan dan di mana peristiwa itu terjadi? c. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut? d. Bagaimana urutan peristiwa itu berlangsung? e. Apa pesan dan kesan dari peristiwa tersebut? f. Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain. 3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita pengalaman yang diceritakan oleh temanmu di depan kelas! 4. Berikan tanggapan dan saran pada penceritaan yang dilakukan oleh temanmu, baik dari segi substansi cerita maupun dari segi proses penceritaan! Sertakan alasan dan bukti yang mendukung tanggapanmua atas pengalaman yang diceritakan temantemanmu! 5. Ceritakan peristiwa yang kamu alami dalam bentuk laporan tertulis! Tukarkan dengan cerita yang ditulis oleh temanmu! Selanjutnya berikan tanggapan baik dari segi isi penceritaan dan segi kebahasaan dari cerita tersebut! Membaca Cepat Berbagai Teks Nonsastra Membaca merupakan salah satu bentuk kegiatan berbahasa yang menyerap informasi yang disajikan dalam bentuk laporan tertulis. Ada banyak jenis dan ragam membaca, salah satunya adalah membaca cepat. Soedarso (1993) dalam sistem membaca cepat dan efektif, mengatakan bahwa membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan, keperluan, dan tidak membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian yang tidak perlu. Atas dasar hal tersebut, membaca cepat dilakukan dalam tempo yang singkat untuk memperoleh informasi yang banyak. Dalam hal ini, pandangan mata pembaca langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks bacaan, dan memilih hal-hal yang sesuai dan diperlukan. Membaca cepat ini cocok digunakan oleh seseorang ketika membaca surat kabar atau majalah populer dengan tujuan: (1) mencari acara siaran televisi yang menarik, (2) mencari iklan jual beli rumah/mobil, (3) mengetahui jadwal perjalanan kereta api, (4) melihat angka-angka statistik, dan lain-lain. Di samping itu, membaca cepat juga cocok digunakan ketika seseorang melakukan hal berikut, seperti: (1) mencari alamat atau nomor telepon, (2) mencari makna kata tertentu dalam kamus, (3) mencari lema (entri) dalam indeks. Dalam keperluan tertentu, membaca cepat (skimming) juga dapat dilakukan ketika seseorang membaca teks dengan tujuan untuk 20 Pelajaran 2 Peristiwa mengetahui garis besar isi bacaan. Kecepatan membaca teks dapat diukur atas dasar jumlah kosakata yang dapat dibaca dalam setiap menit. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Jumlah Kata yang Dibaca Jumlah Detik untuk Membaca x 60 = Jumlah KPM (kata per menit) Misalnya, kamu membaca teks 1200 kata dalam waktu 3 menit 20 detik atau total 200 detik. Maka kecepatan bacamu adalah sebagai berikut. 1200 x 60 200 = 6 x 60 = 360 KPM Salah satu indikator bahwa kegiatan membaca itu berhasil dilaksanakan bisa diamati dari tingkat pemahaman pembaca terhadap substansi teks yang dibacanya. Realisasi dari pemahaman tersebut bisa dilihat dari kemampuan untuk menjawab pertanyaan seputar masalah teks yang dibaca, menceritakan kembali isi teks sampai menyebutkan ide pokok dari teks tersebut baik secara global maupun secara rinci. Kemampuan menjawab pertanyaan itu bisa diamati dari rangkaian kata yang membentuk kalimat, baik dalam bentuk kalimat tunggal (sederhana) maupun dalam bentuk kalimat majemuk setara (koordinatif) atau bertingkat (subordinatif). Kalimat tunggal berupa sebuah klausa, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas dua klausa atau lebih. Sebuah klausa yang lengkap dapat berstruktur subjekpredikat (SP), subjek-predikat-objek (SPO), atau subjek-predikatpelengkap (SPPel). Ketiga struktur tersebut dapat disertai keterangan (K) atau tidak. Contoh kalimat tunggal/sederhana a. Ayahnya berdagang. (SP) b. Sang adik pergi dengan meninggalkan persoalan. (SPO) c. Keluarga besarnya kehilangan figur yang dicintainya. (SPPel) Kalimat majemuk setara ditandai oleh penggunaan kata penghubung setara (konjungsi koordinatif) di antara klausa yang membentuknya, misalnya kata dan, serta, tetapi, melainkan, atau. Sementara itu, kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh penggunaan konjungsi bertingkat (subordinatif) di antara klausa yang membentuknya, misalnya kata sehingga, maka, (oleh) karena, (oleh) sebab), jika, jikalau, kalau, ketika, tatkala, setelah. Contoh kalimat majemuk a. Yasser Arafat meninggal dunia sebelum ia dapat mewujudkan cita-cita besarnya. (Kalimat majemuk bertingkat) b. Yasser Arafat sempat memproklamasikan kemerdekaan bangsanya di depan peserta SU PBB, tetapi pernyataannya dicabut kembali pada akhir pidatonya. (Kalimat majemuk setara). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 21 1. Baca teks berikut dengan teknik membaca cepat! (Perhatikan waktu mulai-akhir membaca yang telah kamu lakukan. Selanjutnya lakukan perhitungan berdasarkan rumus yang ada!) Berjuta Alasan Rakyat Mencintai Soeharto Sebenarnya ada berjuta-juta alasan rakyat untuk mencintai Pak Harto, bukan beribu-ribu, seperti judul buku ini”, kata Ismail Saleh SH, Menteri Kehakiman di era Presiden Soeharto. Ismail Saleh memberikan komentar singkat tersebut dalam peluncuran buku berjudul “Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto” Yang berlangsung di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), di Jakarta, 30-08-2006. Sebagai mantan menteri dan pernah lama menjadi Kepala Kejaksaan Agung RI, Ismail Saleh - yang dikenal dekat dengan Presiden RI periode 1966-1998 - menyempatkan hadir pada peluncuran buku tersebut sekaligus memberi komentar singkat, meskipun mengaku sedang kurang enak badan. Buku setebal 364 halaman yang diterbitkan oleh PT Jakarta Citra itu ditulis bersama oleh Dewi Ambar Sari dan Lazuardi Adi Sage, keduanya adalah wartawan, bermaksud mengungkapkan sisi baik tentang Soeharto yang membuatnya dicintai rakyat. ”Selamat kepada Anda berdua yang telah dengan berani menulis alasan-alasan orang mencintai Soeharto. Seharusnya, Anda juga menulis alasan-alasan orang membencinya”, kata Sys NS, selebritis yang menjadi politisi itu. Menurut Sys, kedua penulis itu sebaiknya juga menulis buku serupa tentang para mantan Presiden dan Presiden RI yang tengah memimpin. ”Jika bisa digali dan ditulis, apakah rakyat mencintai atau membenci presidennya, maka kita akan tahu. Kalau dicintai, mari kita dukung, tetapi jika dibenci, mari kita turunkan”, katanya bersemangat. Sejumlah tokoh yang juga hadir serta memberikan komentar mengenai buku tersebut, antara lain mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, dan aktris Mieke Widjaja. Wiranto, yang pernah bertahun-tahun menjadi ajudan Presiden Soeharto, mengaku banyak belajar dari gaya kepemimpinan Soeharto atas anjurannya sendiri. ”Pada awal tugas saya, Pak Harto pernah berkata bahwa sebagai ajudan saya bisa menjadi tempat sampah, dalam arti jika beliau marah, tentu tidak akan melemparnya kepada rakyat tetapi mula-mula pada ajudan”, ujar Wiranto. Ia pun menimpali, “Namun ajudan punya kesempatan banyak untuk belajar karena bisa ikut membaca surat-surat dan juga punya kesempatan untuk mendengar semua pembicaraan presiden”. Wiranto mengaku, banyak belajar dan mencatat hampir semua hal yang dipelajarinya dari masa-masa ketika mendampingi Soeharto. ”Satu hal yang berkesan bagi saya, 22 Pelajaran 2 Peristiwa Sumber: http://www.google.co.id beliau selalu memperhatikan kepentingan rakyat kecil. Contohnya adalah dari hal-hal sederhana, misalnya berangkat ke kantor pukul sembilan pagi, lebih siang dari kebiasaan jam kerja, alasannya karena memikirkan kepentingan pemakai jalan yang kemungkinan bisa terlambat jika kendaraan mereka dihentikan saat mobil presiden lewat”, ujar Wiranto. Sementara itu, Fuad Bawazier mengamati Soeharto sebagai pribadi yang suka mendengar orang lain, sehingga dapat menyerap serta belajar banyak dari orang lain. “Pada masa awal kepemimpinannya, Pak Harto selalu mencatat setiap penjelasan para ekonom Indonesia, tetapi lama-lama Pak Harto semakin berkurang mencatat dan keadaan berbalik karena para ekonom yang ganti mencatat saran-saran Pak Harto, bahkan seringkali beliau mengatakan bahwa semua sarannya bersumber dari para ekonom itu sendiri”, ujar Bawazier. Sedangkan, Mieke Widjaja pun mempunyai kesan dan kenangan indah dari Soeharto, yang ternyata menggemari serial televisi “Losmen” yang dimainkan oleh Mieke Widjaja dan sejumlah artis lain, seperti Mang Udel, Mathias Muchus, dan Dewi Yull atas arahan Tatiek Malyati Wahyu Sihombing. ”Kami pernah diundang untuk tampil khusus di Taman Mini, dan itu sangat berkesan, serta menjadi kenangan indah hingga sekarang”, kata Mieke, yang berperan sebagai Bu Broto dalam serial “Losmen”. Banyak cinta Buku “Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto” itu merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari buku berjudul “Beribu Alasan Kita Mencintai Pak Harto” karya penulis yang sama, dan diluncurkan sebagai kado ulang tahun Pak Harto pada Juni 2006. “Sejujurnya, sebagai mahasiswa pada tahun 1998 saya berada di tengah-tengah mahasiswa lain ikut berdemonstrasi menuntut Pak Harto untuk turun dari jabatannya. Pada saat itu kami ingin ada perubahan yang baik bagi negara”, kata Dewi Ambar Sari, salah seorang penulisnya. Dewi mengaku merasa nelangsa dan sedih ketika setelah bertahun-tahun Soeharto lengser masih mendengar dan melihat banyak orang menghujat Soeharto. Terusik mencari jawaban apakah memang Soeharto seburuk itu dan apakah tidak ada sisi baik yang bisa diungkap dari seorang pemimpin sekaliber Soeharto, maka Dewi mencari data, membaca, berdialog dengan banyak orang untuk mencari tahu. “Saya lalu mencoba mengumpulkan data dan informasi, pandangan masyarakat mengenai Pak Harto. Hasilnya membuat saya terperangah, karena ada banyak orang yang mencintainya, menghormatinya dan kagum padanya”, demikian pengakuan Dewi. Sementara itu, Lazuardi Adi Sage dalam kata pengantarnya mengaku yakin bahwa lebih banyak orang yang menghormati dan mencintai Soeharto ketimbang mereka yang menistanya. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 23 Dalam buku tersebut, Ambar dan Lazuardi memuat komentar rakyat dari berbagai lapisan dan penjuru negeri, selain juga memuat biografi, dan memuat foto-foto kegiatan dan kehidupan Soeharto, Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan yang pernah memimpin Indonesia selama 32 tahun. ”Demi menjaga stabilitas keamanan beliau berani bertindak tegas”, komentar H. Ramli(65), pengusaha di Tangerang, Banten. “Pak Harto mampu mencetuskan ide-ide cemerlang, sehingga bisa menarik simpati rakyat kecil, contohnya dengan memperhatikan masalah sandang dan pangan bagi rakyat kecil”, kata Ruli Rinaldi (23), salah seorang mahasiswa di Jakarta yang juga berkomentar di buku itu. (Sumber: http://www.antara.co.id) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Siapa penulis buku yang berjudul “Berjuta Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto”! b. Di mana peluncuran buku tersebut dilaksanakan! c. Sebutkan salah satu komentar yang diungkapkan oleh peserta yang hadir tentang Pak Harto? d. Mengapa penulis menyusun buku yang berjudul “Berjuta Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto”? e. Apa kesanmu setelah membaca laporan pemberitaan tentang peluncuran buku yang berjudul “Berjuta Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto”! 3. Sebutkan ide pokok dari tiap paragraf yang ada dalam teks pemberitaan di atas dan ungkapan di depan kelas! Sertakan dukungan argumentasi dari penentuan ide pokok tersebut! 4. Ringkas isi teks di atas dalam bentuk kalimat singkat! 5. Cari laporan pemberitaan yang memuat peristiwa tertentu! Selanjutnya baca dan pahami isi teks dengan teknik membaca cepat! Kemudian lakukan identifikasi terhadap unsur 5W+1H! Sebutkan ide pokok dari tiap paragraf tersebut dan ringkas dalam bentuk kalimat singkat! Menulis Paragraf Deskriptif Sebagai salah satu kegiatan berbahasa, menulis merupakan kegiatan mendokumentasikan ide dan pikiran dengan rangkaian huruf yang memiliki makna. 24 Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mempelajari materi tentang paragraf naratif. Masih ingatkah kamu, apa yang dimaksud dengan paragraf? Bagaimana karakteristik sebuah paragraf? Coba buka kembali materi pelajaran yang membahas tentang paragraf. Pada pelajaran kali ini kamu akan mempelajari materi tentang paragraf deskriptif. Jika paragraf naratif merupakan paragraf yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian, menggambarkan tempat dan urutan waktu. Sedangkan paragraf deskriptif merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas sehingga pembaca seolah-olah menyatakan atau mengalami sendiri hal atau peristiwa yang digambarkan (Keraf, 1997). Pelajaran 2 Peristiwa Paragraf deskriptif dapat pula disebut paragraf pemerian karena paragraf tersebut bertalian dengan usaha untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan atau diamati. Oleh karena itu sangat tepat jika paragraf deskriptif selalu digunakan untuk menggambarkan objek-objek hasil observasi. Jika penulis paragraf deskriptif bermaksud untuk memberikan pengalaman pada diri pembaca sehingga pembaca dapat memberikan kesan dan interpretasi terhadap objek tersebut, paragraf tersebut tergolong deskripsi sugestif. Jika penulis paragraf bertujuan untuk memberikan informasi tentang objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalnya, paragraf tersebut merupakan deskripsi teknis atau ekspositoris. Berdasarkan hal tersebut, karakteristik paragraf deskriptif adalah sebagai berikut. a. Berupa pemerian objek tertentu. b. Objek yang dideskripsikan bersifat faktual. c. Sifat-sifat objek yang dideskripsikan jelas. d. Bertujuan memberikan pengalaman pada pembaca. e. Memberikan sugesti pada pembaca sehingga pembaca memiliki kesan atau interpretasi tertentu (Keraf, 1984). 1. Perhatikan contoh paragraf deskriptif berikut! Baca dan pahami isinya! Barangkali pembaca mengenal bintang Antares, yaitu bintang yang paling terang di rasi Scorpio, warna bintang ini kemerah-merahan. Antares adalah sebuah bintang raksasa, jari-jarinya 300 kali jarijari matahari (atau 200 juta kilometer). Andaikan matahari memuai sebesar itu, planet-planet Merkurius, Venus, dan Bumi akan “tertelan” oleh matahari. Demikian besar bintang Antares tersebut, tetapi materi bintang ini renggang sekali, rata-rata hanya mengandung materi sebanyak 0,0001 gram setiap cm3-nya. 2. Lakukan analisis terhadap contoh paragraf deskriptif di atas! Sebagai panduan perhatikan hal-hal berikut! a. Bagaimana objek yang dikemukakan penulis? b. Bagaimana pemerian objek dalam paragraf di atas? c. Apa tujuan yang terkandung dalam paragraf di atas? d. Sebutkan kesan yang muncul setelah membaca paragraf di atas? 3. Lakukan sebuah pengamatan terhadap sebuah peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarmu! Kemudian tuangkan dalam sebuah paragraf deskriptif! 4. Bacakan paragraf deskriptif yang telah kamu tulis di depan kelas! Minta teman-temanmu untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan seputar isi dari paragraf yang kamu bacakan! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 25 5. Berikan tanggapan dan saran pada paragraf deskriptif yang telah disusun oleh temanmu! Sertakan pula alasan dan argumentasi yang mendukung tanggapanmu! 6. Perbaiki hasil tulisanmu berdasarkan tanggapan dan saran dari temanmu! Mendengarkan Pembacaan Puisi dan Mengidentifikasi Unsur-unsur Puisi Sumber: Dokumentasi Penerbit 26 Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mempelajari materi tentang membaca puisi dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan puisi. Pada pelajaran kali ini kamu akan mendengarkan pembacaan puisi dan mengidentifikasi unsur-unsur dalam puisi. Ada banyak definisi puisi yang diberikan para ahli, dan hal tersebut sangat berterima. Namun secara umum puisi diartikan sebagai salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain yang berupa prosa. Secara lebih rinci, sebuah puisi memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat yang dituangkan dalam bentuk bait-bait. b. Bersifat konotatif dan imajinatif. c. Memanfaatkan perlambangan (majas). d. Ambiguitas (memberikan banyak penafsiran). Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan atas dua bagian, yaitu puisi konvensional dan puisi inkonvensional. Puisi konvensional merupakan jenis puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan. Dalam hal ini, yang tergolong di dalamnya adalah jenis-jenis puisi lama, misalnya pantun, syair, gurindam, bidal, talibun dan banyak lagi yang lainnya. Sedangkan puisi inkonvensional merupakan jenis puisi yang tidak terikat oleh pengaturan dalam penciptaan puisi. Meskipun demikian, dalam kedua bentuk puisi tersebut tetap terkandung ritme, rima, dan musikalitas (Waluyo, 2003). Sebagaimana dengan kegiatan membacakan puisi, mendengarkan pembacaan puisi juga merupakan kegiatan mengapresiasi karya sastra. Selain menikmati pembacaan isi puisi, pendengar puisi juga bisa melakukan perenungan terhadap unsur-unsur puisi, isi puisi, objek yang dimanfaatkan dalam isi puisi, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta pesan yang ingin disampaikan pengarang puisi dan banyak lagi yang lainnya. Sama halnya dengan kegiatan mendengarkan sebagai kegiatan berbahasa, kegiatan mendengarkan puisi dikatakan berhasil jika sang pendengar mampu menyebutkan isi puisi secara garis besar, makna yang terkandung di dalamnya, tema penulis, nilai-nilai dan pesan yang ada dalam puisi dan banyak lagi yang lainnya. Pelajaran 2 Peristiwa 1. Dengarkan pembacaan puisi yang dilakukan oleh gurumu berikut! Dengarkan pembacaan tersebut dengan saksama dan upayakan buku teksmu berada dalam kondisi tertutup! Sungai sungai paling panjang mengalir dalam mimpiku misteri dan keliaran amazon atau kekeruhan ciliwung ribuan piranha dan muntahan limbah, di antara kehausan dan rasa ingin menyelam -sungai paling panjang mengalir dalam terjagaku airmata yang bisu melimpah dalam gemuruh airterjun kata-kata kesedihan paling tawar dan membosankan lahir dari kenyataan pahit masyarakat terbata. melimpah di permukaan limbah kemanusiaan yang gaduh dalam nyanyian bisu bencana paling mencekam mencuri pesonaku pada kenyataan hidup seperti bah yang mengambing perahu nuh atau badai gurun menggulung kemah-kemah para pejalan dan unta atau kegelisahan dan ketakpastian paling memabokkan sungai paling panjang mengkaramkan segala dalam mimpiku : batu karang nurani dan sampah kemanusiaan mengalir sepanjang hidup menghanyutkan kesadaran hari demi hari sungai paling panjang mengalir dalam hidupku menjadi darah yang menggerakkan rasa hidup usia tua kepalsuan dalam setumpuk catatan para nelayan yang mengecoh ikan-ikan di antara taburan racun dan ledakan dinamit mengalir dalam nyanyi dan igauan rindu dendam hasrat paling purba buat mengakhiri segala kebekuan (Sumber: dikutip dari karya Dorothea Rosa Herliany, Membaca Sastra, Melani Budianta, dkk, 2002) 2. Ceritakan kembali isi puisi yang telah kamu dengarkan secara garis besar! 3. Baca dan pahami teks puisi yang telah kamu dengarkan tersebut! Selanjutnya lakukan analisis terhadap unusr-unsur puisi tersebut, baik dari segi fisik puisi maupun dari segi isi puisi! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung analisismu! 4. Bacakan hasil analisis yang telah kamu lakukan di depan kelas! Berikan tanggapan pada analisis yang telah dilakukan oleh temanmu tersebut! 5. Cari sebuah puisi yang bertema pendidikan! Selanjutnya lakukan analisis terhadap unsur-unsur puisi tersebut, baik dari segi fisik puisi! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 27 Menceritakan secara langsung merupakan salah satu bentuk kegiatan berbahasa, tepatnya berbicara. Kegiatan menceritakan pengalaman (atau yang lainnya) pada orang lain dikatakan tercapai jika pendengar mampu mengungkapkan kembali cerita pengalaman yang didengarkan, menjawab pertanyaan seputar cerita pengalaman yang disampaikan, dan banyak lagi yang lain. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan menceritakan pengalaman (atau yang lainnya) pada orang lain. 1. Substansi dan urutan pengalaman yang akan disampaikan. 2. Tempat di mana kamu akan bercerita (forum resmi atau tak resmi). 3. Siapa yang akan menjadi pendengar. 4. Persiapkan mental saat menceritakan dan pertanyaan yang akan diajukan. Membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan, keperluan, dan tidak membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian yang tidak perlu. Oleh karena itu biasanya proses membaca cepat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Membaca cepat merupakan satu dari sekian jenis kegiatan membaca ekstensif. Paragraf deskriptif merupakan salah satu dari sekian jenis paragraf yang ada. Paragraf deskriptif merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas sehingga pembaca seolaholah menyatakan atau mengalami sendiri hal atau peristiwa yang digambarkan. Paragraf deskriptif memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Berupa pemerian objek tertentu. b. Objek yang dideskripsikan bersifat faktual. c. Sifat-sifat objek yang dideskripsikan jelas. d. Bertujuan memberikan pengalaman pada pembaca. e. Memberikan sugesti pada pembaca sehingga pembaca memiliki kesan atau interpretasi tertentu Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ditulis dalam bentuk larik-larik yang membentuk bait dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan ambiugitas. Mendengarkan pembacaan puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan mengapresiasi terhadap karya sastra. Selain menikmati pembacaan, mendengarkan puisi merupakan kegiatan perenungan terhadap unsur yang ada dalam puisi yang didengarkan. 28 Pelajaran 2 Peristiwa Ketika seseorang yang memiliki pengalaman bertemu dengan orang yang memiliki uang, dalam waktu singkat orang yang memiliki pengalaman itu akan memiliki uang tersebut (Estee Lauder). Coba pahamilah ungkapan bijak Estee Lauder itu! Uang ternyata bukan segala-galanya dan terbukti bahwa pengalamanlah (dan tentu saja pengetahuan) yang akan mendatangkan uang. Oleh karena itu, mulai sekarang janganlah segan menceritakan pengalamanmu kepada orang lain, karena pada saatnya nanti kamu pasti juga mendapat pengalaman dari orang lain. “Selamat kepada Anda berdua yang telah dengan berani menulis alasan-alasan orang mencintai Bapak Soeharto. Seharusya, kamu juga menulis alasan-alasan orang membencinya”, kata Sys NS. Bagaimana dengan kamu? Setuju dengan pernyataan Sys NS itu. Apa pun pendapatmu, yang pasti tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada sisi baik dan sisi buruk atau sisi kelebihan dan kelemahan. Dengan banyak membaca, kamu akan dapat memperoleh informasi tentang segala macam jenis perilaku manusia. Dan, itu semua penting untuk menjadikan diri kamu menjadi orang yang berguna. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 29 Evaluasi 1. Baca dan pahami teks yang menceritakan pengalaman berikut ini dengan teknik membaca cepat! Pesantren “Tiban” di Sananrejo Sumber: Kompas, 10 Februari 2008 30 Pelajaran 2 Peristiwa Salah satu kejutan di Turen adalah kompleks pondok pesantren yang lain daripada yang lain. Nama lengkap pesantren di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu cukup panjang, yakni Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah. Masyarakat setempat menyebutnya dengan pondok pesantren Kyai Derup. Entah dari mana sebutan itu berasal, tetapi sebagian warga percaya pondok pesantren itu “jatuh dari langit”. “Masyarakat tidak tahu kegiatan pembangunannya, tahu-tahu sudah ada. Akses jalan ke sana cuma satu jalan kampung yang kecil, tetapi bangunannya sangat besar. “Bagaimana ya bawa tulangan beton dan semenya?” kata Nanang Setyo Herono (47), warga Turen asli. Ukuran bangunan pondok milik KH Ahmad Bahru Mafloluddin Sholeh (64) tersebut memang luar biasa, apalagi untuk sebuah pesantren di kampung. Seluruh kompleks pesantren tersebut terletak di lahan seluas lima hektar dengan bangunan utama terdiri atas 10 lantai, dilengkapi lift dan ragam hias rumit berwarna-warni. Hingga saat ini pembangunan gedung pesantren tersebut belum selesai. Menurut salah seorang santri yang memandu kami, Imam Ghozali (28), pondok pesantren tersebut sudah berdiri sejak 1978, tetapi pembangunan secara intensif baru dilakukan sejak 1999. “Konsep dan rancangannya dibuat Pak Kiai sendiri, dan pembangunannya dikerjakan sendiri para santri yang jumlahnya sekitar 200 orang dari berbagai daerah”, tutur Imam yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Beberapa bagian ruangan di lapis marmer impor dari Italia. Di bagian lain terdapat deretan toko suvenir. Dan di depan bangunan utama didirikan tiang bendera setinggi 60 meter untuk mengibar- kan bendera Merah Putih berukuran 30 x 20 meter. “Butuh 99 orang untuk mengibarkannya”, ungkap Imam. Setiap akhir pekan dan hari libur nasional, pesantren ini dipadati pengunjung dari berbagai daerah. Dibutuhkan listrik berdaya 21.000 watt untuk menyalakan lampu dan seluruh perangkat elektronik di pondok tersebut. Menyusuri pesantren tersebut bagaikan menjelajah sebuah labirin. Lorong-lorong dan tangga dari satu ruangan ke ruangan lain seolah dibuat tanpa perencanaan dan desain matang sebelumnya. Seolah setiap ada ide baru tinggal ditempelkan dengan bangunan yang sudah ada. Ketidakteraturan itu justru mengingatkan pada perjalanan hidup, penuh hal-hal tak terduga yang kadang rumit tak terpahami, tetapi juga memberi kejutan-kejutan indah menyenangkan di sana-sini. (DHF) (Sumber: Kompas, 10 Februari 2008) 2. 3. 4. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa nama lengkap nama pesantren “Tiban”? b. Di mana letak pesantren “Tiban”? c. Apa keistimewaan dari pesantren “Tiban”? d. Siapa nama pemilik pesantren “Tiban”? e. Bagaimana desain bangunannya? Lakukan identifikasi terhadap penggunaan paragraf deskriptif pada teks di atas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! Baca dan pahami puisi berikut dengan apresiatif! Engkau kah Bangun Istana itu Kembali? Jiwa yang bernaung kesedihan Jiwa yang mengemis hidup di bawah jembatan Jiwa yang terombang ambing lumpur kehidupan dan jiwa yang berlindung dalam pilar kemegahan tiada satupun kupandang istanamu di sana yang katanya warisan tanah kelahiran di mana terbentang dalam zamrud khatulistiwa yang konon berlimpah emas dan intan “terampas”, kau katakan demikian “terhempas”, kau relakan begitu saja “tertindas”, tiada perlawanan kau berikan “terkubur”, dan kau pun hilang dan kembali Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 31 Kiranya hidup datang dua kali engkau kah bangun istana itu kembali? maka bila terjadi, pasti kuhadirkan kembali jiwa raga ini meski ribuan tahun lama menanti 5. 32 Pelajaran 2 Peristiwa Lakukan identifikasi atas unsur-unsur dari puisi tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! Pelajaran KEHIDUPAN SOSIAL Membaca Ekstensif Teks Nonsastra Membaca merupakan kegiatan menyerap informasi yang disajikan secara tertulis. Ada banyak petanda atas tercapainya kegiatan membaca, salah satunya adalah menceritakan kembali secara lisan maupun tertulis. Ada banyak jenis informasi yang bisa kita temui dan kita baca di media cetak. Namun tidak semua informasi yang ada mendapatkan perlakuan dengan teknik membaca yang sama. Jika informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam, maka teknik membaca intensif merupakan teknik membaca yang sesuai untuk memahami isi informasinya. Jika informasi yang dibutuhkan sekilas dengan waktu yang relatif singkat maka teknik membaca ekstensif merupakan teknik yang tepat untuk memahami informasinya. Membaca ekstensif merupakan salah satu bentuk kegiatan menyerap informasi secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Secara umum membaca ekstensif digunakan untuk mendapatkan informasi secara global. Berdasarkan jenisnya, membaca ekstensif dibedakan atas tiga jenis membaca. a) Membaca survei (survey reading) Sebelum kamu mulai membaca, maka kamu bisa meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan kamu telaah. Kamu mensurvei bahan bacaan tersebut dengan jalan memeriksa dan meneliti indeks, daftar kata-kata yang ada dalam buku, judul-judul bab. b) Membaca sekilas (skimming) Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mendapatkan informasi. Tujuan membaca sekilas adalah memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan dan menemukan hal tertentu dari suatu bacaan. c) Membaca dangkal (suferficial reading) Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman secara umum atau informasi permukaannya saja. Tingkat keberhasilan dari kegiatan berbahasa bisa diamati dengan kemampuan individu tersebut dalam melaksanakan kegiatan berbahasa yang lain. Hal ini juga berlaku pada kegiatan membaca. Kegiatan membaca ekstensif dikatakan berhasil jika pembaca mampu menyebutkan kembali isi informasi yang diserap, menyebutkan pikiran pokok dari informasi yang diserap, menyimpulkan isi informasi, menjawab pertanyaan seputar masalah isi informasi yang diserap dan yang lainnya. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 33 1. Baca dan pahami beberapa teks berikut! Teks 1 Dua Ribu T enaga P engangguran T eratasi Tenaga Pengangguran Teratasi Sumber: www.img146.imageshack.us 34 Pemkab Gunungkidul dalam mengatasi masalah pengangguran meluncurkan program padat karya, baik padat karya infrastruktur maupun ekonomi produktif. Sedikitnya 2000 tenaga pengangguran pedesaan akan terekrut dalam program tersebut, sehingga akan menaikkan daya beli masyarakat. Kabid Pendayagunaan Tenaga Kerja Disnakertrans Gunungkidul, Drs. Prahasnu Alaskar ketika ditemui KR, Sabtu (12/4) menyatakan program padat karya dari APBD 2008 meliputi 18 lokasi untuk infrastruktur berupa pembukaan jalan baru dan 2 lokasi untuk ekonomi produktif dengan total anggaran Rp 1.125.000.000,00. Program padat karya akan digulirkan mulai 28 April 2008 ini yang diawali dengan sosialisasi dan pembentukan kelompok kerja di setiap lokasi. Dijelaskan Prahasnu, program padat karya infrastruktur dilaksanakan dalam tiga tahap. Program tahap pertama meliputi Desa Botodayakan (Rongkop), Wiladeg (karangmojo), Umbulrejo (Ponjong), Nglegi (Patuk), Giricahyo (Purwosari), dan Nglidur (Girisubo). Program tahap kedua meliputi Desa Jurangjero (Ngawen), Sidoharjo (Tepus), Karangmojo (Karangmojo), Banjarejo (Tanjungsari), Natah (Nglipar), dan Panjan (Saptosari) akan dilaksa apada Juni 2008. Sementara itu, program tahap ketiga meliputi Desa Mertelu (Gedangsari), Plembutan (Playen), Girisuko (Panggang), Pundungsari (Semin), Candirejo (Semanu), dan Gombang (Ponjong) yang akan dilaksanakan pada September 2008. Untuk program ekonom produktif berupa ternak kambing digulirkan di Desa Wonosari (Wonosari) dan Desa Pampang (Paliyan). Selain itu, dari tenaga pembantu pemerintah pusat juga digulirkan program padat karya untuk infrastruktur dialokasikan di desa Banjarejo (Tanjungsari) melanjutkan program dari anggaran APBD, juga untuk terapan peningkatan kelompok, yakni kelompok kerajinan Bambu di Desa Sedo dan kelompok kerajinan tembaga di Desa Sambirejo dengan total dana Rp 300.000.000,00. Warga yang terlibat dalam padat karya infrastruktur dibagi atas kelompok kerja dengan anggota setiap kelompok 20 orang, dalam satu lokasi terdapat 5 kelompok. Setiap orang untuk setiap hari memperoleh upah Rp 20.000,00 untuk tukang Rp 30.000,00 dan mandor (ketua kelompok Rp 25.000,00). Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Sebenarnya, baik usulan lewat proposal maupun lewat muscrenbangcam, untuk padat karya cukup membengkak, tetapi setelah diseleksi dan dipadukan antara Tim Anggaran Eksekutif dan Panitia Anggaran DPRD, maka untuk tahun ini program padat karya dialokasikan di 18 lokasi. (Sumber: Kedaulatan Rakyat, 15 April 2008) Teks 2 Menyikapi Mahalnya Beras Pancaroba, itulah yang kita alami sekarang. Iklim bisa secara mendadak berubah dan ekstrem, membuyarkan predikasi dan ekspektasi hasil pertanian. Fenomena alam itu terjadi merata secara global. Silih berganti kita rasakan munculnya gejala alam yang anomali. Pada musim kering, kemarau sungguh menyengat, bahkan tiba-tiba turun membawa banjir. Dalam musim hujan sudah pasti banjir datang, tetapi terkadang ada wilayah yang mengalami kekeringan. Semua itu tentu mengacaukan budidaya pertanian yang berjuang pada gangguan, bahkan penurunan produksi. Belum lagi munculnya hama yang aneh-aneh. Sebagai bangsa dan negara agraris, yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, kita pasti sadar bahwa pancaroba harus kita hadapi. Kuncinya, adanya kebijakan yang antisipatif. Kita selalu tersentak manakala terjadi gejolak harga pangan. Lalu, sibuk bertengkar dan saling menyalahkan. Paling banter ambil langkah darurat jangka pendek. Era pangan murah mungkin sudah berlalu, dalam hal komoditas beras misalnya. Produksi dan permintaan dunia cenderung stabil, tetapi sejumlah negara produsen mulai menahan produksinya, tidak melepaskan ke pasar internasional, meski potensi keuntungan ekonomi terbuka lebar. Tujuannya jelas, pengamanan pasokan untuk rakyatnya. Itulah nasionalisme, antisipasi yang cermat. Masuknya spikulan di pasar komoditas, termasuk beras, juga mengacaukan harga. Kita paham betul, masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada beras sebagai pangan utamanya. Karena itu, peningkatan produksi dan produktivitas di tengah kondisi semakin tergusurnya lahan pertanian oleh kepentingan nonpertanian dan pertumbuhan penduduk menjadi mutlak. Akan tetapi, kita belum juga melihat kebijakan pertanian pangan yang all out mendukung dan membela kepentingan petani. Padahal, persoalan petani, khususnya produsen padi dan beras sejah dulu hampir tak berubah. Harga produksi jatuh saat panen raya, harga produk sarana produksi pertanian, pupuk, obat-obatan pembasmi hama selalu melonjak manakala dibutuhkan petani. Tidak jarang mereka harus ribut dan menjerit, karena selain harga melonjak, Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 35 barangnya hilang pula di pasaran. Inovasi teknologi pertanian yang terjangkau dan mudah diaplikasikan petani hampir tidak ada. Karena itulah, momentum harga pangan dunia yang semakin melonjak gila-gilaan seharusnya menyentakkan kita agar berpikir ulang tentang arah kebijakan pertanian yang lebih berpihak pada petani, prorakyat. Kita khawatir jika pedagang gabah dan beras berspikulasi memainkan harga sesukanya, sementara Bulog tidak dapat mengimbangi kekuatan spekulan. Karena itu, kebijakan bududaya, peningkatan produksi dan produktivitas dengan biaya murah di hulu serta penguatan fungsi dan peran Bulog di hilir, tidak bisa ditawar lagi. Sekarang juga, jika pemerintah tidak ingin tersudut, tak berdaya melihat kesulitan rakyat di kemudian hari. (Sumber: Kompas, 25 Maret 2008) Teks 3 Pascagempa Perempuan Putus Sekolah Sumber: 36 Gempa bumi DI Yogyakarta mengakibatkan penurunan kualitas dihidup keluarga. Hal tersebut dipicu oleh hilangnya tempat usaha dan lapangan pekerjaan yang memicu krisis ekonomi keluarga, gangguan kesehatan fisik dan psikis, serta munculnya kasus putus sekolah, terutama di kalangan anak perempuan. Berpijak dari hal tersebut, Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Gadjah Mada dalam rekomendasinya yang disampaikan di aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sleman, salah satunya mengharapkan program rehabilitasi pascagempa bumi di berbagai bidang nonperumahan hendaknya diaplikasikan dalam program-program yang berper spektif jender. Kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya idealnya dilakukan dengan mendorong inisiatif perempuan memberdayakan diri melalui berbagai sumber daya lokal yang dimiliki. “Kesemuanya membuat kualitas hidup keluarga menurun”, kata peneliti PSW UGM, Laak Paskalis. Pada kondisi sulit tersebut perempuan memegang peran yang sangat penting dalam membangun kembali keluarganya. “Seorang ibu tidak malu pekerja apa saja, termasuk menjadi pembantu di rumah tetangga, agar keluarga tetap bertahan hidup. Pada kondisi yang sama seorang suami jarang yang mau bekerja di sektor domestik. Ibu bahkan rela tidak makan, asal anak dan suami makan”, tutur Paskalis. Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Modal sosial perempuan tersebut juga akan banyak berperan dalam berbagai kegiatan rehabilitasi pascagempa bumi di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Ketika perempuan berinisiatif bangkit dari keterpurukan gempa untuk memberdayakan diri dan bekerja sama dengan suami dan pihak lain, seperti pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, kualitas hidup keluarga pun bisa kembali dibangun. Kepala PSW UGM, Siti Hariti Sastriani mengingatkan, modal sosial yang sudah dimiliki perempuan tersebut hendaknya ditunjang dengan penerapan kebijakan yang berperspektif jender dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. Ia mencontohkan, bantuan permodalan dan kursus keterampilan yang selama ini lebih banyak diberikan kepada lakilaki atau kepala keluarga di daerah gempa ke depan harus diberikan tanpa memprioritaskan jenis kelamin tertentu. “Bantuan beasiswa pendidikan juga harus berorientasi pada prestasi atau kesulitan ekonomi, bukan berdasarkan jenis kelamin“, ujarnya. (Sumber: Kompas, 30 Januari 2008) 2. Sebutkan pokok pikiran dari masing-masing teks yang telah kamu baca! Bacakan pokok pikiran tersebut di depan kelas! Sertakan alasan dan argumentasi yang mendukung temuan tentang pokok pikiran dari masing-masing teks! 3. Simpulkan ketiga teks di atas hingga menjadi sebuah esai yang mudah dipahami! 4. Cari (2-3) teks berita dari media cetak yang bertopik kehidupan sosial! Diskusikan bersama temanmu tentang isi teks tersebut! Selanjutnya jadikan teks-teks tersebut sebagai sumber dari penulisan esai yang bertema kehidupan sosial! Menulis Paragraf Ekspositif Materi tentang paragraf naratif dan paragraf deskriptif serta karakteristiknya telah kamu pelajari pada pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar dengan paragraf ekspositif. Paragraf ekspositif merupakan paragraf yang berisi pemaparan pikiran maupun pendapat untuk memperluas pandangan atau pengetahuan pihak lain atau pembaca. Tujuan utama paragraf ekspositif ini adalah untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang. Oleh sebab itu, ekspositif sering disebut juga pemaparan. Tulisan yang biasanya berbentuk paragraf ekspositif ini antara lain dapat ditemukan dalam artikel, ceramah, perkuliahan, buku ilmiah, dan lain-lain. Coba perhatikan contoh dari paragraf ekspositif berikut! Contoh paragraf (1) di atas menjelaskan bahwa Jalan Gejayan akhir-akhir ini sering macet dan semrawut. Oleh karena itu, dibuatlah pagar pemisah antara jalan dan trotoar. Paragraf ekspositif ini dikembangkan dengan teknik sebab akibat. Pada contoh paragraf (2) merupakan penjelasan yang dilakukan dengan cara memberikan Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 37 definisi atau batasan. Oleh karena itu, paragraf ini disebut dengan paragraf ekspositif dengan teknik definisi. Contoh paragraf (3) dikembangkan dengan teknik klasifikasi, sedangkan contoh paragraf (4) merupakan paragraf ekspositif yang dikembangkan dengan teknik contoh. 1) 2) 3) 4) 38 Jalan Gejayan akhir-akhir ini sering macet dan semrawut. Lebih separuh jalan kendaraan tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar pembatas ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan. Kegiatan menulis sebagai kegiatan terpadu melibatkan berbagai kemampuan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun nonkebahasaan. Selain penulis harus dapat memilih topik dan merumuskannya ke dalam judul, ia harus dapat memilih kata, istilah, bentuk kata yang tepat, dan menyusunnya ke dalam kalimat dan paragraf yang baik dan efektif. Bahkan, penulis juga harus menguasai permasalahannya dan konteks pembacanya. Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang melibatkan sejumlah komponen kemampuan yang berlainan. Dalam tulis-menulis (mengarang) diperlukan berbagai kemampuan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun yang berkaitan dengan pengembangan ide/gagasan. Yang tergolong kemampuan kebahasaan, yakni kemampuan menerapkan ejaan, tata tulis, kosakata, istilah, dan penyusunan kalimat yang efektif. Yang tergolong kemampuan mengembangkan ide adalah kemampuan mengembangkan paragraf, kemampuan mengelompokkan pokok bahasan dalam urutan yang sistematis dan logis. Belakangan ini Indonesia mengalami berbagai macam cobaan. Cobaan itu antara lain gempa bumi di Nabire pada awal Desember 2004 yang mengakibatkan beberapa korban. Gempa bumi yang lebih dahsyat yang diiringi tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara pada 26 Desember 2004. Akibat bencana tersebut seratus ribu lebih warga Aceh meninggal dunia, belum lagi korban harta benda dan binatang ternak. Sebelumnya juga terjadi bencana jatuhnya pesawat penumpang Lion Air di Solo. Kecelakaan ini mengakibatkan sejumlah penumpang meninggal dunia. Belum hilang ingatan, muncul lagi kecelakaan pesawat di Sarmi Irian Jaya. Sebuah pesawat yang berpenumpang 16 orang jatuh dan terjun ke laut yang mengakibatkan 12 penumpangnya tewas. Pelajaran 3 Kehidupan Sosial 1. Baca dan pahami sekali lagi materi dan contoh tentang paragraf ekspositif di atas! Selanjutnya simpulkan dan susun karakteristik paragraf ekspositif berdasarkan materi dan contoh di atas! 2. Tulis sebuah paragraf ekspositif dengan tema kehidupan sosial dengan gagasan yang logis dan sistematis! (Pilih satu teknik penulisan paragraf ekspositif berdasarkan pola pengembangannya). 3. Tukarkan paragraf ekspositif hasil tulisan dengan paragraf hasil tulisan temanmu! Berikan tanggapan dan saran atas paragraf tulisan temanmu! Kemudian lakukan perbaikan pada tulisanmu berdasarkan tanggapan dan saran yang diberikan temanmu! 4. Cari sebuah teks, baik di media cetak maupun media elektronik, yang beberapa paragrafnya menggunakan jenis paragraf ekspositif! (Isi, teknik penulisan dan lainnya). Selanjutnya lakukan analisis terhadap paragraf ekspositif tersebut! Sertakan alasan dan argumentasi yang mendukung temuanmu tersebut! 5. Berikan penilaian dari paragraf yang ditulis temanmu tersebut dengan memanfaatkan tabel berikut! No. 1 2 3 4 5 6 Komponen Penilaian Ketepatan topik yang dipilih Kesesuaian topik dengan isi Sistematika pengungkapan gagasan Kesatuan ide dalam paragraf Kelengkapan paragraf Penggunaan bahasa (diksi dan struktur kalimat) Bobot Nilai Skor Penilaian Alasan 10 10 10 20 20 30 JUMLAH Mendengarkan Pembacaan Puisi dan Mengungkapkan Isi Puisi Kegiatan mendengarkan puisi telah kamu lakukan pada materi pelajaran sebelumnya. Sebagai salah satu kegiatan mengapresiasi karya sastra, kegiatan mendengarkan puisi bukan saja sekedar kegiatan menikmati karya sastra itu sendiri tapi lebih pada adanya perenungan terhadap puisi sebagai karya sastra, termasuk isi dari puisi yang didengarkan. Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, untuk memahaminya diperlukan analisis sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya serta jalinannya secara nyata. Analisis pada segi bentuk dan isi belumlah cukup untuk memberikan gambaran nyata dan memuaskan, namun setidaknya terbuka sedikit tabir dari makna dan nilai yang terkandung dalam isi puisi (Pradopo, 2005:14). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 39 Salah satu cara untuk memahami puisi adalah dengan melakukan analisis terhadap isi puisi. Terdapat beberapa tahap untuk memahami puisi dengan melakukan analisis isi puisi. Pertama, aspek bunyi. Sebuah puisi akan bermakna jika dibaca oleh karena itu memahami aspek rima, irama, jeda, nada, dan intonasi pembacaan merupakan langkah awal untuk memahami isi puisi. Perhatikan perulangan-perulangan yang digunakan, permainan vokal-konsonan dalam puisi, penekanan pada kata tertentu, sajak-sajak serta unsurunsur bunyi yang lainnya. Kedua, aspek kata. Salah satu definisi puisi menyebutkan bahwa puisi merupakan pola permainan kata yang terkandung makna di dalamnya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa aspek utama dalam sebuah puisi adalah rangkaian kata. Lakukan pemahaman terhadap makna kata per kata yang dilanjutkan dengan pemahaman rangkaian kata yang membentuk bait. Apakah sebuah kata akan memiliki perbedaan makna setelah terangkai dalam sebuah bait puisi? Ataukah masih memiliki makna yang sama? Adakah pengaruh dari rangkaian kata sebelumnya pada makna kata atau rangkaian kata selanjutnya? Pertanyaanpertanyaan seperti itulah yang pada akhirnya mampu memberikan pemahaman pada isi puisi . Ketiga, aspek intrinsik puisi. Pemahaman terhadap aspek intrinsik puisi sangat membantu pemahaman terhadap isi puisi. Dalam aspek intrinsik puisi memuat objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek yang dikemukakan dalam hal ini memuat hal-hal yang diangkat pengarang dalam puisinya, misalnya perahu, bulan, air laut, kehidupan dan banyak lagi objek lain yang digunakan. Latar , sama halnya dengan prosa, memuat latar tempat dan waktu. Pelaku, dalam hal ini juga memuat pelaku yang dimunculkan dalam puisi, misalnya si aku atau tokoh yang lain. Pada puisi Teratai karya Sanusi Pane diperuntukkan pada tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. Keempat, pemaknaan secara implisit. Pada tahap ini pemaknaan dilakukan secara menyeluruh sehingga terangkai sebuah cerita, kisah, peristiwa, atau yang lainnya. Perhatikan puisi berikut. Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar, angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya Di air yang terang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “tujukan perahu ke pangkuanmu saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! 40 Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau kalau ‘ku mati, di mati iseng sendiri. Bait pertama, menggambarkan sang kekasih nun jauh di sana. Bait kedua, menggambarkan tentang kebahagian namun terdapat kegelisahan di akhir bait. Bait ketiga, awal bait menggambarkan segalanya berjalan dengan baik dan lancar, namun di akhir bait kegelisahan (pada akhir bait kedua) terjadi yaitu panggilan yang kuasa. Di bait keempat dan kelima menggambarkan kegagalan si aku untuk mencapai cita-citanya (bertemu sang gadis) meskipun segala daya dan upaya telah dilakukan (Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh!). Kelima, tahap perenungan. Pada tahap ini pembaca dituntut untuk melakukan penyimpulan dan perenungan terhadap isi puisi secara menyeluruh. Makna yang terkandung pada puisi di atas bisa dinyatakan sebagai kegagalan menemui sang kekasih setelah sekian lama melakukan perjalanan panjang ternyata harus terhalangi oleh kematian. 1. Dengarkan rekaman puisi atau pembacaan puisi oleh gurumu berikut secara apresiatif! MOKSHA datanglah malam datanglah pagi waktu di luar kemampuanku lagi setelah dengking kereta detik di dinding semua kelu mengejek padaku datanglah malam dan lekaslah pergi tiada ruang buatku bernafas tanpa mata menuding karena aku merebah pada janji karena aku bukakan diri padanya tiada mata melepas daku lalu karena ada noda aku memberikan tubuh padanya, mempercayai janji dalam ia menyusupkan wajah, mengerang nyeri seribu mata tertuju padaku hingga ke gelap pekat dan benci menuding seolah aku telanjang di depan mereka datang pun malam tak kuharap lagi waktu di luar kemampuanku, kuraih sepi telah lebur benci dan malu dalam diri (Ajip Rosidi. Pesta, 1956:25) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 41 2. Lakukan analisis terhadap isi puisi yang telah kamu dengarkan! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung analisismu! Selanjutnya ungkapkan hasil analisismu di depan kelas! 3. Berikan tanggapan dan saran terhadap analisis yang dilakukan oleh temanmu tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung tanggapan yang kamu berikan sehingga temanmu bersedia memperbaiki analisis yang dilakukan berdasarkan tanggapan dan saran yang kamu berikan! 4. Cari puisi yang bertema kehidupan sosial! Selanjutnya lakukan analisis terhadap puisi tersebut! Sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung analisis yang telah kamu lakukan! Laporkan analisismu dalam bentuk laporan tertulis! Mendiskusikan dan Mengemukakan Hal Menarik dari Isi Cerita Pendek Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik akan selalu ada dalam sebuah prosa pada karya sastra. 42 Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa, selain juga novel, roman, dan berbagai bentuk prosa yang lainnya. Kamu tentunya juga pernah membaca cerpen, saat ini cerpen sudah banyak dimuat tidak saja di majalahmajalah sastra tapi juga di media cetak. Ada banyak definisi yang diberikan para ahli tentang cerpen (cerita pendek). Cerpen merupakan salah satu bentuk karangan fiksi yang habis baca sekali duduk. Ada juga yang mendefinisikan cerpen sebagai cerita yang memuat satu peristiwa dalam sebuah kehidupan yang dialami tokoh yang diciptakan pengarangnya dan banyak lagi pengertian-pengertian lain tentang cerpen. Hal ini sah-sah saja karena tiap orang memberikan pengertian dari sudut pandang yang berbeda, yang terpenting dalam hal ini tidak meninggalkan karakteristik cerpen dan berterima oleh masyarakat sastra. Sebagai bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa, cerpen juga tersusun dari rangkaian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di dalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, alur (jalan) cerita, setting (latar) cerita, point of view (sudut pandang penceritaan), teknik penceritaan, dan tema yang digunakan dalam cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di luar karya sastra, yang meliputi, nilai sosial dan budaya, status sosial, moralitas, religius dan banyak lagi unsur-unsur lain (Sudjiman, 1988). Semua unsur yang ada dalam karya sastra, baik dalam unsur intrinsik maupun dalam unsur ekstrinsik, memberikan poin tersendiri bagi karya sastra. Artinya tidak boleh ada perbandingan baik dan buruk antara karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain. Semua karya sastra memberikan cerita dan nilai kemenarikan yang berbeda baik menurut pembaca maupun masyarakat sastra. Nilai kemenarikan pada karya sastra itu bisa berada di unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik, semuanya tergantung pada apresiasi terhadap karya sastra itu sendiri. Seorang Pramoedya Ananta Toer dianggap sebagai sastrawan yang mampu Pelajaran 3 Kehidupan Sosial menghadirkan karakteristik tokohnya yang begitu kuat, perhatikan penggalan berikut. Empat belas tahun umurnya waktu itu. Kulitnya langsat. Tubuhnya kecil mungil. Matanya agak sipit. Hidung ala kadarnya. Dan jadilah ia bunga kampung nelayan sepenggal pantai keresidenan Jepara Rembang. (Karya Pramoedya A. Toer dalam Gadis Pantai) Penggalan di atas tidak hanya diamati dari segi intrinsik saja melainkan juga dari segi ekstrinsik. Dari segi intrinsik, pendeskripsian tokoh secara jelas menggambarkan sosok perempuan, dipertegas lagi dengan ungkapan kembang kampung nelayan membuat penokohan yang diciptakan itu adalah sosok perempuan yang memiliki kelebihan dari perempuan-perempuan lain yang ada di kampung nelayan tersebut. Dari segi ekstrinsik, tokoh di atas tinggal di kampung nelayan, khususnya di pesisir pantai dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan tidak jauh dari laut, perahu, ikan, jala, dan hal lain yang berhubungan dengan nelayan. Hal-hal yang menarik tidak hanya yang diungkapkan secara nyata seperti penggalan di atas namun juga terdapat pada unsurunsur yang menyimpang dalam sebuah karya sastra. Seorang Iwan Simatupang dalam beberapa karya besarnya tidak mendeskripsikan tokohnya secara jelas bahkan cenderung samar. Poin inilah yang membuat karyanya dianggap menarik dari beberapa karyanya yang lain. Seorang YB. Mangunwijaya selalu menghadirkan karyanya dengan persoalan latar budaya yang rumit dan banyak lagi yang lainnya. 1. Baca dan pahami cerpen berikut dengan apresiatif! Selanjutnya diskusikan tentang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam cerpen tersebut! Penumpang Kereta Malam Keinginan untuk pergi ke kota S, memaksa aku mendatangi stasiun kereta api. Berkali-kali bila aku naik kereta, aku merasakan suasana menembus malam yang mengasyikkan. Kereta juga akan menerabas angin, menyibak kesunyian dari kota ke kota, sebelum akhirnya berhenti di sebuah stasiun. Tubuhku terguncang-guncang di dalam gerbong kereta api. Aku selalu naik kereta api, karena aku merindukan suara kereta yang berderak-derak. Sesungguhnya, sudah beratus-ratus kali, bahkan ribuan kali, aku bepergian naik kereta api. Aku senang karena bisa bertemu beratus-ratus penumpang dari berbagai penjuru. Seperti juga sekarang ini, di atas gerbong yang membawaku lari menuju ke arah matahari terbit Kereta meliuk-liuk, aku masih terjaga. Menghitung suara yang melaju ke arah matahari terbit. Pemandangan di luar jendela samar-samar. Dua jam, kereta ini sudah meninggalkan Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 43 stasiun. Pengalaman perjalanan naik kereta api tentunya bukan hal baru lagi bagi sekitar dua ratus penumpang. Juga bagi dua ratus calon penumpang atau berkali lipatnya dua ratus penumpang kereta api. Bagiku, ini adalah perjalanan menyenangkan. Sebab, setiap kali aku melakukan perjalanan seperti ini, selalu ada pemandangan berbeda. Aku selalu menolak ditawari naik pesawat. “Terlalu cepat sampai”, alasanku menolak. Aku tidak bisa berkhayal dan mengamati penumpang satu demi satu. Bukankah aku tidak mengejar waktu, sehingga tidak perlu harus cepat sampai? Seorang penumpang di depanku, yang entah dari mana datangnya, mengajak bercakap-cakap sebelum kereta berangkat. Penumpang di dekatku, seorang perempuan dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil itu, tampak menutupi kesedihannya. “Bapak mau ke mana?” tanyanya. Aku menjawab sebuah kota yang menjadi tujuan kereta api ini. Kalimat pembuka itu menyebabkan ia banyak bercerita secara jujur dan terus terang kalau baru saja dicerai suaminya. Lalu akan pulang ke rumah orang tuanya, menuju arah kereta api ini bergerak. Aku sedikit iba mendengar ceritanya dan begitu jujur ia bercerita tentang keadaannya. Tetapi aku tidak berusaha menyelidik lebih jauh, mengapa sampai bercerai. Aku biarkan saja perempuan kuning itu bercerita dan aku mengangguk-angguk. Mungkin karena ia melihatku sebagai orang tua, sehingga tak punya perasaan apa-apa padaku, kecuali menemukan tempat untuk mencurahkan perasaannya? Atau, ia sesungguhnya membutuhkan nasihat? “Suami saya itu jahat. Jahat sekali. Uangnya dihabiskan untuk judi dan main perempuan”, katanya. Lalu ia masih bercerita tentang suaminya. Air matanya berlinangan. Ia peluk dua anaknya di kiri dan kanan. “Tapi, itu kan pilihanmu?” “Memang, dulu aku tak mengira kalau ia jahat seperti ini.” “Lalu, mau ke mana? Pulang ke rumah orang tua?” “Ya. Pulang”, jawabnya. “Orang tuamu sudah tahu kabar ini?” “Tidak.” Perempuan itu bercerita penuh semangat. Ia juga bertengkar dengan suaminya, sebelum talak dijatuhkan. Ada dendam membara di wajahnya yang berusaha ditutupi di depan kedua anaknya. Tapi, anaknya terlalu kecil untuk tahu apa yang diderita ibunya. 44 Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Anehnya, sangat sulit senyuman itu dilukiskan dengan kata-kata. Aku mencoba melukiskan. Tapi, gagal. Mungkin kalau pada waktu itu aku membawa tustel, aku bisa mengabadikan senyuman itu dan terus memandangnya. “Sabar. Semua itu adalah ujian. Kita harus sabar menghadapi ujian. Lebih baik sabar daripada bertindak gegabah”, kataku. “Apakah ini sudah menjadi nasib saya?” “Ini ujian bagimu.” “Anak-anak saya masih kecil. Masih butuh perhatian seorang ayah, tapi ayahnya malah jahat.” Kereta api bergerak. Menembus malam, menerabas angin, menyibak kesunyian dari stasiun ke stasiun. Aku memang menyukai kereta api, betapa pun naik pesawat jauh lebih cepat. Perjalanan semacam ini sudah aku lakukan sekian puluh tahun. Ada yang tak bisa dihilangkan dari kebiasaan naik kereta api. Begitu meletakkan bokong ke atas tempat duduk di gerbong kereta, akan mengalami peristiwa yang berbeda dengan perjalanan yang lalu. Lima puluh tahun yang lalu, aku sudah melakukan perjalanan seperti ini. Kereta masih akan menembus beberapa kota, melewati jam demi jam. Aku mengeluarkan makanan kecil. Kemudian aku berikan pada dua anak kecil yang melendot ibunya. Anak itu tampak terkulai di tempat duduk. Dan, sekitar dua ratus penumpang kereta api ini, seperti terlena oleh derak berirama. Angin malam berkesiutan di luar jendela. Warna malam, berselang-seling dengan kerlip lampu rumah-rumah penduduk. Lampu-lampu jalan. Pabrik-pabrik yang sepi tapi berkerlip lampu-lampu menjaganya. Dua ratus penumpang kereta api ini masing-masing membawa persoalannya. ™™™ Tak ada rembulan menyembul di langit. Kereta terus berderak, menerobos kegelapan. Aku masih terjaga, teringat sebuah senyuman yang pernah singgah. Berapa tahun lalu? Ah, sudah puluhan tahun lalu. Barangkali pernah juga singgah ke hatimu? Sekali dalam perjalananku naik kereta api, seorang perempuan melempar sebuah senyuman. Alangkah sulitnya dilukiskan dengan kata-kata, tetapi itulah yang aku alami sekian puluh tahun lalu. Aku tak tahu, seorang penumpang kereta tersenyum ke arahku. Perempuan dari mana dia? Peristiwa itu masih saja bisa aku ceritakan kepada siapa pun. Bahkan, ketika itu, angin yang mengusik lewat lubang jendela kereta, tak kuasa menghapus senyuman itu untuk beberapa lama. Setelah kereta berderak sekian kilometer, aku masih merasakan senyuman itu. Ya, senyuman itu memang sangat menawan. Anehnya, sangat sulit senyuman itu dilukiskan dengan katakata. Aku mencoba melukiskan. Tapi, gagal. Mungkin kalau pada waktu itu aku membawa tustel, aku bisa mengabadikan senyuman itu dan terus memandangnya. Tetapi, aku hanyalah penumpang kereta yang tak membawa apa-apa kecuali sebuah tas kecil. Di situ ada odol, sikat gigi dan sedikit uang. Jadi, senyum itu hanya lewat begitu saja tanpa bisa aku simpan dalam kantong. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 45 “Tapi tak ada senyuman yang dahsyat seperti senyumanmu waktu itu”, kataku. Dan, istriku senang mendengar jawaban itu. 46 “Hati-hati dengan perempuan yang suka melempar senyum dalam perjalanan”, kata temanku. “Tapi, tak semua perempuan perlu diwaspadai, bukan?” “Perempuan itu cantik?” “Cantik sekali tidak. Tapi, ia perempuan menarik”. Entahlah, mungkin Tuhan maha tahu, aku dipertemukan kembali dengan perempuan itu. Juga dalam kereta api yang berderak mengejar matahari terbit. Ya, perempuan itu adalah pemilik senyuman yang membuat aku tak kuasa memejamkan mata. Perempuan yang tersenyum denganku di kereta, akhirnya menjadi istriku. Aku selalu membanggakan kenangan itu pada teman-teman. Aku selalu senang bercerita tentang sebuah senyuman. Setelah kami menikah, bukannya tidak pernah menggunakan kereta api. Justru semakin sering kami menggunakan kereta api, bepergian ke mana pun kota yang bisa dijangkau kereta api. Kadang aku pergi lebih dulu, kemudian istriku menyusul. Atau, aku menyusul istriku yang lebih dahulu pergi ke kota tujuan yang kami tentukan. Tapi, belakangan aku lebih sering bepergian sendirian menggunakan kereta api. Dan, berbagai macam pengalaman masih saja aku alami di atas gerbong. “Apa masih ada penumpang kereta yang memberi senyum padamu?” Tanya istriku suatu hari. “Tapi tak ada senyuman yang dahsyat seperti senyumanmu waktu itu”, kataku. Dan, istriku senang mendengar jawaban itu. Melihat perempuan dengan dua anak yang baru saja dicerai suaminya itu, aku merasa iba. Kereta sudah mendekati sebuah stasiun besar. Perempuan yang baru saja dicerai suaminya itu masih terjaga. Ketika kereta berhenti, ia tampak gelisah. Ditengoknya keadaan di luar jendela. Beberapa penumpang kereta ada yang turun dan ada yang naik. “Saya akan keluar sebentar”, katanya padaku. “Mau ke mana?” “Mencari telepon umum. Titip anak-anak saya”, katanya padaku. “O, jangan khawatir. Akan aku jaga. Mereka tampak sedang tidur nyenyak, biarkan saja”, kataku. Lalu, perempuan itu berkelebat meninggalkan kami, keluar melalui pintu terdekat. Suara ramai stasiun terdengar bagaikan tawon yang akan menghisap sari bunga. Padahal, malam sudah larut. Di antara penumpang kereta, ada yang mendadak terbangun. Tapi, ada yang masih melanjutkan tidurnya. Aku melongok keluar jendela. Aku menemukan orang-orang yang masih berharap mendapatkan rizeki dari penumpang kereta malam. Tapi, aku tak menemukan ke mana perempuan yang meninggalkan anaknya tidur itu. Aku lalu kembali duduk dan memandang dua orang anak kecil yang terlena di atas kursi gerbong. Pelajaran 3 Kehidupan Sosial ™™™ Aku menaruh curiga ketika kereta kembali menembus malam dengan derak suara yang merintih. Aku mencari-cari, ketika gerbong bergoyanggoyang, ada penumpang yang turun dan ada yang naik. Peluit terdengar nyaring di stasiun. Kereta bergerak pelan. Angin malam masih terasa. Ada yang berteriak di stasiun. Tak jelas. Aku masih menatap dua anak kecil yang tertidur. Ke mana ibunya? Mengapa tidak juga naik ke gerbong? Apakah tidak kembali? Jangan-jangan tertinggal? Aku menaruh curiga ketika kereta kembali menembus malam dengan derak suara yang merintih. Aku mencari-cari, ketika gerbong bergoyang-goyang, ada penumpang yang turun dan ada yang naik. Aku tak melihat perempuan itu datang menghampiri anaknya, hingga kereta sudah meninggalkan stasiun. Aku berdiri. Perempuan itu masih aku ingat wajahnya. Rambutnya acak-acakan, diikat di belakang. Mengenakan baju terusan. Ia mengenakan baju hangat. Senyumnya menawan. Pasti ia masih menarik bagi laki-laki lain jika ia berdandan. Bibirnya tak bergincu, menyiratkan perempuan sederhana. Tapi, aku tidak tahu siapa namanya. Aku rasa, dalam perjalanan ini ia tidak mengenalkan diri padaku. Aku bertanya, mengapa ia turun dari kereta dan meninggalkan anaknya tidur di dalam gerbong? Apakah ia sudah menemukan keberanian untuk tidak naik ke atas kereta? Atau, perempuan itu akan mengontak ibunya, yakni nenek anak-anaknya, agar menjemput di stasiun terakhir? Entahlah. Aku masih mencari ke setiap gerbong. Tak aku temukan wajah yang aku cari. Aku tanyakan pada orang-orang yang terjaga mengenai ciri-ciri perempuan yang meninggalkan anaknya di gerbong kereta, mereka semua menggeleng. Lalu aku kembali ke tempat duduk semula. Masih melihat dua anak kecil itu tertidur. Apakah kamu akan ditinggalkan ibumu? Anak-anak itu belum tahu pahitnya kehidupan. Mereka tertidur, seakan tak peduli akan dibawa ke mana oleh kereta api ini. Mereka memasuki dunia mimpinya sambil memeluk boneka. Mereka tak tahu kalau ibunya harus meninggalkan perjalanan malam bersama kereta api ini. Aku masih terjaga. Aku masih memikirkan ada orang yang datang menjemput di stasiun terakhir. Aku masih sempat mengambil boneka yang jatuh dari pelukan dan membenamkan dalam pelukan anak itu. Dan, kereta sudah bergerak cukup jauh dari stasiun. Memasuki malam dalam detik demi detik yang bergerak cepat. Aku mulai diserang kantuk dan meletakkan kepalaku di sandaran. Tidak untuk tidur, sebab kereta akan sampai stasiun terakhir sekitar empat jam lagi. Kereta masih harus menerabas angin, menyibak malam, menjemput kesunyian dari kota ke kota. Rasanya, perjalanan malam kali ini lebih berat dan panjang. (Sumber: dikutip dari karya Arwan Tuti Artha Kedaulatan Rakyat, 19 Desember 2004) 2. Diskusikan hal-hal menarik yang ada cerpen tersebut! Selanjutnya ungkapkan di depan kelas! Sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 47 3. Berikan tanggapan atas temuan, bukti dan alasan yang diungkapkan oleh temanmu tentang substansi cerpen di atas sehingga temanmu bisa menyempurnakan hasil analisis yang telah dilakukannya! 4. Cari sebuah cerpen yang memuat tema kehidupan sosial di media cetak! (majalah sastra atau yang lain). Selanjutnya diskusikan tentang hal-hal menarik dari cerpen yang telah kamu diskusikan! Sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Membaca ekstensif merupakan salah satu jenis kegiatan menyerap informasi secara global/umum. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan jenisnya, membaca ekstensif dibedakan atas membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Membaca ekstensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Menulis paragraf merupakan kegiatan menuangkan ide dan pikiran dalam rangkaian kalimat (kalimat utama dan kalimat penjelas). Paragraf ekspositif merupakan salah satu jenis paragraf yang berisi pemaparan yang bertujuan untuk memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Teknik penulisan paragraf ekspositif dibedakan atas teknik sebab akibat, teknik definisi, teknik klasifikasi, dan teknik contoh. Mendengarkan pembacaan puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan mengapresiasi karya sastra. Salah satu cara memahami isi puisi secara mendalam adalah dengan melakukan analisis isi puisi yang dilalui dalam beberapa tahap. Pertama, analisis terhadap aspek bunyi. Kedua, analisis terhadap aspek kata. Ketiga, pemahaman terhadap unsur intrinsik puisi. Keempat, pemahaman makna secara implisit. Kelima, perenungan terhadap isi puisi secara menyeluruh. Cerpen (cerita pendek) merupakan salah satu bentuk karangan fiksi yang memuat unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di dalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, alur (jalan) cerita, setting (latar) cerita, point of view (sudut pandang penceritaan), teknik penceritaan, dan tema yang digunakan dalam cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di luar karya sastra, yan meliputi, nilai sosial dan budaya, status sosial, moralitas, religius dan banyak lagi unsur-unsur lain. Hal yang menarik dalam karya sastra itu bisa ada di mana saja, tak terkecuali pada unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya. 48 Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Tindakan dalam mengambil langkah awalah yang membedakan seorang pemenang dengan seorang pencundang (Brian Tracy). Langkah pertama menjadi penentu langkah kedua sampai langkah terakhir. Begitu juga kalau ingin memperoleh informasi melalui kegiatan membaca. Tentukan tujuan kamu terlebih dulu dan pilihlah cara membaca yang tepat untuk mencapai tujuan itu. Manusia yang tidak memiliki musik dalam dirinya atau tidak tergerak oleh keharmonisan suara-suara indah, cocok untuk menjadi pengkhianat, penyiasat perang, dan perusak (William Shakespeare). Salah satu sumber suara-suara indah itu adalah puisi yang sering kamu dengar. Yakinlah, mendengarkan pembacaan puisi dapat memperkaya batin, agar penuh dengan rasa simpati dan empati serta dijauhkan dari rasa antipati. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 49 Evaluasi 1. Baca dan pahami teks berikut dalam waktu yang relatif singkat! Catat poin-poin yang kamu anggap penting! Negara Salah Mengurus Alam JAKARTA (MI): Selama sembilan bulan dalam setahun, masyarakat Indonesia telah menguras sumber dana untuk mengurus masalah bencana. Karena itu, puluhan aktivis dan budayawan mengeluarkan maklumat untuk memacu bangsa Indonesia agar beranjak dari keterpurukan ekonomi, politik, dan bencana ekologis. “Sebuah ironi dari suatu kesalahan sistemik negara dalam mengurus alam yang telah berlangsung cukup lama,” demikian bunyi maklumat yang dibacakan dalam dialognasional yang digelar Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia, di Jakarta, kemarin. Beberapa aktivis dan budayawan naik ke panggung untuk menyampaikan maklumat ini. Mereka ialah Chalid Muhammad (Walhi), Yudi Latif (Universitas Paramadina), Rafendi Djamin (Human Rights Working Group), Romo Sandiawan (rohaniwan), Frariky Sahilatua (seniman), Butet Kerta rajasa (seniman), Wahyu Susilo (INFID), Syamsuddin Radjab (PH-BI), Ahmad Safrudin (ILIC), Agung Putri (EIsam), dan Asmara Nababan. Maklumat tersebut disesuaikan dengan momentum 100 tahun kebangkitan nasional. Menurut Direktur Eksekutif Walhi Chalid Muhammad, momentum 100 tahun kebangkitan nasional merupakan waktu yang tepat untuk membangun masa yang kritis, meningkatkan solidaritas di tingkat (rakyat, dan membangun optimisme bersama. Hal itu akan membantu gerakan lingkungan hidup 11 yang saat ini belum begitu besar jika dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang terjadi. Dalam kesempatan sama pengamat ekonomi politik Rizal Ramli menegaskan keuntungan dari deforestasi di Indonesia tidak pernah dirasakan masyarakat. Manfaat hanya ditarik oleh sebagian elite yang terdiri dari sekitar raja hutan”. Ccr/H-3 (Sumber: Media Indonesia, 29 Januari 2008) 2. Ungkapkan kembali dalam bentuk paragraf singkat! Selanjutnya simpulkan isi teks tersebut! 3. Cari sebuah cerita pendek yang dimuat di media cetak! Selanjutnya lakukan hal-hal berikut! a. Baca dan pahami substansi cerita secara apresiatif! b. Buat sinopsis dari cerita pendek tersebut! c. Lakukan identifikasi dan analisis terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! d. Temukan hal-hal menarik dari cerita pendek tersebut baik dari unsur intrinsik maupun ekstrinsik! e. Kerjakan secara berkelompok dan laporkan dalam bentuk laporan tertulis! 50 Pelajaran 3 Kehidupan Sosial Pelajaran BUDAYA Mendiskusikan Masalah dari Berbagai Sumber (Berita, Artikel, dan Buku) Diskusi merupakan sebuah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu permasalahan. Suatu permasalahan dalam hal ini juga untuk mencari solusi atau penyelesaian yang terbaik dengan berbagai pertimbangan. Masalah akan selalu ada dalam setiap kehidupan. Kamu pun tentu pernah menghadapi sebuah permasalahan, baik permasalahan dengan teman, saudara, orang tua, guru dan lainnya. Sebuah permasalahan yang terjadi sebaiknya dicari solusi atau penyelesaian bagaimana baiknya, bukan ditinggalkan atau bahkan lari dari permasalahan yang terjadi. Begitu juga dengan permasalahan yang dimunculkan dalam teks, sebaiknya juga dicari solusi yang tepat. Dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi tidak langsung diputuskan siapa yang bersalah, siapa yang dihukum dan cara seperti ini cara yang kurang tepat untuk menyelesaikannya. Namun terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi ataupun yang dimunculkan dalam teks. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi. a. Baca dan pahami substansi teks yang telah dipilih atau yang mengandung permasalahan. b. Daftar kata-kata sulit atau kata-kata khusus yang membutuhkan penjelasan atau pengertian. Selanjutnya berikan pengertian atau penjelasan pada kata tersebut dan sesuaikan dengan konteks kalimat dari teks tersebut. c. Ringkas isi teks tersebut dan lakukan analisis terhadap permasalahan yang terkandung dalam isi teks tersebut. d. Diskusikan secara berkelompok permasalahan yang terkandung di dalam teks (dalam hal ini lakukan identifikasi terhadap inti permasalahan, penyebab permasalahan serta akibat dari permasalahan yang terjadi). e. Setelah diperoleh pemahaman yang cukup tentang permasalahan yang terjadi, berikan tanggapan serta prediksi penyelesaian dengan berbagai kemungkinan risiko yang akan terjadi. f. Selanjutnya lakukan berbagai pertimbangan atas beberapa penyelesaian. Sehingga akan ada penyelesaian yang terbaik di antara yang paling baik. g. Ungkapkan dalam forum solusi yang terpilih. Sebutkan pula alasan serta argumentasi yang mendukung pemilihan yang telah kamu pilih. Persiapkan pula jawaban atas pertanyaan, tanggapan dan saran dari forum. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 51 1. Baca dan pahami teks berikut! Jakarta Butuh Revolusi Budaya yang Muda yang Berbudaya Sumber: 52 Banyak orang buang sampah sembarangan. Tak mau antre. Parkir mobil di trotoar. Menyerobot lampu merah. Sekelompok anak muda ingin membenahinya. Seorang perempuan mengaduh. Kakinya terinjak. Punggungnya didorong dari belakang. Dia dipaksa masuk ke dalam bus Transjakarta. Sesampainya di dalam kendaraan besar itu penderitaannya belum berakhir. Tidak ada tempat duduk. Terpaksalah ia berdiri. Dalam himpitan penumpang bus lain tubuhnya terdorong ke depan ke belakang. Pegangan tangannya hampir terlepas. Penumpang yang berdesak-desakan menopang tubuhnya hingga ia tidak sempat jatuh. ”Aduh ini mah brutalway, bukan busway ya”, keluhnya. Padahal keberadaan bus Transjakarta yang memiliki jalur khusus (busway) adalah simbol kemodernan Jakarta. Tapi, perilaku penumpangnya ternyata belum memadai untuk ukuran BUSWAY JAKARTA masyarakat modern. Siapa saja yang pernah berjuang naik bus Transjakarta pada jam sibuk paham betapa kejamnya dunia menumpang bus dengan jalur khusus tersebut. Calon penumpang banyak berlomba masuk lebih dulu. Tak memakai aturan mendulukan penumpang keluar baru calon http://www.google.co.id penumpang masuk bus. Di sudut Jakarta lain, mata Dhany Ryandi membelalak. Pria berambut ikal itu tidak habis pikir bagaimana anak-anak sekolah dasar bisa sampai membuka situs khusus pria dewasa di internet. Dhany pun bangkit dari tempat duduknya. Tanpa pikir panjang ditegurnya anak-anak itu. ”Saya suruh mereka pulang”, kata dia. ”Bayangkan, anak SD udah bisa buka gambar porno di warnet”, ujarnya lagi. Apa mau dikata. Zaman telah berubah. Bukan cuma anak yang makin rentan terpapar perilaku kurang baik. Anggota masyarakat yang lebih dewasa juga tidak kalah dalam hal terpengaruh budaya buruk. Maka, banyak orang emosi di jalan. Sama dengan bertambahnya tetangga yang tidak mengenal satu sama lain. Tindakan Dhany mungkin saja tidak berani dilakukan Pelajaran 4 Budaya Para bule yang ditemuinya di Negara Kanguru itu bersikap jauh lebih toleran terhadap sesama. Mengapa orang Jakarta - yang katanya pintu masuk Indonesia - sering berlombalomba mengedepankan kepentingannya sendiri? orang lain. Mereka bisa saja memilih menutup mata. Alasannya, ”Bukan urusan gue”. Teman Dhany, Arief Maulana Sultan (23 tahun), juga memilih untuk hidup lebih peduli. Lahir, besar, dan bekerja di Jakarta membuatnya merasa ‘rumahnya’ makin lama makin kotor. Supaya gundukan sampah tidak menumpuk, Arief menerapkan cara sederhana. Disimpannya dulu sampah di kantong atau tasnya bila tempat sampah tidak ditemukan. Selain itu, Arief berupaya pula menjadi orang yang lebih positif. Internal auditor Bank Lippo itu sadar tanpa pikiran jernih hidup serta lingkungannya dapat makin berantakan. ”Saya mencoba lebih mengerti kondisi orang lain”, terangnya. ”Belajar untuk mendengarkan dan lebih toleran”, sambungnya. Bagi Arief ‘gaya hidupnya’ yang baru itu bukan tanpa sebab. Kepedulian terhadap satu sama lain yang makin tipis harus diperhatikan. Arief tidak sudi Jakarta menjadi kota tanpa budaya. Kalau ada yang menganggapnya aneh, Arief memilih bersikap cuek. ”Who cares. Apa yang gue lakukan belum seberapa”, katanya. Sebenarnya semua juga demi dirinya sendiri. Andri Gilang juga lahir dan besar di Ibu Kota. Seumur hidupnya dia mendengar pujian dari masyarakat luar negeri tentang betapa ramahnya orang Indonesia. Terpatri sudah dalam otaknya bahwa ia adalah bagian dari masyarakat yang berbudaya ramah. Ketika melanjutkan pendidikan di Sydney, Australia, semua berubah. Gilang bingung. Para bule yang ditemuinya di Negara Kanguru itu bersikap jauh lebih toleran terhadap sesama. Mengapa orang Jakarta - yang katanya pintu masuk Indonesia - sering berlomba-lomba mengedepankan kepentingannya sendiri? Gilang yang baru pertama kali menginjak tanah asing memang terkejut melihat kesopanan orang Barat. ”Kalau ada orang mau menyeberang jalan, dari jauh saja mobil sudah berjalan pelan”, kata dia. ”Di Jakarta, baru mau nyeberang aja udah diklakson-klakson”. Perilaku warga Jakarta yang seenaknya sudah terbukti sisi merugikannya. Sampah yang dengan tidak pedulinya ditumpahkan di sungai membantu banjir mengalir lancar kala hujan deras. Angkutan umum berhenti seenaknya. Tanpa teguran petugas Dinas Perhubungan dan tanpa rasa bersalah dari si sopir menyebabkan antrean panjang kendaraan di belakangnya. Waktu terbuang. Emosi terkuras. Harta menjadi mubazir. Padahal, menaati peraturan justru memudahkan hidup. ”Kalau saya naik motor dan berhenti di belakang garis putih di lampu merah, saya pasti melaju terlebih dulu saat lampu berubah hijau,” kata Muhammad Rusdi Indradewa (24 tahun). Dia melanjutkan, ”Karena mereka yang berhenti di depan garis tidak lihat lampu yang berubah warna”. Di mana salahnya sampai banyak orang Jakarta yang perilakunya ‘tidak berbudaya’? Rusdi yang juga warga Jakarta asli merasa kota ini membutuhkan perbaikan. ”Jakarta harus Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 53 Mimpinya adalah melihat Jakarta yang teratur. Mengamati perkembangan Jakarta di bawah pemimpin yang, tidak asal bicara. jadi lebih baik”, kata dia. Maka, Rusdi menggagas terbentuknya komunitas peduli Jakarta. Namanya Jakarta Butuh Revolusi Budaya. Kata revolusi, ujar Rusdi, mungkin dipandang orang lain tidak tepat. Tapi, Rusdi yakin kalau warga Jakarta tidak diberi terapi kejut perbaikan gaya hidup orang-orangnya lebih sulit terwujud. Perilaku lebih sadar lingkungan yang diterapkan anggota Jakarta Butuh Revolusi Budaya boleh jadi masih jauh ideal. ”Saya percaya kalau tidak dimulai dari sekarang solusinya tidak akan pernah ada”, ujarnya. Gilang mengatakan meski hidupnya terikat dengan niatnya menjadi warga Jakarta yang lebih baik, bukan berarti ia melakoninya tanpa cela. Kesalahan tidak akan luput dari perilakunya sebagai manusia. Namun, setidaknya Jakarta Butuh Revolusi Budaya menjadi pengingat bagi Gilang untuk selalu berbudaya baik. Begitu pun Arief. Mimpinya adalah melihat Jakarta yang teratur. Mengamati perkembangan Jakarta di bawah pemimpin yang, tidak asal bicara. Arief percaya tanpa banyak bicara, cukup dengan menunjukkan keseriusannya menjadi orang yang lebih baik banyak orang yang melihat itu. “Langkah Jakarta Butuh Revolusi Budaya masih jauh. Kalau saya bersikap positif mudahmudahan teman dan keluarga bisa terpengaruh positif”, kata dia. (ind) (Sumber: http://www.jakartabutuhrevolusibudaya.com) 2. Ringkas teks berjudul “Jakarta Butuh Revolusi Budaya yang Muda yang Berbudaya” dengan menggunakan kalimat yang singkat! Sebutkan pokok pikiran dari teks tersebut dan lakukan identifikasi terhadap fakta dan pendapat dalam teks tersebut! (Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu) 3. Berikan solusi penyelesaian atas permasalahan yang terkandung dalam teks tersebut! Perhatikan langkah-langkah yang harus kamu lakukan dalam memberikan solusi penyelesaian! (Laporkan bagian per bagian). 4. Sampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang telah kamu bahas (berkelompok) di depan kelas! Ajukan pertanyaan atas solusi yang diungkapkan temanmu dan berikan tanggapan dan saran atas solusi tersebut! 5. Cari teks berita dari media cetak dengan tema budaya yang mengandung permasalahan untuk diselesaikan! Diskusikan secara berkelompok untuk mendapatkan solusi yang terbaik! Perhatikan langkah-langkah memberikan solusi penyelesaian! Laporkan hasil analisis yang telah kamu lakukan dalam bentuk laporan tertulis! 54 Pelajaran 4 Budaya Mendengarkan Cerita dan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Pada materi yang membahas tentang cerita pendek, sekilas telah dibahas tentang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Itu artinya kamu telah sedikit memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah cerita. Coba lakukan pemahaman kembali terhadap bagianbagian yang ada dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik pada materi pelajaran sebelumnya. Unsur intrinsik dan ekstrinsik akan selalu ada dalam setiap cerita, baik yang dituturkan maupun yang disampaikan secara tertulis. Umumnya, unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik dikaitkan dengan karya sastra yang berbentuk prosa. Dalam perspektif karya sastra, unsur intrinsik diartikan sebagai rangkaian unsur yang ada di dalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, alur (jalan) cerita, setting (latar) cerita, point of view (sudut pandang penceritaan), teknik penceritaan, dan tema yang digunakan dalam cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di luar karya sastra, yang meliputi, nilai sosial dan budaya yang dimunculkan dalam cerita, status sosial tokohnya yang dimunculkan, aspek moralitas dan religius yang digunakan dan banyak lagi unsurunsur lain (Sudjiman, 1988). Perhatikan penggalan cerita pendek yang dikutip dari Media Indonesia, 17 April 2005. “Warga dengan sukacita ramai-ramai menjual tanah miliknya. Dan dalam waktu yang tidak begitu lama, hampir separuh tanah desa telah jatuh ke tangan investor. Orang-orang kaya baru bermunculan di desa yang sebelumnya dikenal terbelakang itu. Beberapa warga menggunakan uang hasil penjualan tanah untuk membiayai upacara ngaben yang tertunda, merenovasi rumah menjadi lebih modern. ... Bukan cuma tanah adat milik warga yang diincar investor, tetapi juga tanah milik adat dan pelaba pura yang berlokasi di pinggiran pantai berpasir putih. Tanah pelaba pura seluas satu hektar itu sangat menggiurkan investor karena cocok dipakai untuk kawasan hotel. Tetapi, rencana investor terganjal oleh ketidaksediaan Mangku Teguh menandatangani surat pembebasan tanah itu. Padahal, satu minggu lalu dalam sebuah paruman desa tokoh-tokoh adat dan warga telah bersedia dan setuju menjual tanah adat dan pelaba pura yang ditaksir investor. Keputusan paruman itu juga yang membuat Mangku Teguh murung. Ia kecewa dengan tindakan tetua adat. Ia merasa dilangkahi dan disepelekan, merasa nasihatnya tidak didengar. Namun sebelum paruman tetua adat pun telah melakukan pendekatan pada Mangku Teguh agar bersedia menandantangani surat pembebasan tanah pelaba pura. Karena ia tetap kukuh pada pendiriannya bahwa tanah pelaba pura tidak bisa dijual, para tetua adat kecewa tidak melibatkannya dalam paruman.” ... Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 55 Indentifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik bisa dilakukan dalam penggalan cerita pendek di atas. Dalam unsur intrinsik, tokoh Mangku Teguh dimunculkan dalam kondisi yang sudah berumur. Hal ini dijelaskan pada seringnya kambuh penyakit rematiknya, juga saat Mangku Teguh merasa tidak didengarkan pendapatnya karena ketidakhadirannya dalam paruman (rapat adat). Latar tempat yang digunakan pengarang adalah salah satu pesisir pantai di Pulau Bali. Hal ini bisa diamati dari penggambaran penulis tentang tanah milik adat dan pelaba pura yang berada di pesisir pantai, pelaba pura merupakan salah satu tempat persembahyangan masyarakat Hindu terhadap Sang Hyang Widhi Wase. Dalam unsur ekstrinsik, nilai sosial dan budaya masyarakat Bali diangkat dalam latar budaya cerita di atas. Hal ini bisa diamati dari kegiatan adat yang dimunculkan dalam cerita, misalnya ngaben, paruman (rapat adat para tetua adat di Bali), dan banyak lagi unsur-unsur lainnya. 1. Dengarkan pembacaan cerita berikut oleh gurumu! Perhatikan dan konsentrasikan dirimu saat mendengarkan pembacaan cerita serta upayakan buku teksmu dalam keadaan tertutup! Kamu boleh melakukan pencatatan terhadap isi teks yang kamu anggap penting! Rumah Kayu KEMATIAN mbah Kerti tidak saja mengejutkan sebagian besar warga kampung kami, tapi pun menimbulkan heboh besar. Laki-laki berumur tujuh puluh tahun lebih, tapi tetap nampak sehat, gemuk dan berwibawa, tanpa didahului sakit yang berarti, mati. Hampir tak seorang pun mempercayai kenyataan itu. Ia, mbah Kerti yang tiap pagi dan sore berjalan-jalan berkeliling kampung harus meninggalkan tetangga yang dikasihinya begitu mendadak. Semua orang mengenal siapa dia. Tidak saja mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di kampung kami, namun juga para pendatang baru. Kecuali anak-anak kost. Yang terakhir ini di samping menambah sumpeknya kampung juga banyak di antara mereka yang pergi sebelum waktunya. Yang sering terjadi, mereka banyak utang pada penjual makanan. Dan ekor dari kematian mbah Kerti adalah lahirnya desas-desus yang segera tersebar luas. Dugaan bahwa mbah Kerti mati dibunuh tersiar dari mulut ke mulut. Maklum orang-orang kampung. Mulut adalah segala-galanya dalam hal penyebaran informasi. Bagaimana mbah Kerti dibunuh? Kemungkinan besar diracun! Begitulah kesimpulan sementara dari desas-desus itu. Sebab tak ada tanda-tanda 56 Pelajaran 4 Budaya Dia tidak ingin mengganti rumah ini dengan tembok atau dengan papan lain. Dia bangga sekali dengan rumah yang kata kakek dibuat waktu ibu masih kecil. Semua terbuat dari kayu. bahwa ia mati karena tindak-tindak kekerasan atau penganiayaan. Juga waktu orang-orang memeriksa tubuhnya, tak sebuah luka atau bekas pukulan benda keras maupun senjata tajam membekas di tubuhnya. Mereka menduga mbah Kerti diracun karena tak ada tanda-tanda lain yang menyebabkan kematiannya. Sebab usia tua tak bisa dijadikan patokan untuk menentukan batas hidup seseorang. Dua orang cucunya, Ridwan dan Kadir, tidak banyak memberi keterangan yang memuaskan. Keduanya belum dewasa benar. Juga sehari-hari bekerja sebagai buruh percetakan di kampung kami. Keduanya baru pulang setiap menjelang senja. Maklum, anak-anak itu sudah yatim piatu, sementara uang pensiun kakeknya, mbah Kerti, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keduanya. Karena kematian mbah Kerti itulah kini keduanya benar-benar hidup tanpa sanak dan famili. Entah kenapa, garis keturunan dari ayahnya punah atau tersebar di lain tempat. Sementara dari ibunya, tak ada saudara lain. Ibu dua anak itu adalah putri tunggal mbah Kerti. Ketika seseorang mencoba membujuk dua anak itu perihal kakeknya, keduanya seperti ketakutan waktu akan mengatakan sesuatu. “Percayalah Nak, kami tidak apa-apa. Kami hanya ingin tahu, kira-kira apa saja yang dikeluhkan mbah Kerti pada harihari terakhir ini. Kalau ada. Barangkali masih ingat?” “Kakek, Kakek tidak pernah mengeluh”, jawab Ridwan cucu mbah Kerti. “Mungkin dia tidak mengeluh tentang dirinya. Tapi kalau ada hal-hal yang lain mengganggu. Tentang pensiun, tentang rumah ini barangkali. Apakah akan diperbaiki, atau tetap seperti aslinya, semuanya terbuat dari kayu. Dan ini kayu jati Nak. Bisa bertahan puluhan tahun”, lanjut orang itu dengan penuh kebapakan. Ridwan melirik adiknya, seperti minta persetujuan. Tapi yang dilirik diam menundukkan wajahnya. Entah apa yang terbayang dalam benak anak itu. Tapi toh akhirnya Ridwan ingat sesuatu yang pernah dikataan kakeknya beberapa minggu lalu. “Tentang rumah ini memang kakek pernah mengatakan”, katanya lirih. “Oh, ya, ya! Apa yang dikatakan almarhum kakekmu, Nak?” “Dia tidak ingin mengganti rumah ini dengan tembok atau dengan papan lain. Dia bangga sekali dengan rumah yang kata kakek dibuat waktu ibu masih kecil. Semua terbuat dari kayu. Ya, benar, kakek ingin melihat rumah ini tetap begini saja. Rumah kayu, katanya.” “Lalu apa yang ia keluhkan?” “Mungkin rumah ini akan dibongkar seseorang”, kata anak itu sedih. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 57 Bahkan ia terangterangan berkata lebih baik mati daripada berpisah dengan rumahnya itu, rumah kayu, karena memang semuanya terbuat dari kayu. Karena itulah sebagian besar warga kampung kami secara diam-diam menuduh seseorang telah membunuh mbah Kerti. 58 Pelajaran 4 Budaya “Maksudnya?” “Tanah ini bukan milik kakek. Dia hanya numpang saja. Tapi kata kakek, yang empunya dulu adalah sahabat karibnya. Dan sekarang tanah ini akan diminta oleh ahli waris sahabat kakek. Saya tidak tahu urusannya. Hanya kakek lalu bersedih. Dan katanya, apa pun yang akan terjadi, dia akan tetap tinggal di rumah ini. Bahkan kakek berpesan pada kami berdua, agar tetap tinggal di rumah ini kalau kakek meninggal kelak. Tapi kakek terlalu cepat meninggalkan kami ....” “Sudahlah Nak, jangan bersedih. Tidak hanya kamu berdua saja yang merasa kehilangan kakekmu, tapi juga sebagaian besar warga kampung ini. Kakekmu adalah termasuk orang tua yang kami hormati bersama. Kau tahu Nak, zaman revolusi dulu kakekmu adalah seorang gerilya yang berani.” “Ouh, kakek juga pernah bercerita tentang itu. Bahkan katanya, semua kayu ini adalah curian dari gudang milik seorang tuan bule di dekat stasiun. Apa benar?” “Itu benar Nak. Mencuri pada zaman dulu adalah pekerjaan yang mulia. Apalagi berani mencuri milik orang bule. Wuaah, tak sembarang orang berani melakukannya. Dan anu Nak, siapa kira-kira yang akan meminta tanah ini?” Anak itu menggelengkan kepalanya. Ada perasaan takut untuk mengatakan siapa orangnya. Juga Kadir adiknya. Dia tidak berani berkata apa-apa jika seseorang menanyakan perihal tanah yang akan diminta itu. Empat puluh hari setelah kematian mbah Kerti desas-desus itu semakin jelas arahnya. Kematian mbah Kerti memang erat hubungannya dengan rumah dan tanah itu. Seseorang dengan paksa ingin membeli rumah itu karena tanahnya akan dipakai. Tapi mbah Kerti menolak. Juga ketika kepadanya ditawarkan uang pesangon untuk memindahkan rumah itu. Mbah Kerti tetap menolaknya. Bahkan ia terang-terangan berkata lebih baik mati daripada berpisah dengan rumahnya itu, rumah kayu, karena memang semuanya terbuat dari kayu. Karena itulah sebagian besar warga kampung kami secara diam-diam menuduh seseorang telah membunuh mbah Kerti. Dan orang itu adalah pemilik sebuah percetakan, pabrik kayu, peternakan ayam dan kolam ikan yang cukup luas. Mereka pun tidak berani berbuat apa-apa selain memperjelas dugaan demi dugaan dan rasa benci yang memuncak. Ketika seseorang menyampaikan hal itu kepada Ridwan dan Kadir, keduanya tidak begitu terkejut. “Kakekmu telah dibunuh seseorang tapi kami tidak bisa menemukan buktinya”, kata orang itu dengan yakin. “Lalu kami harus berbuat apa?” Tanya Ridwan sambil merangkul pundak adiknya. Mereka memang tidak mengerti harus berbuat apa. “Apakah kalian tidak dendam karena itu?” “Dendam?” “Ya, kakekmu telah dibunuh agar orang itu dengan leluasa dapat memindahkan rumah kayu ini. Dia tidak suka dengan rumah ini. Memang benar dia ahli waris yang syah dari pemilik pekarangan rumah ini. Tapi kan tidak begitu caranya meminta kembali miliknya. Pakai membunuh segala! Kami tidak terima. Tapi seharusnya kamu berdua sebagai ahli waris kakekmu yang tidak terima. Kalian bisa menuntut orang itu!” Keduanya diam. Tak pernah terpikir oleh mereka untuk melakukan tindak-tindak kekerasan seperti yang dianjurkan oleh beberapa orang. Tetapi hampir setiap hari orang silih berganti menyuruh keduanya untuk melakukan pembalasan dendam atas kematian mbah Kerti kakeknya. “Nyawa harus dibayar dengan nyawa!” Kata mereka membakar hati keduanya. Tapi keduanya tetap diam. Tak mengerti untuk apa hal itu mesti dikerjakan. Pikirannya tak pernah sampai ke situ. Maklum keduanya belum dewasa benar. Ridwan berumur empat belas tahun, adiknya dua belas tahun. Ibu mereka meninggal enam tahun yang lalu karena terserang TBC, sementara bapaknya seolah lenyap ditelan bumi waktu kerusuhan politik beberapa tahun yang lalu. Dan hari itu, enam puluh lima hari setelah kematian mbah Kerti, kampung kami dihebohkan oleh sebuah peristiwa lain. Yaitu terbakarnya percetakan yang terletak di pojok kampung di dekat pabrik tahu. Keduanya milik orang kaya, konon adik iparnya seorang pejabat di ibu kota. Yang menghebohkan adalah ditahannya Ridwan dan Kadir oleh yang berwajib. Keduanya dituduh sengaja membakar percetakan sebagai pembalasan atas kematian kakeknya. Tidak seperti kematian mbah Kerti dulu, heboh itu tidak berlanjut dan berekor dengan lahirnya desas-desus yang simpang-siur. Mereka tidak berpikir apa kelanjutan dari penahanan kedua anak itu. Yang menarik perhatian mereka kini adalah rumah kayu yang sudah tak berpenghuni lagi itu. Ketika seseorang akhirnya membeli dengan harga mahal, mereka tidak menghalangi-halangi. Dan uang hasil penjualan itu, atas pertimbangan bersama, dibagi sama rata. Satu minggu kemudian rumah kayu itu dibongkar. Mungkin sampai di situlah nasibnya. Tapi bagaimana nasib Ridwan dan Kadir, dua cucu mbah Kerti ahli waris atas rumah kayu itu yang kini berada dalam tahanan? Atas kesepakatan bersama, mereka menyerahkan kepada Yang Kuasa. Sebab nasib manusia sepenuhnya berada di tangan-Nya. Begitu akhirnya mereka berpendapat. (Sumber: dikutip dalam Pagelaran, Agnes Yani Sardjono, 1993) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 59 2. Ceritakan kembali isi cerita serta lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik pada cerita tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu sehingga identifikasi yang kamu lakukan akurat dan valid! 3. Berikan tanggapan dan saran pada penceritaan dan identifikasi yang dilakukan oleh temanmu, baik pada isi cerita, pengidentifikasian yang dilakukan temanmu maupun pada gaya penceritaan! Sertakan alasan dan argumentasi yang mendukung tanggapan dan saran yang kamu berikan! 4. Cari sebuah teks cerita pendek di media cetak! Baca dan pahami isi teks cerita pendek tersebut selanjutnya lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik dalam teks cerita tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! 5. Bacakan hasil identifikasi pada unsur intrinsik dan ekstrinsik yang telah kamu lakukan di depan kelas! Berikan kesempatan pada teman-temanmu untuk bertanya dan mintalah temantemanmu untuk memberikan tanggapan serta saran berkaitan dengan identifikasi yang telah kamu lakukan! Membacakan Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan dan Intonasi yang Tepat Pada materi pelajaran sebelumnya, kamu telah belajar tentang kegiatan membacakan puisi dengan memperhatikan pelafalan, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat. Coba buka dan pahami sekali lagi materi tentang membacakan puisi. Sebagai salah satu kegiatan mengapresiasi karya sastra, membacakan puisi tidak hanya bertujuan agar puisi menjadi indah dan bisa dinikmati banyak orang melainkan juga membuat puisi tersebut menjadi bermakna. Tahap awal yang harus dilakukan oleh seorang pembaca puisi adalah membaca untuk mendapatkan pemahaman terhadap isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi, selain untuk memperoleh makna juga untuk menentukan lafal, nada, tekanan serta intonasi yang diucapkan saat membacakan puisi. 1. Baca dan pahami puisi berikut! Selanjutnya deklamasikan puisi tersebut di depan kelas! ISTERI isteri mesti digameteni ia sumber berkah dan rejeki. (Towikromo, Tambran, Pundong, Bantul) Isteri sangat penting untuk ngurus kita Menyapu pekarangan Memasak di dapur Mencuci di sumur 60 Pelajaran 4 Budaya mengirim rantang ke sawah dan ngeroki kita kalau kita masuk angin Ya. Isteri sangat penting untuk kita Ia sisihan kita, kalau kita pergi kondangan Ia tetimbang kita, kalau kita jual palawija Ia teman belakang kita, kalau kita lapar dan mau makan Ia sigaraning nyawa kita, kalau kita Ia sakti kita! Ah. Lihatlah. Ia menjadi sama penting dengan kerbau, luku, sawah, dan pohon kelapa. Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah ngeluh walau cape Ia selalu rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa sukur: tahu terimakasih dan meninggikan harkat kita sebagai lelaki. Ia selalu memelihara anak-anak kita dengan bersungguh- sungguh seperti kita memelihara ayam, itik, kambing atau jagung. Ah. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika kita mulai melupakannya: Seperti lidah ia di mulut kita tak terasa Seperti jantung ia di dada kita tak teraba Ya. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika kita mulai melupakannya. Jadi waspadalah! Gemati, nastiti, ngati-ati Supaya kita mandiri -- perkasa dan pinter ngatur hidup Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel atau lurah Seperti Subadra bagi Arjuna makin jelita ia di antara maru-marunya: Seperti Arimbi bagi Bima jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang tetuka; Seperti Sawitri bagi Setyawan Ia memelihara nyawa kita dari Malapetaka. Ah. Ah. Ah. Alangkah pentingnya isteri ketika kita mulai melupakannya. Hormatilah isterimu Seperti kau menghormati Dewi Sri Sumber hidupmu. Makanlah Karena memang demikianlah suratannya! -- Towikromo. (Darmanto Jt 1980) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 61 2. Ceritakan kembali isi puisi di atas! Sebutkan makna yang terkandung dalam puisi tersebut jika dikaitkan latar budaya yang dimunculkan penyair dalam puisinya! 3. Berikan tanggapan atas pembacaan, pemaknaan dan analisis yang dilakukan temanmu dalam memberikan apresiasi pada puisi di atas! 4. Cari puisi-puisi yang bertema budaya di media cetak! Baca dan pahami puisi tersebut untuk mendapatkan tafsir makna dan menentukan pola pembacaan puisi yang tepat sesuai dengan penafsiran! Selanjutnya deklamasikan puisi tersebut di depan kelas! 5. Berikan tanggapan dan saran atas deklamasi yang dilakukan temanmu, baik dari pemaknaan dari pembacaan yang dimunculkan dan dari gaya berdeklamasi yang dilakukan! Sertakan alasan dan argumentasi yang mendukung tanggapanmu tersebut! Menulis Puisi Lama Sama halnya dengan membaca puisi, menulis puisi juga merupakan salah satu bentuk mengapresiasi karya sastra. Pada pelajaran sebelumnya kamu telah menerima materi tentang membacakan puisi, pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menulis puisi. Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan atas puisi konvensional (lama) dan puisi inkonvensional (modern). Puisi konvensional (lama) merupakan jenis puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan. Dalam hal ini, yang tergolong di dalamnya adalah jenis-jenis puisi lama, misalnya pantun, syair, gurindam, bidal, talibun dan banyak lagi yang lainnya. Sedangkan puisi inkonvensional merupakan jenis puisi yang tidak terikat oleh pengaturan dalam penciptaan puisi. Meskipun demikian, dalam kedua bentuk puisi tersebut tetap terkandung ritme, rima, dan musikalitas (Waluyo, 2003). Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat berbagai aturan baik dari segi substansi maupun dari segi sistematika penulisan. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu contoh dari jenis-jenis puisi lama. 1. 62 Pelajaran 4 Budaya Pantun Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu. Sebuah puisi dikatakan sebuah pantun, apabila memiliki karakteristik sebagai berikut. „ Tiap bait biasanya terdiri dari empat baris (a-b-a-b). „ Tiap baris biasanya terdiri dari empat kata. „ Baris pertama dan kedua berisi sampiran, baris ketiga dan keempat berisi isi. Raja Ali Hadji merupakan seorang pujangga termasyur. Ia dianggap pembaharu gaya penulisan Melayu pada pertengahan abad ke-19. Selain Gurindam 12, karya Raja Ali Hadji yang terkenal lainnya adalah Kitab Pengetahuan Bahasa, Syair Nikah, dan Syair Gemala Mustika. Contoh Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh 2. Syair Syair merupakan puisi lama yang berirama. Syair disampaikan dalam bentuk rangkap dan menjadi kegemaran masyarakat Melayu lama. Syair tidak memiliki pengarang khusus. Syair dianggap milik bersama oleh masyarakat Melayu lama. Secara umum syair memiliki karakteristik sebagai berikut. „ Syair terdiri dari 4 baris lengkap. „ Syair tidak memiliki maksud. „ Setiap baris dalam syair mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris terdahulu. Sebuah syair biasanya menceritakan suatu kisah. „ Bilangan perkataan dalam setiap baris adalah sama yaitu 4 kata dan 8-12 kata dalam satu baris. „ Tema-tema yang digunakan adalah romantik, sejarah, perumpamaan dan keagamaan. Contoh Dengarlah adik, abang berpesan Jangan adik menurut perasaan Pilih pasangan hendak fikirkan Baik buruk harap bedakan 3. Gurindam Gurindam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai ragam sastra Indonesia (lama) yang berisi dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Umumnya baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian. Sedangkan baris kedua berisikan jawaban atau akibat dari masalah pada baris pertama. Contoh Baik-baik memilih kawan Salah-salah bisa menjadi lawan 4. Bidal Bidal merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas, memiliki rima dan irama, sehingga sering digolongkan ke dalam bentuk puisi. Dalam kesusastraan Melayu, bidal yang mengandung kiasan, sindirin atau pengertian tertentu. Bidal termasuk salah satu jenis sastra yang tertua. Secara teoritis, makna bidal seringkali disamakan dengan pepatah atau ungkapan. Dalam kehidupan sehari-hari, bidal mempunyai fungsi sebagai berikut. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 63 „ „ „ „ „ „ 5. 64 Pelajaran 4 Budaya Sebagai media komunikasi. Sebagai media pengajaran dan pendidikan. Sebagai media untuk mengkritik. Sebagai media untuk mengontrol dalam masyarakat. Sebagai media untuk menunjukkan kebijaksanaan. Sebagai media untuk melihat dan mengukur status seseorang. Contoh Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Tulus tangan dilakukan, lulus kata dilangkahkan. Talibun Talibun merupakan bentuk puisi lama, hampir sama dengan pantun karena terdapat sampiran dan isi, dalam kesusastraan Indonesia yang memiliki jumlah baris lebih dari 4 (mulai 6-20 baris) dan memiliki persamaan bunyi pada akhir baris. Secara umum talibun memiliki karakteristik sebagai berikut. „ Merupakan sejenis puisi bebas. „ Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. „ Substansinya berdasarkan suatu perkara yang diceritakan secara rinci. „ Tiada pembayang, setiap rangkap dapat menjelaskan suatu keseluruhan cerita. „ Menggunakan puisi lain dalam pembentukannya. „ Gaya bahasa yang luas dan lugas. „ Berfungsi untuk menjelaskan suatu perkara. „ Bahan penting dalam pengkaryaan cerita pelipur lara. Ada banyak tema yang digunakan dalam menciptakan talibun. Berikut ini adalah tema-tema yang sering digunakan. Berikut tema-tema yang ada dalam talibun. „ Menceritakan kebesaran suatu tempat. „ Menceritakan keajaiban suatu benda. „ Menceritakan kehebatan/kecantikan seseorang. „ Menceritakan perbuatan dan sikap manusia. Contoh Tengah malam sudah terlampau Dinihari belum lagi tampak Budak-budak dua kali juga Orang muda pulang bertandang Orang tua berkasih tidur Embun jantan rintik-rintik Berbunyi kuang jauh ke tengah Sering lantang riang di rimba Melenguh lembu di padang Sambut menguat kerbau di kandang Berkokok mendung merah mengigal Fajar sidik menyingsing naik Kicau-kicau bunyi murai Taktibau melambung tinggi Berkuku balam di hujung bendul Terdengar puyuh panjang bunyi Puntung sejengkal tunggal sejari Itulah alamat hari nak siang (Sumber: http://www. wikipedia.org.id) 1. Perhatikan kembali jenis dan contoh puisi lama di atas! Lakukan identifikasi terhadap kesemua jenis dan contoh di atas! Selanjutnya sebutkan persamaan dan perbedaan antara jenis yang satu dengan yang lain!Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tentang persamaan dan perbedaan tersebut! 2. Bacakan hasil identifikasi yang telah kamu lakukan di depan kelas! Berikan tanggapan dan saran atas identifikasi yang dilakukan temanmu tersebut! 3. Tulis sebuah puisi lama dengan tema budaya! (Pilih salah satu jenis dari puisi lama) 4. Bacakan puisi lama yang telah kamu buat di depan kelas! Berikan tanggapan atas puisi yang dibacakan oleh temanmu, baik dari segi pembacaan maupun dari segi isi puisi yang dibacakan! 5. Cari jenis puisi lama beserta contoh sebanyak-banyaknya! Ringkas dan laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Berdiskusi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk mendapatkan suatu solusi. Hal ini dikarenakan dalam berdiskusi tentu ada banyak kepala yang berpikir. Terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dimunculkan dalam teks. 1. Baca dan pahami isi teks. 2. Lakukan identifikasi terhadap segala sesuatu yang membutuhkan penjelasan. 3. Ringkas dan lakukan analisis terhadap isi teks. 4. Diskusikan permasalahan yang ditemukan saat mengidentifikasi. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 65 5. Berikan tanggapan tentang masalah yang terjadi. 6. Berikan pertimbangan atas beberapa solusi yang ditawarkan. 7. Ungkapkan dalam forum, solusi dengan pertimbangan tersebut. Unsur intrinsik dan ekstrinsik, biasanya dikaitkan dengan karya sastra, akan selalu ada dalam setiap cerita. Dalam perspektif karya sastra, unsur intrinsik diartikan sebagai rangkaian unsur yang ada di dalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, alur (jalan) cerita, setting (latar) cerita, point of view (sudut pandang penceritaan), teknik penceritaan, dan tema yang digunakan dalam cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di luar karya sastra, yang meliputi, nilai sosial dan budaya yang dimunculkan dalam cerita, status sosial tokohnya yang dimunculkan, aspek moralitas dan religius yang digunakan dan banyak lagi unsur-unsur lain. Membacakan puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan mengapresiasi karya sastra yang tidak hanya untuk menikmati puisi sesaat ataupun juga membuat puisi menjadi indah, namun lebih pada pemaknaan puisi dari proses pembacaan yang dilakukan. Puisi, berdasarkan bentuknya dibedakan atas puisi konvensional (lama) dan inkonvensional (modern). Puisi lama merupakan jenis puisi yang terikat oleh aturan dalam penulisan puisi, misalnya persajakan, pengaturan penulisan, musikalitas dan yang lainnya, yang tergolong dalam puisi lama adalah pantun, syair, gurindam, bidal, talibun dan banyak lagi yang lainnya. Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar kamu dengan penuh kesadaran (James Thuber). Makna kata-kata itulah yang coba direalisasikan oleh orang-orang muda seperi Arief, Gilang, Rusdi dan Dhany serta kaum muda yang peduli dengan Jakarta. Mimpinya adalah Jakarta yang teratur dan berbudaya. Dengar apa kata mereka, kalau saya bersikap positif mudah-mudahan teman dan keluarga bisa terpengaruh positif. Bagaimana dengan kamu? Asam kandis asam gelugur, kedua asam riang-riang// menangis mayat di pintu kubur, teringat badan tidak sembahyang. Itulah salah satu kekayaan budaya dan sastra kita yang berupa pantun. Kekayaan itulah yang menjadi modal agar kita tetap disebut masyarakat berbudaya. 66 Pelajaran 4 Budaya Evaluasi 1. Baca dan pahami substansi teks berita berikut! Tayangan Anak harus Kreatif JAKARTA (Media): Pada dasarnya anak-anak adalah peniru yang baik sehingga apa yang dilihat akan ditiru mereka. Untuk itu tayangan televisi selayaknya mampu menghadirkan program yang dapat merangsang kreativitas. Hal itu diungkapkan prod user film dan penulis buku Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Praduser, Heru Effendy, dalam sebuah diskusi terbatas tentang tayangan anak-anak di Jakarta, kemarin. Acara tersebut digelar bersamaan dengan peluncuran tayangan Hom Pim Pa pada saluran televisi Astra TV. “Anak-anak hanyalah peniru yang baik. Apa yang disodorkan bakal ditirunya. Entah itu yang positif atau negatif. Karena itu, perlu adanya kesadaran dari pengelola stasiun televisi untuk menyajikan tayangan acara yang memberikan contoh positif bagi anak-anak”, papar Heru. Ia mengungkapkan tayangan anak-anak yang baik adalah tayangan yang mampu membangkitkan kreativitas anak. Anak-anak juga memerlukan wadah terorganisasi dan metode yang tepat untuk dapat mengekspresikan dan menuangkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan mereka. “Seperti yang ada di tayangan Hom Pim Pa, saya melihat mempunyai daya rangsang untuk membangkitkan kreativitas anak-anak. Sebab, pada acara tersebut anak-anak bisa melihat bagaimana rekan-rekannya menampilkan talenta terpendam yang dimiliki mereka”, ungkapnya. Sementara itu, psikolog klinis Lifina Pohan dari Universitas Indonesia mengungkapkan sebuah tayangan anak-anak harus mampu menjadi saran untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika berinteraksi, anak-anak belajar merespons stimulus, bagaimana harus berperilaku, dan hal apa saja yang boleh dilakukan serta hal apa yang tidak boleh dilakukan. “Untuk itu peran keluarga memang sangat erat kaitannya agar interaksi dapat mencapai sasaran, berdampak positif bagi anak, dan tujuan program tercapai”, katanya. (Eri/H-2) (Sumber: Media Indonesia, 31 Januari 2008) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa permasalahan yang diangkat pada topik di atas! b. Apa dampak yang dimunculkan dalam tayangan televisi pada anak-anak? c. Bagaimana tayangan yang ammapu membuat anak-anak menjadi kreatif? Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 67 3. d. Siapa yang paling berperan dalam memilih tayangan untuk anak? e. Apa pendapat dan saranmu tentang substansi teks di atas! Perhatikan dan pahami puisi berikut! Pertiwi...Kehilangan Jatidiri Oleh Putra Nusantara Jika seandainya ada... bangsa yang jadi sejahtera, dengan cara cakar-cakaran Maka yang pertama mencapainya, adalah bangsaku tersayang ini Jika seandainya bisa ... menjadi bangsa yang berjaya, dengan cara jegal-jegalan Yang menjadi juaranya. Pastilah Indonesiaku ini Persada bumi Pertiwi, Kini kehilangan jati diri Silih asah silih asih sudah tak diingat lagi Berganti dengan ucap cacian, berkembang jadi hujatan Bersemi subur permusuhan, sarat dengan kenistaan Penguasa dan rakyatnya tak punya satu haluan Pemimpin asyik berjanji, meniupkan angin surga Rakyatpun asyik menuntut, tak ingat lagi kewajiban Teriaknya semakin nyaring dan sering tanpa disaring. (Sumber: Jawa Pos, 24 Februari 2008) 4. 68 Pelajaran 4 Budaya Bacakan puisi tersebut dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat! Sebelumnya pahami makna terlebih dahulu untuk menentukan lafal, nada, tekanan, dan intonasi tersebut! Pelajaran LINGKUNGAN Menanggapi Siaran dan Informasi (Nonberita) dari Media Elektronik yang Didengarkan Mendengarkan merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang paling banyak dilakukan oleh orang di seluruh dunia. Pada awal pelajaran kamu telah mendapatkan materi pelajaran tentang mendengarkan informasi yang dibacakan dan memberikan tanggapan atas informasi yang telah diperdengarkankan. Masih ingatkah kamu tentang kegiatan mendengarkan dan bagaimana cara memberikan tanggapan dengan baik? Coba buka kembali materi tentang mendengarkan dan memberikan tanggapan. Sebagai salah satu kegiatan berbahasa, mendengarkan merupakan kegiatan menyerap informasi yang diungkapkan atau dibacakan orang lain secara langsung. Kata mendengar dan mendengarkan merupakan dua kata yang memiliki perbedaan makna walaupun sama-sama merupakan kegiatan menyerap informasi yang diungkapkan oleh orang lain. Pada kata mendengarkan terkesan ada unsur sengaja dilakukan untuk memperoleh sesuatu. Sedangkan pada kata mendengar terkesan kegiatan yang kurang disengaja atau berjalan begitu saja. Sebagai kegiatan yang sengaja dilakukan, kegiatan mendengarkan biasanya dilakukan dengan persiapan, misalnya mempelajari topik yang akan didengarkan, mempersiapkan alat yang berfungsi untuk merekam atau mencatat informasi penting dan mempersiapkan diri untuk konsentrasi yang cukup, dan beberapa persiapan diri yang lain. Salah satu indikator berhasilnya suatu kegiatan berbahasa yang telah dilakukan adalah kemampuan melakukan kegiatan berbahasa yang lainnya. Hal ini juga berlaku pada kegiatan mendengarkan, suatu kegiatan mendengarkan dikatakan berhasil jika setelah mendengarkan seseorang mampu menyebutkan kembali isi informasi yang didengarkan, menjawab pertanyaan, menyimpulkan isi informasi dan banyak kegiatan yang lainnya. Memberikan tanggapan merupakan kegiatan memberikan masukan, kritik sampai pujian dari berbagai segi yang dirasa kurang sesuai. Kegiatan memberikan tanggapan tidak bisa dilakukan dengan asal atau tanpa bukti dan alasan yang mendukung sebuah tanggapan. Oleh karena itu sebuah tanggapan biasanya diungkapkan oleh seseorang yang benar-benar mengetahui bagaimana seharusnya dilakukan atau setidaknya bergelut di dunia yang dikuasainya. Coba perhatikan acara hiburan di televisi, bagaimana seorang dewan juri Aku Aku Mampu Mampu Berbahasa Berbahasa dan dan Bersastra Bersastra Indonesia Indonesia SMA SMA & & MA MA Kelas Kelas XX 69 pencari bakat memberikan tanggapan terhadap peserta dari berbagai segi yang ditampilkan para peserta, tentu tidak seenaknya mereka memberikan tanggapan tapi juga didukung dengan bukti, alasan serta saran yang baik untuk para peserta. 1. Dengan pembacaan teks berikut oleh teman atau gurumu! Perhatikan dan konsentrasikan dirimu saat mendengarkan pembacaan! Lakukan pencatatan pada informasi-informasi penting yang ada dalam teks berikut! KLH Usulkan Jeda Tebang Terbatas di Jawa Sumber: 70 Jakarta—RRI-Online, Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) dalam usulan jangka pendeknya terhadap penanganan bencana banjir dan tanah longsor menyebutkan pemerintah harus segera menerapkan kebijakan jeda tebang (moratorium) hutan secara terbatas khususnya di Pulau Jawa. Hal itu disampaikan oleh Deputi KLH bidang Pengendalian Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Masnellyarti Hilman, dalam acara jumpa pers yang digelar di Jakarta, Jumat (4/1). Ia menyebutkan, luasan tutupan lahan berupa hutan di Pulau Jawa terus menurun tajam dari tahun ke tahun dan hal ini menyebabkan kemampuan tanah menampung air hujan pun berkurang drastis. Data KLH menunjukkan bahwa saat ini tutupan lahan berupa hutan di Jawa tinggal 8,2 persen, dan trennya terus menurun dari tahun ke tahun. Mencermati air bah luapan Sungai Bengawan Solo yang telah merendam 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan 18 kabupaten/kota di Jawa Timur, KLH menyebutkan bahwa ternyata dalam periode 2000-2007 tutupan lahan berupa hutan alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo berkurang 31 persen, berubah menjadi kebun campuran dan tanah terbuka. Bila pada tahun 2000 luas hutan alam di DAS Bengawan Solo adalah 34.910 hektare (2,04 persen dari total luas DAS yang mencapai 1,71 www.solopeduli.blogspot juta hektare), maka pada tahun 2007 jumlahnya tinggal 23.888 hektar karena ada pengurangan sekitar 11.023 hektare. Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Rachmat Witoelar, mengakui bahwa memang moratorium sudah sangat diperlukan penerapannya untuk Pulau Jawa, walaupun terkesan demikian besar dampaknya nanti. ”Memang kesannya jeda tebang ini dahsyat sekali efeknya bagi sektor industri, tapi kami yakin bila dilakukan secara Pelajaran 5 Lingkungan terbatas di Pulau Jawa yang rawan banjir dan longsor maka kebutuhan penanganan banjir dan longsor akan berkurang nantinya”, kata Rachmat. KLH selama ini memang sudah mengadvokasikan agar praktik penggundulan hutan segera dikendalikan lajunya agar tidak menimbulkan bencana lingkungan seperti banjir dan tanah longsor. ”Namun tampaknya imbauan KLH belum cukup didengar, sehingga kami akan mengajukan usulan ini kepada presiden dan semoga diterapkan lewat kebijakan presiden”, kata Rachmat. Selain mengusulkan jeda tebang, KLH juga mengimbau agar Pemda melakukan pengerukan selokan-selokan maupun endapan di sepanjang sungai. ”Namun mengingat kemampuan menampung selokan semakin terbatas maka diusulkan agar selokan juga diperlebar”, kata Masnellyarti. KLH juga mengusulkan agar pemerintah melanjutkan penilaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Program Menuju Indonesia Hijau. ”Meningkatkan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat melalui jalur formal (Lurah/Kades, Petugas PPL), maupun non formal (LSM), karena kerap kali informasi macet di kepala-kepala dinas saja, tidak disalurkan ke masyarakat”, ujarnya. ”Pemerintah juga harus memberikan bantuan teknis atau insentif kepada pemerintah daerah kabupaten yang telah berhasil dalam upaya pelestarian dan pemulihan kualitas lingkungan hidup”, tambah perempuan yang akrab disapa Nelly itu. Untuk program jangka menengah, KLH mengusulkan pembuatan jaring-jaring sampah pada anak sungai dan pengolahan sampah terpadu, agar sampah tidak mengurangi kemampuan sungai menampung air hujan. ”Melakukan penanaman pohon produktif maupun tanaman konservasi di daerah hulu-hilir terutama di daerah sumbersumber air, di tanah terbuka dan semak belukar melalui pemberdayaan masyarakat”, lanjut Nelly. Selain itu KLH juga mencermati kebijakan pemukiman yang saat ini masih cenderung horizontal, perlu diubah menjadi pemukiman vertikal atau bertingkat. Kebijakan ini mempertimbangkan agar pembangunan pemukiman dapat meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga? Lapar lahan? dapat dikurangi. Strategi berikutnya adalah dengan relokasi sementara bagi masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana terutama di lereng yang kemiringannya lebih dari 40 persen. KLH mengusulkan pemulihan dan pembuatan sabuk hijau pantai “green belt” tersebut dengan memperhatikan tunggang pasang atau perbedaan antara air tinggi dan air rendah, mengacu Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 71 kepada peraturan yang telah ada misalnya UU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PP47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (Sumber: HYPERLINK “http://www.rri-online.com/ modules.php?name=Artikel&sid=36510” http://www.rri-online.com/ modules.php?name=Artikel&sid=36510. 5 Januari 2008) 2. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! a. Apakah yang dimaksud moratorium? b. Mengapa Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) mengusulkan moratorium hutan secara terbatas khususnya di Pulau Jawa? c. Mengapa terjadi air bah luapan Sungai Bengawan Solo yang telah merendam sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur? d. Mengapa KLH selama ini memang sudah mengadvokasikan agar praktik penggundulan hutan harus segera dikendalikan? e. Selain mengusulkan jeda tebang, KLH juga mengimbau agar Pemda bertindak bagaimana? f. Untuk program jangka menengah, apa yang diusulkan KLH agar tidak terjadi banjir? g. Apa yang harus dilakukan bagi masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana terutama di lereng yang kemiringannya lebih dari 40 persen? 3. Bagaimanakah tanggapanmu terhadap isi informasi yang dibacakan temanmu tadi? Apakah bukti dan alasanmu yang mendukung tanggapanmu itu? Coba berikan tanggapanmu beserta buktinya pada kolom berikut ini! No. 1. 2. 3. 4. 5. 72 Informasi KLH mengusulkan moratorium hutan secara terbatas di Pulau Jawa Terjadi air bah luapan Sungai Bengawan Solo yang telah merendam sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur Praktik penggundulan hutan harus segera dikendalikan Pemda harus melakukan pengerukan selokan-selokan maupun endapan di sepanjang sungai Masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana terutama di lereng yang kemiringannya lebih dari 40 persen harus direlokasi Pelajaran 5 Lingkungan Tanggapan Bukti 4. Cari sebuah teks nonberita (artikel, tajuk rencana, atau opini) yang dimuat di media cetak! Selanjutnya lakukanlah analisis terhadap isi teks tersebut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut! a. Ringkaslah isi teks tersebut, kemudian tulislah pokok-pokok penting isi teks itu! b. Selanjutnya identifikasi dan tentukan pokok-pokok isi teks itu berdasarkan karakteristik fakta dan pendapat yang terdapat di dalamnya! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! c. Simpulkan hasil analisis terhadap isi teks itu dalam sebuah paragraf! d. Bacalah teks yang telah kamu analisis dan hasil analisis yang telah kamu lakukan di depan kelas! Mintalah teman untuk memberikan tanggapan atas isi teks yang telah kamu baca dan hasil analisis yang telah kamu lakukan! Menemukan dan Mendiskusikan Nilai-nilai dalam Cerita Pendek Sebagai salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa, cerpen juga terangkai atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Pembahasan materi tentang cerpen telah kamu peroleh pada kegiatan belajar sebelumnya. Kamu tentu sudah bisa menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan cerita pendek dan unsur-unsur yang ada dalam cerita pendek. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar tentang nilai-nilai (moral, sosial, dan budaya) yang ada dalam cerita pendek. Itu artinya kamu akan membahas salah satu bagian yang ada dalam unsur ekstrinsik dalam karya sastra. Unsur ekstrinsik merupakan rangkaian unsur yang ada di luar karya sastra. Misalnya, nilai sosial dan budaya yang dimunculkan dalam cerita, status sosial tokoh yang ditempelkan pengarang pada tokohnya, aspek moralitas dan religius yang digunakan dan banyak lagi unsur-unsur lain dalam kehidupan bermasyarakat yang dimasukkan pengarang dalam teks cerita tersebut (Sudjiman, 1988). Perhatikan kutipan penggalan dari cerita pendek berikut. “Beberapa bulan lagi Badri akan genap tiga puluh tahun. Dibandingkan dengan angkatannya, ia sudah dipandang sangat terlambat memperoleh istri. Bukan karena telunjuknya bengkok ataupun kompong, melainkan idealismenya yang meluap-luap dalam lapangan sosial dan kebudayaan. Ketika ia menyadari bahwa perjuangan tidak akan selesai meski ia akan hidup terus sebagai jejaka, namun untuk memperoleh seorang tidaklah begitu mudah baginya. Ada tiga macam halangan yang tidak begitu mudah ditembus akal sehatnya. Demi turunannya, agar generasi muda masa mendatang tidak lagi pendekpendek potongan tubuhnya, ia merindukan seorang gadis yang tinggi semampai. Paling kurang 160 cm tingginya. Dan itu tidak mudah ditemuinya dalam masyarakat yang berbakat pendek. Halangan lainnya, karena Badri berdarah campuran yang dianggap kurang bermutu menurut pandangan adat minangkabau yang lebih menyukai perkawinan awak sama awak. Halangan lain, ialah kalkulasi biaya hidup yang tak kan klop lagi bila ia nikah. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 73 ... Mereka sudah lama menikah dan kini telah punya dua orang bayi yang demikian rapat jarak kelahirannya. Mereka kawin dengan pesta yang meriah dan upacara adat tradisional. Dan semenjak itu Badri tinggal di rumah mertuanya, seperti juga suami-suami lainnya di Minangkabau. Pola hidup yang matrilineal yang tidak disukai Badri ketika masa remajanya, ternyata pula tak perlu diributkan. (A.A. Navis dalam Jodoh) Penggalan cerpen di atas memuat nilai-nilai sosial budaya daerah Minangkabau yang sangat kental. Nilai-nilai sosial dalam budaya Minangkabau sangat jelas terlihat dalam penggambaran pada kutipan di atas. Bahwa sosok Badri yang dimunculkan sebagai sosok yang dilahirkan dari pasangan yang berbeda latar budaya sehingga ia dianggap kurang bermutu dalam nilai budaya Minangkabau. Nilainilai budaya Minangkabau juga tergambar jelas pada kutipan di atas, bahwa pola hidup dengan garis keturunan ibu (matrilineal) merupakan adat dari budaya Minangkabau yang tidak bisa diubah atau ditinggalkan masyarakat Minangkabau. Indentifikasi terhadap nilai sosial dan budaya di atas merupakan salah satu dari sekian banyak nilai yang ada dan digunakan dalam prosa, baik cerita pendek, novel ataupun roman. 1. Baca dan pahami cerita pendek berikut secara apresiatif! Mangku Teguh SEJAK kedatangan orang-orang berbadan tegap itu ke desanya, wajah keriput Mangku Teguh sering terlihat murung. Sakit rematiknya juga sering kambuh. Bahkan, rambutnya yang separuh uban banyak yang rontok. Sementara itu, wajah-wajah warga desa tampak sumringah. Orang-orang berbadan tegap itu sejak tiga bulan lalu telah melakukan survei dan pendekatan dengan tetua adat dan masyarakat desa. Mereka mengincar sejumlah tanah milik warga dan tanah yang berlokasi di pinggiran pantai. Di atas tanah desa itu investor yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah pusat akan membangun fasilitas pariwisata yang konon memberikan kemakmuran bagi desa. Tentu sebagian besar warga menyambut baik rencana investor, apalagi mereka juga berkepentingan dengan industri pariwisata itu. 74 Pelajaran 5 Lingkungan Mangku Teguh masih tercenung. Lebih dari 20 tahun ia telah mengabdikan diri sebagai pemangku di pura dekat pantai itu. Ia tidak habis pikir, mengapa orangorang kota itu dengan seenaknya datang ke desanya dan ingin mencaplok tanah pelaba pura. Warga dengan sukacita ramai-ramai menjual tanah miliknya. Dan dalam waktu yang tidak begitu lama, hampir separuh tanah desa telah jatuh ke tangan investor. Orangorang kaya baru bermunculan di desa yang sebelumnya dikenal terbelakang itu. Beberapa warga menggunakan uang hasil penjualan tanah untuk membiayai upacara ngaben yang tertunda, merenovasi rumah menjadi lebih modern. .... Warga yang kecanduan judi menghabiskan uang mereka di arena sabungan ayam. Ada juga warga yang bingung melihat uang melimpah. Mereka bersaing membeli mobil keluaran terbaru. Karena tidak bisa menyetir, mobil-mobil baru itu dibiarkan mangkrak di bawah pohon waru di halaman rumah. Bukan cuma tanah milik warga yang diincar investor, tetapi juga tanah milik adat dan pelaba pura yang berlokasi di pinggiran pantai berpasir putih. Tanah pelaba pura seluas satu hektar itu sangat menggiurkan investor karena cocok dipakai untuk kawasan hotel. Tetapi, rencana investor terganjal oleh ketidaksediaan Mangku Teguh menandatangani surat persetujuan pembebasan tanah itu. Padahal, satu minggu lalu dalam sebuah paruman (rapat) desa tokoh-tokoh adat dan warga telah setuju dan bersedia menjual tanah adat dan pelaba pura yang ditaksir investor. Sayangnya, ketika paruman digelar Mangku Teguh tidak hadir karena sakit rematiknya kambuh. Keputusan paruman itu juga yang membuat Mangku Teguh murung. Ia kecewa dengan tindakan tetua adat. Ia merasa dilangkahi dan disepelekan, merasa nasihatnya tidak didengar. Namun sebelum paruman tetua adat pun telah melakukan pendekatan pada Mangku Teguh agar ia bersedia menandatangani surat pembebasan tanah pelaba pura. Karena ia tetap kukuh pada pendiriannya bahwa tanah pelaba pura tidak bisa dijual, para tetua adat yang kecewa tidak melibatkannya dalam paruman. Meski sebagian besar warga telah setuju, rencana investor tetap macet di tengah jalan. Investor ngotot agar semua warga menandatangani surat persetujuan itu untuk menghindari halhal yang tidak diinginkan kelak. Dan, sudah beberapa kali investor menugaskan orang-orang suruhannya datang ke rumah Mangku Teguh untuk meminta tanda tangan dan dukungan agar tanah pelaba pura bisa dijual. Pagi tadi orang-orang suruhan itu kembali mendatangi rumahnya. “Hanya Bapak yang belum tanda tangan. Tanpa izin Bapak, kami tidak akan bisa melaksanakan pembangunan di desa ini”, ujar orang suruhan dengan nada ancaman yang halus. “Itu tanah pelaba pura. Kalian tidak bisa mengambilnya. Tanah itu milik pura yang hanya bisa dipergunakan untuk kepentingan pura. Tidak bisa dijual!” Tegas Mangku Teguh. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 75 Wajah tua Mangku Teguh merah padam. Ia sangat tersinggung dengan omongan anaknya. Ia marah telah ditentang oleh anaknya sendiri. 76 Pelajaran 5 Lingkungan “Berarti Bapak tidak mendukung pembangunan yang akan memakmurkan desa ini? Bapak menentang pemerintah!” Ujar orang suruhan itu kesal dan merasa telah kehilangan cara membujuknya. “Jangan diartikan begitu. Saya sama sekali tidak bermaksud menentang pemerintah. Tanah pelaba pura itu....” Mangku Teguh tidak kuat melanjutkan kata-katanya. Ia tercenung. Dahinya yang keriput berkerut. Jiwanya berontak. Mangku Teguh sadar dengan siapa ia berhadapan. Teror yang lebih menakutkan sewaktu-waktu akan mengancam dirinya. “Coba pikirkan baik-baik, Pak! Besok pagi kami akan kemari lagi”. Orang suruhan itu pun pergi dengan muka masam. Mangku Teguh masih tercenung. Lebih dari 20 tahun ia telah mengabdikan diri sebagai pemangku di pura dekat pantai itu. Ia tidak habis pikir, mengapa orang-orang kota itu dengan seenaknya datang ke desanya dan ingin mencaplok tanah pelaba pura. Selama ini warga desa hidup dalam kesederhanaan dan kedamaian sebagai petani dan nelayan. Beberapa anak muda desa juga ada yang bekerja sebagai pelayan dan tukang kebun di sebuah hotel dekat desa. Itu sudah cukup. Tapi, sejak kedatangan investor itu, suasana desa menjadi runyam. Kesederhanaan telah berubah wujud menjadi keserakahan. Warga-warga desa telah tersihir oleh rupiah yang melimpah. Sekarang investor ingin mencaplok tanah pelaba pura warisan leluhur yang hanya bisa dipergunakan untuk kepentingan pura. Mangku Teguh semakin sedih dan pedih ketika anaknya juga ikut membujuk-bujuk dirinya agar bersedia menandatangani surat itu. Bahkan tadi siang ia sempat bertengkar hebat dengan anaknya yang mendukung rencana investor. Sebulan lalu, sebagian tanah miliknya telah pula dijual oleh anaknya, meski ia sendiri dengan berat hati mengizinkan. Begitulah wujud rasa sayangnya pada anak satu-satunya itu. Tapi kalau ia dibujuk menandatangani surat persetujuan penjualan tanah pelaba pura, jelas ia tersinggung dan marah. “Pak, investor akan membuat desa kita makmur. Kesempatan kerja akan terbuka lebar bagi anak-anak muda desa. Sudah tidak zamannya lagi berpikiran kolot. Teken saja surat itu”, bujuk anaknya. “Kau menuduhku berpikiran kolot? Kau menyuruhku meneken surat itu?! Apa kau sudi melihat turis-turis setengah telanjang berjemur di samping pura yang kita hormati itu? Uang telah menyilaukan matamu, Nak!” Bentak Mangku Teguh. Ia sudah tidak mampu lagi mengendalikan emosinya. Kepalanya tiba-tiba pusing. Jantungnya berdetak lebih kencang. “Tapi ini rencana besar, Pak. Desa kita akan maju dan bisa bersaing dengan desa-desa sekitarnya yang lebih dulu makmur karena pariwisata. Bapak tidak bisa menutup mata dengan kenyataan ini. Dan, apa susahnya meneken surat itu!” Debat anaknya. Wajah tua Mangku Teguh merah padam. Ia sangat tersinggung dengan omongan anaknya. Ia marah telah ditentang oleh anaknya sendiri. “Kalau kau bersekongkol dengan investor itu, silakan kau pergi dari rumah ini, dan jangan kembali lagi! Uruslah hidupmu sendiri!” Bentaknya lagi. Dengan menggerutu anaknya pun pergi dari rumah. Mangku Teguh semakin merasa disisihkan dan tidak dimengerti, oleh tetua adat, warga, dan juga anaknya sendiri. ™™™ Memang, paruman desa telah memutuskan menjual tanah pelaba pura kepada investor. Sebenarnya, pada mulanya ada beberapa warga dan tetua adat yang tidak setuju. Namun, entah bagaimana, warga yang tidak setuju menjadi manut dan ikut menandatangani surat pembebasan tanah pelaba pura. Beberapa warga sempat mengadu pada Mangku Teguh bahwa mereka diancam oleh orang-orang berbadan kekar dan berambut cepak. “Saya ditodong pistol, Pak Mangku. Diancam akan dibunuh kalau tidak setuju dengan rencana penjualan tanah pelaba pura”, bisik seorang warga dengan wajah ketakutan. “Rumah saya sering dilempari batu. Dan setiap menjelang malam beberapa orang tak dikenal mondar-mandir di depan rumah. Mereka itu intel, Pak”, ujar warga lainnya, masih dengan berbisik. Besok pagi orang-orang suruhan akan datang lagi ke rumah Mangku Teguh. Mungkin ia akan diancam dan dipaksa menandatangani surat itu di bawah todongan pistol. Tapi ia tidak takut. Sekarang yang memenuhi pikirannya adalah menyelamatkan tanah pelaba pura dari caplokan investor. Namun, apa yang bisa dilakukannya? Ia hanya seorang pemangku yang hanya memiliki kekuasaan di lingkungan pura. Mangku Teguh merupakan generasi ketiga yang menjadi pemangku, setelah ayah dan kakeknya. Keluarganya memang secara garis keturunan merupakan keluarga pemangku yang mengabdi untuk kepentingan pura itu. Dan menurut kebiasaan di desa itu, pemangku diperbolehkan mengambil sebagian dari hasil pelaba pura yang berupa kebun kelapa itu. Konsekuensinya Mangku Teguh wajib bertanggung jawab terhadap kebersihan pura dan memimpin setiap ritual yang digelar di pura. Namun, bukan itu masalahnya Mangku Teguh tidak setuju dengan rencana investor. Ia membaca gelagat tidak baik bagi kesucian pura kalau investor benar-benar membangun hotel dan lapangan golf di situ. Karena di areal pelaba pura itu juga terdapat situs purbakala yang dipakai sarana pemujaan oleh warga desa. Sekarang Mangku Teguh merasa tidak bisa berbuat apaapa. Ia berhadapan dengan tangan-tangan kekuasaan yang akan menggunakan segala cara untuk memenuhi keinginan sang pengusaha dan penguasa. Lihat saja, sejumlah warga yang pada Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 77 mulanya menolak rencana investor bisa dibungkam dengan todongan pistol dan berbagai ancaman yang menakutkan. ™™™ Sekarang Mangku Teguh merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Ia berhadapan dengan tangan-tangan kekuasaan yang akan menggunakan segala cara untuk memenuhi keinginan sang pengusaha dan penguasa. 78 Pelajaran 5 Lingkungan Cahaya purnama menyelinap di antara pelepah-pelepah kelapa dan membasuh bangunan suci pura. Seperti biasa, Mangku Teguh melakukan kewajibannya memimpin umat melakukan persembahyangan purnama. Malam itu tidak banyak umat yang hadir ke pura. Sejak penolakan Mangku Teguh menandatangani surat pembebasan tanah, banyak warga yang menjadi tidak suka padanya. Bahkan dalam paruman desa minggu depan pimpinan adat telah berencana akan nyepekang (mengucilkan) dan memecat Mangku Teguh dari jabatan pemangkunya. Tentu saja atas persetujuan warga yang memang tidak berani terang-terangan membantah keputusan tetua adat. Persembahyangan usai lebih awal dari biasanya. Bulan purnama kini tepat berada di atas pura. Malam telah larut. Setelah pura sepi, Mangku Teguh pergi ke tanah pelaba yang bersebelahan dengan pura. Bayang-bayang pohon kelapa saling silang di bawah cahaya purnama. Deru laut sayup-sayup terdengar bagai mantra yang biasa dilantunkannya saat memimpin persembahyangan umat. Kebun kelapa itu diselingi beberapa pohon waru yang rindang. Ada juga sepetak kebun bengkuang dan ketela rambat. Mangku Teguh duduk tercenung di bawah pohon waru. Kenangan masa remaja kembali berkelebat dalam benaknya yang telah tua. Dulu ayahnya sering mengajaknya memetik kelapa di kebun itu untuk keperluan upacara di pura. Sambil memungut kelapa, ayahnya sering berpesan bahwa tanah pelaba pura merupakan kawasan yang wajib dijaga dari orang-orang serakah yang ingin memperebutkannya. “Suatu saat nanti, mungkin kau yang akan dipilih menjadi pemangku. Kau pun akan mengemban tanggung jawab menjaga dan merawat tanah pelaba pura. Tapi ingat, tanah ini milik pura dan hasilnya dipergunakan untuk keperluan pura. Sebagai imbalan atas pengabdianmu jadi pemangku, kau juga berhak sedikit dari hasil tanah ini untuk menghidupi keluargamu nantinya”, tutur ayahnya. Ketika pikirannya ruwet ia juga sering menyepi di kebun kelapa itu. Terkadang juga bengong sendiri di pinggiran pantai berpasir putih dekat pura. Bunyi ombak serupa kidung mampu menenangkan jiwanya. Tapi kini pikirannya diliputi kegalauan. Cepat atau lambat tanah pelaba pura akan dicaplok investor. Besok pagi orangorang suruhan itu akan datang ke rumahnya. Mungkin dengan berbagai ancaman. Namun Mangku Teguh tidak takut dengan ancaman apa pun. “Aku tidak akan sudi meneken surat itu. Biar aku diancam pakai pistol, aku tidak akan mundur”, seru Mangku Teguh, seakan mengadu pada jejeran pohon kelapa di depannya. Pohonpohon kelapa hanya diam dan muram, seperti paham kegalauan hatinya. Malam makin larut. Cahaya purnama membias di permukaan laut. Mangku Teguh semakin merasa kesepian menatap cahaya purnama yang berbinar-binar dipermainkan ombak. Kenangan pada istri tercinta tiba-tiba melintas di benaknya. “Seandainya kau masih hidup, tentu kau yang paling mengerti kegalauan hatiku”, keluh Mangku Teguh. “Bahkan anak kita satu-satunya itu telah berani menentangku. Maafkan aku karena tidak mampu mendidiknya. Dia lebih silau gemerlap duniawi ketimbang menjaga tanah warisan leluhurnya. Hanya kau, istriku, yang mau dan mampu memahami segala keluh kesahku....” Kesunyian menyelimuti kebun kelapa. Burung hantu yang kesepian melantunkan suaranya yang mengharukan. Cahaya purnama masih menari-nari di hamparan laut dan di pelepahpelepah kelapa. Perlahan Mangku Teguh melilitkan selendang di cabang pohon waru. Mulutnya bergetar seperti mengucapkan sesuatu mantra. Pohon-pohon kelapa hanya diam saat selendang yang biasa dipakai Mangku Teguh ke pura menjerat lehernya. Suara debur ombak memenuhi kebun kelapa, serupa kidung yang menyejukkan jiwa. (Sumber: Media Indonesia, 17 April 2005) 2. Ringkas isi cerpen di atas dan laporkan dan bentuk sinopsis! 3. Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen di atas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! (Untuk mendapatkan hasil yang maksimal lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik pada cerpen di atas secara garis besar). 4. Bacakan identifikasi yang telah kamu lakukan di depan kelas sehingga temanmu mengetahui hasil identifikasi yang telah kamu lakukan! Berikan tanggapan atas identifikasi yang dilakukan temanmu dan sertakan pula alasan dan argumentasi yang mendukung tanggapanmu! 5. Cari cerpen di majalah sastra atau media cetak yang memuat cerita pendek bernilai sastra! Selanjutnya buat sinopsis dari cerpen tersebut dan lakukan identifikasi terhadap nilai-nilai yang ada dalam cerpen tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 79 Menganalisis Keterkaitan Unsur Instrinsik Cerpen dengan Kehidupan Sehari-hari Materi tentang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik telah kamu dapat pada pelajaran sebelumnya. Itu artinya kamu telah mengerti dan memahami unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam sebuah karya sastra. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar tentang menganalisis unsur intrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang berada di dalam karya sastra itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, setting (latar) cerita, alur (jalan) cerita, sudut pandang penceritaan (point of view), dan tema penceritaan. 1. Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. 80 Tokoh dan penokohan Peristiwa dalam cerita seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diperankan oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang memerankan peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Istilah tokoh merujuk pada orangnya, pelaku cerita. Keberadaan tokoh dapat dihubungkan dengan jawaban terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “ada berapa orang jumlah pelaku dalam novel itu?” Jika menghadapi suatu cerita, orang selalu bertanya, “ini cerita (tentang) siapa?” atau “siapa pelaku cerita ini?” (Sudjiman, 1988:16). Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watakwatak tertentu. Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Pengarang mengunakan beberapa teknik dan cara untuk menghadirkan tokoh dalam novel yang dihasilkannya. Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sebaliknya, tokoh tambahan (bawahan) hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dengan porsi penceritaan yang pendek. Pemunculan tokoh tambahan tidak dipentingkan dan kemunculannya harus ada keterkaitan dengan tokoh utama, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh sentral biasanya merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam peristiwa dalam cerita. Peristiwa atau kejadiankejadian itu menyebabkan terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut. Untuk menentukan tokoh utama atau tokoh sentral dalam sebuah cerita dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema. Kedua, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain. Ketiga, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Pelajaran 5 Lingkungan Deskripsi latar dalam karya sastra secara garis besar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tokoh dalam cerita juga dapat dibedakan berdasarkan fungsi penampilan tokoh dalam keseluruhan cerita. Fungsi penampilan tokoh merupakan keberadaan tokoh dihubungkan dengan perilaku pembaca yang sering melakukan identifikasi dan melibatkan diri secara emosional dengan tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Berdasarkan fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan refleksi dari norma dan nilai yang ideal bagi kita.Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Pada umumnya tokoh antagonis selalu beroposisi (berlawanan) dengan tokoh protagonis baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam bahasa yang sederhana, kalau tokoh protagonis memunculkan perilaku kepahlawanan (hero), tokoh antagonis melahirkan perilaku yang dianggap antipati (jahat). 2. Setting (latar) cerita Sebuah karya fiksi, baik cerpen maupun novel, harus terjadi pada suatu tempat dan dalam suatu waktu, seperti halnya kehidupan ini yang juga berlangsung dalam ruang dan waktu. Unsur yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut setting ’latar.’ Dengan demikian, yang termasuk di dalam latar ini ialah tempat atau ruang yang dapat diamati, seperti di sebuah desa, di kampus, di dalam sebuah penjara, di rumah, di kapal, dan seterusnya; waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah, seperti di zaman revolusi fisik, di saat upacara sekaten, di musim kemarau yang panjang, dan sebagainya (Suminto, 2000). Dalam bentuknya yang konkret dapat disebutkan sebagai contoh bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Kubah berlangsung di Pulau B, di Pagetan, di istana Lopajang, di rumah, di sawah, di masjid, di jalan, dan seterusnya; pada masa sebelum geger Oktober 1965, pada masa sesudah geger Oktober 1965, sesudah Pengakuan Kedaulatan pada tahun 1949, pada tahun 1971, dan seterusnya, di lingkungan petani, di lingkungan politikus, di kalangan tahanan politik, dan seterusnya. Deskripsi latar dalam karya sastra secara garis besar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu berkaitan dengan masalah historis, dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan. Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa cerita yang terjadi, misalnya latar tempat dalam Kubah, yang menunjuk latar pedesaan, perkotaan, atau latar tempat lainnya. Melalui tempat terjadinya peristiwa diharapkan tercermin pemerian tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku, suasana, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 81 Struktur alur sebuah fiksi dapat dibagi secara umum menjadi tiga bagian, yaitu awal, tengah dan akhir. Struktur alur dapat dirinci lagi ke dalam bagian-bagian kecil lainnya. Latar waktu mengacu kepada saat terjadinya peristiwa, dalam plot, secara historis. Melalui pemerian waktu kejadian yang jelas, akan tergambar pula tujuan fiksi tersebut secara jelas pula. Rangkaian peristiwa tidak mungkin terjadi jika dilepaskan dari perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya. Latar sosial merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat seorang atau beberapa orang tokoh di dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Statusnya di dalam kehidupan sosialnya dapat digolongkan menurut tingkatannya, seperti latar sosial bawah atau rendah, latar sosial menengah, dan latar sosial tinggi. 3. Alur (jalan) cerita Seorang penulis cerita harus menciptakan plot atau alur bagi ceritanya itu. Hal ini berarti bahwa plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian kepada pembaca tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan. Dengan demikian, alur sebuah cerita akan membuat pembaca sadar terhadap peristiwa-peristiwa yang dihadapi atau dibacanya tidak hanya sebagai subelemen-subelemen yang jalin-menjalin dalam rangkaian temporal, tetapi juga sebagai suatu pola yang majemuk dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat. Struktur alur sebuah fiksi dapat dibagi secara umum menjadi tiga bagian, yaitu awal, tengah dan akhir. Struktur alur dapat dirinci lagi ke dalam bagian-bagian kecil lainnya. Pada awal cerita pengarang melakukan eksposisi memperkenalkan tokoh dan melukiskan keadaan tertentu. Tokoh-tokoh mulai menunjukkan perilaku tertentu, misalnya berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga lahirlah peristiwa dan konflik tertentu. Dari titik ini peristiwa atau keadaan mulai menanjak masuk ke dalam komplikasi tertentu: persentuhan konflik, perbenturan antara kekuatan-kekuatan tertentu yang saling berlawanan. Komplikasi ini menanjak mencapai titik puncak tertinggi: klimaks, yang tidak dapat dipertinggi lagi. Klimaks merupakan lanjutan dari komplikasi sebelumnya, juga merupakan kelanjutan dari perkembangan karakter tokoh dalam jaringan konflik yang wajar dan masuk akal. Puncak komplikasi yang tertinggi memerlukan penyelesaian atau pemecahan. Pada perkembangan titik ini pembaca disuguhi suatu pergumulan konflik dengan tegangan yang terkuat, dan akhirnya meluncur menuju akhir: denoument. 4. Sudut pandang penceritaan Menceritakan suatu hal dalam karya fiksi, pengarang memilih sudut pandang tertentu untuk menyajikan cerita. Bisa saja pengarang berdiri sebagai orang yang berada di luar cerita dan mungkin pula ia mengambil peran serta dalam cerita itu. Sudut pandang atau pusat pengisahan (point of view) dipergunakan untuk menentukan arah pandang pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita sehingga tercipta suatu kesatuan cerita yang utuh. 82 Pelajaran 5 Lingkungan Sudut pandang menyangkut masalah teknik bercerita, yakni soal bagaimana pandangan pribadi pengarang akan dapat terungkapkan sebaik-baiknya dalam cerita. Untuk itu, pengarang harus memilih tokoh manakah yang akan disuruh bercerita. Sudut pandang menyangkut masalah pemilihan peristiwa yang akan disajikan, menyangkut masalah ke mana pembaca akan diarahkan atau dibawa, menyangkut masalah apa yang harus dilihat pembaca, dan menyangkut masalah kesadaran siapa yang disajikan. Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua kelompok, yakni (1) sudut pandang orang pertama: akuan, dan (2) sudut pandang orang ketiga: diaan. Pada kelompok akuan, pembaca akan merasa lebih dekat dengan segala peristiwa yang tersaji dalam fiksi. Sebaliknya, pada kelompok diaan pembaca terasa agak berjarak segala peristiwa yang tersaji dalam fiksi. 5. Tema penceritaan Dalam pengertiannya yang paling sederhana, tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Wujud tema dalam karya sastra, biasanya, berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh. Tema dalam karya sastra umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis, yakni tema physical ‘jasmaniah’, tema organic ‘moral’, social ‘sosial’, egoic ‘egoik’, dan divine ‘ketuhanan.’ Tentu, tema fiksi masih dapat diklasifikasikan dengan cara selain ini, misalnya tema tradisional dan tema modern. Klasifikasi di atas lebih merupakan pembagian yang didasarkan pada subjek atau pokok pembicaraan dalam fiksi. Tema jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Oleh karena itu, tema percintaan termasuk ke dalam kelompok tema ini. Karya sastra populer yang banyak melibatkan tokoh-tokoh remaja yang sedang mengalami fase “bercinta” merupakan contoh fiksi yang cenderung menampilkan tema jasmaniah. Tema organic diartikan sebagai tema tentang ‘moral’ karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia, yang wujudnya tentang hubungan antarmanusia, antarpria-wanita. Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda. Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pada pembahasan di atas terlihat bahwa setiap cerita yang disajikan merupakan refleksi dari peristiwa atau kejadian dalam kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya. Oleh karena itu keterkaitan antara isi dalam cerita dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat akan bisa diungkapkan dan dijelaskan. Perhatikan penggalan cerita berikut! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 83 “Beberapa bulan lagi Badri akan genap tiga puluh tahun. Dibandingkan dengan angkatannya, ia sudah dipandang sangat terlambat memperoleh istri. Bukan karena telunjuknya bengkok ataupun kompong, melainkan idealismenya yang meluap-luap dalam lapangan sosial dan kebudayaan. Ketika ia menyadari bahwa perjuangan tidak akan selesai meski ia akan hidup terus sebagai jejaka, namun untuk memperoleh seorang tidaklah begitu mudah baginya. Ada tiga macam halangan yang tidak begitu mudah ditembus akal sehatnya. Demi turunannya, agar generasi muda masa mendatang tidak lagi pendekpendek potongan tubuhnya, ia merindukan seorang gadis yang tinggi semampai. Paling kurang 160 cm tingginya. Dan itu tidak mudah ditemuinya dalam masyarakat yang berbakat pendek. Halangan lainnya, karena Badri berdarah campuran yang dianggap kurang bermutu menurut pandangan adat minangkabau yang lebih menyukai perkawinan awak sama awak. Halangan lain, ialah kalkulasi biaya hidup yang tak kan klop lagi bila ia nikah.” Penggalan cerita di atas secara sepintas menceritakan tentang idealisme seorang tokoh yang bernama Badri tentang kehidupan berumah tangga yang bakal dijalaninya. Tentang harapan mendapatkan pasangan dengan tinggi 160 cm, tentang kalkulasi biaya hidup yang akan ditanggung bila kelak ia menikah dan tentang kualitas dirinya yang dianggap sebagai produk kurang bermutu di mata budaya Minangkabau. Kegalauan seorang Badri pun tentunya ada dan banyak ditemui di dalam kehidupan nyata bermasyarakat. 1. Baca dan pahami cerpen berikut secara apresiatif! RUMAH WARISAN Cerpen Yonathan Rahardjo Kematian perempuan tua itu membangunkan duka. Terik matahari, yang membuat penduduk malas keluar rumah, tak sanggup menahan hati menuju gelap, ditutupi mendung kesedihan. Menantu perempuan tua itu, yang pertama kali menjumpai kematian sang perempuan tua, menjerit pilu. Tangis janda anak kedua almarhumah itu mengundang cucu-cucu dan keponakan serta tetangga-tetangganya untuk datang. Kabar duka pun menyebar dari mulut ke mulut, memagnet anak-anak jenazah untuk segera berdatangan. Keluarga besar anak pertama, anak ketiga dan anak kelima, melengkapi anak cucu terdekat, menyatu dengan saudara dekat, tetangga-tetangga dan semua pelayat. Suasana perkabungan bergulir dari satu acara ke acara lain, ditangani mereka yang ada. Sedang anak keempat beserta keluarganya dalam perjalanan dari luar kota. “Catur sebentar lagi tiba.” 84 Pelajaran 5 Lingkungan ”Apa Ragil sudah dalam perjalanan?” tanya anak lelaki ketiga yang paling percaya diri menjadi pemimpin perkabungan. ”Sudah. Namun, ia hanya dikabari bahwa Emak dalam kondisi kritis.” Banjir air mata terus mengalir merata pada diri para anak perempuan tua itu. “Emak menyusul Bapak dan Mas Dwi.” ”Kita segera berangkat begitu Catur datang.” Keberangkatan jenazah pun dipastikan ketika dari ujung gang terdengar raung tangis Catur, anak lelaki keempat. Catur berjalan limbung, dipapah oleh istri dan anak-anaknya. Prosesi harus berkejaran dengan perginya siang. Secepat langkah iringiringan pengantar jenazah, secepat itu pula pemakaman yang diiringi nyanyian duka pengantar kepergian sang perempuan ke pemakamannya. Baru esok harinya si bungsu, anak perempuan almarhumah, Ragil, tiba, setelah menempuh perjalanan sepanjang Pulau Jawa. Yang menyambut adalah ketiadaan orang tersayang. Saudarasaudaranya tidak mungkin berdusta dengan suasana perkabungan yang begitu jelas. Meski, mereka membiarkannya membuka kain pintu kamar emaknya dan di situ tidak ia jumpai perempuan tua itu di atas pembaringannya. Tangis kembali memecah hari. Wajah-wajah sedih kembali dibanjiri air mata duka, tidak mampu menahan diri sekaligus mencegah luapan duka cita anak bungsu yang baru tiba. “Mengapa kalian membohongiku? Emak sudah dikubur! Aku tak boleh memberi penghormatan terakhir padanya?” ”Ragil, jangan salah paham. Sekarang kami antar ke makam Emak”. Di tanah kuburan yang masih basah, perempuan muda itu pingsan. Tangan-tangan saudara-saudaranya mencegahnya tersungkur mencium tanah bertabur bunga yang belum kering. ”Anakku, Emak sudah tenang di sini. Emak sudah bertemu dengan Bapakmu”. “Emak, mengapa lebih sayang Bapak daripada aku, anak kesayanganmu?” ”Sayangku pada Bapakmu sebesar sayangku padamu, anakku.” ”Mengapa tidak menungguku datang agar aku mencium Emak sebelum Emak bertemu Bapak?” ”Itu bukan kemauanku, anakku. Saudara-saudaramu yang menginginkan jasad Emakmu ini segera dimakamkan sebelum petang”. ”Bukankah Emak masih bisa disemayamkan malamnya, diiringi doa-doa penghiburan, dan baru dimakamkan esok harinya, ketika aku sudah pasti tiba?” Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 85 “Ragil, Emak tak kuasa menahan kakak-kakakmu. Sedang mereka bersiteguh dengan adat kebiasaan yang mereka kenal”. Diiring senyum ibunya yang sangat ia kenal, perempuan muda itu tersilaukan oleh cahaya yang begitu terang. Ragil melihat ibunya tak setua yang ia kenal, bergandeng tangan dengan lelaki muda yang rasanya sangat ia kenal. ”Bapak...!” Ragil, perempuan muda itu, tiba-tiba sadar. Saudarasaudaranya memandangnya dengan penuh rasa heran. “Adik bungsu, mari kita pulang. Biarkan Emak tenang bersama Bapak dan Mas Dwi di rumah baru ini,” ajak saudarasaudaranya ketika Ragil siuman. ”Mas Dwi? Aku tadi tidak berjumpa dengan Mas Dwi. Aku hanya berjumpa dengan Emak dan Bapak”. Saudara-saudara lelaki, kakak-kakak dari anak bungsu itu, terhenyak. ”Mengapa hanya Emak dan Bapak? Mengapa tidak bersama Dwi?” Perjalanan pulang dari makam digelayuti pikiran-pikiran kusut, suasana duka diracuni hati cemburu. “Jangan-jangan Emak dan Bapak tidak sayang pada Dwi,” pikir si sulung Eko tentang hubungan adik kandungnya dengan kedua orang tuanya yang sama-sama sudah tinggal nama. “Jangan-jangan Emak dan Bapak juga tidak sayang padaku seperti tidak sayangnya mereka kepada Dwi”, pikir Tri, anak ketiga. ”Jangan-jangan.... Ah, biarlah”, pikiran gundah tapi pasrah mendera anak ke empat, Catur. “Wajar kalau Emak paling sayang pada Ragil. Sebab, ia anak bungsu dan satu-satunya perempuan,” anak lelaki kelima, Ponco, punya pikiran sendiri. Bagaimanapun, mereka, empat anak lelaki dan satu perempuan yang masih hidup, bersama istri, suami dan janda anak kedua, beserta semua anak mereka, tak dapat menghindar dari suasana duka. Tidak ada lagi orang tua yang melahirkan dan membesarkan mereka. Mereka merasa masih melihat kehadiran kedua orang tua terkasih di antara wajah-wajah mereka dalam cermin. Darah yang mengalir dalam tubuh mereka adalah darah orang tua yang sama. Tapi, mengapa harus ada perasaan aneh ini? “Rumah ini adalah rumah Emak dan Bapak, cermin kehadiran beliau berdua. Pasti beliau berdua pun membagi rumah ini bagi kita berenam”, tiba-tiba Tri, anak nomor tiga, berkata dengan suara keras. “Apa maksudmu, Tri?” ”Kita masih dalam suasana duka!” 86 Pelajaran 5 Lingkungan ”Ya, kita memang berduka. Tapi, kita semua adalah anakanak Emak dan Bapak”. “Maksudmu?” ”Emak dan Bapak pasti sayang kita semua. Karena sayang kita, pasti Emak dan Bapak mau anaknya yang paling mampu menukar rumah ini dengan harga tertinggi untuk menggantikan hak semua anaknya”. “Berhenti!” ”Karena aku yang paling mampu, maka aku yang akan membeli rumah ini.” “Tutup mulutmu, Tri! Soal ini kita bicarakan sesudah seribu hari meninggalnya Emak!” “Sudah! Sudah! Ngaco, kalian semua! Ngomong tidak berperasaan!” Isak tangis dari Ragil, adik perempuan bungsu mereka, menampar setiap mulut untuk langsung terdiam. “Tanah kuburan Emak masih basah, kalian sudah ngomong soal warisan”. ”Ragil, aku tahu, kamu tidak memikirkan soal duniawi ini, karena kamu memang menjadi perempuan pemimpin umat bersama suamimu. Begitu juga aku. Selain berhasil menjalankan ibadah tertinggi dalam agamaku, aku tetap mengimbangi dengan sukses duniawi seperti usahaku jadi jagal sapi yang sukses bersama mbakyumu, istriku! Tapi, kakakkakakmu? Lihat, bisa apa mereka? Mencari nafkah saja dengan membesarkan betis. Menghidupi keluarga saja kembang-kempis. Apalagi mau membahagiakan Emak yang baru saja menyusul Bapak. Mana bisa?” Tidak ada upaya menghentikan celoteh lelaki anak ketiga dari enam bersaudara dan tinggal hidup lima orang itu. Si bungsu diam. Bahkan suaminya yang sedari tadi hanya menjadi penonton ‘pergulatan’ lima bersaudara itu hanya diam dan menenangkan istrinya dengan meremas telapak tangannya.Sejak saat itu, sekembali ke kota tempat tinggalnya, Ragil tidak pernah lagi berkunjung ke rumah yang baru saja ditinggalkan emaknya. Sedang kakak-kakaknya, Eko, Tri, Catur dan Ponco, tersekat tenggorokannya. Tri, yang mengumbar hasrat sebelum waktunya itu, meneguk ludah sendiri. Wajahnya merah, menanggung cibiran dan sorotan mata menghina dari siapapun yang terhitung keluarga dan para tetangga. ”Kuburan orang tua masih basah, sudah ribut soal warisan...”, celoteh mereka. (Sumber: Republika, 13 Januari 2008) 2. Identifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang telah kamu lakukan! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 87 3. Analisis keterkaitan unsur intrinsik yang telah kamu identifikasi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seharihari! Sertakan bukti, alasan, dan argumentasi yang mendukung analisis yang kamu lakukan! 4. Selanjutnya, bacakan hasil analisis yang telah kamu lakukan di depan kelas! Mintalah teman untuk memberikan tanggapan atas hasil analisis yang telah kamu baca itu! Mintalah temanmu itu memberikan alasan yang mendukung tanggapan yang dia berikan! 5. Carilah sebuah cerpen di majalah sastra atau media cetak lainnya! Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap unsur intrinsik cerpen tersebut dan kajilah keterkaitan antara unsur intrinsik itu dengan peristiwa yang terjadi pada kehidupan sehari-hari! Laporkan hasil identifikasi dan analisismu dalam bentuk laporan tertulis kepada gurumu! Menulis Puisi Baru Pada materi pelajaran sebelumnya kamu telah belajar menulis puisi lama. Sebelum mulai menulis puisi lama, setidaknya kamu telah mengetahui dan memahami ciri-ciri, karakteristik, jenis-jenis dan contoh-contoh dari puisi lama. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menulis puisi baru, sama halnya dengan proses penulisan puisi lama, setidaknya kamu harus mengetahui ciri-ciri, karakteristik, jenisjenis dan contoh-contoh dari puisi baru atau kontemporer. Puisi merupakan salah satu jenis dari karya sastra yang memiliki sistematika penulisan khas dengan larik-larik yang membentuk bait serta dirangkai dalam beberapa unsur. Unsur dalam puisi meliputi diksi, gaya bahasa, citraan, perasaan, nada, amanat dan tema. Jika dalam puisi lama sistematika penulisan masih terikat oleh beberapa aturan yang mengikat, tidak demikian dengan puisi baru meskipun tidak meninggalkan aturan yang menjadi ciri khas puisi yaitu ditulis dalam rangkaian larik-larik yang membentuk bait. 1. Diksi Diksi merupakan pilihan kata. Seorang penyair tentu akan mempertimbangkan pemilihan kata yang tepat untuk puisi yang akan ditulisnya. Pertimbangan kata itu meliputi makna, komposisi bunyi, rima dan irama. Umumnya pilihan kata dalam puisi bersifat konotatif, yakni memiliki kemungkinan makna lebih dari satu. Kata-kata dalam puisi juga bersifat puitis, karena mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata-kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Waluyo, 1991). Dalam puisi “Lagu Pekerja Malam” Goenawan Muhammad menulis kata-kata berbunyi: lagu pekerja malam/disayup embun/Antara dinamo menderam/Pantun demi pantun. Kata-kata dalam puisi tersebut tidak bisa dibolak-balik urutannya atau salah satu kata diganti dengan kata lain yang bermakna sama: nyanyian pekerja malam/Antara dinamo menderu. Penggantian urutan kata dan penggantian kata-kata akan merusak susunan puisi dan menghilangkan aspek keindahan puisi. 88 Pelajaran 5 Lingkungan 2. Gaya Bahasa Salah satu unsur yang terdapat dalam puisi adalah pengunaan gaya bahasa atau bahasa kias. Unsur bahasa kias itulah yang membedakan puisi dengan karya lainnya. Terdapat beberapa macam jenis bahasa kias antara lain, yaitu simile, metafora, personifikasi, metonimia, dan repitisi. 3. Citraan Citraan atau imaji diartikan sebagai efek pikiran yang timbul sebagai refleksi atas objek yang dilihat, dirasakan, didengar, dicium, dan diraba. Citraan juga diartikan satuan ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan keindrawian atau kesan mental tertentu. Selanjutnya, citraan dibedakan berdasarkan macam indra yang menimbulkan citra tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dikenal adanya jenis citraan, yaitu (1) citraan penglihatan (mata), (2) citraan pendengaran (telinga), (3) citraan penciuman (hidung), (4) citraan pencecapan (lidah), (5) citraan perabaan (kulit), dan (6) citraan gerak. 4. Perasaan, nada, amanat, dan tema Perasaan (feeling) merupakan sikap penyair terhadap objek yang dibicarakan atau diungkapkan dalam puisi. Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan dapat dihayati oleh pembaca. Sikap penyair bisa berupa simpati, empati, antipati, rasa benci, setia kawan, dan rasa tidak senang. Setiap penyair memiliki pandangan yang berbeda walaupun objeknya sama. Nada (mood) merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu kepada pembaca. Apakah ia ingin menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau hanya sekadar berbagi cerita. Tema (theme) merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran yang mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.Amanat atau pesan (message) merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyair. Amanat tersirat di balik kata dan ungkapan yang disusun dalam puisi. Amanat merupakan kelanjutan dari tema. Dengan tema itu penyair mau apa? Bertujuan untuk apa? Bermaksud bagaimana? Menulis puisi merupakan salah satu kegiatan kreatif dan apresiatif terhadap sebuah karya sastra. Oleh karena itu menulis sebuah puisi tidak sekedar merangkai sebuah kata yang membentuk larik-larik dalam sebuah bait melainkan ada beberapa pertimbangan yang diperhitungkan baik dari segi isi maupun sistematika. Sama halnya dengan menulis sebuah paragraf, menulis puisi juga membutuhkan sebuah bahan atau objek yang digunakan untuk menuangkan dalam bentuk tulisan. Ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam menulis puisi, misalnya realitas kehidupan, pengalaman, objek-objek konkret lainnya. Dalam prosesnya, menulis puisi dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan itu meliputi tahap penginderaan, tahap perenungan dan pengendapan dan tahap memainkan kata-kata. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 89 1) 2) - 3) 90 Pelajaran 5 Lingkungan Tahap pengindraan Penginderaan merupakan upaya memperhatikan dan memahami objek secara inderawi. Coba lakukan penginderaan pada seekor burung. Perhatikan secara teliti mulai dari kaki, ekor, sampai paruh. Apa kamu pernah menghitung jumlah jari-jari burung? Berapa jumlahnya? Apakah pernah menghitung sayapnya? Bagaimana dengan jumlah bulunya? Berapa kali sehari berkicau? Apa makanan kesukaannya? Apa warna bulunya? Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang burung yang dapat diindra. Kalau sudah, kamu akan menemukan sesuatu “yang aneh” dari burung itu. Simpanlah hal-hal “yang aneh” itu dalam memori kamu. Pada saatnya nanti, memori itu bermanfaat untuk dipanggil kembali. Tahap perenungan dan pengendapan Setelah melakukan penginderaan, lakukan perenungan dan pengendapan terhadap objek yang telah kamu indera. Coba lompat sedikit ke masalah karpet. Apakah menyimpang dari masalah burung? Tidak! Itulah ciri seorang penyair. Sekarang coba renungkan warna bulu burung! Dari mana warna itu ada? Bandingkan warna bulu burung dengan warna karpet? Pernahkah kamu melihat burung hinggap di sebuah karpet? Bandingkan keadaan burung dengan karpet? Burung di sangkar dan karpet di lantai. Coba renungkan dalam-dalam! Adakah hubungan antara burung, karpet, dan manusia (kita)? Ada atau tidak? Mengapa karpet yang bagus, tetapi diletakkan di lantai? Ia hanya diinjakinjak, bahkan sekali-kali kena kotoran burung. Burung yang bersayap indah, tetapi dikurung. Luas dunianya hanya seluas sangkarnya. Pikirkan apakah ada di dunia ini yang bernasib seperti karpet atau seperti burung? Tahap memainkan kata-kata Berpuisi pada dasarnya adalah “bermain kata-kata.” Oleh karena itu, sebelum mencipta puisi, kumpulkan dahulu katakata yang berhubungan dengan objek yang akan ditulis, yakni burung. Pengumpulan kata-kata dapat diperoleh melalui tahap pengindraan. Selanjutnya, kumpulan kata-kata tadi “dipermainkan”, dengan cara diseleksi, dipilah, dipotong, digabung, dan klasifikasi. Manakah kata-kata yang bernilai rasa tinggi? Manakah kata-kata yang dapat membangkitkan imajinasi? Misalkan, kita jajarkan kata-kata yang terkait dengan (ciriciri) burung seperti berikut ini. paruh, sayap, mata, bulu, kaki, ekor, kicauan, kalau terbang hinggap di pohon, di dalam sangkar, warna bulu, makanannya, dan sebagainya Kata-kata di atas masih dangkal dan belum memiliki daya atau kekuatan. Kata-kata di atas sekadar patokan awal, untuk dikembangkan menjadi imajinasi seperti berikut ini. Burung emas Yang kukurung di jantungku Semakin mencakar-cakar Tak mau singgah di pojok hati (Sumber Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra, karangan Suwardi Endraswara) 1. Tulis sebuah puisi dengan tema lingkungan! Lakukan tahaptahap dalam proses menulis sebuah puisi! 2. Bacakan puisi yang telah kamu tulis di depan kelas! Berikan tanggapan dan komentar atas puisi yang dibacakan oleh temanmu tersebut! 3. Tukarkan hasil puisi yang telah kamu tulis dengan puisi milik temanmu! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap objek yang diangkat dalam puisi tersebut dan analisis terhadap isi maupun sistematika penulisan puisi tersebut! Sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung identifikasi dan analisis yang kamu lakukan! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 91 Mendengarkan merupakan bentuk kegiatan berbahasa yang menyerap informasi yang diungkapkan atau dibacakan orang lain secara langsung. Salah satu tanda tercapainya sebuah kegiatan mendengarkan adalah kemampuan memberikan tanggapan dengan tepat dan dilengkapi dengan bukti, alasan, dan argumentasi yang mendukung tanggapan yang diberikan. Memberikan tanggapan berarti memberikan masukan, kritik, sampai dengan pujian dari berbagai segi tentang sesuatu yang kurang sesuai. Sebuah tanggapan biasanya disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya dilakukan atau dilaksanakan. Setiap prosa yang diciptakan merupakan rangkaian dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Oleh karena itu untuk bisa memahami isi yang terkandung dalam sebuah karya sastra, lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik terhadap karya sastra tersebut. Nilai-nilai merupakan salah satu bagian dari unsur ekstrinsik yang biasanya memuat nilai sosial dan budaya, moralitas, religius dan nilai-nilai yang lain yang merupakan refleksi dari kehidupan sosial bermasyarakat. Sebuah cerita (prosa) merupakan refleksi dari realitas kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu sangat dimungkinkan ada keterkaitan antara bagian-bagian (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dari cerita dengan realitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Langkah yang harus dilakukan untuk bisa memahami adanya keterkaitan antara bagian dari cerita dengan realitas sosial bermasyarakat adalah dengan melakukan identifikasi dan analisis terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerita tersebut. Menulis puisi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan kreatif dan apresiatif dengan mempertimbangkan unsur yang ada dalam puisi dan sistematika penulisan puisi. Proses penulisannya pun melalui beberapa tahap, yaitu tahap penginderaan, tahap perenungan dan pengendapan serta tahap memainkan kata-kata yang telah dipilih. 92 Pelajaran 5 Lingkungan Kata “tidak” yang diucapkan dengan penuh keyakinan jauh lebih baik dan lebih berwibawa, daripada kata “ya” yang diucapkan hanya untuk menyenangkan atau melarikan diri dari kesulitan (Mahatma Gandhi). Ungkapan itulah yang perlu diperhatikan jika akan memberikan tanggapan atas informasi yang kita terima. Oleh karena itu, kegiatan memberikan tanggapan tidak bisa dilakukan tanpa bukti dan alasan yang mendukung. Di manakah kehidupan tempat kita tersesat di dalam hidup? Di manakah kebijaksanaan tempat kehilangan pengetahuan? Di manakah letak pengetahuan tempat kita kehilangan informasi? Dunia berputar dan berubah, tetapi ada satu hal yang tidak pernah berubah, yakni pertempuran abadi antara baik dan buruk (Thomas Stearns Eliot). Pertempuran baik dan buruk itulah yang dituangkan para pengarang dalam karya yang dihasilkannya. Dengan menganalisis dan memahami kandungan isi karya sastra, termasuk cerpen, akan banyak alternatif yang tersedia sebelum menjatuhkan pilihan pada ke-baik-an atau keburuk-an. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 93 Evaluasi 1. Baca teks berikut ini, kemudian jawablah pertanyaanpertanyaan yang ada di bawahnya! Irigasi Jebol, Warga Kuranji Padang Sulit Dapat Air Bersih Padang—RRI-Online, Dampak jebolnya bendungan irigasi Gunung Nago, di Pinggiran Kota Padang, Sumbar, akibat hantaman banjir 25 Desember 2007, menyebabkan sebagian besar warga di Kec. Kuranji, kota itu kesulitan mendapat air bersih sejak dua pekan terakhir, dan terpaksa memperdalam galian sumur dirumahnya. ”Sejak awal tahun pasokan air bersih kian berkurang, bahkan dua pekan ini nyaris tak ada, maka galian sumur diperdalam mencapai tiga meter, agar menemukan mata air”, tutur Eko, warga Perumahan Taruko Indah, Kuranji Padang, Senin (21/1). Dia mengakui, biasanya pasokan air sumur sedalam enam meter itu di kawasan pemukimannya bersumber dari bendungan irigasi Gunung Nago, Kec. Pauh, Kota Padang, namun pasca jebol itu tak lagi lancar. Kendati sulitnya mendapatkan air bersih, bahkan sebagian warga memaksakan diri mandi di Sungai Batang Kuranji, walau kualitas airnya tak penuhi unsur kesehatan. Selain itu, sebagian warga juga memanfaatkan air kemasan isi ulang untuk kebutuhan mandi dan memasak, karena tak ada pilihan lain. ”Walau pun ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang memasok ke pemukiman penduduk, namun tidak merata dan tak memadai”, tutur Eko dan menambahkan, justru itu, upaya menambah dalam galian sumur dilakukan, dengan harapan bisa menemukan mata air. Kekeringan kini mengancam ribuan warga di Kecamatan Kuranji, tidak saja untuk kebutuhan mandi, memasak dan mencuci, tetapi juga sejumlah kolam ikan petani sudah kering. Selain itu, juga ratusan hektar sawah petani yang berisi tanaman padi berumur satu bulan itu menjadi kering. ”Sejak dua pekan ini sawah tanpa pasokan air dan tanah mulai kering”, kata Armin (50) petani di Kuranji. Kondisi ini, mengancam tanaman padi yang sudah memasuki masa tanam sebulan lebih itu, gagal panen karena pertumbuhannya tidak sumur. ”Kami berharap Pemko Padang, bisa memprioritaskan pembangunan bendungan Gunung Nago tersebut, supaya kekeringan ini tidak berlarut-larut”, ujarnya. 94 Pelajaran 5 Lingkungan Informasi dari Pemko Padang, kini proses pengerjaan bendungan yang jebol itu, sedang dipercepat pengerjaan guna mengatasi kelangkaan air bersih bagi warga dan petani kawasan Kec Kuranji itu. Irigasi Gunung Nago, mengairi sawah di Kecamatan Kuranji sekitar 927 hektar dan di Kec. Nanggalo 417 hektar. (Sumber: HYPERLINK “http://www.rri-online.com.modules.php? name=Artikel&sid=36510” http://www.rri-online.com/ modules.php?name=Artikel&sid=36510, 21 Januari 2008) 2. Pertanyaan: 1. Mengapa sebagian besar warga di Kec. Kuranji, Padang, mengalami kesulitan mendapat air bersih? 2. Untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air bersih itu, apa yang dilakukan oleh warga? 3. Apa dampak kekurangan air pada kehidupan warga seharihari? 4. Apakah kondisi kekurangan air itu mengancam tanaman padi? 5. Apa usaha yang dilakukan pemerintah setempat untuk mengatasi kelangkaan air besih itu? Bacalah cerpen berikut ini, dan kemudian lakukan tugas-tugas yang ada di bawahnya! Pantura Oleh Danarto Sungguh saya tak juga mengerti kenapa cuaca menjadi sekacau ini padahal matahari tetap terbit di timur dan tenggelam di barat. Banjir masih juga melanda Pati, Jawa Tengah, meski sudah dua minggu, air tak juga surut. Sementara di Riau dan Jambi, hutan terbakar. Tapi apa peduliku, sedang cuaca juga tak mau tahu apa keinginan-keinginanku. Sebaiknya saya terus mengayuh rakit batang pisang ini, dari Pati ke Rembang, untuk menemui Kiai Zaim Zaman, barangkali beliau mau menolong kami mengatasi kesurupan massal yang melanda pesantren di desa kami. Saya melewati antrean kendaraan yang macet sepanjang 24 km yang terdiri dari truk, mobil-mobil pribadi, kontainer, bus, maupun motor karena tak mampu menembus banjir. Air banjir setinggi satu setengah sampai dua meter mengganyang seluruh kawasan yang sangat luas, sawah-sawah yang siap panen, perumahan, perkebunan, tambak, kolam ikan, dan pertokoan, meliputi kota-kota Demak, Kudus, Rembang, Pati, Jepara, Juwana, Tuban. Tapi, apa Kiai Zaman sendiri tidak repot? Beliau tentu juga sangat dibutuhkan oleh pesantrennya yang juga dilanda banjir. Saya mengayuh rakit menerjang sawah siap panen yang tenggelam yang airnya semakin tinggi. Sejumlah rakit dari batang pisang maupun bambu tampak berseliweran. Para Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 95 penumpangnya yang saling kenal berteriak-teriak bertegur sapa. Terdengar gelak-tawa seolah tak peduli akan kesulitan hidup yang sedang dirundung. Mendadak mendung datang menyergap disusul hujan lebat. Subhanallah. Saya yang satu minggu kehujanan terus, rasanya badan bertambah ringan tapi dinginnya minta ampun. Tubuh saya menggigil dan saya sudah tak tahu jalan. Gelap gulita. Apa kiamat seperti ini? Geledek bersahutan seperti dihamburkan dari langit yang membuat saya tiarap gemetaran. Rasanya tubuh ini beku. Halilintar menyilet langit memberi jalan rasa bersalah pada rakit saya. Mendadak laju rakit ini terhenti. Agaknya tersangkut sesuatu. Saya menunggu halilintar untuk mengirim sinar, namun tak kunjung muncul. Wahai, cahaya perak, cahaya perak. Saya meraba-raba apa gerangan yang menyebabkan rakit saya terhenti. Masya Allah, saya meraba tubuh orang. Cepat-cepat saya singkirkan tubuh itu dengan galah lalu saya menghindar dari tempat itu. Saya semakin menggigil. Tentu ada saja yang menjadi korban dari bencana yang besar ini mungkin tidak sedikit jumlahnya. Sawah siap panen yang tenggelam tentu menelan lebih banyak lagi korban. Ibu, ayah, dan anak-anak, juga nenek-kakek, cucu, cicit, ke mana mengungsi jika seluruh kawasan yang sangat luas ditelan banjir yang rasanya semakin tinggi ditambah oleh deras hujan. Di dusun tak ada bangunan yang tinggi tempat mengungsi. Hanya bukit yang cukup sulit didaki karena licin dan terjal. Kebanyakan warga tetap di rumah masing-masing dengan bertengger di atap dengan payung atau lembaran plastik untuk menahan hujan. ”Kalau ibumu ini mati,” kata ibu yang duduk di atap rumah dengan memegangi payung dalam hujan lebat, ”Cepat kuburkan.” ”Ah, ibu kok ngomong begitu,” sergah saya sambil memeluk tubuhnya yang gemetaran kedinginan. ”Jaga adik-adikmu.” ”Ibu saja yang menjaga adik-adik. Saya mau cari nafkah di Jakarta.” ”Tega kamu meninggalkan adik-adikmu.” ”Saya mau cari duit yang banyak untuk ibu dan sekolah adik-adik.” Di atas atap dapur, ayah memeluk kedua adik saya yang basah kuyup karena tak terlindung dari hujan. Yang saya takutkan kalau tiba-tiba ibu atau ayah meninggal. Maka ketika banjir surut, kakak yang menetap di Jakarta memboyong ibu, ayah, dan kedua adik ke Jakarta. Ditinggalkannya saya sendirian di dusun untuk menjaga rumah. Tapi mereka tak betah di Jakarta. Terlalu bising, katanya. Lalu boyongan kembali ke desa, meski selalu kekurangan tapi cukup bahagia, katanya. 96 Pelajaran 5 Lingkungan Order di mas tri Kemudian kakak membangun rumah bertingkat untuk kami menghadapi banjir. Benar saja. Banjir yang lebih besar kali ini datang, ditambah 25 santri putri yang kesurupan diungsikan di rumah bertingkat kami. Alhamdulillah. Banyak jalan yang Allah bimbing supaya bangunan itu bermanfaat bagi sesama. Masalahnya kini adalah bagaimana bisa menemui Kiai Zaim Zaman dan di mana beliau berada jika di pesantrennya tak dijumpai sementara di mana-mana, sejauh mata memandang, air, air, air melulu yang tampak. Tiba-tiba rakit mentok, sampai saya terjatuh. Kembali saya meraba-raba apa gerangan yang menyebabkan rakit ini berhenti. Ternyata tangan saya menyentuh tembok. Bangunan apa gerangan? Kembali kilat merobek udara. Sekilas terlihat bangunan putih ini masjid. Barangkali saya bisa mencapai atapnya supaya saya bisa tidur dan tidak terlalu kedinginan. Pagi harinya masjid itu terkatung-katung di danau yang luas dengan saya satu-satunya berada di atapnya. Kadang gelombang menerpa karena digelontor angin puyuh yang juga mempertajam tetes hujan bagai jarum. Kadang batang-batang padi muncul di permukaan air lalu kembali tenggelam. Apa yang terjadi sesungguhnya? Siang harinya panas sangat teriknya. Sambil berayun-ayun dimainkan oleh kantuk, di atap masjid itu tidak hanya baju, tubuh saya juga mengering. Di tengah sawah yang sudah jadi danau ini, alur mana (?) saya tak lagi mengenal peta. Di mana Pati, di mana Rembang, kedua kota itu mengingatkan saya akan hubungan rumah saya dengan rumah Kiai Zaim Zaman yang berada di tengah pesantrennya, di mana para santri, putra maupun putri, berseliweran berlarian, bermain maupun berdebat soal jodoh, juga Tuhan, yang membuat saya selalu kangen untuk mengunjunginya. Rumah tertutup pohon mangga yang sangat rindang, manalagi, nama yang mengingatkan orang sehabis menikmati sebuah lalu minta lagi, manis dari akarnya. Seorang kiai dengan pohon mangga yang lebat buahnya, merupakan perpaduan yang elok, dalam ukuran apa pun. Karena panas tak tertahankan, saya mencari jalan turun ke dalam masjid. Meski sangat kesukaran, saya berhasil masuk ke ruang salat. Dua rakaat saya selesaikan setelah berwudu air banjir, saya tertidur tanpa diawali kantuk. Cukup lelap dan tak terganggu oleh mimpi. Waktu bangun, saya kaget bukan alang kepalang, Kiai Zaim Zaman berzikir di sisi saya. Saya bangun dengan sigap, mencium tangannya, menanyakan kesehatannya, Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 97 meminta doa, berusaha sebaik mungkin untuk tidak kentara baru bangun dari tidur. ”Saya mendengar panggilanmu bertalu-talu,” kata Kiai Zaman hampir-hampir berbisik, ”Maka cepat-cepat saya menemuimu.” ”Subhanallah,” seru saya. ”Saya sudah bertemu dengan dua puluh lima orang santri putri yang kesurupan itu di rumahmu dan mereka sudah baik kembali.” ”Subhanallah.” ”Orang-orang modern bisa juga kesurupan, ya.” ”Subhanallah.” ”Salamualaikum,“ kata Kiai sambil ngeloyor pergi. ”Pak Kiai,” seru saya sambil mengejar beliau, ada hal-hal yang perlu saya tanyakan. Di luar, Kiai Zaman berjalan di atas air tanpa mempedulikan panggilan saya, menjauh. Di dalam hati saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas semua kebaikan Kiai yang mumpuni ini. Kapan seorang awam seperti saya bisa membalas kebaikannya dan jasa-jasanya dengan segala kemampuan yang tulus seperti selembar sajadah kepada sebongkah kepala yang sujud di atasnya. Semoga berkah Allah selalu mengayomi Kiai Zaim Zaman sekeluarga turun-temurun. Betapa seandainya kita punya banyak kiai seperti beliau, tangan yang dua lengan itu, kaki yang dua jenjang itu, sementara di luar sana, orang-orang berteriak meminta tolong, banyak sekali, ya, banyak sekali. Ketika saya kembali ke dalam, di depan mihrab saya jumpai bertumpuk-tumpuk uang yang banyak sekali. Rasanya saya semakin banyak utang kepada Kiai ini, dari imbalan yang bisa disentuh tangan sampai berkah yang tidak kasatmata, orangorang pernah berduyun-duyun menemui saya dengan seluruh permintaan yang bisa diucapkan mulut: ”Saya bukan Kiai Zaim Zaman,” teriak saya ketika itu kepada orang-orang itu, ”Saya hanya orang yang kepengin seperti beliau.” Pagi hari ketika matahari kencar-kencar dan mendung hitam sedang mengincar, saya mendayung rakit batang pisang ini meninggalkan masjid yang sudah memberi pelajaran banyak kepada saya dengan bertumpuk-tumpuk lembaran uang di atasnya. Saya mendayung kembali ke Pati dengan arah apa pun, ke sebuah dusun yang sunyi, kepada ibu, ayah, dan kedua adik saya, yang boleh jadi terus menunggu dengan harap-harap cemas. Kembali rakit saya terhadang oleh antrean truk yang sangat panjang dalam kemacetan oleh banjir yang masih setinggi dada orang dewasa. Tetap betah juga sopir-sopir dan kenek-kenek itu 98 Pelajaran 5 Lingkungan melantunkan potongan-potongan lagu meningkahi irama dangdut yang tak kunjung padam. Bahkan yang beradu bidak-bidak catur sambil berendam dengan papan caturnya yang berayun-ayun oleh riak air yang dihembus angin atau sengaja diaduk-aduk oleh sejawatnya yang selalu mengganggu, diiringi ha ha ha he he he dan olok-olok yang diuleg sepedas mungkin sehingga banjir itu tambah sempurna mengharu-biru. Ketika para sopir dan kenek itu melihat gepokan lembaran uang yang bertumpuk-tumpuk di atas rakit saya itu, saya pasrah setulus mungkin. ”Ya, Allah, semuanya ini milik-Mu,” doa saya. Seorang sopir mengambil segepok uang itu dan menimpukkannya ke arah temannya sambil mencemooh, ”Lo ambil! Lo yang mata duitan! Ha ha ha!” Teman yang kena timpuk itu melempar uang itu ke teman yang lain sambil berteriak, ”Gue ude konglomerat. Lo aja ambil yang masih kere!” Akhirnya semua sopir dan kenek itu berebut uang di atas rakit saya dan saling timpuk-menimpuk sejadi-jadinya. Keadaan jadi kacau dan meriah. Penuh banyolan dan semprotan katakata konyol. Tentu banyak gepokan uang itu yang jatuh ke dalam air dan tenggelam. ”Ya, Allah, bukakan mata mereka. Itu uang beneran dan mereka boleh merebutnya,” doa saya dengan kenceng. Anehnya para sopir dan kenek itu, subhanallah, menyelam dan menyelamatkan seluruh uang yang tenggelam dan mengembalikannya di atas rakit saya. Lalu mereka mendorong rakit supaya saya meneruskan perjalanan. Saya tertegun. Seperti mati berdiri. Bagaimana mungkin mereka tidak menyadari, uang yang saya bawa itu uang sungguhan. Bukan uang mainan. Masya Allah. Tuhan punya rencana. Sesampai di rumah, ibu, ayah, kedua adik saya, dan para santri dengan sejumlah ustadnya yang masih menginap menyambut saya dengan sukacita. Ketika ibu mengetahui saya membawa uang yang bukan main banyaknya itu, menyuruh saya membuang seluruh uang itu dengan mendorong rakit menjauh dari rumah. Menurut ibu, itu uang haram yang belum tentu dari Kiai Zaim Zaman. Dalam hati saya menyesal, kenapa saya tidak menyembunyikan segepok dua di dalam baju saya. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 99 Malam harinya saya tidak dapat tidur karena perut keroncongan. Persediaan makanan habis sementara jumlah orang yang menginap di rumah bertambah setiap harinya. Dengan sebungkus mi-instan yang dibagi dua orang, semakin kentara kami butuh bantuan yang tak kunjung datang. Pagi harinya kami dikagetkan oleh teriakan ibu, ”Rakit itu kembali ke rumah!” yang disambut seisi rumah dengan takjub. Ini artinya bergepok-gepok uang itu kembali ke tangan kami. Subhanallah. (Dikutip dari Republika, 23 Maret 2008) a. b. c. d. 100 Pelajaran 5 Lingkungan Lakukan tugas ini secara berkelompok! Identifikasilah unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang telah kamu lakukan! Analisislah keterkaitan unsur intrinsik yang telah kamu identifikasi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari! Sertakan bukti, alasan, dan argumentasi yang mendukung analisis yang kamu lakukan! Nilai-nilai apakah yang terkandung di daloam cerpen tersebut? Bagaimanakah keterkaitan nilai-nilai yang terdapat di dalam cerpen tersebut dengan kehidupan sekarang? Pelajaran EKONOMI Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi Pada pelajaran semester satu kamu telah mempelajari materi tentang kegiatan mendengarkan. Pada pelajaran semester dua inipun kamu juga akan belajar tentang kegiatan mendengarkan. Sekedar mengingkatkan bahwa mendengarkan merupakan kegiatan berbahasa aktif yang tidak saja melibatkan indera pendengar tapi juga syaraf-syaraf dalam otak yang mengolah informasi dari yang dikirim indera pendengar untuk diidentifikasi dan selanjutnya dimasukkan dalam memori di otak manusia. Salah satu indikator tercapainya kegiatan mendengarkan yang dilakukan adalah kemampuan pendengar untuk menyebutkan atau menceritakan kembali isi informasi yang didengarkan, menjawab pertanyaan seputar masalah isi informasi, menyimpulkan isi teks yang didengarkan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut isi informasi yang didengarkan. Agar kegiatan mendengarkan bisa tercapai dengan baik, terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan, yaitu (1) upayakan berada dalam kondisi emosi/perasaan yang stabil, (2) konsentrasikan diri pada informasi yang sedang didengarkan, (3) kondisikan dalam suasana yang tenang, (4) hilangkan atau abaikan suara-suara yang menggangu, dan (5) sediakan alat-alat yang membantu mengingat, agar tidak terdapat informasi yang tertinggal atau kurang, misalnya alat tulis untuk mencatat atau alat perekam. Menyimpulkan merupakan kegiatan mengikhtisarkan isi informasi baik informasi tertulis maupun informasi yang diungkapkan secara lisan. Umumnya kegiatan menyimpulkan dilakukan di akhir kegiatan berbahasa, khususnya kegiatan mendengarkan atau membaca. Dalam proses menyimpulkan setiap orang memiliki cara dan teknik yang berbeda, namun yang pasti dalam kegiatan menyimpulkan selalu diawali dengan kegiatan mendengarkan atau membaca. 1. Dengarkan pembacaan teks berikut oleh teman atau gurumu! Perhatikan dan konsentrasikan dirimu saat mendengarkan pembacaan! Catat informasi-informasi penting yang ada dalam teks berikut! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 101 Bisnis Makanan Organik Bidik yang Ingin Sehat Sumber: www.google.co.id, 15 Di Semarang bisnis makanan organik masih dalam tahap awal. Belum banyak pebisnis yang bergerak di bidang ini, karena itu segmen yang dibidik pun masih relatif kecil. Yaitu kalangan menengah atas yang peduli akan hidup sehat. Namun prospek bisnis makanan organik ini cukup menjanjikan. Dari bulan kebulan terjadi peningkatan penjualan makanan organik, khususnya untuk beras organik. Hal ini diungkapkan oleh Dwi Widayanto, Divisi Sales dan Marketing PT Holistic Jawa Tengah saat ditemui di kantornya di Jalan Puri Sartika Semarang. “Satu setengah tahun lalu saya mulai memasarkan beras organik di Semarang. Di bulan pertama hanya 20 kantong beras yang terjual. Cara memasarkannya pun saya langsung ke user. Baru setelah 3-4 bulan saya memasukkan beras organik ke supermaket lokal. Sekarang kira- kira kenaikan penjualan mencapai 100 persen dari tahap awal. Sedangkan perbulannya kenaikan sekitar 5–10 persen”, jelas Dwi Widayanto. Untuk tahun ke depan dipastikan bisnis makanan organik akan terus bergerak ke arah positif. Kecenderungan gaya hidup sehat masyarakat akan mendongkrak penjualan makan organik. Selain itu jika banyak petani yang mulai bertanam beras secara organik, tentu bisa menurunkan harga produk-produk organik. “Penurunan harga beras organik pasti disambut gembira oleh konsumen. Sekarang harga beras organik hampir 5 kali lipat harga beras biasa. Jika saja marjin harganya tidak terlalu jauh, pasti masyarakat umum akan berpindah mengonsumsi makanan organik. Masyarakat mulai menyadari mengonsumsi makanan yang berpolutan sangat rentan menimbulkan penyakit. Memang efeknya tidak terlihat langsung tapi dalam jangka panjang akan kelihatan efek negatifnya”, jelas Dwi Widayanto. Meski prospektif, bukan berarti bisnis makanan organik tanpa kendala. Menurut Dwi Widayanto, ada dua kendala dalam bisnis makanan organik. Pertama adalah belum banyak masyarakat yang mengenal produk makanan organik. “Sedangkan yang kedua adalah masih mahalnya harga makanan organik”, tambahnya. Selain beras, produk lain makanan organik di Semarang tampaknya belum banyak yang memasarkannya, seperti sayur misalnya. Hal ini terjadi karena beberapa kendala seperti pasar yang belum terbentuk dan cukup jauhnya lokasi sentra sayur organik dari Semarang. “Setahu saya sudah ada bergerak dengan sayuran organik, tapi masih sangat kecil. Jika saya hitunghitung, dengan daya tahan sayuran yang tidak lama dan tempat produksi yang cukup jauh, Januari 2008 102 Pelajaran 6 Ekonomi yaitu di Magelang akan banyak value lost-nya,” papar Dwi Widayanto. Dwi Widayanto menuturkan untuk memulai bisnis makanan organik memang tidak mudah. PT Holistic sendiri sudah sejak 1998 memulai untuk tes tanam. “Untuk konversi lahan saja butuh waktu”, tambahnya. Selain itu memang dibutuhkan modal yang besar untuk berbisnis makanan organik. Namun dengan meningkatnya gaya hidup sehat masyarakat, tentu bisnis makanan organik akan berbuah manis. (Sumber: hhtp://www.google.co.id,15 Januari 2008) 2. Ungkapkan informasi penting yang kamu catat saat mendengarkan! Berikan tanggapan dan komentar dari segi kelengkapan informasi yang diungkapan temanmu! 3. Baca dan pahami teks tersebut dan lengkapi informasi-informasi yang telah kamu catat! Selanjutnya simpulkan isi teks tersebut dalam beberapa kalimat secara runtut dan jelas kemudian bacakan di depan kelas! 4. Cari teks yang bertema ekonomi perdagangan! Baca dan pahami isi teks tersebut! Catat informasi-informasi penting dari teks tersebut dan simpulkan isi teks tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Memberikan Dukungan Isi Artikel Sebuah tanggapan akan selalu muncul dalam setiap kesempatan saat memperhatikan atau sedang mengamati sesuatu. Entah tanggapan itu sebuah persetujuan yang berarti juga dukungan atau sebuah penolakan yang berarti sebuah kritik. Pada pelajaran kali ini kamu akan mempelajari materi tentang memberikan dukungan terhadap sebuah isi artikel yang dimuat di media cetak. Artikel merupakan salah satu pola pemberitaan yang berbentuk esai. Ada banyak tema yang bisa diangkat dalam sebuah artikel, biasanya sebuah artikel tidak saja memuat satu peristiwa atau kejadian nyata yang up to date namun juga mengungkapkan beberapa peristiwa yang terjadi dengan analisis tajam atas rangkaian peristiwa yang terjadi tersebut. Analisis dalam sebuah artikel itu dilakukan dari beberapa segi. Oleh karena itu sebuah artikel memuat teks yang panjang. Biasanya sebuah artikel tidak dimuat di bagian depan dari media cetak melainkan di dalam atau di bagian kolom di media cetak beberapa hari setelah sebuah rangkaian peristiwa dimuat. Memberikan dukungan berarti mengungkapkan persetujuan atas apa yang dilihat, didengar, ataupun dibaca. Biasanya dukungan itu diungkapkan dengan kalimat saya sependapat... atau saya kira pendapat itu bisa digunakan, mengingat kondisi... dan banyak lagi ungkapan persetujuan yang lainnya. Selain penggunaan bahasa yang singkat, jelas, dan santun dalam memberikan dukungan biasanya juga disertakan bukti dan argumentasi yang persuasif sehingga mampu menyakinkan pendengar akan sebuah dukungan yang diberikan (Hendrikus, 2003). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 103 Sebelum mulai memberikan dukungan terhadap isi artikel yang dimuat di media cetak, langkah awal yang harus dilakukan adalah pembacaan dan pemahaman terhadap artikel tersebut. Selanjutnya melakukan identifikasi terhadap fakta dan pendapat yang dimunculkan dalam artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta diartikan sebagai hal, keadaan, kondisi, atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan pendapat merupakan pikiran atau anggapan tentang segala sesuatu yang telah diamati dan dipahami. Dengan demikian sebuah pendapat terungkap setelah ada proses pemahaman tentang segala sesuatu yang dikaitkan dengan sudut pandang tertentu. 1. Baca dan pahami isi teks artikel berikut! Polisi VS Kejahatan Ekonomi Kejahatan di bidang ekonomi sering muncul secara tak tak terduga. Pada saat rakyat lagi susah, harga-harga bahan pangan sedang melambung, ketika harga bahan bakar minyak (BBM) sedang tinggi, ada saja orang yang tega mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan di atas kesulitan orang banyak. Buktinya, kita sering mendengar bagaimana penyelundupan BBM bersubsidi sering terjadi, penyelundupan barang baik ke dalam maupun ke luar negeri, dan penimbunan bahan pangan. Gerak cepat para aparat pemerintah dan aparat keamanan, termasuk kepolisian, benar-benar dibutuhkan. Ketika BBM bersubsidi, termasuk minyak tanah, langka, banyak orang berharap pihak kepolisian mampu mengungkap berbagai kecurangan yang terjadi. Karena itu, tak mengherankan bila aparat kepolisian berhasil mengungkap tindak kejahatan di bidang ekonomi, misalnya penyelundupan BBM ke luar negeri, penyimpangan distribusi pupuk bersubsidi, atau permainan bea masuk gula impor, banyak orang yang merasa lega, meski tak menikmati keuntungan secara langsung. Karena itu, tak mengherankan ketika banyak rakyat kecil sedang dihimpit mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, di saat harga tempe dan tahu melambung akibat mahalnya harga kacang kedelai, banyak orang merasa lega begitu aparat kepolisian-Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabayamenemukan penimbunan kedelai impor dalam jumlah besar. Dalam suatu gudang penimbunan-di Jalan Dupak Rukun 71, Surabaya-polisi pada hari Jumat, 25 Januari lalu, mendapatkan 13 ribu ton kedelai dengan nilai total Rp 90 miliar milik PT Cargill Indonesia. Letak gudang itu dikatakan tersembunyi, di areal pabrik garam milik PT Susanti Megah. Mendengar kabar itu, banyak orang geleng-geleng kepala, kok di saat rakyat susah ada pengusaha yang melakukan penimbunan? 104 Pelajaran 6 Ekonomi beras oplos ADA Sumber Di Jakarta, hampir pada waktu bersamaan, polisi juga melakukan gebrakan. Para pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, tak berani melakukan aktivitas perdangan akibat takut ditangkap karena dituding melakukan pengoplosan beras. Polisi beralasan perbuatan mencampur beras dari berbagai jenis itu adalah kejahatan, karena merugikan konsumen. Kejadian itu berawal ketika akhir pekan lalu sekitar empat toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang dipasangi garis polisi. Pemilik toko dituding bersalah melakukan pengoplosan beras. Karena tindakan polisi itu, selama beberapa hari sejak Kamis (24/1) para pedagang tak berani berjualan. Pasokan beras turun dari 2.500 ton menjadi 800 ton. Kita salut atau memuji gerak cepat pihak kepolisian-di Surabaya dan Jakarta-yang berupaya melindungi kepentingan rakyat banyak. Di Surabaya penimbun kedelai-bahan pembuat tempe dan tahu-diusut karena diduga telah melakukan kejahatan ekonomi, memanfaatkan kesempatan saat kedelai berharga mahal. Sedang di Jakarta, polisi beralasan pedagang beras telah merugikan konsumen. Tapi kekaguman atas tindakan cepat aparat kepolisian dalam upaya mengungkap kejahatan ekonomi itu tak lama bertahan. Setidaknya setelah mendengar kabar dari Surabaya, Rabu (30/1) kemarin, bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim menyatakan bahwa timbunan kedelai yang ditemukan polisi adalah legal. Dan, di Jakarta, Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu kemarin juga menegaskan, pengoplosan atau pencampuran beras tidak dilarang asalkan tidak menipu konsumen. Kita kemudian malah berpikir lain, ternyata profesionalisme aparat kepolisian belum banyak berubah. Apa dasar pihak kepolisian menggerebek gudang penyimpanan kedelai di Jatim? Apa pula alasan pihak Kepolisian Metro Jaya melarang pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang melakukan pengoplosan? Sebab, nyatanya apa yang dilakukan oleh pemilik kedelai di Surabaya dan pedagang beras di Jakarta tak melanggar undang-undang mana pun, baik UU Perdagangan maupun UU Perlindungan Konsumen. Sepertinya pihak kepolisian masih harus mempertajam intuisi para intelijennya. Dan, yang paling perlu dilakukan dalam menindak kejahatan ekonomi adalah koordinasi dengan pihak aparat Departemen Perdagangan, Departemen Industri, dan pihak terkait lainnya, termasuk pihak Bea dan Cukai. Ingat kepolisian telah mendapat kemandirian sejak tahun 1999. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 105 Karenanya, tak salah bila kita berharap polisi sigap dalam mematahkan segala tindak kejahatan di bidang ekonomi. Tapi kita tentu tak ingin mereka bekerja layaknya oknum petugas polantas yang “ngobjek” saat pulang kerja di malam hari, menyetop secara acak sepeda motor atau mobil yang mereka temui, dengan harapan ada pengendara yang tak membawa SIM atau STNK, lalu “upeti” masuk ke kantong. Bagaimana dengan pengendara yang tak memiliki kesalahan? Tidak masalah, tinggal dilepas. (Sumber: http://www.google.co.id 31 Januari 2008) 2. Setelah memahami isi artikel tersebut, jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa pokok persoalan yang diangkat dalam artikel tersebut? b. Apa kejadian atau peristiwa yang diperdebatkan dalam artikel tersebut? c. Siapa pihak yang disorot penulis dalam artikel tersebut? d. Bagaimana solusi yang ditawarkan penulis atas peristiwa? 3. Ungkapkan semua fakta dan pendapat yang dimuat dalam artikel di atas di depan kelas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung fakta dan pendapat yang kamu temukan tersebut! 4. Berikan dukunganmu atas isi artikel tersebut dan sertakan juga alasan yang argumentatif untuk memperkuat dukunganmu tersebut! Ungkapkan dukunganmu tersebut di depan kelas! 5 Cari teks artikel yang bertema ekonomi di media cetak! Lakukan identifikasi terhadap fakta dan pendapat yang ada dalam teks artikel tersebut! Selanjutnya berikan dukunganmu terhadap isi artikel tersebut sertakan juga alasan yang memperkuat dukunganmu terhadap isi artikel tersebut! Menulis Paragraf Argumentatif Pada materi pelajaran sebelumnya telah dijelaskan tentang paragraf naratif, deskriptif dan ekspositif. Materi pelajaran kali ini akan dipelajari materi tentang paragraf argumentatif. Paragraf argumentatif ditulis untuk membuktikan sesuatu, baik itu kejadian, peristiwa, perkara, atau yang lainnya. Berikut adalah ciri-ciri dan karakteristik paragraf argumentatif. a. Memberikan penjelasan mengenai pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis. b. Memerlukan fakta yang diperjelas dengan angka, statistik, peta, grafik, gambar, bagan, dan lain-lain, termasuk juga analisis dan sintesis. c. Menggali sumber pengalaman, penelitian, sikap, dan keyakinan. d. Mempengaruhi pendapat atau keyakinan pembaca. e. Menggunakan contoh, angka-angka, statistik, gambar, dan lainlain untuk membuktikan kebenaran. f. Ditutup dengan kesimpulan. 106 Pelajaran 6 Ekonomi Paragraf argumentatif dapat dikembangkan dengan pola generalisasi. Generalisasi diambil dengan didahului oleh penyajian berbagai fakta yang mendukung simpulan. Agar generalisasi itu tidak salah, hal-hal berikut harus terpenuhi. a. Fakta, data, atau bukti yang digunakan untuk menarik kesimpulan harus representatif (memadai atau cukup) dan merupakan hal yang baik, pantas, dan layak. b. Dalam menarik kesimpulan harus memperhitungkan adanya kekecualian sehingga kata-kata semua, setiap, tidak pernah, dan sejenisnya harus benar-benar dipertimbangkan dalam pemakaiannya. c. Rumusan kesimpulan atau generalisasi itu harus sah/valid dan merupakan konsekuensi logis dari data, fakta, bukti yang ada (Keraf, 1982). Perhatikan contoh penulisan paragraf argumentatif berikut. Jika data yang diberikan South ini sahih, maka penduduk Jakarta sebenarnya sedang mengalami krisis air minum. Malah, majalah itu juga menyebutkan bahwa cuma 10% saja penduduk Jakarta yang bisa menikmati air bersih. Selebihnya bisa jadi menikmati air yang sarat dengan bakteri coli itu. Tidakkah ini menunjukkan bahwa kondisi sungai di Jakarta memang sudah parah. Terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan air minum yang bakal terus meningkat hingga tahun 2000 nanti, sesuai dengan pertambahan penduduk Jakarta. Penggalan paragraf di atas merupakan contoh dari penggalan paragraf argumentatif, hal ini diamati dari ungkapan penulis yang menunjukkan data yang diberikan oleh majalah South serta kesimpulan yang didasarkan pada bukti data yang ada. Hal ini merupakan upaya penulis meyakinkan pembaca akan kebenaran data yang ditampilkan. 1. Perhatikan penggalan paragraf argumentatif berikut! Menurunnya daya dukung lingkungan untuk menetralisir perubahan cuaca telah mengakibatkan terjadinya banjir di Kota Bengkulu. Hujan deras lebih-kurang 24 jam dua hari yang lalu telah berakibat terendamnya ribuan rumah. Beberapa pihak terkait, seperti Pemerintah Kota (PEMKOT) mengatakan bahwa banjir tersebut disebabkan tersumbatnya saluran pembuangan air, berupa siring-siring (drainase), yang berada di kelurahan dan RT-RT dalam Kota Bengkulu. Di sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya tersumbatnya saluran air, yang menjadi penyebab utama banjir dadakan ini. Akan tetapi, lebih disebabkan oleh menurunnya kualitas daya dukung lingkungan. (Sumber: http://www.walhi.co.id) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 107 2. Baca dan pahami paragraf argumentatif tersebut! Selanjutnya lakukan hal-hal berikut! a. Lakukan identifikasi terhadap kalimat utama dan kalimat penjelas dari paragraf di atas! b. Tentukan jenis dari hubungan antarkalimat dari paragraf di atas! (Hubungan sebab-akibat, rincian, perbandingan, dan yang lainnya). c. Lakukan identifikasi pada kata tugas yang digunakan untuk menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain (oleh karena itu, dengan demikian, dan banyak lagi yang lain) sehingga kamu dapat mengetahui pola pengembangan paragraf yang digunakan! 3. Buat sebuah paragraf argumentatif dengan tema ekonomi dengan memperhatikan beberapa hal dan tahapan berikut! a. Perhatikan ciri-ciri dan karakteristik paragraf argumentatif! b. Lakukan pendataan terhadap topik-topik yang ditulis dengan menggunakan paragraf argumentatif! c. Tentukan topik yang telah kamu tulis dalam paragraf argumentatif. Selanjutnya daftar gagasan yang merupakan sebab atau akibat dalam kaitannya dengan pokok pikiran yang akan ditulis (data bisa diperoleh dari media cetak atau media yang lain dan cantumkan sumber rujukannya)! d. Rangkai pokok pikiran tersebut dengan data yang telah kamu peroleh menjadi sebuah paragraf argumentatif denganmemperhatikan pola pengembangan kalimat yang digunakan! 4. Bacakan paragraf argumentatif yang telah kamu susun tersebut di depan kelas! Berikan tanggapan terhadap paragraf argumentatif yang dibacakan oleh temanmu, baik dari segi isi paragraf maupun dari segi! Sertakan pula bukti dan alasan yang mendukung tanggapan yang kamu berikan! 5. Cari sebuah paragraf argumentatif di media cetak atau media elektronik yang bertema ekonomi! Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap isi tersebut berdasarkan karakterisitik paragraf argumentatif, isi paragaraf (fakta atau pendapat), dan unsur-unsur lainnya! Membaca dan Mengidentifikasi Sastra Melayu Klasik Sastra Melayu klasik merupakan salah satu ragam karya sastra lama yang menggunakan bahasa Melayu. Salah satu bentuknya adalah hikayat. Di dalam hikayat biasanya dikisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat tokoh utamanya. Kadang hikayat mirip dengan sejarah; bahkan ada hikayat yang berbentuk riwayat hidup. Hal itu sesuai dengan pengertian harfiah kata hikayat itu sendiri. Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘cerita’, ‘kisah’, atau ‘dongeng.’ Kata itu berasal dari kata kerja haka yang berarti ‘menceritakan’ atau 108 Pelajaran 6 Ekonomi Mengidentifikasi bagian-bagian dari karya sastra merupakan upaya menemukan dan menentukan bagianbagian penting dari karya sastra. Umumnya mengidentifikasi pada karya sastra disertai juga dengan bukti dan alasan yang mendukung proses identifikasi. ‘mengatakan sesuatu kepada orang lain.’ Dalam bahasa Melayu kata hikayat berarti (i) cerita, cerita kuno, cerita lama, dalam bentuk prosa, atau (ii) riwayat, sejarah. Di samping itu, hikayat juga berarti ‘kenangkenangan’, sebagai lawan dari riwayat atau tarikh. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hikayat memiliki beberapa ciri, yaitu (i) bersifat lama, (ii) ditulis dalam bahasa Melayu, (iii) sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, (iv) unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol, dan (v) pada lazimnya hikayat mencakup bentuk prosa yang panjang. Berdasarkan isinya, hikayat paling tidak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (a) sastra hikayat sebagai sastra historiografi tradisional yang berisi catatan dan riwayat mengenai suatu kerajaan, seperti Hikayat Patani, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Marong Mahawangsa, (b) sastra hikayat yang berisi cerita rekaan, seperti Hikayat Si Miskin, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Awang Sulung Merah Muda, dan (c) sastra hikayat yang berisi riwayat kehidupan atau biografi seseorang, seperti Hikayat Abdullah, Hikayat Sultan Ibrahim ibnu Adham, Hikayat Musa Munajat. Ragam isinya yang luas itu mengundang asumsi bahwa isi hikayat itu penting dalam kehidupan masyarakat Melayu dan dalam kebudayaannya. Tema dan masalah yang ada di dalam hikayat pada umumnya menyangkut soal kepercayaan, agama, pandangan hidup, adat-istiadat, dan sosial. Hikayat jenis cerita rekaan pada umumnya bertema keberanian yang dimiliki oleh para pahlawan. Selain itu, hikayat jenis rekaan juga bertema percintaan. Hikayat jenis sejarah dan biografi banyak yang bertema pendidikan, khususnya pendidikan moral. Motif yang terdapat di dalam hikayat bermacam-macam, antara lain motif kelahiran, perkawinan, iman, impian, dan ahli nujum. Di dalam pelukisan tokoh hikayat, biasanya dipergunakan cara analitik, sedangkan watak tokoh pada umumnya adalah watak datar (flat character). Pencerita biasanya menempatkan diri sebagai orang ketiga, dengan menggunakan teknik diaan. Menempatkan pencerita sebagai orang pertama hanya terdapat di dalam Hikayat Abdullah. Secara umum, pengidentifikasian hikayat hampir sama dengan pengidentifikasian prosa. Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam prosa juga muncul dalam hikayat. Satu ciri khas dalam hikayat adalah kebahasan hikayat didominasi bahasa Melayu. 1. Baca dan pahami penggalan teks hikayat berikut! Hikayat Raja Donan Tersebutlah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu bernama Mandi Angin. Baginda bernama Raja Besar. Isteri baginda bernama Tuan Puteri Lindungan Bulan. Sayang baginda tidak berputera. Maka mulailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah kepada Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 109 fakir miskin. Selang beberapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah, maka baginda minta ahli nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih dalam kandungan itu. Malang tidak berbau. Ketujuh ahli nujum itu menaruh khianat kepada raja dan mengatakan bahwa jika putera baginda ditaruh dalam negeri, negeri pasti akan binasa. Itulah sebabnya, apabila Raja Donan dilahirkan, ia lalu dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang luar biasa, bersama-sama dengan sebilah pedang dan sebilah keris, tidak dapat menghilangkan rasa bimbang baginda. Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, abang baginda yang tinggal di muara sungai. Bendahara seolah-olah mengetahui nasib yang menimpa anak saudaranya dan memohon kepada Tuhan supaya anak saudaranya itu terdampar ke tempatnya. Hal itu betul-betul terjadi. Tetapi apabila anak itu sudah naik perahu, perahu itu terhanyut ke laut pula. Setahun lamanya, sampai Raja Donan sudah pandai berkata, ia masih belum dapat kembali ke tempat tinggalnya. Pada suatu hari, perahu mereka berjumpa dengan angkatan laut Raja Camar Laut yang meminta cukai kerajat dari mereka. Raja Donan enggan membayar cukai. Maka terjadilah peperangan. Raja Camar Laut tewas, adik perempuannya, Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan. Selang berapa lama antaranya datang pula kapal Raja Pertukal meminta cukai kepada mereka. Raja Donan menolak membayar cukai yang diminta. Maka terjadi pula peperangan. Dalam peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya dapat pula dibujuk supaya mengikuti pengembaraan bersama-sama. Pada suatu hari Raja Donan bertanya kepada Cik Ambong dan Cik Muda di negeri yang manakah ada perempuan yang cantik. Maka sahut kedua puteri bahwa perempuan yang cantik, menurut cerita orang tua-tua, ialah Puteri Ganda Iran, anak perempuan Raja Bendahara Mangkubumi dari negeri Gendang Batu. Seorang lagi ialah Puteri Telepuk Cahaya, adik perempuan Raja Piakas dari negeri Beram Baru. Mendengar jawaban yang demikian, Raja Donan pun melayarkan perahunya ke negeri Gendang Batu. Sesampai di muara sungai, ia pun memainkan buluh bangsinya. Bunyinya kedengaran kepada Puteri Ganda Iran yang segera ingin berkenalan dengan orang yang meniup buluh bangsi itu. Melalui seekor burung helang, Puteri Ganda Iran pun saling bertukar kiriman dengan Raja Donan. Terhadap keinginan Puteri Ganda Iran untuk bertemu, Raja Donan minta burung helang sampaikan pesan: bahwa 110 Pelajaran 6 Ekonomi Raja Donan minta burung helang sampaikan pesan: bahwa untuk sementara itu tidak dapat bertemu dengan Puteri Ganda Iran, tetapi sesudah tiga tahun tiga bulan sepuluh hari ia akan ada di hadapan Puteri Ganda Iran. untuk sementara itu tidak dapat bertemu dengan Puteri Ganda Iran, tetapi sesudah tiga tahun tiga bulan sepuluh hari ia akan ada di hadapan Puteri Ganda Iran. Raja Donan meneruskan perjalannya dan sampai di suatu tempat yang bernama Goa Batu. Dengan mencita gemala hikmatnya, ia menjadikan Goa Batu sebuah negeri besar, cukup dengan kota parit dan hulu balang rakyat sekalian. Raja Camar Laut dan Raja Pertukal juga dihidupkannya. Selang beberapa lama, Raja Donan lalu mengadakan kenduri masuk Jawi. Selepas itu Raja Donan pun teringat janjinya dengan Puteri Ganda Iran dan berangkat ke negeri Gendang Batu. Seekor burung yang bernama Mak Tonggang menegurnya dengan mengatakan bahwa Puteri Linggam Cahaya yang duduk di kayangan ingin bertemu dengan dia. Raja Donan minta tangguh tiga tahun tiga bulan dan sepuluh hari dan meneruskan perjalanan. Ia mengubahkan dirinya jadi seorang anak semang yang buruk rupanya dan penuh dengan penyakit yang menjijikkan. Dengan rupa yang demikian ia sampai di gelanggang menyabung ayam di negeri Gendang Batu. Ia bukan saja dinista dengan kata-kata yang jahat, bahkan disepak dan ditendang. Maka ia pun menangis terisak-isak. Suara tangisnya kedengaran kepada Puteri Ganda Iran yang lalu memanggilnya masuk ke dalam istana. Puteri Ganda Iran nampak buluh bangsi yang dipinggangnya dan memintanya buluh itu. Sewaktu bermain buluh bangsinya, roh semangat Puteri Ganda Iran diambilnya sehingga Puteri Ganda Iran jatuh pingsan seolah-olah mati. Kemudian Raja Donan menghilang tetapi segera dicari kembali untuk menghidupkan Puteri Ganda Iran. Sekali lagi ia bermain buluh bangsi dan mengembalikan roh semangat kepada Puteri Ganda Iran. Maka Puteri Ganda Iran pun hidup kembali. Sekali lagi Raja Donan menghilang dan merupakan diri seorang budak yang terlalu elok rupanya. Budak itu dibawa ke istana. Puteri Ganda Iran sangat menaruh kasih dan sayang pada budak itu. Karena terlalu “manja” sehingga Puteri Ganda Iran tidak sabar lagi dan menghempaskan dia ke tanah. Ia segera beralih rupanya menjadi seorang pemuda Cik Tuakal, yang gilang gemilang cahaya mukanya dan bercerita tentang asal usulnya kepada Puteri Ganda Iran. Puteri Ganda Iran gembira. Mereka lalu bersumpah dan berteguh-teguh janji. Cik Tuakal pergi ke gelanggang menyabung ayam. Ia menciptakan seorang budak buruk untuk memegang ayamnya. Budak buruk itu juga disuruhnya ke negeri Goa Batu membawa ringgit yang banyak sekali. Ia lalu mulai menyabung ayam dengan Raja Piakas. Karena wang ringgit tak cukup, Raja Piakas Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 111 menjadikan negerinya dan tunangannya Puteri Ganda Iran sebagai taruhan. Ayam Raja Piakas tewas dan Raja Piakas terpaksa kembali ke negeri dengan malunya. Raja Donan lalu bernikah. Dengan Puteri Ganda Iran. Puteri Telupuk Cahaya menyuruh segala mergastua menyerang Gandang Batu. Segala mergastua itu habis dimatikan oleh Cik Tuakal (Raja Donan). Raja Piakas lalu menyerang Raja Donan, tetapi ia sendiri juga tewas. Sesudah perang selesai, semua pahlawan yang mati dihidupkan semula. Perkawinan besar-besaran juga diatur. Raja Piakas dinikahkan dengan Cik Ambong, Raja Bendahara Tua dinikahkan dengan Puteri Telupuk Cahaya dan budak buruk yang dicitakan Raja Donan dinikahkan dengan Cik Muda. Raja Donan kembali ke negeri asalnya Mandi Angin. Didapatinya bahwa Mandi Angin sudahlah menjadi hutan rimba dan ibu bapanya menjadi peladang yang miskin. Sebabnya ialah ketujuh ahli nujum yang khianat sudah merebut kerajaan dari bapanya dan memindahkan negeri ke tempat lain. Raja Donan menangkap ketujuh orang ahli nujum yang curang dan memulihkan semula kerajaan bapanya. Sesudah itu, ia teringat janjinya dengan Puteri Linggam Cahaya yang di kayangan dan pergi bernikah dengan dia. Selepas tujuh bulan dan tujuh hari ia pun ke dunia dan menjadi raja di negeri Gendang Batu. (Tersurat hikayat ini di dalam bandar Singapura pada 3 hari bulan Syawal tahun 1353). Cerita Raja Donan yang dituturkan oleh Cik Esah binti Muhammad Ali dan diterbitkan oleh Zaharah Khalid itu agak luas ceritanya. Ia bercerita tentang orang tua Raja Donan serta datuk dan neneknya. Ia berakhir dengan cerita Awang Merah Suara, anak Raja Donan. Ceritanya serba ringkas, terputus-putus. Tentang Raja Donan diceritakan bahwa raja Donan dibuang dari negeri karena ramalan ahli nujum yang curang. Ia dibawa ke Pulau Sembilan dan diasuh oleh Temenggung Bendahara. Pada Suatu hari ia mengetahui ibunya dalam bahaya dan pergi menyelamatkan ibunya daripada diculik oleh Mambang Bungsu. Mambang Bungsu ternyata adalah ayah tirinya sendiri. Bapa dan ibunya lalu pergi mencarinya tetapi ia bersembunyi. Ketika adik-adik angkatnya datang mencarinya, ia membunuh mereka. Sesudah itu ia pergi ke Goa Batu dan menciptakan sebuah negeri lengkap dengan istana dan rakyatnya. Sesudah mendengar burung unggas bahwa Puteri Gandar Eran, tunangan Raja Perakas adalah puteri yang cantik sekali dan tiada tolok 112 Pelajaran 6 Ekonomi bandingnya, maka pergilah Raja Donan mencari Puteri Gandar Eran. Ia berjaya memenangi Puteri Gandar Eran dari Raja Perakas dengan menyabung ayam. Maka bernikahlah Raja Donan dengan Puteri Gandar Eran. Sewaktu upacara dilangsungkan, Puteri Gandar Eran dilarikan oleh Raha Embong Bersokan. Biarpun begitu, Puteri Gandar Eran dapat meloloskan diri. Timbullah peperangan antara Raja Donan dan Raja Perakas beradik. Peperangan itu baru berakhir sesudah Awang Merah Suara, yaitu anak Raja Donan dengan Puteri Gandar Eran datang mendamaikan mereka. Maka pulanglah mereka ke negeri masing-masing. (Sumber: d ikutip dari Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik, karya Liaw Yock Fang) 2. Lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik pada teks sastra Melayu klasik di atas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik! laporkan dalam bentuk laporan tertulis! 3. Ringkas cerita hikayat di atas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik! (Sebelumnya lakukan alih bahasa - dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia). 4. Cari sebuah karya sastra melayu klasik di perpustakaanmu! Baca dan pahami isi ceritanya, selanjutnya lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik dari isi cerita tersebut! Salah satu indikator tercapainya kegiatan mendengarkan adalah kemampuan menyimpulkan isi informasi. Menyimpulkan merupakan kegiatan mengihtisarkan isi informasi dengan singkat tanpa menghilangkan detail informasi yang ada. Atikel merupakan salah satu laporan tentang sesuatu hal yang rinci yang berbentuk esay. Sebuah artikel tidak saja memuat satu peristiwa atau kejadian nyata yang up to date namun juga mengungkapkan beberapa peristiwa yang terjadi dengan analisis prediksi dari berbagai segi. Memberikan dukungan terhadap isi artikel merupakan upaya memberikan persetujuan atas isi artikel yang dibaca. Selain itu sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung persetujuan atas isi artikel yang tersebut. Menulis paragraf argumentatif berarti menyajikan suatu persoalan dalam bentuk laporan tertulis yang disertai dengan pembuktian dan argumentasi yang mampu membuat pembaca meyakini laporan tersebut. Sebuah paragraf argumentatif memuat karakteristik sebagai berikut. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 113 a. b. c. Mejelaskan pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis. Mengungkapkan fakta yang disertai dengan analisisnya. Menggali sumber pengalaman, penelitian, sikap, dan keyakinan. d. Mempengaruhi pendapat atau keyakinan pembaca. e. Menggunakan contoh, angka-angka, statistik, gambar, dan lain-lain untuk membuktikan kebenaran. f. Ditutup dengan kesimpulan. Karya sastra Melayu klasik merupakan jenis karya sastra lama yang salah satunya berbentuk hikayat. Sebagai bagian dari karya sastra, sebuah hikayat juga terangkai atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebagian bagian dari jenis sastra Melayu klasik, pemaparan cerita dalam hikayat menggunakan bahasa Melayu. Salah satu cara terbaik untuk membujuk orang lain ialah dengan telinga kita, dengan cara mendengarkan mereka (Dean Rusk). Mendengarkan merupakan kegiatan berbahasa aktif yang melibatkan indra pendengar dan syaraf otak untuk mengolah informasi. Indikator tercapainya kegiatan mendengarkan jika dapat menyebutkan isi pokok dari informasi yang didengar. Bukan hanya Anda yang menjadi lebih kuat dengan mengubah bahasa Anda menjadi lebih positif, tapi juga orangorang di sekitar Anda. Ada pilihan positif untuk setiap kata (Norman Vincent Peale). Bagaimana dengan kamu? Biasakanlah menggunakan pilihan kata yang positif untuk menyatakan apa pun! Sebab, salah satu penentu nilai diri adalah apa yang terucap dari kita. Berlatihlah dengan cara memberikan dukungan dan membiasakan berargumentasi dengan bahasa yang positif. 114 Pelajaran 6 Ekonomi Evaluasi 1. Baca dan pahami isi laporan pemberitaan berikut! Catat poinpoin yang kamu anggap penting! Aksesori Tumbuh Pesat Sumber: Jawa Post, 19 April 2008 Surabaya - Untuk mendukung bisnisnya, kini Sony Ericsson Indonesia fokus pada pengembangan aksesoris ponsel. Meskipun pasarnya masih kecil, penjualannya aksesori ponsel - khususnya bluetooth - naik cukup pesat. “Banyak produk baru yang telah dikeluarkan dan beredar di pasar. Kini, di Sony Ericsson Indonesia ada yang khusus menangani aksesori”, ujar Product Group marketing Manager Accessories Sony Ericsson Mobile Communication International AB Kantor Perwakilan Indonesia Samudro Seto dalam jumpa pers kemarin (18/4). Menurut dia, saat ini aksesoris ponsel tak sekedar baterai, casing ataupun charger. Sony Ericsson pun membagi menjadi tiga kategori. Yakni, connectivity, speaker untuk ponsel, dan data card untuk akses internet. “Dari tiga kategori itu, yang tumbuh paling cepat (di Sony Ericsson) adalah connectinity”. Dia mengungkapkan aksesori connectinity adalah bluetooth. Berdasar survei ritel, kata dia, di Indonesia pertumbuhan penjualan bluetooth rata-rata 17 persen hingga 18 persen pertahun. Sony Ericsson saat ini mengusai 20 persen pangsa pasar bluetooth. “Potensi pertumbuhannya pesat di masa depan. Tahun ini bisa mencapai 20 persen”, tuturnya tanpa menyebut persis angka penjualan. Peningkatan itu terkait dengan kian terjangkaunya harga ponsel dengan fasilitas bluetooth. “Saat ini ada yang (ponsel) harganya di bawah Rp 1 juta. Device-nya (bluetooth) juga ada yang di bawah Rp 250 ribu per unit”, katanya. (aan/ dwi) (Sumber: Jawa Pos, 19 April2008) 2. Simpulkan isi laporan pemberitaan di atas berdasarkan catatan penting yang telah kamu lakukan saat memahami isi laporan pemberitaan tersebut! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 115 3. Berikan dukungan atas pemberitaan di atas dari berbagai segi, khususnya dari segi perekonomian! Sertakan bukti dan alasan yang memadai atas dukungan yang kamu sampaikan! 4. Susun sebuah paragraf argumentatif dengan perekonomian di Indonesia! Perhatikan poin-poin yang harus ada dalam paragraf argumentatif tersebut! Tukarkan hasil tulisanmu dengan hasil tulisan temanmu dan berikan tanggapan, komentar dan saran! 5. Cari sebuah hikayat di perpustakaan sekolahmu! Perhatikan dan pahami substansi hikayat tersebut! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap unsur-unsur hikayat sebagai salah satu bagian dari karya sastra! 116 Pelajaran 6 Ekonomi Pelajaran KESEHATAN Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi dari Tuturan Langsung Pada pelajaran sebelumnya kamu telah belajar menyimpulkan isi informasi yang didengarkan. Pada pelajaran kali ini kamu juga akan belajar menyimpulkan isi informasi yang didengarkan secara langsung. Informasi yang disampaikan secara langsung merupakan informasi yang disampaikan tanpa memanfaatkan sarana yang digunakan untuk menyampaikan pada orang lain. Sarana dalam hal ini adalah media cetak atau media elektronik. Kemampuan menyimpulkan isi informasi merupakan salah satu penanda tercapainya kegiatan menyerap informasi yang dilakukan sebelumnya. 1. Dengarkan pembacaan teks berikut! Perhatikan dengan saksama informasi yang dibacakan dan upayakan buku teks dalam keadaan tertutup! Lakukan pencatatan pada informasi-informasi penting dalam teks berikut! Bahaya Susu Kaleng terhadap Usus Bayi MALANG - Sekitar 55,19 persen dari 18.000 ibu melahirkan di Kota Malang pada tahun 2006 lebih memilih susu kaleng bagi bayinya sebagai pengganti air susu ibu atau ASI. Padahal susu kaleng justru bisa merusak fili-fili (rambut halus) usus bayi dan bisa mengganggu kesehatan bayi. ”Yang terbaik bagi bayi adalah ASI. Seberapa mahalnya pun susu kaleng tidak bisa menggantikan ASI, karena ASI dilengkapi antibody yang berguna bagi psikologis dan fisik bayi. Sedangkan susu kaleng justru bisa merusak fili-fili usus bayi saat pertama kali ia lahir langsung mendapatkan susu kaleng”, ujar Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Asih Tri Rachmi, Minggu (2/12) di Malang. Jika fili-fili usus bayi rusak, menurut Asih akan menyebabkan feses bayi menjadi keras. Akibatnya bisa memicu ambeien atau pendarahan pada bayi, dan jika parah bisa menyebabkan Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 117 Sumber: keracunan dalam tubuh bayi karena sistem sekresinya terganggu. ”Kalau fili-fili ini sudah rusak, maka perlu waktu lebih kurang seminggu untuk kembali bisa beradaptasi dengan normal”, ujar Asih. Saat ini di Kota Malang menurut Asih masih sekitar 50 persen dari 18.000 ibu melahirkan (data 2006) yang menyusui bayinya sendiri. “Keberhasilan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan bukan hanya ada pada si ibu, namun juga lingkungan. Untuk itu perlu dukungan lingkungan agar pemberian ASI eksklusif bisa berhasil”, ujarnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar pemberian ASI eksklusif bisa berhasil adalah dengan inisiasi dini menyusui. Caranya adalah dengan menaruh bayi di dada sang ibu persis http://www.img.dailymail.com setelah dilahirkan. Saat itu bayi belum dibersihkan, namun hanya sekedar dikeringkan tubuhnya saja. ”Perlakuan alami seperti ini akan membuat bayi dengan refleknya bergerak mencari puting susu ibunya. Dan 100 persen bayi yang dicoba seperti ini bisa menyusu pada ibunya, rata-rata dalam kurun waktu maksimal 1 jam”, ujar Asih. Menurutnya, bayi usai dilahirkan bisa bertahan hingga 10 jam tanpa minum susu. Jika usai dilahirkan bayi dipisahkan dari ibunya, maka menurut penelitian hanya 20 persen dari bayi-bayi itu yang berhasil memberikan ASI eksklusif. ”Kalau kita lihat, kucing dan anjing usai melahirkan juga tidak dibantu perawat. Toh anakanak mereka bisa menyusu”, ujar Asih menggambarkan bahwa sejak lahir bayi diberi insting untuk bertahan hidup. Pemberian ASI selama ini menjadi salah satu indikator keluarga sadar gizi. Dari 855 sampel di Kota Malang, baru 235 keluarga di antaranya yang termasuk sadar gizi. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota Malang pun masih sekitar 55,19 persen dari target 80 persen. (Sumber: http://1ggplus.wordpress.com. 16 Desember 2007) 2. Ungkapkan informasi penting yang kamu catat saat mendengarkan pembacaan! Berikan tanggapan dan komentar dari segi kelengkapan informasi yang diungkapan temanmu! 3. Baca dan pahami teks tersebut dan lengkapi informasi-informasi yang telah kamu catat! Selanjutnya simpulkan isi teks tersebut dalam beberapa kalimat secara runtut dan jelas kemudian bacakan di depan kelas! 4. Cari teks yang bertema kesehatan! Baca dan pahami isi teks tersebut! Catat informasi-informasi penting dari teks tersebut dan simpulkan isi teks tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! 118 Pelajaran 7 Kesehatan Menulis Hasil Wawancara dalam Beberapa Paragraf Wawancara merupakan salah satu cara yang banyak digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan langsung pada narasumber. Narasumber dalam hal ini biasanya seseorang yang ahli di bidangnya, pihak-pihak yang berwenang atau terkait dalam hal tertentu. Dalam perspektif ilmu komunikasi, wawancara merupakan bentuk komunikasi interaktif secara langsung. Berdasarkan tingkat kebebasan dalam mengajukan pertanyaan, wawancara dibedakan menjadi dua, yakni wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang mengacu pada pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Sementara itu, wawancara bebas adalah wawancara yang dilakukan dengan tidak terikat oleh pedoman wawancara atau tidak menggunakan pedoman. Terdapat beberapa persiapan yang dilakukan saat akan melakukan wawancara. a. Tentukan topik atau masalah yang akan ditanyakan. b. Susun materi wawancara dalam bentuk pertanyaan. c. Tentukan narasumber yang bersedia memberikan informasi. d. Lakukan kontak dengan narasumber untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan wawancara. e. Mulai wawancara dengan memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan wawancara. f. Perhatikan prasyarat yang diajukan oleh narasumber. g. Meminta izin kepada sumber informasi jika akan menggunakan kamera atau alat perekam. h. Catat informasi secara cermat dan objektif. i. Meminta konfirmasi atas catatan yang dibuat pada akhir wawancara. j. Sampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan sumber informasi (Hendrikus, 2003). Sebuah teks wawancara yang dilakukan biasanya dilaporkan dalam bentuk teks naratif berupa paragraf-paragraf atau juga dilaporkan dalam bentuk yang aslinya, pertanyaan dan jawaban ditampilkan langsung. Biasanya cara kedua ini ditampilkan dalam bentuk kalimat langsung karena jawaban langsung dari narasumber. 1. Perhatikan dan pahami teks wawancara berikut! Jakarta - Kevokalan Menkes Siti Fadilah Supari memprotes ketidakdilan ‘bisnis’ virus flu burung diabadikan dalam buku bertajuk “Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung”. Namun edisi bahasa Inggris buku ini ditarik karena salah penerjemahan. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 119 Buku edisi bahasa Inggris ini sempat diramaikan media asing. Utamanya media Australia, karena mengindikasikan sampel virus flu burung digunakan AS untuk senjata biologi. Apa alasan penarikan buku? “Inisiatif saya sendiri. Karena akibat beberapa kesalahan ketik. Aku baru menemukan. Saya minta revisi-kan. Saya cek satu persatu dan menemukan kesalahan-kesalahan yang cukup banyak dan cukup penting”. Ada salah yang krusial? “Ada yang prinsip dan ada yang biasa-biasa aja”. Buku Anda menyebutkan AS membuat senjata biologi dari virus flu burung? “Nggak ada tuh dalam buku versi bahasa Indonesia. Nggak ada”. Di buku versi Inggris? “Tidak ada tudingan seperti itu. Saya waktu pidato hanya mengatakan maybe. Karena memang tidak transparan sehingga kita tidak tahu sampel virus itu digunakan untuk apa. Apakah itu digunakan sebagai bahan untuk membuat vaksin atau untuk membuat senjata biologis kita tidak tahu. Begitu kalimat sesungguhnya seharusnya. Tapi diterjemahkan ke dalam versi Inggris nya itu tendensi ke US Government. Saya tidak pernah mengaccused suatu negara manapun”. Sumber: http:// Tapi Ibu melontarkan pernyataan itu dari mana datadatanya? “Justru karena saya tidak tahu. Buat apa”. Tapi pernyataan soal senjata biologi itu? “Loh kalau virus dipakai untuk senjata biologi masa aku nggak tahu” Jadi sama sekali tidak menyebut AS? “Nggak. Di buku versi bahasa Indonesia tidak ada tapi kenapa di versi bahasa Inggris tiba-tiba ada. Siapa yang mesti bertanggung jawab”. Siapa Bu yang harus bertanggung jawab? “Penerjemah dong”. Ibu sempat baca sebelum versi bahasa Inggris diterbitkan? “Nggak sempat. Saya bikinnya bahasa Indonesia, dan penerjemahannya saya serahkan ke orang lain”. Versi Indonesia dan Inggrisnya terbitnya sama? “Sama. Saya hanya ngecek yang bahasa Indonesia, yang teman saya yang bahasa Inggris. Itu yang kelewat”. 120 Pelajaran 7 Kesehatan Sikap WHO bagamana sekarang? “Lah wong kita sudah menemukan solusi”. Kenapa David Heyman dari WHO menyebut penarikan buku itu atas permintaan Presiden SBY? “Nggak, salah, sama sekali tidak ada”. Presiden sudah tahu, Bu? “Sudah”. Kapan Ibu tahu buku Ibu jadi polemik? “Seminggu lalu. Nangis aku. Tak tarikin, karena aku tahu itu salah, tak tarikin”. Buku Ibu dicetak berapa? “Masing-masing 1.000 eksemplar. Versi Inggris ditari semua akan diedit kembali karena ada kesalahan. Disamakan dengan versi bahasa Indonesia”. Proses penulisan buku berapa lama? “Sebulan setengah sampai dua bulan. Karena saya sudah punya catatan. Ini kan dari catatan harian”. (Sumber: http://www.detik.com) 2. Perankan teks wawancara di atas antara reporter dengan narasumber di depan kelas! Berikan komentar atas peran yang dilakukan oleh temanmu! 3. Lakukan penggubahan teks wawancara di atas menjadi sebuah paragraf naratif! Selanjutnya bacakan paragraf tersebut dengan suara nyaring! 4. Rencanakan sebuah wawancara yang bertema kesehatan! Perhatikan tahapan-tahapan sebelum melakukan wawancara! 5. Lakukan penggubahan terhadap teks wawancara dalam bentuk paragraf naratif! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Membahas dan Mendiskusikan Isi Puisi Pada materi pelajaran sebelumnya kamu telah mempelajari puisi, seperti mendengarkan pembacaan puisi, membacakan puisi, menulis puisi, dan banyak lagi kegiatan lagi yang lain yang mengapresiasi puisi. Pradopo (2005:14) mendefinisikan puisi sebagai sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan analisis sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya serta jalinannya secara nyata. Analisis pada puisi bisa dilakukan pada segi bentuk dan isi puisi. Pada segi bentuk puisi dilihat pada sistematika penulisan puisi, penggunaan rima dan irama pada pola pemilihan kata. Sedangkan pada segi isi puisi bisa diamati dari penggambaran pengarang yang dimunculkan dalam puisi, penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi dalam puisi tersebut. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 121 1. Perhatikan dan Pahami teks berikut ini! Sajak Sikat Gigi Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur Di dalam tidurnya ia bermimpi Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutya supaya terbuka Bunga pandan dari Jawa, kain seperai alas sembahyang, Semantun badan dengan nyawa tidak bercerai malam dan siang. (Yudishitira Adinegoro) 2. Lakukan identifikasi dan analisis terhadap isi puisi tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi dan analisis yang kamu lakukan! Kerjakan secara berkelompok! 3. Bacakan hasil identifikasi dan analisis yang telah kamu lakukan! Berikan tanggapan atas hasil diungkapkan temanmu tersebut! 4. Cari puisi yang bertema kesehatan! Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap isi puisi tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi dan analisis tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Membaca dan Menemukan Nilai-nilai yang Terkandung dalam Sastra Melayu Klasik Melakukan identifikasi terhadap unsur-unsur yang terdapat pada karya sastra Melayu klasik telah kamu pelajari pada materi pelajaran sebelumnya. Pada materi pelajaran kali ini kamu akan belajar menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra Melayu klasik. Sebuah karya sastra merupakan refleksi (cerminan) dari kehidupan nyata. Oleh karena itu sebuah karya sastra itu akan memuat nilai-nilai yang ada dalam kehidupan. Misalnya, nilai sosial budaya, nilai religius, nilai sosial kemasyarakatan dan banyak nilainilai yang lainnya. Sebagai sebuah karya sastra, sastra Melayu klasik pun juga memuat nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan sosial budaya Melayu. Dalam mengungkap nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra, hal pertama yang harus dilakukan adalah analisis terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra tersebut. ..., dikata dahulu ada seorang raja daripada segala raja-raja, ‘Adjamm Sjahrian namanya dan teramat besar kuasanya dan kerajaannya dan teramat banyak hartanya dan ra’yatnya dan pada 122 Pelajaran 7 Kesehatan zaman itu daripada segala raja-raja seorang pun tiada ada samanya. Maka dengan maghrur dan majhul dan apa adanya itu ia membesarkan dirinya dari karena kebesarannya itu pada segala orang. Ada pun pada sehari raja itu menghendaki menunjukkan kebesarannya akan segala orang. Maka ia menyuruh berseru-seru dalam negeri-negeri, bahwa segala raja-raja dan segala menteri dan segala hulubalang dan segala ra’yat pada hari anu ke tempat anu datang semuanya dengan perhiasan dan perintah yang baik supaya kami bermain di sana dan dilihat akan segala yang dalam hukum kami. Maka raja Sjahriar pada hari yang telah ia berjanji keluarlah dari dalam kotanya dengan segala menterinya dan hulubalangnya dibawanya bagai-bagai perhiasan daripada emas dan perak dan permata dan pakaian dan senjata dan lain daripada itu. Dan tatkala sampailah ia pada antara padang dilihatnya ke kiri dan ke kanan dan ke hadapan dan ke belakang, maka manusia juga penuh pada padang itu yang tiada adalah terbilang semuanya, sedang segala orang besar-besarnya dengan senjatanya dan pakaian yang baik berjalan sertanya. Apabila dilihat raja itu demikian tentaranya dan mabanya yang tiada tepermanai banyaknya pada padang itu, maka pada ketika itu jua dalam hatinya ia berkata pada zaman ini daripada segala raja-raja siapa gerangan yang terlebih kuasanya daripada aku dan siapa dapat melawan sertaku pada kebesaran ini dan siapa dapat mengalahkan kerajaanku ini, karena bahwasanya dapatlah aku dengan sentosa duduk di atas geta kerajaanku dengan kesukaan lain daripada segala kecintaan. Maka raja itu dengan kira-kira ini pergilah sebelah tempat itu di mana adalah berhimpun segala orang itu dan takala ia hampir di sana dan sekalian manusia menantikan dia akan datang lihatlah ia daripada hadapan datang seorang fakir tebal ia dengan pakaian yang buruk dan keji ia dengan rupa yang hina dan seorang pun dari segala hambanya yang dihadapannya tiada melarangkan fakir itu datang. Maka apabila fakir itu adalah hampir pada raja itu pun memberi salam padanya dan raja itu daripada kebesarannya tiada membalas salamnya itu dan tiada mau melihat padanya sedikit pun. Hatta maka sedang ia menghendaki lalu daripadanya fakir itu memegangkan kekang kudanya dan ia tiada memberi ia berjalan lagi. Maka raja itu gusar padanya, katanya: “Siapa engkau yang tiada malu hai biadab. Apa kehendakmu katakan padaku!” Maka fakir itu berkata apa kabar suatu yang indah daripada kerajaanmu dan kebesaranmu dan khabar itu tiada kudapat katakan melainkan pada telingamu juga. Maka raja itu pun tidak mendengar katanya itu, maka segala orang daripada segala pihak itu tercenganglah padanya dan dalam hal itu fakir pada telinga raja berkata: “Akulah malaku’lmaut, datang mengambil nyawamu sekarang ini.” Adapun apabila raja mendengar katanya itu takutlah ia sangat. Maka terbitlah daripada segala anggotanya peluh seperti air daripada pancuran dan bergerak segala tubuhnya seperti pohon kayu daripada angin dan katalah ia, “Hai malaku’lmaut dapatkah engkau nanti sehingga Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 123 aku kembali ke rumahku dan berpesan akan anak istriku kutukan hati segala orang yang dipersakiti daripada aku.” Maka berkata malaku’lmaut: “Hai Ahmak dalam beberapa tahun tiada kamu ingat ketika ini dan sekarang yang senapas tinggal daripada kehidupanmu kamu kehendaki membicarakan kesudahanmu. Tiada dapat lagi engkau pulang ke rumahmu dan melihat anak istrimu.” Maka malaku’lmaut mengambil nyawanya dan raja itu pun rebahlah dari atas kudanya lalu ke tanah dan fakir itu pun lenyaplah daripada mata segala orang banyak dan padang itu pun jadilah seperti kiamat daripada ingar dan menangis sekalian manusia. Inilah kesudahan kehidupan dan peri kematian orang yang masgul dengan dunia dan alpa daripada maut ini. (Sumber: Taju’sslatin) Penggalan sastra Melayu klasik di atas menggambarkan kesombongan seorang raja yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan memiliki segala-galanya dari semua raja yang hidup sezamannya. Namun kesombongan sang raja tidak berlangsung lama karena ada yang melebihi dia sebagai raja dalam berkuasa. Dan sang raja tidak kuasa untuk menolak kekuasaan yang melebihi kekuasaannya tersebut. Bukankah terdapat istilah di atas langit terdapat langit. Hal tersebut seolah mengisyaratkan kesombongan itu tidak kekal dan siasia-sia dilakukan. 1. Baca dan pahami penggalan teks hikayat berikut! Baidaba Diangkat Jadi Wazir Beberapa hari sudah itu, tiba-tiba pada suatu malam raja tiada dapat tidur. Bagaimanapun baginda memejamkan matanya tiada juga mau terlena, hingga larut. Akhirnya duduklah baginda menghadapkan muka ke langit, memikirkan keadaan dan rahasianya, dengan peredaran bintang yang tiada termaknai banyaknya itu. Setelah berdalam-dalam baginda pikirkan, timbullah beberapa pertanyaan dalam hati baginda yang tiada baginda ketahui jawabnya. Maka teringatlah baginda akan Baidaba, lalu teringat pula akan perkataannya yang menyebabkan baginda murka. Bagindapun menyesallah telah menghukum orang tua itu. “Sesungguhnya telah teraniaya pendeta itu karenaku”, kata baginda dalam hatinya, “Dan telah kurampas haknya, karena murkaku semata-mata. Padahal kata orang pandai-pandai, empat perkara tiada harus ada pada raja: pemarah, sifat itu lekas menimbulkan bencana; kikir, karena yang bersifat demikian tiada dimaafkan orang; pendusta, orang pendusta seorang pun tiada yang akan dekat kepadanya; dan kasar dalam bersoal jawab; sifat itu menunjukkan kebodohan jua. Itu pun belumlah nasihatnya dapat disebut berlebih-lebihan. Mengapa ia 124 Pelajaran 7 Kesehatan kuperlakukan tiada dengan sepatutnya, dan kubalas dengan yang tidak semestinya? Tak patut hukuman jadi balasan kepadanya. Melainkan wajib bagiku mendengarkan katanya dan menimbang-nimbang nasihatnya.” Ketika itu juga baginda bertitah menyuruh melepaskan Baidaba dan membawanya ke hadapan baginda. “Hai Baidaba”, sabda baginda setelah pendeta itu sampai ke hadapannya, “Bukankah engkau telah mencela kelakuanku dan menyalahkan perbuatanku?” “Ampun tuanku beribu ampun”, sembah Baidaba. “Adapun yang telah patik ucapkan di hadapan tuanku itu tiada lain wujudnya, melainkan kebajikan jua bagi tuanku, maupun bagi hamba rakyat dan kesejahteraan bagi kerajaan tuanku.” “Hai Baidaba”, sabda raja pula, “ulanglah sekali lagi perkataanmu itu semuanya, sepatah pun jangan dilupakan.” Maka diulang Baidabalah perkataannya itu kesemuanya, dan raja mendengarkan dengan hati-hati. Tiaptiap Baidaba mengucapkan perkataan yang masuk ke hati baginda, baginda menghentakkan tongkatnya ke tanah. Selesai Baidaba berkata-kata, bagindapun memandang kepadanya seraya bertitah menyuruh duduk. “Perkataan guru itu”, kata baginda, “termakan pada akalku dan masuk ke hatiku. Semua nasihat itu akan kupikirkan lebih dahulu.” Sudah itu baginda bertitah menyuruh menanggalkan belenggunya dan memberinya pesalin. “Ampun tuanku”, sembah Baidaba, “Sesungguhnya bagi orang sebagai tuanku, sebahagian kecilpun dari pada yang patik persembahkan tadi memadailah rasanya.” “Benar katamu itu”, jawab raja Dabsalim, “hai cerdik cendekia yang arif bijaksana. Dan aku bertitah, sejak hari ini guru kuangkat jadi wazirku.” Sangat terperanjat Baidaba mendengarkan titah baginda itu, seraya berdatang sembah: “Patik mohonkan beribu-ribu ampun dari pada tuanku, haraplah patik jangan diserahi beban yang mahaberat itu, karena sekali-kali tiadalah kuasa patik akan memikulnya.” Pada mulanya permohonan Baidaba itu diterima oleh baginda. Tetapi setelah Baidaba bermohon pulang dan keluar dari penghadapan, menyesallah baginda telah menerima keberatannya itu. Lalu baginda suruh panggil Baidaba kembali, dan serta sampai kepenghadapan, bagindapun bersabda: Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 125 “Setelah kupikirkan sejurus, hai guru, terasa olehku bahwa permintaanku tadi harus guru terima. Tak ada dayaku kan menuruti segala yang telah guru nasihatkan, jika guru tiada mau menjadi penuntun. Oleh sebab itu turutlah kehendakku dan dari saat ini guru jadi wazirkulah.” Karena tiada beroleh jalan mengelak lagi, Baidabapun menerimalah. Maka pada suatu hari yang baik, dipakaikan oranglah pada kepala Baidaba sebuah mahkota, dan diaraklah ia sekeliling negeri dengan mengendarai kuda, sebagai yang sudah teradat selama ini, supaya tahu rakyat bahwa ia telah diangkat baginda jadi wazir. Selesai upacara itu, duduklah Baidaba menjaga keadilan dalam negeri dan berusaha memakmurkan negeri dengan penduduk-nya dengan segala jalan yang dapat. Nama Baidabapun masyhurlah sebagai seorang besar yang tiada terpengaruh oleh kebesarannya, pengasih kepada fakir miskin, pemurah kepada anak rakyat, adil tiada membeda-bedakan yang mulia dari yang hina. Semua berita itu kedengaran kapada murid-muridnya, maka datanglah mereka bersama-sama menemui Baidaba. Ketika berhimpunlah mereka itu dihadapannya, berkatalah Baidaba: “Hai murid-muridku, aku yakin ketika aku masuk menghadap raja Dabsyalim dahulu tak dapat tidak pada sangkamu aku salah, lupa akan ilmuku, hingga mau masuk ke dalam perangkap si penganiaya yang tiada menaruh belas itu. Akan tetapi sekarang dapatlah kamu lihat sendiri apa buah pekerjaan itu, dan tahulah kamu bahwa pikiranku tiada salah. Tentu mengertilah kamu bahwa aku datang kepadanya dahulu itu bukan karena bodohku. Aku beranikan diriku karena kata arif, raja biasa mabuk seperti orang terminum minuman keras. Tiada mereka sembuh daripada mabuknya itu melainkan dengan pengajaran orang pandaipandai, dan teguran cerdik cendekia jua. Oleh sebab itu kewajiban atas raja menerima dan menuruti nasihat orang ‘alimalim’ dan wajib pula atas orang ‘alim-alim’ membetulkan perjalanan raja-raja dengan nasihatnya, dan menuntun mereka kepada kemuliaan dengan kebijaksanaannya. Hingga jika perlu janganlah ulama takut mengemukakan alasan yang tepat, supaya terhindar raja-raja itu daripada menurutkan kejahatan dan kelalimannya selama ini. Pada pemandanganku itulah kewajiban orang pandai-pandai yang utama terhadap rajanya. Orang alim tak ubah dengan tabib, yang berkewajiban menjaga diri yang sehat terpelihara dalam kesehatan, dan mengobati yang sakit supaya kembali sehat. Aku takut kalau-kalau salah seorang 126 Pelajaran 7 Kesehatan di antara kami, aku atau dia, lebih dahulu meninggal dunia, tentu orang yang tinggal akan berkata, dahulu ada hidup di zaman raja Dabsyalim yang aniaya, seorang tua bernama Baidaba, tetapi sedikitpun tiada ia berusaha menarik raja itu kembali kepada keadilan. Boleh jadi ada yang akan menjawab: “Benar tetapi ia tiada beroleh jalan, karena takut raja itu akan murka.” Tetapi ketika itu tentu berkata pula orang tadi: “Kalau begitu bukanlah lebih baik ia lari menjauhkan diri daripada raja itu?” Padahal sudah kukatakan kepadamu dahulu, meninggalkan tanah air amat berat rasanya. Oleh sebab itu tetaplah hatiku hendak mengorbankan jiwaku, rela aku mati asal tujuan itu tercapai, supaya terelak cerca yang akan dijatuhkan orang pandai-pandai atas diriku kemudian hari. Akan sekarang terbuktilah kata orang tua-tua, tiada akan tercapai ketinggian oleh seseorang, melainkan dengan salah satu dari tiga perkara: dengan kesusahan atas diri, atau dengan kerugian pada harta, atau dengan kerusakan pada agama. Dan orang yang belum pernah mengalami susah, belumlah ia akan sampai ketempat yang diingininya.” Seorangpun tiada yang berkata, mendengarkan perkataan gurunya demikian. Melainkan semuanya mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah menunjuki Baidaba akal bagaimana menuntun raja Dabsyalim kembali ke jalan yang benar. Dan sebagai tanda terima kasih syukur, hari itu mereka jadikan hari raja, yang sampai saat ini masih dirajakan juga di Hindustan. (Sumber: dikutip dari Hikajat Kalilah dan Daimah, terjemahan Ismail Djamil, 1948) 2. Ceritakan secara ringkas hikayat di atas menggunakan bahasa Indonesia! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap nilai-nilai yang terkandung hikayat di atas dan bandingkan dengan nilainilai kehidupan saat ini! Sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! (Sebelumnya lakukan identifikasi terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik, sehingga memudahkan untuk melacak nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat di atas)! 3. Cari sebuah teks sastra Melayu klasik di perpustakaanmu! Selanjutnya ringkas dalam bahasa Indonesia dan lakukan identifikasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam teks hikayat di atas! Kerjakan dalam kelompok! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 127 Menyimpulkan merupakan kegiatan mengikhtisarkan isi informasi, dan umumnya disampaikan dalam kalimat yang singkat dan jelas. Kemampuan menyimpulkan merupakan indikator atau penanda dari tercapainya kegiatan berbahasa yang dilakukan sebelumnya, baik kegiatan mendengarkan maupun kegiatan membaca. Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan pada narasumber atau orang yang berkepentingan dari peristiwa tertentu. Hasil dari wawancara dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu ditulis seperti halnya wawancara (ada teks pertanyaan dan jawaban) dan ditulis dalam bentuk uraian naratif. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, puisi mempunyai bentuk yang sangat kompleks. Oleh karena itu dalam proses memahami isi puisi dibutuhkan analisis baik dari segi bentuk maupun dari segi isi. Sebuah karya sastra lahir dari refleksi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari karya sastra, sebuah hikayat juga lahir dari refleksi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Melayu. Oleh karena itu sebuah hikayat juga sarat akan nilai-nilai sosial budaya Melayu. Hanya ada satu cara untuk menjadi pembicara yang baik, yakni belajar bagaimana mendengarkan (Christoper Morley). Prinsip itulah yang perlu dikembangkan, termasuk dalam kegiatan wawancara. Belajar menjadi pendengar yang baik menjadi salah satu syarat keberhasilan kegiatan wawancara. Pendengar yang baik adalah orang yang tahu kapan harus diam dan kapan harus bicara. Karya sastra dan tata nilai kehidupan adalah ibarat sekeping uang logam, dengan dua sisi yang tak terpisahkan. Satu sisi karya sastra merupakan refleksi atau cerminan dari kehidupan nyata, pada sisi yang lain sastra turut memberi dukungan tertatanya nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, membaca dan menemukan nilai dalam sebuah karya sastra, termasuk sastra klasik, seperti mempertegas jalinan dua sisi kepingan uang logam itu. 128 Pelajaran 7 Kesehatan Evaluasi 1. Baca dan pahami teks berikut! Catat poin-poin yang kamu anggap penting dalam teks tersebut! Makanan Berformalin Timbulkan Penyakit Berbahaya Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet akhir-akhir ini kembali marak. Jika beberapa waktu lalu penyalahgunaan formalin hanya terbatas pada bahan makanan seperti tahu, mie, bakso, dan ikan asin, tetapi kini lebih luas lagi. Di samping ditemukan pada permen dan manisan, bahan pengawet mayat itu juga ditemukan di beberapa sediaan kosmetik, seperti pasta gigi, shampo, dan sabun mandi. Untuk itulah berhati-hatilah dalam membeli berbagai kebutuhan rumahtangga agar tidak salah pilih. Lembaga Konsumen Jakarta dalam survei pasar yang dilakukan baru-baru ini menemukan 14 jenis produk kebutuhan rumahtangga mengandung formalin. Produk-produk yang telah beredar luas di masyarakat itu meliputi pasta gigi, shampo, dan sabun cair. Hal itu dikemukakan Asad Nugroho dari Yayasan Lembaga Konsumen Jakarta dalam Rapat Dengar Pendapat Umum antara Panitia Ad Hoc III DPD RI yang dipimpin oleh dra Eni Khairani, MSi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan paM) RI di Jakarta beberapa waktu lalu. Badan paM dalam hal ini diwakili oleh Pelaksana Harian Badan POM, dra Lucky S Siamet, Apt, M.Sc. Hadir pula dalam rapat dengar pendapat umum itu perwakilan PT Unilever Indonesia Tbk yang dipimpin oleh Muhammad Saleh dan Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan Indonesia diwakili Iskandar Sitorus. Keberadaan formalin dalam berbagai sediaan kosmetik, seperti pasta gigi, sabun mandi, shampo, dan pengeras kuku, memang diakui oleh dra Lucky S Siamet, Apt,M.Sc. Namun menurutnya, penggunaan formalin dalam sediaan kosmetik telah diatur sesuai SK Kepala Badan POM 00.005.1745. Ketentuan itu sesuai pula dengan kebijakan penggunaan formalin di Uni Eropa dan ASEAN. Untuk pasta gigi formalin diperkenankan dengan syarat kadar maksium 0,1 %, sabun mandi dan shampo 0,2 %, dan pengeras kuku 0,5 %. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium Badan POM terhadap sampel pasta gigi yang mengandung formalin menunjukkan bahwa kadar formalin dalam sampel tersebut masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan. Khusus pasta gigi, yang tidak diperbolehkan sama sekali adalah penggunaan diethylene glycol yaitu suatu zat anti pembekuan yang biasa digunakan pada minyak mesin. Pasta gigi seperti itu banyak ditemukan pada beberapa pasta gigi impor dari China. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 129 Hasil pengujian laboratorium Badan POM juga menemukan kandungan formalin dalam berbagai produk impor dari China, antara lain produk permen dan manisan. Permen dan manisan yang telah terbukti mengandung formalin itu dijual dengan nama dagang White Rabbit Creamy Candy, Kiamboy, dan Blackcurrant. Produk-produk itu telah beredar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Palembang, Makassar, Pontianak, Yogyakarta, dan Mataram. Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk-produk pangan yang mengandung bahan berbahaya, Badan POM telah menarik dari peredaran terhadap permen dan manisan yang mengandung formalin tersebut. Sumber: Kartini, edisi 2202, 4-18 Mi, tahu, bakso, dan terasi Dalam dengar pendapat umum itu Badan POM juga mela- porkan temuan formalin dalam berbagai bahan makanan seperti mi, tahu, bakso, dan terasi. Berdasarkan hasil evaluasi sampling pada November 2006, dari 2.400 sampel yang diuji dari berba- gai daerah di Indonesia, 104 sampel mengandung formalin. Jenis pangan bermasalah yang mengandung formalin adalah mi (85 sampel), tahu (45 sampel), bakso (20 sampel), dan terasi (8 sampel). Dalam penulusuran KARTINI di lapangan, memang ditemukan penyalahgunaan penggunaan formalin dalam bahan pangan, khususnya bakso dan ayam potong. Hal itu terlihat jelas saat KARTINI menyamar sebagai pembeli bakso pada salah seorang pedagang pembuat bakso, sebut saja Tarso, di Pasar Jatinegara. Ketika ditanya apakah bakso sudah diberi pengawet,Tarso menjawab sudah. Menurutnya, pengawet harus diberikan, sebab bila tidak, bakso tidak akan bertahan lama. Pengawet yang dimaksud Tarso tak lain adalah Oktober 2007 formalin. Tak hanya pada bakso, di pasar itu juga dijumpai beberapa pedagang ditengarai menjajakan ayam potong yang telah diawetkan dengan formalin. Ayam yang diawetkan formalin biasanya terlihat segar, bila diraba kesat, dan tidak dihinggapi lalat. Hanya, para pedang itu berkelit ketika ditanya tentang pengawet pada ayam yang dijajakan. Berbahaya bagi kesehatan Menurut dr Nurhasan, peneliti dari Lembaga Konsumen Jakarta, penggunaan formalin sebagai pengawet bahan makanan tidak dianjurkan sebab sangat berbahaya bagi kesehatan. Demikian pula penggunaannya di dalam pasta gigi. “Ketika menggosok gigi, ada kemungkinan pasta gigi tertelan. Itu arti- 130 Pelajaran 7 Kesehatan nya ikut menelan formalin juga. Memang, hari ini hanya sedikit pasta gigi yang tertelan, tetapi bila sering dilakukan, membuat jumlah formalin yang masuk ke dalam tubuh jadi besar. Hal itu berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan”, jelas dr. Nurhasan. Pendapat senada juga dikemukakan Prof. Suyatna, Ketua Unit Toksikologi Departemen Farmakologi FKUI. Menurut dr. Nurhasan, formalin merupakan larutan formaldehyde. Dalam dunia kesehatan, larutan ini difungsikan sebagai pengawet mayat dan desinfektan (membunuh kuman), seperti membersihkan alat-alat kesehatan, membersihkan ruangan. Di bidang lain, formalin biasanya digunakan di pabrikpabrik, seperti pabrik kertas, tekstil. Formalin memiliki kadar berbeda-beda. Makin tinggi kadarnya, makin tinggi efektivitasnya. Fungsinya sebagai desinfektan inilah maka bila formalin dicampurkan pada makanan membuat makanan itu tidak lekas membusuk. Secara awam sulit mengenali makanan yang diawetkan dengan formalin, sebab tak memberikan tanda yang jelas. Bila hanya dilihat kasat mata, tak ada perbedaan antara makanan yang diawetkan dengan makanan murni. Pada ayam misalnya perbedaan itu tak terlihat jelas. Memang ayam yang diawetkan umumnya sedikit kesat. Bila kadar formalin itu agak tinggi, ayam itu sedikit tercium bau formalin. Formalin berbau menyengat. Formalin digolongkan sebagai bahan kimia berbahaya, sebab sifatnya toksik (beracun), alergenik (menimbulkan alergi), dan karsinogenik (memicu sel kanker). Larutan ini bisa meracuni manusia melalui dua cara, yakni terhirup dan termakan. Formalin kadar rendah yang terhirup memberikan ciri timbulnya sesak nafas, mual, pusing, rasa tercekik, dan asma. Bila kadarnya tinggi menyebabkan kerusakan paru-paru. Kerusakan sedikit-sedikit ini kalau terus dibiarkan bisa menyebabkan timbulnya gagal ginjal atau kanker. Sedangkan bila formalin dengan kadar rendah termakan, membuat kerusakan selaput lendir sepanjang saluran cerna. Bila kadarnya tinggi, bisa membuat saluran cerna mengecil, pendarahan hebat lambung dan muntah darah. Inilah alasannya, sekecil apapun kadarnya, formalin tidak dibenarkan digunakan sebagai campuran dalam makanan, termasuk sebagai pengawet ayam, tahu, bakso, dan pasta gigi. (Sumber: Kartini, edisi 2202, 4-18 Oktober 2007) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa saja produk yang menggunakan formalin? b. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh formalin bagi kesehatan? c. Bagaimana cara mengenali makanan yang mengandung formalin? Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 131 d. e. 3. 4. 5. 132 Pelajaran 7 Kesehatan Apa manfaat dari penggunaan formalin? Siapa saja tokoh yang berbicara dalam teks tersebut! Sebutkan Simpulkan teks tersebut dalam kalimat yang singkat berdasarkan catatan yang telah kamu buat! Pahami isi puisi berikut! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap baik pada substansi maupun sistematika penulisannya! Kemudian deklamasikan puisi yang telah kamu pahami! Apa yang kamu ketahui tentang sastra Melayu klasik? Jelaskan pendapatmu berdasarkan pengetahuan dan informasi yang kamu dapat dalam rangkaian kalimat yang singkat! Pelajaran KESENIAN Membahas dan Mendiskusikan Isi Puisi Membahas dan mendiskusikan isi puisi merupakan salah satu bentuk kegiatan mengapresiasi puisi sebagai karya sastra. Materi tentang membahas dan mendiskusikan isi puisi telah kamu pelajari pada materi pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran kali ini kamu juga akan belajar untuk membahas dan mendiskusikan isi puisi sebagai upaya untuk mengapresiasi puisi sebagai karya sastra. Puisi itu multinterpretable, artinya puisi mengandung banyak makna. Namun demikian, kita bisa membahasa dan mendiskusikan suatu puisi dari berbagai sudut pandang, baik dari unsur intrinsik maupun intrinsik. Dengan demikian kegiatan mendiskusikan isi puisi ditujukan untuk memperoleh gambaran bagaimana penulis menyampaikan penginderaannya, perasaannya, pikiran atau konsep hidupnya, pesan-pesannya, dan semua hal yang diimajinasikannya. 1. Baca dan pahami teks puisi berikut secara apresistif! DOA ORANG LAPAR Karya WS Rendra kelaparan adalah burung gagak yang licik dan hitam jutaan burung-burung gagak bagai awan yang hitam o Allah ! burung gagak menakutkan dan kelaparan adalah burung gagak selalu menakutkan kelaparan adalah pemberontakan adalah penggerak gaib dari pisau-pisau pembunuhan yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin kelaparan adalah batu-batu karang di bawah wajah laut yang tidur adalah mata air penipuan Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 133 adalah pengkhianatan kehormatan seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu melihat bagaimana tangannya sendiri meletakkan kehormatannya di tanah karena kelaparan kelaparan adalah iblis kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran o Allah ! kelaparan adalah tangan-tangan hitam yang memasukkan segenggam tawas ke dalam perut para miskin o Allah ! kami berlutut mata kami adalah mata Mu ini juga mulut Mu ini juga hati Mu dan ini juga perut Mu perut Mu lapar, ya Allah perut Mu menggenggam tawas dan pecahan-pecahan gelas kaca o Allah ! betapa indahnya sepiring nasi panas semangkuk sop dan segelas kopi hitam o Allah ! kelaparan adalah burung gagak jutaan burung gagak bagai awan yang hitam menghalang pandangku ke sorga Mu (Sumber: dikutip dari kumpulan Puisi “Sajak-sajak Sepatu Tua”, 1995) 2. Apa kesanmu tentang puisi di atas? Bagaimana seorang Rendra begitu sempurna menggambarkan kelaparan sebagai burung gagak yang dianggap sebagai simbol penderitaan yang menyedihkan. Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap isi puisi tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi dan analisis yang kamu lakukan! 3. Bacakan hasil identifikasi dan analisis yang telah kamu lakukan! Berikan tanggapan atas hasil diungkapkan temanmu tersebut! 4. Baca dan pahami puisi berikut secara apresiatif! Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap puisi tersebut! Jelaskan identifikasi dan analisismu disertai dengan bukti dan alasan yang mendukung! 134 Pelajaran 8 Kesenian SAJAK SEBATANG LISONG menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada bayangan ujungnya .......................... menghisap udara yang disemprot deodorant aku melihat sarjana - sarjana menganggur berpeluh di jalan raya aku melihat wanita bunting antri uang pensiunan dan di langit para teknokrat berkata : bahwa bangsa kita adalah malas bahwa bangsa mesti dibangun mesti di up-grade disesuaikan dengan teknologi yang diimpor gunung - gunung menjulang langit pesta warna di dalam senjakala dan aku melihat protes - protes yang terpendam terhimpit di bawah tilam Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 135 aku bertanya tetapi pertanyaanku membentur jidat penyair - penyair salon yang bersajak tentang anggur dan rembulan sementara ketidak adilan terjadi disampingnya dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan termangu - mangu di kaki dewi kesenian bunga - bunga bangsa tahun depan berkunang - kunang pandang matanya di bawah iklan berlampu neon berjuta - juta harapan ibu dan bapak menjadi gemalau suara yang kacau menjadi karang di bawah muka samodra ................................. kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing diktat - diktat hanya boleh memberi metode tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan kita mesti keluar ke jalan raya keluar ke desa - desa mencatat sendiri semua gejala dan menghayati persoalan yang nyata inilah sajakku pamplet masa darurat apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan (Rendra. ITB, 19 Agustus 1978) Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dalam Cerpen Materi pelajaran tentang cerpen dan unsur-unsur di dalamnya telah kamu pelajari pada materi pelajaran sebelumnya. Itu artinya kamu telah mengetahui dan memahami pengertian cerpen dan unsurunsur yang ada dalam cerpen. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menulis cerpen Menulis cerpen merupakan salah satu bentuk penulisan kreatifapresiatif. Ada banyak hal yang bisa dijadikan objek menulis cerpen, salah satunya adalah pengalaman kita sebagai pengarang. Dalam penulisan kreatif, pengamatan, penghayatan, dan kemampuan pengembangan imajinasi sangat diperlukan. Baik atau buruknya cerpen, menarik atau tidak menariknya cerpen, sangat tergantung pada daya kreasi penulis. Tentu saja kemampuan menulis cerpen 136 Pelajaran 8 Kesenian seperti itu tidak dapat diperoleh melalui belajar teori atau berbagai teknik penulisan, tetapi juga melalui proses pelatihan. Artinya, semakin banyak mencoba, kamu akan semakin memiliki kemampuan itu. Menulis karya sastra, termasuk cerpen, sesungguhnya merupakan cara yang dapat kamu lakukan untuk menyalurkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaanmu yang terkristalisasi dari pengalaman hidup sehari-hari. Banyak hal yang bisa kamu salurkan melalui penulisan karya sastra, termasuk cerpen, misalnya pergumulan batinmu terhadap berbagai masalah kehidupan yang membuat kamu mengalami kejengkelan, kerinduan, kegelisahan, dan sebagainya (Endraswara, 2003). Pada dasarnya tidak terdapat aturan mutlak dalam menulis sebuah cerpen, namun terdapat beberapa tahapan yang bisa digunakan sebagai pedoman menulis cerpen. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk menyusun sebuah cerpen. „ Menentukan atau memilih tema penyusunan cerpen. „ Menentukan judul cerpen. „ Mengembangkan ide dalam bentuk kerangka cerpen dengan memperhatikan alur dengan berbagai peristiwa yang akan disajikan, tokoh dan perwatakannya, serta setting yang mencakup (setting tempat, waktu, dan BAca sosial-budaya). „ Menulis cerpen dalam bentuk draf dengan memperhatikan: diksi (atau pilihan kata), gaya bahasa, ejaan, tanda Sumber: Dokumentasi Penerbit baca, dan penggunaan kalimatnya. „ Merevisi dan menyunting draf cerpen. Pengalaman merupakan modal yang berharga untuk menulis karangan. Hal ini pun juga diakui oleh penulis besar ‘bahwa pengalamanlah yang membuat mereka besar’. 1. Perhatikan dan pahami cerpen berikut secara apresiatif! PADA SUATU HARI Oleh Pipiek Isfianti Hari itu hujan demikian lebat. Aku berdiri dengan tangan kullpat di dada, “Fuh, dingin banget” rutukku. Emang. hujan sore ini sedemikian dahsyatnya. Dan, itu tidak masalah seandainya saat ini aku berada di rumah, di depan pesawat televisi sembari menyeruput secangkir coklat hangat. Uh, sedapnya, bayangku sembari menelan air liur. Tapi ini? Di depan halte bus yang dingin, becek, basah lagi. Sebenarnya salahku juga sih, mengapa tidak dengerin Mami yang melarang aku berangkat les Bahasa Inggris sore ini. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 137 ORDER 138 Pelajaran 8 Kesenian “Nggak usah berangkat dulu lah, Fi, kayaknya mendung segini tebal. Entar sore pasti hujan lebat. Kamu lagi nggak enak badan gitu. kok”, kata-kata Mami tadi jadi terngiang dalam benakku. Tapi. aku cuek saja, tetap berangkat les karena memang ini sore jadwal conversation. Dan. aku paling suka Itu. “Alah, nggak apa-apa. Mi, kan pulangnya bisa numpang Anjar, Nggak usah susah-susah”, balasku pe-de. Dan kenyataannya? Si Anjar, teman sekelasku yang rumahnya satu jurusan tidak masuk. Yah, dan sore ini, di halte ini, aku meringkuk sendiri, “Eh, Fifi, ya?” sebuah suara berat ngagetin aku. Seketika aku melonjak. Dan wow, Tuhan memang Mahaadil. Di depanku sudah berdiri Aryo. Cowok keren temen sekelasku. Rambut dan tubuhnya basah terkena air hujan. Heran. dalam keadaan begini. Aryo tambah macho saja. Aku gelagepan. tidak tahu mesti bilang apa. Karena Aryo, cowok yang dengan diam-diam kusimpan rapat dalam hatiku, menjadi suatu obsesi yang tidak tahu kapan hilangnya. Tragisnya, cinta pertama ini terpaksa harus kandas di tengah jalan karena Aryo sudah punya gacoon. Mauris, anak kelas sebelah yang punya segalanya, cantik. pintar, dan bokapnya the have. Dan, aku mesti menelan kekecewaan ini sendiri, menyimpannya rapat dalam hati. menyembunyikannya. bahkan kalau mungkin menghilangkan sama sekali dan memoriku. Dan, aku sedang berusaha untuk itu. “Fi, dari mana?” tanya Aryo kalem. Bah, cowok ini memang punya segala elemen yang membuat cewek kembang kempis, cakep, pintar, ramah, dan baik hati. Pokoknya, hampir sempurna, deh. Hanya satu kekurangannya, dia tidak mau milih aku buat dijadiin ceweknya, itu saja. “Dari les tadi, Kamu?” jawabku enteng. “Aku mencoba menetralkan bak bik buk dalam dadaku. Ya, tidak ada seorang pun yang boleh tahu akan perasaan ini. Tidak seorang pun. termasuk Aryo. Padahal, doi persis satu bangku di belakangku. Aryo juga satu kelompok belajar denganku, sama-sama tim redaksi majalah dinding, bareng di teater sekolah, dan samasama pengurus OSIS. “Nih, cari Hidup Matinya Sang Pengarangnya Tooty Heraty”, katanya sembari menunjukkan buku hitam dan tebal itu. Aku melonjak, itu buku yang pingin kubeli, tapi belum sempet-sempet juga. ‘Wah, boleh pinjam nih?” kataku berusaha menetralisasi perasaanku yang semakin tidak menentu ini. Aryo tersenyum, dan di luar dugaan, ia mengangguk. “Boleh. kamu baca saja dulu. Soalnya masih ada buku yang harus kuselesein, kok”. katanya ramah. Dan, yang namanya getar di hati ini tidak malah sirna, tapi malah semakin membara. Seperti juga hujan di depanku, tibatiba aku menjadi pingin hujan itu tidak bakalan reda supaya hal ini aku lebih lama bersama Aryo. Ya, setidaknya hanya hari ini. “Waduh, hujannya miring ke sini, Fi, pindah yu”. Ajak Aryo sembari menggamit pundakku. Aku terkesiap. Lalu kami berdua mojok di sudut halte. Saat Itu rasanya hujan sedemikian berwarna, merah, hijau, biru, dan jingga seperti rasa yang mengaduk-aduk hatiku. Ah Aryo, mengapa sih aku mesti suka sama kamu. Padahal, jelas-jelas kamu pacaran sama Mauris. Tapi, pesonamu itu tidak bakalan sima hanya gara-gara kamu sudah punya pacar. Dan, aku yakin kok, kalau tidak cuma aku saja yang mimpi, tapi banyak cewek di sekolah yang naksir si Aryo. Dan, hari ini aku ada di sampingnya. Di saat hujan lagl. Berdampingan dengannya. Tentu tidak semua cewek seberuntung aku, selain pacar Aryo tentunya. Aku nikmati betul saat-saat ini. biar sehabis ini aku mungkin tidak pernah lagi merasakan saat-saat seperti ini. Tapi, bagiku satu hari ini Tuhan lagi ngasih hadiah buatku. Dipertemukannya aku dengan Aryo. dilbiarkannya aku mencoba mereka-reka mimpi sendiri. Biarpun aku tahu semua itu semu. “Hujan mulai reda Fi, kita pulang yuk1”, kata Aryo tibatiba. Aku gelagapan. Sungguh, kalau boleh aku meminta padaMu Tuhan. biarlah hujan hari ini terus turun sampai nanti malam. Bahkan, sampai besok atau sampai satu tahun lagi. Hi... hi ... hi ... aku tertawa dalam hati. Konyol sekali. Dan. sekaligus aku rutuk diriku sendiri. Dasar pemimpi! Aryo kembali mengajakku. Dan, aku susuri jalan berdua dengannya hingga kami harus berpisah karena Aryo berbeda jurusan angkota denganku. “Sampai ketemu di sekolah, ya Fi”, katanya lembut. Sebenarnya sih kata-kata biasa. kayak kalau si Anjar, si Budi ketua kelas, Rofik, Bagas, dan yang lainnya ngomong ke aku. Tapi herannya, mengapa kalau si Aryo yang ngomong bisa melambungkan anganku. Aku tersenyum dikulum. Payah, jangan sampai Aryo tahu hatiku. Kalau Aryo mengerti, bisa berabe. Aku tidak bakalan lagi leluasa dengannya, seperti hari ini, ya hari ini. Suatu hari sepanjang hidupku. Di mana aku bisa ber-happy-happy, biar hanya sejenak. Setelah itu, toh aku harus kembali ke alam nyata. Bahwa Aryo tidak bakalan suka Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 139 denganku. Aryo sudah milik Mauris, yang tentu punya lebih segalanya jika dibandingkan denganku. Yo, yo, terkadang cinta memang tidak harus dikatakan. Dan, cintaku ini bakal aku simpan di dalam hati. Menemani hari-hariku don semoga bisa menjadi semangatku dalam belajar dan berkarya, seperti selama ini aku lakukan. Berkarya dan berkarya tiada henti. Menulis di majalah remaja tiada henti, bermain teater dengan sungguhsungguh. Dan, segala hal positif kulakukan demi masa depanku. Kelak suatu saat akan kuceritakan pada anak cucuku bahwa suatu hari dalam hidupku, aku pernah merasakan sesuatu yang sangat membahagiakan sekalipun semua itu hanya mimpi. Kudekap erat buku hitam dan tebal itu, rasanya Aryo ada di sini, dalam angkota yang membawaku pulang. Ada air hangat yang menetes dari kedua mataku. (Sumber: Bola Salju di Hati Ibu, Antologi Cerpen Remaja IV) 2. Lakukan identifikasi dan prediksi terhadap ide dan pengalaman penulis dalam cerpen tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang kamu lakukan! Diskusikan bersama temanmu di dalam kelas! 3. Ingat kembali beberapa pengalamanmu yang berhubungan dengan kesenian! Selanjutnya tentukan peristiwa yang akan kamu ceritakan atau tuangkan dalam cerpen yang akan kamu tulis! 4. Buat kerangka cerpen dan tentukan tokoh atau pelaku yang kamu munculkan, peristiwa yang terjadi serta latar cerita dalam cerpen yang akan kamu tulis! 5. Kembangkan kerangka cerpen yang telah kamu buat! Perhatikan pilihan kata, tanda baca dan ejaan! 6. Baca cerpen yang telah kamu susun di depan kelas! Mendengarkan dan Menemukan Hal Menarik tentang Tokoh Cerita Rakyat Cerita rakyat sering disebut folklor walaupun hanya merupakan bagian dari folklor. Folklor adalah karya kreatif kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun. Pewarisan itu dapat terjadi secara lisan, sebagian lisan, atau bukan secara lisan. Hal yang diwariskan secara lisan di antaranya ialah ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, cerita rakyat, dan nyanyian rakyat. Sementara itu, yang sebagian diwariskan secara lisan di antaranya ialah kepercayaan rakyat dengan adanya benda atau alat yang merupakan simbol kekuatan. Folklor bukan lisan di antaranya warisan yang berupa pengetahuan atau keterampilan dalam membuat benda atau alat yang diyakini bertuah. Folklor berbeda dengan unsur kebudayaan yang lain. Folklor biasanya diwariskan dan disebarkan secara lisan, bersifat tradisional (bentuknya relatif tetap), memiliki versi yang berbeda-beda, bersifat 140 Pelajaran 8 Kesenian anonim atau tidak jelas siapa penciptanya, mempunyai bentuk yang berumus atau berpola, mempunyai fungsi secara kolektif (bukan individual), bersifat pralogis yang berbeda dengan logika umum, merupakan milik bersama (bukan individu), bersifat polos dan lugu sehingga terkesan jorok atau kasar. Sebagai bagian dari folklor, cerita rakyat juga termasuk dalam bagian karya sastra yang berbentuk prosa. Oleh karena itu sebuah cerita rakyat juga tersusun atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, salah satunya adalah tokoh cerita. Istilah tokoh merujuk pada seseorang, pelaku cerita. Keberadaan tokoh dapat dihubungkan dengan jawaban terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utamanya?”, atau “ada berapa orang jumlah pelakunya?” Jika menghadapi suatu cerita, orang selalu bertanya, “ini cerita (tentang) siapa?” atau “siapa pelaku cerita ini? (Sudjiman, 1988:16). Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Pengarang mengunakan beberapa teknik dan cara untuk menghadirkan tokoh dalam novel yang dihasilkannya. Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh dibedakan menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan (bawahan). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita dan paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sebaliknya, tokoh tambahan (bawahan) hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dengan porsi penceritaan yang pendek. Kemunculan tokoh dalam sebuah cerita tentu tidak serta-merta atau asal melainkan terdapat pertimbangan tertentu, salah satunya adalah menyangkut pesan yang ingin disampaikan penulis melalui sikap yang patut diteladani atau hal-hal menarik dari seorang tokoh yang dimunculkan, misalnya kecerdikan yang dimiliki membuat tokoh tersebut selalu beruntung, dan banyak lagi yang lainnya. 1. Dengarkan pembacaan cerita rakyat berikut oleh gurumu atau temanmu! Rara Jonggrang Di Prambanan, dahulu kala tersebutlah sebuah kerajaan. Rajanya bernama Raja Baka. Baginda raja mempunyai seorang putri cantik jelita bernama Rara Jonggrang. Raja Baka yang bertahta sebagai seorang raja yang angker dan menakutkan. Kekuasaan Raja Baka sangat luas dan besar sekali. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 141 Saat itu Kerajaan Prambanan tengah berperang dengan Kerajaan Pengging. Pada mulanya Raja Pengging kalah. Prajurit Pengging banyak yang gugur di medan peperangan. Akhirnya Jaka Bandung, putra Raja Pengging, maju ke medan perang menggantikan ayahnya. Prajurit Pengging yang dipimpin oleh Jaka Bandung akhirnya dapat mendesak laskar prajurit Prambanan, dan Raja Baka dapat dibunuh oleh Jaka Bandung. Jaka Bandung kemudian menduduki kerajaan Prambanan. Ketika melihat Rara Jonggrang, putra mahkota Kerajaan Pengging merasa jatuh cinta dan ingin memperistrinya. Namun Rara Jonggrang, berusaha mengelak dan menolak keinginan Jaka Bandung, karena ia tahu bahwa Jaka Bandung adalah pembunuh ayahnya. Dalam upayanya menolak keinginan Jaka Bandung, Rara Jonggrang membuat syarat. Ia mau diperistri oleh Jaka Bandung, jika dapat membuatkan seribu candi dan dua buah sumur yang sangat dalam yang harus diselesaikan dalam waktu semalam. Menurut anggapan Rara Jonggrang, Jaka Bandung pasti tak akan mampu memenuhi persyaratannya tersebut. Dengan demikian, maka ia akan lepas dari keinginan pembunuh ayahnya itu untuk memperistri dirinya. Namun, ternyata Jaka Bandung menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. Dengan kesaktiannya ia minta bantuan makhluk halus. Malam itu para makhluk halus yang dipimpin Jaka Bandung bekerja keras, satu persatu candi diselesaikan. Melihat hal tersebut, Rara Jonggrang merasa terkejut dan heran karena bangunan candi yang dimintanya, pada pertengahan malam sudah selesai dari separuh jumlah yang diinginkannya. Rara Jonggrang menjadi kecut hatinya. Ia khawatir Jaka Bandung akan mampu menyelesaikan syarat yang dimintanya. Dengan demikian ia akan menjadi istri lelaki yang dibencinya, lelaki pembunuh orang tuanya. Rara Jonggrang kemudian membangunkan gadisgadis desa di Kerajaan Prambanan. Mereka diperintahkan menyalakan obor dan memukulmukulkan alu pada lesung. Maka terdengarlah suara yang riuh dan suasana yang terang, sehingga ayam jantan pun berkokok sahutmenyahut. Mendengar suara itu, para makhluk halus itu segera meninggalkan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari akan segera terbit. Jaka Bandung menjadi terkejut. Ia heran kenapa makhluk-makhluk halus itu meninggalkan pekerjaannya, padahal tugas menyelesaikan candi seribu buah itu hanya kurang sebuah, 142 Pelajaran 8 Kesenian sementara haripun masih belum menjelang fajar. Dan ketika diketahui bahwa semua itu adalah ulah dan tipu muslihat dari Rara Jonggrang, ia menjadi marah. Dirinya berarti gagal untuk memperistri gadis itu. Karena kemarahannya itu, Jaka Bandung mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca batu sebagai pelengkap kekurangan candi seribu. Dan arca batu Rara Jonggrang berada di Candi Prambanan. Demikian juga gadis-gadis desa sekitar Prambanan oleh Jaka Bandung dikutuk: “Jangan ada orang yang mengambil istri gadis-gadis desa Prambanan sebelum mencapai umur tua”. Demikianlah terjadinya Candi Prambanan dan Candi Sewu. Meskipun jumlahnya belum mencapai seribu buah candi tersebut disebut Candi Sewu. Candi Sewu letaknya berdekatan dengan Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang. (Sumber: dikutip dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara karangan Kidh Hidayat) 2. Sebutkan tokoh utama dan tokoh bawahan dalam cerita rakyat “Rara Jongrang” di atas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! 3. Ungkapkan hal-hal yang menarik dari tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat “Rara Jongrang” di atas! Jelaskan juga letak kemenarikan dari tokoh tersebut dan sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung! Menulis Paragraf Persuasif Beberapa jenis paragraf telah kamu pelajari pada pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menyusun paragraf persuasif. Gorys Keraf (1982), mengungkapkan bahwa persuasif merupakan suatu keahlian untuk mencapai suatu persetujuan atau kesesuaian kehendak pembicara dan individu yang diajak bicara. Selain itu, paragraf persuasif juga merupakan proses untuk meyakinkan orang lain supaya orang itu menerima apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis. Dalam paragraf persuasif, fakta hanya digunakan seperlunya dan situasi konflik dihindari karena tujuannya adalah untuk meyakinkan pendengar atau pembaca sehingga terjadi kesesuaian dan kesepakatan antara dua belah pihak. Tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menulis paragraf persuasi adalah sebagai berikut. (1) watak dan kredibilitas (keterpercayaan) pembicara/penulis. (2) kemampuan pembicara/penulis mengendalikan emosi para pendengar/pembaca. (3) bukti-bukti atau fakta yang diperlukan untuk memperkuat suatu kebenaran. Perhatikan contoh paragraf persuasif berikut. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 143 “Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.” 1. Perhatikan dan pahami contoh penulisan paragraf persuasif tersebut! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap contoh paragraf persuasif di atas! (Tunjukkan kalimat yang meyakinkan pembaca atau yang memenuhi tiga syarat yang memenuhi sebuah paragraf persuasif). 2. Susun sebuah paragraf persuasif yang bertema kesenian! Ungkapkan paragraf yang telah kamu susun di depan kelas! 3. Berikan tanggapan dan komentar atas paragraf persuasif yang disusun temanmu, baik dari gaya pembacaan maupun dari segi isi paragraf! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung tanggapan dan alasanmu tersebut! 4. Baca dan pahami teks berikut! Mereka Cinta Seni Tradisional Indonesia Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang dan gong. Orkes Gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Istilah Gong lebih dianggap sinonim dengan Gamelan dan penelaannya menggunakan 4 (empat) cara yaitu: Slendro, Pelog, Degung dan Madenda. Menurut pendapat banyak orang, sebenarnya saat ini Gamelan adalah bukan lagi menjadi musik yang asing, karena popularitasnya telah merambah dan dikenal ke berbagai benua dan telah melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan. Walaupun telah merambah belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah kita bisa menikmati versi aslinya. Sedangkan gamelan yang berkembang di kota Jogjakarta adalah Gamelan Jawa yang memiliki nada yang lebih lembut dan slow dibandingkan Gamelan Bali yang merancak dan Gamelan Sunda yang mendayu-dayu didominasi suara seruling. Seperangkat Gamelan Jawa biasanya terdiri dari beberapa alat musik, yaitu Kendang, Bonang, Bonang penerus, Demung, Saron, Peking, Kenong dan Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter dan Suling. Uniknya Gong Besar hanya berfungsi pada saat pembukaan dan penutupan pada sebuah 144 Pelajaran 8 Kesenian Sumber: http:www.google.com irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan untuk musik yang dihiasi irama gending. Kita dapat menikmati Gamelan sebagai pertunjukan tersendiri yang biasanya dipadukan dengan suara penyanyi (sinden ; wiraswara waranggana) maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Musik ini dapat merupakan menjadi klasik ataupun komtemporer yang memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan. Pada tanggal 5 Januari 2007 KBRI Buenos Aires telah menyelenggarakan pembukaan kursus/latihan gratis untuk belajar seni musik dan tari Indonesia, khususnya Gamelan dan Tarian Jawa bagi masyarakat umum di kota Buenos Aires yang dihadiri oleh + 35 orang calon peserta, pecinta seni musik tradisional. Program ini rencananya akan diselenggarakan selama 3 bulan ( Januari-maret 2008: senin-Jumat, Contact Person: Sra. Herlina, HP 1568460188, Sr. Rudi H, HP: 1564688256). Dalam sambutannya, Dubes RI Sunten Z. Manurung menyampaikan bahwa program ini adalah Program Kerjasama antara KBRI Buenos Aires dengan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia sebagai wujud realisasi janji Komisi X DPRRI (bidang Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga) yang pernah berkunjung ke KBRI Buenos Aires pada bulan Oktober 2007 yang lalu untuk membantu mendatangkan tenaga Pelatih Gamelan dan Tari dari Indonesia dalam membantu dan mendukung KBRI mempromosikan kekayaan budaya tradisional Indonesia di luar negeri. Pada acara tersebut telah hadir 2 orang tenaga (guru) pelatih Gamelan dan Tari yang langsung datang dari ISI (Institut Seni Indonesia) – Yogyakarta, Indonesia, yaitu Bapak Suhardjono (Pelatih Gamelan) dan Bapak Bambang Tri Atmadja (pelatih Tari). Dalam kesempatan tersebut juga telah diperagakan beberapa tarian, antara lain: (a). Tari Klono Topeng (Jenis tari: Putra Gagah), yaitu tarian yang mengisahkan sebuah kasmaran Prabu Klono Sewandono kepada Dewi Sukartaji; (b) Tari Gambyong (Jenis tari: Wanita), yaitu tarian Penyambutan; (c). Tari Gunung Sari (Jenis tari: Putra Halus), yaitu tarian yang mengisahkan jatuhnya Prabu Gunung Sari kepada Rogel Kuning. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan dan latihan musik Gamelan dengan memperagakan lagu-lagu gamelan (gending) yaitu : (a). Lancaran Bindri : lagu Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 145 yang dipersembahkan untuk iringan Pengantin (mempelai) dari pintu gerbang (luar) menuju masuk ke singgasana pelaminan; (b). Lancaran Singo Nebak: yaitu lagu iringan wayang untuk pasukan prajurit berangkat menuju medan perang. (Sumber: http://www.dwpbuenosaires.blogspot.com. 7 januari 2008) 5. Lakukan identifikasi terhadap paragraf persuasif ada teks di atas! (Tunjukkan kalimat-kalimat yang mampu meyakinkan pembaca atau yang memenuhi tiga syarat paragraf persuasif). Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi yang telah kamu lakukan! Puisi itu multinterpretable, artinya puisi mengandung banyak makna. Namun demikian, kita bisa membahasa dan mendiskusikan suatu puisi dari berbagai sudut pandang, baik dari unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan demikian kegiatan mendiskusikan isi puisi ditujukan untuk memperoleh gambaran bagaimana penulis menyampaikan penginderaannya, perasaannya, pikiran atau konsep hidupnya, pesan-pesannya. Menulis cerpen merupakan kegiatan kreatif apresiatif. Sebagai salah satu bagian dari karya sastra, cerpen terangkai atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Tidak ada aturan khusus dalam menulis sebuah cerpen namun setidaknya terdapat beberapa poin yang bisa dijadikan pedoman untuk menulis cerpen. „ Menentukan atau memilih tema. „ Menentukan judul cerpen. „ Mengembangkan ide dalam bentuk kerangka cerpen. „ Menulis cerpen dalam bentuk draf. „ Merevisi dan menyunting draf cerpen. Cerita rakyat merupakan salah satu bagian dari folklor. Walaupun umumnya disebarluaskan secara lisan namun terdapat juga cerita rakyat yang disajikan secara nonlisan. Tokoh dan penokohan merupakan salah unsur intrinsik yang cukup penting keberadaannya dalam sebuah cerita. Sama halnya dengan keberadaan manusia dalam kehidupan sehari-hari, tokoh juga memiliki watak dan karakter manusia pada umumnya. Unsur kemenarikan bisa diamati dari sisi penokohan tersebut. Sebuah paragraf persuasif disampaikan untuk meyakinkan orang lain (pendengar atau pembaca) untuk mau menerima apa yang disampaikan pembicara atau penulis. Tiga syarat yang harus dipenuhi dalam paragraf persuasif. 146 Pelajaran 8 Kesenian 1. 2. 3. Watak dan kredibilitas penulis atau pembicara. Kemampuan pembicara/penulis mengendalikan emosi para pendengar/pembaca. Bukti dan fakta untuk memperkuat. Setiap manusia selalu memiliki peran ganda, sesuai dengan waktu dan tempat peran itu dilakukan. Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari juga dibebani oleh peran yang harus dijalankan. Karya sastra, termasuk cerita rakyat, menyediakan berbagai macam peran dengan segala atribut yang melingkupinya. Melalui analisis dan pemahaman terhadap berbagai tokoh dan peran itulah kita dapat mempersiapkan diri menjalankan peran sesuai tuntutan situasi. Penulis-penulis yang baik menggambarkan kenyataan, sedangkan para penulis yang buruk mengaburkannya. Penulis yang baik mengarahkan kenyataan menuju kebenaran, sedangkan penulis yang buruk melakukan hal sebaliknya (Edward Albee). Pernyataan tersebut sangat tepat digunakan dalam proses menulis paragraf persuasif. Intinya adalah proses meyakinkan orang lain dalam tulisan persuasif tidak harus dihadirkan dalam bentuk kebohongan-kebohongan dan menyembunyikan fakta. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 147 Evaluas 1. Baca dan pahami puisi berikut secara apresiatif! AKU TULIS PAMPLET INI Karya WS Rendra Aku tulis pamplet ini Karena lembaga pendapat umum Ditutupi jaring labah-labah Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, Dan ungkapan diri ditekan Menjadi peng-iya-an Apa yang terpegang hari ini Bisa luput besok pagi Ketidak pastian merajalela Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki, Menjadi marabahaya, Menjadi isi kebon binatang Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi Maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan Tidak mengandung perdebatan Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan Aku tulis pamplet ini Karena pamplet bukan tabu bagi penyair Aku inginkan merpati pos Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku Aku ingin membuat isyarat asap kaum indian Aku tidak melihat alasan Kenapa harus diam tertekan dan termangu Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar Duduk berdebat menyatakan setuju atau tidak setuju Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ? Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api Rembulan memberi mimpi pada dendam Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah Yang teronggok bagai sampah Kegamangan Kecurigaan Ketakutan Kelesuan (Pejambon - Jakarta, 27 april 1978) 2. Jelaskan makna dari puisi di atas! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung penjelasanmu! 3. Cari sebuah cerita rakyat yang tumbuh di daerahmu! Selanjutnya lakukan identifikasi dan analisis terhadap pendeskripsian penokohan dalam cerita rakyat tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! 148 Pelajaran 8 Kesenian Pelajaran TRANSPORTASI Memberikan Kritik pada Informasi di Media Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah memberikan dukungan terhadap isi artikel yang ada dalam media cetak. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar untuk memberikan kritik terhadap informasi Mengungkapkan kritik secara langsung yang dimuat di media. merupakan salah satu Kritik merupakan kecaman, tanggapan, yang terkadang disertai kegiatan berbicara. uraian dan pertimbangan baik-buruk terhadap suatu hasil karya. Oleh Berbicara merupakan kegiatan berbahasa karena itu memberikan kritik berarti memberikan tanggapan atas yang mengungkapkan sesuatu dengan memberikan pertimbangan baik-buruk. Sama halnya ide, gagasan, pikiran, dengan memberikan dukungan, memberikan kritik juga sebaiknya kritik, pujian dan banyak lagi yang lain secara diungkapkan dengan bahasa yang singkat, jelas dan santun. lisan. Pengungkapan bukti dan alasan yang argumentatif merupakan pertimbangan yang mampu meyakinkan pembaca akan sebuah kritikan. Perhatikan pengungkapan kritik berikut. Apa dasar pihak kepolisian menggerebek gudang penyimpanan kedelai di Jatim? Apa pula alasan pihak Kepolisian Metro Jaya melarang Kritik pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang melakukan pengoplosan? Sebab, nyatanya apa yang dilakukan oleh pemilik kedelai di Surabaya Fakta dan pedagang beras di Jakarta tak melanggar undang-undang mana pun, baik UU Perdagangan maupun UU Perlindungan Konsumen. Sepertinya pihak kepolisian masih harus mempertajam intuisi para intelijennya. Dan, yang paling perlu dilakukan dalam menindak kejahatan ekonomi adalah koordinasi dengan pihak aparat Departemen Saran Perdagangan, Departemen Industri, dan pihak terkait lainnya, termasuk pihak Bea dan Cukai. Ingat kepolisian telah mendapat kemandirian sejak tahun 1999. Kritik atau kecaman yang disampaikan penulis dalam pemberitaan atas kinerja kepolisian itu tidak saja berbicara dilengkapi dengan fakta yang terjadi namun juga saran tentang apa sebaiknya yang harus dilakukan pihak kepolisian sebelum bertindak. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 149 1. Baca dan pahami teks informasi berikut! Saatnya Peduli Keselamatan Bersama Satu hal yang perlu diketahui saat memberikan kritik adalah ungkapkan dengan bahasa yang sopan dan intonasi yang tidak tinggi. 150 Pelajaran 9 Transportasi “Hanya dia dan Tuhan yang tahu, apakah akan belok kiri atau kanan”. Anekdot itu menggambarkan betapa banyak pengendara sepeda motor di Indonesia yang hanya mementingkan keselamatan dirinya sendiri, tanpa memperhatikan keselamatan diri orang lain. Bahkan, tidak sedikit pengendara sepeda motor yang kurang peduli dengan keselamatan dirinya sendiri. Misalnya, naik motor tanpa menggunakan helm atau memakai helm tapi bukan helm standar, naik motor hanya memakai sandal jepit, sepeda motor tanpa kaca spion, lampu sein tidak berfungsi, tidak memakai jaket dan sarung tangan pelindung dan sebagainya. Karena itulah, kampanye safety riding harus terus digalakkan. Safety riding intinya adalah berkendara secara aman dan nyaman. Safety riding tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, melainkan juga keselamatan orang lain. Kalau kita mengendarai sepeda motor dengan cara yang benar dan aman, berarti kita peduli pada keselamatan bersama. Keselamatan berkendara sangat ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu (a) faktor pengendara, (b) faktor kelaikan atau kelayakan kendaraan, dan (c) faktor pengetahuan lalu lintas. Faktor pengendara atau orangnya, harus memiliki kesadaran tentang pentingnya keselamatan dalam berkendaraan. Kesadaran itu ditunjukkan antara lain dengan cara memakai perlengkapan keamanan, terutama helm, sepatu di atas mata kaki, sarung tangan, dan jaket. Jika dimungkinkan, ada baiknya sebelum berkendaraan melakukan pemanasan atau olah raga ringan, agar badan tidak kaku. Selanjutnya, kelayakan kendaraan berkaitan dengan keadaan komponen-komponen penting dalam kendaraan. Di samping komponen utama, yakni kondisi mesin, kelayakan kendaraan juga mencakup rem, ban, spion, dan lampu sein. Semua komponen tersebut harus berfungsi dengan baik. Tidak kalah pentingnya adalah pengetahuan tentang peraturan lalu lintas. Misalnya, berhenti saat lampu merah menyala, mengetahui cara berbelok dan menikung, cara mendului kendaraan lain. Jika akan mendahului harus memperhatikan kondisi jalan di depan dan sebelum mendahului, lampu sein minimal menyala tiga kedipan. Selain itu tidak boleh berjalan dengan zigzag. Terakhir, dari semua hal di atas yang terpenting adalah kewaspadaan saat berkendaraan. Konsentrasi pada kendaraan, baik saat ramai maupun sepi, baik di jalan luas maupun jalan sempit. Tentu saja, kita tidak mau menambah lagi jumlah korban jiwa sia-sia di jalan raya karena ketidakpedulian kita pada keselamatan. (Sumber: Republika, 14 Februari 2008) 2. Ceritakan kembali secara garis besar isi teks di atas! Berikan tanggapan dan komentar atas penceritaan kembali yang dilakukan temanmu, baik dari segi gaya pengungkapan maupun dari segi kelengkapan isi penceritaan! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung tanggapan dan komentar yang kamu sampaikan! 3. Lakukan identifikasi terhadap teks pemberitaan tersebut! Selanjutnya ungkapkan kritik atas isi teks tersebut secara lisan dan sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung kritik yang kamu sampaikan tersebut! Selanjutnya Berikan tanggapan dan komentar atas pengungkapan kritik yang disampaikan temanmu tersebut! Sertakan argumentasi yang mendukung tanggapan dan komentar yang kamu ajukan! 4. Cermatilah pernyataan berikut. “Jalan raya adalah penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Setiap hari ribuan nyawa melayang sia-sia di jalan raya”. Diskusikan secara berkelompok pernyataan tersebut. Kemukakan kritik dan tanggapan dengan disertai alasan yang tepat mengenai masalah di atas. Sampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas! 5. Cari sebuah teks yang bertema transportasi di media cetak dengan tema transportasi! Selanjutnya lakukan identifikasi terhadap isi teks yang kamu baca dan ungkapkan kritik atas isi teks tersebut! Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! Merangkum Teks Bertabel/Grafik dengan Teknik Membaca Memindai Membaca merupakan kegiatan menyerap informasi yang disajikan secara tertulis. Terdapat banyak jenis kegiatan membaca dan kesemuanya digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Membaca tabel dapat dikelompokkan dalam jenis membaca memindai. Membaca memindai merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan lama. Kegiatan membaca memindai bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam serta terperinci terhadap bahan bacaan. Demikian pula, jika kamu membaca sebuah tabel. Langkah-langkah membaca tabel sebagai berikut: a. perhatikan dan baca judul tabel, b. tabel terdiri atas dua bagian, yaitu (a) kolom adalah bagian tabel yang mengarah dari atas ke bawah (vertikal), dan (b) lajur adalah bagian tabel yang mengarah dari samping kiri ke samping kanan (horisontal), c. baca informasi yang terdapat dalam kolom, d. baca informasi yang terdapat pada lajur, dan e. cermati titik (tempat) pertemuan antara kolom dan lajur untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 151 Merangkum merupakan mengikhtisarkan bagian-bagian penting dari sebuah teks atau uraian yang lain. Kemampuan merangkum teks akan tercapai dengan baik jika kegiatan berbahasa sebelumnya (membaca atau mendengarkan) berhasil dilaksanakan atau dilakukan. 1. Baca tabel berikut secara teliti! Tarif Express Mail Service (dalam USD) No Tujuan sd 250 gr sd 500 gr sd 1000 gr sd 1500 gr sd 2000 gr per 500 gr berikutnya 1 USA D 20 DB 25 D 27 DB 32 D 41 DB D 47 55 DB 61 D 69 DB 74 D 13 DB 13 2 Arab Saudi 25 25 29 29 35 35 42 42 48 48 6 6 3 Australia 16 21 18 24 24 29 29 34 34 39 5 5 4 Belanda 39 39 44 44 54 54 63 63 73 73 9 9 5 Brunai 14 19 15 20 17 23 19 25 21 26 1.5 1.5 6 Filipina 15 20 16 21 19 25 22 28 25 30 2.5 2.5 7 Hongkong 15 17 17 18 29 22 23 25 69 28 3 3 8 Inggris 34 34 39 39 49 49 59 59 69 69 9 9 9 Jepang 16 21 19 24 24 29 29 35 35 40 5 5 10 Malaysia 14 19 15 20 17 22 18 24 41 25 1.5 1.5 11 RRC 17 22 20 25 27 32 43 39 49 46 6 6 12 Singapura 14 19 15 20 16 22 18 23 24 24 1 1 Thailand 15 20 16 21 19 24 21 26 27 29 2 2 13 (Dikutip dari Membaca, Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Dirjen Dikdasmen, 2003) 2. Selanjutnya, jawab pertanyaan berikut di buku tulismu! a. Apa informasi yang ada dalam tabel tersebut? b. Berapa ongkos yang harus dibayar, jika mengirimkan dokumen (D) seberat 300 gram ke Hongkong? c. Ke mana ongkos pengiriman barang dagangan (DB) seberat 1800 gram yang paling mahal! d. Ke mana ongkos pengiriman paling murah untuk dokumen seberat 250 gram? e. Ke mana ongkos pengiriman dokumen dan barang dagangan yang bertarif sama? 3. Ungkapkan secara lisan dan tertulis isi tabel tersebut ke dalam beberapa kalimat! 4. Simpulkan isi tabel tersebut! 152 Pelajaran 9 Transportasi Mendengarkan dan Menjelaskan Hal Menarik tentang Latar Cerita Rakyat Penggambaran latar dalam cerita memberikan informasi tentang situasi (ruang dan waktu) sebagaimana adanya. Selain itu, latar juga berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh, juga menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh. (Sudjiman, 1992:46) Pada materi pelajaran sebelumnya kamu telah mempelajari materi tentang cerita rakyat dan menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam cerita rakyat. Pada pelajaran kali ini, kamu akan belajar tentang cerita rakyat dan hal menarik tentang latar dalam cerita rakyat. Sebagai bagian dari karya sastra, sebuah cerita rakyat juga terjadi pada suatu tempat dan dalam suatu kurun waktu tertentu, seperti halnya kehidupan ini yang juga berlangsung dalam ruang dan waktu. Unsur yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadiankejadian dalam cerita berlangsung disebut setting ’latar.’ Dengan demikian, yang termasuk di dalam latar ini ialah tempat atau ruang yang dapat diamati, seperti di sebuah desa, di dalam sebuah penjara, di rumah, di kapal, dan seterusnya; waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah, seperti di zaman revolusi fisik, di saat upacara sekaten, di musim kemarau yang panjang, dan sebagainya (Suminto, 2000). Deskripsi latar dalam karya sastra secara garis besar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu berkaitan dengan masalah historis, dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan. Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa cerita yang terjadi, misalnya latar tempat dalam Kubah, yang menunjuk latar pedesaan, perkotaan, atau latar tempat lainnya. Melalui tempat terjadinya peristiwa diharapkan tercermin pemerian tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku, suasana, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya. Latar waktu mengacu kepada saat terjadinya peristiwa, dalam plot, secara historis. Melalui pemerian waktu kejadian yang jelas, akan tergambar pula tujuan fiksi tersebut secara jelas pula. Rangkaian peristiwa tidak mungkin terjadi jika dilepaskan dari perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya. Latar sosial merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat seorang atau beberapa orang tokoh di dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Statusnya di dalam kehidupan sosialnya dapat digolongkan menurut tingkatannya, seperti latar sosial bawah atau rendah, latar sosial menengah, dan latar sosial tinggi. 1. Dengarkan pembacaan cerita rakyat berikut oleh gurumu atau temanmu! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 153 Terjadinya Selat Bali Konon, kisah ini terjadi sewaktu pulau Jawa dan pulau Bali masih belum terpisah. Dikisahkan, pada beberapa abad yang lalu terdapat sebuah pertapaan di sebuah lereng gunung. Pada pertapaan itu tinggal seorang Brahmana yang sakti. Dia bernama Begawan SIDHIMANTRA. Begawan Sidhimantra selain terkenal sebagai seorang Brahmana yang sakti, juga terkenal sebagai seorang pertapa yang ramah dan senang menolong, hingga disegani penduduk sekitar padepokan. Begawan Sidhimantra mempunyai seorang istri yang cantik, orang tidak tahu namanya, tetapi biasa dipanggil Nyi Sidhimantra. Sesudah menikah beberapa tahun, keluarga itu memperoleh seorang putra yang cakap. Anak itu diberinya nama MANIK ANGKERAN. Manik Angkeran tumbuh dalam naungan kasih sayang kedua orang tuanya. Si ibu sangat memanjakannya. Manik Angkeran yang masih terhitung kanak-kanak itu sudah sering sekali bermain jauh dari rumahnya. Hingga kadang-kadang membuat cemas kedua orang tuanya. “Manik Angkeran, ke mana saja kau bermain seharian? Kau jangan bermain terlalu jauh. Kau akan diganggu orang jahat nanti”, kata ibunya. “Siapa yang berani berbuat jahat padaku, Bu? Siapapun tahu kalau aku adalah anak Begawan Sidhimantra”, sahut anaknya. “Ya .... Bagaimanapun kau tak boleh bermain sejauh itu. Kurasa desa seberang itu sangat jauh ....!” Tetapi Manik Angkeran tidak mengindahkan nasihat ibunya. Esok harinya, dia sudah bermain pula ke dusun seberang sungai. Ada sesuatu yang menarik di sana. Yaitu adu ayam jago. Apa yang dilihatnya tadi selalu terpikir Manik Angkeran dalam perjalanan pulang. “Ah, .... mudah benar orang memperoleh uang. Tinggal menunjuk mana ayam yang menang dan dia akan dibayar ....!” Pikir anak kecil itu. Esok harinya lagi dengan sedikit bekal. Manik Angkeran pergi ke arena adu ayam jago. Dia mulai ikut bertaruh. Anak itu sangat senang ketika memperoleh kemenangan. “Ah, .... benar-benar mudah! Tanpa bekerja keras aku sudah memperoleh uang! Kalau setiap hari aku memperoleh kemenangan tentu uangku cepat banyak dan aku akan cepat kaya!” Tetapi, ada orang desa yang mengadukan pada Sidhimantra apa yang diperbuat oleh Manik Angkeran. Begawan itu jadi marah dan kecewa pada anak tunggalnya itu. 154 Pelajaran 9 Transportasi “Hm .... jadi kau mulai berjudi, anakku? Betapa kecilpun apa yang kau pertaruhkan, ayah tidak suka. Semua memang dari yang kecil-kecil dulu .... Pada akhirnya kau akan menjadi penjudi besar kalau tidak kau hentikan dari sekarang! Judi merupakan kunci dari kejahatan lainnya. Kalau kau suka berjudi, berarti kau tengah memupuk sifat jahat! Kalau kau menang, kau akan berfoya-foya. Kalau kalah, kau akan mencuri, merampok, dan menggarong....! Ingat akan orang tuamu, anakku. Ayah adalah orang beribadat, taat beragama, dan disegani orang. Kau harus taat pula beragama seperti ayahmu. Orang yang tidak beragama mudah tersesat!” Untuk sementara saat, Manik Angkeran seperti sudah insyaf. Dia menekuni hal-hal keagamaan yang diajarkan ayahnya. Kedua orang tuanya merasa bersyukur melihat hal itu.Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Manik Angkeran mulai mengunjungi arena judi lagi. Demikianlah hal itu berlangsung beberapa tahun. Pada akhirnya hal itu diketahui oleh ibunya. Tetapi Manik Angkeran mengibaiba agar tidak diberitahukan ayahnya. Nyi Sidhimantra tidak sampai hati. Dia memang sangat menyayangi putra tunggalnya itu. Kini, Manik Angkeran bahkan sudah berani mencuri harta simpanan ibunya. Harta itu dihabiskan di meja judi. Nyi Sidhimantra yang mengetahui perbuatan anaknya, hatinya semakin sedih dan kecewa. Tetapi, ia begitu menyayangi putranya itu. Dia hanya dapat menangis dengan diam-diam. Kini tidak ada lagi harta yang dapat dicuri di rumahnya. Manik Angkeran tidak kekurangan akal untuk melanjutkan kebiasaan buruknya. Dia tetap mengunjungi arena judi, dan sebagai barang taruhannya, dia berani menghutang pada para penjudi yang lain. Dengan senang hati para penjudi itu memberinya hutang. Mereka tidak meragukannya, karena Begawan Sidhimantra terkenal pula sebagai seorang hartawan selain sebagai Brahmana. Manik Angkeran terus berjudi dengan modal hutangan. Tetapi sebagaimana biasa, dia tidak pernah menang. Dengan demikian hutangnya semakin menumpuk. Ketika para penjudi itu menagih. Manik Angkeran tidak dapat membayarnya. Pada akhirnya, para penjudi itu menagih pada Begawan Sidhimantra. Brahmana itu sangat malu dan marah karena perbuatan anaknya. “Nah .... semua akan kuselesaikan. Sekarang kalian pulanglah! Beberapa hari lagi hutang anakku akan kuberesi!” kata Sidhimantra pada para penagih itu. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 155 Sepulang orang-orang itu. Sidhimantra memanggil Manik Angkeran. “Kau sudah dengar apa yang dikatakan orang-orang dusun penjudi itu! Kau membuat malu orang tua. Mencemarkan nama baik orang tuamu! Baiklah, Manik! Ini adalah yang terakhir. Kalau kau masih melakukan perbuatan terkutuk itu, aku tidak mau tahu lagi urusanmu!” Hari itu juga, Begawan Sidhimantra pergi meninggalkan rumah. Sepeninggal ayahnya. Manik Angkeran berpamitan pula pada ibunya. Dia mempunyai tujuan mengikuti ayahnya dari jauh. Ia ingin tahu dari mana dan cara ayahnya memperoleh uang untuk melunasi hutang-hutang dirinya itu. Beberapa hari Begawan Sidhimantra berjalan, yang diikuti dengan diam-diam oleh Manik Angkeran. Akhirnya tibalah ia di sebuah goa yang terletak di lereng gunung Agung. Dia membunyikan sebuah genta kecil yang dibawanya. Tiba-tiba dari dalam goa terdengar suara bergemuruh. Dari tempat yang agak jauh dan tersembunyi, Manik Angkeran menyaksikan apa yang terjadi. Dari dalam goa, keluar seekor naga raksasa. “Huah .... hah .... hah .... hah .... Sidhimantra, sahabatku! Sudah lama kau melupakan naga Besukih, bukan?” Naga itu berbicara. Suaranya menggelegar, seakan-akan hendak meruntuhkan batu-batu di lereng gunung. “Bukan begitu, sahabatku! Muridku semakin banyak dan aku tidak dapat meninggalkan mereka. Maafkan untuk ini .... Tetapi, seorang sahabat, tetap akan menjadi sahabat!” Sahut Begawan Sidhimantra. “Hua .... ha .... ha .... ha .... ha .... Betul ....! Betul! Tetapi kulihat wajahmu kurang cerah. Kelihatannya kau punya urusan?!” Dengan singkat Begawan Sidhimantra menceritakan apa yang dialaminya. Setelah Begawan itu menceritakan kisahnya, naga Besukih termenung sejenak, dan bicara dengan nada menegur. “Sidhimantra .... Sudah berapa ratus orang muridmu menjadi baik dan taat karena didikanmu. Tetapi, kepada anakmu sendiri kau malahan tidak mampu mendidik dengan baik!” “Ya .... Aku memang menyadari hal ini! Tetapi bukan sepenuhnya karena kesalahanku ....!” Jawab Sidhimantra. “Tak perlu risau, saudaraku!” Kata Naga Besukih lagi. “Dia sudah mau insaf adalah suatu hal yang bagus! Aku akan menolongmu untuk menyelesaikan urusan anakmu!” 156 Pelajaran 9 Transportasi Naga Besukih segera menggetarkan tubuhnya. Kemudian, terdengar suara berdecingan. Kepingan emas berjatuhan dari tubuhnya. Manik Angkeran melihat kejadian itu dengan takjub. Dari kejauhan, dia melihat ayahnya mengumpulkan kepingankepingan logam itu. Manik Angkeran segera meninggalkan tempat itu dengan cepat. Dia ingin tiba di rumah sebelum ayahnya. Manik Angkeran memang tiba lebih dulu di rumah. Dia pura-pura terkejut ketika ayahnya menyerahkan sekantung emas padanya. (Sumber: Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, Kidh Hidayat) 2. Ceritakan kembali isi cerita rakyat tersebut secara lisan di depan kelas! Berikan tanggapan dan komentar atas penceritaan yang diungkapkan oleh temanmu tersebut, baik dari segi gaya penceritaan maupun kelengkapan isi cerita! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung tanggapan dan komentarmu! 3. Lakukan identifikasi terhadap unsur pelataran (setting) dalam cerita rakyat “Terjadinya Selat Bali” di atas! Jelaskan dan sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung temuanmu tersebut! Contoh Di ruangan itu tak ada lesung. Tak ada bau udang kering. Tak ada babon tongkol tergantung di atas pengasapan. Tak ada yang bergantungan di dinding kecuali kaligrafi-kaligrafi Arab yang tak mengeluarkan bau. .... Di dalam kamar tidur bujang meletakkan bungkusan di atas meja rias, membukanya dan mengeluarkan anduk, sikat gigi, pasta, selop jerami buatan Jepang, sisir penyu bertangkai perak, berbagai macam minyak wangi, bedak dalam kaleng jelas buatan luar negeri. (Pramoedya Ananta Toer, 2000:5) Penggalan di atas secara eksplisit menggambarkan perbandingan dua ruangan yang berbeda. Di ruangan pertama digambarkan sebagai ruangan yang penuh dengan peralatan nelayan, tidak demikian dengan ruangan kedua yang digambarkan sebagai ruangan yang bersih dan hanya asessoris yang memang diperuntukkan dipasang di dinding. Sedangkan pada penggalan yang kedua, digambarkan salah satu sudut kamar tidur yang terdapat meja rias lengkap dengan beberapa peralatan yang dibutuhkan seorang majikan. Sebuah latar (setting) juga bisa dideskripsikan oleh penggunaan kata-kata dengan warna lokal yang diungkapkan oleh tokohnya. Coba perhatikan penggalan berikut. “Barangkali sebenarnya hubungan antara Akang dan Teh Ina? Saya dengar ada sesuatu yang kurang menyenangkan. Bukan soal hubungan Teh Ina dan Mang Sukanda. Tetapi antara Akang dan Teh Ina ...” (Ramadhan K.H. 1977:98) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 157 Penggunaan kata Akang, Teh, dan Mang secara implisit menunjukkan bahwa gambaran tentang warna tempatan berlatarbelakang budaya Sunda. 4. Ungkapkan dan jelaskan hal-hal yang menarik dari latar (setting) yang dimunculkan dalam cerita rakyat “Terjadinya Selat Bali” di atas! Jelaskan juga letak kemenarikan dari latar yang dimunculkan tersebut dan sertakan juga bukti dan alasan yang mendukung! 5. Cari cerita rakyat di daerahmu masing-masing! Baca dan pahami isi cerita rakyat tersebut secara apresiatif! Selanjutnya buat sinopsis dari cerita rakyat tersebut secara singkat! 6. Lakukan identifikasi terhadap unsur latar (setting) pada cerita rakyat tersebut! Ungkapkan juga hal-hal yang menarik dalam unsur pelataran tersebut dalam rakyat tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung identifikasi serta identifikasi yang telah kamu lakukan! Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain Menulis cerpen berdasarkan pengalaman sendiri telah kamu pelajari pada pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran kali ini kamu akan belajar menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain. Pada dasarnya tidak terlalu berbeda menulis cerpen berdasarkan pengalaman sendiri dengan berdasarkan pengalaman orang lain, yang perlu diperhatikan adalah cermati benar-benar pengalaman yang disampaikan orang tersebut sehingga cerita atau peristiwa yang akan ditulis benar-benar rinci dan dapat dipertanggungjawabkan. Coba perhatikan kutipan pengalaman berikut! Septian Hary Pratama adalah seorang remaja yang dilahirkan di Kebumen pada tanggal 11 September 1986. Setelah belajar keras di SD sampai SLTP akhirnya mampu mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara di Magelang. Menyukai bidang seni dan intelegensia. Pernah mengikuti seleksi Calon Taruna (Catar) AKMIL 2004 hingga tingkat pusat. Namun, masih belum diizinkan Allah SWT untuk menjadi seorang Taruna AKMIL. Saat ini sedang menyusun rencana baru untuk masa depan. Simaklah ungkapan pengalaman Septian berikut ini. SATU JANJI Malam ini ribuan bintang bertaburan di angkasa. Angin berhembus sepoi-sepoi. Aku masih berdiri di pagar anjungan DALPELLE, kapal yang akan membawaku menuju Tanjung Emas. Dari jauh masih terlihat kerlap-kerlip terminal peti kemas di Tanjung Priok sana. Angin malam yang menyapaku seakan membuka kembali lembaran memori bersama sahabatsahabatku. 158 Pelajaran 9 Transportasi Hari ini aku, Sandhi, Dije, Agil dan Fajar harus berpisah dari sahabatku lainnya karena kami tidak lulus dalam seleksi penerimaan anggota baru. Kebersamaan yang telah kami jalin selama 3 tahun harus berakhir sampai di sini. Kuarahkan pandanganku ke sekeliling. Sepi. Gelap. Namun aku masih bisa mengenali beberapa sosok yang berdiri di buritan. Aku pun menghampiri mereka. Sandhi, Dije, Agil dan Fajar sedang merenung. “Tak perlu bersedih”, kataku memecah keheningan. “Tapi kita akan pulang”, jawab Sandhi. “Kita telah gagal”, kata Agil. “Aku kecewa” , jawab Fajar yang sedari tadi membisu. “Kalian ini kenapa? Jalan kita masih panjang. Kita tak boleh berhenti sampai di sini. Masih banyak tantangan yang harus kita hadapi. Kita tak boleh menyerah”, kataku berapi-api. “Sekarang berteriaklah sekerasnya. Luapkan segala rasa kesal kalian. “Ayo…”, kataku. “Aaaaaagh……..aaaaaaaaaagh…….aaaaghhhh…”. Kami pun berteriak sekeras-kerasnyanya. Menumpahkan segala rasa yang membara di dada kami. Setelah itu kami pun berangkulan. Tanpa terasa ada sebutir airmata menetes di pipiku. Aku sungguh terharu. Kami pun mengucap janji untuk terus berjuang. Ribuan bintang dan langit malam Laut Jawa malam ini menjadi saksi bisu janji kami. Karena kami sadar bahwa segala terik, segala dingin, segala keluh dan segala peluh adalah hanya masalah waktu yang akan menempa kami menjadi sekeras baja. Dan ketika kami melangkahkan kaki kami di dermaga nanti, kami telah meyakinkan diri bahwa tantangan yang akan kami hadapi tidak sebesar kekuatan yang ada dalam diri kami. Dari sebuah catatan yang tertinggal 290704 (Sumber: http://haryboon.tripod.com/id1.html) Setelah membaca penggalan pengalaman tersebut, tentu dalam pikiran kamu muncul sejumlah pertanyaan, terutama masalahmasalah yang berhubungan dengan tema, ide, cara bercerita, dan unsur-unsur cepen lainnya. Marilah kita coba uraikan hal-hal yang menjadi pertanyaan-pertanyaan itu. Dari sinilah nantinya kamu bisa memulai menulis cerpen. Pertama, tentang ide cerpen. Bagaimana menurut kamu, apakah masalah yang diungkapkan dalam pengalaman tersebut dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran seseorang yang sedang mengalami kekecewaan dan kegalauan hati karena telah merasa gagal dalam meraih cita-citanya. Kedua, setelah ide, tema, atau inspirasi ditemukan dan cocok, apakah akan segera muncul judul yang memberi baju pada tema itu? Pada hakikatnya, judul merupakan hal yang pertama dibaca oleh pembaca cerpen. Judul merupakan elemen lapisan luar suatu cerpen. Oleh karena itu, ia merupakan elemen yang paling mudah dikenali oleh pembaca. Kita biasanya mengharapkan agar judul suatu cerpen menjadi acuan yang sejalan dengan cerita secara keseluruhan. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 159 Pada dasarnya tidak terdapat aturan khusus dalam menyusun sebuah cerita. Sebuah tahapan yang ada hanyalah sebuah panduan agar cerita yang akan disampaikan tidak meluas atau keluar dari rencana kisah yang dikisahkan. Ada yang beranggapan bahwa judul seharusnya memberikan gambaran makna suatu cerita. Oleh karena itu, biasanya judul dapat mengacu kepada sejumlah elemen struktural cerpen lainnya. Artinya, judul suatu karya bertalian erat dengan elemen-elemen yang membangun cerpen dari dalam. Dalam kaitan ini, mungkin sekali judul mengacu kepada tema, mengacu pada latar, mengacu pada konflik, mengacu pada tokoh, mengacu pada simbol cerita, mengacu pada atmosfer, mengacu pada akhir cerita, dan sebagainya. Nah, sekarang bagaimana menurut kamu? Apakah judul yang dipakai oleh Setyawan dalam ungkapan pengalaman itu dapat menjelaskan berbagai masalah yang sedang dialami. Apakah judul Satu Janji sudah secara tepat mewakili gagasan dasar yang ingin diungkapkan. Apakah dengan membaca judul itu pembaca akan merasa termotivasi untuk membaca cerpen yang akan kamu tulis nanti secara menyeluruh. Tidak ada salahnya bila mulai sekarang kamu berlatih memilihkan judul-judul yang untuk cerpen yang akan kamu tulis. Ketiga, tokoh dan penokohan. Cobalah kamu rinci siapa saja tokoh yang ada dalam cerita pengalaman tersebut. Berdasarkan tokoh-tokoh itu, kamu bisa memulai mengembangkan cerita pendek. Tentu saja, kamu dapat menambah tokoh-tokoh lain dalam cerita kamu. Syaratnya, tokoh-tokoh lain yang kamu tambahkan harus ada kaitannya dengan tokoh yang sudah ada. Keempat, informasi tentang latar. Setelah membaca penggalan pengalaman di atas, dapatkah kamu menerka di manakah kira-kira latar cerita itu. Apakah kamu sebagai pembaca merasa terlibat secara inderawi membaca detil latar dan peristiwa dalam cerita itu. Apakah dengan membaca uraian latar tempat dalam cerita itu kamu dapat ikut terlibat secara emosional, seperti merasakan dinginnya udara, suara ombak laut, lampu-lampu kapal dan pelabuhan, bintang bertaburan di langit, dan sebagainya. Itulah yang perlu kamu perhatikan! Bagaimana bercerita tidak sekedar memberitahu, tetapi ikut melibatkan pembaca baik secara emosional maupun intelektual. Kelima, sudut pandang. Untuk menceritakan suatu hal dalam cerpen, pengarang dapat memilih dari sudut manakah ia akan bercerita. Bisa saja pengarang berdiri sebagai orang yang berada di luar cerita dan mungkin pula ia mengambil peran serta dalam cerita itu. Sudut pandang atau pusat pengisahan (point of view) dipergunakan untuk menentukan arah pandang pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita, sehingga tercipta suatu kesatuan cerita yang utuh. Menurut kamu, apakah pilihan sudut pandang dalam cerita di atas sudah tepat. Pemakaian kata ganti “aku” apakah mampu menjelaskan kedirian Setyawan sebagai tokoh utama? Kelima, masalah membuka dan menutup cerita. Betapapun kecilnya porsi pada bagian pembuka dan penutup dibandingkan dengan bagian tengah (isi cerita) dalam cerpen, kedua bagian tersebut tetap turut menentukan kualitas sebuah cerpen. Pembukaan cerita dapat dilakukan dengan berbagai versi, sesuai dengan suasana cerita dan suasana hati pengarang. Bentuk dialog 160 Pelajaran 9 Transportasi tokoh, gambaran situasi alam, atau salah satu peristiwa kunci dalam cerita dapat dijadikan sebagai pembuka cerita. Yang terpenting dalam hal ini ialah bahwa pembukaan cerita harus dapat membangkitkan tenaga dorong bagi pengarang untuk menyelesaikan penulisan ceritanya. Pada sisi yang lain, pembuka cerita bagi pembaca dapat menimbulkan rasa keingintahuan untuk menikmati kelanjutan cerita. Pada bagian penutup cerita juga dapat berisi seperti pada pembuka cerita. Ambilllah bagian peristiwa atau keadaan yang dianggap menarik dari rangkaian peristiwa yang dialami para tokoh. Misalnya, pada cerita di atas, dapat diakhiri dengan peristiwa perpisahan para tokoh, ketika sudah sampai di pelabuhan. Gambaran peristiwa perpisahan dapat dideskripsikan untuk menarik emosi pembaca agar ada kesan yang mendalam setalah selesai menbaca cerpen. 1. Coba ingat dan seleksi terhadap pengalaman temanmu yang pernah diceritakan padamu! Kemudian tentukan satu cerita yang kamu pilih untuk menjadi bahan dari cerpen yang akan kamu susun! 2. Selanjutnya susun sebuah cerpen berdasarkan pengalaman temanmu yang telah kamu tentukan! Sebelumnya buat sebuah kerangka cerita yang akan kamu susun! (Kamu bisa memanfaatkan panduan yang telah disampaikan dalam materi atau kamu mempunyai cara dan strategi tersendiri). 3. Setelah selesai menyusun sebuah cerita berdasarkan pengalaman temanmu, bacakan cerita tersebut di depan kelas! Berikan tanggapan dan komentar atas pembacaan yang dilakukan temanmu! Kritik merupakan kecaman (ketidaksetujuan) atas segala sesuatu yang terjadi atau diungkapkan oleh orang lain. Meskipun merupakan sebuah kecaman, sebuah kritik setidaknya disampaikan dengan bahasa yang singkat dan jelas, dan biasanya juga disertai dengan bukti, alasan dan saran yang mendukung kritik yang disampaikan. Sebagai salah satu dari kegiatan menyerap informasi secara tertulis, membaca memindai merupakan salah satu jenis membaca yang dilakukan secara cermat dan lama. Teknik membaca memindai merupakan salah satu teknik yang Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 161 digunakan untuk membaca tabel. Salah satu indikator dari tercapainya kegiatan menyerap informasi adalah kemampuan merangkum informasi tersebut. Latar (setting) cerita merupakan salah satu bagian dari unsur intrinsik yang merangkai sebuah cerita. Secara garis besar, keberadaan latar (setting) cerita dibedakan atas latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Latar tempat merupakan hal yang berkaitan dengan masalah goegrafis, yang menyangkut tempat terjadinya suatu peristiwa. Latar waktu berkaitan dengan masalah historis berjalannya waktu (pagi-siang-malam, haribulan-tahun, bahkan pada zaman tertentu). Latar sosial berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat yang menyangkut masalah status sosial yang menunjukkan hakikat seseorang dalam masyarakat, dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai salah satu kegiatan kreatif-apresiatif, menulis cerpen merupakan kegiatan menceritakan suatu kisah pada orang lain (pembaca). Selain pengalaman sendiri bisa digunakan sebagai bahan kisah dalam cerita, pengalaman orang lain pun juga bisa dimanfaatkan dalam kisah yang akan kita ceritakan. Kesuksesan seseorang diciptakan dari dua puluh persen keterampilan dan delapan puluh persen strategi. Anda perlu tahu bagaimana membaca, tetapi yang penting lagi adalah materi apa yang harus Anda baca (Jim Rohan). Kecermataan menetapkan materi apa yang diperlukan menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam memperoleh informasi. Aktivitas itulah yang menjadi bagian penting dalam aktivitas membaca, khsususnya membaca memindai. Pengalaman merupakan guru terbaik karena telah mengujimu lebih dahulu, baru memberimu pelajaran (Vernon Law). Pengalaman merupakan sumber kekayaan intelektual yang tidak pernah kering. Oleh karena itu, kekayaan pengalaman menjadi ukuran kekayaan intelektual, yang perlu selalu diperbarui. Salah satunya dengan cara mengkreasikan menjadi sebuah cerita pendek. 162 Pelajaran 9 Transportasi Evaluasi 1. Baca dan pahami teks berikut! Jakarta Macet? Apa Solusinya? Sumber: Ah… Jakarta, dari tahun ketahun, dari bulan kebulan dari minggu keminggu dan dari hari kehari, Jakarta tidak lepas dari kemacetan, mau lewat mana saja sampai yang namanya dari gang ke gang dan istilah jalan tikus segala, tetap ancamannya macet. Mungkin sudah waktunya batasan three in one (3 in 1) dikaji kembali oleh Pimprov DKI, dan sepertinya yang katanya Busway tidak signifikan membantu dalam penyelesaian kemacetan. Apa penyebabnya? Banyak pakar yang bilang, ruas jalan sudah tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang berkeliaran, trus ada juga yang bilang terlalu gampangnya memperoleh kendaraan sekarang khususnya motor, bayangkan dengan uang muka Rp. 500.000,kita sudah bisa bawa pulang motor idaman walaupun dengan cara mencicil tiap bulannya. Mungkin ada baiknya saran pembatasan kendaraan pribadi roda empat perlu dipertimbangkan, dengan cara membatasi berdasarkan bentuk kendaraanya bukan berdasarkan no. plat ganjil/genap. Misalnya untuk kendaraan mini bus, hanya bisa berkeliaran dihari Senin, Rabu dan Jumat sedang jenis sedan dihari Selasa, Kamis dan Sabtu. Peraturan ini tidak berlaku buat kendaraan pejabat pemerintah, kendaraan pelayanan kesehatan (ambulan) dan kendaraan umum yang sifatnya melayani penumpang baik karyawan maupun anak sekolah/mahasiswa. Kalaulah peraturan ini terlaksana, paling tidak bisa mengurangi macetnya Jakarta, hitungannya begini, kita asumsikan bahwa kendaraan pribadi ada sekitar 4 juta, dengan pembagian mini bus http://www.imagesgoogle.co.id 60% dan sedan 40%, paling tidak akan berkurang sebesar presentase tersebut diatas, dan katakan ada sekitar 10% dari total penduduk Jabotabek yang memiliki lebih dari 1 kendaraan, ( asumsikan 1 mini bus dan satu lagi sedan ) paling 50% nya saja yang bisa beredar di jalanan, sesuai jadwal yang sudah ditentukan. (Sumber:http://www.kotakerangnews. wordpress.com. 11 Maret 2007) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 163 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa topik yang dibicarakan dalam teks di atas? b. Mengapa Jakarta selalu macet? c. Bagaimana solusi yang ditawarkan dalam teks tersebut? d. Apa kesanmu tentang topik di atas? e. Sampaikan kritik atas isi informasi dalam teks di atas? 3. Cari sebuah cerita rakyat yang ada di daerahmu! Selanjutnya lakukan hal-hal berikut! a. Baca dan pahami substansi cerita secara apresiatif! b. Ungkapkan hal-hal menarik yang berkaitan dengan latar dari cerita tersebut! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung pengungkapanmu tersebut! c. Laporkan dalam bentuk laporan tertulis! 164 Pelajaran 9 Transportasi Pelajaran SOSIAL Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi Mendengarkan merupakan kegiatan berbahasa yang menyerap informasi yang disajikan secara lisan yang disampaikan secara langsung atau dengan media elektronik (televisi, radio, internet). Kegiatan mendengarkan dan menyimpulkan merupakan dua kegiatan berbahasa yang saling melengkapi. Hal ini bisa diamati dari kemampuan menyimpulkan merupakan petanda tercapainya kegiatan mendengarkan yang telah dilakukan. Pada kegiatan kali ini kamu akan belajar untuk menyimpulkan isi informasi yang telah kamu dengarkan. Kegiatan menyimpulkan isi informasi pada dasarnya sama dengan kegiatan menemukan ide/gagasan pokok dalam kegiatan berbahasa, dalam hal ini adalah kegiatan mendengarkan atau kegiatan membaca. Artinya, isi pokok informasi dapat disamakan dengan ide/gagasan utama yang ada dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, isi informasi dapat ditemukan pada kalimat utama yang terdapat pada informasi yang diserap, baik yang disajikan secara lisan atau secara tertulis. Selanjutnya, bagaimana cara menemukan kalimat utama itu? Ingat bahwa sebagaimana yang ada dalam paragraf tertulis, susunan kalimat yang kita dengar, pada dasarnya juga terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Lalu, apa ciri kalimat utama dan kalimat penjelas itu. Untuk menemukannya, kamu bisa mencermati kata-kata kunci yang mengawali kalimat dari isi informasi yang kamu dengar. Perhatikan dan peganglah kata kunci itu untuk memutuskan apakah kalimat itu informasi pokok atau bukan. Berikut ini deretan katakata kunci tersebut. Kalimat mengandung ide pokok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Sebagai kesimpulan .... Atau bisa dikatakan ... Pendapat itu ditunjang oleh... Sebagai contoh adalah.... Sebagai ilustrasi ... Untuk melengkapnya ..... Sebagai perbandingan... Lebih lanjut dijelaskan.... Perhatikan rincian-rincian berikut... dsb. Kalimat sebagai penjelas/penunjang gagasan) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dengan kata lain ... Yang penting adalah .... Ingat hal ini .... Yang saya maksudkan adalah .... Pada akhirnya .... Inilah yang penting .... Jangan lupa .... Seharusnya hal itu .... Jadi, .... dsb. (Nurhadi, 1990)) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 165 1. Dengarkan pembacaan 2 teks berikut! Perhatikan dan konsentrasikan dirimu saat mendengarkan, karena hanya sekali dibacakan! Catat informasi yang kamu anggap penting dan cermati kata dan kalimat yang kamu anggap sebagai kata atau kalimat kunci! Kekerasan dan Kemisikinan Penelitian yang dilakukan di Australia menemukan bahwa mereka yang disiksa di masa kanak-kanak pasti menjadi miskin di masa dewasa dibanding mereka yang dibesarkan dalam keluarga penyayang. Tim Pusat Penelitian untuk Penanggulangan Penyiksaan Anak yang berkantor di Universitas Monash, Melbourne, mewawancarai 10 laki-laki dan 10 perempuan yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Hasilnya, 20 orang itu mengalami penyiksaan di masa kanakkanak mereka. Peneliti senior dari Tim tersebut, Dr. John Frederick, mengatakan responden itu berasal dari macam-macam tipe keluarga. Sebagian orang tua mereka pernah dipenjara atau bekerja sebagai akuntan, petani, bahkan polisi. Anda bisa berasal dari keluarga kaya, tetapi jika orang tua tidak memperlakukan Anda dengan baik, Anda bisa berujung dalam kemiskinan. Kesimpulannya, anak yang berasal dari keluarga yang saling menyayangi memiliki kehidupan lebih sukses. (Sumber: Media Indonesia, 12 November 2007) Interaksi Sosial Perkuat Ingatan Mulai hari ini, jangan segan untuk menyukai berbicangbincang dengan orang lain. Sebuah studi di AS membuktikan, berbincang-bincang dengan orang lain selama 10 menit setiap hari dapat meningkatkan daya ingat dan daya kognitif. Eksperimen ini melibatkan 76 mahasiswa berusia 18-21 tahun yang diharuskan mengerjakan tes kognitif. Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, mereka diharuskan berdiskusi seputar isu sosial selama 10 menit sebelum mengerjakan tes. Kelompok kedua diharuskan membaca dan mengerjakan teka-teki silang sebelum tes. Kelompok ketiga diharuskan menonton tayangan komedi situasi selama 10 menit. Ternyata, kelompok pertama yang melakukan diskusi menghasilkan nilai tes tertinggi jika dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi tingkat interaksi seseorang, semakin baik pula fungsi kognitifnya. Interaksi sosial bisa berupa acara kumpul-kumpul bersama orang lain atau perbincangan lewat telepon dengan kerabat, tetangga, atau teman. (Sumber: Media Indonesia, 22 November 2007) 166 Pelajaran 10 Sosial 2. Ungkapkan kembali isi dari 2 laporan pemberitaan tersebut di depan kelas! Berikan tanggapan dan komentar atas pengungkapan kembali yang dilakukan oleh temanmu tersebut! 3. Simpulkan isi dari dua teks tersebut dalam sebuah paragraf yang singkat! 4. Cari sebuah laporan pemberitaan yang bertema sosial! Baca dan pahami teks tersebut dan catat poin-poin yang kamu anggap penting! 5. Lakukan identifikasi dan analisis terhadap isi dari laporan pemberitaan tersebut dan simpulkan dalam sebuah paragraf singkat! Menyusun Teks Pidato Sebagai salah satu bentuk kegiatan berbahasa, pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak secara lisan. Pada umumnya, sebelum berpidato seseorang pembicara melakukan kegiatan pendahuluan sebagai berikut: a. menyusun pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan, b. merumuskan pokok-pokok pikiran yang telah disusun menjadi kalimat-kalimat pokok, c. menyusun kerangka pidato, dan d. menyampaikan pidato berdasarkan kerangka yang telah disusun. Agar dapat menulis teks pidato dengan baik, kamu harus memperhatikan struktur pidato yang terdiri dari: a. bagian pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, b. bagian isi, yang merupakan inti pidato, yakni pikiran-pikiran dari tema yang hendak disampaikan, dan c. bagian penutup, yang merupakan bagian akhir pidato. Dengan demikian, langkah-langkah dalam menulis teks pidato adalah sebagai berikut: a. menentukan topik dan tujuan pidato, b. menyusun kerangka isi pidato, c. menulis teks pidato berdasarkan kerangka yang telah disusun, dan d. menyunting teks pidato (Hendrikus, 2003). 1. Perhatikan contoh teks pidato berikut! Baca dan pahami contoh teks pidato tersebut! Assalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh Yang kami hormati Bapak Kepala Sekolah, Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 167 Bapak Wakil Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, dan Rekan-rekan yang kami cintai. Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan sukses dapat diselenggarakan acara perpisahan dengan kakak-kakak kelas XII yang telah lulus menjalankan ujian akhir baru-baru ini. Selanjutnya, tak lupa kami sampaikan selamat dan terima kasih kepada seluruh kakak kelas XII yang dengan sukses telah lulus sehingga membantu nama baik sekolah kita tercinta ini. Selain itu, selama ini kakak-kakak juga telah ikut membimbing kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami berdoa semoga amal baik kakak-kakak senantiasa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Amin. Kakak-kakakku yang telah sukses, sungguh berbahagia kami yang akan kalian tinggalkan ini mengetahui kakak-kakak telah lulus ujian. Namun kegembiraan ini juga tidak boleh menenggelamkan konsentrasi kami. Masih banyak yang harus kami kerjakan sepeninggalan kakak-kakak nanti. Untuk itu, kami juga mohon bantuan doanya. Demikian juga halnya, janganlah kakak-kakak terlarut dalam kegembiraan. Cepatlah mengatur masa depan. Masih banyak cita-cita yang diraih. Mungkin ada di antara kakak-kakak yang akan melanjutkan belajar di perguruan tinggi, mungkin pula ada yang akan masuk ke dunia kerja. Untuk itu, kami juga mendoakan, semoga kakak-kakak nanti tepat diberi sukses oleh Tuhan Yang Maha Kuasa di mana pun kakak berada. Sebaliknya, semoga kami juga diberi kekuatan melakukan keteladanan yang telah kakak-kakak ciptakan di sekolah tercinta ini. Semoga kami mampu melangkah seperti halnya kakakkakak. Sekali lagi, kami juga mohon doa restunya agar kami dapat bekerja dan belajar di sekolah ini lebih baik lagi. Akhirnya, kami mohon maaf jika selama ini ada banyak hal yang menyakitkan hati kakak-kakak. Semua itu, bukanlah menjadi tujuan kami. Untuk itu sekali lagi kami mohon maaf, dan selamat jalan, semoga sukses dan lebih baik lagi di tempat yang baru. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh (Sumber: dikutip dan dimodifikasi dari Contoh Pidato dan MC, oleh Ari Krisna, Amanah, Tuban) 2. Perhatikan kembali teks pidato tersebut! Selanjutnya, identifikasi bagian pendahuluan, isi, dan penutup dari teks pidato tersebut! 3. Buat teks pidato dengan ketentuan sebagai berikut! 168 Pelajaran 10 Sosial a. b. c. d. Tentukan terlebih dahulu topik dan tujuan pidato! Susun kerangka isi pidato terlebih dahulu! Tulis teks pidato berdasarkan kerangka! Sunting teks pidato tersebut baik dari aspek isi maupun aspek tata tulis dan ejaan! 4. Baca teks pidato tersebut di depan kelas! Minta temanmu untuk memberikan tanggapan baik dari segi substansi pidato maupun ekspresi pembacaan! 5. Susun sebuah teks pidato yang bertema sosial dengan memperhatikan ketentuan berikut! a. Pendengar adalah masyarakat dengan berbagai golongan! (petani, pegadang, karyawan kantor, nelayan, dan buruh pabrik) b. Pidato tersebut akan disampaikan di balai desa! c. Disampaikan secara langsung! Mendiskusikan hubungan Isi Puisi dengan Realitas Alam, Sosial Budaya, dan Masyarakat Kebebasan yang dimiliki pengarang dalam mengekspresikan karyanya dalam ilmu kesusastraan disebut licentia puitica. Seorang penyair adalah seorang yang berbicara atau tepatnya mencoba berbicara, dengan orang lain melalui sajak-sajaknya. Sajak adalah sebentuk ujaran atau pernyataan yang dipergunakan untuk menyapa atau berbicara dangan para pembaca. Di dalam sajak, seseorang ingin berkata atau mengatakan sesuatu atau banyak hal yang berkenaan dengan hidup dan kehidupan (Sayuti, 2000:7). Sesuatu hal yang ingin dikemukakan tersebut umumnya berkaitan dengan realitas kehidupan manusia. Realitas kehidupan manusia sebagai makhluk individu, mahkluk sosial, dan makhluk yang ada hidup di antara bentangan alam semesta. Setiap penyair memiliki kebebasan untuk melakukan pilihan terhadap masalah dan mengekspresikan dengan cara masing-masing. Bahkan, sekalipun memilih sumber penciptaan yang sama, misalnya tentang alam, antar penyair yang satu dengan penyair lainnya tetap memiliki perbedaan, baiknya menyangkut sikap dan fokus maupun cara pengungkapannya. Pendek kata, setiap penyair memiliki corak dan gaya pribadi yang nantinya menjadi ciri khas dari penyair tersebut. Sebagaimana diuraikan di atas, sajak (puisi) pada prinsipnya juga merupakan salah satu bentuk komunikasi, yakni komunikasi tidak langsung. Oleh karena itu, dengan membaca puisi, kita akan memperoleh “sesuatu” yang kompleks dan bersifat spiritual. Bersifat kompleks dalam arti apa yang diungkapkan dalam puisi bisa mencakup berbagai hal yang mengitari kehidupan kita sebagai manusia. Sementara itu, bersifat spiritual dalam arti apa yang kita peroleh dari membaca puisi merupakan sesuatu yang tak langsung dapat ditangkap oleh indra, tetapi mampu menyusup ke dalam relung nurani. Coba baca sajak pendek karya Sapardi Djoko Damono dan pembahasannya yang dilakukan oleh Suminto A. Sayuti (Sayuti, 2000:9) di bawah ini. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 169 Lanskap Sepasang burung, jalur-jalur kawat, langit semakin tua waktu hari hampir gelap, menunggu senja putih, kita pun putih memandangnya setia sampai habis semua senja (Puisi “Lanskap”, dalam Kumpulan Pusi Dukamu Abadi, Karya Sapardi Djoko Damono) Sajak di atas berjudul “Lanskap”. Kata lanskap berasal dari bahasa Inggris lanscape, yang secara bebas dan sederhana dapat diartikan sebagai “panorama” atau “pemandangan”. Kata panorama dan pemandangan, dalam kehidupan sehari-hari selalu dilekatkan dengan kata alam, menjadi panorama alam atau pemandangan alam. Pada sajak di atas, informasi tentang alam dengan segala pemandangannya tampak pada penggunaan kata sepasang burung, jalur kawat, langit (yang) semakin tua, hari (yang) hampir gelap, senja (sudah mulai) memutih. Deretan pilihan kata yang menampilkan gambaran alam dalam puisi tersebut ditegaskan kehadirannya sebagai bagian dari realitas diri manusia. Penegasan keberadaan alam dalam kaitannya dengan manusia tampak pada penggunaan kata kita, kita pun putih memandang setia. Lalu, apa hubungan alam dengan eksistensi manusia. Coba cermati lagi kata-kata langit, hari, dan senja. Ternyata, kata langit, hari, dan senja itu sangat dekat dengan perjalan hidup manusia. Sebagaimana perjalanan waktu, yang diwakili kata hari dan senja, manusia pun tidak bisa mengelak dari perjalanan hidup, yakni perjalanan usia dari pagi (anak-anak) menuju senja hari (tua). Dan, seperti lazimnya sebuah perjalanan, tentu ada ujung batasnya. Perjalanan manusia pun ada ujung batasnya yakni kematian dan kefanaan, seperti ungkapan dalam sajak di atas, kita pun putih memandang setia, sampai habis semua senja. 1. Baca dan pahami puisi berikut secara apresiatif! Bumi Kita Bertahun-tahun bumi mencengkeram kita Bumi dengan pelipis terluka duri janji keselamatan? Tersangkut di langit atau telinga yang ditulikan Batu nisan nasib tertancap di belantara buas: tubuh-tubuh tertelungkup kaku. Bocah-bocah cemas mencari ayah Duka yang mengendap di mata mereka Meredupkan cahaya bintang Kiamat dini bagi keriangan kanak-kanak 170 Pelajaran 10 Sosial Yang seperti kita, sulit mengerti Betapa dekat jarak mati dan hidup Jangan minta mereka membaca yang tersirat pada terbenam dan terbitnya matahari Atau kematian yang menghidupkan dari gugurnya daun-daun Mereka menginginkan ayah yang hidup Bertahun-tahun bumi mencekam kita Menyuguhkan berbagai tragedi Namun, biarkan duka tumbuh Juga kecemasan yang lahir dari cinta Menginginkan kita masih manusia (Karya Tan Lioe Ie, dalam Semerbak Sajak) 2. Bentuk sebuah kelompok 3-5 orang dan diskusikan isi dari puisi tersebut! Dalam diskusi tersebut, lakukan hal-hal berikut! a. Identifikasi dan catat kata-kata yang dianggap penting (key word) dari puisi tersebut! b. Analisis hasil identifikasi tersebut dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat! Sertakan bukti dan alasan yang mendukung hasil identifikasi dan analisis yang telah didiskusikan dengan kelompokmu! c. Sampaikan hasil identifikasi dan analisis tersebut dalam forum di kelas! Selanjutnya diskusikan bersama dengan kelompok lain dan mintalah gurumu untuk memberi masukan dan menilai hasil dari diskusi yang telah dilaksanakan! 3. Diskusikan puisi berikut dengan kelompokmu dan laporkan hasilnya dalam bentuk laporan tertulis! Di Mana Batasnya Batas di atas langit ada langit di atasnya langit lagi dan lagi di manakah batasnya batas dalam tidur ada mimpi dalam mimpi ada mimpi dari mimpi ke mimpi di mana akhir mimpi di balik hitam ada hitam dibaliknya lagi pun hitam di mana berakhirnya hitam? di balik tanya ada tanya di mana tanya tak lagi tanya? inilah ketaktahuan yang tak tahu di balik ketaktahuan (Rachmat Djoko Pradopo, dalam Buku Semerbak Sajak) Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 171 Merangkum Isi Informasi dalam Beberapa Kalimat dengan Membaca Memindai Kemampuan merangkum isi informasi merupakan salah satu indikator dari tercapainya kegiatan membaca yang telah dilaksanakan, termasuk di dalamnya adalah membaca memindai. 172 Pelajaran 10 Sosial Pada pelajaran sebelumnya kamu telah belajar teknik membaca memindai dan langkah-langkah membaca memindai. Pada pelajaran kali ini kamu juga akan belajar membaca informasi dengan teknik membaca memindai dan merangkum isi informasi yang telah dibaca. Pada umumnya, tujuan utama kegiatan membaca adalah untuk menangkap ide pokok bacaan. Dengan pertimbangan efisiensi, seorang pembaca yang baik dituntut memiliki keterampilan membaca yang baik. Salah satu ukuran keterampilan membaca yang baik yaitu kecepatan menemukan gagasan utama yang melandasi isi bacaan secara keseluruhan. Gagasan utama berisi maksud pengarang secara garis besar yang dituangkan dalam bacaan. Ingatlah, bahwa sebuah teks bacaan yang utuh adalah sebuah bangun terdiri atas gagasan-gagasan yang lebih kecil. Gagasan-gagasan lebih kecil dipaparkan dalam suatu paragraf, sehingga setiap paragraf juga mengandung gagasan utama dari paragraf tersebut. Gagasan-gagasan utama tiap paragraf itulah yang membangun gagasan utama (ide dasar) dari keseluruhan bacaan. Paragraf adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan gagasan, yang biasanya disebut ide pokok paragraf. Setiap paragraf selalu mengandung beberapa kalimat, biasanya 3 – 6 kalimat. Pada kalimat-kalimat inilah terkandung ide pokok tersebut. Lalu, di manakah ide pokok paragraf dapat ditemukan? Ide pokok paragraf biasanya terdapat pada kalimat-kalimat topik (kalimat utama). Kalimat utama itulah yang biasanya menjadi tumpuan pengembangan paragraf. Oleh karena itu, untuk menemukan ide pokok paragraf, sebenarnya mudah saja: tangkaplah kalimat utamanya! Jika sudah menemukan kalimat utamanya, kamu bisa mengabaikan kalimat yang lain. Apa ciri kalimat utama itu? Coba kamu pelajari lagi bagian awal dari pelajaran 10 ini. Itulah inti dari kegiatan membaca memindai, yakni kegiatan membaca dengan cepat untuk menemukan isi pokok informasi. Caranya, kegiatan membaca difokuskan pada kegiatan menemukan bagian penting, tanpa harus membaca kata per kata dan kalimat per kalimat. Berlatihlah memahami paragraf berikut dan tentukan ide dari paragraf tersebut! Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi sampai seorang tukang kebun, tentu pernah menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang mungkin sama-sama dirasakan, semakin maju masyarakat semakin kompleks hidup yang dialamnya. Banyak persaingan, perlombaan, dan pertentangan karena semakin banyak kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Akibatnya, semakin sukarlah seseorang untuk mencapai ketenangan hidup. A. Semua orang mengalami kesukaran hidup. B. Semua orang sukar mendapatkan ketenangan hidup. C. Orang berpangkat tinggi sulit mendapatkan ketenangan hidup. D. Semua orang pernah menemui kesukaran dalam hidup, terutama masyarakat maju. (Sumber: Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?, 1990) 1. Baca dan pahami teks berikut dengan menggunakan teknik membaca memindai! Catat poin-poin yang kamu anggap penting! Sepatu Mahal Kualitas Rendah Barang mahal selama ini diyakini berkualitas tinggi. Namun, para ilmuwan di Skotlandia menemukan sebaliknya. Mereka menguji sepatu lari tiga merk yang berada pada tiga level harga. Setelah menutup logo merk dan label sepatu, mereka menyisipkan pedar, pelat tipis ke dalam sol. Pedar dipasang untuk mengukur tekanan pada tiga titik telapak kaki, yaitu tumit, sepanjang kaki, dan jempol kaki. Mereka lalu meminta 43 relawan memakai sepatu tersebut untuk berjalan 20 meter. Sembilan relawan juga disuruh memakai sepatu untuk berlari di treadmill. Hasilnya, tekanan yang dihasilkan sepatu berharga murah dan sedang justru lebih rendah daripada sepatu mahal, sehingga memperkecil kemungkinan cedera. Sepatu yang berharga mahal malah sebaliknya. Riset ini menyimpulkan, sepatu lari berharga murah bukan hanya memberikan perlindungan dari cedera sebanyak sepatu malah, melainkan juga faktanya memberikan lebih. Demikian kesimpulan yang diungkapkan dalam tulisan di British Journal of Sport Medicine. (Sumber: Media Indonesia, 15 Oktober 2007) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa produk yang sedang diuji coba? b. Berapa produk yang diuji coba? c. Bagaimana hasil dari ujicoba tersebut! d. Apa kesimpulan dari informasi tersebut! 3. Lakukan identifikasi terhadap ide pokok dari masing-masing paragraf? Selanjutnya rangkum dalam satu paragraf berdasarkan ide pokok yang telah kamu temukan di masingmasing paragraf? 4. Carilah teks bacaan yang bertema sosial di koran atau majalah! Baca dan pahami isi informasi dengan teknik membaca memindai. Selanjutnya rangkum isi informasi dalam sebuah paragraf singkat! Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 173 Kemampuan menyimpulkan informasi yang didengarkan merupakan indikator dari tercapainya kegiatan mendengarkan yang telah dilakukan. Mendengarkan merupakan kegiatan berbahasa menyerap informasi yang disajikan secara langsung atau dengan menggunakan alat atau media. Langkah awal yang harus diketahui untuk bisa menyimpulkan adalah memahami ide pokok tiap paragraf dari seuah wacana. Sebagai salah satu kegiatan kreatif, menyusun pidato tidak hanya membutuhkan kemampuan dan kepekaan semata tapi juga latihan yang intens. Sama halnya dengan kegiatan berbahasa yang lain, menyusun pidato pun selalu terdiri atas pembuka (pendahuluan) - inti (pokok pembicaraan) - penutup (akhir). Agar penyusunan teks pidato tidak berkembang dan meluas, lakukan menentuan topik terlebih dulu selanjutnya menyusun kerangka isi pidato dan mengembangkan, langkah terakhir adalah dengan menyunting naskah tersebut. Mendiskusikan isi puisi merupakan upaya menemukan dan mengungkap makna yang terkandung di dalamnya dan keterkaitan isi puisi dengan yang lainnya, yang dilakukan dalam sebuah forum dan diikuti lebih dari satu kepala. Puisi sebagai salah satu produk kreatif dari seorang sastrawan diciptakan sebagai ungkapan untuk berkomunikasi dengan pembacanya. Oleh karena itu mendiskusikan isi puisi merupakan upaya untuk mengetahui puisi dari berbagai segi, salah satunya keterkaitan dengan realitas alam, sosial dan banyak lagi yang lainnya. Merangkum merupakan kegiatan mengihktisarkan isi informasi dalam bentuk ringkas. Kemampuan merangkum merupakan salah satu indikator dari kegiatan menyerap informasi, baik yang disajikan secara lisan maupun yang disajikan secara tertulis. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa kegiatan merangkum merupakan kegiatan yang dilakukan setelah melakukan kegiatan berbahasa yang lain. 174 Pelajaran 10 Sosial Jika Anda mengucapkan sesuatu dengan sebenarnya, niscaya Anda tidak butuh lagi tenaga untuk mengingatnya (Mark Twin). Coba renungkan pernyataan Mark Twin itu. Pernyataan itulah yang perlu kamu jadikan pegangan ketika menyusun sebuah teks pidato. Mengatakan yang sebenarnya justru lebih mudah daripada harus melakukan kebohongan, karena satu kebohongan akan menuju pada kebohongan berikutnya. Oleh karena itu, dalam menyusun pidato harus menjauhi perilaku kebohongan. Puisi pada prinsipnya juga merupakan salah satu bentuk komunikasi, yakni komunikasi tidak langsung. Oleh karena itu, dengan membaca puisi, kita akan memperoleh “sesuatu” yang kompleks dan bersifat spiritual. Bersifat kompleks dalam arti apa yang diungkapkan dalam puisi bisa mencakup berbagai hal yang mengitari kehidupan kita sebagai manusia. Sementara itu, bersifat spiritual dalam arti apa yang kita peroleh dari membaca puisi merupakan sesuatu yang tak langsung dapat ditangkap oleh indra, tetapi mampu menyusup ke dalam relung nurani. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 175 Evaluasi 1. Baca dan pahami teks berikut dengan teknik membaca memindai! Catat poin-poin yang kamu anggap penting dalam teks tersebut! Jejak Pembangunan yang Sirna DALAM mengenang Presiden kedua RI, HM Soeharto, kita tidak akan terlepas dari membuka kembali lembaran Orde Baru (Orba). Sebuah orde yang diklaim sebagai solusi bagi kepenatan kehidupan bangsa di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Melalui kontroversi Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), transisi kepemimpinan di Indonesia dimulai pada awal 1966. Sistem kepemimpinan baru itu pun mengusung konsep stabilisasi. Soeharto sebagai pimpinan tertinggi saat itu menerapkan stabilisasi di semua sisi kehidupan bangsa Indonesia. Namun pola otoritarianisme yang diusung Jenderal kelahiran Kemusuk itu di beberapa bagian mencatatkan kemajuan yang fenomenal. Pasalnya, meski otoriter, konsep dasar pembangunan tidak sepenuhnya dipegang militer. Saat itu, Soeharto menggandeng sejumlah cendekiawan untuk merumuskan pola pembangunan. Prof. Widjojo Nitisastro penulis Populatidti Trend in Indonesia dan The Socio Economics Basic of The Indonsian State itu pun ditunjuk sebagai Ketua Tim Penasihat Ekonomi Presiden RI. Alhasil, Indonesia di masa Orba sempat mengalami lonjakan produksi domestik bruto (PDB). Jika di masa kepemimpinan Soekarno PDB Indonesia hanya berada di level US$70 per kapita, era awal 90-an melonjak US$1.000/kapita. Pada sektor kependudukan di era itu mengalami kemajuan berarti akibat suksesnya kegiatan keluarga berencana‘ (KB). Pertumbuhan penduduk yang cepat bisa direm sehingga ancaman ledakan populasi bisa sedikit diperlambat. Jika pada 1950 rata-rata kelahiran anak per Sumber: Media Indonesia, 29 Januari 2008 perempuan mencapai 5/7 anak, pada 1969 ratarata kelahiran anak per perempuan tercatat 6/1 anak. Bandingkan dengan rata-rata kelahiran anak per perempuan sebanyak 4.7 pada 1980 dan menurun menjadi3/3 kelahiran anak per perempuan pada 1990. Di samping KB, Soeharto yang memfokuskan diri pada pengembangan pedesaan. Melalui sistem yang terpusat, pemerintah membentuk jaring pengaman kesehatan masyarakat melalui pas pelayanan terpadu (posyandu). Sebagai gerakan terpadu oleh masyarakat, program itu diperkenalkan pada 1984. Target program ini mengurangi angka kematian ibu dan anak Indonesia. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indo176 Pelajaran 10 Sosial nesia, angka kematian balita mengalami penurunan sebesar 4% di era 80-an dan 7% pada era 90-an. Keberhasilan program itu juga tampak pada pencapaian pemenuhan pangan, khususnya beras. Kepemimpinan Pak Harto berhasil menciptakan swasembada beras di Indonesia. Keberhasilan itu pun membuat FAD mengundang Presiden Soeharto untuk bicara pada forum dunia, pada14 November 1985 dan menerima penghargaan dari FAD. Tiga tahun kemudian Indonesia berturut-turut mampu swasembada pangan. Pada 1984 produksi beras nasional mencapai 25,93 juta ton, 1985 naik jadi 26,54 juta ton, kemudian 27,01 juta ton (1986), dan 27,25 juta ton, (1987). Setelah itu, kecuali pada 1993, Indonesia selalu mengimpor beras setiap tahun, hingga kini. Torehan jejak pembangunan itu pun sirna. (Sumber: Media Indonesia, 29 Januari 2008) 2. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! a. Apa topik dari teks informasi di atas? b. Sebutkan program Pak Harto yang berhasil dalam masa kepemimpinannya? c. Kapan Indonesia menjadi negara swasembada beras dan kapan Indonesia mengimpor beras dalam jumlah yang paling besar! 3. Simpulkan isi teks tersebut berdasarkan catatan poin-poin penting dalam bentuk satu paragraf singkat! 4. Baca dan pahami puisi berikut secara apresiatif! Selanjutnya diskusikan isi puisi tersebut untuk mengetahui keterkaitannya dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat! (Kerjakan secara berkelompok). Akan Kemana Bangsa Ini? Aku tidak tahu bagaimana lagi nasib bangsa ini bukan hanya perbuatan manusia yang merugikan tapi Tuhan pun ikut turun tangan pesawat meledak bus kecelakaan naik kapal karam naik kereta kejungkai di jembatan tanah longsor menimpa lahan dan perumahan banjir berlari saling berkejar-kejaran belum cukupkah bangsa ini dihajar dengan kelaparan dan kesusahan masih kurang menderitakah bangsa ini sampai Tuhan pun mengirimkan berbagai bencana alam Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 177 Atau bangsa kita yang tidak sadar-sadar dengan sudah banyak cobaan? Bangsa ini sudah tidak punya apa-apa sama sekali tidak ada yang tertinggal untuk kaum kerabat, saudara bahkan keturunan yang ada hanya secuil harapan akan adanya perubahan yang hanya dapat dijemput dengan kesabaran (Sumber: Surabaya Post, 24 Februari 2008)) 178 Pelajaran 10 Sosial Glosarium 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Alasan : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Amanat : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Analisis : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Apresiasi : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Argumentatif : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Berbicara : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Bukti : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Deskriptif : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Diksi : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Diskriminasi : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Efektif : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Eksplisit : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Ekspositif : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Ekstrinsik : 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Dasar bukti (keterangan) yang digunakan untuk menguatkan pendapat (sangkalan/perkiraan). (1) Pesan, keterangan atau wejangan (2) (Sastra) Gagasan yang mendasari karya sastra atas sesuatu yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan banyak lagi yang lain) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Merupakan upaya memberikan penghargaan terhadap segala sesuatu, segala sesuatu dalam hal ini biasanya terkait dengan seni dan budaya, sehingga nilai dari sesuatu tersebut menjadi naik. Uraian yang mengandung alasan serta bukti-bukti yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar atas kebenaran suatu kejadian atau peristiwa. (1) Mengungkapkan dengan kata tentang berbagai hal. (2) Merupakan kegiatan berbahasa yang meng-ungkapkan ide, gagasan, pikiran secara lisan atau langsung. Umumnya pada kegiatan berbicara ini diikuti dengan unsur paralinguistik, misalnya mimik, gestur, dan banyak lagi yang lain. Sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa (keterangan nyata). Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb) Berhasil guna atau tanpa mengeluarkan banyak yang dirasa kurang perlu. (1) Gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit (sehingga orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah mengenai sesuatu, berita, informasi, keputusan, dan banyak lagi yang lainnya) (2) Tersurat Uraian (paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan suatu karangan. (Sastra) merupakan unsur-unsur yang ada di luar karya sastra yang dimasukkan penulis sebagai pendukung dalam prosa (karya sastra). Ada banyak hal yang bisa di masukkan dalam unsur ekstrinsik, misalnya unsur sosial budaya, nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, nilai religius, sta- Glosarium Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA & MA Kelas X 179 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Emosi 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Esai 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Fonologi 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Forum 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Humaniora 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Identifikasi 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Ilmiah 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Implisit 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Indikator 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Intrinsik 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Jurnalistik 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Kolektif 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Komentar 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Kredibelitas 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Linguistik 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Membaca 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Mendengarkan 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 Menulis 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 123456789012345678901234567890121 180 Glosarium tus sosial dan banyak lagi yang lainnya. : Luapan [erasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis. : Karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. : Salah satu cabang ilmu bahasa (bidang linguistik) yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. : Tempat suatu pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas. : Ilmu pengetahuan yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra dan seni. : (Proses) mengenali dan selanjutnya menentukan atau menetapkan identitas (ciri-ciri atau karakteristik) baik benda, orang ataupun segala sesuatu. : Berdasar dan memenuhi syarat ilmu pengetahuan. : (1) Tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan dan sudah termasuk di dalamnya. (2) Tersirat : Sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan (petanda). : (Sastra) merupakan unsur-unsur yang ada di dalam karya itu sendiri, yang meliputi tokoh dan penokohan, alur (jalan) cerita, seting (latar) cerita, sudut pandang penceritaan (point of view), tema cerita, dan pesan serta manat yang ingin disampaikan oleh penulis. : Segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. : Dilakukan secara bersama-sama : Ulasan atas berita atau uraian untuk menerangkan atau menjelaskan. : Perihal dapat dipercaya : Ilmu yang menyelidi tentang bahasa secara ilmiah, mulai dari objek yang terkecil (bunyi) sampai yang terbesar (wacana). : (1) Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (biasanya dengan melisankan atau hanya dalam hati) (2) Merupakan kegiatan berbahasa yang menyerap informasi yang disajikan secara tertulis. : (1) Menangkap suara dan bunyi dengan telinga. (2) Merupakan kegiatan berbahasa yang menyerap informasi (dengan indera pendengar) yang disajikan secara lisan (baik secara langsung maupun dengan alat atau instrumen tertentu). : (1) Merangkai huruf menjadi rangkaian kalimat yang mempunyai arti (2) Merupakan kegiatan berbahasa yang mendokumentasikan ide, gagasan, pikiran dalam bentuk rangkaian huruf (menjadi kata dan kalimat) yang bermakna. 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Moral : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Morfologi : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Multikultural : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Naratif : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Paragraf : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Persuasif : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Pesan : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Pluralitas : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Pragmatik : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Preventif : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Prosa : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Relevan 1234567890123456789012345678901212 : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Semantik : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Sinopsis : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Sintaksis : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Sosialisasi : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Spiritual : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Substansi : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Tanggapan : 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 (Ajaran tentang) baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila, dan semua hal yang berkaitan nilai-nilai sosial budaya. Salah satu cabang ilmu bahasa (bidang linguistik) yang membicarakan tentang morfem dan kombinasinya. Terdiri atas beberapa jenis kebudayaan. Pengisahan suatu cerita atau kejadian yang disajikan dalam bentuk uraian. Umumnya pengisahan cerita naratif disajikan berdasarkan urutan waktu. Bagian bab dalam suatu karangan (umumnya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Uraian yang bertujuan meyakinkan orang lain supaya orang tersebut menerima apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis. Bukti dan fakta hanya digunakan seperlinya saja. (1) Merupakan perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. (2) (Sastra) merupakan nasihat yang diungkapkan penulis pada pembaca melalui karangan (prosa atau puisi) yang ditulisnya. Lebih dari satu atau kategori jumlah yang menunjukkan lebih dari satu atau lebih dari dua dalam bahan yang mempunyai dualis. Salah satu cabang ilmu bahasa (bidang linguistik) yang membicarakan masalah tuturan, konteks, dan maknanya. Upaya pencegahan supaya tidak terjadi apa-apa. Karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah (dalam puisi). Sesuai dan saling berkait antara yang satu dengan yang lain. Salah satu cabang ilmu bahasa (bidang linguistik) yang membicarakan tentang makna kata dan kalimat (pengetahuan mengenai seluk beluk dan pergeseran arti kata) Ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis tersebut. Salah satu cabang ilmu bahasa (bidang linguistik) yang membicarakan tentang susunan kalimat dan bagiannya (ilmu tat kalimat). Proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. Sesuatu yang berhubungan atau berkaitan dengan kejiwaan. Watak yang sebenarnya dari sesuatu; inti; pokok. Sambutan (yang berisi kritik atau komentar) terhadap ucapan yang disampaikan. Glosarium 181 DAFTAR PUSTAKA Adjidarma, Seno Gumira. 1994. Saksi Mata. Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya Agustinus, Linus Suryadi.1988. Pengakuan Pariyem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Akhadiah, S., Maidar A., dan Sakura H. R. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Airlangga Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo Andangdjaja, Hartojo. 1973. Buku Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya Anwar, Chairil. 2002. Derai-derai Cemara. Jakarta: Yayasan Indonesia Arifin, Syamsir. 1991. Kamus Sastra Indonesia. Padang: Angkasa Raya Arifin, Zainal dan S. Amran Tasai. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapres Atmazaki. 1993. Analisis Sajak. Bandung: Angkasa Bachtiar, Toto Sudarto. 1958. Etsa. Jakarta: Pustaka Jaya Budianta, Melani, dkk. 2002. Membaca Sastra. Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesiatera Badudu, J.S. 1975. Sari Kesusastraan Indonesia Jilid 2. Bandung: Pustaka Prima Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta Danarto. 1987. Godlob. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Depdikbud. 1993. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka ________. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2007. Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas Dini, N H. 1989. Keberangkatan. Jakarta: Gramedia Dipodjojo, Asdi S. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Lukman Dipodjojo, Asdi S. 1986. Kesusasteraan Indonesia Lama pada Zaman Pengaruh Islam I. Yogyakarta: Lukman Djoko Damono, Sapardi. 1969. Duka-Mu Abadi. Bandung: Jeihan Effendy, Roeslan. 1984. Selayang Pandang Kesusasteraan Indonesia. Surabaya: PT Bina Ilmu Effendi, S. 1974. Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende, Flores: Nusa Indah El Shirazy, Habiburrahman. 2008. Ayat-Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa). Semarang: Basmala Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang Esten, Mursal. 1995. 10 Langkah Memahami Puisi. Bandung: Titian Ilmu Fakhrudin, Abu Yusuf. 2003. Kumpulan Khotbah Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Jaya Fang, Liaw Yock. 1991. Sejarah Kesusasteraan Melayu Klasik Jilid I. Jakarta: Erlangga ________. 1993. Sejarah Kesusasteraan Melayu Klasik Jilid II. Jakarta: Grafiti Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia Harjasujana, Ahamad S, dkk. 1997. Materi Pokok Membaca. Jakarta: Karunika - UT 182 Daftar Pustaka Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1985. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius Harymawan. 1993. Dramaturgi. Bandung: Rosda Karya Hasanuddin, dkk. 2004. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu Hidayat, Kidh. 2000. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Jakarta: Pustaka Media Hendrikus, Dori Wuwur. 2003. Retorika, Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Hemingway, Ernest. 2002. Salju Kilimanjaro (Terjemahan Ursula Gyani Buditjahya). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Hooykaas, C. Tanpa Tahun. Penjedar Sastera. Djakarta: J. B. Wolters-Groningen Ismail, Taufik, dkk. (Editor). 2002a. Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi. Jakarta: Horison-The Ford Foundation ________. 2002b. Horison Sastra Indonesia 2: Kitab Cerita Pendek. Jakarta: HorisonThe Ford Foundation ________. 2002c. Horison Sastra Indonesia 3: Kitab Nukilan Novel. Jakarta: HorisonThe Ford Foundation ________. 2002d. Horison Sastra Indonesia 4: Kitab Drama. Jakarta: Horison-The Ford Foundation ________. 2002. Tirani dan Benteng. Jakarta: Yayasan Indonesia Jabrohim, dkk. 2004. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kayam, Umar. 1999. Jalan Menikung: Para Priyayi 2. Jakarta: PT Pustaka Utama Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende, Flores: Nusa Indah ________. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia ________. 1984. Deskripsi dan Eksposisi. Ende, Flores: Nusa Indah ________. 1986. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia ________. 1994. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah Khakim, Ludy G. 2008. Mutiara Penggugah Hati. Blora: Pustaka Kaona Kosasih, E, Ade Nurdin, dan Yani Maryani. 2004. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Liaw, Yock Fang. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Penerbit Erlangga Malik, Dedy Djamaluddin dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Mc Donagh, Terry. 2004. Tiada Tempat di Rawa (Terjemahan Sapardi Djoko Damono dan Dami N. Toda). Magelang: Indonesiatera Mulyana, Deddy. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda Karya Nalan S. Arthur, dkk. 2005. 5 Naskah Drama Pemenang Sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2003. Jakarta: Grasindo Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Norton, Donna E. 1989. The Effective Teaching of Language Arts. Third Edition. Columbus: Merril Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nurhadi. 1989. Membaca Cepat. Bandung: Rosda Karya Pane, Sanusi.1991. Airlangga. Jakarta: Balai Pustaka Parera, J.D. 1988. Morfologi. Jakarta: Gramedia Parkamin, Imron dan Noor Baari. 1973. Pengantar Sastra Indonesia. Bandung: CV Sulita Daftar Pustaka 183 Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikir dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset Ramlan, M. 1997. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono Rendra, W.S. 1961. Empat Kumpulan Sajak. Jakarta: Pustaka Jaya __________. 1977. Pamplet Penyair. Jakarta: Pustaka Jaya __________. 2007. Seni Drama untuk Remaja. Jakarta: Burung Merak Press. Rosidi, Ajip. 1977. Laut Biru Langit Biru. Jakarta: Pustaka Jaya Santoso, Iman Budi. 2003. Kalimantan. Yogyakarta: Jendela Sani, Asrul. 1988. Mahkamah. Jakarta: Pustaka Jaya Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media Silmi, Sikka Mutiara. 2002. Panduan Menulis Surat Lengkap. Yogyakarta: Penerbit Absoulut Simandjuntak, B. Simorangkir. 1955. Kesusasteraan Indonesia. Jakarta: PT Pembangunan Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Duta Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sumardjo, Jakob. 2002. Menulis Cerpen. Bandung; Rosda Karya Supratman. 1999. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia Soedarso. 1993. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 1994a. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa ________. 1994b. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa ________. 1994c. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa ________. 1994d. Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tasai, S. Amran dan A. Rozak Zaidan (ed). 2003. Bola Salju di Hati Ibu Antologi Cerpen Remaja IV. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Tompkins, Gail E., dan Hoskisson, Kenneth. 1995. Language Arts: Content and Teaching Strategies. Third Edition. Englewood Cliffs: Merril Toer, Pramoedya Ananta. 2000. Gadis Pantai. Jakarta: Hasta Mitra Ubaidillah dan Imam Ratrioso. 2004. Kata-kata Bijak Para Tokoh Terkenal Dunia. Jakarta: Eska Media Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Widjono, HS. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo Widyamartaya. A. dan Vero Sudiati. 2005. Mahir Menulis Berbagai Laporan. Yogyakarta: Kanisius _________ . 2006. Kiat Menulis Esai Ulasan. Jakarta: Penerbit Grasindo Wirjosoedarmo, Soekono. 1984. Pengantar ke Arah Studi Sastra Indonesia. Klaten: Intan Zundiafi, Siti Zahra, dkk. 2001. Antologi Puisi Lama Nusantara Berisi Nasihat. Jakarta. Balai Pustaka 184 Daftar Pustaka INDEKS A Akurat 60 Alasan 31, 32, 42, 47, 48, 50, 54, 69, 72, 73, 79, 87, 88, 100, 113, 134 Alur 42, 48, 55, 66, 82 Amanat 89, 88 Ambiguitas 26, 29 Analisis 25, 27, 39, 40, 42, 48, 50, 51, 54, 62, 65, 73, 88, 91, 122, 134, 148 Anonim 141 Apresiasi 8, 11, 26, 29, 39, 48, 60, 62, 66, 133 Apresiatif 31, 41, 50, 74, 84, 89, 92, 134, 136, 147, 158, 162, 170 Argumentasi 3, 11, 26, 51, 60, 79, 88, 103 Argumentatif 7, 106, 107, 108, 113, 149 Artikel 37, 73, 103, 104, 106, 149 Asumsi 109 B Bait 26, 41, 62, 88, 89 Berbahasa 1, 17, 20, 33, 69, 128, 167 Berita 1, 2, 4 Berita kisah 2 Berita langsung 2 Berita mendalam 2 Berita ringan 2 Bidal 63 Bidal 26, 62 Bukti 31, 32, 42, 47, 48, 50, 54, 69, 70, 72, 73, 79, 87, 88, 100, 107, 113, 134 Bunyi 48 C Cerita 17 Cerita rakyat 148, 153, 157 Cerpen 42, 47, 48, 73, 74, 79, 81, 84, 136, 137, 140, 158, 161 Citraan 88, 89 Citraan pencecapan 89 Citraan penciuman 89 Citraan pendengaran 89 Citraan penglihatan 89 Citraan perabaan 89 D Data 107 Deduktif 7, 11 Definisi 26 Deklamasi 60 Deskripsi 11, 43, 81, 148, 153 Deskriptif 7, 24, 25, 26, 29, 31, 37, 106 Diksi 6, 88 Diskriminasi 12 Diskusi 65, 133, 175 Dongeng 108 E Efektif 20 Efisiensi 172 Ejaan 137 Eksplisit 157 Eksposisi 11 Ekspositif 7, 37, 38, 106 Ekspositoris 25 Ekspresi 9, 17, 89 Ekstensif 29, 33, 48 Ekstrinsik 42, 43, 48, 50, 55, 56, 60, 66, 73, 80, 92, 113, 122, 141, 147 Empati 89 Endraswara 137 Esai 37 F Fakta 107 Fakta 54, 73, 104, 143 Faktual 25, 29 Fiksi 42, 81, 82, 153 Folklor 140, 147 Forum 17, 29, 51, 66 Forum resmi 4, 5, 6 G Gaya bahasa 88, 137 Generalisasi 107 Gorys keraf 143 Gurindam 63 Gurindam 26, 62 H Hendrikus 103, 119, 167 Hikayat 109, 124 Historiografi 109 I Ide 24 Identifikasi 8, 14, 24, 26, 31,32, 50, 51, 54, 60, 65, 73, 79, 81, 87, 88, 91, 101, 104, 108, 113, 122, 134, 140, 144, 148, 151, 173 Ikhtisar 101, 128, 152 Imaji 89 Imajinasi 90, 121 Imajinatif 26 Implementasi 13 Implisit 40, 48 Indeks 20, 33 Indentifikasi 56, 74 Indera 1, 90, 101 Inderawi 90 Indikator 13, 21, 69, 101, 113, 128, 162 Induktif 7, 11 Inkonvensional 26, 62, 66 Interaktif 119 Interpretasi 25, 29 Intonasi 8, 9, 10, 11, 14, 40, 60, 68 Intrinsik 40, 42, 43, 48, 50, 55, 56, 60, 80, 88, 92, 100, 113, 122, 133, 141, 147, 162 Intrisnik 66 Irama 40, 88, 121 Iwan simatupang 43 J Jeda 5, 40 Jurnalistik 1, 2 K Kalimat 21 Kalimat majemuk 21 Kalimat tunggal 21 Karakteristik 24, 25, 26, 29, 37, 39, 42, 43, 62, 63, 64, 73, 88, 108 Karya sastra 8, 26, 39, 42, 48, 55, 60, 62, 66, 73, 81, 83, 89, 92, 137, 141, 153 Kata 48 Kausalitas 82 Kecaman 149, 161 Keindrawian 89 Keraf 107 Kesimpulan 107 Kesusastraan 64 Kias 89 Kiasan 63 Kisah 17 Klasifikasi 38, 48, 83 Klausa 21 Klimaks 82 Koherensi 6, 11 Kohesi 6, 11 Komentar 14, 91, 103, 121 Kompleks 128, 169 Komplikasi 82 Indeks 185 Komposisi 88 Komunikasi 119 Konotatif 26, 88 Konsentrasi 1 Konsonan 40 Konteks 51 Kontemporer 88 Konvensional 26, 62, 66 Koordinatif 21 Kosakata 21 Kreatif 92, 136, 140, 147, 162, 175 Kredibilitas 143 Kritik 149, 161 Kspositif 39 Kurikulum 14 L lafal 8, 9, 10, 11, 14, 60, 68 Larik 26, 29, 62, 88, 89 Latar 42, 48, 55, 66, 81, 153, 157, 158, 160 Lema 20 Logika 141 M Majas 26 Makna 88 Media cetak 14, 33, 37, 39, 42, 54, 60, 62, 73, 88, 103,104, 108, 117, 149 Media elektronik 108, 117 Melayu 108, 109, 113, 122, 124 Membaca 8, 20, 22, 29, 30, 33, 172 Membaca dangkal 33, 48 Membaca ekstensif 48 Membaca sekilas 33, 48 Membaca survei 48 Memindai 151, 161, 172 Mendengarkan 1 Menyimpulkan 101 Menyimpulkan 1 Merangkum 152, 172 Metafora 89 Metonimia 89 Moderator 4 Multikultural 12, 13, 14 Musikalitas 26, 62 Mutlak 9 N Nada 8, 9, 10, 11, 14, 40, 60, 68, 88 Narasi 11 Narasumber 119, 121, 128 Naratif 7, 8, 24, 37, 106, 119, 121 Nasihat 63 Novel 7, 42, 74, 80, 81, 141 O Objek 33 Objek 21, 25, 26, 29, 40, 89, 90, 91, 136 186 Indeks Observasi 25 Opini 73 P Pantun 26, 62 Paragraf 6, 7, 8, 11, 24, 25, 26, 29, 31, 37, 38, 48, 50, 73, 89, 106, 107, 108, 113, 119, 121, 143, 144 Paragraf ekspositif 48 Pelaku 40, 80 Pemerian 25 Penceritaan 42 Pengindraan 90 Penjiwaan 9, 17 Penokohan 42, 48, 55, 66, 160 Penyair 169 Perasaan 88, 89 Perenungan 26 Persajakan 26 Personifikasi 89 Perspektif 55, 66 Persuasi 11 Persuasif 7, 103, 143, 144 Pesan 89 Petuah 63 Pidato 167, 168, 169, 175 Pradopo 39, 121 Pralogis 141 Pramoedya ananta toer 42 Predikat 21 Prediksi 51, 140 Preventif 12 Prosa 8, 26, 40, 42, 55, 74, 92, 109, 141 Puisi 8, 9, 10, 11, 14, 26, 27, 32, 39, 40, 48, 60, 62, 64, 65, 66, 68, 88, 89, 134, 147 Puitis 88 R Refleksi 81, 83, 89, 122, 128 Repitisi 89 Representatif 107 Rima 26, 40, 62, 88, 121 Ritme 26, 62 roman 42, 74 S Sajak 62 Sampiran 62 Sapardi djoko damono 169 Saran 8, 9, 10, 20, 26, 42, 51, 62, 68 Sastra 42 Sayuti 169 Setting 42, 48, 55, 66 Simile 89 Simpati 89 Sindirin 63 Sinopsis 50, 79 Sistematika 62 Soedarso 20 Solusi 12, 51, 54, 65, 66, 106 Spiritual 169 Struktural 160 Subjek 21, 83 Subordinatif 21 Substansi 9, 21, 48, 50, 51, 62, 67, 68, 169 Sudjiman 55, 73, 80, 141 Sugesti 25, 29 Suminto 81, 153 Survei 33 Syair 26, 62, 63 T Tajuk rencana 73 Talibun 26, 62, 64 Tanggapan 2, 6, 8, 9, 10, 14, 20, 26, 27, 42, 48, 51, 60, 62, 69, 70, 72, 88, 91, 92, 103, 149 Tekanan 8, 9, 10, 11, 14, 60, 68 Tema 89 Tema 88 Tokoh 40, 42, 48, 55, 66, 80, 81, 82, 141, 160 Tokoh antagonis 81 Tokoh bawahan 143 Tokoh periferal 80 Tokoh protagonis 81 Tokoh sentral 80 Tokoh tambahan 141 Tokoh utama 141, 143 Topik 8 V Valid 60 Vokal 40 Volume 9, 17 W Waluyo 26, 62, 88 Warna lokal 157 Wawancara 119, 121, 128 Y Yb. Mangunwijaya 43