PEDOMAN PENILAIAN DAN
EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
2017
ii
TIM PENYUSUN PEDOMAN DAN PENILAIAN
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Tim Penasihat:
1. Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal
2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen
3. Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Dirjen PAUD dan Dikmas
4. Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik
5. Hilmar Farid, Ph.D., Direktur Jenderal Kebudayaan
6. Daryanto, Ak., MIS., Gdip.Com, QIA, CA., Inspektur Jenderal
7. Ir. Totok Suprayitno, Ph.D., Kepala Balitbang
Tim GLN
Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang
Inovasi dan Daya Saing
Sekretaris GLN:
Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa
Tim Penyusun
Doni Koesoema A., M.Sc.
Sutjipto
Diyon Iskandar Setiawan, S.S.
Nur Hanifah, M.Pd.
Miftahussururi, S.Pd.
Meyda Noorthertya Nento, B.SoC.
Qori Syahriana Akbari, S.Hum.
Editor Bahasa: Dr. Luh Anik Mayani
Desain sampul: Munafsin Aziz, S.Sn.
Tata letak: Nurjaman, S.Ds.
Sekretariat
TIM GLN Kemendikbud
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
iii
iv
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa
yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang
melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai
dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan
aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan
hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan
juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup
agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan
kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi
menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis,
kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan
budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui
pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan
masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi
peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam
literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi
sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah
melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak.
Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak
perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca
yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu
dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik
di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula
literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan
kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
v
Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan
(keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian
dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Layaknya suatu gerakan,
pelaku GLN tidak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti
pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/
lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep,
kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi
sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga,
sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh
untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi.
Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelatihan Fasilitator,
Pedoman Penilaian dan Evaluasi, dan Materi Pendukung Gerakan Literasi
Nasional ini diterbitkan sebagai rujukan untuk mewujudkan ekosistem yang
kaya literasi di seluruh wilayah Indonesia. Penghargaan yang tinggi saya
sampaikan kepada tim GLN dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini. Semoga buku ini tidak hanya bermanfaat bagi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan selaku penggerak dan pelakunya, tetapi juga bagi
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya membangun
budaya literasi.
Jakarta, September 2017
Muhadjir Effendy
vi
DAFTAR ISI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ......................... v
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI ................................................
1
1.
Tujuan .......................................................................................
1
2.
Prinsip-prinsip ...........................................................................
2
3.
Metode .....................................................................................
3
4.
Subjek .......................................................................................
4
5.
Fokus ........................................................................................
5
6.
Komponen GLN ........................................................................
5
7.
Indikator Keberhasilan ............................................................... 5
8.
Instrumen Penilaian ..................................................................
6
9.
Cara Menilai Skor GLN ...............................................................
6
10.
Cara Membaca Skor GLN ...........................................................
7
11.
Rubrik Penilaian dan Indakator Keberhasilan GLN .....................
8
12.
Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan GLN Keluarga ........ 27
13.
Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan GLN Masyarakat ... 37
14.
Mekanisme Penilaian dan Evaluasi atas Sumbangan Masyarakat
dalam GLN ................................................................................. 55
vii
viii
PEDOMAN PENILAIAN DAN
EVALUASI GERAKAN LITERASI
NASIONAL (GLN)
Gerakan Literasi Nasional merupakan sebuah usaha untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21 melalui
keterlibatan dan partisipasi seluruh warga negara Indonesia. Gerakan
Literasi Nasional mengembangkan enam jenis literasi yang dibutuhkan
untuk hidup pada abad ke-21. Keenam jenis literasi itu adalah literasi
baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial,
dan literasi kewargaan. Sebagai sebuah gerakan, keenam jenis literasi
ini dikembangkan melalui tiga ranah, yaitu keluarga (Gerakan Literasi
Keluarga), sekolah (Gerakan Literasi Sekolah), dan masyarakat (Gerakan
Literasi Masyarakat).
Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai sebuah program
bersama perlu dinilai dan dievaluasi sehingga bisa menjadi bahan
evaluasi demi perbaikan dan apresiasi bagi penguatan dan dukungan
atas keberhasilan tiap-tiap pihak dalam mendukung GLN. Publik perlu
mengetahui mekanisme, pendekatan, prinsip, metode, kriteria, dan indikator
untuk menilai keberhasilan GLN di setiap ranah. Untuk itu, diperlukan
pedoman penilaian dan evaluasi GLN. Pedoman penilaian dan evaluasi
ini bisa menjadi alat bagi setiap pelaku literasi untuk menilai keberhasilan
program dan kegiatan literasi di tiap-tiap bidang.
1. Tujuan
Pedoman penilaian dan evaluasi GLN bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang tingkat keberhasilan dan keterlaksanaan program
dan kegiatan literasi di tiap-tiap ranah sesuai dengan indikatorindikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pedoman ini menilai dan
mengevaluasi keberhasilan GLN dalam mengembangkan kapasitas
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
1
pelaku literasi (pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan) pada
ekosistem pendidikan nasional melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS),
Gerakan Literasi Keluarga (GLK), dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM).
Pedoman penilaian dan evaluasi GLN merupakan alat untuk
mengukur dan menentukan keberhasilan pelaksanaan GLN sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan, serta dampak-dampak (impact)
dan hasil (outcome) dari GLN. Penilaian bisa bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Untuk penilaian yang sifatnya kuantitatif diperlukan justifikasi
penilai sesuai dengan data-data yang tersedia. Sementara itu, untuk
penilaian yang sifatnya kualitatif diperlukan dialog dan komunikasi
dengan pemangku kepentingan untuk menentukan nilai dalam skala
penilaian yang ditentukan.
Pedoman ini memberikan panduan untuk mengukur keberhasilan
program kebijakan GLN secara keseluruhan. Untuk mengetahui keberhasilan
gerakan sebagai sebuah kebijakan, hal yang perlu dievaluasi adalah
keseluruhan proses dan implementasi GLN, mulai dari pembuatan
naskah kajian, buku panduan, modul pelatihan, metode dan mekanisme
pelatihan calon pelatih, pedoman penilaian dan evaluasi, dan kegiatan
pendampingan dan sosialisasi (diseminasi publik) atas kebijakan Gerakan
Literasi Nasional.
2. Prinsip-Prinsip
Gerakan Literasi Nasional menerapkan beberapa prinsip dalam
melakukan penilaian dan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Objektif
Prinsip objektif mengacu pada kriteria bahwa apa yang dinilai
dan dievaluasi harus berdasarkan pada fakta-fakta yang ada,
yang dialami, sesuai dengan kriteria dalam indikator yang telah
ditentukan. Fokus penilaian dan evaluasi adalah kesesuaian
antara fakta dengan kriteria indikator yang telah ditetapkan.
2. Berkesinambungan
Penilaian dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan
untuk memastikan bahwa pada setiap tahapan kegiatan dan
2
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
program terdapat mekanisme umpan balik yang berguna bagi
perbaikan GLN ke depan.
3. Menyeluruh (komprehensif)
Penilaian dan evaluasi menyeluruh berarti bahwa indikatorindikator yang dinilai merupakan komponen-komponen yang
merupakan representasi ideal implementasi gerakan literasi di
tiap ranah.
4. Akuntabel
Prinsip akuntabel mengacu pada kesediaan para pelaku GLN untuk
mempertanggungjawabkan kinerja dan programnya kepada
masyarakat luas (publik) sehingga dukungan dari masyarakat
terhadap GLN menjadi semakin kuat.
5. Perbaikan
Hasil penilaian dan evaluasi yang dilakukan menjadi titik
pijak Gerakan Literasi Nasional, menjadi bahan masukan bagi
perbaikan-perbaikan tahap selanjutnya, serta menjadi dasar bagi
perencanaan program yang akan datang.
3. Metode
Penilaian dan evaluasi dilakukan dengan mempergunakan
berbagai macam metode yang relevan dan cocok untuk menilai
keberhasilan GLN. Beberapa metode yang dipergunakan untuk melakukan
penilaian dan evaluasi adalah sebagai berikut.
1. Observasi (pengamatan)
Dalam proses penilaian dan evaluasi, penilai melakukan
kunjungan situs, mengadakan pengamatan, dan mencatat faktafakta sebagaimana adanya.
2. Dokumentasi
Penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan menilai dan
mengevaluasi berbagai macam dokumentasi yang bisa menjadi
instrumen untuk menentukan penilaian. Dokumentasi ini bisa
berupa portofolio, foto kegiatan, video, dan laporan-laporan
kegiatan serta dokumen lain yang relevan.
3. Wawancara dengan pemangku kepentingan
Dalam mengadakan penilaian dan evaluasi, penilai melakukan
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
3
wawancara dengan pelaku dan pemangku kepentingan
pendidikan yang relevan untuk menemukan dan memahami
lebih dekat implementasi GLN di tiap-tiap ranah.
4. Kuesioner
Penilai bisa memberikan kuesioner yang akan diisi oleh pelaku
GLN agar dapat memberikan gambaran lebih menyeluruh tentang
bagaimana GLN diimplementasikan di tiap-tiap ranah.
5. Riset terfokus dan studi etnografis
Penilai melakukan studi terfokus dengan membuat semacam
riset tentang tema-tema atau praktik-praktik GLN yang sudah ada,
membahas, dan menilainya sehingga hasil riset itu bisa menjadi
sumber rujukan pembelajaran atau duplikasi praktik baik. Penilai
juga bisa melakukan proses penilaian dengan mempergunakan
studi etnografis dengan membuat narasi dan cerita tentang apa
yang dilihat dan dialami dalam sebuah lingkungan literasi, baik
itu di sekolah, di keluarga, maupun di masyarakat.
6. Telaah data sekunder dari berbagai macam lembaga yang relevan
GLN mempergunakan data-data sekunder untuk mengukur
tingkat literasi nasional, misalnya, data-data PISA, PIRLS, TIMMS,
BPS, Ujian Nasional, dan lain-lain.
4. Subjek
Ada beberapa unsur yang terlibat dalam proses penilaian dan
evaluasi GLN. Unsur-unsur tersebut dipilih sesuai dengan relevansi tugas
dan tanggung jawab mereka dalam rangka GLN. Mereka yang menilai dan
mengevaluasi implementasi GLN di setiap ranah adalah sebagai berikut.
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan literasi
di setiap ranah, seperti dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah,
komunitas sekolah (kepala sekolah dan guru), komite sekolah, lembagalembaga pemerintahan, dan organisasi masyarakat sipil yang bergiat di
bidang literasi.
Selain menilai keberhasilan implementasi GLN di setiap
ranah, kebijakan GLN secara nasional juga perlu dinilai dan dievaluasi.
Yang melakukan penilaian dan evaluasi ini, antara lain, Kemendikbud
(Puslitjak, Puspendik, dan Badan Pengembangan dan Pembinaan
4
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Bahasa) atau lembaga studi dan riset yang telah memperoleh izin
dari kementerian untuk terlibat dalam proses evaluasi dan penilaian.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan penilaian dan
evaluasi menyeluruh minimal setahun sekali.
5. Fokus
Fokus penilaian dan evaluasi dilakukan melalui tiga ranah GLN.
1. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan Literasi Sekolah merupakan keseluruhan kegiatan
literasi yang terjadi di unit pendidikan terkecil, yaitu tingkat
sekolah. Tingkat ini umumnya dipahami sebagai saat di mana
peserta didik mulai memasuki pintu gerbang sekolah sampai ia
menyelesaikan kegiatan di sekolah.
2. Gerakan Literasi Keluarga (GLK)
Gerakan Literasi Keluarga merupakan keseluruhan kegiatan
literasi yang terjadi di dalam keluarga-keluarga di Indonesia, baik
itu yang dilakukan di rumah maupun yang terjadi di lingkungan
masyarakat.
3. Gerakan Literasi Masyarakat (GLM)
Gerakan Literasi Masyarakat adalah kegiatan literasi di masyarakat
yang melibatkan berbagai macam pelaku tanpa memandang
usia.
6. Komponen GLN
Gerakan Literasi Nasional dinilai dan dievaluasi berdasarkan
komponen-komponen yang relevan yang sudah dipetakan dalam tiaptiap ranah GLN. Tiap-tiap komponen terdiri atas lima strategi pendekatan,
yaitu penguatan kapasitas, peningkatan jumlah dan ragam sumber belajar,
perluasan akses, penguatan pelibatan publik, dan penguatan tata kelola.
Kelima strategi ini terdapat dalam komponen penilaian di tiap-tiap ranah.
Tiap-tiap komponen ini kemudian dibagi menjadi indikator-indikator
keberhasilan yang sifatnya konkret dan dapat dinilai dan dievaluasi.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
5
7. Indikator Keberhasilan
Tiap-tiap komponen di dalam literasi dijabarkan ke dalam
indikator-indikator konkret yang bisa diamati, terukur, dan dapat
dilaksanakan. Indikator keberhasilan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif.
8. Instrumen Penilaian
Untuk membantu pelaku literasi menilai dan mengevaluasi
keberhasilan kegiatan literasi, dibuatlah instrumen penilaian yang secara
umum berisi komponen, indikator, dan skala penilaian sebagai berikut.
Contoh Instrumen Penilaian
No.
Komponen
Indikator Keberhasilan
1.
Lingkungan sekolah kaya teks
v Terdapat slogan/kata-kata mutiara/pepatah/kalimat motivasi di
lingkungan sekolah
v Terdapat label nama tumbuhan
dengan nama Latin dan deskripsi
singkat (manfaat, sejarah, dll.)
0
1
2
3
4
√
√
v Dan lain-lain
9. Cara Menilai Skor GLN
Cara menilai skor GLN dilakukan dengan mempergunakan skala
Likert mulai dari angka 0–4. Angka 0 berarti belum terlaksana, angka
4 berarti sudah terlaksana/berhasil dengan sangat baik. Nilai untuk
justifikasi hal-hal yang sifatnya kuantitatif ditentukan berdasarkan datadata dan informasi yang tersedia. Skor penilaian merupakan total jumlah
hasil dikalikan dengan jumlah indikator/jumlah indikator. Skor maksimal
adalah 4.
6
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
10. Cara Membaca Skor GLN
Kuantifikasi dalam jumlah angka menunjukkan bidang
implementasi GLN yang sudah dan yang belum baik . Angka 0 sampai
4 merupakan gradasi kuantitas dan kualitas keterlaksanaan dan
implementasi GLN.
Contoh:
No.
1.
Komponen
Indikator Keberhasilan
Lingkungan sekolah
kaya teks
v Terdapat slogan/kata-kata mutiara/pepatah/kalimat motivasi di
lingkungan sekolah
0
1
2
3
4
√
v Terdapat label nama tumbuhan
dengan nama Latin dan deskripsi
singkat (manfaat, sejarah, dll.)
√
Berikut ini adalah cara memaknai skor penilaian
1. Dalam komponen lingkungan sekolah kaya teks dengan indikator
terdapat slogan-slogan/kata-kata mutiara/pepatah/kalimat
motivasi di lingkungan sekolah, sekolah memperoleh skor 4.
Artinya, meskipun sudah ada data-data di atas, tetapi masih ada
beberapa ruang di sekolah yang belum dimanfaatkan dengan
baik untuk pengembangan sekolah yang kaya teks.
2. Dalam komponen lingkungan sekolah kaya teks dengan indikator
terdapat label nama tumbuhan dengan nama Latin dan deskripsi
singkat (manfaat, sejarah, dll.), sekolah memperoleh skor 0.
Artinya, sekolah sama sekali belum membuat penamaan atau
deskripsi tersebut.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
7
11. Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Gerakan
Literasi Sekolah
GERAKAN LITERASI SEKOLAH
No.
1.
Komponen
Penilaian awal
Indikator Keberhasilan
Sekolah mengidentifikasi sumber-sumber
belajar (buku pelajaran, buku nonpelajaran,
lembar kerja, audio visual, dll.) dan sarana
prasarana (komputer, jaringan internet,
proyektor, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium, lapangan olahraga, ruang
praktik kesenian, taman, pojok baca, dll.) di
dalam sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi,
kendalanya adalah (jelaskan): ....
1 = Sekolah mengidentifikasi 1--3 sumber
belajar dan sarana prasarana di sekolah, yaitu
(sebutkan): ....
2 = Sekolah mengidentifikasi 4--6 sumber
belajar dan sarana prasarana di sekolah, yaitu
(sebutkan): ....
3 = Sekolah mengidentifikasi 7--9 sumber
belajar dan sarana prasarana di sekolah, yaitu
(sebutkan): ....
4 = Sekolah mengidentifikasi ≥ 10 sumber
belajar dan sarana prasarana di sekolah, yaitu
(sebutkan): ....
Sekolah mengidentifikasi sumber daya
manusia untuk literasi (narasumber dari orang
tua peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh
agama, instansi pemerintah, perguruan tinggi,
sekolah lain, DUDI, budayawan, pegiat seni,
pegiat literasi, dll.) dan sarana prasarana
(museum, sanggar, perpustakaan daerah,
taman bacaan masyarakat, kantor pemerintah,
perguruan tinggi, sekolah lain, lapangan
olahraga untuk publik, GOR, lahan pertanian,
dll.) di luar sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi,
kendalanya adalah (jelaskan): ....
1 = Sekolah mengidentifikasi 1--3 sumber
belajar dan sarana prasarana di luar sekolah,
yaitu (sebutkan): ....
2 = Sekolah mengidentifikasi 4--6 sumber
belajar dan sarana prasarana di luar sekolah,
yaitu (sebutkan): ....
3 = Sekolah mengidentifikasi 7--9 sumber
belajar dan sarana prasarana di luar sekolah,
yaitu (sebutkan): ....
4 = Sekolah mengidentifikasi ≥ 10 sumber
belajar dan sarana prasarana di luar sekolah,
yaitu (sebutkan): ....
8
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
0
1
2
3
4
Sekolah mengidentifikasi sumber daya
manusia yang memahami GLS, baik dari unsur
internal sekolah (yayasan, kepala sekolah,
guru, dan tenaga kependidikan lainnya)
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi.
1 = Sekolah hanya mengidentifikasi kepala
sekolah dan seorang guru.
2 = Sekolah mengidentifikasi kepala sekolah,
sebagian guru, dan sebagian tenaga
kependidikan.
3 = Sekolah mengidentifikasi kepala sekolah,
semua guru, semua tenaga kependidikan, dan
komite sekolah.
4 = Sekolah mengidentifikasi semua komponen
memahami (kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, komite sekolah, orang tua,
masyarakat, pengawas, dan dinas pendidikan)
Sekolah mengidentifikasi potensi budaya
sekolah yang terkait dengan GLS.
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi.
1 = Sekolah mengidentifikasi 1--2 potensi
budaya sekolah.
2 = Sekolah mengidentifikasi 3--4 potensi
budaya sekolah
3 = Sekolah mengidentifikasi 5--6 potensi
budaya sekolah.
4 = Sekolah mengidentifikasi > 6 potensi budaya
sekolah.
Sekolah mengidentifikasi sumber-sumber
(penggalian dana) untuk pengembangan GLS
(misalnya: sumbangan alumni, CSR, dll.).
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi
dukungan pembiayaan GLS.
1 = Sekolah mengidentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah.
2 = Sekolah mengidentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah dan orang tua
peserta didik.
3 = Sekolah mengidentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah, orang tua peserta
didik, dan dunia usaha.
4 = Sekolah mengidentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah melibatkan
partisipasi seluruh pemangku kepentingan
(orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat lainnya).
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
9
Sekolah mengidentifikasi tata kelola sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan identifikasi tata
kelola sekolah.
1 = Sekolah memiliki visi dan misi.
2 = Sekolah memiliki visi, misi, dan branding
sekolah.
3 = Sekolah memiliki visi, misi, branding,
perencanaan program, prosedur kerja, dan
mekanisme evaluasi.
4 = Sekolah memiliki visi, misi, branding,
perencanaan program, prosedur kerja,
mekanisme evaluasi, pembagian peran, dan
penggunaan teknologi.
2.
10
Sosialisasi GLS
kepada para
pemangku
kepentingan
pendidikan
Sekolah melakukan sosialisasi GLS kepada
para pemangku kepentingan pendidikan
(guru, peserta didik, komite sekolah, orang
tua/wali peserta didik, pengawas sekolah,
dinas pendidikan setempat, dan masyarakat
lainnya).
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan sosialisasi GLS
kepada para pemangku kepentingan pendidikan
(guru, peserta didik, komite sekolah, orang tua/
wali peserta didik, pengawas sekolah, dinas
pendidikan setempat, dan masyarakat lainnya).
1 = Sekolah melakukan sosialisasi GLS kepada
para pemangku kepentingan pendidikan di
lingkungan sekolah, yaitu guru dan peserta
didik.
2 = Sekolah melakukan sosialisasi GLS kepada
para pemangku kepentingan pendidikan
meliputi guru, peserta didik, dan komite
sekolah.
3 = Sekolah melakukan sosialisasi GLS kepada
para pemangku kepentingan pendidikan
meliputi guru, peserta didik, komite sekolah,
orang tua/wali peserta didik, dan pengawas
sekolah.
4 = Sekolah melakukan sosialisasi GLS kepada
para pemangku kepentingan pendidikan
meliputi guru, peserta didik, komite sekolah,
orang tua/wali peserta didik, pengawas
sekolah, dinas pendidikan setempat, dan
masyarakat lainnya.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengembangkan literasi di sekolah
melibatkan pemangku kepentingan
pendidikan (guru/tenaga kependidikan,
peserta didik, komite sekolah, orang tua/
wali peserta didik, pengawas sekolah, dinas
pendidikan setempat, dan masyarakat)
Keterangan:
0 = Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengembangkan literasi di sekolah belum
melibatkan semua pemangku kepentingan
pendidikan (guru/tenaga kependidikan, peserta
didik, komite sekolah, orang tua/wali peserta
didik, pengawas sekolah, dinas pendidikan
setempat, dan masyarakat lainnya).
1 = Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengemban melibatkan pemangku
kepentingan pendidikan, yaitu guru/tenaga
kependidikan dan peserta didik.
2 = Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengemban melibatkan pemangku
kepentingan pendidikan, yaitu guru/tenaga
kependidikan, peserta didik, dan komite
sekolah.
3 = Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengemban melibatkan pemangku
kepentingan pendidikan, yaitu guru/tenaga
kependidikan, peserta didik, komite sekolah,
orang tua peserta didik, dan pengawas sekolah.
4 = Perumusan kegiatan prioritas untuk
mengemban melibatkan seluruh pemangku
kepentingan pendidikan, yaitu guru/tenaga
kependidikan, peserta didik, komite sekolah,
orang tua peserta didik, pengawas sekolah,
dinas pendidikan setempat, dan masyarakat
lainnya.
3.
Desain
kebijakan GLS
Sekolah membentuk tim pelaksana GLS.
Keterangan:
0 = Sekolah belum membentuk tim pelaksana
GLS.
1 = Sekolah memiliki tim pelaksana GLS dengan
struktur organisasi.
2 = Sekolah memilliki tim pelaksana GLS dengan
struktur organisasi dan menjelaskan peran tiaptiap bagian dalam tim.
3 = Sekolah memilliki tim pelaksana GLS dengan
struktur organisasi dan menjelaskan peran
serta mekanisme kerja tiap-tiap bagian dalam
tim.
4 = Sekolah memilliki tim pelaksana GLS dengan
struktur organisasi yang menjelaskan peran
dan mekanisme kerja tiap-tiap bagian dalam
tim, serta tertuang dalam surat keputusan
yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan
diketahui oleh pengawas.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
11
Peraturan sekolah mendukung implementasi
GLS (kebijakan tentang wajib membaca
sejumlah buku dalam rentang waktu
tertentu, wajib mengunjungi perpustakaan,
memperbaharui buku di perpustakaan atau
pojok baca dalam rentang waktu tertentu,
dll.).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki peraturan yang
mendukung implementasi GLS.
1 = Sekolah memiliki peraturan-peraturan
yang mendukung GLS, tetapi belum diterapkan
secara efektif.
2 = Sekolah memiliki peraturan-peraturan yang
mendukung implementasi GLS, tetapi baru
sebagian kecil peraturan yang diterapkan secara
efektif.
3 = Sekolah memiliki peraturan-peraturan yang
mendukung implementasi GLS dan sebagain
besar peraturan sudah diterapkan secara
efektif.
4 = Sekolah memiliki dan melaksanakan
peraturan-peraturan secara sistemik yang
mendukung implementasi GLS secara efektif.
4.
Desain kegiatan Sekolah mengembangkan kegiatan GLS
melalui enam dimensi literasi secara
GLS
seimbang.
Keterangan:
0 = Sekolah belum mengembangkan kegiatan
GLS.
1 = Sekolah mengembangkan kegiatan GLS yang
terfokus pada 1--2 dari 6 jenis literasi.
2 = Sekolah mengembangkan kegiatan GLS yang
terfokus pada 3--4 dari 6 jenis literasi.
3 = Sekolah mengembangkan kegiatan GLS yang
terfokus pada 5 dari 6 jenis literasi.
4 = Sekolah mengembangkan kegiatan GLS yang
terfokus pada 6 jenis literasi.
Sekolah menggunakan potensi lingkungan
(fisik, sosial, dan budaya) untuk memperkaya
pengalaman belajar siswa sehingga memiliki
wawasan yang lebih luas.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memanfaatkan potensi
lingkungan sebagai sumber belajar.
1 = Sekolah memanfaatkan 1 dari 3 jenis
potensi lingkungan di dalam sekolah sebagai
sumber belajar.
2 = Sekolah memanfaatkan 1 dari 3 jenis
potensi lingkungan di dalam dan di luar sekolah
sebagai sumber belajar.
3 = Sekolah memanfaatkan 2 dari 3 jenis
potensi lingkungan di dalam dan di luar sekolah
sebagai sumber belajar.
4 = Sekolah memanfaatkan ketiga jenis potensi
lingkungan di dalam dan di luar sekolah sebagai
sumber belajar.
12
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Sekolah memiliki kegiatan unggulan dengan
mengintegrasikan enam dimensi literasi dalam
aktivitas pembelajaran.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki kegiatan unggulan.
1 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan yang
belum diintegrasikan dalam pembelajaran.
2 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan yang
terintegrasi dalam pembelajaran di kelas, tetapi
belum mengintegrasikan enam dimensi literasi.
3 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan yang
sebagian terintegrasi dengan enam dimensi
literasi dalam aktivitas pembelajaran.
4 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan yang
seluruhnya terintegrasi dengan enam dimensi
literasi dalam aktivitas pembelajaran.
Sekolah memiliki kegiatan unggulan GLS
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan
berbasis masyarakat.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki kegiatan unggulan
GLS.
1 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan GLS
pada 1 dari 3 basis.
2 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan GLS
pada 2 dari 3 basis.
3 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan GLS
pada ketiga basis.
4 = Sekolah memiliki kegiatan unggulan GLS
secara berkelanjutan pada ketiga basis dan
sudah tertuang pada dokumen perencanaan
kegiatan sekolah (RKS dan RKAS).
Sekolah memiliki kegiatan literasi dan
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
kegiatan sosial yang berkaitan dengan literasi.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki kegiatan literasi dan
kegiatan sosial yang berkaitan dengan literasi.
1 = Sekolah memiliki kegiatan sosial yang
berkaitan dengan literasi yang melibatkan
peserta didik dan dilaksanakan di lingkungan
sekolah.
2 = Sekolah memiliki kegiatan sosial yang
berkaitan dengan literasi yang melibatkan
peserta didik dan dilaksanakan di dalam dan di
luar sekolah.
3 = Sekolah memiliki kegiatan sosial yang
berkaitan dengan literasi yang melibatkan
peserta didik dan memfasilitasi inisiatif peserta
didik untuk melakukan kegiatan di dalam
sekolah.
4 = Sekolah memiliki kegiatan sosial yang
berkaitan dengan literasi yang melibatkan
peserta didik dan memfasilitasi inisiatif peserta
didik untuk melakukan kegiatan di dalam dan di
luar sekolah.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
13
5.
Pengembangan
GLS berbasis
Pembelajaran
Guru mengintegrasikan kegiatan literasi
yang tecermin dalam komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), antara
lain, materi pembelajaran yang relevan dan
kontekstual, metode pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, dan metode penilaian
yang relevan.
Keterangan:
0 = Guru belum mengintegrasikan kegitan
literasi di dalam komponen RPP.
1 = Guru mengintegrasikan kegiatan literasi
pada 1 dari 4 komponen RPP.
2 = Guru mengintegrasikan kegiatan literasi
pada 2 dari 4 komponen RPP.
3 = Guru mengintegrasikan kegiatan literasi
pada 3 dari 4 komponen RPP.
4 = Guru mengintegrasikan kegiatan literasi
pada seluruh komponen RPP.
Guru mengajar dengan mengaitkan isi materi
pembelajaran secara kontekstual dengan
aspek kehidupan sehari-hari, kearifan
lokal, dan kegiatan literasi di dalam praktik
pembelajaran.
Keterangan:
0 = Guru belum mengaitkan pembelajaran
secara kontekstual dengan aspek persoalan
kehidupan sehari-hari, kearifan lokal, dan
kegiatan literasi di dalam praktik pembelajaran.
1 = Guru mengaitkan isi materi pembelajaran
secara kontekstual pada 1 aspek.
2 = Guru mengaitkan isi materi pembelajaran
secara kontekstual pada 2 aspek.
3 = Guru mengaitkan isi materi pembelajaran
secara kontekstual pada 3 aspek.
4 = Guru mengaitkan isi materi pembelajaran
secara kontekstual pada 3 aspek dan dilakukan
dengan konsisten.
Guru melaksakanan praktik pembelajaran
dengan menggunakan metode yang relevan,
menarik, dan dapat memperkuat penanaman
kemampuan enam literasi peserta didik.
Keterangan:
0 = Guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang relevan dan menarik untuk
mengembangkan kemampuan enam literasi
peserta didik.
1 = Guru menggunakan metode pembelajaran
yang relevan dengan materi, tetapi belum
dikaitkan dengan enam literasi.
2 = Guru menggunakan metode pembelajaran
yang relevan dan menarik, tetapi belum
dikaitkan dengan enam literasi.
3 = Guru menggunakan metode pembelajaran
yang relevan dan menarik, serta sudah
dikaitkan dengan enam literasi.
4 = Guru menggunakan metode pembelajaran
yang relevan, menarik, kreatif/inovatif, serta
sudah dikaitkan dengan enam literasi.
14
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Sekolah mengembangkan kapasitas guru
dalam pembelajaran secara berkelanjutan,
antara lain, melalui pelatihan, lesson studies,
berbagi praktik baik, dan lain-lain.
Keterangan:
0 = Sekolah belum melakukan pengembangan
kapasitas guru.
1 = Sekolah memfasilitasi pengembangan
kapasitas guru dalam pembelajaran atas
undangan dari luas.
2 = Sekolah melakukan upaya pengembangan
kapasitas guru dalam pembelajaran atas
undangan dari luas dan inisiatif sekolah.
3 = Sekolah melakukan upaya pengembangan
kapasitas guru dalam pembelajaran atas
undangan dari luar dan inisiatif sekolah, serta
dilaksanakan secara berkelanjutan.
4 = Sekolah memiliki rencana dan sistem
manajemen pengembangan kapasitas guru
dalam pembelajaran secara berkelanjutan atas
inisiatif sekolah yang dituangkan dalam RKS dan
RKAS.
6.
Pengembangan
GLN berbasis
budaya sekolah
Sekolah memiliki dan mengembangkan tradisitradisi unggulan atau kegiatan pembiasaan
yang meningkatkan budaya literasi sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki dan
mengembangkan tradisi atau kegiatan
pembiasaan unggulan.
1 = Sekolah memiliki dan mengembangkan
tradisi-tradisi unggulan atau kegiatan
pembiasaan yang hanya meningkatkan budaya
literasi sekolah pada salah satu dimensi
literasi saja (baca tulis, numerasi, sains, digital,
finansial, serta budaya dan kewargaan).
2 = Sekolah memiliki dan mengembangkan
tradisi-tradisi unggulan atau kegiatan
pembiasaan yang meningkatkan budaya literasi
sekolah pada dua atau tiga dimensi literasi.
3 = Sekolah memiliki dan mengembangkan
tradisi-tradisi unggulan atau kegiatan
pembiasaan yang meningkatkan budaya literasi
sekolah pada empat atau lima dimensi literasi.
4 = Sekolah memiliki dan mengembangkan
tradisi-tradisi unggulan yang meningkatkan
budaya literasi sekolah pada semua (enam)
dimensi literasi.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
15
Sekolah mengidentifikasi dan
mengembangkan kearifan lokal untuk
meningkatkan budaya literasi sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah tidak mengidentifikasi dan
mengembangkan kearifan lokal.
1 = Sekolah baru melakukan identifikasi
kearifan lokal.
2 = Sekolah melakukan identifikasi dan
perumusan konsep integrasi kearifan lokal ke
dalam program literasi sekolah.
3 = Sekolah melakukan identifikasi,
merumuskan konsep, dan melaksanakan
program literasi sekolah yang terintegrasi
dengan kearifan lokal.
4 = Sekolah melakukan identifikasi,
merumuskan konsep, serta mengembangkan
tradisi dan nilai-nilai keutamaan kearifan
lokal melalui pengembangan program literasi
di semua proses belajar mengajar (metode
pengejaran, pengelolaan kelas, dan penguatan
materi kurikulum).
Sekolah memiliki dan mengembangkan
komunitas literasi untuk meningkatkan budaya
literasi sekolah.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki dan
mengembangkan komunitas atau kelompok
literasi.
1 = Sekolah memiliki komunitas atau kelompok
literasi, tetapi belum memiliki rancangan
kegiatan yang sistematis.
2 = Sekolah memiliki komunitas atau kelompok
literasi yang memiliki rancangan kegiatan yang
sistematis.
3 = Sekolah memiliki komunitas atau kelompok
literasi yang memiliki rancangan kegiatan yang
sistematis dan telah berjalan dengan efektif.
4 = Sekolah memiliki komunitas atau kelompok
literasi yang memiliki rancangan kegiatan yang
sistematis dan telah berjalan dengan efektif dan
memiliki produk literasi.
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap yang mencerminkan budaya literasi.
Keterangan:
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap yang
mencerminkan budaya literasi.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
yang mencerminkan budaya literasi.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
yang mencerminkan budaya literasi.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
yang mencerminkan budaya literasi.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
yang mencerminkan budaya literasi.
16
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi baca tulis.
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi numerasi.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi numerasi.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi numerasi.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi numerasi.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi numerasi.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi numerasi.
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi sains.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi sains.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi sains.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi sains.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi sains.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi sains.
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi digital.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi digital.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi digital.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi digital.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi digital.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi digital.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
17
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi finansial.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi finansial.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi finansial.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi finansial.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi finansial.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi finansial.
Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah) memiliki
sikap keteladanan dalam berliterasi budaya
dan kewargaan.
0 = Warga sekolah belum memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi budaya dan
kewargaan.
1 = Satu unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi budaya dan
kewargaan.
2 = Dua unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi budaya dan
kewargaan.
3 = Tiga unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi budaya dan
kewargaan.
4 = Empat unsur warga sekolah memiliki sikap
keteladanan dalam berliterasi budaya dan
kewargaan.
7.
18
Pengembangan
GLS berbasis
masyarakat
Sekolah mengembangkan kapasitas orang tua
untuk mendukung implementasi GLS.
Keterangan:
0 = Belum ada pengembangan kapasitas.
1 = Ada sosialisasi tentang pentingnya pelibatan
orang tua.
2 = Ada sosialisasi dan pembentukan
paguyuban/forum kelas.
3 = Ada sosialisasi, pembentukan paguyuban/
forum kelas, dan pembentukan kelas orang tua/
parenting.
4 = Ada sosialiasi, pembentukan paguyuban/
forum kelas, kelas orang tua/parenting,
dan dukungan (pikiran, tenaga, materi, dan
sumbangan finansial) untuk membantu
mengatasi masalah-masalah yang ada di kelas.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Komite sekolah berperan aktif dalam
mendukung kegiatan GLS.
Keterangan:
0 = Komite sekolah pasif.
1 = Komite sekolah ada, tetapi hanya untuk
kepentingan administratif saja.
2 = Komite sekolah aktif, tetapi baru
menggunakan sumber daya internal sekolah
saja.
3 = Komite sekolah aktif dan menggunakan
sumber daya internal dan mencari dukungan
eksternal.
4 = Komite sekolah aktif dan menggunakan
sumber daya internal, mencari dukungan
eksternal dan memanfaatkan sumber daya
tersebut untuk mendukung GLS.
Terdapat pelibatan masyarakat dalam GLS
(orang tua, komite sekolah, alumni, tokoh
masyarakat, lembaga pemerintah dan
nonpemerintah yang relevan, DUDI, serta
perguruan tinggi).
Keterangan:
0 = Belum ada pelibatan masyarakat.
1 = Melibatkan 1--2 unsur masyarakat.
2 = Melibatkan 3--4 unsur masyarakat.
3 = Melibatkan 5--6 unsur masyarakat.
4 = Melibatkan seluruh potensi yang tersedia di
dalam masyarakat untuk GLS.
Sekolah memanfaatkan sumber-sumber
pembelajaran di luar lingkungan sekolah
(misalnya, museum, sanggar seni, puskesmas,
tempat ibadah, sarana olahraga, dan lain-lain)
secara efektif.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memanfaatkan sumber
pembelajaran.
1 = Sekolah memanfaatkan satu sumber
pembelajaran.
2 = Sekolah memanfaatkan tiga sumber
pembelajaran.
3 = Sekolah memanfaatkan lima sumber
pembelajaran.
4 = Sekolah memanfaatkan seluruh potensi
masyarakat sebagai sumber pembelajaran.
Sekolah menggali sumbangan dari masyarakat
(orang tua, alumni, DUDI, dan lain-lain) untuk
GLS.
Keterangan:
0 = Belum ada sumber dana dari masyarakat.
1 = Sekolah menggali sumbangan dari satu
sumber.
2 = Sekolah menggali sumbangan dari dua
sumber.
3 = Sekolah menggali sumbangan dari tiga
sumber.
4 = Sekolah menggali sumbangan dari lima
sumber atau lebih.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
19
Masyarakat (misalnya, orang tua, komite
sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga
pemerintah atau nonpemerintah yang relevan)
memberikan masukan, saran, kritik, dan/atau
inspirasi dalam GLS yang berkelanjutan.
Keterangan:
0 = Belum ada masukan, saran, kritik, dan/atau
inspirasi.
1 = Satu unsur masyarakat memberikan
masukan, saran, kritik, dan/atau inspirasi.
2 = Dua unsur masyarakat memberikan
masukan, saran, kritik, dan/atau inspirasi.
3 = Tiga unsur masyarakat memberikan
masukan, saran, kritik, dan/atau inspirasi.
4 = Empat unsur masyarakat atau lebih
memberikan masukan, saran, kritik, dan/atau
inspirasi.
8.
20
Implementasi
enam dimensi
literasi
Sekolah memiliki bahan bacaan dan kegiatan
yang mengembangkan literasi baca-tulis
(membaca sejumlah buku dalam waktu
tertentu, menuliskan hal-hal menarik dari
buku yang dibaca, membuat kelompok diskusi
buku, membuat perpustakaan di kelas,
mengundang orang tua, sastrawan, atau
pegiat literasi untuk membacakan buku di
sekolah, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi baca-tulis.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi, tetapi belum memiliki kegiatan atau
aktivitas yang mengembangkan literasi bacatulis.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan kegiatan atau aktivitas
literasi baca-tulis, tetapi tidak secara rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan kegiatan atau aktivitas
literasi baca-tulis secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas literasi baca-tulis secara rutin dan
melibatkan seluruh warga sekolah.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Sekolah memiliki bahan bacaan dan kegiatan
yang mengembangkan literasi numerasi
(proyek-proyek numerasi sederhana di
dalam kelas, membuat penelitian sederhana
bersama teman di kelompok numerasi
siswa, mengunjungi dan mencari informasi
penggunaan angka, simbol matematika, grafik,
tabel, bagan di lingkungan sekitar sekolah, dan
lain-lain).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi numerasi.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi numerasi, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi numerasi.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi numerasi dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi numerasi, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi numerasi dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi numerasi secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi numerasi dan melakukan berbagai
kegiatan atau aktivitas literasi numerasi secara
rutin dan melibatkan seluruh warga sekolah.
Sekolah memiliki bahan bacaan dan
kegiatan yang mengembangkan literasi sains
(menanam, merawat, mengamati, mencatat,
dan mempresentasikan pertumbuhan
tanaman; melakukan kunjungan ke pasar
untuk mengamati dan menuliskan barangbarang yang dijual berdasarkan jenisnya; dan
lain-lain).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi sains.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi sains, tetapi belum memiliki kegiatan
atau aktivitas yang mengembangkan literasi
sains.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi sains dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi sains, tetapi tidak secara rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi sains dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi sains secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi sains dan melakukan berbagai kegiatan
atau aktivitas literasi sains secara rutin dan
melibatkan seluruh warga sekolah.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
21
Sekolah memiliki bahan bacaan dan
kegiatan yang mengembangkan literasi
digital (penyediaan kelas virtual sehingga
siswa dapat belajar kapan saja dan di mana
saja, berkomunikasi antarwarga sekolah
menggunakan teknologi digital, seperti pos-el
dan media sosial, pengarsipan digital, dan lainlain).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi digital.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi digital, tetapi belum memiliki kegiatan
atau aktivitas yang mengembangkan literasi
digital.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi digital dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi digital, tetapi tidak secara rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi digital dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi digital secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi digital dan melakukan berbagai kegiatan
atau aktivitas literasi digital secara rutin dan
melibatkan seluruh warga sekolah.
Sekolah memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi finansial
(membiasakan siswa berbelanja di koperasi
sekolah; memberikan pelatihan literasi
finansial kepada siswa dalam memahami
pentingnya menabung, memahami
perbedaan antara kebutuhan dan keinginan,
mengenali metode pembayaran yang
tersedia di pasar, baik tunai, kredit, maupun
debit; menyelenggarakan pelatihan
kewirausahaan tingkat dasar dengan cara yang
menyenangkan dan interaktif melalui gawai;
menyelenggarakan pekan kewirausahaan
dengan melatih siswa berjualan barang atau
jasa; menggunakan KIP untuk berbelanja
kebutuhan sekolah).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi finansial.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi finansial, tetapi belum memiliki kegiatan
atau aktivitas yang mengembangkan literasi
finansial.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi finansial dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi finansial, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi finansial dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi finansial secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi finansial dan melakukan berbagai
kegiatan atau aktivitas literasi finansial secara
rutin dan melibatkan seluruh warga sekolah.
22
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Sekolah memiliki bahan bacaan dan kegiatan
yang mengembangkan literasi budaya dan
kewargaan (mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang berkaitan dengan kesenian/kebudayaan
daerah; mengunjungi museum, tempat wisata,
peninggalan sejarah, kantor kecamatan,
kantor kelurahan, kantor polisi, kantor DPR,
dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi budaya dan kewargaan.
1 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi budaya dan kewargaan, tetapi
belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi budaya dan
kewargaan.
2 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi budaya dan kewargaan dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi budaya dan
kewargaan, tetapi tidak secara rutin.
3 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi budaya dan kewargaan dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi budaya dan
kewargaan secara rutin.
4 = Sekolah memiliki bahan bacaan tentang
literasi budaya dan kewargaan dan melakukan
berbagai kegiatan atau aktivitas literasi budaya
dan kewargaan secara rutin dan melibatkan
seluruh warga sekolah.
9.
Evaluasi GLS
Sekolah memiliki instrumen dengan indikator
yang jelas dan mendokumentasikan secara
lengkap untuk mengukur keberhasilan
program GLS.
Keterangan:
0 = Sekolah belum memiliki instrumen dan
pendokumentasian program GLS.
1 = Sekolah memiliki instrumen untuk
mengukur keberhasilan program GLS, tetapi
indikatornya belum jelas dan belum ada
pendokumendasian.
2 = Sekolah memiliki instrumen untuk
mengukur keberhasilan program GLS dengan
indikator yang sudah jelas dan sudah ada
pendokumendasian walaupun belum lengkap.
3 = Sekolah memiliki instrumen untuk
mengukur keberhasilan program GLS
dengan indikator yang sudah jelas dan
pendokumendasiannya lengkap.
4 = Sekolah memiliki berbagai macam
instrumen untuk mengukur keberhasilan
program GLS dengan indikatornya yang sudah
jelas dan pendokumentasiannya lengkap.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
23
Kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan
orang tua melakukan kegiatan pengawasan
(monitoring) GLS secara rutin dan
berkelanjutan.
0 = Kepala Sekolah, guru, komite sekolah, dan
orang tua belum melakukan pengawasan GLS
1 = Hanya kepala sekolah yang melakukan
kegiatan pengawasan GLS secara rutin dan
berkelanjutan.
2 = Hanya kepala sekolah dan guru yang
melakukan kegiatan pengawasan GLS secara
rutin dan berkelanjutan.
3 = Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
melakukan kegiatan pengawasan GLS secara
rutin dan berkelanjutan.
4 = Kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan
orang tua melakukan kegiatan pengawasan GLS
secara rutin dan berkelanjutan.
Sekolah memiliki mekanisme umpan balik dari
peserta didik dalam pelaksanaan GLS.
0 = Siswa tidak dilibatkan dalam evaluasi GLS.
1 = Sekolah memiliki mekanisme umpan balik,
tetapi belum secara sistematis.
2 = Sekolah memiliki mekanisme umpan balik
secara sistematis.
3 = Sekolah memiliki mekanisme umpan balik
secara sistematis dan diketahui oleh peserta
didik.
4 = Sekolah memiliki mekanisme umpan
balik secara sistematis dan diketahui serta
dimanfaatkan oleh peserta didik.
Sekolah menindaklanjuti hasil pengawasan
dan evaluasi untuk memperbaiki pelaksanaan
kegiatan GLS.
Keterangan:
0 = Sekolah tidak menindaklanjuti hasil
pengawasan dan evaluasi.
1 = Sekolah menindaklanjuti pengawasan dan
evaluasi ala kadarnya, tanpa perencanaan.
2 = Sekolah menindaklanjuti pengawasan
dan evaluasi, menentukan langkah-langkah
perubahan, dan membuat prioritas perbaikan.
3 = Sekolah menindaklanjuti pengawasan
dan evaluasi, menentukan langkah-langkah
perubahan, dan membuat prioritas perbaikan.
4 = Sekolah menindaklanjuti hasil pengawasan
dan evaluasi secara rutin, menentukan langkahlangkah perubahan, membuat prioritasprioritas perbaikan, dan memiliki sistem
pertanggungjawaban yang dapat dikontrol oleh
komunitas sekolah.
24
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Sekolah melibatkan kepala sekolah, guru,
peserta didik, komite sekolah, orang tua, dan
masyarakat dalam pelaksanaan GLS.
Keterangan:
0 = Sekolah hanya melibatkan guru dan belum
melibatkan pemangku kepentingan lain.
1 = Sekolah melibatkan personalia di internal
sekolah saja (kepala sekolah, guru, peserta
didik, dan tenaga kependidikan).
2 = Sekolah melibatkan personalia di internal
sekolah dan eksternal sekolah (orang tua dan
masyarakat), tetapi keterlibatan masyarakat ini
masih merupakan inisiatif sekolah.
3 = Sekolah melibatkan personalia di internal
sekolah dan eksternal sekolah (orang tua
dan masyarakat) serta ada program-program
GLS yang muncul dari inisiatif sekolah dan
masyarakat.
4 = Seluruh sumber daya manusia di
sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, tenaga
kependidikan, komite sekolah, orang tua, dan
masyarakat) terlibat secara aktif dan dilibatkan
dalam pengembangan GLS melalui berbagai
macam inisiatif yang memperkaya pengalaman
belajar peserta didik.
Warga sekolah menggunakan sarana dan
prasarana penunjang literasi (perpustakaan
sekolah, pojok baca, mading sekolah, taman
sekolah, dan alat peraga) secara efektif.
Keterangan:
0 = Sekolah belum menggunakan sarana
dan prasarana yang ada, alasannya adalah
(jelaskan): ………………………..
1 = Sekolah menggunakan sarana dan
prasarana yang ada hanya untuk peserta didik.
2 = Sekolah menggunakan sarana dan
prasarana untuk peserta didik dan guru.
3 = Sekolah menggunakan sarana dan
prasarana untuk peserta didik, guru, dan orang
tua.
4 = Sekolah menggunakan sarana dan
prasarana yang ada bagi peserta didik, orang
tua, dan masyarakat.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
25
Gerakan GLS meningkatkan prestasi akademik.
Keterangan:
0 = Belum terjadi peningkatan, stagnan, atau
malah menurun
1 = Terjadi peningkatan prestasi akademis pada
sebagian kecil siswa (25 persen), dalam hal
(jelaskan): …………………………………………………….
…………………………………………………………………………
………………………………
2 = Terjadi peningkatan prestasi akademis pada
separuh siswa (50 persen), dalam hal (jelaskan):
………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
………………………………
3 = Terjadi peningkatan prestasi akademis pada
sebagian besar siswa (75 persen), dalam hal
(jelaskan): ………………………………………….. …………
…………………………………………………………………………
…………………….
4 = Terjadi peningkatan prestasi akademis
kualitas pembelajaran di sekolah secara
signikan (100 persen). Ini dibuktikan dengan
adanya kenaikan nilai tiap-tiap individu dan
naiknya nilai rerata kelas per mata pelajaran
dan ditandai dengan bertumbuhnya gairah
belajar peserta didik.
Evaluasi GLS
No.
Aspek/Hal
Kondisi
Sebelum
GLS
Kemajuan Setelah
GLS
Apa saja hambatan atau kendala yang dialami
dalam pelaksanaan GLS di sekolah Saudara?
Jelaskan:
………………………………………………………………………
……………………………..
………………………………………………………………………
……………………………..
26
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Saran, upaya, atau solusi apa yang diharapkan
untuk memperbaiki pelaksanaan GLS ke
depan? Jelaskan:
Saran bagi Kemendikbud:
…………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………
……………………………
Saran bagi pemerintah daerah:
…………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………
……………………………
Saran bagi pihak lainnya:
…………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………
……………………………
12. Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Gerakan
Literasi Keluarga
GERAKAN LITERASI KELUARGA
No.
Komponen
Indikator Keberhasilan
1
Penilaian awal
Keluarga mengidentifikasi sarana dan
prasarana yang mendukung literasi keluarga.
Keterangan:
0 = Keluarga belum melakukan identifikasi,
kendalanya adalah (jelaskan): ....
1 = Keluarga mengidentifikasi 1–3 sumber
belajar dan sarana prasarana di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
2 = Keluarga mengidentifikasi 4–6 sumber
belajar dan sarana prasarana di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
3 = Keluarga mengidentifikasi 7–9 sumber
belajar dan sarana prasarana di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
4 = Keluarga mengidentifikasi ≥ 10 sumber
belajar dan sarana prasarana di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
0
1
2
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
3
4
27
Keluarga mengidentifikasi anggota keluarga
yang mendukung kegiatan literasi.
Keterangan:
0 = Keluarga belum melakukan identifikasi,
kendalanya adalah (jelaskan): ....
1 = Keluarga mengidentifikasi satu anggota
keluarga yang mendukung dan berkompetensi
dalam pembelajaran literasi, yaitu (sebutkan):
....
2 = Keluarga mengidentifikasi dua anggota
keluarga yang mendukung dan berkompetensi
dalam pembelajaran literasi, yaitu (sebutkan):
....
3 = Keluarga mengidentifikasi tiga anggota
keluarga yang mendukung dan berkompetensi
dalam pembelajaran literasi, yaitu (sebutkan):
....
4 = Keluarga mengidentifikasi lebih dari
tiga anggota keluarga yang mendukung dan
berkompetensi dalam pembelajaran literasi,
yaitu (sebutkan): ....
Keluarga mengidentifikasi aktivitas literasi
yang dilakukan di rumah.
Keterangan:
0 = Keluarga belum mengidentifikasi aktivitas
literasi yang dilakukan di rumah.
1 = Keluarga mengidentifikasi 1–3 aktivitas
literasi yang dilakukan di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
2 = Keluarga mengidentifikasi 4–6 aktivitas
literasi yang dilakukan di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
3 = Keluarga mengidentifikasi 7–9 aktivitas
literasi yang dilakukan di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
4 = Keluarga mengidentifikasi ≥ 10 aktivitas
literasi yang dilakukan di rumah, yaitu
(sebutkan): ....
28
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
2
Aturan dan
Keluarga menyediakan alokasi anggaran untuk
literasi secara berkala.
penganggaran
literasi keluarga Keterangan:
0 = Keluarga belum menyediakan alokasi
angaran untuk kegiatan literasi.
1 = Keluarga menyediakan alokasi anggaran
untuk kegiatan literasi di rumah, tetapi belum
dilakukan secara rutin.
2 = Keluarga menyediakan alokasi anggaran
untuk kegiatan literasi di rumah dan dilakukan
secara rutin.
3 = Keluarga menyediakan alokasi anggaran
untuk kegiatan literasi di rumah dan sesekali di
luar rumah.
4 = Keluarga menyediakan alokasi anggaran
untuk kegiatan literasi di rumah dan di luar
rumah secara rutin.
3
Sarana prasara- Keluarga memiliki sarana dan prasarana yang
na pendukung
mendukung literasi keluarga (perpustakaan
literasi keluarga keluarga, pojok baca, komputer, dan jaringan
internet).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki sarana dan
prasarana pendukung literasi.
1 = Keluarga memiliki salah satu sarana dan
prasarana pendukung literasi (perpustakaan
keluarga, pojok baca, komputer/laptop,
jaringan internet, dan lain-lain).
2 = Keluarga memiliki dua sarana dan prasarana
pendukung literasi (perpustakaan keluarga,
pojok baca, komputer/laptop, dan jaringan
internet, dan lain-lain).
3 = Keluarga memiliki tiga sarana dan prasarana
pendukung literasi (perpustakaan keluarga,
pojok baca, komputer, dan jaringan internet,
dan lain-lain).
4 = Keluarga memiliki semua sarana dan
prasarana pendukung literasi (perpustakaan
keluarga, pojok baca, computer, dan jaringan
internet, dan lain-lain).
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
29
Keluarga memiliki berbagai macam varian
dan bentuk bahan bacaan keluarga (majalah,
koran, buku bacaan, dan buku bacaan
elektronik).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki atau berlangganan
berbagai macam varian dan bentuk bahan
bacaan keluarga.
1 = Keluarga memiliki atau berlangganan salah
satu varian atau bentuk bahan bacaan kelurga
(majalah, koran, buku bacaan, buku bacaan
elektronik, dan lain-lain).
2 = Keluarga memiliki atau berlangganan dua
varian atau bentuk bahan bacaan keluarga
(majalah, koran, buku bacaan, buku bacaan
elektronik, dan lain-lain).
3 = Keluarga memiliki atau berlangganan tiga
varian atau bentuk bahan bacaan keluarga
(majalah, koran, buku bacaan, buku bacaan
elektronik, dan lain-lain).
4 = Keluarga memiliki atau berlangganan empat
atau lebih varian atau bentuk bahan bacaan
keluarga (majalah, koran, buku bacaan, buku
bacaan elektronik, dan lain-lain).
4
30
Partisipasi
keluarga dalam
pengembangan literasi di
sekolah
Keluarga berpartisipasi dalam kegiatan literasi
di sekolah.
Keterangan:
0 = Keluarga belum berpartisipasi dalam
kegiatan literasi di sekolah.
1 = Keluarga berpartisipasi dalam kegiatan
literasi sekolah namun masih pasif.
2 = Keluarga aktif berpartisipasi dalam kegiatan
literasi sekolah.
3 = Keluarga aktif berpartisipasi dalam kegiatan
literasi sekolah dan dapat menggerakkan orang
tua peserta didik lainnya untuk berpartisipasi.
4 = Keluarga aktif dan dapat menggerakkan
orang tua peserta didik lainnya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan literasi sekolah,
serta memberi dukungan (pikiran, tenaga,
materi) untuk mengembangkan kegiatan literasi
di sekolah
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Keluarga melakukan penumbuhkembangan
literasi di rumah yang disinkronisasi dengan
kegiatan literasi di sekolah.
Keterangan:
0 = Keluarga belum melakukan
penumbuhkembangan literasi di rumah yang
disinkronisasi dengan kegiatan literasi di
sekolah.
1 = Keluarga melakukan penumbuhkembangan
literasi di rumah yang sebagian kecil sinkron
dengan kegiatan literasi di sekolah, tetapi
belum efektif dilaksanakan di lingkungan
keluarga.
2 = Keluarga melakukan penumbuhkembangan
literasi di rumah yang sebagian kecil sinkron
dengan kegiatan literasi di sekolah dan sudah
efektif dilaksanakan di lingkungan keluarga.
3 = Keluarga melakukan penumbuhkembangan
literasi di rumah yang sebagian besar sinkron
dengan kegiatan literasi di sekolah, tetapi
belum efektif dilaksanakan di lingkungan
keluarga.
4 = Keluarga melakukan penumbuhkembangan
literasi di rumah yang sebagian besar sinkron
dengan kegiatan literasi di sekolah dan sudah
efektif dilaksanakan di lingkungan keluarga.
Keluarga mendokumentasikan praktik baik
kegiatan literasi yang dilakukan di rumah
untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
Keterangan:
0 = Keluarga belum mendokumentasikan
praktik baik kegiatan literasi yang dilakukan di
rumah untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
1 = Keluarga mendokumentasikan 25% praktik
baik kegiatan literasi yang dilakukan di rumah
untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
2 = Keluarga belum mendokumentasikan 50%
praktik baik kegiatan literasi yang dilakukan di
rumah untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
3 = Keluarga mendokumentasikan 75% praktik
baik kegiatan literasi yang dilakukan di rumah
untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
4 = Keluarga mendokumentasikan 100% praktik
baik kegiatan literasi yang dilakukan di rumah
untuk dijadikan bahan diskusi di sekolah.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
31
5
Partisipasi
keluarga dalam
pengembangan literasi di
masyarakat
Keluarga terlibat dalam kegiatan literasi di
masyarakat.
Keterangan:
0 = Keluarga belum terlibat dalam kegiatan
literasi di lingkungan masyarakat.
1 = Keluarga berpartisipasi sebagai peserta
dalam kegiatan literasi di lingkungan
masyarakat, tetapi belum rutin.
2 = Keluarga berpartisipasi sebagai peserta
dalam kegiatan literasi di lingkungan
masyarakat secara rutin.
3 = Keluarga terlibat sebagai penyelenggara
dalam kegiatan literasi di lingkungan
masyarakat.
4 = Keluarga terlibat sebagai penyelenggara
dalam kegiatan literasi di lingkungan dan
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut.
6
Implementasi
enam dimensi
literasi
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi baca-tulis
(membacakan buku kepada anak sejak dini,
memiliki jadwal membaca buku bersama,
menulis surat kepada teman atau keluarga,
berlangganan berbagai macam bahan bacaan,
dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi baca-tulis.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi, tetapi belum memiliki kegiatan atau
aktivitas yang mengembangkan literasi bacatulis.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan kegiatan atau aktivitas
literasi baca-tulis, tetapi tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan kegiatan atau aktivitas
literasi baca-tulis secara rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan fiksi dan
nonfiksi dan melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas literasi baca-tulis secara rutin dengan
melibatkan semua anggota keluarga.
32
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi numerasi (memiliki
bahan bacaan tentang numerasi, melibatkan
anak dalam transaksi jual beli, seperti
membandingkan harga dan menentukan
harga terbaik, mengukur pengeluaran air dan
listrik keluarga, serta berusaha menghemat,
menghitung jarak dan waktu ketika
berpergian, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi numerasi.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan numerasi,
tetapi belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi numerasi.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan numerasi
dan melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
numerasi, tetapi tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan numerasi
dan melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
numerasi secara rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan numerasi
dan melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas literasi numerasi secara rutin dengan
melibatkan semua anggota keluarga.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
33
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi sains (memiliki
bahan bacaan tentang sains, memelihara
tanaman dan mengamati pertumbuhannya,
menerapkan pola hidup bersih dan sehat,
memasak bersama dan mendiskusikan bahan
masakan serta perubahan zat makanan, dan
lain-lain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan dan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi sains.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan sains,
tetapi belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi sains.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan sains dan
melakukan kegiatan atau aktivitas literasi sains,
tetapi tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan sains dan
melakukan kegiatan atau aktivitas literasi sains
secara rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan sains dan
melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas
literasi sains secara rutin dengan melibatkan
semua anggota keluarga.
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi digital (memiliki
bahan bacaan tentang digital, memanfaatkan
aplikasi dalam gawai dalam kehidupan
sehari-hari, seperti membeli barang, mencari
informasi, menonton film edukasi, dan lainlain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi digital.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan digital,
tetapi belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi digital.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan digital
dan melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
digital, tetapi tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan digital dan
melakukan kegiatan atau aktivitas literasi digital
secara rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan digital dan
melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas
literasi digital secara rutin dengan melibatkan
semua anggota keluarga.
34
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi finansial
(memperkenalkan aktivitas yang
menghasilkan uang kepada anak, mengelola
keuangan dengan mencatat pemasukan dan
pengeluaran, mengajak anak untuk menabung
di celengan atau di bank, memanfaatkan
gawai dalam bertransaksi jual beli,
mentransfer uang, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi finansial.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan finansial,
tetapi belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi finansial.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan finansial
dan melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
finansial, tetapi tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan finansial
dan melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
finansial secara rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan finansial
dan melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas
literasi finansial secara rutin dengan melibatkan
semua anggota keluarga.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
35
Keluarga memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi budaya dan
kewargaan (memiliki bahan bacaan tentang
budaya dan kewargaan, mengunjungi tempat
bersejarah dan berbudaya, mengenalkan dan
mendiskusikan dokumen penting keluarga,
berbicara dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa daerah, berdiskusi
tentang berita/ informasi tentang budaya dan
kewargaan, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Keluarga belum memiliki bahan bacaan
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi budaya dan kewargaan.
1 = Keluarga memiliki bahan bacaan budaya
dan kewargaan, tetapi belum memiliki kegiatan
atau aktivitas yang mengembangkan literasi
budaya dan kewargaan.
2 = Keluarga memiliki bahan bacaan budaya
dan kewargaan, dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi budaya dan kewargaan, tetapi
tidak secara rutin.
3 = Keluarga memiliki bahan bacaan budaya
dan kewargaan dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi budaya dan kewargaan secara
rutin.
4 = Keluarga memiliki bahan bacaan budaya
dan kewargaan dan melakukan berbagai
kegiatan atau aktivitas literasi budaya dan
kewargaan secara rutin dengan melibatkan
semua anggota keluarga.
7
36
Evaluasi GLK
Keluarga melakukan refleksi terhadap kegiatan
literasi yang sudah dilakukan di rumah.
Keterangan:
0 = Keluarga belum melakukan refleksi
terhadap kegiatan literasi yang sudah dilakukan
di rumah.
1 = Keluarga melakukan refleksi terhadap
kegiatan literasi yang sudah dilakukan di rumah,
tetapi belum melakukan tindak lanjut.
2 = Keluarga melakukan refleksi terhadap
kegiatan literasi yang sudah dilakukan di rumah
dan melakukan tindak lanjut, tetapi belum
efektif.
3 = Keluarga melakukan refleksi terhadap
kegiatan literasi yang sudah dilakukan di rumah
dan melakukan tindak lanjut yang cukup efektif.
4 = Keluarga melakukan refleksi terhadap
kegiatan literasi yang sudah dilakukan di rumah
dan melakukan tindak lanjut yang efektif.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
13. Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Gerakan
Literasi Masyarakat
GERAKAN LITERASI MASYARAKAT
No.
1
Komponen
Indikator Keberhasilan
Penilaian awal
Pemerintah daerah mengidentifikasi sumbersumber belajar (koleksi buku bacaan, alat
peraga, akses internet, narasumber dari
tokoh masyarakat, tokoh agama, DUDI,
budayawan, pegiat seni, pegiat literasi, dan
lain-lain) dan sarana prasarana (museum,
sanggar, perpustakaan daerah, taman bacaan
masyarakat, kantor pemerintah, perguruan
tinggi, lapangan olahraga untuk publik, dan
lain-lain) di lingkungannya.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melakukan
identifikasi, kendalanya adalah (jelaskan): ….
1 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 1–3
sumber belajar dan sarana prasarana di
lingkungannya, yaitu (sebutkan): ….
2 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 4–6
sumber belajar dan sarana prasarana di
lingkungannya, yaitu (sebutkan): ….
3 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 7–9
sumber belajar dan sarana prasarana di
lingkungannya, yaitu (sebutkan): ….
4 = Pemerintah daerah mengidentifikasi
minimal 10 sumber belajar dan sarana
prasarana di lingkungannya, yaitu (sebutkan):
….
0
1
2
3
54
Pemerintah daerah mengidentifikasi data
literasi di lingkungannya (misalnya, tingkat
peminjaman buku di perpustakaan daerah,
rata-rata nilai UN, program pembiasaan
membaca, kebijakan pendukung literasi, angka
buta aksara dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melakukan
identifikasi data literasi di lingkungan sekitar.
1 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 1–2
data literasi di lingkungannya.
2 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 3–4
data literasi di lingkungannya.
3 = Pemerintah daerah mengidentifikasi 5–6
data literasi di lingkungannya.
4 = Pemerintah daerah mengidentifikasi >6 data
literasi di lingkungannya.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
37
Pemerintah daerah mengidentifikasi
sumber-sumber (penggalian dana) untuk
mengembangkan literasi (misalnya,
sumbangan CSR, bantuan pemerintah, dan
lain-lain).
Keterangan:
0 = Daerah belum melakukan identifikasi
dukungan pembiayaan kegiatan literasi.
1 = Daerah mengidentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah.
2 = Daerah mengdentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah dan warga.
3 = Daerah mengdentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah, warga, dan dunia
usaha (CSR).
4 = Daerah mengdentifikasi dukungan
pembiayaan dari pemerintah, warga, dunia
usaha (CSR), dan masyarakat lainnya.
2
38
Pelibatan para
pemangku
kepentingan di
daerah dalam
GLM
Pemerintah daerah melibatkan
para pemangku kepentingan dalam
mengembangkan GLM (lembaga pemerintah,
nonpemerintah, DUDI, perguruan tinggi, dan
tokoh masyarakat).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melibatkan para
pemangku kepentingan.
1 = Pemerintah daerah telah melibatkan
sebagian instansi/lembaga pemerintah di
daerah dalam mengembangkan GLM.
2 = Pemerintah daerah telah melibatkan
seluruh instansi/lembaga pemerintah di daerah
dalam mengembangkan GLM.
3 = Pemerintah daerah telah melibatkan
seluruh instansi/lembaga pemerintah dan
sebagian lembaga nonpemerintah, DUDI,
perguruan tinggi, serta tokoh masyarakat dalam
mengembangkan GLM.
4 = Pemerinah daerah telah melibatkan seluruh
instansi/lembaga pemerintah, nonpemerintah,
DUDI, perguruan tinggi, serta tokoh masyarakat
dalam mengembangkan GLM.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah menyosialisasikan GLM
dengan menggunakan berbagai cara (media
sosial, media elektronik, media cetak,
sosialisasi langsung, dan lain-lain) kepada
masyarakat.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki rencana
dalam menyosialisasikan GLM.
1 = Pemerintah daerah telah memiliki rencana
yang jelas dalam menyosialisasikan GLM, tetapi
belum dilaksanakan.
2 = Pemerintah daerah telah memiliki rencana
yang jelas dalam menyosialisasikan GLM dan
telah melaksanakannya dengan menggunakan
satu cara (media sosial, media elektronik,
media cetak, sosialisasi langsung, dan lain-lain).
3 = Pemerintah daerah telah memiliki rencana
yang jelas dalam menyosialisasikan GLM dan
telah melaksanakannya dengan menggunakan
dua cara (media sosial, media elektronik, media
cetak, sosialisasi langsung, dan lain-lain).
4 = Pemerintah daerah telah memiliki rencana
yang jelas dalam menyosialisasikan GLM dan
telah melaksanakannya dengan menggunakan
berbagai cara (media sosial, media elektronik,
media cetak, sosialisasi langsung, dan lain-lain).
Pemerintah daerah memiliki data komunitas
literasi dan taman bacaan masyarakat di
daerah secara lengkap.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki data
komunitas literasi dan taman baca masyarakat.
1 = Pemerintah daerah telah memiliki rencana
untuk mendata komunitas literasi dan taman
bacaan masyarakat.
2 = Pemerintah daerah telah memiliki
data komunitas literasi dan taman bacaan
masyarakat, tetapi belum lengkap dan
menyeluruh.
3 = Pemerintah daerah telah memiliki
data komunitas literasi dan taman bacaan
masyarakat secara lengkap, tetapi belum
memanfaatkan data tersebut secara maksimal
dalam mengembangkan GLM.
4 = Pemerintah daerah telah memiliki
data komunitas literasi dan taman bacaan
masyarakat secara lengkap dan telah
memanfaatkan data tersebut secara maksimal
dalam mengembangkan GLM.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
39
3
Desain kebijakan di masyarakat (kota/
kabupaten)
Pemerintah daerah membentuk tim pelaksana
GLM.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum membentuk tim
pelaksana GLM.
1 = Pemerintah daerah memiliki tim pelaksana
GLM dengan struktur organisasi.
2 = Pemerintah daerah memiliki tim pelaksana
GLM dengan struktur organisasi dan
menjelaskan peran tiap-tiap bagian dalam tim.
3 = Pemerintah daerah memiliki tim pelaksana
GLM dengan struktur organisasi, menjelaskan
peran, serta mekanisme kerja tiap-tiap bagian
dalam tim.
4 = Pemerintah daerah memiliki tim pelaksana
GLM dengan struktur organisasi yang
menjelaskan peran dan mekanisme kerja tiaptiap bagian dalam tim, serta tertuang dalam
surat keputusan.
Pemerintah daerah memiliki peraturan daerah
mendukung implementasi GLM.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
peraturan yang mendukung implementasi GLM.
1 = Pemerintah daerah memiliki peraturanperaturan yang mendukung GLM, tetapi belum
diterapkan secara efektif.
2 = Pemerintah daerah memiliki peraturanperaturan yang mendukung implementasi
GLM, tetapi baru sebagian kecil peraturan yang
diterapkan secara efektif.
3 = Pemerintah daerah memiliki peraturanperaturan yang mendukung implementasi GLM
dan sebagian besar peraturan sudah diterapkan
secara efektif.
4 = Pemerintah daerah memiliki dan
melaksanakan peraturan-peraturan secara
sistemik yang mendukung implementasi GLM
secara efektif.
40
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah memiliki anggaran khusus
untuk kegiatan GLM.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
anggaran khusus untuk kegiatan GLM.
1 = Pemerintah daerah memiliki anggaran
khusus untuk kegiatan GLM, tetapi belum
dipergunakan secara efektif.
2 = Pemerintah daerah memiliki anggaran
khusus untuk kegiatan GLM, tetapi baru
sebagian kecil yang dipergunakan secara efektif.
3 = Pemerintah daerah memiliki anggaran
khusus untuk kegiatan GLM dan sebagian besar
sudah dipergunakan secara efektif.
4 = Pemerintah daerah memiliki anggaran
khusus untuk melaksanakan kegiatan GLM
secara sistemik yang mendukung implementasi
GLM secara efektif.
Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung untuk kegiatan GLM.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki fasilitas
pendukung untuk kegiatan GLM.
1 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung untuk kegiatan GLM, tetapi belum
dipergunakan secara efektif.
2 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung untuk kegiatan GLM, tetapi baru
sebagian kecil yang dipergunakan secara efektif.
3 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung untuk kegiatan GLM dan sebagian
besar sudah dipergunakan secara efektif.
4 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung untuk melaksanakan kegiatan GLM
secara sistemik yang mendukung implementasi
GLM secara efektif.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
41
Pemerintah daerah melakukan upaya
sosialiasasi dan koordinasi untuk mendukung
kegiatan GLM.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melakukan upaya
sosialisasi dan koordinasi untuk mendukung
kegiatan GLM.
1 = Pemerintah daerah melakukan upaya
sosialisasi dan koordinasi untuk mendukung
kegiatan GLM kepada sebagian kecil
masyarakat.
2 = Pemerintah daerah melakukan upaya
sosialisasi dan koordinasi untuk mendukung
kegiatan GLM kepada sebagian besar
masyarakat.
3 = Pemerintah daerah melakukan upaya
sosialisasi dan koordinasi kepada sebagian
besar masyarakat dan masyarakat cukup aktif
berpartisipasi dalam mendukung kegiatan GLM.
4 = Pemerintah daerah melakukan upaya
sosialisasi dan koordinasi kepada sebagian
besar masyarakat dan masyarakat sangat aktif
berpartisipasi dalam mendukung kegiatan GLM.
4
42
Desain kegiatan Pemerintah daerah mengembangkan kegiatan
GLM
literasi secara seimbang antara enam literasi,
yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains,
digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum mengembangkan
kegiatan literasi.
1 = Pemerintah daerah mengembangkan literasi
yang terfokus pada 1 dari 6 bidang literasi.
2 = Pemerintah daerah mengembangkan literasi
yang terfokus pada 2–3 dari 6 bidang literasi.
3 = Pemerintah daerah mengembangkan literasi
yang terfokus pada 4–5 dari 6 bidang literasi.
4 = Pemerintah daerah mengembangkan literasi
yang terfokus pada seluruh bidang literasi.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah menggunakan potensi
lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) untuk
memperkaya pengalaman belajar masyarakat.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memanfaatkan
potensi lingkungan dan sumber belajar.
1 = Pemerintah daerah memanfaatkan 1 dari 3
jenis potensi lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar.
2 = Pemerintah daerah memanfaatkan 2 dari 3
jenis potensi lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar.
3 = Pemerintah daerah memanfaatkan ketiga
potensi lingkungan sebagai sumber belajar.
4 = Pemerintah daerah memanfaatkan ketiga
potensi lingkungan sebagai sumber belajar
dengan maksimal dan konsisten.
Pemerintah daerah memiliki program
unggulan kegiatan literasi untuk masyarakat
umum.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki program
dan kegiatan literasi.
1 = Pemerintah daerah memiliki program
literasi yang melibatkan masyarakat internal
daerah tersebut.
2 = Pemerintah daerah memiliki program
literasi yang melibatkan masyarakat dan
dilaksanakan di dalam dan di luar daerah
tersebut.
3 = Pemerintah daerah memiliki program
literasi yang melibatkan masyarakat dan
memfasilitasi inisiatif masyarakat untuk
melakukan kegiatan literasi di daerah tersebut.
4 = Pemerintah daerah memiliki program
literasi yang melibatkan masyarakat dan
memfasilitasi inisiatif masyarakat untuk
melakukan kegiatan literasi di dalam dan di luar
daerah tersebut.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
43
5
Pengembangan
fasilitas literasi
di ruang publik
Pemerintah daerah memiliki pojok baca atau
perpustakaan pada semua instansi/lembaga
pemerintah di daerah.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki pojok
baca atau perpustakaan pada semua instansi/
lembaga pemerintah di daerah.
1 = Pemerintah daerah memiliki pojok baca
atau perpustakaan di sebagian kecil instansi/
lembaga pemerintah di daerah (25 persen).
2 = Pemerintah daerah memiliki pojok baca
atau perpustakaan di separuh instansi/lembaga
pemerintah di daerah (50 persen).
3 = Pemerintah daerah memiliki pojok baca
atau perpustakaan di sebagian besar instansi/
lembaga pemerintah di daerah (75 persen).
4 = Pemerintah daerah memiliki pojok baca
atau perpustakaan di seluruh instansi/lembaga
pemerintah di daerah (100 persen).
Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung literasi di ruang publik (pojok
baca di alun-alun, halte, terminal, bandara,
pelabuhan, angkot, dan taman).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki fasilitas
pendukung literasi
1 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
penunjang literasi di sebagian kecil (25 persen)
ruang publik yang dimiliki.
2 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung literasi di separuh (50 persen) ruang
publik yang dimiliki.
3 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung literasi di sebagian besar (75
persen) ruang publik yang dimiliki.
4 = Pemerintah daerah memiliki fasilitas
pendukung literasi di seluruh (100 persen)
ruang publik yang dimiliki serta telah menjaga
dan mengelola fasilitas tersebut dengan baik.
44
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah melibatkan DUDI untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
publik dalam menunjang budaya literasi di
daerah.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melibatkan DUDI.
1 = Pemerintah daerah telah melibatkan
sebagian kecil (25%) DUDI di daerah untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
publik dalam menunjang budaya literasi.
2 = Pemerintah daerah telah melibatkan
separuh (50%) DUDI di daerah untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
publik dalam menunjang budaya literasi.
3 = Pemerintah daerah telah melibatkan
sebagian besar (75%) DUDI di daerah untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
publik dalam menunjang budaya literasi.
4 = Pemerintah daerah telah melibatkan
seluruh (100%) DUDI di daerah untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas
publik dalam menunjang budaya literasi.
6
Pengembangan
SDM literasi
Pemerintah daerah menyelenggarakan
pelatihan literasi secara mandiri.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum
menyelenggarakan pelatihan literasi secara
mandiri.
1 = Pemerintah daerah menyelenggarakan
pelatihan literasi secara mandiri, tetapi belum
efektif.
2 = Pemerintah daerah menyelenggarakan
pelatihan literasi secara mandiri, tetapi baru
sebagian kecil yang terselenggara secara efektif.
3 = Pemerintah daerah menyelenggarakan
pelatihan literasi secara mandiri dan sebagian
besar terselenggara secara efektif.
4 = Pemerintah daerah menyelenggarakan
pelatihan literasi secara mandiri dan sistemik
yang mendukung implementasi GLM secara
efektif.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
45
Pemerintah daerah melakukan berbagai
inovasi dalam memberdayakan pegiat literasi.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melakukan
berbagai inovasi dalam memberdayakan pegiat
literasi.
1 = Pemerintah daerah melakukan berbagai
inovasi dalam memberdayakan sebagian kecil
pegiat literasi.
2 = Pemerintah daerah melakukan berbagai
inovasi dalam memberdayakan sebagian besar
pegiat literasi.
3 = Pemerintah daerah melakukan berbagai
inovasi dalam memberdayakan sebagian besar
pegiat literasi sehingga mereka cukup aktif
berpartisipasi dalam mendukung kegiatan GLM.
4 = Pemerintah daerah melakukan berbagai
inovasi dalam memberdayakan sebagian besar
pegiat literasi sehingga mereka sangat aktif
berpartisipasi dalam mendukung kegiatan GLM.
Pemerintah daerah mengadakan kegiatan
yang berkesinambungan untuk mendukung
pengembangan kapasitas fasilitator literasi.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum mengadakan
kegiatan yang berkesinambungan.
1 = Pemerintah daerah sudah mengadakan
kegiatan yang berkesinambungan, tetapi tidak
efektif dalam mendukung pengembangan
kapasitas fasilitator literasi.
2 = Pemerintah daerah sudah mengadakan
kegiatan yang berkesinambungan dan
sudah cukup efektif dalam mendukung
pengembangan kapasitas fasilitator literasi.
3 = Pemerintah daerah sudah mengadakan
kegiatan yang berkesinambungan dan sudah
efektif dalam mendukung pengembangan
kapasitas fasilitator literasi.
4 = Pemerintah daerah sudah mengadakan
kegiatan yang berkesinambungan dan
sudah sangat efektif dalam mendukung
pengembangan kapasitas fasilitator literasi.
46
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
7
Implementasi
enam dimensi
literasi
Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
dan kegiatan yang mengembangkan literasi
baca-tulis (mendongeng di taman kota,
mengadakan festival literasi, membentuk
kampung literasi, menyediakan pojok baca di
tempat umum, seperti halte bus, kereta api,
ruang tunggu bandara, dan kantor-kantor
pelayanan masyarakat, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi baca-tulis.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
fiksi dan nonfiksi, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi baca-tulis.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
fiksi dan nonfiksi dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi baca-tulis, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
fiksi dan nonfiksi dan melakukan kegiatan atau
aktivitas literasi baca-tulis secara rutin.
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
fiksi dan nonfiksi dan melakukan berbagai
kegiatan atau aktivitas literasi baca-tulis
secara rutin dan melibatkan semua anggota
masyarakat.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
47
Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
dan kegiatan yang mengembangkan literasi
numerasi (mengumpulkan data dan informasi
tentang warga desa, membuat batas-batas
wilayah rumah dan tanah, menghitung
jumlah sampah yang dihasilkan sebuah desa,
mengelola pemasukan dan penyaluran zakat,
dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi numerasi.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi numerasi, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi sains.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi numerasi dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi numerasi, tetapi
tidak secara rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi numerasi dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi numerasi secara
rutin
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi numerasi dan melakukan
berbagai kegiatan atau aktivitas literasi
numerasi secara rutin dan melibatkan semua
anggota masyarakat.
48
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
dan kegiatan yang mengembangkan literasi
sains (memiliki bahan bacaan tentang
sains, memelihara tanaman dan mengamati
pertumbuhannya, menerapkan pola hidup
bersih dan sehat, memasak bersama,
dan mendiskusikan bahan masakan serta
perubahan zat makanan, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi sains.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi sains, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi sains.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi sains dan melakukan kegiatan
atau aktivitas literasi sains, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi sains dan melakukan kegiatan
atau aktivitas literasi sains secara rutin.
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi sains dan melakukan berbagai
kegiatan atau aktivitas literasi sains secara rutin
dan melibatkan semua anggota masyarakat.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
49
Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
dan kegiatan yang mengembangkan literasi
digital (media sosial untuk peningkatan usaha
dan kewirausahaan, penggalangan dana sosial,
menggunakan petisi daring untuk kontrol
sosial, mencari pekerjaan, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi digital.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi digital, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi digital.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi digital dan melakukan kegiatan
atau aktivitas literasi digital, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi digital dan melakukan kegiatan
atau aktivitas literasi digital secara rutin.
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan
bacaan tentang literasi digital dan melakukan
berbagai kegiatan atau aktivitas literasi digital
secara rutin dan melibatkan semua anggota
masyarakat.
50
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah memiliki kegiatan
atau aktivitas yang mengembangkan
literasi finansial (edukasi tentang produk
dan jasa keuangan kepada masyarakat,
menyelenggarakan program arisan di
tingkat RT/RW, penyuluhan investasi yang
aman kepada seluruh lapisan masyarakat,
penyuluhan bahaya meminjam uang di
rentenir, pelibatan anggota masyarakat dalam
merencanakan kegiatan finansial yang relevan
dengan kegiatan dan kebutuhan
mereka sehari-hari, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas yang
mengembangkan literasi finansial.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi finansial, tetapi belum memiliki
kegiatan atau aktivitas yang mengembangkan
literasi finansial.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi finansial dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi finansial, tetapi
tidak secara rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi finansial dan melakukan
kegiatan atau aktivitas literasi finansial secara
rutin.
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi finansial dan melakukan
berbagai kegiatan atau aktivitas literasi finansial
secara rutin dan melibatkan semua anggota
masyarakat.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
51
Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
dan kegiatan yang mengembangkan literasi
budaya dan kewargaan (mengembangkan
taman baca masyarakat, menambah ragam
dan varian buku bacaan yang berkaitan
dengan literasi budaya dan kewargaan,
melakukan kunjungan ke tempat-tempat
dengan nilai budaya dan sejarah yang
dilakukan bersama-sama, menyelenggarakan
dan mengikuti pelatihan terkait literasi budaya
dan kewargaan, dan lain-lain).
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum memiliki
bahan bacaan kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi budaya dan
kewargaan.
1 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi budaya dan kewargaan,
tetapi belum memiliki kegiatan atau aktivitas
yang mengembangkan literasi budaya dan
kewargaan.
2 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi budaya dan kewargaan serta
melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
budaya dan kewargaan, tetapi tidak secara
rutin.
3 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi budaya dan kewargaan serta
melakukan kegiatan atau aktivitas literasi
finansial secara rutin.
4 = Pemerintah daerah memiliki bahan bacaan
tentang literasi budaya dan kewargaan dan
melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas
literasi budaya dan kewargaan secara rutin dan
melibatkan semua anggota masyarakat.
8
52
Evaluasi GLM
Pemerintah daerah melakukan pengembangan
literasi (penguatan SDM, perluasan fasilitas/
akses penunjang, penyediaan bahan bacaan,
pelibatan publik, dan penguatan tata kelola)
di daerah.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah belum melakukan
pengembangan literasi.
1 = Pemerintah daerah telah melakukan satu
unsur pengembangan literasi.
2 = Pemerintah daerah telah melakukan dua
unsur pengembangan literasi.
3 = Pemerintah daeah telah melakukan tiga
unsur pengembangan literasi.
4 = Pemerintah daeah telah melakukan empat
atau lima unsur pengembangan literasi.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan
dan mitra lembaga/komunitas melakukan
kegiatan pengawasan GLM secara rutin dan
berkelanjutan.
0 = Pemerintah daerah belum melakukan
kegiatan pengawasan GLM.
1 = Pemerintah daerah melakukan kegiatan
pengawasan GLM secara rutin dan
berkelanjutan secara mandiri.
2 = Pemerintah daerah melakukan kegiatan
pengawasan GLM secara rutin dan
berkelanjutan serta melibatkan sebagian kecil
mitra lembaga/komunitas.
3 = Pemerintah daerah melakukan kegiatan
pengawasan GLM secara rutin dan
berkelanjutan serta melibatkan separuh mitra
lembaga/komunitas.
4 = Pemerintah daerah melakukan kegiatan
pengawasan GLM secara rutin dan
berkelanjutan serta melibatkan seluruh mitra
lembaga/komunitas.
Pemerintah daerah menindaklanjuti hasil
pengawasan dan evaluasi untuk memperbaiki
pelaksanaan kegiatan GLN.
Keterangan:
0 = Pemerintah daerah tidak merespons hasil
pengawasan dan evaluasi.
1 = Pemerintah menindaklanjuti pengawasan
dan evaluasi ala kadarnya, tanpa perencanaan.
2 = Pemerintah daerah menindaklanjuti
pengawasan dan evaluasi secara rutin dan
menentukan langkah-langkah perubahan.
3 = Pemerintah daerah menindaklanjuti
pengawasan dan evaluasi secara rutin,
menentukan langkah-langkah perubahan, dan
membuat prioritas perbaikan.
4 = Pemerintah daerah menindaklanjuti
hasil pengawasan dan evaluasi secara rutin,
menentukan langkah-langkah perubahan,
membuat prioritas-prioritas perbaikan, dan
memiliki sistem pertanggungjawaban yang
dapat dikontrol.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
53
Pemerintah daerah memanfaatkan berbagai
media (papan informasi manual/digital,
laman, buletin, poster, radio, televisi, dan lainlain) untuk meningkatkan budaya literasi.
Keterangan:
0 = Belum ada media yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan budaya.
1 = Pemerintah daerah hanya memanfaatkan
1--2 unsur media untuk meningkatkan budaya
literasi.
2 = Pemerintah daerah memanfaatkan 3--4
unsur media untuk meningkatkan budaya
literasi.
3 = Pemerintah daerah memanfaatkan 5--6
unsur media untuk meningkatkan budaya
literasi.
4 = Di daerah terlihat dengan jelas berbagai
macam media (papan informasi manual/digital,
laman, buletin, poster, radio, televisi, dan lainlain) yang dimanfaatkan dalam meningkatkan
budaya literasi.
Gerakan Literasi Masyarakat meningkatkan
indeks pembangunan manusia, angka
partisipasi murni, dan nilai rata-rata UN di
daerah, dan lain-lain.
Keterangan:
0 = Belum terjadi peningkatan, stagnan, atau
malah menurun.
1 = Terjadi peningkatan angka/nilai pada salah
satu unsur (indeks pembangunan manusia,
angka partisipasi murni dan nilai rata-rata UN,
dan lain-lain).
2 = Terjadi peningkatan angka/nilai pada dua
unsur (indeks pembangunan manusia, angka
partisipasi murni dan nilai rata-rata UN, dan
lain-lain).
3 = Terjadi peningkatan angka/nilai pada tiga
unsur (indeks pembangunan manusia, angka
partisipasi murni dan nilai rata-rata UN, dan
lain-lain).
4 = Terjadi peningkatan angka/nilai pada lebih
dari tiga unsur (indeks pembangunan manusia,
angka partisipasi murni dan nilai rata-rata UN,
dan lain-lain).
54
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Evaluasi GLM
No
Aspek/
Hal
Kondisi
Sebelum
GLM
Kemajuan/
Penguatan
Setelah
GLM
Apa saja tantangan yang dialami dalam
pelaksanaan GLM di daerah Saudara? Jelaskan:
…………………………………………………………………………
…………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………….
Saran dan upaya atau solusi apa yang diharapkan untuk memperbaiki pelaksanaan GLM ke
depan? Jelaskan:
Saran bagi Kemendikbud:
…………………………………………………………………………
……………………………..
…………………………………………………………………………
……………………………..
Saran bagi pihak lainnya:
…………………………………………………………………………
…………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………….
14. Mekanisme Penilaian dan Evaluasi atas Sumbangan
Masyarakat dalam Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Literasi Nasional melibatkan berbagai pihak, seperti
komunitas, lembaga, organisasi dan individu dalam mengembangkan
dan meningkatkan literasi di tingkat nasional. Ada beberapa kondisi yang
memungkinkan masyarakat terlibat dalam pengembangan ini. Setiap
kondisi ini memerlukan mekanisme evaluasi dan penilaian sebagai bentuk
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
55
pertanggungjawaban Tim Kerja GLN kepada masyarakat. Untuk itu, perlu
beberapa prosedur dan langkah untuk mengevaluasi kinerja Tim Kerja
GLN. Beberapa situasi dan kondisi yang perlu dinilai dan dievaluasi di
antaranya adalah sebagai berikut.
A. Sumbangan Masyarakat atas Akses, Sarana dan Prasarana bagi
Pengembangan Literasi.
Yang dimaksud di sini adalah ada berbagai peranan
masyarakat dalam membantu pemerintah mengembangkan
GLN secara menyeluruh, seperti memberikan sumbangan buku,
memberikan pelatihan-pelatihan pengembangan keterampilan
berliterasi, membuka akses publik pada literasi.Untuk kasuskasus seperti ini, mekanisme dan evaluasi penilaiannya adalah
sebagai berikut.
1. Tim GLN Pusat mendata berbagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam pengembangan gerakan literasi nasional.
2. Tim GLN Pusat memberikan laporan tentang kegiatan
pelibatan masyakarat ini secara lengkap dengan membuat
pendokumentasian kegiatan.
3. Tim GLN Pusat memberikan laporan rutin kepada
para pemangku kepentingan tentang kemajuan dan
perkembangan sumbangan masyarakat dalam hal literasi
sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat, bisa bulanan,
triwulan, semester atau tahunan.
B. PelatihanPublik Para FasilitatorLiterasi
Masyarakat bisa terlibat dalam pengembangan berbagaipelatihan
pengembangan fasilitator literasi, mulai dari Gerakan Literasi
Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan Literasi Masyarakat.
Inisiatif dan pendanaan dari Gerakan Literasi ini bisa
bermacam-macam, baik yang dilakukan oleh individu, lembaga,
organisasi dan lembaga swadaya masyarakat. Mekanisme evaluasi
dan penilaian untuk kegiatan pengembangan keterampilan ini
adalah sebagai berikut.
56
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
1. Tim GLN Pusat mendata berbagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam pengembangan gerakan literasi nasional
dan mengintegrasikannya ke dalam pangkalan data pelibatan
masyarakat dalam pengembangan literasi.
2. Tim GLN Pusat memberikan pendampingan (bila diperlukan)
agar berbagai pelatihan dan inisiatif dari masyarakat ini
dapat berjalan dengan baik.
3. Tim GLN Pusat mengajak seluruh pemangku kepentingan
untuk mendaftarkan berbagai kegiatan literasi yang mereka
lakukan melalui pangkalan data GLN.
4. Publik mengunggah laporan kegiatan pelatihan dalam
pangkalan data GLN untuk dapat diintegrasikan dan
dimasukkan dalam pengembangan, penilaian, dan evaluasi
GLN.
5. Tim GLN Pusat mendorong publik melakukan evaluasi
tertulis atas berbagai kegiatan literasi yang dilakukan agar
tim GLN memiliki data-data dan informasi yang valid tentang
berbagai inisitatif masyarakat dalam mengembangkan GLN.
PEDOMAN PENILAIAN DAN EVALUASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
57