KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP PERCEPTION,
POTENTIAL DAN PRACTICE DALAM PERSPEKTIF SIX-P (6-P)
STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Oleh : Chandra Fitra Arifianto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja organisasi dengan menggunakan
konsep perception, potential dan practice dalam perspektif Six-P(6-P).Penelitian ini melihat
kondisi sebelum dan sesudahnya dengan investasi sosial organisasi dengan
mengimplementasikan 6-P ke dalamnya.
Penelitian ini berbentuk kualitatif melalui metode wawancara kepada stakeholder
dengan menyajikan variabel-variabel yang diturunkan dari teori proses pelatihan sebagai
suatu investasi sosial.Penelitian ini menggunakan teori proses pelatihan dimana telah
dimodifikasi dengan memasukkan teori-teori tambahan untuk memberikan makna lebih dari
variabel-variabel yang digunakan.
Penelitian ini menemukan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk. berhasil
mengembangkan individual social responsible, kesadaran dari individu untuk selalu
bertanggung jawab terhadap setiap tindakannya yang berdampak terhadap komunitas dan
organisasi.
Kata kunci: Kinerja organisasi, Konsep 6-P, Teori Proses Pelatihan.
PENDAHULUAN
ditanggung hanyalah yang masuk dalam
LATAR BELAKANG
kerangka hukum terkait dengan keberadaan
selain
perusahaan itu. Sementara itu, pihak
mempunyai tujuan untuk memperoleh
lainnya berpendapat bahwa perusahaan
keuntungan, perusahaan ini juga dituntut
tidaklah sekadar sebuah entitas ekonomi,
untuk memenuhi tanggung jawab sosial
tetapi juga institusi sosial, yang berada
(Corporate
dalam
Dewasa
ini,
suatu
Social
perusahaan
Responsibility)
suatu
lingkungan
sosial,
dan
tertentu.Namun berbagai pendapat saling
membawa serta tanggung jawab sosial
beragumentasi tentang kepentingan relatif
yang
antara profitabilitas dan tanggung jawab
perusahaan
sosial (Corporate Social Responsibility)
tanggung jawab terhadap semua pihak dan
ini. Ada pihak yang mendukung bahwa
profitabilitas
profitibilitas adalah tujuan utama dari
melakukan
perusahaan dan tanggung jawab sosial
(Arianto, 2008).
(Corporate Social Responsibility) yang
109
tinggi.Dalam
secara
pandangan
moral
hanyalah
tanggung
ini,
mempunyai
sarana
jawab
untuk
tersebut
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Namun
untuk
saat
ini,
faktor
sebagai satu-satunya jalan untuk melaju
keuangan tidak cukup untuk menjadikan
berkelanjutan (World Business Council for
perusahaan
Sustainable Development, 2000) ke dalam
mampu
mencapai
ranah pengembangan perusahaan.
keberlanjutan (sustain). Faktor keuangan
Penerapan
merupakan salah satu dari beberapa faktor
CSR
sendiri
tak
lainnya.Pada tahun 1992, Peter F. Drucker
terkecuali juga banyak dijalankan pada
pernah menyatakan bahwa perusahaan
sektor industri. Terlebih lagi pada sektor
modern
bisa
industri semen sendiri, dimana kerusakan
komunitas
alam seringkali disebutkan sebagai dampak
itu
harus
mengesampingkan
tidak
aspek
(masyarakat).Sehingga
segala
terhadap
kinerja
kinerja
perusahaan
tersebut.
perusahaan tetap memperhitungkan faktor
Namun hal tersebut merupakan satu bagian
komunitas.Perusahaan sendiri merupakan
dari beberapa aspek untuk melihat kinerja
bagian dari suatu komunitas itu sendiri.
perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Jadi
Memang
selain
faktor
keuangan,
faktor
tanpa
adanya
bahan
baku,
komunitas merupakan salah satu faktor lain
produksi tidak akan jalan. Apabila secara
yang juga perlu diperhatikan.
finansial
kurang,
perusahaan
juga
terhambat kinerjanya.
Pembenaran di atas adalah salah
Mengingat
satu contoh pengukuran kinerja perusahaan
bahwa
selain dari faktor keuangan. Dari akar
berkembangnya
pemikiran tersebut, Marker, Johnsen, dan
seiringnya
Maxwell
menjawab
manajemen menuntut semua industri untuk
problematika metode pengukuran kinerja
jeli dan cermat dalam melihat kinerja
organisasi/perusahaan
suatu
perusahaannya.Selain sinergisitas profit,
metode yaitu: Enam-P (Six-P). Konsep
planet dan people, Carleton (2009) juga
Enam-P (Six-P) merupakan penggabungan
berusaha menilai kinerja perusahaan dari
konsep dari beberapa pendekatan teori
faktor internal dengan menambahkan nilai
organisasi, yaitu perception, potential, dan
melalui partnership dan sistem pemikiran
practice, yang diambil dari tiga level awal
ke
milik
adalah
Johnsen dan Maxwell (2009) mencoba
profit, planet, dan people, yang mengutip
mengurut pernyataan The International
dari Triple Bottom Line milik John
Society for Performance Improvement
Elkington.
bahwa
(2009)
Kirkpatrick.
Jadi
berusaha
melalui
Selanjutnya
konsep
tersebut
sektor
semakin
industri
perkembangan
dalam
suatu
prinsip
semen
pengetahuan
perusahaan.
pertama
Marker,
adalah
memasukkan konsep CSR (Corporate
mengusahakan diri sendiri untuk dalam
Social Responsibility) yang disepakati
segala
110
tindakan
untuk
memberi
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
nilaitambah terhadap klien, pelanggan, dan
dengan konsep Perception, Potential dan
lingkungan.
Practice dalam perspektif Six-P (6-P)?
Untuk menuju ke arah tersebut,
Sharma,
Sharma
dan
Devi
(2009)
BATASAN MASALAH
menambahkan bahwa manajemen sumber
Di dalam penelitian ini, ketiga
daya manusia untuk dapat mendorong
elemen tersebut yang akan dijadikan acuan
praktik-praktik
kepada
di dalam melihat kinerja PT Semen Gresik
dapat
(Persero) Tbk. Jadi pembatasan penelitian
perusahaan
ini hanya bertempat di PT Semen Gresik
tersebut.Untuk merealisasikannya, kembali
(Persero) Tbk. sehingga kurang bisa untuk
Sharma,
mengeneralisasikan
berkelanjutan
karyawan.Sehingga
karyawan
dijadikan
duta
sebagai
Sharma
dan
Devi
(2009)
kondisi
perusahaan
mengusulkan sebuah tindakan CSR sebagai
lain dan juga menggunakan 3 (tiga) konsep
bentuk dari corporate citizenship untuk
awal dari konsep 6-P.Penelitian ini hanya
mengembangkan budaya CSR.
melihat dari satu dimensi (teori) saja.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Di dalam penelitian ini, konsep
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
yang digunakan merupakan penambahan
menjelaskan integrasi CSR di dalam
faktor lain yang dianggap perlu untuk
kinerja internal perusahaan yang juga
mengukur kinerja organisasi. Konsep yang
berdampak terhadap kinerja eksternal. Jadi
dikembangkan oleh Marker, Johnson dan
ruang lingkup penelitian ini sebenarnya
Maxwell (2009) ini memasukkan 3 faktor
menyentuh
lain,yaitu:
perusahaan yang didasari konsep CSR,
perception,
potential
dan
practice. Istilah yang digunakan di dalam
•
meneropong kinerja organisasi melalui 3
elemen
internal
Untuk
menganalisis
kinerja
perusahaan berdasarkan perception.
•
tersebut.Perception,
potential dan practice yang merupakan
faktor
pengembangan
antara lain:
konsep ini adalah elemen.Jadi konsep ini
(tiga)
ranah
Untuk
menganalisis
kinerja
perusahaan berdasarkan potential.
•
perusahaan.Sehingga
pemahaman CSR secara internal akan
Untuk
menganalisis
kinerja
perusahaan berdasarkan practice.
menunjang pelaksanaan CSR ke luar
perusahaan (eksternal).
RANGKUMAN TEORITIK
Jadi perumusan masalah untuk
Pada
penelitian ini adalah bagaimanakan kinerja
menjelaskan
111
bab
ini,
terlebih
peneliti
dahulu
akan
tentang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
konsep
keberlanjutan
sebagai
tujuan
(sus
sustainability)
utama
da
dari
semua
perusahaan.
ability)
Keberlanjutan (Sustainability
Keberlanjutan(sustainabi
ainability)
seringkali kita dengar dari waktu ke
Sumber: Marker dkk
k ((2009)
waktu.Hawken(1993)
Marker
Marker dkk (2009) menjelaskan
m
bahwa
ke
keberlanjutan
dari enam elemen te
tersebut kemudian
merupakan pernyataan ekonom
konomi dimana
terbagi atas short term
erm dan long term.
pemenuhan terhadap lingkun
ngkungan yang
Elemen-elemen shortt term antara lain:
dituntutkan oleh masyarakat
kat dan pasar
perception, potentialdan
dan
tanpa
dapat
dkk(2009)
dalam
lam
menjelaskan
mengurangi
diakses
practice; yang
baik
dengan
kemampuanlingkunganuntukm
ukmenyediakan
segera.Sedangkan
sumber daya bagi generasi menda
endatang.
elemen-elemen berupa
upa people,
p
planet, dan
.Owen
dkk(2001)
mendefinisikan
me
yang
be
berkelanjutan
perusahaan
(sustainable
organization))
long
ong
term
memiliki
profit; yang tidak mud
udah untuk diakses
sehingga seringkali mem
embutuhkan waktu.
merupakan
Selain itu, eleme
men-elemen tersebut
organisme yang sangat ada
adaptif, yang
juga dibagi terdiri ata
atas subjectivity dan
berevolusi
dan
objectivity.Dua elemenn teratas
t
(people dan
bertahan melalui adaptasi ters
ersebut.Jadi inti
perception) merupakann bentuk
be
subjektifitas
dari keberlanjutan (sustainabi
nability) adalah
yang akan direspon atau
tau dinilai baik secara
adanya pengelolaan pemanfa
nfaatan sumber
individual (personal
onal reaction)
r
maupun
daya
dengan
kolektivitas (societal
al judgements). Jadi
memperhitungkan masa depan
depa sehingga
penilaian terhadap apa
payang terjadi dapat
diharapkan perusahaan ituu sendiri
s
dapat
berupa subyektivitas.. Sedangkan empat
berlanjut untuk jangka waktu
ktu yang lebih
elemen lainnya (planet
anet, profit, potential,
lama melalui suatu proses ada
daptasi.
dan practice) dapat dimasukkan
dim
ke dalam
Enam-P (Six-P)
objektivitas karena dapat
da
dilihat dari
terhadap
yang
terbatas
rint
intangan
iini
Bentuk konsep terse
rsebut sebagai
pengukuran-pengukuran
an kinerja tertentu
berikut:
(Marker dkk, 2009).
ian ini, peneliti hanya
Dalam penelitian
memfokuskan pada shortterm
sh
elements
Gambar 1 DIAGRAM TEORI
TE
6-P
dimana ketiga-tiganyaa mengacu dari tiga
112
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
level pertama pada Level Evaluasi yang
meninggal.Bentuknya
disusun oleh Kirkpatrick (1987).
pengetahuan
1. Perception
(skill), dan sikap (attitude).
Elemen
tersebut
sama
dapat
(knowledge),
berupa
kemampuan
3. Practice
dengan
Reaction pada level 1 dari Kirkpatrick,
Elemen tersebut mengaca pada
yaitu emosi yang diungkapkan individu
Kirkpatrick level 3, Behavior. Sama seperti
atau persepsi intuisi terhadap stimulus.
behavior, practice merupakan bagaimana
Bagaimana
individu memilih untuk menerima ilmu,
individu
atau
organisasi
tersebut bereaksi ketika harus dihadapkan
skill,
pada
memunculkan
suatu
kondisi
atau
situasi
atau
stimulus
baru
sehingga
keinginan
atau
tertentu.Karena persepsi ini melibatkan
ketertarikan.Sehingga dari sini munculnya
proses kognitif, maka sangat dipengaruhi
sebuah perilaku atau pembiasaan dari
oleh
stimulus yang diterimanya.
pengalaman,
cakrawala
dan
pengetahuan individu itu sendiri.Lebih
Perilaku
sendiri
tidak
hanya
lanjut lagi dijelaskan oleh Robbins (2003)
merupakan berbentuk instrumental dan
bahwa
individu-individu
kalkulatif, tetapi juga melibatkan ekspresi
memandang pada satu objek yang sama,
perasaan, sikap, dan nilai-nilai sebagai
mereka
sarana untuk menegaskan identitas diri
meskipun
dapat
mempersepsikannya
berbeda-beda.
sendiri (Shamir dkk., 1993 dalam Mayfield
2. Potential
dan Taber, 2009).
Elemen ini juga sama dengan level
Selanjutnya untuk mencapai suatu
2 dari Kirkpatrick, yaitu Learning, sejauh
proses yang kesinambungan,perusahaan
mana perubahan terjadi pada diri individu
memang
berupa perubahan sikap, bertambahnya
menyeimbangkan ketiga elemen. Yaitu
pengetahuan,
meningkatnya
elemen profit, planet dan peopleatau biasa
keterampilan sebagai hasil dari informasi-
dikenal dengan istilah Triple Bottom
informasi yang diperolehnya. Solomon
Lines(TBL). Namun untuk menuju di sana
(2004)
menambahkanlearning
perlu adanya kinerja perusahaan yang
(pembelajaran) sebagai perubahan perilaku
benar-benar memahami suatu koridor CSR
yang permanen yang dikarenakan oleh
itu sendiri. Konsep di atas meyakini bahwa
pengalaman.
apabila
proses
yang
dan
Pembelajaran
berjalan
merupakan
harus
suatu
dan
perlu
perusahaan
untuk
dengan
terus-menerus
kesungguhan hati & benar-benar telah
(ongoing process). Jadi manusia tidak akan
mengintegrasikan CSR sebagai suatu visi
pernah berhenti untuk belajar sampai dia
dan
113
misi
perusahaan,
maka
dengan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
mudahnya untuk menjalankan kewajiban
kebijakan
TBL.
perilaku/kebiasaan
suatu
performancemerupakan
Di
sinilah
(performance)
menjalankan CSR secara internal.
dan
potential
tersebut.
terbentuk.Jadi munculah perusahaan yang
Sedangkan tiga elemen pertama:
perception,
CSR
Selanjutnya
proses
secara
otomatis,
dimana pengintegrasian CSR seharusnya
perusahaan tersebut akan menjalankan
terjadi.
stimulus
program-program yang secara sadar dan
masuk (baik terstruktur ataupun tidak
tidak sadar telah mencerminkan CSR.
terstruktur, mengikat ataupun tidak) ke
Tentu saja, perusahaan tersebut akan
dalam
mengarahkan
Ketika
suatu
suatuperusahaan,
tentu
perusahaan
tersebut
akan
(perception)
terhadap
stimulus
saja
adaptasi
perusahaan
program
tersebut
menuju keseimbangan TBL.
bereaksi
yang
ada/masuk. Inilah yang dianggap sebagai
proses
segala
METODE PENELITIAN
terhadap
Penelitian
ini
mengacu
pada
perubahan yang ada di luar. Dalam kasus
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
ini, stimulus dari luar dapat berupa
Carleton (2009).Metode penelitian yang
tuntutan atau kesadaran untuk melakukan
digunakan adalah studi kasus.Yin (2000)
CSR.
menjelaskan bahwa studi kasus adalah
Untuk selanjutnya, perusahaanakan
melakukan
sebuah
atau
fenomena di dalam konteks kehidupan
meneruskan terhadap reaksi sebelumnya.
nyata, (2) batas-batas antara fenomena di
Pada tingkat ini, pimpinan perusahaan
dalam konteks tak tampak tegas, (3) multi
memiliki
sumber bukti dimanfaatkan.
peran
pertimbangan
suatu inkuiri empiris yang (1) menyelidiki
penting
di
dalam
mengarahkan perusahaan tersebut untuk
mengintegrasikan
CSR
perusahaannya.Bentuk
berupa
kebijakan
dalam
menjawab
dapat
digunakan,
pertanyaan
yaitu
penelitian
yang
“bagaimana”
dan
pengetahuan,
“mengapa”.Pertanyaan-pertanyaan tersebut
keterampilan hingga sikap yang sesuai
pada dasarnya lebih bersifat eksplanatoris
dengan koridor CSR (potential). Setelah
dan
CSR tersebut berhasil diintegrasikan ke
strategi-strategi studi kasus.
dalam
pemberian
ke
Penelitian ini bermaksud untuk
ke
penggunaan
Metode penarikan sampel yang
implementasi akan berlanjut. Semua pihak
digunakan pada penelitian ini adalah
yang berada di dalam naungan perusahaan
purposive sampling yaitu penarikan sampel
akan
maka
mengarah
proses
tersebut
perusahaan,
lebih
menjalankan
kebijakan-
114
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
berdasarkan pertimbangan dimana sampel
mendalam (depth interview) dan observasi
yang dipilih didasarkan pada kriteria-
dengan atau terhadap subjek penelitian
kriteria tertentu.Sampel yang dipilih yaitu
yang terpilih.
karyawan PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Penelitian ini sendiri menggunakan
dan stakeholder eksternal (binaan, supplier,
jenis
masyarakat, dan konsumen).
terstandar
wawancara
yang
dengan
pedoman
terbuka
karena
Di dalam keperluan penelitian studi
memudahkan peneliti dalam melihat isu-
kasus, data atau bukti bisa berasal dari
isu yang diliput secara runtut.Sehingga
enam sumber, yaitu: dokumen, arsip,
peneliti dapat terbantu menyalurkan ide-ide
wawancara,
dengan
pengamatan
langsung,
mempersiapkan
pertanyaan
observasi partisipan dan perangkat fisik
wawancara
(Yin, 2000).
rinci.Untuk
Selain itu, penelitian ini menggunakan
penelitian ini menggunakan face validity
metode pengumpul data berupa wawancara
dimana pertanyaan-pertanyaan yang akan
115
terlebih
mengukur
dahulu
secara
validitasnya,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Pola atau tema tersebut tampil
diajukan kepada subyek terlebih dahulu
dipelajari
oleh
ahli
CSR
seolah
internal
secara
perusahaan. Kepala Divisi PKBL PT
informasi
Semen
penemuan”pola”
Gresik
melakukan
(Persero)
Tbk.
pengabsahan
telah
terhadap
yang
tumpukan
tersedia.
Tahap
disebut
sebagai
ini
pola
yang
telah
ditemukan tersebut diklasifikasikan (seeing
as) dan diberi label, definisi atau deskripsi
Sedangkan melalui konsep Six-P(6digunakan,
dalam
Selanjutnya
seeing.
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
P)yang
acak
peneliti
(Boyatzis dalam Poerwandari, 2001).
akan
menggunakan tiga elemen pertamadan di
tiap-tiap elemen tersebut terdapat beberapa
HASIL
indikator, yaitu:
memiliki
indikator
berupa:
informasi,
indikator-
Bagian ini akan membahas data-
keefektifan
data yang diperoleh dari penelitian yang
pengimplementasian
kemudian akan membahastentangkinerja
informasi, danbenefit dari informasi
PT Semen Gresik (Persero) Tbk dari aspek
tersebut.
perception, potential dan practice. Kinerja
2. Potential, memiliki indikator-indikator
pengetahuan
perusahaan ini hanya diukur dari sisi
terhadap
internalnya saja (apabila mengacu dari
stimulus, skill terhadap stimulus, dan
perspektif
sikap.
melihat
3. Practice, memiliki indikator-indikator
tindakannya
kemudian
analisis
hal
faktor
utama
peneliti
internal
dimana
ini
suatu
dengan
lebih
mudah
bagi
organisasi untuk menjalankan program
Penelitian ini menggunakan analisis
dasar
bahwa
karena
iklim CSR di dalam internalnya. Yang
terhadap
perusahaan.
sebagai
6-P)
perusahaan perlu dan harus membentuk
pemahaman, skill, dan sikap serta
pengaruh
teori
merupakan
berupa: implementasi dari kelanjutan
tematik
DAN
PEMBAHASAN
1. Perception,
berupa:
PENELITIAN
CSR ke luar perusahaan (eksternal).
data
Sebelumnya peneliti menginfokan
penelitian. Analisis tematik merupakan
deskripsi dari subjek penelitian. PT Semen
proses mengode informasi yang dapat
Gresik
menghasilkan daftar tema, model tema atau
(Persero)
Tbk.
merupakan
perusahaan Badan Usaha Milik Negara
indikator yang kompleks, kualifikasi yang
(BUMN) yang membangun pabrik semen
biasanya terkait dengan tema itu atau hal-
di Gresik, Jawa Timur dan didirikan tahun
hal di antara/gabungan dari yang telah
1953 sebagai perusahaan negara dengan
disebutkan (Poerwandari, 2001).
116
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
nama NV Pabrik Semen Gresik dan mulai
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
beroperasi setelah diresmikan pada tanggal
selalu menjalankan etika bisnis di dalam
7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama,
setiap sektor profesionalitas.Dari sinipun,
Ir. Soekarno, dengan kapasitas terpasang
PT
250.000 ton semen per tahun. Dalam
melakukan
perkembangannya, pada tahun 1969 status
sehat.Merekapun juga sudah menerapkan
pabrik
sebagai
Good Corporate Governance (GCG) di
perseroan dan diikuti pergantian nama
dalam setiap aktivitasnya.Jadi siapapun
menjadi PT Semen Gresik (Perseroan).
memiliki kemudahan akses untuk melihat
Seiring dengan semakin berkembangnya
kinerja PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
semen
ini
berganti
Semen
Gresik
(Persero)
persaingan
bisnis
Tbk.
dengan
usahanya dan bertambahnya produksinya,
Yang menarik dan merupakan inti
pada tanggal 8 Juli 1991, PT Semen Gresik
utama dalam pelaksanaan CSR di internal
mencatatkan dirinya di Bursa Efek Jakarta
perusahaan adalah semua karyawan PT
dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi
Semen Gresik, Tbk. berkewajiban untuk
Bursa Efek Indonesia) serta merupakan
bertindak dan berpedoman secara berCSR.
BUMN pertama yang go public dengan
Karyawan PT Semen Gresik, Tbk. harus
menjual 40 juta lembar saham kepada
melakukan setidaknya Individual Social
masyarakat. Komposisi pemegang saham
Responsibility (ISR). Misalkan karyawan
pada saat itu adalah: Pemerintah RI 73%
baru, mereka dianjurkan untuk tidak
dan masyarakat 27%.
bergaya hidup mewah dengan gaji dan
fasilitas yang mereka peroleh. Selain itu,
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
merupakan perusahaan
komitmen
tinggi
kewajibannya
Direktur
untuk
terhadap
Utama
PT
bagi
yang memiliki
karyawan
yang
melintasi
jalan
melakukan
pedesaan menuju pabrik diperintahkan
stakeholder.
untuk tidak kebut-kebutan.Itulah salah satu
Semen
contoh bentuk komitmen karyawan PT
Gresik
Semen Gresik, Tbk terhadap ISR.
(Persero) Tbk., sendiri meyakini bahwa
Namun sikap karyawan seperti
aktivitas Program Kemitraan dan Bina
Tanggung
yang diinginkan tersebut tidak serta merta
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau
mudah untuk dilakukan. Perlu adanya
Corporate Social Responsibility (CSR)
komitmen dan program riil dari perusahaan
untuk mewujudkan hubungan yang serasi,
untuk dapat mengubah sikap karyawannya
seimbang dan sesuai dengan lingkungan,
tersebut. Berikut bentuk komitmen yang
nilai, norma, dan budaya masyarakat
sudah
setempat (Laporan Tahunan 2009).
perception, potential dan process.
Lingkungan
(PKBL)
serta
117
dijalankan
melalui
analisis
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Analisis Short Term Elements
Terbatas No 40 pasal 74 tahun 2008
Perception
tentang kewajiban pelaksanaan Tanggung
Di dalam suatu operasionalisasi
Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Dengan
perusahaan, tak bisa lepas dari adanya
adanya
perubahan
peraturan-peraturan
tuntutan faktor eksternal.Adanya tuntutan
tersebut, tentu menimbulkan gejolak di
dari komunitas sekitar, peraturan-peraturan
dalam internal PT Semen Gresik (Persero)
baru, permasalahan lingkungan hingga
Tbk.
persaingan usaha memunculkan gejolak di
Nada-nada negatif terdengar di
dalam perusahaan.Ini merupakan suatu hal
kalangan internal karyawan PT Semen
yang lazim seiring semakin majunya
Gresik (Persero) Tbk. mengingat bahwa
peradaban
kedewasaan
pelaksanaan kewajiban-kewajiban di atas
stakeholder yang tumbuh subur hingga
membutuhkan dana yang besar, sedangkan
kini.
mereka tentu saja menginginkan dana
dan
juga
Namun hendaknya semua itu perlu
sebesar
itu
hendaknya
dibagi-bagikan
disikapi dengan kedewasaan. Perubahan
kepada mereka daripada dihibahkan begitu
yang
akan
saja untuk masyarakat luar perusahaan.
menjadikan perusahaan tersebut mampu
Selain itu ada juga sumbangan yang tidak
untuk beradaptasi. Di sinilah nilai yang
jelas dan begitu besar yang diberikan
ditekankan agar perusahaan mampu untuk
kepada binaan namun tidak tahu harus
berjalan
diapakan dana sebesar itu. Perusahaan ini
ditanggapi
maju
secara
benar
dengan
segala
juga masih belum memiliki pemahaman
keeksistensinya.
paradigma tentang CSR
Stimulus itu sendiri dapat berupa
peraturan-peraturan
yang
yang benar,
sehingga seringkali dana CSR yang besar
dikeluarkan
pemerintah. Ini juga yang telah dialami
dikelola
oleh PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
pendirian
dimana mereka dihadapkan dengan SK
Pemda,
KepmenBUMN No V MPU tahun 2007
perception
tentang alokasi dana Program Kemitraan
adanya stimulus dari luar menerobos
dan Bina Lingkungan (PKBL) dari laba
kekuasaan internal.
bersih setelah pajak dan UU Perseroan
118
secara
gapura,
dan
tidak
tepat
pembiayaan
sebagainya).
yang
(misal:
tamu
Di
sinilah
dimunculkan
setelah
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Melihat adanya reaksi seperti itu,
kesantunan di dalam bermasyarakat.Selain
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. segera
itu, PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
memberikan
porsi
khusus
berharap
CSR.Sejalan
dengan
komitmen
terhadap
pelatihan
tersebut
dapat
untuk
mengubah paradigma karyawan-karyawan
berubah, karyawan PT Semen Gresik
baru sehingga mampu bersikap etis ke
(Persero) Tbk. diberikan pelatihan tentang
depannya
CSR secara berkala. Mulai dari jajaran
istiadat serta tidak memunculkan sinisme
direksi
dari masyarakat sekitar yang memiliki taraf
hingga
karyawan
baru
tanpa
terkecuali sehingga diharapkan memiliki
dengan
menghormati
adat-
hidup yang rendah.
pemahaman CSR secara benar dan tepat.
Awal
Pemberian pelatihan terkait CSR
pelatihan
muasalnya
tersebut
karena
diadakannya
perusahaan
kepada para karyawan itu, lambat laun
melihat bahwa keefektifan pengelolaan
mengubah paradigma mereka. Pemberian
lingkungan dan sosial tidak terlihat karena
pelatihan tersebut lebih ditekankan kepada
selama ini pelaksanaannya hanya sebatas
karyawan baru, dimana mereka ditekankan
mengikuti
untuk memiliki etika di dalam bertindak
peraturan tersebut, perusahaan semakin
selama di area PT Semen Gresik (Persero)
memahami konsep CSR dengan mendalam
Tbk. Pelatihan yang diberikan selama masa
seiring bergesernya paradigma karyawan di
orientasi karyawan baru tersebut sebagai
dalam lingkup perusahaan tersebut. Inilah
pelengkap
terhadap
yang kemudian apabila dikembangkan
operasional perusahaan. Melalui pelatihan
dengan baik akan dapat menjadi suatu
tersebut,
investasi sosial (social investment) bagi
pelatihan-pelatihan
karyawan
baru
memiliki
perusahaan.
kecakapan dalam bekerja serta memiliki
119
aturan.Pasca
kemunculan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
minimum sertifikasi CDO (Community
Potential
Seiring
semakin
sadarnya
PT
Development Officer) yang diperolehnya
Semen Gresik (Persero) Tbk. terhadap
lewat
adanya
diselenggarakan organisasi-organisasi CSR
kewajiban
prosedur
CSR,
untuk
menjalankan
perusahaan
kemudian
pelatihan-pelatihan
yang
baik nasional maupun internasional.
dengan lekas menemukan paradigma yang
Inilah yang dapat dikatakan sebagai
tepat untuk ‘rel’ perusahaan ke depan.
potential, dimana perubahan paradigma
Pemberian
perusahaan
pelatihan-pelatihan
tersebut
yang
diakibatkan
adanya
menjadikan adanya perubahan paradigma
perubahaan pandangan karyawan terhadap
perusahaan yang termaktub di dalam visi
CSR.
dan misi perusahaan.Selain itu, untuk
bertambahnya pengetahuan (knowledge),
karyawan-karyawan yang berkecimpung di
kemampuan (skill), dan sikap (attitude)
dalam bagian CSR PT Semen Gresik
karyawan
(Persero) Tbk. harus sudah mengantongi
menjadikan PT Semen Gresik (Persero)
120
Selain
itu
terhadap
juga
semakin
paradigma
CSR
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Tbk. telah siap untuk menjalankan kaidah
Ketika PT Semen Gresik (Persero)
CSR sesuai alurnya.
Tbk. menjalankan program pemberian
Practice
pelatihan kepada guru-guru TPQ misalnya,
Setelah
memiliki
dasar
perusahaan juga melibatkan karyawan dari
pengetahuan dan skill yang mumpuni,
bagian HRD untuk mendampingi dan
proses pelaksanaan CSR dapat terlaksana
mengisi kegiatan tersebut. Selain itu,
secara efektif dan tepat sasaran. Mulai di
bagian
internal perusahaan, dimana para karyawan
diharuskan melakukan penelitian terkait
mulai menghargai kearifan lokal, seperti
bahan bakar terbarukan hingga potensi
tidak
lingkungan
kebut-kebutan
di
jalan
menuju
juga
Research&Development
sekitar
terhadap
kegiatan
hingga
akhirnya
pabrik, tidak menunjukkan gaya hidup
produksi
mewah di masyarakat sekitar, mematuhi
memberanikan diri menerapkan konsep
lalu lintas, dan sebagainya.
CDM (Clean Development Mechanism).
perusahaan
Sejalan dengan perilaku tersebut,
perusahaan
secara
reguler
juga
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan bantuan tidak hanya berupa
KESIMPULAN
dana, namun juga pengetahuan. Di sinilah
Tuntutan menjalankan tanggung jawab
tahap
sosial adalah bukan barang baru bagi
berikut
(pelaksanaan
CSR
eksternal)akan berjalan dengan sendirinya
perusahaan
laiknya aliran sungai. Hal ini terjadi karena
keberadaannya, mereka sudah dititahkan
paradigma CSR telah menjadi integritas
oleh negara untuk membantu mengurangi
pada diri karyawan PT Semen Gresik
permasalahan sosial dan ekonomi di
(Persero) Tbk. Tahap ini yang disebutkan
negara ini.PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
sebagai
kapabilitas
tak terkecuali.Proses pelaksanaan CSR
karyawan ternyata tidak terbatas pada
yang diawali dengan hanya memberikan
karyawan yang berkecimpung di ranah
bantuan dana (hibah), membantu unit
CSR
usaha hingga sekarang ini menjadi bagian
practice.Mengingat
perusahaan.
PT
Semen
Gresik
BUMN.Karena
dari
awal
(Persero) Tbk. pun tidak begitu saja
yang
membebankan semua pelaksanaan CSR
(integrated). Penciptaan positive emotional
kepada
tersebut.
relation
mungkin
berkesinambungan
karyawan-karyawan
Perusahaan
sebisa
tak
terpisahkan
dengan
perusahaan
komunitas
secara
mengarahkan
melibatkanseluruh karyawan di dalam
perusahaan untuk dapat melanggengkan
proyek-proyek CSR.
operasionalnya.
121
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
mengedepankan
Dilihat dari variabel perception,
dapat
disimpulkan
bahwa
karyawan
semakin
pemahaman
melalui
kepada
suatu
proses
berkembangnya pengetahuan CSR yang
pembelajaran (perception, potential dan
dibarengi dengan gencarnya pelatihan yang
practice) terhadap suatu konsep CSR yang
akhirnya
suatu
selanjutnya memfokuskan pada Triple
strategi
Bottom Line (profit, planet, dan people).
manajemen untuk dapat melanggengkan
Dengan pemahaman yang tepat terhadap
perusahaan.Sehingga
CSR
pentingnya CSR membuat perusahaan
sudah dianggap sebagai bentuk investasi
mampu untuk berdedikasi menjalankannya.
bermuara
penasbihan
menjadi
CSR
sebagai
dewasa
ini
variabel
Bahkan PT Semen Gresik (Persero)
potential, dapat dikomparasikan dimana
Tbk. berhasil melahirkan suatu individual
sebelum adanya pemahaman tentang CSR
social
(melalui
karyawan dan juga melakukan investasi
perusahaan.Sedangkan
untuk
pelatihan),
tak
seorangpun
responsibility
pada
sosial
kompetensi tentang CSR.Namun saat ini,
mengartikan ISR sebagai suatu kesadaran
karyawan baru sudah dibekali pemahaman
dari individu untuk selalu bertanggung
tentang CSR dan untuk karyawan CSRnya
jawab terhadap setiap tindakannya yang
diharuskan bersertifikasi CDO (Community
berdampak terhadap komunitas di luar
lingkaran
variabel
Officer).Untuk
efektif.Tiwari
diri
karyawan memiliki pemahaman bahkan
Development
yang
(ISR)
(2008)
dirinya
sendiri
practice, PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
(http://www.isrworld.org/2008_06_01_arc
sudah menggandeng dan melibatkan para
hive.html).Ini memiliki kesamaan dengan
stakeholder ke dalam area khusus CSR
halnya ibadah yang merupakan bagian dari
dimana sebagian diikutkan ke dalam
manusia itu sendiri.
pengembangan
CSR
bagi
Di
eksternal
perusahaan.
Jadi
disimpulkan
Semen
dalam
suatu
komunitas
(lingkungan) apabila individu di dalamnya
dari
penelitian
bahwa
Gresik
ini
dapat
keberhasilan
(Persero)
Tbk.
telah bertindak dan berkomitmen untuk
PT
menjalankan
untuk
kegiatan-kegiatan
yang
bersumber dari CSR, maka secara otomatis
berkembang secara berkelanjutan tidak
membentuk
dapat dipungkiri karena adanya kesadaran
tersebut akan bervisi CSR pula. Poin
(awareness)
untuk
tersebutlah yang memudahkan organisasi
memasukan aspek CSR sebagai bagian dari
tersebut untuk menjalankan komitmen
operasionalisasi perusahaan. Dimulai dari
CSR baik bagi perusahaan, masyarakat dan
internal
lingkungan.
dari
perusahaan
perusahaan
dengan
122
komunitas
(lingkungan)
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Mengingat konsep ini baru dan
tidak
begitu
penelitian
banyak
ini,
jadi
referensi
perlu
Albarracin, D., Johnson, B., dan Zanna, M.
untuk
(2005).The Handook of Attitude. New
dilakukan
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
pemahaman lebih mendalam lagi. Selain
Inc., Pulishers
itu, karena perusahaan yang dijadikan
Aras, G. dan Crowther, D. (2009).The
obyek penelitian merupakan perusahaan
Durable Corporation: Strategies for
BUMN
Sustainable Development. Farnham:
yang
sedari
dulu
sudah
menjalankan dasar-dasar CSR meskipun
Gower Publishing Limited
sederhana, sehingga perlu untuk dilakukan
Arianto, E. (2008). Keuntungan Ekonomi
penelitian lagi dengan obyek penelitian
vs
perusahaan
perusahaan
Perusahaan.http://strategika.wordpress.
tersebut
com/2008/01/10/keuntungan-ekonomi-
swasta
atau
multinasional.Penelitian
Tanggungjawab
Sosial
diharapkan dapat menggambarkan kondisi
vs-tanggungjawab-sosial-perusahaan/
kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di
Arvidsson, S. (2011). Disclosure of Non-
Indonesia.
financial Information in the Annual
Penelitian selanjutnya juga perlu
mempertimbangkan
aspek
Report:
stakeholder
akademisi,
sehingga
Management-team
Perspective. Journal of Intellectual
lainnya yang belum terekspos, seperti
LSM,
A
Capital.12 (2). 1-23
hingga
kompetitor
Beugre, C., Acar, W. dan Braun, W.
diharapkan
dapat
(2006). Transformational Leadership in
menggambarkan kondisi perusahaan secara
Organizations:
holistik.Penambahan indikator dan variabel
induced Model. International Journal
lainnya juga dapat semakin memperkaya
of Manpowe.27 (1). 52-62
khasanah
keilmuwan
Indikator
seperti
Corporate
An
Environment-
tentang
CSR.
Blackburn, W. (2007).The Sustainability
pelaksanaan
Good
Handbook: The Complete Managmenet
dan
Guide to Achieving Social, Economic,
Governance
(GCG)
kepemimpinan bisa dijadikan pilihan untuk
and
penelitian ke depan.
London: Earthscan
Boone,
Environmental
L.
dan
Responsibility.
Kurtz,
D.
(2006).Contemporary Business: 11th
edition. New Jersey: Wiley
123
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Brady, A. (2005). The Sustainability
Effect:
Rethinking
Hussen,
A.,
(2004).
Principles
of
Environmental Economics.New York:
Corporate
Reputation in the 21st Century. New
Routledge
York: Palgrave Macmillan
Kotler,
Breckler, S.J. (1984). Empirical Validation
P.,
Management:
(2000).
Marketing
Analysis,
Planning,
(9th
of Affect, Behavior and Cognition as
Implementation,
Distinct
Edition). New Jersey: Prentice Hall
Component
of
Control
International
Attitude.Journal of Personality and
Ludescher, J. danMahsud, R., (2010).
Social Psychology
Carleton, K. (2009). FramingSustainable
Performance
and
With
The
Opening Pandora’s Box: Corporate
Six-P.
Social
Performance Improvement. 48 (8), 37-
Responsibility
Exposed.The
Independent Review. 15 (1), 123-131
44
Malar, S. (2008).The “ethics” of Being
Case, K dan Fair, R. (2007).Principles of
Economics:
Eighth
Edition.
Profit Focused.Social Responsibility
New
Journal.4 (1/2), 136-142
Jersey: Prentice Hall
Djohanputro,
B.
(2008).
Mar’at. (1991). Sikap Manusia Perubahan
Serta Pengukurannya.Jakarta: Ghalia
Manajemen
Keuangan Korporat. Jakarta: PT Mitra
Indonesia
Marker, A., Johnsen, A., dan Caswell, C.
Kesjaya
Drucker, P. (1992). The New Society of
(2009). A Planning And Evaluation
Organizations.Harvard Business Review
Six-Pack
For
Sustainable
Elkington, J. (1997). Cannibals with
Organizations: The Six-P Framework.
st
Performance Improvement, 48 (8), 27-
Forks: The Triple Bottom Line of 21
Century Business. Oxford: Capstone
34.
Mayfield, C., Taber, T. (2009).A Prosocial
Faisal, M. (2010). Sustainable Supply
Chain: A Study of Interaction among
Self-Concept
The
Understanding
Enablers.
Business
Process
Management Journal.16 (3), 508-529
Citizenship
Approach
to
Organizational
Behavior.Journal
of
Managerial Psychology, 25 (7), 741-
Friedman, A. dan Miles, S., (2006)
763
Stakeholders: Theory and Practice.
Meliono, I. dkk. (2007). MPKT Modul 1.
New York: Oxford University Press
Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI
Inc
124
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Nasution, S. (1982).Metode Research.
Bruxelles:
Bandung: Jemmars
Influence
Isomorphism
on
Responsibility
of
Social
Reporting
and
(2009).
Human
Resources
Management.
205-212
Solomon, M. (2004).Consumer Behavior:
(2001).Prespectives
Buying, Having and
Creating and Sustaining The High
Sukada, S., Wibowo, P., Ginano, K., Jalal,
Service Quality, 11 (1), 10-21
(2001).
Kadir, I., dan Rahman, T. (2006).CSR
Pendekatan
for Better Life: Indonesian Context
Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Membumikan
Lembaga
Manusia.Jakarta:
Being. New
Jersey: Pearson Prentice Hall
Performance Organization. Managing
K.
Social
Business Intelligence Journal.2 (1),
Responsibility
Owen, K., Mundy, R., Guild, W.,dan
Poerwandari,
Corporate
Responsibility: The Key Role of
Journal, 7 (1), 118-135
R.,
de
Sharma, S., Sharma, J., dan Devi, A.
Coercive
Corporate
Reputation.Social
Guild,
Libre
Bruxelles
Othman, S., Darus, F. dan Arshad, R.,
(2011).The
Universite
Memahami
Bisnis
Konsep
Berkelanjutan
&
Praktik
Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas
Jakarta: Yayasan Indonesia Business
Psikologi Universitas Indonesia
Link
Robbins, S., (2003).Perilaku Organisasi
(Jilid
I).
Jakarta:
PT
Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi
INDEKS
Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 2003
Kelompok Gramedia
Yin, R. (2000).Studi Kasus: Desain dan
Robbins, S., (2007).Perilaku Organisasi
Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Persada
Rogers, P. dan Blenko, M. (2006).The
High-Performance
Zakhem, A., Palmer, D. dan Stoll, M.
Organization:
(2008).Stakeholder Theory: Essential
Making Good Decisions and Making
Readings in Ethical Leadership and
Them Happen. Handbook of Business
Management. New York: Prometheus
Strategy, 133-141
Books
Roome, Nigel, Robert-Paul Doove, Marcel
Postema.
(2006).An
Corporate
Social
Anatomy
of
Responsibility:
Causal Factors in CSR as A Social
Movement
and
Business
Practice.
125
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
2.
dan derajat kebebasan (df = n – 2) yang
Uji Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
besarnya tergantung dari jumlah sampel (n).
maka penulis melakukan pengujian hipotesa
Taraf nyata yang penulis gunakan sebesar
dengan cara membandingkan nilai t tabel
0,05% (5%). Rumus
dengan t hitung. Nilai t tabel ditentukan
berdasarkan signifikan (a) yang digunakan
thitung =
alah sebagai berikut :
Dimana :
thitung = Nilai t hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel
rxy
= Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)
n
= Jumlah sampel (Responden)
Diketahui :
n
= 70
rxy
= 0,722
thitung
=
=
=
=
= 8,486
Mencari ttabel (satu sisi)
ttabel = (α : n-2)
= (0,05 : 70– 2)
= (0,05 : 68)
= 1,995
Kriteria keputusan :
t hitung > ttabel (α=5%, df = n-2), maka HO ditolak dan Ha diterima
185
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
t hitung < ttabel (α=5%,df = n-2), maka HO ditolak dan Ha ditolak
Dengan demikian, karena t hitung lebih besar dari pada ttabel (8,486 > 1,995), maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya Kepemimpinan (X) berpengaruh yang signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y).
Daerah penolakan ho
1,995
0
g
8,486
daerah penerimaan Ha
Gambar 4.1
Kurva Pengujian Hipotesis
3.
Pembahasan
Kepemimpinan sebagai cara dari
seorang
pemimpin
dalam
baik kepada bawahannya. Kepercayaan
mengarahkan,mendorong dan mengatur
diri pada kepemimpinan juga menunjukan
seluruh unsur unsur di dalam kelompok
hasil yang baik, pengetahuan manajerial
atau organisasinya untuk mencapai tujuan
pemimpin juga menunjukan hasil yang
organisasi
baik sedangkan penilaian kinerja juga
yang
menghasilkan
(Leader)
pemimpin selalu memberikan contoh yang
diinginkan
kinerja
sehingga
pegawai
yang
menunjukan hasil yang baik.
maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan
Kinerja adalah hasil kerja secara
Komunikasi pada Kantor Kebudayaan dan
Pariwisata
Kota
menunjukan
pemimpin
kepada
hasil
selalu
Tangerang
selatan
yang
karena
control,
seorang pegawai. Prestasi yang terdapat
pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
mengkomunikasikan
bawahannya
melakukan
baik
kualitas, kuantitas yang dicapai oleh
serta
Keteladanan
Kota Tangerang Selatan menunjukan hasil
selalu
yang
yang
yang
Pariwisata Kota Tangerang Selatan juga
hasil
yang
baik
karena
pegawai
memiliki
kemauan tinggi untuk bekerja. Kerjasama
terdapat pada Kantor Kebudayaan dan
menunjukan
baik
terdapat
pada
perusahaan
juga
menunjukan hasil yang baik. Ketaatan
karena
186
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
pegawai terhadap perusahaan menunjukan
1. Kepemimpinan yang ada pada Kantor
hasil yang baik. Disiplin pegawai juga
Kebudayaan
memberikan hasil yang baik. Kejujuran
Tangerang selatan, memiliki pengaruh
pegawai juga menunjukan hasil yang baik.
yang baik dengan presentasi jawaban
koefisien
korelasi
dan
antara
0,722
atau
7,22%
dan
Pariwisata
Kota
Tangerang
Selatan,Sedangkan
hasil
koefisien
determinasinya
terhadap
berpengaruh
kinerja
Pegawai
diteliti.
Setelah
menjawab “Sangat Setuju” Sebesar
32.28
sebesar
bahwa
thitung
>
sedangkan
ttabel
Jawaban
“Setuju”
3. Berdasarkan hasil analisis yang penulis
lakukan,
pengaruh
terhadap
kinerja
Kepemimpinan
pegawai
yang
mempunyai pengaruh yang kuat dan
uji
positif dalam meningkatkan kinerja
signifikasi dengan menggunakan “uji t”,
diperoleh
%(226),
sebesar 60.57 %(424).
52,12%
dilakukan
pegawai yang dilakukan di
pengaruh yang baik dengan presentasi
47,88% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak
sebesar
Kota Tangerang selatan juga memiliki
0,5212atau 52,12%. Hal ini berarti bahwa
Kepemimpinan
“Setuju”
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
atau
kuat terhadap kinerja pegawai di Kantor
Kebudayaan
jawaban
2. Kinerja
artinya
kepemimpinan berpengaruh positif
Kota
59.57%(417)
kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai
sebesar
Pariwisata
“Sangat Setuju” sebesar 27.71%(194),
Hasil dari penelitian menunjukan
bahwa
dan
pegawai Berdasarkan hasil pengolahan
atau
data yang bersifat kuantitatif dengan
8,486>1,995 berarti terdapat pengaruh
menggunakan
yang signifikan antara motivasi terhadap
analisis
statistik
diperoleh koefisien korelasi (r) yaitu
kinerja karyawan.
sebesar = 0.722. Sedangkan kontribusi
variabel x dan variabel y koefisien
determinasi sebesar = 52,12% yang
KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukan adanya kontribusi yang
KESIMPULAN
kuat
Berdasarkan hasil penelitian dan
antara
variabel
X
dan
Y.
sedangkan sisanya sebesar = 47,88%
pembahasan yang telah dilakukan tentang
ditentukan oleh faktor lain yang belum
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
diteliti
pada Kantor kebudayaan dan Pariwisata
dan
berdasarkan
hasil
uji
Hipotesis didapat , nilai thitung > ttabel
Kota Tangerang Selatan. Pada Bab akhir
(8,486> 1,995) maka Ho ditolak dan Ha
ini penulis dapat menarik kesimpulan,
diterima.
sebagai berikut:
187
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen
Sumber Daya Manusia”, PT. Bumi
Aksara, Jakarta 2002
.” Manajemen Sumber Daya
Manusia”. Edisi Revisi. Cetakan
Ketujuh.
Jakarta
:
Bumi
Aksara.2009
Irham Fahmi, Manajemen Teori,Kasus dan
Solusi,Alfabeta. Bandug,2010
Istijanto. “Riset Sumber Daya Manusia”,
PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2005
Mangkunegara, A A.Anwar Prabu,2008,
evaluasi kinerja SDM,Penerbit:PT.
Refika Andriana,Bandung.
Mangkunegara,
A.A.Anwar
Prabu,
“Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia” Refik Aditama, Bandung,
2005.
Mutiara, Pangabean, “Manajemen Sumber
Daya Manusia”, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2002
Nitisemito alex S. “Manajemen Personalia
(Sumber Daya Manusia)”,Ghalia
Indoesia,Jakarta,2002
Notoatmojo, Soekidjo, “Pengembangan
Sumber Daya Manusia”, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2009
Prof.Dr.
Wilson
Bangun,SE,M.Si,
2002,Manajemen Sumber Daya
Manusia,Penerbit :Eirlangga,Jakarta
Rivai
Vietzlan,Sagala
Ella
Jauvani,2010,Manajemen Sumber
Daya Manusia,Edisi Kedua,Penerbit
: Rajawali Pers. Jakarta.
Robbins, Stephen P, “Perilaku Organisasi”,
Edisi Kesatu, Indeks, Jakarta, 2006
Sambas Ali Muhidin dan Maman
Abdurahman.
2009.
Analisis
Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian.
Bandung:
Penerbit
Pustaka Setia.
Samsudin, Sadili, “Manajemen Sumber
Daya Manusia”, Cetakan Pertama,
Pustaka Setia, Bandung, 2006.
Simamora Henry, 2006, “ Manajemen
Sumber Daya Manusia” STIE,
YKKPN Yogyakarta.
Sondang, Siagian, “Manajemen Sumber
Daya Manusia:, Bumi Aksara,
Jakarta, 2006
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dari
kesimpulan
diatas,
maka
penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemimpin
hendaknya
menjadikan
dirinya sebagai teladan yang baik agar
dapat dicontoh oleh para bawahannya
serta pemimpin memiliki rasa percaya
diri
dalam
setiap
keputusan
yang
diambinya.
2. Pegawai
hendaknya
memiliki
prestasi dalam bekerja dan pegawai
selalu mematuhi setiap perintah
pimpinan serta bekerja sama untuk
memecahkan
permasalahan
yang
muncul.
3. Pemimpin
harus
memberikan
motivasi,arahan serta kesejahteraan
yang
lebih
baik
lagi
kepada
bawahannya agar kinerja pegawai
dapat berjalan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Cokrominoto. Membangun Kinerja Melalui
Motivasi Kerja Karyawan. PT
Gramedia
Pustaka
Utama
:
Jakarta,2007
Danim, S, “Manajemen Sumber Daya
Manusia”, Yogyakarta, 2004
Edwin.B.Flippo,2002,”Manajemen Sumber
Daya
Manusia”,Terjemahan
Wahyud,Bandung,Penerbit Sulita.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariat,
Edisi I, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hamzah,
“Teori
Motivasi
dan
Pengukurannya”, PT. Bumi Aksara,
Jakarta 2006
188
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Sugiyono, “Manajemen Kepegawaian”,
Alfian Press, 2002
,“Metodologi
Penelitian
Bisnis”. Cetakan ketujuh,Alfabeta,
Bandung ,2004
. “Statistik untuk Penelitian,
Bandung”: Alfabeta,2005
Sumarlan
Margono,Evaluasi
Kinerja,Jakarta : Satuan Acara
Perkuliahan Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen STIE Widya
Jayakarta,2008.
Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Alfabeta,Bandung,2010
Tjiptono, F. dan Syakhroza, A. (1999).
Manajemen Usahawan Indonesia.
Jakarta: Lembaga Manajemen FE
UI.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT
Rajawali Pers,2013
Zubaidah,
Ida,
“Kepemimpinan
Transformasional”,
Departemen
Pendidikan
Kota
Tangerang,
Tangerang, 2009
189