Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

SM

KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP PERCEPTION, POTENTIAL DAN PRACTICE DALAM PERSPEKTIF SIX-P (6-P) STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Oleh : Chandra Fitra Arifianto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja organisasi dengan menggunakan konsep perception, potential dan practice dalam perspektif Six-P(6-P).Penelitian ini melihat kondisi sebelum dan sesudahnya dengan investasi sosial organisasi dengan mengimplementasikan 6-P ke dalamnya. Penelitian ini berbentuk kualitatif melalui metode wawancara kepada stakeholder dengan menyajikan variabel-variabel yang diturunkan dari teori proses pelatihan sebagai suatu investasi sosial.Penelitian ini menggunakan teori proses pelatihan dimana telah dimodifikasi dengan memasukkan teori-teori tambahan untuk memberikan makna lebih dari variabel-variabel yang digunakan. Penelitian ini menemukan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk. berhasil mengembangkan individual social responsible, kesadaran dari individu untuk selalu bertanggung jawab terhadap setiap tindakannya yang berdampak terhadap komunitas dan organisasi. Kata kunci: Kinerja organisasi, Konsep 6-P, Teori Proses Pelatihan. PENDAHULUAN ditanggung hanyalah yang masuk dalam LATAR BELAKANG kerangka hukum terkait dengan keberadaan selain perusahaan itu. Sementara itu, pihak mempunyai tujuan untuk memperoleh lainnya berpendapat bahwa perusahaan keuntungan, perusahaan ini juga dituntut tidaklah sekadar sebuah entitas ekonomi, untuk memenuhi tanggung jawab sosial tetapi juga institusi sosial, yang berada (Corporate dalam Dewasa ini, suatu Social perusahaan Responsibility) suatu lingkungan sosial, dan tertentu.Namun berbagai pendapat saling membawa serta tanggung jawab sosial beragumentasi tentang kepentingan relatif yang antara profitabilitas dan tanggung jawab perusahaan sosial (Corporate Social Responsibility) tanggung jawab terhadap semua pihak dan ini. Ada pihak yang mendukung bahwa profitabilitas profitibilitas adalah tujuan utama dari melakukan perusahaan dan tanggung jawab sosial (Arianto, 2008). (Corporate Social Responsibility) yang 109 tinggi.Dalam secara pandangan moral hanyalah tanggung ini, mempunyai sarana jawab untuk tersebut KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Namun untuk saat ini, faktor sebagai satu-satunya jalan untuk melaju keuangan tidak cukup untuk menjadikan berkelanjutan (World Business Council for perusahaan Sustainable Development, 2000) ke dalam mampu mencapai ranah pengembangan perusahaan. keberlanjutan (sustain). Faktor keuangan Penerapan merupakan salah satu dari beberapa faktor CSR sendiri tak lainnya.Pada tahun 1992, Peter F. Drucker terkecuali juga banyak dijalankan pada pernah menyatakan bahwa perusahaan sektor industri. Terlebih lagi pada sektor modern bisa industri semen sendiri, dimana kerusakan komunitas alam seringkali disebutkan sebagai dampak itu harus mengesampingkan tidak aspek (masyarakat).Sehingga segala terhadap kinerja kinerja perusahaan tersebut. perusahaan tetap memperhitungkan faktor Namun hal tersebut merupakan satu bagian komunitas.Perusahaan sendiri merupakan dari beberapa aspek untuk melihat kinerja bagian dari suatu komunitas itu sendiri. perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jadi Memang selain faktor keuangan, faktor tanpa adanya bahan baku, komunitas merupakan salah satu faktor lain produksi tidak akan jalan. Apabila secara yang juga perlu diperhatikan. finansial kurang, perusahaan juga terhambat kinerjanya. Pembenaran di atas adalah salah Mengingat satu contoh pengukuran kinerja perusahaan bahwa selain dari faktor keuangan. Dari akar berkembangnya pemikiran tersebut, Marker, Johnsen, dan seiringnya Maxwell menjawab manajemen menuntut semua industri untuk problematika metode pengukuran kinerja jeli dan cermat dalam melihat kinerja organisasi/perusahaan suatu perusahaannya.Selain sinergisitas profit, metode yaitu: Enam-P (Six-P). Konsep planet dan people, Carleton (2009) juga Enam-P (Six-P) merupakan penggabungan berusaha menilai kinerja perusahaan dari konsep dari beberapa pendekatan teori faktor internal dengan menambahkan nilai organisasi, yaitu perception, potential, dan melalui partnership dan sistem pemikiran practice, yang diambil dari tiga level awal ke milik adalah Johnsen dan Maxwell (2009) mencoba profit, planet, dan people, yang mengutip mengurut pernyataan The International dari Triple Bottom Line milik John Society for Performance Improvement Elkington. bahwa (2009) Kirkpatrick. Jadi berusaha melalui Selanjutnya konsep tersebut sektor semakin industri perkembangan dalam suatu prinsip semen pengetahuan perusahaan. pertama Marker, adalah memasukkan konsep CSR (Corporate mengusahakan diri sendiri untuk dalam Social Responsibility) yang disepakati segala 110 tindakan untuk memberi KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 nilaitambah terhadap klien, pelanggan, dan dengan konsep Perception, Potential dan lingkungan. Practice dalam perspektif Six-P (6-P)? Untuk menuju ke arah tersebut, Sharma, Sharma dan Devi (2009) BATASAN MASALAH menambahkan bahwa manajemen sumber Di dalam penelitian ini, ketiga daya manusia untuk dapat mendorong elemen tersebut yang akan dijadikan acuan praktik-praktik kepada di dalam melihat kinerja PT Semen Gresik dapat (Persero) Tbk. Jadi pembatasan penelitian perusahaan ini hanya bertempat di PT Semen Gresik tersebut.Untuk merealisasikannya, kembali (Persero) Tbk. sehingga kurang bisa untuk Sharma, mengeneralisasikan berkelanjutan karyawan.Sehingga karyawan dijadikan duta sebagai Sharma dan Devi (2009) kondisi perusahaan mengusulkan sebuah tindakan CSR sebagai lain dan juga menggunakan 3 (tiga) konsep bentuk dari corporate citizenship untuk awal dari konsep 6-P.Penelitian ini hanya mengembangkan budaya CSR. melihat dari satu dimensi (teori) saja. RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN Di dalam penelitian ini, konsep Penelitian ini bertujuan untuk yang digunakan merupakan penambahan menjelaskan integrasi CSR di dalam faktor lain yang dianggap perlu untuk kinerja internal perusahaan yang juga mengukur kinerja organisasi. Konsep yang berdampak terhadap kinerja eksternal. Jadi dikembangkan oleh Marker, Johnson dan ruang lingkup penelitian ini sebenarnya Maxwell (2009) ini memasukkan 3 faktor menyentuh lain,yaitu: perusahaan yang didasari konsep CSR, perception, potential dan practice. Istilah yang digunakan di dalam • meneropong kinerja organisasi melalui 3 elemen internal Untuk menganalisis kinerja perusahaan berdasarkan perception. • tersebut.Perception, potential dan practice yang merupakan faktor pengembangan antara lain: konsep ini adalah elemen.Jadi konsep ini (tiga) ranah Untuk menganalisis kinerja perusahaan berdasarkan potential. • perusahaan.Sehingga pemahaman CSR secara internal akan Untuk menganalisis kinerja perusahaan berdasarkan practice. menunjang pelaksanaan CSR ke luar perusahaan (eksternal). RANGKUMAN TEORITIK Jadi perumusan masalah untuk Pada penelitian ini adalah bagaimanakan kinerja menjelaskan 111 bab ini, terlebih peneliti dahulu akan tentang KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 konsep keberlanjutan sebagai tujuan (sus sustainability) utama da dari semua perusahaan. ability) Keberlanjutan (Sustainability Keberlanjutan(sustainabi ainability) seringkali kita dengar dari waktu ke Sumber: Marker dkk k ((2009) waktu.Hawken(1993) Marker Marker dkk (2009) menjelaskan m bahwa ke keberlanjutan dari enam elemen te tersebut kemudian merupakan pernyataan ekonom konomi dimana terbagi atas short term erm dan long term. pemenuhan terhadap lingkun ngkungan yang Elemen-elemen shortt term antara lain: dituntutkan oleh masyarakat kat dan pasar perception, potentialdan dan tanpa dapat dkk(2009) dalam lam menjelaskan mengurangi diakses practice; yang baik dengan kemampuanlingkunganuntukm ukmenyediakan segera.Sedangkan sumber daya bagi generasi menda endatang. elemen-elemen berupa upa people, p planet, dan .Owen dkk(2001) mendefinisikan me yang be berkelanjutan perusahaan (sustainable organization)) long ong term memiliki profit; yang tidak mud udah untuk diakses sehingga seringkali mem embutuhkan waktu. merupakan Selain itu, eleme men-elemen tersebut organisme yang sangat ada adaptif, yang juga dibagi terdiri ata atas subjectivity dan berevolusi dan objectivity.Dua elemenn teratas t (people dan bertahan melalui adaptasi ters ersebut.Jadi inti perception) merupakann bentuk be subjektifitas dari keberlanjutan (sustainabi nability) adalah yang akan direspon atau tau dinilai baik secara adanya pengelolaan pemanfa nfaatan sumber individual (personal onal reaction) r maupun daya dengan kolektivitas (societal al judgements). Jadi memperhitungkan masa depan depa sehingga penilaian terhadap apa payang terjadi dapat diharapkan perusahaan ituu sendiri s dapat berupa subyektivitas.. Sedangkan empat berlanjut untuk jangka waktu ktu yang lebih elemen lainnya (planet anet, profit, potential, lama melalui suatu proses ada daptasi. dan practice) dapat dimasukkan dim ke dalam Enam-P (Six-P) objektivitas karena dapat da dilihat dari terhadap yang terbatas rint intangan iini Bentuk konsep terse rsebut sebagai pengukuran-pengukuran an kinerja tertentu berikut: (Marker dkk, 2009). ian ini, peneliti hanya Dalam penelitian memfokuskan pada shortterm sh elements Gambar 1 DIAGRAM TEORI TE 6-P dimana ketiga-tiganyaa mengacu dari tiga 112 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 level pertama pada Level Evaluasi yang meninggal.Bentuknya disusun oleh Kirkpatrick (1987). pengetahuan 1. Perception (skill), dan sikap (attitude). Elemen tersebut sama dapat (knowledge), berupa kemampuan 3. Practice dengan Reaction pada level 1 dari Kirkpatrick, Elemen tersebut mengaca pada yaitu emosi yang diungkapkan individu Kirkpatrick level 3, Behavior. Sama seperti atau persepsi intuisi terhadap stimulus. behavior, practice merupakan bagaimana Bagaimana individu memilih untuk menerima ilmu, individu atau organisasi tersebut bereaksi ketika harus dihadapkan skill, pada memunculkan suatu kondisi atau situasi atau stimulus baru sehingga keinginan atau tertentu.Karena persepsi ini melibatkan ketertarikan.Sehingga dari sini munculnya proses kognitif, maka sangat dipengaruhi sebuah perilaku atau pembiasaan dari oleh stimulus yang diterimanya. pengalaman, cakrawala dan pengetahuan individu itu sendiri.Lebih Perilaku sendiri tidak hanya lanjut lagi dijelaskan oleh Robbins (2003) merupakan berbentuk instrumental dan bahwa individu-individu kalkulatif, tetapi juga melibatkan ekspresi memandang pada satu objek yang sama, perasaan, sikap, dan nilai-nilai sebagai mereka sarana untuk menegaskan identitas diri meskipun dapat mempersepsikannya berbeda-beda. sendiri (Shamir dkk., 1993 dalam Mayfield 2. Potential dan Taber, 2009). Elemen ini juga sama dengan level Selanjutnya untuk mencapai suatu 2 dari Kirkpatrick, yaitu Learning, sejauh proses yang kesinambungan,perusahaan mana perubahan terjadi pada diri individu memang berupa perubahan sikap, bertambahnya menyeimbangkan ketiga elemen. Yaitu pengetahuan, meningkatnya elemen profit, planet dan peopleatau biasa keterampilan sebagai hasil dari informasi- dikenal dengan istilah Triple Bottom informasi yang diperolehnya. Solomon Lines(TBL). Namun untuk menuju di sana (2004) menambahkanlearning perlu adanya kinerja perusahaan yang (pembelajaran) sebagai perubahan perilaku benar-benar memahami suatu koridor CSR yang permanen yang dikarenakan oleh itu sendiri. Konsep di atas meyakini bahwa pengalaman. apabila proses yang dan Pembelajaran berjalan merupakan harus suatu dan perlu perusahaan untuk dengan terus-menerus kesungguhan hati & benar-benar telah (ongoing process). Jadi manusia tidak akan mengintegrasikan CSR sebagai suatu visi pernah berhenti untuk belajar sampai dia dan 113 misi perusahaan, maka dengan KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 mudahnya untuk menjalankan kewajiban kebijakan TBL. perilaku/kebiasaan suatu performancemerupakan Di sinilah (performance) menjalankan CSR secara internal. dan potential tersebut. terbentuk.Jadi munculah perusahaan yang Sedangkan tiga elemen pertama: perception, CSR Selanjutnya proses secara otomatis, dimana pengintegrasian CSR seharusnya perusahaan tersebut akan menjalankan terjadi. stimulus program-program yang secara sadar dan masuk (baik terstruktur ataupun tidak tidak sadar telah mencerminkan CSR. terstruktur, mengikat ataupun tidak) ke Tentu saja, perusahaan tersebut akan dalam mengarahkan Ketika suatu suatuperusahaan, tentu perusahaan tersebut akan (perception) terhadap stimulus saja adaptasi perusahaan program tersebut menuju keseimbangan TBL. bereaksi yang ada/masuk. Inilah yang dianggap sebagai proses segala METODE PENELITIAN terhadap Penelitian ini mengacu pada perubahan yang ada di luar. Dalam kasus penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh ini, stimulus dari luar dapat berupa Carleton (2009).Metode penelitian yang tuntutan atau kesadaran untuk melakukan digunakan adalah studi kasus.Yin (2000) CSR. menjelaskan bahwa studi kasus adalah Untuk selanjutnya, perusahaanakan melakukan sebuah atau fenomena di dalam konteks kehidupan meneruskan terhadap reaksi sebelumnya. nyata, (2) batas-batas antara fenomena di Pada tingkat ini, pimpinan perusahaan dalam konteks tak tampak tegas, (3) multi memiliki sumber bukti dimanfaatkan. peran pertimbangan suatu inkuiri empiris yang (1) menyelidiki penting di dalam mengarahkan perusahaan tersebut untuk mengintegrasikan CSR perusahaannya.Bentuk berupa kebijakan dalam menjawab dapat digunakan, pertanyaan yaitu penelitian yang “bagaimana” dan pengetahuan, “mengapa”.Pertanyaan-pertanyaan tersebut keterampilan hingga sikap yang sesuai pada dasarnya lebih bersifat eksplanatoris dengan koridor CSR (potential). Setelah dan CSR tersebut berhasil diintegrasikan ke strategi-strategi studi kasus. dalam pemberian ke Penelitian ini bermaksud untuk ke penggunaan Metode penarikan sampel yang implementasi akan berlanjut. Semua pihak digunakan pada penelitian ini adalah yang berada di dalam naungan perusahaan purposive sampling yaitu penarikan sampel akan maka mengarah proses tersebut perusahaan, lebih menjalankan kebijakan- 114 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 berdasarkan pertimbangan dimana sampel mendalam (depth interview) dan observasi yang dipilih didasarkan pada kriteria- dengan atau terhadap subjek penelitian kriteria tertentu.Sampel yang dipilih yaitu yang terpilih. karyawan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Penelitian ini sendiri menggunakan dan stakeholder eksternal (binaan, supplier, jenis masyarakat, dan konsumen). terstandar wawancara yang dengan pedoman terbuka karena Di dalam keperluan penelitian studi memudahkan peneliti dalam melihat isu- kasus, data atau bukti bisa berasal dari isu yang diliput secara runtut.Sehingga enam sumber, yaitu: dokumen, arsip, peneliti dapat terbantu menyalurkan ide-ide wawancara, dengan pengamatan langsung, mempersiapkan pertanyaan observasi partisipan dan perangkat fisik wawancara (Yin, 2000). rinci.Untuk Selain itu, penelitian ini menggunakan penelitian ini menggunakan face validity metode pengumpul data berupa wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang akan 115 terlebih mengukur dahulu secara validitasnya, KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Pola atau tema tersebut tampil diajukan kepada subyek terlebih dahulu dipelajari oleh ahli CSR seolah internal secara perusahaan. Kepala Divisi PKBL PT informasi Semen penemuan”pola” Gresik melakukan (Persero) Tbk. pengabsahan telah terhadap yang tumpukan tersedia. Tahap disebut sebagai ini pola yang telah ditemukan tersebut diklasifikasikan (seeing as) dan diberi label, definisi atau deskripsi Sedangkan melalui konsep Six-P(6digunakan, dalam Selanjutnya seeing. pertanyaan-pertanyaan tersebut. P)yang acak peneliti (Boyatzis dalam Poerwandari, 2001). akan menggunakan tiga elemen pertamadan di tiap-tiap elemen tersebut terdapat beberapa HASIL indikator, yaitu: memiliki indikator berupa: informasi, indikator- Bagian ini akan membahas data- keefektifan data yang diperoleh dari penelitian yang pengimplementasian kemudian akan membahastentangkinerja informasi, danbenefit dari informasi PT Semen Gresik (Persero) Tbk dari aspek tersebut. perception, potential dan practice. Kinerja 2. Potential, memiliki indikator-indikator pengetahuan perusahaan ini hanya diukur dari sisi terhadap internalnya saja (apabila mengacu dari stimulus, skill terhadap stimulus, dan perspektif sikap. melihat 3. Practice, memiliki indikator-indikator tindakannya kemudian analisis hal faktor utama peneliti internal dimana ini suatu dengan lebih mudah bagi organisasi untuk menjalankan program Penelitian ini menggunakan analisis dasar bahwa karena iklim CSR di dalam internalnya. Yang terhadap perusahaan. sebagai 6-P) perusahaan perlu dan harus membentuk pemahaman, skill, dan sikap serta pengaruh teori merupakan berupa: implementasi dari kelanjutan tematik DAN PEMBAHASAN 1. Perception, berupa: PENELITIAN CSR ke luar perusahaan (eksternal). data Sebelumnya peneliti menginfokan penelitian. Analisis tematik merupakan deskripsi dari subjek penelitian. PT Semen proses mengode informasi yang dapat Gresik menghasilkan daftar tema, model tema atau (Persero) Tbk. merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara indikator yang kompleks, kualifikasi yang (BUMN) yang membangun pabrik semen biasanya terkait dengan tema itu atau hal- di Gresik, Jawa Timur dan didirikan tahun hal di antara/gabungan dari yang telah 1953 sebagai perusahaan negara dengan disebutkan (Poerwandari, 2001). 116 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 nama NV Pabrik Semen Gresik dan mulai PT Semen Gresik (Persero) Tbk. beroperasi setelah diresmikan pada tanggal selalu menjalankan etika bisnis di dalam 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama, setiap sektor profesionalitas.Dari sinipun, Ir. Soekarno, dengan kapasitas terpasang PT 250.000 ton semen per tahun. Dalam melakukan perkembangannya, pada tahun 1969 status sehat.Merekapun juga sudah menerapkan pabrik sebagai Good Corporate Governance (GCG) di perseroan dan diikuti pergantian nama dalam setiap aktivitasnya.Jadi siapapun menjadi PT Semen Gresik (Perseroan). memiliki kemudahan akses untuk melihat Seiring dengan semakin berkembangnya kinerja PT Semen Gresik (Persero) Tbk. semen ini berganti Semen Gresik (Persero) persaingan bisnis Tbk. dengan usahanya dan bertambahnya produksinya, Yang menarik dan merupakan inti pada tanggal 8 Juli 1991, PT Semen Gresik utama dalam pelaksanaan CSR di internal mencatatkan dirinya di Bursa Efek Jakarta perusahaan adalah semua karyawan PT dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Semen Gresik, Tbk. berkewajiban untuk Bursa Efek Indonesia) serta merupakan bertindak dan berpedoman secara berCSR. BUMN pertama yang go public dengan Karyawan PT Semen Gresik, Tbk. harus menjual 40 juta lembar saham kepada melakukan setidaknya Individual Social masyarakat. Komposisi pemegang saham Responsibility (ISR). Misalkan karyawan pada saat itu adalah: Pemerintah RI 73% baru, mereka dianjurkan untuk tidak dan masyarakat 27%. bergaya hidup mewah dengan gaji dan fasilitas yang mereka peroleh. Selain itu, PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan komitmen tinggi kewajibannya Direktur untuk terhadap Utama PT bagi yang memiliki karyawan yang melintasi jalan melakukan pedesaan menuju pabrik diperintahkan stakeholder. untuk tidak kebut-kebutan.Itulah salah satu Semen contoh bentuk komitmen karyawan PT Gresik Semen Gresik, Tbk terhadap ISR. (Persero) Tbk., sendiri meyakini bahwa Namun sikap karyawan seperti aktivitas Program Kemitraan dan Bina Tanggung yang diinginkan tersebut tidak serta merta Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau mudah untuk dilakukan. Perlu adanya Corporate Social Responsibility (CSR) komitmen dan program riil dari perusahaan untuk mewujudkan hubungan yang serasi, untuk dapat mengubah sikap karyawannya seimbang dan sesuai dengan lingkungan, tersebut. Berikut bentuk komitmen yang nilai, norma, dan budaya masyarakat sudah setempat (Laporan Tahunan 2009). perception, potential dan process. Lingkungan (PKBL) serta 117 dijalankan melalui analisis KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Analisis Short Term Elements Terbatas No 40 pasal 74 tahun 2008 Perception tentang kewajiban pelaksanaan Tanggung Di dalam suatu operasionalisasi Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Dengan perusahaan, tak bisa lepas dari adanya adanya perubahan peraturan-peraturan tuntutan faktor eksternal.Adanya tuntutan tersebut, tentu menimbulkan gejolak di dari komunitas sekitar, peraturan-peraturan dalam internal PT Semen Gresik (Persero) baru, permasalahan lingkungan hingga Tbk. persaingan usaha memunculkan gejolak di Nada-nada negatif terdengar di dalam perusahaan.Ini merupakan suatu hal kalangan internal karyawan PT Semen yang lazim seiring semakin majunya Gresik (Persero) Tbk. mengingat bahwa peradaban kedewasaan pelaksanaan kewajiban-kewajiban di atas stakeholder yang tumbuh subur hingga membutuhkan dana yang besar, sedangkan kini. mereka tentu saja menginginkan dana dan juga Namun hendaknya semua itu perlu sebesar itu hendaknya dibagi-bagikan disikapi dengan kedewasaan. Perubahan kepada mereka daripada dihibahkan begitu yang akan saja untuk masyarakat luar perusahaan. menjadikan perusahaan tersebut mampu Selain itu ada juga sumbangan yang tidak untuk beradaptasi. Di sinilah nilai yang jelas dan begitu besar yang diberikan ditekankan agar perusahaan mampu untuk kepada binaan namun tidak tahu harus berjalan diapakan dana sebesar itu. Perusahaan ini ditanggapi maju secara benar dengan segala juga masih belum memiliki pemahaman keeksistensinya. paradigma tentang CSR Stimulus itu sendiri dapat berupa peraturan-peraturan yang yang benar, sehingga seringkali dana CSR yang besar dikeluarkan pemerintah. Ini juga yang telah dialami dikelola oleh PT Semen Gresik (Persero) Tbk. pendirian dimana mereka dihadapkan dengan SK Pemda, KepmenBUMN No V MPU tahun 2007 perception tentang alokasi dana Program Kemitraan adanya stimulus dari luar menerobos dan Bina Lingkungan (PKBL) dari laba kekuasaan internal. bersih setelah pajak dan UU Perseroan 118 secara gapura, dan tidak tepat pembiayaan sebagainya). yang (misal: tamu Di sinilah dimunculkan setelah KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Melihat adanya reaksi seperti itu, kesantunan di dalam bermasyarakat.Selain PT Semen Gresik (Persero) Tbk. segera itu, PT Semen Gresik (Persero) Tbk. memberikan porsi khusus berharap CSR.Sejalan dengan komitmen terhadap pelatihan tersebut dapat untuk mengubah paradigma karyawan-karyawan berubah, karyawan PT Semen Gresik baru sehingga mampu bersikap etis ke (Persero) Tbk. diberikan pelatihan tentang depannya CSR secara berkala. Mulai dari jajaran istiadat serta tidak memunculkan sinisme direksi dari masyarakat sekitar yang memiliki taraf hingga karyawan baru tanpa terkecuali sehingga diharapkan memiliki dengan menghormati adat- hidup yang rendah. pemahaman CSR secara benar dan tepat. Awal Pemberian pelatihan terkait CSR pelatihan muasalnya tersebut karena diadakannya perusahaan kepada para karyawan itu, lambat laun melihat bahwa keefektifan pengelolaan mengubah paradigma mereka. Pemberian lingkungan dan sosial tidak terlihat karena pelatihan tersebut lebih ditekankan kepada selama ini pelaksanaannya hanya sebatas karyawan baru, dimana mereka ditekankan mengikuti untuk memiliki etika di dalam bertindak peraturan tersebut, perusahaan semakin selama di area PT Semen Gresik (Persero) memahami konsep CSR dengan mendalam Tbk. Pelatihan yang diberikan selama masa seiring bergesernya paradigma karyawan di orientasi karyawan baru tersebut sebagai dalam lingkup perusahaan tersebut. Inilah pelengkap terhadap yang kemudian apabila dikembangkan operasional perusahaan. Melalui pelatihan dengan baik akan dapat menjadi suatu tersebut, investasi sosial (social investment) bagi pelatihan-pelatihan karyawan baru memiliki perusahaan. kecakapan dalam bekerja serta memiliki 119 aturan.Pasca kemunculan KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 minimum sertifikasi CDO (Community Potential Seiring semakin sadarnya PT Development Officer) yang diperolehnya Semen Gresik (Persero) Tbk. terhadap lewat adanya diselenggarakan organisasi-organisasi CSR kewajiban prosedur CSR, untuk menjalankan perusahaan kemudian pelatihan-pelatihan yang baik nasional maupun internasional. dengan lekas menemukan paradigma yang Inilah yang dapat dikatakan sebagai tepat untuk ‘rel’ perusahaan ke depan. potential, dimana perubahan paradigma Pemberian perusahaan pelatihan-pelatihan tersebut yang diakibatkan adanya menjadikan adanya perubahan paradigma perubahaan pandangan karyawan terhadap perusahaan yang termaktub di dalam visi CSR. dan misi perusahaan.Selain itu, untuk bertambahnya pengetahuan (knowledge), karyawan-karyawan yang berkecimpung di kemampuan (skill), dan sikap (attitude) dalam bagian CSR PT Semen Gresik karyawan (Persero) Tbk. harus sudah mengantongi menjadikan PT Semen Gresik (Persero) 120 Selain itu terhadap juga semakin paradigma CSR KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Tbk. telah siap untuk menjalankan kaidah Ketika PT Semen Gresik (Persero) CSR sesuai alurnya. Tbk. menjalankan program pemberian Practice pelatihan kepada guru-guru TPQ misalnya, Setelah memiliki dasar perusahaan juga melibatkan karyawan dari pengetahuan dan skill yang mumpuni, bagian HRD untuk mendampingi dan proses pelaksanaan CSR dapat terlaksana mengisi kegiatan tersebut. Selain itu, secara efektif dan tepat sasaran. Mulai di bagian internal perusahaan, dimana para karyawan diharuskan melakukan penelitian terkait mulai menghargai kearifan lokal, seperti bahan bakar terbarukan hingga potensi tidak lingkungan kebut-kebutan di jalan menuju juga Research&Development sekitar terhadap kegiatan hingga akhirnya pabrik, tidak menunjukkan gaya hidup produksi mewah di masyarakat sekitar, mematuhi memberanikan diri menerapkan konsep lalu lintas, dan sebagainya. CDM (Clean Development Mechanism). perusahaan Sejalan dengan perilaku tersebut, perusahaan secara reguler juga KESIMPULAN DAN SARAN memberikan bantuan tidak hanya berupa KESIMPULAN dana, namun juga pengetahuan. Di sinilah Tuntutan menjalankan tanggung jawab tahap sosial adalah bukan barang baru bagi berikut (pelaksanaan CSR eksternal)akan berjalan dengan sendirinya perusahaan laiknya aliran sungai. Hal ini terjadi karena keberadaannya, mereka sudah dititahkan paradigma CSR telah menjadi integritas oleh negara untuk membantu mengurangi pada diri karyawan PT Semen Gresik permasalahan sosial dan ekonomi di (Persero) Tbk. Tahap ini yang disebutkan negara ini.PT Semen Gresik (Persero) Tbk. sebagai kapabilitas tak terkecuali.Proses pelaksanaan CSR karyawan ternyata tidak terbatas pada yang diawali dengan hanya memberikan karyawan yang berkecimpung di ranah bantuan dana (hibah), membantu unit CSR usaha hingga sekarang ini menjadi bagian practice.Mengingat perusahaan. PT Semen Gresik BUMN.Karena dari awal (Persero) Tbk. pun tidak begitu saja yang membebankan semua pelaksanaan CSR (integrated). Penciptaan positive emotional kepada tersebut. relation mungkin berkesinambungan karyawan-karyawan Perusahaan sebisa tak terpisahkan dengan perusahaan komunitas secara mengarahkan melibatkanseluruh karyawan di dalam perusahaan untuk dapat melanggengkan proyek-proyek CSR. operasionalnya. 121 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 mengedepankan Dilihat dari variabel perception, dapat disimpulkan bahwa karyawan semakin pemahaman melalui kepada suatu proses berkembangnya pengetahuan CSR yang pembelajaran (perception, potential dan dibarengi dengan gencarnya pelatihan yang practice) terhadap suatu konsep CSR yang akhirnya suatu selanjutnya memfokuskan pada Triple strategi Bottom Line (profit, planet, dan people). manajemen untuk dapat melanggengkan Dengan pemahaman yang tepat terhadap perusahaan.Sehingga CSR pentingnya CSR membuat perusahaan sudah dianggap sebagai bentuk investasi mampu untuk berdedikasi menjalankannya. bermuara penasbihan menjadi CSR sebagai dewasa ini variabel Bahkan PT Semen Gresik (Persero) potential, dapat dikomparasikan dimana Tbk. berhasil melahirkan suatu individual sebelum adanya pemahaman tentang CSR social (melalui karyawan dan juga melakukan investasi perusahaan.Sedangkan untuk pelatihan), tak seorangpun responsibility pada sosial kompetensi tentang CSR.Namun saat ini, mengartikan ISR sebagai suatu kesadaran karyawan baru sudah dibekali pemahaman dari individu untuk selalu bertanggung tentang CSR dan untuk karyawan CSRnya jawab terhadap setiap tindakannya yang diharuskan bersertifikasi CDO (Community berdampak terhadap komunitas di luar lingkaran variabel Officer).Untuk efektif.Tiwari diri karyawan memiliki pemahaman bahkan Development yang (ISR) (2008) dirinya sendiri practice, PT Semen Gresik (Persero) Tbk. (http://www.isrworld.org/2008_06_01_arc sudah menggandeng dan melibatkan para hive.html).Ini memiliki kesamaan dengan stakeholder ke dalam area khusus CSR halnya ibadah yang merupakan bagian dari dimana sebagian diikutkan ke dalam manusia itu sendiri. pengembangan CSR bagi Di eksternal perusahaan. Jadi disimpulkan Semen dalam suatu komunitas (lingkungan) apabila individu di dalamnya dari penelitian bahwa Gresik ini dapat keberhasilan (Persero) Tbk. telah bertindak dan berkomitmen untuk PT menjalankan untuk kegiatan-kegiatan yang bersumber dari CSR, maka secara otomatis berkembang secara berkelanjutan tidak membentuk dapat dipungkiri karena adanya kesadaran tersebut akan bervisi CSR pula. Poin (awareness) untuk tersebutlah yang memudahkan organisasi memasukan aspek CSR sebagai bagian dari tersebut untuk menjalankan komitmen operasionalisasi perusahaan. Dimulai dari CSR baik bagi perusahaan, masyarakat dan internal lingkungan. dari perusahaan perusahaan dengan 122 komunitas (lingkungan) KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 SARAN DAFTAR PUSTAKA Mengingat konsep ini baru dan tidak begitu penelitian banyak ini, jadi referensi perlu Albarracin, D., Johnson, B., dan Zanna, M. untuk (2005).The Handook of Attitude. New dilakukan Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, pemahaman lebih mendalam lagi. Selain Inc., Pulishers itu, karena perusahaan yang dijadikan Aras, G. dan Crowther, D. (2009).The obyek penelitian merupakan perusahaan Durable Corporation: Strategies for BUMN Sustainable Development. Farnham: yang sedari dulu sudah menjalankan dasar-dasar CSR meskipun Gower Publishing Limited sederhana, sehingga perlu untuk dilakukan Arianto, E. (2008). Keuntungan Ekonomi penelitian lagi dengan obyek penelitian vs perusahaan perusahaan Perusahaan.http://strategika.wordpress. tersebut com/2008/01/10/keuntungan-ekonomi- swasta atau multinasional.Penelitian Tanggungjawab Sosial diharapkan dapat menggambarkan kondisi vs-tanggungjawab-sosial-perusahaan/ kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di Arvidsson, S. (2011). Disclosure of Non- Indonesia. financial Information in the Annual Penelitian selanjutnya juga perlu mempertimbangkan aspek Report: stakeholder akademisi, sehingga Management-team Perspective. Journal of Intellectual lainnya yang belum terekspos, seperti LSM, A Capital.12 (2). 1-23 hingga kompetitor Beugre, C., Acar, W. dan Braun, W. diharapkan dapat (2006). Transformational Leadership in menggambarkan kondisi perusahaan secara Organizations: holistik.Penambahan indikator dan variabel induced Model. International Journal lainnya juga dapat semakin memperkaya of Manpowe.27 (1). 52-62 khasanah keilmuwan Indikator seperti Corporate An Environment- tentang CSR. Blackburn, W. (2007).The Sustainability pelaksanaan Good Handbook: The Complete Managmenet dan Guide to Achieving Social, Economic, Governance (GCG) kepemimpinan bisa dijadikan pilihan untuk and penelitian ke depan. London: Earthscan Boone, Environmental L. dan Responsibility. Kurtz, D. (2006).Contemporary Business: 11th edition. New Jersey: Wiley 123 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Brady, A. (2005). The Sustainability Effect: Rethinking Hussen, A., (2004). Principles of Environmental Economics.New York: Corporate Reputation in the 21st Century. New Routledge York: Palgrave Macmillan Kotler, Breckler, S.J. (1984). Empirical Validation P., Management: (2000). Marketing Analysis, Planning, (9th of Affect, Behavior and Cognition as Implementation, Distinct Edition). New Jersey: Prentice Hall Component of Control International Attitude.Journal of Personality and Ludescher, J. danMahsud, R., (2010). Social Psychology Carleton, K. (2009). FramingSustainable Performance and With The Opening Pandora’s Box: Corporate Six-P. Social Performance Improvement. 48 (8), 37- Responsibility Exposed.The Independent Review. 15 (1), 123-131 44 Malar, S. (2008).The “ethics” of Being Case, K dan Fair, R. (2007).Principles of Economics: Eighth Edition. Profit Focused.Social Responsibility New Journal.4 (1/2), 136-142 Jersey: Prentice Hall Djohanputro, B. (2008). Mar’at. (1991). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya.Jakarta: Ghalia Manajemen Keuangan Korporat. Jakarta: PT Mitra Indonesia Marker, A., Johnsen, A., dan Caswell, C. Kesjaya Drucker, P. (1992). The New Society of (2009). A Planning And Evaluation Organizations.Harvard Business Review Six-Pack For Sustainable Elkington, J. (1997). Cannibals with Organizations: The Six-P Framework. st Performance Improvement, 48 (8), 27- Forks: The Triple Bottom Line of 21 Century Business. Oxford: Capstone 34. Mayfield, C., Taber, T. (2009).A Prosocial Faisal, M. (2010). Sustainable Supply Chain: A Study of Interaction among Self-Concept The Understanding Enablers. Business Process Management Journal.16 (3), 508-529 Citizenship Approach to Organizational Behavior.Journal of Managerial Psychology, 25 (7), 741- Friedman, A. dan Miles, S., (2006) 763 Stakeholders: Theory and Practice. Meliono, I. dkk. (2007). MPKT Modul 1. New York: Oxford University Press Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI Inc 124 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Nasution, S. (1982).Metode Research. Bruxelles: Bandung: Jemmars Influence Isomorphism on Responsibility of Social Reporting and (2009). Human Resources Management. 205-212 Solomon, M. (2004).Consumer Behavior: (2001).Prespectives Buying, Having and Creating and Sustaining The High Sukada, S., Wibowo, P., Ginano, K., Jalal, Service Quality, 11 (1), 10-21 (2001). Kadir, I., dan Rahman, T. (2006).CSR Pendekatan for Better Life: Indonesian Context Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Membumikan Lembaga Manusia.Jakarta: Being. New Jersey: Pearson Prentice Hall Performance Organization. Managing K. Social Business Intelligence Journal.2 (1), Responsibility Owen, K., Mundy, R., Guild, W.,dan Poerwandari, Corporate Responsibility: The Key Role of Journal, 7 (1), 118-135 R., de Sharma, S., Sharma, J., dan Devi, A. Coercive Corporate Reputation.Social Guild, Libre Bruxelles Othman, S., Darus, F. dan Arshad, R., (2011).The Universite Memahami Bisnis Konsep Berkelanjutan & Praktik Pengembangan Sarana Pengukuran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Jakarta: Yayasan Indonesia Business Psikologi Universitas Indonesia Link Robbins, S., (2003).Perilaku Organisasi (Jilid I). Jakarta: PT Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi INDEKS Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 2003 Kelompok Gramedia Yin, R. (2000).Studi Kasus: Desain dan Robbins, S., (2007).Perilaku Organisasi Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Persada Rogers, P. dan Blenko, M. (2006).The High-Performance Zakhem, A., Palmer, D. dan Stoll, M. Organization: (2008).Stakeholder Theory: Essential Making Good Decisions and Making Readings in Ethical Leadership and Them Happen. Handbook of Business Management. New York: Prometheus Strategy, 133-141 Books Roome, Nigel, Robert-Paul Doove, Marcel Postema. (2006).An Corporate Social Anatomy of Responsibility: Causal Factors in CSR as A Social Movement and Business Practice. 125 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 2. dan derajat kebebasan (df = n – 2) yang Uji Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan diatas, besarnya tergantung dari jumlah sampel (n). maka penulis melakukan pengujian hipotesa Taraf nyata yang penulis gunakan sebesar dengan cara membandingkan nilai t tabel 0,05% (5%). Rumus dengan t hitung. Nilai t tabel ditentukan berdasarkan signifikan (a) yang digunakan thitung = alah sebagai berikut : Dimana : thitung = Nilai t hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel rxy = Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) n = Jumlah sampel (Responden) Diketahui : n = 70 rxy = 0,722 thitung = = = = = 8,486 Mencari ttabel (satu sisi) ttabel = (α : n-2) = (0,05 : 70– 2) = (0,05 : 68) = 1,995 Kriteria keputusan : t hitung > ttabel (α=5%, df = n-2), maka HO ditolak dan Ha diterima 185 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 t hitung < ttabel (α=5%,df = n-2), maka HO ditolak dan Ha ditolak Dengan demikian, karena t hitung lebih besar dari pada ttabel (8,486 > 1,995), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Kepemimpinan (X) berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Daerah penolakan ho 1,995 0 g 8,486 daerah penerimaan Ha Gambar 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis 3. Pembahasan Kepemimpinan sebagai cara dari seorang pemimpin dalam baik kepada bawahannya. Kepercayaan mengarahkan,mendorong dan mengatur diri pada kepemimpinan juga menunjukan seluruh unsur unsur di dalam kelompok hasil yang baik, pengetahuan manajerial atau organisasinya untuk mencapai tujuan pemimpin juga menunjukan hasil yang organisasi baik sedangkan penilaian kinerja juga yang menghasilkan (Leader) pemimpin selalu memberikan contoh yang diinginkan kinerja sehingga pegawai yang menunjukan hasil yang baik. maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan Kinerja adalah hasil kerja secara Komunikasi pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota menunjukan pemimpin kepada hasil selalu Tangerang selatan yang karena control, seorang pegawai. Prestasi yang terdapat pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata mengkomunikasikan bawahannya melakukan baik kualitas, kuantitas yang dicapai oleh serta Keteladanan Kota Tangerang Selatan menunjukan hasil selalu yang yang yang Pariwisata Kota Tangerang Selatan juga hasil yang baik karena pegawai memiliki kemauan tinggi untuk bekerja. Kerjasama terdapat pada Kantor Kebudayaan dan menunjukan baik terdapat pada perusahaan juga menunjukan hasil yang baik. Ketaatan karena 186 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 pegawai terhadap perusahaan menunjukan 1. Kepemimpinan yang ada pada Kantor hasil yang baik. Disiplin pegawai juga Kebudayaan memberikan hasil yang baik. Kejujuran Tangerang selatan, memiliki pengaruh pegawai juga menunjukan hasil yang baik. yang baik dengan presentasi jawaban koefisien korelasi dan antara 0,722 atau 7,22% dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan,Sedangkan hasil koefisien determinasinya terhadap berpengaruh kinerja Pegawai diteliti. Setelah menjawab “Sangat Setuju” Sebesar 32.28 sebesar bahwa thitung > sedangkan ttabel Jawaban “Setuju” 3. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, pengaruh terhadap kinerja Kepemimpinan pegawai yang mempunyai pengaruh yang kuat dan uji positif dalam meningkatkan kinerja signifikasi dengan menggunakan “uji t”, diperoleh %(226), sebesar 60.57 %(424). 52,12% dilakukan pegawai yang dilakukan di pengaruh yang baik dengan presentasi 47,88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak sebesar Kota Tangerang selatan juga memiliki 0,5212atau 52,12%. Hal ini berarti bahwa Kepemimpinan “Setuju” Kantor Kebudayaan dan Pariwisata atau kuat terhadap kinerja pegawai di Kantor Kebudayaan jawaban 2. Kinerja artinya kepemimpinan berpengaruh positif Kota 59.57%(417) kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai sebesar Pariwisata “Sangat Setuju” sebesar 27.71%(194), Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dan pegawai Berdasarkan hasil pengolahan atau data yang bersifat kuantitatif dengan 8,486>1,995 berarti terdapat pengaruh menggunakan yang signifikan antara motivasi terhadap analisis statistik diperoleh koefisien korelasi (r) yaitu kinerja karyawan. sebesar = 0.722. Sedangkan kontribusi variabel x dan variabel y koefisien determinasi sebesar = 52,12% yang KESIMPULAN DAN SARAN menunjukan adanya kontribusi yang KESIMPULAN kuat Berdasarkan hasil penelitian dan antara variabel X dan Y. sedangkan sisanya sebesar = 47,88% pembahasan yang telah dilakukan tentang ditentukan oleh faktor lain yang belum pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja diteliti pada Kantor kebudayaan dan Pariwisata dan berdasarkan hasil uji Hipotesis didapat , nilai thitung > ttabel Kota Tangerang Selatan. Pada Bab akhir (8,486> 1,995) maka Ho ditolak dan Ha ini penulis dapat menarik kesimpulan, diterima. sebagai berikut: 187 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2002 .” Manajemen Sumber Daya Manusia”. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuh. Jakarta : Bumi Aksara.2009 Irham Fahmi, Manajemen Teori,Kasus dan Solusi,Alfabeta. Bandug,2010 Istijanto. “Riset Sumber Daya Manusia”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 Mangkunegara, A A.Anwar Prabu,2008, evaluasi kinerja SDM,Penerbit:PT. Refika Andriana,Bandung. Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia” Refik Aditama, Bandung, 2005. Mutiara, Pangabean, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 Nitisemito alex S. “Manajemen Personalia (Sumber Daya Manusia)”,Ghalia Indoesia,Jakarta,2002 Notoatmojo, Soekidjo, “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Prof.Dr. Wilson Bangun,SE,M.Si, 2002,Manajemen Sumber Daya Manusia,Penerbit :Eirlangga,Jakarta Rivai Vietzlan,Sagala Ella Jauvani,2010,Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Kedua,Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta. Robbins, Stephen P, “Perilaku Organisasi”, Edisi Kesatu, Indeks, Jakarta, 2006 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. 2009. Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Samsudin, Sadili, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung, 2006. Simamora Henry, 2006, “ Manajemen Sumber Daya Manusia” STIE, YKKPN Yogyakarta. Sondang, Siagian, “Manajemen Sumber Daya Manusia:, Bumi Aksara, Jakarta, 2006 SARAN Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pemimpin hendaknya menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik agar dapat dicontoh oleh para bawahannya serta pemimpin memiliki rasa percaya diri dalam setiap keputusan yang diambinya. 2. Pegawai hendaknya memiliki prestasi dalam bekerja dan pegawai selalu mematuhi setiap perintah pimpinan serta bekerja sama untuk memecahkan permasalahan yang muncul. 3. Pemimpin harus memberikan motivasi,arahan serta kesejahteraan yang lebih baik lagi kepada bawahannya agar kinerja pegawai dapat berjalan dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Cokrominoto. Membangun Kinerja Melalui Motivasi Kerja Karyawan. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta,2007 Danim, S, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Yogyakarta, 2004 Edwin.B.Flippo,2002,”Manajemen Sumber Daya Manusia”,Terjemahan Wahyud,Bandung,Penerbit Sulita. Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariat, Edisi I, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hamzah, “Teori Motivasi dan Pengukurannya”, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2006 188 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016 Sugiyono, “Manajemen Kepegawaian”, Alfian Press, 2002 ,“Metodologi Penelitian Bisnis”. Cetakan ketujuh,Alfabeta, Bandung ,2004 . “Statistik untuk Penelitian, Bandung”: Alfabeta,2005 Sumarlan Margono,Evaluasi Kinerja,Jakarta : Satuan Acara Perkuliahan Program Pasca Sarjana Magister Manajemen STIE Widya Jayakarta,2008. Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta,Bandung,2010 Tjiptono, F. dan Syakhroza, A. (1999). Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta: Lembaga Manajemen FE UI. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT Rajawali Pers,2013 Zubaidah, Ida, “Kepemimpinan Transformasional”, Departemen Pendidikan Kota Tangerang, Tangerang, 2009 189