Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

IPA MUDAH MELALUI MEDIA

GAMBAR DIAM VERSUS ANIMASI : VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : KARTIKA MANALU Dosen Mata Kuliah Biologi pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Abstract : The visualization is a process of changing a concept to become a picture to be broadcasted in a television. The visualization is one of the important instrument in dynamic process and abstract concept of biological study. The visualization is expression of idea in the form of picture, map, graphs, etc. Picture showed visual representation from the concrete and abstract object. While the animation showed a frame order so every frame looked as a changed from before the frame. The animation can illustrate transfer phases from one process so the animation can help the students to understand the complex and dynamic of biological process. This writing discussed about the picture and the animation as the visualization in biological study. Key words: Picture, Animation, Visualization, Biological study. PENDAHULUAN Biologi merupakan subyek visual yang sering mengandung urutan proses dinamis yang kompleks dan konsep-konsep abstrak sehingga visualisasi merupakan alat yang berharga untuk belajar proses dinamis dan konsep abstrak dalam biologi (Mc.Clean et al., 2005; O’Day, 2007). Alat visualisasi yang sering digunakan adalah gambar diam dan animasi (Mc.Clean et al, 2005, O’Day, 2007; Lin, et al., 2006). Gambar menunjukkan representasi visual dari objek-objek yang konkrit maupun abstrak. Gambar dapat terdiri dari ilustrasi, diagram, charta, tabel, peta dan grafik (Gilepsie, 1993). Morrison dan Tversky (2001) menyatakan bahwa gambar dapat menyampaikan informasi dari konsep yang rumit dengan memperlihatkan komponenkomponen dari sistem konsep yang saling berhubungan satu sama lain. Seluruh komponen dalam sistem konsep dapat diperlihatkan secara bersama-sama, memberikan suatu gambaran dari keseluruhan struktur dan setiap kemungkinan hubungan yang ada. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR SU Sementara animasi dapat memperlihatkan urutan dari beberapa frame sehingga setiap frame terlihat sebagai suatu perubahan dari frame sebelumnya dan urutan frame dapat ditentukan baik oleh perancang atau pengguna (Betrancourt dan Tversky, 2000). Park dan Gittleman (Jolly, 2003) mendefinisikan animasi sebagai urutan dari gambar yang berubah setiap waktu. Animasi dianggap memiliki keuntungan melebihi gambar diam dalam hal menunjukkan perubahan. Animasi menggunakan perubahan gambar untuk menunjukkan perubahan dalam proses. Oleh karena itu, animasi dapat menjadi cara yang paling sesuai untuk menyampaikan informasi tentang gerakan ataupun perubahan (Morrison dan Tversky, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan manfaat animasi dalam pembelajaran biologi (Thatcher, 2000; McClean et al, 2005; O’Day, 2007; Stith, 2004 ). Animasi dianggap lebih efektif daripada gambar ketika menyajikan konsep atau informasi yang sulit dibayangkan oleh pembelajar (O’Day, 2007; Stith, 2004). Namun kenyataan tidak selamanya demikian. Kontras dengan hal tersebut, Tunuguntla (2008) justru melaporkan bahwa penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan animasi tidak berbeda secara signifikan dengan gambar diam. Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Jolly (2003), Griffeth et al. (2005) dan Kaye et al. (2007). GAMBAR DIAM Gambar dapat mempermudah pemahaman, belajar, mengingat dan menarik kesimpulan dari informasi yang disajikan (Morrison dan Tversky, 2001). Gambar sering ditampilkan untuk mendukung penjelasan dalam teks pelajaran biologi. Levin (Jolly, 2003) mengidentifikasi lima fungsi gambar dalam teks yakni (1) dekorasi, tujuan dari pemberian gambar dekoratif dengan teks untuk membuat bahan pembelajaran menarik bagi pembaca, disini gambar tidak atau sedikit memiliki relevansi dengan penjelasan teks, (2) representasi, ketika suatu gambar digunakan untuk mengilustrasikan pemikiran-pemikiran baru dan digunakan untuk menampilkan orang, alat, benda dan peristiwa maka gambar diklasifikasikan sebagai representasi, (3) organisasi, gambar menjelaskan ciri-ciri dari suatu objek, gambar memberikan suatu kerangka berpikir dari teks. Gambar memberikan lebih banyak informasi daripada kata-kata yang berhubungan dengan gambar, (4) intepretasi, gambar membantu dalam menyampaikan informasi itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR SV abstrak. Gambar menambah pemahaman terhadap materi-materi yang abstrak atau sulit, (5) transformasi, gambar memberikan pembelajar alat bantu menghafal dan membantu mengingat suatu pemikiran abstrak. Gambar digunakan untuk menarik perhatian pembelajar dan meningkatkan pencapaian mereka terhadap tujuan pembelajaran. Gambar merupakan cara yang baik untuk komunikasi visual dan dapat menyampaikan penjelasan dalam teks secara efektif. Gambar dapat mengilustrasikan konsep-konsep abstrak, mengorganisasikan sejumlah informasi yang rumit, mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, membantu mengingat informasi dan mempercepat proses berpikir dan memecahkan masalah (Jolly, 2003). ANIMASI Animasi dapat membantu siswa memvisualisasikan suatu proses yang tidak dengan mudah dibayangkan, khususnya untuk proses-proses yang sesungguhnya tidak visual (Betrancourt, 2002). Animasi dapat mengilustrasikan tahap-tahap perpindahan dari suatu proses (Mc.Clean et al., 2005). Animasi dapat membantu pembelajar memahami proses kompleks dan dinamis karena animasi dapat menggantikan konsep abstrak menjadi konkrit (McClean et al., 2005; Lin et al, 2006; O’Day, 2007; O’Day 2008; Good, 2004). Animasi memberikan suatu cara efektif untuk menghubungkan istilah dengan komponen, struktur atau proses (O’Day, 2008). Oleh karena itu, animasi dapat menghindarkan resiko pembelajar membuat pemahaman yang salah atau miskonsepsi (Lin et al., 2006).). Beberapa penelitian menunjukkan manfaat animasi dalam pembelajaran. Thatcher (2000) melaporkan bahwa animasi dapat meningkatkan pemahaman dan membangkitkan minat dalam pembelajaran replikasi DNA. Animasi memiliki potensi untuk membuat pembelajar mudah memahami konsep-konsep sains yang rumit dan animasi membantu untuk mendapatkan perhatian pembelajar dengan memberikan presentasi simulasi secara visual. Mc.Clean et al (2005) melaporkan bahwa mahasiswa yang menjalani perkuliahan yang menggunakan animasi memiliki retensi terhadap materi biologi molekuler lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak menjalani perkuliahan tanpa animasi. Selanjutnya O’Day (2007) mengungkapkan bahwa animasi memberikan retensi ingatan jangka panjang yang lebih baik daripada gambar diam pada itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR SW mata kuliah biologi sel. Stith (2004) menyatakan proses-proses tertentu dalam materi biologi sel lebih mudah disajikan melalui animasi daripada dengan gambar diam. Beberapa hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa pembelajar menganggap animasi membantu pembelajar memahami materi pelajaran, mempertahankan minat selama proses pembelajaran (Atan et al., 2008; Singh et al., 2009 dan O’Day, 2007). Atan et al. (2008) melaporkan bahwa pembelajar menganggap animasi dapat meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu dan pemahaman. Singh et al. (2009) mengungkapkan bahwa menurut pembelajar animasi dapat mempertahankan minat selama proses belajar, membantu memvisualisasikan konsep dan lebih mudah untuk mengingat fakta-fakta sementara O’Day (2007) mengemukakan bahwa pembelajar menganggap animasi memudahkan mereka memahami proses dinamis yang kompleks. VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa alat visualisasi yang digunakan apakah gambar diam atau animasi memiliki kontribusi dalam pembelajaran biologi. Penyimpanan ingatan terhadap informasi yang disajikan akan lebih lama dengan adanya alat visualisasi. Hal ini berdasarkan teori pengkodean dua arah (dual coding theory) yang dikemukakan Paivio (Rieber, 1991). Teori pengkodean dua arah mengungkapkan bahwa ingatan jangka panjang mengandung dua mekanisme pengkodean yang terpisah tetapi saling tergantung satu lama lain yakni verbal dan visual. Dua kode akan lebih baik daripada satu kode. Informasi secara verbal akan lebih baik apabila diiringi dengan tampilan visual (gambar diam dan animasi). Ketika informasi diterima secara verbal dan visual, kemungkinan untuk mendapatkannya kembali meningkat karena apabila salah satu sumber ingatan hilang yang lainnya akan tetap tersedia (Rieber, 1991). DAFTAR PUSTAKA Atan, K. A. M., Suncheleev, R., Shitan, M., Shafie, M. 2008. Animated introductory calculus: development and perception. US-China Education Review, 5(3): 115. Fisk, G. 2008. Using animation in forensic pathology and science education : a feature. Lab Medicine, 39: 10. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR SX Good, D. J. 2004. The use flash animation within a webct environment, enhancing comprehension of experimental procedures in biotechnology laboratory. International Journal of Instructional Media, 31(4): 355. Griffeth, S., Gregor, K., Wheat, T., Byrd, J. 2005. Immediate cognitive effects of computer-generated animations versus realia upon undergraduate enrolled in an agriculture power technology class. National AAE Research Conference. Jolly, S. 2003. Studying the effectiveness of animations and graphics with text on fourth, fifth and sixth graders. A thesis. University of Nebraska, Nebraska. Kaye, A. D., Small, J. E., Butcher, K. R., Chi, M. T. H. 2007. Using animated and static graphics to scaffold science text comprehension (pslc interproject). (http. //www.learnlab.org, diakses tanggal 21 Mei 2010). Koroghlanian, D., Klein, J.D. 2004. The effect of audio and animation in multimedia instruction. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia, 13:23-46. Lin, H., Chen, T., Dywer, F.M. 2006. Effects of static visuals and computer generated animations in facilitating immediate and delayed achievement in efl classroom. Foreign Language Annals, 39(2). Lowe, R. 2004. Animation and learning: value for money? Proceedings of 21 st ASCILITE Conference, 558-561. McClean, P., Johnson C., Rogers R., Daniels L., Reber, J., Slator, B. M., Terpstra, J., White, A. 2005. Molecular and cellular biology animations. Development and impact on student learning. Cell Biology Education, 4:169-179. Morrison, J. B., Tversky, B. 2001. The (In) Effectiveness of animation : short talks. CHI. Morrison J. B., Tversky, B., Betrancourt, M. 2000. Animation : does it facilitate learning ?. AAAI Technical Report SS-00-04. O’Day, D. H. 2006. A quick and easy method for making effective high-quality teaching animations. CBE-Life Science Education, 5:255-263. O’Day, D.H. 2007. The value of animations in biology teaching: a study of long term memory retention. CBE-Life Science Education, 6: 217-223. O’Day, D.H. 2008. Using animations to teach biology: past and future research on the attributes that underlie pedagogically sound animations. The American Biology Teacher, 70 (5). Rieber, L. P. 1991. Animation, incidental learning and continuing motivation. Journal of Educational Psychology, 83 (3): 318:328. Sanger, M. J., Brecheisen, D. M., Hynek , B. M. 2001. Can computer animations affect college biology student’s conceptions about diffusion & osmosis. American Biology Teacher, 63 (2). Singh, S., Sing, S., Gautam, S. 2009. Teaching styles and approaches: medical students perceptions of animation-based lectures as a pedagogical innovation. Pak J Physiology, 5(1). itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TO Slish, D.F. 2000. Creating computer animations of biological concepts. The American Biology Teacher, 62(2). Stith, J.B. 2004. Use animations in teaching cell biology. Cell Biology Education, 3:181-188. Thatcher, J. D. 2006. Computer animation and improved student comprehension of basic science concept. JAOA Original Contribution, 106 (1). Tunuguntla, R., Rodriguez, O., Ruiz, J. G., Qadri, S. S., Minttzer, M. J., Van Zuilen, M. H., Roos, B. A. 2008. Computer based animations and static graphics as medical student aids in learning home society safety assessment: a randomized controlled trial. Medical Teacher, 30 (8): 815-817. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M hhhK i·“ƒLc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TP
IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM) MUDAH MELALUI MULTIMEDIA Oleh : HUSNARIKA FEBRIANI Dosen Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Abstract Using multimedia can make the student understand about the IPA lessons which showed in their class easily.The multimedia can distribute the picture of IPA lessons better than using distribute abstract/theoretical. Study by using multimedia can make as intercession to involvement of the student in study. Key words : IPA, multimedia PENDAHULUAN Pada era informasi dewasa ini, teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya media komunikasi. Manfaat yang dapat kita rasakan di dunia pendidikan, yaitu ketersediaan media pembelajaran yang makin beragam yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mampu mewujudkan suatu media pembelajaran yang disebut multimedia yaitu bentuk komunikasi yang menggunakan kombinasi berbagai media berbeda yang berbasis komputer. Dengan penggabungan itu keinginan untuk menyampaikan sebuah pesan akan dapat tercapai. Konsep multimedia yang demikian akan membawa perubahan paradigma dalam kegiatan merancang media pembelajaran. Multimedia yang semula diartikan sebagai penggunaan ragam jenis media di kelas menjadi tidak lagi sesuai. Pembelajaran yang menggunakan ragam media seperti itu lebih cocok disebut pembelajaran dengan ragam media (media bervariasi). Konsep multimedia yang itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TQ demikian itu juga membawa konsekuensi bagi para guru untuk semakin akrab dengan multi program, peralatan, dan sumber yang diperlukan untuk merancang multimedia pembelajaran. Salah satunya dalam mata pelajaran IPA (IlmuPengetahuanAlam), banyak para siswa sering mengalami kesulitan pemahaman materi pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui media buku, slide power point, maupun media papan tulis. IPA merupakan materi pelajaran berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta tetapi juga merupakan suatu proses. Sebelum perkembangan aplikasi media pembelajaran yang canggih, buku merupakan salah satu media pembelajaran yang memegang peranan penting dalam informasi dan media belajar dalam pendidikan. Dalam sistem mengajar pun lebih menggunakan acuan buku panduan pelajaran, dan para siswa merasa bosan dan tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menurut penelitian yang dilakukanTeoh & Neo (2007 : 28) menyatakan bahwa, “The students’ perceptions on the use of multimedia and interactivity were very positive. Students agreed that learning with interactivity and multimedia was interesting and engaging; at the same time they found this method of learning useful and favourable.” yang dalam bahasa Indonesia berarti, pandangan siswa tentang penggunaan multimedia dan interaktivitas sangat positif. Siswa setuju bahwa pembelajaran dengan interaktivitas dan multimedia adalah menarik dan melibatkan siswa, pada saat yang sama siswa menemukan metode belajar yang berguna dan menguntungkan. Pembelajaran menggunakan multimedia sebagai perantara akan memperbanyak keterlibatan siswa dalam belajar. Multimedia sebagai perantara pembelajaran juga memberikan dampak positif lainnya yaitu dapat membantu pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajar siswa. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga dapat diputar secara berulang-ulang oleh penggunanya (user). Misal penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TR DEFINISI IPA (ILMU PENGETAHUAN ALAM) Ilmu alam atau Ilmu PengetahuanAlam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran IPA di kalangan SD khususnya merupakan paradigma yang menakutkan bahkan disisi lain menimbulkan ketakutan yang berlebihan, karena setiap orang yang berbeda dalam memandang pelajaran tersebut, khususnya pada IPA. Sebenarnya permasalahan yang timbul dalam pengajaran IPA yaitu tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep di luar praktikum dan observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak memahami di luar konsep yang sebetulnya, jadi guru haruslah kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran agar lebih adaptif, inovatif, dan menyenangkan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan minat dan perhatian siswa. Dengan membangkitkan minat siswa tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat dan meningkatkan hasil belajar siswa ialah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat dan menarik. Dalam proses kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dalam IPA banyak gejala yang dapat divisualisasikan.Visualisasi yang berkaitan dengan gerak disebut animasi, sedangkan yang tidak bergerak dinamakan visualisasi. Mengingat pentingnya pengertian suatu konsep dalam pembelajaran IPA, penggunaan media komputer animasi yang dapat menunjukkan gejala fisis perlu diutamakan tanpa mengabaikan proses lainnya. Oleh sebab itu, media pembelajaran berbasis multimedia yang ideal harus mampu berfungsi sebagai media presentasi informasi dalam bentuk teks, grafik, simulasi, dan animasi. DEFINISI MULTIMEDIA Multimedia adalah perpaduan beberapa media yaitu media audio (suara), media visual (gambar maupun tulisan), dan animasi. Sutopo (2003:8) memaparkan tentang komponen-komponen yang ada dalam multimedia bahwa, “multimedia terdiri dari itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TS beberapa objek, yaitu teks, grafik/image, animasi, audio, video, dan link interaktif”. Secara umum ada 2 jenis multimedia yaitu multimedia presentasi pembelajaran, dan software pembelajaran mandiri atau multimedia pembelajaran interaktif. Menurut Tay (dalam Sudarmadan Oka, 2008) ketika user/pengguna diijinkan mengontrol apa dan kapan elemen-elemen tersebut dikirimkan, multimedia itu disebut multimedia interaktif. Pengguna dapat melakukan perintah kepada media tersebut kemudian ada respon dari media, seolah-olah ada interaksi antara pengguna dengan media. Penggunaan multimedia membuat siswa mudah memahami materi yang ditampilkan dalam pembelajaran. Multimedia memberikan gambaran yang lebih baik daripada penggunaan penyampaian secara langsung/abstrak. Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam poses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali. Macam-macam multimedia adalah : • Media visual (grafik, diagram, chart, bagan, poster, karikatur, dan lain-lain). • Media audio/audial (radio, tape recorder, lab bahasa, Walkman, dan lainlain). • Projected still media atau media proyeksi (OHP, in focus, proyektor, dan lain-lain). • Projected motion media atau audio visual (TV, komputer, film, VCD). MANFAAT MULTIMEDIA PEMBELAJARAN Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Sedangkan keunggulan multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TT 2. Memperkecil benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain. 3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, berkembangnya bunga, dan lain-lain. 4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain. 5. Menyajikan suatu peristiwa yang sangat berbahaya, seperti meletusnya gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain. 6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. KESIMPULAN Multimedia merupakan suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, lunak, dan alat-alat lain yang semua ini dimaksudkan untuk menghasilkan penyajian audio visual guna mendukung proses informasi. Penggunaan multimedia ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan perhatian kepada siswa dan mengurangi ketidak pahaman siswa dalam memahami suatu konsep atau istilah yang terdapat dalam materi pelajaran IPA. Pembentukan aplikasi multimedia ini dapat dibuat dalam bentuk video, animasi, dan lain-lain, yang kesemuanya itu dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan oleh guru tersebut. DAFTAR PUSTAKA Atif S. Sadirman, dkk. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta :Rajawali Pers. Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja GrafindoPersada. Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Yogyakarta : Diva Press. Prawirohartono. 1998. Sains Biologi. Jakarta: BumiAksara Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: GrahaIlmu. Suwindra, I N. P, dkk. 2010. Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Volume 4 Nomor 3, Halaman 282-299. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TU Teoh, B. S. P. & Neo, T. K. 2007. “Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes And Learning Impact In An Animation Course”. The Turkish Online Journal of Educational Technology.Volume 6, Isue 4, Halaman.28-37. Wijaya, I K. W. B., I M. Kirna, dan I N. Suardana. 2012. Model Demonstrasi Interaktif Berbantuan Multimedia dan Hasil Belajar Siswa IPA Aspek Kimia Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45 Nomor 1, Halaman 88-98. itqm̀k?̀kLhqrx̀c u›“M?hhhK i·“ƒ Lc¡ ¡«ʻ¡‒ QOPR TV