Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MAKALAH ETIKA

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM AKHIR

MAKALAH ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DISUSUN OLEH : NAMA : INDIRA SAFITRI JURUSAN : S1 AKUNTANSI KELAS : KARYAWAN’2021’1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4 Latar Belakang ............................................................................................................. 4 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4 Tujuan Permasalahan.................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6 Konsep Etika, Moral, dan Akhlak ............................................................................... 6 Karakteristik Etika Islam ............................................................................................ 10 Hubungan tasawuf dan Akhlak .................................................................................. 11 Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyaratak ..................................................... 11 BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 14 Kesimpulan ................................................................................................................. 14 Saran ........................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Konsep Etika, Moral dan Akhlak Karakteristik Etika Islam (Akhlak) Hubungan Tasawuf dengan Akhlak Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak 2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak 3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak 4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat BAB II PEMBAHASAN Konsep Etika, Moral, dan Akhlak Etika Pengertian Etika Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral).Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme dan subyektivisme. Obyektivisme Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu. Subyektivisme Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan. Macam-Macam Etika Etika deskriptif Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika Normatif Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari. Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh. Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Moral Pengertian Moral Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Perbedaan Antara Etika dan Moral Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada. Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu: Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan. Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar. Akhlak Pengertian Akhlak Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama). Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Karakteristik Etika Islam (Akhlak) Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah). Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu. Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu seksual. Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan yang lain. Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan memahami fenomena alam. Apabila manusia dapat mengoptimalkan nafsu nathiqah untuk mengendalikan nafsu syahwaniyah dan nafsu ghodlobiyah, manusia akan dapat menjadi lebih unggul dan mulia. Pada akhirnya lahirlah manusia-manusia yang berakhlak al karimah. Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat yang berbicara tentang salat, puasa, haji, zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197). Hubungan Tasawuf dengan Akhlak Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Allah Swt. tetapi malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang Allah Swt. Pengetahuan Awam : Allah Swt. dengan perantaraan kalimat syahadat. Pengetahuan Ulama : Allah Swt. menurut logika akal. Pengetahuan Kaum Sufi : Allah Swt. dengan perantaraan hati sanubari. Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai dengan kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati yang mendasari perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan mensucikan hati. Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan penting karena satu sama lain saling mendukung. Metode penyucian hati (tashfiyat al-qalbi) dalam ilmu tasawuf : Ijtinabul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah Swt. Ada’ul Wajibat, ialah melaksanakan kewajiban-kewajiban Allah Swt. Ada’un Nafilat, ialah melaksanakan hal-hal yang disunahkan Allah Swt. Ar-Riyadloh, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam menjalankan seluruh ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman dan memiliki akhlak mulia. Istiqomah atau konsekuen dalam pendirian (QS. Al Ahqof : 13). Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah : 112). Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’ : 58). Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron : 160) Disiplin waktu dan produktif (QS. Al Ashr : 1-4). Melakukan sesuatu secara proporsional dan harmonis (QS. Al Araf : 31). Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam ke dalam tingkah laku sehari hari. Akhlak kepada Allah Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah karena apa yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya. Akhlak kepada diri sendiri sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh Allah, baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Ahlak kepada keluarga Memuliakan dan menghormati kedua orang tua Mendoakan kedua orang tua Bersikap baik kepada kedua orang tua Berkata lembut kepada kedua orang tua Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita sewaktu kecil Akhlah kepada sesama manusia Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong Suka memaafkan kesalahan orang lain Menepati janji yang telah dibuat BAB III PENUTUP Kesimpulan Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan. Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia. Saran Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam. DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/33554560/MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_ajukan_untuk_memenuhi_tugas_pendidikan_agama_islam https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-dalam-kehidupan/ http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-dalam.html Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo Diambil dari: https://books.google.co.id/books?id=2K-vp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama+islam+untuk+perguruan+tinggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendidikan%20agama%20islam%20untuk%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=false Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”. Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2(1): 15 diakses dari : http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279 diakses pada tanggal 3 April 2019 http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html Fakhry, Maj.1996.Etika Dalam Islam.Pustaka Pelajar: Yogyakarta Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja Grafmdo Persada: Jakarta Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf) Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta. Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam.Al-Ikhlas: Surabaya. Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam.Lentera: Jakarta. Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam. Kalam Mulia: Jakarta. Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia: Bandung. Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta