Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

APLIKASI RESTORASI

BAHAN DAN APLIKASI RESTORASI AMALGAM Pembimbing : Achmad Sudirman, drg., SpKG (K)., MS Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., SpKG(K).,MS 12 ISNA NUR INAYATUR NABIELA RAHARDIA FIRLY RAHMAWATI NIKE KURNIAWATI CLAUDIA YOSEPHINE RIZKY NUGRAHA PUTRA REGA MAURISCHA A. P NAMA KELOMPOK 021211131051 021211131052 021211131053 021211131054 021211131055 021211131056 021211131057 LATAR BELAKANG • Amalgam dikenal sebagai bahan restorasi • Amalgam memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh bahan tumpatan lain, seperti • kekuatan terhadap tekanan mastikasi yang tinggi • Mudah untuk diaplikasikan kedalam kavitas, • perubahan dimensi yang minimal, • ketahan terhadap aus KOMPONEN DAN KOMPOSISI AMALGAM KOMPONEN DAN KOMPOSISI Amalgam logam campur khusus yang mengandung merkuri dengan satu atau lebih logam lain Komposisi utama : 1. Perak 2. Timah Komposisi tambahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tembaga Zink Palladium Indium Selenium Platinum Emas untuk merubah resistansi korosi dan sifat mekanis dari amalgam AMALGAM KOMPONEN DAN KOMPOSISI Low copper alloy Tembaga kurang dari 6% Amalgam berdasarkan kandungan tembaganya High copper alloy Tembaga lebih dari 6% (12-30%) • satu bagian partikel spherical tembaga jumlah Admixed alloy tinggi • dua bagian partikel lathe cut tembaga rendah Single • partikel bubuk composition alloy dengan alloy jumlah yang sama AMALGAM KOMPONEN DAN KOMPOSISI Persen berat high copper Persen berat Bahan alloy (%) low copper alloy (%) Single Admix alloy composition alloy Perak 67-70 50-65 45-60 Timah 26-28 20-25 15-25 Tembaga 2-5 13-30 13-20 Zink 1-2 0-2 0 AMALGAM Perak Meningkatkan strength dan setting expansion Timah Mengurangi strength, hardness, dan ekspansi Meningkatkan setting time Fungsi Unsur-Unsur Kandungan Bahan Restorasi Amalgam Tembaga Meningkatkan strength dan hardness Menghambat pembentukan fase gamma 2 Mengurangi tarnish dan korosi serta resiko terjadinya pengerutan dan kebocoran tepi Zink penghambat oksidasi selama dalam proses pembuatan, sehingga dapat mencegah oksidasi dari unsur-unsur yang penting seperti perak, tembaga, maupun timah. Palladium Mengurangi korosi Indium Meningkatkan strength Mengurangi jumlah pemakaian merkuri dan terjadinya kerusakan marginal JENIS AMALGAM Berdasarkan Bentuk Partikel • Irregular Particles • Spherical Particles JENIS AMALGAM Berdasarkan Kandungan Tembaga • Low Copper Dental Amalgam • High Copper Dental Amalgam JENIS AMALGAM Berdasarkan Jumlah metal Alloy • Alloy Binary • Alloy Tertinary • Alloy Quartenary JENIS AMALGAM Berdasarkan Ukuran Alloy • Microcut • Macrocut BAHAN PENGISI AMALGAM • Unsur kimia utama amalgam yaitu : perak dan timah • Tembaga, seng, emas, paladium, indium, selenium, ataupun merkuri merupakan unsur tambahan yang terdapat dalam jumlah kecil • Penambahan logam-logam tersebut bertujuan untuk memberi ketahanan terhadap korosi dan mendapatkan sifat mekanik tertentu BAHAN PENGISI AMALGAM • Alloy dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan, zinc containing alloys (kandungan seng lebih dari 0.01% ) dan non-zinc alloys (kandungan seng kurang dari 0.01%) • Seng ditambahkan dalam pembuatan amalgam alloy untuk mendapatkan hasil tuangan yang bersih POLIMERISASI DAN STRUKTUR AMALGAM PROPORTIONING DISPENSING • Perbandingan yang dianjurkan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan komposisi logam campur, ukuran partikel, bentuk partikel, dan suhu yang digunakan. Penggunaan terlalu sedikit air raksa akan melemahkan kekuatan amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi, sama seperti penggunaan air raksa yang terlalu banyak. Daya tahan terhadap korosi juga menurun. TRITURASI Tujuan dari triturasi adalah pencampuran yang benar dari merkuri dengan amalgam. Triturasi amalgam dapat dibedakan menjadi 2 macam teknik, yaitu: 1. Manual mixing 2. Mechanical mixing • Pengadukan dilakukan secara memutar dan menekan ke dinding sampai menjadi homogen. Triturasi manual menggunakan mortar dan pestle dengan permukaan yang kasar. Setelah tercampur, campuran amalgam dan merkuri dituangkan ke kain kasa kemudian diperas menggunakan pinset secara kuat untuk mengeluarkan kelebihan merkuri yang muncul sebagai butiran di bagian permukaan. Hal ini sangat perlu dilakukan sebelum menuju tahap kondensasi MANUAL MIXING • Logam campur dan air raksa dimasukkan ke dalam kapsul, kemudian dijepit pada amalgamator. Digunakannya kapsul untuk mengemas campuran amalgam dan merkuri ini adalah untuk mengurangi resiko atmosfer yang terkontaminasi oleh merkuri. Pada saat amalgamator dinyalakan, bagian lengan yang memegangi kapsul akan dikocok dengan kecepatan rendah dan dengan demikian proses triturasi terjadi. MANUAL MIXING • Tujuan kondensasi untuk memadatkan material amalgam ke seluruh bagian pada dasar dan dinding kavitas, mendapatkan daya ikat amalgam yang baik serta untuk mengoptimalkan mechanical properties pada amalgam dengan cara meminimalisir porositas dan merkuri sebesar 44-48% KONDENSASI • Tujuan carving untuk menghilangkan lapisan kaya merkuri pada permukaan amalgam dan untuk membangun kembali kontak dengan anatomi gigi. Segera setelah kondensasi amalgam, permukaan lapisan yang kaya merkuri dihilangkan dengan instrument tajam. Carving harus dilakukan saat material telah mencapai tingkat setting tertentu CARVING • Polishing dilakukan untuk mencapai permukaan berkilau memiliki ketahanan korosi yang lebih baik. Polishing dilakukan 24 jam setelah amalgam mengeras POLISHING 1. Mixing 2. Triturasi a. Pencampuran manual dengan mempergunakan mortar dan pestel b. Pencampuran secara mekanis 3. Kondensasi 4. polishing MANIPULASI AMALGAM APLIKASI AMALGAM DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI • Sebagai bahan restorasi permanent pada kavitas klas I dan II, dan untuk kavitas klas V dimana estetik bukanlah suatu hal yang penting. • Untuk pembuatan die • Dalam pengkombinasiannya dengan pin retentive untuk menempatkan mahkota • Dalam pengisian saluran akar retrogade HAND INSTRUMENT RESTORASI AMALGAM • • • • • • • Kaca mulut Sonde half moon Amalgam carrier a. Metal amalgam carrier b. Plastic amalgam carrier Plastis instrumen Universal plugger Carving instrumen Burnisher • Amalgam well (tempat amalgam) • Alat triturasi (pencammpuran logam) • Amalgam kapsul • Amalgamator • Mortar dan pestle • Matrix band dan matrix holder • Wedge • Dental bur • Initial depth • Round bur PREPARASI KAVITAS KELAS I PREPARASI KAVITAS • Preparasi Kavitas kelas I meliputi pit dan fissure permukaan oklusal gigi posterior, permukaan palatal/lingual gigi insisivus, groove bukal & lingual/palatal gigi molar. • Pada prinsipnya, Preparasi kavitas kelas I meliputi outline form yang mengikuti pola fissure untuk mencegah karies sekunder pada tepi restorasi. Gambar : Instrument Preparasi Kavitas Kelas I (A) preparasi kavitas menggunakan bur round, (B) memperdalam kavitas dengan bur silindris, (C) bur round, (D) bur silindris, (E) bur inverted PREPARASIKELAS KAVITAS I KELAS II PREPARASI KAVITAS • Tahapan Preparasi Kavitas Kelas II : 1. Gingival wall 8. Retensi 2. Axial wall 9. Lebar isthmus 3. Konvergen 10. Axio-pulpal line angle 4. Line angle 11. Dinding pulpa 5. Internal angles 12. Occlusal wall 6. Cavosurface 13. Occlusal wall 7. Cervical enamel rod 14. Dovetail PREPARASIKELAS KAVITAS II KELAS III PREPARASI KAVITAS • Preparasi kavitas kelas III pada permukaan proksimal gigi anterior yang tidak melibatkan sudut insisal. Preparasi klas III diawali dengan membuka tepi ridge proksimal untuk memudahkan pembersihan jaringan karies. Selanjutnya membuat retensi berupa lock di fasial dan lingual untuk restorasi GIC serta membevel seluruh tepi permukaan kavitas guna meningkatkan ikatan setelah pengetsaan untuk restorasi komposit. PREPARASIKELAS KAVITAS III KELAS IV PREPARASI KAVITAS • Preparasi kavitas kelas IV melibatkan lesi proksimal gigi anterior yang mengenai tepi insisal dan dapat pula mengenai satu atau dua permukaan proksimal • preparasi klas IV melibatkan tepi insisal. Pada klas IV modifikasi bila diperlukan dilakukan pengambilan tepi insisal 1-2 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pengetsaan permukaan email serta pemberian bonding agent. PREPARASIKELAS KAVITAS IV KELAS V PREPARASI KAVITAS • Preparasi kavitas kelas V melibatkan pada sepertiga servikal semua gigi, pada bidang bukal gigi posterior dan anterior • Tahap preparasi kavitas. • 1. Isolasi daerah kerja • 2. Pembersihan permukaan gigi • 3. Preparasi kavitas pada permukaan kavitas PREPARASIKELAS KAVITAS V KELAS VI PREPARASI KAVITAS • Preparasi kavitas kelas VI terjadi pada cusp oklusal gigi posterior dan edge insisal gigi anterior • Dinding, line angles, dan point angles pada preparasi gigi ini sama dengan yang dilakukan pada lesi pit dan fissure pada oklusal gigi. Preparasi Kavitas Kelas VI. (A) sebelum dipreparasi, (B) sesudah dipreparasi PREPARASIKELAS KAVITAS VI DESAIN PREPARASI • Desine perparasi adalah suatu tindakan mekanik untuk membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga bahan tumpat dapat diaplikasikan dengan baik utuk mendapatkan bentuk anatomi, fungsional, dan estetik yang menyerupai gigi asli. BEVELED CONVENTIONAL PREPARATION • Preparasi beveled conventional ini didesain untuk suatu gigi dimana gigi tersebut sudah direstorasi (biasanya restorasi amalgam), tetapi restorasi tersebut akan diganti dengan menggunakan resin komposit. Preparasi dengan desain ini lebih cocok digunakan pada kavitas klas III, IV, dan V. CONVENSIONAL PREPARATION • Preparasi gigi konvensional dengan menggunakan Amalgam Bentuk outline diperlukan untuk perluasan dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin, membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya. Pada preparasi gigi konvensional dengan amalgam, bentuk konfigurasi marginal, retensi groove, dan perlekatan dentin mempunyai ciri-ciri berbeda. MODIFIED PREPARATION • Teknik preparasi ini tidak mempunyai spesifikasi bentuk dinding maupun kedalaman pulpa atau aksial, yang utama adalah mempunyai enamel margin. Perbedaan yang mencolok antara teknik preparasi konvensional dan modified adalah bahwa preparasi modified ini tidak dipreparasi hingga kedalaman dentin. Perluasan margin dan kedalaman pada teknik ini diperoleh dengan melebarkan (ke arah lateral) dan kedalaman dari lesi karies atau kerusakan yang lain. DAFTAR PUSTAKA • Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition. Missouri. Saunders Elsevier. pp.513, 522, 523, 525, 528. • Bhat VS and Nandish BT. 2011. Science of Dental Material. 1st ed. New Delhi: CBS Publisher. Halaman 339 dan 345 • Combe EC. Notes on Dental Materials. 5th.ed.. Edinburgh : Churchill livingstone 1986 • Craig R.G., Powers J.M., Watana J.C. Dental materials 7th ed. St Louis, The C.V. Mosby Co. 2001: 247-8. • Craig RG and John M Powers, 2002, Restorative dental material. 11th ed. St Louis. Mosby Inc. Halaman 289-293 • Gladwin,Bogby M, 2009, Clinical Aspect of Dental Materials, USA: Lippincott Williams and Walkinsss • Hapsari, Windi. 2011. Hand instrument untuk restorasi amalgam. [online] pada 10 Maret 2014. [tersedia] http://www.scribd.com/doc/53256343/HAND-INSTRUMENT-UNTUKRESTORASI-AMALGAM • Manappalil JJ. Basic Dental Materials. New Delhi : Jaypee Brothers, 1998 • McCabe, JF dan Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th Edition. Victoria Blackwell Inc. pp.191-193,183 • Nurliza, Elly. Pemanipulasian Pada Amalgam. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. 2006 • O’Brien W.J. . Dental Materials and Their Selection. rd Ed. Illinois. Quintessence Publishing Co. Halaman 309 dan 310 • Phillips RW. Skinner’s Science of Dental Materials. . Philadelphia:WB Saunders. 8thed Manappallil. Basic Dental Materials. 2003. New Delhi • Sakaguchi, RL dan Powers, JM. 2006. Craig’s Restorative Dental Materials, 13th Edition. Philadelphia. Elsevier Inc. Halaman 201 • Schmalz G dan Bindslev DA. 2009. Biocompatibilty of dental materials. Verlag Berlin Heidelberg: Springer. • Uçar, Yurdanur and William A. Brantley. 2011. Biocompatibility of Dental Amalgams. International Journal of Dentistry. Vol. 2011. Pages: 1-7. • Wilson HJ, Mansfield MA, Heath JR, Spence D. Dental Technology and Materials for Students 8th ed. Oxford : Blackwell Scientific Publications, 1987