Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Berpikir

Paper tentang berpikir mata kuliah Psikologi Komunikasi Ilmu Komunikasi UMY 2014 -Dea Tiara Sandinia Amri & Tosan-

Paper: “Berpikir” Disusun Oleh : Tosan Ahmad Garditama 20140530135 Dea Tiara Sandinia Amri 20140530139 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta 2014 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pengembangan pola pikir positif dikalangan mahasiswa sangat penting, karena dengan pola pikir positif mahasiswa akan melihat segala sesuatu selalu bernilai guna. Pola pikir positif juga menjadi modal dasar membentuk kepribadian baik dan menimbulkan daya kreativitas, meskipun setiap orang bukanlah orang yang pintar, tetapi setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat menggunakan strategi yang sama seperti yang digunakan oleh para ilmuan-ilmuan dunia seperti Plato, dan Phytagoras untuk memanfaatkan kreatifitas berpikir dan pola pikir positif untuk mengatur masa depan agar lebih baik. Strategi-strategi yang mendorong cara berpikir seseorang agar lebih produktif. Sayangnya dengan adanya upaya pengembangan pola pikir positif juga diimbangi dengan merebaknya penyimpangan berpikir yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perilaku agresif yang terjadi di kalangan masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang memprihatinkan, secara kualitas maupun kuantitas telah terjadi loncatan yang begitu tajam. Tindak agresif yang dilakukan bukan hanya terjadi secara musiman, melainkan sudah menjadi kebiasaan, bahkan terencana. Bentuk perilaku agresif amatlah beragam, mulai dari perkelahian, pengrusakan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan tindak kriminal lainnya. Berkowitz (1995) mengatakan agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun psikis. Untuk menjelaskan faktor dasar yang menjadi penyebab munculnya perlaku agresif dapat ditinjau dari beberapa pendekatan. Baron & Byrne (1997) mengelompokkan agresi menjadi tiga pendekatan, yaitu: pendekatan biologis, pendekatan eksternal, dan pendekatan belajar. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat tentang perilaku agresif menunjukkan keprihatinan Salah satu macam bentuk penyimpangan berpikir yang banyak menjadi perbincangan umum adalah psikopat. Bila kata psikopat disebut, pikiran mungkin langsung melayang pada Sosok Ryan, pembunuh berantai sosok sempurna dan normal yang jauh lebih jahat dari penampilannya. Atau kasus yang masih hangat pembunuhan Ade Sarah oleh kekasihnya. Seperti Ryan, seorang psikopat memang kerap menipu lewat penampilan. Seorang psikopat bisa saja adalah seseorang yang profesional di bidangnya. Ada yang dokter, psikiater, psikolog, penegak hukum, wartawan, pemuka agama, politikus, penggiat LSM, pendidik, ibu rumah tangga. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan. RUMUSAN MASALAH Apakah Penyimpangan Bepikir Itu? Apakah Psikopat Itu? Bagaimana Ciri-ciri Psikopat? Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Penyimpangan Berfikir? Bagaimana Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir Tersebut? TEORI Berpikir Menurut (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) Berpikir adalah Berkembangnya ide dan konsep yang berlangsung melalui proses yang saling berhubungan antara bagian-bagian informasi di dalam diri seseorang. Floyd L. Ruch (dalam jalaluddin Rakhmat, 2011:67) Berpikir merupakan manipulasi unsur lingkungan dengan menggunakan lambang sehingga tidak perlu melakukan kegiatan yang tampak. Taylor et al (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2011:67) Thinking is a inferring process. Berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak.  Walaupun demikian kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia, seperti perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara sadar dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan atau ide tentang obyek tersebut. Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan. Proses Berpikir Pada dasarnya proses berpikir ada tiga langkah, yaitu: Pembentukan Pengertian pengertian di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut: Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis dengan memperhatikan unsur- unsurnya satu demi satu. Misalnya pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya: Manusia Indonesia, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam dan sebagainya. Manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka dan sebagainya. Manusia Negro, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit htam, berambut hitam kriting, bermata hitam melotot dan sebagainya. Manusia Cina, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit kuning, berambut  hitam lurus, bermata hitam sipit dan sebagainya. Membandingkan ciri-ciri yang sama atau yang tidak sama, mana yang selalu ada atau yang tidak selalu ada, mana yang hakiki atau yang tidak hakiki. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi. Pembentukan Pendapat Membentuk pendapat adalah menghubungkan dua buah pengertian atau lebih. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan Keputusan adalah hasil pemikiran untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Berpikir kreatif Berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekananya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Dalam berpikir kreatif, ada beberapa tingkatan sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan itu adalah: Persiapan (preparation) Yaitu tingkatan seseorang memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Tingkat inkubasi Yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa sesorang, karena individu tidak sengaja memperoleh pemecahan masalah. Tingkat pemecahan atau iluminasi Yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah, orang mengalami “Aha”, secara tiba-tiba memperoleh pemecahan tersebut. Tingkat evaluasi Yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu meningkat pada tingkat berikutnya. Tingkat revisi Yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya. Orang yang berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks Mempunyai psikodinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas. Dalam jugment-nya lebih mandiri. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (moreself-assertive). Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol. Cara mengembangkan pikiran positif agar berdaya guna secara optimal Kebanyakan manusia sering tidak berpikir logis dan realistis sehingga apa yang telah direncanakan banyak menemui kegagalan. Berpikir logis artinya berpikir dengan menggunakan akal sehat sesuai dengan aturan atau hukum-hukum alam yang berlaku. Memang orang pada awalnya berpikir idealistis tetapi setelah masa tertentu dari proses berpikirnya tadi, mulailah mengalami banyak kendala dalam mencapai tujuan, lambat laun mulai cenderung ke realistis. Proses semacam ini dialami hampir oleh semua mahasiswa yang sedang menempuh studi diperguruan tinggi. Sebagai mahasiswa yang sedang belajar diperguruan tinggi berpikirlah secara nalar sehat. Menurut Kardimin (2013 : 96). Berpikir dengan nalar dan sehat dapat dilakukan dengan cara, menempuh hal-hal sebagai berikut : Berpikir secara kritis. Sebuah keterangan yang belum pasti hendaknya jangan dipercayai begitu saja. Adakan checking terhadap pendapat sendiri. Berpikir Sebelum bertindak untuk membuat pertimbangan manfaat dan madharatnya. Pandangan harus luas dengan pikiran sendiri, waspada dengan prasangka-prasangka sendiri. Jangan cepat menganggap benar apa yang anda sukai dan menolak yang dibenci. Pikirkankan dua kali, jangan gegabah menarik kesimpulan atau mengemukakan pendapat yang seakan-akan merupakan kebenaran mutlak. Bersikap terbuka, mungkin suatu pendapat perlu dikoreksi atau ditinggalkan sama sekali atas dasar informasi baru. Pikirkan sesuatu untuk jangka panjang. Bersikap optimis, mencari segi positif dalam segal hal dan mendiskusikan dengan pola pikir sendiri, dan tampil simpatik pada orang lain. Bersikap jujur, orang dapat belajar banyak hal dari kesalahan sendiri asal disadari dan diakui. Bekerja dan berpikir secara teratur dan terencana. Itulah gambaran tentang berpikir positif secara optimal dalam rangka membentuk kepribadian yang unggul. Hambatan-hambatan dalam proses berpikir Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berpikir diantaranya yaitu: Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir. Gangguan-gangguan dari lingkungan yang membuyarkan fokus pikiran. Banyak pilihan kemungkinan BAB II PEMBAHASAN Penyimpangan Berpikir Penyimpangan berpikir adalah kekacauan pikiran dalam proses pembentukan pengertian, pembentukan pendapat atau pada penarikan kesimpulan pada saat proses berpikir. Hal ini disebabkan beberapa faktaor, termasuk faktor hambatan. pemikiran-pemikiran yang menyebabkan gangguan mental, tekanan bati, stres dan banyak lagi. Teori distorsi kognitif yang dikemukakan oleh Aaron Beck . Distortive thinking berarti penyimpangan berpikir yang menjerumuskan dalam banyak kondisi negatif. Pertama, kita punya personalisasi, menganggap segala sesuatunya personal. Saat seorang menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan anda, anda tidak menganggapnya sebagai feedback untuk perbaikan pemikiran anda, namun malah menganggapnya “serangan pribadi”, dan mulai berpikir bahwa orang yang bertentangan itu membenci anda. Kemudian adalah mind-reading, atau menganggap anda bisa membaca pikiran. Dalam proses berpikir personal, sering kali anda takut mengemukakan pendapat karena begitu yakinnya orang lain tidak akan menyukai atau akan menanggapi pemikiran anda dengan  negatif. dan sudah jelas hal ini menghambat proses kreatif dalam pikiran anda. Berikutnya menarik kesimpulan. Menyimpulkan adalah sebuah skill yang sangat penting dalam berpikir, namun sebelum mengambil sebuah kesimpulan, anda wajib mendengarkan dengan teliti dan menganalisa setiap aspeknya. Menyimpulkan merupakan proses proses akhir dari berpikir (personal atau kelompok), sehingga jika anda menyimpulkan di awal, itu namanya sok tahu, terhesa-gesa, dan cari masalah tentu saja. Over generalisasi adalah cara berpikir lain yang sangat tidak sehat. Dalam bab berikutnya saya akan menyampaikan bagaimana menangkap ide dan pendapat yang berusaha orang lain sampaikan secara mendetail, arif dan jernih. Melakukan generalisasi bukanlah hal yang baik (setidaknya anda pastikan dulu batasan penyampaian orang lain). Sedangkan dalam proses berpikir personal, jika anda melakukan generalisasi, anda akan kehilangan detail yang dibutuhkan, dan banyak aspek serta komponen akan terbuang Gangguan berpikir lainya adalah filterisasi, menyaring informasi yang di dapat (dari referensi atau dari orang lain) berdasarkan pola pikir negatif, atau berdasarkan prasangka negatif. Hal ini akan menurunkan kualitas pemikiran anda, mengurangi nilai analisis yang bisa anda lakukan, dan tentu saja akhirnya akan mengurangi hasil pemikiran anda. Gangguan berikutnya adalah panik berlebih, saat menerima informasi yang agaknya buruk, anda bersikap seolah dunia akan kiamat, panik dan ketakutan tidak jelas. Jika hal ini terjadi, maka dampaknya adalah, pikiran anda akan kehilangan kejernihanya, otak memproduksi gelombang bheta yang tinggi, sehingga kreatifitas anda dalam mencari solusi atau menemukan ide berupa pemecahan akan tersumbat (kreatifitas muncul jika otak memproduksi gelombang alpha atau gelombang di bawahnya, bukan bheta). Psikopat Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai Sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat adalah bentuk kekacauan mental yang ditandai tidak adanya integrasi pribadi, orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum. karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut “orang gila tanpa gangguan mental”. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan karena, harus melalui proses panjang dan sulit. Diagnostik sahih mesti disimpulkan setelah usia orang yang dicurigai lebih dari 18 tahun,” papar dr. Suryantha Chandra, Sp.KJ, kepala Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta. Psikopat berbeda dengan orang normal dan berbeda dari pelaku kriminal yang ‘normal’. Tidak hanya berbeda karena tindakannya tetapi berbeda secara emosi, motivasi, dan proses berpikir. Pertama, perilaku mereka bukan sekedar perilaku impulsif, tetapi hampir tanpa motivasi atau dimotivasi oleh tujuan yang tidak dimengerti. Kedua, psikopat mempunyai emosi yang dangkal yang awalnya dikenali sebagai kenakalan remaja dan gangguan kepribadian antisosial (emosi dangkal, gampang meledak-ledak, tak bertanggungjawab, berpusat pada diri sendiri, serta kekurangan empati dan rasa sesal). Ciri-ciri Psikopat Ciri-ciri yang ditunjukan oleh pengidap penyimpangan berpikir adalah : Sering berbohong, fasih, dan dangkal. Egosentris dan menganggap dirinya hebat. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah. Sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan.. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang benar. Faktor Penyebab Penyimpangan Berpikir Sampai saat ini, banyak penelitian yang mendukung berbagai aspek penyebab penyimpangan berpikir, antara lain : Kelainan di otak Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural dan kelainan otak. (Pridmore, Chambers & McArthur 2005). Lingkungan, Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman, 2002). Kepribadian sendiri, Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat, dengan skor yang Adanya Hambatan Berpikir Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir Sebagai kelainan kepribadian atau penyimpangan pribadi, psikopat yang belum bisa dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak. Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas perlahan memudar. Di sisi lain, Kirkman (2002) percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada masa kecil, berpendapat bahwa Psikopat bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan asuhan yang tepat sehingga meminimalkan resiko individu kekurangan afeksi pada masa kecilnya. Indikasi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dapat disebabkan karena kepribadian Psikopat ternyata mungkin. Menurut Dr. Husein Anuz Sp.KJ, Ayah yang Psikopat cenderung memberikan anak yang psikopat juga. Ini menunjukkan besarnya peran faktor lingkungan. Biasanya Anak akan meniru apa yang dilakukan Orang Tua-nya, jadi tidak heran kasus KDRT rata-rata disebabkan karena apa yang mereka perbuat kepada keluarganya saat ini seperti apa yang orang tua mereka dulu perbuat terhadap keluarganya.Yang terpenting adalah penanganan korban psikopat. Penanganan korban psikopat seringkali harus mengalami proses penyembuhan yang panjang dan sulit. Umumnya mereka jatuh dalam trauma yang mendalam. Jadi, tidak perlu membuang waktu untuk mengubah Psikopat. Semua bentuk berpikir tidak sehat ini bisa saja dipertahankan . Namun jika ingin melakukan perubahan, mulai dengan langkah pertama yang sederhana, yaitu menyadari pikiran saat sedang berpikir dengan pola distortive thinking, lalu menganalisanya, “benarkan?” atau “apa memang demikian?” atau pertanyaan lain yang bisa menjadi obat misalnya “apa ini memang demikian, atau hanya perasaanku saja?”. BAB III PENUTUP A.  Kesimpulan Berpikir merupakan hasil dari aktifitas kerja otak dengan melibatkan pribadi manusia seperti perasaan dan kehendak. Atau dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state.  Pada hakikatnya bepikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain.   Berpikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.   Berpikir lebih luas dari sekedar bernalar.  Psikopat adalah salah satu bentuk penyimpangan berpikir, penyimpangan berpikir ini disebabkan kekacauan pada proses berpikir dalam tahap pembentukan pengertian, pendapat dan pada tahap penarikan kesimpulan. Tetapi pada kasus psikopat tersendiri disebabkan trauma mendalam karena kejadian- kejadian yang dialami dimasa lalu, yang menjerumuskan dalam banyak kondisi negatif Penyimpangan sosial atau penyimpangan perilaku berpacu pada kerja otak , sehinga proses berpikir juga mempengaruhi perilaku seseorang. Belum ada kepastian bahwa penyimpangan berpikir psikopat sampai saat ini belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak, karena penyebab utama dari gangguan ini adalah trauma mendalam pada masa kecil. berpikir personal adalah yang menghambat proses kreatif dalam pikiran anda. karenna anda takut dengan tanggapan negatif pada pemikiran. Dan satu cara untuk mencegah atau menanggapi fenomena penyimpangan berpikir adalah menyadari pikiran saat sedang berpikir dengan pola distortive thinking, lalu menganalisanya. Daftar Pustaka Sumber Buku : Atkinson, Rita L. dkk. 1991, Pengantar Psikologi, Jakarta, Erlangga Kardimin, 2013, Maximize Your Learning Habit, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Munandar, Utami S C, 1992, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta, Gramedia Rakhmat, Jalaluddin, 2011, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya Sujanto, Agus, 2004, Psikologi Umum, Jakarta, Bumi Aksara Sumber Internet : Aditya Eka Prawira 22 Juli 2013 Tulisan Tangan Terlalu Rapi, Bisa Jadi Psikopat! Liputan6.com.htmb Diakses pada tanggal 24 September 2014 Pukul 17:38 WIB Aditya Revianur Senin, 9 Juli 2012 PK Ryan 'Jombang' Ditolak - Kompas.com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.48 WIB Muhammad Baitul Alim. 3 Agustus 2009 “Pengertian Ilmu Psikologi” http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110. Diakses pada tanggal 20 September 2014 Pukul 16:20 WIB Quick Cms Sekilas Tentang Psikopat - Psikoterapis.Com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.40 WIB Ratih Putri Pratiwi 13 November 2010 www.psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/berpikir-thinking.htm. Diakses pada 20 September 2014 Pukul 15:36 WIB Yogi Gustaman Kamis, 22 September Ryan Jagal Jombang 100 Persen Saya Psikopat - Tribunnews.com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.42 WIB 1 October 2013 DuniaFitnes.com Diakses pada 24 September pukul 16.34 WIB PsikopatKamus Kesehatan _ Kamus Kesehatan.htm Diakses pada 24 September pukul 16.45 WIB Jum'at, 26 April 2013 Mengapa Manusia Bisa Menjadi Psikopat _ -teknologi- _ Tempo.co.htm Diakses pada 24 September pukul 16.51 WIB Jum'at, 30 Agustus 2013 - 19:00 wib | Renny S Kenali Ciri-Ciri Psikopat Okezone Lifestyle.htm Diakses pada 24 September pukul 16.53 WIB