Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

TUGAS MAKALAH SSPI

2022, Adinda Abellia P

TUGAS INDIVIDU “Makalah Sejarah Sosial Politik Indonesia Sejak Masa Praaksara Hingga Masa Reformasi Saat Ini” Dosen : Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol Mata Kuliah : Sejarah Sosial Politik Indonesia Adinda Abellia Prasetyo E1011221005 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2022 I KATA PENGANTAR Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Sosial Politik Indonesia Sejak Masa Praaksara Hingga Masa Reformasi”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Sejarah Sosial Politik Indonesia dengan dosen Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol. Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian tugas ini hingga selesainya makalah ini Pada makalah ini akan dibahas mengenai Apa saja Sejarah Politik Indosesia sejak MAsa Praaksara Hingga Saat ini. Makalah ini dapat berperan sebagai sumber pengetahuan baru atau tambahan untuk kita semua serta menjadi referensi baru. Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu saya dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Pontianak, 4 September 2022 Penulis II DAFTAR ISI COVER ..............................................................................................................I KATA PENGANTAR .......................................................................................II BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................2 C. Tujuan .....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3 A. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara hingga Masa Reformasi ................................................................................................3 1. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara ....................................3 2. Kehidupan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha ............................8 3. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan Islam ...........................12 4. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kolonial ......................................15 5. Kehidupan Masa Revolusi ..................................................................18 6. Masa Orde Lama ................................................................................19 7. Masa Orde Baru (1966-1998) .............................................................20 8. Masa Reformasi (1998-sekarang) .......................................................22 BAB III PENUTUP ...........................................................................................25 A. Kesimpulan .............................................................................................25 B. Saran........................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................26 III BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa praaksara merupakan salah satu periode dalam kehidupan manusia ketika manusia yang belum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula dengan masa prasejarah. Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari aksara ini adalah untuk berkomunikasi dan membaca tentang sesuatu. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan, biasanya meninggalkan catatan-catatan tertulis kepada generasi berikutnya. Catatan itu dapat berupa batu bertulis (prasasti) dan naskah-naskah kuno. Dari catatan tertulis tersebut, kita dapat mengetahui kehidupan orang-orang zaman dahulu. Dengan demikian penemuan aksara merupakan faktor penting untuk mengetahui suatu peradaban. Namun, kehidupan di Indonesia telah terjadi banyak peruahan dan melewati banyak sekali masa, mulai dari masa praaksara, Masa Kerajaan Hindu-Buddha, Kerajaan Islam, Masa Kolonial, Masa Revolusi, Orde Lama, Orde Baru hingga saat ini masa Reformasi. Menurut KBBI, Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Pengertian reformasi juga menjadi awal perubahan sistem, yakni sistem atau tata kelola kehidupan dalam suatu kelompok masyarakat 1 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahasa dalam makalah ini, yaitu: 1. Bagaimana Pembagian periodisasi pada masa Praaksara? 2. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha dan Islam ke Indonesia? 3. Apa saja Bukti Peniggalan Pada Masa Hindu-Budda? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara 2. Untuk mengetahui Proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha dan Islam ke Indonesia. 3. Untuk mengetahui bukti peninggalan pada masa Hindu-Buddha 2 BAB II PEMBAHASAN A. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara hingga Masa Reformasi 1. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara Mulai dari Sejarah Masa Praaksara di Indonesia, Masa Praaksara ini juga biasa dikenal dengan masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa Praaksara ini dimulai atau berawal dari kehidupan manusia purba dan sampai dengan berdirinya kerajaan Kutai sekitar pada abad ke-5 Masehi. Pada periode ini, rekonstruksi sejarah berfokus pada pemaparan pola hidup dan kebudayaan manusia purba di Indonesia. Zaman praaksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan hingga manusia mulai mengenal dan menggunakan tulisan. Zaman manusia mengenal dan menggunakan tulisan disebut aman aksara atau aman sejarah. Zaman praaksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi, manusia Indonesia baru mulai mengenal tulisan. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka tahun, tetapi bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan, maka tidak ada peninggalan tertulis dari masa praaksara. Kehidupan manusia pada masa praaksara dapat dipelajari melalui peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh manusia yang hidup pada waktu itu. Peninggalan itu dapat berupa artefak dan fosil. Artefak membantu kita untuk memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan manusia dan fosil membantu untuk mengetahui pertumbuhan fisik makhluk hidup pada masa praaksara 3 B. Periodisasi Masa Praaksara 1. Periodisasi Masa Praaksara secara Geologis Geologi adalah studi tentang bumi dan bumi sebagi seluruh kelompok studi, asal, struktur, komposisi, sejarah termasuk perkembangan kehidupannya, dan proses alami yang sudah ada dan yang sedang berlangsung yang membuat kadaan bumi seperti hari ini. Proses perubahan bumi terbagi atas beberapa fase-fase atau zaman. Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya memakan waktu yang lama, sampai jutaan tahun. Menurut para ahli geologi, sejarah perkembangan bumi terbagi menjadi empat periode, yaitu zaman arkaikum, paleozoikum, mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum. Zaman neozoikum ini terbagi dalam dua bagian, yaitu zaman tertier dan kuartier. Pada zaman kuartier inilah mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia. Periodisasi sejarah perkembangan bumi secara geologis, yaitu: a. Zaman Arkaikum Zaman ini berlangsung kira kira 2500 juta tahun yang lalu. Pada saat itu kulit bumi masih panas. Lempengan bumi masih menyatu dan belum terbentuk. Kondisi bumi belum stabil dengan udara yang sangat panas sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. b. Zaman Paleozoikum Paleozoikum artinya zaman bumi purba. Zaman ini berlangsung kira kira 340 juta tahun yang lalu. Pada masa ini lapisan hidrosfer dan atmosfer mulai terbentuk. Lempengan bumi juga terbentuk namun masih bersatu menjadi sebuah benua besar yang di sebut “Pangea”. Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil 4 c. Zaman Mesozoikum Zaman mesozoikum adalah zaman kehidupan pertengahan, berlangsung kirakira sejak 140 juta tahun yang lalu. Hal ini di tandai munculnya hewan hewan bertubuh besar seperti reptili pemakan daging, berbagai jenis burung, dan beberapa hewan mamalia. Pada masa ini jenis reptilia meningkat jumlahnya. Binatang-binatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali. Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus. d. Zaman Neozoikum atau Kenozoikum Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Keadaan bumi pada zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak begitu besar walaupun zaman es masih ada. Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman tertier dan zaman kuartier. 2. Periodisasi Masa Praaksara Secara Arkeologis Periodisasi secara arkeologis mendasar pada hasil-hasil temuan benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia pra aksara serta hasil kebudayaan yang ditinggalkannya. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. a. Zaman Batu Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang digunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi empat, yaitu paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum. Pada zaman Paleolitikum alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbia 5 Pada Zaman Mesolitikum sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum. Sedangkan pada masa Neolitikum Pada zaman ini, telah mengenal budaya atau tradisi “mengupam” atau mengasah alat-alat dari batu. Dengan alat-alat yang lebih maju tersebut hasil perburuan akan lebih mudah mereka dapatkan. Yang terakhir disebut zaman batu besar /megalitikum karena hasil-hasil kebudayaan pada masa tersebut umumnya terbuat dari batu dalam ukuran yang sangat besar. Pada zaman ini, budaya pembuatan alat-alat dari batu telah bergeser untuk keperluan kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. b. Zaman Logam Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga, dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cenderasa (kapak sepatu). 3. Periodisasi Masa Praaksara Secara Kehidupan Masyarakat pra aksara hidup secara nomaden. Dalam perkembangannya, kehidupan mereka mengalami perubahan dari nomaden menjadi semi nomaden. Akhirnya mereka hidup secara menetap di suatu tempat, dengan tempat tinggal yang pasti. Berdasarkan hal tersebut, maka masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berbur 6 dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat bergantung pada alam sekitarnya. Daerah yang ditempati manusia pra aksara adalah daerah yang banyak menyediakan bahan makanan dalam jumlah yang cukup dan mudah memperolehnya. Daerah tersebut juga banyak dikunjungi oleh binatang, oleh karena itu manusia pra aksara mudah untuk berburu binatang. Di samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan. Jenis makanan yang dikumpulkan misalnya umbi-umbian, buah-buahan, dan daun-daunan. b. Masa Bercocok Tanam Setelah melewati masa kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan, maka mereka menuju masa kehidupan bercocok tanam. Mereka telah merasakan kehidupan berpindah-pindah kurang menguntungkan karena harus berulangkali membuka ladang. Selain itu dengan bercocok tanam dirasakan persediaan makanan akan tercukupi sepanjang tahun, tanpa harus membuka ladang lagi. Selain bercocok tanam juga dikembangkan memelihara hewan ternak. Secara geografis pada zaman ini sangat menggantungkan iklim dan cuaca alam. c. Masa Perundagian Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia. Kata perundagian berasal dari bahasa Bali. Undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan sampan. Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman perunggu. 7 Kegiatan persawahan memungkinkan adanya pengaturan masa bercocok tanam sehingga mereka tidak hanya tergantung pada kondisi iklim dan cuaca namun sudah bisa berfikir kapan saatnya yang cocok bercocok tanam dan kapan saatnya untuk beternak. Kondisi geografis inilah yang perlu di cermati agar mereka tidak gagal panen. Mereka bisa banyak belajar dari pengalaman alam. Dari alamlah mereka bisa mengetahui arah angin, berlayar ke antar pulau, mencari penghasilan di laut dan mengadakan perdagangan antar wilayah. Maka, ➢ Aspek sosial pada masa praaksara, kehidupan pada masa praaksara sangatlah bergantung dengan alam atau menetap di perkampungan oleh karena itu mereka hidup secara berkelompok dengan bersama sama mengumpulkan sumber makanan dan air. ➢ Aspek politik pada masa praaksara, kehidupan politik pada masa ini biasanya ditunjuk satu orang untuk memimpin dalam kelompok tersebut. Orang yang memimpin ini biasanya disebut dengan kepala suku. 2. Kehidupan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha Masa Hindu-Buddha ini berlangsung kurang lebih selama 10 abad dan berlangsung dari abad ke-5 Masehi ketika muncul kerjaan Kutai Kertanegara di lembah sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Seiring pesatnya pengaruh hindu – Buddha kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha muncul disekitar daerah pelabuhan atau sungai. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Majapahit, Mataram kuno, Kediri, Singasari. Dalam aspek Politik, Kebudayaan Hindu memperkenalkan konsep dewa raja,yaitu pimpinan tertinggi yang diyakini sebagai titisan dewa .konsep ini melegimitasi (mengesahkan) kekuasaan seorang raja. Sistem politik pada masa Hindu-Buddha yaitu, Kerajaan. Kepala suku terbaik berhak atas tampuk kerajaan. Selanjutnya, kepemimpinan kerajaanakan 8 dilanjutkan secara turun temurun berdasarkan hak waris sesuai peraturan hukum kasta. Dari konsep itulah bangsa Indonesia mulai mengenal sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pemimpin tertinggi. sebagi penguasa yang dipercaya sebagai titisan dewa, seorang raja memiliki kewenagan penuh terhadap seluruh rakyat di wilayah kerajaannya . Sebaliknya, rakyat mempunyai kewajiban untuk memberikan kesetiaan penuh terhadap raja tanpa menuntut upah,terdapat sistem pemerintahan antara kerajaan hindu-buddha diwilayah Jawa timur, Jawa tengah bagian utara, Jawa tengah bagian selatan.kerajaan-kerajaan diwilayah Jawa timur dan jawa tengah bagian utara menerapkan sistem pemerintahan federal dimana Negara-negara bagian yang berada diwilayah kekuasaanya memiliki otoritas penuh dan diperlakukan secara sederajat dan demokratis.sementara itu,kerajaan-kerajaan diwilayah Jawa tengah bagian selatan bersifat feodal dimana pusat kekuasaan dan pemerintahan berada sepenuhnya ditangan raja. A. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia Sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia dapat dipelajari melalui beberapa teori, mulai dari teori Brahmana, teori Ksatria, hingga teori aktif yaitu yang dinamakan teori arus balik. Cara aktif adalah orang Indonesia kuno berangkat ke India melalui jalur maritim dan belajar agama Hindu-Buddha di sana, kemudian menyebarkannya secara aktif di Nusantara. Melalui cara aktif ini, muncul teori Arus Balik, yang artinya sejumlah orang Nusantara diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar dua agama ini, kemudian menyebarkannya setelah pulang ke tanah air. Sementara itu, cara pasif adalah melalui pemuka agama Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dan menyebarkan dua agama ini. Terdapat 3 Teori yang mendukung argument ini yaitu, 9 1. Teori Brahmana Penyebaran dan pengaruh agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana atau kaum agamawan dari India. 2. Teori Ksatria Penyebaran ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India yang berkasta ksatria, bangsawan, atau prajurit. 3. Teori Waisya Penyebar agama Hindu-Buddha ke Indonesia adalah orang-orang India yang berkasta Waisya (seperti pengrajin, petani, hingga pedagang). Para penyebar ajaran Hindu-Buddha itu merupakan kaum saudagar dari India yang berdagang hingga ke Nusantara. B. Pengaruh Hindu-Budha ➢ Pada bidang sosial, masyarakat Hindu-Buddha menganut sistem kasta yang biasa disebut caturwarna yaitu: Kasta Brahmana (Kaum Pendeta), Kasta Ksatria (Kaum Pejabat,Bangsawan dan Prajurit), KastaWaisya (Kaum Pedagang,Pejabat, dan Pemilik Tanah), Kasta Sudra (KaumRakyat jelata dan Pekerja kasar) Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah orang Indonesia yang pertama menyentuh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kudungga masih mempertahankan budaya Indonesia. Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi raja, karena adanya pengaruh India mengakibatkan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai. 10 ➢ Pada Bidang Agama/Kepercayaan, Animisme, suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme, suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gain. ➢ Bidang Sastra/Bahasa, Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman Kerajaan Kediri. ➢ Bidang Arsitektur, Seni bangunan Pengaruh Hindu – Budha dalam hal kebudayaan yang sampai saat ini masih banyak kita jumpai adalah seni bangunan berupa candi dan prasasti. Kedua seni bangunan tersebut sebetulnya sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa kita pada zaman megalithikum dalam rupa punden berundak, menhir dan arca batu. Candi ada dua macam yaitu: 1. Candi bercorak hindu ciri-cirinya candi hindu terdiri dari tiga bagian,yaitu Bhurloka, Bhurvaloka dan suarloka. Bhurloka merupakan bagian kaki candi yang menggambarkan kehidupan dunia fana. Bhurvaloka meruoakan bagian tubuh candi yang mengambarkan dunia penyucian. suarloka merupakan bagian atap candi yang menggambarkan dunia para dewa.pada dinding-dinding candi digambarkan relief yang menggambarkan kerajaan,lingkungan,dan masyarakat pada masa itu.contoh candi Indonesia bercorak hindu adalah candi prambanan ,candi jajagu(jago),candi gedongsongo,candi pringapus,candi dieng ,candi singasari,candi penataran kidal,candi ,candi selogriyo,candi badut,candi jawi,candi sukuh,candi plaosan,dan candi canggal. 2. Candi bercorak Buddha ciri-cirinya candi bercorak Buddha berfungsi untuk memuja raja,contoh candi bercorak Buddha adalah cari Borobudur ,candi sewu,candi kalasan,candi mendut,dan candi pawon.candi ini juga mempunyai tiga tingkatan yaitu kamadatu, Rupadatu dan Arupadatu. 11 Kamadatu melambangkan manusia ketika masih dalam kandungan seorang ibu . Rupadatu melambangkan kehidupan manusia didunian fana. Arupadatu melambangkan manusia ketika mencapai nirwana. Relief pada dinding candi Buddha menggambarkan perbuatan manusia dan hukumanya serta riwayat sidharta Gautama sejak lahir hingga mencapai kesempurnaan yang disebut lalistavistara. Fungsi candi di Indonesia bukan sekedar tempat untuk memuja dewa seperti di India, tetapi sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. 3. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan Islam Pada awal kedatangannya, agama Islam dapat diterima masyarakat Indonesia pada zaman dahulu. Apalagi penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai. Selain itu, kedatangan agama Islam di Indonesia menjadi salah satu awal perubahan besar dalam tatanan masyarakat, karena agama Islam tidak mengenal sistem kasta, bahkan pemimpin kerajaan Islam bukanlah seorang yang memiliki garis keturunan. A. Proses Masuk dan berkembangnya Islam Di Indonesia Sejarah masuknya Islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang Arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama Islam ke tempat mereka berlabuh di seluruh Indonesia. Banyak yang berspekulasi jika Islam masuk ke Indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan Islam di sekitar selat Malaka. Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa yang di lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan Islam dengan cara pendekatan sosial budaya. Ada juga Perkawinan, beberapa pedagang akan menetap di Indonesia. Sehingga, tidak sedikit para pedagang Islam menikah dengan mayarakat setempat. Dari sinilah akan terbentuk keluarga Islam yang akan turun sampai ke 12 anak-anaknya. Tidak hanya masyarakat setemoat, keluarga kekerajaan pun ada yang menikah dengan pedagang Islam.Pendidikan, misalnya seperti mendirikan pondok pesantren. Di jawa Islam masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam Islam kuno. Di perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak pada abad 18. Di hulu sungai Pawan, Kalimantan barat di temukan pemakaman Islam kuno. Di Kalimantan timur Islam masuk melalui kerajaan Kutai, di Kalimantan selatan melalui kerajaan banjar, dan dari Kalimantan tengah di temukannya masjid gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit penjelasan tentang sejarah Islam masuk ke Indonesia. Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan agama Islam di Indonesia tanpa adanya perang. Dengan peran para ulama yang bijaksana, agama Islam dengan mudah di terima di seluruh nusantara. Ada 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia, Teori Mekkah, Teori Gujarat, Teori Persia dan Teori Cina. B. Pengaruh Kerajaan Islam di Indonesia ➢ Pengaruh Islam terhadap masyarakat Indonesia di bidang Politik nampak dalam penggantian gelar raja berganti menjadi sultan, pemimpinnya disebut khalifah, dalam sistem kesultanan nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan. ➢ Pada bidang Sosial pada masa Hindu-Buddha ada pembedaan yang tegas diantara kelompok masyarakat, pembedaan yang tegas ini disebut dengan sistem kasta. Berkaitan dengan ini sistem kasta membedakan masyarakat menjadi golongan Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Setelah Islam masuk ke Indonesia, dalam perkembangannya sistem kasta menjadi pudar 13 karena ajaran Islam tidak menerapkan adanya sistem kasta. Akan tetapi meskipun begitu, pada masa Islam masih ada penggolongan kelompok masyarakat. Seperti misalnya di Jawa, seorang ulama akan diberi gelar Kyai. Begitu juga dengan para penyebar agama Islam di Nusantara yang diberi gelar Sunan, gelar ini menujukkan status sosial yang tinggi di masyarakat. ➢ Bidang kebudayaan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia tidak serta merta dapat menggantikan ataupun memusnahkan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Dalam perkembangannya kebudayaan Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada sebelumnya, tentunya dengan modifikasi serta penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Hal ini megakibatkan terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Dimana hasil akulturasi tersebut antara lain yaitu: a) Seni Bangunan Bentuk bangunan masjid kuno mempunyai unsur kemiripan dengan kebudayaan Hindu-Buddha. Kemiripan ini terlihat pada hal-hal sebagai berikut: (1) Atap Tumpang Atap tumpang adalah atap yang bersusun semakin ke atas akan semakin kecil, dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu akan selalu ganjil, biasanya 3 sampai dengan 5 tingkat. Dalam hal ini atap tumpang serupa dengan arsitektur Hindu. Atap tumpang sampai sekarang ini masih banyak ditemukan di Bali. Namanya adalah meru, dan khusus dipergunakan sebagai atap bangunanbangunan suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang ini ialah Masjid Demak dan Masjid Banten. (2) Menara adalah bagian bangunan masjid yang fungsinya untuk mengumandangkan adzan ketika waktu shalat sudah tiba. Pada masjid Kudus bentuk menara ini 14 mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi di Jawa Timur yang sudah diubah serta disesuaikan penggunaannya dan diberi atap tumpang. b) Seni Ukir Seni ukir yang berkembang pada masa Islam adalah modifikasi dari masa sebelumnya. seni ukir terus berkembang dengan menggunakan ragam hias yang terdiri dari pola-pola bunga-bungaan (teratai), daun-daunan, pemandangan, bukit-bukit karang, dan garis-garis geometri. Ragam hias ini kemudian ditambah dengan ragam hias huruf arab (kaligrafi) yang kerap kali dipergunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup. 4. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kolonial A. Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Kolonial Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpahlimpah dan letaknya yang sangat strategis. Dan Bangsa-bangsa di dunia tertarik untuk mengusai Indonesia, terutama bangsa-bangsa Barat diantaranya Belanda yang ingin sekali menguasai Indonesia. Pengaruh kolonialisme bangsa asing terutama Belanda telah masuk ke Indonesia sejak abad ke-16 sampai awal abad ke-20 yang membawa banyak pengaruh dalam perubahan dan pembentukan stratifikasi sosial masyarakat Indonesia. Yang semula lebih ditentukan oleh kriteria pemilikan tanah pertanian dan kedudukan untuk mempertahankan kekuasaannya. Pada 1595, Belanda mengirim sebuah ekspedisi ke dunia Timur yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman menjadi rombongan Belanda pertama yang tiba di nusantara pada 1596, tepatnya di Banten. Meski sempat disambut baik, Cornelis de Houtman akhirnya diusir oleh masyarakat dan pedagang setempat karena sikap buruknya. Pada 1598, Belanda kembali berusaha menembus Banten dengan mengirim ekspedisi di bawah pimpinan Jacob van Neck. Proses masuknya bangsa Belanda ke nusantara yang kedua ini cukup mulus, karena mereka pandai berdiplomasi dan telah belajar dari pengalaman Cornelis de Houtman. Penerimaan Banten pun 15 semakin terlihat ketika Belanda diizinkan untuk mendirikan kantor dagang. Setelah Banten, bangsa Belanda kemudian melanjutkan misinya ke Maluku untuk menggeser kedudukan bangsa Portugis. Belanda semakin ramai datang ke Indonesia. Keadaan seperti ini telah menyebabkan timbulnya persaingan di antara para pedagang sendiri. Pemerintah Belanda membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indiche Compagnie (VOC) yaitu persekutuan dagang hindia timur. VOC berdiri pada tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa Indonesia dengan sebutan Kompeni Belanda. Selain Bangsa Belanda ada beberapa Negara yang menjadi pelopor penjajahan di Indonesia terlebih dahulu yaitu Bangsa Portugis, Bangsa Spanyol, Bangsa Prancis, Bangsa Inggris. B. Perlawanan bangsa Indonesia Bangsa Indonesia tak tinggal diam dalam kondisi tertekan, Perlawanan bersenjata terhadap kolonialisme dan imperialisme terhadap VOC dan pemerintah kolonial belanda dimulai sejak awal abad XVII sampai awal abad XX. Perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda pada abad XIX sampai awal abad XX diantaranya adalah: • Perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura (1817) • Perlawanan rakyat dari Tanah Minang yang dipimpin oleh Imam Bonjol (1822-1837) • Perlawanan rakyat Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro (18251830) • Perlawanan rakyat Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik (1850) • Perlawanan rakyat Kalimantan yang dipimpin oleh Pangeran Antasari (1860) • Perlawanan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teuku Umar, Cut Nyak Dien (1873-1904) 16 • Perlawanan rakyat Tapanuli yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII (1900) Dengan demikian perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dilakukan oleh rakyat di Maluku (Pattimura), Tanah Minang (Imam Bonjol), Jawa (Pangeran Diponegoro), Bali (I Gusti Ketut Jelantik), Kalimantan (Pangeran Antasari), Aceh (Teuku Umar), dan Tapanuli (Raja Sisingamangaraja XII). C. Pengaruh Masa Kolonial di Indonesia • Dibidang Sosial, bisa dilihat dari menyebarnya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak lepas dengan para misionaris yang berasal dari bangsa Barat. • Dibidang Politik, kehidupan masyarakat pada masyarakat waktu penjajahan sangat menderita, Sistem politk Adu Domba (Devide et Impera) yang digunakan pemerintah kolonial Belanda mampu memperlemah, memperdaya bangsa Indonesia, dan bahkan dapat menghapus kekuasaan pribumi. Beberapa kerajaan besar yang berkuasa di berbagai daerah di Indonesia satu demi satu dapat dikuasai oleh Belanda. • Dibidang Ekonomi, kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan karena kolonial barat memonopoli perdagangan. Dampak nya terjadi kemiskinan dan kelaparan dimana-mana serta adanya pelaksanaan kerja Rodi yang menghrauskan rakyat bekerja membangun sarana tanpa upah sepeser pun. • Dibidang Kebudayaan, Kebiasaan tersebut sedikit banyak mempengaruhi budaya penduduk Indonesia terutama bidang bahasa. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia. Contohnya, kain untuk mengeringkan badan setelah mandi dalam bahasa Belanda adalah Handdoek, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Handuk. Selain bahasa, bangsa Barat juga memperkenalkan berbagai macam hiburan seperti musik internasional hingga tarian dansa. Ilmu arsitektur khas bangsa 17 Barat juga banyak digunakan pada masa penjajahan. Banyak bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang menjadi saksi bisu dampak kolonialisme di bidang budaya. 5. Kehidupan Masa Revolusi Masa revolusi ini bermula pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan teks proklamasi yang dirancangnya bersama beberapa tokoh, di rumah Soekarno. Setelah proklamasi selesai dibacakan, dikibarkanlah bendera merah putih yang telah dijahit oleh ibu Fatmawati, istri dari Soekarno. Rakyat pun bersorak-sorai gembira. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Belanda kembali datang. Mereka berusaha menegakkan kembali kekuasaan di Indonesia. Rakyat Indonesia pun tidak terima dan mulai melakukan perlawanan. Saat itulah perjuangan revolusi Indonesia dimulai. Sekutu (termasuk Belanda di dalamnya) membentuk suatu badan komando militer di Indonesia bernama Allied Forces for Netherland Indies (AFNEI). Tentara AFNEI mendarat di beberapa wilayah strategis Indonesia, seperti Surabaya dan Jakarta pada bulan September, Oktober, dan November tahun 1945. Mengetahui adanya ancaman tersebut, rakyat Indonesia tidak tinggal diam. Masyarakat di berbagai daerah mulai bergerak dan terjadilah perlawanan. Namun perjuangan revolusi Indonesia ini terbagi menjadi 2 karakteristik ya. Pertama itu perlawanan dengan menggunakan cara fisik, kemudian satu lagi perlawanan menggunakan jalur diplomasi. Berikut beberapa titik pertempuran perlawanan mempertahankan Kemerdekaan RI pada masa Revolusi: 1. Pertempuran Ambarawa (20 Oktober 1945-15 Desember 1945) 2. Pertempuran Surabaya ( 27 Oktober 1945-20 November 1945) 3. Pertempuran Bandung Lautan Api (23 Maret 1945-24 Maret 1946) 4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945-April 1946) 18 5. Puputan Margarana (20 November 1946-29 November 1946) 6. Perjuangan Bersenjata di Sulawesi (10 Desember 1946-21 Februari 1947) 6. Masa Orde Lama Pada masa Orde Lama sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem presidensial. Era ini berlangsung dari tahun 1945-1966 dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Perubaham sistem presidensial Pada masa Orde Lama, sistem pemerintahan beberapa kali berganti. Mulai dari presidental, parlementar, demokrasi liberal hingga demokrasi terpimpin. 1. Sistem parlementer, Perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer terjadi pada tahun 1945-1950. Pada sistem ini presiden memiliki fungsi ganda, yakni sebagai badan eksekutif merangkap badan legislatif. Masa itu juga terjadi adanya ketidakstabilan, tapi di sisi lain menggambarkan kedewasaan berpolitik. 2. Sistem liberal Pada era Orde Lama juga menjalankan sistem pemerintahan liberal. Ini berlangsung pada tahun 1950-1959. Ini terlihat dari presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat. Kemudian menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah. Presiden berhak membubarkan DPR. Pada 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959, presiden memerintahkan menggunakan konstitusi UndangUndang Dasar Sementara (UUDS). 3. Sistem demokrasi terpimpin Sistem demokrasi terpimpin ini berlangsung pada tahun 1959-1968. Sistem ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan Sidang Konstituante 10 November 1956. Pada masa demokrasi terpimpin ini banyak terjadi penyimpangan yang menimbulkan beberapa peristiwa besar di Indonesia. Penyimpangan itu seperti, presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955, serta MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Turki soal Penerapan Sekularisme dalam 19 Sistem Pemerintahan Selain itu, adanya peristiwa G30S/PKI dan munculnya tiga tuntutan rakyat (Tritura). Tritura berisi pembubaran PKI dan ormas-ormasnya, pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI dan penurunan harga barangbarang. 4. Masa Akhir Kekuasaan Soekarno (1966). Kedekatan Soekarno dengan para PKI membuat rakyat tidak senang, Bahkan hal tersebut membuat reputasinya menurun dan sudah tidak dipercayai lagi. Terlebih rakyat juga khawatir jika pemimpin negara terlalu dekat dengan PKI akan menimbulkan munculnya paham komunisme. Atas dasar itu, Soekarno menyerahkan jabatannya. Pada 23 Februari 1967 di Istana Negara, kekuasaan pemerintah resmi diserahkan ke pemegang Supersemar Jenderal Soeharto. Lewat Sidang MPRS di bulan berikutnya, pengunduran diri Soekarno dikukuhkan sekaligus diresmikannya Presiden Soeharto sebagai pemimpin negara. Setelah kepemimpinan berada di tangan Soeharto, masa Orde Lama beralih menjadi Orde Baru sebagai tanda pergantian pemerintahan. Dengan demikian, kehidupan politik pada masa orde lama adalah Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi liberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. 7. Masa Orde Baru (1966-1998) Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tri Tuntutan Rakyat yang merupakan ide perjuangan Angkatan 66/KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). TRITURA terdiri dari tiga tuntutan yaitu 20 pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga. TRITURA semakin panas karena sikap Presiden Soekarno yang bertolak belakang dengan aksi-aksi mereka. Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan kepercayaannya terhadap pemerintahan Soekarno. Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas Soekarno dan membuatnya mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk melakukan segala tindakan demi keamanan, ketenangan, dan stabilitas politik. Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru. Masa Akhir dari masa Orde Baru, Munculnya krisis ekonomi di berbagai negara pada tahun 1997 juga terasa juga oleh Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar pada masa tersebut mengalami penurunan yang luar biasa. Jatuhnya nilai tukar rupiah menjadi makin perparah dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok di masyarakat. Tidak hanya itu, di masa tersebut banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan munculnya PHK besar-besaran. Di sisi lain, ketika itu pemerintah kemudian mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak.Berbagai permasalahan ekonomi ini akhirnya memunculkan banyak aksi demonstrasi mahasiswa. Aksi demonstrasi mahasiswa kemudian tidak hanya menyasar permasalahan ekonomi, melainkan permasalahan politik. Puncak dari aksi demonstrasi mahasiswa adalah pada tanggal 12 Mei 1998, empat orang mahasiswa Trisakti yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hertanto tewas tertembak. Tewasnya empat orang mahasiswa Trisakti ini semakin memicu aksi demonstrasi besar-besaran mahasiswa hingga menduduki Gedung DPR/MPR. Sementara ketika itu Presiden Soeharto berencana untuk membentuk 21 kabinet reformasi, namun kehilangan dukungan dari beberapa Menteri yang menjabat di Kabinet Pembangunan VII. Pada tanggal 20 Mei 1998, tercatat 14 orang menteri mengundurkan diri dan tidak bersedia untuk masuk dalam kabinet reformasi bentukan Presiden Soeharto. Lalu akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan untuk berhenti sebagai Presiden RI. Sebagai penggantinya ditunjuk Wakil Presiden BJ. Habibie, dan dengan diangkatnya BJ. Habibie sebagai presiden ketiga RI saat itu, menjadi pertanda berakhirnya Orde Baru, dan dimulainya Orde Reformasi. 8. Masa Reformasi (1998-Sekarang) Reformasi memiliki arti pembaharuan. Pada masa reformasi masyarakat banyak mengahrapkan adanya perubahan dan perbaikan dalam segala bidang kehidupan. Istilah reformasi digunakan sebagai istilah untuk menyebut kekuasaan setelah kejatuhan Orde Baru hingga sekarang masih disebut sebagai zaman reformasi, entah sampai kapan kata reformasi dipakai untuk menunjukan kekuasaan suatu rezim pemerintahan. Beberapa situsi pada masa Reformasi • Sidang Istimewa MPR 1998 (10 November 1998-13 November 1998) • Otonomi Daerah • Pencabutan Pembatasan Partai Politik (1998-Sekarang) • Penghapusan Dwi Fungsi Abri • Penyelengaraan Pemilu Kehidupan Sosial Pada masa Reformasi Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi, Pada bidang Pendidikan Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 22 • Berbasis Kompetensi (Kurikulum Berbasis Kompetensi) • Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) • Kurikulum 2013 Pada masa reformasi, kehidupan sosial masyarakat Indonesia sempat diwarnai dengan terjadinya berbagai konflik sosial yang bersifat etnis di tengahtengah masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak kunjung membaik sehingga mengakibatkan sering terjadinya gesekan-gesekan dalam masyarakat. Namun, seiring dengan keberhasilan pemerintah era reformasi dalam mengatasi masalah-masalah yang tengah dihadapi, kehidupan sosial masyarakat Indonesia berangsur-angsur kembali kondusif. Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi. Media massa seperti surat kabar, dan majalah juga dapat dengan lebih bebas menyalurkan aspirasi dan gagasannya secara bebas. Hal tersebut dibarengi dengan pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak, sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit. Akan tetapi sekarang kemajuan teknologi juga sudah mulai memadai masyarakat sudah mulai kurang membaca Koran, Majalah dan mendengar Radio karena tergeser oleh teknologi yang semakin maju. Munculnya media sosial dan alat-alat komunikasi serba efektif dan efisien merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan lahirnya manusia-manusia individual dan egois. 23 Orang cenderung melakukan hal- hal yang lebih fragmatis untuk berinteraksi sosial. Melakukan kontak sosial secara langsung diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang waktu bahkan dikatakan ketinggalan zaman. Selain karena kemajuan Teknologi yang menyajikan berbagai wahana untuk mempercepat komunikasi antar individu. Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya masyarakat sosial adalah adanya mosi tidak percaya terhadap lingkungannya sendiri, bahkan dalam lingkup terdekat seperti keluarga, tetangga dan lingkungan kerja. Ini dikarenakan banyaknya terjadi tindakan kriminalitas yang umumnya terjadi justru karena orang-orang disekitar lingkungan tersebut sehingga orang cenderung memilih untuk melakukan segala sesuatunya sendiri atau melalui alat komunikasi untuk berinteraksi tanpa harus bertemu dan bertatap langsung. Tak hanya dalam hal komunikasi namun banyak hal juga sudah mulai terbantu dengan adanya teknologi, untuk memesan makanan sekarang sudah bisa online, sudah ada ojek online bahkan sekarang masyarakat sudah kurang membayar menggunakan ‘Cash’ karena sudah ada eMoney atau uang digital yang sudah tinggal scan, sangat memudahkan bukan? 24 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan sosial politik dari masa praaksara hingga masa Reformasi tak terlepas dari berbagai faktor, Makalah ini mengkaji bagaimana kehidupan manusia dan masyarakat pada masa praaksara hingga masa reformasi. Bahkan pada masa kemerdekaan kita setelah kemerdekaan masih terjadi banyak sekali hal sampai sekarang. C. Saran Setelah menyusun makalah terkait Kehidupan social politik dari masa praaksara hingga masa reformasi, penulis menyarankan agar perkembangan setiap masa pasti ada yang positif dan negative sudah banyak sekali pembelajaran dari masa ke masa dalam hidup di Bangsa Indonesia ini, maka sebagai generasi penerus bangsa, kita harus meneruskan dan membangun halhal yang berpengaruh positif kedepannya Dan juga tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. 25 DAFTAR PUSTAKA https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBE LAJARAN%201.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf https://roboguru.ruangguru.com/forum/aspek-sosial-politik-pada-masa-praaksaraditunjukkan-dengan-adanya-a-pembagian-kerja_FRM-K6O38L41 https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/06/14/pengertian-zamanpraaksara-dan-pembagiannya-berdasarkan-geologi https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/masa-kolonial.pdf https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBE LAJARAN%203.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf https://roboguru.ruangguru.com/question/sebutkan-7-bentuk-perlawananterhadap-kolonialisme-dan-imperalisme-dan-masing-masing-nama_QUS1Q00PRS https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/172940179/revolusi-indonesialatar-belakang-diplomasi-konflik-dan-dampak?page=all https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220629115824-31-814945/sejarahsingkat-orde-lama-di-bawah-pemerintahan-soekarno 26 27