TUGAS INDIVIDU
“Makalah Sejarah Sosial Politik Indonesia Sejak Masa Praaksara Hingga Masa
Reformasi Saat Ini”
Dosen
: Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol
Mata Kuliah
: Sejarah Sosial Politik Indonesia
Adinda Abellia Prasetyo
E1011221005
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Sosial Politik
Indonesia Sejak Masa Praaksara Hingga Masa Reformasi”. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Sejarah Sosial Politik Indonesia dengan
dosen Ahirul Habib Padilah, S.IP., M.I.Pol.
Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses
penyelesaian tugas ini hingga selesainya makalah ini
Pada makalah ini akan dibahas mengenai Apa saja Sejarah Politik Indosesia sejak
MAsa Praaksara Hingga Saat ini. Makalah ini dapat berperan sebagai sumber
pengetahuan baru atau tambahan untuk kita semua serta menjadi referensi baru.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu
saya dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Pontianak, 4 September 2022
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................I
KATA PENGANTAR .......................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3
A. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara hingga Masa
Reformasi ................................................................................................3
1. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara ....................................3
2. Kehidupan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha ............................8
3. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan Islam ...........................12
4. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kolonial ......................................15
5. Kehidupan Masa Revolusi ..................................................................18
6. Masa Orde Lama ................................................................................19
7. Masa Orde Baru (1966-1998) .............................................................20
8. Masa Reformasi (1998-sekarang) .......................................................22
BAB III PENUTUP ...........................................................................................25
A. Kesimpulan .............................................................................................25
B. Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................26
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa praaksara merupakan salah satu periode dalam kehidupan manusia
ketika manusia yang belum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata,
yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan
demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal
tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan
leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula
dengan masa prasejarah.
Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari
aksara ini adalah untuk berkomunikasi dan membaca tentang sesuatu. Sekelompok
manusia yang telah mengenal tulisan, biasanya meninggalkan catatan-catatan
tertulis kepada generasi berikutnya. Catatan itu dapat berupa batu bertulis (prasasti)
dan naskah-naskah kuno. Dari catatan tertulis tersebut, kita dapat mengetahui
kehidupan orang-orang zaman dahulu. Dengan demikian penemuan aksara
merupakan faktor penting untuk mengetahui suatu peradaban.
Namun, kehidupan di Indonesia telah terjadi banyak peruahan dan melewati
banyak sekali masa, mulai dari masa praaksara, Masa Kerajaan Hindu-Buddha,
Kerajaan Islam, Masa Kolonial, Masa Revolusi, Orde Lama, Orde Baru hingga saat
ini masa Reformasi.
Menurut KBBI, Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan
(bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Pengertian
reformasi juga menjadi awal perubahan sistem, yakni sistem atau tata kelola
kehidupan dalam suatu kelompok masyarakat
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahasa
dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Pembagian periodisasi pada masa Praaksara?
2. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha dan Islam ke
Indonesia?
3. Apa saja Bukti Peniggalan Pada Masa Hindu-Budda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara
2. Untuk mengetahui Proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha dan
Islam ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui bukti peninggalan pada masa Hindu-Buddha
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara hingga Masa
Reformasi
1. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara
Mulai dari Sejarah Masa Praaksara di Indonesia, Masa Praaksara ini juga
biasa dikenal dengan masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
Praaksara ini dimulai atau berawal dari kehidupan manusia purba dan sampai
dengan berdirinya kerajaan Kutai sekitar pada abad ke-5 Masehi. Pada
periode ini, rekonstruksi sejarah berfokus pada pemaparan pola hidup dan
kebudayaan manusia purba di Indonesia.
Zaman praaksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum
mengenal tulisan hingga manusia mulai mengenal dan menggunakan tulisan.
Zaman manusia mengenal dan menggunakan tulisan disebut aman aksara atau
aman sejarah. Zaman praaksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3
Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi, manusia Indonesia baru mulai
mengenal tulisan. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di
Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka
tahun, tetapi bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa
prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pada masa praaksara manusia belum
mengenal tulisan, maka tidak ada peninggalan tertulis dari masa praaksara.
Kehidupan manusia pada masa praaksara dapat dipelajari melalui
peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh manusia yang hidup pada
waktu itu. Peninggalan itu dapat berupa artefak dan fosil. Artefak membantu
kita untuk memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan manusia dan
fosil membantu untuk mengetahui pertumbuhan fisik makhluk hidup pada
masa praaksara
3
B. Periodisasi Masa Praaksara
1. Periodisasi Masa Praaksara secara Geologis
Geologi adalah studi tentang bumi dan bumi sebagi seluruh kelompok
studi, asal, struktur, komposisi, sejarah termasuk perkembangan kehidupannya,
dan proses alami yang sudah ada dan yang sedang berlangsung yang membuat
kadaan bumi seperti hari ini.
Proses perubahan bumi terbagi atas beberapa fase-fase atau zaman.
Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya memakan waktu yang lama,
sampai jutaan tahun. Menurut para ahli geologi, sejarah perkembangan bumi
terbagi menjadi empat periode, yaitu zaman arkaikum, paleozoikum,
mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum. Zaman neozoikum ini terbagi
dalam dua bagian, yaitu zaman tertier dan kuartier. Pada zaman kuartier inilah
mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia. Periodisasi sejarah perkembangan
bumi secara geologis, yaitu:
a. Zaman Arkaikum
Zaman ini berlangsung kira kira 2500 juta tahun yang lalu. Pada saat
itu kulit bumi masih panas. Lempengan bumi masih menyatu dan belum
terbentuk. Kondisi bumi belum stabil dengan udara yang sangat panas
sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan.
b. Zaman Paleozoikum
Paleozoikum artinya zaman bumi purba. Zaman ini berlangsung kira
kira 340 juta tahun yang lalu. Pada masa ini lapisan hidrosfer dan atmosfer
mulai terbentuk. Lempengan bumi juga terbentuk namun masih bersatu
menjadi sebuah benua besar yang di sebut “Pangea”. Zaman ini sudah
ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya
binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan,
amfibi dan reptil
4
c. Zaman Mesozoikum
Zaman mesozoikum adalah zaman kehidupan pertengahan, berlangsung
kirakira sejak 140 juta tahun yang lalu. Hal ini di tandai munculnya hewan
hewan bertubuh besar seperti reptili pemakan daging, berbagai jenis burung,
dan beberapa hewan mamalia. Pada masa ini jenis reptilia meningkat
jumlahnya. Binatang-binatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali.
Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus.
d. Zaman Neozoikum atau Kenozoikum
Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira-kira 60 juta tahun yang
lalu. Keadaan bumi pada zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak
begitu besar walaupun zaman es masih ada. Zaman ini dibagi menjadi dua,
yaitu zaman tertier dan zaman kuartier.
2. Periodisasi Masa Praaksara Secara Arkeologis
Periodisasi secara arkeologis mendasar pada hasil-hasil temuan
benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia pra aksara serta
hasil kebudayaan yang ditinggalkannya. Berdasarkan penelitian terhadap
benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman
batu dan zaman logam.
a. Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas
penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil
temuan alat-alat yang digunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman
batu dibagi menjadi empat, yaitu paleolitikum, mesolitikum,
neolitikum, dan megalitikum.
Pada zaman Paleolitikum alat-alat yang digunakan pada zaman
ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak
perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan
buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbia
5
Pada Zaman Mesolitikum sudah lebih maju apabila dibandingkan
hasil kebudayaan zaman Paleolitikum. Sedangkan pada masa
Neolitikum Pada zaman ini, telah mengenal budaya atau tradisi
“mengupam” atau mengasah alat-alat dari batu. Dengan alat-alat yang
lebih maju tersebut hasil perburuan akan lebih mudah mereka
dapatkan.
Yang terakhir disebut zaman batu besar /megalitikum karena
hasil-hasil kebudayaan pada masa tersebut umumnya terbuat dari batu
dalam ukuran yang sangat besar. Pada zaman ini, budaya pembuatan
alat-alat dari batu telah bergeser untuk keperluan kepercayaan, yaitu
pemujaan terhadap roh nenek moyang.
b. Zaman Logam
Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan
bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya,
tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu
dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan
menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga, dan
zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam,
yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang
dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong
(kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana
perunggu, manik-manik, cenderasa (kapak sepatu).
3. Periodisasi Masa Praaksara Secara Kehidupan
Masyarakat
pra
aksara
hidup
secara
nomaden.
Dalam
perkembangannya, kehidupan mereka mengalami perubahan dari nomaden
menjadi semi nomaden. Akhirnya mereka hidup secara menetap di suatu
tempat, dengan tempat tinggal yang pasti. Berdasarkan hal tersebut, maka
masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berbur
6
dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa
perundagian.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat
bergantung pada alam sekitarnya. Daerah yang ditempati manusia pra
aksara adalah daerah yang banyak menyediakan bahan makanan dalam
jumlah yang cukup dan mudah memperolehnya. Daerah tersebut juga
banyak dikunjungi oleh binatang, oleh karena itu manusia pra aksara
mudah untuk berburu binatang. Di samping itu, mereka juga meramu,
yakni mencari dan mengumpulkan makanan. Jenis makanan yang
dikumpulkan misalnya umbi-umbian, buah-buahan, dan daun-daunan.
b. Masa Bercocok Tanam
Setelah melewati masa kehidupan berburu dan mengumpulkan
makanan, maka mereka menuju masa kehidupan bercocok tanam.
Mereka
telah
merasakan
kehidupan
berpindah-pindah
kurang
menguntungkan karena harus berulangkali membuka ladang. Selain itu
dengan bercocok tanam dirasakan persediaan makanan akan tercukupi
sepanjang tahun, tanpa harus membuka ladang lagi. Selain bercocok
tanam juga dikembangkan memelihara hewan ternak. Secara geografis
pada zaman ini sangat menggantungkan iklim dan cuaca alam.
c. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia.
Kata perundagian berasal dari bahasa Bali. Undagi, yang artinya adalah
seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang
mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu,
misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan
sampan. Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman
perunggu.
7
Kegiatan persawahan memungkinkan adanya pengaturan masa
bercocok tanam sehingga mereka tidak hanya tergantung pada
kondisi iklim dan cuaca namun sudah bisa berfikir kapan saatnya
yang cocok bercocok tanam dan kapan saatnya untuk beternak.
Kondisi geografis inilah yang perlu di cermati agar mereka tidak
gagal panen. Mereka bisa banyak belajar dari pengalaman alam. Dari
alamlah mereka bisa mengetahui arah angin, berlayar ke antar pulau,
mencari penghasilan di laut dan mengadakan perdagangan antar
wilayah.
Maka,
➢ Aspek sosial pada masa praaksara, kehidupan pada masa praaksara
sangatlah bergantung dengan alam atau menetap di perkampungan oleh
karena itu mereka hidup secara berkelompok dengan bersama sama
mengumpulkan sumber makanan dan air.
➢ Aspek politik pada masa praaksara, kehidupan politik pada masa ini
biasanya ditunjuk satu orang untuk memimpin dalam kelompok tersebut.
Orang yang memimpin ini biasanya disebut dengan kepala suku.
2. Kehidupan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu-Buddha ini berlangsung kurang lebih selama 10 abad dan
berlangsung dari abad ke-5 Masehi ketika muncul kerjaan Kutai Kertanegara di
lembah sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Seiring pesatnya pengaruh hindu
– Buddha kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha muncul disekitar daerah
pelabuhan atau sungai. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain kerajaan Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, Majapahit, Mataram kuno, Kediri, Singasari. Dalam
aspek Politik, Kebudayaan Hindu memperkenalkan konsep dewa raja,yaitu
pimpinan tertinggi yang diyakini sebagai titisan dewa .konsep ini melegimitasi
(mengesahkan) kekuasaan seorang raja.
Sistem politik pada masa Hindu-Buddha yaitu, Kerajaan. Kepala suku
terbaik berhak atas tampuk kerajaan. Selanjutnya, kepemimpinan kerajaanakan
8
dilanjutkan secara turun temurun berdasarkan hak waris sesuai peraturan
hukum kasta. Dari konsep itulah bangsa Indonesia mulai mengenal sistem
pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pemimpin tertinggi. sebagi penguasa
yang dipercaya sebagai titisan dewa, seorang raja memiliki kewenagan penuh
terhadap seluruh rakyat di wilayah kerajaannya .
Sebaliknya, rakyat mempunyai kewajiban untuk memberikan kesetiaan
penuh terhadap raja tanpa menuntut upah,terdapat sistem pemerintahan antara
kerajaan hindu-buddha diwilayah Jawa timur, Jawa tengah bagian utara, Jawa
tengah bagian selatan.kerajaan-kerajaan diwilayah Jawa timur dan jawa tengah
bagian utara menerapkan sistem pemerintahan federal dimana Negara-negara
bagian yang berada diwilayah kekuasaanya memiliki otoritas penuh dan
diperlakukan secara sederajat dan demokratis.sementara itu,kerajaan-kerajaan
diwilayah Jawa tengah bagian selatan bersifat feodal dimana pusat kekuasaan
dan pemerintahan berada sepenuhnya ditangan raja.
A. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia dapat dipelajari melalui
beberapa teori, mulai dari teori Brahmana, teori Ksatria, hingga teori aktif yaitu
yang dinamakan teori arus balik.
Cara aktif adalah orang Indonesia kuno berangkat ke India melalui jalur
maritim dan belajar agama Hindu-Buddha di sana, kemudian menyebarkannya
secara aktif di Nusantara. Melalui cara aktif ini, muncul teori Arus Balik, yang
artinya sejumlah orang Nusantara diundang atau datang sendiri ke India untuk
belajar dua agama ini, kemudian menyebarkannya setelah pulang ke tanah air.
Sementara itu, cara pasif adalah melalui pemuka agama Hindu-Buddha
yang datang ke Nusantara dan menyebarkan dua agama ini.
Terdapat 3 Teori yang mendukung argument ini yaitu,
9
1. Teori Brahmana
Penyebaran dan pengaruh agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa oleh kaum
Brahmana atau kaum agamawan dari India.
2. Teori Ksatria
Penyebaran ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India yang
berkasta ksatria, bangsawan, atau prajurit.
3. Teori Waisya
Penyebar agama Hindu-Buddha ke Indonesia adalah orang-orang India yang
berkasta Waisya (seperti pengrajin, petani, hingga pedagang). Para penyebar ajaran
Hindu-Buddha itu merupakan kaum saudagar dari India yang berdagang hingga ke
Nusantara.
B. Pengaruh Hindu-Budha
➢ Pada bidang sosial, masyarakat Hindu-Buddha menganut sistem kasta yang
biasa disebut caturwarna yaitu: Kasta Brahmana (Kaum Pendeta), Kasta
Ksatria (Kaum Pejabat,Bangsawan dan Prajurit), KastaWaisya (Kaum
Pedagang,Pejabat, dan Pemilik Tanah), Kasta Sudra (KaumRakyat jelata
dan Pekerja kasar) Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan
yang ada di India. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat dan agama di
Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah orang
Indonesia
yang
pertama
menyentuh
budaya
India.
Pada
masa
pemerintahannya, Kudungga masih mempertahankan budaya Indonesia.
Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi raja, karena adanya
pengaruh India mengakibatkan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri
Kerajaan Kutai.
10
➢ Pada Bidang Agama/Kepercayaan, Animisme, suatu kepercayaan terhadap
suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme, suatu
kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gain.
➢ Bidang Sastra/Bahasa, Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal
dan digunakannya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat
Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra
sangat berkembang terutama pada zaman Kerajaan Kediri.
➢ Bidang Arsitektur, Seni bangunan Pengaruh Hindu – Budha dalam hal
kebudayaan yang sampai saat ini masih banyak kita jumpai adalah seni
bangunan berupa candi dan prasasti. Kedua seni bangunan tersebut
sebetulnya sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa kita pada zaman
megalithikum dalam rupa punden berundak, menhir dan arca batu. Candi
ada dua macam yaitu:
1. Candi bercorak hindu ciri-cirinya candi hindu terdiri dari tiga
bagian,yaitu Bhurloka, Bhurvaloka dan suarloka. Bhurloka merupakan
bagian kaki candi yang menggambarkan kehidupan dunia fana. Bhurvaloka
meruoakan bagian tubuh candi yang mengambarkan dunia penyucian.
suarloka merupakan bagian atap candi yang menggambarkan dunia para
dewa.pada dinding-dinding candi digambarkan relief yang menggambarkan
kerajaan,lingkungan,dan masyarakat pada masa itu.contoh candi Indonesia
bercorak hindu adalah candi prambanan ,candi jajagu(jago),candi
gedongsongo,candi
pringapus,candi
dieng
,candi
singasari,candi
penataran
kidal,candi
,candi
selogriyo,candi
badut,candi
jawi,candi
sukuh,candi plaosan,dan candi canggal.
2. Candi bercorak Buddha ciri-cirinya candi bercorak Buddha berfungsi
untuk memuja raja,contoh candi bercorak Buddha adalah cari Borobudur
,candi sewu,candi kalasan,candi mendut,dan candi pawon.candi ini juga
mempunyai tiga tingkatan yaitu kamadatu, Rupadatu dan Arupadatu.
11
Kamadatu melambangkan manusia ketika masih dalam kandungan seorang
ibu . Rupadatu melambangkan kehidupan manusia didunian fana.
Arupadatu melambangkan manusia ketika mencapai nirwana. Relief pada
dinding candi Buddha menggambarkan perbuatan manusia dan hukumanya
serta riwayat sidharta Gautama sejak lahir hingga mencapai kesempurnaan
yang disebut lalistavistara.
Fungsi candi di Indonesia bukan sekedar tempat untuk memuja dewa seperti di
India, tetapi sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi
dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang
telah meninggal.
3. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan Islam
Pada awal kedatangannya, agama Islam dapat diterima masyarakat
Indonesia pada zaman dahulu. Apalagi penyebaran agama Islam dilakukan
dengan cara damai. Selain itu, kedatangan agama Islam di Indonesia menjadi
salah satu awal perubahan besar dalam tatanan masyarakat, karena agama
Islam tidak mengenal sistem kasta, bahkan pemimpin kerajaan Islam bukanlah
seorang yang memiliki garis keturunan.
A. Proses Masuk dan berkembangnya Islam Di Indonesia
Sejarah masuknya Islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di
ikuti oleh pedagang Arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan
agama Islam ke tempat mereka berlabuh di seluruh Indonesia. Banyak yang
berspekulasi jika Islam masuk ke Indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada abad
tersebut terdapat perkampungan Islam di sekitar selat Malaka. Selain pedagang
ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa yang di
lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang
menyebarkan Islam dengan cara pendekatan sosial budaya.
Ada juga Perkawinan, beberapa pedagang akan menetap di Indonesia.
Sehingga, tidak sedikit para pedagang Islam menikah dengan mayarakat
setempat. Dari sinilah akan terbentuk keluarga Islam yang akan turun sampai ke
12
anak-anaknya. Tidak hanya masyarakat setemoat, keluarga kekerajaan pun
ada yang menikah dengan pedagang Islam.Pendidikan, misalnya seperti
mendirikan pondok pesantren.
Di jawa Islam masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya
makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di
temukannya ratusan makam Islam kuno. Di perkikan makam ini adalah makam
para keluarga istana Majapahit.
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak pada abad 18. Di hulu
sungai Pawan, Kalimantan barat di temukan pemakaman Islam kuno. Di
Kalimantan timur Islam masuk melalui kerajaan Kutai, di Kalimantan selatan
melalui kerajaan banjar, dan dari Kalimantan tengah di temukannya masjid gede
di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk
melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo.
Demikian
sedikit
penjelasan
tentang
sejarah
Islam
masuk
ke
Indonesia. Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan
agama Islam di Indonesia tanpa adanya perang. Dengan peran para ulama yang
bijaksana, agama Islam dengan mudah di terima di seluruh nusantara.
Ada 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia, Teori Mekkah, Teori Gujarat,
Teori Persia dan Teori Cina.
B. Pengaruh Kerajaan Islam di Indonesia
➢ Pengaruh Islam terhadap masyarakat Indonesia di bidang Politik nampak
dalam penggantian gelar raja berganti menjadi sultan, pemimpinnya disebut
khalifah, dalam sistem kesultanan nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam
pengendalian kekuasaan.
➢ Pada bidang Sosial pada masa Hindu-Buddha ada pembedaan yang tegas
diantara kelompok masyarakat, pembedaan yang tegas ini disebut dengan
sistem kasta. Berkaitan dengan ini sistem kasta membedakan masyarakat
menjadi golongan Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Setelah Islam
masuk ke Indonesia, dalam perkembangannya sistem kasta menjadi pudar
13
karena ajaran Islam tidak menerapkan adanya sistem kasta. Akan tetapi
meskipun begitu, pada masa Islam masih ada penggolongan kelompok
masyarakat. Seperti misalnya di Jawa, seorang ulama akan diberi gelar
Kyai. Begitu juga dengan para penyebar agama Islam di Nusantara yang
diberi gelar Sunan, gelar ini menujukkan status sosial yang tinggi di
masyarakat.
➢ Bidang kebudayaan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia tidak
serta merta dapat menggantikan ataupun memusnahkan kebudayaan yang
sudah ada sebelumnya. Dalam perkembangannya kebudayaan Islam
mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada sebelumnya, tentunya dengan
modifikasi serta penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Hal ini megakibatkan terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan
kebudayaan yang sudah ada. Dimana hasil akulturasi tersebut antara lain
yaitu:
a) Seni Bangunan
Bentuk bangunan masjid kuno mempunyai unsur kemiripan dengan
kebudayaan Hindu-Buddha. Kemiripan ini terlihat pada hal-hal sebagai
berikut:
(1) Atap Tumpang
Atap tumpang adalah atap yang bersusun semakin ke atas akan semakin
kecil, dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu
akan selalu ganjil, biasanya 3 sampai dengan 5 tingkat. Dalam hal ini atap
tumpang serupa dengan arsitektur Hindu.
Atap tumpang sampai sekarang ini masih banyak ditemukan di Bali.
Namanya adalah meru, dan khusus dipergunakan sebagai atap bangunanbangunan suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap
tumpang ini ialah Masjid Demak dan Masjid Banten.
(2) Menara
adalah bagian bangunan masjid yang fungsinya untuk mengumandangkan
adzan ketika waktu shalat sudah tiba. Pada masjid Kudus bentuk menara ini
14
mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi di Jawa Timur yang sudah
diubah serta disesuaikan penggunaannya dan diberi atap tumpang.
b) Seni Ukir
Seni ukir yang berkembang pada masa Islam adalah modifikasi dari masa
sebelumnya. seni ukir terus berkembang dengan menggunakan ragam hias
yang terdiri dari pola-pola bunga-bungaan (teratai), daun-daunan,
pemandangan, bukit-bukit karang, dan garis-garis geometri. Ragam hias ini
kemudian ditambah dengan ragam hias huruf arab (kaligrafi) yang kerap
kali dipergunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup.
4. Kehidupan Masyarakat pada Masa Kolonial
A. Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Kolonial
Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpahlimpah dan letaknya yang sangat strategis. Dan Bangsa-bangsa di dunia tertarik
untuk mengusai Indonesia, terutama bangsa-bangsa Barat diantaranya Belanda
yang ingin sekali menguasai Indonesia. Pengaruh kolonialisme bangsa asing
terutama Belanda telah masuk ke Indonesia sejak abad ke-16 sampai awal abad
ke-20 yang membawa banyak pengaruh dalam perubahan dan pembentukan
stratifikasi sosial masyarakat Indonesia. Yang semula lebih ditentukan oleh
kriteria pemilikan tanah pertanian dan kedudukan untuk mempertahankan
kekuasaannya.
Pada 1595, Belanda mengirim sebuah ekspedisi ke dunia Timur yang
dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman menjadi rombongan
Belanda pertama yang tiba di nusantara pada 1596, tepatnya di Banten. Meski
sempat disambut baik, Cornelis de Houtman akhirnya diusir oleh masyarakat
dan pedagang setempat karena sikap buruknya.
Pada 1598, Belanda kembali berusaha menembus Banten dengan mengirim
ekspedisi di bawah pimpinan Jacob van Neck. Proses masuknya bangsa Belanda
ke nusantara yang kedua ini cukup mulus, karena mereka pandai berdiplomasi
dan telah belajar dari pengalaman Cornelis de Houtman. Penerimaan Banten pun
15
semakin terlihat ketika Belanda diizinkan untuk mendirikan kantor dagang.
Setelah Banten, bangsa Belanda kemudian melanjutkan misinya ke Maluku
untuk menggeser kedudukan bangsa Portugis.
Belanda semakin ramai datang ke Indonesia. Keadaan seperti ini telah
menyebabkan timbulnya persaingan di antara para pedagang sendiri. Pemerintah
Belanda membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang diberi nama
Vereenigde Oost Indiche Compagnie (VOC) yaitu persekutuan dagang hindia
timur. VOC berdiri pada tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa
Indonesia dengan sebutan Kompeni Belanda.
Selain Bangsa Belanda ada beberapa Negara yang menjadi pelopor
penjajahan di Indonesia terlebih dahulu yaitu Bangsa Portugis, Bangsa Spanyol,
Bangsa Prancis, Bangsa Inggris.
B. Perlawanan bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia tak tinggal diam dalam kondisi tertekan, Perlawanan bersenjata
terhadap kolonialisme dan imperialisme terhadap VOC dan pemerintah kolonial
belanda dimulai sejak awal abad XVII sampai awal abad XX. Perlawanan yang
dilakukan rakyat Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda pada abad XIX
sampai awal abad XX diantaranya adalah:
•
Perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura (1817)
•
Perlawanan rakyat dari Tanah Minang yang dipimpin oleh Imam Bonjol
(1822-1837)
•
Perlawanan rakyat Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro (18251830)
•
Perlawanan rakyat Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik (1850)
•
Perlawanan rakyat Kalimantan yang dipimpin oleh Pangeran Antasari
(1860)
•
Perlawanan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teuku Umar, Cut Nyak Dien
(1873-1904)
16
•
Perlawanan rakyat Tapanuli yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja
XII (1900)
Dengan demikian perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dilakukan
oleh rakyat di Maluku (Pattimura), Tanah Minang (Imam Bonjol), Jawa (Pangeran
Diponegoro), Bali (I Gusti Ketut Jelantik), Kalimantan (Pangeran Antasari), Aceh
(Teuku Umar), dan Tapanuli (Raja Sisingamangaraja XII).
C. Pengaruh Masa Kolonial di Indonesia
•
Dibidang Sosial, bisa dilihat dari menyebarnya agama Kristen Katolik dan
Kristen Protestan. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak
lepas dengan para misionaris yang berasal dari bangsa Barat.
•
Dibidang Politik, kehidupan masyarakat pada masyarakat waktu penjajahan
sangat menderita, Sistem politk Adu Domba (Devide et Impera) yang
digunakan
pemerintah
kolonial
Belanda
mampu
memperlemah,
memperdaya bangsa Indonesia, dan bahkan dapat menghapus kekuasaan
pribumi. Beberapa kerajaan besar yang berkuasa di berbagai daerah di
Indonesia satu demi satu dapat dikuasai oleh Belanda.
•
Dibidang Ekonomi, kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan karena
kolonial barat memonopoli perdagangan. Dampak nya terjadi kemiskinan
dan kelaparan dimana-mana serta adanya pelaksanaan kerja Rodi yang
menghrauskan rakyat bekerja membangun sarana tanpa upah sepeser pun.
•
Dibidang Kebudayaan, Kebiasaan tersebut sedikit banyak mempengaruhi
budaya penduduk Indonesia terutama bidang bahasa. Beberapa kata dalam
bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia. Contohnya,
kain untuk mengeringkan badan setelah mandi dalam bahasa Belanda
adalah Handdoek, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Handuk.
Selain bahasa, bangsa Barat juga memperkenalkan berbagai macam hiburan
seperti musik internasional hingga tarian dansa. Ilmu arsitektur khas bangsa
17
Barat juga banyak digunakan pada masa penjajahan. Banyak bangunan
bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang menjadi saksi bisu
dampak kolonialisme di bidang budaya.
5. Kehidupan Masa Revolusi
Masa revolusi ini bermula pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno
membacakan teks proklamasi yang dirancangnya bersama beberapa tokoh, di
rumah Soekarno. Setelah proklamasi selesai dibacakan, dikibarkanlah bendera
merah putih yang telah dijahit oleh ibu Fatmawati, istri dari Soekarno. Rakyat
pun bersorak-sorai gembira.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Belanda kembali datang.
Mereka berusaha menegakkan kembali kekuasaan di Indonesia. Rakyat
Indonesia pun tidak terima dan mulai melakukan perlawanan. Saat itulah
perjuangan revolusi Indonesia dimulai. Sekutu (termasuk Belanda di dalamnya)
membentuk suatu badan komando militer di Indonesia bernama Allied Forces
for Netherland Indies (AFNEI). Tentara AFNEI mendarat di beberapa wilayah
strategis Indonesia, seperti Surabaya dan Jakarta pada bulan September,
Oktober, dan November tahun 1945.
Mengetahui adanya ancaman tersebut, rakyat Indonesia tidak tinggal diam.
Masyarakat di berbagai daerah mulai bergerak dan terjadilah perlawanan.
Namun perjuangan revolusi Indonesia ini terbagi menjadi 2 karakteristik ya.
Pertama itu perlawanan dengan menggunakan cara fisik, kemudian satu lagi
perlawanan menggunakan jalur diplomasi.
Berikut beberapa titik pertempuran perlawanan mempertahankan Kemerdekaan RI
pada masa Revolusi:
1. Pertempuran Ambarawa (20 Oktober 1945-15 Desember 1945)
2. Pertempuran Surabaya ( 27 Oktober 1945-20 November 1945)
3. Pertempuran Bandung Lautan Api (23 Maret 1945-24 Maret 1946)
4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945-April 1946)
18
5. Puputan Margarana (20 November 1946-29 November 1946)
6. Perjuangan Bersenjata di Sulawesi (10 Desember 1946-21 Februari 1947)
6. Masa Orde Lama
Pada masa Orde Lama sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem
presidensial. Era ini berlangsung dari tahun 1945-1966 dibawah kepemimpinan
Presiden Soekarno. Perubaham sistem presidensial Pada masa Orde Lama, sistem
pemerintahan beberapa kali berganti. Mulai dari presidental, parlementar,
demokrasi liberal hingga demokrasi terpimpin.
1. Sistem parlementer, Perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi
parlementer terjadi pada tahun 1945-1950. Pada sistem ini presiden memiliki fungsi
ganda, yakni sebagai badan eksekutif merangkap badan legislatif. Masa itu juga
terjadi adanya ketidakstabilan, tapi di sisi lain menggambarkan kedewasaan
berpolitik.
2. Sistem liberal Pada era Orde Lama juga menjalankan sistem pemerintahan
liberal. Ini berlangsung pada tahun 1950-1959. Ini terlihat dari presiden dan wakil
presiden tidak dapat diganggu gugat. Kemudian menteri bertanggung jawab atas
kebijakan pemerintah. Presiden berhak membubarkan DPR. Pada 17 Agustus 1950
hingga 5 Juli 1959, presiden memerintahkan menggunakan konstitusi UndangUndang Dasar Sementara (UUDS).
3. Sistem demokrasi terpimpin Sistem demokrasi terpimpin ini berlangsung pada
tahun 1959-1968. Sistem ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno
dalam pembukaan Sidang Konstituante 10 November 1956. Pada masa demokrasi
terpimpin ini banyak terjadi penyimpangan yang menimbulkan beberapa peristiwa
besar di Indonesia. Penyimpangan itu seperti, presiden membubarkan DPR hasil
pemilu 1955, serta MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Turki soal Penerapan Sekularisme dalam
19
Sistem Pemerintahan Selain itu, adanya peristiwa G30S/PKI dan munculnya tiga
tuntutan rakyat (Tritura). Tritura berisi pembubaran PKI dan ormas-ormasnya,
pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI dan penurunan harga barangbarang.
4. Masa Akhir Kekuasaan Soekarno (1966). Kedekatan Soekarno dengan para PKI
membuat rakyat tidak senang, Bahkan hal tersebut membuat reputasinya menurun
dan sudah tidak dipercayai lagi. Terlebih rakyat juga khawatir jika pemimpin
negara terlalu dekat dengan PKI akan menimbulkan munculnya paham komunisme.
Atas dasar itu, Soekarno menyerahkan jabatannya. Pada 23 Februari 1967 di Istana
Negara, kekuasaan pemerintah resmi diserahkan ke pemegang Supersemar Jenderal
Soeharto. Lewat Sidang MPRS di bulan berikutnya, pengunduran diri Soekarno
dikukuhkan sekaligus diresmikannya Presiden Soeharto sebagai pemimpin negara.
Setelah kepemimpinan berada di tangan Soeharto, masa Orde Lama beralih menjadi
Orde Baru sebagai tanda pergantian pemerintahan.
Dengan demikian, kehidupan politik pada masa orde lama adalah Pada masa orde
lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia
pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi
liberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
7. Masa Orde Baru (1966-1998)
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan
Soekarno.
Lahirnya
Orde
Baru
diawali
dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela.
Lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tri Tuntutan Rakyat
yang merupakan ide perjuangan Angkatan 66/KAMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia). TRITURA terdiri dari tiga tuntutan yaitu
20
pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan
harga. TRITURA semakin panas karena sikap Presiden Soekarno yang
bertolak belakang dengan aksi-aksi mereka. Hingga terjadi peristiwa
G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan kepercayaannya
terhadap pemerintahan Soekarno.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya
kredibilitas Soekarno dan membuatnya mengeluarkan Surat Perintah
kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11 Maret 1966
(Supersemar). Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto
untuk melakukan segala tindakan demi keamanan, ketenangan, dan
stabilitas politik. Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan
Orde Baru.
Masa Akhir dari masa Orde Baru, Munculnya krisis ekonomi di
berbagai negara pada tahun 1997 juga terasa juga oleh Indonesia. Nilai tukar
rupiah terhadap dolar pada masa tersebut mengalami penurunan yang luar
biasa. Jatuhnya nilai tukar rupiah menjadi makin perparah dengan kenaikan
harga barang kebutuhan pokok di masyarakat. Tidak hanya itu, di masa
tersebut banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan yang
mengakibatkan munculnya PHK besar-besaran. Di sisi lain, ketika itu
pemerintah kemudian mengumumkan kenaikan harga bahan bakar
minyak.Berbagai permasalahan ekonomi ini akhirnya memunculkan
banyak aksi demonstrasi mahasiswa. Aksi demonstrasi mahasiswa
kemudian tidak hanya menyasar permasalahan ekonomi, melainkan
permasalahan politik.
Puncak dari aksi demonstrasi mahasiswa adalah pada tanggal 12 Mei
1998, empat orang mahasiswa Trisakti yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidin
Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hertanto tewas tertembak. Tewasnya
empat orang mahasiswa Trisakti ini semakin memicu aksi demonstrasi
besar-besaran
mahasiswa
hingga
menduduki
Gedung
DPR/MPR.
Sementara ketika itu Presiden Soeharto berencana untuk membentuk
21
kabinet reformasi, namun kehilangan dukungan dari beberapa
Menteri yang menjabat di Kabinet Pembangunan VII. Pada tanggal 20 Mei
1998, tercatat 14 orang menteri mengundurkan diri dan tidak bersedia untuk
masuk dalam kabinet reformasi bentukan Presiden Soeharto.
Lalu akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto
menyatakan untuk berhenti sebagai Presiden RI. Sebagai penggantinya
ditunjuk Wakil Presiden BJ. Habibie, dan dengan diangkatnya BJ. Habibie
sebagai presiden ketiga RI saat itu, menjadi pertanda berakhirnya Orde
Baru, dan dimulainya Orde Reformasi.
8. Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Reformasi memiliki arti pembaharuan. Pada masa reformasi masyarakat
banyak mengahrapkan adanya perubahan dan perbaikan dalam segala bidang
kehidupan. Istilah reformasi digunakan sebagai istilah untuk menyebut
kekuasaan setelah kejatuhan Orde Baru hingga sekarang masih disebut sebagai
zaman reformasi, entah sampai kapan kata reformasi dipakai untuk menunjukan
kekuasaan suatu rezim pemerintahan.
Beberapa situsi pada masa Reformasi
•
Sidang Istimewa MPR 1998 (10 November 1998-13 November 1998)
•
Otonomi Daerah
•
Pencabutan Pembatasan Partai Politik (1998-Sekarang)
•
Penghapusan Dwi Fungsi Abri
•
Penyelengaraan Pemilu
Kehidupan Sosial Pada masa Reformasi Pada masa reformasi masyarakat lebih
bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya
reformasi di bidang komunikasi, Pada bidang Pendidikan Pemerintah pada masa
Reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara
(APBN)
22
•
Berbasis Kompetensi (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
•
Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
•
Kurikulum 2013
Pada masa reformasi, kehidupan sosial masyarakat Indonesia sempat
diwarnai dengan terjadinya berbagai konflik sosial yang bersifat etnis di tengahtengah masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang
kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak kunjung
membaik sehingga mengakibatkan sering terjadinya gesekan-gesekan dalam
masyarakat.
Namun, seiring dengan keberhasilan pemerintah era reformasi dalam
mengatasi masalah-masalah yang tengah dihadapi, kehidupan sosial masyarakat
Indonesia berangsur-angsur kembali kondusif. Pada masa reformasi masyarakat
lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya
reformasi di bidang komunikasi.
Media massa seperti surat kabar, dan majalah juga dapat dengan lebih bebas
menyalurkan aspirasi dan gagasannya secara bebas. Hal tersebut dibarengi
dengan pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media
massa cetak, sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui
mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit.
Akan tetapi sekarang kemajuan teknologi juga sudah mulai memadai
masyarakat sudah mulai kurang membaca Koran, Majalah dan mendengar Radio
karena tergeser oleh teknologi yang semakin maju. Munculnya media sosial dan
alat-alat komunikasi serba efektif dan efisien merupakan salah satu faktor yang
mengakibatkan lahirnya manusia-manusia individual dan egois.
23
Orang cenderung melakukan hal- hal yang lebih fragmatis untuk
berinteraksi sosial. Melakukan kontak sosial secara langsung diasumsikan
sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang waktu
bahkan dikatakan ketinggalan zaman.
Selain karena kemajuan Teknologi yang menyajikan berbagai wahana untuk
mempercepat komunikasi antar individu. Salah satu faktor yang menyebabkan
berkurangnya masyarakat sosial adalah adanya mosi tidak percaya terhadap
lingkungannya sendiri, bahkan dalam lingkup terdekat seperti keluarga, tetangga
dan lingkungan kerja. Ini dikarenakan banyaknya terjadi tindakan kriminalitas
yang umumnya terjadi justru karena orang-orang disekitar lingkungan tersebut
sehingga orang cenderung memilih untuk melakukan segala sesuatunya sendiri
atau melalui alat komunikasi untuk berinteraksi tanpa harus bertemu dan
bertatap langsung.
Tak hanya dalam hal komunikasi namun banyak hal juga sudah mulai
terbantu dengan adanya teknologi, untuk memesan makanan sekarang sudah bisa
online, sudah ada ojek online bahkan sekarang masyarakat sudah kurang
membayar menggunakan ‘Cash’ karena sudah ada eMoney atau uang digital
yang sudah tinggal scan, sangat memudahkan bukan?
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan sosial politik dari masa praaksara hingga masa Reformasi tak
terlepas dari berbagai faktor, Makalah ini mengkaji bagaimana kehidupan
manusia dan masyarakat pada masa praaksara hingga masa reformasi. Bahkan
pada masa kemerdekaan kita setelah kemerdekaan masih terjadi banyak sekali
hal sampai sekarang.
C. Saran
Setelah menyusun makalah terkait Kehidupan social politik dari masa
praaksara hingga masa reformasi, penulis menyarankan agar perkembangan
setiap masa pasti ada yang positif dan negative sudah banyak sekali
pembelajaran dari masa ke masa dalam hidup di Bangsa Indonesia ini, maka
sebagai generasi penerus bangsa, kita harus meneruskan dan membangun halhal yang berpengaruh positif kedepannya Dan juga tentunya penulis sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBE
LAJARAN%201.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf
https://roboguru.ruangguru.com/forum/aspek-sosial-politik-pada-masa-praaksaraditunjukkan-dengan-adanya-a-pembagian-kerja_FRM-K6O38L41
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/06/14/pengertian-zamanpraaksara-dan-pembagiannya-berdasarkan-geologi
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/masa-kolonial.pdf
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBE
LAJARAN%203.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf
https://roboguru.ruangguru.com/question/sebutkan-7-bentuk-perlawananterhadap-kolonialisme-dan-imperalisme-dan-masing-masing-nama_QUS1Q00PRS
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/172940179/revolusi-indonesialatar-belakang-diplomasi-konflik-dan-dampak?page=all
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220629115824-31-814945/sejarahsingkat-orde-lama-di-bawah-pemerintahan-soekarno
26
27