MAKALAH
ANALISIS DESKRIPTIF
Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.
Oleh:
FENNI JUNIATI MANURUNG
C1C020051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah
Metedologi Penelitian.
Sebelumnya penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
bapak Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS selaku dosen mata kuliah
Metodologi Penelitian yang memberikan arahan dan bimbingannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, penulis sangat berharap dukungan
serta sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang membangun.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada
khususnya maupun bagi yang memerlukan.
Jambi, Oktober 2022
Fenni Juniati Manurung
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1
Latar Belakang ................................................................................................1
1.2
Rumusan masalah............................................................................................1
1.3
Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
2.1
Pengertian Penelitian Deskriptif ....................................................................3
2.2
Tujuan Penelitian Deskriptif...........................................................................4
2.3
Ruang Lingkup Penelitian Deskriptif ............................................................5
2.4
Karakteristik Penelitian Deskriptif.................................................................8
2.5
Langkah-langkah Penelitian Deskriptif .........................................................8
2.6
Keunggulan Penelitian Deskriptif ................................................................10
2.7
Kelemahan Penelitian Deskriptif .................................................................10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................11
3.1.
Kesimpulan ....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian
untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga
metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Rancangan ini
berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik
pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus
masalah tertentu. Metode penelitian (research methods) adalah “cara-cara yang
digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik
kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu”.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini
juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak
melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif,
penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji
hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki
validitas universal (west, 1982).
Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan
dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif (descriptive research)
adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam tulisan ini, yaitu:
1. Apa itu penelitian deskriptif?
2. Apa tujuan dari penelitian deskriptif?
3. Bagaimana ruang lingkup penelitian deskriptif?
4. Bagaimana karakteristik penelitian deskriptif?
5. Apa saja langkah-langkah dari penelitian deskriptif?
1
6. Apa keunggulan dari penelitian deskriptif?
7. Apa kelemahan dari penelitian deskriptif?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dalam tulisan
ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian deskriptif.
2. Untuk mengetahui tujuan penelitian deskriptif.
3. Untuk mengetahu ruang lingkup penelitian deskritif.
4. Untuk mengetahui karakteristik penelitian deskriptif.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dari penelitian deskriptif.
6. Untuk mengetahui keunggulan dari penelitian deskripti.
7. Untuk mengatahui kelemahan dari penelitian deskriptif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Deskriptif
Deskripsi secara bahasa berarti penggambaran, pemerian atau pelukisan yang
dicancang untuk memperoleh informasi tentang status atau gejala pada saat penelitian
dilakukan. Sedangkan secara istilah penelitian deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memaparkan gejala, fakta atau kejadian secara sisitimatis dan akurat
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel mandiri, tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain, suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan seperti, seberapa besar produktifitas kerja karyawan di
PT A, seberapa baik kepemimpinan, etos kerja, dan prestasi kerja karyawan
departemen X.
Dengan demikian penelitian deskriptif adalah penggambaran yang dirancang
untuk memperoleh informasi tentang status atau gejala mengenai populasi atau daerah
tertentu, atau memetakan fakta berdasarkan cara pandang (kerangka berpikir tertentu
pada saat penelitian dilakukan). Tugas utama penelitian deskriptif adalah memaparkan
apa adanya (Sukardi, 2009:157 ), atau menggambarkan apa adanya (Suharsimi
Arikunto), yang didapat pada saat penelitian dilakukan dan tidak mesti mencari atau
menerangkan bentuk saling hubungan diantara variable, ataupun menganalisisnya atau
menguji hipotesisnya. Kalau demikian maka penelitian deskriptif adalah representrasi
obyektif terhadap fenomena yang tampak dan sebagainya yang ditangkap seperti apa
adanya, tanpa mencampur adukkan dengan pendapat peribadi (subyektif), tanpa
pertimbangan nilai, tanpa saran/rekomendasi kea rah tindakan, tanpa justifikasi atau
klaim
pendapat,
tetapi
sifatnya
sebagai
pemecahan
masalah
pada
masa
sekarang/actual.
Fenomena yang dideskripsikan bisa alamiah, buatan/rekayasa manusia, bentuk
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, perbedaan fenomena lain,
sikap, sifat individu, pandangan sehingga ditemukan pengetahuan yang luas terhadap
suatu obyek pada suatu masa tertentu. Sungguh banyak temuan yang dihasilkan
penelitian deskrptif, seperti sistem tata surya, peredaran bumi-bulan dan planet
lainnya, pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan manusia dalam
berbagai lingkungan hidup, bagaimana kepala sekolah memimpin, bagaimana guru3
guru dalam mengjar, dan bagaimana peserta didik belajar.
Metode penelitian deskriptif biasanya
digunakan untuk meneliti status
sekelompok manusia atau obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Lalu dideskripsikan bahkan ada yang
mengintrepretasikan secara rasional suatu kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
terjadi atau kecenderungan yang telah terwujud atau yang sedang berlangsung.
Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap
suatu perlakuan, jika tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu seperti pada
penelitian eksplanasi, tetapi hanya menggambarkan atau menegaskan suatu konsep
atau gejala atau menjawab pertanyaan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau
keadaan. Dalam artian hanya mencari informasi yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Arief Furchan (2005: 447) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat
penelitian dilakukan. Biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesis. Bahkan
menurut Etna Widodo & Mukhtar penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimasudkan
menguji hipotesis. Whistney menegaskan bahwa penelitian deskriptif adalah metode
pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Sehingga demikian metode penelitian
deskriptif biasa juga disebut metode survei normatif, karena ingin mepelajari normanorma atau standar-standar yang diperpegangi dan diperlakukan oleh masyarakat.
2.2 Tujuan Penelitian Deskriptif
Dalam penelitian deskriptif perhatian hanya dipusatkan pada pemecahan masalah
yang dihadapi karena peneliti tidak ingin menghubungkan dengan variabel lainnya,
tetapi hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing varibel secara lepas.
Ciri penelitian deskriptif adalah: paling utama, paling dominan, paling popular
dan lebih mudah atau paling sederhana, karena hanya menyajikan potret keadaan,
rancangan penelitiannya dengan menggunakan sumber data dalam bentuk populasi dan
sampel dengan teknik pengumpulan data melalui oservasi, wawancara dan pengedaran
angket.
Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang
materi dan fenomena yang sedang diselidiki. Atau melukiskan variabel, kondisi apa
saja yang ada dalam situasi tertentu pada saat penelitian dilakukan.
4
2.3 Ruang Lingkup Penelitian Deskriptif
Ruang lingkup atau yang tergolong dalam penelitian deskriptif adalah metode:
studi kasus, survey, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis dokumenter,
analisis kecenderungan, studi korelasi, studi perbandingan, studi kemasyarakatan,
studi waktu dan gerak, serta analisis kegiatan. Yang secara ringkas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan
menganalisis data yang berkenaan sesuatu kasus, karena adanya masalah,
kesulitan,
hambatan
dan
penyimpangan,
ataupun
karena
keunggulan
(keberhasilan). Kasus bisa berkenanan dengan perorangan, kelompok (kerja,
kelas, sekolah, etnis, ras, agama, sosial (klub, gang, pembegal, pemalak) budaya,
keluarga, lembaga, organisasi, daerah/wilayah, masyarakat dan lainnya. Studi
kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktorfaktor penting yang terkait dan menunjang kondisi atau perkembangan tersebut.
Studi kasus adalah suatu metode penyelidikan yang dilakukan secara mendalam
(intensif), totalitas, mendetail, walaupun terkadang sempit tentang kasus (spesifik,
khas, karakteristik, tipikal) tentang individu atau unit sosial yang diselidiki
2.
Survei
Penelitian secara survei merupakan studi pengumpulan data yang relatif
terbatas (sampel), tetapi relatif besar jumlahnya (populasi), dengan tujuan
utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variable berdasarkan ruang
lingkupnya (sensus) dan subyeknya (hal nyata dan tidak nyata) sebagai
perwakilan.
3.
Studi Perkembangan
Studi perkembangan (development studies) adalah mengkaji perubahan
(keadaan dan tahapannya), kemajuan yang dicapai oleh sesorang, suatu organisasi,
lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu. Perkembangan ada yang sifatnya
longitudional approach (waktunya panjang), dan ada yang cross sectional
approach (jangka pendek atau hanya tahapan tertentu).
4.
Studi Tindak Lanjut
Studi tindak lanjut (follow up study) adalah mempelajari perkembangan
subyek sesudah diberikan perlakukan atau kondisi tertentu dengan menggunakan
longitudional approach. Contohnya analisis data terhadap para lulusan atau orang
5
yang telah menyelesaikan program pendidikan, latihan atau pembinaan dengan
maksud untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah keluar dari
institusi.
5.
Analisis Dokumenter
Analisis dokumenter (analisa isi) ditujukan untuk menghimpun dan
menganalisis dokumen resmi, perundang-undangan, kebijakan, hasil-hasil
penelitian, buku teks (teoritis dan emperis) tentang validitas dan releabilitasnya
untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan berbagai konsep, kebijakan,
program, kegiatan, peristiwa yang ada/terjadi, untuk selanjutnya diketahui
manfaat dan dampak hal-hal tersebut.
6.
Analisis Kecenderungan
Analisis kecenderungan (trend analysis atau trend study) merupakan
perpaduan antara
metode dokumenter dan survei. Pelaksanaan analisis
kecenderungan bertolak/berdasar pada suatu teori yang dikemukakan oleh
berbagai ahli dan bahan literatur, lalu dibuat perkiraan kecenderungan yang akan
terjadi tentang sesuatu di masa mendatang, dengan menghubungkan teori atau
hasil survei itu, dengan data yang diperoleh di masa lalu (Arief Furchan,
2005:462). Prediksi tentang pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi,
pendapatan perkapita, kerusakan hutan, peningkatan polusi, penigkatan jumlah
siswa, lulusan guru, mutu sekolah, prestasi belajar dan kinerja guru perlu
diprediksi berdasarkan studi kecenderungan. Demikian juga halnya dengan
sekolah (lembaga pemerintah) perlu membuat proyeksi tentang permintaan
terhadap jasa mereka dimasa mendatang, lewat analisis dokumenter atau survei
yang diulang pada saat tertentu agar dapat dipelajari kecepatan dan arah
perubahan atau kecenderungan, yang nantinya digunakan untuk meramalkan
keadaan di masa depan (H. Mohammad Ali, 1993:130).
7.
Studi Korelasi
Studi korelasi (correlational study) biasa juga disebut assosiational study
pada hakekatnya merupakan penelaan antara dua variabel pada suatu situasi atau
satu kelompok subyek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara
fenomena atau hubungan antara satu variabel dengan variable lain. Umpamanya
hubungan kecepatan membaca dengan hasil belajar siswa pada sistem modul,
hubungan antara nilai tes masuk dengan prestasi belajar, hubungan IQ dengan
hasil belajar Matematika, dengan cara mengidentifikasi variabel yang ada pada
6
suatu obyek, kemudian diidentifikasi pula variable lain, pada obyek yang sama
untuk dilihat apakah ada hubungan dan berapa besar hubungan antara keduanya
(Arif Furchan, 2005: 128).
8.
Studi Perbandingan
Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study)
merupakan bentuk penelitian deskriptif yang sifatnya membandingkan dua atau
lebih: situasi, kejadian, kegiatan, program yang sejenis atau hampir sama tentang
unsur atau komponennya (dasar, tujuan, lingkup, langkah-langkah kegiatan,
organisasi, pelaksana, sarana dan alat, biaya, pengelolaan sampai dengan hasil.
Analisis diarahkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan dalam
perencanaan pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Dari perbadingan
tersebut dapat ditemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatar
belakangi persamaan dan perbedaan
9.
Studi Kemasyarakatan
Studi kemasyarakatan (community study) merupakan kajian intensif yang
dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tingal bersama di suatu
daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu. Ikatan dan karakteristik itu
mungkin berkenaan dengan sejarah, budaya, tradisi, agama, kepercayaan, iklim
dan suber daya alam, kegiatan ekonomi dan sebagainya. Biasanya yang dipilih
dalam studi kemasyarakatan adalah pola-pola kehidupan, keorganisasian,
kebiasaan, cara kerja yang khas, berbeda dari kelompok masyarakat pada
umumnya.
10. Studi Waktu dan Gerak
Studi waktu dan gerak (time and motion study) ditujukan untuk meneliti atau
menguji jumlah waktu dan gerakan yang minimal yang digunakan seperti dalam
industri atau pabrik dengan mengukur waktu dan gerak penggunaan mesin alatalat produksi, gerak manusia dalam pekerjaan yang bersifat manual (pencucian
bahan dan alat, pengolahan bahan, penjemuran, pengepakan). Dalam bidang
pendidikan (penyusunan jadwal, latihan, belajar mandiri, penggunaan alat praktik
dan alat bantu pembelajaran terutama yang rentang hawa panas.
11. Analisis Kegiatan
Analisis kegiatan (activity analysis) diarahkan untuk menanalisis kegiatan
yang dilakukan dalam suatu pelaksanaan tugas atau pekerjaan, seperti dalam
bidang industri, bisnis, pemerintahna, lembaga, sosial, baik yang berkenaan
7
dengan kegiatan produksi maupun pemberian jasa dan layanan. Dalam pendidikan
analisis kegiatan dapat dilakukan pada tugas dan pekerjaan pengawas, kepala
sekolah, guru, konselor, laboran, perpustakaan, staf adminstrasi maupun para
siswa dan mahasiswa. Hasil analisis dapat digunakan:
a. Menyusun standar kegiatan/kerja untuk suatu jabatan, tugas atau posisi,
b. Menyususn program pendidikan atau pelatihan untuk suatu bidang
pekerjaan atau tugas tertentu,
c. Menyusun program dan kegiatan bagi pembinaan pesonalia termasuk
program pelatihan dalam jabatan (in sevice training),
d. Menghimpun data bagi penentuan besarnya gaji dan honorarium.
2.4 Karakteristik Penelitian Deskriptif
1.
Memusatkan perhatian dan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau
masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
2.
Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis
dengan menggunakan teknik analitik.
3.
Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
4.
Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
5.
Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik trertentu
dan bukan teknik lainnya.
2.5 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
Secara ikhtisar proses penelitian deskriptif dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Pernyataan masalah yang jelas (mengidentifikasi, memilih dan merumuskan
masalah)
2.
Identifikasi informasi
yang diperlukan untuk
memecahkan masalah
(melakukan pelacakan/ kajian pustaka).
3.
Merumuskan tujuan penelitian dan menguraikan kegunaan penelitian.
4.
Menetapkan asumsi, ruang lingkup dan batasan penelitian.
5.
Membuat defenisi dan istilah operasional.
6.
Penentuan sumber data.
7.
Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang
diperlukan.
8
8.
Rancangan prosedur pengumpulan dan pengolahan data (reduksi dan display
data)
9.
Analisis data.
10. Pembuatan laporan.
Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif menurut Moh. Nazir (1988:73-74)
digambarkan sebagai berikut:
1.
Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2.
Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi masalah.
3.
Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis
dimana penelitian akan dilakukan batasan-batasan kronologis, ukuran tentang
dalam dangkal serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
4.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teoriteori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesa untuk didefenisikan. Bagi ilmu sosial yang
telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan dalam
bentuk-benuk model matematika.
5.
Menelursuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan.
6.
Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara ekspelisit
maupun secara implisit.
7.
Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitiannya.
8.
Membuat tabulasi serta analisa
statistik terhadap data yang telah
dikumpulkan, kurangi penggunaan statistik kepada batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengaturan sepadan.
9.
Memberikan intrepretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial
yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas
terhadap maslah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa yang
ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat
ditarik dari penelitian.
9
11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
2.6 Keunggulan Penelitian Deskriptif
1.
Banyak disukai oleh peneliti di berbagai bidang, karena mampu mengecek
dan membuktikan tingkat releabilitas dan cukup menyebarluaskan informasi,
karena menyediakan standar ukuran normatif (validitas) berdasarkan hal-hal
yang umum.
2.
Relatif mudah dilaksanakan.
3.
Dapat memperoleh banyak informasi penting.
4.
Dalam penelitian deskripti dapat ditentukan, apakah temuan yang diperoleh
membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak. Deskripsi dipilahpilah
kejadiannya agar dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut (Ibnu Hajar,
1999:274-275).
2.7 Kelemahan Penelitian Deskriptif
1.
Pengamatan pada obyek/subyek hanya sekali.
2.
Kesalahan dapat terjadi jika salah dalam memilih dan menggunakan metode.
Dalam penggunaan wawancara dan angket seringkali respondennya sedikit,
akibatnya bias dalam membuat kesimpulan. Sedangkan penggunaan observasi
kadangkala dalam pengumpulannya tidak memperoleh data yang memadai,
sehingga tidak akurat. Demikian juga rumusan masalah harus jelas agar tidak
mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
3.
Penelitian ini memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variabelvariabel yang diteliti, karena tidak dapat mengisolasi atau menekan variabelvariabel lain yang konstan, sehingga tidak dapat mengharapkan menemukan
dan menentukan bukti tentang hubungan sebab–akibat.
4.
Terkadang motivasi subyek tidak konsisten, sehingga peneliti perlu
memastikan bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Hal ini sangat
tergantung pada perhatian, simpati, minat dan kerjasama para subyek
penelitian.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara
tepat. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
a
Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali
memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat
kesimpulan.
b
Penelitian
deskriptif
yang
menggunakan
observasi,
kadangkala
dalam
pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
c
Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan
dalam menjaring data yang diperlukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arif
Furhcan.
Pengantar
Penelitian
dalam
Pendidikan.
Yogyakarta:Usaha Nasional, 2005.
Edi Suaharto. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung:
Alpabeta, 2007.
Fuad Ihsan. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Angkasa, 1993.
H.A.R. Tilaar dan Riant Nugraha. Kebijakan Pendidikan: Pengantar
Untuk Memahami Kebijakan
Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik, Cet.3, Jogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.
Hadari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1983.
Hani Handoko. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2001.
Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendikan
Pendekatan Verifikatif. Pekanbaru: Suska Pres, 2010.
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Ibnu Hajar. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1999.
Jams H. Mc Millan and Sally Schumacher. Research in Eduacation.
United States: Long Man Inc,2001.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Cet.1,
Bandung: PT> Remaja Rosdakarya, 2005.
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana, 2010.
Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Cet.1, Bandung: Pustaka
Setia, 2012.
Saifuddi Anwar, Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka, 2010.
Samsudi. Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press,
2006.
12
Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar dan
Aplikas. Jakarta: CV. Rajawali, 1989.
Sanapiah Faisal. Metodologi Penelitian Pendidikan. Suarabya: Usaha
Nasional, 1982.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bina Aksara, 1983.
Suaharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007.
Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Adminstrasi, Bandung: Alpabeta, 1997.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Cet. 1,
Bandung: Alpabeta, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R.D. Bandung: Alpabeta, 2009.
Sukardi,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan:
Kompetensi
dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Syaiful Sagala. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Cet. VI,
Bandung: Alpabeta, 2012.
13