Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MAKALAH ANALISIS DESKRIPTIF

MAKALAH ANALISIS DESKRIPTIF Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu: Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. Oleh: FENNI JUNIATI MANURUNG C1C020051 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2022 KATA PENGANTAR Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Metedologi Penelitian. Sebelumnya penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang memberikan arahan dan bimbingannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, penulis sangat berharap dukungan serta sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang membangun. Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya maupun bagi yang memerlukan. Jambi, Oktober 2022 Fenni Juniati Manurung i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah............................................................................................1 1.3 Tujuan ..............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3 2.1 Pengertian Penelitian Deskriptif ....................................................................3 2.2 Tujuan Penelitian Deskriptif...........................................................................4 2.3 Ruang Lingkup Penelitian Deskriptif ............................................................5 2.4 Karakteristik Penelitian Deskriptif.................................................................8 2.5 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif .........................................................8 2.6 Keunggulan Penelitian Deskriptif ................................................................10 2.7 Kelemahan Penelitian Deskriptif .................................................................10 BAB III PENUTUP ....................................................................................................11 3.1. Kesimpulan ....................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12 ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu. Metode penelitian (research methods) adalah “cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu”. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomenafenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam tulisan ini, yaitu: 1. Apa itu penelitian deskriptif? 2. Apa tujuan dari penelitian deskriptif? 3. Bagaimana ruang lingkup penelitian deskriptif? 4. Bagaimana karakteristik penelitian deskriptif? 5. Apa saja langkah-langkah dari penelitian deskriptif? 1 6. Apa keunggulan dari penelitian deskriptif? 7. Apa kelemahan dari penelitian deskriptif? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dalam tulisan ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian penelitian deskriptif. 2. Untuk mengetahui tujuan penelitian deskriptif. 3. Untuk mengetahu ruang lingkup penelitian deskritif. 4. Untuk mengetahui karakteristik penelitian deskriptif. 5. Untuk mengetahui langkah-langkah dari penelitian deskriptif. 6. Untuk mengetahui keunggulan dari penelitian deskripti. 7. Untuk mengatahui kelemahan dari penelitian deskriptif. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penelitian Deskriptif Deskripsi secara bahasa berarti penggambaran, pemerian atau pelukisan yang dicancang untuk memperoleh informasi tentang status atau gejala pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan secara istilah penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memaparkan gejala, fakta atau kejadian secara sisitimatis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain, suatu penelitian yang berusaha menjawab pertanyaan seperti, seberapa besar produktifitas kerja karyawan di PT A, seberapa baik kepemimpinan, etos kerja, dan prestasi kerja karyawan departemen X. Dengan demikian penelitian deskriptif adalah penggambaran yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status atau gejala mengenai populasi atau daerah tertentu, atau memetakan fakta berdasarkan cara pandang (kerangka berpikir tertentu pada saat penelitian dilakukan). Tugas utama penelitian deskriptif adalah memaparkan apa adanya (Sukardi, 2009:157 ), atau menggambarkan apa adanya (Suharsimi Arikunto), yang didapat pada saat penelitian dilakukan dan tidak mesti mencari atau menerangkan bentuk saling hubungan diantara variable, ataupun menganalisisnya atau menguji hipotesisnya. Kalau demikian maka penelitian deskriptif adalah representrasi obyektif terhadap fenomena yang tampak dan sebagainya yang ditangkap seperti apa adanya, tanpa mencampur adukkan dengan pendapat peribadi (subyektif), tanpa pertimbangan nilai, tanpa saran/rekomendasi kea rah tindakan, tanpa justifikasi atau klaim pendapat, tetapi sifatnya sebagai pemecahan masalah pada masa sekarang/actual. Fenomena yang dideskripsikan bisa alamiah, buatan/rekayasa manusia, bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, perbedaan fenomena lain, sikap, sifat individu, pandangan sehingga ditemukan pengetahuan yang luas terhadap suatu obyek pada suatu masa tertentu. Sungguh banyak temuan yang dihasilkan penelitian deskrptif, seperti sistem tata surya, peredaran bumi-bulan dan planet lainnya, pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan manusia dalam berbagai lingkungan hidup, bagaimana kepala sekolah memimpin, bagaimana guru3 guru dalam mengjar, dan bagaimana peserta didik belajar. Metode penelitian deskriptif biasanya digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia atau obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Lalu dideskripsikan bahkan ada yang mengintrepretasikan secara rasional suatu kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang telah terwujud atau yang sedang berlangsung. Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap suatu perlakuan, jika tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu seperti pada penelitian eksplanasi, tetapi hanya menggambarkan atau menegaskan suatu konsep atau gejala atau menjawab pertanyaan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau keadaan. Dalam artian hanya mencari informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Arief Furchan (2005: 447) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesis. Bahkan menurut Etna Widodo & Mukhtar penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimasudkan menguji hipotesis. Whistney menegaskan bahwa penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Sehingga demikian metode penelitian deskriptif biasa juga disebut metode survei normatif, karena ingin mepelajari normanorma atau standar-standar yang diperpegangi dan diperlakukan oleh masyarakat. 2.2 Tujuan Penelitian Deskriptif Dalam penelitian deskriptif perhatian hanya dipusatkan pada pemecahan masalah yang dihadapi karena peneliti tidak ingin menghubungkan dengan variabel lainnya, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing varibel secara lepas. Ciri penelitian deskriptif adalah: paling utama, paling dominan, paling popular dan lebih mudah atau paling sederhana, karena hanya menyajikan potret keadaan, rancangan penelitiannya dengan menggunakan sumber data dalam bentuk populasi dan sampel dengan teknik pengumpulan data melalui oservasi, wawancara dan pengedaran angket. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang materi dan fenomena yang sedang diselidiki. Atau melukiskan variabel, kondisi apa saja yang ada dalam situasi tertentu pada saat penelitian dilakukan. 4 2.3 Ruang Lingkup Penelitian Deskriptif Ruang lingkup atau yang tergolong dalam penelitian deskriptif adalah metode: studi kasus, survey, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis dokumenter, analisis kecenderungan, studi korelasi, studi perbandingan, studi kemasyarakatan, studi waktu dan gerak, serta analisis kegiatan. Yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Studi Kasus Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data yang berkenaan sesuatu kasus, karena adanya masalah, kesulitan, hambatan dan penyimpangan, ataupun karena keunggulan (keberhasilan). Kasus bisa berkenanan dengan perorangan, kelompok (kerja, kelas, sekolah, etnis, ras, agama, sosial (klub, gang, pembegal, pemalak) budaya, keluarga, lembaga, organisasi, daerah/wilayah, masyarakat dan lainnya. Studi kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktorfaktor penting yang terkait dan menunjang kondisi atau perkembangan tersebut. Studi kasus adalah suatu metode penyelidikan yang dilakukan secara mendalam (intensif), totalitas, mendetail, walaupun terkadang sempit tentang kasus (spesifik, khas, karakteristik, tipikal) tentang individu atau unit sosial yang diselidiki 2. Survei Penelitian secara survei merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas (sampel), tetapi relatif besar jumlahnya (populasi), dengan tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variable berdasarkan ruang lingkupnya (sensus) dan subyeknya (hal nyata dan tidak nyata) sebagai perwakilan. 3. Studi Perkembangan Studi perkembangan (development studies) adalah mengkaji perubahan (keadaan dan tahapannya), kemajuan yang dicapai oleh sesorang, suatu organisasi, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu. Perkembangan ada yang sifatnya longitudional approach (waktunya panjang), dan ada yang cross sectional approach (jangka pendek atau hanya tahapan tertentu). 4. Studi Tindak Lanjut Studi tindak lanjut (follow up study) adalah mempelajari perkembangan subyek sesudah diberikan perlakukan atau kondisi tertentu dengan menggunakan longitudional approach. Contohnya analisis data terhadap para lulusan atau orang 5 yang telah menyelesaikan program pendidikan, latihan atau pembinaan dengan maksud untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah keluar dari institusi. 5. Analisis Dokumenter Analisis dokumenter (analisa isi) ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen resmi, perundang-undangan, kebijakan, hasil-hasil penelitian, buku teks (teoritis dan emperis) tentang validitas dan releabilitasnya untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada/terjadi, untuk selanjutnya diketahui manfaat dan dampak hal-hal tersebut. 6. Analisis Kecenderungan Analisis kecenderungan (trend analysis atau trend study) merupakan perpaduan antara metode dokumenter dan survei. Pelaksanaan analisis kecenderungan bertolak/berdasar pada suatu teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli dan bahan literatur, lalu dibuat perkiraan kecenderungan yang akan terjadi tentang sesuatu di masa mendatang, dengan menghubungkan teori atau hasil survei itu, dengan data yang diperoleh di masa lalu (Arief Furchan, 2005:462). Prediksi tentang pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, pendapatan perkapita, kerusakan hutan, peningkatan polusi, penigkatan jumlah siswa, lulusan guru, mutu sekolah, prestasi belajar dan kinerja guru perlu diprediksi berdasarkan studi kecenderungan. Demikian juga halnya dengan sekolah (lembaga pemerintah) perlu membuat proyeksi tentang permintaan terhadap jasa mereka dimasa mendatang, lewat analisis dokumenter atau survei yang diulang pada saat tertentu agar dapat dipelajari kecepatan dan arah perubahan atau kecenderungan, yang nantinya digunakan untuk meramalkan keadaan di masa depan (H. Mohammad Ali, 1993:130). 7. Studi Korelasi Studi korelasi (correlational study) biasa juga disebut assosiational study pada hakekatnya merupakan penelaan antara dua variabel pada suatu situasi atau satu kelompok subyek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara fenomena atau hubungan antara satu variabel dengan variable lain. Umpamanya hubungan kecepatan membaca dengan hasil belajar siswa pada sistem modul, hubungan antara nilai tes masuk dengan prestasi belajar, hubungan IQ dengan hasil belajar Matematika, dengan cara mengidentifikasi variabel yang ada pada 6 suatu obyek, kemudian diidentifikasi pula variable lain, pada obyek yang sama untuk dilihat apakah ada hubungan dan berapa besar hubungan antara keduanya (Arif Furchan, 2005: 128). 8. Studi Perbandingan Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study) merupakan bentuk penelitian deskriptif yang sifatnya membandingkan dua atau lebih: situasi, kejadian, kegiatan, program yang sejenis atau hampir sama tentang unsur atau komponennya (dasar, tujuan, lingkup, langkah-langkah kegiatan, organisasi, pelaksana, sarana dan alat, biaya, pengelolaan sampai dengan hasil. Analisis diarahkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan dalam perencanaan pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Dari perbadingan tersebut dapat ditemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatar belakangi persamaan dan perbedaan 9. Studi Kemasyarakatan Studi kemasyarakatan (community study) merupakan kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tingal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu. Ikatan dan karakteristik itu mungkin berkenaan dengan sejarah, budaya, tradisi, agama, kepercayaan, iklim dan suber daya alam, kegiatan ekonomi dan sebagainya. Biasanya yang dipilih dalam studi kemasyarakatan adalah pola-pola kehidupan, keorganisasian, kebiasaan, cara kerja yang khas, berbeda dari kelompok masyarakat pada umumnya. 10. Studi Waktu dan Gerak Studi waktu dan gerak (time and motion study) ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan gerakan yang minimal yang digunakan seperti dalam industri atau pabrik dengan mengukur waktu dan gerak penggunaan mesin alatalat produksi, gerak manusia dalam pekerjaan yang bersifat manual (pencucian bahan dan alat, pengolahan bahan, penjemuran, pengepakan). Dalam bidang pendidikan (penyusunan jadwal, latihan, belajar mandiri, penggunaan alat praktik dan alat bantu pembelajaran terutama yang rentang hawa panas. 11. Analisis Kegiatan Analisis kegiatan (activity analysis) diarahkan untuk menanalisis kegiatan yang dilakukan dalam suatu pelaksanaan tugas atau pekerjaan, seperti dalam bidang industri, bisnis, pemerintahna, lembaga, sosial, baik yang berkenaan 7 dengan kegiatan produksi maupun pemberian jasa dan layanan. Dalam pendidikan analisis kegiatan dapat dilakukan pada tugas dan pekerjaan pengawas, kepala sekolah, guru, konselor, laboran, perpustakaan, staf adminstrasi maupun para siswa dan mahasiswa. Hasil analisis dapat digunakan: a. Menyusun standar kegiatan/kerja untuk suatu jabatan, tugas atau posisi, b. Menyususn program pendidikan atau pelatihan untuk suatu bidang pekerjaan atau tugas tertentu, c. Menyusun program dan kegiatan bagi pembinaan pesonalia termasuk program pelatihan dalam jabatan (in sevice training), d. Menghimpun data bagi penentuan besarnya gaji dan honorarium. 2.4 Karakteristik Penelitian Deskriptif 1. Memusatkan perhatian dan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang. 2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik. 3. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci. 4. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya. 5. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik trertentu dan bukan teknik lainnya. 2.5 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif Secara ikhtisar proses penelitian deskriptif dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pernyataan masalah yang jelas (mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah) 2. Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah (melakukan pelacakan/ kajian pustaka). 3. Merumuskan tujuan penelitian dan menguraikan kegunaan penelitian. 4. Menetapkan asumsi, ruang lingkup dan batasan penelitian. 5. Membuat defenisi dan istilah operasional. 6. Penentuan sumber data. 7. Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang diperlukan. 8 8. Rancangan prosedur pengumpulan dan pengolahan data (reduksi dan display data) 9. Analisis data. 10. Pembuatan laporan. Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif menurut Moh. Nazir (1988:73-74) digambarkan sebagai berikut: 1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada. 2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi masalah. 3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam dangkal serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau. 4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teoriteori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa untuk didefenisikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan dalam bentuk-benuk model matematika. 5. Menelursuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. 6. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara ekspelisit maupun secara implisit. 7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitiannya. 8. Membuat tabulasi serta analisa statistik terhadap data yang telah dikumpulkan, kurangi penggunaan statistik kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengaturan sepadan. 9. Memberikan intrepretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap maslah yang ingin dipecahkan. 10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian. 9 11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah. 2.6 Keunggulan Penelitian Deskriptif 1. Banyak disukai oleh peneliti di berbagai bidang, karena mampu mengecek dan membuktikan tingkat releabilitas dan cukup menyebarluaskan informasi, karena menyediakan standar ukuran normatif (validitas) berdasarkan hal-hal yang umum. 2. Relatif mudah dilaksanakan. 3. Dapat memperoleh banyak informasi penting. 4. Dalam penelitian deskripti dapat ditentukan, apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak. Deskripsi dipilahpilah kejadiannya agar dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut (Ibnu Hajar, 1999:274-275). 2.7 Kelemahan Penelitian Deskriptif 1. Pengamatan pada obyek/subyek hanya sekali. 2. Kesalahan dapat terjadi jika salah dalam memilih dan menggunakan metode. Dalam penggunaan wawancara dan angket seringkali respondennya sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan. Sedangkan penggunaan observasi kadangkala dalam pengumpulannya tidak memperoleh data yang memadai, sehingga tidak akurat. Demikian juga rumusan masalah harus jelas agar tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan. 3. Penelitian ini memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variabelvariabel yang diteliti, karena tidak dapat mengisolasi atau menekan variabelvariabel lain yang konstan, sehingga tidak dapat mengharapkan menemukan dan menentukan bukti tentang hubungan sebab–akibat. 4. Terkadang motivasi subyek tidak konsisten, sehingga peneliti perlu memastikan bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Hal ini sangat tergantung pada perhatian, simpati, minat dan kerjasama para subyek penelitian. 10 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut : a Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan. b Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. c Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan. 11 DAFTAR PUSTAKA Arif Furhcan. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:Usaha Nasional, 2005. Edi Suaharto. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alpabeta, 2007. Fuad Ihsan. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1993. H.A.R. Tilaar dan Riant Nugraha. Kebijakan Pendidikan: Pengantar Untuk Memahami Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik, Cet.3, Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Hadari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983. Hani Handoko. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2001. Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendikan Pendekatan Verifikatif. Pekanbaru: Suska Pres, 2010. Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Ibnu Hajar. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1999. Jams H. Mc Millan and Sally Schumacher. Research in Eduacation. United States: Long Man Inc,2001. Moh. Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Cet.1, Bandung: PT> Remaja Rosdakarya, 2005. Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana, 2010. Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Cet.1, Bandung: Pustaka Setia, 2012. Saifuddi Anwar, Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka, 2010. Samsudi. Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press, 2006. 12 Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar dan Aplikas. Jakarta: CV. Rajawali, 1989. Sanapiah Faisal. Metodologi Penelitian Pendidikan. Suarabya: Usaha Nasional, 1982. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara, 1983. Suaharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007. Sudarwan Danim. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Adminstrasi, Bandung: Alpabeta, 1997. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Cet. 1, Bandung: Alpabeta, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R.D. Bandung: Alpabeta, 2009. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Syaiful Sagala. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Cet. VI, Bandung: Alpabeta, 2012. 13