25 kg/rn2 in Bogor Rural and Urban,: Peneliti Pada Puslitbang Gizi Dan Makanan, Litbang Kesehatan, RI
25 kg/rn2 in Bogor Rural and Urban,: Peneliti Pada Puslitbang Gizi Dan Makanan, Litbang Kesehatan, RI
25 kg/rn2 in Bogor Rural and Urban,: Peneliti Pada Puslitbang Gizi Dan Makanan, Litbang Kesehatan, RI
Muherdiyantiningsih;dkk
Results: The metabolic syndrome was present in 36.2 percent of 221 men and women aged 31-55 years which have
BMI 2 25 kglm2. The syndrome was significantly more frequent in men (44%) than women (28.6%) [P0.017]. The
syndrome was present in 92.3, 62.9, and 40.3 percent of central obesity, low HDL-cholesterol, and high trigiycerides
level, respectively. Age of the subject 2 44 years, the men factor, physical inactivity, and Waist-Hip Ratio (WHR) r
0.93 were the significantly risk factors associated with increased odds of the rnetabolic syndrome.
Conclusions: The metabolic syndrome was present in high prevalence of the two subdistricts in Bogor obese adults.
However, upon thinking about the syndrome was associated with several modifiable lifestyle factors (physical activity,
WHR), there was an opportunity to reduce proportion of metabolic syndrome by increasing physical activity that also
make lower WHR. [Penel Glzl Makan 2000,31(2): 75-01]
Key words: rnetabolic syndrome, adulthood obesity, NCEP-ATP 111, risk factors
PENDAHULUAN
aat ini lndonesia mengalaml masalah gizi ganda.
Di satu slsl masalah gizi kurang masih belum
dapat diatasi secara tuntas, sementara di sisi
lain masalah gizi lebih terus meningkat (l,2)
Kegemukan, sebagai manifestasi dari keadaan
gizi lebih, telah mencapai proporsi epidemi secara
global. Hasil berbagai s u ~ e iyang dihimpun WHO
tahun 2000 mengungkapkan bahwa kejadian
kegemukan di berbagai negara di Asia dan Pasiftk
berkisar 10-30 persen (3). Adapun di Indonesia,
berdasarkan hasil survei indeks massa tubuh di 12
kotamadya tahun 1997, didapati 22,5% subjek usia 18
tahun ke atas mengalami kegemukan (2).
Kegemukan perlu diwaspadai karena banyak
risiko penyakit yang ditimbulkan. Kegemukan
m e ~ p a k a n faktor risiko untuk sejumlah penyakit,
termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular,
Muherdiyantiningsih;dkk
Muherdiyantiningsih; dkk
HASlL
1. Karakterlstlk Subjek
Subjek seluruhnya berjumlah 221 orang yang
terdiri dari 112 perempuan dan 109 laki-iaki dengan
rata-rata umur sekitar 44 tahun dan kisaran umur 31
tahun sampai dengan 55 tahun. lndeks massa tubuh
perempuan sedikit lebih gemuk dibandingkan dengan
laki-laki. Namun, kedua kelompok menunjukkan
sebagian besar dari tingkat sosial ekonomi yang sama,
yakni golongan mampu (tidak miskin). Sementara itu
bila diperhatikan tingkat pendidikannya, sebagian
besar berpendidikan dasar.
Tabel I
Karakteristik Subjek Menurut Jenis Kelamin
Karakteristik Subjek
Umur (tahun)
IMT (kgIm2)
Lama Pendidikan (tahun):'
Laki-laki
(n.109)
X*SD
443 i6,3
28,l i 2,7
92
17
Perempuan
(n=112)
X iSD
43,5 i5,2
29,4 2,9
Total
(N.221)
XiSD
43,9 i 5,8
28,7 i 2,9
57
163
87
25
179
42
Keterangan:'Angka pmporsi
2.
Muherdiyantiningsih; dkk
Tabel 2
Kadar Kolesterol& Trlglleertda Darah, Gula Darah dan Tekanan Darah Rata-rata Menurut Jenls Kelamin
Total (N-221)
X f SD
Ukunn Kllnls
Standar
Kolesterol:
total (mgldl)
LDL (mgldl)
HDL (mgldl)
Trialiserida (maldl)
- .
Lakl-lakl (n.189)
X i SD
P
(t-tent)
189,2 f 40,3
66,9 f 14,l
47,O f 9,O
113.2
(78,l-165,4)
74.0
(66,l-El,?)
0,823
0,279
0,000'
0.002"
188,6 f 40,O
633 (55,5-73,6)
44,l f 9,8
131,3
(90,2-194,8)
76,4
(67.6-86,7)
Perempuan (n=l12)
XfOSD
187,9 39,9
70,3 f 29.9
41,l f 9,7
150.1
(106,3-225,3)
80,8
(70,7-92,5)
Tekanan darah:
115,7f 20,5
116,1 k 19,O
sistol (mmHg)
74,8 f 10.8
75,4 f 103
diastol (mmHg)
Keterangan ' Berdasarkan UJI Iberbeda bermakna pada p < 0.05
" Berdasarkan UJI Mann-Wh~tneyberbeda bermakna pada p < 0,05
Pada Tabel 3 dapat dilihat besarnya pmporsi
sindmm metabolik pada orang dewasa yang
mengalami kegemukan, yakni 36,2%. Proporsi sindrom
metabolik laki-laki lebih tinggi secara berrnakna
dibandingkan dengan perempuan, yailu masingmasing 44 dan 28,6% (p=0,017). Sementara ilu bila
faktor risiko dipilah secara lunggal, obesitas sentral
(yang digambarkan oleh lingkar perut) paling banyak
dialami subjek (92,3%). Urutan kedua terbanyak
(62,9%) adalah rendahnya kadar kolesterol HDL, yang
115,4* 21,9
74,3* 11,4
0,0060,800
0,448
Tabel 3
Proponl Slndrom Metabolik dan Faktor Risiko Lain Menurut Jenis Kelamin
Jenls Kelamin
Total (N3221)
Sindrom Metabolik dan
Faktor Rlsiko Lain
%
I
Sindmm metabolik
Trigl.serida Sngg'
1
1
80 36,2
89 40.3
1
1
Laki-laki
(n=109)
n %
48 44.0
54 49.5
Perempuan
(11.112)
n %
1
1
32 28.6
35 31 3
22 9,9
17 15,6
42 19,O
20 17,9
22 20,2
64 58,7
139 62,9
I
Obesitas sentral
1 204 92,3
1 94 86,2
Keterangan: 'Berdasarkan uji chi-kuadrat bermakna pada p < 0,05
75 67,O
0,006'
0,006'
3,95 (1,40-11,14)
0,659
1,16 (039-2,28)
0.204
I
110 98,2
4,5
OR (95% CI)
1 O,OOl+
0,70 (0.41-1,21)
I
0,14 (0,03-0.51)
Muherdiyanlningsih; dkk
Tabel 4
Hubungan KaraMerlstik Subjek, Energi darl Lsmakdan Tingkat Aktivitas Fislk dengan Sindrom Metabollk
< 1,48
46
60
S1,48
34
81
Kelerangan: 'Berdasarkan uji chi-kuadralbennaknapada p < 0,05
Pada Tabel 4 didapati bahwa usia 44 tahun ke
ataa mempunyai risiko hampir dua kali dibanding usia
kurang dari usia tersebut untuk mengalami sindrom
metabolik (OR=1,8 95% CI: 1,132). Bile
dibandingkan, laki-laki mempunyai rislko yang sama
yaitu hampir dua kaii dibanding perempuan secara
4,569
0,033'
1,8(1,1-3,Z)
Tabel 5
Hubungan Ukuran Tubuh dmgan l n d r o m Mdabollk
Muherdiyantiningsih;dkk
2.
3.
Muherdiyantiningsih;dkk
Fitrah E; dkk