KPR Jun2006
KPR Jun2006
KPR Jun2006
DEHIDRASIRISINOLEATMENJADILINOLEATYANGTERDAPAT
DALAMMINYAKJARAK(RicinuscommunisL.)MENGGUNAKAN
MOLEKULARSHIEVESECARAREFLUKSDALAMBEBERAPA
PELARUTORGANIK
MimpinGinting,HerlinceSihotang,KelingGinting*)
Abstract
Castrol oil can be isolated by extraction from kernel castrol using somes organic solvent. The isolation of castrol
oil socletation give percentage 49.90 % using 2-propanol as the solvent, 46.00 % using ethanol as the solvent
and 17.00% using n-hexana as the solvent.
Ricinoleic has been found as triglyceride in castrol oil can be dehydrated by refluks using moleculer shieve in
somes organic solvent to result linoleic as triglyceride. The product of dehydrated give rendement 82.58% using
ethanol as the solvent, 68.75% using diethyl eter as the solvent, 80.83% using petroleum eter as the solvent and
81.69% using n-hexana as the solvent. The analysis by iodine value give best product using petroleum eter as the
solvent where before dehydrated is 85 and after dehydrated 120.4.5
The product of methenolysis of castrol oil and dehydratyed castrol oil is analyzed using FT-IR spectroscopy and
GC-MS. Based on the analysis, we get 5-methyl ester fatty acid, which are methyl hexadecanoic 2.88% methyl
9,10-octadecadienoic 7.09% methyl 9-octadecadienoic 10.60%, methyl octadecanoic 2.35%, and methyl 12hydroxy 9-octadecadienoic 77.08%. For the dehydrated castrol oil we get 8 methyl ester fatty acid, which are
methyl hexadecanoic 2.99%, methyl 9.10-octadecadienoic 17.58%, methyl9-octadecadienoic 31.28%, methyl
octadecanoic 7.08%, methyl 9,10-octadecadienoic (trans) 13.02%, methyl 9-octadecadienoic (trans) 10.74%,
methyl 12-hydroxy 9-octadecadienoic 10.22% and another fatty acid 7.14%.
Keywords: Castrol oil, Extraction, Ricinoleic, Dehydrated, Refluks, Molecculer shieve, Linoleic
A. PENDAHULUAN
Minyak jarak yang merupakan suatu
trigliserida
dapat
dibedakan
dengan
gliserida lainnya dari viskositas, bilangan
asetil dan kelarutannya dalam alkohol yang
relatif tinggi. Biji jarak mengandung 54%
minyak yang disusun oleh beberapa asam
lemak sebagai gliserida di antaranya asam
risinoleat (7586%), asam oleat (712%),
asam linoleat (3,58%), asam palmitat
(23%), asam stearat (12,5%) (Ketaren,
1986 dan Sujadmaka, 1922).
Asam risinoleat yang merupakan komposisi
terbesar dari minyak jarak adalah asam
lemak yang memiliki keunikan tersendiri,
karena asam lemak ini merupakan turunan
asam oleat yang pada posisi = 7 memiliki
gugus hidroksil serta mengandung ikatan
pada = 9. Dengan demikian memberikan
suatu pemikiran untuk mengubah senyawa
ini ke berbagai bentuk senyawa kimia
lainnya yang diharapkan bermanfaat dalam
18
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
normal semua jaringan dan ditemukan
dalam lipid pembangun struktur sel (Murray,
dkk., 1992; Kaban, dan Daniel, 2005).
Asam lemak essensial = 6 yaitu linoleat
berperan dalam kesehatan yang telah
dibuktikan dari beberapa hasil penelitian, di
antaranya dapat mencegah beberapa
penyakit kronis (Winarno, 1993). Molekular
Shieve adalah bahan pengering pelarut
organik di mana sejumlah kecil air dapat
memasuki pori-porinya dan terikat kuat
pada bagian yang polar dalam molekular
shieve (Portfield, 1993). Molekular shive ini
mempunyai kemampuan absorbsi yang
tinggi pada temperatur tertentu dan
tersusun oleh kompleks unsur Al dan Si
yang merupakan suatu asam lewis
sehingga merupakan suatu katalis dalam
reaksi dehidrasi terhadap alkohol sekunder
untuk dapat menghasilkan suatu ikatan
hidrokarbon tidak jenuh (Thio, 1957). Dari
uraian di atas, mengingat kandungan asam
lemak essensial dalam minyak jarak sangat
rendah, peneliti tertarik untuk meningkatkan
asam lemak essensial (linoleat) dan
melakukan
penelitian
dengan
judul
Dehidrasi risinoleat menjadi linoleat yang
terdapat dalam minyak jarak menggunakan
molekular shieve secara refluks dalam
beberapa
pelarut
organik.
Apakah
risinoleat yang terdapat dalam minyak jarak
dapat
didehidrasi
menjadi
linoleat
menggunakan molekular shieve dalam
berbagai pelarut organik secara refluks
menggunakan alat modifikasi Claisen?
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
meningkatkan nilai tambah dari minyak
jarak dalam industri kimia oleo sebagai
edible oil, sehingga dapat memberikan
informasi di mana sebelumnya tidak dapat
digunakan sebagai edible oil tetapi setelah
didehidrasi diharapkan dapat digunakan
karena risinoleat telah didehidrasi menjadi
asam lemak essensial yaitu linoleat.
B. METODE PENELITIAN
Bahan-Bahan
Bahan kimia yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain: metanol, benzena,
asam sulfat, N-hexana, natrium sulfat
19
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
dengan rotarievaporator. Residu dari hasil
penguapan dianalisis harga bilangan Iodin,
bilangan asam, bilangan penyabunan,
bilangan hidroksil, asam lemak bebas serta
komposisi jenis asam lemaknya.
c. Analisis Hasil Dehidrasi
Penentuan Komposisi Asam Lemak
Minyak Jarak Terdehidrasi
Sebanyak 10 ml sampel dimasukkan ke
dalam labu leher dua yang dilengkapi
dengan stirrer dan ditambahkan sebanyak
40 ml metanol. Campuran dalam keadaan
dingin sambil diaduk ditetesi sebanyak
2 ml H2SO4 pekat secara perlahan dan
ditambahkan benzena sebanyak 40 ml.
Selanjutnya direfluks selama 5 jam. Hasil
reaksi diuapkan melalui rotarievaporator,
kemudian
residu
dilarutkan
dalam
n-heksana. Ekstrak dicuci berturut-turut
dengan larutan encer NaHCO3 dan
kemudian
dengan
aquadest
yang
selanjutnya dikeringkan dengan Na2SO4
anhidrous. Dilakukan penguapan melalui
rotarievaporator dan residu dari hasil
penguapan dianalisis dengan spektroskopi
FT-IR yang diikuti analisis GC-MS.
Penentuan Bilangan Iodin
Penetuan bilangan iodin dilakukan secara
titrasi iodometri menggunakan pereaksi
Wijs serta larutan penitrasi Na2S3O3 dan
indikator larutan kanji (AOCS. Cd 125).
Penentuan Bilangan Asam
Penentuan bilangan asam dilakukan secara
titrasi acidi alkalimetri menggunakan
larutan KOH dan indicator fenolfetalein
(AOCS. Cd 3a65).
Penentuan Bilangan Penyabunan
Ditentukan secara titrasi asidialkalimetri
dengan larutan HCl dan indikator larutan
fenolpthalein (AOCS.Cd 325).
Penentuan Bilangan Hidroksil
Ditentukan berdasarkan harga bilangan
penyabunan
sebelum
dan
sesudah
diasetilasi (AOCS. Cd 1360).
Penentuan Asam Lemak Bebas
Sebanyak 10 g minyak hasil dehidrasi
ditimbang dengan teliti dalam erlenmeyer
250 ml, ditambahkan 50 ml isopropanol
20
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
pelarut petroleum eter dengan bilangan
bilangan iodin sebesar 120,45 yang mana
sebelumnya minyak jarak sebesar 85. Hal
ini disebabkan karena air yang terlepas dari
hasil
dehidrasi
segera
membentuk
campuran
azeotrop
dengan
pelarut
petroleum eter yang tekanan uapnya lebih
besar sehingga dapat diikat oleh pelarut
tersebut di bawah titik didih air. Pelarut
N-heksan memiliki tekanan uap yang lebih
rendah sehingga hasilnya di bawah dari
hasil dehidrasi menggunakan petroleum
eter. Sedangkan pelarut etanol memiliki titik
didih langsung membentuk campuran
homogen dengan air sehingga proses
dehidrasi terhambat dan untuk pelarut dietil
eter yang memiliki titik didih terendah,
pelarut ini kemungkinan telah menguap
sebelum terjadi dehidrasi.
Molekul shieve yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tipe 40A dengan rumus
Na12(Al12Si12O48). Molekular shieve ini
dengan segera dapat menyerap air.
Na12(Al12Si12O48) + xH2O
Na12(Al12Si12O48)xH2O
bilangan
gelombang
3448
cm-1
menunjukkan adanya gugus OH, diperkuat
pada daerah bilangan gelombang 1245 cm1
, pada 2927 dan 2586 cm-1 menunjukkan
adanya serapan C-H sp3 streaching pada
CH2 dan CH3 dan diperkuat dengan
serapan pada daerah bilangan gelombang
1363 cm-1 merupakan C-H sp3 bending
simetri dan 1458 cm-1 merupakan C-H sp3
simetri. Adanya serapan pada daerah
bilangan
gelombang
1741
cm-1
menunjukkan gugus C=O
untuk ester,
diperkuat pada daerah bilangan gelombang
1172 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-C
(=O) ester dan pada 1120 cm-1 adanya CO-C. Pada daerah bilangan gelombang
1654 cm-1 merupakan serapan yang lemah
untuk C=C olefin, didukung oleh bilangan
gelombang
3006 cm-1 serta pada daerah
bilangan gelombang 725 cm-1 menunjukkan
puncak vibrasi rocking (CH2)n untuk n lebih
besar 4.
Hasil analisa GC-MS terhadap metil ester
asam lemak minyak jarak dan minyak jarak
terdehidrasi merupakan suatu campuran
asam lemak jenuh dan tak jenuh seperti
pada Tabel 2. Hasil analisis GC-MS
menunjukkan bahwa sebelum dehidrasi
dijumpai sebanyak 5 jenis asam lemak dari
penyusun trigrliserida dari minyak jarak dan
sesudah terdehidrasi dijumpai 8 jenis
senyawa. Hasil dehidrasi menunjukkan
bahwa
penurunan
risinoleat
terjadi
sebanyak 66,78% dan penambahan linoleat
sebanyak 33,51% sedangkan penambahan
oleat = 31,42%.
Bilangan
Hidroksi
23
28
19
21
Bilangan
Penyabunan
182
179
187
184
21
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Tabel 2. Hasil GC-MS Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Sebelum dan Sesudah Dehidrasi
No Nama
Rumus
Kandungan (%)
Sebelum dehidrasi
Sesudah dehidrasi
1
Metil palmitat,
C17H34O2
2.88
2.99
2
Unknown
7.14
3
Metil linoleat (cis)
C19H34O2
7.09
17.58
4
Metil Oleat ,(cis)
C19H36O2
10.60
31.28
5
Metil Stearat,
C19H38O2
2.35
7.09
6
Metil linoleat ,(trans)
C19H34O2
13.02
7
Metil oleat,(trans)
C19H36O2
10.74
8
Metil risinoleat
C19H36O2
77,08
10.22
22
CH2(CH2)
CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+.
CH2CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,dan
CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,
dihasilklan dari pelepasan radikal, .CH2,
puncak pada ion molekul m/z 157
merupakan massa ion, (CH2)7COOCH3+,
dihasilkan dari pelepasan radikal C4H6O
yang merupakan karakteristik alkohol rantai
panjang, puncak ion molekul pada m/z 143
dan
115
merupakan
massa
ion
(CH2)6COOCH3+
dan
(CH2)4COOCH3+
dihasilkan dari pelepasan radikal .CH2 dan
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
.C2H4, puncak pada m/z=101 merupakan
massa ion (CH2)3COOCH3+ dihasilkan dari
pelepasan radikal CH2, puncak pada ion
molekul m/z 88 merupakan massa ion
CH3CH2COOCH3+
dihasilkan
dari
pelepasan
.CH
yang
merupakan
karakteristik senyawa hidrokarbon tidak
jenuh, puncak pada ion molekul m/z 57
merupakan massa ion CH3CH2C=O+
dihasilkan dari pelepasan radikal .OCH3,
puncak pada ion molekul m/z 43
merupakan massa ion CH3C=O+ dihasilkan
dari radikal CH2.
Hasil analisis GC-MS terhadap metil linoleat
hasil dehidrasi dari risinoleat pada minyak
jarak memberikan spektrum MS dengan
puncak ion molekul pada m/z = 294
merupakan massa rumus dari metil linoleat
(Lampiran 2). Puncak-puncak selanjutnya
diikuti pada m/z 262 yang merupakan
massa ion CH3(CH2)4CH=CH2CH=CH(CH2)6
CH=C=O+ dihasilkan dari pelepasan
CH3OH yang merupakan karakteristik
senyawa metil ester. Puncak-puncak pada
m/z 220 merupakan massa dari ion
CH3(CH2)4CH=
CH2CH=CH(CH2)6CH=CH2+., dihasilkan dari
pelepasan radikal CH2C=O. Puncak pada
m/z
178
merupakan
massa
ion
CH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH2CH=CH2+.
dihasilkan dari pelepasan radikal C3H6.
Puncak m/z 164 merupakan massa ion
CH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH=CH2+.,
dihasilkan dari pelepasan CH2, puncak m/z
123 merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=
CHCH=CH+, dihasilkan dari pelepasan
radikal C2H3 yang merupakan ciri khas
hidrokarbon tidak jenuh. Puncak pada m/z
109, 95, 61, dan 67 merupakan massa dari
ion
CH3(CH2)4CH=CHCH=CH+,
CHCH=CH + ,
CH3(CH2)3CH=
+
CH 3 (CH 2 ) 2 CH=CHCH=CH ,
CH3CH2CH=CHCH=CH+, dihasilkan dari
pelepasan
CH2.
Yang
merupakan
karakteristik senyawa hidrokarbon tidak
jenuh, puncak pada m/z 41 merupakan
massa dari ion CH2CH=CH2+..
23
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
E. DAFTAR PUSTAKA
___ , (1989),
Official
Methods
And
Recommended Practices Of The
American
Oil
Chemits
Society
(AOCS)
,
4th
edition
Vol.1,
Commercial Fats and Oils.
Christie, W. W., (1982), Lipid AnalysisIsolation, Separation, Indentification
and Structural Analysis Of Lipid, 2nd
edition, Pergaman Press Ltd., Oxford,
England: 73.
Jhon, M. D., (1980), Principles of Food
Chemistry, Van Nostrad Reinhold
Co., New York: 38.
Kaban, J. dan Daniel, (2005), Sintesis n-6
Etil Ester Asam Lemak dari Beberapa
Minyak Ikan Air Tawar, Komunikasi
Penelitian , Vol. 17(2): 1420.
Ketaren, S., (1986), Pengantar Teknologi
Lemak dan Minyak Pangan, Cetakan
1, Penerbit UI-Press, Jakarta: 264
268.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Spektrum MS Metil Risinoleat
24