Materi Pengauditan II
Materi Pengauditan II
Materi Pengauditan II
KAS
(Pengujian atas Pengendalian & Pengujian Substantif atas
Transaksi)
Sales
Cash in Bank
Cash Sales
Sales on account
Accounts Receivable
Beginning
Balance
Sales on
account
Ending
Cash Receipt
Sales Returns
Cash discounts taken
and allowances
Charge-off of
uncollectible
accounts
Allowance
Balance
Allowance for
Uncollectible accounts
Charge-off of
uncollectible
accounts
Beginning
Balance
Bad Debt
Expense
Estimate of
Bad debt expense
Ending Balance
ACCOUNTS
TRANSACTIONS
SALES
BUSINESS FUNCTION
SALES
1.
Processing
ACCOUNTS
Orders
Customer
DOCUMENTS AND
RECORDS
- Customer Order
- Sales Order
-
RECEIVABLE
Customer
Order/Sales
2. Granting Credit
Order
3. Shipping Goods
- Shipping Document
- Sales Invoice
Recording Sales
Acc.
Receivable
trial
balance
- Monthly Statements
CASH RECEIPT
CASH
- Remittance Advice
ACCOUNTS
Cash Receipt
RECEIVABLE
File
- Cash Receipt Journal
SALES
SALES
- Credit Memo
RETURNS AND
RETURNS &
ALLOWANCES
ALLOWANCES
Allowances
allowances
Journal
ACCOUNTS
RECEIVABLE
CHARGE-OFF of
ALLOWANCE
UNCOLLECTIBL
FOR
accounts receivable
E ACCOUNTS
UNCOLLECTIBL
(Penghapusan
E ACCOUNTS
P/U tak
tertagih)
ACCOUNTS
RECEIVABLE
- Uncollectible Accounts
Authorization Form
- General Journal
BAD DEBT
tertagih)
General Journal
EXPENSE
EXPENSE
(Beban P/U tak
BAD DEBT
ALLOWANCE
FOR
UNCOLLECTIBL
E ACCOUNTS
Understand Internal
Control Sales
Determine extent
of Testing Controls
3
Metoda
Memperoleh
dan
Mendokumentasikan
Pemahaman SPI:
1. Deskripsi Naratif
2. Flowchart (Bagan Arus)
3. Kuesioner PI
Beberapa metoda mengevaluasi pengoperasian SPI:
1. Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman
auditor pada audit tahun sebelumnya
2. Pemeriksaan / tanya jawab dengan pegawai klien
3. Inspeksi dokumen dan catatan
4. Melakukan penelaahan menyeluruh atas sistem
Langkah-langkah:
1. Menetapkan apakah L/K auditibel
2 faktor utama: integritas manajemen dan catatan
akuntansi
yang memadai
2. Menilai risiko pengendalian awal berdasarkan
pemahaman
yang diperoleh dan asumsi bahwa pengendalian
dilakukan
Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing
Metodologi tersebut membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien.
1. Understand Internal Control
Pendekatan tipikal untuk penjualan adalah mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner PI,
dan menjalankan uji walkthrough atas penjualan.
2. Asses Planned Control Risk
Ada 4 langkah dasar untuk penaksiran :
a. Kerangka acuan untuk menaksir risiko pengendalian untuk semua golongan transaksi ada enam
tujuan audit terkait transaksi.
b. mengidentifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan, beserta kelemahannya (defisiensi).
Pengendalian dan kelemahan akan berbeda untuk setiap pengujian. Pengendalian dan
defisiensi/kelemahan diidentifikasi dari bagan arus dan hasil kuesioner.
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan/defisiensi, auditor memadukannya
dengan tujuan. (dalam sebuah matrik Pengendalian Intern)
d.
menaksir risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan
defisiensi/kelemahan untuk setiap tujuan.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
Design Test of Controls for Sales (Rancang Pengujian atas Pengendalian untuk Penjualan)
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian atas pengendalian harus dirancang untuk
memverifikasi efektifitasnya.
5.
FORMAT RANCANGAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN HILLSBURG HARDWARE CO.
Tujuan
Audit
Pengendalian Intern
Kunci
Pengujian atas
Pengendalian
(PENJUALAN)
Defisiensi
Periksa
Persetujuan
Kredit
dalam Order Pelanggan (13 e )
Dokumen
Pengiriman
prenumbered dan dihitung / diurut
setiap minggu (C5)
Batch Total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan
kuantitas yang ditagih ( C 6 )
Hitung
urutan
Pengiriman ( 10 )
Umum
Berkait
PENJUALAN
Pengujian Substantif
atas
Transaksi
(PENJUALAN)
Transaksi
Eksistensi
(Keberadaan
Kelengkapan
Dokumen
Penjualan
didukung
Dokumen
Pengiriman yang diotorisasi dan
Order Pelanggan yang disetujui
(C 2)
Batch Total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan
kuantitas yang ditagih ( C6 )
Harga jual per unit didapat dari
daftar harga yang diotorisasi ( C7
)
Rekening Bulanan dikirim ke
pelanggan setiap bulan ( C 9 )
Telusuri
ayat
jurnal
penjualan ke FP ( 13 )
Hitung ulang harga dan
perkalian
dalam
Faktur
Penjualan ( 13 b )
Telusuri rincian dalam FP ke:
- Dokumen Pengiriman ( 13
c)
- Order Penjualan ( 13 d )
- Order Pelanggan ( 13 e )
Klasifikasi
Transaksi
Penjualan
diklasifikasikan dengan pantas
Periksa
salinan
FP
untuk
ketepatan
pengklasifikasian
akun ( 13 b )
Tepat Waktu
Hitung
urutan
Pengiriman ( 10 )
Transaksi
penjualan
dimasukkan dengan memadai
dalam berkas induk piutang
usaha
dan
diikhtisarkan
dengan benar
Komputer
secara
langsung
memasukkan transaksi ke berkas
induk piutang usaha dan buku
besar ( C 10 )
Berkas induk P/U direkonsiliasi ke
buku besarnya setiap bulan ( C
11 )
Rekening Bulanan dikirim ke
pelanggan setiap bulan ( C 9 )
Periksa
bukti-bukti
bahwa
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
ke Buku Besar ( 7 )
Periksa
bukti-bukti
bahwa
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
ke Buku Besar ( 7 )
Amati
apakah
Rekening
Bulanan dikirim ( 6 )
Akurasi
Posting
dan
Pengikhtisar
an
Dokumen
Tidak
ada
pengendalian untuk
pengujian ketepatan
waktu pencatatan
Gunakan
software
audit
untuk
memeriksa
penjumlahan ke bawah dan
penjumlahan ke samping
dalam jurnal penjualan dan
telusuri totalnya ke Buku
Besar ( 2 )
FORMAT RANCANGAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS HILLSBURG HARDWARE CO.
TUJUAN AUDIT
SPESIFIK
BERKAIT
TRANSAKSI
(PENERIMAAN
KAS)
Penerimaan
kas
yang dicatat adalah
dana yang secara
aktual
diterima
perusahaan
(EKSISTENSI)
PENGENDALIAN INTERN
KUNCI
PENGUJIAN ATAS
PENGENDALIAN
(PENERIMAAN KAS)
Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi
rekening
koran
(C1)
Batch
Total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan
ikhtisar komputer (C4)
Amati
apakah
akuntan
merekonsiliasi rekening koran
(3)
Periksa berkas batch total untuk
inisial klerk pengendali data (8)
Amati
apakah
daftar
penerimaan kas digunakan (4)
Amati penyelesaian restriktif
pada cek yang masuk (5)
Periksa berkas batch total untuk
inisial i klerk pengendali data
(8)
Amati apakah rekening bulanan
dikirim (6)
DEFISIENSI
Dapatkan
daftar
sementara
penerimaan kas dan telusuri jumlahnya
ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama,
jumlah, dan tanggal (15)
Bandingkan
daftar
sementara
penerimaan kas dengan salinan slip
setoran (16)
Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi
rekening
koran
(C1)
Batch
total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan
ikhtisar komputer (C4)
Rekening/Laporan Bulanan dikirim
ke pelanggan setiap bulan (C5)
Amati
apakah
akuntan
merekonsiliasi rekening koran
(3)
Periksa berkas batch total untuk
inisial klerk pengendali data (8)
transaksi
Penerimaan
Kas
dicatat pada saat
yang tepat
(TEPAT WAKTU)
Prosedur
yang
mensyaratkan
pencatatan kas setiap hari (C7)
Bandingkan
tanggal
setoran
pada
rekening koran dengan tanggal dalam
jurnal
penerimaan
kas dan
daftar
sementara penerimaan kas (16)
Penerimaan
kas
dimasukkan dengan
semestinya
ke
Berkas Induk P/U
dan
diikhtisarkan
dengan benar
(POSTING
dan
PENGIKHTISARAN)
Transaksi
penerimaan
diklasifikasikan
dengan pantas
(KLASIFIKASI)
kas
Dapatkan
daftar
sementara
penerimaan kas dan telusuri jumlahnya
ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama,
jumlah, dan tanggal (15)
Siapkan pembuktian penerimaan kas
(18)
2.
Meyakinkan bahwa kalau suatu dokumen diuji, seluruh prosedur yang berhubungan dengan
dokumen tersebut dilakukan pada saat yang sama.
3.
P
e
n
g
e
n
d
a
l
i
a
n
K
u
n
c
i
Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi rekening koran (C1)
C
Daftar Sementara Penerimaan Kas
digunakan (C2)
Cek
dicap
dengan
endorsement (C3)
restrictive
Batch
Total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan C
ikhtisar komputer (C4)
Laporan
bulanan
dikirim
ke
pelanggan setiap bulan (C5)
Verifikasi intern atas
penerimaan kas (C6)
PENGENDALIAN INTERN
Penerimaan kas yang dicatat adalah untuk dana yang secara aktual
diterima perusahaan. (eksistensi)
transaksi
Prosedur
yang
mengharuskan
pencatatan kas setiap hari (C7)
Komputer
secara
otomatis
memasukkan transaksi ke catatan
Kartu Piutang dan ke Buku Besar
Piutang Usaha (C8)
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
dengan Buku Besarnya setiap bulan
(C9)
C
C
C
DEFICIENCY
Low
Med
Low
Low
Low
Low
C = Control;
PENGENDALIAN INTERN
n
d
a
l
i
a
n
Kelemahan
K
u
n
c
i
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
Med
Low
Low
Low
Med
Low
FORMAT PELAKSANAAN
HILLSBURG HARDWARE CO.
Prosedur Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk
Penjualan dan Penerimaan Kas
(Ukuran Sampel dan Pos atau Unsur dalam Sampel Tidak Dimasukkan)
UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Telaah jurnal dan berkas induk untuk transaksi dan jumlah yang tak biasa
Gunakan software audit untuk penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping jurnal
penjualan dan penerimaan kas dan telusuri totalnya ke buku besar
Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening koran
Amati apakah daftar sementara penerimaan kas digunakan dan keberadaan kas yang tidak dicatat
Amati apakah penyelesaian restriktif digunakan dalam penerimaan kas
Amati apakah rekening bulanan dikirim
Amati apakah akuntan membandingkan total berkas induk dengan akun buku besar
Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data
Periksa daftar harga yang telah diotorisasi dalam berkas induk persediaan untuk keakuratan dan
ketepatan otorisasi
PENGIRIMAN BARANG
10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman
11. Telusuri dokumen pengiriman terpilih ke jurnal penjualan untuk menjamin bahwa masing-masing
telah dimasukkan
PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN PENJUALAN DALAM CATATAN
12. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan
13. Telusuri salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal penjualan ke:
a. berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk jumlah, tanggal dan nomor faktur
b. salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah total yang dicatat dalam jurnal, tanggal, nama
pelanggan dan klasifikasi akun. Cek untuk harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa
dokumen pendukung untuk indikasi adanya verifikasi intern
c.
d.
konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas dan tanggal
salinan order penjualan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal
dan indikasi adanya verifikasi intern
e. order pelanggan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal dan
adanya persetujuan kredit
14. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan ke arsip dokumen pendukung, yang mencakup
salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan
PEMROSESAN PENERIMAAN KAS DAN PENCATATAN JUMLAH DALAM CATATAN
15. Dapatkan daftar sementara penerimaan kas dan telusuri jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah
untuk nama, jumlah, tanggal dan verifikasi intern
16. Bandingkan daftar sementara penerimaan kas dengan salinan slip setoran, ujilah untuk nama,
jumlah dan tanggal. Telusuri total dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran, ujilah untuk adanya
keterlambatan dalam penyetoran
17. Periksa daftar sementara penerimaan kas untuk klasifikasi akun yang semestinya
18. Siapkan pembuktian atas penerimaan kas
19. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran dan ujilah
untuk tanggal dan jumlah setoran
20. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke ayat pembukuan dalam
berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk tanggal dan jumlah
21. Telusuri sisi kredit dari berkas induk piutang usaha jurnal penerimaan kas dan ujilah untuk tanggal
dan jumlah
PERENCANAAN SAMPEL
Nyatakan tujuan dari pengujian audit
Putuskan apakah sudit sampling dapat diterapkan
Definisikan atribut dan kondisi deviasi
Definisikan populasi
Definisikan unit sampling
Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
Tentukan risiko atas penetapan risiko pengendalian rendah
Estimasikan tingkat deviasi populasi
Tentukan ukuran sampel awal
II.
SELEKSI SAMPEL DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN
10. Pilih sampel secara acak
11. Laksanakan prosedur audit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
III.
EVALUASI HASIL
12. Generalisasikan dari sampel untuk populasi
13. Analisa deviasi
14. Putuskan akseptabilitas populasi tersebut
Bentuk-bentuk yang digunakan dalam Sampling Audit
Bentuk
Bentuk yang
Perencanaan
berhubungan
Definisi
dengan
1.
2.
3.
Tingkat
pengecualian
/
deviasi
yang
diperkenankan auditor terjadi dalam populasi
dan masih menerima pengendalian adalah
efektif dan / atau jumlah salah saji moneter
dalam transaksi yang ditetapkan selama
peencanaan dapat diterima.
4.
5.
dalam perencanaan
Bentuk yang
evaluasi hasil
berhubungan
dengan
1. Exception/pengecualian/deviasi/penyimpa
ngan
2. SER (Sample Exception Rate) = Tingkat
pengecualian sampel aktual
1.
2.
3.
Komentar
PENGIRIMAN BARANG
10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman
5.
6.
7.
8.
9.
4.
Kondisi Pengecualian
1.
Penjualan
yang
dicatat
dalam
jurnal
penjualan didukung oleh dokumen pendukung
yang mencakup salinan FP, konosemen, order
penjualan, dan order pelanggan (prosedur 14)
9.
Definisikan Populasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
berbeda
tergantung data
Contoh: Dalam audit untuk siklus penjualan dan penagihan pada Hillsburg Hardware, petunjuk
pengujian dalam prosedur audit 12 sampai 14 adalah dari FP dalam jurnal penjualan ke dokumen
pendukung.
Berbeda dengan petunjuk pengujian untuk prosedur 10 dan 11, yaitu dari DP ke jurnal penjualan.
Maka, ada 2 populasi. Satu populasi untuk FP dalam jurnal penjualan, dan populasi lain adalah
dokumen pengiriman.
Juga penting untuk menguji populasi untuk tujuan kelengkapan dan kecocokan rincian sebelum
sampel dipilih guna meyakinkan bahwa seluruh unsur populasi akan termasuk dalam pemilihan
sampel dengan tepat.
5.
Prosedur audit 11 adalah pengujian untuk kelengkapan, bahwa seluruh penjualan yang ada sudah
dicatat. Unit sampling yang tepat adalah dokumen pengiriman.
Untuk Prosedur audit 13a sampai 13e unit sampling yang tepat adalah baik salinan FP maupun DP.
Unit sampling untuk prosedur audit 12 adalah salinan FP.
Unit sampling untuk prosedur audit 10 adalah dokumen pengiriman.
6. Tentukan Tingkat Deviasi yang Dapat Ditoleransi (TER = Tolerable Exception Rate )
Ditetapkan berdasarkan pertimbangan profesional auditor
TER = Tingkat pengecualian / deviasi yang diperkenankan auditor terjadi dalam populasi dan masih
menerima pengendalian adalah efektif dan / atau jumlah salah saji moneter dalam transaksi yang
ditetapkan selama peencanaan dapat diterima.
Sebagai contoh:
Anggap auditor memutuskan bahwa TER untuk atribut 8 adalah 9%.
Ini artinya: Auditor telah memutuskan, sekalipun 9% dari salinan FP tidak disetujui kreditnya,
pengendalian persetujuan kredit masih tetap efektif, dengan risiko pengendalian yang ditetapkan
dalam perencanaan audit.
TER berpengaruh signifikan terhadap ukuran sampel.
TER
ukuran sampel
TER
ukuran sampel
Hampir semua auditor menggunakan preprinted form untuk mendokumentasikan setiap aplikasi
sampling.
Gambar. 15-2
Klien : Hillsburgs Hardware
Tahun
berakhir: 31-12-04
Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi Fungsi Penagihan
Definisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti
yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.
Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-1204. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9542.
Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal
penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.
Rencana Audit
Deskripsi Atribut
Hasil Aktual
EPE
R
TER
ARAC
R
Ukura
n
Samp
el
Awal
74
93
93
93
93
66
1,5
51
1,5
51
66
Ukura
n
sampe
l
Jumlah
Pengecualian
Tingkat
Pengecualian
Sampel
( SER)
CUE
R
3.
7. Tentukan Risiko atas Penetapan Risiko Pengendalian begitu Rendah (ARACR= Acceptable
Risk of Assessing Control Risk too Low)
Manakala sampel diambil, terdapat risiko bahwa kesimpulan kuantitatif mengenai populasi tersebut
tidak benar.
ARACR adalah suatu risiko yang hendak diambil auditor dengan menerima prosedur pengendalian
sebagai efektif atau tingkat salah saji moneter dapat ditoleransi, bila ternyata tingkat deviasi
populasi lebih besar dari tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.
Contoh ilustrasi:
Anggap TER 6% ARACR 10% dan Tingkat Deviasi Populasi yang sebenarnya 8%.
Dalam kasus seperti ini, pengendalian tidak dapat diterima (pengendalian tidak efektif), karena
tingkat pengecualian populasi sesungguhnya adalah 8% , yang mana melebihi TER 6%.
Tentu saja auditor tidak mengetahui tingkat pengecualian populasi sesungguhnya.
ARACR 10% berarti bahwa auditor hendak mengambil risiko 10% dengan menyimpulkan
pengendalian adalah fektif setelah semua pengujian selesai, meskipun ternyata pengendalian itu
tidak efektif.
Penentuan ARACR berdasarkan pertimbangan profesional auditor.
8.
Estimasi Tingkat populasi yang diharapkan dapat dilihat pada Gambar 15-2.
9. Tentukan ukuran sampel awal
4 faktor yang mempengaruhi ukuran sampel awal:
1. Ukuran populasi
2. TER (Tingkat deviasi yang dapat ditoleransi)
3. ARO (Risiko Pengandalan lebih yang dapat diterima)
4. EPER (Tingkat deviasi populasi yang diharapkan)
Ukuran populasi bukan merupakan faktor utama dalam hal ini. Oleh karena itu tidak diperlukan
dalam menentukan ukuran sampel awal. Kedenganrannya mungkin aneh, tapi teori statistik
membuktikan bahwa pada sebagian besar jenis populasi dimana sampling atribut dapat diterapkan,
ukuran populasi merupakan pertimbangan kecil dalam menentukan ukuran sampel. Hal ini dapat
dibenarkan karena kerepresentatifan suatu sampel dipastikan oleh proses seleksi acak. Sekali suatu
sampel diperoleh yang mencakup cross-section unsur yang baik, unsur tambahan tidak diperlukan
lagi. Karena sebagian besar auditor menggunakan sampling atribut untuk suatu alasan bahwa
populasinya besa, maka menurunkan ukuran sampel untuk populasi yang lebih kecil tidak
diperlukan.
Saat ke tiga faktor utama ditentukan, barulah mungkin untuk menentukan ukuran sampel awal.
Disebut ukuran sampel awal, karena deviasi dalam sampel aktual harus dievaluasi sebelum
dimungkinkan untuk memutuskan apakah sampel tersebut cukup besar untuk mencapai tujuan
audit.
Menentukan ukuran sampel awal dapat menggunakan tabel ataupun komputer.
Berikut ini contoh penentuan ukuran sampel awal dengan menggunakan tabel.
ARACR 5%
TINGKAT DEVIASI
TINGKAT DEVIASI YANG DAPAT DITOLERANSI ( TER )
dalam (%)
POPULASI YANG
DIHARAPKAN ( EPER )
76
0.00
149
99
74
59
49
42
36
.25
236
157
117
93
78
66
58
.50
157
117
93
78
66
.70
208
117
93
78
66
1.00
1,00
58
66
1.25
1.50
dst..
Contoh: Untuk atribut 6 (dalam Gambar 15-2), TER 7% dan EPER 1%, maka ukuran sampel awal 66.
10. Pilih Sampel secara acak
Dapat menggunakan :
a. Tabel angka acak
b. Komputer
c. Sampling sistematis
Yang paling disukai dewasa ini adalah dengan menggunakan komputer, karena hemat waktu,
mengurangi kemungkinan kekeliruan auditor dalam memilih angka dan dokumentasi yang otomatis.
11. Laksanakan Prosedur Audit
Auditor memeriksa setiap unsur dalam sampel untuk menentukan apakah unsur tersebut sesuai
dengan definisi atribut.
Gambar 15-3
Identitas sari sampel
ATRIBUT
yang dipilih
Nomor Faktur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3787
3924
3990
4058
4117
4222
4488
4635
4955
4969
5101
5166
5419
5832
5890
6157
6229
6376
6635
7127
8338
8871
9174
9371
Jumlah pengecualian
Ukuran Sampel
75
100
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
10
12
100
100
100
65
50
50
65
0
= 0%
75
2
Atribut 2 ------------------------ SER = ---------- = 2%
100
dst.
Auditor harus menghitung CUER ( Computed Upper Exception Rate ) , yaitu tingkat deviasi tertinggi
di dalam populasi dengan memperhatikan risiko atas penetapan risiko pengendalian begitu rendah
(ARACR)
Dapat menggunakan program komputer khusus atau tabel.
Penentuan CUER dengan tabel.
ARACR 5%
UKURAN
DITEMUKAN
SAMPEL
1
1
25
11.3
17.6
30
9.5
14.9
.. dst 10
19.5
35
16.9
40
14.9
45
50
55
60
65
70
75
6,
6
80
85
dst
Sebagai ilustrasi:
Atribut 6
sampel aktual 70, menggunakan ARACR 5%, jumlah pengecualian aktual adalah
1, maka:
Besarnya CUER adalah 6,6.
Tingkat deviasi populasi sebenarnya tidak diketahui. Tetapi terdapat risiko sebesar 5% bahwa jika
auditor menyimpulkan tingkat deviasi sebenarnya tidak melebihi 6,6%. Ada peluang 95% bahwa
kesimpulan benar dan 5% salah.
13. Analisa Deviasi
Perlu dianalisa deviasi / pengecualian individual untuk menentukan rincian SPI yang menyebabkan
terjadinya deviasi / penyimpangan itu.
Deviasi dapat disebabkan ketidakcermatan pegawai, salah mengartikan petunjuk, sengaja lalai, dll.
14. Putuskan Akseptabilitas Populasi tersebut
Populasi dapat diterima jika :
CUER TER
Dalam contoh: ------------------- Untuk atribut 6 -------------- CUER TER ---------- 6,6 % 7 %
TER 7 % , ARACR 5 % , dan CUER 6,6 %.
Auditor menetapkan bahwa dia dapat menerima tingkat deviasi populasi sebesar 7% pada ARO
5% dan tingkat deviasi tertinggi yang dihitung adalah 6,6 %.
Gambar 15-4
Klien : Hillsburgs Hardware
Tahun
berakhir: 31-12-04
Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi Fungsi Penagihan
Definisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti
yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.
Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-1204. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9452.
Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal
penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.
Rencana Audit
Deskripsi Atribut
EPE
R
TER
ARAC
R
Hasil Aktual
Ukura
n
sampe
l
Jumlah
Pengecualian
Tingkat
Pengecualian
Sampel
( SER)
CUE
R
Ukura
n
Samp
el
Awal
74
75
4,0
93
100
6,2
93
100
3,0
93
100
10
10
16,4
93
100
9,0
66
70
1,5
6,6
1,5
51
50
5,9
1,5
51
50
12
24
>20
66
65
4,6
Hasil Sampling:
1. Dampak pada Rencana Audit: Pengendalian yang diuji melalui atribut 1,3,6,7, dan 9 dapat diandalkan /
pengendalian beroperasi secara efektif karena TER CUER. Penekanan tambahan diperlukan dalam konfirmasi,
penyisihan piutang tak tertagih, pengujian pisah batas, pengujian harga untuk audit L/K melihat hasil pengujian
atribut 2,4,5,8.
2.
Dampak pada Laporan Pengendalian Intern: CUER melebihi TER untuk atribut 2,4,5,dan 8. Penemuan ini
dikomunikasikan kepada manajemen untuk memberikan kesempatan memperbaiki defisiensi pengendalian sebelum
tahun berakhir.Jika perbaikan dibuat tepat waktu oleh manajemen, pengendalian yang telah diperbaiki akan diuji
sebelum tahun berakhir untuk tujuan pelaporan pengendalian intern atas pelaporan keuangan.
3.
Tahap I
Tahap I
Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
penjualan dan penagihan
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan
ahap III
2. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan tetapkan risiko bawaan
Auditor menetapkan pertimbangan awal mengenai materialitas untuk seluruh L/K.
Kemudian auditor mengalokasikan perimbangan awal mengenai materialitas untuk setiap
akun signifikan dalam Neraca, termasuk piutang usaha. Alokasi ini disebut penetapan
salah saji yang dapat ditoleransi. P/U umumnya merupakan salah satu dari kun paling
material dalam L/K untuk perusahaan yang aktifitas utamanya penjualan kredit.
3. Menentukan Risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
PI atas siklus penjualan dan penerimaan kas dan piutang usaha terkait secara beralasan
dapat dikatakan efektif untuk hampir semua perusahaan karena pengelolaannya
diperhatikan dengan memelihara catatan akurat sebagai cara memelihara hubungan baik
dengan pelanggan. Auditor seringkali secara khusus menekankan perhatiannya pada 3
aspek PI:
a.
pengendalian yang mencegah atau mendeteksi defalkasi
b.
pengendalian atas pisah batas
c.
pengendalian yang berhubungan dengan penyisihan piutang tak tertagih, seperti
persetujuan penjualan kredit sebelum pengiriman barang.
(Sudah dibahas dalam chapter 14)
4. Rancang dan Lakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi
Merancang prosedur audit untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil pengujian tersebut
telah dibahas dalam chapter 14 dan 15.
5. Rancang dan lakukan prosedur analitis
P/A dapat dilakukan pada 3 tahap:
a. Tahap perencanaan/pendahuluan
b. Tahap Pengujian terinci
c. Tahan penyelesaian audit
Yang akan dibahas di sini adalah P/A selama tahap perencanaan dan ketika melakukan
pengujian terinci.
P/A yang dilakukan selama pengujian terinci dilakukan setelah tanggal neraca tapi
sebelum pengujian terinci atas saldo. Ini cukup masuk akal untuk melakukan P/A secara
ekstensif setelah klien mencatat semua transaksi untuk tahun yang bersangkutan dan
menyelesaikan L/Knya.
P/A dikerjakan untuk seluruh siklus penjualan dan penagihan, bukan hanya piutang usaha
saja. Ini karena hubungan yang erat antara akun Laporan L/R dengan akun Neraca.
Jika auditor menentukan kemungkinan salah saji dalam penjualan atau retur &
pengurangan harga penjualan melalui P/A, piutang usaha akan memungkinkan salah saji
pula.
Contoh jenis-jenis utama rasio dan perbandingan untuk siklus penjualan dan penagihan
TABEL 16-1
Prosedur Analitis
5.
6.
7.
8.
9.
Sebagai tambahan prosedur analitis dalam Tabel 16 1, auditor seharusnya juga mereview piutang
usaha yang jumlahnya besar dan tidak biasa. Piutang individual yang mendapat perhatian khusus
adalah yang berjumlah besar, akun-akun P/U yang outstanding untuk waktu yang lama, piutang dari
perusahaan afiliansi, pegawai, dewan direksi dan pihak-pihak terkait lainnya. Auditor harus
menelaah daftar akun P/U (Neraca Saldo Umur Piutang) pada tanggal Neraca untuk menentukan
apakah akaun-akun tertentu harus diselidiki lebih lanjut.
Informasi mengenai Siklus Penjualan dan Penagihan Hillsburg Hardware Co. diberikan berikut ini
sebagai ilustrasi penggunaan P/A selama pengujian terinci atas saldo. (Tabel 162 dan Tabel 16
3).
Tabel 162
MEMBANDINGKAN INFORMASI UNTUK HILLSBURG HARDWARE Co.
Siklus Penjualan dan Penagihan
JUMLAH
Penjualan
Retur & Pengurangan Harga
Penjualan
Marjin Kotor
Piutang Usaha
Penyisihan
Piutang
tak
tertagih
Beban Piutang Tak tertagih
Total Aktiva Lancar
Total Aktiva
Laba Bersih sebelum pajak
Jumlah Piutang Usaha
Jumlah
Piutang
Usaha
dengan saldo lebih dari
$ 100,000
31-12-04
(dlm ribuan)
$ 144,328
1,242
%Perubahan
2003-2004
9.0%
3.9%
31-12-03
(dlm ribuan)
$ 132,421
1,195
%Perubahan
2002-2003
7.0%
13.6
31-12-02
(dlm ribuan)
$123,737
1,052
39,845
20,197
1,240
9.6%
15.3%
(5.4%)
36,350
17,521
1,311
7.0
3.3
21.5
33,961
16,961
1,079
3,323
51,027
61,367
5,681
258
37
(2.1%)
2.3%
0.9%
21.9%
16.7%
15.6%
3,394
49,895
60,791
4,659
221
32
7.3
1.5
1.8
39.0
5.7
6.7
3,162
49,157
59,696
3,351
209
30
Tabel 163
Prosedur Analitis untuk Hillsburg Hardware Co.
Siklus Penjualan dan Penagihan
31-12-04
31-12-03
31-12-02
27.85%
27.7%
27.68%
0.9%
0.9%
0.9%
2.3%
2.6%
2.6%
6.1%
7.5%
6.4%
48.09
47.96
49.32
37.2%
32.5%
32.3%
Tidak ada satupun dari P/A yang mengindikasikan salah saji potensial, kecuali rasio penyisihan piutang
tak tertagih.
Komentar: Penyisihan sebagai persentase dari piutang usaha telah menurun dari 6.4% menjadi 6.1%.
Jumlah hari piutang usaha outstanding dan kondisi ekonomi tidak dapat membenarkan perubahan ini.
Kekeliruan potensial adalah sebesar $ 60,000 ( $ 20,197,000 x (0.64 - 0.61) ).
Kesimpulan auditor mengenai P/A untuk siklus penjualan dan penagihan digabungkan ke dalam kertas
kerja perencanaan bahan bukti (Gambar 161)
6. Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo Piutang Usaha
Pengujian terinci atas saldo yang cocok tergantung pada faktor gabungan yang ada dalam Kertas
Kerja Perencanaan Bahan Bukti (Gambar 161).
Risiko penemuan yang direncanakan untuk setiap tujuan audit berkait saldo piutang usaha
merupakan keputusan auditor, diputuskan secara subyektif dengan menggabungkan kesimpulan
yang ditarik mengenai setiap faktor-faktor yang ada.
Eksistensi
Kelengkapan
Akurasi
Klasifikasi
Pisah Batas
Nilai Realisasi
Hak
High
High
High
High
High
High
High
High
High
Low
Medium
Low
Low
Low
Medium
Medium
Low
Low
Low
Medium
Low
High
Low
Medium
High
Pengendalian Tambahan
(Control Risk-Additional Controls)
Pengujian Substantif atas Transaksi
Penjualan
(Substantive Test of Transactions
Sales)
Pengujian Substantif atas Transaksi
Penerimaan Kas
(Substantive Test of Transactions
Cash Receipt)
Prosedur Analitis
(Analytical Procedure)
Low
Medium
Low
Low
Low
Low
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
None
None
None
None
None
None
None
Low
Low
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Fair
Result
Good
Result
Unacceptabl
e Result
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Good
Result
Unacceptabl
e Result
Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e
High
Medium
High
Medium
High
Low
Low
High
High
Low
Medium
Low
Medium
Low
High
High
Low
Low
Risiko
Penemuan
yang
direncanakan
untuk
pengujian
terinci atas saldo
(Planned Detection Risk for Test of
Details of Balances)
Bahan
Bukti
Audit
yang
direncanakan
untuk
pengujian
terinci atas saldo
(Planned Audit Evidence for Test of
Details of Balances)
Kecocokan Rincian
Gambar 161
Menguji informasi dalam neraca saldo umur piutang untuk kecocokan rincian merupakan prosedur
audit yang perlu. Ini biasanya dilakukan sebelum pengujian lainnya, untuk meyakinkan auditor
bahwa populasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar dan buku besar tambahan.
Kolom total dan kolom yang menggambarkan umur harus diuji penjumlahan ke bawah, dan total
pada Neraca Saldo harus dibandingkan dengan buku besar.
Software audit dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke
samping dalam neraca saldo umur piutang.
Hillsburg Hardware Co
31 Desember 2004
..
Neraca Saldo Umur Piutang (000)
Dibuat: 5-1-05
Diperiksa:
Pelanggan
Saldo
31-12-04
0-30 hari
01011
Adams Supply
146,589
90,220
01014
Argonaut, Inc.
30,842
30,842
01100
Atwater Brothers
210,389
210,389
01191
Beekman
Bearings
Brown and
Phillips
Christopher
Plumbing
83,526
73,526
01270
01301
09733
09810
Travelers
Equipment
Underhill Parts
and
Maintenance
UJW Co.
09907
Zephyr Plastics
09742
31-60 hari
61-90 hari
91-120 hari
Lebih
120 hari
56,369
10,000
60,000
60,000
15,789
15,789
59,576
59,576
179,263
179,263
102,211
34,911
34,700
286,300
186,000
100,300
$20,198,80
0
$14,217,15
6
$2,869,36
6
32,600
$1,408,64
2
$1,038,92
6
$662,71
0
6. Pisah batas adalah benar ( Transaksi dicatat dalam periode yang sesuai )
Kekeliruan pisah batas terjadi ketika transaksi periode berjalan dicatat dalam periode berikutnya,
atau transaksi periode berikutnya dicatat dalam periode berjalan.
Tujuan pisah batas adalah sama tanpa memperhatikan jenis transaksi, yaitu untuk verifikasi apakah
transaksi yang mendekati akhir tahun / akhir periode akuntansi telah dicatat dalam periode yang
sesuai.
Tujuan ini salah satu yang paling penting dalam siklus penjualan dan penerimaan kas karena
kekeliruan dalam pisah batas dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap laba periode tahun
berjalan.
Dalam menentukan kelayakan pisah batas ada tiga pendekatan:
1. putuskan kriteria pisah batas yang cocok
2. evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk menjamin pisah batas
yang memadai
3. uji apakah pisah batas yang memadai telah diperoleh
Kekeliruan pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, dan
penerimaan kas.
Pisah Batas Penjualan
Kriteria yang umum digunakan klien dalam menentukan kapan penjualan telah terjadi adalah
pengiriman barang, tetapi beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak beralih. Beralihnya
hak dapat terjadi sebelum pengiriman (seperti dalam kasus barang yang dibuat berdasarkan order),
pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.
Evaluasi metode klien untuk pisah batas yang andal, adalah menentukan prosedur yang digunakan.
Apakah klien mengeluarkan dokumen pengiriman prenumbered? Pengevaluasian tugas fungsi
pengiriman dan penerimaan kas juga meningkatkan kemungkinan pencatatan transaksi dalam
periode yang sesuai.
Jika SPI klien memadai, pisah batas diverifikasi dengan mendapatkan nomor DP untuk pengiriman
terakhir pada akhir periode dan membandingkannya dengan penjualan yang dicatat pada periode
berjalan dan berikutnya.
Jika SPI tidak memadai, dalam situasi yang eksteren auditor mungkin mengamati secara fisik
pengiriman dan pengendalian dokumen-dokumen terkait.
Pisah Batas Retur dan pengurangan harga penjualan
Retur .. harus ditandingkan dengan penjualannya bila jumlahnya material. Misal: jika pengiriman
periode berjalan dikembalikan pada periode berikutnya, perlakuan semestinya atas transaksi ini
ialah memasukkan retur penjualan tersebut ke dalam periode berjalan. Akan tetapi pada
kebanyakan perusahaan, retur dicatat dalam periode akuntansi terjadinya, dengan asumsi yang
kurang lebih sama, menutupi kekeliruan pada awal dan akhir setiap periode akuntansi. Hal ini dapat
diterima sepanjang jumlahnya tidak begitu signifikan.
Prosedur pengujian : Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk satu sampel retur dan
pengurangan harga penjualan yang dicatat selama beberapa minggu sesudah tanggal penutupan
untuk menentukan tanggal penjualan awal.
Jika SPI untuk pencatatan Retursebagai tidak efektif maka dibutuhkan jumlah sampel yang lebih
besar.
Pisah Batas Penerimaan Kas
Pisah batas penerimaan kas yang memadai kurang penting dibandingkan pisah batas penjualan dan
retur, karena pisah batas yang tidak memadai hanya mempengaruhi saldo kas dan P/U, bukan laba.
Mudah untuk menguji kekeliruan pisah batas penerimaan kas dengan menelusuri penerimaan kas
yang dicatat sebagai setoran bank dalam rekening koran periode berikutnya. Kalau ada
penangguhan beberapa hari, ini bisa menunjukkan adanya kekeliruan pisah batas.
Konfirmasi piutang dapat juga diandalkan untuk mengungkapkan kekeliruan pisah batas penjualan,
retur penjualan, dan penerimaan kas, khususnya jika terdapat interval panjang antara tanggal
transaksi terjadi dengan tanggal pencatatan.
7. Piutang Usaha disajikan sebesar nilai realisasinya
Evaluasi akun ialah menentukan nilai realisasi.
Prinsip akuntansi mengharuskan piutang disajikan pada jumlah yang akhirnya akan ditagih dan
dapat diterima, yaitu piutang usaha bruto dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Perlu bagi auditor untuk mengevaluasi apakah penyisihan tersebut memadai dengan
mempertimbangkan semua fakta yang ada.
Titik awal mengevaluasi penyisihan P/U tak tertagih: menelaah hasil pengujian SPI terkait dengan
kebijakan kredit.
Jika kebijakan kredit tidak berubah dan hasil pengujian pengendalian konsisten dengan tahun lalu,
maka perubahan saldo penyisihan seharusnya hanya mencerminkan perubahan kondisi ekonomi
dan volume penjualan.
Jika kebijakan kredit dan ketaatan sudah berubah, maka harus dipertimbangkan dampak
perubahan-perubahan itu.
Mengevaluasi kecukupan penyisihan : memeriksa P/U tak lancar pada Neraca Saldo Umur untuk
menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Besar dan umur saldo yang belum
dibayar kemudian dibandingkan dengan informasi serupa dari tahun lalu untuk mengevaluasi
apakah jumlah piutang tak lancar bertambah atau berkurang.
Gambaran mengenai tingkat kolektibilitas piutang dapat diperoleh dari pemeriksaan arsip kredit,
pembicaraan dengan manajer kredit, penelaahan arsip korepondensi klien.
Bad Debt Expense ( Beban Piutang Tak Tertagih )
Setelah memverifikasi penyisihan P/U tak tertagih, mudah untuk memverifikasi beban piutang tak
tertagih.
8. Piutang Usaha Benar-Benar Dimiliki ( Piutang Usaha adalah Hak Perusahaan )
Kepemilikan piutang lazimnya tidak menimbulkan masalah audit karena piutang milik perusahaan,
sehingga akan dikelola dengan benar.
Tetapi dalam beberapa kasus sebagian piutang mungkin sudah digadaikan sebagai jaminan atau
didiskontokan (dijual). Pelanggan klien biasanya tidak mengetahui anjak piutang ini, sehingga
konfirmasi piutang tidak akan memperjelas masalah ini.
Cara melihat ada tidaknya piutang yang dijaminkan/dijual : penelaahan notulen, pembicaraan
dengan klien, konfirmasi dengan bank, pemeriksaan kontrak pinjaman untuk mencari bukti piutang
usaha dijaminkan, dan pemeriksaan arsip korespondensi.
9. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha adalah pantas
Auditor harus mengetahui :
1. Apakah informasi mengenai saldo piutang telah diungkapkan dengan cukup / memadai dalam
L/K.
2. Apakah klien telah menggabungkan jumlah-jumlah dan mengungkapkan informasi hubungan
istimewa dalam L/K dengan memadai
Untuk mengevaluasi kecukupan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memahami SABU dan
persyaratan penyajian dan pengungkapan.
Bagian penting dari evaluasi:
1. Apakah jumlah material yang memerlukan pengungkapan terpisah, benar-benar telah
dipisahkan dalam L/K
Misalkan, piutang pejabat dan perusahaan afiliasi harus dipisahkan dari piutang usaha
pelanggan kalau jumlahnya material. Begitu pula, perlu untuk mengungkapkan penjualan dan
aset untuk segmen usaha yang berbeda secara terpisah.
2. Evaluasi kecukupan catatan kaki (catatan atas L/K).
Catatan kaki harus mencakup informasi mengenai pledging (penggadaian), discounting
(pendiskontoan), factoring (anjak piutang), penjaminan piutang usaha ke seseorang
(assignment of accounts receivable), piutang pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam rangka evaluasi, harus diketahui dulu keberadaannya (eksistensi) dan harus memperoleh
informasi lengkap tentang sifatnya.
Prosedur audit yang digunakan: pemeriksaan notulen rapat, penelaahan kontrak dan
kesepakatan pinjaman, konfirmasi bank, dan mendiskusikan keberadaan informasi yang
memerlukan pengungkapan dengan manajemen.
KONFIRMASI PIUTANG USAHA
Konfirmasi merupakan salah satu prosedur audit paling penting, karena bukti andal yang tinggi.
Tujuan utama dari konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, akurasi, dan
pisah batas.
AICPA mensyaratkan konfirmasi piutang usaha dalam keadaan normal, tetapi SAS 67 (AU 330)
mengijinkan menerbitkan laporan wajar tanpa pengecualian sekalipun piutang tidak dikonfirmasi
asalkan salah satu dari tiga kondisi di bawah ini dipenuhi:
1. Piutang usaha tidak material
Biasanya untuk perusahaan tertentu, seperti discount stores dengan uang muka kas atau credit
card sales.
2. Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi tidak menjadi bahan bukti yang efektif karena
tingkat respon pelanggan tidak akan mencukupi dan tidak dapat diandalkan
Dalam perusahaan industri, seperti rumah sakit, tingkat respon konfirmasi sangat rendah
3. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian sedemikian rendah dan bahan bukti
substantif lain dapat dikumpulkan untuk memberikan bahan bukti yang mencukupi
Jika klien memiliki pengendalian intern yang efektif dan risiko bawaan rendah untuk siklus
penjualan dan penagihan, auditor seringkali harus puas dengan bahan bukti dari pengujian atas
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.
Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan konfirmasi piutang usaha, pertimbangan untuk itu
harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
Konsep konfirmasi ini juga dapat diterapkan untuk piutang usaha lain selain piutang usaha kepada
pelanggan. Seperti wesel tagih (Notes Receivable), piutang pegawai, dan uang muka pegawai.
Keputusan Konfirmasi
Dalam melaksanakan konfirmasi auditor harus memutuskan:
1. Jenis Konfirmasi
Ada 2 jenis konfirmasi:
a. Konfirmasi positif
b.
Konfirmasi negatif
Hanya meminta jawaban dari pelanggan jika dia tidak sepakat dengan jumlah yang
dinyatakan dalam surat konfirmasi.
Dari sisi biaya, Konfirmasi negatif lebih murah, sehingga dapat dikirim lebih banyak
dengan total biaya yang sama.
Memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan, didasarkan pada fakta audit. SAS 67 (PSA
7 / SA 330) menetapkan preferensi untuk menggunakan konfirmasi negatif dalam situasi
berikut:
a. P/U terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang kecil
b. Gabungan risiko pengendalian yang ditetapkan dan risiko bawaan adalah rendah
Jika SPI tidak efektif / ada kemungkinan tinggi terjadi salah saji, konfirmasi negatif tidak
cocok.
Jika audit tahun lalu menunjukkan ada piutang yang diperselisihkan dan tidak akurat,
konfirmasi negatif akan tidak cocok.
c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak akan memperhatikan
sebagaimana mestinya.
Jika respon konfirmasi positif pada audit tahun sebelumnya sangat tinggi, kemungkinan
penerima konfirmasi akan memberikan perhatian sebagaimana mestinya.
2.
Saat Pelaksanaan
Bahan bukti yang paling andal dari konfirmasi diperoleh jika dikirimkan sedekat mungkin
dengan tanggal neraca, dibandingkan dengan mengirimkan konfirmasi piutang beberapa bulan
sebelum akhir tahun. Ini memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang
pada L/K tanpa perlu memperhitungkan transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan
tanggal neraca.
Akan tetapi seringkali bermanfaat untuk mengkonfirmasi pada tanggal interim, agar audit
selesai tepat waktu. Hal ini dapat dimungkinkan kalau SPI memadai dan dapat memberikan
keyakinan memadai bahwa transaksi dicatat dengan semestinya antara tanggal konfirmasi
dengan tanggal neraca / akhir periode akuntansi.
Jika diputuskan mengkonfirmasi sebelum tanggal neraca, perlu menguji transaksi antara tgl
konfirmasi dengan tgl neraca, dengan memeriksa Faktur Penjualan, Dokumen Penjualan, dan
bukti penerimaan kas, di samping melakukan P/A.
3.
Ukuran Sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel:
a. Salah saji yang ditolerir
b. Risiko bawaan
c. Risiko pengendalian
d. Risiko deteksi yang dicapai melalui pengujian substantif lain (luas dan hasil pengujian
substantif atas transaksi, P/A dan pengujian terinci atas saldo lainnya)
e. Jenis konfirmasi (Konfirmasi negatif normalnya memerlukan ukuran sampel yang lebih
besar)
4.
Memelihara Kendali
Jika ada bantuan dari klien harus disupervisi dengan ketat. Alamat pengembalian tertera dengan jelas
dialamatkan ke KAP bersangkutan.
Tindak Lanjut Bagi yang Tidak Menjawab
Apabila konfirmasi positif digunakan, perlu dikirim konfirmasi kedua dan ketiga. Jika masih saja tidak
ada jawaban perlu melakukan prosedur alternatif. Dokumentasi yang diperiksa untuk memverifikasi
eksistensi dan akurasi transaksi penjualan individual adalah:
1. Penerimaan Kas Kemudian
Meliputi pemeriksaan Nota pembayaran, ayat pembukuan penerimaan kas
2. Salinan Faktur Penjualan
Untuk memverifikasi penerbitan aktual faktur penjualan dan tanggal penagihan
3. Dokumen Pengiriman
Untuk menguji apakah pengiriman benar-benar telah dilaksanakan dan sebagai pengujian pisah
batas
4. Korespondensi dengan klien
Tidak perlu menelaah korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif
Dapat mengungkapkan piutang yang diperselisihkan atau dipertanyakan
Analisis Perbedaan
Jenis perbedaan yang paling umum dilaporkan:
a. Pembayaran telah dilakukan
b.
c.
d.
Pelanggan telah membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerimanya sebelum
tgl konfirmasi.
Barang belum diterima
Klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman, sedangkan pelanggan mencatat pembelian
saat barang diterima (Perbedaan waktu pencatatan karena barang dalam perjalanan)
Barang telah dikembalikan
Adanya perbedaan waktu klien mencatat Nota Kredit. Atau kelalaian klien mencatat nota kredit
karena adanya retur penjualan.
Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkan
Terjadi jika terdapat kekeliruan dalam harga yang dibebankan pada barang, barang rusak, kuantitas
barang yang benar belum diterima, dsb.
Auditor akan meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan tersebut, membicarakannya dengan
pelanggan untuk menyelesaikan setiap ketidaksepakatan.
Unsur Populasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai Tercatat
$ 1,410
9,130
660
3,355
5,725
8,210
580
44,110
825
1,155
2,270
50
5,785
940
1,820
3,380
530
955
4,490
17,140
Unsur Populasi
(sambungan)
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
TOTAL
2.
3.
4.
Definisikan Populasi
Populasi didefinisikan sebagai populasi rupiah yang tercatat. Auditor mengevaluasi apakah populasi
yang tercatat lebih saji atau kurang saji.
Misal: Populasi piutang usaha yang terdiri dari 40 akun berjumlah $ 207,295.
Stratifikasi Sampling
Untuk banyak populasi, auditor membagi populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum
menerapkan sampling audit. Pembagian populasi disebut stratifikasi populasi. Tujuan stratifikasi
adalah untuk memungkinkan auditor memberikan penekanan lebih terhadap unsur populasi
tertentu, dan kurang terhadap lainnya. Dalam kebanyakan situasi sampling audit, termasuk
konfirmasi P/U, auditor memberikan penekanan terhadap nilai rupiah / dollar tercatat yang memiliki
jumlah lebih besar, oleh karena itu, stratifikasi umumnya dilakukan berdasarkan ukuran nilai rupiah
yang dicatat.
Contoh stratifikasi: (Berdasarkan populasi P/U pada tabel di atas)
Strata
Kriteria Strata
1
2
3
> $ 10,000
$ 5,000 $ 10,000
< $ 5,000
3
10
27
5.
7.
Tentukan Risiko Salah Penerimaan yang dapat diterima (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance =
ARIA)
Untuk seluruh sampling statistik dan sampling nonstatistik terdapat suatu risiko bahwa kesimpulan
kuantitatif mengenai populasi adalah salah.
ARIA adalah risiko yang bersedia diambil auditor untuk menerima suatu saldo adalah benar kalau
kekeliruan sesungguhnya dalam saldo tersebut lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi.
Jika auditor menghendaki keyakinan lebih dalam pengujian saldo, maka ARIA akan ditetapkan lebih
rendah.
Terdapat hubungan terbalik antara ARIA dengan ukuran sampel yang diperlukan. Jika auditor
memutuskan mengurangi ARIA dari 10% menjadi 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan
meningkat.
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah risiko pengendalian
yang ditetapkan dalam model risiko audit. Ketika PI efektif, risiko pengendalian dapat dikurangi, ini
memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA, yang akhirnya dapat mengurangi ukuran sampel.
Disamping risiko pengendalian, ARIA juga dipengaruhi risiko audit yang dapat diterima dan
dipengaruhi secara terbalik oleh pengujian substantif lainnya. Contoh: Jika Risiko audit yang dapat
diterima dikurangi, ARIA pun harus dikurangi. Jika P/A dilakukan dan tidak mengindikasikan adanya
masalah, kemungkinan kecil terjadi kekeliruan dalam akun, maka ARIA dapat ditingkatkan.
8.
9.
CHAPTER 18:
Siklus Penggajian dan kepegawaian meliputi penggunaan tenaga kerja dan pembayaran ke semua
pegawai.
Labor (Beban tenaga kerja) merupakan pertimbangan penting dalam penilaian persediaan pada
perusahaan manufaktur, konstruksi, dan industri lainnya. Dimana penilaian dan alokasi beban tenaga
kerja yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba bersih secara material.
Penggajian juga merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya
perusahaan karena inefisiensi atau pencurian melalui fraud.
Audit atas penggajian dan kepegawaian meliputi: memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,
menetapkan risiko pengendalian, pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi,
P/A, dan pengujian terinci atas saldo.
Ada beberapa perbedaan penting antara siklus penggajian dan kepegawaian dengan siklus lainnya
dalam audit umum:
1. Hanya ada satu golongan / jenis transaksi untuk penggajian.
Kebanyakan siklus paling tidak mencakup 2 golongan transaksi.
2. Transaksi-transaksi lebih signifikan daripada akun-akun neraca terkait.
Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti gaji yang masih harus dibayar dan pajak
penghasilan yang dipotong biasanya relatif kecil dibanding jumlah transaksi-transaksi selama
satu tahun.
3. Pengendalian intern atas penggajian pada kebanyakan perusahaan umumnya efektif, bahkan
pada perusahaan kecil sekalipun.
Karena tiga karakteristik tersebut, auditor umumnya menekankan pada pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi, dan P/A. Pengujian terinci atas saldo seringkali dilakukan tanpa
memakan banyak waktu.
AKUN-AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN
Tujuan keseluruhan audit penggajian dan kepegawaian adalah menilai apakah saldo akun terkait siklus
ini dinyatakan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Akun-akun dalam siklus penggajian dan kepegawaian ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Accrued wages, salaries, bonuses,
And commissions
Beginning balance
Payment
Earned wages, salaries, etc
Ending balance
Cash in Bank
Direct Labor
Other deductions
Beginning balance
Payment
Payroll withholding
Ending balance
Payroll tax
expense
Beginning balance
Payment
Payroll tax expense
Ending balance
FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS & DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Class of Transactions
(Golongan Transaksi)
Payroll
Accounts (Akun)
Payroll Cash
All payroll expense accounts
All
payroll
withholding
accounts
All payroll accrual accounts
Business Functions
(Fungsi Usaha)
Personnel
and
employment
Timekeeping
and
payroll preparation
Time card
Job time ticket
Payroll transaction file
Payroll journal or listing
Payroll master file
Payroll check
Payroll
Bank
Account
Reconciliation
Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT)
Payment of payroll
Preparation of payroll
tax
returns
and
payment of taxes
5.
Determine extent
of Testing Controls
related
audit objectives
Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing
Kebanyakan PI untuk penggajian sangat terstruktur dan dikendalikan dengan baik, untuk
mengendalikan kas yang dikeluarkan dan untuk meminimalisasi keluhan dan ketidakpuasan pegawai.
Biasanya tidak sulit membangun pengendalian yang baik dalam siklus ini. Untuk pegawai pabrik dan
kantor, biasanya terdapat sejumlah besar transaksi yang relatif homogen / seragam dalam jumlah yang
kecil. Terdapat lebih sedikit transaksi eksekutif, tapi konsisten dalam segi waktu, komponen dan
jumlah. Karena relatif konsisten komputer kualitas tinggi selalu disediakan.
Akibatnya, auditor jarang mengharapkan dapat menemukan pengecualian / penyimpangan dalam
pengujian transaksi penggajian. Kalaupun deviasi terjadi dalam pengujian pengendalian, kebanyakan
salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi intern atau adanya respon keluhan pegawai.
1. Memahami Pengendalian Intern
PI kunci untuk siklus penggajian dan personalia:
a. Pemisahan tugas / fungsi yang memadai
Penting, khususnya untuk mencegah pembayaran lebih (overpayments) untuk pegawai fiktif.
Departemen Sumber Daya Manusia harus independen dari fungsi penggajian, dan
bertanggungjawab / memiliki wewenang atau otoritas untuk menambah atau memberhentikan
pegawai, begitu juga mengubah tarif pembayaran dan pengurangan2. Pemrosesan penggajian
harus terpisah dari custody (yang memegang uang / cek) yang menandatangani cek
penggajian.
b. Otorisasi yang pantas atas transaksi
Departemen SDM memiliki wewenang untuk mengeluarkan otorisasi penambahan dan
penghapusan pegawai. Tingkat upah dan pengurangan harus diotorisasi semestinya. Jam kerja
setiap pegawai, waktu lembur / khusus, harus diotorisasi oleh supervisor pegawai. Persetujuan
harus tertulis dalam kartu absen atau dalam kartu khusus untuk waktu lembur.
c. Dokumen dan Catatan yang memadai
Akan tergantung dari sifat sistem penggajian. Contoh; Kartu absen adalah perlu untuk buruh
yang berdasarkan jam kerja, tetapi tidak perlu untuk pegawai tetap yang menerima gaji.
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
Akses terhadap cek payroll yang belum ditandatangani harus dibatasi.
Cek harus
ditandatangani oleh pejabat yang memiliki wewenang / tanggung jawab untuk itu, dan
pembayaran gaji harus didistribusikan oleh orang yang independen dari fungsi Pengelolaan
Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji.
2. Surat Pemberitahuan Pajak dan Pembayarannya
Sebagai bagian dari pemahaman PI, auditor harus menelaah penyiapan paling tidak satu macam
formulir pajak yang merupakan kewajiban klien. Terdapat kewajiban potensial untuk pajak yang belum
dibayar, denda dan bunga kalau klien tidak menyiapkan SPT sebagaimana mestinya.
Pembayaran pajak penghasilan yang dipotong dan pemotongan lain dengan tepat waktu.
Pemotongan yang harus diperhatikan seperti pajak, kewajiban serikat pekerja, asuransi, dan tabungan
pegawai. Auditor harus mengetahui persyaratan peraturan perpajakan, kontrak serikat pekerja, dan
kesepakatan dengan pegawai. Ini diperlukan untuk menilai apakah klien telah membayar jumlah yang
semestinya secara tepat waktu dengan membandingkan pembayaran selanjutnya dengan catatan
penggajian.
3.
- Mendeteksi defalkasi
membandingkan nama-nama pada cek yg diambil (cancelled check) dengan yang ada dalam
kartu absen dan catatan lain mengenai tandatangan oleh yang berwenang dan kelayakan
pemberian cap. Pemindaian (scanning) terhadap stempel pada cancelled check mengenai
pengulangan pemberian stempel atau stempel yang tidak biasa, sebagai suatu indikasi adanya
cek fiktif. Pemeriksaan cek kosong diperlukan untuk meyakinkan cek tersebut tidak digunakan
dengan curang.
- Pengujian pegawai yang tidak absah
Menelusuri transaksi terpilih dalam jurnal penggajian ke bagian kepegawaian untuk
menentukan apakah pegawai secara aktual dipekerjakan selama periode penggajian.
Persetujuan dalam penghapusan cek yang dibatalkan atas seorang pegawai dapat
dibandingkan dengan tandatangan yang diotorisasi dalam formulir otorisasi pemotongan
pegawai.
Menguji kelayakan penanganan pemberhentian pegawai dengan memilih beberapa arsip dari
catatan kepegawaian untuk pegawai yang diberhentikan pada tahun berjalan, untuk
menentukan apakah masing2 pegawai telah menerima pesangon sesuai kebijakan perusahaan.
Dalam beberapa kasus, auditor meminta pembayaran gaji mendadak (payroll payoff). Masing2
pegawai harus menerima dan menandatangani ceknya di depan penyelia dan auditor. Cek yang
tidak diambil harus diinvestigasi ekstensif untuk menentukan apakah cek yang tidak diklaim
adalah fraud.
2.
Tahap I
Tahap I
Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
penggajian dan
kepegawaian
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan
ahap III
1.
Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko bawaan
Kebanyakan perusahaan memiliki jumlah besar transaksi penggajian, seringkali dengan total jumlah
yang besar. Kecuali untuk kemungkinan fraud, risiko bawaan biasanya rendah untuk seluruh tujuan
audit terkait saldo.
Terdapat risiko bawaan atas fraud penggajian karena semua transaksi melibatkan kas.
Tujuan
eksistensi seringkali menjadi pertimbangan penting. Juga untuk perusahaan manufaktur dengan tenaga
kerja signifikan yang dibebankan ke persediaan, akan ada kemungkinan untuk salah klasifikasi antara
beban penggajian dan persediaan atau diantara jenis persediaan.
3.
Transaksi penggajian
yang
ada
telah
dicatat
(Kelengkapan)
Periksa
kartu
absen
untuk
indikasi
persetujuan
Periksa kartu absen
Telaah
kebijakan
kepegawaian
Periksa
berkas
kepegawaian
Telaah bagan organisasi,
bicarakan
dengan
pegawai,
dan
amati
tugas yang dikerjakan
Periksa hasil cetak dari
transaksi yang ditolak
komputer
sebagai
nomor pegawai yang
tidak absah
Periksa
catatan
penggajian
untuk
indikasi persetujuan
Hitung urutan cek gaji
Diskusikan
pegawai
dan
rekonsiliasi
dengan
amati
Rekonsiliasi pengeluaran
dalam jurnal penggajian
dengan
pengeluaran
dalam rekening bank
gaji
Buktikan
rekonsiliasi
bank
Transaksi penggajian
yang dicatat adalah
jumlah waktu kerja
aktual dan tingkat
upah
yang
semestinya,
pemotongan dihitung
semestinya (Akurasi)
Transaksi penggajian
diklasifikasikan
dengan
pantas
(Klasifikasi)
Bagan
akun
yang
memadai digunakan
Verifikasi intern atas
klasifikasi akun
Periksa
indikasi
verifikasi intern
Transaksi penggajian
dicatat pada waktu
yang tepat (tepat
waktu)
Transaksi penggajian
dimasukkan
ke
berkas
induk
penggajian dengan
tepat,
dan
diikhtisarkan dengan
tepat (posting dan
pengikhtisaran)
4.
Prosedur
yang
mengharuskan
pencatatan
transaksi
sesegera
mungkin
setelah gaji dibayar
Verifikasi
intern
atas tanggal
Periksa
prosedur
manual dan amati kapan
dilakukan pencatatan
Periksa
verifikasi intern
Verifikasi
intern
atas isi berkas induk
pengajian
Total berkas induk
penggajian
dibandingkan dengan
total
buku
besar
penggajian
indikasi
Periksa
indikasi
verifikasi intern
Prosedur Analitis
Bandingkan saldo akun beban gaji dengan tahun
sebelumnya (disesuaikan untuk peningkatan
tingkat upah dan peningkatan volume)
Bandingkan tenaga kerja langsung sebagai
persentase
dari
penjualan
dengan
tahun
sebelumnya
Bandingkan beban komisi sebagai persentase dari
penjualan dengan tahun sebelumnya.
Bandingkan beban pajak ditanggung perusahaan
sebagai persentase dari gaji dan upah dengan
tahun sebelumnya ( disesuaikan untuk perubahan
tarif pajak)
Bandingkan akun hutang pajak penghasilan
pegawai dengan tahun sebelumnya
5. Merancang dan melakukan pengujian terinci atas saldo untuk kewajiban dan beban
Verifikasi akun kewajiban yang berhubungan dengan penggajian, yang seringkali disebut beban gaji
yang masih harus dibayar, biasanya terus terbawa kalau SPI efektif. Jika auditor puas bahwa
transaksi penggajian dicatat dengan memadai / pantas dan formulir pajak yang berkaitan disiapkan
dengan akurat dan dibayar dengan segera, pengujian terinci atas saldo tidak menyita waktu.
Dua tujuan audit berkait saldo yang utama dalam pengujian kewajiban penggajian adalah:
1. Akrual dalam neraca saldo disajikan dalam jumlah yang tepat (akurasi)
2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia dicatat dalam periode yang tepat (cut-off /
pisah batas)
Dua tujuan diatas untuk menjamin bahwa tidak terjadi kurang saji atau penghilangan akrual.
Akun kewajiban utama:
1. Jumlah yang dipotong dari pembayaran pegawai
Pajak yang telah dipotong, tetapi tidak disetorkan dapat diuji dengan membandingkan saldonya
dengan jurnal penggajian, formulir pajak yang disiapkan pada periode selanjutnya, dan
pengeluaran kas pada periode selanjutnya. Unsur potongan lainnya seperti iuran serikat
pekerja, obligasi tabungan, dan asuransi diverifikasi dengan cara yang sama. Jika SPI efektif,
cutoff dan akurasi dapat diuji pada saat yang sama dengan prosedur ini.
2. Gaji dan Upah yang masih harus dibayar (Accrued Salaries and Wages) / Gaji dan Upah akrual
Akrual untuk gaji dan upah terjadi karena pegawai belum dibayar beberapa hari atau jam yang
diupahkan sampai periode selanjutnya. Pegawai tetap biasanya menerima seluruh pembayaran,
kecuali lembur pada hari terakhir dari suatu bulan.
Pisah batas dan penilaian upah yang benar tergantung kebijakan perusahaan yang seharusnya
konsisten setiap tahun.
Prosedur audit: menghitung ulang akrual yang dibuat klien
3. Komisi akrual / yang masih harus dibayar
Perlu diketahui lebih dulu sifat kesepakatan komisi dan kemudian menguji perhitungan
berdasarkan kesepakatan tersebut (hitung ulang akrual)
Jika jumlah terhutang material, lazim untuk mengkonfirmasi dengan pegawai
4. Bonus akrual / yang masih harus dibayar
Bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada pejabat dan pegawai merupakan unsur utama
yang kelalaian pencatatannya menyebabkan salah saji material. Verifikasi akrual dengan
membandingkan jumlah yang disetujui dalam notulen rapat direksi dan komisaris
5. Tunjangan liburan, tunjangan pengobatan dan kenikmatan lain yang masih harus dibayar
Ketahui dulu kebijakan perusahaan kemudian hitung ulang akrual yang dicatat
6. Pajak Penghasilan pegawai yang masih harus dibayar
Hutang pajak diverikasi dengan cara memeriksa formulir pajak yang disiapkan utnuk periode
berikutnya untuk menentukan jumlah yang seharusnya telah dicatat sebagai kewajiban pada
tanggal neraca.
Akun Beban :
1. Kompensasi pejabat
Tujuan pengujian; untuk melihat apakah kompensasi pejabat sejumlah yang telah disetujui oleh
dewan direksi dan komisaris? Verifikasi juga dibenarkan karena ada beberapa individu
membayar diri mereka sendiri melebihi jumlah yang diotorisasi.
Pengujian yang lazim: dapatkan informasi gaji masing2 pejabat dari notulen rapat dan
bandingkan dengan catatan penghasilan yang berkaitan
2. Komisi
Beban komisi diverifikasi dengan mendapatkan data tarif komisi untuk masing2 jenis penjualan
dan informasi penjualan. Total beban komisi diverifikasi dengan mengalikan tarif komisi masing2
jenis penjualan dengan jumlah penjualan pada kategori tersebut. Biasanya dilakukan
bersamaan dengan pengujian kewajiban akrual.
3. Beban pajak penghasilan pegawai
Merekonsiliasi total gaji dalam masing2 formulir pajak penghasilan pegawai dengan total gaji
keseluruhan.
Hitung ulang total pajak penghasilan dengan cara mengalikan tarif yang sesuai dengan
penghasilan kena pajak. Biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian hutang pajak.
4. Total gaji
Rekonsiliasi total beban gaji dalam buku besar dengan surat pemberitahuan tahunan (SPT),
untuk mengetahui apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian atau
seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
5.
CHAPTER
: AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
DAN HUTANG USAHA
Retur Pembelian
Peralatan
Dan Pengurangan Harga
Properti,
Potongan Pembelian
Pabrik
dan
Akun Pengendali
Beban Penjualan
Akun Pengendali
Administrasi
Beban Manufaktur
Akun Pengendali
Tambahan
Pengeluara
n Kas
Akun Akun
Fungsi Usaha
Persediaan
Properti,
Pabrik
dan
Peralatan
Biaya dibayar dimuka
Leasehold Improvements
Hutang Usaha
Beban Manufaktur
Beban Penjualan
Beban Administrasi
Pemrosesan
Pembelian
Kas di Bank
Hutang Usaha
Potongan Pembelian
Penerimaan
Jasa
Barang
dan
Laporan Penerimaan
Berkas
transaksi
perolehan
Pengakuan Kewajiban
Jurnal perolehan
Faktur pemasok / vendor
Memo Debet
Voucher / Srt Bukti / Bon
Berkas Induk Hutang
Usaha
Neraca Saldo Hutang
Usaha
Laporan Pemasok
Pemrosesan
dan
Cek
Pencatatan
Pengeluaran
Berkas transaksi
kas
pengeluaran kas
Jurnal
pengeluaran
kas
Dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi yang berkaitan dengan
barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan. Merupakan dokumen untuk menunjukkan
otorisasi mendapatkan barang.
2. Fungsi Penerimaan Barang dan Jasa
Pada saat inilah kebanyakan perusahaan pertama kali mengakui timbulnya kewajiban
a. Laporan Penerimaan Barang
Dibuat pada saat barang berwujud diterima yang menunjukkan deskripsi barang, kuantitas
diterima, tanggal diterima, dan data lain yang relevan.
3. Pengakuan Kewajiban
Mengharuskan pencatatan yang akurat dan tepat
a. Berkas Transaksi perolehan
Berkas komputer yang meliputi seluruh transaksi perolehan yang diproses oleh sistem komputer
untuk periode tertentu seperti harian, mingguan atau bulanan. Berisi seluruh informasi yang
dimasukkan ke dalam sistem dan meliputi informasi setiap transaksi, seperti nama vendor,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun, dan deskripsi serta kuantitas persediaan yang dibeli.
Informasi ini digunakan untuk bermacam catatan, daftar, atau laporan, tergantung yang
diperlukan perusahaan.
b. Jurnal Perolehan
c. Faktur Pemasok
Mengindikasikandeskripsi, jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos
angkut), syarat potongan tunai, tanggal penagihan.
d. Memo Debet
Menunjukkan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok karena adanya retur pembelian.
e. Voucher
Dokumen yang seringkali digunakan sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian
perolehan. Meliputi lembar sampul / map yang berisi dokumen yang relevan, seperti order
pembelian, rangkapan slip pengepakan, Lap. Penerimaan barang, faktur pemasok. Juga cek
(setelah pembayaran)
f. Berkas Induk Hutang Usaha
Mencatat perolehan individual, pengeluaran kas, retur pembelian dan pengurangan harga untuk
masing-masing pemasok.
g. Neraca Saldo Hutang Usaha
Daftar dari jumlah hak masing-masing pemasok pada satu titik waktu tertentu.
Disiapkan langsung dari Berkas Induk Hutang Usaha.
h. Laporan Vendor
Disiapkan setiap bulan oleh pemasok yang menunjukkan saldo awal, perolehan, retur dan
pengurangan harga, pembayaran ke pemasok dan saldo akhir.
4. Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran kas
a. Cek
Alat pembayaran
b. Berkas Transaksi pengeluaran Kas
File komputer yang meliputi seluruh pengeluaran kas yang diproses sistem akuntansi komputer
untuk periode tertentu, harian, mingguan, bulanan.
c. Jurnal Pengeluaran Kas
CASH DISBURSEMENTS
Determine extent
of Testing Controls
related
audit objectives
Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing
1. Memperoleh Pemahaman PI
Dari bagan arus / flow chart, kuesioner PI, dan melakukan uji walkthrough. Prosedur yang digunakan
sama dengan siklus lainnya.
2. Menilai Risiko Pengendalian
PI kunci:
a. Otorisasi Pembelian
Otorisasi yang memadai / pantas sangat penting karena untuk menjamin bahwa barang dan
jasa yang diminta / dibeli sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan untuk mencegah
pembelian yang berlebihan atau barang yang tidak diperlukan.
Otorisasi Umum : untuk pembelian kebutuhan operasi reguler seperti persediaan dan setingkat
itu.
Otorisasi Khusus: untuk membeli aktiva tetap dengan jumlah melebihi batas yang telah
ditetapkan, polis asuransi bernilai besar, penerbitan saham dll, perlu otorisasi dewan direksi &
komisaris.
b. Pemisahan fungsi antara pemegang aktiva dengan lainnya
Bag. Penerimaan terpisah dengan bag. Pencatatan / akuntansi, dan bag. Yang menyimpan
aktiva.
c. Pencatatan tepat Waktu dan Review independen atas transaksi
Untuk beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban dibuat berdasarkan ketika barang dan jasa
diterima, dan beberapa perusahaan lainnya ditangguhkan sampai faktur pemasok diterima.
Bag. Hutang usaha membandingkan rincian data dalam order pembelian, lap. Penerimaan
barang, dan faktur pemasok untuk menentukan bahwa deskripsi, harga, jumlah, syarat, ongkos
angkut dalam faktur pemasok adalah benar.
d. Otorisasi atas Pembayaran
Pengendalian terpenting dalam pengeluaran kas adalah penandatanganan cek oleh pejabat
yang berwenang, pemisahan fungsi otorisasi dan fungsi hutang usaha, dan pemeriksaan
seksama atas dokumen pendukung oleh orang yang berhak menandatangani setiap
menandatangani cek.
3. Menentukan luasnya pengujian atas pengendalian
Setelah mengidentifikasi PI kunci, kelemahan dan menilai Risiko pengendalian, memadai untuk
dapat menentukan apakah pengujian substantif akan dikurangi secukupnya untuk memperluas
pengujian atas pengendalian.
Tahap I
Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
perolehan dan
pembayaran
Tahap I
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan
ahap III
Menetapkan risiko pengendalian dan merancang Pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko bawaan untuk hutang usaha,
auditor mempergunakan pemahamannya atas SPI untuk menetapkan risiko pengendalian. Luasnya
pengujian substantif tergantung efektifitas PI yang berkaitan hutang usaha. Oleh karena itu, penting
bagi auditor untuk memperoleh pemahaman bagaimana pengendalian pengendalian yang berkaitan
dengan hutang usaha.
Pengaruh PI klien pada pengujian akun hutang usaha dapat diilustrasikan dalam dua contoh:
1. Asumsikan PI atas pencatatan dan pembayaran perolehan klien sangat efektif. Penerimaan
barang didokumentasikan dengan segera dalam laporan penerimaan barang prenumbered,
voucher prenumbered dan disiapkan dan dicatat dalam berkas transaksi perolehan dan
berkas induk hutang usaha dengan segera. Pengeluaran kas juga dengan segera pada saat
jatuh tempo dan dicatat dalam berkas transaksi pengeluaran kas dan berkas induk hutang
usaha dengan langsung. Saldo2 hutang usaha individual dalam berkas induk direkonsiliasi
setiap bulan dengan llaporan pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi total
berkas induk ke buku besarnya. Dalam kondisi seperti ini, verifikasi hutang usaha seharusnya
tidak memerlukan audit yang luas,karena auditor menyimpulkan PI beroperasi secara efektif.
2. Contoh kedua; PI tidak efektif. Tidak ada Laporan penerimaan barang, klien baru mencatat
perolehan ketika pengeluaran kas dilakukan, tagihan sering dibayar beberapa bulan setelah
jatuh tempo. Ketika auditor menghadapi kondisi ini, ada kemungkinan tinggi terjadi kurang
saji, karena itu pengujian perinci secara extensif atas hutang usaha perlu untuk menentukan
apakah hutang usaha dinyatakan secara wajar / tepat dalam L/K.
Penting untuk merekonsiliasi laporan bulanan dari pemasok dengan kewajiban tercatat dan berkasi
induk hutang usaha dan dengan buku besarnya. Harus dilakukan oleh orang yang independen atau oleh
komputer.
Rancang dan Lakukan Prosedur Analitis
Prosedur Analitis
Bandingkan saldo akun beban terkait perolehan
dengan tahun sebelumnya
Telaah daftar hutang usaha untuk hutang tidak
biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang
berbunga
Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun
lalu
Hitung rasio seperti pembelian dibagi hutang
usaha, dan hutang usaha dibagi kewajiban lancar
Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha
Tujuan menyeluruh dalam audit atas hutang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo hutang
usaha dinyatakan secara wajar dan diungkapkan dengan memadai. Delapan dari sembilan tujuan audit
berkait saldo dapat diterapkan untuk hutang usaha. Nilai Realisasi tidak dapat diterapkan untuk
kewajiban.
Auditor harus mengenali perbedaan penekanan antara audit kewajiban dan audit aset / aktiva.
Ketika aset sedang diverifikasi, perhatian difokuskan untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo akun2
neraca tersebut tidak lebih saji (overstatement). Keberadaan aktiva yang dicatat harus senantiasa
dipertanyakan dan diverifikasi dengan konfirmasi, pengujian fisik, dan pengujian dokumen pendukung.
Auditor seharusnya tidak mengabaikan kemungkinan aktiva kurang saji, tapi kenyataannya auditor
lebih menaruh perhatian pada kemungkinan lebih saji daripada kurang saji.
Pendekatan sebaliknya diambil dalam memverifikasi saldo kewajiban, yaitu bahwa perhatian utama
untuk menemukan kewajiban kurang saji atau dihilangkan.
1. Pengujian Kewajiban sudah lewat waktu
Penekanan terletak pada kurang saji, maka pengujian kewajiban sudah lewat waktu ( out-of period
liabilities ) penting. Luas pengujian untuk menemukan hutang usaha yang tidak dicatat (pencarian
hutang usaha yg tdk dicatat) sangat tergantung pada risiko pengendalian yang ditetapkan dan
materialitas saldo-saldo potensial dalam akun tersebut.
Prosedur audit yang merupakan pengujian tipikal:
a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.
Tujuan: menemukan pembayaran dalam periode berikutnya untuk kewajiban pada tanggal
neraca.
Setiap pembayaran untuk kewajiban periode berjalan harus ditelusuri ke neraca saldo hutang
usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut sudah dicatat sebagai kewajiban.
b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir tahun
Untuk memeriksa kewajiban yang belum dibayar hingga mendekati akhir pemeriksaan, bukan
untuk kewajiban yang telah dibayar
Misal; dalam audit dengan thn berakhir tanggal 31 Des, auditor memeriksa dokumentasi
pendukung untuk cek2 yang dibayar sampai 31 Maret, maka semua tagihan yang belum
dibayar harus diperiksa untuk menentukan apakah tagihan2 itu untuk kewajiban periode yang
diaudit.
c.
Menelusuri Lap. Penerimaan Brng yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknya
Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun , yg ditunjukkan oleh LPB, harus dimasukkan
sebagai hutang usaha. Telusuri LPB yang dibuat pada atau sebelum akhir tahun ke faktur
d.
e.
pemasok, pastikan bahwa semua sudah dimasukkan ke dalam hutang usaha (menguji
kewajiban yang tidak dicatat / kelengkapan)
Menelusuri rekening tagihan pemasok yang menunjukkan saldo terhutang ke neraca saldo
hutang usaha
Jika klien menyimpan satu arsip rekening tagihan pemasok, laporan yang menunjukkan adanya
saldo terhutang dapat ditelusuri ke daftar tersebut untuk memastikan bahwa saldo2 tersebut
sudah dicatat sebagai hutang usaha.
Konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dengan klien
Untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar hutang usaha, penghilangan
transaksi, dan salah saji saldo akun
Expenses
Harga Pokok Penjualan
Beban Sewa
Pajak Properti
Liabilities
Hutang Usaha
Hutang sewa
Honor profesional yg msh hrs
dbyr (accrued professional
fee)
Pajak properti msh hrs dbyr
Tunjangan
pensiunan
(retirement benefits)
Prasarana
Beban asuransi
Tentukan risiko
pengendalian
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan
audit peralatan pabrik, akan berguna jika memisahkan pengujian sebagai berikut:
Prosedur analitis
Verifikasi perolehan tahun berjalan
Verifikasi pelepasan (disposal) tahun berjalan
Verifikasi saldo akhir akun aktiva
Verifikasi beban penyusutan
Verifikasi saldo akhir dari akumulasi penyusutan
1. Prosedur Analitis
Prosedur Analitis
Bandingkan beban depresiasi dibagi biaya bruto
dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya
Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya
bruto dari peralatan pabrik dengan tahun
sebelumnya
Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan
bulanan atau tahunan, beban perlengkapan,
beban peralatan kecil dengan akun-akun yang
sama dengan tahun sebelumnya
Bandingkan biaya bruto pabrik dibagi dengan
beberapa
ukuran
produksi
dengan
tahun
sebelumnya
jumlah
yang
seharusnya
Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan banyak waktu dalam
audit karena hal-hal di bawah ini:
1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang
melibatkan modal kerja.
2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan dan pengendalian
fisik. Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan
penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan besar bagi auditor.
3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor. Barang2 seperti perhiasan, bahan
kimia, suku cadang elektronik sering menyulitkan pengamatan dan penilaian.
4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya
manufaktur ke persediaan
5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai
metode tersebut konsisten dari tahun ke tahun. Terlebih lagi perusahaan sering menggunakan
metode penilaian persediaan berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.
Fungsi Usaha dalam Siklus Persediaan dan Pergudangan dan Dokumen & Catatan terkait
1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi.
Permintaan pembeliaan digunakan untuk meminta bagian pembelian mengorder barang
persediaan. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer ketika persediaan
mencapai tingkat tertentu.
Pengendalian atas permintaan pembelian dan oder pembelian dievaluasi sebagai bagian dari
siklus perolehan dan pembayaran.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan barang yang diorder bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Bagian yang
menerima membuat Lap. Penerimaan Barang.
3. Menyimpan Bahan Baku
Penyimpanan dilakukan di gudang. Barang dikeluarkan dari gudang jika ada permintaan yang
diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lainnya yang menyebutkan jenis & jumlah. Dokumen
ini digunakan untuk mengupdate berkas induk persediaan perpetual.
4. Memproses barang
Bagian Pengendalian Produksi yang terpisah bertanggung jawab atas penentuan jenis dan
jumlah produksi. Dalam berbagai bagian produksi harus dibuat ketentuan yang mengatur
kuantitas produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik
barang dalam proses. Bagian produksi harus membuat laporan produksi dan barang rusak
sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang
akurat.
Dalam beberapa perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan
bagian penting dari fungsi pemrosesan barang. Sistem ini perlu untuk mengindikasikan
profitabilitas relatif berbagai produk untuk perencanaan dan pengendalian dan untuk menilai
persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan.
Ada 2 jenis sistem biaya secara umum:
a. job-cost systems (pekerjaan order/ berdasarkan pesanan)
Biaya yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan pesanan tertentu.
b. process cost systems (biaya proses)
biaya per unit produksi dialokasikan ke setiap barang yang diproses.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan yang menunjukkan
akumulasi bahan, upah dan biaya overhead dari suatu pekerjaan pesanan atau proses saat
biaya-biaya itu timbul. Sewaktu pekerjaan atau produk selesai, biaya yang timbul dipindahkan /
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi didasarkan laporan bagian produksi.
5. Menyimpan barang jadi
Barang jadi disimpan di gudang menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan SPI yang
baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi tsb. secara terpisah, dengan akses terbatas
ke area tersebut. Pengendalian barang jadi bagian dari siklus penjualan dan penagihan /
penerimaan kas.
6. Pengiriman barang jadi
Bagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Setiap pengiriman atau pengeluaran
barang harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.
7.
jadi
Memproses
Menerima
Pengiriman
Order pembelian Bahan baku
Arus
Persediaan
Menerima
Bahan
Baku
Menyimpan
Memproses
Menyimpan
Bahan baku
barang
barang jadi
Meletakkan
BB di
gudang
Menempatkan
BB dalam
produksi
Meletakkan
barang jadi di
gudang
barang
Mengirim
barang jadi
Dokumentasi
Permintaan
Laporan
Berkas Induk
Permintaan
Berkas
Induk
Dokumen
Terkait
pembelian
Penerimaan
persediaan
bahan baku
persediaan
pengiriman
Barang
bahan baku
barang jadi
Perpetual
perpetual
Order Pembelian Faktur Pemasok
Catatan Akuntansi
Berkas
Biaya
Catatan AkBi
Induk persediaan
ba
rang jadi
Cat. AkBi.
BAGIAN2 DARI AUDIT ATAS PERSEDIAAN
Tujuan menyeluruh dalam audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah untuk menentukan apakah
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah disajikan secara wajar dalam L/K.
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dibagi dalam 5 (lima) bagian tersendiri:
1.
2.
3.
4.
5.
Transfer Aktiva dan Biaya, dimana dihitung dalam catatan akuntansi biaya, merupakan satu dari tiga bagian yang
diaudit dalam siklus persediaan dan pergudangan yang tidak diuji dalam siklus lainnya.
AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA
Sistem dan pengendalian akuntansi biaya dari perusahaan yang berbeda akan lebih bervariasi dari sistem dan
pengendalian intern lainnya karena beragamnya jenis persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan
manajemen.
1.
2.
Menentukan luasnya
pengujian pengendalian
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Unsur yang dipilih
Saat Pelaksanaan
Pengendalian Fisik
Pengujian auditor tentang memadai tidaknya pengendalian fisik atas bahan baku, barang dlm proses, dan
barang jadi dibatasi pada pengamatan (observation) dan tanya jawab (inquiry). Contoh: auditor harus
memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah bahan baku telah dilindungi dari
pencurian dan penyalahgunaan dengan adanya gudang yang terkunci. Jika auditor menyimpulkan bahwa SPI
tidak memadai sehingga sulit untuk menghitungnya, auditor harus memperluas pengamatannya atas pengujian
persediaan fisik untuk meyakinkan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan.
Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan
Perhatian utama apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi (eksistensi), pemindahan yang terjadi telah
dicatat (kelengkapan), jumlah, deskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat (akurasi).
Pahami terlebih dahulu SPI, sehingga pengujian dapat mudah dilakukan melalui pemeriksaan terhadap catatn
dan dokumen. Contoh: Untuk menguji eksistensi dan akurasi pemindahan barang dari gudang bahan baku ke
bagian produksi adalah dengan menghitung rangkaian permintaan bahan baku, meneliti persetujuan
permintaan tersebut, dan membandingkan jumlah, deskripsi, dan tanggalnya dengan informasi yang ada pada
berkas induk persediaan perpetual bahan baku.
Berkas Induk Persediaan Perpetual
Memiliki efek besar pada saat pelaksanaan dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan.
Jika BIPP akurat biasanya memungkinkan pengujian fisik dilakukan sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik
interim dapat menghemat biaya auditor dan klien secara signifikan, dan memungkinkan klien mendapatkan L/A
lebih awal. Juga memungkinkan auditor untuk mengurangi pengujian fisik persediaan jika tingkat risiko
pengendalian yang berkaitan dengan pengamatan fisik tersebut rendah.
Pengujian atas BIPP untuk mengurangi pengujian fisik persediaan atau mengubah saat pelaksanaannya,
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dokumen.
Catatan Biaya per Unit
Bagian penting dari Akuntansi Biaya untuk mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku, upah
langsung, dan overhead pabrik. Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan
produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Pahami dulu SPI.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur Analitis
2.
3.
4.
Contoh: perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi sekalinya obligasi diterbitkan seringkali dalam
jumlah besar.
Tidak dimasukkannya satu transaksi tunggal yang mungkin material.
Jika ada satu transaksi yang tidak dimasukkan, akibatnya kurang saji kewajiban dan kurang saji modal.
Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumendokumen pemilikan yang serupa.
Auditor harus memperoleh keyakinan bahwa Syarat2 hukum penting yang mempengaruhi Lap.Keuangan
telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.
Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan hutang dan modal.
Dalam audit terhadap hutang berbunga perlu memverifikasi secara bersamaan atas beban bunga dan
hutang bunga, begitu pula audit atas modal, dividen dan hutang dividen.
Tahap I
Tahap I
Tentukan risiko
pengendalian untuk
WESEL BAYAR
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan
Tahap III
WESEL BAYAR
Wesel Bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang mungkin dijamin oleh aktiva atau sama sekali tidak
dijamin.
Biasanya dikeluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu tahun. Tapi ada juga yang lebih dari satu tahun.
Aktiva yang dijaminkan dapat berupa efek-efek, persediaan, dan aktiva tetap.
Pembayaran pokok dan bunga sesuai persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk jangka pendek, pembayaran pokok
dan bunga biasanya pada saat jatuh tempo. Untuk yang lebih dari 90 hari, biasanya pembayaran bunga bulanan,
atau triwulanan.
TUJUAN AUDIT ATAS WESEL BAYAR UNTUK MENENTUKAN APAKAH:
1. Struktur pengendalian intern atas wesel bayar cukup memadai.
2. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi
dengan pantas dan dicatat sesuai dengan ke 6 tujuan audit berkait transaksi.
3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang terkait, telah
dinyatakan dengan wajar dan sesuai dengan 8 dari 9 tujuan audit terkait saldo. (Nilai yang dapat direalisasi
tdk dapat diterapkan).
PENGENDALIAN INTERN
Terdapat 4 PI yang penting atas wesel bayar:
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru.
Tanggung jawab penerbitan wesel baru ada pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya
diperlukan 2 tanda tanagn pejabat tinggi perusahaan. Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat pembayaran
dan aktiva yang dijaminkan harus menjadi bagian dari perjanjian. Jika ada perpanjangan wesel bayar
otorisasi serupa diperlukan.
2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran Bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran (pengeluaran kas).
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai
Buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar. Dilakukan seorang
petugas. Wesel2 yang telah dibayar harus dibatalkan (cancelled notes payable) dan disimpan oleh
karyawan yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik.
Secara periodik, catatan2 wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar, dibandingkan dengan catatan
pemegang wesel oleh orang yang terpisah dari pencatatan. Kemudian oleh orang yang independen dihitung
kembali beban bunga untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Pengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman
serta bunga. Pengujiannya merupakan bagian dari pengujian transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluran kas.
Pengujian transaksi atas wesel bayar harus lebih menekankan pengujian terhadap 4 PI di atas. Juga penekanan
terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.
PROSEDUR ANALITIS
P/A merupakan hal esensial karena seringkali pengujian terinci atas saldo beban bunga dan bunga terhutang dapat
dieliminasi bila hasilnya menguntungkan.
PROSEDUR ANALITIS
Hitung ulang taksiran beban bunga dengan dasar tingkat
bunga rata-rata dan wesel bayar bulanan keseluruhan
Bandingkan wesel bayar individual yang beredar dengan
tahun sebelumnya
Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan
bunga terhutang dengan tahun sebelumnya
Perbedaan utama harus dibuat antara audit perusahaan publik dengan audit perusahaan keluarga.
Dalam perusahaan keluarga hanya sedikit atau bahkan mungkin tidak ada transaksi ekuitas pemilik selama tahun
bersangkutan, dan umumnya jumlah pemegang saham sedikit.Transaksi2 ekuitas pemilik yang mungkin terjadi
adalah perubahan ekuitas pemilik yang disebabkan laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen. Waktu yang
diperlukan memverifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit.
Verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan publik lebih rumit karena jumlah pemegang saham lebih banyak dan
seringnya terjadi pergantian pemegang saham. Verifikasi tersendiri untuk modal dan saham biasa, agio saham, laba
ditahan, dan dividen. Akun2 lain diverifikasi dengan cara yang sama.
Tujuan
1.
2.
3.
PENGENDALIAN INTERN
1. Otorisasi yang memadai atas transaksi
Harus disetujui oleh Dewan direksi, karena jumlahnya material. Transaksi2 ekuitas pemilik memerlukan
otorisasi khusus.
a. Pengeluaran Modal Saham
Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (preferen atau saham biasa), jumlah saham,
nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitan.
b. Pembelian Kembali Modal Saham
Otorisasi meliputi waktu pembelian kembali, jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian
kembali saham, baik untuk saham biasa ataupun preferen.
c. Pernyataan Pembagian Dividen
Otorisasi dewan direksi meliputi bentuk dividen (tunai atau bentuk saham), jumlah dividen untuk
setiap saham, dan catatan serta tanggal pembagian dividen.
2. Pencatatan yang baik dan Pemisahan fungsi / tugas yang memadai
Jika perusahaan melakukan sendiri pencatatan transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan
harus memiliki SPI yang memadai. Prosedur terpenting: (1). Kebijakan jelas pembuatan sertifikasi saham
dan pencatatan transaksi saham, (2). Verifikasi intern yang independen atas informasi dan catatan.
Pengendalian: Buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham.
Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi
perusahaan. Pencatatan penerbitan meliputi no. sertifikat, jumlah yang dikeluarkan, nama pemegang
saham, tgl penerbitan.
Pembelian meliputi saham yang dibeli kembali, tgl pembelian kembali.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen dikendalikan dengan cara yang sama seperti halnya
pembayaran gaji. Cek2 dividen disiapkan berdasarkan buku saham.
Jika perusahaan menggunakan petugas dan agen pemindahan saham yang independen.
Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal harus menggunakan petugas catat yang
independen, sebagai alat pengendalian. Untuk memastikan bahwa saham yang diterbitkan perusahaan
sesuai dengan kebijakan mengenai saham dalam akte pendirian perusahaan dan atas otorisasi dewan
direksi. Petugas catat bertanggung jawab untuk menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru
diterbitkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan,
dalam hal ada pergantian kepemilikan saham.
Sebagian perusahaan juga menggunakan jasa agen pemindahan saham, untuk melakukan pencatatan
mengenai pemegang saham, termasuk mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham. Juga untuk
melakukan pembayaran dividen dalam bentuk tunai kepada pemegang saham. Bisa mengurangi biaya
pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli.
AUDIT ATAS MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR
4 Hal penting dalam audit modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat. (kelengkapan)
2. Transaksi2 modal saham yang dicatat benar2 eksis dan dicatat dalam nilai yang tepat (eksistensi dan
akurasi)
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi)
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)
Point 1 & 2 mengharuskan pengujian transaksi, dan point 3 & 4 mengharuskan pengujian terinci atas saldo.
Seluruh transaksi yang ada telah dicatat.
Prosedur audit yang dilakukan dengan meminta konfirmasi jasa pencatat atau agen pemindahan saham, mengenai
transaksi2 modal saham dan mengenai nilai dari transaksi2 saham tsb.
Penelitian terhadap notulen rapat, terutama yang mendekati tanggal neraca, dan pemeriksaan buku catatan saham
klien, bagi perusahaan yang tidak menggunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham.
Transaksi yang dicatat adalah benar ada dan dicatat dalam nilai yang tepat.
Seluruh transaksi pengeluaran modal saham diverifikasi karena nilainya material dan sifat permanen di dalam
catatan. Keberadaan diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi.
Ketepatan nilai diuji dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya ke agen pemindahan saham dan menelusuri
jumlah transaksi saham yang ada ke jurnal penerimaan kas. Dalam hal pembelian kembali jumlahnya ditelusuri ke
jurnal pengeluaran kas.
Modal Saham dicatat dengan tepat.
Tentukan jumlah saham beredar pada tanggal neraca, lalu konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak ada
agen, auditor mengandalkan pemeriksaan catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku
sertifikasi saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan, dan menghitung sertifikat yang kosong.
Modal Saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai.
Sumber informasi penting adalah surat akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor
terhadap transaksi2 modal saham. Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap
golongan saham, jumlah saham diterbitkan dan beredar, hak khusus dari jenis saham tertentu.
2.
3.
4.
Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham adalah benar ada / terjadi (keberadaan)
Lakukan konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak menggunakan agen pemindahan saham, lihat
catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan (jurnal pengeluaran kas)
Verifikasi pula apakah pembayaran dilakukan kepada para pemegang saham pada tanggal pencatatan
dividen.
5.
6.