Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Materi Pengauditan II

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 59

CHAPTER 14: AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN

KAS
(Pengujian atas Pengendalian & Pengujian Substantif atas
Transaksi)
Sales

Cash in Bank

Cash Sales
Sales on account

Accounts Receivable
Beginning
Balance
Sales on
account
Ending

Cash Receipt
Sales Returns
Cash discounts taken
and allowances
Charge-off of
uncollectible
accounts

Sales Returns &

Allowance
Balance
Allowance for
Uncollectible accounts
Charge-off of
uncollectible
accounts

Beginning
Balance
Bad Debt

Expense
Estimate of
Bad debt expense
Ending Balance

ACCOUNTS IN THE SALES AND COLLECTION CYCLE

Lima golongan transaksi yang terdapat dalam SIKLUS PENJUALAN DAN


PENERIMAAN KAS
1. Transaksi Penjualan (Kas dan Kredit) / Sales (Cash and Sales on account)
2. Transaksi Penerimaan Kas / Cash Receipts
3. Transaksi Retur dan Pengurangan Harga Penjualan / Sales Returns and
Allowances
4. Transaksi Penyisihan Piutang Tak Tertagih / Charge-off of Uncollectible
Accounts
5. Transaksi Penghapusan Piutang Tak Tertagih / Estimate of Bad Debt
Expense
Akun-akun Utama yang terdapat/terlibat dalam SIKLUS PENJUALAN DAN
PENAGIHAN:
1. Akun Penjualan

2. Akun Piutang Usaha


3. Akun Retur & Pengurangan Harga Penjualan
4. Akun Potongan Tunai yang Diambil
5. Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
6. Akun Beban Piutang Tak Tertagih
7. Akun Kas di Bank
CLASSES OF

ACCOUNTS

TRANSACTIONS

SALES

BUSINESS FUNCTION

SALES

1.

Processing

ACCOUNTS

Orders

Customer

DOCUMENTS AND
RECORDS

- Customer Order
- Sales Order
-

RECEIVABLE

Customer

Order/Sales

2. Granting Credit

Order

3. Shipping Goods

- Shipping Document

4. Billing Customers and

- Sales Invoice

Recording Sales

- Sales Transaction File


- Sales Journal
- Account Receivable Master
File
-

Acc.

Receivable

trial

balance
- Monthly Statements
CASH RECEIPT

CASH

Processing and Recording

- Remittance Advice

ACCOUNTS

Cash Receipt

- Prelisting of Cash receipt


- Cash Receipt Transaction

RECEIVABLE

File
- Cash Receipt Journal
SALES

SALES

Processing and Recording

- Credit Memo

RETURNS AND

RETURNS &

Sales Returns and

- Sales Returns and

ALLOWANCES

ALLOWANCES

Allowances

allowances

Journal

ACCOUNTS
RECEIVABLE

CHARGE-OFF of

ALLOWANCE

Charging off uncollectible

UNCOLLECTIBL

FOR

accounts receivable

E ACCOUNTS

UNCOLLECTIBL

(Penghapusan

E ACCOUNTS

P/U tak
tertagih)

ACCOUNTS
RECEIVABLE

- Uncollectible Accounts
Authorization Form
- General Journal

BAD DEBT

tertagih)

Providing for Bad Debt

General Journal

EXPENSE

EXPENSE
(Beban P/U tak

BAD DEBT

ALLOWANCE
FOR
UNCOLLECTIBL
E ACCOUNTS

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS


AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION
FOR SALES

Understand Internal
Control Sales

Assess Planned Control


Risk
Sales

Determine extent
of Testing Controls

Design tests of controls and


substantive
tests
of
transactions for sales to
meet transaction- related
audit objectives

3
Metoda
Memperoleh
dan
Mendokumentasikan
Pemahaman SPI:
1. Deskripsi Naratif
2. Flowchart (Bagan Arus)
3. Kuesioner PI
Beberapa metoda mengevaluasi pengoperasian SPI:
1. Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman
auditor pada audit tahun sebelumnya
2. Pemeriksaan / tanya jawab dengan pegawai klien
3. Inspeksi dokumen dan catatan
4. Melakukan penelaahan menyeluruh atas sistem
Langkah-langkah:
1. Menetapkan apakah L/K auditibel
2 faktor utama: integritas manajemen dan catatan
akuntansi
yang memadai
2. Menilai risiko pengendalian awal berdasarkan
pemahaman
yang diperoleh dan asumsi bahwa pengendalian
dilakukan

Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing

Metodologi tersebut membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien.
1. Understand Internal Control
Pendekatan tipikal untuk penjualan adalah mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner PI,
dan menjalankan uji walkthrough atas penjualan.
2. Asses Planned Control Risk
Ada 4 langkah dasar untuk penaksiran :
a. Kerangka acuan untuk menaksir risiko pengendalian untuk semua golongan transaksi ada enam
tujuan audit terkait transaksi.
b. mengidentifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan, beserta kelemahannya (defisiensi).
Pengendalian dan kelemahan akan berbeda untuk setiap pengujian. Pengendalian dan
defisiensi/kelemahan diidentifikasi dari bagan arus dan hasil kuesioner.
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan/defisiensi, auditor memadukannya
dengan tujuan. (dalam sebuah matrik Pengendalian Intern)

d.

menaksir risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan
defisiensi/kelemahan untuk setiap tujuan.

Pengendalian Kunci untuk Penjualan


1.

Adequate Separation of Duties (Pemisahan tugas yang memadai)


Untuk mencegah terjadinya fraud baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Pemisahan fungsi persetujuan penjualan kredit dari fungsi penjualan.
Pemisahan fungsi pencatatan kas dengan fungsi penerima/penyimpan kas.

2.

Proper Authorization (Otorisasi yang pantas)


Auditor berkepentingan atas otorisasi pada 3 titik kunci:
a. Penjualan kredit harus diotorisasi secara pantas sebelum penjualan dilakukan
b. Barang dikirim hanya setelah diotorisasi dengan semestinya.
c. Harga, termasuk syarat penjualan, ongkos angkut dan potongan-potongan harus
diotorisasi.
Adequate Documents and Records (Dokumen dan catatan yang memadai)
Perusahaan menyiapkan beberapa tindasan/salinan dari formulir yang prenumbered
Prenumbered documents (Dokumen yang prenumbered)
Dimaksudkan untuk mencegah kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan, dan
terjadinya penagihan dan pencatatan dua kali.
Monthly Statement (Rekening Bulanan)
Dilakukan seorang independen yang tidak terlibat/ikut bertanggungjawab atas penanganan
kas atau penyiapan catatan penjualan dan piutang, merupakan pengendalian yang berguna
karena akan mendorong tanggapan pelanggan jika saldonya dinyatakan tidak tepat
Internal Verification Procedures (Prosedur verifikasi intern)
Menggunakan orang yang independen untuk mengecek pemrosesan dan pencatatan
transaksi penjualan untuk memenuhi ke 6 tujuan audit berkait transaksi.

3.
4.
5.

6.

3.

Determine Extent of Testing Control (Menentukan luasnya pengujian pengendalian)


Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan defisiensi/kelemahannya, risiko
pengendalian ditetapkan. Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melakukan pengujian atas
pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak defisiensi dan menyampaikannya dalam laporan
auditor atas pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Untuk audit perusahaan non publik,
auditor harus memutuskan apakah pengujian substantif akan dikurangi secukupnya untuk
mempertimbangkan cost untuk melakukan pengujian pengendalian.

4.

Design Test of Controls for Sales (Rancang Pengujian atas Pengendalian untuk Penjualan)
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian atas pengendalian harus dirancang untuk
memverifikasi efektifitasnya.

5.

Rancang Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penjualan

FORMAT RANCANGAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN HILLSBURG HARDWARE CO.

Tujuan
Audit

Tujuan Audit Spesifik


Berkait Transaksi

Pengendalian Intern
Kunci

Pengujian atas
Pengendalian
(PENJUALAN)

Defisiensi

Kkredit disetujui secara otomatis


oleh
komputer
dengan
membandingkan
batas
kredit
yang diotorisasi (C1)
Penjualan
didukung
Dokumen
Pengiriman yang diotorisasi dan
Order Pelanggan yang disetujui
(C 2)
Batch Total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan
kuantitas yang ditagih ( C 6)
Rekening Bulanan dikirim ke
pelanggan setiap bulan (C 9)

Periksa
Persetujuan
Kredit
dalam Order Pelanggan (13 e )

Tidak ada verifikasi


intern
untuk
menghindari
kemungkinan faktur
penjualan
dicatat
lebih dari satu kali

Dokumen
Pengiriman
prenumbered dan dihitung / diurut
setiap minggu (C5)
Batch Total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan
kuantitas yang ditagih ( C 6 )

Hitung
urutan
Pengiriman ( 10 )

Umum
Berkait

PENJUALAN

Pengujian Substantif
atas
Transaksi
(PENJUALAN)

Transaksi
Eksistensi
(Keberadaan

Penjualan yang tercatat adalah


untuk
pengiriman
aktual
kepada pelanggan non fiktif

Kelengkapan

Penjualan yang ada seluruhnya


telah dicatat

Periksa Faktur Penjualan untuk


mendukung konosemen dan
Order Pelanggan ( 13 b )
Periksa berkas batch total untuk
adanya inisial klerk pengendali
data ( 8 )
Amati
apakah
Rekening
Bulanan dikirim ke pelanggan (
6)

Dokumen

Periksa berkas batch total untuk


adanya inisial klerk pengendali
data ( 8 )

Hitung satu rangkaian


Faktur Penjualan (12)
Telaah Jurnal Penjualan
dan Berkas Induk untuk
jumlah yang besar / tidak
biasa. (1)
Telusuri ayat pembukuan
jurnal penjualan ke
dokumen pendukung
meliputi; salinan FP, DP,
Order Penjualan dan
Order Pelanggan ( 14 )

Telusuri Dokumen Pengiriman


terpilih ke Jurnal Penjualan
untuk meyakinkan masingmasing telah dimasukkan ( 11
)

Penjualan yang tercatat adalah


untuk jumlah barang yang
dikirim dan ditagih, dan telah
dicatat dengan benar.

Penjualan
didukung
Dokumen
Pengiriman yang diotorisasi dan
Order Pelanggan yang disetujui
(C 2)
Batch Total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan
kuantitas yang ditagih ( C6 )
Harga jual per unit didapat dari
daftar harga yang diotorisasi ( C7
)
Rekening Bulanan dikirim ke
pelanggan setiap bulan ( C 9 )

Periksa Faktur Penjualan untuk


mendukung konosemen dan
Order Pelanggan ( 13 b )

Periksa berkas batch total


untuk adanya inisial klerk
pengendali data ( 8 )

Periksa daftar harga yang


telah disetujui untuk menguji
akurasi
dan
kepantasan
otorisasi ( 9 )

Amati apakah Rekening


Bulanan dikirim ( 6 )

Telusuri
ayat
jurnal
penjualan ke FP ( 13 )
Hitung ulang harga dan
perkalian
dalam
Faktur
Penjualan ( 13 b )
Telusuri rincian dalam FP ke:
- Dokumen Pengiriman ( 13
c)
- Order Penjualan ( 13 d )
- Order Pelanggan ( 13 e )

Klasifikasi

Transaksi
Penjualan
diklasifikasikan dengan pantas

Pengklasifikasian akun diverifikasi


secara internal (penelaahan dan
verifikasi intern) ( C 8 )

Periksa indikasi verifikasi intern


untuk dokumen terkait ( 13 b )

Periksa
salinan
FP
untuk
ketepatan
pengklasifikasian
akun ( 13 b )

Tepat Waktu

Penjualan dicatat dalam waktu


yang tepat

Dokumen Pengiriman prenumbered


dan dihitung / diurutkan
setiap
minggu oleh akuntan
(C5)

Hitung
urutan
Pengiriman ( 10 )

Transaksi
penjualan
dimasukkan dengan memadai
dalam berkas induk piutang
usaha
dan
diikhtisarkan
dengan benar

Komputer
secara
langsung
memasukkan transaksi ke berkas
induk piutang usaha dan buku
besar ( C 10 )
Berkas induk P/U direkonsiliasi ke
buku besarnya setiap bulan ( C
11 )
Rekening Bulanan dikirim ke
pelanggan setiap bulan ( C 9 )

Periksa
bukti-bukti
bahwa
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
ke Buku Besar ( 7 )
Periksa
bukti-bukti
bahwa
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
ke Buku Besar ( 7 )
Amati
apakah
Rekening
Bulanan dikirim ( 6 )

Akurasi

Posting

dan

Pengikhtisar
an

Dokumen

Tidak
ada
pengendalian untuk
pengujian ketepatan
waktu pencatatan

Bandingkan tanggal transaksi


penjualan yang tercatat dalam
jurnal
penjualan
dengan
salinan FP dan Konosemen
( 13 b dan 13 c )
Telusuri
Faktur
Penjualan yang terpilih dari
jurnal penjualan ke Berkas
Induk P/U dan ujilah untuk
jumlah, tanggal dan nomor
faktur ( 13 a )

Gunakan
software
audit
untuk
memeriksa
penjumlahan ke bawah dan
penjumlahan ke samping
dalam jurnal penjualan dan
telusuri totalnya ke Buku
Besar ( 2 )

FORMAT RANCANGAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS HILLSBURG HARDWARE CO.

TUJUAN AUDIT
SPESIFIK
BERKAIT
TRANSAKSI
(PENERIMAAN
KAS)
Penerimaan
kas
yang dicatat adalah
dana yang secara
aktual
diterima
perusahaan
(EKSISTENSI)

Kas yang diterima


telah dicatat dalam
jurnal
penerimaan
kas
(KELENGKAPAN)

PENGENDALIAN INTERN
KUNCI

PENGUJIAN ATAS
PENGENDALIAN
(PENERIMAAN KAS)

Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi
rekening
koran
(C1)
Batch
Total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan
ikhtisar komputer (C4)

Amati
apakah
akuntan
merekonsiliasi rekening koran
(3)
Periksa berkas batch total untuk
inisial klerk pengendali data (8)

Daftar Sementara Penerimaan Kas


(C2)
Cek dicap / distempel dengan
penyelesaian restriktif (C3)
Batch
total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan
ikhtisar komputer (C4)
Rekening/Laporan Bulanan dikirim
ke pelanggan setiap bulan (C5)

Amati
apakah
daftar
penerimaan kas digunakan (4)
Amati penyelesaian restriktif
pada cek yang masuk (5)
Periksa berkas batch total untuk
inisial i klerk pengendali data
(8)
Amati apakah rekening bulanan
dikirim (6)

DEFISIENSI

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS


TRANSAKSI
(PENERIMAAN KAS)

Telaah jurnal penerimaan kas dan


berkas induk untuk transaksi dan
jumlah yang tidak biasa (1)
Telusuri ayat pembukuan penerimaan
kas dari jurnal penerimaan kas ke
rekening koran
(19)
Siapkan pembuktian penerimaan kas
(18)
Daftar
Sementara
Penerimaan Kas tidak
digunakan
untuk
memverifikasi
penerimaan kas yang
dicatat (W1)

Dapatkan
daftar
sementara
penerimaan kas dan telusuri jumlahnya
ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama,
jumlah, dan tanggal (15)
Bandingkan
daftar
sementara
penerimaan kas dengan salinan slip
setoran (16)

Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi
rekening
koran
(C1)
Batch
total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan
ikhtisar komputer (C4)
Rekening/Laporan Bulanan dikirim
ke pelanggan setiap bulan (C5)

Amati
apakah
akuntan
merekonsiliasi rekening koran
(3)
Periksa berkas batch total untuk
inisial klerk pengendali data (8)

Verifikasi intern atas


penerimaan kas (C6)

transaksi

Periksa indikasi verifikasi intern


(15)

Periksa daftar sementara penerimaan


kas untuk kepantasan klasifikasi akun
(17)

Penerimaan
Kas
dicatat pada saat
yang tepat
(TEPAT WAKTU)

Prosedur
yang
mensyaratkan
pencatatan kas setiap hari (C7)

Amati kas yang tidak dicatat


pada saat yang tepat (4)

Bandingkan
tanggal
setoran
pada
rekening koran dengan tanggal dalam
jurnal
penerimaan
kas dan
daftar
sementara penerimaan kas (16)

Penerimaan
kas
dimasukkan dengan
semestinya
ke
Berkas Induk P/U
dan
diikhtisarkan
dengan benar
(POSTING
dan
PENGIKHTISARAN)

Rekening/Laporan Bulanan dikirim


ke pelanggan setiap bulan (C5)
Komputer
secara
otomatis
memasukkan transaksi ke berkas
induk P/U dan buku besar (C8)
Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke
Buku Besar setiap bulan (C9)

Amati apakah rekening bulanan


dikirim (6)
Periksa bukti bahwa berkas
induk P/U direkonsiliasi ke buku
besar (7)
Periksa bukti bahwa berkas
induk P/U direkonsiliasi ke buku
besar (7)

Telusuri ayat pembukuan terpilih dari


jurnal penerimaan kas ke berkas induk
P/U dan ujilah tanggal dan jumlahnya
(20)
Telusuri sisi kredit terpilih dari berkas
induk P/U ke jurnal penerimaan kas dan
ujilah tanggal dan jumlahnya (21)
Gunakan
software
audit
untuk
memeriksa penjumlahan ke bawah dan
penjumlahan
ke
samping
jurnal
penerimaan kas dan telusuri totalnya
ke buku besar (2)

Kas yang diterima


disetor dan dicatat
sejumlah
yang
diterima
(AKURASI)

Transaksi
penerimaan
diklasifikasikan
dengan pantas
(KLASIFIKASI)

kas

Amati apakah rekening bulanan


dikirim (6)

Dapatkan
daftar
sementara
penerimaan kas dan telusuri jumlahnya
ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama,
jumlah, dan tanggal (15)
Siapkan pembuktian penerimaan kas
(18)

Format Rancangan dan Format Pelaksanaan


Dalam mengubah Format Rancangan menjadi Format Pelaksanaan, prosedur-prosedur tersebut
digabungkan. Hal ini akan:
1.

Menghilangkan prosedur ganda

2.

Meyakinkan bahwa kalau suatu dokumen diuji, seluruh prosedur yang berhubungan dengan
dokumen tersebut dilakukan pada saat yang sama.

3.

Memungkinkan auditor untuk menjalankan prosedur dengan cara paling efektif

RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN


Tujuan audit dan cara klien mengendalikan pemrosesan Nota Kredit (Memo Kredit) pada hakekatnya
sama seperti diuraikan dalam penjualan, dengan dua perbedaan penting.
a. Pertama berkaitan dengan materialitas.
Dalam banyak kasus / contoh, Retur dan Pengurangan Harga Penjualan sangat tidak material
sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit.
b. Kedua: berhubungan dengan penekanan dalam tujuan.
Untuk retur dan pengurangan harga penjualan, penekanan tujuan biasanya pada pengujian
keberadaan / eksistensi transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari
penagihan P/U yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga penjualan fiktif.
Biasanya tujuan lain tidak dapat diabaikan. Tujuan dan metodologi dalam mengaudit Retur dan
pengurangan harga penjualan pada hakekatnya sama dengan penjualan. Logika yang sama
diterapkan untuk mendapatkan pengendalian yang ada, pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DANPENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI - PENERIMAAN KAS
Metodologi yang sama yang digunakan dalam penjualan, digunakan untuk merancang pengujian atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas.
Prosedur audit untuk pengujian atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja
yang sama seperti yang digunakan dalam penjualan, yakni:
- menentukan tujuan audit berkait transaksi
- mengidentifikasi pengendalian intern kunci bagi tiap tujuan
- mengembangkan pengujian atas pengendalian untuk masing-masing tujuan
- mengembangkan pengujian substantif atas transaksi untuk masing-masing tujuan
TEST TO DISCOVER LAPPING OF ACCOUNTS RECEIVABLE (Pengujian untuk menemukan
lapping P/U)
Lapping, yang merupakan defalkasi umum, adalah menangguhkan pencatatan penerimaan piutang
untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas.
Biasanya dilakukan orang yang memegang penerimaan kas.
Defalkasi jenis ini dapat dengan mudah dicegah melalui pemisahan tugas.
Dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditunjukkan dalam Nota
Pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan salinan setoran terkait.
Prosedur ini memakan waktu, karenanya dilakukan hanya jika ada perhatian khusus terhadap defalkasi
akibat lemahnya SPI.
PENGUJIAN AUDIT ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH
Keberadaan dari penghapusan yang dicatat merupakan pertimbangan utama auditor dalam
memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih. Perhatian utama dalam menguji penghapusan piutang
tak tertagih adalah kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang
yang telah ditagih.
Pengendalian penting untuk mencegah kekeliruan serupa ini adalah otorisasi yang pantas atas
penghapusan piutang oleh tingkat manajemen yang telah ditentukan, hanya setelah penyelidikan
menyeluruh tentang alasan mengapa pelanggan tidak dapat membayar.
Biasanya verifikasi penghapusan piutang relatif sedikit memakan waktu. Prosedur yang lazim adalah
memeriksa persetujuan oleh orang yang berwenang.

P
e
n
g
e
n
d
a
l
i
a
n
K
u
n
c
i

(Akurasi)Penerimaan kas yang

(kelengkapan)Kas yang diterima dicat

Akuntan
secara
independen
merekonsiliasi rekening koran (C1)
C
Daftar Sementara Penerimaan Kas
digunakan (C2)

Cek
dicap
dengan
endorsement (C3)

Penerimaan kas dimasukkan dengan semestinya ke dalam Berkas Induk


P/U dan diikhtisarkan dengan benar (posting & pengikhtisaran)

Penerimaan kas dicatat dengan tepat waktu (tepat waktu)

restrictive

Batch
Total
penerimaan
kas
dibandingkan
dengan
laporan C
ikhtisar komputer (C4)
Laporan
bulanan
dikirim
ke
pelanggan setiap bulan (C5)
Verifikasi intern atas
penerimaan kas (C6)

Transaksi penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi)

PENGENDALIAN INTERN

Penerimaan kas yang dicatat adalah untuk dana yang secara aktual
diterima perusahaan. (eksistensi)

Tujuan Audit Berkait Transaksi


Penerimaan Kas

transaksi

Prosedur
yang
mengharuskan
pencatatan kas setiap hari (C7)
Komputer
secara
otomatis
memasukkan transaksi ke catatan
Kartu Piutang dan ke Buku Besar
Piutang Usaha (C8)
Berkas Induk P/U direkonsiliasi
dengan Buku Besarnya setiap bulan
(C9)

C
C
C

DEFICIENCY

Daftar Penerimaan Kas tidak


digunakan
untuk
memverifikasi
penerimaan kas yang dicatat
(W1)

Low

ASSESSED CONTROL RISK

Med

Low

Low

Low

Low

MATRIKS RISIKO PENGENDALIAN UNTUK HILLSBURG HARDWARE CO. PENERIMAAN


KAS

C = Control;

W = Significant deficiency or material weakness

MATRIKS RISIKO PENGENDALIAN UNTUK HILLSBURG HARDWARE CO. PENJUALAN

Transaksi penjualan dimasukkan ke buku besar dengan pantas dan


diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)

Penjualan dicatat pada periode yang tepat ( tepat waktu )

Penjualan telah diklasifikasikan dengan pantas ( klasifikasi )

Penjualan telah dicatat dengan benar ( akurasi )

Transaksi penjualan yang ada telah dicatat ( kelengkapan )

PENGENDALIAN INTERN

)Penjualan yang dicatat untuk pengiriman ke pelanggan non fiktif ( eksistensi

Tujuan Audit Berkait Transaksi - Penjualan

Kredit secara otomatis disetujui


komputer dengan membandingkan C
batas kredit yang diotorisasi ( C1 )
Penjualan yang dicatat didukung oleh

P dokumen pengiriman yang diotorisasi


e dan order pelanggan yang telah C
( C2)
n disetujui
g Pemisahan tugas antara penagihan,
e pencatatan penjualan dan yang C
memegang penerimaan kas ( C3 )

n
d
a
l
i
a
n

Kelemahan

K
u
n
c
i

Dokumen pengiriman diberikan ke


bagian penagihan setiap hari dan C
ditagih hari berikutnya (C4 )
Dokumen pengiriman prenumbered
dan diurutkan setiap minggu ( C5 )
Batch total dari kuantitas yang
dikirim
dibandingkan
dengan C
kuantitas yang ditagih ( C6 )

C
C
C

Harga jual per unit diperoleh dari


daftar harga yang telah diotorisasi
(C7)
Verifikasi intern atas transaksi
penjualan ( C8 )
Rekening
bulanan
dikirim
ke C
pelanggan setiap bulan ( C9 )
Komputer
secara
otomatis
memposting transaksi ke berkas
induk piutang dan ke buku besarnya
( C10 )
Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke
buku besarnya setiap bulan (C11)

C
C
C
C
C

C
C
C

Tidak ada verifikasi intern atas


kemungkinan
Faktur
Penjualan W
dicatat lebih dari satu kali ( W1 )
Tidak ada pengendalian untuk
menguji ketepatan waktu pencatatan
(W2)

Penetapan Risiko Pengendalian

Med

Low

Low

Low

Med

Low

FORMAT PELAKSANAAN
HILLSBURG HARDWARE CO.
Prosedur Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk
Penjualan dan Penerimaan Kas
(Ukuran Sampel dan Pos atau Unsur dalam Sampel Tidak Dimasukkan)
UMUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Telaah jurnal dan berkas induk untuk transaksi dan jumlah yang tak biasa
Gunakan software audit untuk penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping jurnal
penjualan dan penerimaan kas dan telusuri totalnya ke buku besar
Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening koran
Amati apakah daftar sementara penerimaan kas digunakan dan keberadaan kas yang tidak dicatat
Amati apakah penyelesaian restriktif digunakan dalam penerimaan kas
Amati apakah rekening bulanan dikirim
Amati apakah akuntan membandingkan total berkas induk dengan akun buku besar
Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data
Periksa daftar harga yang telah diotorisasi dalam berkas induk persediaan untuk keakuratan dan
ketepatan otorisasi

PENGIRIMAN BARANG
10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman
11. Telusuri dokumen pengiriman terpilih ke jurnal penjualan untuk menjamin bahwa masing-masing
telah dimasukkan
PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN PENJUALAN DALAM CATATAN
12. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan
13. Telusuri salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal penjualan ke:
a. berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk jumlah, tanggal dan nomor faktur
b. salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah total yang dicatat dalam jurnal, tanggal, nama
pelanggan dan klasifikasi akun. Cek untuk harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa
dokumen pendukung untuk indikasi adanya verifikasi intern

c.
d.

konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas dan tanggal
salinan order penjualan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal
dan indikasi adanya verifikasi intern
e. order pelanggan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal dan
adanya persetujuan kredit
14. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan ke arsip dokumen pendukung, yang mencakup
salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan
PEMROSESAN PENERIMAAN KAS DAN PENCATATAN JUMLAH DALAM CATATAN
15. Dapatkan daftar sementara penerimaan kas dan telusuri jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah
untuk nama, jumlah, tanggal dan verifikasi intern
16. Bandingkan daftar sementara penerimaan kas dengan salinan slip setoran, ujilah untuk nama,
jumlah dan tanggal. Telusuri total dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran, ujilah untuk adanya
keterlambatan dalam penyetoran
17. Periksa daftar sementara penerimaan kas untuk klasifikasi akun yang semestinya
18. Siapkan pembuktian atas penerimaan kas
19. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran dan ujilah
untuk tanggal dan jumlah setoran
20. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke ayat pembukuan dalam
berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk tanggal dan jumlah
21. Telusuri sisi kredit dari berkas induk piutang usaha jurnal penerimaan kas dan ujilah untuk tanggal
dan jumlah

CHAPTER 15: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Audit Sampling: suatu pengujian manakala auditor memutuskan untuk menguji kurang dari 100% dari
populasi untuk membuat kesimpulan mengenai populasi.
Digunakan jika/karena tidak memungkinkan melakukan pengujian terhadap populasi, maka diambil
suatu sampel dan pengujian dilakukan terhadap sampel, bukan populasi.
Sampel Representatif
Yaitu sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi.
2 hal yang menyebabkan hasil sampel menjadi tidak represe ntatif:
1. Kekeliruan nonsampling ( Risiko nonsampling )
Dua sebab terjadinya kekeliruan nonsampling
a. kegagalan auditor mengetahui adanya pengecualian
b. prosedur audit yang tidak memadai atau tidak efektif
2. Kekeliruan sampling ( Risiko Sampling )
Suatu risiko yang mana auditor menarik kesimpulan yang tidak benar karena sampel tidak
representatif / tidak mewakili populasi.
Dua cara mengurangi risiko sampling:
a. meningkatkan ukuran sampel
b. menggunakan metoda seleksi unsur sampel yang memadai
Perbedaan antara Statistical Sampling dan Nonstatistical Sampling:
a. Statistical Sampling
- menggunakan teknik pengukuran matematis untuk menghitung hasil statistik formal
- ada kuantifikasi risiko sampling pada perencanaan sampel ( step 1 ) dan evaluasi hasil (step 3
)
Auditor menggunakan sampel probabilistis
- kesimpulan hasil statistik formal
b. Nonstatistical sampling
- tidak ada perhitungan matematis
- tidak ada kuantifikasi risiko sampling
Auditor memilih unsur sampel yang diyakini dapat memberikan informasi yang berguna
( sampel non probabilistis yang digunakan )

- kesimpulan berdasarkan pertimbangan profesional auditor


Metoda Seleksi Sampel Probabilistis :
1. Seleksi sampel acak sederhana
2. Seleksi sampel sistematis
3. Seleksi probabilitas yang proporsional dengan ukuran
4. Seleksi sampel stratifikasi
STATISTICAL AUDIT SAMPLING
Metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi adalah Attributes Sampling (Sampling Atribut).
Attributes Sampling (Sampling Atribut) untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi digunakan untuk mengestimasi proporsi unsur-unsur dalam suatu populasi
yang mengandung karakteristik atau atribut yang menjadi kepentingan.
Proporsi : tingkat keterjadian atau tingkat pengecualian, biasanya dinyatakan dalam persentase (%)
Atau tingkat deviasi/kekeliruan
Jenis pengecualian dalam populasi data akuntansi:
1. deviasi terhadap prosedur pengendalian yang dibuat klien
2. kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi data transaksi
3. kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi rincian saldo akun
PENGGUNAAN SAMPLING ATRIBUT DALAM AUDITING
I.

PERENCANAAN SAMPEL
Nyatakan tujuan dari pengujian audit
Putuskan apakah sudit sampling dapat diterapkan
Definisikan atribut dan kondisi deviasi
Definisikan populasi
Definisikan unit sampling
Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
Tentukan risiko atas penetapan risiko pengendalian rendah
Estimasikan tingkat deviasi populasi
Tentukan ukuran sampel awal
II.
SELEKSI SAMPEL DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN
10. Pilih sampel secara acak
11. Laksanakan prosedur audit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

III.

EVALUASI HASIL
12. Generalisasikan dari sampel untuk populasi
13. Analisa deviasi
14. Putuskan akseptabilitas populasi tersebut
Bentuk-bentuk yang digunakan dalam Sampling Audit
Bentuk

Bentuk yang
Perencanaan

berhubungan

Definisi
dengan

1. Karakteristik atau Atribut

1.

Karakteristik yang diuji

2. ARACR (Acceptable Risk of assessing


control risk too low) = Risiko atas
penetapan risiko pengendalian begitu
rendah

2.

Suatu risiko yang hendak diambil auditor


dengan menerima prosedur pengendalian
sebagai efektif atau tingkat salah saji moneter
dapat ditoleransi, bila ternyata tingkat deviasi
populasi lebih besar dari tingkat deviasi yang
dapat ditoleransi.

3. TER (Tolerable Exception Rate) = Tingkat


pengecualian yang dapat ditoleransi

3.

Tingkat
pengecualian
/
deviasi
yang
diperkenankan auditor terjadi dalam populasi
dan masih menerima pengendalian adalah
efektif dan / atau jumlah salah saji moneter
dalam transaksi yang ditetapkan selama
peencanaan dapat diterima.

4. EPER (Estimated Population Exception


Rate) = Tingkat pengecualian populasi
yang diharapkan

4.

Tingkat pengecualian yang diharapkan auditor


dapat ditemukan dalam populasi sebelum
pengujian dimulai

5. Ukuran Sampel Awal

5.

Ukuran sampel yang ditetapkan setelah


mempertimbangkan faktor-faktor di atas

dalam perencanaan

Bentuk yang
evaluasi hasil

berhubungan

dengan

1. Exception/pengecualian/deviasi/penyimpa
ngan
2. SER (Sample Exception Rate) = Tingkat
pengecualian sampel aktual

1.
2.
3.

3. CUER (Computed Upper Exception Rate) =


Tingkat pengecualian tertinggi yang
dihitung

Pengecualian dari atribut dalam sebuah unsur


sampel
Jumlah pengecualian dalam sampel dibagi
dengan ukuran sampel
Estimasi tingkat pengecualian tertinggi dalam
populasi pada ARACR yang diberikan

Contoh sederhana penggunaan Sampling atribut dalam auditing:


1. Nyatakan tujuan dari pengujian audit
Misal: Yang sedang diuji adalah siklus penjualan dan penerimaan kas,
Maka tujuan menyeluruh adalah : untuk menguji efektifitas pengendalian intern atas penjualan dan
penerimaan kas dan untuk menentukan apakah transaksi penjualan dan penerimaan kas memuat
salah saji moneter.
2. Putuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
Sampling audit diterapkan jika auditor merencanakan untuk mengambil keputusan mengenai
populasi berdasarkan sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan memutuskan prosedur
audit mana yang akan menerapkan sampling audit.
Anggap di bawah ini adalah bagian dari program audit:
1. Telaah transaksi penjualan untuk jumlah besar dan tidak biasa ( Prosedur Analitis )
2. Amati apakah tugas-tugas klerk P/U dipisahkan dari tugas penanganan kas (pengujian atas
pengendalian)
3. Periksa satu sampel salinan Faktur Penjualan untuk:
a. Persetujuan kredit oleh manajer kredit..pengujian atas
pengendalian
b. Keberadaan Dokumen Pengiriman yang dilampirkan..pengujian atas
pengendalian
c. Adanya nomor bagan akun ..pengujian
atas pengendalian
4. Pilih satu sampel DP dan telusuri masing-masingnya ke salinan FP terkait atas
keberadaannya..pengujian atas pengendalian
5. Bandingkan kuantitas dalam setiap salinan FP dengan kuantitas dalam DP ..
..pengujian substantif
Sampling audit tidak tepat digunakan untuk 2 prosedur pertama.
Prosedur 1 adalah prosedur analitis yang mana sampling tidak tepat digunakan.
Prosedur 2 merupakan observasi / pengamatan yang mana tidak ada dokumentasi untuk melakukan
sampling audit.
Sampling audit dapat digunakan untuk ke 3 prosedur lainnya.
Prosedur

Komentar

PENGIRIMAN BARANG
10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman

Ini memungkinkan untuk menyeleksi sampel


secara acak dan menghitung urutan seluruh
dokumen
pengiriman
yang
terpilih.
Ini
menghendaki satu rangkaian dari jumlah random
karena unit sampling berbeda dari yang digunakan
untuk pengujian lain.

11. Telusuri dokumen pengiriman terpilih ke jurnal


penjualan untuk menjamin bahwa masing-masing
telah dimasukkan

Tidak ada pengecualian yang diharapkan. TER 6%


diputuskan dapat diterima pada ARACR 10%.
Ukuran sampel terpilih 40. DP ditelusuri ke jurnal
penjualan. Telah dilakukan untuk seluruh unsur
sampel (40). Tidak ada deviasi. Hasil diputuskan
dapat diterima.

PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN


PENJUALAN DALAM CATATAN
12. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan

13. Telusuri salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal


penjualan ke:
a. berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk
jumlah, tanggal dan nomor faktur
b. salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah
total yang dicatat dalam jurnal, tanggal, nama
pelanggan dan klasifikasi akun. Cek untuk harga,
perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa
dokumen pendukung untuk indikasi adanya
verifikasi intern
c. konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan,
deskripsi barang, kuantitas dan tanggal
d. salinan order penjualan dan ujilah untuk nama
pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal
dan indikasi adanya verifikasi intern
e. order pelanggan dan ujilah untuk nama
pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal
dan adanya persetujuan kredit

Prosedur audit untuk penagihan ke pelanggan dan


pencatatan (prosedur 12 sampai 14) diilustrasikan
dalam bahasan ini.

14. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan


ke arsip dokumen pendukung, yang mencakup salinan
faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan
order pelanggan

3. Definisikan atribut dan kondisi deviasi


Ketika sampling audit digunakan, auditor harus hati-hati dalam mendefinisikan karakteristik
(atribut) yang tengah diuji dan kondisi deviasi.
Atribut / karakteristik dan kondisi deviasi berasal langsung dari prosedur audit yang mana auditor
memutuskan untuk menggunakan sampling audit.
Atribut
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

4.

Kondisi Pengecualian

Keberadaan nomor faktur penjualan dalam


jurnal penjualan (prosedur 12)
Jumlah dan data lainnya dalam berkas induk
cocok dengan ayat jurnal penjualan (prosedur
13a)
Jumlah dan data lainnya dalam salinan faktur
penjualan cocok dengan ayat jurnal penjualan
(prosedur 13b)
Buktikan bahwa harga, perkalian, dan
penjumlahan ke bawah telah dicek (uji
adanya inisial dan jumlah yang benar)
(prosedur 13b)
Kuantitas dan data lainnya dalam konosemen
cocok dengan salinan faktur penjualan dan
jurnal penjualan (prosedur 13c)
Kuantitas dan data lainnya dalam order
penjualan cocok dengan salinan FP (prosedur
13d)
Kuantitas dan data lainnya dalam order
pelanggan cocok dengan salinan FP (prosedur
13e)
Kredit penjualan telah disetujui (prosedur
13e)

1.

Penjualan
yang
dicatat
dalam
jurnal
penjualan didukung oleh dokumen pendukung
yang mencakup salinan FP, konosemen, order
penjualan, dan order pelanggan (prosedur 14)

9.

Definisikan Populasi

2.
3.
4.

Nomor FP tidak dicatat dalam jurnal


penjualan
Jumlah yang dicatat dalam berkas induk
berbeda dengan jumlah yang dicatat dalam
jurnal penjualan
Nama pelanggan dan nomor akun dalam FP
berbeda dengan informasi yang dicatat dalam
jurnal penjualan
Tidak ada inisial yang mengindikasikan
adanya verifikasi intern atas harga, perkalian,
dan penjumlahan ke bawah.

5.

Kuantitas barang yang dikirim


dengan kuantitas dalam salinan FP

6.

Kuantitas barang dalam order penjualan


berbeda dengan kuantitas dalam salinan FP

7.

Jumlah dan deskripsi barang dalam order


pelanggan berbeda dengan informasi dalam
salinan FP
Tidak ada inisial yang mengindikasikan
adanya persetujuan kredit

8.

berbeda

Konosemen tidak dilampirkan pada salinan FP


dan order pelanggan

tergantung data

Contoh: Dalam audit untuk siklus penjualan dan penagihan pada Hillsburg Hardware, petunjuk
pengujian dalam prosedur audit 12 sampai 14 adalah dari FP dalam jurnal penjualan ke dokumen
pendukung.
Berbeda dengan petunjuk pengujian untuk prosedur 10 dan 11, yaitu dari DP ke jurnal penjualan.
Maka, ada 2 populasi. Satu populasi untuk FP dalam jurnal penjualan, dan populasi lain adalah
dokumen pengiriman.
Juga penting untuk menguji populasi untuk tujuan kelengkapan dan kecocokan rincian sebelum
sampel dipilih guna meyakinkan bahwa seluruh unsur populasi akan termasuk dalam pemilihan
sampel dengan tepat.
5.

Definisikan unit sampling


Prosedur audit 14 adalah pengujian untuk keberadaan penjualan yang dicatat. Unit sampling yang
tepat adalah salinan FP. Untuk menguji atribut terkait prosedur 14 tidak mungkin mengambil unit
sampling dokumen pengiriman.

Prosedur audit 11 adalah pengujian untuk kelengkapan, bahwa seluruh penjualan yang ada sudah
dicatat. Unit sampling yang tepat adalah dokumen pengiriman.
Untuk Prosedur audit 13a sampai 13e unit sampling yang tepat adalah baik salinan FP maupun DP.
Unit sampling untuk prosedur audit 12 adalah salinan FP.
Unit sampling untuk prosedur audit 10 adalah dokumen pengiriman.
6. Tentukan Tingkat Deviasi yang Dapat Ditoleransi (TER = Tolerable Exception Rate )
Ditetapkan berdasarkan pertimbangan profesional auditor
TER = Tingkat pengecualian / deviasi yang diperkenankan auditor terjadi dalam populasi dan masih
menerima pengendalian adalah efektif dan / atau jumlah salah saji moneter dalam transaksi yang
ditetapkan selama peencanaan dapat diterima.
Sebagai contoh:
Anggap auditor memutuskan bahwa TER untuk atribut 8 adalah 9%.
Ini artinya: Auditor telah memutuskan, sekalipun 9% dari salinan FP tidak disetujui kreditnya,
pengendalian persetujuan kredit masih tetap efektif, dengan risiko pengendalian yang ditetapkan
dalam perencanaan audit.
TER berpengaruh signifikan terhadap ukuran sampel.
TER

ukuran sampel

TER

ukuran sampel

Hampir semua auditor menggunakan preprinted form untuk mendokumentasikan setiap aplikasi
sampling.

Gambar. 15-2
Klien : Hillsburgs Hardware
Tahun
berakhir: 31-12-04
Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi Fungsi Penagihan
Definisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti
yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.
Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-1204. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9542.
Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal
penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.

Rencana Audit
Deskripsi Atribut

1. Keberadaan nomor faktur


penjualan
dalam
jurnal
penjualan (prosedur 12)
2. Jumlah dan data lainnya
dalam berkas induk cocok
dengan ayat jurnal penjualan
(prosedur 13 a )
3. Jumlah dan data lainnya
dalam
salinan
faktur
penjualan cocok dengan jurnal
penjualan (prosedur 13 b )
4. Buktikan bahwa harga,
perkalian, dan penjumlahan ke
bawah telah diperiksa (adanya
inisial dan jumlah yang tepat)
(prosedur 13 b )
5. Kuantitas dan data lainnya
dalam
konosemen
cocok
dengan
salinan
faktur
penjualan dan jurnal penjualan
(prosedur 13 c )
6. Kuantitas dan data lainnya
dalam order penjualan cocok
dengan
salinan
faktur
penjualan (prosedur 13d)
7. Kuantitas dan data lainnya
dalam order pelanggan cocok
dengan
salinan
faktur
penjualan (prosedur 13e)
8. Kredit penjualan telah
disetujui (prosedur 13e)
9. Penjualan dicatat dalam

Hasil Aktual

EPE
R

TER

ARAC
R

Ukura
n
Samp
el
Awal
74

93

93

93

93

66

1,5

51

1,5

51

66

Ukura
n
sampe
l

Jumlah
Pengecualian

Tingkat
Pengecualian
Sampel
( SER)

CUE
R

jurnal berdasarkan dokumen


pendukung, mencakup salinan
faktur penjualan, konosemen,
order penjualan dan order
pelanggan (prosedur 14)
Hasil Sampling:
1. Dampak pada Rencana Audit
2.

Dampak pada Laporan Pengendalian Intern

3.

Rekomendasi kepada Manajemen

7. Tentukan Risiko atas Penetapan Risiko Pengendalian begitu Rendah (ARACR= Acceptable
Risk of Assessing Control Risk too Low)
Manakala sampel diambil, terdapat risiko bahwa kesimpulan kuantitatif mengenai populasi tersebut
tidak benar.
ARACR adalah suatu risiko yang hendak diambil auditor dengan menerima prosedur pengendalian
sebagai efektif atau tingkat salah saji moneter dapat ditoleransi, bila ternyata tingkat deviasi
populasi lebih besar dari tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.
Contoh ilustrasi:
Anggap TER 6% ARACR 10% dan Tingkat Deviasi Populasi yang sebenarnya 8%.
Dalam kasus seperti ini, pengendalian tidak dapat diterima (pengendalian tidak efektif), karena
tingkat pengecualian populasi sesungguhnya adalah 8% , yang mana melebihi TER 6%.
Tentu saja auditor tidak mengetahui tingkat pengecualian populasi sesungguhnya.
ARACR 10% berarti bahwa auditor hendak mengambil risiko 10% dengan menyimpulkan
pengendalian adalah fektif setelah semua pengujian selesai, meskipun ternyata pengendalian itu
tidak efektif.
Penentuan ARACR berdasarkan pertimbangan profesional auditor.
8.

Estimasikan Tingkat Deviasi Populasi (EPER)


EPER = Expected Population Exception Rate = Tingkat Deviasi Populasi yang Diharapkan
EPER ditentukan untuk merencanakan ukuran sampel yang memadai
EPER rendah

ukuran sampel relatif sedikit

Estimasi Tingkat populasi yang diharapkan dapat dilihat pada Gambar 15-2.
9. Tentukan ukuran sampel awal
4 faktor yang mempengaruhi ukuran sampel awal:
1. Ukuran populasi
2. TER (Tingkat deviasi yang dapat ditoleransi)
3. ARO (Risiko Pengandalan lebih yang dapat diterima)
4. EPER (Tingkat deviasi populasi yang diharapkan)
Ukuran populasi bukan merupakan faktor utama dalam hal ini. Oleh karena itu tidak diperlukan
dalam menentukan ukuran sampel awal. Kedenganrannya mungkin aneh, tapi teori statistik
membuktikan bahwa pada sebagian besar jenis populasi dimana sampling atribut dapat diterapkan,
ukuran populasi merupakan pertimbangan kecil dalam menentukan ukuran sampel. Hal ini dapat
dibenarkan karena kerepresentatifan suatu sampel dipastikan oleh proses seleksi acak. Sekali suatu
sampel diperoleh yang mencakup cross-section unsur yang baik, unsur tambahan tidak diperlukan
lagi. Karena sebagian besar auditor menggunakan sampling atribut untuk suatu alasan bahwa
populasinya besa, maka menurunkan ukuran sampel untuk populasi yang lebih kecil tidak
diperlukan.
Saat ke tiga faktor utama ditentukan, barulah mungkin untuk menentukan ukuran sampel awal.
Disebut ukuran sampel awal, karena deviasi dalam sampel aktual harus dievaluasi sebelum
dimungkinkan untuk memutuskan apakah sampel tersebut cukup besar untuk mencapai tujuan
audit.
Menentukan ukuran sampel awal dapat menggunakan tabel ataupun komputer.

Berikut ini contoh penentuan ukuran sampel awal dengan menggunakan tabel.
ARACR 5%
TINGKAT DEVIASI
TINGKAT DEVIASI YANG DAPAT DITOLERANSI ( TER )
dalam (%)
POPULASI YANG
DIHARAPKAN ( EPER )

76

0.00

149

99

74

59

49

42

36

.25

236

157

117

93

78

66

58

.50

157

117

93

78

66

.70

208

117

93

78

66

1.00

1,00

58

66

1.25
1.50
dst..

Contoh: Untuk atribut 6 (dalam Gambar 15-2), TER 7% dan EPER 1%, maka ukuran sampel awal 66.
10. Pilih Sampel secara acak
Dapat menggunakan :
a. Tabel angka acak
b. Komputer
c. Sampling sistematis
Yang paling disukai dewasa ini adalah dengan menggunakan komputer, karena hemat waktu,
mengurangi kemungkinan kekeliruan auditor dalam memilih angka dan dokumentasi yang otomatis.
11. Laksanakan Prosedur Audit
Auditor memeriksa setiap unsur dalam sampel untuk menentukan apakah unsur tersebut sesuai
dengan definisi atribut.
Gambar 15-3
Identitas sari sampel
ATRIBUT
yang dipilih
Nomor Faktur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3787
3924
3990
4058
4117
4222
4488
4635
4955
4969
5101
5166
5419
5832
5890
6157
6229
6376
6635
7127
8338
8871
9174
9371
Jumlah pengecualian

Ukuran Sampel

75

100

X
X
X

X
X
X
X

X
X

X
X
X
X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X
0

X
10

12

100

100

100

65

50

50

65

12. Generalisasikan dari Sampel ke Populasi


Akan salah kalau auditor berkesimpulan bahwa tingkat deviasi populasi sama persis dengan tingkat
deviasi sampel.
Tingkat Deviasi Populasi Tingkat Deviasi Sampel (SDR)
SER (Sample Exception Rate = Tingkat pengecualian Sampel) dapat mudah dihitung dari hasil
sampel aktual.
SER = jumlah pengecualian aktual

Ukuran sampel aktual


Berdasarkan Gambar 15-3.
Atribut 1 ------------------------ SER =

0
= 0%
75
2
Atribut 2 ------------------------ SER = ---------- = 2%
100

dst.

Auditor harus menghitung CUER ( Computed Upper Exception Rate ) , yaitu tingkat deviasi tertinggi
di dalam populasi dengan memperhatikan risiko atas penetapan risiko pengendalian begitu rendah
(ARACR)
Dapat menggunakan program komputer khusus atau tabel.
Penentuan CUER dengan tabel.
ARACR 5%
UKURAN
DITEMUKAN
SAMPEL

JUMLAH PENGECUALIAN AKTUAL YANG


0

1
1

25

11.3

17.6

30

9.5

14.9

.. dst 10

19.5

35

16.9

40

14.9

45
50
55
60
65
70

75

6,
6

80
85
dst

Sebagai ilustrasi:
Atribut 6
sampel aktual 70, menggunakan ARACR 5%, jumlah pengecualian aktual adalah
1, maka:
Besarnya CUER adalah 6,6.
Tingkat deviasi populasi sebenarnya tidak diketahui. Tetapi terdapat risiko sebesar 5% bahwa jika
auditor menyimpulkan tingkat deviasi sebenarnya tidak melebihi 6,6%. Ada peluang 95% bahwa
kesimpulan benar dan 5% salah.
13. Analisa Deviasi
Perlu dianalisa deviasi / pengecualian individual untuk menentukan rincian SPI yang menyebabkan
terjadinya deviasi / penyimpangan itu.
Deviasi dapat disebabkan ketidakcermatan pegawai, salah mengartikan petunjuk, sengaja lalai, dll.
14. Putuskan Akseptabilitas Populasi tersebut
Populasi dapat diterima jika :

CUER TER

Dalam contoh: ------------------- Untuk atribut 6 -------------- CUER TER ---------- 6,6 % 7 %
TER 7 % , ARACR 5 % , dan CUER 6,6 %.
Auditor menetapkan bahwa dia dapat menerima tingkat deviasi populasi sebesar 7% pada ARO
5% dan tingkat deviasi tertinggi yang dihitung adalah 6,6 %.

Gambar 15-4
Klien : Hillsburgs Hardware
Tahun
berakhir: 31-12-04
Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi Fungsi Penagihan
Definisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti
yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.
Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-1204. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9452.
Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal
penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.

Rencana Audit
Deskripsi Atribut

1. Keberadaan nomor faktur


penjualan
dalam
jurnal
penjualan (prosedur 12)
2. Jumlah dan data lainnya
dalam berkas induk cocok
dengan
ayat
jurnal
penjualan (prosedur 13 a )
3. Jumlah dan data lainnya
dalam
salinan
faktur
penjualan cocok dengan
jurnal penjualan (prosedur
13 b )
4. Buktikan
bahwa
harga,
perkalian,
dan
penjumlahan ke bawah
telah diperiksa (adanya
inisial dan jumlah yang
tepat) (prosedur 13 b )
5. Kuantitas dan data lainnya
dalam konosemen cocok
dengan
salinan
faktur
penjualan
dan
jurnal
penjualan (prosedur 13 c )
6. Kuantitas dan data lainnya
dalam
order
penjualan
cocok
dengan
salinan
faktur penjualan (prosedur
13d)
7. Kuantitas dan data lainnya
dalam order pelanggan
cocok
dengan
salinan
faktur penjualan (prosedur
13e)
8. Kredit
penjualan
telah
disetujui (prosedur 13e)
9. Penjualan dicatat dalam
jurnal
berdasarkan
dokumen
pendukung,
mencakup salinan faktur
penjualan,
konosemen,
order penjualan dan order
pelanggan (prosedur 14)

EPE
R

TER

ARAC
R

Hasil Aktual
Ukura
n
sampe
l

Jumlah
Pengecualian

Tingkat
Pengecualian
Sampel
( SER)

CUE
R

Ukura
n
Samp
el
Awal
74

75

4,0

93

100

6,2

93

100

3,0

93

100

10

10

16,4

93

100

9,0

66

70

1,5

6,6

1,5

51

50

5,9

1,5

51

50

12

24

>20

66

65

4,6

Hasil Sampling:
1. Dampak pada Rencana Audit: Pengendalian yang diuji melalui atribut 1,3,6,7, dan 9 dapat diandalkan /
pengendalian beroperasi secara efektif karena TER CUER. Penekanan tambahan diperlukan dalam konfirmasi,
penyisihan piutang tak tertagih, pengujian pisah batas, pengujian harga untuk audit L/K melihat hasil pengujian
atribut 2,4,5,8.
2.

Dampak pada Laporan Pengendalian Intern: CUER melebihi TER untuk atribut 2,4,5,dan 8. Penemuan ini
dikomunikasikan kepada manajemen untuk memberikan kesempatan memperbaiki defisiensi pengendalian sebelum
tahun berakhir.Jika perbaikan dibuat tepat waktu oleh manajemen, pengendalian yang telah diperbaiki akan diuji
sebelum tahun berakhir untuk tujuan pelaporan pengendalian intern atas pelaporan keuangan.

3.

Rekomendasi kepada Manajemen: Masing-masing pengecualian harus didiskusikan dengan manajemen.


Rekomendasi khusus diperlukan untuk memperbaiki verifikasi intern atas faktur penjualan dan untuk memperbaiki
pendekatan atas persetujuan kredit.

CHAPTER 16: MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN


DAN
PENERIMAAN KAS: PIUTANG USAHA

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK PIUTANG


USAHA
Identifikasi risiko usaha
klien yang mempengaruhi
piutang usaha

Tentukan salah saji yang


dapat ditoleransi dan
tetapkan risiko bawaan
untuk piutang usaha

Tahap I

Tahap I

Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
penjualan dan penagihan

Tahap I

Rancang dan lakukan


pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus
penjualan dan penagihan

Tahap II

Rancang dan lakukan


prosedur analitis untuk
piutang usaha

Tahap III

Rancang pengujian terinci


atas saldo piutang usaha
untuk memenuhi tujuan
audit berkait saldo

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan

ahap III

1. Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha


Pengujian P/U didasarkan pada pemahaman auditor atas bidang usaha dan industri klien.
Untuk memperoleh pemahaman ini auditor mempelajari industri dan lingkungan eksternal
klien, mengevaluasi tujuan manajemen dan proses usaha untuk mengidentifikasi risiko
usaha klien yang signifikan yang dapat mempengaruhi L/K, termasuk piutang usaha. Cara
memperoleh pemahaman ini auditor melakukan prosedur analitis pendahuluan yang
dapat mengindikasikan peningkatan risiko salah saji piutang usaha.
Risiko usaha klien yang mempengaruhi piutang usaha diputuskan auditor untuk
mengevaluasi risiko bawaan dan bahan bukti yang direncanakan untuk piutang usaha.
Contoh : Akibat adanya perubahan lingkungan ekonomi industri klien, auditor mungkin
meningkatkan risiko bawaan untuk nilai realisasi bersih piutang usaha.

2. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan tetapkan risiko bawaan
Auditor menetapkan pertimbangan awal mengenai materialitas untuk seluruh L/K.
Kemudian auditor mengalokasikan perimbangan awal mengenai materialitas untuk setiap
akun signifikan dalam Neraca, termasuk piutang usaha. Alokasi ini disebut penetapan
salah saji yang dapat ditoleransi. P/U umumnya merupakan salah satu dari kun paling
material dalam L/K untuk perusahaan yang aktifitas utamanya penjualan kredit.
3. Menentukan Risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
PI atas siklus penjualan dan penerimaan kas dan piutang usaha terkait secara beralasan
dapat dikatakan efektif untuk hampir semua perusahaan karena pengelolaannya
diperhatikan dengan memelihara catatan akurat sebagai cara memelihara hubungan baik
dengan pelanggan. Auditor seringkali secara khusus menekankan perhatiannya pada 3
aspek PI:
a.
pengendalian yang mencegah atau mendeteksi defalkasi
b.
pengendalian atas pisah batas
c.
pengendalian yang berhubungan dengan penyisihan piutang tak tertagih, seperti
persetujuan penjualan kredit sebelum pengiriman barang.
(Sudah dibahas dalam chapter 14)
4. Rancang dan Lakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi
Merancang prosedur audit untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil pengujian tersebut
telah dibahas dalam chapter 14 dan 15.
5. Rancang dan lakukan prosedur analitis
P/A dapat dilakukan pada 3 tahap:
a. Tahap perencanaan/pendahuluan
b. Tahap Pengujian terinci
c. Tahan penyelesaian audit
Yang akan dibahas di sini adalah P/A selama tahap perencanaan dan ketika melakukan
pengujian terinci.
P/A yang dilakukan selama pengujian terinci dilakukan setelah tanggal neraca tapi
sebelum pengujian terinci atas saldo. Ini cukup masuk akal untuk melakukan P/A secara
ekstensif setelah klien mencatat semua transaksi untuk tahun yang bersangkutan dan
menyelesaikan L/Knya.
P/A dikerjakan untuk seluruh siklus penjualan dan penagihan, bukan hanya piutang usaha
saja. Ini karena hubungan yang erat antara akun Laporan L/R dengan akun Neraca.
Jika auditor menentukan kemungkinan salah saji dalam penjualan atau retur &
pengurangan harga penjualan melalui P/A, piutang usaha akan memungkinkan salah saji
pula.
Contoh jenis-jenis utama rasio dan perbandingan untuk siklus penjualan dan penagihan
TABEL 16-1
Prosedur Analitis

Salah Saji yang Mungkin

1. Bandingkan persentase margin kotor dengan


tahun sebelumnya (berdasarkan lini produk)
2. Bandingkan penjualan per bulan sepanjang
tahun (berdasarkan lini produk)
3. Bandingkan retur & pengurangan harga
penjualan sebagai persentase dari penjualan
kotor dengan tahun lalu
(berdasarkan lini
produk)
4. Bandingkan saldo pelanggan individual yang
melebihi jumlah tertentu dengan tahun lalu

1. Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang


usaha
2. Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang
usaha
3. Lebih saji atau kurang saji retur & pengurangan
harga penjualan dan piutang usaha

5.

5. Penyisihan piutang usaha tak tertagih


mencukupi

6.
7.
8.
9.

Bandingkan beban piutang tak tertagih sebagai


persentase dari penjualan kotor dengan tahun
lalu
Bandingkan
jumlah
hari
piutang
usaha
outstanding dengan tahun lalu dan perputaran
P/U terkait
Bandingkan piutang usaha berdasarkan kategori
umur piutang sebagai persentase dari piutang
usaha dengan tahun lalu
Bandingkan penyisihan piutang tak tertagih
sebagai persentase dari piutang usaha dengan
tahun lalu
Bandingkan penghapusan piutang usaha tak
tertagih sebagai persentase dari total piutang
usaha dengan tahun lalu

4. Salah saji dalam p/u dan akun lap.L/R terkait


belum

6. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak


tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga
dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif
7. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak
tertagih dan beban piutang tak tertagih
8. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak
tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga
dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif
9. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak
tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga
dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif

Sebagai tambahan prosedur analitis dalam Tabel 16 1, auditor seharusnya juga mereview piutang
usaha yang jumlahnya besar dan tidak biasa. Piutang individual yang mendapat perhatian khusus

adalah yang berjumlah besar, akun-akun P/U yang outstanding untuk waktu yang lama, piutang dari
perusahaan afiliansi, pegawai, dewan direksi dan pihak-pihak terkait lainnya. Auditor harus
menelaah daftar akun P/U (Neraca Saldo Umur Piutang) pada tanggal Neraca untuk menentukan
apakah akaun-akun tertentu harus diselidiki lebih lanjut.
Informasi mengenai Siklus Penjualan dan Penagihan Hillsburg Hardware Co. diberikan berikut ini
sebagai ilustrasi penggunaan P/A selama pengujian terinci atas saldo. (Tabel 162 dan Tabel 16
3).
Tabel 162
MEMBANDINGKAN INFORMASI UNTUK HILLSBURG HARDWARE Co.
Siklus Penjualan dan Penagihan
JUMLAH

Penjualan
Retur & Pengurangan Harga
Penjualan
Marjin Kotor
Piutang Usaha
Penyisihan
Piutang
tak
tertagih
Beban Piutang Tak tertagih
Total Aktiva Lancar
Total Aktiva
Laba Bersih sebelum pajak
Jumlah Piutang Usaha
Jumlah
Piutang
Usaha
dengan saldo lebih dari
$ 100,000

31-12-04
(dlm ribuan)
$ 144,328
1,242

%Perubahan
2003-2004
9.0%
3.9%

31-12-03
(dlm ribuan)
$ 132,421
1,195

%Perubahan
2002-2003
7.0%
13.6

31-12-02
(dlm ribuan)
$123,737
1,052

39,845
20,197
1,240

9.6%
15.3%
(5.4%)

36,350
17,521
1,311

7.0
3.3
21.5

33,961
16,961
1,079

3,323
51,027
61,367
5,681
258
37

(2.1%)
2.3%
0.9%
21.9%
16.7%
15.6%

3,394
49,895
60,791
4,659
221
32

7.3
1.5
1.8
39.0
5.7
6.7

3,162
49,157
59,696
3,351
209
30

Tabel 163
Prosedur Analitis untuk Hillsburg Hardware Co.
Siklus Penjualan dan Penagihan

Marjin Kotor dibagi Penjualan


Bersih
Retur & Pengurangan Harga
penjualan
dibagi
penjualan
kotor
Beban P/U tak tertagih dibagi
penjualan bersih
Penyisihan P/U tak tertagih /
Piutang Usaha
Jumlah hari piutang usaha
outstanding
Piutang Usaha Bersih / Total
Aktiva Lancar

31-12-04

31-12-03

31-12-02

27.85%

27.7%

27.68%

0.9%

0.9%

0.9%

2.3%

2.6%

2.6%

6.1%

7.5%

6.4%

48.09

47.96

49.32

37.2%

32.5%

32.3%

Tidak ada satupun dari P/A yang mengindikasikan salah saji potensial, kecuali rasio penyisihan piutang
tak tertagih.
Komentar: Penyisihan sebagai persentase dari piutang usaha telah menurun dari 6.4% menjadi 6.1%.
Jumlah hari piutang usaha outstanding dan kondisi ekonomi tidak dapat membenarkan perubahan ini.
Kekeliruan potensial adalah sebesar $ 60,000 ( $ 20,197,000 x (0.64 - 0.61) ).
Kesimpulan auditor mengenai P/A untuk siklus penjualan dan penagihan digabungkan ke dalam kertas
kerja perencanaan bahan bukti (Gambar 161)
6. Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo Piutang Usaha
Pengujian terinci atas saldo yang cocok tergantung pada faktor gabungan yang ada dalam Kertas
Kerja Perencanaan Bahan Bukti (Gambar 161).
Risiko penemuan yang direncanakan untuk setiap tujuan audit berkait saldo piutang usaha
merupakan keputusan auditor, diputuskan secara subyektif dengan menggabungkan kesimpulan
yang ditarik mengenai setiap faktor-faktor yang ada.

Eksistensi

Kelengkapan

Akurasi

Klasifikasi

Pisah Batas

Nilai Realisasi

Hak

Risiko Audit yang dapat diterima


(Acceptable Audit Risk)
Risiko Bawaan (Inherent Risk)

High

High

High

High

High

High

High

High

High

Low

Medium

Low

Low

Low

Medium

Medium

Low

Low

Risiko Pengendalian Penjualan


(Control Risk Sales)

Low

Medium

Low

High

Low

Medium

High

Risiko Pengendalian Penerimaan


Kas
(Control Risk Cash Receipts)
Risiko
Pengendalian

Pengendalian Tambahan
(Control Risk-Additional Controls)
Pengujian Substantif atas Transaksi
Penjualan
(Substantive Test of Transactions
Sales)
Pengujian Substantif atas Transaksi
Penerimaan Kas
(Substantive Test of Transactions
Cash Receipt)
Prosedur Analitis
(Analytical Procedure)

Low

Medium

Low

Low

Low

Low

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e
Not
Applicabl
e

None

None

None

None

None

None

None

Low

Low

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Fair
Result

Good
Result

Unacceptabl
e Result

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Good
Result

Unacceptabl
e Result

Not
Applicabl
e

Not
Applicabl
e

High

Medium

High

Medium

High

Low

Low

High

High

Low

Medium

Low

Medium

Low

High

High

Low

Low

Risiko
Penemuan
yang
direncanakan
untuk
pengujian
terinci atas saldo
(Planned Detection Risk for Test of
Details of Balances)
Bahan
Bukti
Audit
yang
direncanakan
untuk
pengujian
terinci atas saldo
(Planned Audit Evidence for Test of
Details of Balances)

MERANCANG PENGUJIAN TERINCI SALDO


Dalam merancang pengujian terinci atas saldo untuk piutang usaha, penting untuk memenuhi setiap
tujuan dari 9 tujuan audit berkait saldo. Ke 9 tujuan audit umum berkait saldo adalah sama untuk
semua akun.
Tujuan audit khusus berkait saldo untuk piutang usaha adalah sebagai berikut:
1. Piutang usaha dalam Neraca Saldo Umur Piutang cocok dengan jumlah pada berkas induk (file
master) dan jumlah total telah ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar
(Kecocokan Rincian)
2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (Eksistensi)
3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (Kelengkapan)
4. Piutang usaha adalah akurat (Akurasi)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan pantas (Klasifikasi)
6. Pisah batas untuk piutang usaha adalah benar (Pisah Batas)
7. Piutang usaha dinyatakan dalam nilai yang dapat direalisasi (Nilai Realisasi)
8. Klien / perusahaan memiliki hak atas piutang usaha (Hak)
9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah pantas (Penyajian dan pengungkapan)
1. Piutang Usaha telah dijumlahkan dengan benar dan cocok dengan berkas induk dan
buku besar
Kebanyaka pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan atas Neraca
Saldo Umur Piutang (Aged Trial Balance). Neraca Saldo Umur Piutang adalah daftar saldo dalam
berkas induk piutang usaha pada tanggal neraca. Ini meliputi total saldo individual piutang
outstanding dan rincian masing-masing saldo menurut jangka waktu berlalu antara tanggal
penjualan dan tanggal neraca.

Penyajian dan Pengungkapan

Kecocokan Rincian

Gambar 161

Menguji informasi dalam neraca saldo umur piutang untuk kecocokan rincian merupakan prosedur
audit yang perlu. Ini biasanya dilakukan sebelum pengujian lainnya, untuk meyakinkan auditor
bahwa populasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar dan buku besar tambahan.
Kolom total dan kolom yang menggambarkan umur harus diuji penjumlahan ke bawah, dan total
pada Neraca Saldo harus dibandingkan dengan buku besar.
Software audit dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke
samping dalam neraca saldo umur piutang.

Hillsburg Hardware Co
31 Desember 2004
..
Neraca Saldo Umur Piutang (000)

Dibuat: 5-1-05
Diperiksa:

Daftar Umur berdasar Tanggal Faktur


No.
Akun

Pelanggan

Saldo
31-12-04

0-30 hari

01011

Adams Supply

146,589

90,220

01014

Argonaut, Inc.

30,842

30,842

01100

Atwater Brothers

210,389

210,389

01191

Beekman
Bearings
Brown and
Phillips
Christopher
Plumbing

83,526

73,526

01270
01301

09733

09810

Travelers
Equipment
Underhill Parts
and
Maintenance
UJW Co.

09907

Zephyr Plastics

09742

31-60 hari

61-90 hari

91-120 hari

Lebih
120 hari

56,369

10,000

60,000

60,000

15,789

15,789

59,576

59,576

179,263

179,263

102,211

34,911

34,700

286,300

186,000

100,300

$20,198,80
0

$14,217,15
6

$2,869,36
6

32,600

$1,408,64
2

$1,038,92
6

$662,71
0

2. Piutang usaha yang dicatat benar-benar ada


Pengujian terinci atas saldo terpenting untuk menentukan eksistensi / keberadaan piutang usaha
yang dicatat adalah konfirmasi saldo pelanggan.
Jika pelanggan tidak menjawab / membalas konfirmasi, auditor juga harus memeriksa dokumen
pendukung untuk verifikasi pengiriman barang dan bahan bukti penerimaan kas berikutnya untuk
menentukan apakah piutang telah ditagih.
3. Piutang usaha yang telah ada telah dimasukkan
Sulit untuk menguji saldo P/U yang dihilangkan dari Neraca Saldo Umur Piutang
kecuali
mengadakan sifat self balancing dari Berkas Induk Piutang Usaha. Contoh; jika klien mengeluarkan
sebuah P/U dari Neraca Saldo Umur Piutang , maka satu-satunya cara yang mungkin untuk
menentukannya adalah dengan menjumlah ke bawah NSUP dan merekonsiliasi saldonya dengan
akun pengendali dalam buku besar.
Jika semua penjualan kepada seorang pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, kurang saji P/U
hampir mustahil ditemukan dengan pengujian rinci atas saldo. Kurang saji penjualan dan P/U paling
tepat dicari melalui pengujian atas transaksi untuk pengiriman yang telah dilakukan namun belum
dicatat (tujuan kelengkapan) dan dengan P/A.
4. Piutang Usaha dicatat dengan akurat
Konfirmasi piutang yang terpilih dari neraca saldo merupakan pengujian terinsi atas saldo yang
lazim untuk menilai keakuratan P/U.
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan pantas
Mengevaluasi klasifikasi P/U dengan menelaah neraca saldo umur piutang untuk piutang yang
material dari perusahaan afiliasi, direksi dan komisaris, atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa lainnya.
Ada kaitan erat antara tujuan klasifikasi dengan tujuan pengungkapan. Transaksi hubungan
istimewa harus diungkapkan dengan cukup/memadai pada L/K.

6. Pisah batas adalah benar ( Transaksi dicatat dalam periode yang sesuai )
Kekeliruan pisah batas terjadi ketika transaksi periode berjalan dicatat dalam periode berikutnya,
atau transaksi periode berikutnya dicatat dalam periode berjalan.
Tujuan pisah batas adalah sama tanpa memperhatikan jenis transaksi, yaitu untuk verifikasi apakah
transaksi yang mendekati akhir tahun / akhir periode akuntansi telah dicatat dalam periode yang
sesuai.
Tujuan ini salah satu yang paling penting dalam siklus penjualan dan penerimaan kas karena
kekeliruan dalam pisah batas dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap laba periode tahun
berjalan.
Dalam menentukan kelayakan pisah batas ada tiga pendekatan:
1. putuskan kriteria pisah batas yang cocok
2. evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk menjamin pisah batas
yang memadai
3. uji apakah pisah batas yang memadai telah diperoleh
Kekeliruan pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, dan
penerimaan kas.
Pisah Batas Penjualan
Kriteria yang umum digunakan klien dalam menentukan kapan penjualan telah terjadi adalah
pengiriman barang, tetapi beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak beralih. Beralihnya
hak dapat terjadi sebelum pengiriman (seperti dalam kasus barang yang dibuat berdasarkan order),
pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.
Evaluasi metode klien untuk pisah batas yang andal, adalah menentukan prosedur yang digunakan.
Apakah klien mengeluarkan dokumen pengiriman prenumbered? Pengevaluasian tugas fungsi
pengiriman dan penerimaan kas juga meningkatkan kemungkinan pencatatan transaksi dalam
periode yang sesuai.
Jika SPI klien memadai, pisah batas diverifikasi dengan mendapatkan nomor DP untuk pengiriman
terakhir pada akhir periode dan membandingkannya dengan penjualan yang dicatat pada periode
berjalan dan berikutnya.
Jika SPI tidak memadai, dalam situasi yang eksteren auditor mungkin mengamati secara fisik
pengiriman dan pengendalian dokumen-dokumen terkait.
Pisah Batas Retur dan pengurangan harga penjualan
Retur .. harus ditandingkan dengan penjualannya bila jumlahnya material. Misal: jika pengiriman
periode berjalan dikembalikan pada periode berikutnya, perlakuan semestinya atas transaksi ini
ialah memasukkan retur penjualan tersebut ke dalam periode berjalan. Akan tetapi pada
kebanyakan perusahaan, retur dicatat dalam periode akuntansi terjadinya, dengan asumsi yang
kurang lebih sama, menutupi kekeliruan pada awal dan akhir setiap periode akuntansi. Hal ini dapat
diterima sepanjang jumlahnya tidak begitu signifikan.
Prosedur pengujian : Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk satu sampel retur dan
pengurangan harga penjualan yang dicatat selama beberapa minggu sesudah tanggal penutupan
untuk menentukan tanggal penjualan awal.
Jika SPI untuk pencatatan Retursebagai tidak efektif maka dibutuhkan jumlah sampel yang lebih
besar.
Pisah Batas Penerimaan Kas
Pisah batas penerimaan kas yang memadai kurang penting dibandingkan pisah batas penjualan dan
retur, karena pisah batas yang tidak memadai hanya mempengaruhi saldo kas dan P/U, bukan laba.
Mudah untuk menguji kekeliruan pisah batas penerimaan kas dengan menelusuri penerimaan kas
yang dicatat sebagai setoran bank dalam rekening koran periode berikutnya. Kalau ada
penangguhan beberapa hari, ini bisa menunjukkan adanya kekeliruan pisah batas.
Konfirmasi piutang dapat juga diandalkan untuk mengungkapkan kekeliruan pisah batas penjualan,
retur penjualan, dan penerimaan kas, khususnya jika terdapat interval panjang antara tanggal
transaksi terjadi dengan tanggal pencatatan.
7. Piutang Usaha disajikan sebesar nilai realisasinya
Evaluasi akun ialah menentukan nilai realisasi.
Prinsip akuntansi mengharuskan piutang disajikan pada jumlah yang akhirnya akan ditagih dan
dapat diterima, yaitu piutang usaha bruto dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Perlu bagi auditor untuk mengevaluasi apakah penyisihan tersebut memadai dengan
mempertimbangkan semua fakta yang ada.
Titik awal mengevaluasi penyisihan P/U tak tertagih: menelaah hasil pengujian SPI terkait dengan
kebijakan kredit.
Jika kebijakan kredit tidak berubah dan hasil pengujian pengendalian konsisten dengan tahun lalu,
maka perubahan saldo penyisihan seharusnya hanya mencerminkan perubahan kondisi ekonomi
dan volume penjualan.
Jika kebijakan kredit dan ketaatan sudah berubah, maka harus dipertimbangkan dampak
perubahan-perubahan itu.
Mengevaluasi kecukupan penyisihan : memeriksa P/U tak lancar pada Neraca Saldo Umur untuk
menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Besar dan umur saldo yang belum
dibayar kemudian dibandingkan dengan informasi serupa dari tahun lalu untuk mengevaluasi
apakah jumlah piutang tak lancar bertambah atau berkurang.
Gambaran mengenai tingkat kolektibilitas piutang dapat diperoleh dari pemeriksaan arsip kredit,
pembicaraan dengan manajer kredit, penelaahan arsip korepondensi klien.
Bad Debt Expense ( Beban Piutang Tak Tertagih )
Setelah memverifikasi penyisihan P/U tak tertagih, mudah untuk memverifikasi beban piutang tak
tertagih.
8. Piutang Usaha Benar-Benar Dimiliki ( Piutang Usaha adalah Hak Perusahaan )

Kepemilikan piutang lazimnya tidak menimbulkan masalah audit karena piutang milik perusahaan,
sehingga akan dikelola dengan benar.
Tetapi dalam beberapa kasus sebagian piutang mungkin sudah digadaikan sebagai jaminan atau
didiskontokan (dijual). Pelanggan klien biasanya tidak mengetahui anjak piutang ini, sehingga
konfirmasi piutang tidak akan memperjelas masalah ini.
Cara melihat ada tidaknya piutang yang dijaminkan/dijual : penelaahan notulen, pembicaraan
dengan klien, konfirmasi dengan bank, pemeriksaan kontrak pinjaman untuk mencari bukti piutang
usaha dijaminkan, dan pemeriksaan arsip korespondensi.
9. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha adalah pantas
Auditor harus mengetahui :
1. Apakah informasi mengenai saldo piutang telah diungkapkan dengan cukup / memadai dalam
L/K.
2. Apakah klien telah menggabungkan jumlah-jumlah dan mengungkapkan informasi hubungan
istimewa dalam L/K dengan memadai
Untuk mengevaluasi kecukupan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memahami SABU dan
persyaratan penyajian dan pengungkapan.
Bagian penting dari evaluasi:
1. Apakah jumlah material yang memerlukan pengungkapan terpisah, benar-benar telah
dipisahkan dalam L/K
Misalkan, piutang pejabat dan perusahaan afiliasi harus dipisahkan dari piutang usaha
pelanggan kalau jumlahnya material. Begitu pula, perlu untuk mengungkapkan penjualan dan
aset untuk segmen usaha yang berbeda secara terpisah.
2. Evaluasi kecukupan catatan kaki (catatan atas L/K).
Catatan kaki harus mencakup informasi mengenai pledging (penggadaian), discounting
(pendiskontoan), factoring (anjak piutang), penjaminan piutang usaha ke seseorang
(assignment of accounts receivable), piutang pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam rangka evaluasi, harus diketahui dulu keberadaannya (eksistensi) dan harus memperoleh
informasi lengkap tentang sifatnya.
Prosedur audit yang digunakan: pemeriksaan notulen rapat, penelaahan kontrak dan
kesepakatan pinjaman, konfirmasi bank, dan mendiskusikan keberadaan informasi yang
memerlukan pengungkapan dengan manajemen.
KONFIRMASI PIUTANG USAHA
Konfirmasi merupakan salah satu prosedur audit paling penting, karena bukti andal yang tinggi.
Tujuan utama dari konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, akurasi, dan
pisah batas.
AICPA mensyaratkan konfirmasi piutang usaha dalam keadaan normal, tetapi SAS 67 (AU 330)
mengijinkan menerbitkan laporan wajar tanpa pengecualian sekalipun piutang tidak dikonfirmasi
asalkan salah satu dari tiga kondisi di bawah ini dipenuhi:
1. Piutang usaha tidak material
Biasanya untuk perusahaan tertentu, seperti discount stores dengan uang muka kas atau credit
card sales.
2. Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi tidak menjadi bahan bukti yang efektif karena
tingkat respon pelanggan tidak akan mencukupi dan tidak dapat diandalkan
Dalam perusahaan industri, seperti rumah sakit, tingkat respon konfirmasi sangat rendah
3. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian sedemikian rendah dan bahan bukti
substantif lain dapat dikumpulkan untuk memberikan bahan bukti yang mencukupi
Jika klien memiliki pengendalian intern yang efektif dan risiko bawaan rendah untuk siklus
penjualan dan penagihan, auditor seringkali harus puas dengan bahan bukti dari pengujian atas
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.
Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan konfirmasi piutang usaha, pertimbangan untuk itu
harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
Konsep konfirmasi ini juga dapat diterapkan untuk piutang usaha lain selain piutang usaha kepada
pelanggan. Seperti wesel tagih (Notes Receivable), piutang pegawai, dan uang muka pegawai.
Keputusan Konfirmasi
Dalam melaksanakan konfirmasi auditor harus memutuskan:
1. Jenis Konfirmasi
Ada 2 jenis konfirmasi:
a. Konfirmasi positif

Konfirmasi dengan saldo tercatat = komunikasi yang dialamatkan kepada debitur


dan meminta konfirmasi darinya secara langsung apakah saldo yang dinyatakan
dalam permintaan konfirmasi adalah benar atau tidak

Blank confirmation form (Form konfirmasi kosong)


Tidak menyebutkan jumlah dalam konfirmasi namun meminta penerima untuk
mengisi saldo atau melengkapi informasi tersebut.
Konfirmasi positif mengharapkan jawaban pelanggan baik saldonya disepakati atau
tidak disepakati.
Konfirmasi positif lebih andal karena auditor dapat melaksanakan prosedur tindak lanjut
kalau jawaban tidak diterima dari debitur. Dengan konfirmasi negatif, kelalaian
menjawab harus dianggap sebagai jawaban yang benar sekalipun debitur mungkin
mengabaikan permintaan konfirmasi.

b.

Konfirmasi negatif
Hanya meminta jawaban dari pelanggan jika dia tidak sepakat dengan jumlah yang
dinyatakan dalam surat konfirmasi.
Dari sisi biaya, Konfirmasi negatif lebih murah, sehingga dapat dikirim lebih banyak
dengan total biaya yang sama.

Memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan, didasarkan pada fakta audit. SAS 67 (PSA
7 / SA 330) menetapkan preferensi untuk menggunakan konfirmasi negatif dalam situasi
berikut:
a. P/U terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang kecil
b. Gabungan risiko pengendalian yang ditetapkan dan risiko bawaan adalah rendah
Jika SPI tidak efektif / ada kemungkinan tinggi terjadi salah saji, konfirmasi negatif tidak
cocok.
Jika audit tahun lalu menunjukkan ada piutang yang diperselisihkan dan tidak akurat,
konfirmasi negatif akan tidak cocok.
c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak akan memperhatikan
sebagaimana mestinya.
Jika respon konfirmasi positif pada audit tahun sebelumnya sangat tinggi, kemungkinan
penerima konfirmasi akan memberikan perhatian sebagaimana mestinya.

2.

Saat Pelaksanaan
Bahan bukti yang paling andal dari konfirmasi diperoleh jika dikirimkan sedekat mungkin
dengan tanggal neraca, dibandingkan dengan mengirimkan konfirmasi piutang beberapa bulan
sebelum akhir tahun. Ini memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang
pada L/K tanpa perlu memperhitungkan transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan
tanggal neraca.
Akan tetapi seringkali bermanfaat untuk mengkonfirmasi pada tanggal interim, agar audit
selesai tepat waktu. Hal ini dapat dimungkinkan kalau SPI memadai dan dapat memberikan
keyakinan memadai bahwa transaksi dicatat dengan semestinya antara tanggal konfirmasi
dengan tanggal neraca / akhir periode akuntansi.
Jika diputuskan mengkonfirmasi sebelum tanggal neraca, perlu menguji transaksi antara tgl
konfirmasi dengan tgl neraca, dengan memeriksa Faktur Penjualan, Dokumen Penjualan, dan
bukti penerimaan kas, di samping melakukan P/A.

3.

Ukuran Sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel:
a. Salah saji yang ditolerir
b. Risiko bawaan
c. Risiko pengendalian
d. Risiko deteksi yang dicapai melalui pengujian substantif lain (luas dan hasil pengujian
substantif atas transaksi, P/A dan pengujian terinci atas saldo lainnya)
e. Jenis konfirmasi (Konfirmasi negatif normalnya memerlukan ukuran sampel yang lebih
besar)

4.

Seleksi Unsur untuk Pengujian


Pendekatan yang lazim ialah mempertimbangkan ukuran saldo akun individu yang outstanding
dan lamanya waktu suatu piutang outstanding sebagai dasar seleksi saldo yang akan
dikonfirmasi.
Dalam kebanyakan audit, penekanan diberikan pada konfirmasi saldo yang lebih besar dan
lama, karena inilah yang paling mungkin mengandung kekeliruan yang signifikan.
Dalam banyak kasus, auditor memilih seluruh piutang di atas jumlah rupiah tertentu dan
memilih sampel acak dari sisanya.

Memelihara Kendali
Jika ada bantuan dari klien harus disupervisi dengan ketat. Alamat pengembalian tertera dengan jelas
dialamatkan ke KAP bersangkutan.
Tindak Lanjut Bagi yang Tidak Menjawab
Apabila konfirmasi positif digunakan, perlu dikirim konfirmasi kedua dan ketiga. Jika masih saja tidak
ada jawaban perlu melakukan prosedur alternatif. Dokumentasi yang diperiksa untuk memverifikasi
eksistensi dan akurasi transaksi penjualan individual adalah:
1. Penerimaan Kas Kemudian
Meliputi pemeriksaan Nota pembayaran, ayat pembukuan penerimaan kas
2. Salinan Faktur Penjualan
Untuk memverifikasi penerbitan aktual faktur penjualan dan tanggal penagihan
3. Dokumen Pengiriman
Untuk menguji apakah pengiriman benar-benar telah dilaksanakan dan sebagai pengujian pisah
batas
4. Korespondensi dengan klien
Tidak perlu menelaah korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif
Dapat mengungkapkan piutang yang diperselisihkan atau dipertanyakan
Analisis Perbedaan
Jenis perbedaan yang paling umum dilaporkan:
a. Pembayaran telah dilakukan

b.
c.
d.

Pelanggan telah membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerimanya sebelum
tgl konfirmasi.
Barang belum diterima
Klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman, sedangkan pelanggan mencatat pembelian
saat barang diterima (Perbedaan waktu pencatatan karena barang dalam perjalanan)
Barang telah dikembalikan
Adanya perbedaan waktu klien mencatat Nota Kredit. Atau kelalaian klien mencatat nota kredit
karena adanya retur penjualan.
Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkan
Terjadi jika terdapat kekeliruan dalam harga yang dibebankan pada barang, barang rusak, kuantitas
barang yang benar belum diterima, dsb.
Auditor akan meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan tersebut, membicarakannya dengan
pelanggan untuk menyelesaikan setiap ketidaksepakatan.

CHAPTER 17: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


Perbandingan antara Sampling Audit untuk Pengujian Terinci Atas Saldo dengan Sampling Audit untuk
Pengujian Atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.
Perbedaan paling penting antara pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan
pengujian terinci atas saldo terletak pada apa yang akan diukur auditor.
Dalam pengujian pengendalian, perhatian utama adalah menguji efektifitas PI. Ketika auditor
melakukan pengujian atas pengendalian, tujuannya untuk menentukan apakah tingkat pengecualian
dalam populasi cukup rendah untuk menyimpulkan bahwa pengendalian cukup efektif untuk tujuan
pengujian PI atas pelaporan keuangan atau untuk menurunkan / mengurangi risiko pengendalian yang
ditetapkan guna mengurangi pengujian substantif.
Dalam pengujian substantif atas transaksi, perhatian auditor tertuju baik kepada efektifitas
pengendalian maupun kebenaran moneter dari transaksi dalam sistem akuntansi.
Dalam pengujian terinci atas saldo, perhatian utama adalah menentukan apakah jumlah rupiah dari
suatu saldo akun salah saji material.
Ada tiga jenis utama metode sampling yang menyediakan hasil dalam bentuk moneter / dollar / rupiah,
yaitu:
1. Nonstatistical Sampling
2. Monetary Unit Sampling
3. Variables Sampling
Langkah-langkah Sampling Audit untuk Pengujian Terinci atas Saldo
Perencanaan Sampel
1. Nyatakan tujuan dari pengujian audit
2. Putuskan apakah sampling audit diterapkan
3. Definisikan kondisi kekeliruan / salah saji
4. Definisikan populasi
5. Definisikan unit sampling
6. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi
7. Estimasi risiko salah penerimaan yang dapat diterima
8. Estimasi tingkat kekeliruan / salah saji dalam populasi
9. Tentukan ukuran sampel awal
Seleksi Sampel dan Pelaksanaan Prosedur Audit
10. Pilih sampel secara acak
11. Lakukan prosedur audit
Evaluasi Hasil
12. Generalisasikan dari sampel ke populasi
13. Analisis kekeliruan
14. Putuskan akseptabilitas populasi
Contoh sederhana penerapan Monetary Unit Sampling (MUS)
1.

Nyatakan tujuan dari pengujian audit


Tujuan dari pengujian terinci atas saldo adalah menentukan apakah saldo akun yang tengah diaudit
telah disajikan secara wajar.
Misal: Populasi dari 40 piutang usaha bernilai total $ 207,295. Tujuan pengujian audit adalah untuk
menentukan apakah total $ 207,295 mengandung salah saji material.

Unsur Populasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Nilai Tercatat
$ 1,410
9,130
660
3,355
5,725
8,210
580
44,110
825
1,155
2,270
50
5,785
940
1,820
3,380
530
955
4,490
17,140

Unsur Populasi
(sambungan)
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
TOTAL

Nilai Tercatat (sambungan)


$ 4,865
770
2,305
2,665
1,000
6,225
3,675
6,250
1,890
27,705
935
5,595
930
4,045
9,480
360
1,145
6,400
100
8,435
$ 207,295

2.

Putuskan apakah sampling audit diterapkan


Sampling audit diterapkan ketika auditor merencanakan untuk menarik kesimpulan mengenai
populasi berdasarkan sampel.
Ada situasi dimana sampling audit tidak diterapkan. Misal: Dari populasi, auditor mungkin saja
memutuskan untuk mengaudit hanya unsur yang lebih dari $5,000 dan menolak yang lainnya,
karena total dari yang bernilai kecil tidak material.

3.

Definisikan kondisi kekeliruan


Sampling audit untuk pengujian terinci atas saldo mengukur salah saji / kekeliruan moneter dalam
populasi. Jadi, kondisi kekeliruan adalah beberapa kondisi yang menyebabkan kekeliruan moneter
dalam unsur sampel.

4.

Definisikan Populasi
Populasi didefinisikan sebagai populasi rupiah yang tercatat. Auditor mengevaluasi apakah populasi
yang tercatat lebih saji atau kurang saji.
Misal: Populasi piutang usaha yang terdiri dari 40 akun berjumlah $ 207,295.
Stratifikasi Sampling
Untuk banyak populasi, auditor membagi populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum
menerapkan sampling audit. Pembagian populasi disebut stratifikasi populasi. Tujuan stratifikasi
adalah untuk memungkinkan auditor memberikan penekanan lebih terhadap unsur populasi
tertentu, dan kurang terhadap lainnya. Dalam kebanyakan situasi sampling audit, termasuk
konfirmasi P/U, auditor memberikan penekanan terhadap nilai rupiah / dollar tercatat yang memiliki
jumlah lebih besar, oleh karena itu, stratifikasi umumnya dilakukan berdasarkan ukuran nilai rupiah
yang dicatat.
Contoh stratifikasi: (Berdasarkan populasi P/U pada tabel di atas)
Strata

Kriteria Strata

Jumlah dlm Populasi

1
2
3

> $ 10,000
$ 5,000 $ 10,000
< $ 5,000

3
10
27

Jumlah Rupiah dlm


Populasi
$ 88,955
71,235
47,105
$ 207,295

5.

Definisikan unit sampling


Definisi unit sampling adalah rupiah individual dalam suatu saldo akun.
Unit mata uang adalah rupiah / dollar, maka ukuran populasi adalah $ 207,295, bukan unit fisik
sebanyak 40.
6.

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi


Aspek khusus lainnya dari MUS dalam hal penggunaan pertimbangan awal mengenai materialitas
untuk secara langsung menentukan jumlah salah saji yang dapat ditoleransi untuk audit masingmasing akun. Kebanyakan teknik sampling mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji
yang dapat ditoleransi dengan mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas, seperti
yang telah dibahas dalam chapter 9.
Hal tersebut tidak diharuskan dalam MUS. Contoh : anggaplah bahwa auditor memutuskan bahwa
pertimbangan awal mengenai materialitas sebesar $ 60,000 untuk L/K secara keseluruhan. Jumlah
materialitas sebesar $ 60,000 tersebut, akan digunakan sebagai salah saji yang dapat ditoleransi
dalam seluruh penerapan MUS, seperti persediaan, P/U, dan Hutang dagang, dan lainnya.

7.

Tentukan Risiko Salah Penerimaan yang dapat diterima (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance =
ARIA)

Untuk seluruh sampling statistik dan sampling nonstatistik terdapat suatu risiko bahwa kesimpulan
kuantitatif mengenai populasi adalah salah.
ARIA adalah risiko yang bersedia diambil auditor untuk menerima suatu saldo adalah benar kalau
kekeliruan sesungguhnya dalam saldo tersebut lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi.
Jika auditor menghendaki keyakinan lebih dalam pengujian saldo, maka ARIA akan ditetapkan lebih
rendah.
Terdapat hubungan terbalik antara ARIA dengan ukuran sampel yang diperlukan. Jika auditor
memutuskan mengurangi ARIA dari 10% menjadi 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan
meningkat.
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah risiko pengendalian
yang ditetapkan dalam model risiko audit. Ketika PI efektif, risiko pengendalian dapat dikurangi, ini
memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA, yang akhirnya dapat mengurangi ukuran sampel.
Disamping risiko pengendalian, ARIA juga dipengaruhi risiko audit yang dapat diterima dan
dipengaruhi secara terbalik oleh pengujian substantif lainnya. Contoh: Jika Risiko audit yang dapat
diterima dikurangi, ARIA pun harus dikurangi. Jika P/A dilakukan dan tidak mengindikasikan adanya
masalah, kemungkinan kecil terjadi kekeliruan dalam akun, maka ARIA dapat ditingkatkan.
8.

Estimasi tingkat kekeliruan / salah saji dalam populasi


Biasanya auditor membuat estimasi berdasarkan pengalaman sebelumnya (audit tahun lalu) dan
dengan menetapkan risiko bawaan, keputusan hasil pengujian atas pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan P/A yang telah dilakukan. Ukuran sampel yang direncanakan
meningkat sejalan dengan jumlah salah saji yang diharapkan.

9.

Tentukan Ukuran Sampel Awal


Metode yang digunakan sama seperti halnya untuk unit fisisk sampling atribut, dengan
menggunakan tabel sampling atribut.

10. Pilih sampel secara acak


Seleksi sampel dilakukan mengan menggunakan PPS (Probability Proportional to size sample
Selection).
Auditor bagaimanapun tidak dapat menguji rupiah individual. Auditor harus menentukan unit fisik
untuk melakukan pengujian.
Contoh: Lihat Tabel berikut. Auditor akan mengambil sampel acak dari unsur populasi antara 1
sampai 7,376 (rupiah individual). Bagaimanapun untuk melakukan prosedur audit, auditor harus
mengidentifikasi unsur populasi antara 1 dan 12 (unit fisik). Jika auditor telah memilih angka
random 3014, unit fisik yang dikaitkan dengan angka tersebut adalah 6.
PPS dapat diperoleh dengan software komputer, tabel angka acak, atau tehnik sampling sistematis.
11. Laksanakan Prosedur Audit
Prosedur audit untuk pengujian terinci atas saldo telah dibahas di chapter sebelumnya, yaitu
chapter 16.
12. Generalisasikan dari sampel ke populasi
Terdapat 4 aspek penting dalam melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dalam MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil
Risiko atas penetapan risiko pengendalian rendah (ARACR) diganti dengan risiko salah
penerimaan yang dapat diterima (ARIA). Dan jumlah pengecualian aktual diganti dengan jumlah
kekeliruan aktual.
2. Hasil sampling atribut harus dikonversikan menjadi unit rupiah / dollar. MUS berkenaan dengan
estimasi kekeliruan dalam populasi, bukan prosentase dari unsur-unsur yang mengandung
kekeliruan.
3. Auditor harus membuat suatu asumsi mengenai prosentase kekeliruan untuk masing-masing
unsur populasi yang keliru. Asumsi ini memungkinkan auditor untuk menggunakan tabel atribut
untuk mengestimasi kekeliruan dalam rupiah.
4. Hasil statistik ketika MUS digunakan disebut batas kekeliruan. Batas bawah kekeliruan dan
batas atas kekeliruan dihitung.

CHAPTER 18:

AUDIT ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN

Siklus Penggajian dan kepegawaian meliputi penggunaan tenaga kerja dan pembayaran ke semua
pegawai.
Labor (Beban tenaga kerja) merupakan pertimbangan penting dalam penilaian persediaan pada
perusahaan manufaktur, konstruksi, dan industri lainnya. Dimana penilaian dan alokasi beban tenaga
kerja yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba bersih secara material.
Penggajian juga merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya
perusahaan karena inefisiensi atau pencurian melalui fraud.
Audit atas penggajian dan kepegawaian meliputi: memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,
menetapkan risiko pengendalian, pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi,
P/A, dan pengujian terinci atas saldo.
Ada beberapa perbedaan penting antara siklus penggajian dan kepegawaian dengan siklus lainnya
dalam audit umum:
1. Hanya ada satu golongan / jenis transaksi untuk penggajian.
Kebanyakan siklus paling tidak mencakup 2 golongan transaksi.
2. Transaksi-transaksi lebih signifikan daripada akun-akun neraca terkait.
Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti gaji yang masih harus dibayar dan pajak
penghasilan yang dipotong biasanya relatif kecil dibanding jumlah transaksi-transaksi selama
satu tahun.
3. Pengendalian intern atas penggajian pada kebanyakan perusahaan umumnya efektif, bahkan
pada perusahaan kecil sekalipun.
Karena tiga karakteristik tersebut, auditor umumnya menekankan pada pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi, dan P/A. Pengujian terinci atas saldo seringkali dilakukan tanpa
memakan banyak waktu.
AKUN-AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN
Tujuan keseluruhan audit penggajian dan kepegawaian adalah menilai apakah saldo akun terkait siklus
ini dinyatakan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Akun-akun dalam siklus penggajian dan kepegawaian ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Accrued wages, salaries, bonuses,
And commissions
Beginning balance
Payment
Earned wages, salaries, etc
Ending balance
Cash in Bank

Direct Labor

Payment for salaries


Payment for payroll taxes
Withheld income taxes and

Other deductions
Beginning balance
Payment
Payroll withholding
Ending balance

Accrued Payroll tax expense

Payroll tax

expense
Beginning balance
Payment
Payroll tax expense
Ending balance
FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS & DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Class of Transactions
(Golongan Transaksi)
Payroll

Accounts (Akun)
Payroll Cash
All payroll expense accounts
All
payroll
withholding
accounts
All payroll accrual accounts

Business Functions
(Fungsi Usaha)
Personnel
and
employment

Documents and Records


(Dokumen dan Catatan)
Personnel records
Deduction
authorization
form
Rate authorization form

Timekeeping
and
payroll preparation

Time card
Job time ticket
Payroll transaction file
Payroll journal or listing
Payroll master file
Payroll check
Payroll
Bank
Account
Reconciliation
Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT)

Payment of payroll
Preparation of payroll
tax
returns
and
payment of taxes

Fungsi Kepegawaian dan Penempatan Pegawai (Personnel and Employment)


Menyediakan sumber independen untuk mewawancara dan merekrut pegawai yang cakap.
Merupakan sumber catatan yang independen untuk verifikasi intern atas informasi gaji, termasuk
tambahan dan penghapusan penggajian dan perubahan-perubahan dalam upah dan pengurangannya.
1. Personnel Records (Catatan Kepegawaian).
Catatan berisi data seperti tanggal bekerja, penyelidikan pegawai, tarif pembayaran,
pengurangan yang diotorisasi, penilaian kinerja, dan pemutusan hubungan kerja pegawai.
2. Deduction Authorization Form (Formulir Otorisasi Pengurangan)
Formulir otorisasi pengurangan gaji, mencakup jumlah yang bebas pemotongan pajak, Astek,
pensiun dan asuransi.
3. Rate Authorization Form (Formulir Otorisasi Tarif)
Formulir yang memberikan otorisasi tarif gaji. Sumber informasinya adalah perjanjian kerja,
otorisasi oleh manajemen, atau dalam kasus pejabat perusahaan, otorisasi dari Dewan Direksi
dan Komisaris.
Fungsi Pengelolaan Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji (Timekeeping and Payroll
Preparation)
Memiliki kepentingan utama dalam audit, karena mempengaruhi secara langsung beban gaji untuk
periode tersebut.
Meliputi; penyiapan kartu absen, pengikhtisaran dan perhitungan gaji kotor, potongan dan gaji bersih,
penyiapan cek gaji, dan penyiapan catatan gaji.
1. Time card (Kartu absen)
Menunjukkan jam berapa pegawai mulai bekerja dan jam berapa selesai bekerja, serta jumlah
jam kerja setiap hari.
2. Job Time Ticket (Tiket Waktu Kerja)
Dokumen yang menunjukkan pekerjaan khusus yang dilakukan pekerja untuk waktu tertentu.
Formulir ini digunakan hanya kalau pekerja melakukan tugas yang berbeda atau dalam bagian
yang berbeda.
3. Payroll Transaction File (Berkas Transaksi Penggajian)
File komputer yang mencakup seluruh transaksi penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi
untuk suatu periode tertentu, seperti satu hari, minggu, atau bulan. Berisi seluruh informasi
yang dimasukkan ke dalam sistem dan memuat informasi setiap transaksi, seperti nama
pegawai, tanggal, pembayaran kotor dan pembayaran bersih, berbagai jumlah potongan, dan
penggolongan akun.
4. Payroll Journal or Listing (Jurnal Penggajian)

5.

Payroll Master File (Berkas Induk Penggajian)


Digunakan untuk mencatat setiap transaksi penggajian untuk masing-masing pegawai dan
mengelola total gaji pegawai yang dibayarkan selama setahun sampai tanggal terakhir. Catatan
masing2 pegawai berisi gaji kotor untuk setiap periode, pengurangan gaji kotor, gaji bersih,
nomor dan tanggal cek.
Berkas Induk dimutakhirkan dari Berkas Transaksi Penggajian pada komputer.

Fungsi Pembayaran Gaji (Payroll of Payment)


Penandatanganan dan distribusi cek aktual harus ditangani semestinya untuk mencegah pencurian.
1. Payroll Check (Cek gaji)
Cek yang diberikan kepada pegawai atas jasa yang telah diberikannya. Cek disiapkan oleh
Fungsi Penyiapan pembayaran gaji, tapi tandatangan otorisasi menjadikan cek sebagai aset.
Jumlah dalam cek adalah gaji kotor dikurangi pajak dan potongan2 lainnya.
Cek yang telah diuangkan dan dikembalikan ke perusahaan oleh bank disebut cek yang
dibatalkan (cancelled check). Sekarang ini lebih umum pembayaran gaji didepositokan secara
langsung ke akun / rekening bank pegawai.
2. Payroll Bank Account Reconciliation (rekonsiliasi akun bank penggajian)
Pengendalian penting adalah rekonsiliasi independen atas akun bank penggajian impres.
Rekening ini merupakan rekening khusus untuk gaji yang terpisah, dengan saldo yang kecil.
Satu cek untuk jumlah yang pasti dari masing2 gaji bersih ditransfer dari rekening umum ke
rekening ini segera sebelum distribusi pembayaran gaji. Ini akan membatasi payroll fraud,
memungkinkan delegasi tugas penandatanganan cek, pemisahan pengeluaran penggajian rutin
dari pengeluaran tidak biasa, memungkinkan pengelolaan kas.
Fungsi Penyiapan Surat Pemberitahuan dan Pembayaran Pajak (Preparation of Payroll Tax
Returns and Payment of Taxes)
1. SPT (Surat Pemberitahuan Pajak)
Formulir yang dikirimkan ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan jumlah pajak
penghasilan pegawai yang telah dipotong selama setahun, jumlah yang telah dibayarkan, serta
jumlah yang kurang atau masih harus dibayar.
Informasi mengenai SPT dari berkas induk penggajian dan biasanya disiapkan dengan
komputer. Formulir ini disebut SPT PPh 21.

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS


AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION

FOR THE PAYROLL AND PERSONNEL CYCLE


Understand Internal
Control Payroll and
Personnel

Assess Planned Control


Risk Payroll and
Personnel

Determine extent
of Testing Controls

Design Tests of controls


and Sunstantive tests of
transaction
for payroll
and personnel to meet
transaction

related
audit objectives

Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing

Kebanyakan PI untuk penggajian sangat terstruktur dan dikendalikan dengan baik, untuk
mengendalikan kas yang dikeluarkan dan untuk meminimalisasi keluhan dan ketidakpuasan pegawai.
Biasanya tidak sulit membangun pengendalian yang baik dalam siklus ini. Untuk pegawai pabrik dan
kantor, biasanya terdapat sejumlah besar transaksi yang relatif homogen / seragam dalam jumlah yang
kecil. Terdapat lebih sedikit transaksi eksekutif, tapi konsisten dalam segi waktu, komponen dan
jumlah. Karena relatif konsisten komputer kualitas tinggi selalu disediakan.
Akibatnya, auditor jarang mengharapkan dapat menemukan pengecualian / penyimpangan dalam
pengujian transaksi penggajian. Kalaupun deviasi terjadi dalam pengujian pengendalian, kebanyakan
salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi intern atau adanya respon keluhan pegawai.
1. Memahami Pengendalian Intern
PI kunci untuk siklus penggajian dan personalia:
a. Pemisahan tugas / fungsi yang memadai
Penting, khususnya untuk mencegah pembayaran lebih (overpayments) untuk pegawai fiktif.
Departemen Sumber Daya Manusia harus independen dari fungsi penggajian, dan
bertanggungjawab / memiliki wewenang atau otoritas untuk menambah atau memberhentikan
pegawai, begitu juga mengubah tarif pembayaran dan pengurangan2. Pemrosesan penggajian
harus terpisah dari custody (yang memegang uang / cek) yang menandatangani cek
penggajian.
b. Otorisasi yang pantas atas transaksi
Departemen SDM memiliki wewenang untuk mengeluarkan otorisasi penambahan dan
penghapusan pegawai. Tingkat upah dan pengurangan harus diotorisasi semestinya. Jam kerja
setiap pegawai, waktu lembur / khusus, harus diotorisasi oleh supervisor pegawai. Persetujuan
harus tertulis dalam kartu absen atau dalam kartu khusus untuk waktu lembur.
c. Dokumen dan Catatan yang memadai
Akan tergantung dari sifat sistem penggajian. Contoh; Kartu absen adalah perlu untuk buruh
yang berdasarkan jam kerja, tetapi tidak perlu untuk pegawai tetap yang menerima gaji.
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
Akses terhadap cek payroll yang belum ditandatangani harus dibatasi.
Cek harus
ditandatangani oleh pejabat yang memiliki wewenang / tanggung jawab untuk itu, dan
pembayaran gaji harus didistribusikan oleh orang yang independen dari fungsi Pengelolaan
Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji.
2. Surat Pemberitahuan Pajak dan Pembayarannya
Sebagai bagian dari pemahaman PI, auditor harus menelaah penyiapan paling tidak satu macam
formulir pajak yang merupakan kewajiban klien. Terdapat kewajiban potensial untuk pajak yang belum
dibayar, denda dan bunga kalau klien tidak menyiapkan SPT sebagaimana mestinya.
Pembayaran pajak penghasilan yang dipotong dan pemotongan lain dengan tepat waktu.
Pemotongan yang harus diperhatikan seperti pajak, kewajiban serikat pekerja, asuransi, dan tabungan
pegawai. Auditor harus mengetahui persyaratan peraturan perpajakan, kontrak serikat pekerja, dan
kesepakatan dengan pegawai. Ini diperlukan untuk menilai apakah klien telah membayar jumlah yang
semestinya secara tepat waktu dengan membandingkan pembayaran selanjutnya dengan catatan
penggajian.
3.

Pertimbangan2 mengenai Persediaan dan Penggajian Fiktif / Kecurangan Penggajian


Auditor seringkali memperluas pengujiannya dalam kondisi berikut:
a. penggajian secara signifikan mempengaruhi penilaian persediaan.
b. Jika auditor berkepentingan mengenai kemungkinan kecurangan transaksi penggajian yang
material

Hubungan antara Penggajian dan Penilaian Persediaan.


Dalam audit dimana penggajian merupakan bagian signifikan dari persediaan, seperti seringkali terjadi
dalam perusahaan manufaktur dan konstruksi, klasifikasi akun gaji yang tidak memadai dapat secara
signifikan mempengaruhi penilaian aktiva seperti pekerjaan dalam pelaksanaan, barang jadi, atau
konstruksi dalam pelaksanaan. Contoh: Overhead yang dibebankan ke persediaan pada tanggal neraca
dapat dilebihsajikan kalau gaji pegawai administrasi secara sengaja atau tidak dibebankan ke overhead
pabrik tak langsung.
Penilaian persediaan terpengaruh kalau biaya tenaga kerja langsung dari masing2 orang dibebankan
secara tidak semestinya ke pekerjaan atau proses yang salah.
Pengujian untuk Penggajian Fiktif
Karena auditor bertanggungjawab untuk mendeteksi fraud, maka harus memperluas prosedur auditnya
jika mereka berkepentingan terhadap kemungkinan fraud penggajian.
Terdapat beberapa cara para pegawai melakukan fraud dalam area penggajian. Dua macam fraud yang
lazim:
1. Pegawai fiktif
Penerbitan cek gaji ke orang yang tidak bekerja lagi seringkali terjadi akibat dari keterlanjutan
penerbitan cek setelah pegawai berhenti bekerja. Biasanya pegawai yang memperhatikan
defalkasi jenis ini adalah klerk penggajian, mandor (foreman), fellow employee, atau bahkan
pegawai lama. Misal, dibawah sistem PI mandor dapat mengabsen pegawai setiap hari dan
menyetujui kartu absen pada akhir periode. Kalau mandor juga membagikan cek ke pegawai,
terdapat kesempatan untuk defalkasi.
Prosedur audit:

- Mendeteksi defalkasi
membandingkan nama-nama pada cek yg diambil (cancelled check) dengan yang ada dalam
kartu absen dan catatan lain mengenai tandatangan oleh yang berwenang dan kelayakan
pemberian cap. Pemindaian (scanning) terhadap stempel pada cancelled check mengenai
pengulangan pemberian stempel atau stempel yang tidak biasa, sebagai suatu indikasi adanya
cek fiktif. Pemeriksaan cek kosong diperlukan untuk meyakinkan cek tersebut tidak digunakan
dengan curang.
- Pengujian pegawai yang tidak absah
Menelusuri transaksi terpilih dalam jurnal penggajian ke bagian kepegawaian untuk
menentukan apakah pegawai secara aktual dipekerjakan selama periode penggajian.
Persetujuan dalam penghapusan cek yang dibatalkan atas seorang pegawai dapat
dibandingkan dengan tandatangan yang diotorisasi dalam formulir otorisasi pemotongan
pegawai.
Menguji kelayakan penanganan pemberhentian pegawai dengan memilih beberapa arsip dari
catatan kepegawaian untuk pegawai yang diberhentikan pada tahun berjalan, untuk
menentukan apakah masing2 pegawai telah menerima pesangon sesuai kebijakan perusahaan.
Dalam beberapa kasus, auditor meminta pembayaran gaji mendadak (payroll payoff). Masing2
pegawai harus menerima dan menandatangani ceknya di depan penyelia dan auditor. Cek yang
tidak diambil harus diinvestigasi ekstensif untuk menentukan apakah cek yang tidak diklaim
adalah fraud.
2.

Jam yang tidak benar


Terjadi jika pegawai melaporkan melebihi jam kerja aktual. Sulit untuk ditemukan karena
ketiadaan bahan bukti. Prosedur umum: Merekonsiliasi total jam yang dibayar sesuai catatan
penggajian dengan catatan independen jam kerja, seperti yang sering dikelola pengendalian
produksi.

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


UNTUK KEWAJIBAN PENGGAJIAN
Identifikasi risiko usaha
klien yang mempengaruhi
akun kewajiban
penggajian

Tahap I

Tentukan salah saji yang


dapat ditoleransi dan
tetapkan risiko bawaan
untuk akun kewajiban
penggajian

Tahap I

Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
penggajian dan
kepegawaian

Rancang dan lakukan


pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus
penggajian dan

Tahap I

Tahap II

Rancang dan lakukan


prosedur analitis untuk
siklus penggajian dan
kepegawaian

Tahap III

Rancang pengujian terinci


atas saldo akun
penggajian untuk
memenuhi tujuan audit
berkait saldo

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan

ahap III

1.

Identifikasi Risiko Usaha klien yang mempengaruhi akun kewajiban penggajian


Risiko Usaha tidak sama untuk kebanyakan perusahaan. Risiko Usaha mungkin ada untuk berbagai
kompensasi yang kompleks, meliputi bonus, opsi saham, dan kompensasi deferel lainnya. Auditor harus
memahami kemungkinan hal tersebut terjadi dan menentukan pengaruh potensial terhadap L/K,
termasuk pengungkapan catatan kaki.
2.

Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko bawaan
Kebanyakan perusahaan memiliki jumlah besar transaksi penggajian, seringkali dengan total jumlah
yang besar. Kecuali untuk kemungkinan fraud, risiko bawaan biasanya rendah untuk seluruh tujuan
audit terkait saldo.
Terdapat risiko bawaan atas fraud penggajian karena semua transaksi melibatkan kas.
Tujuan
eksistensi seringkali menjadi pertimbangan penting. Juga untuk perusahaan manufaktur dengan tenaga
kerja signifikan yang dibebankan ke persediaan, akan ada kemungkinan untuk salah klasifikasi antara
beban penggajian dan persediaan atau diantara jenis persediaan.
3.

Menetapka risiko Pengendalian dan Melaksanakan pengujian terkait

Tujuan Audit terkait


transaksi
Pembayaran
gaji
yang dicatat adalah
untuk
pekerjaan
yang secara aktual
dilakukan
pegawai
non
fiktif
( Eksistensi )

Pengendalian Intern Kunci

Kartu Absen disetujui


mandor
Time clock digunakan
untuk mencatat waktu
kerja
Berkas
kepegawaian
yang cukup / memadai
Otorisasi pekerja
Pemisahan tugas antara
kepegawaian,
pengelolaan waktu dan
pembayaran gaji
Hanya pegawai yang
tercatat dalam data
komputer yang diterima
ketika
mereka
dimasukkan
Cek diotorisasi sebelum
diterbitkan

Pengujian atas Pengendalian

Transaksi penggajian
yang
ada
telah
dicatat
(Kelengkapan)

Cek gaji prenumbered


dan
dipertanggungjawabkan
Rekonsiliasi bank yang
independen

Periksa
kartu
absen
untuk
indikasi
persetujuan
Periksa kartu absen
Telaah
kebijakan
kepegawaian
Periksa
berkas
kepegawaian
Telaah bagan organisasi,
bicarakan
dengan
pegawai,
dan
amati
tugas yang dikerjakan
Periksa hasil cetak dari
transaksi yang ditolak
komputer
sebagai
nomor pegawai yang
tidak absah
Periksa
catatan
penggajian
untuk
indikasi persetujuan
Hitung urutan cek gaji

Diskusikan
pegawai
dan
rekonsiliasi

Pengujian Substantif atas


Transaksi
Telaah
jurnal
penggajian, buku besar,
catatan pendapatan gaji
untuk jumlah besar dan
tidak biasa
Bandingkan cek yang
telah diambil (cancelled
check) dengan jurnal
penggajian untuk nama,
jumlah dan tanggal
Periksa cancelled check
untuk persetujuan yang
memadai
Bandingkan
cancelled
check dengan catatan
kepegawaian

dengan
amati

Rekonsiliasi pengeluaran
dalam jurnal penggajian
dengan
pengeluaran
dalam rekening bank
gaji
Buktikan
rekonsiliasi
bank

Transaksi penggajian
yang dicatat adalah
jumlah waktu kerja
aktual dan tingkat
upah
yang
semestinya,
pemotongan dihitung
semestinya (Akurasi)

Verifikasi intern atas


perhitungan dan jumlah
Batch
Total
dibandingkan
dengan
laporan
Ikhtisar
komputer
Tingkat upah, gaji, dan
komisi
diotorisasi
dengan pantas
Pemotongan, termasuk
jumlah asuransi dan
simpanan
pegawai
diotorisasi
dengan
pantas

Periksa indikasi verifikasi


intern
Periksa batch total untuk
inisial klerk pengendali
data, bandingkan total
dengan laporan ikhtisar
komputer
Periksa
catatan
penggajian atas adanya
verifikasi intern
Periksa otorisasi dalam
berkas kepegawaian

Transaksi penggajian
diklasifikasikan
dengan
pantas
(Klasifikasi)

Bagan
akun
yang
memadai digunakan
Verifikasi intern atas
klasifikasi akun

Telaah bagan akun

Periksa
indikasi
verifikasi intern

Transaksi penggajian
dicatat pada waktu
yang tepat (tepat
waktu)

Transaksi penggajian
dimasukkan
ke
berkas
induk
penggajian dengan
tepat,
dan
diikhtisarkan dengan
tepat (posting dan
pengikhtisaran)

4.

Prosedur
yang
mengharuskan
pencatatan
transaksi
sesegera
mungkin
setelah gaji dibayar

Verifikasi
intern
atas tanggal

Periksa
prosedur
manual dan amati kapan
dilakukan pencatatan

Periksa
verifikasi intern

Verifikasi
intern
atas isi berkas induk
pengajian
Total berkas induk
penggajian
dibandingkan dengan
total
buku
besar
penggajian

indikasi

Periksa
indikasi
verifikasi intern

Periksa laporan total


ikhtisar yang diinisialisasi
yang
mengindikasikan
perbandingan yang telah
dibuat

Hitung ulang jam kerja


dari kartu absen
Bandingkan
tingkat
upah dengan kontrak
kerja,
persetujuan
dewan
direksi
dan
komisaris, atau sumber
lain
Hitung
ulang
pembayaran kotor
Cek
pemotongan
dengan
acuan
tabel
pajak
dan
formulir
otorisasi dalam berkas
kepegawaian
Hitung ulang gaji bersih
Bandingkan
cancelled
check (cek yang sudah
diambil) dengan jurnal
penggajian
untuk
jumlah
Bandingkan
klasifikasi
dengan
bagan
akun
atau pedoman prosedur
manual
Telaah
kartu
absen
untuk pegawai bagian,
dan tiket kartu untuk
penugasan
pekerjaan,
dan
telusuri
melalui
distribusi kerja
Bandingkan
tanggal
pencatatan cek dalam
jurnal
penggajian
dengan tanggal pada
cancelled check dan
kartu absen
Bandingkan
tanggal
dalam
cek
dengan
tanggal cek diuangkan
Uji
akurasi
klerikal
dengan
menghitung
penjumlahan ke bawah
jurnal penggajian, dan
telusuri posting ke buku
besar dan berkas induk
penggajian.

Melakukan Prosedur Analitis

Prosedur Analitis
Bandingkan saldo akun beban gaji dengan tahun
sebelumnya (disesuaikan untuk peningkatan
tingkat upah dan peningkatan volume)
Bandingkan tenaga kerja langsung sebagai
persentase
dari
penjualan
dengan
tahun
sebelumnya
Bandingkan beban komisi sebagai persentase dari
penjualan dengan tahun sebelumnya.
Bandingkan beban pajak ditanggung perusahaan
sebagai persentase dari gaji dan upah dengan
tahun sebelumnya ( disesuaikan untuk perubahan
tarif pajak)
Bandingkan akun hutang pajak penghasilan
pegawai dengan tahun sebelumnya

Kekeliruan yang Mungkin


Salah saji akun beban gaji
Salah saji tenaga kerja langsung dan persediaan
Salah saji beban komisi dan hutang komisi
Salah saji beban pajak dan hutang pajak

Salah saji pajak yang masih harus dibayar dan


beban pajak

5. Merancang dan melakukan pengujian terinci atas saldo untuk kewajiban dan beban

Verifikasi akun kewajiban yang berhubungan dengan penggajian, yang seringkali disebut beban gaji
yang masih harus dibayar, biasanya terus terbawa kalau SPI efektif. Jika auditor puas bahwa
transaksi penggajian dicatat dengan memadai / pantas dan formulir pajak yang berkaitan disiapkan
dengan akurat dan dibayar dengan segera, pengujian terinci atas saldo tidak menyita waktu.
Dua tujuan audit berkait saldo yang utama dalam pengujian kewajiban penggajian adalah:
1. Akrual dalam neraca saldo disajikan dalam jumlah yang tepat (akurasi)
2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia dicatat dalam periode yang tepat (cut-off /
pisah batas)
Dua tujuan diatas untuk menjamin bahwa tidak terjadi kurang saji atau penghilangan akrual.
Akun kewajiban utama:
1. Jumlah yang dipotong dari pembayaran pegawai
Pajak yang telah dipotong, tetapi tidak disetorkan dapat diuji dengan membandingkan saldonya
dengan jurnal penggajian, formulir pajak yang disiapkan pada periode selanjutnya, dan
pengeluaran kas pada periode selanjutnya. Unsur potongan lainnya seperti iuran serikat
pekerja, obligasi tabungan, dan asuransi diverifikasi dengan cara yang sama. Jika SPI efektif,
cutoff dan akurasi dapat diuji pada saat yang sama dengan prosedur ini.
2. Gaji dan Upah yang masih harus dibayar (Accrued Salaries and Wages) / Gaji dan Upah akrual
Akrual untuk gaji dan upah terjadi karena pegawai belum dibayar beberapa hari atau jam yang
diupahkan sampai periode selanjutnya. Pegawai tetap biasanya menerima seluruh pembayaran,
kecuali lembur pada hari terakhir dari suatu bulan.
Pisah batas dan penilaian upah yang benar tergantung kebijakan perusahaan yang seharusnya
konsisten setiap tahun.
Prosedur audit: menghitung ulang akrual yang dibuat klien
3. Komisi akrual / yang masih harus dibayar
Perlu diketahui lebih dulu sifat kesepakatan komisi dan kemudian menguji perhitungan
berdasarkan kesepakatan tersebut (hitung ulang akrual)
Jika jumlah terhutang material, lazim untuk mengkonfirmasi dengan pegawai
4. Bonus akrual / yang masih harus dibayar
Bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada pejabat dan pegawai merupakan unsur utama
yang kelalaian pencatatannya menyebabkan salah saji material. Verifikasi akrual dengan
membandingkan jumlah yang disetujui dalam notulen rapat direksi dan komisaris
5. Tunjangan liburan, tunjangan pengobatan dan kenikmatan lain yang masih harus dibayar
Ketahui dulu kebijakan perusahaan kemudian hitung ulang akrual yang dicatat
6. Pajak Penghasilan pegawai yang masih harus dibayar
Hutang pajak diverikasi dengan cara memeriksa formulir pajak yang disiapkan utnuk periode
berikutnya untuk menentukan jumlah yang seharusnya telah dicatat sebagai kewajiban pada
tanggal neraca.
Akun Beban :
1. Kompensasi pejabat
Tujuan pengujian; untuk melihat apakah kompensasi pejabat sejumlah yang telah disetujui oleh
dewan direksi dan komisaris? Verifikasi juga dibenarkan karena ada beberapa individu
membayar diri mereka sendiri melebihi jumlah yang diotorisasi.
Pengujian yang lazim: dapatkan informasi gaji masing2 pejabat dari notulen rapat dan
bandingkan dengan catatan penghasilan yang berkaitan
2. Komisi
Beban komisi diverifikasi dengan mendapatkan data tarif komisi untuk masing2 jenis penjualan
dan informasi penjualan. Total beban komisi diverifikasi dengan mengalikan tarif komisi masing2
jenis penjualan dengan jumlah penjualan pada kategori tersebut. Biasanya dilakukan
bersamaan dengan pengujian kewajiban akrual.
3. Beban pajak penghasilan pegawai
Merekonsiliasi total gaji dalam masing2 formulir pajak penghasilan pegawai dengan total gaji
keseluruhan.
Hitung ulang total pajak penghasilan dengan cara mengalikan tarif yang sesuai dengan
penghasilan kena pajak. Biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian hutang pajak.
4. Total gaji
Rekonsiliasi total beban gaji dalam buku besar dengan surat pemberitahuan tahunan (SPT),
untuk mengetahui apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian atau
seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
5.

Tenaga kerja kontrakan


Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak perusahaan melakukan kontrak dengan organisasi
luar untuk menyediakan staf pekerja. Contoh; perusahaan seringkali mengontrak perusahaan
jasa teknologi informasi untuk menangani pengelolaan TI perusahaan berikut staf fungsinya.
Fee yang dibayarkan diuji dengan membandingkan jumlah yang disepakati dalam surat kontrak
antara perusahaan / klien dengan perusahaan jasa dari luar.

CHAPTER
: AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
DAN HUTANG USAHA

AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN


Tiga golongan / jenis transaksi:
1. Perolehan barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan pengurangan harga
Kas di Bank

Pembelian Bahan Baku


Hutang Usaha

Retur Pembelian
Peralatan
Dan Pengurangan Harga

Properti,

Potongan Pembelian

Pabrik

dan

Biaya dibayar dimuka

Akun Pengendali
Beban Penjualan

Akun Pengendali
Administrasi
Beban Manufaktur

Akun Pengendali Beban

Akun Pengendali
Tambahan

AKUN AKUN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN


FUNGSI USAHA DAN DOKUMEN & CATATAN TERKAIT
Golongan
Transaksi
Perolehan

Pengeluara
n Kas

Akun Akun

Fungsi Usaha

Persediaan
Properti,
Pabrik
dan
Peralatan
Biaya dibayar dimuka
Leasehold Improvements
Hutang Usaha
Beban Manufaktur
Beban Penjualan
Beban Administrasi

Pemrosesan
Pembelian

Kas di Bank
Hutang Usaha
Potongan Pembelian

Penerimaan
Jasa

Dokumen dan Catatan


Order Permintaan Pembelian
Order Pembelian

Barang

dan

Laporan Penerimaan

Berkas
transaksi
perolehan
Pengakuan Kewajiban
Jurnal perolehan
Faktur pemasok / vendor
Memo Debet
Voucher / Srt Bukti / Bon
Berkas Induk Hutang
Usaha
Neraca Saldo Hutang
Usaha
Laporan Pemasok
Pemrosesan
dan
Cek
Pencatatan
Pengeluaran
Berkas transaksi
kas
pengeluaran kas
Jurnal
pengeluaran
kas

1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian


Titik awal siklus ini adalah permintaan barang dan jasa oleh pegawai klien.
a. Permintaan Pembelian
Permintaan barang dan / atau jasa dari pegawai berwenang.
b. Order Pembelian

Dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi yang berkaitan dengan
barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan. Merupakan dokumen untuk menunjukkan
otorisasi mendapatkan barang.
2. Fungsi Penerimaan Barang dan Jasa
Pada saat inilah kebanyakan perusahaan pertama kali mengakui timbulnya kewajiban
a. Laporan Penerimaan Barang
Dibuat pada saat barang berwujud diterima yang menunjukkan deskripsi barang, kuantitas
diterima, tanggal diterima, dan data lain yang relevan.
3. Pengakuan Kewajiban
Mengharuskan pencatatan yang akurat dan tepat
a. Berkas Transaksi perolehan
Berkas komputer yang meliputi seluruh transaksi perolehan yang diproses oleh sistem komputer
untuk periode tertentu seperti harian, mingguan atau bulanan. Berisi seluruh informasi yang
dimasukkan ke dalam sistem dan meliputi informasi setiap transaksi, seperti nama vendor,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun, dan deskripsi serta kuantitas persediaan yang dibeli.
Informasi ini digunakan untuk bermacam catatan, daftar, atau laporan, tergantung yang
diperlukan perusahaan.
b. Jurnal Perolehan
c. Faktur Pemasok
Mengindikasikandeskripsi, jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos
angkut), syarat potongan tunai, tanggal penagihan.
d. Memo Debet
Menunjukkan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok karena adanya retur pembelian.
e. Voucher
Dokumen yang seringkali digunakan sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian
perolehan. Meliputi lembar sampul / map yang berisi dokumen yang relevan, seperti order
pembelian, rangkapan slip pengepakan, Lap. Penerimaan barang, faktur pemasok. Juga cek
(setelah pembayaran)
f. Berkas Induk Hutang Usaha
Mencatat perolehan individual, pengeluaran kas, retur pembelian dan pengurangan harga untuk
masing-masing pemasok.
g. Neraca Saldo Hutang Usaha
Daftar dari jumlah hak masing-masing pemasok pada satu titik waktu tertentu.
Disiapkan langsung dari Berkas Induk Hutang Usaha.
h. Laporan Vendor
Disiapkan setiap bulan oleh pemasok yang menunjukkan saldo awal, perolehan, retur dan
pengurangan harga, pembayaran ke pemasok dan saldo akhir.
4. Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran kas
a. Cek
Alat pembayaran
b. Berkas Transaksi pengeluaran Kas
File komputer yang meliputi seluruh pengeluaran kas yang diproses sistem akuntansi komputer
untuk periode tertentu, harian, mingguan, bulanan.
c. Jurnal Pengeluaran Kas

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS


AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION

FOR THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE


Understand Internal
Control
ACQUISITIONS & CASH
DISBURSEMENTS

Assess Planned Control


Risk ACQUISITIONS &

CASH DISBURSEMENTS

Determine extent
of Testing Controls

Design Tests of controls


and Sunstantive tests of
transaction
for
acquisitions and cash
disbursements to meet
transaction

related
audit objectives

Audit Procedurs
Sample Size
Items to Select
Timing

1. Memperoleh Pemahaman PI
Dari bagan arus / flow chart, kuesioner PI, dan melakukan uji walkthrough. Prosedur yang digunakan
sama dengan siklus lainnya.
2. Menilai Risiko Pengendalian
PI kunci:
a. Otorisasi Pembelian
Otorisasi yang memadai / pantas sangat penting karena untuk menjamin bahwa barang dan
jasa yang diminta / dibeli sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan untuk mencegah
pembelian yang berlebihan atau barang yang tidak diperlukan.
Otorisasi Umum : untuk pembelian kebutuhan operasi reguler seperti persediaan dan setingkat
itu.
Otorisasi Khusus: untuk membeli aktiva tetap dengan jumlah melebihi batas yang telah
ditetapkan, polis asuransi bernilai besar, penerbitan saham dll, perlu otorisasi dewan direksi &
komisaris.
b. Pemisahan fungsi antara pemegang aktiva dengan lainnya
Bag. Penerimaan terpisah dengan bag. Pencatatan / akuntansi, dan bag. Yang menyimpan
aktiva.
c. Pencatatan tepat Waktu dan Review independen atas transaksi
Untuk beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban dibuat berdasarkan ketika barang dan jasa
diterima, dan beberapa perusahaan lainnya ditangguhkan sampai faktur pemasok diterima.
Bag. Hutang usaha membandingkan rincian data dalam order pembelian, lap. Penerimaan
barang, dan faktur pemasok untuk menentukan bahwa deskripsi, harga, jumlah, syarat, ongkos
angkut dalam faktur pemasok adalah benar.
d. Otorisasi atas Pembayaran
Pengendalian terpenting dalam pengeluaran kas adalah penandatanganan cek oleh pejabat
yang berwenang, pemisahan fungsi otorisasi dan fungsi hutang usaha, dan pemeriksaan
seksama atas dokumen pendukung oleh orang yang berhak menandatangani setiap
menandatangani cek.
3. Menentukan luasnya pengujian atas pengendalian
Setelah mengidentifikasi PI kunci, kelemahan dan menilai Risiko pengendalian, memadai untuk
dapat menentukan apakah pengujian substantif akan dikurangi secukupnya untuk memperluas
pengujian atas pengendalian.

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


UNTUK HUTANG USAHA
Identifikasi risiko usaha
klien yang mempengaruhi
HUTANG USAHA

Tahap I

Tentukan salah saji yang


dapat ditoleransi dan
tetapkan risiko bawaan
untuk HUTANG USAHA

Tentukan risiko
pengendalian untuk siklus
perolehan dan
pembayaran

Rancang dan lakukan


pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus
perolehan dan

Rancang dan lakukan


prosedur analitis untuk
siklus perolehan dan
pembayaran

Rancang pengujian terinci


atas saldo hutang usaha
untuk memenuhi tujuan
audit berkait saldo

Tahap I

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan

ahap III

Identifikasi Risiko Usaha Klien


Akhir2 ini perhatian banyak perusahaan dalam memperbaiki aktifitas manajemen / pengelolaan
rantai persediaannya menjadikan banyaknya perubahan dalam desain / rancangan sistem yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mencatat aktifitas perolehan dan pembayaran. Usaha usaha
untuk melancarkan pembelian barang dan jasa, termasuk perhatian besar dalam pembelian persediaan
dengan Just In Time (JIT), peningkatan pembagian informasi dengan suppliers, dan menggunakan
teknologi dan e-commerce untuk transaksi usaha, mengubah seluruh aspek siklus perolehan dan
pembayaran bagi banyak perusahaan. Aturan dan sistem dapat menjadi rumit / kompleks.
Risiko Usaha klien yang signifikan memungkinkan muncul dari perubahan2 ini. Contoh; pemasok
dapat memiliki akses besar ke catatan hutang usaha klien, memperkenankan mereka secara kontinu
memonitor status akun hutang dan untuk melakukan rekonsiliasi terperinci atas transaksi. Juga,
peningkatan perhatian dalam perbaikan logistik atas perpindahan fisik persediaan melalui rantai
distribusi perusahaan dapat mempersulit penetapan cut-off yang efektif atas saldo hutang usaha pada
akhir tahun.
Auditor harus memahami sifat perubahan sistem2 ini untuk mengidentifikasi apakah risiko usaha
klien dan pengendalian manajemen terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji dalam hutang
usaha.
Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan Risiko Bawaan
Sama dengan piutang usaha, biasanya terdapat banyak jumlah transaksi yang mempengaruhi
hutang usaha, dengan total jumlah yang besar, dan relatif mahal untuk auditnya. Dengan alasan inilah
auditor menetapkan salah saji yang ditoleransi untuk hutang usaha relatif tinggi. Dengan alasan yang
sama pula, auditor menetapkan risiko bawaan sebagai medium atau tinggi. Perhatian utama auditor
pada kelengkapan dan pisah batas, karena salah saji potensial umumnya kurang saji.

Menetapkan risiko pengendalian dan merancang Pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko bawaan untuk hutang usaha,
auditor mempergunakan pemahamannya atas SPI untuk menetapkan risiko pengendalian. Luasnya
pengujian substantif tergantung efektifitas PI yang berkaitan hutang usaha. Oleh karena itu, penting
bagi auditor untuk memperoleh pemahaman bagaimana pengendalian pengendalian yang berkaitan
dengan hutang usaha.
Pengaruh PI klien pada pengujian akun hutang usaha dapat diilustrasikan dalam dua contoh:
1. Asumsikan PI atas pencatatan dan pembayaran perolehan klien sangat efektif. Penerimaan
barang didokumentasikan dengan segera dalam laporan penerimaan barang prenumbered,
voucher prenumbered dan disiapkan dan dicatat dalam berkas transaksi perolehan dan
berkas induk hutang usaha dengan segera. Pengeluaran kas juga dengan segera pada saat
jatuh tempo dan dicatat dalam berkas transaksi pengeluaran kas dan berkas induk hutang
usaha dengan langsung. Saldo2 hutang usaha individual dalam berkas induk direkonsiliasi
setiap bulan dengan llaporan pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi total
berkas induk ke buku besarnya. Dalam kondisi seperti ini, verifikasi hutang usaha seharusnya
tidak memerlukan audit yang luas,karena auditor menyimpulkan PI beroperasi secara efektif.
2. Contoh kedua; PI tidak efektif. Tidak ada Laporan penerimaan barang, klien baru mencatat
perolehan ketika pengeluaran kas dilakukan, tagihan sering dibayar beberapa bulan setelah
jatuh tempo. Ketika auditor menghadapi kondisi ini, ada kemungkinan tinggi terjadi kurang
saji, karena itu pengujian perinci secara extensif atas hutang usaha perlu untuk menentukan
apakah hutang usaha dinyatakan secara wajar / tepat dalam L/K.
Penting untuk merekonsiliasi laporan bulanan dari pemasok dengan kewajiban tercatat dan berkasi
induk hutang usaha dan dengan buku besarnya. Harus dilakukan oleh orang yang independen atau oleh
komputer.
Rancang dan Lakukan Prosedur Analitis
Prosedur Analitis
Bandingkan saldo akun beban terkait perolehan
dengan tahun sebelumnya
Telaah daftar hutang usaha untuk hutang tidak
biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang
berbunga
Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun
lalu
Hitung rasio seperti pembelian dibagi hutang
usaha, dan hutang usaha dibagi kewajiban lancar

Kekeliruan yang mungkin


Salah saji hutang usaha dan beban
Kekeliruan klasifikasi untuk kewajiban nondagang
Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak
absah, atau salah saji
Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak
absah, atau salah saji

Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha
Tujuan menyeluruh dalam audit atas hutang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo hutang
usaha dinyatakan secara wajar dan diungkapkan dengan memadai. Delapan dari sembilan tujuan audit
berkait saldo dapat diterapkan untuk hutang usaha. Nilai Realisasi tidak dapat diterapkan untuk
kewajiban.
Auditor harus mengenali perbedaan penekanan antara audit kewajiban dan audit aset / aktiva.
Ketika aset sedang diverifikasi, perhatian difokuskan untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo akun2
neraca tersebut tidak lebih saji (overstatement). Keberadaan aktiva yang dicatat harus senantiasa
dipertanyakan dan diverifikasi dengan konfirmasi, pengujian fisik, dan pengujian dokumen pendukung.
Auditor seharusnya tidak mengabaikan kemungkinan aktiva kurang saji, tapi kenyataannya auditor
lebih menaruh perhatian pada kemungkinan lebih saji daripada kurang saji.
Pendekatan sebaliknya diambil dalam memverifikasi saldo kewajiban, yaitu bahwa perhatian utama
untuk menemukan kewajiban kurang saji atau dihilangkan.
1. Pengujian Kewajiban sudah lewat waktu
Penekanan terletak pada kurang saji, maka pengujian kewajiban sudah lewat waktu ( out-of period
liabilities ) penting. Luas pengujian untuk menemukan hutang usaha yang tidak dicatat (pencarian
hutang usaha yg tdk dicatat) sangat tergantung pada risiko pengendalian yang ditetapkan dan
materialitas saldo-saldo potensial dalam akun tersebut.
Prosedur audit yang merupakan pengujian tipikal:
a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.
Tujuan: menemukan pembayaran dalam periode berikutnya untuk kewajiban pada tanggal
neraca.
Setiap pembayaran untuk kewajiban periode berjalan harus ditelusuri ke neraca saldo hutang
usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut sudah dicatat sebagai kewajiban.
b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir tahun
Untuk memeriksa kewajiban yang belum dibayar hingga mendekati akhir pemeriksaan, bukan
untuk kewajiban yang telah dibayar
Misal; dalam audit dengan thn berakhir tanggal 31 Des, auditor memeriksa dokumentasi
pendukung untuk cek2 yang dibayar sampai 31 Maret, maka semua tagihan yang belum
dibayar harus diperiksa untuk menentukan apakah tagihan2 itu untuk kewajiban periode yang
diaudit.
c.

Menelusuri Lap. Penerimaan Brng yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknya
Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun , yg ditunjukkan oleh LPB, harus dimasukkan
sebagai hutang usaha. Telusuri LPB yang dibuat pada atau sebelum akhir tahun ke faktur

d.

e.

pemasok, pastikan bahwa semua sudah dimasukkan ke dalam hutang usaha (menguji
kewajiban yang tidak dicatat / kelengkapan)
Menelusuri rekening tagihan pemasok yang menunjukkan saldo terhutang ke neraca saldo
hutang usaha
Jika klien menyimpan satu arsip rekening tagihan pemasok, laporan yang menunjukkan adanya
saldo terhutang dapat ditelusuri ke daftar tersebut untuk memastikan bahwa saldo2 tersebut
sudah dicatat sebagai hutang usaha.
Konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dengan klien
Untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar hutang usaha, penghilangan
transaksi, dan salah saji saldo akun

2. Pengujian Pisah Batas


Untuk menguji apakah transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca
telah dimasukkan ke dalam periode yang tepat.
Kelima prosedur di atas dapat digunakan untuk menguji pisah batas, hanya penekanannya pada kurang
saji.
a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.
b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir
c. Menelusuri Lap. Penerimaan Brng yang dibuat setelah akhir tahun ke faktur pemasoknya

CHAPTER 20 : MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN


DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH
Akun-akun yang terlibat dalam siklus perolehan dan pembayaran:
Assets
Kas di bank
Persediaan (Inventory)
Perlengkapan ( Supplies )

Expenses
Harga Pokok Penjualan
Beban Sewa
Pajak Properti

Properti, Bangunan Pabrik, &


Peralatan
Paten, merek dagang, dan hak
cipta
Sewa dibayar dimuka (prepaid
rent)
Pajak dibayar dimuka (prepaid
taxes)
Asuransi dibayar dimuka (prepaid
insurance)

Beban pajak penghasilan

Liabilities
Hutang Usaha
Hutang sewa
Honor profesional yg msh hrs
dbyr (accrued professional
fee)
Pajak properti msh hrs dbyr

Fee / honor profesional

Beban lain yg msh hrs dbyr

Tunjangan
pensiunan
(retirement benefits)
Prasarana

Hutang pajak penghasilan

Beban asuransi

AUDIT ATAS PROPERTI, BANGUNAN PABRIK, DAN PERALATAN

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


UNTUK AKUN-AKUN LAINNYA DLM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN

Identifikasi risiko usaha


klien yang
mempengaruhi

Tentukan salah saji yang


dapat ditoleransi dan
tetapkan risiko bawaan
untuk AKUN-AKUN

Tentukan risiko
pengendalian

Rancang dan lakukan


pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus
perolehan dan

Rancang dan lakukan


prosedur analitis untuk
siklus perolehan dan
pembayaran

Rancang pengujian terinci


atas saldo saldo akun
untuk memenuhi tujuan
audit berkait saldo

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan

Properti, bangunan pabrik, dan peralatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Tanah dan pematangan tanah (land and land improvements)
2. Bangunan dan peningkatan bangunan
3. Peralatan pabrik
4. Perabot dan perlengkapan kantor
5. Kendaraan bermotor dan truk
6. Leasehold improvement
7. Pembangunan properti, pabrik, dan peralatan dalam proses
Karena audit untuk properti, bangunan pabrik, dan peralatan adalah sama, bagian ini memfokuskan
dalam audit atas peralatan pabrik untuk mengilustrasikan pendekatan yang tepat untuk audit atas
properti, bangunan dan peralatan.
Catatan akuntansi utama untuk peralatan pabrik dan properti lainnya, bangunan, dan peralatan
biasanya berupa berkas induk aktiva tetap.
Peraltan pabrik diaudit berbeda dari aktiva lancar, karena:
1. Biasanya terdapat sedikit perolehan aktiva tetap / peralatan pabrik pada periode berjalan
2. jumlah perolehan seringkali material
3. peralatan kemungkinan besar akan tercatat dan bertahan dalam catatan-catatan akuntansi
untuk beberapa tahun
Beberapa akun diverifikasi dengan cara yang sama dengan aktiva lancar, akun ini mencakup paten, hak
cipta, biaya katalog, dan seluruh akun properti, pabrik, dan peralatan.
Dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.

audit peralatan pabrik, akan berguna jika memisahkan pengujian sebagai berikut:
Prosedur analitis
Verifikasi perolehan tahun berjalan
Verifikasi pelepasan (disposal) tahun berjalan
Verifikasi saldo akhir akun aktiva
Verifikasi beban penyusutan
Verifikasi saldo akhir dari akumulasi penyusutan

1. Prosedur Analitis
Prosedur Analitis
Bandingkan beban depresiasi dibagi biaya bruto
dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya
Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya
bruto dari peralatan pabrik dengan tahun
sebelumnya
Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan
bulanan atau tahunan, beban perlengkapan,
beban peralatan kecil dengan akun-akun yang
sama dengan tahun sebelumnya
Bandingkan biaya bruto pabrik dibagi dengan
beberapa
ukuran
produksi
dengan
tahun
sebelumnya

Kekeliruan yang mungkin


Kekeliruan
dalam
beban
penyusutan
dan
akumulasi penyusutan
Kekeliruan dalam mencatat akumulasi penyusutan
Membebankan
dikapitalisasi

jumlah

yang

seharusnya

Peralatan menganggur atau peralatan yang telah


dilepas tetapi tidak dihapus

2. Verifikasi Perolehan tahun berjalan


Pencatatan yang semestinya terhadap penambahan dalam tahun berjalan merupakan hal penting,
karena pengaruh jangka panjang dari aktiva tetap terhadap L/K. Kegagalan mengkapitalisasi aktiva
tetap, atau pencatatan perolehan dalam jumlah tidak tepat, mempengaruhi neraca hingga
perusahaan melepas aktiva tersebut. Ikhtisar Laba Rugi dipengaruhi hingga aktiva disusutkan
seluruhnya.

Tujuan Audit berkait saldo

Prosedur Audit yang lazim

Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan


cocok dengan jumlah pada berkas induk yang
terkait, dan jumlah total cocok dengan buku
besarnya (Kecocokan rincian)
Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
(eksistensi)

Jumlah ke bawah (foot) skedul perolehan


Telusuri jumlah total ke buku besarnya
Telusuri individual ke berkas induk untuk jumlah
dan deskripsi.
Periksa
faktur
pemasok
dan
Laporan
penerimaan barang
Pemeriksaan fisik aktiva
Periksa faktur pemasok untuk akun-akun yang
terkait erat seperti perbaikan dan perawatan
untuk menemukan unsur2 yang seharusnya
dicatat sebagai peralatan pabrik.
Telaah perjanjian sewa guna usaha dan sewa
Periksa faktur pemasok

Perolehan yang ada telah dicatat (kelengkapan)

Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung


dengan akurat (akurasi)
Perolehan
tahun
berjalan
yang
tercatat
diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi)

Periksa faktur pemasok untuk akun peralatan


pabrik
untuk
menemukan
unsur2
yang
seharusnya diklasifikasi sebagai peralatan
kantor, bagian dari bangunan, atau perbaikan

Perolehan tahun berjalan dicatat pada periode


yang tepat (pisah batas)
Perolehan tahun berjalan yang tercatat dimiliki
klien (hak)

Periksa faktur pemasok untuk akun2 terkait


seperti
perbaikan
&
perawatan
untuk
menemukan unsur-unsur yang seharusnya
dicatat sebagai peralatan pabrik.
Periksa beban sewa dan beban sewa guna
usaha akan adanya sewa guna usaha yang
dikapitalisasi
Telaah transaksi yang terjadi dekat dengan
tanggal neraca untuk menyakinkan transaksi
dicatat pada periode yang tepat
Periksa faktur pemasok

3. Verifikasi pelepasan tahun berjalan


Transaksi pelepasan peralatan pabrik seringkali salah saji ketika PI perusahaan tidak memiliki
metode formal untuk menginformasikan kepada manajemen mengenai penjualan, pertukaran,
pembuangan atau pencurian peralatan dan mesin yang tercatat. Jika klien gagal mencatat pelepasan,
biaya perolehan (origin cost) akun peralatan pabrik akan disajikan lebih dengan tidak terbatas. Dan nilai
buku netto akan lebih saji sampai aktiva tersebut disusutkan sepenuhnya. Metode formal untuk
penelusuran pelepasan dan ketentuan2 atas otorisasi yang pantas atas penjualan atau pelepasan
peralatan pabrik lainnya dapat membantu mengurangi risiko salah saji.
Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, pertukaran atau pembuangan peralatan pabrik
adalah bahwa pelepasan yang terjadi telah dicatat dan pelepasan telah dicatat secara akurat.
Prosedur yang digunakan untuk verifikasi pelepasan:
1. Menelaah apakah terdapat aktiva2 baru yang menggantikan aktiva yang ada
2. Menganalisa keuntungan atau kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapatan lain2 untuk
penerimaan dari pelepasan aktiva
3. Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan pada lini produk, pajak2 properti atau penutupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
4. Tanya jawab dengan manajemen dan pegawai produksi mengenai kemungkinan pelepasan
aktiva.
4. Verifikasi Saldo Akhir dalam Akun Aktiva
Dua tujuan auditor saat mengaudit peralatan pabrik adalah menentukan:
a. Seluruh peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
b. Seluruh peralatan yang dicatat adalah eksis / ada pada tanggal neraca ( eksistensi)
Dalam merancang pengujian untuk memenuhi tujuan ini, pertama-tama auditor harus
mempertimbangkan sifat PI atas peralatan pabrik. Idealnya, auditor mampu memutuskan bahwa
pengendalian mencukupi / memadai memperkenankan auditor bergantung pada saldo akhir tahun
sebelumnya.
Pengendalian penting mencakup penggunaan berkas induk untuk masing2 aktiva tetap, pengendalian
fisik yang memadai untuk aktiva yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan (seperti komputer,
peralatan kecil dan kendaraan), penetapan nomor identifikasi untuk setiap aktiva pabrik dan
perhitungan fisik secara periodik terhadap aktiva tetap dan rekonsiliasi oleh pelaksana / personil
akuntansi.
Prosedur audit:
1. Pengujian ditentukan berdasarkan berkas induk.
2. Tujuan kecocokan rincian peralatan pabrik yang tercatat dalam berkas induk sesuai dengan
buku besarnya. Hitung total berkas induk dan cocokkan dengan saldo buku besarnya.
3. Tujuan eksistensi, pilih sampel dalam berkas induk dan periksa fisik aktiva sesungguhnya.
4. Tujuan akurasi dan klasifikasi tidak diperlukan karena aktiva2 tersebut kemungkinan besar telah
diverifikasi dalam audit tahun sebelumnya pada saat aktiva2 tersebut diperoleh. Hanya tetap
harus disadari auditor bahwa perusahaan kadangkala tetap menyimpan peralatan pabrik yang
tidak lagi digunakan. Jika jumlahnya material, evaluasi apakah aktiva2 tersebut sebaiknya
dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi atau sedikitnya diungkapkan secara terpisah
sebagai peralatan non operasi.
5. Tujuan penyajian dan pengungkapan. Perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya kewajiban2
hukum, untuk menentukan apakah peralatan pabrik dijaminkan. Mempelajari persyaratan
pinjaman dan perjanjian kredit dan kirim konfirmasi pinjaman ke bank dan lembaga-lembaga
kredit lainnya. Dapat juga diperoleh dari diskusi dengan klien atau konfirmasi dengan penasehat
hukum.
5. Verifikasi Beban Penyusutan
Beban penyusutan merupakan satu diantara sedikit akun beban yang diverifikasi sebagai bagian
dari pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Tujuan terpenting untuk beban penyusutan adalah akurasi. Dua hal utama terlibat dalam tujuan
tersebut adalah:
a. menentukan apakah klien melaksanakan suatu kebijaksanaan penyusutan yang konsisten dari
suatu periode ke periode lainnya
b. apakah perhitungan penyusutan akurat
Dalam menentukan konsistensi penyusutan ada 4 perimbangan : (1) umur manfaat dari perolehan
periode tahun berjalan, (2) metode depresiasi, (3) taksiran nilai sisa, (4) kebijaksanaan penyusutan
aktiva dalam tahun perolehan dan pelepasan.
Menguji akurasi: menghitung kembali beban penyusutan untuk menentukan apakah klien
melaksanakan kebijaksanaan penyusutan yang layak dan konsisten.

6. Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan


Debet pada akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit pelepasan aktiva,
sedangkan kredit pada akumulasi penyusutan diverifikasi sebagai bagian dari audit beban penyusutan.
Dua tujuan biasanya ditekankan dalam audit atas akumulasi penyusutan:
a. Akumulasi penyusutan dalam berkas induk properti sesuai dengan saldo buku besarnya
Prosedur audit: uji penjumlahan ke bawah dari akumulasi penyusutan dalam berkas induk
properti dan telusuri totalnya ke buku besar.
b. Akumulasi penyusutan dalam berkas induk adalah tepat

CHAPTER 21: AUDIT ATAS SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan banyak waktu dalam
audit karena hal-hal di bawah ini:
1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang
melibatkan modal kerja.
2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan dan pengendalian
fisik. Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan
penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan besar bagi auditor.
3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor. Barang2 seperti perhiasan, bahan
kimia, suku cadang elektronik sering menyulitkan pengamatan dan penilaian.
4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya
manufaktur ke persediaan
5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai
metode tersebut konsisten dari tahun ke tahun. Terlebih lagi perusahaan sering menggunakan
metode penilaian persediaan berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.
Fungsi Usaha dalam Siklus Persediaan dan Pergudangan dan Dokumen & Catatan terkait
1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi.
Permintaan pembeliaan digunakan untuk meminta bagian pembelian mengorder barang
persediaan. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer ketika persediaan
mencapai tingkat tertentu.
Pengendalian atas permintaan pembelian dan oder pembelian dievaluasi sebagai bagian dari
siklus perolehan dan pembayaran.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan barang yang diorder bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Bagian yang
menerima membuat Lap. Penerimaan Barang.
3. Menyimpan Bahan Baku
Penyimpanan dilakukan di gudang. Barang dikeluarkan dari gudang jika ada permintaan yang
diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lainnya yang menyebutkan jenis & jumlah. Dokumen
ini digunakan untuk mengupdate berkas induk persediaan perpetual.
4. Memproses barang
Bagian Pengendalian Produksi yang terpisah bertanggung jawab atas penentuan jenis dan
jumlah produksi. Dalam berbagai bagian produksi harus dibuat ketentuan yang mengatur
kuantitas produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik
barang dalam proses. Bagian produksi harus membuat laporan produksi dan barang rusak
sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang
akurat.
Dalam beberapa perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan
bagian penting dari fungsi pemrosesan barang. Sistem ini perlu untuk mengindikasikan
profitabilitas relatif berbagai produk untuk perencanaan dan pengendalian dan untuk menilai
persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan.
Ada 2 jenis sistem biaya secara umum:
a. job-cost systems (pekerjaan order/ berdasarkan pesanan)
Biaya yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan pesanan tertentu.
b. process cost systems (biaya proses)
biaya per unit produksi dialokasikan ke setiap barang yang diproses.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan yang menunjukkan
akumulasi bahan, upah dan biaya overhead dari suatu pekerjaan pesanan atau proses saat
biaya-biaya itu timbul. Sewaktu pekerjaan atau produk selesai, biaya yang timbul dipindahkan /
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi didasarkan laporan bagian produksi.
5. Menyimpan barang jadi
Barang jadi disimpan di gudang menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan SPI yang
baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi tsb. secara terpisah, dengan akses terbatas
ke area tersebut. Pengendalian barang jadi bagian dari siklus penjualan dan penagihan /
penerimaan kas.
6. Pengiriman barang jadi
Bagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Setiap pengiriman atau pengeluaran
barang harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.

7.

Berkas Induk Persediaan Perpetual


Catatan perpetual yang terpisah digunakan untuk pencatatan bahan baku dan barang jadi.
Kebanyakan perusahaan tidak menggunakannya untuk barang dalam proses.
BI persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang
dibeli, dijual dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

jadi

Memproses
Menerima
Pengiriman
Order pembelian Bahan baku

Arus
Persediaan

Menerima
Bahan
Baku

Menyimpan

Memproses

Menyimpan

Bahan baku

barang

barang jadi

Meletakkan
BB di
gudang

Menempatkan
BB dalam
produksi

Meletakkan
barang jadi di
gudang

barang

Mengirim
barang jadi

Dokumentasi
Permintaan
Laporan
Berkas Induk
Permintaan
Berkas
Induk
Dokumen
Terkait
pembelian
Penerimaan
persediaan
bahan baku
persediaan
pengiriman
Barang
bahan baku
barang jadi
Perpetual
perpetual
Order Pembelian Faktur Pemasok
Catatan Akuntansi
Berkas
Biaya
Catatan AkBi
Induk persediaan
ba
rang jadi
Cat. AkBi.
BAGIAN2 DARI AUDIT ATAS PERSEDIAAN
Tujuan menyeluruh dalam audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah untuk menentukan apakah
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah disajikan secara wajar dalam L/K.
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dibagi dalam 5 (lima) bagian tersendiri:
1.

Memperoleh dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead


Mengandung 3 fungsi pertama:
a. fungsi pemrosesan order pembelian
diuji sebagai bagian dari pengujian atas
pengendalian dan
b. fungsi penerimaan bahan baku
pengujian substantif atas transaksi siklus perolehan
dan
c. fungsi penyimpanan bahan baku
pembayaran dan siklus penggajian dan kepegawaian

2.

Transfer Aktiva dan Biaya


Pemindahan intern tercermin dalam fungsi: (1) memproses barang , dan (2) menyimpan barang jadi /
pergudangan
Ke 2 fungsi ini tidak berkaitan dengan siklus lain. Diuji dalam pengujian siklus persediaan dan pergudangan.
Catatan akuntansi yang berkaitan dengan fungsi ini disebut catatan akuntansi biaya.
Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya
Pencatatan pengiriman barang dan biaya terkait merupakan bagian dalam siklus penjualan dan penerimaan
kas. Pemahaman dan pengujian pengendalian intern fungsi tersebut dilakukan sebagai bagian dari
pengujian siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas transaksi harus meliputi prosedur verifikasi
untuk akurasi BI persediaan perpetual.
Pengamatan fisik persediaan
Pengamatan perhitungan fisik yang dilakukan klien perlu untuk menentukan apakah persediaan yang
tercatat benar2 ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien. Persediaan adalah area
audit pertama dimana pengamatan fisik adalah jenis bahan bukti penting untuk verifikasi saldo akun.
Menilai harga dan Mengkompilasi Persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harga harus diuji untuk menentukan apakah klien telah
menggunakan suatu metode persediaan yang sesuai dengan PABU dengan benar dan dilaksanakan secara
konsisten.
Prosedur audit yang digunakan untuk ini biasa disebut pengujian harga ( price test ). Auditor juga harus
menguji apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, jumlah persediaan dan harganya
dicatat dan dijumlahkan dengan benar. Pengujian ini disebut pengujian kompilasi (compilation test).

3.

4.

5.

Transfer Aktiva dan Biaya, dimana dihitung dalam catatan akuntansi biaya, merupakan satu dari tiga bagian yang
diaudit dalam siklus persediaan dan pergudangan yang tidak diuji dalam siklus lainnya.
AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA

Sistem dan pengendalian akuntansi biaya dari perusahaan yang berbeda akan lebih bervariasi dari sistem dan
pengendalian intern lainnya karena beragamnya jenis persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan
manajemen.
1.

Pengendalian Akuntansi Biaya


Adalah hal2 yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya terkait dari titik dimana bahan baku diminta
sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Untuk memudahkan
pengendalian ini dibagi 2 kategori:
a. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
b. Pengendalian atas biaya yang berkaitan dengannya.
Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik atas aktiva untuk mencegah penyalahgunaan
dan pencurian. Penggunaan gudang yang terpisah-pisah dengan akses terbatas untuk bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. Dalam kasus tertentu, penugasan pegawai tertentu yang bertanggungjawab
secara spesifik pada persediaan, persetujuan melalui dokumen prenumbered untuk otorisasi pemindahan
persediaan juga melindungi aktiva dari penggunaan yang tidak tepat. Berkas Induk Persediaan Perpetual
( Perpetual Inventory Master Files ) yang dikelola pegawai yang tidak memiliki akses ke aktiva adalah
bentuk pengendalian akuntansi biaya yang juga penting. BIPP penting karena menyediakan catatan tentang
jumlah persediaan yang ada, yang akan digunakan sebagai dasar untuk produksi atau pembelian tambahan
bahan baku atau barang lain, memberikan catatan tentang penggunaan bahan baku dan penjualan barang
jadi.

2.

Pengujian Atas Akuntansi Biaya


Konsep mengaudit akuntansi biaya sebenarnya tidak berbeda dengan siklus transaksi yang lainnya.

Pahami SPI Sistem


Akuntansi Biaya

Tetapkan Risiko Pengendalian


yang direncanakan Sistem
Akuntansi Biaya

Menentukan luasnya
pengujian pengendalian

Rancang pengujian atas


pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk
sistem akuntansi biaya guna
memenuhi tujuan audit berkait
transaksi

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Unsur yang dipilih
Saat Pelaksanaan

Pengendalian Fisik
Pengujian auditor tentang memadai tidaknya pengendalian fisik atas bahan baku, barang dlm proses, dan
barang jadi dibatasi pada pengamatan (observation) dan tanya jawab (inquiry). Contoh: auditor harus
memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah bahan baku telah dilindungi dari
pencurian dan penyalahgunaan dengan adanya gudang yang terkunci. Jika auditor menyimpulkan bahwa SPI
tidak memadai sehingga sulit untuk menghitungnya, auditor harus memperluas pengamatannya atas pengujian
persediaan fisik untuk meyakinkan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan.
Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan
Perhatian utama apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi (eksistensi), pemindahan yang terjadi telah
dicatat (kelengkapan), jumlah, deskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat (akurasi).
Pahami terlebih dahulu SPI, sehingga pengujian dapat mudah dilakukan melalui pemeriksaan terhadap catatn
dan dokumen. Contoh: Untuk menguji eksistensi dan akurasi pemindahan barang dari gudang bahan baku ke
bagian produksi adalah dengan menghitung rangkaian permintaan bahan baku, meneliti persetujuan
permintaan tersebut, dan membandingkan jumlah, deskripsi, dan tanggalnya dengan informasi yang ada pada
berkas induk persediaan perpetual bahan baku.
Berkas Induk Persediaan Perpetual
Memiliki efek besar pada saat pelaksanaan dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan.
Jika BIPP akurat biasanya memungkinkan pengujian fisik dilakukan sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik
interim dapat menghemat biaya auditor dan klien secara signifikan, dan memungkinkan klien mendapatkan L/A
lebih awal. Juga memungkinkan auditor untuk mengurangi pengujian fisik persediaan jika tingkat risiko
pengendalian yang berkaitan dengan pengamatan fisik tersebut rendah.
Pengujian atas BIPP untuk mengurangi pengujian fisik persediaan atau mengubah saat pelaksanaannya,
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dokumen.
Catatan Biaya per Unit
Bagian penting dari Akuntansi Biaya untuk mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku, upah
langsung, dan overhead pabrik. Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan
produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Pahami dulu SPI.

PROSEDUR ANALITIS

Prosedur Analitis

Kekeliruan yang mungkin

Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun2


sebelumnya
Bandingkan perputaran persediaan (harga pokok
penjualan dibagi rata2 persediaan) dengan tahun2
sebelumnya
Bandingkan biaya per unit persediaan dengan tahun2
sebelumnya

Lebih saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok


penjualan
Keusangan persediaan yang berdampak pada persediaan
dan harga pokok penjualan.
Lebih saji atau kurang saji persediaan
Lebih saji atau kurang saji biaya per unit persediaan,
yang berdampak terhadap persediaan dan harga pokok
penjualan

Bandingkan nilai persediaan dengan tahun2 sebelumnya

Kekliruan kompilasi, biaya per unit, yang berdampak


pada persediaan dan harga pokok penjualan
Kekeliruan biaya per unit persediaan, terutama upah
langsung dan overhead pabrik, yang berdampak pada
persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan


tahun2 sebelumnya (Biaya variabel disesuaikan dengan
perubahan dalam volume)

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


Metodologi yang sama digunakan untuk merancang pengujian terinci atas saldo persediaan.
1. Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan
2. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan tetapkan risiko bawaan untuk siklus persediaan dan
pergudangan
3. Tetapkan risiko pengendalian untuk beberapa siklus
(siklus persediaan & pergudangan, siklus penjualan & penagihan, siklus perolehan & pembayaran, dan
siklus penggajian & personalia)
4. Rancang dan lakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk beberapa
siklus
5. Rancang dan lakukan prosedur analitis
6. Rancang dan lakukan pengujian terinci atas saldo persediaan untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo.
PENGAMATAN FISIK ATAS PERSEDIAAN
Pengendalian
Prosedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern
yang independen atas perhitungan, rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan BIPP, dan pengendalian
yang cukup terhadap kartu atau kertas kerja hasil perhitungan.
Keputusan Audit
Meliputi; prosedur audit, saat pelaksanaan, menetapkan ukuran sampel, dan memilih unsur yang akan diuji.
Saat pelaksanaan. Jika catatan perpetual akurat, tidak perlu klien melakukan perhitungan persediaan fisik tiap
tahun, tetapi auditor hanya membandingkan catatan perpetual dengan persediaan aktual secara sampling pada saat
diperlukan. Jika tidak ada catatan perpetual dan nilai persediaan material, perlu dilakukan perhitungan fisik secara
lengkap ketika mendekati tanggal neraca, dan auditor mengujinya pada saat yang sama.
Pengujian Pengamatan Fisik
Hal terpenting adalah menentukan apakah perhitungan fisik telah dilaksanakan sesuai instruksi klien. Sangat penting
bagi auditor untuk hadir pada saat perhitungan fisik dilakukan.
Titik awal pengenalan terhadap persediaan klien, auditor melakukan kunjungan ke fasilitas klien termasuk bagian
penerimaan barang, gudang, bagian produksi, perencanaan, dan bagian pencatatan. Kunjungan ini sebaiknya
disertai penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai proses produksi.
AUDIT ATAS PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI PERSEDIAAN
Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
SPI yang penting adanya catatan biaya standar yang menunjukkan varian dalam bahan baku, upah dan overhead,
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi. Adanya penelaahan dan pelaporan persediaan usang, rusak,
yang perputarannya lambat atau lebih saji.
Pengendalian Intern kompilasi untuk meyakinkan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan memadai,
dinilai harganya sama dengan catatan per unitnya, dikalikan dan dijumlahkan dengan benar, dan disertakan ke Buku
besar dalam jumlah yang tepat.
Prosedur Penetapan dan Kompilasi Harga
Tujuan Spesifik berkait saldo diterapkan untuk prosedur penilaian harga dan kompilasi. Pengamatan fisik sumber
utama informasi pisah batas untuk penjualan dan pembelian.
Penilaian Persediaan
Menilai Harga Persediaan yang dibeli. Lihat metode apa yang digunakan, apakah FIFO, LIFO, rata2 tertimbang atau
metode penilaian lain. Penting juga untuk menetapkan biaya apa saja yang diikutkan dalam penilaian persediaan,
seperti ongkos angkut, potongan, dll. Periksa faktur pembeliannya. Jika ada BIPP yang mencantumkan harga beli per
unit, telusuri biaya per unit ke catatan perpetual dari pada ke faktur pemasok.
Menilai harga persediaan yang diproduksi. Harus dipertimbangkan biaya bahan baku, upah langsung, overhead
dalam menilai barang dalam proses dan barang jadi.

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL


(AUDIT OF THE CAPITAL ACQUISITION AND REPAYMENT CYCLE)
Siklus ini berhubungan dengan perolehan sumber daya modal (capital resources) dalam bentuk hutang dengan
beban bunga dan modal (owners equity) dan pembayaran kembali modal. Meliputi juga pembayaran bunga dan
dividen.
Siklus ini menjadi penting karena ini merupakan sumber utama keuangan bagi banyak perusahaan.
Empat karakteristik dari siklus perolehan dan pembayaran kembali modal:
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi seringkali setiap transaksi jumlahnya
material.

2.
3.

4.

Contoh: perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi sekalinya obligasi diterbitkan seringkali dalam
jumlah besar.
Tidak dimasukkannya satu transaksi tunggal yang mungkin material.
Jika ada satu transaksi yang tidak dimasukkan, akibatnya kurang saji kewajiban dan kurang saji modal.
Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumendokumen pemilikan yang serupa.
Auditor harus memperoleh keyakinan bahwa Syarat2 hukum penting yang mempengaruhi Lap.Keuangan
telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.
Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan hutang dan modal.
Dalam audit terhadap hutang berbunga perlu memverifikasi secara bersamaan atas beban bunga dan
hutang bunga, begitu pula audit atas modal, dividen dan hutang dividen.

Akun-akun yang terlibat dalam siklus ini:


1. Notes Payable (Wesel Bayar)
2. Contracts Payable (Hutang Kontrak)
3. Mortgages Payable (hipotik)
4. Bonds Payable (Hutang Obligasi)
5. Interest Expense (Beban bunga)
6. Accrued Interest (Bunga masih harus dibayar)
7. Cash in Bank (Kas di Bank)
8. Capital Stock Common ( Modal Saham Biasa)
9. Capital Stock Preferred (Modal- saham preferen)
10. Paid-in Capital in Excess of par (Modal disetor di atas nilai pari)
11. Donated Capital ( Modal Donasi)
12. Retained Earnings (Laba ditahan)
13. Appropriation of Retained Earnings (Apropriasi laba ditahan)
14. Treasury Stock (Saham tresuri)
15. Dividends declared (Dividen yang diumumkan)
16. Dividends Payable (Hutang dividen)
17. Proprietorship Capital Account (Perusahaan perorangan- akun modal)
18. Partnership capital account (Persekutuan akun modal)

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


UNTUK WESEL BAYAR
Identifikasi risiko usaha
klien yang mempengaruhi
WESEL BAYAR

Tentukan salah saji yang


dapat ditoleransi dan
tetapkan risiko bawaan
untuk WESEL BAYAR

Tahap I

Tahap I

Tentukan risiko
pengendalian untuk
WESEL BAYAR

Tahap I

Rancang dan lakukan


pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif atas
transaksi

Tahap II

Rancang dan lakukan


prosedur analitis untuk
AKUN WESEL BAYAR

Tahap III

Rancang pengujian terinci


atas saldo hutang usaha
untuk memenuhi tujuan
audit berkait saldo

Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Pos/unsur
yang
dipilih
Saat Pelaksanaan

Tahap III

WESEL BAYAR
Wesel Bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang mungkin dijamin oleh aktiva atau sama sekali tidak
dijamin.
Biasanya dikeluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu tahun. Tapi ada juga yang lebih dari satu tahun.
Aktiva yang dijaminkan dapat berupa efek-efek, persediaan, dan aktiva tetap.
Pembayaran pokok dan bunga sesuai persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk jangka pendek, pembayaran pokok
dan bunga biasanya pada saat jatuh tempo. Untuk yang lebih dari 90 hari, biasanya pembayaran bunga bulanan,
atau triwulanan.
TUJUAN AUDIT ATAS WESEL BAYAR UNTUK MENENTUKAN APAKAH:
1. Struktur pengendalian intern atas wesel bayar cukup memadai.
2. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi
dengan pantas dan dicatat sesuai dengan ke 6 tujuan audit berkait transaksi.
3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang terkait, telah
dinyatakan dengan wajar dan sesuai dengan 8 dari 9 tujuan audit terkait saldo. (Nilai yang dapat direalisasi
tdk dapat diterapkan).
PENGENDALIAN INTERN
Terdapat 4 PI yang penting atas wesel bayar:
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru.
Tanggung jawab penerbitan wesel baru ada pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya
diperlukan 2 tanda tanagn pejabat tinggi perusahaan. Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat pembayaran
dan aktiva yang dijaminkan harus menjadi bagian dari perjanjian. Jika ada perpanjangan wesel bayar
otorisasi serupa diperlukan.
2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pembayaran Bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran (pengeluaran kas).
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai
Buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar. Dilakukan seorang
petugas. Wesel2 yang telah dibayar harus dibatalkan (cancelled notes payable) dan disimpan oleh
karyawan yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik.
Secara periodik, catatan2 wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar, dibandingkan dengan catatan
pemegang wesel oleh orang yang terpisah dari pencatatan. Kemudian oleh orang yang independen dihitung
kembali beban bunga untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Pengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman
serta bunga. Pengujiannya merupakan bagian dari pengujian transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluran kas.
Pengujian transaksi atas wesel bayar harus lebih menekankan pengujian terhadap 4 PI di atas. Juga penekanan
terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.
PROSEDUR ANALITIS
P/A merupakan hal esensial karena seringkali pengujian terinci atas saldo beban bunga dan bunga terhutang dapat
dieliminasi bila hasilnya menguntungkan.
PROSEDUR ANALITIS
Hitung ulang taksiran beban bunga dengan dasar tingkat
bunga rata-rata dan wesel bayar bulanan keseluruhan
Bandingkan wesel bayar individual yang beredar dengan
tahun sebelumnya
Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan
bunga terhutang dengan tahun sebelumnya

KEKELIRUAN YANG MUNGKIN


Salah saji beban bunga dan bunga yang masih harus
dibayar, atau pengabaian wesel bayar yang beredar
(outstanding note payable)
Pengabaian atau salah saji wesel bayar
Salah saji beban bunga dan bunga terhutang, atau wesel
bayar

PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO


Langkah awal umum yang dilakukan adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terhutang yang diperoleh
dari klien.
Memuat keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi untuk tahun berjalan, baik untuk pokok pinjaman
maupun bunga, saldo awal, dan saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga. Serta informasi yang jelas dan rinci
mengenai wesel, seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan aktiva yang dijaminkan.
Tiga tujuan terpenting dari 8 tujuan audit berkait saldo untuk wesel bayar:
1. Seluruh wesel bayar yang ada telah dicatat (kelengkapan)
2. Wesel bayar dalam skedul telah dinilai dengan benar (akurasi)
3. Wesel bayar telah disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)

EKUITAS PEMILIK (OWNERS EQUITY)

Perbedaan utama harus dibuat antara audit perusahaan publik dengan audit perusahaan keluarga.
Dalam perusahaan keluarga hanya sedikit atau bahkan mungkin tidak ada transaksi ekuitas pemilik selama tahun
bersangkutan, dan umumnya jumlah pemegang saham sedikit.Transaksi2 ekuitas pemilik yang mungkin terjadi
adalah perubahan ekuitas pemilik yang disebabkan laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen. Waktu yang
diperlukan memverifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit.
Verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan publik lebih rumit karena jumlah pemegang saham lebih banyak dan
seringnya terjadi pergantian pemegang saham. Verifikasi tersendiri untuk modal dan saham biasa, agio saham, laba
ditahan, dan dividen. Akun2 lain diverifikasi dengan cara yang sama.
Tujuan
1.
2.
3.

Audit atas Ekuitas Pemilik untuk menentukan apakah:


SPI modal saham dan dividen terkait memadai
Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan ke 6 tujuan audit berkait transaksi
Saldo2 ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai tujuan audit berkait saldo (kepemilikan dan
nilai yang dapat direalisasi tidak berlaku)

PENGENDALIAN INTERN
1. Otorisasi yang memadai atas transaksi
Harus disetujui oleh Dewan direksi, karena jumlahnya material. Transaksi2 ekuitas pemilik memerlukan
otorisasi khusus.
a. Pengeluaran Modal Saham
Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (preferen atau saham biasa), jumlah saham,
nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitan.
b. Pembelian Kembali Modal Saham
Otorisasi meliputi waktu pembelian kembali, jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian
kembali saham, baik untuk saham biasa ataupun preferen.
c. Pernyataan Pembagian Dividen
Otorisasi dewan direksi meliputi bentuk dividen (tunai atau bentuk saham), jumlah dividen untuk
setiap saham, dan catatan serta tanggal pembagian dividen.
2. Pencatatan yang baik dan Pemisahan fungsi / tugas yang memadai
Jika perusahaan melakukan sendiri pencatatan transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan
harus memiliki SPI yang memadai. Prosedur terpenting: (1). Kebijakan jelas pembuatan sertifikasi saham
dan pencatatan transaksi saham, (2). Verifikasi intern yang independen atas informasi dan catatan.
Pengendalian: Buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham.
Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi
perusahaan. Pencatatan penerbitan meliputi no. sertifikat, jumlah yang dikeluarkan, nama pemegang
saham, tgl penerbitan.
Pembelian meliputi saham yang dibeli kembali, tgl pembelian kembali.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen dikendalikan dengan cara yang sama seperti halnya
pembayaran gaji. Cek2 dividen disiapkan berdasarkan buku saham.
Jika perusahaan menggunakan petugas dan agen pemindahan saham yang independen.
Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal harus menggunakan petugas catat yang
independen, sebagai alat pengendalian. Untuk memastikan bahwa saham yang diterbitkan perusahaan
sesuai dengan kebijakan mengenai saham dalam akte pendirian perusahaan dan atas otorisasi dewan
direksi. Petugas catat bertanggung jawab untuk menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru
diterbitkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan,
dalam hal ada pergantian kepemilikan saham.
Sebagian perusahaan juga menggunakan jasa agen pemindahan saham, untuk melakukan pencatatan
mengenai pemegang saham, termasuk mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham. Juga untuk
melakukan pembayaran dividen dalam bentuk tunai kepada pemegang saham. Bisa mengurangi biaya
pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli.
AUDIT ATAS MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR
4 Hal penting dalam audit modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat. (kelengkapan)
2. Transaksi2 modal saham yang dicatat benar2 eksis dan dicatat dalam nilai yang tepat (eksistensi dan
akurasi)
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi)
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)
Point 1 & 2 mengharuskan pengujian transaksi, dan point 3 & 4 mengharuskan pengujian terinci atas saldo.
Seluruh transaksi yang ada telah dicatat.
Prosedur audit yang dilakukan dengan meminta konfirmasi jasa pencatat atau agen pemindahan saham, mengenai
transaksi2 modal saham dan mengenai nilai dari transaksi2 saham tsb.
Penelitian terhadap notulen rapat, terutama yang mendekati tanggal neraca, dan pemeriksaan buku catatan saham
klien, bagi perusahaan yang tidak menggunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham.
Transaksi yang dicatat adalah benar ada dan dicatat dalam nilai yang tepat.
Seluruh transaksi pengeluaran modal saham diverifikasi karena nilainya material dan sifat permanen di dalam
catatan. Keberadaan diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi.
Ketepatan nilai diuji dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya ke agen pemindahan saham dan menelusuri
jumlah transaksi saham yang ada ke jurnal penerimaan kas. Dalam hal pembelian kembali jumlahnya ditelusuri ke
jurnal pengeluaran kas.
Modal Saham dicatat dengan tepat.
Tentukan jumlah saham beredar pada tanggal neraca, lalu konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak ada
agen, auditor mengandalkan pemeriksaan catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku
sertifikasi saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan, dan menghitung sertifikat yang kosong.
Modal Saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai.
Sumber informasi penting adalah surat akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor
terhadap transaksi2 modal saham. Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap
golongan saham, jumlah saham diterbitkan dan beredar, hak khusus dari jenis saham tertentu.

AUDIT ATAS DIVIDEN


Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya, bukan pada saldo akhirnya, kecuali jika ada hutang
dividen.
Dividen biasanya diaudit seluruhnya, dan jarang terjadi masalah.
Tujuan2 terpenting dari pengendalian atas dividen, termasuk hutang dividen:
1.

Dividen yang dicatat adalah benar ada/terjadi (keberadaan)


Keberadaan dividen dapat diuji dengan meneliti notulen rapat dewan direksi mengenai jumlah dividen per
saham dan tanggal pembayaran dividen.

2.

Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)


Dalam memverifikasi dividen yang diumumkan dalam notulen rapat, cari kemungkinan adanya
pengumuman dividen yang tidak dicatat, terutama mendekati tanggal neraca. Caranya telaah arsip kertas
kerja audit untuk melihat apakah ada pembatasan terhadap pembayaran dividen, dalam perjanjian obligasi
atau ketentuan mengenai saham preferen.

3.

Dividen telah dicatat dengan benar (akurasi)


Hitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham yang beredar. Jika klien
menggunakan agen pemindahan saham untuk membagikan dividen, jumlah totalnya dapat ditelusuri ke
dalam jurnal pembayaran kas kepada agen dan juga dengan mengkonfirmasikannya. Jika klien membuat
catatan2 dividen dan membayar dividen sendiri, verifikasi jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan
melihat catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan.

4.

Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham adalah benar ada / terjadi (keberadaan)
Lakukan konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak menggunakan agen pemindahan saham, lihat
catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan (jurnal pengeluaran kas)
Verifikasi pula apakah pembayaran dilakukan kepada para pemegang saham pada tanggal pencatatan
dividen.
5.
6.

Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan)


Hutang dividen telah dicatat dengan benar (akurasi)
Hutang dividen diuji bersamaan dengan dividen yang diumumkan. Setiap dividen yang belum dibayar harus
dicatat sebagai hutang.
Telaah Notulen rapat dewan direksi pada saat melihat dividen yang diumumkan, jika belum dibayar maka
harus dicatat sebagai hutang.

AUDIT ATAS LABA DITAHAN


Bagi banyak perusahaan, satu2nya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih tahun berjalan dan
dividen yang diumumkan.
Audit terhadap pengkreditan laba ditahan yang berasal dari laba tahun bersangkutan ( atau pendebitan yang
disebabkan kerugian ) dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada
penghitungan laba rugi. Dilakukan pada saat2 terakhir audit seluruh jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba
bersih.
Untuk memverifikasi akurasi nilai laba ditahan uji apakah penilaian dilakukan dengan benar, itu tergantung pada
sifat transaksi. Jika ada peraturan mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi, jumlah apropriasi
yang tepat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi.
Masalah kelengkapan, harus dipastikan auditor bahwa transaksi tidak ada yang belum dicatat. Contoh; jika
diumumkan pembayaran dividen berupa saham, nilai pasar saham yangdikeluarkan harus dikapitalisasi dengan
mendebitkan ke laba ditahan dan kredit ke modal saham.
Apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar dalam neraca harus dilihat apakah ada pembatasan2 terhadap
pembayaran dividen. Perjanjian dengan bankir, pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi
jumlah dividen yang dapat dibayarkan klien. Pembatasan2 ini harus diungkap dalam catatan kaki atas Lap.
Keuangan.

You might also like