The Crying Stone
The Crying Stone
The Crying Stone
IN a small village, a girl lives with her mother. The girl is very beautiful. Everyday she puts
make-up and wears her best clothes. She doesn't like to help her mother work in a field. The girl
is very lazy.
DI sebuah desa kecil, hidup seorang gadis dengan ibunya. Gadis itu sangat cantik. Dia selalu
mengenakan tata rias dan memakai pakaiannya yang paling bagus. Dia tidak suka membantu
ibunya bekerja di sawah. Gadis itu sangat malas.
One day, the mother asks the girl to accompany her to go to the market to buy some food. At first
the girl refuses, but the mother persuades her by saying they are going to buy new clothes. The
girl finally agrees. But she asks her mother to walk behind her. She doesn't want to walk side by
side with her mother.
suatu hari, ibunya meminta gadis itu menemaninya untuk pergi ke pasar membeli beberapa
makanan. Awalnya gadis itu menolak, tapi membujuknya dengan berkata kalau mereka akan
pergi membeli baju baru. Akhirnya gadis itu setuju ikut. Tapi dia meminta ibunya berjalan di
belakangnya. Dia tidak mau berjalan berdampingan dengan ibunya.
Although her mother is very sad, she agrees to walk behind her daughter.
On the way to the market, everybody admires the girl's beauty. They are also curious. Behind the
beautiful girl, there is an old woman with a simple dress. The girl and her mother look very
different!
Meskipun ibunya sangat sedih, dia menurut untuk berjalan di belakang putrinya. Dalam
perjalanan ke pasar, semua orang memuji kecantikan gadis itu. Mereka juga penasaran. Di
belakang gadis cantik itu, ada wanita tua dengan pakaian sederhana. Gadis itu dan ibunya
berpenampilan berbeda!
"Hello, pretty lady. Who is the woman behind you?" asks them. She is my servant, answers the
girl.
Halo, gadis cantik. Siapa wanita di belakangmu itu? tanya mereka. Dia adalah pembantuku,
jawab si gadis.
The mother is very sad, but she doesn't say anything. The girl and the mother meet other people.
Again they ask who the woman behind the beautiful girl. Again the girl answers that her mother
is her servant. She always says that her mother is her servant every time they meet people.
Ibunya sangat sedih, tetapi dia tidak berkata apapun. Gadis itu dan ibunya bertemu dengan orang
lain. Dan lagi mereka bertanya siapakah wanita yang ada di belakang si gadis. Dan lagi-lagi si
gadis menjawab kalau ibunya adalah pembantunya. Dia selalu mengatakan kalau ibunya adalah
pembantunya setiap dia bertemu orang.
At last, the mother cannot hold the pain anymore. She prays to God to punish her daughter. God
answers her prayer. Slowly, the girl's leg turns into stone. The process continues to the upper part
of the girl's body. The girl is very panicky.
Akhirnya, ibunya sudah tidak tahan lagi. Dia berdoa pada Tuhan untuk menghukum putrinya.
Dan Tuhan menjawab doanya. Dengan perlahan, kaki gadis itu berubah menjadi batu. Lalu
berlanjut sampai ke bagian atas tubuh gadis itu. Gadis itu sangat panik.
"Mother, please forgive me!" she cries and ask her mother to forgive her.
Ibu, tolong maafkan aku! dia menangis dan meminta ibunya memaafkannya.
But it's too late. Her whole body finally becomes a big stone. Until now people still can see tears
falling down the stone. People then call it the crying stone or batu menangis.
tapi sudah terlambat. Seluruh tubunya pada akhirnya berubah menjadi sebuah batu yang besar.
Sampai saat ini orang-orang masih bisa melihat air mata yang jatuh dari batu itu. Orang-orang
menyebutnya batu menangis.