Basic Hydraulic
Basic Hydraulic
Basic Hydraulic
10 10 10 11 13 13 15 16 16 16 17 18 19 20 21 21 22 23
II.2.1.2 Vane Pumps A. Vanes B. Flex Plates C. Vane Pump Operation D. Balanced Vane Pump E. Variable Vane Pump II.2.1.3 Piston Pumps
24 25 25 26 27 28 28 29
31
34 34 35 35 36 36 37 41 43 45 48 48 54 55 56 59 60 60 61
III. I S O SYMBOL
III.1 Introduction
67 68
III.1.1. Pandangan Umum III.1.2. Ruang Lingkup dan Tujuan III.2. Aturan-aturan Symbol III.3 Konduktor, Fluid III.4 Penyimpan Energi dan Penyimpan Fluida III.5 Fluid Conditioner III.6 Cylinder III.7 Controls
68 69 69 72 74 75 76 77
78 79 79 82 86
Hydraulic
Objectives:
Upon completion of the course the trainee will be able to: 1. Define the term hydraulics. 2. Describe in writing Pascals Law (relationship between pressure force and area) and Calculate force or area when given required values (F = P X A). 3. List the component of basic hydraulic system, including: fluid, tank, pump, directional valve, relief valve, cylinder, and lines. 4. State to type of fluid pump including positive displacement and non-positive. 5. State the three basic type of pump including gear pump, vane pump, and piston pump. 6. List the type of hydraulic valve including directional, flow and pressure control valve. 7. List the type of hydraulic actuator, such as: hydraulic motor and hydraulic cylinder. 8. State the flow and function of component using a graphic fluid symbol. 9. Describe the hydraulic load sensing and pressure compensated system. 10. Draw hydraulic circuit using ISO symbol. 11. Describe the hydraulic system operation of D6H. Describe the hydraulic contamination control procedures.
Hydraulic
I. Dasar-Dasar Hidrolik Sistem hidrolik mempunyai peran sangat penting dalam operasi alat berat. Prinsip-prinsip dasar hidrolik digunakan ketika merancang dan mengoperasikan sistem hidrolik untuk implement, sistem steering, sistem
brake, dan sistem power train. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak
terlepas dari peralatan yang memanfaatkan prinsip-prinsip dasar hidrolik, misalnya: dongkrak dll. Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang bertekanan untuk melakukan kerja. Untuk itu ada beberapa hukum yang harus dipahami dan akan dijelaskan pada pembahasan berikut. I.1 Penggunaan Cairan Dalam Sistem Hidrolik
Beberapa alasan mengapa menggunakan zat cair dalam sistem hidrolik: Cairan mengikuti bentuk wadah (tempat) dimana cairan itu berada. Ruang atau volume yang ditempati oleh zat cair tadi dinamakan displacement. Zat cair tidak dapat dimampatkan (non-compressible) Zat cair meneruskan tekanan ke semua arah (lihat gambar 1), zat cair akan mengikuti bentuk dari wadah. Zat cair mengalir ke segala arah melalui pipa-pipa dan hose dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Dibandingkan dengan zat lain sebagai contoh gas, jika ditekan gas mempunyai ruangan yang lebih kecil dan displacement-nya menjadi berkurang. Itulah sebabnya zat cair (cairan) sangat cocok digunakan dalam sistem hidrolik.
I.2 Hukum Pascal Menurut hukum Pascal, Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair
pada ruangan tertutup, akan diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang sama pada luas area yang sama. Artinya, gaya yang
bekerja di setiap bagian dari hidrolik oil system akan meneruskan tekanan yang sama ke segala arah di dalam sistem.
Contoh soal Seperti contoh yang terdapat pada gambar di atas, 500 Pound gaya yang bekerja pada piston kecil dengan jari-jari 2 inchi, menghasilkan tekanan sebesar 40 Pound per Square Inch (Psi). Tekanan yang sama akan mampu mendukung piston besar dengan jari-jari 3 inchi dengan berat beban 1130 Pound. Dengan rumus yang sederhana berdasarkan hukum Pascal, dapat dijelaskan hubungan antara gaya (Force), Tekanan (Pressure) dan Luas penampang (Area). I.2.1 Formulasi Pascal
Pressure (Tekanan), adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas
penampang. Pressure biasanya dinyatakan dalam: Pounds per Square Inch (Psi) Kilogram per Centimeter Persegi (Kg/Cm) KiloPascal (Kpa)
Luas permukaan yang berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan rumus berikut: Area = r A = 3,14 2 2 A = 12,5 inch Dengan mengetahui luas area, dapat diketahui berapa besar tekanan yang mampu mengangkat beban yang ada. Jika gaya sebesar 500 Pound bekerja pada area 12,5 inch, tekanan yang terjadi adalah 40 psi. Tekanan dapat diketahui dengan rumus: P=F/A P = 500 lbs/12,5 inch P = 40 psi Dengan demikian besar gaya yang bisa ditopang oleh piston yang besar adalah: F=PA P = 40 psi Jika jari-jari lingkaran (r) adalah 2 inch, maka:
Gambar 1.6 menunjukkan bagaimana zat cair dalam sebuah sistem hidrolik menimbulkan keuntungan secara mekanis. Semua cylinder dalam keadaan tersambung, dan semua ruangan terisi dengan zat cair (oli) sebelum sistem diberikan tekanan. Cylinder dihitung dari kiri ke kanan.
Pada saat menghitung pressure di dalam sistem, digunakan dua valve dari cylinder ke dua dari sebelah kiri. Rumus yang digunakan adalah:
cylinder 4. Hitung load pada cylinder satu dan tiga dengan menggunakan
rumus: Force sama dengan Pressure kali Area (Force = Pressure Area). Hitung cylinder nomor empat piston area dengan menggunakan rumus: Area sama dengan Force dibagi Pressure (Area = Force : Pressure ). Jawaban:
Load pada cylinder 1 adalah 250 lbs, load pada cylinder 3 adalah 150
lbs, sedangkan Area pada piston nomor 4 adalah 2 in. I.3 Orifice Berbicara masalah hidrolik, hal yang umum dipakai adalah istilah Pump
Minute). Pada gambar tersebut, tidak ada hambatan untuk mengalir melalui pipe. Oleh sebab itu pembacaan pressure adalah 0 (zero) untuk kedua gauge.
10
dari sebuah orifice (pressure yang diukur pada ruangan sebelum orifice.
Pada gambar 8.b, ada sebuah orifice di dalam pipa di antara kedua gauge.
Gauge pada sisi up stream dari orifice menunjukkan bahwa pressure 207 kPa
(30 psi) diperlukan untuk mengirim flow sebesar 1 GPM melalui sebuah orifice. Tidak ada hambatan pada oli untuk mengalir setelah orifice. Itu sebabnya
gauge pada sisi down stream (ruangan setelah orifice) menunjukan 0 (zero)
kPa/psi. I.3.1 Oil Flow ke Tangki di Blok
Pada saat ujung dari pipa output-nya di plugged (blok), maka oil flow yang menuju ke tangki juga di-blok. Positive displacement pump akan terus memompa oli pada 1 GPM dan mengisi pipa-pipa saluran. Pada saat pipa-pipanya terisi, hambatan terhadap flow yang mengalir ke pipa akan menghasilkan
Pressure akan terus naik sampai pump flow di alihkan ke circuit yang lain
atau ke tangki. Hal semacam ini biasanya dilakukan oleh relief valve.
11
Jika total pump flow tidak dialihkan ke circuit yang lain, pressure di dalam sistem akan terus naik dan menyebabkan kerusakan sistem tersebut (meledak/jebol). I.3.2 Type Dasar Circuit Ada dua type dasar dari circuit, yaitu: Series dan Parallel.
Pada gambar di atas, pressure 620 kPa (90psi) diperlukan untuk mengalirkan 1 GPM oli melalui circuit. A. Hambatan Serie
Orifice atau relief valve yang dirangkai serie pada hidrolik circuit akan
menimbulkan resistance (hambatan) yang mirip dengan resistor yang dirangkai serie pada circuit electric dalam mana oil harus mengalir melalui masing-masing resistance. Total resistance sama dengan jumlah dari masing-masing resistance. B. Hambatan Parallel Dalam sebuah sistem dengan circuit parallel, pump oil akan mempunyai prioritas untuk mengalir melalui resistance yang paling kecil lebih dahulu. Pada gambar di bawah pompa men-supply oli ke tiga circuit parallel. Circuit tiga mendapatkan prioritas yang paling rendah. Circuit satu mendapatkan
12
prioritas yang paling tinggi (lihat besarnya tension/tekanan spring pada masing-masing check valve).
Pada saat oil flow mengisi saluran di sebelah kiri dari ke-tiga valve, pump oil
pressure naik ke 207 kPa (30 psi). Pump oil pressure akan membuka valve
pada pada circuit satu dan oli akan mengalir melaluinya. Pada saat circuit satu sudah terisi, pump oil pressure mulai naik. Pump oil
pressure naik sampai 414 kPa (60 psi) dan membuka valve pada circuit dua. Pump oil pressure tidak dapat terus naik sampai circuit dua ter-isi penuh. Pump oil pressure harus melebihi 620 kPa (90 psi) untuk membuka valve
pada circuit tiga. Harus ada sistem relief valve di salah satu circuit atau di pompa untuk membatasi maksimum pressure di dalam sistem.
13
Hydraulic
II. Komponen-Komponen Hydraulic
II.1 Tangki Hidrolik II.1.1 Komponen Oil Tank Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk menyimpan oli. Akan tetapi oil tank juga mempunyai beberapa fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan memisahkan udara dari oli.
Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa
memisahkan kotoran-kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup, tetapi tidak selalu. Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di atas: Fill Cap, menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan menambahkan oli ke dalam tangki serta menjaga/menutup pressurizes tank. Sight glass, digunakan untuk meng-check level/permukaan dari oli. Level oli seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan dingin. Level oli akan benar bila permukaanya di tengah-tengah sight glass. Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa) memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem. Return lines (saluran kembali) memungkinkan oli mengalir dari sistem ke tangki.
14
Drain, terletak di bagian bawah tangki. Drain (saluran pembuangan) digunakan untuk membuang oli lama dari tangki. Saluran drain juga memungkinkan air dan endapan lain dalam oli dibuang. II.1.2 Jenis Hydraulic Tank Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized dan Vented (Non-
Pressurized).
pressure (tekanan udara luar) tidak akan mempengaruhi pressure yang ada
di dalam tangki. Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah system, oli akan menyerap panas dan mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di dalam tangki. Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan menuju ke sistem.
valve
akan
mencegah
ke-vaccum-an
dengan
cara
membuka
dan
membiarkan uadara masuk ke dalam tangki bilamana tank pressure drop sampai 3,45 kPa (.5 psi). Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure
setting, maka valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak
15
ke luar (atmosphere). Vaccum relief valve pressure setting bisa bervariasi antara 70 kPa (10 psi) sampai 207 kPa (30 psi). Komponen tangki yang lain adalah: Filler Screen, mencegah kotoran yang besar masuk ke tangki pada saat tutup tangki dilepas. Filler Tube, memungkinkan tangki diisi pada level yang benar tetapi tidak
overfilled.
Baffles, mencegah return oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet, memberikan kesempatan kepada bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada di return oil untuk naik ke atas. Juga mencegah oli ter-aduk yang mana akan membantu menurunkan oli dari pembentukkan buih. Ecology Drain, digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang air dan endapan-endapan dari tangki. Return Screen, mencegah partikel yang lebih besar masuk ke tangki, tetapi tidak bisa menyaring partikel yang halus. B. Vented Tank
Gambar 2.3 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini berbeda dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai
16
dengan bebas. Atmospheric pressure di atas oli menekan oli keluar dari tangki menuju ke sistem. Breather mempunyai screen yang mencegah kotoran masuk ke dalam tangki. II.1.3 ISO Simbol Gambar 2.4 memperlihatkan ISO simbol untuk vented dan pressurized
hydraulic tank.
Fluid (Zat cair) adalah Non-Compressible. Oleh sebab itu fluid dapat
men-transmit power saat itu juga dalam sebuah sistem hidrolik. Sebagai contoh, minyak tanah ter-compress sekitar 1% untuk setiap 2000 psi. Oleh sebab itu minyak tanah dapat mempertahankan volumenya secara tetap di bawah tekanan tinggi. Minyak tanah adalah zat cair pokok yang digunakan dalam pengembangan kebanyakan hidrolik oil. Fungsi utama dari hydraulic fluid (oil) adalah: Transmitting power Sealing Cleaning
Lubricating Cooling
17
A. Transmitting power (Meneruskan Tenaga) Karena hydraulic fluid tidak dapat dikompres, sekali hidrolik sistem ter-isi dengan fluida, seketika itu juga meneruskan power dari satu area ke area yang lain. Akan tetapi bukan berarti semua fluida mempunyai efisiensi yang sama dalam meneruskan power, sebab masing-masing fluida mempunyai sifat khusus sendiri-sendiri. Pemilihan hydraulic fluid yang benar tergantung dari pemakaian dan kondisi operasi. B. Lubricating (Melumasi)
18
(kekentalan) dari oil akan membantu menentukan kemampuannya untuk melapisi. D. Cooling Hidrolik sistem menghasilkan panas bila sedang mengubah mekanikal energi ke hidrolik energi atau sebaliknya. Pada saat oil bergerak melalui sistem, panas akan merambat dari komponen-komponen yang lebih hangat ke cooler. Oil akan memberikan panas tersebut ke reservoir atau cooler yang telah di-design untuk menjaga
oil
untuk
mengalir
pada
temperature tertentu. Jika zat cair mengalir dengan mudah, maka berarti
mempunyai viscosity yang rendah. Zat cair yang tidak mudah mengalir, berarti mempunyai viscosity yang tinggi. Viskositas zat cair dipengaruhi oleh temperature. Bilamana zat cair menjadi lebih panas, maka viskositasnya akan menjadi lebih rendah. Begitu juga bilamana zat cair-nya menjadi lebih dingin, maka viskositasnya akan naik. Contoh yang sangat mudah adalah minyak sayur dimana viskositas akan berubah bila temperature-nya berubah. Bila minyak sayur ada dalam kondisi
19
dingin, maka dia akan terasa kental dan lambat untuk dituangkan. Setelah dipanaskan, maka minyak tersebut akan menjadi lebih encer dan mudah dengan cepat dituangkan. II.1.6 Viscosity Index
Viscosity Index (VI) adalah ukuran kekentalan zat cair seiring dengan
berubahnya temperature. Jika zat cair relative tetap di berbagai temperature, maka dikatakan zat cair tersebut mempunyai Viskosity Index (VI) yang tinggi. Jika zat cair menjadi lebih kental pada temperature rendah dan sangat encer pada temperature tinggi, maka zat cair tersebut mempunyai Viscosity Index yang rendah. Pada kebanyakan hydraulic system, fluida dengan Viscosity Index yang tinggi diperlukan daripada fluida dengan Viscosity Index yang rendah. II.1.7 Petroleum Oil Semua petroleum oil akan menjadi lebih encer seiring dengan kenaikan
temperature. Sebaliknya, jika temperature turun akan menjadi lebih kental. Jika
viskositas terlalu rendah, maka akan ada banyak kebocoran melalui seal dan lewat sambungan-sambungan. Jika viskositas terlalu tinggi maka kemungkinan operasinya menjadi lebih berat sehingga memerlukan extra power untuk mendorongnya melalui system. Viskositas dari petroleum oil dinyatakan dengan SAE (Society of Automotive Engineers) numbers: 5W, 10W, 20W, 30W, 40W, dan lain-lain. Semakin kecil angkanya, dapat mengalir dengan baik pada temperature rendah. Semakin besar angka-nya, semakin kental dan diperuntukkan buat temperature tinggi. II.1.8 Fluida Tahan Api Ada tiga macam fluida tahan api: Water-glycol, water oil emulsion dan
synthetic.
Water-glycol fluid, berisi 35% sampai 50% air (water inhibit burning), glycol (synthetic chemical hampir menyerupai antifreeze)
dan water thickener. Additive ditambahkan ke dalam fluida untuk
20
seal
dan
tidak
bisa
Water oil emulsion, paling mahal dari semua fluida tahan api.
Jumlah yang sama dari air (40%) juga dipakai sebagaimana pada
Kondisi-kondisi tertentu mungkin memerlukan synthetic fluid tersebut untuk mendapatkan spesifikasi yang diperlukan. Fire resistic sinthetic fluid tidak mudah terbakar dibanding dengan oil dan lebih cocok digunakan di area dengan pressure dan temperature tinggi. Beberapa kali fire resistant fluid bereaksi dengan polyurethane seal, untuk itu harus menggunakan seal yang khusus. II.1.9 Oil Life Hidrolik oil tidak pernah aus. Digunakannya filter untuk menyaring partikel-partikel dan bahan kimia akan sangat berguna bagi umur dari oil. Akan tetapi, pada akhirnya oil akan menjadi terkontaminasi, dan itu harus diganti. Pada machine-machine konstruksi, oil diganti secara teratur pada interval waktu yang ditentukan.
21
Kontaminasi di dalam oil juga bisa digunakan sebagai indikator dari keausan yang tinggi dan masalah-masalah lain yang akan muncul. Salah satu program yang menggunakan oil yang sudah terkontaminasi sebagai sumber informasinya adalah Caterpillar Schedule Oil Sampling Program (SOS) II.2 Hydraulic Pump
pump inlet chamber. Gear-gear yang ada di dalam pompa akan membawa oil
ke pump outlet chamber. Volume dari chamber akan mengecil saat chamber tersebut mendekati outlet. Hal ini akan memperkecil ukuran chamber dan mendorong oil keluar melalui outlet passage. Pompa hanya menghasilkan flow (gallon per menit, liter per menit, cubic centimeter per revolution, dll) yang akan digunakan di hydraulic system. Pompa tidak menghasilkan atau
22
menyebabkan pressure. Pressure disebabkan oleh hambatan terhadap aliran. Hambatan dapat disebabkan oleh flow melalui hose, orifice, fitting, cylinder, motor atau apapun yang ada di dalam system yang menghalangi flow menuju ke tangki. Ada dua pompa: Positive dan Non-Positive displacement pump.
Hydraulic motor mentransfer hydraulic energy menjadi mechanical energy. Hydraulic motor menggunakan oil flow yang sedang di tekan ke dalam hydraulic system oleh pompa dan mentransfernya menjadi rotary motion untuk
menggerakkan peralatan yang lain seperti final drive, diffrential, transmission,
Positive displacement pump mempunyai clearance diantara komponenkomponen-nya lebih kecil. Ini akan mengurangi kebocoran dan menghasilkan
efficiency yang lebih baik saat digunakan pada high pressure hydraulic system.
Output flow pada positive displacement pump pada dasarnya sama untuk setiap
23
putaran pompa. Positive displacement pump dikelompokkan menjadi dua berdasarkan kontrol output dan konstruksi pompa.
4 5 6 7
10
11
Seal, (3) Back Up Seal, (4) Isolation Plates, (5) Spacer, (6) Drive Gear, (7) Idle Gear, (8) Housing, (9) Mounting, (10) Flange Seal, (11) Balance Plates.
II.2.1.1 Gear Pump Pompa gear terdiri dari beberapa komponen seperti gambar di atas.
24
beban pada satu sisi pada shaft yang dilawan oleh bearing dan roda gigi yang bersentuhan dengan housing. Gear pump menghasilkan volumetric efisiensi di atas 90% pada saat pressure tetap berada pada range operasi yang diijinkan. A. Gear Pump Flow Output flow dari sebuah pompa gear ditentukan oleh kedalaman gigi dan lebar gigi. Banyak dari produsen gear pump men-standard-kan pada kedalaman gigi dan profil yang ditentukan oleh jarak garis tengah antara
gear shaft (1.6, 2.0, 2.5, 3.0). Dengan standard yang mengacu pada
kedalaman gigi dan profil, perbedaan flow dari pompa praktis ditentukan oleh lebar gigi.
Pada saat pompa berputar, oli dibawa diantara roda gigi dan housing dari sisi inlet menuju ke sisi outlet dari pompa. Arah perputaran drive gear
shaft ditentukan oleh lokasi dari inlet dan outlet port. Pada kebanyakan gear pump, diameter inlet port lebih besar dari pada outlet port. Pada bidirectional pump dan bidirectional motor, ukuran inlet dan outlet port akan
sama. B. Gear Pump Force
25
Outlet flow dari sebuah gear pump dihasilkan dengan mendorong oil
keluar dari roda gigi pada saat bertemu di sisi outlet. Hambatan pada oil
flow akan menghasilkan pressure pada sisi outlet. Ketidakseimbangan dari gear pump lebih disebabkan karena pressure yang ada di outlet port lebih
tinggi dari inlet port. Pressure yang lebih tinggi pada outlet port ini akan mendorong gear ke arah sisi inlet port. Dengan demikian maka shaft
balance plate dan housing-nya. Ukuran dari sealed area diantara pressure balance plate dan housing-nya adalah apa yang membatasi jumlah force
yang menekan plate terhadap ujung daripada gear.
26
Ada dua tipe pressure balance plate yang digunakan di gear pump. Tipe ini menggunakan isolation plate, back up untuk seal, seal mirip seperti angka 3 dan sebuah retainer. Tipe kedua mempunyai sebuah groove (alur) seperti angka 3 pada permukaanya dan lebih tebal dari tipe pertama.
27
Isolation plate atau pressure balance plate yang digunakan di pocket harus
mempunyai
chamfer
supaya
masuk
dengan
pas
ke
pocket-nya.
Menggunakan isolation plate, seal retainer atau pressure balance plate dengan ujung yang tajam di dalam housing pocket akan menekan pressure
plate (3), mounting plate seal (4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings
(6), snap ring (7), serta input shaft dan bearing (8). Cartridge terdiri dari
support plate (9), ring (10), flex plate (11), slotted rotor (12), dan vane (13).
9 10
2 1 4 5 6
11 13
12
Slotted rotor diputar oleh input shaft. Vane bergerak masuk dan keluar
pada slot yang ada di dalam rotor dan menge-seal pada ujung luarnya terhadap
cam ring. Ring yang ada di dalam fixed pump displacement berbentuk elips,
sedangkan ring yang ada didalam variable pump displacement berbentuk lingkaran/bundar. Flex plate menutup sisi dari rotor dan ujung-ujung vane-nya.
28
Dalam beberapa design pressure rendah, support plates dan housing menge-
seal sisi dari rotating rotor dan ujung-ujung vane. Support plate digunakan
untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm housing. Housing juga berfungsi sebagai support untuk komponen-komponen yang lain dari vane
A. Vanes
Vane pertama sekali ditahan terhadap cam ring dengan centrifugal force
yang dihasilkan oleh putaran rotor. Bilamana flow-nya naik, pressure yang dihasilkan dari hambatan terhadap flow itu sendiri diarahkan menuju
passage di dalam rotor di bawah vane (1). Ini terlihat pada gambar sebelah
kiri. Oli yang bertekanan yang ada di bawah vane ini akan berusaha menjaga vane supaya tetap bersentuhan dengan cam ring (sealing
proccess). Untuk mencegah vane supaya tidak terlalu keras menekan cam ring, vane-nya dichamfer di bagian belakang untuk mendapatkan balancing pressure melewati ujung bagian luar (arah panah).
B. Flex Plates Oli yang sama juga diarahkan di antara flex plate dan support plate untuk menutup/menge-seal sisi dari rotor dan ujung dari vane. Ukuran dari seal
29
area di antara flex plate dan support plate adalah apa yang mengontrol
force yang menekan flex plate terhadap sisi dari rotor dan ujung dari vane. Seal dengan bentuk yang lonjong harus dipasang di support plate dengan
salah satu sisi bundar ke dalam pocket dan sisi plastik yang rata terhadap
flex plate.
Pada saat rotor berputar di dalam cam ring-nya, vane keluar masuk di dalam rotor slot untuk menjaga sealing terhadap ring-nya. Pada saat vane bergerak keluar dari slotted rotor, terjadi perubahan volume diantara vane-
30
nya. Semakin besar jarak antara ring dan rotor, semakin besar pula volume yang ditimbulkan. Volume yang membesar akan menimbulkan sedikit ke-
vaccum-an yang memungkinkan inlet oil ditekan menuju ke ruang di antara vane oleh tekanan atmosphere atau tank pressure. Bilamana rotor terus
berputar, maka jarak antara ring dan rotor juga akan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin mengecil. Hal ini memungkinkan oil ditekan keluar dari segment rotor menuju ke outlet
31
hydraulic.
II.2.1.3 Piston Pumps Terlihat pada gambar di bawah, adalah piston pumps dimana mempunyai komponen-komponen seperti: head (1), housing (2), shaft (3), piston (4), port plate (5), barrel (6) dan swashplate (7).
2 1 3
6 5
32
Dua design piston pump yang dikenal adalah: Axial Piston Pump Radial Piston Pump Kedua pompa ini merupakan Positive displacement pump, dan mempunyai efisiensi yang tinggi. Output dari kedua pompa ini bisa fixed (tetap) dan juga bisa variable (berubah-ubah).
Fixed Output Axial Piston Pump dan Positive Displacement Variable Output Axial Piston Pump. Dalam pandangan umum, kedua pompa tersebut sering
dibicarakan orang dengan sebutan Fixed Displacement Pump dan Variable
Displacement Pump.
Pada fixed displacement Axial Piston Pump, piston bergerak lurus maju dan mundur parallel dengan shaft-nya. Pada variable displacement Axial Piston Pump atau motor, swashplate atau
barrel dan port plate-nya juga bergerak maju dan mundur merubah
sudutnya sendiri terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump
33
flow bervariasi antara minimum dan maksimum setting meskipun shaft speed-nya konstan.
Pada pompa yang lain, saat piston bergerak mundur, oil mengalir melalui intake menuju ke piston. Pada saat pompa berputar, piston akan bergerak maju, oil kemudian didorong cellar menuju ke system. Kebanyakan piston pump yang digunakan pada mobile equiptment adalah Axial Piston
Pump.
Fixed displacement Axial Piston Pump and motor dapat dibuat dengan housing yang lurus/axial (Gb. 2.20) dan housing yang bengkok/bent axis
(Gb. 2.21). Piston pump dengan housing yang lurus (seperti yang terlihat pada gambar 2.20 kiri), piston ditahan oleh fixed swashplate. Sudut dari swashplate akan menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber. Semakin besar sudut dari swashplate semakin besar pula jarak pergerakan piston dengan demikian pump output per revolution juga akan lebih besar. Pada bent axis piston pump (Gb. 2.20 kanan), piston tersambung ke input
shaft dengan linkage atau ujung spherical piston yang pas masuk ke dalam socket-nya pada plate. Plate-nya sendiri merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari shaft. Sudut housing terhadap poros pusatnya akan
34
menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber. Semakin besar sudut daripada housing, akan semakin besar pula pump
output yang dikeluarkan per revolution. Output flow dari fixed displacement piston pump tergantung kecepatan engine. Output flow hanya bisa dirubah
dengan merubah speed dari input shaft-nya. Pada housing lurus fixed displacement piston motor, swashplate angle akan menentukan speed dari output shaft-nya. Pada bent axis fixed displacement piston motor, sudut daripada housing terhadap pusat poros menentukan
speed dari output shaft motor. Piston pump yang lebih kecil bekerja pada pressure 10.000 psi. Piston pumps yang digunakan pada hydraulic system
bekerja pada pressure di bawah 7000 psi. B. Radial Piston Pump Pada Radial Piston Pump (Gb. 2.22), piston bergerak maju dan mundur membentuk sudut 90-derajat terhadap shaft-nya. Pada saat cam follower berputar turun pada cam ring, piston akan bergerak mundur. Atmospheric
pressure atau charge pump mendorong oil melalui inlet valve port dan
menggerakkan pergerakkan piston. Pada saat cam follower berputar naik pada cam ring, piston akan bergerak maju. Oil kemudian ditekan keluar dari
35
Internal Gear Pump Internal gear pump (Gb. 2.23) mempunyai pinion gear kecil pada bagian
dalam (drive gear) yang akan menggerakkan ring gear besar (outer gear).
Ring gear-nya sendiri mempunyai pitch yang sedikit lebih besar dari pada pinion gear.
Ada satu komponen yang diam yang menyerupai sabit (crescent) yang terletak di bawah pinion gear di antara pinion gear dan ring gear. Inlet dan
Pada saat pompa berputar, gigi dari pinion dan ring gear tidak bertemu saat berada pada sisi inlet port. Maka ruang yang kosong di antara gigi akan menjadi lebih besar, ruangan ini kemudian diisi oleh inlet oil. Oil dibawa di antara roda gigi pinion gear dan crescent, roda gigi ring gear dan crescent menuju ke outlet port. Pada saat roda gigi melewati outlet port, ruang kosong di antara gigi akan mengecil dan roda gigi akan kembali bersentuhan. Kejadian ini akan menekan oil keluar dari antara roda gigi dan menuju keluar.
Internal gear pump biasa digunakan sebagai charging pump pada piston pump yang besar.
36
Conjugate curve pump (Gambar di atas), yang juga biasa disebut dengan GEROTOR pump. Inner dan outer komponen berputar bersama-sama
dengan housing. Pemompaan dihasilkan dengan cara lobe dari komponen
port terletak di ujung cover dari housing. Oil masuk melalui inlet dan dibawa
menuju outlet dan dikeluarkan saat lobe-nya bertautan. Modified dari gerotor pump dipakai di banyak steering system hand
metering unit (HMU). Saat digunakan di HMU, outer gear-nya akan tetap
diam sementara inner gear-nya berputar.
Axial Propeller Pump Axial propeller pump berbentuk seperti kipas angin listrik, diikat pada pipa
yang lurus dan mempunyai propeller blade (sudu-sudu). Oil diisap dengan cara menggerakkan/memutar sudu-sudu.
37
pump karena output flow dari pompa akan turun secara drastis bila outlet pressure naik. Non-positive displacement pump adalah juga centrifugal impeller pump. Pompa semacam ini biasa digunakan pada aplikasi dengan pressure
rendah seperti water pump. II.2.2.1 Centrifugal Impeller Pump
Centrifugal impeller pump terdiri dari dua komponen dasar yaitu: impeller (2) yang diikat pada input shaft (4) dan housing (3). Impeller
mempunyai sebuah cakram dengan sudu-sudu yang melengkung (1) yang dicetak pada sisi input-nya.
38
2 3
Oil memasuki bagian tengah dari housing (5) di dekat input shaft dan
mengalir ke impeller. Sudu-sudu impeller yang melengkung akan mendorong oil keluar terhadap housing. Housing-nya sendiri dibentuk sedemikian rupa untuk mengarahkan oil menuju ke outlet port. II.3 VALVE Pada sistem hidrolik, valve berfungsi untuk: Mengatur pressure Mengatur flow Mengatur arah II.3.1 PRESSURE CONTROL VALVE
valve, sequence valve, pressure reducing valve, pressure differential valve, dan unloading valve.
39
position. Simple relief valve (juga disebut direct acting relief valve) akan tetap dalam
kondisi tertutup karena adanya kekuatan spring. Spring tension di-set pada relief pressure setting. Akan tetapi bukan berarti valve akan membuka pertama sekali pada relief pressure setting. Apabila kondisinya berkembang, yang menyebabkan hambatan terhadap oil untuk mengalir, maka kelebihan oil flow akan menyebabkan pressure naik. Kenaikkan pressure ini akan dirasakan oleh relief valve. Pada saat gaya dari
pressure bisa mengatasi relief valve spring, valve tersebut akan melawan spring dan mulai membuka. Pressure yang diperlukan untuk memulai
membuka valve disebut dengan cracking pressure. Valve akan membuka secukupnya saja untuk membiarkan oil mengalir melalui valve.
40
Simple relief valve biasa digunakan pada circuit yang mempunyai volume full pump flow-nya rendah, atau digunakan pada circuit yang
memerlukan respon yang cepat. Ini membuat simple relief valve ideal dipakai untuk membebaskan pressure yang tiba-tiba atau berfungsi sebagai safety valve. B. Pilot operated Relief valve, CLOSE Position
Pilot operated Relief valve bisa mengatasi pressure yang tinggi pada system
dengan tekanan spring yang relatif lebih kecil. Pilot operated Relief valve terdiri dari: unloading valve, unloading valve spring, pilot valve dan pilot
valve spring.
Pilot operated Relief valve, CLOSE Position
Pilot valve mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak bisa
mengatasi volume oil flow yang besar. Oleh sebab itu menjadi lebih presisi. Perbedaan antara pilot valve cracking pressure dan maksimum
pressure dijaga pada tingkat yang minimum. Spring pada pilot valve
berukuran lebih kecil dan memungkinkan pengontrolan pressure.
41
valve-nya tetap tertutup. Oleh sebab itu kita tidak perlu menggunakan unloading valve spring yang begitu kuat dan keras. Hal ini
memungkinkan unloading valve mempunyai opening pressure yang lebih presisi.
Oil mengalir menuju relief valve housing melalui unloading valve orifice, dan mengisi ruangan pada unloading valve spring. Oil yang
berada pada ruangan unloading valve beraksi pada area pilot valve. Ini memungkinkan pilot valve dengan spring yang kecil mengontrol
pressure yang besar. Pada saat oil pressure dalam system meningkat, oil dengan pressure yang sama juga berada pada ruangan unloading valve spring. Oleh sebab itu oil pressure yang berada pada kedua sisi unloading valve akan sama. Gaya gabungan antara oil pressure dengan unloading valve spring akan menjadi lebih besar dari oil pressure yang
berada pada bagian bawah dari unloading valve. Dengan demikian gaya gabungan antara spring dengan oil pressure pada bagian atas
42
Pada saat system oil pressure mencapai relief valve spring setting (gb. 2.29), maka pilot valve membuka. Dengan membukanya pilot valve, oil yang berada pada ruangan unloading valve spring akan di-drain ke tangki. Bukaan dari pilot valve lebih besar dari orifice yang ada pada
unloading valve. Dengan demikian oil yang keluar ke tangki lewat pilot valve akan lebih cepat dibanding yang masuk dari orifice unloading valve. Hal ini membuat oil pressure pada unloading valve spring drop
dan memungkinkan oil pressure yang besar di bagian bawah unloading
43
Gambar di atas memperlihatkan Relief valve ISO symbol, memperlihatkan satu kotak dengan valve tunggal pada posisi menutup/CLOSED. System pressure dirasakan melalui pilot line pada bagian atas kotak dan mendorong valve (tanda panah) terhadap spring. Pada kondisi normal operasi, pump flow di-blocked oleh valve (normally closed).
Relief valve symbol terlihat pada gambar 2.31, memperlihatkan satu kotak
dengan valve tunggal pada posisi OPEN. Saat gaya dari system pressure mengatasi gaya spring, symbol panah akan bergerak ke bawah (valve membuka) dan menghubungkan saluran oli dari pompa ke tangki. Oli kemudian mengalir menuju ke tangki. Gambar 2.32 menunjukkan symbol dari ISO schematic untuk variable relief
valve. Variable relief valve merupakan single envelope valve dengan tanda
panah pada spring. Tanda panah tersebut menunjukkan bahwa spring tensionnya bisa di-adjust.
44
Sequence valve, basic-nya adalah series pilot relief valve dengan circuit
tambahan. Sequence valve dipakai saat dua circuit disuplai oleh satu pompa dan ada circuit yang diprioritaskan.
valve, maka oil pressure akan mulai naik. Peningkatan pressure ini dirasakan
lewat circuit pada bagian bawah unloading valve dan juga pada ruangan
45
Gambar 2.33 merupakan gambar Sequence Valve, OPEN Position. Pada saat
pressure pada ruangan unloading valve spring melebihi setting dari pilot valve spring, maka pilot valve-nya akan membuka. Dengan terbukanya pilot valve,
maka oil dalam ruangan unloading valve spring akan dibuang ke tangki. Hal ini membuat oil pressure dalam ruangan unloading valve spring drop. Gaya dari
system pressure yang lebih tinggi akan mendorong unloading valve terhadap spring yang memungkinkan oli dialirkan ke circuit 2. Sequence valve akan tetap
terbuka sampai pompa dimatikan, atau pressure di circuit 1 drop lebih rendah dari setting spring pada sequence valve.
Cara kerja sequence valve sama dengan relief valve. Pada relief valve ruangan
spring spring biasanya dihubungkan dengan drain. Pada sequence valve, outlet passage terhubung dengan circuit ke dua. Karena circuit ke-dua selalu
bertekanan selama sequence valve membuka, ruangan pilot valve spring harus dihubungkan dengan drain/tangki.
46
pressure yang ada pada controlled oil circuit (lihat gambar). Pressure reducing valve adalah Normally Open Valve.
Sistem Operasi
Pump Start-up
Gambar 2.35 memperlihatkan Pressure Reducing Valve pada posisi Normally
Open. Pada kondisi pump start-up, kekuatan spring akan menahan valve spool dan piston ke kanan. Supply oil mengalir lewat pressure reducing valve spool menuju ke controlled oil circuit (sisi downstream dari valve). Supply oil
yang menuju ke controlled oil circuit juga mengalir melalui passage ke piston
chamber di sisi sebelah kanan dari valve spool. Semua perubahan pressure
yang ada pada controlled oil circuit akan dirasakan juga di piston chamber. Pada kondisi pump start-up, supply oil dan controlled oil mempunyai pressure yang sama.
47
Normal Operating Condition Gambar berikut menunjukkan pressure reducing valve pada kondisi operasi normal.
Pada saat oil pressure di controlled oil pressure meningkat, maka oil pressure di piston chamber juga naik. Kenaikkan pressure pada piston chamber akan membuat piston bergerak ke kiri menekan valve dan spring force. Pada saat
valve spool bergerak ke kiri, maka valve spool akan menghambat supply oil
yang lewat valve dan akan menurunkan controlled oil pressure. Pergerakkan dari valve spool menghasilkan variable orifice antara supply oil dan controlled oil circuit. Variable orifice memungkinkan oil flow banyak dan sedikit sesuai dengan yang diperlukan guna mengontrol pressure pada
controlled oil circuit. Oil dalam spring chamber harus di drain ke tank. Peningkatan pressure dalam spring chamber akan meningkatkan pula setting dari valve.
Pressure Reducing Valve ISO Symbol Gambar 2.37 menunjukkan ISO symbol dari pressure reducing valve. ISO
symbol menggunakan single envelope untuk mewakili posisi dasar dari pressure reducing valve.
48
Pump oil flow mengalir melalui NORMALLY OPEN valve melalui controled oil circuit. Controlled oil circuit pressure dirasakan lewat pilot line dan
menggerakkan valve (panah) terhadap spring. Pada saat controlled pressure bisa mengatasi spring force, valve (panah) akan bergerak ke bawah dan menghambat oil flow mengalir menuju ke controlled oil circuit. Upstream
pressure bisa jadi terus meningkat. Akan tetapi downstream pressure tidak
akan naik melebihi pressure reducing valve setting. Pada saat
49
Pada gambar 2.38 dan 2.39, spring menggunakan gaya 50 Psi. Supply oil
pressure
harus
melebihi
50
psi
untuk
mengatasi
spring
force
dan
Pump Start-up Pressure differential valve berfungsi menjaga perbedaan pressure yang
tetap antara dua circuit. Pada saat pump start-up dan bilamana pressure di
primary circuit kurang dari 50 psi, spring force akan menjaga valve spool ke
kanan. Oil flow yang ke secondary circuit akan di-blocked. Perubahan
primary circuit pressure naik lebih dari 50 psi, primary pressure bisa
mengatasi
differential
spring
force
sebesar
50
psi
sehingga
bisa
secondary circuit. Supply oil juga mengalir melalui passage ke differential valve spring chamber.
50
Saat secondary circuit sudah terisi, maka pressure mulai naik. Pressure ini juga akan dirasakan di dalam differential valve spring chamber. Kombinasi antara pressure oil dan spring force akan berusaha menggerakkan spool ke kanan dan berusaha untuk menutup aliran oli ke secondary circuit. Akan tetapi kenaikan pressure pada primary circuit berusaha memuat valve tetap terbuka. Pressure akan naik di kedua sisi primary dan secondary circuit sampai relief valve open dan membuang oli ke tangki.
Pressure differential valve ISO symbol (Gb. 2.40) adalah kombinasi antara symbol pressure relief valve dengan pressure reducing valve. Pressure dari inlet dirasakan oleh valve dan melawan spring force
sebagaimana terjadi pada pressure relief valve. Outlet pressure dirasakan oleh
valve dan bekerja bersama spring force. Perbedaan inlet dan outlet pressure
selalu sama dengan gaya spring pada valve spool tanpa memperdulikan perbedaan pressure pada inlet port. Sebagai contoh, gaya sebesar 50 psi akan menghasilkan pressure differential antara inlet dan outlet pressure sebesar 50 psi juga. Spring bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan untuk mendapatkan pressure differential.
51
control valve bisa dioperasikan secara manual, hydraulic, pneumatic dan electronic control. Faktor-faktor ini kebanyakan ditentukan selama initial system design. Directional control valve digunakan untuk mengarahkan oli ke actuator
dalam hydraulic system.
Valve body-nya sendiri di-bor, di honing dan kadang-kadang dilakukan heat treatment. Inlet dan outlet port di-bor dan di bikin ulir. Valve spool-nya di machining dan dibuat dari baja tingkat tinggi, digosok dan dilakukan heat treatment. Ada valve spool yang dilapisi dengan chrome. Pada saat disassemble, hanya valve sajalah yang merupakan komponen yang bergerak.
II.3.2.1 Spool Valve
Valve spool, Gb. 2.41 terdiri dari land dan groove. Spool land memblocked oil flow melalui valve body. Posisi dari spool bila tidak diaktifkan disebut
normal position.
52
Pada saat sebuah open center valve berada pada normal position, supply oil mengalir melalui valve dan kembali ke tank. Pada saat sebuah close center
valve berada pada normal position, supply oil di-blocked oleh valve spool.
Open Center Directional Control Valve in HOLD Position Gambar berikut memperlihatkan gambar potongan untuk sebuah open center
Pada posisi HOLD, pump oil mengalir menuju valve body, di sekitar valve
spool dan kemudian kembali ke tangki. Pump oil juga mengalir menuju load check valve. Saluran di belakang load check diisi dengan blocked oil. Blocked oil dan load check valve spring menjaga load check valve tetap tertutup. Valve spool juga mem-blocked oil yang berada di saluran untuk mengalir menuju ke rod end dan head end dari cylinder.
Open Center Directional Control Valve in RAISE Position Gambar 2.42 memperlihatkan valve spool pada posisi sekejap bergerak ke posisi RAISE. Pada saat valve spool digerakkan ke posisi RAISE, valve spool mem-blocked oil ke tangki. Akan tetapi, pump oil flow mengalir ke load check
valve. Valve spool juga menghubungkan antara oil yang berada di cylinder
53
head end di belakang load check valve dan cylinder rod bersama-sama
menuju ke tangki. Load check valve mencegah oil yang berada di cylinder
head end mengalir ke pump oil passage. Pump oil flow yang di blocked
menyebabkan pump oil pressure naik.
Gambar 2.43, kenaikan pressure pada pump oil mengatasi pressure di belakang
load check valve (membuat load check valve tidak duduk). Pump oil mengalir
melewati load check valve dan valve spool menuju ke cylinder head end.Oil di dalam cylinder rod end mengalir melewati valve spool menuju ke tank.
54
Basic Envelope Symbol dasar valve ISO seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri dari
satu atau lebih basic envelope. Jumlah envelope yang digunakan mewakili jumlah posisi dimana valve tersebut bisa digerakkan.
Valve Port
Terlihat pada gambar di atas adalah valve port yang tersambung pada
working lines. Valve dengan dengan dua port biasa disebut sebagai twoway valve. Valve bisa punya beberapa posisi dan port sesuai kebutuhan.
Akan tetapi kebanyakan valve position berada pada range satu sampai tiga, untuk valve port berada pada range dua sampai enam.
Flow Path
Pada gambar 2.46 berikut, garis dan panah yang berada di dalam sebuah
envelope, pada dasarnya dipakai untuk mewakili flow path dan arah di
antara port.
55
HOLD position. Pada saat valve tidak sedang melakukan kerja, maka valve yang
dipakai adalah valve yang tengah atau berada pada HOLD position. Tergantung
design dari spool, posisi tengah melayani beberapa tujuan. ISO symbol yang di
atas mewakili closed center valve. Pada saat berada di HOLD position, close
56
ISO symbol yang di bawah mewakili open center valve. Saat berada pada posisi HOLD, open center valve akan menghubungkan semua port ke
tank. Three Position, Six way, Open Center, Manual Controlled Valve
Gambar 2.48 kiri memperlihatkan three position, open center, manual
controlled valve pada HOLD position. Pump oil mengalir di sekitar valve spool
ke tangki. Oil yang berada dalam cylinder di block di control valve spool.
controlled valve. Saat di posisi HOLD, semua oil flow di blocked pada control valve spool. Directional Control Valve Actuator
Gambar 2.49, memperlihatkan ISO symbol untuk beberapa directional control
valve actuator.
57
Rotary valve seperti terlihat pada gambar 2.50 bawah, terdiri dari round plug dengan passage atau channel. Channel yang ada di plug terhubung
dengan port pada valve body. Daripada shifting ke kanan atau ke kiri, valve-nya berputar. Pada diagram yang kiri, valve terhubung dengan pump ke cylinder rod
end. Oil di head end mengalir ke tank. Pada saat valve berputar 90, pump
terhubung ke head end dan oil di rod end mengalir ke tank.
58
Rotary valve yang terlihat di atas adalah four-way valve. Akan tetapi rotary valve juga bisa two-way atau three-way. Rotary valve digunakan di low pressure operation.
II.3.2.3 Check Valve Fungsi dari check valve adalah mengalirkan oil ke satu arah, tetapi mem-
block aliran oil dari arah berlawanan. Check valve kadang-kadang juga disebut
one way check valve. Kebanyakan check valve terdiri dari spring dan valve seat yang berbentuk tirus sebagaimana terlihat pada gambar 60 di atas. Akan tetapi bola yang bulat juga dipakai disamping valve seat yang tirus. Dalam beberapa
circuit, check valve bisa mengambang dengan bebas (tidak mempunyai spring).
Lihat valve di sebelah kiri (Gb. 2.51). Saat pump oil pressure bisa mengatasi pressure di belakang check valve ditambah spring force, check valve akan membuka dan membiarkan oil mengalir ke implement system. Lihat valve di sebelah kanan (Gb. 2.51). Saat pump oil pressure kurang dari oil pressure di implement, check valve akan menutup dan mencegah
59
Pilot operated check valve berbeda dengan simple check valve, dimana pilot operated check valve memungkinkan oli mengalir melalui valve pada arah yang
berlawanan.
Forward Flow
Gambar 2.52 bagian atas memperlihatkan kepada kita sebuah pilot operated
check valve. Pilot operated check valve terdiri dari sebuah check valve, pilot valve dan rod. Pilot operated check valve membiarkan oli mengalir dengan
bebas dari control valve ke cylinder
Flow Blocked
Saat oil flow dari control valve berhenti, maka check valve akan duduk sebagaimana terlihat pada Gb. 2.52 bawah bagian kanan. Oil dari cylinder menuju control valve di-blocked pada check valve.
60
Gb.2.52 Pilot Operated Check Valve Forward Flow dan Flow Blocked
Reverse Flow
Gambar 2.53 di atas memperlihatkan oil flow dari cylinder ke control valve. Pada saat flow diperlukan, pilot oil dikirim ke pilot valve oil chamber. Pilot oil
pressure menggerakkan pilot valve dan rod ke kanan dan membuka check
61
valve. Cylinder oil mengalir melalui check valve menuju ke control valve dan
kemudian ke tangki. Perbandingan pressure antara load pressure dan pilot pressure dirancang sesuai dengan valve-nya. Perbandingan pressure-nya 3 : 1. Pressure yang diperlukan untuk membuka check valve sama dengan 1/3 dari load
pressure. Load pressure sebesar 600 psi memerlukan pilot pressure sebesar
200 psi untuk bisa membuka check valve.
62
Make-up valve seperti gambar 2.55, terlihat mirip check valve. Make-up valve
biasanya ditaruh di circuit antara implement dan tangki. Pada saat operasi normal, pump atau cylinder oil akan mengisi ruangan di belakang make-up
valve. Pressure di dalam cylinder akan menjaga valve tetap CLOSED. Pada cylinder pressure sekitar 2-psi lebih rendah dari tank pressure, make-up valve
akan OPEN. Oil dari tangki akan mem-by pass pump dan mengalir secara langsung melalui make-up valve menuju ke cylinder.
control ke posisi FULLY LOWER, maka gaya gravitasi bumi pada bucket
ditransmit melalui cylinder piston ke return oil. Kenaikan pressure pada return
oil akan menaikkan flow dari cylinder. Pada saat cylinder pressure
memindahkan return oil lebih cepat dari pada pompa yang dapat mengirimkan
oil untuk memindahkan piston, maka akan terjadi kevaccuman di cylinder dan
saluran-salurannya. Kevaccuman dapat menyebabkan cavitation pada cylinder dan saluran-salurannya. Pada saat pressure di dalam cylinder dan salurannya turun sampai 2-psi kurang dari tank pressure, maka make-up valve akan membuka dan memungkinkan tank oil mengalir melalui make-up valve menuju ke saluran dan ke cylinder. Langkah ini akan mencegah cavitation di dalam
63
Solenoid Actuator
Pada sebuah solenoid actuator, medan electromagnet akan menggerakkan
armature yang mana akan dipakai untuk menggerakkan push pin. Push pin
akan menggerakkan valve spool.
Ada dua solenoid actuator yang populer yaitu air gap dan wet armature. A. Air gap Solenoid Sebuah air gap solenoid diperlihatkan pada gambat 2.56 di atas. Saat coil mendapatkan arus, akan timbul medan electromagnet. Seperti halnya medan magnet akan ditimbulkan bilamana arus listrik mengalir melalui sebuah kawat. Bila kawatnya lurus, maka medan magnet-nya akan relatif kecil. Bilamana kawatnya dililit menjadi sebuah coil, maka medan electro-magnetic akan menjadi lebih kuat. Medan magnet tersebut akan membentuk garis-garis lingkar di sekeliling coil. Semakin besar jumlah lilitan, medan magnet semakin kuat. Saat aliran arus listrik melalui coil tetap, medan electro-magnet akan menjadi sangat kuat seperti yang terjadi pada magnet permanen. Medan electro-magnet akan menarik
armature.
Armature
akan
menggerakkan push pin dan push pin akan menggerakkan valve spool di dalam control valve.
64
Air gap solenoid dilindungi oleh sebuah cover. Air gap solenoid
juga mempunyai fasilitas manual
override.
Manual
override
memungkinkan valve diaktifkan secara manual bilamana solenoid-nya rusak. Sebuah metal pin kecil ditaruh di cover. Posisi dari pin sejajar dengan armature. Pada saat pin ditekan kedalam cover, maka pin secara
pin. Manual override digunakan untuk mengecheck pergerakkan dari directional valve spool.
65
Apabila terjadi kerusakan solenoid karena spool-nya jammed, maka pergerakkan spool dapat dicheck dengan mendorong masuk
manual override. Manual override juga bisa digunakan untuk memutar actuator tanpa meng-energize keseluruhan electrical control system.
Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot Operated, Two Position, 4way Directional Control Valve
Gambar berikut (2.58) memperlihatkan Solenoid Controlled, Spring Offset,
Pilot Operated, Two-Position, 4-way Directional Control Valve. Solenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, directional control valve tidak selamanya dipasang dengan dua solenoid. Solenoid digunakan untuk menggerakkan pilot valve spool. Valve spool
kembali ke posisinya semula dengan sebuah spring. Saat system-nya di
design untuk oil flow yang lebih besar, maka dengan sendiri akan dipakai valve dengan ukuran yang lebih besar. Gaya utama diperlukan untuk
menggerakkan
menimbulkan jumlah gaya yang juga besar. Pada tipe valve seperti ini, sebuah solenoid controlled pilot valve yang relatif lebih kecil di taruh di atas
main valve spool yang lebih besar. Saat shifting diperlukan, oil yang
66
bertekanan akan mengalir dari small solenoid controlled pilot valve ke sisi yang lain dari valve spool yang lebih besar.
Solenoid
Controlled,
Pilot
Operated,
Three
Position,
4-way
Position, 4-way Directional Control Valve. Pilot valve dicontrol oleh dua solenoid valve. Pilot valve juga mempunyai sebuah spring yang terletak
pada masing-masing ujung dari valve spool. Bilamana tak satupun solenoid yang energize, maka valve spool spring menahan valve spool pada posisi
CENTER. Saat pilot valve berada pada posisi CENTER, pilot oil flow yang
menuju ke control valve yang lebih besar di blocked. Spring yang berada pada ke-tiga posisi directional control valve akan mengembalikan posisi
67
Gb. 2.59 Solenoid Controlled, Pilot Operated, Three Positions, 4-way Directional Control Valve
Centering spring kebanyakan diartikan untuk men-center posisi directional valve spool. Control valve mempunyai spring yang terletak pada ujung
masing-masing spool. Pada saat pilot pressure dialirkan ke salah satu ujung dari pada valve spool, maka valve spool akan bergerak dan menekan spring pada ujung yang lainya. Pada saat pilot pressure di-drain, spring akan mengembalikan spool ke posisi center.
Solenoid Failure
Kebanyakan kerusakan dari solenoid actuator saat valve stuck. Valve
68
Pada saat valve stuck dan solenoid di-energize, solenoid coil menerima aliran arus listrik yang konstan yang akan menghasilkan panas yang berlebihan. Solenoid tidak di-design untuk meniadakan panas yang berlebihan, akibatnya coil-nya bisa terbakar. Problem overheating sering terjadi pada saat temperature udara luar yang cukup tinggi atau terjadi
system low voltage. Solenoid rusak karena temperature udara luar yang cukup tinggi bisa
di control dengan meningkatkan aliran udara melalui solenoid. Temperature dari oli hydraulic dapat diturunkan supaya lebih banyak panas yang diserap dari solenoid melalui hydraulic system. Kadang-kadang, design valve yang berbeda bisa dipasang pada saat beroperasi di cuaca yang sangat panas. Harus dibuat pengaturan yang cukup bagus untuk membuat sistem beroperasi pada temperature yang lebih rendah. Pada saat voltage ke coil terlalu rendah, medan electromagnet tidak cukup kuat untuk menarik armature. Cuma, pada saat spool-nya stuck, arus listrik akan terus mengalir melalui coil. Aliran arus listrik yang konstan ini bisa menimbulkan panas yang berlebihan. Faktor lain juga mempengaruhi operasi dan umur dari solenoid
directional control valve yang terlihat pada normal position. Pump oil
mengalir ke A dan oli di B mengalir ke tangki. Pada saat solenoid di energize, solenoid akan menggerakkan valve terhadap
69
Solenoid Controlled Pilot Operated, Spring Centered, Three Position, 4-way, Closed-Centerd valve.
Di ISO symbol gambar 2.60 bagian bawah, solenoid controlled pilot
70
Hydraulic
III. I S O SYMBOL
Tujuan dari digunakannya graphic symbol adalah untuk mendapatkan pengertian yang menyeluruh dari fluid power system. Teknik ini bertujuan untuk standarisasi dengan memakai simbol-simbol, suatu cara untuk mendapatkan pengertian yang lebih mudah dalam cara menerangkan komponen dari fluid power system. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
basic simbol geometri seperti: lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segi
tiga, busur, panah, garis, titik, tanda silang.
Berikut ini menggambarkan secara jelas bagaimana fungsi komponen di bandingkan dengan konstruksi aktual yang ditekankan dengan menggunakan symbol dasar. Simbol memperlihatkan fungsinya dengan menggambarkan sambungan-sambungan, saluran-saluran, dan fungsi komponen yang di wakilkan. Masing-masing simbol digambarkan pada keadaan normal, diam, atau kondisi netral. Saat anda mempelajari simbol, perhatikan bagaimana simbol-simbol ini tersambung untuk memperlihatkan komponen aktual yang akan membentuk piktorial. Kita dapat membandingkan graphic simbol dengan peta jalan. Setiap
71
garis, lingkaran, kotak, ataupun simbol geometric yang lain merupakan suatu bagian komponen yang nyata dan semuanya disambung bersama-sama sehingga akan memperlihatkan bagaimana fungsinya, dan bagaimana dia dirancang sebagai sirkuit yang lengkap. Pada dasarnya, graphic simbol digunakan untuk menggambarkan fluid
power sistem dengan memecah komponen dalam bentuk seperti berikut ini:
1. Konduktor (fluid) 2. Menyimpan energi dan menyimpan fluid 3. Fluid conditioner (heater, coolers, filters, dll). 4. Linier devices (silinder). 5. Controls (manual, electrical spring, dll). 6. Rotary devices (pumps dan motors). 7. Instruments dan accessories. 8. Valves. III.1 INTRODUCTION III.1.1. Pandangan Umum
Fluid power system digunakan untuk men-transmit dan mengkontrol power melalui penggunaan fluida yang bertekanan (zat cair atau gas) di dalam circuit yang tertutup
Tipe dari simbol-simbol tersebut biasanya digunakan dalam penggambaran circuit diagram untuk fluid power sistem yaitu Pictorial,
72
dan cara operasinya jelas sekali kelihatan. Graphic symbol mampu melampaui kendala bahasa dengan demikian bisa mem-promote pengertian yang menyeluruh terhadap fluid power system. III.1.2. Ruang Lingkup dan Tujuan
Standard ini menampilkan sebuah system graphic symbol untuk fluid power
diagram. Bentuk dasar dari simbol tersebut adalah:
Simbol dengan menggunakan kata-kata dan singkatan dihindarkan. Simbol dapat melampaui kendala bahasa yang juga akan ditampilkan di sini. Fungsi komponen disamping dari pada konstruksi-nya ditekankan dengan sebuah symbol. Arti dari operating fluid power komponen terlihat merupakan satu bagian dari simbol tersebut (bilamana ada). Standard ini memperlihatkan kepada kita suatu
basic
symbol,
menerangkan prinsip, dan menggambarkan gabungan dari simbol yang sedang ditampilkan. Simbol gabungan dapat direncanakan untuk fluid
spool atau posisi dari control element yang ada pada komponen nyata.
73
C. Simbol bisa diputar atau dibalik tanpa merubah artinya, kecuali dalam hal Lines untuk reservoir, vented manifold, accumulator dan receiver. D. Line Technique Bikin supaya tebal garis tetap sama. Tebal garis tidak akan merubah arti dari symbol.
Solid Line (Main line conductor, outline dan shaft) Dash Line (Pilot line untuk control)
Dotted Line (Saluran Drain) Center Line (Enclosure Outline) Instrument Line (Indicator, Recorder, Sensor) Line Crossing (Tidak Berhubungan) Atau
Lines Joining
Atau
74
E. Basic symbol bisa terlihat dalam beberapa ukuran. Ukuran-ukuran tersebut bisa ber-variasi guna memperjelas suatu kasus.
Lingkaran dan setengah lingkaran Lingkaran besar dan kecil, bisa digunakan untuk menyatakan bahwa satu komponen merupakan komponen utama/main, dan komponen yang lain merupakan pelengkap Segitiga
F. Huruf kombinasi yang digunakan sebagai satu bagian dari graphic simbol tidak perlu berupa singkatan. G. Panah yang melewati sebuah symbol pada kira-kira 45 menunjukan bahwa komponen tersebut bisa di-adjust/variabel.
) (
75
H. Panah dengan posisi parallel pada sisi dari sebuah simbol, berada di dalam simbol, menunjukkan komponen tersebut merupakan
pressure
compensate.
) (
I. Garis yang pada ujungnya ada sebuah titik melambangkan sebuah thermometer
III.3 KONDUKTOR, FLUID III.3.1 Line, Working (Utama) III.3.2 Line, Pilot (untuk control) III.3.3 Line, Drain III.3.4 Line, untuk Instrument (Measuring, recording, sensing) III.3.5 Arah Aliran
//
//
//
Pneumatic Hydraulic
76
Plugged Port
77
Vented: Pressurizes:
Catatan: Reservoir biasanya digambar pada posisi horizontal. Semua lines masuk dan keluar reservoir dari bagian atas. Contoh:
Terlihat garis yang masuk atau keluar di bawah reservoir dipakai hanya bilamana sambungan pada bagian bawah merupakan circuit pokok. III.4.2 Accumulator
78
Accumulator, Weighted
III.5 FLUID CONDITIONER Sebuah alat untuk mengontrol karakter fisik dari fluida III.5.1 Heat Exchanger Heater Segitiga di dalam menunjukkan pemberian panas. Segitiga yang di luar menunjukkan media pemanas, yaitu zat cair. Segitiga yang di luar menunjukkan media pemanas, yaitu gas. Cooler Segitiga yang di dalam menunjukkan pelepasan panas. Temperature Controller
79
III.5.2 Filter-Strainer
III.6 Cylinder
Single Acting
80
Double Acting
Fixed Cushion
Adjustable Cushion
III.7.2 Manual Digunakan sebagai symbol umum tanpa menunjuk type secara khusus. (Contoh: kaki, tungkai, lengan)
III.7.5 Pedal
81
Hydraulic
IV. Load Sensing/ Pressure Compensated
Load sensing/Pressure compensated banyak digunakan di sejumlah unit Caterpillar. Beberapa diantaranya adalah 416-446 Backhoe Loader, Challenger
65, Track Type Tractor seri H, Motor Grader seri G, 916-936 Wheel
Loaders.
82
IV.1 Basic System (Open Center) Dimulai dengan pembahasan basic sistem yang terdiri dari: (1) Reservoir/ tank (2) Fixed Displacement Pump
flow yang besar & konstan dapat menghasilkan panas restriction). Panas dapat mengurangi umur component.
(apabila ada
83
system pressure yaitu pada saat cylinder rod full extend atau full retract
ataupun pada saat cylinder mendapat beban berat. Untuk proteksi terhadap sistem tersebut, maka ditambah suatu komponen yaitu: Main
Relief Valve. Satu kekurangan system ini adalah pada saat system
berada pada high pressure, maka muncul panas yang tinggi sehingga mengurangi umur komponen Ada dua masalah lain yang berhubungan dengan sistem ini: (1) Sticky Gerak kontrol spool keras/lengket (2) Speed Cylinder (kecepatan gerak cylinder) bervariasi terhadap speed
engine atau berubah sesuai beban kerja (hal ini menyebabkan jumlah
aliran juga berubah).
84
Besarnya Flow Force tersebut berbanding proporsional terhadap jumlah aliran (flow) dan pressure differensial sebelum dan sesudah spool land. Dengan kata lain,
kecenderungan force mempertahankan spool untuk tetap terbuka juga naik. Vector gaya, yang bekerja paralel terhadap centerline dari control
mempertahankan spool untuk tetap terbuka. Sebagai illustrasi, apabila anda sedang menutup pintu terhadap hembusan angin. Sementara anda menutup pintu berarti anda membuat restriction terhadap hembusan angin. Semakin rapat pintu mulai tertutup, semakin kuat gaya yang bekerja terhadap anda. Apa yang anda rasakan adalah efek flow dan pressure yang bekerja pada
Centering Spring
85
Hydraulic control valve akan sangat bermanfaat apabila control spoolnya dapat kembali ke posisi semula secara otomatis. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan spring di bawah spool untuk menutup
Pressure Reducing Valve, yang berfungsi mengatur jumlah aliran. Doble check valve berfungsi untuk merasakan pressure workport, baik pada rod end
maupun head end cylinder dan mengirimkan pressure workport tersebut ke
pressure reducing valve. Pressure ini disebut sinyal pressure dan selalu sama
dengan workport pressure.
86
Note:
Pressure
reducing
valve
tersebut,
sering
disebut
pressure
compensator, Flow control Valve, Flow compensator, sementara double check valve kadang disebut Shuttle Valve atau Ball Resolver
Dari schematic di atas dapat ditentukan bahwa pressure reducing valve menyensing pressure workport. Pressure ini akan bekerja bersama spring
pressure reducing valve untuk mengontrol downstream pressure. Downstream pressure sama dengan workport pressure ditambah pressure spring. Apabila pressure ke main control spool sama dengan workport pressure ditambah nilai spring, berarti bahwa pressure differential (perbedaan antara pressure supply
ke main control spool dan workport pressure) main control spool sama dengan nilai spring. Apabila spring mempunyai nilai 50 psi, maka nilai 50-psi ini mengontrol maksimum differensial pressure pada main control spool, dan akan mengurangi gaya aliran (flow force) pada spool sehingga membuat lever menjadi lebih ringan.
87
Pressure reducing valve ini akan meniadakan pengaruh variasi engine speed terhadap cylinder speed. Sebagaimana engine speed naik, pump flow
juga naik, sehingga meningkatkan pump supply pressure. Pressure reducing
valve akan memberi reaksi terhadap kenaikan pump supply pressure dan
membatasi input flow (aliran masuk), hal ini berfungsi untuk memelihara
differensial pressure yang sama pada spool. Dengan begitu, diharapkan terjadi
konstan flow ke cylinder. Sebaliknya, juga akan terjadi aksi yang sama pada penurunan engine speed.
implement, akibatnya kecepatan implement akan konstan. Contoh kasus: Diasumsikan workport pressure 500 psi. Pressure ini bekerja bersama pressure spring sebesar 50 Psi di dalam pressure reducing valve dan menghasilkan 550 psi di dalam main control spool. Pressure diferensial/ perbedaan pressure pada main control spool adalah 50 psi yang mana merupakan nilai dari spring itu sendiri. Apabila workport pressure meningkat menjadi 1000 Psi. Pressure ini akan bekerja bersama pressure (nilai) spring (50 Psi) di dalam pressure reducing valve dan menghasilkan 1050 Psi pada main control spool. Pressure diferensial/ perbedaan pressure pada main control spool adalah 50 Psi yang juga merupakan nilai dari spring. Sekalipun load/ beban berubah, pressure diferensial pada main control spool tetap sama, yang berakibat jumlah flow akan tetap konstan.
Definisi Pressure Compensation: Sistem kontrol yang menghasilkan kecepatan implement yang konstan untuk setiap posisi displacement lever.
88
Hal ini dilakukan dengan menjaga perbedaan pressure yang tetap pada main
control spool oleh spring pressure reducing valve (yang digunakan untuk
mengatur aliran). Pada sistem Pressure Compensasi ada dua perbedaan pressure (Pressure
Differensial), yaitu:
Pertama, pressure differensial pada pressure reducing valve itu sendiri. Perbedaan pressurenya bervariasi tergantung perbedaan pressure supply pompa dengan workport pressure (plus nilai spring)
Contoh: Suatu implement memerlukan 5-gpm dan berkembang 1000 Psi pada
workport pressure akan membatasi pressure downstream yang menuju main control stem sebesar 1050 Psi. Selama implement tidak memerlukan supply penuh, maka pressure pump supply akan naik sebesar 2700 Psi dan
kelebihan flow akan dikembalikan ke tanki melalui main relief valve. Perbedaan pressure pertama terjadi pada pressure reducing valve, yakni sebesar 2700 Psi 1050 Psi sama dengan 1650 Psi Perbedaan pressure kedua adalah 1050 Psi 1000 Psi sama dengan 50 Psi dan merupakan nilai spring dari pressure reducing valve Apabila cylinder digerakkan dengan pelan, berarti operator sedikit membuka
closed center control spool, dan hanya sebagian kecil flow pompa yang
diijinkan ke cylinder. Dengan pompa fixed displacement, pressure pompa pasti akan naik dan kelebihan flownya akan di drain ke tanki. Jumlah flow
89
yang besar dan pressure yang tinggi pada relief valve akan secara cepat berakibat panas, akibatnya memperpendek umur componen. Untuk mengurangi akibat panas tersebut perlu ditambahkan oil cooler, disamping itu ada dua pilihan lain, yaitu: Dapat menambahkan Flow Control atau dump valve pada system Mengganti Fixed Displacement Pump dengan Variable Displacement
pump
IV.3 Load Sensing (Close Center System) Dengan menggunakan
Flow
atau
variable
Flow Control Dump valve saat ini banyak ditambahkan pada sistem
90
Contoh kasus:
Implement memerlukan 5 gpm dan mengembangkan 1000 Psi pada workportnya.Fixed Displacement Pump dapat mensuplai 30 gpm. Spring
di dalam flow control valve/ Dump valve mempunyai nilai 200 Psi, maka harga spring plus workport pressure sebesar 1200 Psi ini bertindak mengature pressure suplai pompa dan membatasinya sebesar 1200 ke sistem. Kelebihan flow yang tidak diperlukan oleh implement di drain ke tanki. Nilai perbedaan pressure antara workport pressure dan pressure yang boleh masuk ke sistem adalah 200 Psi sama dengan nilai spring pada
flow control valve. Nilai ini adalah Nilai Margin Pressure, yang akan
memberikan respon implement yang lebih baik. Pada kasus ini, return suplai pompa ke tanki terjadi pada pressure
91
Pompa ini menggunakan control valve untuk mengatur pump flow yaitu dengan merubah sudut swashplate. Workport atau sinyal pressure akan bekerja bersama spring Flow Compensator atas harga workport pressure. (di dalam pump control
valve), supaya bisa memberikan margin pressure dengan setting di Flow compensator spool berfungsi menyensing suplai pressure (sama
seperti flow control valve pada fixed displacement pump). Seiring kebutuhan flow berubah karena perubahan posisi lever, perbedaan
92
pressure maksimum. Control ini akan mendestroke pompa (mengurangi flow pompa) untuk menjaga maksimum sistem pressure tanpa
menggunakan main relief valve Dengan men-set pompa yang dan
kebutuhan
flow
tepat
pressure
workport 1000 psi, Flow control (dump) valve menyensing workport pressure dan bekerja bersama spring 200 psi (margin), maka Hydraulic Horsepower (Hp) yang diambil dari engine: 30 gpm x (1000 psi + 200 psi) x .000583 = 21 Hp
Karena cylinder hanya memerlukan 5 gpm, maka hp yang digunakan hanya:
Apa yang terjadi untuk 17.5 Hp (21 hp 3.5 hp) sisanya yang diambil dari engine? Ini adalah wasted Hp (Hp yang tidak terpakai), dan di
93
Dengan menggunakan Variable Displacement, berapa kira-kira Wasted Hp yang muncul? Secara praktek hampir tidak ada. Pompa akan memberikan flow sesuai dengan kebutuhan pada pressure yang sedikit lebih tinggi (Slightly) dari pada yang dibutuhkan. 5 gpm x 200 Psi x 0.000583 =0.58 Hp wasted, yang digunakan untuk
margin pressure
Dua keuntungan apabila menggunakan Variable Displacement Pump, yaitu: 1. 2. Panas yang muncul dapat dikurangi, sehingga component mempunyai umur yang lebih lama.
Kembali ke basic diagram, fungsi Flow control (dump) valve dan main relief
94
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
1. Sebutkan tiga sistem pada unit alat berat yang menggunakan prinsipprinsip hidrolik. 2. Sebutkan dua keuntungan penggunaan zat cair/cairan. 3. Sebutkan Hukum Pascal 4. Pada gambar berikut berapakah luas area piston head end? Piston Rod
Piston Ro Piston Diameter = 8 in Rod Diameter = 3 in
Piston Head
Piston 8 in
Gauge A
5. Apa yang dimaksud dengan efektif area dari piston rod end? 6. Berapa tekanan yang ditunjukkan pada Gauge A? 7. Pada gambar berikut, berapakah tekanan yang ditunjukkan oleh masingmasing Gauge?
95
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
1. 2. Sebutkan 3 fungsi Hydraulic tank! Pasangkan komponen tangki berikut dengan fungsi yang tepat!
1. Fill Cap 2. Sight glass 3. Supply Line 4. Return Line 5. Ecology Drain 6. Filler Screen 7. Filler Tube 8. Baffles 9. Pressurized tank symbol 10. Return Screen
A. Mencegah kotoran berukuran besar masuk ke tangki B. Mengijinkan tangki diisi sampai level yang tepat tapi tidak berlebih C. Mencegah partikel besar masuk ketika fill cap dilepas D. Digambar sebagai kotak yang tertutup atau segiempat. E. Memberi waktu supaya gelembung pada return oil naik ke permukaan F. Menjaga , kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan menambahkan oli ke dalam tangki. G. Mencegah terjadinya tumpahan ketika memindahkan air dan endapan dari tangki H. Mengijinkan oli mengalir dari system ke tangki. I. Mengijinkan oli mengalir dari tangki ke system. J. Digunakan untuk memeriksa level oli.
96
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
1. Sebutkan fungsi utama dari fluida hidrolik! 2. Apa nama pengukuran resistansi aliran fluida pada temperatur tertentu? 3. Semua oli akan ketika temperatur naik dan . ketika temperatur turun. 4. Apa nama pengukuran perubahan kekentalan fluida sehubungan dengan perubahan temperatur. 5. Sebutkan tiga tipe dasar fire resistant fluids.
97
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
1. Mana diantara dua klasifikasi pompa berikut ini yang paling tidak efisien?
1.
Oli pada gear pump mengalir dari inlet ke outlet a. Melalui bagian tengah pompa b. Sekitar bagian luar gigi c. Sekitar bagian luar drive gear dan melalui pusat yag dilakukan oleh idler gear. d. Sekitar bagian luar idler gear dan melalui pusat yag dilakukan oleh
drive gear.
98
2. Apa yang melapisi bagian sisi rotor dan bagian akhir vanes pada sebuah
vane pump?
a. Cam ring c. Flexplates mengubah kecepatan rotasi? a. Fixed displacement c. Non-Positive Displacement menjaga kecepatan rotasi? a. Non-Positive Displacement c. Gear pump 5. a. Tekanan atmosfir c. Charge pump b. Variable Displacement d. Fixed Displacement b. Tekanan tangki d. Tidak ada jawaban b. Variable Displacement d. Piston Pump b. Shaft d. Bearings
3. Apa nama tipe pompa yang aliran outputnya hanya dapat diubah dengan
4. Apa nama tipe pompa yang aliran outputnya dapat diubah dengan
99
Gb. 2
100
101
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
1. Jelaskan kegunaan relief valve! 2. Sebutkan dua tipe dasar dari relief valve! 3. Kapan pressure reducing valve digunakan dalam suatu circuit? 4. Jelaskan perbandingan antara pressure relief valve dengan pressure
reducing valve.
5. Mengapa eksternal drain line diperlukan untuk operasi dari pilot operated
102
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
1. Sebutkan dua alasan penggunaan directional control valve. 2. Sebutkan bagian directional control valve yang bergerak. 3. menahan aliran oli melalui valve body. 4. mengijinkan oli mengalir di sekitar spool dan melalui valve
body.
5. Pada ISO Symbol, jumlah amplop mewakili jumlah yang menunjukkan valve dapat bergeser/shifted. 6. Pada normal posisi, suplai oli mengalir melalui valve dan kembali ke tangki. Valve merupakan 7. Pada normal posisi, suplai oli melalui valve di blok. Valve merupakan 8. Pada ISO Symbol, gambar garis dan panah di dalam amplop digunakan untuk mewakili . 9. Tuliskan nama masing-masing simbol berikut:
103
10. Gambarkan lever operated, spring centered, three position, 4-way, open
valve?
17. Apa yang dimaksud dengan pilot ratio dan pilot pressure?
18. Pada symbol shuttle valve (resolver) di atas, oli mengalir: a. Dari circuit 1 ke circuit 2 b. Dari circuit 2 ke circuit 3 c. Dari circuit 1 ke circuit 3 19. Tuliskan nama komponen spool valve berikut: d. A dan B e. B dan C
104
20. Ketika tekanan beban pada pilot pressure ratio = 3 : 1, berapakah minimum pressure yang dibutuhkan untuk membuka check valve berikut ini?
Agus krisbiantoro
105
106