Conceptual Framework
Conceptual Framework
Conceptual Framework
II.
Exposure
Draft
42A
42B
42C
42D
46A
46B
51A
51B
Pronouncement
The objective of financial reporting
The qualitative characteristic of financial information
The definition and recognition of assets
The definition and recognition of liabilities
The definition and recognition of reporting entity
The definition and recognition of expense
Definition of Equity
The definition and recognition of revenue
Statement of
Accounting Concept
SAC 1
Pronouncement
Definition of the Reporting Entity
Augusts 1990
SAC 2
Augusts 1990
SAC 3
March 1992
SAC 4
May 1995
SAC 4
The benefits which the Australian Accounting Research Foundation (AARF) indicated
would emanate from a successful framework are as follows:
1. Reporting requirements will be more consistent and logical because they will stem
from an orderly set of concepts.
2. Avoidance of reporting requirements will be much more difficult because of the
existence of all-embracing provision
3. The boards that establish the requirements will be more accountable for their actions
in that the thinking behind spesific requirements will be more explicit, as will any
compromises that may be included in particular accounting standards
4. The need for specific accounting standards will be reduced to those circumstances in
which the appropriate application of concepts is not clear-cut, thus minimising the
risks of over-regulation
5. Preparers and auditors will be able to better understand the financial reporting
requirements they face
6. The setting of requirements will be more economical because issues should not need
to be re-debated from differing viewpoints
The aim and proposed benefit of the conceptual framework assume that the conceptual
framework in use in a particular country underlies that countrys accounting standards.
Therefore the adoption of IASB standards in Australia necessitated a review of the Australian
conceptual framework to determine wether the framework could fulfil its function when the
AASB issued standards based on IFRS, or wether the framework had to be altered to meet
the changed circumstances in Australian standard setting.
The AASB framework is equivalent to the IASB framework and it has additional
paragraphs inserted to explain its application in Australia. The aims of the framework are
unchanged. The encompass:
1. Assisting the AASB in the development of future accounting standards
2. Promoting harmonised regulations and reducing the number if alternative treatments
3. Assisting preparers, auditors and users of financial reports
4. Showing the AASBs approach to formulating accounting standards
Objectives of Conceptual Frameworks
The basic objective of external financial report is providing information that is useful to
present and potential investors and creditors and other users in making rational investment,
credit, and similar decisions. This objective is seen to be achived by reporting information
that :
In order to provide useful financial information, the accountant must choose which
information to transmit. It therefore becomes necessary to develop a hierarchy of qualities
which make information useful.
Decision Model of
Eliminate the inconsistencies between the discussion of the earning process (found
in SFAC No. 5) and the definitions of the elements of financial statements (found in
SFAC No. 6)
Establish a paradigm for selecting from among possible measurement attributes
The FASB is considering changes to its concept statements in three current agenda projects:
1. The Revenue Recognition project is resolving inconsistencies between the earning
process and definitions of elements
2. The Liabilities and Equity project is reconsidering the distinction between liabilities
and equity and aspects of the liabilities definitions.
3. The Fair Value project, FASB will consider how the qualitative characteristics at
relevance and reliability should be applied in selecting an appropriate measurement
attribute.
IASB
The original framework of IASB was issued in 1989 and has not been substantially revised in
the meantime.
An area not covered in the current IASB is measurement concepts. This issue will be tackled
in due course as a result of the AcSB project undertaken on behalf of the IASB. The purpose
of the project is to identify, consider and make measurement objective or set of objectives.
Dean and Clarke describe many issues that are relevant to understanding why the
development of conceptual frameworks at a national level has been problematic. They
suggest that current conceptual framework projects have sought to develop a constitutionbased framework for accounting, instead of focusing on concepts underlying ordinary,
everyday commerce.
bersama seperti membangun blok, sudah jelas bahwa Rerangka Konseptual dimaksudkan
sebagai arah fundamental. Tujuannya adalah untuk penyediakan petunjuk dan arah kepada
praktek akuntan bagaimana memperlakukan (to account) informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi.
Pada Rerangka Konseptual FASB, justru dalam isu krusial Pengakuan dan
Pengukuran, perselisihan terjadi. Hasilnya keluar pada tahun 1984 SFAC No 5 tentang isu
Pengakuan dan Pengukuran. Secara mendasar ini merupakan deskripsi dari elemen dari
laporan akuntansi dan disesuaikan dengan observasi dari praktik yang terjadi.
Menjelang SFAC No 5 dikeluarkan, pendekatan Board (pembuat standar) hampir
secara keseluruhan deskriptif. Sesungguhnya Statement No 5 menunjukkan bahwa tujuan
dan filosofi Rerangka Konseptual telah hilang menjelang hal itu diterbitkan. SFAC No 5
menyatakan di beberapa tempat (paragraph 35, 51, 108) bahwa konsep akan terus
berkembang ketika proses penetapan standar berkembang. Seperti evolusi filosofi, yang
memandang konsep sebagai residual/sisa dari proses penetapan standar, adalah suatu
kontradiksi langsung terhadap tujuan dari Rerangka Konseptual.
Lebih jauh, Dopuch dan Sunder mempertimbangkan bahwa definisi dari elemen
utama laporan keuangan tergantung pada aturan dan konvensi yang tidak ditentukan:
Bagaimana sebuah Rerangka Konseptual menuntun pilihan-pilihan di antara
alternative prinsip dan aturan jika elemen dari rerangka didefinisikan dalam term yang
sama?
Dopuch dan Sunder juga menentang bahwa tidak satupun pada Rerangka
Konseptual FASB yang kelihatannya banyak menolong dalam isu pengungkapan
(disclosure). Mereka mendukung asersi ini dengan menyeleksi 3 isu: Deferred tax credits,
perlakuan akan biaya explorasi industry minyak dan gas, dan Current Value Accounting.
Mereka menyimpulkan:
1. Definisi dari liabilities terlalu umum sehingga kita tidak dapat memprediksi posisi Board
terhadap Deferred tax
2. Rerangka mendukung dua prinsip akuntansi yang berlawanan (Full Cost dan Succesful
effort) dan menjadi bukti dasar bahwa rerangka tidak berguna dalam mengatasi isu
3. Ini tidak menjawab masalah estimasi, dimana upaya di masa lalu untuk mendukung
publikasi Current cost, telah tenggelam.
Kita dapat membuat kritik yang sama pada Rerangka IASB. Aset dan liabilities
didefinisikan dengan cara yang sama dengan proyek US. Tidak hanya definisi asset yang
samar-samar, tapi juga criteria pengakuan (recognition) dituliskan dengan kemungkinan
(probabilitas), konsep yang subjektif. Sebagai tambahan, criteria pengakuan gagal untuk
menawarkan petunjuk pada masalah pengukuran (measurement), yang sangat fundamental
pada akuntansi. Dan lagi-lagi definisi nya sangat terbuka dan itu terlihat bahwa beberapa
pengukuran dapat diterima selama cost atau value dapat diukur dengan terpercaya (reliably)
Tetapi apakah ini penting, karena ini science, bahwa agreement sebelumnya dicapai
dengan definisi yang sangat tepat atas elemen akuntansi? Gerboth menentang bahwa ilmu
yang sesungguhnya datang dari investigasi subjek/hal tersebut, bukan dari agreement
Filosofi dari realitas ini datang dari asumsi akuntansi bahwa kita dapat mengobservasi, mengukur dan mengkomunikasikan sebuah realitas ekonomi yang objektif.
Beberapa ahli filosofi science, sebagai contoh Feyerabend, menentang bahwa
kebenaran scientific tidak mutlak, itu mengacu pada sebuah pernyataan tentang realitas yag
dibangun. Sebuah statement yang diberikan atau kepercayaan yang diterima hanya setelah
bukti sesuai dengan aturan yang disetujui dan ditetapkan tentang apa itu metodologi
scientific. Hines menunjukkan bahwa masalah pendekatan realisasi ekonomi/pengukuran
yang diadopsi oleh Rerangka Konseptual di Unites States (dan ini diterapkan di Australia
dan IASB juga) adalah bahwa dalam komunitas scientific, realitas sekarang dilihat seperti
dibangun dan dilanjutkan oleh praktisi social, sehingga mencemari persepsi akuntan akan
realitas ekonomi. Dalam social science, perusakan realism filosofi lebih lengkap lagi.
Dengan social science, actor berlakon sesuai dengan definisi dan konsep realitas yang
berlaku. Dengan melakukan ini, mereka mempertahankan dan mengabadikan kenyataan.
Tetapi kita belum menggenggam kenyataan, seperti menciptakannya. Dengan
memikirkannya dengan cara tertentu dan memperlakukannya dengan cara itu Tetapi
ketika orang memiliki pendapat yang terbentuk sebelumnya akan apa itu realita, baiklah kita
tidak mampu untuk melawannya. Mengapa tidak?
Karena kita seharusnya mengkomunikasikan realitas: Jika orang memiliki disain
tertentu tentang realita, kemudian secara alamikita mencerminkannya. Sebaliknya orang
akan kehilangan kepercayaan pada kita.
Ini membuat kita dapat bertanya apakah pembentukan teori dasar rerangka bias
netral, independen dan bebas dari bias. Lanjutan dari argument ini adalah bahwa sebuah
rerangka konseptual tidak dapat menyediakan pengukuran realitas ekonomi yang
sepenuhnya objektif karena tidak ada praktek akuntansi yang benar-benar merdeka. Hines
mempertimbangkan bahwa itu adalah hubungan interaktif 2 arah dimana akuntan keuangan
dengan proses pengukuran dan mengkomunikasikan sebuah gambaran realitas,
memerankan sebuah peran yang kritikal dalam memutuskan sebuah realita. Oleh karena itu,
mereka menciptakan realitas.
Hines lebih jauh meng-klaim bahwa Mainstream accounting research disesuaikan
dengan diambil untuk diberikan (taken-for granted) konsepsi dan asumsi commonsense
yang bertentangan dengan pertanyaan bagaimana realita social berkembang dan dimaintain
dan dilegitimasi. Sebagai contoh, Rerangka konseptual menghindari percaya pada bukti
deduktif dan empirical untuk menyatakan kebenaran. Jika mereka telah melakukan
pendekatan, prinsip akuntansi yang berlaku umum akan disimpulkan dari tingkat keyakinan
yang lebih tinggi, objektif dan asumsi dari rerangka. Malah yang sebaliknya lah yang terjadi.
Elemen ini diadakan untuk jadi kenyataan melalui proses induktif dari penurunan prinsip
akuntansi yang tidak pernah secara formal diuji terhadap bukti logika dan empiris. Otoritas
yang setara dengan science untuk rerangka konseptual dapat ditelusuri kepada opini
lembaga otoritas dan individual. Disinilah dimana science dan akuntansi, ketika
dimanifestasikan dalam rerangka konseptual, terlihat berbeda.
Lebih jauh, struktur rerangka konseptual menanggung beberapa kemiripan dengan
pendekatan Hypothetico-deductive. Pendekatan Hypothetico-deductive terhadap penjelasan
scientific memiliki dua konsekuensi utama. Yang pertama memimpin ke dunia hukum atau
prinsip dimana level hipotesis yang lebih rendah mungkin disimpulkan. Yang kedua, ada
hubungan yang erat antara penjelasan, prediksi dan teknik yang diterapkan. Sebagai
contoh, rerangka konseptual IASB dan FASB telah menjeneralisasi asumsi dan tujuan
dimana prinsip (standard) dan prosedur (metode dan aturan) seharusnya dapat disimpulkan.
Tujuan yang esensial dari pendekatan ini terhadap science adalah untuk tiba pada suatu
pemahaman dari lingkungan kita untuk dapat mengoperasikan dengan lebih efektif pada
lingkungan tersebut. Namun, beberapa penulis tidak setuju dengan pendekatan ini
terhdadap science:
Peneliti akuntansi percaya pada gagasan yang membingungkan dari test empiris.
Meskipun kurangnya kejelasan mengenai apakah teori adalah diverifikasi atau ditiru
(falsified), ada penerimaan yang meluas dari hypothetico-deductive Hempel yang
merupakan penjelasan scientific.
Pendekatan hypothetico-deductive ini mempengaruhi asumsi epistemology dan
metodologi tentang test kebenaran dan pola dimana paling banyak penelitian akuntansi
dilakukan. Sebagai contoh, penekanan ditempatkan pada sampel survey dengan skala
besar dan analisis empiricl menggunakan statistically sound techniques dan pada yang
berasal dari teori umum. Asumsi juga dibuat tentang karakteristik perilaku (misalnya rational
wealth maximization dan informasi yang dibutuhkan user, seperti future cash flow dan
current value) dan tentang cara orang berhubungan satu dengan yang lain dan dengan
society. Pendekatan ini menghalangi, untuk beberapa jangkauan, teknik research dimana
individualistic dan/atau focus pada studi kasus. Seperti Horngren berkomentar:
Masing-masing orang memiliki karakteristik yang membatasi kegunaan dari rerangka
konseptual Hampir setiap orang berkata dia menginginkan rerangka konseptual, tapi
rerangka konseptualnya mungkin bukan rerangka konseptual anda.
Circularity of Reasoning
Seperti kita lihat, satu dari tujuan-tujuan yang dinyatakan dari rerangka konseptual
adalah untuk memandu praktek akuntansi sehari-hari. Sebuah pandangan yang dangkal
dari rerangka konseptual mengindikasikan bahwa akuntan paling sedikit mengikuti satu jalur
ilmiah, yang menyimpulkan prinsip dan praktek dari teori yang digeneralisasi. Namun,
rerangka konseptual beberapa Negara yang ada ditandai dengan internal circularity.
Sebagai contoh, pada FASB Statement No 2, kualitas informasi seperti reliability dinyatakan
bergantung pada pencapaian kualitas yang lain, seperti representational faithfulness,
netralitas, dan dapat diverifikasi. Namun, kualitas-kualitas ini, pada gilirannya, bergantung
pada kualitas informasi non-operasional lainnya. Sebagai contoh, diskusi atas netralitas
mengandalkan relevansi, reliability dan representational faithfulness (paragraph 98, 100),
tetapi pentingnya dan kecukupan kondisi untuk memperoleh kualitas ini tidak disebutkan.
Rerangka FASB mencoba untuk keluar dari, atau member alasan, circularity dari penalaran
dengan mengacu pada gagasan dari orang akuntansi yang telah diinformasikan yang telah
memiliki pengetahuan yang cukup dan tepat untuk menentukan dan menginterpretasikan
laporan keuangan. Namun, FASB tidak menyediakan petunjuk spesifik bagaimana
pengetahuan yang cukup dan tepat ini dicapai.
An Unscientific discipline
Apakah akuntansi itu science? Rerangka konseptual mungkin telah mencoba untuk
mengadopsi pendekatan deduktif (scientific), tapi pendekatan ini diragukan jika akuntansi
tidak memiliki kualifikasi sebagaimana science dimulai. Akuntansi telah dijelaskan dengan
bervariasi sebagai suatu seni atau craft (kerajinan) sebagai tambahan dari penjelasan
scientific nya. Pada tahun 1981, Stamp berkata:
Sampai kita yakin dalam pikiran kita tentang natur dari akuntansi, itu akan sia-sia
untuk kaum professional untuk menginvestasikan sumber daya yang besar dalam
pengembangan rerangka konseptual untuk mendukung standar akuntansi.
Memang. Stap berpendapat bahwa akuntansi lebih selaras kepada hukum daripada
kepada physical science, karena keduanya akuntansi dan legal professions (profesi hukum)
berurusan dengan konflik antara kelompok pengguna yang berbeda dengan variasi
kepentingan dan tujuan. Dia menjelaskan hukum sebagai disiplin normative yang bersifat
member ketentuan (prescriptive) in nature dan penuh dengan konsep value-laden (sarat
nilai).
Akuntansi menghadapi pasar tidak sempurna dan melibatkan keputusan manusia
yang sangat subjektif. Sebaliknya, physical science dipertimbangkan sebagai disiplin positif,
descriptive in nature dan ditandai dengan konsep bebas nilai (value-free).
Elemen teoritis dan empiris didefinisikan dengan agak longgar dan diaplikasikan
pada akuntansi dan itu kekurangan paradigm definisi scientific. Normative accounting theory
memiliki banyak kelemahan. Positive accounting theory masih terlalu muda, mungkin prescientific. Ini tidak secara penting mengindikasikan kurangnya pendekatan scientific.
Diberikan teori yang ketat dalam penerapan aturan ontology, epistemology dan metodologi
yang berhubungan dengan study, methodology scientific mungkin akan diterapkan.
Itu telah dibantah bahwa focus dasar rerangka konseptual, menyediakan informasi
keuangan untuk menbantu pengguna mengambil keputusan ekonomi, mengabaikan
penemuan empiris dari positive accounting research. Research pasar sebelumnya memiliki
keraguan akan kemampuan data akuntansi yang dipublish untuk mempengaruhi harga
saham dan pentingnya data akuntansi untuk mengambil keputusan ekonomi berhubungan
dengan pasar saham. Beberapa orang membantah bahwa pasar saham tampaknya tidak
tertipu dengan teknin creative accounting, dimana, partisipan pasar saham tidak berespon
pada informasi yang merefleksikan manipulasi data akuntansi. Ini menunjukkan nilai asset
dan liabilities bukanlah isu yang nyata dan bahwa pasar adalah relative efisien dalam bentuk
yang semi-strong. Selanjutnya, agency theory menawarkan penjelasan untuk observasi dari
beberapa teknik akuntansi yang berbeda. Teknik akuntansi ini diminta oleh agent yang ingin
meminimalisir monitoring biaya/cost pada pola cost-efficient. Teknik akuntansi biaya
terendah akan secara alami bervariasi di antara perusahaan dan industry dan variasi
praktek akuntansi ini diinginkan. Meski demikian, untuk keputusan dengan beberapa pilihan,
informasi akuntansi mungkin berguna. Ini adalah area bahwa research perilaku belum
sepenuhnya dipertimbangkan.
Selanjutnya, mereka yang membantah positive accounting research dan rerangka
konseptual ada dalam konflik kadang-kadang mengabaikan bukti bahwa capital market tidak
sepenuhnya efisien. Bahkan jika itu efisien, fakta bahwa pasar berespon secara langsung
terhadap informasi dala laporan keuangan bukan berarti bahwa individe memproses
informasi dengan efisien atau bahwa individu atau kelompok tidak dapat membuat investasi
yang tidak tepat,keputusan memberi pinjaman, menawarkan atau membeli. Jika rerangka
konseptual dapat menjamin bahwa orang ini menerima informasi yang berguna, ini akan
memberi tujuan yang berguna.
Profesional Values
An alternative to viewing Conceptual Framework as either sientific or normatif models is
consider them as policy model. Normatif model has policy implications but it is different from
a policy judgement. The poin out that theoris and policies are intermingled in accounting,
whereas in other empirical siences the distinction is well established
Conceptual Framework as a policy document:
Base on provesional values and self-interest
Reflection of the political will of the dominant group which is dominated by profesional
values
The motivation is to increase economic power through monopoly-seeking behaviour
Profesional Value And Self-Preservation
Profesional Value : suggests idealism and altruism
Self-Preservation : Implies the pursuit of self-interest
Gerboth Argue: Accountants make many judgements. And when they do, their decisions may
differ from those that other accountan would make. But that does not make the decisions
arbitrary. Accountans freedome to decide is not freedome to decide as they please. Their
personal responsibility for the decisions force a diligent search for the best obtainable
approximation of accounting truth.
Individual Beliefs And Preferences
Demmski Argue : No set of standards exist that will identify the most preffered accounting
alternative, without spesifically incorporating an individuals beliefs and preferences. Such
belief and preferences may be a mix of personal and professional value.
Conceptual Framework For Auditing Standards
1961
A form of auditing that considers clien risk as part of the audit evidence process
Required to consider the risk of an inappropriate audit opinion as a function of the
inhern risk of error occurring
Auditore Perception of risk began to change dramatically with the realease of the
Internal Control-Integrated Framework by COSO
Effective internal control describe lower risk and error, and provided the opportunity
to justify a reduction in resources, cost and audit fees for those client