Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Engine Control Jazz

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 170

[<]

| home |

|->
| next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Bahan Bakar dan Emisi


Sistem Bahan Bakar dan Emisi
Special Tools . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Informasi Troubleshooting
Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indeks Troubleshooting DTC . . . . . . .
Indeks Troubleshooting
Gejala Komponen . . . . . . . . . . . . .
Uraian Sistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

11-2
11-3
11-6
11-8
11-10

Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit MIL . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit DLC . . . . . . . .
Tes Injektor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Injektor . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Primary HO2S . . . . . . . .
Penggantian MAP Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian CKP Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian ECT Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian TDC Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian IAT Sensor . . . . . . . . . . .
Penggantian Knock Sensor . . . . . . . .
Penggantian Secondary HO2S . . . . . .

11-56
11-59
11-99
11-110
11-112
11-113
11-115
11-115
11-116
11-116
11-117
11-117
11-118
11-118

Sistem Idle Control


Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit
A/C Signal . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit
Alternator FR Signal . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit Brake Pedal
Position Switch Signal . . . . . . . . . .
Pemeriksaan Putaran Idle . . . . . . . . . .

11-119
11-120
11-122
11-124
11-126
11-127

Pelepasan Fuel Tube/QuickConnect Fitting . . . . . . . . . . . . . . .


Pemasangan Fuel Tube/QuickConnect Fitting . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Fuel Pressure
Regulator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Fuel Filter . . . . . . . . . . .
Penggantian Fuel Pump/Fuel Gauge
Sending Unit . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Fuel Tank . . . . . . . . . . . .
Tes Fuel Gauge Sending Unit . . . . . . .
Tes Low Fuel Indicator Light . . . . . . . .

11-140
11-141
11-143
11-143
11-144
11-146
11-147
11-148

Sistem Intake Air


Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Tes Throttle Body . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Air Cleaner . . . . . . . . . . .
Penggantian
Air Cleaner Element . . . . . . . . . . . .
Penyetelan Throttle Cable . . . . . . . . . .
Pelepasan/Pemasangan
Throttle Cable . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelepasan/Pemasangan
Throttle Body . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pembongkaran/Perakitan Kembali
Throttle Body . . . . . . . . . . . . . . . . .

11-149
11-150
11-151
11-151
11-152
11-153
11-154
11-155

Sistem Catalytic Converter


Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Pemeriksaan Catalytic Converter. . . . .
Tes Emisi Tailpipe . . . . . . . . . . . . . . . .

11-156
11-156
11-157

Sistem EGR
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Penggantian EGR Valve . . . . . . . . . . .

11-158
11-163

Sistem PCV
Pemeriksaan dan Tes PCV Valve . . .

Sistem Suplai Bahan Bakar

| home |

Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .

11-128

Troubleshooting Sirkuit Fuel Pump . . .


Melepaskan Tekanan Bahan Bakar . .
Tes Tekanan bahan Bakar . . . . . . . . .
Pemeriksaan Saluran Bahan Bakar . .
Pemeriksaan Breather Line
dan Suction Line . . . . . . . . . . . . . .
Informasi Penting tentang
Fuel Tube/Quick-Connect Fitting . .

11-130
11-133
11-134
11-135

| next |

11-137

11-164

Sistem EVAP
Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting EVAP System . . . . . .
Tes EVAP Two Way Valve . . . . . . . . . .
Penggantian EVAP Canister . . . . . . . .

11-165
11-166
11-168
11-169
11-170

11-139

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Special Tools

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Informasi Troubleshooting Umum


Gangguan Intermittent
Istilah gangguan intermittent (gangguan yang kadang
kala muncul) berarti bahwa sistem mungkin mengalami
gangguan, namun dideteksi sebagai OK pada saat
diperiksa. Jika Multifunction Indicator Lamp (MIL) di dashboard tidak menyala, periksa apakah terdapat koneksi
yang buruk atau kabel yang longgar pada semua connector yang berhu-bungan dengan sirkuit yang sedang di
troubleshooting.

2. Jika MIL tetap menyala, hubungkan Honda PGM tester


(A) atau HDS ke Data Link Connector (DLC) (B) yang
terletak di bawah dashboard pada sisi pengemudi.

Rangkaian Terbuka dan Hubung Singkat


Rangkaian terbuka dan Hubung singkat merupakan
istilah kelistrikan umum. Rangkaian terbuka terjadi bila
sebuah kabel atau koneksi terputus. Hubung singkat
merupakan koneksi dari kabel ke ground atau ke kabel
lainnya yang tidak disengaja. Pada sistem elektronik yang
sederhana, ini biasanya berarti koneksi tidak berfungsi
sama sekali. Pada sistem elektronik yang kompleks
(seperti PCM), ini terkadang berarti bahwa koneksi masih
ada, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Bagaimana Menggunakan Honda PGM


Tester atau Scan Tool
Jika MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala
1. Hidupkan mesin dan periksa MIL (A).

3. Putar ignition switch ke ON (II).


4. Periksa Diagnostic Trouble Code (DTC) dan catat.
Periksa juga freeze frame data (data kejadian). Lihat
indeks troubleshooting DTC dan lakukan prosedur
troubleshooting pada sirkuit terkait.
CATATAN:
Freeze frame data (data kejadian) berisi tentang kondisi
mesin saat gangguan fungsi, misfire, atau gangguan
fungsi pada fuel trim terdeteksi untuk pertama kalinya.
Scan Tool dan Honda PGM Tester dapat membaca
DTC, freeze frame data, data aktual, dan Powertrain
Control Module (PCM) lainnya.
Untuk cara kerja yang lebih spesifik, lihat buku petunjuk
pengunaan yang dilampirkan bersama dengan Scan
Tool dan Honda PGM Tester.
Jika MIL tidak menyala
Jika MIL tidak menyala, tetapi ada masalah pada kemampuan operasi kendaraan (drive-ability), lihat Indeks
Troubleshooting Gejala Komponen dalam bab ini.
Jika Anda tidak dapat menduplikasikan DTC
Beberapa troubleshooting di bagian ini akan meminta
Anda untuk mereset ECM/PCM dan mencoba menduplikasikan DTC. Jika gangguan merupakan gangguan intermittent dan Anda tidak dapat menduplikasikan kode DTC,
jangan lanjutkan prosedur troubleshooting. Meneruskan
troubleshooting hanya akan menimbulkan kerancuan dan,
bisa jadi, Anda melakukan mengganti ECM/PCM yang
sebenarnya tidak diperlukan.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Informasi Troubleshooting Umum (lanj.)
Bagaimana Me-reset ECM/PCM

Bagaimana Melepaskan ECM/PCM untuk


Pengetesan

Anda dapat me-reset ECM/PCM dengan salah satu dari dua


cara berikut ini:
Gunakan scan tool atau Honda PGM terster untuk membersihkan ECM/PCM memory.
Lihat Scan Tool atau Honda PGM tester.
Putar ignition switch ke OFF, dan lepaskan fuse (A) No.
20 (15A) dari fuse /relay box di bawah dashboard (B)
selama 10 menit.

Jika pemeriksaan untuk kode gangguan memerlukan


pemeriksaan tegangan atau tahanan pada ECM/PCM
connector, lepaskan ECM/PCM dan lakukan pengetesan.
1. Lepaskan tutup bagian bawah dashboard di sisi penumpang depan (A), side kick panel (B) dan glove box inner
case.

Bagaimana Mengakhiri Sesi Troubleshooting


(diperlukan setelah melakukan troubleshooting )
1. Reset ECM/PCM sesuai uraian di atas.
2. Putar ignition switch ke OFF.
3. Lepaskan Scan tool atau Honda PGM Tester dari DLC.
CATATAN: ECM/PCM merupakan bagian dari immobilizer system. Jika Anda mengganti ECM/PCM, kode
immobilizer akan berubah. Untuk menyalakan mesin,
Anda harus menulis ulang kode immobilizer dengan
Honda PGM Tester.

| home | previous | next |

| full | width |

2. Cabut connector (C) dan dan lepaskan baut, kemudian


lepaskan ECM/PCM (D).

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

Bagaimana Melakukan Troubleshooting pada


Sirkuit di ECM/PCM

|X|

|M|
| chapter

close

Bagaimana Mengganti ECM/PCM


1. Lepaskan ECM/PCM dari kendaraan.

1. Masukkan secara perlahan ujung tester probe yang


runcing (A) ke konektor dari sisi kabel hingga menyentuh ujung terminal kabel.

2. Pasang ECM/PCM yang berfungsi baik pada kendaraan.


3. Tulis ulang kode immobilizer dengan prosedur penggantian ECM/PCM pada Honda PGM Tester: Hal ini memung-kinkan Anda menyalakan mesin.
4. Setelah tes selesai, pasang kembali ECM/PCM yang
lama dan tulis ulang kode immobilizer dengan prosedur
penggantian PCM pada Honda PGM Tester.

3. Jika Anda tidak dapat menjangkau sisi kabel konektor


atau sisi kabel berpelindung (A), lepaskan konektor dan
periksa terminal (B) dari sisi terminal.

CATATAN
Jangan masukkan probe secara paksa ke konektor.
Jangan menusuk insulasi kabel, karena dapat menyebabkan koneksi listrik memburuk atau intermittent.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Indeks Troubleshooting DTC
Scan tool DTC (Honda DTC)

Hal yang Terdeteksi


Tegangan Rendah pada Sirkuit Manifold Absolute Pressure (MAP)
Sensor

Halaman
(lihat hal. 11-59)

Tegangan Tinggi pada Sirkuit Manifold Absolute Pressure (MAP)


Sensor
Tegangan Rendah pada Sirkuit Intake Air Temperature (IAT) Sensor
Tegangan Tinggi pada Sirkuit Intake Air Temperature (IAT) Sensor
Tegangan Rendah pada Sirkuit Engine Coolant Temperature(ECT)

(lihat hal. 11-60)

Tegangan Tinggi pada Sirkuit Engine Coolant Temperature (ECT)

(lihat hal. 11-64)

Tegangan Rendah pada Sirkuit Throttle Position (TP) Sensor


Tegangan Tinggi pada Sirkuit Throttle Position (TP) Sensor
Tegangan Rendah pada Sirkuit Primary Heated Oxygen Sensor
(Primary HO2S) (Sensor 1)

(lihat hal. 11-65)


(lihat hal. 11-67)
(lihat hal. 11-68)

Tegangan Tinggi pada Sirkuit Primary Heated Oxygen Sensor


(Primary HO2S) (Sensor 1)

(lihat hal. 11-69)

Respons pada Primary Heated Oxygen Sensor (Primary HO2S


(Sensor 1) Lamban
Gangguan Fungsi pada Sirkuit Primary Heated Oxygen Sensor
(Primary HO2S) (Sensor 1)

(lihat hal. 11-70)

Tegangan Rendah pada Sirkuit Secondary Heated Oxygen Sensor


(Secondary HO2S) (Sensor 2)

(lihat hal. 11-73)

Tegangan Tinggi pada Sirkuit Secondary Heated Oxygen Sensor


(Secondary HO2S) (Sensor 2)

(lihat hal. 11-74)

Respons pada Secondary Heated Oxygen Sensor (Secondary


HO2S (Sensor 2) Lamban

(lihat hal. 11-75)

Gangguan Fungsi pada Sirkuit Secondary Heated Oxygen Sensor


(Secondary HO2S) (Sensor 2)

(lihat hal. 11-76)

Fuel Supply Terlalu Miskin


Fuel Supply Terlalu Kaya
Random Misfire
Misfire Silinder No.1
Misfire Silinder No.2
Misfire Silinder No.3
Misfire Silinder No.4

(lihat hal. 11-78)


(lihat hal. 11-78)
(lihat hal. 11-79)
(lihat hal. 11-80)
(lihat hal. 11-80)
(lihat hal. 11-80)
(lihat hal. 11-80)

(lihat hal. 11-61)


(lihat hal. 11-62)
(lihat hal. 11-63)

(lihat hal. 11-71)

Model KG, KE, KR

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

Scan Tool DTC (Honda DTC)

| chapter

Komponen Deteksi
Knock Sensor Circuit, Gangguan Fungsi
Crankshaft Position (CKP) Sensor, Tidak Ada Sinyal
Crankshaft Position (CKP) Sensor, Interupsi Intermittent
Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve, Tidak Cukup Aliran
Efisiensi Sistem Katalis di Bawah Ambang Batas
Evaporative Emission (EVAP) Canister Purge Valve Circuit,
Gangguan Fungsi

Halaman
(lihat hal. 11-84)
(lihat hal. 11-85)
(lihat hal. 11-85)
(lihat hal. 11-158)
(lihat hal. 11-156)
(lihat hal. 11-166)

Vehicle Speed Sensor (VSS) Circuit, Gangguan Fungsi


Engine Control Module (ECM)/ Powertrain Control Module (PCM)
power source Circuit, Tegangan Tak Terduga

(lihat hal. 11-87)


(lihat hal. 11-88)

Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit, Tegangan Rendah


Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit, Tegangan Tinggi
Electrical Load Detector (ELD) Circuit, Tegangan Rendah
Electrical Load Detector (ELD) Circuit, Tegangan Tinggi
Sirkuit Ignition Coil Depan dari Silinder No. 1/No. 4,
Gangguan Fungsi

(lihat
(lihat
(lihat
(lihat
(lihat

Sirkuit Ignition Coil Belakang dari Silinder No. 1/No. 4, Gangguan Fungsi
Sirkuit Ignition Coil Depan dari Silinder No. 2/No. 3, Gangguan
Fungsi
Sirkuit Ignition Coil Belakang dari Silinder No. 2/No. 3, Gangguan Fungsi

(lihat hal. 11-94)


(lihat hal. 11-94)

Top Dead Center (TDC) Sensor, Interupsi Intermittent


Top Dead Center (TDC) Sensor, Tidak ada Sinyal
Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve, Lift Tidak Cukup
Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Position Sensor Circuit,
Tegangan Tinggi

(lihat hal. 11-97)


(lihat hal. 11-97)
(lihat hal. 11-158)

Idle Air Control (IAC) Valve Circuit, Gangguan Fungsi


Engine Control Module (ECM)/ Powertrain Control Module (PCM)
Internal Circuit, Gangguan Fungsi

(lihat hal. 11-120)

Automatic Transaxle system, Gangguan Fungsi

|X|

|M|

hal.
hal.
hal.
hal.
hal.

close

close

11-90)
11-90)
11-91)
11-92)
11-94)

(lihat hal. 11-94)

(lihat hal. 11-162)

(lihat hal. 11-98)


Lihat Indeks
Troubleshooting DTC,
Transmisi Otomatis

Model KG, KE, KR

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Indeks Troubleshooting Gejala Komponen
Jika kendaraan mengalami salah satu dari gejala-gejala di bawah ini, periksa Diagnostic Touble Code (DTC) dengan Scan
Tool. Jika tidak ada DTC, lakukan prosedur diagnosis untuk gejala komponen, sesuai urutan pada daftar, hingga ditemukan
penyebab masalah.
Gejala
Mesin tidak menyala
(MIL OK, tidak ada DTC)

Prosedur Diagnosis
1. Tes baterai (lihat hal. 22-67).
2. Tes starter (lihat hal. 4-5).
3. Lakukan troubleshooting pada sirkuit fuel pump (lihat hal. 11-130).

Mesin tidak menyala (MIL


menyala dan tetap menyala, atau
tidak pernah menyala sama
sekali, tidak ada DTC)
Mesin tidak menyala (lampu indikator immobilizer menyala atau
berkedip-kedip)

Lakukan troubleshooting pada MIL (lihat hal. 11-99).

Mesin sulit dinyalakan


(MIL OK, tidak ada DTC)

1. Tes baterai (lihat hal. 22-67).


2. Periksa Tekanan Banah Bakar (lihat hal. 11-134).

Saat dingin, putaran idle terlalu


lambat (MIL OK, tidak ada DTC)

1. Periksa putaran idle (lihat hal. 11-127).

Saat dingin, putaran idle terlalu


tinggi (MIL OK, tidak ada DTC)

1. Periksa putaran idle (lihat hal. 11-127).


2. Periksa/setel throttle cable (lihat hal. 11-152).
3. Periksa dan tes throttle body (lihat hal. 11-149).

Putaran Idle tidak teratur


(MIL OK, tidak ada DTC)

1. Periksa putaran idle (lihat hal. 11-127).


2. Periksa/setel throttle cable (lihat hal. 11-152).
3. Periksa dan tes throttle body (lihat hal. 11-149).

Intake air bocor

Setelah pemanasan, putaran idle


di bawah spesifikasi tanpa
adanya beban (MIL OK, tidak ada
DTC)

1. Lakukan troubleshooting pada alternator FR signal circuit (lihat hal.


11-124).
2. Periksa dan tes throttle body (lihat hal. 11-149).

Selang vacuum tersumbat/retak/atau


koneksinya buruk

Setelah pemanasan, putaran idle


di bawah spesifikasi tanpa adanya
beban (MIL OK, tidak ada DTC)

Lakukan troubleshooting pada alternator FR signal circuit (lihat hal. 11124).

Putaran Idle tidak teratur


(MIL OK, tidak ada DTC)

1.
2.
3.
4.

| home | previous | next |

Periksa juga apakah


Kompresi rendah
Tidak ada bunga
api saat pengapian
Intake air bocor
Mesin terkunci
Timing chain
retak
Bahan Bakar
terkontaminasi

Lakukan troubleshooting pada immobilizer system (lihat hal. 22-195).

Lakukan ECM/PCM idle learn procedure (lihat hal. 11-112).


Tes tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-120).
Tes injektor (lihat hal. 11-96).
Lakukan troubleshooting pada alternator FR signal circuit (lihat hal.
11-108).

| full | width |

| document |

Kompresi rendah
Intake air bocor
Bahan bakar
terkontaminasi

Bahan bakar
terkontaminasi

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

1.
2.
3.
4.

Prosedur Diagnosis
Periksa spark plug (lihat hal. 4-19)
Tes tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
Tes injector (lihat hal. 11-112)
Lakukan troubleshooting pada fuel pump circuit (lihat hal. 11-130)

Periksa juga apakah


Kompresi
rendah
Toleransi celah
valve
Bahan bakar
terkontaminasi

Tes emisi gagal


(MIL OK, tidak ada DTC)

1.
2.
3.
4.
5.

Periksa three way catalytic converter (TWC) (lihat hal. 11-156)


Periksa spark plug (lihat hal. 4-19)
Tes tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
Tes injektor (lihat hal. 11-112)
Periksa EVAP emission control system (lihat hal. 11-168)

Bahan bakar
terkontaminasi
Kompresi
rendah
Timing chain
retak

Tenaga rendah
(MIL OK, tidak ada DTC)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tes tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)


Periksa air cleaner element (lihat hal. 11-151)
Periksa/setel throttle cable (lihat hal. 11-152)
Periksa dan tes throttle body (lihat hal. 11-149)
Periksa three way catalytic converter (TWC) (lihat hal. 11-156)
Tes injektor (lihat hal. 11-112)

Bahan bakar
terkontaminasi
Kompresi rendah
Camshaft timing
Level engine oil

Mesin mogok
(MIL OK, tidak ada DTC)

1. Lakukan prosedur ECM/PCM idle learn (lihat hal. 11-134)


2. Periksa putaran idle (lihat hal. 11-127)
3. Lakukan troubleshooting pada brake pedal position switch
signal circuit (lihat hal. 11-126)
4. Periksa spark plug (lihat hal. 4-19)

Kesulitan dalam mengisi bahan bakar

Periksa brether line dan suction line (lihat hal. 11-137)

Gejala
Misfire atau pengoperasian kasar
(MIL OK, tidak ada DTC)

close

close

Intake air bocor


Koneksi harness
dan sensor
bermasalah

Model KU

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem
Electronic Control System
Fungsi sistem kontrol bahan bakar dan emisi dikontrol oleh engine control module (ECM) di kendaraan dengan transmisi
manual atau powertrain control module (PCM) di kendaraan dengan transmisi otomatis.
Fungsi Fail-safe
Jika terjadi keganjilan pada sinyal dari sensor, ECM/PCM akan mengabaikan sinyal tersebut dan menggunakan nilai yang
telah diprogram sebelumnya untuk sensor sehingga mesin tetap dapat beroperasi.
Fugsi Back-up
Jika terjadi keganjilan pada ECM/PCM itu sendiri, injector akan dikontrol oleh sirkuit back-up yang tidak tergantung pada
sistem, agar kendaraan tetap dapat dioperasikan untuk jarak dekat.
Self-diagnosis
Jika terjadi keganjilan pada sinyal dari sensor, ECM/PCM akan menghubungkan ground untuk malfuction indicator lamp (MIL)
dan menyimpan diagnostic trouble code (DTC) dalam memori yang dapat dihapus. Jika ignition switch diputar ke ON terlebih
dahulu, ECM/PCM akan menghubungkan ground untuk MIL selama 2 detik untuk memeriksa kondisi bola lampu MIL.
Metoda Two Driving Cycle Detection
Untuk mencegah indikasi yang salah, two driving cycle detection method digunakan untuk beberapa fungsi self-diagnostic.
Jika keganjilan yang sama terjadi lagi setelah ignition switch diputar ke OFF dan ke ON (II) kembali, ECM/PCM akan menginformasikannya dengan menyalakan MIL.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Data ECM/PCM
Anda dapat menampilkan data dari ECM/PCM dengan menghubungkan scan tool atau Honda PGM Tester ke Data Link
Connector (DLC). Butir-butir pada tabel di bawah sesuai dengan langkah yang direkomendasikan oleh SAE. Honda PGM
Tester juga membaca data di luar langkah yang direkomendasikan oleh SAE, sehingga data ini dapat memandu Anda untuk
menemukan penyebab gangguan intermitent.
CATATAN:
"Nilai pengoperasian" di bawah ini merupakan gambaran kasar dan dapat berbeda-beda, tergantung pada lingkungan dan
kendaraannya.
Catatan lain, "pada kecepatan idle" artinya kendaraan berada pada kecepatan idle dengan kondisi mesin sudah panas, A/T
di posisi Park atau netral, M/T di posisi netral, dan A/C beserta semua komponen elektrik mati.
Data
Diagnostic
Trouble Code
(DTC)

Uraian
Jika ECM/PCM mendeteksi sebuah masalah, masalah tersebut akan disimpan dalam bentuk kode yang terdiri dari satu
huruf dan empat angka. Tergantung pada masalahnya, kode
yang didefinisikan SAE (P0xxx) atau kode yang didefinisikan
Honda (P1xxx) akan ditampilkan pada tester.

Nilai pengoperasian
Jika tidak terdeteksi adanya
masalah, maka tidak ada output yang ditampilkan.

Data Kejadian
YA

Kecepatan Mesin

ECM/PCM menghitung kecepatan mesin berdasarkan sinyal


yang kirim dari Crankshaft Position (CKP) sensor. Data ini
digunakan untuk menentukan waktu dan jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan.

Hampir sama dengan indikasi


pada tachometer
Pada kecepatan idle:
Mesin L12A1 700+50 rpm
(min-1)
Mesin L13A1, L13A2:
M/T: 650 + 50 rpm (min-1)
Mesin L13A1, L13A2:
M/T: 650 + 50 rpm (min-1)
A/T: 750 + 50 rpm (min-1)

YA

Keceepatan
Kendaraan

ECM/PCM mengubah pulse signal dari Vehicle Speed Sensor


(VSS)

Hampir sama dengan indikasi


speedometer

YA

Manifold Absolute
Preesure (MAP)

Tekanan absolut terjadi di intake manifold karena beban


mesin dan kecepatan.

Saat mesin berhenti:


Hampir sama dengan tekanan
armosfer
Pada kecepatan idle: sekitar
2034 Kpa (150260 mmHg,
610 in.Hg), 0.71.1 V

YA

Engine Coolant
Temperature (ECT)

ECT mengubah suhu coolant menjadi tegangan dan mengirimkannya ke ECM/PCM. Sensor ini merupakan thermistor
yang tahanan internalnya berubah bersamaan dengan suhu
coolant. ECM/PCM menggunkan sinyal listrik dari ECT sensor
untuk menentukan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.

Dengan mesin dingin: Sama


dengan suhu sekitar dan IAT
Dengan mesin sudah panas:
Sekitar 80100C
(176212F), 0.50.8 V

YA

Primary Heated
Oxygen Sensor
(Primary HO2S),
(Sensor 1)
Secondary Heated
Oxygen Sensor
(Secondary HO2S)
(Sensor 2)

HO2S mendeteksi kandungan oksigen di gas buang dan men- 0.01.25 V


girimkan sinyal listrik ke ECM/PCM. Berdasarkan sinyal ini,
Pada kecepatan idle:
ECM/PCM mengontrol rasio udara-bahan bakar. Jika kandunSekitar 0.10.9V
gan oksigen tinggi (artinya, rasionya lebih miskin dibandingkan
rasio stoichiometric), sinyal listrik lebih rendah. Jika kandungan
oksigen rendah (artinya, rasio lebih kaya dibandingkan rasio
stoichiometric), sinyal listrik lebih tinggi

TIDAK

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Data ECM/PCM (lanj.)
Data

Uraian

Nilai pengoperasian

Data Kejadian

Fuel System
Status

Status sistem bahan bakar diindikasikan sebagai "open" (terbuka) atau "closed" (tertutup).
Closed: dengan mengabaikan A/F sensor dan HO2S output,
ECM/PCM mengacu ke sinyal dari Throttle Position (TP),
Manifold Absolute Pressure (MAP), Intake Air Temperature (IAT),
Barometric Pressure (BARO), dan Engine Coolant Tempereture
(ECT) sensor untuk mengontrol jumlah injeksi bahan bakar.

Short Term Fuel


Trim

Koefisein perbaikan rasio udara/bahan bakar untuk memperbaiki


jumlah bahan bakar yang diinjeksikan saat Fuel System Status
berada pada kondisi "closed". Saat rasio lebih miskin daripada
rasio stoichiometric, ECM/PCM akan meningkatkan short term
fuel trim secara bertahap, dan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ditingkatkan. Rasio udara/bahan bakar secara bertahap
menjadi lebih kaya, menyebabkan kandungan oksigen di gas
buang menjadi rendah. Akibatnya, short term fuel trim dikurangi,
dan ECM/PCM mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan. Siklus ini akan mempertahnkan rasio udara/bahan bakar
yang mendekati rasio stoichiometric saat berada pada status
tertutup (closed loop status)

YA

Long Term Fuel


Trim

Long term fuel trim dihitung dari short term fuel trim dan
mengindikasikan perubahan yang terjadi di sistem suplai bahan
bakar selama periode yang panjang. Jika long term fuel trim
lebih tinggi dari 1.00, maka jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
harus ditingkatkan. Jika lebih rendah dari 1.00, maka jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan harus dikurangi

YA

Intake Air
Temperature
(IAT)

IAT sensor mengubah suhu intake air menjadi tegangan dan


mengirimkannya ke ECM/PCM. Ketika suhu intake air rendah,
tahanan internal sensor akan meningkat, dan sinyal listrik lebih
tinggi

Dengan mesin dalam


kondisi dingin:
Sama dengan suhu
sekitar dan ECT

YA

Throttle Position

Berdasarkan pada posisi pedal gas, sudut bukaan throttle valve


diindikasikan.

Pada kecepatan idle:


Sekitar 10%, 0.5 V

YA

Ignition Timing

Ignition timing merupakan sudut percepatan pengapian yang


disetel oleh ECM/PCM. ECM/PCM akan menyesuaikan ignition
timing dedngan kondisi pengendaraan.

Pada kecepatan idle: 8 +


5 BTDC saat SCS service
signal line di-jumper
dengan Honda PGM
Tester

Caluculated Load
Valve (CLV)

CLV merupakan beban mesin yang dihitung dari data MAP

Pada kecepatan idle:


1234%
Pada 2,500 rpm (min-1)
Tanpa beban:
1525%

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

Pada putaran idle: tertutup

YA

TIDAK

YA

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Input dan Output ECM/PCM pada Konektor A (31P)

Sisi kabel terminal perempuan

CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V


Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Sinyal

Uraian
Mengaktifkan primary H02S heater

Dengan ignition switch ON (II): tegangan baterai


Dengan mesin yang telah beroperasi penuh: duty kontrol

Sumber tenaga untuk sirkuit


ECM/PCM

Dengan ignition switch ON (II): tegangan baterai


Dengan ignition switch OFF: sekitar 0V

Sumber tenaga untuk sirkuit


ECM/PCM

Dengan ignition switch ON (II): tegangan baterai


Dengan ignition switch OFF: sekitar 0V

Ground untuk sirkuit ECM/PCM

Kurang dari 1.0V setiap saat


Kurang dari 1.0V setiap saat

Ground untuk sirkuit ECM/PCM


Mendeteksi primary H02S sensor
(sensor 1) signal

Dengan throttle terbuka penuh dari posisi idle dengan


mesin yang sudah panas: sekitar 0.6V
Dengan throttle yg menutup dgn cepat: di bawah 0.4V

Mendeteksi CKP sensor signal

Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mendeteksi knock sensor signal

Dengan mesin knocking : pulsa


Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0V

Sensor ground
Sensor ground
Mengakatifkan IAC valve

Kurang dari 1.0V setiap saat


Kurang dari 1.0V setiap saat
Dengan mesin beroperasi: duty dikontrol

Mendeteksi EGR valve position


sensor signal

Dengan mesin beroperasi: 1.2V2.0V (tergantung pada EGR


valve lift)

Mendeteksi TP sensor signal

Dengan throttle terbuka penuh: sekitar 4.8V


Dengan throttle tertutup penuh: sekitar 0.5V

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Input dan Output ECM/PCM pada Konektor A (31P)

Sisi kabel terminal perempuan


CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V
Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Sinyal

Uraian
Mengaktifkan ignition coil
belakang No. 3

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0V


Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mendeteksi VSS signal

Dengan ignition switch ON (II) dan roda-roda depan berputar:


0V sekitar 5V atau tegangan baterai

Input kecepatan kendaraan dari


ABS Control unit

Tergantung pada kecepatan kendaraan: pulsa

Mendeteksi MAP sensor signal

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 3V


Pada posisi idle : sekitar 1.0V (tergantung pada putaran mesin)

Menyediakan tegangan sensor

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 5V


Dengan ignition switch OFF: sekitar 0V

Menyediakan tegangan sensor

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 5V


Dengan ignition switch OFF: sekitar 0V

Ground untuk sirkuit ECM/PCM

Kurang dari 1.0V setiap saat

Ground untuk sirkuit ECM/PCM

Kurang dari 1.0V setiap saat

Mendeteksi DTC sensor

Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mengaktifkan ignition coil depan


No. 4

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0V


Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mengaktifkan ignition coil depan


No. 3
Mengaktifkan ignition coil depan
No. 2
Mengaktifkan ignition coil depan
No. 1

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Input dan Output ECM/PCM pada Konektor B (24P)

Sisi kabel terminal perempuan

CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V


Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Uraian

Sinyal

Mengaktifkan ignition coil


belakang No. 1

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0V


Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mengaktifkan
Mengaktifkan
Mengaktifkan
Mengaktifkan

Dengan ignition switch ON (II) : tegangan baterai


Pada posisi idle: duty dikontrol

injektor
injektor
injektor
injektor

No. 4
No. 3
No.2
No.1

Mengaktifkan radiator fan relay

Dengan radiator fan beroperasi: sekitar 0V


Dengan radiator fan berhenti: tegangan baterai

Mengaktifkan CVT pulley pressure


control value

Dengan ignition switch ON (II): sinyal berpulsa

Mendeteksi ECT sensor signal

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0.1 4.8V (tergantung


pada suhu engine coolant)

Mengaktifkan ignition coil belakang


No. 2
Mendeteksi alternator FR signal

Dengan ignition switch ON (II):sekitar 0V


Dengan mesin beroperasi:pulsa
Dengan mesin beroperasi: sekitar 0V 5V
(tergantung pada beban listrik)

Mengaktifkan EGR valve

Dengan EGR beroperasi: duty dikontrol


Dengan EGR tdk beroperasi: sekitar 0V

Mengaktifkan CVT start clutch


pressure control valve

Dengan ignition switch ON (II): sinyal berpulsa

Mendeteksi IAT sensor signal

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0.1-4.8V (tergantung


pada suhu intake air)

Mengirimkan alternator control


signal

Dengan ignition switch ON(II): sekitar 0V


(Tergantung pada beban listrik)

Mengaktifkan EVAP canister purge


valve

Dengan mesin beroperasi, engine coolant di bawah 70C (158F):


sekitar 0V
Dengan mesin beroperasi, engine coolant di atas 70C (158F):
duty dikontrol

Mengaktifkan ignition coil belakang


No. 4

Dengan ignition switch ON(II): sekitar 0V


Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mengaktifka CVT speed change


control valve

Dengan ignition switch ON(II): duty dikontrol

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Input dan Output ECM/PCM pada Konektor C (22P)*2

Sisi kabel terminal perempuan

CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V


Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Uraian

Sinyal

Ground untuk CVT driven pulley


pressure control valve
Mengaktifkan inhibitor solenoid

Dengan inhibitor solenoid ON


Dengan inhibitor solenoid OFF

Mendeteksi CVT drive pulley


speed sensor signal

Dengan mesin pada posisi park atau Neutral: pulsa

Ground untuk CVT start clutch


pressure control valve

| home | previous | next |

| full | width |

Mendeteksi transmission range


switch S posistion signal

Di posisi S: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai

Mendeteksi transmission range


switch R posistion signal

Di posisi R: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai

Mendeteksi transmission range


switch L posistion signal

Di posisi L: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai

Mendeteksi transmission range


switch Neutral/Park posistion signal

Di posisi Park aatau Neutral: sekitar 0V


Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai

Mendeteksi CVT driven pulley


speed sensor signal

Di posisi lainnya Park atau Neutral: pulsa

Ground untuk CVT speed change


control valve

Dengan ignition switch ON (II): duty dikontrol

Mendeteksi transmission range


switch D posistion signal

Di posisi D: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai

Mendeteksi CVT speed sensor

Tergantung kecepatan kendaraan: pulsa


Saat kendaraan berhenti: sekitar 5V

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Input dan Output ECM/PCM pada Konektor E (31P)

Sisi kabel terminal perempuan


CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V
Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Uraian

Sinyal

Mengaktifkan PGM-FI main relay 2

0V selama 2 detik setelah memutar ignition switch ke ON (II),


kemudian tegangan baterai

Mendeteksi secondary HO2S


(sensor 2) signal

Dengan throttle terbuka penuh dari posisi idle dengan mesin yang
sudah panas Mesin yang sudah panas: di atas 0.6V
Dengan throttle yang tertutup dengan cepat: di atas 0.4V

Ground untuk ECM/PCM control


circuit

Kurang dari 1.0V setiap saat

Sensor ground

Kurang dari 1.0V setiap saat


Dengan ignition switch ON (II): pulsa

Mengirimkan sinyal injeksi bahan


bakar ke gauge assembly
Mengaktifkan secondary HO2S
heater

Dengan ignition switch ON (II): tegangan baterai


Dengan mesin yang telah beroperasi penuh: duty dikontrol

Mengaktifkan PGM-FI main relay 1


Sumber tenaga untuk DTC memory

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0V


Dengan ignition switch OFF: tegangan baterai

Mendeteksi ignition signal

Dengan ignition switch ON (II): tegangan baterai


Dengan ignition switch OFF: sekitar 0V

Mengaktifkan D indicator light

Dengan D indicator light menyala: sekitar 10V


Dengan D indicator light padam: 0V

Mendeteksi evaporator sensor


signal

Dengan ignition switch ON (II): sekitar 0.1 4.8V


(tergantung pada A/C temperature dial)

Mendeteksi ELD signal

Dengan ignition switch ON (II): ): sekitar 0.1 4.8V


(tergantung pada beban listrik)

Model KG,KE, KR

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Input dan Output ECM/PCM pada Konektor E (31P)

Sisi kabel terminal perempuan


CATATAN: Tegangan baterai standar adalah 12 V
Nomor
Terminal

Warna Kabel

Nama Terminal

Uraian

Sinyal

Mengaktifkan A/C clutch relay

Dengan compressor ON (II): sekitar 0V


Dengan compressor OFF (II): tegangan baterai

Mendeteksi brake pedal position


switch signal

Dengan brake pedal dilepaskan: sekitar 0V


Dengan brake pedal ditekan: tegangan baterai

Mengirimkan sinyal suhu engine


coolant

Dengan ignition switch ON (II):pulsa atau tegangan baterai

Mengirimkan sinyal sensor


kecepatan kendaraan

Tergantung pada kecepatan kendaraan: pulsa

Menghasilkan engine speed pulse

Dengan mesin beroperasi: pulsa

Mendeteksi sinyal immobilizer

| home | previous | next |

| full | width |

Mendeteksi A/C switch signal

Dengan A/C switch ON (II): 0V


Dengan A/C switch OFF (II): sekitar 5V

Mendeteksi service check signal

Dengan service check signal mengalami hubung singkat dengan


PGM tester: sekitar 0V
Rangkaian terbuka pada service check signal: sekitar 5V tegangan baterai

Mengaktifkan MIL

Dengan MIL menyala: sekitar 0V


Dengan MIL padam: tegangan baterai

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Rute Vacuum Hose

Ke

ARAH DEPAN
KENDARAAN

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Distribusi Vacuum

Model KG, KE, KR


Model KU

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

Sistem PGM-FI
Sistem Fuel Injection terprogram (PGM-FI) merupakan
sistem injeksi bahan bakar multiport yang berurutan.

|X|

|M|
| chapter

close

Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor


ECT Sensor merupakan resistor (thermistor) yang tergantung pada suhu. Resistor thermistor akan turun saat suhu
engine coolant meningkat.

Air Conditioning (A/C) Compressor Clutch Relay


Saat Engine Control Module (ECM)/Powertrain Control
Module (PCM) menerima permintaan agar sistem AC
mela-kukan pendinginan, ECM/PCM akan menunda proses penyuplaian energi ke compressor, dan memperkaya
campuran untuk memastikan terjadinya transisi yang
halus ke mode A/C.
Alternator Control
Alternator mengirimkan sinyal ke ECM/PCM selama proses pengisian (charging).
Barometric Pressure (BARO) Sensor
BARO sensor berada di dalam ECM/PCM. Sensor ini
akan mengubah tekanan udara luar menjadi sinyal
tegangan durasi standar pengosongan injeksi bahan
bakar.
Crankshaft Position (CKP) Sensor
CKP sensor mendeteksi putaran mesin dan menentukan
ignition timing untuk melakukan injeksi bahan bakar ke
setiap silinder.

Sistem i-DSI
ECM/PCM mengontrol jarak fase pengapian antara spark plug
(busi) depan dan belakang sesuai dengan putaran mesin dan
vacum di intake manifold.
Pada putaran idle, spark plug depan dan belakang menyala
secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan
bahan bakar.
Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban rendah,
ECM/PCM akan mempercepat ignition timing (waktu pengapian) pada spark plug depan yang suhu ruang pembakarannya relatif rendah untuk menghemat penggunaan bahan
bakar.
Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban yang
tinggi, ignition timing dipercepat pada pada spark plug depan
dan diperlambat pada spark plug belakang untuk memperbaiki torsi sambil mengontrol engine knocking.
Pada kecepatan tinggi, spark plug depan dan belakang
menyala secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan
pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan bahan bakar.

SPARK PLUG
(BUSI)
BELAKANG

SPARK PLUG
(BUSI)
DEPAN

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Ignition Timing Control
ECM/PCM berisi memori untuk ignition timing dasar pada
berbagai putaran mesin dan tekanan absolut manifold.
ECM/PCM juga menyetel timing sesuai dengan suhu
coolant engine.

Knock Sensor
Knock control system menyetel ignition timing untuk
meminimalisir knock.

Injector Timing dan Durasi


ECM/PCM berisi memori untuk durasi pengosongan arus
(discharging) dasar pada berbagai putaran mesin dan
tekanan manifold. Durasi pengosongan dasar, setelah
dibaca dari memori, akan dimodifikasi oleh sinyal yang
dikirim dari beberapa sensor untuk mendapatkan durasi
pengosongan akhir.
Dengan memonitor fuel trim cukup lama, ECM/PCM akan
mendeteksi gangguan fungsi yang sudah terjadi cukup
lama dan akan mengeluarkan Diagnostic Trouble Code
(DTC).
Intake Air Temperature (IAT) Sensor
IAT Sensor merupakan resistor (thermistor) yang tergantung pada suhu. Tahanan thermistor menurun jika suhu
udara intake meningkat.

| home | previous | next |

| full | width |

Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor


MAP sensor akan mengubah tekanan absolut manifold
menjadi sinyal listrik ke ECM/PCM

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

Primary Heated Oxygen Sensor (Primary HO2S)


Primary HO2S akan mendeteksi jumlah kandungan oksigen
di exhaust gas dan kemudian mengirimkan sinyal ke
ECM/PCM, yang akan memvariasikan durasi penginjeksian
bahan bakar sesuai kebutuhan. Untuk menstabilkan output,
sensor memiliki heater internal. Primary HO2S terpasang di
exhaust manifold. Dengan mengontrol rasio udara-bahan
bakar dengan primary HO2S dan secondary HO2S, penurunan kualitas primary HO2S dapat dievaluasi oleh periode
feedback. Jika periode feedback melampaui nilai tertentu
selama kondisi pengemudian yang stabil, sensor akan dinyatakan memburuk dan ECM/PCM akan menghasilkan DTC.

|X|

|M|
| chapter

close

Throttle Position (TP) Sensor


TP Sensor adalah potensiometer yang dihubungkan ke
throttle valve shaft. Saat posisi throttle berubah, sensor
akan memvariasikan tegangan sinyal ke ECM/PCM. TP
sensor tidak dapat digantikan terpisah dari dari throttle
body.

Top Dead Center (TDC) Sensor


TDC sensor mendeteksi posisi silinder No. 1 sebagai titik
acuan untuk penginjeksian bahan bakar secara berurutan ke
tiap-tiap silinder.
Secondary Heated Oxygen Sensor (secondary HO2S)
Secondary HO2S mendeteksi jumlah kandungan oksigen
dalam gas buang (exhaust gas) yang mengalir keluar
pada Three Way Catalytic Converter (TWC) dan mengirimkan sinyal ke ECM/PCM yang akan memvariasikan
durasi penginjeksian bahan bakar sesuai kebutuhan.
Untuk menstabilkan output-nya, sensor memiliki heater
internal. Secondary HO2S terpasang di TWC.

Vehicle Speed Sensor (VSS) (hanya model M/T)


VSS dioperasikan oleh differential. VSS menghasilkan
sinyal berpulsa dari input sebesar 5 volt. Jumlah pulsa per
menit akan meningkat/menurun sesuai dengan kecepatan
kendaraan.

Starting Control
Jika mesin dinyalakan, ECM/PCM akan menyediakan
campuran kaya dengan penambahan durasi injeksinya.

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Idle Control System

Sistem Suplai Bahan Bakar

Jika mesin dingin, kompresor A/C menyala, transmisi


dimasukkan, pedal rem ditekan, beban power steering
tinggi, atau alternator sedang mengisi arus, ECM/PCM
akan mengontrol arus ke Idle Air Control (IAC) valve untuk
mempertahankan putaran idle yang tepat.
Lihat diagram sistem untuk melihat uraian fungsi sistem

Fuel Cut-off Control


Selama deselerasi dengan katup throttle tertutup, arus ke
fuel injector diputus untuk menghemat bahan bakar pada
putaran di atas 900 rpm. Pemutusan bahan bakar juga terjadi ketika putaran mesin melebihi 6.200 rpm, tanpa memperhatikan posisi katup throttle, untuk melindungi mesin dari
over-revving. Jika kendaraan dihentikan, PCM akan memutuskan aliran bahan bakar saat putaran mesin melebihi
6.200 rpm.

Brake Pedal Control Switch


Brake Pedal Control Switch akan mengirim sinyal ke
ECM/PCM saat brake pedal (pedal rem) ditekan.
Idle Air Control (IAC) Valve
Untuk mempertahankan putaran idle yang tepat, IAC valve
akan mengubah volume udara yang mem-bypass throttle
body sebagai respons terhadap sinyal listrik dari
ECM/PCM .

Dari AIR
CLEANER

Ke INTAKE
MANIFOLD

Fuel Pump Control


Jika ignition diputar ke ON, ECM/PCM menghubungkan
ground ke main relay PGM-FI yang menyuplai arus ke
pompa bahan bakar selama 2 detik untuk memberi tekanan
pada sistem bahan bakar. Ketika mesin bekerja, ECM/PCM
menghubungkan ground ke main relay PGM-FI dan menyuplai arus ke pompa bahan bakar (fuel pump). Ketika mesin
tidak bekerja dan pengapian ON (II), ECM/PCM memutuskan hubungan dari ground ke main relay PGM-FI yang
memutus aliran arus ke pompa bahan bakar.
Main Relay PGM-FI 1 dan 2
Relay PGM-FI terdiri dari 2 relay terpisah. Main relay PGMFI 1 diaktifkan setiap kali ignition switch diputar ke ON (II)
yang akan menyuplai tegangan baterai ke ECM/PCM, tenaga ke injektor, dan tenaga untuk main relay PGM-FI 2. Main
relay PGM-FI 2 diaktifkan untuk menyuplai tenaga ke
pompa bahan bakar selama 2 detik saat ignition switch
diputar ke ON (II) dan mesin bekerja.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Intake Air System

Catalytic Converter System

Lihat diagram sistem untuk melihat uraian fungsi sistem.

Three Way Catalytic Converter (TWC)


TWC digunakan untuk mengubah hidrokarbon (HC), karbon
monoksida (CO), dan oksida nitrogen (NOx) dalam gas
buang menjadi karbon dioksida (CO2), dinitrogen (N2) dan
uap air.

Throttle Body
Throttle Body bertipe single barrel side draft. Bagian bawah
(IAC) valve dipanaskan oleh engine coolant dari cylinder
head.

ARAH DEPAN
KENDARAAN

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Positive Crankcase Ventilation (PCV) System
PCV valve dirancang untuk mencegah gas blow-by terlepas ke udara bebas dengan menyalurkannya ke intake
manifold.

Evaporative Emission (EVAP) Control


System
Lihat diagram sistem untuk melihat uraian fungsi sistem.
EVAP Canister
EVAP canister digunakan sebagai tempat penyimpanan
sementara uap bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai uap bahan bakar dikuras kembali ke mesin dan
dibakar (lihat diagram sistem untuk melihat uraian fungsi
sistem).
EVAP Canister Purge Valve
Saat suhu engine coolant berada di bawah 70C (158F),
ECM/PCM mematikan EVAP canister purge valve yang
akan memutuskan vacuum ke EVAP canister.

UAP BLOW-BY
UDARA SEGAR

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Diagram Idle Control System


Putaran idle mesin dikontrol oleh Idle Air Control (IAC) valve:
Setelah mesin dinyalakan, IAC valve terbuka selama beberapa saat: Volume udara ditingkatkan untuk menaikkan putaran
idle.
Jika suhu engine coolant rendah, IAC valve dibuka untuk mendapatkan putaran idle cepat yang tepat. Volume udara yang
dilewatkan (by-pass) akan dikontrol sesuai dengan suhu engine coolant.

Dari

BERBAGAI MACAM
SENSOR

Diagram Intake Air System


Sistem ini menyuplai udara untuk kebutuhan mesin. Resonator di intake air pipe memberikan peredam tambahan saat udara
dihisap ke sistem.

Dari

BERBAGAI MACAM
SENSOR

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR)
Sistem EGR megurangi emisi oksida nitrogen (NOx) dengan mengalirkan kembali gas buang melalui EGR valve dan intake
manifold ke ruang pembakaran. Memori ECM/PCM meliputi posisi EGR valve yang ideal untuk memvariasikan kondisi
pengoperasian.
Sensor posisi EGR valve mendeteksi langkah (lift) EGR valve dan mengirimkannya ke ECM/PCM. Kemudian ECM/PCM
akan membandingkannya dengan langkah (lift) idealnya yang tersimpan di memorinya (tergantung pada sinyal yang dikirim
di sensor lain). Jika ada perbedaan di antara keduanya, ECM/PCM akan memutuskan aliran arus ke EGR valve.

BERBAGAI MACAM
SENSOR

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Diagram Evaporative Emission (EVAP) Control


EVAP control berfungsi untuk meminimalisir jumlah uap bahan bakar yang terlepas ke udara bebas. Uap dari tangki bahan
bakar (fuel tank) disimpan sementara di EVAP canister sampai uap bahan bakar dapat dikosongkan dari EVAP canister ke
mesin dan dibakar.

EVAP canister dikosongkan dengan menghisap udara segar melalui EVAP canister dan ke port di intake manifold.
Purging vacuum (vacuum penguras) dikontrol oleh EVAP canister purge valve yang akan bekerja jika suhu coolant
berada di atas 70C (158F)

Jika tekanan uap di tangki bahan bakar lebih besar dari nilai spesifikasi EVAP two way valve, maka valve akan terbuka
dan mengatur aliran uap bahan bakar ke EVAP canister.
Dari fuse No. 16
(7.5A)

BERBAGAI MACAM
SENSOR

Model KG, KE, KR


Model KU

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

(ke halaman selanjynya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

(ke halaman selanjynya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

DISPLAY

PRINT

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

(ke halaman selanjynya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

(ke halaman selanjynya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
FUSE/RELAY BOX*2
DI BAWAH MESIN

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)

FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
Model LHD:

FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD

SISI DEPAN

| home | previous | next |

| full | width |

SISI BELAKANG

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
Model LHD:

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
Model LHD:

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Model KE
Model KU
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
Model RHD:

FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD

SISI DEPAN

| home | previous | next |

| full | width |

SISI
BELAKANG

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Bahan Bakar dan Emisi


Uraian Sistem (lanj.)
Diagram Sirkuit ECM/PCM (lanj.)
Model RHD:

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Model KE
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen

Troubleshooting, hal
11-94

Troubleshooting, hal 11-97


Penggatian, hal 11-117

Troubleshooting, hal
11-61
Penggatian, hal
11-117

Troubleshooting, hal
11-91

Troubleshooting, hal
11-94

Troubleshooting, hal 11-65

Troubleshooting, hal 11-85


Penggatian, hal 11-116

Troubleshooting, hal 11-59


Penggatian, hal 11-115

Troubleshooting, hal 11-63


Penggatian, hal 11-116

Troubleshooting, hal 11-84


Penggatian, hal 11-118

Troubleshooting, hal 11-73


Penggatian, hal 11-118

| home | previous | next |

Troubleshooting, hal 11-68


Penggatian, hal 11-115

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Informasi Troubleshooting Umum,


hal 11-3
Troubleshooting, hal 11-98

Troubleshooting, hal 11-99

Informasi Troubleshooting Umum,


hal 11-3
Troubleshooting, hal 11-110

Informasi Troubleshooting Umum,


hal 11-3
Troubleshooting, hal 11-98

Informasi Troubleshooting Umum,


hal 11-3
Troubleshooting, hal 11-110

Troubleshooting,
hal 11-99

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen (lanj.)

Tes, hal 11-112


Penggantian, hal 11-113

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Troubleshooting DTC
Apakah ada tegangan sekitar 5V?

DTC P0107 (3-1): Sirkuit MAP Sensor, Tegangan


Rendah

YA Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM


(A21) dan MAP sensor. 

1. Putar ignition switch ke ON (II).

TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas


baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

2. Periksa MAP dengan alat scan.


Apakah nilai sekitar 101 kPa (760 mmHg, 30 in.Hg) atau
2.9 V terindikasi?

8. Periksa MAP dengan scan tool.

YA Gangguan intermittent, sistem OK saat ini. Periksa


apakah ada koneksi yang buruk atau terminal yang
kendur pada MAP sensor dan pada ECM/PCM . 

Apakah nilai sebesar 2 kPa (15 mmHg, 0.6 in.Hg)


atau kurang atau 0 V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 9.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 3.

TIDAK Ganti MAP sensor. 

3. Putar ignition switch ke OFF.

9. Putar ignition switch ke OFF.

4. Putuskan MAP sensor 3P connector.

10. Lepaskan kabel negatif dari baterai.

5. Putar ignition switch ke ON (II).

11. Putuskan ECM/PCM connector A (31P).

6. Ukur tegangan antara MAP sensor 3P connector


terminal No. 1 dan No. 3.

12. Periksa kontinuitas antara MAP sensor connector


terminal No. 2 dan ground bodi.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 8.

Apakah ada kontinuitas?

TIDAK Lanjutkan ke langkah 7.


7. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A11 dan A21.

YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM


(A19) dan MAP sensor. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

Sisi kabel terminal perempuan

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Ukur tegangan antara MAP sensor 3P connector
terminal No. 1 dan No. 3.

DTC P0108 (3-2): Sirkuit MAP Sensor,


Tegangan Tinggi
1. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3,000 rpm
tanpa beban (pada posisi Park atau Neutral) sampai
radiator fan bergerak, kemudian biarkan pada putaran
idle.
2. Periksa MAP dengan alat scan.
Apakah nilai sekitar 101 kPa (760 mmHg, 30 in.Hg) atau
lebih, atau sekitar 2.9 V atau lebih terindikasi?

Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau terminal
yang kendur pada MAP sensor dan pada ECM/PCM. 

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Lanjutkan ke langkah 10.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(A11) dan MAP sensor. 

3. Putar ignition switch ke OFF.


4. Putuskan MAP sensor 3P connector.

10. Putar ignition switch ke OFF.


5. Hubungkan MAP sensor 3P connector terminal No. 2
dan No. 3 dengan jumper wire.

11. Hubungkan ECM/PCM connector terminal A11 dan A19


dengan jumper wire.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

6. Putar ignition switch ke ON (II).

12. Putar ignition switch ke ON (II).

7. Periksa MAP dengan alat scan.

13. Periksa MAP dengan alat scan.

Apakah nilai sekitar 101 kPa (760 mmHg, 30 in.Hg)


atau lebih, atau sekitar 2.9 V atau lebih terindikasi?

Apakah nilai sekitar 101 kPa (760 mmHg, 30 in.Hg)


atau lebih , atau sekitar 2.9 V atau lebih terindikasi?

YA Lanjutkan ke langkah 8.

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

TIDAK Ganti MAP sensor. 


8. Lepaskan jumper wire.

| home | previous | next |

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM


(A19) dan MAP sensor. 

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

8. Periksa tampilan suhu pada alat scan. Perhatikan: jika


mesin panas, suhu yang ditampilkan akan menunjukkan angka yang lebih tinggi dari suhu sekitar. Jika
mesin dingin, IAT dan ECT akan mimiliki nilai yang
sama.

DTC P0112 (10-1): Sirkuit IAT Sensor,


Tegangan Rendah
1. Putar ignition switch ke ON (II).
2. Periksa IAT dengan alat scan.

Apakah suhu sekitar terindikasi dengan benar?


Apakah suhu sebesar 150C (302F) atau lebih tinggi
(atau H-limit di Honda mode pada PGM tester) atau
tegangan sebesar 0V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.

YA Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.


Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada IAT sensor dan pada ECM/PCM. 
TIDAK Ganti IAT sensor. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.


3. Putuskan IAT sensor 2P connector.
4. Periksa IAT dengan alat scan.
Apakah suhu sebesar 150C (320F) atau lebih tinggi
(atau H-limit di Honda mode pada PGM tester) atau
tegangan sebesar 0V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 5.
TIDAK Ganti IAT sensor. 
5. Putar ignition switch ke OFF.
6. Lepaskan kabel negative dari baterai.
7. Putuskan ECM/PCM connector B (24P).
8. Periksa kontinuitas antara IAT sensor 2P connector
terminal No. 1 dan ground bodi.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubungan singkat antara ECM/PCM
(B17) dan IAT sensor. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik, kemudian periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
7. Periksa IAT dengan alat scan.

DTC P0113 (10-2): Sirkuit IAT Sensor,


Tegangan Tinggi

Apakah suhu sebesar 20C (4F) atau kurang


(atau L-limit di Honda mode pada PGM tester) atau
nilai sebesar 5 V terindikasi?

1. Putar ignition switch ke ON (II).


2. Periksa IAT dengan alat scan.

YA Lanjutkan ke langkah 8.

Apakah suhu sebesar 20C (4F) atau kurang (atau


L-limit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 5 V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.

TIDAK Ganti IAT sensor. 


8. Putar ignition switch ke OFF.
9. Lepaskan jumper wire.

TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.


Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada IAT sensor dan pada ECM/PCM. 

10. Hubungkan ECM/PCM connector terminal A 10 dan


B17 dengan jumper wire.

3. Putar ignition switch ke OFF


4. Putuskan IAT sensor 2P connector.
5. Hubungkan IAT sensor 2P connector terminal No.1 dan
No. 2 dengan jumper wire.

Sisi kabel terminal perempuan

11. Putar ignition switch ke ON (II).


12. Periksa IAT dengan alat scan.
Sisi kabel terminal perempuan

Apakah suhu 20C (4F) atau kurang (atau Llimit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 5 V terindikasi?

6. Putar ignition switch ke ON (II).


YAGanti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara
ECM/PCM (A10,B17) dan IAT sensor.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

8. Periksa kontinuitas antara ECT sensor 2P connector


terminal No. 1 dan ground bodi.

DTC P0117 (6-1): Sirkuit ECT Sensor,


Tegangan Rendah
1. Putar ignition switch ke ON (II).
2. Periksa ECT dengan alat scan.
Apakah suhu sebesar 150C (302F) atau lebih (atau
H-limit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 0 V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada ECT sensor dan pada ECM/PCM .
3. Putuskan ECT sensor 2P connector.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (B8)
dan ECT sensor.

4. Periksa ECT dengan alat scan.


Apakah suhu sebesar 150C (302F) atau lebih (atau
H-limit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 0 V terindikasi?

TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas


baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

YA Lanjutkan ke langkah 5.
TIDAK Ganti ECT sensor.
5. Putar ignition switch ke OFF.
6. Lepaskan kabel negative dari baterai.
7. Putuskan ECM/PCM connector B (24P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0108 (6-2): Sirkuit ECT Sensor, Tegangan
Tinggi
1. Putar ignition switch ke ON (II).
2. Periksa ECT dengan alat scan.

7. Periksa ECT dengan alat scan.


Apakah suhu sebesar 20C (4F) atau kurang (atau
L-limit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 5 V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 8.

Apakah suhu sebesar 20C (4F) atau kurang (atau


L-limit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai sebesar 5 V terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.

TIDAK Ganti ECT sensor.


8. Putar ignition switch ke OFF.
9. Lepaskan jumper wire

TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.


Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel yang
kendur pada ECT sensor dan pada ECM/PCM. 

10. Hubungkan ECM/PCM connector terminal A 10 dan B8


dengan jumper wire.

3. Putar ignition switch ke OFF


4. Putuskan ECT sensor 2P connector.
5. Hubungkan ECT sensor 2P connector terminal No.1
dan No. 2 dengan jumper wire.

Sisi kabel terminal perempuan

11. Putar ignition switch ke ON (II).


12. Periksa ECT dengan alat scan.
Sisi kabel terminal perempuan

Apakah suhu sebesar 20C (4F) atau kurang


(atau L-limit di Honda mode pada PGM tester) atau
nilai sebesar 5 V terindikasi?

6. Putar ignition switch ke ON (II).


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik,
kemudian periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara
ECM/PCM (A 10, B8) dan ECT sensor.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0122 (7-1): Sirkuit TP Sensor Circuit,


Tegangan Rendah

|X|

|M|
| chapter

close

8. Pada sisi sensor, ukur tahanan antara TP sensor 3P


connector terminal No. 1 dan No. 2 dengan throttle
tertutup penuh.

1. Putar ignition switch ke ON (II).


2. Periksa posisi throttle dengan alat scan.
Apakah terdapat nilai sekitar 10% atau 0.5 V saat throttle tertutup penuh dan sekitar 90% atau 4.5V saat throttle terbuka penuh?
YA Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada TP sensor dan pada ECM/PCM .
Sisi terminal dari terminal laki-laki

TIDAKLanjutkan ke langkah 3.

Apakah ada tahanan sekitar 0.5 - 0.9 ?

3. Putar ignition switch ke OFF.

YA Lanjutkan ke langkah 9.

4. Putuskan TP sensor 3P connector.

TIDAK Ganti throttle body.

5. Putar ignition switch ke ON (II).


6. Ukur tegangan antara TP sensor 3P connector terminal
No. 1 dan No. 3.

9.

Ukur tahanan antara TP sensor 3P connector terminal


No. 2 dan No. 3. dengan throttle tertutup penuh.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?

Sisi terminal dari terminal laki-laki

YA Lanjutkan ke langkah 7.

Apakah ada tahanan sekitar 4.5 ?

TIDAK Lanjutkan ke langkah 15.

YA Lanjutkan ke langkah 10.


TIDAK Ganti throttle body.

7. Putar ignition switch ke OFF.

10. Lepaskan kabel negative dari baterai.


11. Putuskan ECM/PCM connector A (31P).

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Pada sisi wire harness, periksa kontinuitas antara TP
sensor 3P connector terminal No. 2 dan ground bodi.

14. Pada sisi wire harness, periksa kontinuitas antara TP


sensor 3P connector terminal No. 2 dan ground bodi.

Sisi kabel terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Apakah ada kontinuitas?

YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (A15)


dan TP sensor.

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 13.


13. Hubungkan ECM/PCM connector terminal A 15 ke
ground bodi dengan jumper wire.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara


ECM/PCM (A15) dan TP sensor. 
15. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A10 dan A20.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(A20) dan TP sensor.
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0123 (7-2): Sirkuit TP Sensor, Tegangan


Tinggi

|X|

|M|

7.

| chapter

close

close

Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal


A10 dan A20.

1. Putar ignition switch ke ON (II).


2. Periksa posisi throttle dengan alat scan.
Apakah terdapat nilai sekitar 10% atau 0.5 V saat throttle
tertutup penuh dan sekitar 90% atau 4.5 V saat throttle
terbuka penuh?
YA Gangguan intermittent, sistem OK saat ini. Periksa
apakah ada koneksi yang buruk atau kabel yang kendur
pada TP sensor dan pada ECM/PCM .
TIDAK Lanjutkan ke langkah 3.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?

3. Putar ignition switch ke OFF.

YA Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM


(A10) dan TP sensor.

4. Putuskan TP sensor 3P connector.


TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

5. Putar ignition switch ke ON (II).


6. Pada sisi wire harness, ukur tegangan antara TP sensor
3P connector terminal No. 1 dan No. 3.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?


YA Ganti throttle body.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 7.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Putar ignition switch ke OFF.

DTC P0131 (1-1): Sirkuit Primary H02S


(Sensor1), Tegangan Rendah.

10. Lepaskan kabel negative dari baterai.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).

11. Putuskan ECM/PCM connector A (31P).

2. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000 rpm


tanpa beban (transmisi pada posisi Park atau Neutral)
sampai radiator fan beroperasi.

12. Periksa kontinuitas antara primary H02S (sensor 1)


4P connector terminal No. 1 dan ground bodi.

3. Periksa tegangan keluaran H02S (Sensor 1) dengan alat


scan selama berakselerasi dengan throttle terbuka
penuh.
Apakah ada tegangan sekitar 0.5 V atau kurang?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel yang
kendur pada primary H02S (Sensor 1) dan pada
ECM/PCM .
4. Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134).

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Apakah tekanan bahan bakar normal?

YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (A6)


dan primary H02S (sensor 1).

YA Lanjutkan ke langkah 5.

TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas


baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

TIDAK Ganti sistem suplai bahan bakar.


5. Putar ignition switch ke OFF.
6. Putuskan primary H02S (sensor 1) 4P connector.
7. Putar ignition switch ke ON (II).
8. Periksa tegangan keluaran primary H02S (Sensor 1)
dengan alat scan
Apakah ada tegangan sekitar 0.5V atau kurang?
YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Ganti primary H02S (Sensor 1).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

9. Putar ignition switch ke OFF.

DTC P0132 (1-2): Sirkuit Primary H02S


(Sensor1), Tegangan Tinggi

10. Hubungkan ECM/PCM connector terminal A6 dan A10


dengan jumper wire.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000 rpm
tanpa beban (transmisi pada posisi Park atau Neutral)
sampai radiator fan beroperasi.
3. Periksa primary H02S (Sensor 1) output voltage dengan
alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 0.9 V atau lebih?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel yang
kendur pada primary H02S (Sensor 1) dan ECM/PCM. 

Sisi kabel terminal perempuan

11. Putar ignition switch ke ON (II).


12. Periksa primary H02S (Sensor 1) output voltage dengan
alat scan.

4. Putar ignition switch ke OFF.


5. Putuskan primary H02S (sensor 1) 4P connector.

Apakah ada tegangan sekitar 0.9 V atau lebih?


6. Hubungkan primary H02S (sensor 1) 4P connector
terminal No. 1 dan No. 2 dengan jumper wire.

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik,


kemudian periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(A6, A10) dan primary H02S (sensor 1).

Sisi terminal dari terminal laki-laki

7. Putar ignition switch ke ON (II).


8. Periksa primary H02S (Sensor 1) outpit voltage dengan
alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 0.9 V atau lebih?
YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Ganti primary H02S (sensor 1).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0133 (61-1): Primary HO2S (Sensor 1),
Respons Lamban
CATATAN: Jika DTC P0131, P0132 dan/atau P0135 tersimpan pada saat yang bersamaan dengan DTC P0133,
lakukan troubleshooting pada DTC tersebut terlebih
dahulu, kemudian periksa kembali DTC P0133.
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Starter mesin. Pertahankan mesin pada putaran 3.000
rpm (min-1) tanpa beban (transmisi pada posisi P dan
N) sampai kipas radiator beroperasi.
3. Lakukan test drive dalam kondisi sebagai berikut:
Kecepatan tetap pada 88 km/jam (55mph).
A/T pada posisi D (M/T pada gigi 5).
Sampai kode kesiapan atau DTC P0133 menyala.
4. Periksa apakah terdapat DTC Sementara dengan alat
scan.
Apakah DTC P0133 Sementara terindikasi?
YA Ganti Primary HO2S (sensor 1). 
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa koneksi yang buruk atau kabel yang
kendur, primary HO2S (sensor 1), dan ECM/PCM. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0135 (41-2): Gangguan Fungsi pada


Sirkuit Primary H02S (Sensor 1) Heater

|X|

|M|
| chapter

close

6. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan primary


H02S (sensor 1) 4P connector terminal No. 3 dan No.
4.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Hidupkan mesin.
Apakah DTC P0135 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAKGangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada primary H02S (sensor 1) dan pada
ECM/PCM .

Sisi terminal dari terminal laki-laki

3. Putar ignition switch ke OFF.

Apakah ada kontinuitas?

4. Lepaskan primary H02S (Sensor 1) 4P connector.

YA Ganti primary H02S (sensor 1). 

5. Pada sisi primary H02S, ukur tahanan antara primary


H02S (sensor 1) 4P connector terminal No. 3 dan No. 4.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 7.


7. Putar ignition switch ke ON (II).
8. Ukur tegangan antara primary H02S (Sensor 1) 4P
connector terminal No. 3 dan No. 4

Sisi terminal dari terminal laki-laki

Apakah ada tahanan sebesar 6 (pada suhu kamar)?


YA Lanjutkan ke langkah 6.
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Ganti primary H02S (sensor 1).

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 13.
9. Putar ignition switch ke OFF.
10. Lepaskan kabel negative dari baterai.
11. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P).

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A1 dan ground bodi.

14. Putar ignition switch ke OFF.


15. Lepaskan kabel negative dari baterai.
16. Hubungankan kembali primary H02S (Sensor 1) 4P
connector.
17. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P).
18. Hubungkan kembali kabel negative ke baterai.
19. Putar ignition switch ke ON (II).
20. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A1 dan A5.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (A1)
dan primary H02S (Sensor 1).
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
13. Ukur tegangan antara primary H02S (Sensor 1) 4P
connector terminal No. 3 dan ground bodi

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sebesar 0.1V atau kurang?


YA Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(A1) dan primary H02S (Sensor 1).
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

Sisi terminal dari terminal laki-laki

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 14.
TIDAK Periksa fuse No. 16 (7.5A) dalam fuse/relay
box di bawah dashboard. Jika fuse OK, perbaiki rangkaian terbuka antara primary H02S (Sensor 1) dan fuse
No. 16 (7.5A).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0137 (63-1): Sirkuit Secondary HO2S


(Sensor 2), Tegangan Rendah.
1.

|X|

|M|
| chapter

close

11. Periksa kontinuitas antara secondary HO2S (Sensor 2)


4P connector terminal No. 2 dan ground bodi.

Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).

2. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000 rpm


tanpa beban (transmisi pada posisi Park atau Neutral)
sampai radiator fan beroperasi.
3. Periksa HO2S (Sensor 2) output voltage pada putaran
3000 rpm dengan alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 0.3 V atau kurang?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada secondary HO2S (Sensor 2) dan
pada ECM/PCM .
4. Putar ignition switch ke OFF.
5. Putuskan secondary HO2S (Sensor 2) 4P connector.
6. Putar ignition switch ke ON (II).

Sisi terminal dari terminal laki-laki

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (E2)
dan secondary HO2S (Sensor 2).
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

7. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage


dengan alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 0.3 V atau kurang?
YA Lanjutkan ke langkah 8.
TIDAK Ganti secondary HO2S (Sensor 2).
8. Putar ignition switch ke OFF.
9. Lepaskan kabel negative dari baterai.
10. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
8. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage
dengan alat scan.

DTC P0138 (63-2): Sirkuit Secondary HO2S


(Sensor 2), Tegangan Tinggi

Apakah ada tegangan sekitar 1.0 V atau lebih?

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000
rpm tanpa beban (transmisi pada posisi Park atau
Neutral) sampai radiator fan beroperasi.
3. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage
pada putaran 3000 rpm dengan alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 1.0 V atau lebih?

YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Ganti secondary HO2S (sensor 2). 
9. Putar ignition switch ke OFF.
10. Hubungkan ECM/PCM connector terminal E2 dan E4
dengan jumper wire.

YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada secondary HO2S (sensor 2) dan
pada ECM/PCM .
4. Putar ignition switch ke OFF.
5. Lepaskan secondary HO2S (Sensor 2) 6P connector.
6. Lepaskan secondary HO2S (Sensor 2) 6P connector
terminal No. 1 dan No. 2 dengan jumper wire.

Sisi kabel terminal perempuan

11. Putar ignition switch ke ON (II).


12. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage
dengan alat scan.
Apakah ada tegangan sekitar 1.0 V atau lebih?
YAGanti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAKPerbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(E2, E4) dan secondary HO2S (Sensor 2).

Sisi terminal dari terminal laki-laki

7. Putar ignition switch ke ON (II).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

DTC P0139 (63-3): Sirkuit Secondary HO2S


(Sensor 2), Respon Lambat
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Hidupkan mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000
rpm tanpa beban (transmisi pada posisi Park atau
Neutral) sampai radiator fan beroperasi.
3. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage
pada putaran 3000 rpm dengan alat scan.
Apakah tegangan tetap berada pada nilai sekitar
10.30.8 V selama 2 menit??
YA Ganti secondary HO2S (Sensor 2). 
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada secondary HO2S (sensor 2) dan
pada ECM/PCM .

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
6. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan secondary
HO2S (sensor 2) 4P connector terminal No. 3 dan No.
4.

DTC P0141 (65-2): Gangguan Fungsi pada


Sirkuit Secondary HO2S (Sensor 2) Heater
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Hidupkan mesin.
Apakah DTC P0141 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada secondary HO2S (Sensor 2) dan
pada ECM/PCM . 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

3. Putar ignition switch ke OFF.


4. Lepaskan secondary HO2S (Sensor 2) 4P connector.
5. Pada sisi secondary HO2S, ukur tahanan antara HO2S
4P connector terminal No. 3 dan No. 4.

YA Ganti secondary HO2S (sensor 2).


TIDAK Lanjutkan ke langkah 7.
7. Putar ignition switch ke ON (II).
8. Ukur tegangan antara secondary HO2S 4P connector
terminal No. 3 dan No. 4

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tahanan sebesar 11 (pada suhu kamar)?


YA Lanjutkan ke langkah 6.
TIDAK Ganti secondary HO2S (Sensor 2).

Sisi terminal dari terminal laki-laki

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 13.
9. Putar ignition switch ke OFF.
10. Lepaskan kabel negative dari baterai.
11. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

12. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal E6 dan ground bodi.

|X|

|M|
| chapter

close

close

14. Putar ignition switch ke OFF.


15. Lepaskan kabel negative dari baterai.
16. Hubungankan kembali secondary HO2S (Sensor 2)
4P connector.
17. Putuskan ECM/PCM connector A (31P).
18. Hubungkan kembali kabel negative ke baterai.
19. Putar ignition switch ke ON (II).
20. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
E6 dan A5.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat antara ECM/PCM (E6)
dan secondary HO2S (Sensor 2). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
13. Ukur tegangan antara secondary HO2S (Sensor 2) 4P
connector terminal No. 4 dan ground bodi
Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sebesar 0.1 V atau kurang?


YA Perbaiki rangkaian terbuka antara ECM/PCM
(E6) dan secondary HO2S (Sensor 2).
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

Sisi terminal dari terminal laki-laki

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 14.
TIDAK Periksa fuse No. 16 ACG (7.5A) dalam
fuse/relay box di bawah dashboard. Jika fuse OK,
perbaiki rangkain terbuka antara secondary HO2S
(Sensor 2) dan fuse No. 16 ACG (7.5A). 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0170 (45-2): Sistem Bahan Bakar Terlalu
Kurus

5. Dengan vacuum pump (A), berikan vacuum ke evaporative emission (EVAP) canister purge valve (B) dari
sisi evaporative emission (EVAP) canister.

DTC P0172 (45-1): Sistem Bahan Bakar Terlalu


Kaya
CATATAN: Jika beberapa DTC berikut tersimpan pada
waktu yang beresamaan dengan DTC P0171 dan/atau
P0172, lakukan troubleshooting pada DTC tersebut terlebih
dahulu, kemudian periksa kembali DTC P0171 dan/atau
P0172.
P0107, P0108: Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor
P0135: Primary Heated Oxygen Sensor (Primary HO2s)
(sensor 1) heater.
1. Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134).
Apakah tekanan bahan bakar OK?

Apakah ada vacuum?

YA Lanjutkan ke langkah 2.

YA Lanjutkan ke langkah 6.

TIDAK Periksa hal-hal berikut:

TIDAK Ganti EVAP canister purge valve. 

Jika tekanan terlalu tinggi, ganti fuel pressure regulator


(lihat hal. 11-143). 
Jika tekanan terlalu rendah, periksa fuel pump, fuel
feed pipe, fuel filter, dan ganti fuel pressure regualtor
(lihat hal. 11-143). 
2. Starter mesin. Pertahankan mesin pada kecepatan
3,000 rpm (min-1) tanpa beban (di posisi Park atau
netral) sampai kipas radiator beroperasi.
3. Periksa output primary HO2S (sensor 1) dedngan scan
tool.

6. Putar ignition switch ke ON (II).


7. Periksa tekanan manifold dengan scan tool.
Apakah terindikasi tekanan atmosfer?
YA-Lanjutkan ke langkah 8.
TIDAK-Ganti MAP sensor.
8. Starter mesin.
9. Periksa MAP sensor dengan scan tool.

Apakah tegangan yang ditampilkan kurang dari 0.3 V


atau lebih dari 0.6 V?
YA Ganti primary HO2S (Sensor 1). 
TIDAK -Lanjutkan ke langkah 4.

Apakah Map sebesar 40.0 kPa (300 mmHg, 12.0


in.Hg) atau kurang terindikasi dalam 1 detik setelah
mesin distarter?
YA Periksa toleransi gerak katup dan setel jika
perlu. Jika toleransi gerak katup OK, ganti injector. 

4. Putar ignition switch ke OFF.


TIDAK Ganti MAP sensor. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

DTC P0300 (7x-1): Misfire random dan dengan Kombinasi Sebagai Berikut
DTC P0301 (71-1): Misfire pada Silinder No. 1
DTC P0302 (72-1): Misfire pada Silinder No. 2
DTC P0303 (73-1): Misfire pada Silinder No. 3
DTC P0304 (74-1): Misfire pada Silinder No. 4
CATATAN:
Jika frekuensi terjadinya misfire cukup untuk memicu pendeteksian peningkatan emisi selama dua siklus pengemudian
yang berurutan, MIL akan menyala, dan DTC P0300 (dan beberapa kombinasi dari P0301 hingga P0304) akan disimpan.
Jika frekuensi terjadinya misfire cukup untuk membuat catalyst rusak, MIL akan berkedip setiap kali misfire terjadi, dan
DTC P0300 (dan beberapa kombinasi dari P0301 hingga P0304) akan disimpan. Ketika misfire berhenti, MIL akan tetap
menyala.
1. Lakukan troubleshooting pada DTC berikut terlebih dahulu juka salah satu DTC tersimpan bersama dengan DTC misfire
random:
P0107, P0108: Manifold Absolute Preesure (MAP) sensor
P0131, P0132: Primary Heated Oxygen Sensor (Primry HO2S) (Sensor 1)
P0171, P0172: Sistem Bahan Bakar
P0335, P0336: Crankshaft Position (CKP) sensor
P1361, P1362: Top Dead Center (TDC) sensor
P0519: Idle Air Control (IAC) valve
2. Lakukan test drive untuk memverifikasikan gejala tersebut
3. Temukan gejala di bawah ini, dan lakukan prosedur yang sesuai secara berurutan hingga Anda menemukan penyebabnya.

Gejala

Prosedur

Misfire random hanya terjadi saat kecepatan mesin


rendah dan dengan beban

Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)

Misfire random hanya terjadi selama berakselerasi

Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)

Misfire random terjadi saat Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
kecepatan mesin tinggi,
dengan beban, atau dalam
konsidi yang random

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

Periksa juga:
Kompresi rendah
Kualitas bahan bakar
rendah

Periksa toleransi gerak


valve yang benar (lihat hal.
6-7)

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0301 (71-1): Misfire pada Silinder No. 1

7. Tentukan silinder mana yang mengalami misfire.

DTC P0302 (72-1): Misfire pada Silinder No. 2

Apakah misfire terjadi pada silinder lain yang ignition


coilnya ditukar?

DTC P0303 (73-1): Misfire pada Silinder No. 3

YA Ganti cylinder coil yang bermasalah. 

DTC P0304 (74-1): Misfire pada Silinder No. 4

TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.

1. Setelah memeriksa dan mencatat data kejadian, reset


ECM/PCM (lihat hal. 11-4). Jika tidak ada data kejadian tentang misfire, hapus saja DTC.
2. Starter mesin, dan dengarkan apakah ada bunyi klik
pada injector di silinder yang bermasalah.
Apakah terdengar bunyi klik?

8. Putar ignition switcj ke OFF, dan reset ECM/PCM.


9. Pertukarkan spark plug dari silinder yang bermasalah
dengan spark cylinder dari silinder lain.
10. Lakukan test drive beberapa kali dalam kisaran data
kejadian atau dalam konsidi yang beragam jika tidak
ada data kejadian.
11. Periksa apakah terdapat DTC atau DTC sementara
dengan bantuan scan tool.

YA Lannjutkan ke langkah 3.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 24.

Apakah DTC atau DTC P0301, P0302, P0303, atau


P0304 sementara terindikasi?

3. Putar ignition switch ke OFF, dan reset ECM/PCM.


4. Pertukarkan ignition coil dari silinder yang bermasalah
dengan ignition coil dari silinder lain.
5. Lakukan test drive beberapa kali dalam kisaran data
kejadian atau dalam konsidi yang beragam jika tidak
ada data kejadian.
6. Periksa apakah terdapat DTC atau DTC sementara
dengan bantuan scan tool.
Apakah DTC atau DTC P0301, P0302, P0303, atau
P0304 sementara terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 7.

YA Lanjutkan ke langkah 12.


TIDAK Misfire yang bersifat sporadis karena spark
plug bermasalah, dsb (tidak ada misfire saat ini). 
12. Tentukan silinder mana yang mengalami misfire.
Apakah misfire terjadi pada silinder lain yang spark
plugnya ditukar?
YA Ganti spark plug yang bermasalah. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.
13. Putar ignition switch ke OFF, dan reset ECM/PCM.

TIDAK Misfire yang bersifat sporadis karena kontak


yang buruk pada ignition coil connector (tidak ada
misfire saat ini).

14. Pertukarkan injector dari silinder yang bermasalah


denegan salah satu injector dari silinder lain.
15. Biarkan mesin pada putaran idle selama 2 menit.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

16. Lakuka test drive beberapa kali dalam kisaran data


kejadian (freeze data) atau dalam kondisi yang
beragam jika tidak ada data kejaadian.

|X|

|M|
| chapter

close

22. Ukur tegangan antara ignition coil 3P connector


terminal No. 3 dan body ground.

17. Periksa DTC atau DTC sementara dengan scan tool.


Apakah DTC atau DTC P0301, P0302, P0303 atau
P0304 sementara terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 18.
TIDAK Terjadi misfire yang bersifat sporadis karena
hubungan yang buruk pada injector connector (tidak
ada misfire kali ini). 
Sisi kabel terminal perempuan

18. Tentukan cylinder mana yang mengalami misfire.


Apakah misfire terjadi pada cylinder lain yang injectornya ditukar?

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 23.

YA Ganti injector yang rusak (lihat hal. 11-113). 

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


fuse No. 7 (15A), (No. 9 (15A))* dan ignition coil.
*Ignition coil belakang. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 19.


19. Putar ignition switch ke OFF.
20. Cabut ignition coil 3P connector dari cylinder yang
bermasalah.

23. Periksa kompresi mesin.


Apakah kompresi mesin OK?

21. Putar ignition switch ke ON (II).

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Perbaiki mesin. 
24. Putar ignition switch ke OFF.
25. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
26. Cabut ECM/PCM connector B (24P).
27. Hubungkan kembali kabel negatif ke baterai.
28. Putar ignition switch ke ON (II).

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
29. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM
connector terminal yang sesuai (lihat tabel).

33. Tukarkan injector dari cylinder yang bermasalah dengan


injector dari cylinder yang lain.
34. Biarkan mesin pada putaran idle selama 2 menit.
35. Lakuka test drive beberapa kali dalam kisaran data kejadian (freeze data) atau dalam kondisi yang beragam jika
tidak ada data kejaadian.
36. Periksa DTC atau DTC sementara dengan scan tool.
Apakah DTC atau DTC P0301, P0302, P0303 atau P0304
sementara terindikasi?

Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 37.


TIDAK Terjadi misfire yang bersifat sporadis, karena
injector mengalami gangguan fungsi, dsb. 

WARNA
KABEL

37. Pastikan cylinder mana yang mengalami misfire.


Apakah misfire terjadi pada cylinder lain yang injector-nya
ditukar?
Apakah ada tegangan baterai?

YA Ganti injector yang rusak. 

YA Lanjutkan ke langkah 30.


TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 38.


30. Putar ignition switch ke OFF, dan lepaskan kap
mesin.

38. Putar ignition switch ke OFF dan lepaskan kap mesin.

31. Cabut injector 2P connector pada problem cylinder.

39. Cabut injector 2P connector pada cylinder yang


bermasalah.

32. Ukur tahanan antara injector 2P connector terminal


No. 1 dan No. 2.

40. Putar ignition switch ke ON (II).

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tahanan sebesar 10 13 ?


YA Lanjutkan ke langkah 33.
TIDAK Ganti injector (lihat hal. 11-113). 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

41. Ukur tegangan antara injector 2P connector terminal


No. 1 dan body ground.

|X|

|M|
| chapter

close

44. Hubungkan injector 2P connector terminal No. 2 yang


sesuai ke body ground dengan kabel jumper (lihat
tabel)

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 42.

WARNA KABEL

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


injector dan PGM-FI main relay. 
42. Putar ignition switch ke OFF.
43. Periksa kontinuitas antara body ground bodidan
ECM/PCM connector terminal yang sesuai (lihat
tabel).

45. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan ECM/PCM


connector terminal yang sesuai (lihat tabel)

Sisi kabel terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

WARNA
KABEL

WARNA
KABEL

Apakah ada kontinuitas?

Apakah ada kontinuitas?

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara


ECM/PCM dan injector. 

YA Ganti injector, kemudian periksa kembali (lihat


hal. 11-113). 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 44.

TIDAK Perbaiki hubung singkat di kabel antara


ECM/PCM dan injector. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Hubungkan knock sensor 1P connector terminal No. 1
ke body ground dengan kabel jumper.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Starter mesin. Pertahankam putaran mesin pada 3.000
rpm (min-1) tanpa beban (transmisi pada posisi P atau
N) sampai kipas radiator beroperasi, kemudian biarkan
pada kecepatan idle.
3 Pertahankam putaran mesin pada 3.000 4.000 rpm
(min-1) minimum selama 60 detik.
Apakah DTC P0325 teridikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur pada knock sensor dan ECM/PCM.

Sisi kabel terminal perempuan

10. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan ECM/PCM


connector terminal A9.

4. Putar ignition switch ke OFF.


5. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
6. Lepaskan knock sensor 1P connector.
7. Cabut ECM/PCM connector A (31P).
8. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal
A9 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 11.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (A9) dan knock sensor. 
Sisi kabel terminal perempuan

11. Ganti dengan knock sensor yang berkualitas baik dan


periksa kembali.
Apakah DTC P0325 teridikasi?

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (A9) dan knock sensor. 

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.

TIDAK Ganti knock sensor yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0335 (4-1): Tidak Ada Sinyal dari CKP


Sensor

|X|

|M|
| chapter

close

7. Ukur tegangan antara CKP sensor 3P connector


terminal No. 2 dan body ground.

DTC P0336 (4-2): Interupsi Intermitten pada


CKP Sensor
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Starter mesin.
Apakah DTC P0335 dan/atau P0336 terindikasi?
Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 3.
Apakah ada tegangan sekitar 5V?

TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada


saat ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel
yang kendur pada CKP sensor dan ECM/PCM. 

YA Lanjutkan ke langkah 8.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 10.

3. Putar ignition switch ke OFF.

8. Ukur tegangan antara CKP sensor 3P connector


terminal No. 1 dan No. 3.

4. Cabut CKP sensor 3P connector.


5. Putar ignition switch ke ON (II).
6. Ukur tegangan antara CKP sensor 3P connector
terminal No. 1 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 9.

Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


CKP sensor dan G101. 

Apakah ada tegangan baterai?

9. Ganti dengan CKP sensor yang berkualitas baik dan


periksa kembali.

YA Lanjutkan ke langkah 7.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
PGM-FI main relay 1 dan CKP sensor. 

Apakah DTC P0335 dan/atau P0336 terindikasi?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Ganti CKP sensor yang lama. 

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
10. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A7 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (A7) dan CKP sensor. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 11.
11. Putar ignition switch ke OFF.
12 . Lepaskan kabel negatif dari baterai.
13. Cabut ECM/PCM connector A (31P).
14. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector
terminal A7 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (A7) dan CKP sensor. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P0500 (17-1): Gangguan Fungsi pada


Sirkuit VSS
1. Lakukan uji jalan (test-drive) kendaraan.

|X|

|M|
| chapter

close

9. Putar ignition switch ke OFF.


10. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
11. Cabut ECM connector A (31P).

2. Periksa kecepatan kendaraan dengan scan tool.

12. Hubungkan kembali kembali kabel negatif ke baterai.

Apakah kecepatan yang benar terindikasi?

13. Putar ignition switch ke ON (II).

YA Gangguan intermittent, sistem OK pada saat ini.


Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang kendur
pada VSS dan ECM. 

14. Tahan roda kanan depan, kemudian putar perlahanlahan roda kiri depan

TIDAK Lanjutkan ke langkah 3.

15. Ukur tegangan antara ECM connector terminal A18 dan


A24.

3. Putar ignition switch ke OFF.


4. Tahan roda belakang dan tarik rem parkir.
5. Angkat bagian depan kendaraan dan pastikan ditopang
dengan benar.
6. Putar ignition switch ke ON (II).
7. Tahan roda kanan depan, kemudian putar perlahan-lahan
roda kiri depan.
8. Ukur tegangan antara ECM connector terminal A18 dan
A24.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada pulsa tegangan antara 0V dan 5V atau


tegangan baterai?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM yang lama. 
TIDAK Periksa hal-hal berikut ini.
Hubung singkat dan rangkaian terbuka pada kabel
antara ECM (A18) dan VSS.
Jika kabel OK, lakukan tes pada VSS (lihat hal. 2280)

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada pulsa tegangan antara 0V dan 5V atau


tegangan baterai?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM yang lama. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0563 (34-2): Sirkuit ECM/PCM Power
Source, Tegangan Tak Terduga
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)
2. Putar ignition switch ke OFF.

10. Lepaskan under cover sisi pengemudi.


11. Lepaskan relay holder (A) dari fuse/relay box di bawah
dashboard, dan lepaskan PGM-FI main relay 1(coklat)
dari holder (A), kemudian pasang kembali relay holder
(A) ke fuse/relay box di bawah dashboard.

3. Tunggu selama 5 detik.


4. Putar ignition switch ke ON (II).
Apakah DTC P0563 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 5.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur pada fuse No. 20 (15A) pada fuse/relay box di
bawah dashboard dan ECM/PCM. 
5. Putar ignition switch ke OFF.
12. Periksa kontinuitas ECM/PCM connector terminal E7
dan body ground

6. Putuskan kabel negatif dari baterai.


7. Cabut ECM/PCM connector terminal E (31P).
8. Hubungkan kembali kabel negatif ke baterai.
9. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E7
dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Sisi kabel terminal perempuan

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara ECM/PCM


(E7) dan PGM-FI main relay 1. 
TIDAK Ganti PGM-FI main relay 1. 

Apakah ada tegangan baterai?


13. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
YA Lanjutkan ke langkah 13.
14. Hubungkan kembali ECM/PCM connector E (31P).
TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.
15. Hubungkan kembali kabel negatif ke baterai.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

16. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E7


dan body ground.

|X|

|M|
| chapter

close

21. Lepaskan under cover sisi pengemudi.


22. Lepaskan relay holder (A) dari fuse/relay box di bawah
dashboard, dan lepaskan PGM-FI main relay 1 (coklat) (B)
dari relay holder (A), kemudian pasang kembali relay holder (A) ke fuse/relay box di bawah dashboard.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 18.
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

23. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM connector terminal A3 dan A2 secara terpisah.

17. Lepaskan kabel negatif dari baterai.


18. Lepaskan ECM/PCM connector A(31P).
19. Hubungkan kembali kabel negatif ke baterai.
20. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM
connector terminal A3 dan A2 secara terpisah.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Perbaiki hubung singkat ke power pada kabel
antara ECM/PCM (A2, A3) dan PGM-FI main relay 1. 
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Ganti PGM-FI main relay 1. 

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 21.
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P1107 (13-1): Sirkuit BARO Sensor,
Tegangan Rendah
DTC P1107 (13-1): Sirkuit BARO Sensor,
Tegangan Tinggi
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Putar ignition switch ke ON (II).
Apakah DTC P1107 atau P1108 terindikasi?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

8. Putar ignition switch ke OFF.

DTC P1297 (20-1): Sirkuit ELD, Tegangan


Rendah

9. Lepaskan kabel negatif dari baterai.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).

10. Cabut ECM/PCM connector E (31P).

2. Starter mesin.

11. Periksa kontinuitas antara body ground dan ECM/PCM


connector terminal E15.

3. Nyalakan lampu depan.


Apakah DTC P1297 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur pada ELD dan ECM/PCM. 
4. Putar ignition switch dan lampu depan ke OFF.
5. Lepaskan ELD 3P connector.

Sisi kabel terminal perempuan

6. Putar ignition switch ke ON (II).


Apakah ada kontinuitas?

7. Ukur tegangan antara body ground dan ELD 3P


connector terminal No. 3.

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara


ECM/PCM (E15) dan LED. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Ganti ELD. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
8. Putar ignition switch ke OFF.

DTC P1298 (20-2): Sirkuit ELD, Tegangan


Tinggi

9. Lepaskan kabel negatif dari baterai.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).

10. Hubungkan ELD 3P connector terminal No. 3 dan


body ground dengan kabel jumper.

2. Starter mesin.
3. Nyalakan lampu depan.
Apakah DTC P1298 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur pada ELD dan ECM/PCM. 
4. Putar ignition switch dan lampu depan ke OFF.

Sisi kabel terminal perempuan

5. Lepaskan ELD 3P connector.


6. Putar ignition switch ke ON (II).

11. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).

7. Ukur tegangan antara ground bodi dan ELD 3P connector terminal No. 1.

12. Periksa kontinuitas antara body ground dan


ECM/PCM connector terminal E15.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 8.

Apakah ada kontinuitas?

TIDAK Periksa fuse No. 16 (7.5A) di fuse/relay box


di bawah dashboard. Jika fuse OK, perbaiki rangkaian
terbuka di kabel antara fuse No. 16 (7.5A) dan ELD. 

YA Lanjutkan ke langkah 13.

| home | previous | next |

| full | width |

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


ECM/PCM (E15) dan ELD.

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

13. Periksa kontinuitas antara ELD 3P connector terminal


No. 2 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 14.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ELD dan G 301 (RHD: G201). 
14. Hubungkan kembali ELD 3P connector dan
ECM/PCM connector E (31P)
15. Hubungkan kembali kabel negatif pada baterai.
16. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle.
17. Ketika mengukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal A24 dan E15, nyalakan lampu depan
(lampu jauh).

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah tegangannya turun?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang
lama. 
TIDAK Ganti ELD. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
P1351 (15-5): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Depan dari Silinder No.1/No.4
P1352 (15-6): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Belakang dari Silinder No.1/No.4
P1351 (15-5): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Depan dari Silinder No.2/No.3
P1354 (15-8): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Belakang dari Silinder No.2/No.3

5. Putar ignition switch ke OFF.


6. Putuskan ignition coil 3P connector dari cylinder yang
bermasalah.
7. Periksa kontinuitas antara ignition coil 3P connector
terminal No. 2 dan ground bodi (lihat tabel)

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Ganti ignition coil dari silinder yang diindikasikan oleh
DTC dengan ignition coil dari silinder lainnya.
Misalnya: Jika DTC P1351 (15-5) ditampilkan, ganti ignition coil depan dari silinder No. 1/No. 4 dengan ignition
coil dari silinder No.2/No.3. Lakukan prosedur yang sama
pada ignition coil belakang.
CATATAN: Ignition coil depan dan belakang tidak boleh
saling dipertukarkan, karena keduanya memiliki bentuk
yang berbeda.
3. Nyalakan mesin, dan periksa DTC dengan alat scan.

Sisi kabel terminal perempuan

SISI DEPAN
SILINDER YG BERMASALAH

Apakah DTC P1351, P1352, P1353, atau P1354


terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah terdapat koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur di ignition coil dan ECM/PCM . 

SISI BELAKANG
SILINDER YG BERMASALAH

4. Periksa kembali DTC.


Periksa apakah DTC lainnya yang ditampilkan
mengindikasikan adanya masalah di ignition primary circuit, namun berbeda dari DTC yang ditampilkan
sebelumnya?
YA Perbaiki salah satu ignition coil dari dua silinder
yang diindikasikan oleh DTC dengan salah satu silinder
yang lama. Kemudian, lakukan tes simulasi gejala seperti
yang telah diuraikan di atas. Ganti ignition coil yang terdeteksi bermasalah oleh DTC.

Apakah terdapat kontinitas?


YA Lanjutkan ke langkah 8.
TIDAK Periksa rangkaian terbuka di kabel antara
ignition coil dan G101. 
8. Lepaskan kabel negatif dari baterai.

TIDAK lanjutkan ke langkah 5

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

9. Cabut ECM/PCM connector A (31P) dan B (24P).

|X|

|M|
| chapter

close

11. Hubungkan ignition coil 3P connector terminal No. 1


dan body ground dengan kabel jumper (lihat tabel)

10. Periksa kontinuitas antara body ground dan


ECM/PCM connector terminal yang sesuai (lihat
tabel).

Sisi kabel terminal perempuan

SISI DEPAN
Warna
kabel

SISI BELAKANG
Warna
kabel

Sisi kabel terminal perempuan

SISI DEPAN
Warna
kabel

SISI BELAKANG
Warna
kabel

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM dan ignition coil. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 11.

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Periksa kontinuitas antara body ground dan
ECM/PCM connector terminal yang sesuai (lihat
tabel).

Sisi kabel terminal perempuan

SISI DEPAN
Warna
kabel

SISI BELAKANG
Warna
kabel

Apakah ada kontinuitas?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM dan ignition coil. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

DTC P1361 (8-2): Interupsi Intermittent pada


TDC Sensor
DTC P1361 (8-1): Tidak Ada Sinyal dari TDC
Sensor

|X|

|M|
| chapter

close

7. Ukur tegangan antara TDC sensor 3P connector terminal No. 1 dan body ground.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


2. Starter mesin.
Apakah DTC P1361 dan/atau P1362 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat


ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur di TDC sensor dan ECM/PCM. 

Apakah ada tegangan 5V?

3. Putar ignition switch ke OFF.

YA Lanjutkan ke langkah 8.

4. Cabut TDC sensor 3P connector.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 10.

5. Putar ignition switch ke ON (II).

8. Ukur tegangan antara TDC sensor 3P connector terminal No. 2 dan No. 3.

6. Ukur tegangan antara TDC sensor 3P connector terminal


No. 3 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


Apakah ada tegangan baterai?

YA Lanjutkan ke langkah 8.

YA Lanjutkan ke langkah 7.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


TDC sensor dan G101. 

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


PGM-FI main relay dan TDC sensor. 

9. Ganti dengan TDC sensor yang berkualitas baik dan


periksa kembali.
Apakah DTC P1361 dan/atau P1362 teridikasi?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Ganti TDC sensor yang lama. 
(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
10. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A26 dan body ground.

DTC P1607 (0-2): Gangguan Fugsi pada Sirkuit


Internal ECM/PCM.
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)
2. Putar ignition switch ke ON (II).
3. Tunggu selama 40 detik.
Apakah DTC P1607 terindikasi?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik dan
periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat


ini. 

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (A26) dan TDC sensor. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 11.
11. Putar ignition switch ke OFF.
12. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
13. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P).
14. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal
A26 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (A26) dan TDC sensor. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Troubleshooting Sirkuit MIL


1. Hubungkan scan tool/Honda PGM Tester (lihat hal.
11-3).

Hubung singkat yang bersifat sporadis pada kabel


antara ECM/PCM (A21) dan manifold absolute pressure (MAP) sensor, CVT driven pulley speed sensor
(A/T), CVT speed sensor (A/T).
Hubung singkat yang bersifat sporadis pada kabel
antara ECM/PCM (20A) dan throttle position (TP)
sensor, EGR valve position sensor , CVT drive pulley
speed sensor (A/T).
*1: Dengan inertia switch
*2: Tanpa inertia switch

2. Putar ignition switch ke ON (II) dan baca scan


tool/Honda PGM Tester.
Apakah terjalin komunikasi antara scan tool/Honda PGM
Tester dan ECM/PCM?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Lakukan troubleshooting pada "sirkuit DLC"
(lihat hal. 11-94)

6. Putar ignition switch ke OFF.


7. Tekan inertia switch button.

3. Periksa apakah DTC muncul pada scan tool/Honda


PGM Tester ?

8. Putar ignition switch ke ON (II).

Apakah ada DTC yang terindikasi?

Apakah MIL menyala selama 2 detik setelah ignition


switch diputar ke ON (II)?

YA Lanjutkan ke Indeks Troubleshooting DTC


YA Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 4.


4. Putar ignition switch ke OFF.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.

5. Putar ignition switch ke ON (II) dan perhatikan malfunction indicator lamp (MIL).

9. Putar ignition switch ke ON (II).


10. Cabut inertia switch 3P connector.

Apakah MIL menyala dan tetap menyala?


YA Jika MIL selalu menyala dan tetap menyala, lanjutkan ke langkah 81. Namun jika MIL hanya kadang
kala bekerja normal, periksa terlebih dahulu beberapa
gangguan berikut.

11. Hubungkan inertia switch 3P connector terminal No. 1


dan No. 3 dengan kabel jumper.

Terjadi hubung singkat yang sifatnya sporadis pada


kabel antara ECM/PCM (E29) dan Data Link
Connector(DLC) (atau service check connector)
Terjadi hubung singkat yang sifatnya sporadis pada
kabel antara ECM/PCM (E31) dan gauge assembly.
TIDAK Jika MIL selalu padam, lanjutkan ke langkah
6 (lanjutkan ke langakh 13). Namun jika MIL hanga
kadang kala bekerja normal, periksa terlebih dahulu
beberapa gangguan berikut.
Fuse No. 16 (7.5 A) pada fuse/relay box di bawah
dashboard longgar.
Fuse No. 3 (50A) pada fuse/relay box di ruang mesin
longgar.
Fuse No. 20 (15A) dalam fuse/relay box di bawah
daashboard longgar.
Fuse No. 11 (15A) pada fuse/relay box di bawah
dashboard longgar.
Hubungan yang buruk pada ECM/PCM terminal E31.
Rangkaian terbuka yang sifatnya sporadis pada
GRN/ORN wire antara ECM/PCM (E31) dan gauge
assembly.

| home | previous | next |

| full | width |

Sisi kabel terminal perempuan

12. Putar ignition switch ke ON (II).

| document |

Apakah MIL menyala selama 2 detik setelah ignition


switch diputar ke ON (II)?
YA Ganti inertia switch. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 13.

(ke halaman sebelumnya)

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
13. Putar ignition switch ke OFF.

19. Hubungkan ECM/PCM conenctor terminal E31 ke


body ground dengan jumper wire.

14. Putar ignition switch ke ON (II).


Apakah low oil pressure light menyala?
YA Lanjutkan ke langkah 17.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 15.
15. Periksa fuse No. 16 (7.5 A) pada fuse/relay box di
bawah dashboard?
Apakah fuse OK?
Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 16.


TIDAK Perbaiki hubung singkat di kabel antara fuse
No. 16 (7.5 A) dan gauge assembly. Ganti fuse No. 16
(7.5 A). 
16. Periksa fuse No. 3 (50A) pada fuse/relay box di ruang
mesin.
Apakah fuse OK?
YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara fuse
No. 3 (50A) dan gauge assembly. Jika kabel OK,
lakukan pengetesan pada ignition switch (lihat hal. 2270)
TIDAK Perbaiki hubung singkat di kabel antara fuse
No. 3 (50A) dan fuse/relay box di ruang mesin. Ganti
juga fuse No. 3 (50A). 
17. Cobalah menyalakan mesin

20. Putar ignition switch ke ON (II).


Apakah MIL menyala?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik,
kemudian periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Periksa apakah terdapat rangkaian terbuka di
kabel antara ECM/PCM (E31) dan gauge assembly.
Periksa juga apakah bola lampu MIL putus. Jika kabel
OK dan bola lampu OK, ganti gauge assembly. 
21. Putar ignition switch ke OFF.
22. Periksa fuse No. 20 (15A) pada fuse/relay box di bawah
dashbaord.
Apakah fuse OK?

Apakah mesin menyala?

YA Lanjutkan ke langkah 30.

YA Lanjutkan ke langkah 18.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 23.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 21.


18. Putar ignition switch ke OFF.

| home | previous | next |

| full | width |

23. Lepaskan fuse No. 20 (15A) yang putus dalam fuse/relay


box di bawah dashboard.

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

24. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.


25. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke
fuse/reay box di bawah dashboard, lepaskan relay
holder (A) dari fuse/relay box di bawah dashboard, dan
lepaskan PGM-FI main relay 1 (coklat) (B) dari relay
holder (A), .

|X|

|M|
| chapter

close

27. Lepaskan setiap komponen atau sensor konektor di


bawah ini satu per satu, dan periksa kontinuitas antara
PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 1 dan
ground bodi.
PGM-FI main relay 2
ECM/PCM connector A (31P)
Setiap injector 2P connector
Idle air control (IAC) valve 3P connector
Top dead center (TDC) sensor 3P connector
Crankshaft position (CKP) sensor 3P connector

26. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan PGM-FI


main relay 1 4P connector terminal No. 2 dan No. 3.

Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 28.
TIDAK Ganti komponen yang menyebabkan kontinuitas ke ground bodi hilang saat dilepaskan. Jika
komponen tersebut adalah ECM/PCM, ganti dengan
ECM/PCM yang berkualitas baik dan periksa kembali
(lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti
ECM/PCM yang lama.
Ganti juga fuse No. 20 (15A).
28. Lepaskan konektor dari komponen-komponen berikut.
Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara fuse
No. 20 (15A) dan PFM-FI main relay 1. Ganti juga
fuse No. 20 (15A). 

PGM-FI main relay 2


ECM/PCM connector A (31P)
Injektor
Idle air control (IAC) valve
Top dead center (TDC) sensor
Crankshaft position (CKP) sensor

TIDAK Lanjutkan ke langkah 27.

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
34. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal
E9 dan ground bodi.

29. Periksa kontinuitas antara PGM-FI main relay 1 4P


connector terminal No. 1 dan ground bodi.

Dengan inertia switch


Tanpa inertia switch
Sisi kabel terminal perempuan

Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Apakah ada kontinuitas?

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara PGM-FI


main relay 1 dan setiap komponen. Ganti juga fuse No.
20 (15A). 

YA Lanjutkan ke langkah 27.

TIDAK Ganti PGM-FI main relay 1. Ganti juga fuse


No. 20 (15A). 
30. Periksa fuse No. 11 (15A) dalam fuse/relay box di
bawah dashboard.
Apakah fuse OK?
YA Lanjutkan ke langkah 43.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 31.

TIDAK Ganti fuse No. 11 (15A) dan ganti dengan


ECM/PCM yang berkualitas baik dan periksa kembali
(lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti
ECM/PCM yang lama.
35. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.
36. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke
fuse/reay box di bawah dashboard, lepaskan relay holder (A) dari fuse/relay box di bawah dashboard, dan
lepaskan PGM-FI main relay 2 (biru) (B) dari relay holder (A), .

31. Lepaskan fuse No. 11 (15A) yang terbakar dalam


fuse/relay box di bawah dashboard.
32. Lepaskan kabel negative dari baterai.
33. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

37. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal E39 dan ground bodi.

|X|

|M|
| chapter

close

39. Periksa kontinuitas antara fuel pump 5P connector


terminal No. 5 dan ground bodi.

Dengan inertia switch


Tanpa inertia switch
Sisi kabel terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Apakah ada kontinuitas?

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara fuse


No. 11 (15A) dan ECM/PCM (E9), atau fuse No. 11
(15A) dan PGM-FI main relay 2. Ganti juga fuse No.
11 (15A). 

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara fuel


pump dan PGM-FI main relay 2. Ganti juga fuse No.
11 (15A). 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 40.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 38.


40. Pasang kembali PGM-FI main relay 2 (A).
38. Lepaskan fuel pump 5P connector (lihat hal. 11-144).

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
47. Putar ignition switch ke OFF

41. Periksa kontinuitas antara fuel pump 5P connector


terminal No. 5 dan ground bodi.

48. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal


E7 dan ground bodi

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Ganti PGM-FI main relay 2. Ganti juga fuse No.
11 (15A) 
TIDAK Periksa fuel pump dan ganti jika perlu. Ganti
juga fuse No. 11 (15 A)

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 53.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 49.

42. Lepaskan kabel negative dari baterai.

49. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.

43. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).

50. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke fuse/reay


box di bawah dashboard, lepaskan relay holder (A) dari
fuse/relay box di bawah dashboard, dan lepaskan PGMFI main relay 1 (coklat) (B) dari relay holder (A), .

44. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.


45. Putar ignition switch ke ON (II)
46. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E9
dan ground bodi

Dengan inertia switch


Tanpa inertia switch
Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 37.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
fuse No. 11 (15A) dan ECM/PCM (E9)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

51. Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 4 dan ground bodi.

|X|

|M|
| chapter

close

53. Hubungkan kembali ECM/PCM conenctor E (31P)


54. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.i
55. Putar ignition switch ke ON (II).
56. Ukur tegangan antara ground bodi dan ECM/PCM
connector terminal A2 dan A3 ground bodi.

Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 52.
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


fuse No. 20 (15A) dan PGM-FI main relay1.

Apakah ada tegangan baterai?

52. Periksa kontinuitas antara PGM-FI main relay 1 4P


connector terminal No. 4 dan ECM/PCM connector
terminal E7.

YA Lanjutkan ke langkah 64.


TIDAK Lanjutkan ke langkah 57.
57. Putar ignition switch ke OFF
58. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi

Sisi terminal dari


terminal perempuan

59. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke


fuse/reay box di bawah dashboard, lepaskan relay
holder (A) dari fuse/relay box di bawah dashboard, dan
lepaskan PGM-FI main relay 1 (coklat) (B) dari relay
holder (A), .

Apakah ada kontinuitas?


YA Tes PGM-FI main relay 1 (lihat hal. 22-68). Jika
relay OK, ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
PGM-FI main relay 1 dan ECM/PCM (E7). 
60. Putar ignition switch ke ON (II).
(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
61. Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 2 dan ground bodi.

64. Ukur tegangan antara ground bodi dan Ecm/PCM


connector terminal A4, A5, A23,dan A24.

Sisi terminal dari terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?

Apakah terdapat tegangan kurang dari 0.2 V?


YA Lanjutkan ke langkah 51.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
fuse No. 20 (15A) dan PGM-FI main relay 1.
62. Putar ignition switch ke OFF.

YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel yang memiliki


tegangan lebih dari 0.2 V antara G101 dan ECM/PCM
(A4, A5, A23, A24).
TIDAK lanjutkan ke langkah 64.

63. Periksa kontinuitas antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 1 dan ECM/PCM connector terminal
A2 dan A3.

65. Ukur tegangan antara ground bodi dan ECM/PCM


connector terminal A21

Sisi terminal dari terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?

Apakah ada kontinuitas?

YA Lanjutkan ke langkah 73.

YA Ganti PGM-FI main relay 1.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 66.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


PGM-FI main relay 1 dan ECM/PCM (A2, A3).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

72. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A21 dan ground bodi.

66. Putar ignition switch ke OFF.


67. Lepaskan 3P connector dari setiap sensor satu per
satu, dan ukur tegangan antara ground bodi dan
ECM/PCM connector terminal A21 deengan ignition
switch ON (II)
Manifold absolute pressure (MAP) sensor
CVT driven pulley speed sensor (A/T)
CVT speed sensor (A/T)

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (A21) dan MAP sensor, CVT driven pulley
speed sensor (A/T) atau CVT speed sensor (A/T). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?


YA Ganti sensor yang memiliki tegangan sebesar
5 V saat dilepaskan.

73. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM


connector terminal A20.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 68.


68. Putar ignition switch ke OFF
69. Lepaskan 3P connector dari sensor berikut.
Manifold absolute pressure (MAP) sensor
CVT driven pulley speed sensor (A/T)
CVT speed sensor (A/T)
70. Lepaskan kabel negative dari baterai.
Sisi kabel terminal perempuan

71. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P)

Apakah ada tegangan sebesar 5 V?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 74.

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada sirkuit MIL (lanj.)
80. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A20 dan ground bodi.

74. Putar ignition switch ke OFF.


75. Lepaskan 3P connector dari setiap sensor berikut
satu per satu, dan ukur tegangan antara ground bodi
dan ECM/PCM connector terminal A20 dengan ignition switch ON (II)
Throttle position (TP) sensor
EGR valve position sensor.
CVT drive pulley speed sensor (A/T)

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (A20) dan TP sensor, EGR valve position
sensor atau CVT drive pulley speed sensor (A/T). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang
lama.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?


YA Ganti sensor yang memiliki tegangan sebesar
5 V saat dilepaskan.

81. Putar ignition switch ke OFF

TIDAK Lanjutkan ke langkah 76.

82. Putar ignition switch ke ON (II)

76. Putar ignition switch ke OFF.


77. Lepaskan 3P connector darai sensor berikut.
Throttle position (TP) sensor
EGR valve position sensor
CVT drive pulley speed sensor (A/T)
78. Lepaskan kabel negative dari baterai.
79. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

83. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E29 dan ground bodi.

| chapter

close

close

87. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM conenctor terminal E29 dan ground bodi.

Sisi kabel terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V (atau tegangan


baterai)?

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara data
link connector (atau service check connector) dan
ECM/PCM (E29). 

YA Lanjutkan ke langkah 88.


TIDAK Lanjutkan ke langkah 84.

TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas


baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang
lama.

84. Putar ignition switch ke OFF.


85. Lepaskan kabel negative dari baterai.
86. Lepaskan ECM/PCM conenctor E (31P).

|X|

|M|

88. Putar ignition switch ke OFF.


89. Lepaskan kabel negative dari baterai.
90. Lepaskan ECM/PCM conenctor E (31P).
91. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.
92. Putar ignition switch ke ON (II).
Apakah MIL menyala?
YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara gauge
assembly dan ECM/PCM (E31). Jika kabel OK, ganti
gauge assembly
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang
lama.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem PGM-FI
Troubleshooting Sirkuit DLC
4. Ukur tegangan antara DLC terminal No. 5 dan No. 16.

1. Putar ignition switch ke ON (II).


2. Ukur tegangan antara data link connector (DLC) terminal
No. 16 dan ground bodi.

Sisi terminal dari terminal perempuan


Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?

Apakah ada tegangan baterai?

YA Lanjutkan ke langkah 5.

YA Lanjutkan ke langkah 3.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara DLC


terminal No. 5 dan ECM/PCM (E3).

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara DLC


terminal No. 16 dan fuse No. 18 (15A) dalam fuse/relay
box di ruang mesin. 

5. Ukur tegangan antara DLC terminal No. 5 dan No. 7.

3. Ukur tegangan antara DLC terminal No. 4 dan No. 16.

Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tegangan sebesar 8.5 V atau lebih?


Sisi terminal dari terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 10.

Apakah ada tegangan baterai?

TIDAK Lanjutkan ke langkah 6.

YA Lanjutkan ke langkah 4.

6. Putar ignition switch ke OFF.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara DLC


terminal No. 4 dan ground bodi.

| home | previous | next |

| full | width |

7. Lepaskan kabel negative dari baterai.

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

8. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P)

Apakah ada kontinuitas?

9. Periksa kontinuitas antara DLC terminal No. 7 dan


ground bodi.

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.

close

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


DLC terminal No. 7 dan ECM/PCM (E23). Setelah
memperbaiki kabel, periksa DTC dengan dengan alat
scan/Honda PGM Tester dan lihat Indeks
Troubleshooting DTC.
11. Putar ignition switch ke OFF.
12. Lepaskan kabel negative dari baterai.
13. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P)

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

14. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.

YA Perbaiki hubung singkat ke ground di kabel


antara DLC terminal No. 7 dan ECM/PCM (E23).
Setelah memperbaiki kabel, periksa DTC dengan
dengan alat scan/Honda PGM Tester dan lihat
Indeks Troubleshooting DTC.

15. Putar ignition switch ke ON (II).


16. Ukur tegangan antara DLC terminal No. 5 dab No. 7

TIDAK Lanjutkan ke langkah 9


10. Periksa kontinuitas antara DLC terminal No. 7 dan
ECM/PCM terminal E23.

Sisi kabel terminal


perempuan
Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tagangan sebesar 0 V?

Sisi terminal dari terminal perempuan

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik


dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Perbaiki hubung singkat ke ground di kabel
antara DLC terminal No. 7 dan ECM/PCM (E23).
Setelah memperbaiki kabel, periksa DTC dengan
dengan alat scan/Honda PGM Tester dan lihat Indeks
Troubleshooting DTC.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Tes Injektor
CATATAN: Periksa hal-hal berikut ini sebelum pengetesan:
putaran idle, ignition timing dan idle CO%

6. Putar ignition switch ke OFF


7. Lepaskan tutup mesin.

1. Cobalah untuk menyalakan mesin.


8. Lepaskan injector connector.
Apakah mesin menyala?
9. Ukur tahanan antara injector (A) terminal No. 1 dan
No. 2

YA Lanjutkan ke langkah 2.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 6.
2. Putar ignition switch ke OFF. Lepaskan tutup mesin.
3. Lepaskan setiap injector connector.
4. Periksa perubahan di putaran idle.
Jika penurunan putaran idle hampir sama untuk
setiap silinder, maka injektor normal.
Jika putaran idle atau kualitasnya tetap sama saat
Anda melepaskan injektor tertentu, ganti injektor dan
tes ulang (lihat hal. 11-113).
5. Periksa apakah terdengar bunyi klik di setiap injektor
dengan menggunakan stetoskop saat mesin idle.

Apakah ada tahanan sebesar 10-13 ?


YA Lanjutkan ke langkah 10.

Jika salah satu injektor bahan bakar tidak mengelurkan bunyi klik, periksa sekali lagi setelah injektor
diganti (lihat hal. 11-113).
Jika masih tidak terdengar bunyi klik, periksa hal-hal
berikut:
- Apakah terdapat kabel yang putus atau koneksi
yang buruk di kabel YEL/BLK antara PGM-FI main
relay dan junction connector.
- Apakah junction connector terkelupas atau berkarat.
- Apakah terdapat kabel yang putus atau koneksi
yang buruk di kabel YEL/BLK antara junction
connector dan injector.
- Apakah terdapat hubung singkat, kabel yang putus
atau koneksi yang buruk di kabel antara injector dan
ECM/PCM.
Jika semua OK, tes selesai.

| home | previous | next |

| full | width |

TIDAK Ganti injektor (lihat hal. 11-113). 


10. Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
Jika tekanan bahan bakar sesuai dengan spesifikasi, periksa hal-hal berikut:
- Apakah terdapat kabel yang putus atau koneksi
yang buruk di kabel YEL/BLK antara PGM-FI main
relay dan junction conenctor.
- Apakah ada kabel yang putus atau koneksi yang
buruk di kabel YEL/BLK antara junction conenctor
dan injector.
- Apakah ada hubung singkat, kabel yang putus atau
koneksi yang buruk di kabel antara injector dan
ECM/PCM.
Jika tekanan bahan bakar tidak sesuai dedngan
spesifikasi, periksa ulang tekanan bahan bakar
(lihat hal. 11-134)

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Penggantian Injektor
1. Lepaskan tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-133)
2. Lepaskan air cleaner (lihat hal. 11-151)
3. Lepaskan intake manifold (lihat hal. 9-2).
4. Lepaskan konektor dari injektor (A), dan lepaskan harness clip (B) dari fuel rail (C).
5. Lepaskan quick-connect fitting (D).
6. Lepaskan fuel rail rail bracket (E).
7. Lepaskan fuel rail mounting nut (F) dari fuel rail.
8. Lepaskan injector clip (G) dari injektor.
9. Lepaskan injektor dari fuel rail.

(ke halamam selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Penggantian Injektor (lanj.)
10. Lumasi O-ring yang baru (A) dengan oli mesin yang bersih, dan pasang injektor (B) ke fuel rail (C).

11. Pasang injector clip (D).


12. Lumasi O-ring injketor (E) dengan oli mesin yang bersih.
13. Untuk mencegah kerusakan pada O-ring, pasang injketor di fuel rail terlebih dahulu, kemudian pasang ke injector base
(F).
14. Pasang fuel rail mounting nut. Pasang fuel rail bracket (G).
15. Hubungkan quick-connect fitting.
16. Hubungkan konektor pada injektor dan pasang harness clip (H).
17. Pasang intake manifold (lihat hal. 9-2)
18. Pasang air cleaner (lihat hal. 11-151)
19. Putar ignition switch ke ON (II), tetapi jangan menstarter mesin. Setelah fuel pump beroperasi selama kira-kira 2 detik,
tekanan bahan bakar di fuel line meningkat. Ulangi prosedur ini 2 atau 3 kali, kemudian periksa apakah ada kebocoran
bahan bakar.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

Penggantian Primary HO2S

Penggantian MAP Sensor

1. Lepaskan primary HO2S 4P connector (A), kemudian


lepaskan primary HO2S (B).

1. Lepaskan MAP sensor 3P connector.

close

2. Lepaskan baut (A).

2. Pasang primary HO2S dengan urutan terbalik dari


pembongkarannya

3. Lepaskan MAP sensor.


4. Pasang komponen tersebut dengan O-ring yang baru (C)
dengan urutan terbalik dari pembongkarannya

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Penggantian CKP Sensor

Penggantian ECT Sensor

1. Lepaskan CKP 3P connector.

1. Lepaskan air cleaner (lihat hal. 11-137).

2. Lepaskan CKP sensor (A).

2. Lepaskan ECT sensor 2P connector.


3. Lepaskan ECT sensor (A)

3. Pasang komponen tersebut dengan O-ring yang baru


(B) dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.
4. Pasang komponen tersebut dengan O-ring yang baru
dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

Penggantian TDC Sensor

Penggantian IAT Sensor

1. Lepaskan air cleaner (lihat hal. 11-151)

1. Lepaskan IAT sensor 2P connector.

2. Lepaskan TDC sensor 3P connector.

2. Lepaskan clip (A) dan IAT sensor (B).

close

close

3. Lepaskan TDC sensor (A).

3. Pasang komponen tersebut dengan urutan terbalik


dari pembongkarannya
4. Pasang komponen tersebut dengan O-ring yang baru
(B) dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PGM-FI
Penggantian Knock Sensor

Penggantian Secondary HO2S

1. Lepaskan intake manifold (lihat hal. 9-2).

1. Lepaskan secondary HO2S 4P connector (A), kemudian


lepaskan secondary HO2S (B).

2. Lepaskan knock sensor 1P connector.


3. Lepaskan knock sensor (A).

4. Pasang komponen tersebut dengan urutan terbalik


dari pembongkarannya.

| home | previous | next |

| full | width |

2. Pasang secondary HO2S dengan urutan terbalik dari


pembongkarannya.

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Idle Control


Indeks Lokasi Komponen

Troubleshooting, hal 11-120

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Idle Control
Troubleshooting DTC
8. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan IAC valve
3P connector terminal No. 1

DTC P1519 (14-3): Gangguan Fungsi pada


Sirkuit IAC Valve
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)
2. Putar ignition switch ke ON (II).
Apakah DTC P1519 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah terdapat koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur di IAC valve dan ECM/PCM.

Sisi kabel terminal perempuan

3. Putar ignition switch ke OFF.

Apakah ada kontinuitas?

4. Lepaskan IAC valve 3P connector.

YA Lanjutkan ke langkah 9

5. Putar ignition switch ke ON (II).


6. Ukur tegangan antara IAC valve 3P connector terminal
No. 2 dan ground bodi.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara IAC


valve dan G101. 
9. Lepaskan kabel negative dari baterai.
10. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P).
11. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan ECM/PCM
connector terminal A12.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 7
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara IAC
valve dan PGM-FI main relay. 
7. Putar ignition switch ke OFF

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara IAC
valve dan ECM/PCM (A12). 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 12.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

12. Hubungkan IAC valve 3P connector terminal No. 3


dan ground bodi dengan jumper wire.

|X|

|M|
| chapter

close

17. Ukur tegangan antara ground bodi dan ECM/PCM


connector terminal A12.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

13. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector trminal


A12 dan ground bodi

Apakah ada tegangan baterai?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik dan
periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Ganti IAC valve. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 13
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
IAC valve dan ECM/PCM (A12). 
14. Hubungkan kembali IAC valve 3P connector.
15. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.
16. Putar ignition switch ke ON (II).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem Idle Control


Troubleshooting Sirkuit A/C Signal
1. Putar ignition switch ke OFF.

8. Untuk sementara waktu, hubungkan ECM/PCM connector terminal A24 dan E18 dengan jumper wire beberapa
kali.

2. Lepaskan A/C pressure switch connector.


3. Putar ignition switch ke ON.
4. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A24 dan E28.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah terdengar bunyi klik dari A/C compressor


clutch?
Sisi kabel terminal perempuan

YA Lanjutkan ke langkah 9.

Apakah sekitar 5V?

TIDAK Lanjutkan ke langkah 16.

YA Lanjutkan ke langkah 5.

9. Hidupkan mesin.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 12.

10. Putar blower switch ke ON.

5. Putar ignition switch ke OFF.

11. Putar A/C switch ke ON.

6. Hubungkan kembali A/C pressure switch connector.


7. Putar ignition switch ke ON (II).

Apakah A/C bekerja?


YA A/C signal OK. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 17.
12. Putar ignition switch ke OFF.
13. Lepaskan kabel negative dari baterai.
14. Lepaskan ECM/PCM connector E(31P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

15. Periksa kontinuitas antara body ground dan


ECM/PCM connector terminal E28.

|X|

|M|
| chapter

close

17. Ukur teganggan antara ECM/PCM connector terminal


A24 dan E28.

Sisi kabel terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Apakah ada tegangan kurang dari 10V?

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara


ECM/PCM (E28) dan A/C pressure switch. 

YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik,


kemudian pariksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. Jika tidak, periksa
sistem A/C. 

TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas


baik, kemudian periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika saat
ini tegangan sesuai dengan yang telah ditentukan,
maka ganti ECM/PCM yang lama. Jika tidak, periksa
sistem A/C terhadap gejala lain. 

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


ECM/PCM (E28) dan A/C pressure switch. 

16. Hubungkan sementara A/C compressor clutch relay 4P


connector (pada fuse/relay box di bawah dashboard)
terminal No. 3 ke body ground dengan kabel jumper
beberapa kali.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah terdengar bunyi klik dari A/C compressor


clutch?
YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (E18) dan A/C clutch relay. 
TIDAK Perhatikan gejala-gejala lainnya yang terjadi
pada A/C system. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Idle Control


Troubleshooting Sirkuit Alternator FR Signal
1. Cabut ALT 4P connector.

7. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal


A24 dan B13.

2. Putar ignition switch ke ON (II).


3. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A24 dan B13.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah tegangan menurun ketika lampu depan dan


window defogger belakang dinyalakan?

Sisi kabel terminal perempuan

YA Sinyal ALT FR OK
TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.
8. Putar ignition switch ke OFF.

Apakah ada tegangan sekitar 5V?


YA Lanjutkan ke langkah 4.

9. Lepaskan kabel negatif dari baterai.


TIDAK Lanjutkan ke langkah 14.
10. Lepaskan ECM/PCM connector B (24P).
4. Putar ignition switch ke OFF.
11. Cabut ALT 4P connector.
5. Hubungkankan kembali ALT 4P connector.
6. Starter mesin. Pertahankan putaran mesin pada 3.000
rpm (min1) tanpa beban (transmisi pada posisi P atau
N) sampai kipas radiator beroperasi, kemudian biarkan
pada putaran idle.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

12. Hubungkan ALT 4P connector terminal No. 4 dan body


ground dengan kabel jumper.

|X|

|M|
| chapter

close

17. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan ECM/PCM


connector terminal B13.

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


13. Periksa kontinuitas antara body ground dan ECM/PCM
connector terminal B13.

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara ECM/PCM


(B13) dan ALT. 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Tes ALT (lihat hal. 4-18). 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (B13) dan ALT. 
14. Putar ignition switch ke OFF.
15. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
16. Cabut ECM/PCM connector B (24P).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Idle Control


Troubleshooting Sirkuit Brake Pedal Position Switch Signal
1. Periksa lampu rem.

4. Periksa fuse No. 16 (10A) pada fuse/relay box di bawah


dashboard.

Apakah lampu rem menyala tanpa menekan brake


pedal?

Apakah fuse OK?

YA Periksa brake pedal position switch (lihat hal.


19-5). 

YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara brake


pedal position switch dan fuse No. 16 (10A). Periksa
brake pedal position switch (lihat hal. 19-10). 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 2.


TIDAK Perbaiki hubung singkat di kabel antara
ECM/PCM (E22) dan fuse No. 16 (10A). Ganti fuse No.
16 (10A). 

2. Tekan brake pedal.


Apakah lampu rem menyala?
YA Lanjutkan ke langkah 3
TIDAK Lanjutkan ke langkah 4.
3. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A24 dan E22 ketika brake pedal ditekan.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Brake pedal position switch signal OK. 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
ECM/PCM (E22) dan brake pedal position switch. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Pemeriksaan Putaran Idle


CATATAN:
Biarkan Idle Air Control (IAC) valve tetap terhubung.
Sebelum memeriksa putaran idle, periksa hal-hal berikut:
- Malfunction Indicator Lamp (MIL) diinformasikan tidak
menyala.
- Ignition timing
- Spark plug
- Air cleaner
- PCV system
1. Lepaskan Evaporative Emission (EVAP) canister purge
valve 2P connector.
2. Hubungkan tachometer (A) ke test tachometer connector
(B) atau hubungkan Honda PGM Tester (C) atau alat
scan ke Data Link Connector (DLC) (D) yang terletak di
bawah dashboard sisi pengemudi.

3. Starter mesin. Biarkan mesin beroperasi pada 3.000


rpm, tanpa beban (transmisi pada posisi P atau N)
sampai radiator fan beroperasi, kemudian biarkan
padaputaran idle.
4. Periksa putaran idle tanpa adanya beban: headlight,
blower fan, defogger belakang, radiator fan, dan AC
jangan dioperasikan.
Putaran idle harus berada pada :
mesin L12A1:
700 + 50 rpm (min -1)
mesin L13A1, L13A2:
(di Park atau netral)

5. Biarkan mesin pada putaran idle selama 1 menit


dengan heater fan switch berada pada HI dan AC ON,
kemudian periksa putaran idle.
Putaran idle harus berada pada :
mesin L12A1:
850 + 50 rpm (min -1)
mesin L13A1, L13A2:
(di Park atau netral)

CATATAN: Jika putaran idle tidak berada dalam kisaran


nilai spesifikasi, lihat Indeks Troubleshooting Gejala.
6. Hubungkan kembali EVAP canister purge valve 2P
connector.
CATATAN: Anda dapat menggunakan alat scan atau
Honda PGM Tester untuk memeriksa putaran idle.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Indeks Lokasi Komponen

Tindakan pencegahan, hal 11-139


Pelepasan, hal 11-140
Pemasangan, hal 11-141
Pemeriksaan, hal 11-137

Pemeriksaan,
hal 11-137

Tes, hal 11-130


Pemeriksaan, hal 11-144
Penggantian, hal 11-143
Tes/ hal, hal 11-147
Penggantian, hal 11-143

Penggantian, hal 11-146

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Troubleshooting, hal 11-99

Troubleshooting, hal 11-130

Troubleshooting, hal 11-130

Troubleshooting, hal 11-99

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Troubleshooting Sirkuit Fuel Pump
Jika Anda mencurigai adanya masalah dengan fuel pump,
periksa apakah fuel pump benar-benar beroperasi; Saat
beroperasi, Anda akan mendengar bunyi fuel pump jika
Anda mendengarkan di dekat fuel fill port dengan fuel fill
cap dibuka. Fuel pump harus beropearsi selama 2 detik
saat ignition switch diputar ke ON untuk pertama kalinya.
Jika fuel pump tidak mengeluarkan bunyi, periksa hal-hal
berikut:

6.

Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 2 4P connector terminal No. 1 dan body ground.

1. Putar ignition switch ke OFF.


2. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.
3. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke fuse/reay
box di bawah dashboard, lepaskan relay holder (A) dari
fuse/relay box di bawah dashboard, dan lepaskan PGMFI main relay 2 (biru) (B) dari relay holder (A), .

Dengan inertia switch


Tanpa inertia switch
Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 7.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel
antara fuse/relay box di bawah dashboard dan
PGM-FI main relay 2.
7. Putar ignition switch ke OFF.
8. Lepaskan kabel negative dari baterai.
9. Lepaskan ECM/PCM connector E (31P).
10. Periksa kontinuitas antara PGM-FI main relay 2 4P
connector terminal No. 3 dan ECM/PCM connector
terminal E1.

4. Putar ignition switch ke ON (II).


5. Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 2 4P connector
terminal No. 4 dan ground bodi.

Sisi terminal dari terminal


perempuan

Sisi kabel terminal perempuan


Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?

Apakah ada kontinuitas?

YA Lanjutkan ke langkah 6.

YA Lanjutkan ke langkah 11.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


PGM-FI main relay 1 dan PGM-FI main relay 2.

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara


PGM-FI main relay 2 danECM/PCM (E1).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

11. Pasang kembali PGM-FI main relay 2.

20. Putar ignition switch ke OFF.

12. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.

21. Lepaskan access panel dari lantai (lihat hal. 11-144).

13. Putar ignition switch ke ON (II).

22. Ukur tegangan antara fuel pump connector terminal


No. 5 dan ground bodi dalam 2 detik pertama setelah
ignition switch diputar ke ON (II).

14. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E1 dan ground bodi.

close

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 15.
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Ganti PGM-FI main relay 2. 


15. Putar ignition switch ke OFF.

Apakah ada tegangan baterai?

16. Lepaskan kabel negative dari baterai.

YA Lanjutkan ke langkah 29.

17. Hubungkan kembali ECM/PCM connector E (31P).

TIDAK Lanjutkan ke langkah 23.

18. Hubungkan kembali kabel negative dari baterai.

23. Putar ignition switch ke OFF.

19. Putar ignition switch ke ON (II), dan ukur tegangan


antara ECM/PCM connector terminal E1 dan ground
bodi dalam 2 detik pertama setelah ignition switch
diputar ke ON (II).

24. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.


25. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke
fuse/reay box di bawah dashboard, lepaskan relay
holder (A) dari fuse/relay box di bawah dashboard, dan
lepaskan PGM-FI main relay 2 (biru) (B) dari relay
holder (A).

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 20.
(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Troubleshooting Fuel Pump Circuit (lanj.)
26. Hubungkan PGM-FI main relay 2 4P connector terminal No. 1 dan No. 2 dengan jumper wire.

30. Periksa kontinuitas antara fuel pump 5P connector


terminal No. 4 dan ground bodi.

Sisi kabel terminal perempuan

Sisi terminal dari terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

27. Putar ignition switch ke ON (II)


28. Ukur tegangan antara fuel pump 5P connector terminal No. 5 dan ground bodi dalam 2 detik pertama
setelah ignition switch diputar ke ON (II)

YA Ganti fuel pump. 


TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
fuel pump 5P connector dan G402. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Ganti PGM-FI main relay 2. 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
PGM-FI main relay 2 dan fuel pump 5P conenctor. 
29. Putar ignition switch ke OFF.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Melepaskan Tekanan Bahan Bakar


Sebelum melepaskan pipa atau selang bahan bakar, lepaskan tekanan bahan bakar dari sistem dengan memutuskan
fuel tube/quick connect fitting di ruang mesin.

10. Lepaskan quick-connect fitting cover (A) dan tempatkan kain lap atau handuk (B) di atas quick-connect fitting.

1. Pastikan Anda memiliki kode anti pencurian untuk radio,


kemudian catat frekuensinya untuk tombol memori.
2. Putar ignition switch ke ON (II).
3. Lepaskan penutup di bagian bawah sisi pengemudi.
4. Setelah memasang kembali relay holder (A) ke fuse/reay
box di bawah dashboard, lepaskan relay holder (A) dari
fuse/relay box di bawah dashboard, dan lepaskan PGMFI main relay 2 (biru) (B) dari relay holder (A).

11. Lepaskan quick connect fitting (A): Tahan konektor (B)


dengan satu tangan dan tekan retainer tab (C) dengan
tangan lainnya untuk melepaskannya dari locking pawl
(D). tarik konektor.
CATATAN:
Untuk mencegah adanya sisa bahan bakar di pipa
suplai bahan bakar atau selang, seka dengan kain lap
atau handuk bengkel.
Hati-hati agar pipa (E) atau komponen lainnya tidak
rusak.
Jangan gunakan peralatan.
Jika konektor tidak bergerak, tetap tekan reainer tab,
dan secara bergantian, tarik dan dorong konektor hingga dapat dilepaskan deengan mudah.
Jangan lepaskan retainer dari pipa; jika dilepaskan,
retainer harus diganti dengan yang baru.

5. Hidupkan mesin dan biarkan pada putaran idle sampai


mesin mati.
CATATAN: DTC atau DTC temporer P0301, P0302,
P0303, P0304 mungkin muncul selama prosedur ini.
Jika DTC tersebut tersimpan, abaikan.
6. Putar ignition switch ke OFF.
7. Buka fuel fill cap (kap tangki bahan bakar), dan lepaskan tekanan bahan bakar dari tangki bahan bakar.
8. Lepaskan kabel negative dari baterai.
9. Periksa apakah fuel quick-connect fitting kotor, dan
bersihkan jika perlu.

12. Setelah melepaskan quick-connect fitting, periksa


apakah ada kotoran atau kerusakan (lihat langkah 4
pada hal. 11-140).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Tes Tekanan Bahan Bakar
1. Lepaskan tekanan baahan bakar (lihat hal. 11-133).
2. Lepaskan quick-conenct fitting. Pasang pressure gauge
set dan fuel pressure gauge (A).

3. Starter mesin dan biarkan pada putaran idle


Jika mesin menyala, lanjutkan ke langkah 5.
Jika mesin tidak menyala, lanjutkan ke langkah 4.
4. Periksa apakah fuel pump beroperasi: dengarkan di
dekat fuel fill port dengan tutup pengisian bahan bakar
dilepaskan. Fuel pump akan beroperasi selama 2 detik
saat ignition switch diputar ke ON untuk pertama
kalinya.
Jika pompa beroperasi, lanjutkan ke langkah 5.
Jika pompa tidak beroperasi, lakukan troubleshooting
pada fuel pump circuit (lihat hal. 11-130).
5. Baca pressure gauge. Tekanannya harus sebesar
320 370 kPa (3.3 3.8 kgf/cm2, 47 54 psi)
Jika tekanannya OK, tes selesai
Jika tekanannya tidak sesuai dengan nilai spesifikasi,
ganti fuel pressure regulator dan fuel filter (lihat hal.
11-143), kemudian perisa ulang tekanan bahan bakar.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Pemeriksaan Saluran Bahan Bakar


Periksa apakah fuel system line, hose, dan fuel filter rusak, bocor, dan berubah bentuknya. Ganti semua komponen yang
rusak.

Pastikan koneksi terpasang


dengan benar dan quick-connect
fitting cover terkunci dengan benar
di tempatnya.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Pemeriksaan Saluran Bahan Bakar (lanj.)
Periksa semua clamp, dan kencangkan bila perlu.

Ganti.

Ke

Ke

Saat memasang fuel fill


tube, luruskan tanda pada
tube terhadap pipe

Tidak boleh ada toleransi


celah (clearance)

Tanda

Tidak boleh ada toleransi


celah (clearance)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Pemeriksaan Breather Line dan Suction Line


1. Lepaskan access panel dari lantai kendaraan (lihat hal.
11-144).

5. Hubungkan vacuum pump (A) ke suction hose dan


berikan vacuum ke selang (B).

2. Lepaskan suction hose (A) dari fuel pump, dan


hubungkan vacuum pump (B).

Apakah ada vacuum?


YA
Periksa penyumbatan pada suction line.
Ganti 3-way joint. 

3. Starter mesin dan periksa vacuum.


Apakah ada vacuum?

TIDAK Lanjutkan ke langkah 6.

YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Ganti fuel filter (lihat hal. 11-143). 

6. Lepaskan breather hose (A) pada sisi filler dari 3-way


joint (B) dan pasang rubber cap (C) ke 3-way joint.

4. Putar ignition switch ke OFF.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Pemeriksaan Breather Line dan Suction Line (lanj.)
7. Hubungkan vacuum pump (A) ke suction hose, dan
berikan vacuum ke selang (B).

Apakah ada tekanan udara?


Apakah ada vacuum?

YA Bretaher line dan suction line OK. 

YA Periksa penyumbatan antara 3-way joint dan fuel


tank vapor liquid separation valve pada breather line.
Jika saluran OK, ganti fuel tank (lihat hal. 11-146). 

TIDAK
Periksa kebocoran vacuum di suction hose
Ganti 3-way joint. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.


8. Hubungkan vacuum pump (A) ke breather hose (B) di
sisi filler, dan berikan vacuum.

Apakah ada vacuum?


YA Periksa penyumbatan antara 3-way joint dan leher
pengisian di breather line. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.
9. Lepaskan rubber cap dari 3-way joint dan hubungkan
kembali breather hose ke 3-way joint.
10. Hubungkan vacuum pump (A) ke suction joint (B), dan
berikan tekanan udara ke selang.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Informasi Penting tentang Fuel Line/Quick-Connect Fitting


Fuel tube/quick-conenct fitting menghubungkan fuel rail (A)
ke fuel feed hose (B), fuel feed hose (B) ke fuel line (C), dan
fuel tube (D) ke fuel tank unit (E). Saat melepaskan atau
memasang fuel feed hose, fuel tank unit atau fuel tank,
lepaskan atau hubungkan quick-connect fitting.
Perhatikan hal-hal berikut:
Fuel feed hose (B), fuel tube (D), dan quick-connect fitting
(F) tidak tahan panas; hati-hati agar tidak merusaknya
selama pengelasan atau tindakan lainnya yang menghasilkan panas.
Fuel feed hose (B), fuel tube (D), dan quick-connect fitting
(F) tidak tahan asam; jangan biarkan mengenai handuk
bengkel yang sebelumnya digunakan untuk menyeka electrolyte (air baterai). Ganti komponen-komponen tersebut
jika terkena electrolyte atau bahan sejenis.
Saat menghubungkan atau melepaskan fuel feed hose (B),
fuel tube (D) dan quick-conenct fitting (F), hati-hati agar
tidak menekuk atau memuntirnya secara berlebihan. Ganti
jika rusak.

Quick-connect fitting yang telah dilepaskan, dapat


dihubungkan kembali, namun retainer pada titik temu pipa
tidak dapat digunakan kembali jika telah dilepaskan dari
pipa. Ganti retainer jika:

mengganti fuel rail


mengganti fuel pipe
mengagnti fuel pump
mengganti fuel filter
mengganti fuel gauge sending unit
telah dilepaskan dari pipa
rusak
PRODUSEN

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

WARNA RETAINER

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Pelepasan Fuel Tube/Quick-Connect Fitting
1. Lepaskan tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-133)

4. Periksa apakah area kontak (A) saluran (B) kotor


dan rusak

2. Periksa apakah fuel quick-conenct fittings kotor dan


bersihkan jika perlu.
3. Tahan konektor (B) dengan satu tangan dan tekan
retainer tab (C) dengan tangan lainnya untuk
melepaskannya dari locking pawl (D). Tarik konektor.

Jika permukaan kotor, bersihkan


Jika permukaan berkarat atau rusak, ganti fuel
pump, fuel filter, fuel feed pipe.

CATATAN:
Hati-hati agar pipa (D) atau komponen lainnya tidak
rusak. Jangan gunakan peralatan.
Jika konektor tidak bergerak, tetap tekan reainer tab,
dan secara bergantian, tarik dan dorong konektor hingga dapat dilepaskan deengan mudah.
Jangan lepaskan retainer dari pipa; jika dilepaskan,
retainer harus diganti dengan yang baru.
5. Untuk mencegah kerusakan dan menghindarkan bendabenda asing masuk ke dalam komponen, tutup ujung
konektor dan ujung pipa yang sudah dilepaskan dengan
kantung plastik.
CATATAN:
Retainer tidak dapat digunakan lagi jika telah
dilepaskan dari pipa. Ganti retainer jika:
mengganti fuel rail
mengganti fuel feed pipe
mengagnti fuel pump
mengganti fuel filter
mengganti fuel gauge sending unit
telah dilepaskan dari pipa
rusak

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Pemasangan Fuel Tube/Quick-Connect Fitting


1. Periksa apakah area kontak (A) pipa (B) kotor dan
rusak, dan bersihkan jika perlu

3. Sebelum menghubungkan fuel tube/quick-connect


fitting assembly yang baru (A), lepaskan retainer
yang lama (B) dari pipa kontak.

2. Pasang retainer yang baru (A) ke konektor (B) jika


retainer rusak, atau setelah

mengganti fuel rail


mengganti fuel fed pipe
mengagnti fuel pump
mengganti fuel filter
mengganti fuel gauge sending unit
melepaskan retainer dari pipa

(ke halaman selanjutnya

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Suplai Tekanan Bahan Bakar


Pemasangan Fuel Tube/Quick-Connect Fitting (lanj.)
4. Luruskan quick-connect fittings terhadap pipa (A), dan
luruskan retainer (B) locking pawl terhadap alur konektor (C). Kemudian, tekan quick-connect fitting ke pipa
sampai kedua retainer pawl terdengar mengunci (klik).

5. Pastikan koneksi terhubung dengan kuat dan pawl


terkunci dengan kencang di posisinya; periksa secara
visual dan dengan menarik konektor.

CATATAN: Jika sulit memasangnya, oleskan sedikit oli


mesin yang baru pada ujung pipa.

Menghubungkan ke retainer yang baru:

6. Hubungkan kembali kabel negatif ke baterai, dan putar


ignition switch ke ON (II). Fuel pump akan beroperasi
selama kira-kira 2 detik dan tekanan bahan bakar akan
meningkat. Ulangi prosedur ini 2 atau 3 kali dan periksa
apakah ada kebocoran pada suplai bahan bakar.

Menghubungkan kembali ke retainer yang telah ada:

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

Penggantian Fuel Pressure


Regulator

|X|

|M|
| chapter

close

Penggantian Fuel Filter

1. Lepaskan fuel pump (lihat hal. 11-144)


2. Lepaskan clip (A) dan lepaskan fuel pressure regulator
(B)

Fuel filter harus diganti setiap kali tekanan bahan bakar


turun di bawah nilai spesifikasi (320 370 kPa, 3.3 3.8
kgf/cm2, 47 54 psi) setelah Anda memastikan bahwa fuel
pump dan fuel pressure regulator OK.
1. Lepaskan fuel pump (lihat hal. 11-144).
2. Lepaskan fuel pressure regulator (A) (lihat hal. 11-144).
3. Lepaskan fuel filter (B).

3. Pasang komponen tersebut dengan O-ring yang baru


dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

4. Pasang komponen dengan base gasket (E) dan O-ring


(F) yang baru dengan urutan terbalik dari pembongkarannya, kemudian periksa hal-hal berikut:
Saat menghubungkan wire harness, pastikan koneksi
terpasang dengan benar dan terminal (C) terkunci
dengan kencang di posisinya.
Saat memasang fuel gauge sending unit (D), pastikan
koneksi terpasang dengan benar dan connector
terkunci dengan kencang di posisinya. Hati-hati untuk
tidak menekuk dan memuntirnya secara berlebihan.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai bahan Bakar


Penggantian Fuel Pump/Fuel Gauge Sending Unit
Special Tool yang Diperlukan
Fuel tank assembly wrench 07AAA-001A100
1. Lepaskan tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-133)
2. Buka tutup tangki bahan bakar.
3. Lepaskan konsol tengah (lihat hal. 20-81) dan lepaskan
parking brake lever (A).

4. Lepaskan access panel (A) dari lantai.

5. Lepaskan fuel pump 5P conenctor (B).


6. Lepaskan quick-conenct fitting (C) dan selang (D) dari
fuel tank unit.
7. Dengan menggunakan peralatan, kendurkan fuel tank
unit locknut (A).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

8. Lepaskan locknut (A) dan fuel tank unit.

9. Lepaskan strainer case (B), fuel gauge sending unit (C),


case (D), wire harness (E), dan fuel pressure regulator
(F).
10. Saat menghubungkan fuel tank unit, pastikan koneksi
terhubung dengan benar dan suction filter (G) terhubung ke fuel pump (H) dengan kencang.
11. Pasang komponen tersebut dengan base gasket (I) dan
O-ring (J) yang baru dalam urutan terbalik dari pembongkarannya, kemudian periksa hal-hal berikut:
Saat menghubungkan wire harness, pastikan konektor (K) terkunci dengan kencang di posisinya.
Saat memasang fuel gauge sending unit, pastikan
koneksi terpasang dengan benar. Hati-hati agar tidak
terlalu membengkokkan dan memilinnya.
Saat memasang fuel tank unit, luruskan tanda (L) di
fuel tank (M) dan fuel tank unit (N).

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Penggantian Fuel Tank
1. Kosongkan tangki bahan bakar, lepaskan fuel pump (lihat hal. 11-144). Dengan pompa tangan, selang (hose) dan
wadah penampung yang cocok untuk bahan bakar, keluarkan bahan bakar dari dalam tangkinya.
2. Naikkan kendaraan dengan dongkrak, dan topang dengan jackstand.
3. Lepaskan selang (A). Dorong clamp ke belakang, kemudian pilin (puntir) selang saat Anda menariknya agar tidak rusak.
4. Lepaskan fuel tank guard (B) dan front floor cross beam (C).

5. Letakkan dongkrak atau penopang lainnya, di bawah tangki


6. Lepaskan strap bolt, dan biarkan strap (D) tergantung bebas.
7. Lepaskan fuel tank (E). Jika tangki menempel dengan lapisan di bagian bawah pada dudukannya, cungkil tangki dari
dudukannya secara perlahan.
8. Pasang komponen lainnya dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Tes Fuel Gauge Sending Unit


6. Putar ignition switch ke OFF.

CATATAN: Untuk diagram sirkuit gauge system, lihat


Diagram Sirkuit untuk Gauge (lihat hal. 22-74)
1. Periksa fuse No. 16 (7.5 A) dalam fuse/relay box di
bawah dashboard sebelum pengetesan.

7. Pasang tahanan sebesar 2 antara fuel pump 5P


connector terminal No. 1 dan No. 2, kemudian putar
ignition switch ke ON (II)

2. Putar ignition switch ke OFF.


3. Lepaskan access panel dari lantai (lihat hal 11-144).
4. Lepaskan fuel pump 5P conenctor.
5. Ukur tegangan antara fuel pump 5P conenctor terminal
No. 1 dan No. 2 dengan ignition switch diputar ke ON
(II). Tegangan harus berada di antara 5V dan 8V.
Jika tegangan sesuai dengan nilai spesifikasi, lanjutkan ke langkah 6.
Jika tegangan tidak sesuai dengan nilai spesifikasi,
periksa apakah:
- ada rangkaian terbuka di kabel YEL/BLK atau BLK
- ground yang buruk (G402)

Sisi kabel terminal perempuan

8. Periksa jarum penunjuk fuel gauge yang mengarah ke


F.
Jika jarum penunjuk di fuel gauge tidak mengarah
ke F, ganti gauge.
Jika gauge OK, periksa fuel gauge sending unit.
CATATAN: jarum penunjuk di fuel gauge akan bergerak kembali ke bawah gauge dial saat ignition switch
diputar ke OFF, tidak tergantung pada level bahan
bakar.
9. Lepaskan fuel tank unit (lihat hal. 11-144)

Sisi kabel terminal perempuan

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Suplai Bahan Bakar


Tes Fuel Gauge Sending Unit (lanj.)

Tes Low Fuel Indicator Light

10. Ukur tahanan antara terminal No. 1 dan No. 2 dengan


float (pelampung) berada pada posisi E (EMPTY), 1/2
(HALF FULL), dan F (FULL).
Jika nilai yang ditampilkan tidak sesuai dengan tabel di
bawah, ganti fuel gauge sending unit (lihat hal. 11-144).

1. Lakukan pengetesan pada fuel gauge sending unit (lihat


hal. 11-147)
Jika sistem OK, lanjutkan ke langkah 2
Jika sistem mengalami gangguan fungsi, perbaiki.
2. Putar ignition switch ke ON (II) dengan float berada di
posisi E (EMPTY).

Posisi Float
(Pelampung)

Jika lampu low fuel indicator menyala, lanjutkan ke


langkah 3.
Jika lampu low fuel indicator tidak menyala, lihat
Diagram Sirkuit low fuel indicator (lihat hal. 22-74) dan
periksa sirkuit.

Tahanan ()

3. Angkat float di atas posisi LOW

Sisi terminal dari


terminal laki-laki

| home | previous | next |

| full | width |

Jika lampu low fuel indicator padam, berarti sistem OK


Jika lampu low fuel indicator tetap menyala, lihat
Diagram Sirkuit Low Fuel Indicator (lihat hal. 22-74)
dan periksa sirkuit.

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Intake Air System


Indeks Lokasi Komponen

Peyetelan, hal 11-152


Pelepasan/Pemasangan,
hal 11-153

Penggantian, hal 11-151


Penggantian, hal 11-151

Tes, hal 11-150


Pelepasan/Pemasangan, hal 11-154
Pembongkaran/Perakitan kembali, hal 11-155

Gambar menampilkan model LHD.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Intake Air System


Tes Throttle Body
Dengan menggunakan Alat scan/Honda PGM tester:
CATATAN:
Jangan setel throttle stop screw, karena telah disetel dari
pabrik.
Jika malfunction indicator lamp (MIL) menyala, periksa
diagnostic trouble code (DTC) (lihat hal. 11-3).
1. Dengan mesin mati, periksa pengoperasian throttle cable.
Kabel harus dapat bergerak dengan lancar, tidak tertekuk
atau terkunci.
Jika kabel OK, lanjutkan ke langkah 2.
Jika kabel tertekuk atau terkunci, periksa kabel dan
pemasangannya. Jika salah, perbaiki dan setel kembali
(lihat hal. 11-152), kemudian lanjutkan ke langkah 2.
2. Gerakkan throttle lever dengan tangan untuk melihat
apakah throttle valve dan/atau shaft terlalu kendur atau
kencang.
Jika toleransi gerak pada throttle valve terlalu berlebih,
atau terdapat tekukan di throttle valve saat posisi tertutup penuh, ganti throttle body.
Jika throttle valve dan shaft OK, lanjutkan ke langkah 3.
3. Hubungkan Scan Tool/Honda PGM Tester atau Data Link
Connector (DLC)
4. Putar ignition switch ke ON (II)
5. Periksa posisi throttle dengan alat scan. Harus terdapat
sekitar 10% saat throttle tertutup penuh dan sekitar 90%
saat throttle terbuka penuh.
Jika posisi throttle benar, berarti throttle body OK
Jika posisi throttle tidak benar, ganti throttle body.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Penggantian Air Cleaner Element

Penggantian Air Cleaner


1. Lepaskan IAT sensor 2P connector (A) dan lepaskan
clamp (B) dan baut (C).

1. Buka air cleaner housing cover (A).

2. Lepaskan air cleaner (B) dari air cleaner housing (C)


3. Pasang komponen dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

2. Lepaskan air cleaner (D).


3. Pasang komponen dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Intake Air System


Penyetelan Throttle Cable
1. Periksa toleransi gerak kabel pada throttle linkage.
Defleksi kabel (A) harus sebesar 1012 mm
(3/ 1/2 in.).

2. Jika tidak sesuai dengan nilai spesifikasi (1012 mm ,


3/81/2 in.), kendurkan locknut (B), putar adjusting nut
(C) sampai defleksi (A) sesuai dengan nilai spesifikasi,
kemudian kencangkan kembali locknut (B).
3. Dengan kabel yang telah disetel dengan benar, periksa
throttle valve untuk memastikan apakah throttle valve
terbuka penuh saat pedal gas ditekan sepenuhnya.
Periksa juga throttel valve untuk memastikan apakah
throttle valve kembali ke posisi idle jika pedal gas
dilepaskan.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Pelepasan/Pemasangan Throttle Cable


1. Buka penuh throttel valve, kemudian lepaskan throttle cable (A) dari throttle link (B).

4. Pasang dengan urutan terbalik dari pembongkarannya.


5. Setelah pemasangan, starter mesin. Biarkan mesin
pada putaran 3000 rpm tanpa beban (transmisi pada
posisi P atau N) sampai radiator fan beroperasi, kemudian biarkan pada putaran idle.
6. Tahan kabel sambil melepaskan semua pengencang
(slack) dari kabel
7. Tempatkan locknut pada cable bracket (A). Setel adjusting nut (B) sehingga toleransi geraknya 0 mm.
Tidak ada toleransi

2. Lepaskan cable housing (C) dari cable bracket (D).


3. Lepaskan throttle cable (A) dari pedal gas (B).

8. Lepaskan kabel dari cable bracket (A). Pasang adjusting nut (B) dan kencangkan locknut (C).
9. Dengan kabel yang telah disetel dengan benar, periksa
throttle valve untuk memastikan apakah throttle valve
terbuka penuh saat pedal gas ditekan sepenuhnya.
Periksa juga throtlel valve untuk memastikan apakah
throttle valve kembali ke posisi idle jika pedal gas
dilepaskan.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Intake Air System


Pelepasan/Pemasangan Throttle Body
CATATAN:
Jangan setel throttle stop screw
Setelah pemasangan kembali, setel throttle cable (lihat hal. 11-152)
Throttle Position (TP) Sensor tidak dapat dilepaskan.

(Jangan di setel)

Tidak ada toleransi

Ganti.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Pembongkaran/Perakitan Kembali Throttle Body

Ganti.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Catalytic Converter


Troubleshooting DTC

Pemeriksaan Catalytic Converter

DTC P0420 (67-1): Efisiensi Sistem Catalytic


berada di bawah ambang batas

Jika ditengarai adanya tekanan balik sistem exhaust yang


berlebihan, lepaskan TWC dari kendaraan. Dengan menggunakan senter (A) dan plug (B) (KQ model), lakukan
pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah catalytic tersumbat, meleleh, atau pecah. Ganti TWC jika ada bagian
yang rusak atau tersumbat.

CATATAN: Jika beberapa DTC di bawah ini tersimpan


pada saat yang bersamaan dengan DTC P0420, lakukan
troubleshooting DTC terlebih dahulu, kemudian periksa
ulang DTC P0420.
P0137, P0138: Secondary Heated Oxygen Sensor
(secondary HO2S) (sensor 2)
P0141: Secondary HO2S (sensor 2) Heater
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4), kemudian lanjutkan
ke langkah 2 sampai 5 untuk mereset kode kesiapan
(readiness code).
2. Starter mesin. Pertahankan mesin pada putaran 3.000
rpm (min-1) tanpa beban (transmisi pada posisi P atau
N) sampai kipas radiator beroperasi.
3. Jalankan kendaraan selama kira-kira 10 menit tanpa
berhenti pada jalan bebas hambatan, Anda dapat memvariasikan kecepatan kendaraan.
4. Dengan transmisi pada 4th gear, jalankan kendaraan
dengan kecepatan yang stabil antara 80 100 km/jam
selama 30 detik.
5. Ulangi langkah 4 sebanyak 3 kali. Di antara setiap pengulangan, tutup throttle sepenuhnya selama 1 2 detik.
Jika mesin berhenti pada tahap prosedur ini, lanjutkan
ke langkah 3, kemudian lakukan kembali prosedure tersebut.
6. Periksa DTC sementara dengan alat scan.
Apakah scan tool mengindikasikan DTC P0420 sementara?
YA Periksa TWC. Jika perlu, ganti TWC.
TIDAK Periksa kelengkapan kode kesiapan (readiness code). Jika lengkap, berarti ada gangguan intermitten, sistem OK pada saat ini. Jika tidak lengkap,
ulangi langkah 2 sampai 5. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Tes Emisi Tailpipe


1. Starter mesin. Biarkan mesin pada putaran 3000 rpm
tanpa beban (transmisi pada posiis P atau N)
sampai radiator fan beroperasi, kemudian biarkan pada
putaran idle.
2. Hubungkan tachometer.
3. Periksa putaran idle (lihat hal. 11-127)
4. Panaskan dan kalibrasikan CO meter sesuai dengan
petunjuk yang diberikan oleh produsen.
5. Periksa idle CO dengan headlight, heater blower, defogger kaca belakang, cooling fan, dan AC mati.
CO meter harus menunjukkan nilai 0.1 % maksimum.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem EGR
Troubleshooting DTC
DTC P0401(80-1): EGR, Aliran Tidak Mencukupi

DTC P1491 (12-3): Langkah (Lift) EGR Valve


Tidak Mencukupi

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).


1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Lakukan test drive dalam kondisi berikut.
- Tanpa beban listrik.
- Kurangi kecepatan dari 88 km/jam (55mph) minimum
selama 5 detik.

2. Starter mesin. Pertahankan putaran mesin pada 3.000


rpm (min-1) tanpa beban (transmisi pada posisi netral)
sampai kipas radiator beroperasi.
3. Jalankan kendaraan dengan beban selama 10 menit.
Usahakan putaran mesin pada kisaran 1.700 2.500
rpm (min-1).

3. Periksa DTC sementara dengan alat scan.


Apakah DTC P0401 sementara terindikasi?

4. Periksa DTC sementara dengan alat scan.


YA Bersihkan intake manifold EGR port dengan carburator cleaner. Bersihkan jalur di dalam EGR valve
dengan carburator cleaner atau ganti EGR valve.

Apakah DTC P1491 sementara terindikasi?


YA Lanjutkan ke langkah 5.

TIDAK Gangguan intermitten, lanjutkan ke langkah 4.


TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur di EGR valve dan ECM/PCM. 

4. Putar ignition switch ke OFF.


5. Cabut EGR valve 6P connector.
6. Hubungkan terminal positif baterai ke EGR valve connector terminal No. 4.

5. Putar ignition switch ke OFF.


6. Lepaskan EGR valve 6P connector.
7. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle.
8. Ukur tegangan antara EGR valve 6P connector terminal
No. 4 dan No. 6.

Sisi terminal dari terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

7. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle, kemudian hubungkan baterai negatif ke terminal No.6.
Apakah ada tegangan baterai?
Apakah mesin berhenti tiba-tiba atau beroperasi dengan
kasar?
YA Gangguan intermitten, sistem OK pada saat ini. 
TIDAK Bersihkan intake manifold EGR port dengan
carburator cleaner. Bersihkan jalur di dalam EGR valve
dengan carburator cleaner atau ganti EGR valve. 

| home | previous | next |

| full | width |

YA Ganti dengan ECM yang berkualitas baik dan


periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi in
hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 9.

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

9. Putar ignition switch ke OFF.

|X|

|M|
| chapter

close

13. Putar ignition switch ke OFF.

10. Putar ignition switch ke ON (II).

14. Pada sisi sensor, ukur tahanan antara EGR valve


connector terminal No. 1 dan No. 2.

11. Ukur tegangan antara EGR valve 6P connector


terminal No. 2 dan No. 3.

Sisi terminal dari terminal perempuan


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas atau tahanan sebesar 100


k atau lebih?

Apakah ada tegangan sekitar 5V?

YA Ganti EGR valve. 

YA Lanjutkan ke langkah 13.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 15.

TIDAK Lanjutkan ke langkah 12.


12. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A10 dan A20.

15. Ukur tegangan antara EGR valve 6P connector terminal No. 1 dan No. 3.

Sisi terminal dari terminal perempuan

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tahanan sebesar 100 k atau lebih?

Apakah ada tegangan sekitar 5V?

YA Ganti EGR valve. 

YA Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara EGR


valve dan ECM/PCM (A10, A20). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 16.


16. Hubungkan EGR valve connector.
17. Putar ignition switch ke ON (II).

(ke halaman selanjutnya)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem EGR
Troubleshooting DTC (lanj.)
18. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A10 dan A13.

23. Putar ignition switch ke OFF.


24. Lepaskan EGR valve 6P connector.
25. Hubungkan terminal positif baterai ke EGR valve 6P
connector terminal No. 4.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 1,2V?

Sisi terminal dari terminal perempuan

26. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle, kemudian hubungkan terminal negatif baterai ke EGR valve
6P connector terminal No. 6.

YA Lanjutkan ke langkah 23.


TIDAK Lanjutkan ke langkah 19.

Apakah mesin berhenti mendadak atau berjalan


dengan kasar?

19. Putar ignition switch ke OFF.


20. Lepaskan kabel negatif dari baterai.

YA Lanjutkan ke langkah 27.


21. Lepaskan ECM/PCM connector A (31P).

TIDAK Ganti EGR valve. 

22. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A13 dan body ground.

27. Putar ignition switch ke OFF.


28. Lepaskan kabel negatif dari baterai.
29. Lepaskan ECM/PCM connector B (24P).
30. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal B 14 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?

Sisi kabel terminal perempuan

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara EGR


valve dan ECM/PCM (A13). 

Apakah ada kontinuitas?

TIDAK Perbaiki rangkain terbuka di kabel antara


EGR valve dan ECM/PCM (A13). 

YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara EGR


valve dan ECM/PCM (B14). 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 31.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

31. Hubungkan EGR valve 6P connector terminal No. 4


dan body ground dengan kabel jumper.

|X|

|M|
| chapter

close

33. Lepaskan kabel jumper dari EGR valve 6P connector.


34. Hubungkan EGR valve 6P connector terminal No. 6 ke
body ground dengan kabel jumper.

Sisi kabel terminal perempuan

32. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal B14 dan body ground.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
EGR valve dan G101. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 33.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
EGR valve dan ECM/PCM (B14). 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem EGR
Troubelshooting DTC (lanj.)
DTC P1498 (12-2): EGR Valve Position Sensor
Circuit, Tegangan Tinggi

7. Ukur tegangan antara ECM/PCM conenctor terminal


A10 dan A20.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)


2. Hidupkan mesin.
Apakah DTC P1498 terindikasi?
YA lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur di ERG valve dan ECM/PCM. 
Sisi kabel terminal perempuan

3. Putar ignition switch ke OFF


Apakah ada tegangan sekitar 5 V?
4. Lepaskan EGR Valve 6P connector.
5. Putar ignition switch ke ON (II)
6. Ukur tegangan antara EGR valve 6P conenctor
terminal No. 2 dan No. 3

YA Perbaiki rangakian terbuka di kabel antara


EGR valve dan ECM/PCM (A10). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan sekitar 5 V?


YA Ganti EGR valve. 
TIDAK Lanjutkan ke langkah 7

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Penggantian EGR Valve


1. Lepaskan EGR valve 6P conenctor
2. Lepaskan baut (A)

3. Lepaskan EGR valve (B)


4. Pasang komponen dengan gasket yang baru (C)
dengan urutan terbalik dari pembongkarannya

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem PCV
Pemeriksaan dan Tes PCV Valve
1. Periksa apakah PCV valve (A), selang (B), dan
sambungannya bocor atau tersumbat.

2. Pada putaran idle, pastikan terdengar bunyi klik dari


PCV valve saat selang antara PCV valve dan intake
manifold dijepit sedikit (A) dengan jari atau tang.
Jika tidak ada bunyi klik, periksa apakah grommet PCV
valve rusak atau pecah. Jika grommet OK, ganti PCV
valve dan periksa kembali.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Evaporative Emission Control


Indeks Lokasi Komponen

Troubleshooting, hal 11-166

Tes, hal 11-169

Troubleshooting, hal 11-168


Penggantian, hal 11-170

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Sistem Evaporative Emission Control


Troubleshooting DTC
DTC P0443 (92-4): Gangguan elektris di EVAP
Canister Purge Valve circuit

8. Periksa kontinuitas antara EVAP canister purge


valve 2P connector terminal No. 2 dan ground bodi.

1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)


2. Putar ignition ke ON (II)
Apakah DTC P0443 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur di antara EVAP canister purge valve dan
ECM. 
Sisi kabel terminal perempuan

3. Putar ignition ke OFF.


4. Lepaskan vacuum hose (A) dari EVAP canister purge
valve (B) dan hubungkan vacuum gauge (C) ke selang.

Apakah ada kontinuitas?


YA Lanjutkan ke langkah 9. 
TIDAK Ganti EVAP canister purge valve
9. Cabut ECM/PCM connector B (24P).
10. Periksa kontinuitas antara EVAP canister purge valve 2P
connector terminal No. 2 dan ground bodi.

5. Starter mesin dan biarkan pada putaran idle.


Apakah ada vacuum?
YA Lanjutkan ke langkah 6.
Sisi kabel terminal perempuan

TIDAK Lanjutkan ke langkah 11.


6. Putar ignition ke OFF.

Apakah ada kontinuitas?


7. Cabut EVAP canister purge valve 2P connector.
YA Perbaiki hubung singkat di kabel antara EVAP
canister purge valve dan ECM/PCM (B21). 
TIDAK Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indikasi hilang, ganti ECM/PCM yang lama. 

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

close

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

11. Putar ignition switch ke OFF (II)

|X|

|M|
| chapter

close

close

18. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal


A5 dan B21.

12. Lepaskan EVAP canister purge valve 2P connector.


13. Putar ignition switch ke ON (II)
14. Pada sisi harness, ukur tegangan antara EVAP canister purge valve 2P connector terminal No. 1 dan
ground body.

Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas
baik dan periksa kembali (lihat hal. 11-5). Jika
gejala/indiaksi hilang, ganti ECM/PCM yang lama.


Sisi kabel terminal perempuan

Apakah ada tegangan baterai?


YA Lanjutkan ke langkah 15
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
fuse No. 16 (7.5A) di fuse/relay box di bawah dashboard dan EVAP canister purge valve. 

TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel


antara EVAP canister purge valve dan ECM/PCM
(B21). Jika kabel OK, ganti EVAP canister purge
valve. 

15. Putar ignition switch ke OFF


16. Hubungkan kembali EVAP canister purge valve 2P
connector
17. Putar ignition switch ke ON (II)

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Evaporative Emission Control


Troubleshooting Evaporative Emission (EVAP) System
1. Lepaskan vaccum hose (A) dari EVAP canister
purge valve (B) dan hubungkan vacuum gauge (C)
ke selang.

7. Lepaskan purge air hose (A) dari EVAP canister dan


hubungkan vacuum pressure gauge 0-100 mmHg (0-4
in.Hg) (B) ke EVAP canister (C).

2. Starter mesin dan biarkan pada putaran idle.


8. Starter mesin dan tingkatkan putaran mesin hingga
3,000 rpm (min-1)

CATATAN: Suhu cairan pendingin mesin (engine


coolant) harus di bawah 70C (158F).

Apakah vaccum muncul di gauge dalam 1 menit?


Apakah ada vacuum?
YA Periksa jalur pemasangan vacuum hose. Jika
OK, ganti EVAP canister purge valve. 

YA Periksa tes EVAP two way valve. Evaporative


emission control OK. 
TIDAK Ganti EVAP canister. 

TIDAK Lanjutkan ke langkah 3.


3. Pertahankan putaran mesin pada 3,000 rpm (min-1)
tanpa beban (di posisi netral) sampai radiator fan
berputar, kemudian tingkatkan putaran mesin hingga
3,000 rpm (min-1).
Apakah ada vacuum?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Periksa jalur pemasangan vacuum hose. Jika
OK, ganti EVAP canister purge valve. 
4. Putar ignition switch ke OFF.
5. Hubungkan kembali vacuum hose ke EVAP canister.
6. Lepaskan penutup pengisian bahan bakar.

| home | previous | next |

| full | width |

| document |

[<]

<-|

|->

| home | previous | next |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

Tes EVAP Two Way Valve


1. Lepaskan penutup bahan bakar
2. Lepaskan vapor line dari EVAP two way valve (A).
Hubungkan ke T-fitting (B) dari vacuum gauge (C)
dan vacuum pump (D) seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah.

3. Berikan vacuum secara perlahan dan kontinu sambil


memperhatikan gauge Vacuum harus stabil berada
pada kisaran 0.82.1 kPa (616 mmHg, 0.20.6 in.
Hg) untuk sementara waktu.
Jika vacuum stabil (valve terbuka) berada di bawah 0.8
kPa (6 in. Hg) atau di atas 2.1 kPa (16 mm Hg, 0.6 in.
Hg), pasang valve yang baru dan periksa ulang.

| home | previous | next |

| full | width |

4. Gerakkan vacuum hose dari vacuum fitting ke pressure fitting, dan gerakkan vacuum gauge hose dari sisi
vacuum ke sisi pressure (A) seperti yang ditampilkan
pada gambar di bawah.

5. Beri tekanan secara perlahan pada vapor line sambil


memperhatikan gauge. Takanan harus stabil berada di
atas 1.0 kPa (8 mmHg, 0.3 in.HG) untuk sementara
waktu

| document |

Jika tekanan stabil (valve terbuka) berada di atas 1.0


kPa (8 mmHg, 0.3 in.Hg) untuk sementara waktu,
berarti valve OK
Jika tekanan stabil berada di bawah 1.0 kPa (8
mmHg, 0.3 in.Hg), pasang valve yang baru dan
periksa ulang

close

[<]

<-|

| home | previous |

DISPLAY

PRINT

| full | width |

| document |

|X|

|M|
| chapter

close

close

Sistem Evaporative Emission Control


Penggantian EVAP Canister
1. Lepaskan vacuum hose (A)

2. Lepaskan EVAP canister (B) ke atas.


3. Pasang komponen dengan urutan terbalik dari
pembongkarannya

| home | previous |

| full | width |

| document |

You might also like