Engine Control Jazz
Engine Control Jazz
Engine Control Jazz
| home |
|->
| next |
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
11-2
11-3
11-6
11-8
11-10
Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit MIL . . . . . . . .
Troubleshooting Sirkuit DLC . . . . . . . .
Tes Injektor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Injektor . . . . . . . . . . . . . .
Penggantian Primary HO2S . . . . . . . .
Penggantian MAP Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian CKP Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian ECT Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian TDC Sensor . . . . . . . . . .
Penggantian IAT Sensor . . . . . . . . . . .
Penggantian Knock Sensor . . . . . . . .
Penggantian Secondary HO2S . . . . . .
11-56
11-59
11-99
11-110
11-112
11-113
11-115
11-115
11-116
11-116
11-117
11-117
11-118
11-118
11-119
11-120
11-122
11-124
11-126
11-127
11-140
11-141
11-143
11-143
11-144
11-146
11-147
11-148
11-149
11-150
11-151
11-151
11-152
11-153
11-154
11-155
11-156
11-156
11-157
Sistem EGR
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Penggantian EGR Valve . . . . . . . . . . .
11-158
11-163
Sistem PCV
Pemeriksaan dan Tes PCV Valve . . .
| home |
11-128
11-130
11-133
11-134
11-135
| next |
11-137
11-164
Sistem EVAP
Indeks Lokasi Komponen . . . . . . . . . .
Troubleshooting DTC . . . . . . . . . . . . .
Troubleshooting EVAP System . . . . . .
Tes EVAP Two Way Valve . . . . . . . . . .
Penggantian EVAP Canister . . . . . . . .
11-165
11-166
11-168
11-169
11-170
11-139
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN
Jangan masukkan probe secara paksa ke konektor.
Jangan menusuk insulasi kabel, karena dapat menyebabkan koneksi listrik memburuk atau intermittent.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Halaman
(lihat hal. 11-59)
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
| chapter
Komponen Deteksi
Knock Sensor Circuit, Gangguan Fungsi
Crankshaft Position (CKP) Sensor, Tidak Ada Sinyal
Crankshaft Position (CKP) Sensor, Interupsi Intermittent
Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve, Tidak Cukup Aliran
Efisiensi Sistem Katalis di Bawah Ambang Batas
Evaporative Emission (EVAP) Canister Purge Valve Circuit,
Gangguan Fungsi
Halaman
(lihat hal. 11-84)
(lihat hal. 11-85)
(lihat hal. 11-85)
(lihat hal. 11-158)
(lihat hal. 11-156)
(lihat hal. 11-166)
(lihat
(lihat
(lihat
(lihat
(lihat
Sirkuit Ignition Coil Belakang dari Silinder No. 1/No. 4, Gangguan Fungsi
Sirkuit Ignition Coil Depan dari Silinder No. 2/No. 3, Gangguan
Fungsi
Sirkuit Ignition Coil Belakang dari Silinder No. 2/No. 3, Gangguan Fungsi
|X|
|M|
hal.
hal.
hal.
hal.
hal.
close
close
11-90)
11-90)
11-91)
11-92)
11-94)
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Prosedur Diagnosis
1. Tes baterai (lihat hal. 22-67).
2. Tes starter (lihat hal. 4-5).
3. Lakukan troubleshooting pada sirkuit fuel pump (lihat hal. 11-130).
1.
2.
3.
4.
| full | width |
| document |
Kompresi rendah
Intake air bocor
Bahan bakar
terkontaminasi
Bahan bakar
terkontaminasi
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
1.
2.
3.
4.
Prosedur Diagnosis
Periksa spark plug (lihat hal. 4-19)
Tes tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
Tes injector (lihat hal. 11-112)
Lakukan troubleshooting pada fuel pump circuit (lihat hal. 11-130)
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan bakar
terkontaminasi
Kompresi
rendah
Timing chain
retak
Tenaga rendah
(MIL OK, tidak ada DTC)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bahan bakar
terkontaminasi
Kompresi rendah
Camshaft timing
Level engine oil
Mesin mogok
(MIL OK, tidak ada DTC)
Gejala
Misfire atau pengoperasian kasar
(MIL OK, tidak ada DTC)
close
close
Model KU
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Data ECM/PCM
Anda dapat menampilkan data dari ECM/PCM dengan menghubungkan scan tool atau Honda PGM Tester ke Data Link
Connector (DLC). Butir-butir pada tabel di bawah sesuai dengan langkah yang direkomendasikan oleh SAE. Honda PGM
Tester juga membaca data di luar langkah yang direkomendasikan oleh SAE, sehingga data ini dapat memandu Anda untuk
menemukan penyebab gangguan intermitent.
CATATAN:
"Nilai pengoperasian" di bawah ini merupakan gambaran kasar dan dapat berbeda-beda, tergantung pada lingkungan dan
kendaraannya.
Catatan lain, "pada kecepatan idle" artinya kendaraan berada pada kecepatan idle dengan kondisi mesin sudah panas, A/T
di posisi Park atau netral, M/T di posisi netral, dan A/C beserta semua komponen elektrik mati.
Data
Diagnostic
Trouble Code
(DTC)
Uraian
Jika ECM/PCM mendeteksi sebuah masalah, masalah tersebut akan disimpan dalam bentuk kode yang terdiri dari satu
huruf dan empat angka. Tergantung pada masalahnya, kode
yang didefinisikan SAE (P0xxx) atau kode yang didefinisikan
Honda (P1xxx) akan ditampilkan pada tester.
Nilai pengoperasian
Jika tidak terdeteksi adanya
masalah, maka tidak ada output yang ditampilkan.
Data Kejadian
YA
Kecepatan Mesin
YA
Keceepatan
Kendaraan
YA
Manifold Absolute
Preesure (MAP)
YA
Engine Coolant
Temperature (ECT)
ECT mengubah suhu coolant menjadi tegangan dan mengirimkannya ke ECM/PCM. Sensor ini merupakan thermistor
yang tahanan internalnya berubah bersamaan dengan suhu
coolant. ECM/PCM menggunkan sinyal listrik dari ECT sensor
untuk menentukan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.
YA
Primary Heated
Oxygen Sensor
(Primary HO2S),
(Sensor 1)
Secondary Heated
Oxygen Sensor
(Secondary HO2S)
(Sensor 2)
TIDAK
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Uraian
Nilai pengoperasian
Data Kejadian
Fuel System
Status
Status sistem bahan bakar diindikasikan sebagai "open" (terbuka) atau "closed" (tertutup).
Closed: dengan mengabaikan A/F sensor dan HO2S output,
ECM/PCM mengacu ke sinyal dari Throttle Position (TP),
Manifold Absolute Pressure (MAP), Intake Air Temperature (IAT),
Barometric Pressure (BARO), dan Engine Coolant Tempereture
(ECT) sensor untuk mengontrol jumlah injeksi bahan bakar.
YA
Long term fuel trim dihitung dari short term fuel trim dan
mengindikasikan perubahan yang terjadi di sistem suplai bahan
bakar selama periode yang panjang. Jika long term fuel trim
lebih tinggi dari 1.00, maka jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
harus ditingkatkan. Jika lebih rendah dari 1.00, maka jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan harus dikurangi
YA
Intake Air
Temperature
(IAT)
YA
Throttle Position
YA
Ignition Timing
Caluculated Load
Valve (CLV)
| full | width |
| document |
YA
TIDAK
YA
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Sinyal
Uraian
Mengaktifkan primary H02S heater
Sensor ground
Sensor ground
Mengakatifkan IAC valve
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Sinyal
Uraian
Mengaktifkan ignition coil
belakang No. 3
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Uraian
Sinyal
Mengaktifkan
Mengaktifkan
Mengaktifkan
Mengaktifkan
injektor
injektor
injektor
injektor
No. 4
No. 3
No.2
No.1
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Uraian
Sinyal
| full | width |
Di posisi S: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai
Di posisi R: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai
Di posisi L: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai
Di posisi D: sekitar 0V
Di posisi lainnya: sekitar 5V atau tegangan baterai
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Uraian
Sinyal
Dengan throttle terbuka penuh dari posisi idle dengan mesin yang
sudah panas Mesin yang sudah panas: di atas 0.6V
Dengan throttle yang tertutup dengan cepat: di atas 0.4V
Sensor ground
Model KG,KE, KR
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Warna Kabel
Nama Terminal
Uraian
Sinyal
| full | width |
Mengaktifkan MIL
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Ke
ARAH DEPAN
KENDARAAN
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
Sistem PGM-FI
Sistem Fuel Injection terprogram (PGM-FI) merupakan
sistem injeksi bahan bakar multiport yang berurutan.
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem i-DSI
ECM/PCM mengontrol jarak fase pengapian antara spark plug
(busi) depan dan belakang sesuai dengan putaran mesin dan
vacum di intake manifold.
Pada putaran idle, spark plug depan dan belakang menyala
secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan
bahan bakar.
Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban rendah,
ECM/PCM akan mempercepat ignition timing (waktu pengapian) pada spark plug depan yang suhu ruang pembakarannya relatif rendah untuk menghemat penggunaan bahan
bakar.
Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban yang
tinggi, ignition timing dipercepat pada pada spark plug depan
dan diperlambat pada spark plug belakang untuk memperbaiki torsi sambil mengontrol engine knocking.
Pada kecepatan tinggi, spark plug depan dan belakang
menyala secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan
pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan bahan bakar.
SPARK PLUG
(BUSI)
BELAKANG
SPARK PLUG
(BUSI)
DEPAN
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Knock Sensor
Knock control system menyetel ignition timing untuk
meminimalisir knock.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Starting Control
Jika mesin dinyalakan, ECM/PCM akan menyediakan
campuran kaya dengan penambahan durasi injeksinya.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Dari AIR
CLEANER
Ke INTAKE
MANIFOLD
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Throttle Body
Throttle Body bertipe single barrel side draft. Bagian bawah
(IAC) valve dipanaskan oleh engine coolant dari cylinder
head.
ARAH DEPAN
KENDARAAN
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
UAP BLOW-BY
UDARA SEGAR
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Dari
BERBAGAI MACAM
SENSOR
Dari
BERBAGAI MACAM
SENSOR
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
BERBAGAI MACAM
SENSOR
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
EVAP canister dikosongkan dengan menghisap udara segar melalui EVAP canister dan ke port di intake manifold.
Purging vacuum (vacuum penguras) dikontrol oleh EVAP canister purge valve yang akan bekerja jika suhu coolant
berada di atas 70C (158F)
Jika tekanan uap di tangki bahan bakar lebih besar dari nilai spesifikasi EVAP two way valve, maka valve akan terbuka
dan mengatur aliran uap bahan bakar ke EVAP canister.
Dari fuse No. 16
(7.5A)
BERBAGAI MACAM
SENSOR
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD
SISI DEPAN
| full | width |
SISI BELAKANG
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Model KE
Model KU
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
FUSE/RELAY
BOX DI BAWAH
DASHBOARD
SISI DEPAN
| full | width |
SISI
BELAKANG
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
*: Sisi terminal dari terminal perempuan
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Model KE
CATATAN: Connector dengan terminal laki-laki (garis tepi ganda): tampak dari sisi terminal
Connector dengan terminal perempuan (garis tepi tunggal): Tampak dari sisi kabel
O: Berhubungan dengan ECM/PCM control
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen
Troubleshooting, hal
11-94
Troubleshooting, hal
11-61
Penggatian, hal
11-117
Troubleshooting, hal
11-91
Troubleshooting, hal
11-94
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Troubleshooting,
hal 11-99
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Indeks Lokasi Komponen (lanj.)
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Troubleshooting DTC
Apakah ada tegangan sekitar 5V?
YA Lanjutkan ke langkah 8.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Ukur tegangan antara MAP sensor 3P connector
terminal No. 1 dan No. 3.
YA Lanjutkan ke langkah 3.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau terminal
yang kendur pada MAP sensor dan pada ECM/PCM.
YA Lanjutkan ke langkah 8.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
7. Periksa IAT dengan alat scan.
YA Lanjutkan ke langkah 8.
Apakah suhu 20C (4F) atau kurang (atau Llimit di Honda mode pada PGM tester) atau nilai
sebesar 5 V terindikasi?
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
YA Lanjutkan ke langkah 5.
TIDAK Ganti ECT sensor.
5. Putar ignition switch ke OFF.
6. Lepaskan kabel negative dari baterai.
7. Putuskan ECM/PCM connector B (24P).
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0108 (6-2): Sirkuit ECT Sensor, Tegangan
Tinggi
1. Putar ignition switch ke ON (II).
2. Periksa ECT dengan alat scan.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
TIDAKLanjutkan ke langkah 3.
YA Lanjutkan ke langkah 9.
9.
YA Lanjutkan ke langkah 7.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Pada sisi wire harness, periksa kontinuitas antara TP
sensor 3P connector terminal No. 2 dan ground bodi.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
7.
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Putar ignition switch ke OFF.
YA Lanjutkan ke langkah 5.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0133 (61-1): Primary HO2S (Sensor 1),
Respons Lamban
CATATAN: Jika DTC P0131, P0132 dan/atau P0135 tersimpan pada saat yang bersamaan dengan DTC P0133,
lakukan troubleshooting pada DTC tersebut terlebih
dahulu, kemudian periksa kembali DTC P0133.
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Starter mesin. Pertahankan mesin pada putaran 3.000
rpm (min-1) tanpa beban (transmisi pada posisi P dan
N) sampai kipas radiator beroperasi.
3. Lakukan test drive dalam kondisi sebagai berikut:
Kecepatan tetap pada 88 km/jam (55mph).
A/T pada posisi D (M/T pada gigi 5).
Sampai kode kesiapan atau DTC P0133 menyala.
4. Periksa apakah terdapat DTC Sementara dengan alat
scan.
Apakah DTC P0133 Sementara terindikasi?
YA Ganti Primary HO2S (sensor 1).
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa koneksi yang buruk atau kabel yang
kendur, primary HO2S (sensor 1), dan ECM/PCM.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A1 dan ground bodi.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
8. Periksa secondary HO2S (Sensor 2) output voltage
dengan alat scan.
YA Lanjutkan ke langkah 9.
TIDAK Ganti secondary HO2S (sensor 2).
9. Putar ignition switch ke OFF.
10. Hubungkan ECM/PCM connector terminal E2 dan E4
dengan jumper wire.
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermittent, sistem OK saat ini.
Periksa apakah ada koneksi yang buruk atau kabel
yang kendur pada secondary HO2S (sensor 2) dan
pada ECM/PCM .
4. Putar ignition switch ke OFF.
5. Lepaskan secondary HO2S (Sensor 2) 6P connector.
6. Lepaskan secondary HO2S (Sensor 2) 6P connector
terminal No. 1 dan No. 2 dengan jumper wire.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
6. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan secondary
HO2S (sensor 2) 4P connector terminal No. 3 dan No.
4.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
12. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal E6 dan ground bodi.
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0170 (45-2): Sistem Bahan Bakar Terlalu
Kurus
5. Dengan vacuum pump (A), berikan vacuum ke evaporative emission (EVAP) canister purge valve (B) dari
sisi evaporative emission (EVAP) canister.
YA Lanjutkan ke langkah 2.
YA Lanjutkan ke langkah 6.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
DTC P0300 (7x-1): Misfire random dan dengan Kombinasi Sebagai Berikut
DTC P0301 (71-1): Misfire pada Silinder No. 1
DTC P0302 (72-1): Misfire pada Silinder No. 2
DTC P0303 (73-1): Misfire pada Silinder No. 3
DTC P0304 (74-1): Misfire pada Silinder No. 4
CATATAN:
Jika frekuensi terjadinya misfire cukup untuk memicu pendeteksian peningkatan emisi selama dua siklus pengemudian
yang berurutan, MIL akan menyala, dan DTC P0300 (dan beberapa kombinasi dari P0301 hingga P0304) akan disimpan.
Jika frekuensi terjadinya misfire cukup untuk membuat catalyst rusak, MIL akan berkedip setiap kali misfire terjadi, dan
DTC P0300 (dan beberapa kombinasi dari P0301 hingga P0304) akan disimpan. Ketika misfire berhenti, MIL akan tetap
menyala.
1. Lakukan troubleshooting pada DTC berikut terlebih dahulu juka salah satu DTC tersimpan bersama dengan DTC misfire
random:
P0107, P0108: Manifold Absolute Preesure (MAP) sensor
P0131, P0132: Primary Heated Oxygen Sensor (Primry HO2S) (Sensor 1)
P0171, P0172: Sistem Bahan Bakar
P0335, P0336: Crankshaft Position (CKP) sensor
P1361, P1362: Top Dead Center (TDC) sensor
P0519: Idle Air Control (IAC) valve
2. Lakukan test drive untuk memverifikasikan gejala tersebut
3. Temukan gejala di bawah ini, dan lakukan prosedur yang sesuai secara berurutan hingga Anda menemukan penyebabnya.
Gejala
Prosedur
Misfire random terjadi saat Periksa tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-134)
kecepatan mesin tinggi,
dengan beban, atau dalam
konsidi yang random
| full | width |
| document |
Periksa juga:
Kompresi rendah
Kualitas bahan bakar
rendah
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0301 (71-1): Misfire pada Silinder No. 1
YA Lannjutkan ke langkah 3.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 24.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
29. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM
connector terminal yang sesuai (lihat tabel).
WARNA
KABEL
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
WARNA KABEL
WARNA
KABEL
WARNA
KABEL
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
9. Hubungkan knock sensor 1P connector terminal No. 1
ke body ground dengan kabel jumper.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
YA Lanjutkan ke langkah 3.
Apakah ada tegangan sekitar 5V?
YA Lanjutkan ke langkah 8.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 10.
YA Lanjutkan ke langkah 7.
TIDAK Perbaiki rangkaian terbuka di kabel antara
PGM-FI main relay 1 dan CKP sensor.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
10. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A7 dan body ground.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
14. Tahan roda kanan depan, kemudian putar perlahanlahan roda kiri depan
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P0563 (34-2): Sirkuit ECM/PCM Power
Source, Tegangan Tak Terduga
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4)
2. Putar ignition switch ke OFF.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
23. Ukur tegangan antara body ground dan ECM/PCM connector terminal A3 dan A2 secara terpisah.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
DTC P1107 (13-1): Sirkuit BARO Sensor,
Tegangan Rendah
DTC P1107 (13-1): Sirkuit BARO Sensor,
Tegangan Tinggi
1. Reset ECM/PCM (lihat hal. 11-4).
2. Putar ignition switch ke ON (II).
Apakah DTC P1107 atau P1108 terindikasi?
YA Ganti dengan ECM/PCM yang berkualitas baik
dan periksa ulang (lihat hal. 11-5). Jika gejala/indikasi
ini hilang, ganti ECM/PCM yang lama.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
2. Starter mesin.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
8. Putar ignition switch ke OFF.
2. Starter mesin.
3. Nyalakan lampu depan.
Apakah DTC P1298 terindikasi?
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Gangguan intermitten, sistem OK pada saat
ini. Periksa hubungan yang buruk atau kabel yang
kendur pada ELD dan ECM/PCM.
4. Putar ignition switch dan lampu depan ke OFF.
7. Ukur tegangan antara ground bodi dan ELD 3P connector terminal No. 1.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
P1351 (15-5): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Depan dari Silinder No.1/No.4
P1352 (15-6): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Belakang dari Silinder No.1/No.4
P1351 (15-5): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Depan dari Silinder No.2/No.3
P1354 (15-8): Gangguan Fungsi pada Sirkuit
Ignition Coil Belakang dari Silinder No.2/No.3
SISI DEPAN
SILINDER YG BERMASALAH
SISI BELAKANG
SILINDER YG BERMASALAH
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
SISI DEPAN
Warna
kabel
SISI BELAKANG
Warna
kabel
SISI DEPAN
Warna
kabel
SISI BELAKANG
Warna
kabel
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
12. Periksa kontinuitas antara body ground dan
ECM/PCM connector terminal yang sesuai (lihat
tabel).
SISI DEPAN
Warna
kabel
SISI BELAKANG
Warna
kabel
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
7. Ukur tegangan antara TDC sensor 3P connector terminal No. 1 dan body ground.
YA Lanjutkan ke langkah 8.
8. Ukur tegangan antara TDC sensor 3P connector terminal No. 2 dan No. 3.
YA Lanjutkan ke langkah 8.
YA Lanjutkan ke langkah 7.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
10. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A26 dan body ground.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
5. Putar ignition switch ke ON (II) dan perhatikan malfunction indicator lamp (MIL).
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting DTC (lanj.)
13. Putar ignition switch ke OFF.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
34. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal
E9 dan ground bodi.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
37. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal E39 dan ground bodi.
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
47. Putar ignition switch ke OFF
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
51. Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 4 dan ground bodi.
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada Sirkuit MIL (lanj.)
61. Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 2 dan ground bodi.
63. Periksa kontinuitas antara PGM-FI main relay 1 4P connector terminal No. 1 dan ECM/PCM connector terminal
A2 dan A3.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
72. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A21 dan ground bodi.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting pada sirkuit MIL (lanj.)
80. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A20 dan ground bodi.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
83. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E29 dan ground bodi.
| chapter
close
close
87. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM conenctor terminal E29 dan ground bodi.
|X|
|M|
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Sistem PGM-FI
Troubleshooting Sirkuit DLC
4. Ukur tegangan antara DLC terminal No. 5 dan No. 16.
YA Lanjutkan ke langkah 5.
YA Lanjutkan ke langkah 3.
YA Lanjutkan ke langkah 4.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Tes Injektor
CATATAN: Periksa hal-hal berikut ini sebelum pengetesan:
putaran idle, ignition timing dan idle CO%
YA Lanjutkan ke langkah 2.
TIDAK Lanjutkan ke langkah 6.
2. Putar ignition switch ke OFF. Lepaskan tutup mesin.
3. Lepaskan setiap injector connector.
4. Periksa perubahan di putaran idle.
Jika penurunan putaran idle hampir sama untuk
setiap silinder, maka injektor normal.
Jika putaran idle atau kualitasnya tetap sama saat
Anda melepaskan injektor tertentu, ganti injektor dan
tes ulang (lihat hal. 11-113).
5. Periksa apakah terdengar bunyi klik di setiap injektor
dengan menggunakan stetoskop saat mesin idle.
Jika salah satu injektor bahan bakar tidak mengelurkan bunyi klik, periksa sekali lagi setelah injektor
diganti (lihat hal. 11-113).
Jika masih tidak terdengar bunyi klik, periksa hal-hal
berikut:
- Apakah terdapat kabel yang putus atau koneksi
yang buruk di kabel YEL/BLK antara PGM-FI main
relay dan junction connector.
- Apakah junction connector terkelupas atau berkarat.
- Apakah terdapat kabel yang putus atau koneksi
yang buruk di kabel YEL/BLK antara junction
connector dan injector.
- Apakah terdapat hubung singkat, kabel yang putus
atau koneksi yang buruk di kabel antara injector dan
ECM/PCM.
Jika semua OK, tes selesai.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Penggantian Injektor
1. Lepaskan tekanan bahan bakar (lihat hal. 11-133)
2. Lepaskan air cleaner (lihat hal. 11-151)
3. Lepaskan intake manifold (lihat hal. 9-2).
4. Lepaskan konektor dari injektor (A), dan lepaskan harness clip (B) dari fuel rail (C).
5. Lepaskan quick-connect fitting (D).
6. Lepaskan fuel rail rail bracket (E).
7. Lepaskan fuel rail mounting nut (F) dari fuel rail.
8. Lepaskan injector clip (G) dari injektor.
9. Lepaskan injektor dari fuel rail.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Penggantian Injektor (lanj.)
10. Lumasi O-ring yang baru (A) dengan oli mesin yang bersih, dan pasang injektor (B) ke fuel rail (C).
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Penggantian CKP Sensor
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PGM-FI
Penggantian Knock Sensor
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
Idle Control
Troubleshooting DTC
8. Periksa kontinuitas antara ground bodi dan IAC valve
3P connector terminal No. 1
YA Lanjutkan ke langkah 9
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
8. Untuk sementara waktu, hubungkan ECM/PCM connector terminal A24 dan E18 dengan jumper wire beberapa
kali.
YA Lanjutkan ke langkah 9.
YA Lanjutkan ke langkah 5.
9. Hidupkan mesin.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
YA Sinyal ALT FR OK
TIDAK Lanjutkan ke langkah 8.
8. Putar ignition switch ke OFF.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Pemeriksaan,
hal 11-137
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
6.
Ukur tegangan antara PGM-FI main relay 2 4P connector terminal No. 1 dan body ground.
YA Lanjutkan ke langkah 6.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
14. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal E1 dan ground bodi.
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
10. Lepaskan quick-connect fitting cover (A) dan tempatkan kain lap atau handuk (B) di atas quick-connect fitting.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Ganti.
Ke
Ke
Tanda
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
YA Lanjutkan ke langkah 4.
TIDAK Ganti fuel filter (lihat hal. 11-143).
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
TIDAK
Periksa kebocoran vacuum di suction hose
Ganti 3-way joint.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
WARNA RETAINER
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
CATATAN:
Hati-hati agar pipa (D) atau komponen lainnya tidak
rusak. Jangan gunakan peralatan.
Jika konektor tidak bergerak, tetap tekan reainer tab,
dan secara bergantian, tarik dan dorong konektor hingga dapat dilepaskan deengan mudah.
Jangan lepaskan retainer dari pipa; jika dilepaskan,
retainer harus diganti dengan yang baru.
5. Untuk mencegah kerusakan dan menghindarkan bendabenda asing masuk ke dalam komponen, tutup ujung
konektor dan ujung pipa yang sudah dilepaskan dengan
kantung plastik.
CATATAN:
Retainer tidak dapat digunakan lagi jika telah
dilepaskan dari pipa. Ganti retainer jika:
mengganti fuel rail
mengganti fuel feed pipe
mengagnti fuel pump
mengganti fuel filter
mengganti fuel gauge sending unit
telah dilepaskan dari pipa
rusak
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Posisi Float
(Pelampung)
Tahanan ()
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
8. Lepaskan kabel dari cable bracket (A). Pasang adjusting nut (B) dan kencangkan locknut (C).
9. Dengan kabel yang telah disetel dengan benar, periksa
throttle valve untuk memastikan apakah throttle valve
terbuka penuh saat pedal gas ditekan sepenuhnya.
Periksa juga throtlel valve untuk memastikan apakah
throttle valve kembali ke posisi idle jika pedal gas
dilepaskan.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
(Jangan di setel)
Ganti.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Ganti.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem EGR
Troubleshooting DTC
DTC P0401(80-1): EGR, Aliran Tidak Mencukupi
7. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle, kemudian hubungkan baterai negatif ke terminal No.6.
Apakah ada tegangan baterai?
Apakah mesin berhenti tiba-tiba atau beroperasi dengan
kasar?
YA Gangguan intermitten, sistem OK pada saat ini.
TIDAK Bersihkan intake manifold EGR port dengan
carburator cleaner. Bersihkan jalur di dalam EGR valve
dengan carburator cleaner atau ganti EGR valve.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
15. Ukur tegangan antara EGR valve 6P connector terminal No. 1 dan No. 3.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem EGR
Troubleshooting DTC (lanj.)
18. Ukur tegangan antara ECM/PCM connector terminal
A10 dan A13.
26. Starter mesin dan biarkan pada kecepatan idle, kemudian hubungkan terminal negatif baterai ke EGR valve
6P connector terminal No. 6.
22. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal A13 dan body ground.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
32. Periksa kontinuitas antara ECM/PCM connector terminal B14 dan body ground.
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem EGR
Troubelshooting DTC (lanj.)
DTC P1498 (12-2): EGR Valve Position Sensor
Circuit, Tegangan Tinggi
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
Sistem PCV
Pemeriksaan dan Tes PCV Valve
1. Periksa apakah PCV valve (A), selang (B), dan
sambungannya bocor atau tersumbat.
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
| document |
close
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| full | width |
| document |
[<]
<-|
|->
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
| full | width |
4. Gerakkan vacuum hose dari vacuum fitting ke pressure fitting, dan gerakkan vacuum gauge hose dari sisi
vacuum ke sisi pressure (A) seperti yang ditampilkan
pada gambar di bawah.
| document |
close
[<]
<-|
| home | previous |
DISPLAY
| full | width |
| document |
|X|
|M|
| chapter
close
close
| home | previous |
| full | width |
| document |