Perancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada PT XYZ: Berry Yuliandra, Kushisa Atta Jaeba
Perancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada PT XYZ: Berry Yuliandra, Kushisa Atta Jaeba
Perancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada PT XYZ: Berry Yuliandra, Kushisa Atta Jaeba
Abstract
Maintenance management is an important aspect that define success and sustainability of a manufacturing
industry. The development of information technology give new possibilities to improve maintenance
management performance. Data management with the help from information system will improve
maintenance management effectiveness and efficiency. PT XYZ is an industry specialized in retreading tires
service. Preliminary study on machinery maintenance process in PT XYZ showed that breakdown and
maintenance data were not properly documented. This can generate high cost for the company because
maintenance scheduling cannot optimally determined and the cost incurred by repair and maintenance
activities, and also the cost of lost production time cannot determined directly. Therefore PT XYZ need
information system to improve their maintenance management efficiency. Information system designed in
accordance with company need based on system survey and interview. The design of information system
developed using Object Oriented Analysis (OOA) and Object Oriented Design (OOD) approach. The designed
information system can help maintenance management implementation and related data management. The
availability of repair and maintenance data can help factory supervisor to make decision related to
maintenance activities such as parts needed and maintenance cost.
Kata kunci: Perawatan mesin, sistem informasi, kinerja
Abstrak
Manajemen perawatan mesin merupakan aspek penting yang menentukan keberhasilan dan
keberlanjutan suatu industri manufaktur. Perkembangan teknologi informasi memberikan peluang baru bagi
peningkatan kinerja manajemen perawatan. Pengelolaan data dengan bantuan sistem informasi akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas manajemen perawatan mesin. PT XYZ merupakan
perusahaan yang bergerak dalam jasa vulkanisir ban. Kajian awal terhadap proses perawatan mesin pada PT
XYZ menunjukkan bahwa data kerusakan dan perawatan mesin belum didokumentasikan dengan baik.
Kondisi ini berpotensi untuk merugikan perusahaan karena jadwal perawatan mesin tidak bisa ditentukan
secara optimal dan biaya yang ditimbulkan oleh aktivitas perbaikan, perawatan dan terhentinya produksi tidak
bisa ditentukan secara langsung. Oleh karena itu PT XYZ membutuhkan sistem informasi yang mampu
meningkatkan efisiensi manajemen perawatan mesinnya. Sistem informasi dirancang sesuai kebutuhan
perusahaan berdasarkan hasil survei sistem dan wawancara. Perancangan sistem informasi dilakukan
menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD). Hasil
perancangan sistem informasi dapat mempermudah pelaksanaan manajemen perawatan dan pengelolaan
data-data terkait. Ketersedian rekapitulasi data kerusakan dan perawatan mesin membantu kepala pabrik
untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aktivitas perawatan seperti jenis
komponen yang diperlukan dan biaya perbaikan mesin.
Kata kunci: Perawatan mesin, sistem informasi, kinerja
9
positif terhadap operasi dan keuntungan informasi tersebut. Implementasi manajemen
organisasional. perawatan memerlukan pengelolaan berbagai
Paradigma yang mendasari manajemen jenis data seperti kerusakan mesin, perbaikan
perawatan mesin itu sendiri telah mengalami mesin dan sebagainya. Pengelolaan data
perubahan yang signifikan dari masa awal dengan bantuan sistem informasi akan
kemunculannya. Pada awal 1900-an membantu meningkatkan efektivitas dan
manajemen perawatan dianggap sebagai efisiensi manajemen perawatan mesin.
necessary evil. Manajemen perawatan pada PT XYZ merupakan perusahaan yang
era tersebut dianggap sebagai suatu hal yang bergerak dalam jasa vulkanisir ban.
tidak memberikan keuntungan tetapi harus Pelaksanaan manajemen perawatan PT XYZ
dilaksanakan untuk memastikan agar kegiatan belum menerapkan sistem informasi yang
produksi tetap berjalan lancar. Paradigma mampu menyimpan dan mengelola data
tersebut bergeser pada era 1995-2000 dimana secara cepat. Kondisi ini berpotensi untuk
manajemen perawatan dianggap sebagai merugikan perusahaan karena jadwal
salah satu fungsi pendukung utama perawatan mesin tidak bisa ditentukan secara
manufaktur. Pada era modern saat ini, optimal dan biaya yang ditimbulkan oleh
paradigma mengenai manajemen perawatan aktivitas perbaikan, perawatan dan terhentinya
telah berkembang lebih jauh lagi dengan produksi tidak bisa ditentukan secara
menganggapnya sebagai bagian integral langsung. Oleh karena itu PT XYZ
proses bisnis perusahaan (Parida dan Kumar, membutuhkan sistem informasi yang mampu
2006). untuk meningkatkan efisiensi manajemen
Menurut paradigma modern, perawatan perawatan mesinnya.
mesin tidak hanya sekedar tindakan korektif, Penelitian ini fokus terhadap perancangan
tetapi merupakan tindakan administratif sistem informasi perawatan mesin pada PT
terencana untuk mencapai keseimbangan XYZ. Sistem informasi tersebut diharapkan
antara kemampuan organisasional dengan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kebutuhan stakeholders (Kennedy, 2009). manajemen perawatan di PT XYZ.
Oleh karena tindakan perawatan mesin sudah
dianggap sebagai tindakan administratif yang
terencana, maka pengendalian kinerja perlu Tinjauan Pustaka
diterapkan untuk menjaga kualitas dari hasil Tinjauan pustaka lebih ditekankan pada
pelaksanaannya. Pengendalian kinerja pembahasan mengenai state of the art dari
perawatan mesin tersebut tidak hanya perkembangan konsep manajemen perawatan
diperlukan pada lantai produksi saja, tetapi dan sistem informasi.
juga pada seluruh tingkatan manajemen
perusahaan (Yuliandra, 2011). Manajemen Perawatan Mesin
Seiring dengan kondisi tersebut, Peranan manajemen perawatan dalam
perkembangan Teknologi Informasi dan dunia industri terus meningkat disebabkan
Komunikasi (TIK) yang dimulai pada tahun semakin mahalnya biaya pembelian teknologi
1990an dan terus berlanjut hingga sekarang baru (Bartz et al., 2014). Aktivitas Perawatan
ikut menjadi salah satu aspek pendukung dilakukan untuk memastikan agar proses
penting yang menentukan efektivitas dan manufaktur dapat beroperasi secara efektif
efisiensi manajemen perusahaan. Informasi dan efisien dengan jalan memperbaiki,
yang jelas dan akurat bermanfaat dalam mengganti, menyesuaikan dan memodifikasi
proses pengelolaan, perbaikan dan semua mesin dan peralatan sesuai dengan
optimalisasi kinerja perusahaan, termasuk kebutuhan produksi (Arts et al., 1998; Parida
perusahaan yang bergerak dibidang dan Kumar, 2006). Proses manufaktur yang
manufaktur. Arti penting pengelolaan informasi efektif dan efisien pada akhirnya akan
merupakan alasan utama yang mendorong berdampak terhadap tingkat produktivitas,
berbagai perusahaan untuk mengembangkan kualitas, dan kepuasan pelanggan sesuai
sistem informasinya sendiri. dengan yang diharapkan. Oleh karena itu bisa
Manajemen perawatan termasuk salah satu dikatakan bahwa manajemen perawatan mesin
aspek manufaktur yang dapat mengambil yang dilaksanakan dengan baik akan
manfaat dari perkembangan teknologi
10
membantu perusahaan dalam mencapai ketiga popularitas preventive maintenance. Secara
tujuan tersebut (Arniaz et al., 2006). garis besar, pendekatan preventive
Perawatan dapat didefinisikan sebagai maintenance dapat dibagi ke dalam dua
fungsi bisnis pada level operasional yang kelompok: time-based maintenance dan
bertanggung jawab terhadap pemantauan, condition-based maintenance (Meselhy et al.,
perencanaan operasi perbaikan, serta 2009). Time-based maintenance merupakan
pelaksanaan berbagai aktivitas lainnya yang aktivitas perawatan yang dilakukan secara
diperlukan untuk mengembalikan kondisi regular sesuai dengan jadwal yang telah
optimal fasilitas dan peralatan (Organization ditetapkan sebelumnya. Karakteristik ini
for Economic Cooperation and Development, menyebabkan time-based maintenance juga
1963). Secara sederhana dapat dikatakan sering disebut dengan istilah periodic
bahwa perawatan adalah segala aktivitas yang maintenance. Berbeda dengan time-based
dilakukan untuk menjaga agar mesin dan maintenance, condition-based Maintenance
peralatan dapat tetap bekerja. Meskipun dilakukan berdasarkan pemantauan kondisi
definisi tersebut tidak berubah dan tetap peralatan. Tujuannya adalah untuk
relevan hingga masa sekarang ini, cara memprediksi sisa hidup peralatan,
pandang terhadap konsep perawatan dan menghindari tindakan perawatan yang tidak
ruang lingkupnya terus mengalami perlu, serta meminimasi biaya siklus hidup
perrkembangan seiring berjalannya waktu. peralatan sambil meningkatkan reliabilitasnya
Pada awal perkembangannya aktivitas (Mobley, 1989). Pemantauan dapat dilakukan
perawatan hanya dianggap sebagai secara langsung maupun tidak langsung
necessary evil, yaitu pengeluaran yang (Christer dan Wang, 1995; Raheja et al.,
diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dan 2006), serta secara kontinu maupun periodik
peralatan produksi dapat tetap beroperasi (Wang, 2000).
dengan baik. Era 1940-1950an menandai Generasi ketiga dimulai pada era 1980
perkembangan signifikan pertama dari konsep hingga 2000an. Pada masa ini manajemen
manajemen perawatan melalui munculnya perawatan lebih terfokus pada pencegahan
konsep corrective maintenance. kerusakan peralatan, serta peningkatan
Corrective maintenance merupakan strategi ketersediaan (availability) dan reliabilitas dari
manajemen perawatan mesin yang fokus peralatan tersebut pada saat dioperasikan.
terhadap usaha pengembalian kapabilitas Beberapa strategi manajemen perawatan yang
peralatan (Sachdeva et al., 2008). Karakteristik muncul pada era ini antara lain: Total
tersebut menyebabkan corrective maintenance Productive Maintenance (TPM), reliability-
juga sering disebut sebagai reactive centered maintenance, dan predictive
maintenance. Sifatnya yang reaktif maintenance (Khalil et al., 2009).
menyebabkan corrective maintenance hanya Generasi keempat merupakan era
mampu memenuhi kebutuhan bisnis secara proactive maintenance yang dimulai dari tahun
parsial. Akan tetapi, risiko terbesar dari 2000an. Pendekatan tersebut menyesuaikan
corrective maintenance adalah tingginya strategi perawatan dengan tujuan
downtime dan penurunan level produksi yang organisasional, atau dengan kata lain
tidak diharapkan (Bartz et al., 2014). Menurut perawatan dianggap sebagai langkah strategis
Karim et al. (2009), risiko tersebut menjadikan yang diperlukan untuk menjaga agar peralatan
perlunya pengembangan metode perencanaan dapat tetap berproduksi secara berkelanjutan.
perawatan lain agar bisa mengiringi Aktivitas perawatan yang memadai untuk
kompleksitas evolusi teknologi peralatan. sistem manajemen modern tidak lagi terbatas
Kondisi tersebut mendorong munculnya hanya pada perbaikan, kualitas dan
berbagai konsep manajemen perawatan pada produktivitas saja, tetapi juga harus mampu
era setelahnya. Sekarang ini corrective mempengaruhi output organisasional (Bartz et
maintenance sebaiknya hanya digunakan al., 2014). Penggunaan pendekatan berbasis
ketika pendekatan lain justru membutuhkan data menjadi penting bagi manajemen
biaya yang lebih besar. perawatan untuk bisa mencapai tujuan
Generasi kedua konsep manajemen organisasional tersebut (Verron et al., 2010).
perawatan dimulai pada era 1950-1980an, Oleh karena itu penerapan sistem informasi
yang ditandai dengan meningkatnya menjadi penting dalam manajemen perawatan
11
pada masa sekarang ini. Tretten dan Karim nyata. OOA merepresentasikan permasalahan
(2014) mengemukakan bahwa penggunaan dunia nyata melalui serangkaian objek. Cara
teknologi informasi dapat membantu ini memiliki beberapa kelebihan, khususnya
perencanaan dan eksekusi perawatan dalam pengembangan software:
peralatan pada berbagai industri kertas, 1. Maintainability, yaitu memberikan
tambang, dan aerospace. kemudahan dalam mengakomodasi
perubahan-perubahan.
Sistem Informasi 2. Mengurangi kompleksitas perancangan
Sistem informasi dapat didefinisikan sistem.
sebagai sistem yang menghubungkan 3. Reusability, yaitu bisa digunakan kembali
kebutuhan pengolahan transaksi harian, dalam perancangan selanjutnya.
dukungan operasi, aktivitas manajemen dan Kekurangan dari software yang telah
strategi dalam suatu organisasi untuk dihasilkan dapat diperbaiki kembali tanpa
menyediakan berbagai laporan yang memerlukan perubahan signifikan pada
dibutuhkan, baik bagi keperluan internal model dasarnya. Hal ini dapat
maupun pihak luar tertentu (Leitch dan Davis, menghemat waktu dan biaya dalam
1992). Sebuah sistem informasi merupakan usaha pengembangan.
hasil rancangan manusia, dan terdapat
Beberapa metodologi yang dapat digunakan Berbagai kelebihan tersebut menjadikan
untuk mengembangkan sistem informasi. pendekatan OAA sering digunakan pada masa
Metodologi-metodologi tersebut antara lain: sekarang. Kemampuannya untuk dapat
1. Metodologi Berorientasi Output digunakan kembali mendukung usaha
Fokus utama dari metodologi ini adalah pengembangan software, sehingga versi baru
keluaran atau output yang ingin dihasilkan software dapat diciptakan dalam waktu
oleh sistem. singkat. Proses OOA memanfaatkan notasi
2. Metodologi Berorientasi Proses Unified Modelling Language (UML) untuk
Metodologi ini juga sering disebut menggambarkan model yang dirancang.
metodologi struktur analisis dan desain Unified Modelling Language (UML) pada
yang dibutuhkan dalam pengembangan dasarnya merupakan serangkaian notasi serta
sistem. Fokus utama metodologi ini aturan yang digunakan sebagai standar umum
adalah proses dari sistem yang dikaji. untuk mendeskripsikan model dalam bentuk
3. Metodologi Berorientasi Data hubungan antar objek (Blaha dan Rumbaugh,
Merupakan metodologi pemodelan 2005). Dalam terminologi sistem informasi,
informasi dengan menggunakan Entity UML dianggap sebagai bahasa yang
Relationship Diagram (ERD). digunakan untuk visualisasi, merancang dan
4. Metodologi Berorientasi Objek mendokumentasikan sistem software. Fungsi
Metodologi ini fokus terhadap perilaku utama UML adalah membantu perancangan
dan hubungan antar objek yang terdapat sistem informasi berdasarkan hubungan antar
di dalam sistem. Metodologi ini objek yang terlibat. Beberapa jenis diagram
menggunakan Object Oriented Analysis UML yang umum digunakan antara lain:
(OOA) serta Object Oriented Design 1. Business Process Diagram, merupakan
(OOD). diagram yang digunakan untuk
memodelkan kegiatan-kegiatan yang
Object Oriented Analysis (OOA) pertama terjadi di dalam sistem. Model tersebut
kali digunakan pada tahun 1988 oleh Mellor, berupa alur kegiatan dan aliran informasi
Jacobson, Coad-Yourdon dan Rumbaugh. (berupa data) serta menampilkan input,
Pada dasarnya OOA adalah metode analisis proses, output dan sumber daya yang
sistem yang memisahkan antara data dan tersedia.
proses. Seluruh data bersifat spesifik dan 2. Use Case Diagram, merupakan diagram
proses merupakan segala aktivitas yang menggambarkan sekumpulan aktor
pembuatan, pembacaan, memperbarui atau dan interaksinya terhadap sistem.
penghapusan data. Diagram ini berfungsi untuk
Objek bisa dipandang sebagai sebuah item merepresentasikan kebutuhan pengguna
informasi atau representasi entitas dunia terhadap sebuah sistem serta
12
memodelkan fungsionalitas yang digambarkan secara transaksional
diharapkan dari sistem tersebut. Notasi dengan jelas menggunakan ERD (Edi dan
use case disimbolkan dengan objek Betshani, 2009). Langkah-langkah yang
berbentuk oval. dapat digunakan untuk menggambarkan
Secara garis besar, use case terdiri atas ERD antara lain (Prihatini, 2012):
dua elemen utama. Kedua elemen a. Identifikasi setiap entitas yang terlibat
tersebut adalah: di dalam sistem.
- Aktor, merupakan seseorang atau b. Identifikasi atribut dari setiap entitas.
objek diluar sistem yang melakukan c. Tentukan primary key dari setiap
interaksi dengan sistem untuk entitas.
melaksanakan suatu pekerjaan d. Identifikasi hubungan antar entitas.
tertentu. Notasi UML untuk aktor e. Gambarkan model entitas.
adalah stickman (Blaha dan
Rumbaugh, 2005)
- Relationship, merupakan hubungan Metodologi
antara dua atau lebih aktor dengan Metodologi yang digunakan meliputi tahap-
use case. Notasi UML untuk tahap sebagai berikut:
relationship adalah garis lurus. 1. Survei Sistem
3. Activity Diagram, menggambarkan logika Tahap awal ini bertujuan untuk
prosedural, proses bisnis dan alur kerja. mengetahui mekanisme aktual dari sistem
Jenis diagram ini memiliki kemiripan perawatan mesin pada PT XYZ. Survei
dengan flowchart. Perbedaan diantara dilakukan melalui wawancara dan diskusi
kedua diagram tersebut adalah activity dengan pihak terkait. Informasi yang
diagram digambar menggunakan notasi dikumpulkan adalah jenis komponen yang
UML, bukan dengan simbol baku terlibat dalam sistem, proses perawatan
flowchart (Christianti dan Wijaya, 2011). mesin serta data lainnya yang terkait.
Penggambaran dalam activity diagram 2. Studi Literatur
hanya berupa aturan rangkaian dasar Studi literatur dilakukan untuk
yang harus diikuti. Implementasi dari mempelajari metodologi pengembangan
proses yang digambarkan tersebut bisa sistem informasi yang sesuai dengan
saja dilakukan secara paralel. kebutuhan.
4. Class Diagram, merupakan diagram yang 3. Pengumpulan Data
mendeskripsikan objek-objek yang ada di Pengumpulan data dilakukan terhadap
dalam suatu sistem beserta hubungan serangkaian data yang dibutuhkan bagi
diantara berbagai objek tersebut. Setiap pengembangan sistem. Jenis data yang
kelas memiliki nama, atribut dan operasi. dibutuhkan antara lain: struktur
Relasi antar kelas menggambarkan organisasi, mesin yang digunakan,
hubungan keterkaitan antar kelas. Selama rekapitulasi data kerusakan mesin serta
proses analisa class diagram berfungsi data-data lainnya yang diperlukan.
untuk menjelaskan aturan-aturan serta 4. Pemodelan Sistem Informasi
tanggung jawab masing-masing entitas Secara garis besar pemodelan sistem
yang menentukan perilaku sistem. Pada informasi dilakukan melalui dua tahapan
tahap perancangan class diagram berikut:
berperan dalam menangkap struktur dari a. Analisis Sistem
semua kelas yang membentuk arsitektur Analisis sistem dilakukan untuk
sistem. mengidentifikasi dan mempelajari
5. Entity Relationship Diagram (ERD), kekurangan yang ada pada sistem.
merupakan diagram yang digunakan Gambaran serta tujuan dari sistem
untuk mendeskripsikan berbagai data/ yang akan dirancang dapat dipahami
objek sebagai entitas serta dengan jelas melalui langkah ini.
menggambarkan hubungan diantara b. Pemodelan Sistem
entitas tersebut berdasarkan kondisi Pemodelan sistem dilakukan
nyata menggunakan notasi-notasi berdasarkan hasil analisis sistem.
tertentu. Setiap pemrosesan data dapat Metodologi berorientasi objek
13
digunakan untuk merancang sistem Tahap ini bertujuan untuk
informasi karena berbagai kelebihan menggambarkan hubungan dari
dari metodologi tersebut yang telah berbagai entitas yang terdapat dalam
dibahas pada bagian sebelumnya. suatu kelas dengan entitas pada
Penggambaran model dilakukan kelas lainnya.
menggunakan diagram UML. Akan 5. Perancangan Sistem Informasi
tetapi untuk efisiensi proses Perancangan sistem informasi dilakukan
pemodelan, hanya Business Process berdasarkan hasil pemodelan sistem.
Diagram, Use Case Diagram, Activity Tahap perancangan yang dilakukan
Diagram dan Class Diagram saja dalam penelitian ini menggunakan
yang digunakan. Entity Relationship langkah-langkah berikut:
Diagram dirancang berdasarkan a. Analisis terhadap aliran data dan
model Class Diagram. informasi.
Urutan langkah perancangan sistem b. Perancangan database sistem.
informasi yang digunakan adalah c. Perancangan user interface.
sebagai berikut: 6. Perbaikan
Tahap 1 Perancangan process Perbaikan terhadap hasil rancangan
business diagram dilakukan hanya jika memang diperlukan.
Tahap ini bertujuan untuk
menggambarkan hubungan antar
aktivitas serta aliran informasi yang Hasil dan Pembahasan
terjadi di dalam sistem. Pemodelan Sistem Informasi
Tahap 2 Perancangan use case Proses perancangan sistem informasi
diagram difokuskan pada aktivitas manajemen
Tujuan tahapan ini adalah untuk perawatan PT XYZ. Perancangan diarahkan
menggambarkan pola interaksi user untuk memperlancar aliran informasi.
dengan sistem. Proses bisnis menggambarkan seluruh
Tahap 3 Perancangan activity kegiatan dan aliran informasi yang terjadi di
diagram dalam sistem. Model proses bisnis
Tahap ini dilakukan untuk dikembangkan berdasarkan input, proses,
menggambarkan proses urutan sumber daya dan output yang ada dalam
kegiatan yang harus dilalui oleh user sistem. Perancangan sistem informasi
dalam menggunakan sistem. difokuskan untuk dua proses aliran informasi
Tahap 4 Perancangan class diagram pada manajemen perawatan PT XYZ, yaitu
Tujuan tahapan ini adalah pencatatan dan pelaporan kerusakan mesin.
menggambarkan struktur, deskripsi Business Process Diagram untuk
dan hubungan dari semua objek pencatatan kerusakan mesin dapat dilihat
yang terlibat di dalam sistem. pada Gambar 8, sementara untuk laporan
Tahap 5 Perancangan entity kerusakan ditunjukkan oleh Gambar 9.
14
Gambar 8. Business Process Diagram Pencatatan Kerusakan Mesin
Use case diagram digunakan untuk perawatan, yaitu: Operator, Admin dan Kepala
menggambarkan interaksi antara user dengan Pabrik. Gambar 10 memperlihatkan hasil
sistem yang dirancang. Perancangan perancangan use case diagram untuk aktivitas
mendefinisikan tiga user yang dapat manajemen perawatan PT XYZ.
menggunakan sistem informasi manajemen
15
Gambar 11. Activity Diagram Aktivitas Perawatan
Gambar 14. Entity Retionship Diagram Sistem Informasi Perawatan Mesin PT XYZ
17
Gambar 15. User Interface Halaman Login
18
Daftar Pustaka 5th International Conference on
Condition Monitoring and Machinery
Arniaz, A., Emmanouilidis, C., Iung, B. dan
Failure Prevention Technologies, 15-18
Jantunen, E. (2006). Mobile
Juli, Edinburgh, UK.
Maintenance Management. Journal of
Leitch, R. A. dan Davis, K. R. (2005).
International Technology and
Accounting Information Systems: Theory
Information Management, Vol. 15 (4),
and Practice, Pennsylvania State
11-22.
University.
Arts, R.H.P.M, Knapp, G.M. and Man, L. Jr.
Meselhy, K.T., El Maraghy, W.H. dan El
(1998). Some Aspects of Measuring
Maraghy, H.A. (2009). A Periodicity
Maintenance Performance in the
Metric for Assessing Maintenance
Process Industry. Journal of Quality in
Strategies. CIRP Journal of
Maintenance Engineering, Vol. 4 (1), 6-
Manufacturing Science and Technology,
11.
Vol. 3 No. 2, pp. 135-141.
Bartz, T., Siluk, J.C.M. dan Bartz, A.P.B.
Mobley, R.K. (1989). An Introduction to
(2014). Improvement of Industrial
Predictive Maintenance, New York:
Performance with TPM Implementation.
Butterworth-Heinemann.
Journal of Quality in Maintenance
Onohaebi, O. S. dan Lawal, Y. O. (2010). Poor
Engineering, Vol. 20 (1), 2-19.
Maintenance Culture: The Bane to
Blaha, M. dan Rumbaugh, J. (2005). Object
Electrical Power Generation in Nigeria.
Oriented Modelling and Design with
Journal of Economics and Engineering,
UML 2nd Edition, Prentice Hall.
28-33.
Christer, A.H. dan Wang, W. (1995). A Simple
Organization for Economic Cooperation and
Condition Monitoring Model for A Direct
Development (1963). Science and the
Monitoring Process. European Journal
Policies of Governments: The
of Operational Research, Vol. 82 (2),
Implications of Science and Technology
258-269.
for National and International Affairs,
Christianti, M. dan Wijaya, L. (2011) Aplikasi
Paris: OECD.
Pembelian, Penjualan Obat dan
Parida, A. dan Kumar, U. (2006). Maintenance
Laporan Keuangan Dengan
Performance Measurement (MPM):
Menerapkan Manajemen Persediaan,
Issues and Challenges. Journal of
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6 (2).
Quality in Maintenance Engineering,
Edi, D. dan Betshani, S. (2009). Analisis Data
Vol. 12 (3), 239-251.
dengan Menggunakan ERD dan Model
Prihatini, P. M. (2012). Kajian Prosedur dan
Konseptual Data Warehouse. Jurnal
Model Sistem Penerimaan Mahasiswa
Informatika, Vol. 5 (1), 71-85.
Baru Online Politeknik Negeri Bali.
Karim, R., Candell, O. dan Soderholm, P.
Jurnal Logic, Vol. 12 (1), 38-45.
(2009). E-Maintenance and Information
Raheja, D., Llinas, J., Nagi, R. dan
Logistics: Aspects of Content Format.
Romanowski, C. (2006). Data Fusion/
Journal of Quality in Maintenance
Data Mining-Based Architecture for
Engineering, Vol. 15 (3), 308-324.
Condition-Based Maintenance.
Kennedy, J. (2009). What Is Maintenance?,
International Journal of Production
Journal The Asset, Vol. 3, Issue 1.
Research, Vol. 44 (14), 2869-2887.
Khalil, J., Saad, S.M. dan Gindy, N. (2009). An
Samat, H. A., Kamaruddin, S. dan Azid, I. A.
Integrated Cost Optimization
(2011). Maintenance Performance
Maintenance Model for Industrial
Measurement: A Review. Pertanika
Equipment. Journal of Quality in
Journal Science and Technology, Vol.
Maintenance Engineering, Vol. 15 (1),
19 (2), 199-211.
106-118.
Sachdeva, A., Kumar, D. dan Kumar, P.
Labib, A. W. (2008). Next Generation
(2008). Planning and Optimizing the
Maintenance Systems (NGMS):
Maintenance of Paper Production
Emerging Educational and Training
Systems In A Paper Plant. Computers &
Needs to Support An Adaptive Approach
Industrial Engineering, Vol. 55 (4), 817-
to Maintenance Planning and Improve
829.
Decision Support. Proceedings of the
19
Tretten, P. dan Karim, R. (2014). Enhancing
the Usability of Maintenance Data
Management Systems. Journal of
Quality in Maintenance Engineering,
Vol. 20 (3), 290-303.
Verron, S., Li, J. dan Tiplica, T. (2010). Fault
Detection and Isolation of Faults In A
Multivariate Process With Bayesian
Network. Journal of Process Control,
Vol. 20 (8), 902-911.
Wang, W. (2000). A Model to Determine the
Optimal Critical Level and the Monitoring
Intervals in Condition Based
Maintenance. International Journal of
Production Research, Vol. 38 (6), 1425-
1436.
Yuliandra, B. (2011). Hierarchical Maintenance
Performance Measurement: A Literature
Study, Proceeding of 2nd International
Forum on Facilities and Asset Management
(IFFAM), 21 November, Padang, Indonesia,
85-93.
20