MTCRE CitraWeb
MTCRE CitraWeb
MTCRE CitraWeb
Routing (MTCRE)
¢ Advanced Training
l Certified Wireless Engineer (MTCWE)
Internet
WLAN1 WLAN1
WLAN1
10.10.10.1/24 10.10.10.X/24
10.10.10.2/24
l Gateway : 10.10.10.100
l LAN IP : 192.168.x.1/24
l DNS : 10.100.100.1
¢ Laptop Setting
l IP Address : 192.168.x.2/24
l Gateway : 192.168.x.1
l DNS : 192.168.x.1
192.168.2.0/24
ROUTER
GATEWAY
WIRELESS
A: Active
D: Dynamic
C: Connected Setiap memasang IP disebuah interface, secara
otomatis akan dibuatkan routing DAC untuk
networknya dengan preferred source IP tersebut
¢ Gateway
l IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu subnet
10.10.0.2/24
10.10.2.2/24
10.10.1.1/24 10.10.1.2/24 10.10.2.1/24
10.10.3.1/24
192.168.0.0/24 1 10.10.1.1 2
192.168.0.0/27 2 10.10.2.1 1
192.168.0.0/29 4 10.10.3.1
192.168.0.0/24 5 10.10.4.1 3
0.0.0.0/0 1 10.10.10.100 4
Static
Routes
All Output
OSPF Routes Filters OSPF
RIP
+ RIP
BGP - BGP
Instance 1 Instance 1
Discard
Instance 2 Instance 2
Instance n Instance n
Main
l Policy Routing Rules Connected
Routes
Implicit
Active
Routes
User
Defined
Catch All
+
-
Cache FIB
Router 1 Router 2
172.16.0.X1/32 IP Address 172.16.0.X2/32
172.16.0.X2 Network Address 172.16.0.X1
[kosongkan] Broadcast Address [kosongkan]
ether2 Interface ether2
Internet
172.16.0.X1/32 172.16.0.X2/32
Ether2 Ether2
192.168.X.2 192.168.X.2
Router Meja 1
Router Meja 2
Router Meja 2
Router Meja 1
l Prohibit
PPTP backup
10.10.10.100
Internet
10.10.10.100/24
10.10.10.1/24 117.20.50.233
PPTP
Internet
10.10.10.100
SSTP
10.100.100.1
table main
tabel "jalur-khusus"
Trafik yang menuju 202.65.113.16 terkena rule lookup di "jalur khusus", maka
diteruskan melalui sstp-out1 (0.0.0.0/0 sstp-out1), bukan melalui pptp-out1
pada table main
PPTP
Internet
10.10.10.100
SSTP
10.100.100.1
PPTP
Internet
10.10.10.100
SSTP
10.100.100.1
PPTP : Browsing, HTTPS, dan DNS
SSTP : Traceroute dan Ping (iCMP)
PPTP
Internet
10.10.10.100
SSTP
Uplink : 512kbps
Downlink : 10Mbps
10.100.100.1
WAN
1.1.1.1 1.1.1.2
R1 R2
Client 1
Server
Office 1 Router Router
Office 2
PC PC WAN PC PC
VPN Networks
File Server
Client 2 Router
Office 3
Mobile Mobile
Client 2 Client 1 PC PC PC PC
Sattelite
IPIP Tunnel
ROUTER B
¢ /interface ipip add name=ipip1 local- ¢ /interface ipip add name=ipip1 local-
address=10.10.10.30 remote- address=10.10.10.31 remote-
address=10.10.10.31 address=10.10.10.30
¢ /ip address add ¢ /ip address add
address=192.168.200.1/30 address=192.168.200.2/30
interface=ipip1 interface=ipip1
City A City B
10.0.0.1 10.10.10.2
EoIP
192.168.0.13
192.168.0.3
192.168.0.12 192.168.0.2
Secara Virtual setiap Laptop terletak di dalam satu segmen network yang sama.
02-103 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 19-Jul-17
EoIP Config
192.168.y.1/24 192.168.y.2/24
Internet
Tunnel-id=200 Tunnel-id=300
R3 R4
192.168.y.3/24 192.168.y.4/24
Vlan 1
TRUNK ACCESS
Vlan 2 Vlan 1
Ether 2
Port 1 Vlan 1
Mode Trunk Vlan 2
Vlan 3
02-111 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 19-Jul-17
Vlan Implementation using RB250GS
Internet ether2
ether2
ether1
ether1
192.168.1.1/24 192.168.1.2/24
R1 R4
VLAN100
VLAN200
ether3 ether3
192.168.2.3/24 192.168.2.4/24
R1 & R4
Routerboard
1 2 3 4 5
vlan. Tetapi untuk paket vlan yang tag nya ada ditabel meskipun
port incomingnya tidak sesuai tidak akan didrop
l secure - drop paket vlan yang vlan tagnya tidak ada didalam tabel
vlan. Selain itu jika port incomingnya tidak cocok dengan yang di
table, juga akan didrop
¢ Semua paket yang tidak menggunakan vlan-id, dianggap
menggunakan vlan-id 0
Internet ether2
ether2
ether1
ether1
192.168.1.1/24 192.168.1.2/24
R1 R4
VLAN100
VLAN200
ether3 ether3
192.168.2.3/24 192.168.2.4/24
ether1
ether1
192.168.1.1/24 192.168.1.2/24
R1 R4
VLAN1
VLAN100
VLAN200
ether3 ether3
192.168.2.3/24 192.168.2.4/24
City A City B
L2TP
192.168.1.1 192.168.2.1
192.168.2.2
SSL Negotiation
Server Side
Client Side
10.10.10.100
SSTP server
19-Jul-17
Autonomous System
Area 0 Area 1
AS
Area 2 Area 3
19-Jul-17
Background 2
¢ OSPF merupakan sebuah routing protokol
yang dapat mendistribusikan informasi
routing secara otomatis.
¢ OSPF juga merupakan routing protokol yang
19-Jul-17
OSPF ?
¢ Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah
protocol routing otomatis (Dynamic Routing) yang
mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap
perubahan jaringan secara dinamis.
¢ OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior
Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan
Link-state dan Algoritma Dijkstra yang jauh lebih
efisien dibandingkan protocol IGP yang lain.
¢ Menggunakan protocol tersendiri yaitu protocol 89.
¢ OSPF digunakan untuk management informasi dan
distribusi routing di dalam sebuah AS.
19-Jul-17
OSPF Feature
OSPF (IPv4 RFC 2838 )
l Dynamic routing
l Interior Gateway Protocol (IGP) didalam
sebuah routing domain (AS)
l Proses convergence yang cepat
l Link State / Shortest Path Technology
l Route Authentication
l Mendukung sistem pembagian Area
l Mendukung Fail Over
19-Jul-17
[LAB-1] Konfigurasi OSPF
ASBR Internet
Router Gateway
Backbone Area
10.10.10.1/24 10.10.10.x/24
10.10.10.2/24
19-Jul-17
[LAB-1] OSPF Neighbor
19-Jul-17
OSPF – Neighbor Discovery
¢ OSPF mampu malakukan Pencarian neighbor router
secara otomatis
l Yaitu Discovery Router yang juga mengaktifkan OSPF
19-Jul-17
OSPF – Discovery Process
R1 LSAck
LSU
LSR R2
HelloDD
Packet
LSAck
LSR
LSU
19-Jul-17
OSPF-Neighbor State
Neighbor State Description
Down Hello Packet tidak diterima dari neighbor. Biasanya diawal OSPF berjalan
Hello packet diterima dari router lain tetapi router-id penerima yang tertera
Init
dalam hello packet belum ada didalam list neighbor
Hello packet yang diterima dari router lain dan ip router penerima ada
2-Way didalam list neighbor router lain. Dalam state ini komunikasi
bidirectional sudah terbentuk
19-Jul-17
OSPF Packet Type
¢ Hello – Digunakan untuk membentuk komunikasi
dengan neighbor yang terhubung langsung
¢ Database Descriptor (DD) – Digunakan untuk
mengecek sinkronisasi database routing antar
router.
¢ Link State Request (LSR) – Digunakan untuk
meminta informasi routing terbaru
¢ Link State Update (LSU) – Digunakan untuk
mengirimkan informasi routing terbaru
¢ Link State Acknowledgment (LSAck) –
Digunakan untuk mengkonfirmasi informasi link-
state yang diterima
19-Jul-17
Link State Routing
Langkah-langkah atau cara kerja OSPF :
19-Jul-17
[LAB-1] OSPF Instance
19-Jul-17
OSPF Instance Setting
¢ Router-id à Memberi pengenal pada router.
l Berformat 32bit seperti IP, sifatnya unik artinya tiap router
19-Jul-17
[LAB-1] OSPF Route
19-Jul-17
[LAB-1] OSPF Route Detail
19-Jul-17
[LAB-1] OSPF Interface
19-Jul-17
Area DR & BDR
¢ Dalam setiap area, router akan memilih Designated Router (DR)
dan Backup Designated Router (BDR) secara otomatis.
¢ DR berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan LSA dalam
satu area menggunakan alamat multicast 224.0.0.5, sehingga
mengurangi proses pertukaran LSA antar router
¢ BDR, akan menggantikan DR jika terjadi error
¢ Dalam permulaan pembentukan OSPF, DR merupakan router
pertama yang mengaktifkan OSPF dan BDR merupakan router
kedua yang mengaktifkan OSPF
¢ Jika OSPF sudah berjalan, maka pemilihan DR dan BDR
selanjutnya ditentukan oleh priority dari interface masing-masing
router dalam 1 area
l (0 = tidak akan menjadi BR/BDR, 255 = selalu menjadi BR/BDR)
l Jika priority sama, akan dipilih yang memiliki router-ID paling tinggi
19-Jul-17
[LAB-2] OSPF - Fail Over
ASBR Internet
Router Gateway
Backbone Area
IR IR IR IR
Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4
Backbone Area
IR IR
Meja 1 Meja 2
Backup link
Ether2 Ether2
10.100.Y.1/24 10.100.Y.2/24
¢ Hubungkan ether2 dari router anda ke ether2 router rekan anda
sebagai link backup.
¢ Pasang ip satu segmen 10.100.Y.0/24 pada link backup tersebut.
¢ Y adalah nomor kelompok.
19-Jul-17
[LAB-2] Interface for Backup
10.100.y.0/24
19-Jul-17
[LAB-2] Fail Over Test
ASBR Internet
Router Gateway
Backbone Area
IR
Meja 1
x IR
Meja 2
Backup link
Ether2 Ether2
10.10.1.1/24 10.10.1.2/24
19-Jul-17
OSPF Cost
¢ Untuk menetukan jalur terpendek atau bisa juga
diartikan sebagai jalur prioritas, OSPF
menggunakan parameter “Cost”.
¢ OSPF “Cost” akan dijumlahkan di setiap hopnya
pada proses Link State / Shortest Path
Technology.
¢ Setelah semua jalur sudah dikalkulasi dan total
Cost semua jalur sudah dijumlahkan, maka akan
dipilih jumlah akumulasi cost yang terkecil
19-Jul-17
OSPF Cost
Jalur 1 total : 30
10 10
10
40 20
Jalur 2 total : 70
19-Jul-17
[LAB-3] OSPF - Cost Internet
19-Jul-17
Cost Overwrite
Area 2
IR
IR
19-Jul-17
OSPF Routing Type
Intra-Area routing
l Menggambarkan route ke network tujuan yang masih
dalam satu area.
Area 1
Area 0
Area 2
19-Jul-17
OSPF Routing Type
Inter-Area routing
l Menggambarkan route ke tujuan yang membutuhkan
melewati satu atau lebih area OSPF dan masih dalam
satu AS.
Area 1
Area 0
Area 2
19-Jul-17
OSPF Routing Type
External Area routing
l Menggambarkan route untuk keluar jaringan OSPF
l Dibedakan menjadi 2 tipe :
• E1 à E1 route cost merupakan jumlah dari internal cost dan
external ospf metric.
• E2 à E2 route cost merupakan nilai dari external OSPF metric
saja
RIP
BGP
Other OSPF
dsb Area 0
19-Jul-17
OSPF - External Route Type
TYPE 1
Jalur 1 total : 50
10 10
10
192.168.1.0/24
40 20 192.168.1.0/24
Jalur 2 total : 90
Metric 20
Redistribute as type 1
19-Jul-17
OSPF Metric – as type 1
IR 1 IR 2
OSPF Routing Transaction
Ether2 Ether2
10.10.Y.1/24 10.10.Y.2/24
10
192.168.1.0/24
40 20 192.168.1.0/24
Jalur 2 total : 70
Metric 20
Redistribute as type 2
19-Jul-17
OSPF Metric – as type 2
IR 1 IR 2
OSPF Routing Transaction
Ether2 Ether2
10.10.Y.1/24 10.10.Y.2/24
Route Cost
Cost Route
19-Jul-17
OSPF Network Type (1)
¢ Point-to-Point
l Adalah jenis jaringan yang paling sederhana, tersusun atas dua router
yang terhubung langsung dan tidak diperlukan DR dan BDR dalam
type ini
neighbor neighbor
¢ Broadcast
l Type Default yang digunakan pada jaringan ethernet. Satu paket yang
dikirimkan sebuah router akan diterima oleh banyak router
neighbor
DR
19-Jul-17
OSPF Network Type (2)
NBMA – Non-Broadcast-Multiple-Access
l Mirip dengan broadcast, akan tetapi untuk neighbor harus
ditambahkan secara manual karena tidak semua jaringan
mendukung broadcast, salah satu contohnya adalah ATM dan
Frame-relay.
neighbor
DR neighbor
neighbor
19-Jul-17
OSPF Network Type (3)
Point-to-Multipoint
l Solusi lain untuk network yang tidak mendukung broadcast,
mengemulasi link point-to-point ke dalam beberapa node dan
mengirimkan paket Halo ke semua node. Biasanya type ini
digunakan untuk jaringan wireless
neighbor
neighbor neighbor
neighbor
19-Jul-17
OSPF Area
ASBR
ABR IR
Area 0
Area 1
ABR
IR
Area 2 Area 3
IR IR IR
19-Jul-17
OSPF Area
¢ Semakin banyak router dan jaringan didalamnya,
semakin besar ukuran Link State Databaseà cpu load,
memory
¢ Internal router akan mendapat LSA hanya dari router
lain yang masih dalam satu area
¢ Area yang ingin mendapatkan informasi LSA secara
lengkap dan bisa terkoneksi dengan jaringan yang ada
di luar AS maka harus terhubung secara logic dengan
Backbone (Area 0).
¢ Untuk area yang tidak secara langsung terhubung ke ke
area backbone bisa menggunakan Virtual Link
memanfaatkan area lain yang sudah terhubung ke
Backbone Area.
19-Jul-17
Area Type
¢ Backbone – Area 0 (Area ID 0.0.0.0)
l Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara
non-Backbone area
l Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara
logikal
¢ Standart / Default Area
l Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-
area dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan area 0
¢ Stub Area
l Area yang paling “ujung”. Area ini tidak menerima advertise
external route (digantikan default route)
¢ Not So Stubby Area (NSSA)
l Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan
19-Jul-17
OSPF – Backbone Area
¢ Area 0 atau sering juga
ASBR disebut sebagai Backbone
Area merupakan area dimana
Router-Router ABR berkumpul
untuk saling menukarkan
informasi routing dari area-
Area 0 ABR
area yang lain.
Area Backbone juga
ABR
¢
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – Area
Internet
R1 R2
R3 R4
AREA 1 AREA 2
NSSA AREA STUB AREA
R5 R6 R7 R8
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – Backbone
Internet
Wlan 2 Wlan 2
10.y.1.1/24 10.y.1.2/24
R1 R2
Wlan 2 Wlan 2
10.y.1.3/24 10.y.1.4/24
R3 R4
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – Backbone
¢ Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances
¢ Tambahkan network 10.y.1.0/24 dan 192.168.x.0/24 ke area
backbone
R1-R4
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – NSSA Area
R3
Ether2 Ether3
10.y.2.1/24 10.y.3.1/24
AREA 1
Ether2 NSSA AREA Ether3
10.y.2.2/24 10.y.3.2/24
R5
R6
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – NSSA
¢ Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances
¢ Buat Area dengan type NSSA
R3 , R5, R6
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – NSSA
Tambahkan network ke area1
Pada R3
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – NSSA
Tambahkan network ke area1
R5 R6
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – STUB Area
R4
Ether2 Ether3
10.y.4.1/24 10.y.5.1/24
AREA 2
Ether2 STUB AREA Ether3
10.y.4.2/24 10.y.5.2/24
R7
R8
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – STUB
¢ Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances
¢ Buat Area dengan type STUB
R4 , R7, R8
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – STUB
Tambahkan network ke area1
Pada R4
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – STUB
Tambahkan network ke area1
R7 R8
19-Jul-17
[LAB-4] OSPF – AREA
¢ Amati dan lihat perubahan tabel routing untuk
masing-masing IR di setiap AREA.
¢ Apakah ada perbedaan tabel routing antara IR
pada NSSA dengan STUB area ?
¢ Tambahkan static default gateway pada R1 ke
10.10.10.100 dan aktifkan redistribute-default-
route, kemudian amati perubahan tabel routing di
masing-masing router.
¢ Import route-nice.rsc ke R5 dan R7.
¢ Aktifkan redistribute-static route di R5 dan R7
kemudian cek perubahan tabel routing di masing-
masing router.
19-Jul-17
OSPF - Virtual Link
¢ Virtual Link à digunakan untuk mengatasi
koneksi router yang terpisah (secara fisik) dari
area backbone.
¢ Juga dapat digunakan untuk menyabung area
backbone yang terpisah.
¢ Virtual Link Tidak bisa berjalan sempurna jika
melewati stub area.
19-Jul-17
[LAB-6] OSPF – Virtual Link
ABR
Internet Ether3: Area 1
Ether2:
Ether2: 10.Y.1.2 10.Y.2.1
10.10.10.100 10.Y.1.1 R2
10.10.10.X
R1 Virtual Link Ether3:
10.Y.2.2
Area Backbone
Y = Nomor Kelompok ABR
X = Nomor Meja R3
Ether2:
¢ Karena Virtual Link tidak bisa melewati area yang 10.Y.3.1
bertipe Stub maka ubah type area pada Area1
dan Area2 menjadi type standard (default). Ether2:
IR
¢ Kemudian Aktifkan Virtual Link di R2 dan R3. 10.Y.3.2
Area 2 R4
19-Jul-17
[LAB-6] R2 Configuration
19-Jul-17
[LAB-6] R3 Configuration
19-Jul-17
[LAB-6] R3 Configuration
19-Jul-17
[LAB-6] R4 Configuration
¢ Tambahkan Area2 di R4.
¢ Aktifkan Network untuk
Area2.
19-Jul-17
OSPF - Virtual Link
Solusi :
1. Gunakan EoIP antara R3 ke R1
2. Pasang IP di interface EoIP
3. Masukkan IP network EoIP tersebut kedalam
network backbone
19-Jul-17
LSA Type
¢ Type 1 (Router link) : LSA yang diterima dari router lain dalam satu
area dan berisi informasi router-id neighbor
¢ Type 2 (Network Link) : LSA yang diterima dan berisi IP dari DR
dalam satu area.
¢ Type 3 (Summary Network Link) : LSA yang dikirimkan oleh ABR
ke neighbor yang berisi ringkasan informasi network area lain dalam
satu AS
¢ Type 4 (Summary ASBR Link) : Menunjukkan link-state ID dari
router ASBR yang mengadvertise LSA type 5
¢ Type 5 (AS External Link) : LSA ini berisi informasi network external
AS yang diimpor ke OSPF diadvertise ke semua area (kecuali Stub
Area dan NSSA Area)
¢ Type 6 (Group Membership) : didefinisikan untuk Multicast OSPF
(MOSPF), routing protocol yang jarang digunakan
¢ Type 7 (Group Membership) : Membawa informasi network external
AS yang melewati NSSA
19-Jul-17
OSPF – LSA Standart Area
TYPE 3
TYPE 5
TYPE 4
19-Jul-17
OSPF – LSA STUB Area
TYPE 3
0.0.0.0/0
19-Jul-17
OSPF – LSA NSSA Area
TYPE 5 TYPE 7
0.0.0.0/0
TYPE 4
19-Jul-17
Routing Filter
¢ Hampir sama dengan IP firewall, routing bisa
mengimplementasikan filtering terhadap informasi
routing yang didistribusikan di setiap protocolnya.
¢ Mirip juga dengan IP firewall Urutan penempatan
rule sangat berpengaruh.
¢ OSPF memiliki chain default yang digunakan untuk
meletakkan filter :
l Chain built in atau chain default “OSPF-IN” adalah
chain untuk meletakkan filter informasi routing yang
masuk.
l Chain built in atau chain default “OSPF-OUT” aladah
chain untuk meletakkan filter informasi routing yang
keluar.
¢ Custom chain juga bisa dibuat sesuai kebutuhan
dengan menuliskan nama chain baru secara
manual.
19-Jul-17
OSPF-Filter
19-Jul-17
Routing Filter Chain
¢ Beberapa parameter yang diperlukan untuk melakukan
routing filter :
¢ Chain : Nama chain untuk meletakkan rule filter.
l ospf-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing OSPF yang
diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
l ospf-out – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan
diadvertise keluar oleh router dalam OSPF
l rip-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing RIP yang
diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
l rip-out – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan
diadvertise keluar oleh router dalam RIP
l mme-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing MME yang
diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
l connected-in – Letak chain default untuk menempatkan filter routing
Direct Connect (input).
l dynamic-in – Letak chain default untuk routing dynamic yang lain
(Selain routing protocol dan connect directly). Biasanya untuk routing
yang diinputkan dari ppp daemon.
19-Jul-17
Routing Filter Prefix & Prefix Lenght
¢ Prefix adalah segmen network yang ingin difilter
l Contoh :
• 0.0.0.0/0 – untuk memfilter default route
• 192.168.0.0/24 – jika tidak ada tambahan setting di preffix-
length maka akan melakukan filter network tersebut secara
spesifik.
• 192.168.0.0 – jika tidak ada prefix segmen maka dianggap
sebagai /32
¢ Prefix-Length adalah filter terhadap prefix-mask
dari parameter Prefix. Contoh :
l prefix=10.0.0.0/8 prefix-length=8-32
• Dari rule diatas cocok dengan 10.0.0.0-10.255.255.255
l prefix=8.8.0.0/16 prefix-length=16-32
• Dari rule diatas cocok dengan 8.8.0.0-8.8.255.255
19-Jul-17
Routing Filter - Action
¢ Accept – Menerima prefix routing
¢ Discard – tidak memasukkan prefix routing ke proses
pengolahan routing di FIB.
¢ Jump – Melemparkan prefix routing ke chain filter routing
yang lain.
l Jump Target – Chain tujuan yang baru.
¢ Log – Memasukkan informasi routing ke pesan Log
System.
¢ Passthrough – Meneruskan informasi routing untuk di
periksa di rule dibawahnya dalam chain yang sama.
¢ Reject – jika digunakan di Incoming Filter, prefix yang
masuk akan disimpan di memory tetapi tidak akan diaktif.
Jika Outgoing Filter, prefix tidak akan diproses sama
sekali.
¢ Return – Mengembalikan prefix routing yang sebelumnya
sudah terkena filter jump.
19-Jul-17
[LAB-7] OSPF – PPP Network
Internet Ether3: Area 1
Ether2: Ether2:
10.Y.1.2 STD AREA
10.Y.1.1 10.Y.2.1
10.10.10.100
R2
10.10.10.X
Ether3:
R1 10.Y.2.2
Y = Nomor Kelompok
X = Nomor Meja Area Backbone Ether3:
R3 10.Y.3.1
¢ Bangun network topologi seperti pada gambar
dan aktifkan PPPoE server di Ether3 R4.
¢ Tambahkan Jaringan yang menggunakan
protocol PPP untuk kasus kali ini kita akan
Ether2:
mencoba menggunakan network PPPoE 10.Y.3.2
¢ Gunakan Notebook sebagai client
PPPoE
Network Ether3 R4
19-Jul-17
OSPF – Filter PPP protocol
¢ OSPF juga bisa melakukan distribusi routing untuk
network point-to-point /32 (VPN / point-to-point
addressing).
¢ Karena sifatnya yang sangat dinamis perubahan struktur
jaringan VPN (PPP) akan semakin membebani kerja
protocol OSPF.
¢ Direkomendasikan untuk melakukan filter terhadap
network jenis ini.
¢ Untuk distribusi routing PPPoE di OSPF kita bisa
memasang IP Agregasi ke salah satu interface di router,
biasanya ip agregasi tersebut dipasang di interface
dimana service PPP dipasang.
¢ Atau bisa juga memasang static route dari network
VPN (PPP) mengarah ke router itu sendiri.
19-Jul-17
[LAB-7] OSPF - PPP Filter
Client 3 Client 4
R3
Client 2 Area 1
Ether3:
10.Y.3.1
Client 1
Ether2:
10.Y.3.2
PPPoE / VPN R4
Network Ether3
19-Jul-17
[LAB-7] OSPF-Filter
19-Jul-17
Load Balancing
1+1=2
1+1=1+1
1+1=½+½+½+½
1+1=¼+¼+¼+¼+¼+¼+¼+¼
Semakin banyak user, semakin banyak koneksi, pembagian
Load balance akan semakin rata dan mudah.
GATEWAY A GATEWAY B
MASQ
MASQ
ALGORITMA
PEMBAGI
TRAFIK
WLAN1 PPPoE
PPTP
WLAN1 PPPoE
PPTP