Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengaruh Fluktuasi Debit Terhadap Pola Fluktuasi Karbon Di Sungai Surabaya

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PENGARUH FLUKTUASI DEBIT

TERHADAP POLA FLUKTUASI KARBON


DI SUNGAI SURABAYA
Prihartanto
Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Fluctuation of carbon in rivers are considered to be reflection of their rivers
discharge fluctuation. To monitor carbon concentration fluctuation in Surabaya
river, several water samples were analyzed automatically in Automated Water Monitoring
System MERMAID (Marine, Environmental Remote-Controlled Monitoring and
Integrated Detection) for Total Inorganic Carbon (TIC) and Total Organic Carbon
(TOC). An inverse relationship with discharge was found in this study, relatively
high TIC and TOC observed at low discharge and low TIC and TOC in high
discharge. It shows dilution process of carbon organic and inorganic during rainy
seasons and accumulation process during dry seasons. Inorganic carbon (TIC) is
the dominant form of carbon transport in Surabaya river. The high amount of inorganic
-
suggesting basin-wide flushing with dominant allochthonous HCO3 from carbonate rocks
regions in Brantas basin.

Kata kunci: karbon anorganik total, fluktuasi debit, DAS

1. PENDAHULUAN kota Surabaya. Iklim di wilayah DAS ini didominasi


iklim monsoons. Di bagian timur Pulau Jawa hanya
1.1. Latar Belakang terjadi satu kali musim hujan selama bulan
November-April dengan rata-rata debit puncak
Untuk memantau kualitas air Sungai Brantas, telah sungai rata-rata tahunan sebesar 2220 mm. Debit
3 -1
dibangun stasiun pemantau kualitas air sungai puncak sungai yang terjadi sebesar 217 m /det
otomatis MERMAID (Marine, Environmental pada kondisi rata-rata tahunan selama periode
Remote-Controlled Monitoring and Integrated 1991-1996 (Jennerjahn et. al., 2003)
Detection) di sungai Surabaya yang merupakan
anak Sungai Brantas. Dari Sungai Surabaya air
sungai mengalir ke Kali Mas dan Sungai
Wonokromo sebelum akhirnya memasuki muara di
Selat Madura.
Beberapa parameter kualitas air sungai yang
dipantau adalah adalah Total Organic Carbon
(TOC) dan Total Inorganic Carbon (TIC). Fluktuasi
konsentrasi parameter-parameter tersebut sangat
dipengaruhi oleh fluktuasi debit sungai Brantas dan
anak-anak sungainya sebagai media pengecer
maupun transportasi nutrien dari hulu ke hilir.
Sungai Brantas yang memiliki Panjang 320 km Gambar 1 Stasiun Pematau Kualitas Air Sungai
2
dan luas DAS 11.050 km (dihitung berdasarkan otomatis MERMAID (Marine, Environmental
o o
koordinat 111 30’E hingga 112 45’E dan 7 20’S
o Remote-Controlled Monitoring and Integrated
o
hingga 8 20’S) merupakan salah satu sungai besar Detection) di sungai Surabaya
di pulau Jawa. Hulu Sungai Brantas berasal dari
gunung berapi Arjuno yang terbagi menjadi tiga Sekitar 40 km sebelum kota Surabaya, Sungai
cabang utama yang menuju pesisir. Sungai Porong Brantas terbagi menjadi dua cabang yaitu Sungai
dan Wonokromo merupakan cabang utama yang Surabaya kearah timur laut dan Sungai Porong ke
mengalir ke Selat Madura, sedangkan Kali Mas arah tenggara. Kedua sungai ini merupakan
mengalir ke dekat Selat Madura setelah melalui sarana transportasi sedimen utama ke arah laut.

___________________________________________________________________________________
106 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 106-111
Selama musim hujan hampir 80% air sungai yang untuk memenuhi kebutuhan listrik, irigasi dan
berasal dari Sungai Brantas dibuang ke arah pengendalian banjir di. Aktivitas utama penduduk
3 -1
sungai Porong dengan debit 600 m /det hingga yang berpengaruh pada kondisi ekologi di DAS
3 -1
mencapai 1200 m /det pada kondisi hujan yang Brantas adalah penebangan hutan, pertanian padi
ekstrim (Hoekstra et. al.,1989). Hal ini dilakukan yang intensif, pembuangan limbah domestik dan
untuk menghindari terjadinya banjir di kota industri, penambangan pasir, konversi hutan
Surabaya. mangrove penjadi pertambakan mengakibatkan
Kira-kira 10 km sebelum kota Surabaya, sungai turunnya rejim aliran dan meningkatkan kuantitas
Surabaya bercabang menjadi dua yaitu Kali Mas dan komposisi substansi dalam sungai yang

Gambar 2 Wilayah Studi di Sungai, Muara dan Laut sekitar Sungai Wonokromo dan Porong (Jennerjahn
et. al., 2003)

dengan volume air yang memasuki kota Surabaya tertransport oleh sungai ke Selat Madura.
relatif kecil dan sebagian lagi menuju Sungai
Wonokromo di arah tenggara (30 km sebelah 1.2. Tujuan Studi
Utara Sungai Porong) mengalir kearah Selat
Madura. Karena beban sedimen yang besar, Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
muara di Sungai Porong cenderung membentuk fluktuasi debit terhadap pola fluktuasi karbon
delta. Pada musim kering, aliran cenderung organik dan anorganik yang terpantau di stasiun
diarahkan ke kota Surabaya, dan debit ke Sungai pematau kualitas air sungai otomatis MERMAID,
Porong relatif rendah (Hoekstra,1989). serta mengetahui proses akumulasi dan
Diperkirakan 16 juta orang hidup di sekitar pengenceran karbon yang terjadi di Sungai
Sungai Brantas. Karena perkembangan penduduk Surabaya.
yang sangat tinggi di DAS Brantas, sekitar tahun
1970-1980 dibangun beberapa dam dan reservoir

___________________________________________________________________________________
Pengaruh Fluktuasi Debit Terhadap...............(Prihartanto) 107
2. BAHAN DAN METODE bagian dari muara Sungai Brantas. Air dipompakan
dari sungai ke internal water loop dimana air
2.1. Titik Sampling disirkulasikan dengan kecepatan konstan 1
m/detik. Kecepatan aliran ini akan menurun karena
Data kualitas air utama yang akan dievaluasi tumbuhnya bakteri pada sensor-sensor dan
adalah parameter Total Organic Carbon (TOC) dan permukaan tabung. Untuk itu sensor-sensor akan
Total Inorganic Carbon (TIC). Pengambilan sampel dicuci secara otomatis dan periodik dengan air
dan analisisnya diambil secara kontinyu di stasiun bersih, air bercampur asam maupun proses
pemantauan kualitas air MERMAID menggunakan klorinasi untuk mencegah terjadinya biofouling.
metode standard spektrofotometri. Stasiun Dalam kondisi tertentu, pompa air akan mengalami
pemantauan kualitas air tersebut terletak antara penurunan debit akibat menurunnya efisiensi
Bendung Gunungsari dan Bendung Jagir di sungai pompa, dalam kondisi ini dilakukan penggantian
Surabaya. Titik pengambilan sampel air diambil di pompa submersible sehingga selalu didapatkan
stasiun pemantauan kualitas Air MERMAID yang kecepatan konstan 1 m/detik.
terletak + 50 sebelum Bendung Jagir. Modul-modul yang terdapat pada sistem
Bendung Jagir terletak di hilir Bendung MERMAID ini terdiri atas modul perangkat
Gunungsari yang bertujuan meninggikan muka air pembersihan, modul perangkat klorinasi dan modul
sungai Surabaya yang berfungsi untuk perangkat untuk analisa kimia. Air terlebih dahulu
memberikan air ke intake PDAM Ngagel Surabaya disaring menggunakan filter dalam bentuk pita
3
sebesar 3 m /dt. Mengalihkan aliran Sungai yang beroperasi secara otomatis sebelum dialirkan
Surabaya ke Kali Mas melalui pintu air Wonokromo pada proses analisa nutrien dan TOC analyzer.
untuk suplai air irigasi, industri dan penggelontoran Pada modul perangkat analisa kimia parameter-
kota. parameter yang diukur secara periodik adalah
NO3, PO4, Total Organic Carbon (TOC) dan Total
2.2. Metode Pengukuran Inorganic Carbon (TIC). Pengambilan dan
pengukuran data untuk parameter-parameter kimia
Data kualitas air utama yang akan dievaluasi dilakukan setiap 2 jam sekali secara otomatis.
adalah parameter Total Organic Carbon (TOC) dan Nutrient analyzer yang digunakan pada modul ini
Total Inorganic Carbon (TIC) yang merupakan menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip
rata-rata harian dari masing-masing parameter spektrofotometri.
tersebut. Data harian dihitung berdasarkan rata-
rata konsentrasi yang diukur setiap 2 jam sekali.
Parameter ini diukur melalui stasiun pemantau
kualitas air MERMAID (Marine, Environmental
Remote-Controlled Monitoring and Integrated
Detection) (Schroeder et. al., 2004). Sistem ini
memungkinkan untuk mengambil sampel air
secara menerus dan otomatis serta menghasilkan
data tepat waktu (real time). Dengan teknologi ini,
data kualitas air disimpan pada server database
yang terdapat pada stasiun pemantau kualitas air
yang terletak di tepi sungai Brantas. Data yang
tersimpan dalam database ditransmisikan ke ftp
server melalui saluran telpon, dengan demikian
data kualitas air dapat diobservasi dari jarak jauh
dengan mengakses ftp server melalui jaringan
internet. Gambar 3 Diagram Proses Sistem Pemantau
Stasiun pemantau kualitas air dengan sistem Kualitas Air MERMAID (Sumber: Schroeder et. al.,
MERMAID Brantas terdiri dari beberapa sistem 2004)
monitoring modular yang terdiri dari beberapa Disamping parameter-parameter kimia,
sensor dan instrumen yang diprogram untuk parameter-parameter fisik yang diukur dengan
mengukur, menganalisa dan mengambil sampel sistem ini adalah oksigen terlarut, pH, turbidity,
secara periodik secara otomatis. Sistem ini konduktivitas, debit aliran pada loop, temperatur
merupakan fully automated flow through system dan tekanan air. Parameter-parameter fisik diambil
dengan beberapa sensor dan analyzer otomatis dan diukur secara otomatis setiap 10 menit sekali
yang berbeda-beda. Stasiun pemantau ini secara periodik dan menerus. Sedangkan
diletakan di salah satu sisi Sungai Surabaya yang parameter biologi yang diukur adalah parameter
merupakan anak Sungai Brantas yang merupakan

___________________________________________________________________________________
108 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 106-111
klorofil. Secara lengkap system MERMAID Brantas terjadi pada konsentrasi karbon organik (TOC)
diperlihatkan pada Gambar 3. yang relatif rendah pada musim hujan dan
Data debit diambil dari stasiun pengukuran meningkat pada musim kemarau. Konsentrasi
debit Perum Jasa Tirta 1 (PJT1) di Gunungsari. karbon organic(TOC) terendah terukur pada
Data debit yang diambil adalah data debit harian musim hujan sebesar 0,000 mg/L dan tertinggi
rata-rata selama tahun 2003. 24,110 mg/L (2009.17 µMol/L) pada musim hujan.
Pola debit rata-rata harian sungai Surabaya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2003 yang diukur di stasiun
Gunungsari memperlihatkan adanya peningkatan
Hasil pengukuran Total Organic Carbon (TOC) dan debit sungai pada musim hujan bulan Januari
Total Inorganic Carbon (TIC) memperlihatkan hingga bulan Mei 2003 dengan pola fluktuasi yang
bahwa konsentrasi TIC lebih besar daripada TOC besar. Debit sungai tertinggi yang terukur di
3
yang menunjukkan bahwa proporsi karbon Gunungsari sebesar 209,35 m /detik pada bulan
anorganik lebih besar daripada karbon organik. Maret 2003 dan terendah terukur sebesar 11,00
3
Konsentrasi TIC tertinggi terukur pada musim m /detik pada awal bulan Agustus hingga
kering sebesar 45,160 mg/L (3763.33 µMol/L) dan pertengahan bulan Oktober 2003. Pada awal bulan
terendah 19,267 mg/L (1605.58 µMol/L) pada November 2003 debit sungai cenderung meningkat
musim hujan dengan kecenderungan TIC rendah kembali karena meningkatnya curah hujan.
pada musim hujan dan meningkat pada musim Meningkatnya karbon organik maupun
kering. Hal ini memperlihatkan adanya anorganik pada musim kemarau menunjukkan
kecenderungan proses pengeceran karbon bahwa konsentrasi karbon di sungai Surabaya
anorganik pada musim hujan seperti diperlihatkan relatif tidak dipengaruhi oleh proses tranportasi
pada Gambar 4. Kecenderungan yang sama karbon dari hulu ke hilir akibat peningkatan debit

50.00 250.00

45.00

40.00 200.00

35.00
TOC/TIC (mg/L)

Debit m 3 /detik
30.00 150.00

25.00

20.00 100.00

15.00

10.00 50.00

5.00

0.00 0.00
12/1/2002
12/11/2002
12/21/2002
12/31/2002
1/10/2003
1/20/2003
1/30/2003
2/9/2003
2/19/2003
3/1/2003
3/11/2003
3/21/2003
3/31/2003
4/10/2003
4/20/2003
4/30/2003
5/10/2003
5/20/2003
5/30/2003
6/9/2003
6/19/2003
6/29/2003
7/9/2003
7/19/2003
7/29/2003
8/8/2003
8/18/2003
8/28/2003
9/7/2003
9/17/2003
9/27/2003
10/7/2003
10/17/2003
10/27/2003
11/6/2003
11/16/2003

Tanggal Pengukuran

Debit m3/detik TOC Harian Rata-Rata TIC Harian Rata-Rata

Poly. (Debit m3/detik) Poly. (TIC Harian Rata-Rata) Poly. (TOC Harian Rata-Rata)

Gambar 4 Fluktuasi TOC dan TIC yang terukur di Stasiun Pengukuran MERMAID (Prihartanto, 2006) serta
Debit Sungai Surabaya Hasil Pengukuran Perum Jasa Tirta 1 (PJT 1) di Stasiun Gunungsari Selama Tahun
2003

___________________________________________________________________________________
Pengaruh Fluktuasi Debit Terhadap...............(Prihartanto) 109
-
sungai Surabaya pada saat musim hujan. oleh ion HCO3 sehingga akan meningkatkan
Penurunan konsentrasi karbon lebih dipengaruhi konsentrasi karbon anorganik di dalam sungai.
oleh proses pengenceran karbon organik maupun Diperkirakan sumber utama dari karbon anorganik
anorganik pada musim hujan. terlarut berasal dari batuan kapur yang terlarut ke
-
Komposisi karbon organik maupun anorganik dalam air sungai yang membentuk ion HCO3 .
yang terukur pada musim hujan Desember 2005 di Pada Gambar 6, tampak bahwa pH air Sungai
beberapa titik dari hulu hingga hilir di sungai cenderung mengalami penurunan pada musim
Brantas diperlihatkan pada Gambar 5. Pada hujan dan peningkatan pada musim kemarau
gambar tersebut diperlihatkan komposisi namun tetap berada pada kisaran pH dimana
-
Particulate Organic Carbon (POC), Particulate karbonat dalam air tetap didominasi ion HCO3 .
Inorganic Carbon (PIC), Dissolved Organic Carbon
(DOC) dan Dissolved Inorganic Carbon (DIC).

3,000

2,500
Konsentrasi uMol/L

2,000
POC
PIC
1,500
DOC
1,000 DIC

500

-
Jemb. Gadang

Jembatan Porong
Bendung Mrican

Lengkong

Bendung Gunung
Karangkates

Bendung Lodoyo

Bendung
Jembatan

Sari

Lokasi Sampling (Hulu - Hilir)

Gambar 5 Komposisi POC, PIC, DOC dan DIC dari Hulu Hingga Hilir Sungai Brantas pada Musim Hujan
Bulan Desember 2005 (Sumber: Aldrian et. al., 2005)

Tampak bahwa proporsi karbon anorganik


8.5
terlarut (DIC) relatif tinggi di semua titik
8
pemantauan sepanjang sungai Brantas hingga
pH Rata-rata Harian

7.5
mencapai 2532,74 µMol/L di Jembatan
7
Karangkates dan terendah terukur 1.368,78 µMol/L
6.5 y = -0.0046x + 182.07
di Bendung Lodoyo. Konsentrasi karbon organik R2 = 0.709
6
terlarut (DOC) terendah terukur di Bendung Mrican
5.5
sebesar 355,52 µMol/L dan tertinggi 1037,41
5
µMol/L di Jembatan sungai Porong. Dengan
3/21/2003

4/4/2003

4/18/2003

5/2/2003

5/16/2003

5/30/2003

6/13/2003

6/27/2003

7/11/2003

7/25/2003

8/8/2003

8/22/2003

9/5/2003

9/19/2003

10/3/2003

demikian komposisi karbon terlarut maupun karbon


total di sungai Brantas lebih didominasi oleh
Waktu Sampling
karbon anorganik.
Dengan relatif tingginya nilai DIC dibandingkan
dengan nilai PIC, POC dan DOC serta nilai pH Gambar 6 Fluktuasi pH di Stasiun Pengukuran
sungai Surabaya pada rentang minimum 6,22 MERMAID di Sungai Surabaya Selama Bulan
hingga maksimum 7,91 seperti diperlihatkan pada
Gambar 6, maka karbonat dalam air didominasi

___________________________________________________________________________________
100 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 106-111
Maret-Oktober 2003 yang terukur di Stasiun DAFTAR PUSTAKA
MERMAID tahun 2003
Aldrian, E., Chen-Tung, C.A., Adi, S., Sudiana, N.,
Dengan tingginya nilai DIC disemua titik Prihartanto, Nugroho, S.P., 2006. Spatial and
pemantauan sepanjang Sungai Brantas dari hulu seasonal dynamics of riverine carbon fluxes of
ke hilir diperkirakan adanya beberapa sumber the Brantas catchment in East Java. SARCS
karbon anorganik yang berasal dari deposit batu Report, 2006
kapur yang berada di dalam DAS Brantas. Pada
penelitian ini diduga deposit batu kapur yang Hoekstra, P., 1989. Hydrodinamics and
memiliki kontribusi ke dalam DAS Brantas berada depositional processes of the Solo and Porong
di sekitar Turen, Tulungagung dan Pegunungan Deltas, East Java. Indonesia. Proceeding of the
Kendeng di bagian Utara DAS. KNGMG Symposium “Coastal Lowlands,
Deposit batu kapur dari wilayah Turen diduga Geology and Geotechnology”, Kluwer.
memiliki kotribusi terhadap tingginya nilai DIC di Dordrecht, 1989, hal. 161-173
sungai Brantas yang berada di sekitar wilayah
Malang hingga Waduk Karangkates seperti Hoekstra, P., Nolting, R.F., van der Sloot, H.A.,
diperlihatkan pada Gambar 5. Tingginya nilai DIC 1989. Supply and dispertion of water and
di dalam waduk dan turunnya nilai DIC setelah suspended matter of the river Solo and Brantas
melalui waduk tersebut menunjukkan adanya into the coastal waters of East Java, Indonesia.
-
penjebakan HCO3 karena keberadaan waduk. Netherlands Journal of Sea Research 23, 1989,
Konsentrasi karbon anorganik mengalami hal. 501-515
peningkatan kembali dari waduk Karangkates
menuju bendung Lengkong di wilayah Mojokerto Jennerjahn, T.C., Ittekot, V., S. Klöpper, S. , Adi,
-
yang diduga akibat adanya akumulasi HCO3 dari S., Nugroho, S.P., Sudiana, N., Yusmal, A.,
Waduk Karangkates dan penambahan konsentrasi Prihartanto, Caye-Haake, B., 2003.
-
HCO3 yang melalui wilayah deposit kapur disekitar Biogeochemistry of a tropical river affected by
Tulungagung, Blitar. human activities in its catchment: Brantas River
-
Kontribusi HCO3 dari wilayah deposit kapur estuary and coastal waters of Madura Strait,
disekitar Pegunungan Kendeng yang berada Java, Indonesia. Estuarine Coastal and Shelf
dalam wilayah DAS Brantas diduga juga Science 60, 2003, hal. 503-514
-
meningkatkan konsentrasi HCO3 di Sungai
Surabaya dan Sungai Porong. Prihartanto, 2006. Pola Fluktuasi Karbon dan
Nutrien di Badan Air Sungai Brantas, Teknologi
Pengelolaan Sungai. Jurnal Alami Vol. 11
4. KESIMPULAN Nomor 1 Tahun 2006, BPPT – Hans Seidel
Foundation, Jakarta 2006, hal 30 – 35
Meningkatnya karbon organik maupun anorganik
pada musim kemarau di sungai Brantas kurang Schroeder, F., Knauth, H.-D., Pfeiffer, K., Nohren,
dipengaruhi oleh tranportasi karbon dari hulu ke I., Duwe, K., Jennerjahn, T., Adi, S., Agus, D.,
hilir akibat peningkatan debit sungai Brantas pada 2004. Water quality monitoring of the Brantas
saat musim hujan. Penurunan konsentrasi karbon Estuary, Indonesia. Proseding Konferensi IEEE
di sungai Brantas pada saat musim hujan lebih Techno-Ocean 2004, Volume 1, 2004, hal : 115
dipengaruhi oleh proses pengenceran karbon – 120.
organik maupun inorganik pada musim hujan.
Komposisi karbon terlarut maupun karbon total
di sungai Brantas lebih didominasi oleh karbon
anorganik. Sumber utama dari karbon anorganik
terlarut berasal dari batuan kapur yang terlarut ke
dalam air sungai yang sebagian besar dalam
-
bentuk HCO3 yang ditandai dengan tingginya nilai
DIC dan nilai pH sungai pada rentang minimum
6,22 hingga maksimum 7,91.

___________________________________________________________________________________
Pengaruh Fluktuasi Debit Terhadap...............(Prihartanto) 111

You might also like