Bab Ii Analisa Perhitungan
Bab Ii Analisa Perhitungan
Bab Ii Analisa Perhitungan
ANALISA PERHITUNGAN
1. Perhitungan luas petak irigasi untuk petak tersier, petak sekunder, dan petak
primer.
2. Perhitungan debit air untuk saluran tersier, saluran sekunder, saluran primer.
Rumus :
Q = A . NFR . C
e
dimana :
16
(Standar Perencanaan Irigasi KP-05, Dept. PU Dirjen Pengairan, 2010)
A = (b + m.h) h ( m2 )
A = Q/V ( m2 )
Luas Penampang (A)
A = Q/V ( m2 )
Lebar Dasar Saluran (b)
b=n.h (m)
Keliling Penampang Basah (P)
P = b + 2h √ m2 +1 (m)
Tinggi Air Jagaan (W)
W = 0,3085 + 0.25h (m)
Lebar Muka Air (T)
T = b + 2mh (m)
Lebar Atas Saluran (B)
B = b + 2m (h + W) (m)
Jari – Jari Hidrolis (R)
R = A/P (m)
Kemiringan (I)
V
¿2
kx R 2 /3
(%)
I =¿
Dimana :
V = Kecepatan Aliran (m/dtk)
K = Koefisien kekasaran srickler
I = Kemiringan Rencana Saluran (%)
R = Jari –Jari Hidrolis (m)
A = Luas Penampang Saluran Yang Tegenang Air (m2)
h = Kedalaman Air dalam Saluran (m)
m = Kemiringan Melintang Dinding Saluran
b = Lebar Dasar Saluran (m)
n = Perbandingan Lebar dasar Saluran dengan kedalaman Air (m)
W = Tinggi Jagaan / Working (m)
B = Lebar Atas Saluran (m)
P = Keliling Basah Saluran (m)
(Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (533-541) ISSN: 2337-6732)
P = A+a+b+c+d+e+f+g+h+i+j+k+l+m
Dimana :
a = Elevasi Sawah Tertinggi
b = Tinggi Genangan air
c = kehilangan tekanan dari saluran kuarter ke sawah
d = kehilangan tekanan dari saluran tersier ke kuarter
e = kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke tersier
f = kehilangan tekanan dari saluran primer ke sekunder
g = kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer
h = kehilangan tekanan di pintu-pintu
i = kehilangan tekanan di box kuarter
j = kehilangan tekanan di box tersier
k = kehilangan tekanan pada intake
l = kehilangan tekanan karena ekploitasi
m = kehilangan tekanan pada alat ukur debit
(Standar Perencanaan Irigasi KP-05, Dept. PU Dirjen Pengairan, 2010)