Tugas Lean Accounting 2
Tugas Lean Accounting 2
MAKALAH
Lean Accounting
KELOMPOK 4 :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan kami Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan petunjukNya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah berjudul Lean Accounting. Penyusun membuat makalah ini dengan tujuan
memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Biaya serta menambah wawasan bagi
penyusun serta pembaca makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen mata kuliah
Manajemen Biaya yang telah memberikan tugas makalah ini dan membimbing kami,
sehingga kami dapat mengetahui dan memahami tentang konsep Lean pada perusahaan.
Kami berterima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan dalam
mengerjakan makalah ini, serta ucapan terimakasih kami kepada teman-teman, karena dengan
mereka juga kami bisa saling bertukar informasi untuk menyelesaikan tugas ini. Penyusun
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Kami mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat kesalahan kata ataupun
kekurangan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ataupun pembahasan makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk
memperoleh kesimpulan yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam dunia perindustrian saat ini, baik industri manufaktur maupun jasa diperlukan
komitmen perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai
aspek agar perusahaan dapat mengefektifkan proses dan mengefisienkan biaya-biaya yang
keluar dalam proses produksi sehingga produktifitas terus meningkat dan tidak ada
pemborosan didalamnya. Tujuan dari mengefektifkan proses adalah agar perusahaan dapat
memproduksi dan mengirim produk secara tepat waktu. Fokus utama dari perusahaan
manufaktur adalah profit , bagaimana menghasilkan profit yang tinggi dengan biaya yang
rendah. Efisiensi sangat diperlukan untuk tujuan tersebut , oleh karena itu diperlukan sistem
yang membuat aktivitas produksi menjadi efisien. Salah satu upaya untuk membuat kegiatan
produksi menjadi efisien adalah sistem lean. Lean merupakan upaya yang dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk mencegah serta menghilangakan pemborosan sehingga bisa
meningkatkan nilai tambah produk untuk konsumen. Konsep lean ini akan tergambar jelas di
lapangan pada tingkat rasio nilai tambah terhadap pemborosan.
Terkait dengan pemborosan tentu semua perusahaan ingin terbebas dari pemborosan.
Apabila pemborosan dapat diminimalkan maka income tiap bulan atau modal perusahaan
dapat bertambah. Lean merupakan suatu konsep yang digunakan untuk menghilangkan
permborosan yang telah dilakukan dalam suatu perusahaan . pemborosan yang dilakukan
adalah semua hal yang tidak pernah memberikan tambahan nilai produk yang dihasilakan
Bila perusahaan tidak ingin menanggung biaya yang berlebihan maka harus bisa
mencari beberapa hal untuk dihikangkan agar tidak terjadi pemborosan. Kasus yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan operasional suatu perusahaan adalah
pemborosan waktu dan tenaga . Pemborosan lainnya mungkin terjadi karena penggunaan
peralatan yang dirasa tidak begitu penting bagi perusahaan atau saat proses produksi.Adanya
pemborosan tidak mungkin semuanya akan dibebankan kepada konsumen. Bila semua
pemborosan yang dilakukan oleh perusahaan dibebankan kepada konsumennya tentu saja
mereka akan pergi dan tidak mau membeli produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Selain itu , konsep lean juga sangat berfungsi untuk bisinis masa kini yang mana
bisnis masa kini dipenuhi oleh persaingan ketat. Konsep lean termasuk dalam continuous
improvement (CI) yang mana apabila bisnis secara konsisten melaksanakan CI maka bisnis
akan memenangkan hati pelanggan.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Lean Manufacturing
Lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki ciri pengiriman produk yang
benar dalam jumlah yang benar, dengan kualitas yang benar (tanpa cacat), pada waktu yang
tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya serendah mungkin.
Lean manufacturing memang menjadi bagian yang sangat penting untuk perusahaan
sekalipun tidak semua perusahaan membutuhkan konsep ini. Dalam perkembangannya lean
dianggap sebagai pendekatan sistemik maupun sistematis yang berfungsi untuk identifikasi
untuk menghilangkan semua pemborosan biaya produksi maupun semua aktivitas yang tidak
bermanfaat. Dalam konsep ini maka akan dilakukan cara mengalirkan produk maupun
informasi yang menggunakan sistem tarik dari pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal untuk mendapatkan keunggulan dan kesempurnaan produk yang dihasilkan
perusahaan. 2. Mengapa butuh Lean Manufacturing? Sebenarnya tidak semua perusahana
membutuhkan konsep ini seperti yang dijelaskan diatas, namun banyak pula perusahaan yang
menggunakan cara ini untuk meningkatkan kualitas produk maupun untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan atau konsumennya. Perusahaan sering mengalami masalah untuk
mengubah berbagai hal yang ada dalam organisasi tersebut. Berbagai masalah tersebut
kemudian akan muncul dan berhubungan dengan kegiatana operasional perusahaan.
Lean manufacturing berbeda karena lima prinsip pemikiran lean berikut ini :
1. Menspesifikasikan nilai tiap produk secara tepat.
2. Mengidentifikasi “arus nilai” untuk tiap produk.
3. Menciptakan arus nilai tanpa gangguan.
4. Memungkinkan pelanggan menciptakan nilai dari produsen.
5. Mengejar kesempurnaan.
3
2.1.1 Latar Belakang Lean Manufacturing
Beberapa masalah yang menyebabkan perusahaan membutuhkan lean manufacturing
diantaranya adalah:
Memiliki karyawan yang kurang disiplim membuat pekerjaan kator menjadi tidak
beraturan. Seharusnya karyawan mendapatkan pelatihan atau training agar mereka memiliki
kedisiplinan, etos kerja yang baik dan menjadi karyawan yang protensial. Ketika karyawan
tidakbisa disiplin, inilah yang menyebabkan pemborosan biaya tenaa kerja.
Buah apa anda memiliki banyak karyawan namun tidak professional, sebaiknya anda
buang mereka semua dan coba rekrut karyawan yang professional dalam jumlah sedikit.
Mereka jauh lebih bermanfaat dibandingkan karyawan banyak namun tidak memilik jiwa
professional.
Karyawan yang tidak mampu melaksanakan kerjanya dengan efektif dan efisien
Kurangnya memanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan
produk berkualitas
Beberapa hal tersebut membuat perusahaan tidak bisa memproduksi barang yang berkualitas
dan akan menyebabkan pemborosan biaya produksi.
Ada beberapa alat yang digunakan dalam lean manufacture diantaranya adalah:
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat peta alur produksi
maupun alur informasi yang didapatkan perusahaan untuk memproduksi produk yang
bermutu. Semua kegiatan operasional. Semua informasi yang didapatkan akan dipetakan
dalam gambar yang sangat sederhana. Gambar tersebut mencakup input dan output,
proses pembuatan barang maupun keberadaan konsumennya. Value Strean Mapping ini
juga digunakan untuk menilai dan meneliti adanya pemborosan yang terjadi. Dengana
danya konsep ini maka perusahaan bisa membangun sense of urgency yang meliputi
4
beberapa anggota suatu organisasi dan juga digunakan sebagai alat komunikasi
untukmemperlancar implementasi Lean tersebut.
b. Kaizen
Kaizen merupakan suatu perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan dan tidak
terhenti sampai apa yang diinginkan tercapai. Perbaikan ini akan berkesinambungan
untuk meningkatkan perbaikan terhadap produk, proses maupun pelayanan yang
dilakukan sepanjang waktu. Kaizen akan mengurangi pemborosan yang tidak penting dari
suatu perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, meningkatkan
kualitas suatu produk maupun memingkatkan produktivitas sumber daya manusia
didalamnya.
5
Penerapan lean manufacturing memicu kebutuhan akan lean accounting, karena
metode akuntansi tradisional tidak dapat mengakomodir kebutuhan informasi bagi industri
yang beroperasi berdasarkan falsafah lean. Dalam perkembangannya, lean accounting tidak
hanya diaplikasikan pada perusahaan manufaktur saja, namun telah merambah ke jenis
industri lain, seperti organisasi penyedia jasa keuangan, kesehatan, pemerintahan dan
pendidikan.
Selanjutnya Guan et al., (2009) menyatakan bahwa terdapat dua tujuan utama lean
manufacturing, yaitu mengeliminasi item-item yang tidak bernilai tambah dan
menciptakan nilai bagi pelanggan. Fokus lean manufacturing meliputi nilai pelanggan,
value stream, aliran produksi, demand-pull, dan kesempurnaan.
6
Value stream meliputi semua kegiatan, baik yang bernilai tambah maupun tidak, yang
diperlukan sejak produk mulai dipesan pelanggan atau produk mulai dirancang hingga
produk sampai ke tangan pelanggan. Analisis value stream memungkinkan pemborosan dapat
diidentifikasi dan dihapus.
Dengan demikian lean manufacturing dapat waktu tunggu dan waktu perpindahan
secara dramatis serta memungkinkan dilakukannya produksi dalam jumlah sedikit dengan
berbagai variasi produk.
Menurut Maskell dan Baggaley (2006), dalam mendukung lean manufacturing, lean
accounting mempunyai visi sebagai berikut :
Pertama, lean accounting menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu, dan
mudah dipahami untuk memotivasi transfomasi falsafah lean ke seluruh bagian
organisasi, dan dalam rangka pengambilan keputusan yang bertujuan
meningkatkan nilai bagi pelanggan, pertumbuhan, profitabilitas, dan arus kas.
Kedua, lean accounting adalah mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak
bernilai tambah dengan tetap mempertahankan pengendalian finansial
menyeluruh.
Ketiga, lean accounting patuh pada prinsip- prinsip akuntansi berterima
umum, regulasi pelaporan ekstern, dan persyaratan pelaporan intern.
Keempat, lean accounting mendukung lean culture dengan mendorong
investasi pada sumberdaya manusia, menyediakan informasi yang relevan dan
actionable, serta memberdayakan continuous improvement (CI) pada setiap
tingkatan dalam organisasi.
Selain itu penggunaan satu tarif overhead bersama untuk multi-produk juga akan
menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi. Oleh karena itu diperlukan perubahan dalam
pembebanan biaya produk dan pengendalian operasi jika perusahaan beralih menggunakan
sistem lean manufacturing yang berbasis value stream.
Dalam mengaplikasikan konsep lean dalam akuntansi, tidak diperlukan lagi metode-
metode akuntansi manajemen tradisional, seperti standard costing, activity-based costing,
analisis selisih, penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, sistem pengendalian transaksi
yang kompleks, dan pelaporan keuangan yang membingungkan dan tidak tepat waktu.
7
Hal-hal tersebut digantikan oleh teknik-teknik berikut ini: penentuan harga pokok
berdasarkan beban langsung value streams; dan pelaporan keuangan yang tepat waktu dengan
bahasa sederhana yang dapat dipahami oleh semua orang dalam organisasi.
VS penyelesaian pesanan berfokus pada penyediaan produk yang ada saat ini pada
pelanggan saat ini. Kegiatan-kegiatannya meliputi penerimaan pesanan, perpindahan,
pengubahan bahan baku menjadi produk jadi, hingga produk sampai ke tangan pelanggan.
VS produk baru berfokus pada pengembangan produk baru untuk pelanggan baru,
VS marketing berfokus pada penyediaan produk yang ada saat ini kepada pelanggan
baru.
Lean accounting melaporkan biaya dan laba dengan menggunakan VS costing system,
yang berisi ringkasan sederhana mengenai biaya langsung dari VS tersebut. Biaya VS
dikumpulkan setiap minggu dengan sangat sedikit atau bahkan tanpa alokasi overhead,
karena semua biaya yang dilaporkan merupakan biaya langsung, sehingga perhitungan harga
pokok produk akan menjadi lebih akurat.
Hasilnya adalah informasi keuangan yang mudah dipahami oleh semua orang yang bekerja
dalam VS tersebut sehingga keputusan yang didasarkan pada informasi itu juga menjadi lebih
baik, dan terdapat akuntabilitas yang jelas atas biaya dan profitabilitas VS tersebut.
VS costing system bukan tanpa kelemahan. Penugasan karyawan secara eksklusif pada
satu VS saja mungkin sulit dilakukan. Beberapa karyawan dapat saja bekerja pada lebih dari
satu VS. Maka pembebanan biayanya harus dibagi sesuai dengan proporsi waktu yang
dihabiskannya dalam VS tertentu. Selain itu tetap ada orang-orang yang berada di luar VS,
seperti manajer pabrik, sehingga biayanya harus dialokasikan ke seluruh VS yang menikmati
jasanya. Kelemahan terakhir adalah bahwa VS tidak praktikal jika diterapkan pada semua
jenis produk. Biasanya penerapan VS adalah pada kelompok produk
8
seperti manajer divisi, manajer pabrik, staf personalia, staf pada sistem informasi dan lain-
lain. Biasanya biaya staf pendukung ini relatif kecil dibandingkan biaya value stream.
Untuk pelaporan ekstern, laporan laba rugi value stream digabungkan dengan biaya
staf pendukung yang kemudian menghasilkan laporan keuangan divisi. Kadang kala beberapa
penyesuaian diperlukan untuk menjadikan laporan keuangan ini sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum (PABU), misalnya penyesuaian untuk perubahan persediaan dan
laba/rugi selisih kurs. Salah satu aspek pengendalian finansial adalah evaluasi terhadap
persediaan. Jadi pelaporan keuangan untuk pihak ekstern dengan menggunakan lean
accounting telah sesuai dengan PABU, bahkan dengan International Accounting Standards
(IAS).
Ketika metode akuntansi tradisional diubah menjadi lean accounting, tidak akan ada
perubahan akuntansi karena pelaporan akuntansi dengan lean accounting juga berbasis
akrual, sama dengan yang disyaratkan PABU. Bahkan semua yang dilaporkan lean
accounting adalah biaya aktual, sedangkan akuntansi tradisional menggunakan biaya standar
yang masih harus disesuaikan menjadi biaya aktual untuk tujuan pelaporan ekstern.
Pada tahap awal lean, penting untuk menerapkan lean improvement di seluruh
organisasi; dan tidak ada tempat yang lebih sesuai daripada proses akuntansi (accounting). Ini
termasuk penutupan akhir bulan, hutang dagang, piutang, gaji, akuntansi biaya, pelaporan
biaya, dan sebagainya. Ada tiga alasan untuk menerapkan metode lean improvement pada
proses akuntansi (accounting):
9
Seperti kebanyakan metode lean lainnya, Lean Accounting telah dikembangkan untuk
mendukung perusahaan manufaktur, dan sebagian besar penerapan Lean Accounting telah
berada di dalam organisasi manufaktur. Seiring perkembangannya, metode lean banyak
diterapkan ke industri lain seperti contoh; layanan keuangan, kesehatan/ healthcare,
pemerintahan, dan pendidikan, disana Anda akan menemukan beberapa contoh awal
penerapan Lean Accounting di industri perusahaan tersebut.
Adapun contoh soal perusahaan yang menerapkan lean accounting dalam mendukung lean
enterprise sebagai strategi bisnis seperti Toyota, Ford, Intel, Nike dll. Dari penerapan metode
lean terhadap proses akuntansi, pengendalian, dan pengukuran tidak hanya bisa diterapkan di
perusahaan besar seperti contoh-contoh dari perusahaan tersebut, akan tetapi juga bisa
dilakukan dalam bisnis kecil.
Penerapan lean dalam sebuah perusahaan memang terbukti dapat mengurangi biaya
dalam perusahaan dengan memaksimalkan sumberdaya dan tetap terfokus kepada kendali
mutu perusahaan dengan tujuan akhir adalah kepuasan dari pelanggan. Dalam manufaktur
penerapan lean banyak terfokus kepada aktivitas produksi, dengan melakukan aktivitas
perbaikan secara berkelanjuan untuk mencapai kesempurnaan produktivitas melalui kegiatan
kaizen dengan menggunakan metode ilmiah seperti lingkaran PDCA serta mengikutsertakan
setiap karyawan dalam aktivitas perbaikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa produk yang memiliki kualitas bagus adalah cara
bagaimana perusahaan dapat bertahan dengan persaingan bisnis. Kendali mutu dalam
produksi harus dilakukan dengan semaksimal mungkin melalui penerapan lean tools serta
metode lean, hal ini ber tujuan agar mutu baik itu produk maupun layanan yang diberikan
dapat mencapai tingkat kepuasan pelanggan.
Cost dalam aktivitas prusahaan, merupakan momok bagi perusahaan itu sendiri,
semakin berusaha untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh pelanggan, tidak sedikit
dari perusahaan behkan berani mengeluarkan biaya melebihi dari budget yang telah
10
disepakati dalam rancangan bisnis usaha. Melalui penerapan lean manufacturingmelalui
aktivitas perbaikan secara terus menerus, diharapkan dapat mengurangi biaya produksi
dengan meminimalisir aktivitas tidak bernilai (NVA) serta meningkatkan kegiatan maupun
proses bernilai (VA).
c. Meminimalisir inventory .
Tidak sedikit dari maufaktur menyiapkan inventori pada alur produksi untuk
mencegah kekurangan material ketika proses produksi berjalan, akan tetapi inventory tersebut
sebenarnya justru akan membuat perusahaan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Hal ini
dapat terjadi karena inventory yang tidak sesuai akan membuat perusahaan menyiapkan area
dan hal tersebut juga membutuhkan tambahan biaya, serta sumberdaya yang lebih dari
perhitungan awal. Penerapan lean manufacturing, menganggap bahwa inventory adalah
bagian dari pemborosan, olehkarena itu melalui system serta metode ilmiah yang dilakukan
oleh lean adalah bagaimana cara mengurangi serta menghilangkan inventory tersebut dengan
menciptakan alur produksi yang lancar , baik itu menggnakan pull system maupun push
system.
Pondasi awal dalam penerapan lean pada perusahaan adalah dengan menerapkan
metode ataupun system 5S atau 5R. Metode ini yang akan menentukan langkah awal aktivitas
kerja menjadi suasana yang baik dalam mendeteksi terjadinya masalah serta tingkat
keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja dalam menjalankan tugasnya.
11
f. Terciptanya komunikasi dalam perusahaan yang efektif.
Alur informasi dan komunikasi adalah penentu tercitanya kelancaran alur material
maupun alur dalam sebuah proses. Komunikasi yang dibangun secar intensif, akan membuat
aktivitas produksi berjalan dengan lancar. Dalam penerapan alur komunikasi dengan
menggunakan lean tools, seperti penerapan hoshin kanri, pembuatan dan perencanaan A3
reportdan lain sebagainya.
Krismiaji & Aryani (2011:335 dalam Febriana et al., 2016) Target Costing adalah
proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru
dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan dengan kendala biaya maksimum
yang telah ditetapkan. Target costing merupakan perbedaan antara harga jual produk atau
jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang
diinginkan perusahaan menurut Hansen dan Mowen 2009 : 361 ). Apabila target cost yang
telah dihitung dibawah harga pokok produk yang sekarang dapat tercapai, maka manajemen
harus merencanakan suatu program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang
sekarang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke target cost. Kemajuan yang dicapai dari
program pengurangan biaya tersebut diukur dengan membandingkan biaya sesungguhnya
dengan target cost. Target costing merupakan sistem akuntansi biaya yang menyediakan
informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau kemajuan yang
dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target cost yang telah ditetapkan.
Perbedaan antara target costing dengan pendekatan untuk pengembangan produk yang
lain sangat mendalam. Yaitu, daripada mendesain produk dan kemudian mencari berapa
biayanya, lebih baik target costing disusun dulu dan kemudian produk baru didesain,
sehingga targetnya dapat diperoleh. (Gorrison dan Noreen, 2000 : 880-881).
Dengan menggunakan target costing ini maka dapat diketahui berapa biaya produksi
yang diperkenankan, yaitu dengan :
Biaya produksi = harga jual – laba yang diinginkan perusahaan dari harga jual
12
Pada saat sekarang ini, biaya produksi sesungguhnya perusahaan adalah Rp1.800.000,-
Dengan demikian pengurangan biaya yang harus dilakukan agar perusahaan dapat
mencapai target cost adalah sebesar Rp 300.000,- (Rp1.800.000,- – Rp 1.500.000,-).
Perusahaan harus mengupayakan pengurangan biaya dengan menganalisis biaya produksi
perusahaan dan mengurangi biaya-biaya yang dapat dikurangkan untuk mencapai target
cost tersebut. Target costing menyajikan informasi perbandingan biaya produk sesungguhnya
dengan target cost secara periodik untuk memungkinkan manajemen memantau kemajuan
program pengurangan biaya menuju target cost.
Laba Target
Biaya Target
Desain Produk
dan Proses
Biaya Target
terpenuhi?
Produksi Produk
Dari beberapa pengertian diatas mengenai target costing, maka dapat disimpulkan
bahwa target costing merupakan proses penentuan biaya maksimum yang dikeluarkan ketika
dalam proses pembuatan sebuah produk baru.
13
2.4.2 Tujuan Dan Alasan Menggunakan Target Costing
Tujuan Target Costing Menurut Monden yang dikutip Himawan, Pendjaya (2005:11)
target costing mempunyai dua tujuan, yaitu:
Untuk mengurangi biaya produk baru agar tingkat keuntungan yang dikehendaki
dapat tercapai.
Untuk memotivasi seluruh karyawan perusahaan agar memperoleh laba target pada
saat pengembangan produk baru dengan menjalankan metode target costing di seluruh
aktivitas perusahaan.
Tujuan lain dari metode target costing adalah untuk merancang biaya produk pada
tahap perencanaan daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap manufaktur. Terdapat
dua alasan mengapa target costing sebaiknya digunakan perusahaan didalam situasi pasar
yang sangat kompetitif saat ini :
Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual produknya secara
sepihak saja. Bila dibanding dengan tingkat permintaan, tingkat penawaran jauh lebih
tinggi sehingga pasar (konsumen) disini memegang peranan yang sangat penting
dalam menentukan harga suatu produk. Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan
metode target costing untuk antisipasi harga pasar tersebut.
Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap desain. Bila produk sudah
didesain dan lalu mulai diproduksi, maka sedikit yang dapat dilakukan untuk
melakukan pengurangan biaya secara signifikan. Padahal kesempatan dalam
melakukan pengurangan biaya terletak pada saat men-desain produknya.
Target costing merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengelola kebutuhan
terhadap trade off antara peningkatan fungsionalitas dan semakin tingginya biaya. Adapun
lima tahap pengimplementasian pendekatan target costing menurut Blocher et al. Terjemahan
Tim Penerjemah Penerbit Salemba (2008:619) adalah:
1) Menentukan harga pasar.
2) Menentukan laba yang diharapkan.
3) Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan.
4) Menggunakan rekayasa nilai (value engineering) untuk menentukan cara menurunkan
biaya produk.
5) Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional untuk terus
menurunkan biaya.
14
2.4.4 Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing
Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing, dikutip dalam Gerungan (2013:866)
menyatakan proses penerapan target costing menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Harga menentukan biaya (Price Led Costing) Persaingan yang semakin ketat dan
kompetitif membuat penetapan harga jual produk bukan hal gampang. Harga jual
kerap ditentukan oleh pasar, sehingga harga pasar digunakan untuk menentukan target
biaya.
2) Fokus pada pelanggan Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan
fungsi secara simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produk. Bagi
pelanggan manfaat atas fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk harus lebih
besar dari biaya perolehannya (alias harga jual dari sisi pandang pengusaha).
3) Fokus pada desain produk dan desain proses Pengendalian biaya ditenkankan pada
tahapan desain produk dan tahapan desain proses produksi. Dengan demikian setiap
perubahan atau rekayasa harus dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan
menekan biaya dan mengurangi waktu terutama bagi produk baru.
Kendala Penerapan Target Costing, yang dikutip Malue (2013:951) menyatakan bahwa
kendala-kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mecoba menerapkan target
costing:
a. Konflik antara kelompok dan antar anggota kelompok.
b. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan.
c. Target waktu penyelesaian yang mencoba menerapkan target costing terpaksa ditambah.
d. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai harga
Major cable, sebuah produsen berbagai produk kabel menawarkan harga murah untuk
berbagai kabel berlapis khususnya kepada seorang pelanggan baru. Penjualan ini adalah
penjualan pertama Major Cable ke produsen mesin tersebut yang juga merupakan pengguna
besar berbagai kabel seperti produksinya. Penawaran tersebut didesain untuk mendapatkan
bisnis ini ditambah pelanggan lain yang hampir sama. Akan tetapi kini, Major-Cable
dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat kesepakatan ini menguntungkan. Pelanggan
tersebut meminta kabel dengan ukuran panjang 20 meter, tetapi Major-Cable biasanya
memproduksi kabel dalam ukuran yang lebih panjang. Penyelidikan mengungkapkan
pelanggan tersebut membutuhkan ukuran 20 meter agar kabel terkait dapat dipotong sesuai
spesifikasi yang dibutuhkan oleh mesin tertentu yang diproduksinya. Dengan
mempertimbangkan kondisi yang ada, selama ini, Major Cable sering memproduksi kabel
salah ukuran yaitu kabel yang ukurannya terlalu pendek untuk dapat dikirim ke berbagai
pusat distribusinya. Semua kabel yang kependekan ini disimpan di gudang persediaan barang
jadi sebagai antisipasi jika suatu hari ada pelanggan yang menginginkan kabel dengan ukuran
15
lebih pendek Permintaan semacam itu biasanya tidak ada dan akhirnya kabel semacam itu
akan dibuang pada akhir tahun.
Manajer produksi Major Cable mengusulkan kabel salah ukuran tersebut dikirim,
dipotong agar sesuai dengan ukuran yang diminta secara just-in-time ke produsen terkait.
Kabel tersebut akan dimasukkan ke tube karton atau kardus sebagai ganti dalam bentuk
gulungan. Pelanggan tersebut senang karena akan menerima kabel secara just-in- time dan
setuju membayar lebih tinggi (karena penawaran JIT yang diberikan menurunkan biaya
produksi pelanggan). Major-Cable tidak hanya mendapatkan harga yang lebih tinggi, tetapi
juga mengurangi biayanya sendiri, yaitu sebanyak kabel yang dijual dari kabel salah ukuran
(dengan biaya hampir nol) dan kotak kardus juga lebih murah untuk digunakan daripada
penggulung.
16
BAB 3
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Apabila perusahaan ingin memenangkan persaingan bisnis, salah satu upayanya adalah
melalui Continuous Improvement (CI) yang mana apabila bisnis secara konsisten
melaksanakan CI maka bisnis akan memenangkan hati pelanggan , baik pelanggan saat ini
maupun potensial. Di dalam CI memuat konsep Lean yang mana konsep untuk
meningkatkan keefesienan. Lean konsep terdiri dari lean manufacturing , lean accounting ,
dan target costing.
Lean manufacturing meliputi semua konsep dan teknik yang bertujuan untuk
menyederhanakan bisnis sampai pada kegiatankegiatan yang esensial saja yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara lebih efektif dan
menguntungkan. Sistem Lean Manufacturing memungkinkan para manajer untuk
meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien
Lean accounting merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mendukung
dan mendorong penerapan lean manufacturing
Target Costing adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi
pembuatan sebuah produk baru dan kemudian merancang prototipe yang
menguntungkan dengan kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Target
costing merupakan perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan
untuk mencapai pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang diinginkan
perusahaan
5.2 Saran
Konsep Lean bertujuan untuk meningkatkan aktivitas yang efisien pada perusahaan
secara berkelanjutan dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan,
biaya dapat berkurang, sehingga laba akan meningkat. Pemborosan diakibatkan oleh
adanya aktivitas bukan penambah nilai dan aktivitas penambah nilai yang tidak
dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus konsep lean adalah penyebab
terjadinya biaya itu sendiri, yaitu dengan menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai
dan memperbaiki aktivitas penambah nilai yang akibatnya adalah menurunkan biaya dan
meningkatkan laba. Sehingga apabila Konsep Lean dapat diterapkan dengan baik akan
sangat menguntungkan perusahaan, dimana dengan lebih menghemat biaya pengeluaran
dan meningkatkan laba secara signifikan
17
DAFTAR PUSTAKA
- Febriana, O. :, Longdong, M., Ekonomi, F., Bisnis, D., Akuntansi, J., Sam, U., &
Manado, R. (2016). Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya Produksi
Pada Cv. Sinar Mandiri the Implementation of Target Costing in Planning Cost
Production At Cv. Sinar Mandiri, 4(1), 1409–1418.
- Eka Ardhani Sisdyani, Lean accounting: suatu alternatif teknik akuntansi manajemen
dalam industri manufaktur, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana
- https://blogcoretangw.blogspot.co.id/2018/01/lean-accounting-serta-
penerapannya.html
18