Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% found this document useful (0 votes)
45 views11 pages

Analisis Stabilitas Bendung (Studi Kasus: Bendung Tamiang) Afrian Firnanda Manyuk Fauzi Siswanto

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 11

ANALISIS STABILITAS BENDUNG

(Studi Kasus: Bendung Tamiang)

Afrian Firnanda 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293
E-mail: Afrianfirnandaata@gmail.com

ABSTRACT

The objective of This study is to analyze the stability of a weir. The weir that is used to
analyze is Tamiang weir. This weir is located in Kotanopan Mandailing Natal District
of North Sumatra Province. This weir is in Batang Gadis River flow and included in
Batang Gadis river flow area. In this study case, the methodology that is used are, the
first times is calculating the forces that work against the body of weir. The forces that
form the weir body, hydrostatic pressure, mud pressure and seismic. After getting the
data, then, these forces are accumulated in four components, they are the vertical
forces, horizontal forces, torque resistant, and bolsters moments. From the vertical and
horizontal forces will obtain the figure of safety factor for sliding, while the resistant
moments and overturning moments will obtain the figure to safety factor for
overturning. The input data on this study are the hydrology data, soil data, and weir
drawing design. While the output of the safety factor against shear numbers and figures
to bolster the safety factor. The results that obtain in this study are 2,35 for sliding
safety factor and 3,33 for overturning. Those two results are higher than the stability
that required with the minimum safety factor is equal to 1.5. In conclusion Tamiang
weir is stable, secure against overturning and sliding.

Keywords: weir, sliding, overturning, safety factor, stability.

PENDAHULUAN Bendung adalah bangunan


Air merupakan elemen yang sangat melintang sungai yang digunakan
signifikan bagi kehidupan mahluk untuk meninggikan muka air sungai
hidup, baik hewan, tumbuhan, maupun untuk keperluan irigasi, pemenuhan
manusia. Salah satu manfaat air yaitu kebutuhan air baku dan lain-lain. Dalam
untuk mengairi lahan pertanian. Namun pembangunannya, sering sekali
curah hujan yang berbeda-beda setiap ditemukan bendung-bendung yang
bulannya mengakibatkan kebutuhan air rusak atau tidak stabil sehingga
bagi lahan pertanian tidak tercukupi. mempengaruhi hasil produksi para
Oleh karena itu, untuk memenuhi petani. Bendung yang dibangun harus
kebutuhan air bagi lahan pertanian memenuhi persyaratan stabilitas yang
diperlukanlah sebuah bangunan air yang menjadi salah satu syarat penting guna
mampu mengaliri lahan pertanian menjamin umur bendung dan
sepanjang tahunnya. Salah satu kemampuannya untuk menaikkan
bangunan air yang bermanfaat bagi muka air yang mengalir menuju lahan
pertanian yaitu bendung. pertanian. Sama halnya pada Bendung
Tamiang yang terletak di Kecamatan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1


Kotanopan Kabupaten Mandailing yang sama terkait stabilitas suatu
Natal pada Sungai Batang Gadis juga bendung.
harus dihitung stabilitasnya. Dengan melihat permasalahan di
Bentuk geografis wilayah Kabupaten atas dan agar pokok pembahasan tidak
Mandailing Natal ini berbukit-bukit, melebar dan menyimpang dari topik
dilalui pegunungan Bukit Barisan dari utamanya, maka dalam penyusunan
utara ke selatan. Selain itu terdapat pula tugas akhir ini, lingkup pembahasannya
Sungai Batang Gadis yang merupakan meliputi:
sungai terpanjang dari 6 sungai besar 1. Stabilitas bendung yang dianalisa
yang bermuara ke Samudera Hindia. hanya terhadap guling dan geser saja
Sungai Batang Gadis ini dimanfaatkan 2. Gaya-gaya yang bekerja yang
masyarakat sekitar untuk pengairan, dianalisa pada bendung ini ialah gaya
pencarian batu kali, pasir, pendulangan yang berasal dari dalam maupun dari
emas, dan yang cukup unik, yaitu luar, yaitu:
membuat "lubuk larangan". Lahan a. gaya tekan hidrostatis,
pertanian, terutama pertanian padi b. gaya akibat berat bendung,
menjadi andalan daerah ini, selain itu c. gaya akibat tekan lumpur, dan
juga ada perkebunan karet dan coklat d. gaya gempa
yang cukup, khususnya di Kecamatan 3. Debit yang digunakan yaitu Q50
Kotanopan. 4. Stabilitas bendung ditinjau dalam
Melihat bendung ini terbuat dari batu keadaan kondisi air banjir, sedimen
bronjong dan dibangun secara swadaya penuh, dan gempa
oleh masyarakat serta bendung tersebut 5. Stabilitas yang ditinjau yaitu pada
merupakan bendung yang sangat bagian tubuh bendung saja.
penting bagi wilayahnya, oleh karena Data yang diperoleh dari alat
itu sangat penting sekali untuk
pencatat bisa jadi tidak panggah karena:
mengecek stabilitasnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, alat pernah rusak, alat pernah pindah
maka perumusan masalah dalam tempat, lokasi alat terganggu, atau
penelitian ini yaitu bagaimanakah terdapat data tidak sah. Uji konsistensi
Analisis stabilitas Bendung Tamiang dapat dilakukan dengan lengkung massa
yang terletak di Kecamatan Kotanopan ganda (double mass curve) untuk
Kabupaten Mandailing Natal pada stasiun hujan ≥3 (tiga), dan untuk
Sungai Batang Gadis DAS Batang
individual stasiun (stand alone station)
Gadis terhadap guling dan geser.
Berdasarkan perumusan masalah di dengan cara RAPS (Rescaled Adjusted
atas, maka tujuan dari penelitian ini Partial Sums), Sri Harto (2000). Bila
yaitu menentukan stabilitas Bendung yang didapat lebih kecil dari nilai kritik
Tamiang yang terletak di Kecamatan untuk tahun dan confidence level yang
Kotanopan Kabupaten Mandailing sesuai, maka data dinyatakan panggah.
Natal pada Sungai Batang Gadis DAS Analisis frekuensi digunakan untuk
Batang Gadis terhadap guling dan
menghitung curah hujan rencana. Hujan
geser.
Adapun manfaat dari penelitian ini rencana merupakan hujan yang
adalah sebagai bahan referensi bagi mempunyai karakteristik terpilih yang
pihak yang ingin melakukan penelitian secara umum sama dengan karakteristik

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2


hujan yang terjadi di masa lalu. Jenis
Persyaratan
Karakteristik hujan yang dimaksud Distribusi
meliputi : intensitas (i), durasi (t), tinggi Cs ≈ 0,00
Normal
(d), frekuensi dan luas daerah sebaran Ck ≈ 3,00
Cs =Cv3 + 3Cv
hujan. Log
Ck = Cv8 + 6 Cv6 + 15
Parameter statistik data curah hujan Normal
Cv4 + 16 Cv2 + 3
yang perlu diperkirakan untuk Cs ≈ 1,14
pemilihan distribusi yang sesuai dengan Gumbel
Ck ≈ 5,40
sebaran data adalah sebagai berikut Log
(Suripin, 2003). Pearson Selain dari nilai diatas
1. Rata-rata tipe III
Sumber : Triatmodjo, 2009
̅ ∑

2. Standar deviasi Bendung adalah bangunan melintang


sungai yang berfungsi meninggikan
muka air sungai agar bisa di sadap.
[ ∑ ̅ ] Bendung merupakan salah satu dari
bagian bangunan utama. Bangunan
3. Koefisien variansi utama adalah bangunan air (hydraulic
structure) yang terdiri dari bagian-
̅ bagian: Bendung (weir structure),
4. Koefisien skewness bangunan pengelak (diversion
∑ ̅ structure), bangunan pengambilan
(intake structure), bangunan pembilas
5. Kurtosis (flushing structure), dan bangunan
kantong lumpur (sediment
trapstructure). Berdasarkan Standar
∑ ̅ Nasional Indonesia 03-2401-1991
tentang pedoman perencanaan hidrologi
dengan : dan hidraulik untuk bangunan di sungai
̅ : rata-rata (mm) adalah bangunan ini dapat didesain dan
: standar deviasi (mm) dibangunan sebagai bangunan tetap,
: koefisien variansi bendung gerak, atau kombinasinya, dan
: asimetri (skewness) harus dapat berfungsi untuk
: kurtosis mengendalikan aliran dan angkutan
: jumlah data yang diAnalisis muatan di sungai sedemikian sehingga
: curah hujan (mm) dengan menaikkan muka airnya, air
Penentuan jenis distribusi yang dapat dimanfaatkan secara efisien sesuai
sesuai dengan data dilakukan dengan dengan kebutuhannya. Definisi bendung
mencocokkan parameter statistik menurut analisis upah dan bahan BOW
dengan syarat masing-masing jenis (Burgerlijke Openbare Werken),
distribusi seperti terlihat pada Tabel 2.2 bendung adalah bangunan air (beserta
kelengkapannya) yang dibangun
Tabel 1 Parameter statistik untuk melintang sungai untuk meninggikan
menentukan jenis distribusi taraf muka air sehingga dapat dialirkan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3


secara gravitasi ke tempat yang 4. Tegangan tanah yang terjadi tidak
membutuhkannya. boleh melebihi tegangan tanah yang
Syarat bendung harus memenuhi diijinkan.
beberapa faktor yaitu: 5. Setiap titik pada seluruh konstruksi
1. Bendung harus stabil dan mampu harus tidak boleh terangkat oleh gaya
menahan tekanan air pada waktu ke atas (balance antara tekanan ke
banjir. atas dan tekanan ke bawah).
2. Pembuatan bendung harus Stabilitas bendung akan
memperhitungkan kekuatan daya terancam dari bahaya-bahaya sebagai
dukung tanah di bawahnya. berikut:
3. Bendung harus dapat menahan 1. Bahaya geser/gelincir (sliding)
bocoran (seepage) yang disebabkan Bendung dinyatakan stabil terhadap
oleh aliran air sungai dan aliran air bahaya geser apabila hasil
yang meresap ke dalam tanah. perbandingan antara jumlah gaya
4. Tinggi ambang bendung harus dapat vertikal dikalikan sudut geser tanah
memenuhi tinggi muka air minimum dengan jumlah gaya-gaya horisontal
yang diperlukan untuk seluruh harus lebih besar dari nilai keamanan
daerah irigasi. yang ditentukan.
Bentuk peluap harus diperhitungkan, Bahaya geser/gelincir (sliding) ini
sehingga air yang membawa pasir, ditinjau di:
kerikil, dan batu-batu dari sebelah hulu a. Sepanjang sendi horisontal atau
tidak menimbulkan kerusakan pada hampir horisontal di atas pondasi.
tubuh bendung. b. Sepanjang pondasi.
Stabilitas bendung merupakan c. Sepanjang kampuh horisontal atau
perhitungan kontruksi untuk hampir horisontal dalam pondasi.
menentukan ukuran bendung agar 2. Bahaya guling (overturning)
mampu menahan muatan-muatan dan Bangunan akan aman terhadap
gaya-gaya yang bekerja padanya dalam guling, apabila semua gaya yang
segala keadaan, dalam hal ini termasuk bekerja pada bagian bangunan di atas
terjadinya angin kencang dan gempa bidang horisontal, termasuk gaya
bumi hebat dan banjir besar. Syarat- angkat, harus memotong bidang
syarat stabilitas kontruksi seperti lereng guling dan tidak boleh ada tarikan
di sebelah hulu dan hilir bendung tidak pada bidang irisan manapun, tiap
mudah longsor, harus aman terhadap bagian bangunan diandaikan berdiri
geseran, harus aman terhadap rembesan, sendiri dan tidak mungkin ada
dan harus aman terhadap penurunan distribusi gaya-gaya melalui momen
bendung. lentur.
Syarat-syarat stabilitas bendung Bahaya guling (overturning) ini
antara lain: ditinjau di:
1. Pada konstruksi batu kali dengan a. Di dalam bendung.
selimut beton, tidak boleh terjadi b. Pada dasar (base).
tegangan tarik. c. Pada bidang di bawah dasar.
2. Momen tahan lebih besar dari pada Menghitung stabilitas bendung
momen guling. harus ditinjau pada saat kondisi normal
3. Konstruksi tidak boleh menggeser. dan ekstrem seperti kondisi saat banjir.
Bangunan akan stabil bila dilakukan,

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4


kontrol terhadap gaya-gaya yang
bekerja tidak menyebabkan bangunan
bergeser, terangkat atau terguling. Ada
beberapa gaya yang harus dihitung
untuk mengetahui stabilitas bendung.
Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
yang penting pada perencanaan adalah:
1. Tekanan air atau gaya hidrostatis
2. Berat sendiri bangunan
3. Tekananan lumpur
4. Gaya tekanan uplift
5. Gaya gempa
Selanjutnya gaya-gaya yang bekerja
pada bangunan itu dianalisis dan
dikontrol stabilitasnya terhadap faktor-
faktor keamanannya.
Indonesia termasuk dalam wilayah
yang sangat rawan bencana gempa bumi
seperti halnya Jepang dan California
karena posisi geografisnya menempati Gambar 1 Peta Hazard Zonasi Gempa
zona tektonik yang sangat aktif. Hal ini
dikarenakan tiga lempeng besar dunia METODOLOGI PENELITIAN
dan sembilan lempeng kecil lainnya Dalam suatu penelitian, langkah
saling bertemu di wilayah Indonesia pengumpulan data adalah satu tahap
serta membentuk jalur-jalur pertemuan yang sangat menentukan terhadap
lempeng yang kompleks. Keberadaan proses dan hasil penelitian yang akan
interaksi antar lempeng-lempeng ini dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam
menempatkan wilayah Indonesia melaksanakan pengumpulan data dalam
sebagai wilayah yang sangat rawan satu penelitian, akan berakibat langsung
terhadap gempa bumi. Tingginya terhadap proses dan hasil suatu
aktivitas kegempaan ini terlihat dari penelitian.
hasil rekaman dan catatan sejarah dalam Adapun data-data yang
rentang waktu 1900-2009 terdapat lebih dibutuhkan pada penelitian ini yaitu:
dari 50.000 kejadian gempa dengan 1. Untuk Perhitungan Tekanan Air
magnituda M ≥ 5.0 dan setelah Data yang dibutuhkan berupa debit
dihilangkan gempa ikutannya terdapat banjir, proporsi dimana tekanan
lebih dari 14.000 gempa utama (main hidrostatis bekerja, berat jenis air,
shocks) kedalaman air hilir, proporsi tekanan,
kedalaman air hulu, dan luas dasar.
2. Untuk Perhitungan Berat Sendiri
Bangunan
Data yang dibutuhkan berupa bahan
yang akan digunakan untuk membuat
tubuh bendung. Dari bahan inilah
nantinya akan diketahui berat jenis
struktur bendung tersebut.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5


3. Untuk Perhitungan Tekanan Lumpur
Data yang dibutuhkan berupa berat jenis
lumpur, dalamnya lumpur, berat volume
butir, sudut gesekan, dan berat volume
kering tanah.
4. Untuk Perhitungan Gaya Gempa
Data yang dibutuhkan berupa peta
gempa, koefisien gempa, berat bendung,
percepatan gempa, koefisien untuk jenis
tanah, percepatan kejut dasar, koefisien
gravitasi, dan koefisien zona.
Adapun objek pada penelitian ini
yaitu Bendung Tamiang. Bendung
Tamiang ini terletak di Kecamatan Gambar 2 Peta Kabupaten Mandailing
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
Natal Provinsi Sumatera Utara.
Bendung ini berada pada aliran Sungai Adapun alat dan bahan yang
Batang Gadis dan DAS Batang Gadis. digunakan pada penelitian ini yaitu:
Sungai Batang Gadis adalah Sungai 1. Laptop
terpanjang di Kabupaten Mandailing 2. Buku-buku literature
Natal, dari Hulu Pakantan Muara Data hujan yang ada diuji
Sipongi melewati Kotanopan, konsistensi/kepanggahan terlebih
Panyabungan, Siabu, dan bermuara di dahulu sebelum digunakan. Sebab bisa
Muara Batang Gadis, Mandailing Natal jadi data yang didapatkan tidak valid.
yang juga merupakan bagian dari Jika setelah diuji ternyata data yang
Taman Nasional Batang Gadis. Sungai didapat ternyata panggah, maka barulah
Batang Gadis berkontribusi banyak bagi data hujan tersebut boleh dianalisis
perekonomian masyarakat Daerah frekuensi sesuai dengan jenis distribusi
Aliran Sungai (DAS) sebagai Irigasi, yang nantinya lebih cocok digunakan.
pembangkit listirik, pemeliharaan ikan, Adapun gaya-gaya yang bekerja
kebutuhan sehari-hari, dan sebagainya. pada tubuh bendung ini yaitu:
Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 1. Tekanan air atau gaya hidrostatis
Batang Gadis adalah 369.963,95 Ha dan Gaya hidrostatis disebabkan oleh
memiliki panjang 137,5 km. gaya tekan air yang menggenangi tubuh
bendung sehingga menimbulkan gaya
tekan air dari arah horizontal dan dari
arah vertikal ke bawah.
Gaya ini dibagi dalam 2 kondisi
muka air, yaitu:
a. Gaya hidrostatis pada kondisi air
normal

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 6


Endapan lumpur yang dibawa aliran
air yang kemudian mengendap di muka
bendung menimbulkan tekanan lumpur
dari arah horizontal dan dari arah
vertikal ke bawah.

Gambar 3 Gaya Hidrostatis pada


Kondisi Air Normal

b. Gaya hidrostatis pada kondisi air


banjir
Gambar 6 Tekanan Lumpur pada Tubuh
Bendung

4. Gaya gempa
Gaya gempa ini dihitung dengan arah
horizontal yang garis kerjanya melewati
titik berat konstruksi. Agar
memudahkan perhitungan maka tubuh
Gambar 4 Gaya Hidrostatis pada bendung dibagi menjadi beberapa
Kondisi Air Banjir bagian. Gaya gempa pada Bendung
Tamiang ini berada di wilayah gempa
2. Berat sendiri bangunan
Gaya berat ini dihitung dengan arah zona 2, maka diperoleh nilai z = 1,56.
vertikal kebawah yang garis kerjanya Jenis tanah yang ada pada daerah ini
melewati titik berat konstruksi. adalah alluvium, maka didapatkan
Agar memudahkan perhitungan koefisien jenis tanah n = 1,56 dan m =
maka tubuh bendung dibagi menjadi 0,89. Dengan periode ulang 50 tahun
beberapa bagian. maka didapatkan percepatan dasar
gempa (ac) = 113 cm/ .
Kontrol stabilitas adalah syarat yang
harus dipenuhi agar kondisi bendung
stabil dan aman. Kontrol yang
dilakukan adalah dengan cara
membandingkan dengan faktor
keamanan. Kontrol yang dilakukan
Gambar 5 Gaya Berat Sendiri Tubuh adalah jontrol terhadap geser/gelincir
Bendung (Sliding), dan kontrol terhadap guling
(Overtuning).
3. Tekanan lumpur 1. Perhitungan Stabilitas Bendung
terhadap Geser/Gelincir (Sliding)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 7


Suatu konstruksi bendung tidak
boleh bergeser akibat gaya-gaya yang
bekerja, maka jumlah gaya vertikal
harus lebih besar dibandingkan dengan
jumlah gaya horizontal
Persamaan yang digunakan (Hinds
Creager Justin, 1961), yaitu:
 Keadaan normal : Sf = ΣV/ΣH ≥ 1,5
 Keadaan gempa : Sf = ΣV/ΣH ≥ 1,3
Di mana :
Sf = faktor keamanan
ΣRv = besarnya total gaya vertikal
(KN)
ΣRh = besarnya total gaya horisontal
(KN)
2. Perhitungan Stabilitas Bendung
terhadap Guling (Overtuning) Gambar 7 Diagram Alir Peneltiaan
Suatu konstruksi tidak boleh
terguling akibat dari gaya–gaya yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja, maka momen tahanan (Mt) Nilai Kririk Q dan R stasiun Jae:
maks = 3.0883 Q = 3.0883 Q/(n^0.5) = 0.98
harus lebih besar dari momen guling min = 0.0000 R = 3.0883 R/(n^0.5) = 0.98
(Mg). Nilai Kririk Q dan R stasiun Arse
Persamaan yang digunakan (Teknik maks = 1.2603 Q = 1.2603 Q/(n^0.5) = 0.40
Bendung Ir.Soedibyo, 2003), yaitu: min = 0.0000 R = 1.2603 R/(n^0.5) = 0.40
 Keadaan normal : Sf = MT/MG ≥ 1,5 Nilai Kririk Q dan R stasiun Hutaraja
 Keadaan gempa : Sf = MT/MG ≥ 1,3 maks = 2.0172 Q = 2.0172 Q/(n^0.5) = 0.64
Dimana: min = 0.0000 R = 2.0172 R/(n^0.5) = 0.64
Sf = faktor keamanan  Pada stasiun Jae niilai Q = 0,98
ΣMt = besarnya momen vertikal / lebih kecil dari 1,29 dan nilai R =
momen tahan (kN.m) 0.98 lebih kecil dari 1,38
ΣMg = besarnya momen horisontal /  Pada stasiun Arse niilai Q = 0,4
momen guling (kN.m) lebih kecil dari 1,29 dan nilai R =
Adapun diagram alir dari penelitian 0,4 lebih kecil dari 1,38
ini yaitu sebagai berikut:  Pada stasiun Hutaraja niilai Q =
0,64 lebih kecil dari 1,29 dan nilai
R = 0,64 lebih kecil dari 1,38
Berdasarkan perhitungan nilai Q dan
R dari ketiga stasiun hujan di atas maka
data hujan di atas sudah panggah dan
bisa untuk digunakan.
Dari perhitungan distribusi log
person tipe III di atas maka didapatlah
ӯ = 3,9764
Sy = 0,1038
Csy = 0.0261,

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 8


dengan melakukan interpolasi Rational (dr. Mononobe) yaitu 14,4796
didapatkan nlai k50 sebesar 2,0678 m3/dt.
y50 = ӯ + k50 x Sy Dari data diperoleh lebar bendung
= 3,9764 + 2,0678 x 0,0108 yang akan direncanakan adalah sebesar
= 4,1910 lebar rata-rata alur Sungai Batang Gadis
Q50 = arc ln y50 yaitu 33,9353 m dan tinggi muka air
= arc ln 4,1910 normal di atas mercu bending yaitu 0,1
= 66,0920 mm m. dan setelah dicoba-coba untuk nilai
Berdasarkan data-data di atas maka tinggi muka air banjir di atas mercu
perhitungan debit banjir rencana yaitu yaitu h = 0,354 dengan menghasilkan
sebagai berikut debit yang paling mendekati Q50, yaitu
 Kondisi daerah pengaliran dan 14,449 m3/dt mendekati 14,4796 m3/dt.
sungai merupakan “persawahan yang
dialiri”, maka berdasarkan Tabel 4.4 Tabel 2 Perhitungan Gaya Berat
di atas nilai α yaitu 0,70 – 0,80 dan Bendung
Tabel Hasil Perhitungan Gaya Berat Bendung
diambil 0,75. Element
ϒ Lebar, B Tinggi, H Faktor Volume Berat, G Lengan Momen
3
(m3)

(Ton/m ) (m) (m) Bentuk (Ton) (m) (Ton.m)
G1 2.4 0.75 1.2 1 0.9000 2.1600 3.63 7.8408
G2 2.4 0.3 0.26 0.5 0.0390 0.0936 3.05 0.2855
G3 2.4 0.3 2.54 1 0.7620 1.8288 3.1 5.6693
G4 2.4 0.1 0.3 1 0.0300 0.0720 3.2 0.2304
G5 2.4 0.33 2.8 1 0.9240 2.2176 2.79 6.1871
G6 2.4 2.27 1.9 0.5 2.1565 5.1756 1.86 9.6266
G7 2.4 2.62 0.9 1 2.3580 5.6592 1.31 7.4136
G8 2.4 0.8 0.3 1 0.2400 0.5760 0.4 0.2304

 Jumlah 17.7828 37.4836

Tabel 3 Perhitungan Gaya Berat pada


Tekanan Lumpur
ɣs lebar, B Tinggi, H Faktor Berat
Element
⁄ (Ton/m3) (m) (m) Bentuk (Ton)
 ( ) WSh1 1.9 1.9 0.5091
WSv1 0.62 0.3 0.26 0.5 0.0242
⁄ WSv2 0.75 0.75 0.1744
( )
Tabel 4 Perhitungan Momen pada
Tekanan Lumpur
 Gaya Lengan Momen (T.m)
Bagian
H V Momen Tahan Guling
WSh1 0.5091 1.83 0.9317
WSv1 0.0242 3.15 0.0762
WSv2 0.1744 3.5 0.6103

Ad = n  
 mm
= 1,56  

= 2,5837
⁄ F = ad / g
= 2,5837 / 9,81
Dari hasil analisa debit banjir rencana = 0,2634
untuk perencanaan ulang Bendung
Tamiang ini diambil nilai Q dengan
periode ulang 50 tahun dengan metode

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 9


Tabel 5 Perhitungan Gaya Gempa 2. Pada kondisi Muka Air Banjir
ΣMt = 38,4782 Ton.m
Tabel Hasil Perhitungan Gaya Gempa Bendung
ϒ Lebar, B Tinggi, H Faktor Volume Berat, G Koef Gaya Gempa Lengan Momen
Element
(Ton/m3) (m) (m) Bentuk (m3) (Ton) Gempa (Ton) (m) (Ton.m)
G1
G2
2.4
2.4
0.75
0.3
1.2
0.26
1
0.5
0.9000
0.0390
2.1600 0.2634
0.0936 0.2634
0.5689
0.0247
0.6
2.93
0.3413
0.0722
ΣMg = 11,5674 Ton.m
G3
G4
2.4
2.4
0.3
0.1
2.54
0.3
1
1
0.7620
0.0300
1.8288 0.2634
0.0720 0.2634
0.4817
0.0190
1.57
0.15
0.7562
0.0028 FK = ΣMt / ΣMg ≥ 1,5
FK = 38,4782 / 11,5674 ≥ 1,5
G5 2.4 0.33 2.8 1 0.9240 2.2176 0.2634 0.5841 1.7 0.9929
G6 2.4 2.27 1.9 0.5 2.1565 5.1756 0.2634 1.3631 1.83 2.4945
G7 2.4 2.62 0.9 1 2.3580 5.6592 0.2634 1.4905 0.75 1.1179
G8
Jumlah
2.4 0.8 0.3 1 0.2400 0.5760 0.2634
17.7828
0.1517 0.15 0.0228
5.8007
FK = 3,33 ≥ 1,5  OK

Tabel 6 Perhitungan Gaya Hidrostatis KESIMPULAN DAN SARAN


Faktor ϒ W Lengan Momen Momen
Gaya

W1
B

1.9
H

1.9
Bentuk
0.5
Air
1
H
1.8050
V Momen
1.83
Guling
3.3032
Tahan
Arah
Berdasarkan analisis dan
W2
W3
0.75
0.3
1.9
0.26
0.5
0.5
1
1
0.7125
0.0390
2.15
3.15
1.5319
0.1229
pembahasan hasil penelitian yang
W4 0.63 0.35 1 1 0.2205 2.94 0.6483
berjudul Analisis Stabilitas Bendung
(Studi Kasus Bendung Tamiang), maka
Tabel 7 Total Gaya-Gaya yang Bekerja
kondisi MAB Kondisi MAN dapat ditarik kesimpulan sebagai
Gaya Momen Momen Momen Momen
Vertikal Horizontal
Tahan Guling
Vertikal Horizontal
Tahan Guling berikut:
Berat Sendiri 17.7828 37.4836 17.7828 37.4836
Gempa
Tek Lumpur 0.1986
4.6836
0.5091 0.6865
5.8007
0.9317 0.1986
4.6836
0.5091 0.6865
5.8007
0.9317
1. Faktor Safety terhadap geser pada
Hidrostatis 0.2595
Jumlah 18.2409
2.5175 0.7711
7.7102 38.9412
4.8350
11.5674
0.1020
18.0834
2.5175 0.3081
7.7102 38.4782
4.8350
11.5674
Bendung Tamiang ini ialah sebesar
FS = 2,35. Dimana nilai ini lebih
Suatu konstruksi bendung tidak besar dari FS minimum yang
boleh bergeser akibat gaya-gaya yang disyaratkan yaitu sebesar 1,5
bekerja, maka jumlah gaya vertikal 2. Faktor Safety terhadap guling pada
harus lebih besar dibandingkan dengan Bendung Tamiang ini ialah sebesar
jumlah gaya horizontal. FS = 3,33. Dimana nilai ini lebih
1. Pada kondisi Muka Air Normal besar dari FS minimum yang
ΣV = 18,2409 Ton disyaratkan yaitu sebesar 1,5
ΣH = 7,7102 Ton 3. Dilihat dari nilai Faktor Safety
FK = ΣV / ΣH ≥ 1,5 terhadap geser dan guling, maka
FK = 18,2409 / 7,7102 ≥ 1,5 Bendung Tamiang ini dapat
FK = 2,37 ≥ 1,5  OK dikatakan stabil
2. Pada kondisi Muka Air Banjir Adapun saran yang dapat diberikan
ΣV = 18,0834 Ton berdasarkan hasil perhitungan dan
ΣH = 7,7102 Ton analisis pada pengerjaan penelitian ini
FK = ΣV / ΣH ≥ 1,5 adalah diperlukan penelitian yang
FK = 18,0834 / 7,7102 ≥ 1,5 berkelanjutan dalam hal kestabilan
FK = 2,35 ≥ 1,5  OK bendung yang ditinjau dari segi
eksentrisitas, daya dukung tanah,
Suatu konstruksi tidak boleh rembesan, dan lain-lain yang dianggap
terguling akibat dari gaya – gaya yang perlu.
bekerja, maka momen tahanan (Mt)
harus lebih besar dari momen guling DAFTAR PUSTAKA
(Mg). Anonim. Laporan Tugas besar
1. Pada kondisi Muka Air Normal Bangunan Irigasi, Universitas
ΣMt = 38,9412 Ton.m Brawijaya, Malang.
ΣMg = 11,5674 Ton.m Dirjen Pengairan, Departemen
FK = ΣMt / ΣMg ≥ 1,5 Pekerjaan Umum. 1986, Standar
FK = 38,9412 / 11,5674 ≥ 1,5 Perencanaan Irigasi, Kriteria
FK = 3,37 ≥ 1,5  OK

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 10


Perencanaan (KP-02), Galang
Persada, Bandung.
Dirjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum. 1986, Standar
Perencanaan Irigasi, Kriteria
Perencanaan (KP-04), Galang
Persada, Bandung.
Dirjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum. 1986, Standar
Perencanaan Irigasi, Kriteria
Perencanaan (KP-06), Galang
Persada, Bandung.
Harto, Sri Br. 2000. Hidrologi.
Triadmojo, Bambang. 2008. Hidrologi
Terapan, Beta Offset, Jakarta.
Virgianto, Afif Pudji, dkk. 2014.
Perencanaan Bendung Tetap.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 11

You might also like