Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 169

43090.

pdf

TUGAS AKHIR PROGRA~1 MAGISTER (TAPM)

IMPLEMENT ASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN


DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
MILIK PE MERI NT AH DAERAH DI PUSKESMAS
PERKOTAANKABUPATENBERAU

UNIVERSITAS TERBUKA
T APM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Ilmu Administrasi Bidang Minat
Administrasi Publik

Disusun Oleh :

SUHARTINI
NIM. 500895066

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSIT AS TERBUKA
JAKARTA
2017
43090.pdf

ABSTRACT

The implementation of management and utilization of capitation the


national healthcare funds policy on the first-level health facilities belonging
to local government:i in urbac health centers in Berau
Suhartini
sunramberau2(a),gmail.com
Graduate Studies Program Indonesia Open University

The implementation of the policy on the management and utilization of


capitation the national healthcare (JKN) funds on the first-level health facilities
belonging to local governments set out in presidential regulation number 32 year
2014 in urban health centers in Berau is still subjected to constraints because of
the low level of utilization of JKN capitation funds in urban health centers (an
average of 51,63% in 2014-2015). The purpose of this study is to identify and
describe the implementation as well as the driving and barriers factors of the
policy on the management and utilization of capitation the national healthcare
funds on the first-level health facilities belonging to local governments in urban
community health centers in Berau regency by using Edward III theory. This
study is a descriptive qualitative research in urban community health centers in
Berau, namely Tanjung Redeb health center (the health center without inpatient).
The informants are the head of health department, head of health centers,
secretary, head of health service unit, head of healthcare, treasurer of JKN, the
health centers staff, the secondary health centers' staff, head of the BPJS
operation unit in Berau and JKN participants. The data is collected through in-
depth interviews, observation and secondary study and analyzed by using
interactive model developed by Huberman and Miles.
This study concludes that the implementation of policy regarding the
management and utilization of national healthcare capitation funds on the first-
level health facilities belonging to local governments on urban health centers in
Berau Regency is not optimal. Administration and the utilization for the drug,
health equipments and consumables medical materials procl1rcment have not been
running appropriately since the procurement mechanism is unclear and the
presence of fear of the head of the health centers. Regarding the existing driving
and barriers factors, communication process has been implemented but the
existence of clarity and consistency is considerable existing. The resources in
health centers including Staff, authority, information and facilities are considered
limited. Dispositions (attitudes) of the implementers in Tanjung Redeb
community health center showed indication which opposites . ·

Keywords: Implementation., policy, management, utilization, capitation funds,


national healthcare.

11
43090.pdf

ABSTRAK

Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemamfaatan Dana Kapitasi Jaminan


Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah
Daerah di Puskesmas Perkotaan Kabupaten Berau

Suhartini
sunramberau2@gmail.com
Program Pascasarjana Universitas Terbuka

Implementasi kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi


jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik
pemerintah daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 32 tahun
2014 di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau masih banyak mengalami
kendala, antara lain rendahnya pemanfaatan dana kapitasi JKN puskesmas
perkotaan (tahun 2014-2015 rata-rata 51.63%). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui, mengambarkan dan mendeskripsikan implementasi serta faktor
pendorong dan penghambat kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana
kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingk.at pertama milik
pemerintah daerah di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau dengan
menggunakan teori Edward III. Peneiitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif di puskesmas perkotaan yaitu puskesmas Tanjung Redeb ( puskesmas
tanpa ra\vat inap ). Informan Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris, Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan, Kepala Seksi Jaminan Kesehatan, Kepala Puskesmas,
Bendahara JKN, Staf Puskesmas, Staf Pustu, Kepala opearasional BPJS
Kabupaten Berau d:in Peserta JKN. Pengumpulan data melalui wawancara
mendalam (in-depth interview), observasi, dokumentasi studi. Analisa data
menggunakan model interak"1if oleh Huberman dan Miles.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa implementasi kebijakan pengelolaan
dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah pada puskesmas perkotaan di
Kabupaten Berau belum optimal. Pengelolaaan dan pemanfaa!an dana kapitasi
JKN khususnya untuk pengadaan obat, alat kesehatan dan BMHP masih rendah.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat meliputi komunikasi sudah
dilaksanakan namun masih ditemukan adanya ketidak jelasan dan konsistensi.
Sumber daya yang ada di puskesmas meliputi Staaf, kewenangan, informasi dan
fasilitas masih kurang. Disposisi (sikap ) implementor di puskesmas Tanjung
Redeb negatif.

Kata kunci : Implementasi, Kebijakan, Pengelolaan, pemanfaatan, Dana kapitasi,


Jaminan kesehatan nasional

Ill
43090.pdf

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

PERNYATAAN

T APM yang berjudul Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah di Puskesmas Perkotaan Kabupaten

Berau adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari temyata

ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi

akademik.

Samarinda, 07 Juni 2017


Yang Jvfenyatakan,

Suhartini
NIM. 500895066

IV
43090.pdf

LEMBAR PERSETUJUAN TAPM

Judul TAPM Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan


Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah di
Puskesmas Perkotaan Kabupaten Berau

Penyusun T APM
Nama SUHARTINI
Nim 500895066
Program Studi Magister Administrasi Publik
Hari/Tanggal Minggu I 30 April 2017

Menyetuj ui :

Dr. Meita Ist1 n a, S.IP, M.Si


NIP. 19670519 1978012001

Penguji Ahli

Prof. Muchlis H~.A.,


NIP. 19540322 198701 1 00 I
Ph.D

Menget~:~~·:··~­
_,./:·/··-~ "' : ,:·'·">-..,.
Ketua Bi dang Ilmu Administrasi ./ · , . : c / ·;. puektur
Program Magister Administrasi Publ~J( · , .'~~og~111 Pascasaijana

' .... /'


'-.,.. ....." iI
Dr. Darmanto, M.Ed Dr. Liestytidono ~iwono Irianto,M.Si
NIP. 19591027 198603 1 003 ·. N.IP... :L9-58t2'15 198601 1 009
43090.pdf

lJNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PlJBLIK

PENGESAHAN

Nama SUHARTfNI
NIM 500895066
Program Studi Magister Administrasi Publik
Judul TAPM Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah di
Puskesmas Perkotaan Kabupaten Berau

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister


(T APM), Program Pascasarjana Universitas Terbuka Pada :

Hari/Tanggal Minggu I 30 April 2017


Wakiu 09.30 - 11.00 wita

Dan telah dinyatakan LULUS

PANITIA PENGUJI TAPM

Ketua Komisi Penguji


Dr. Meita Istianda, S.IP, M.Si

Penguji Ahli
Prof Muchlis Hamdi, M.P.A., Ph.D

Pembimbing l
Dr. Meita lstianda, S.IP, M.Si

Pembimbing II
Dr. Tuswoyo, M. Si
/
43090.pdf

KA TA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir program

magister ini. Selawat dan salam penulis kirimkan ke Rasulullah Muhammad SAW

yang telah membawa manusia dari zaman jahiliah ke zaman kepintaran seperti

saat ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Magister dalam Ilmu Administrasi Bidang Minat

Administrasi Publik Universitas Terbuka. Penulis menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai perkuliahan sampai pada

penulisan penyusunan T APM ini, sangatlah sulit untuk menyelesaikan T APM ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Liestyodono BI,M. Si selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Terbuka.

2. Ibu Dr. Meita Istianda, S. IP ,M. Si selaku Kepala UPBJJ UT Samarinda

sekaligus Pembimbing I dan Bapak Dr. Tuswoyo, M.Si selaku dosen

pembimbing II, yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan T APM ini;

3. Bapak Prof Muchlis Hamdi, M.P.A., Ph.D selaku penguji Ahli yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan T APM ini.

4. Thu Dr.Rita Kalalingi, Dr.Paranoan, seluruh dosen yang telah memberikan

bimbingan selama perkuliahan melalui tatap muka maupun tutorial on line.

Vll
43090.pdf

5. Bapak drg.Totoh Hermanto, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan dan seluruh

informan atas kesedian waktu dan informasi yang telah diberikan.

6. Seluruh Mahasiswa-mahasiswi UT Pokjar Berau. Terima kasih atas

persahabatan, kebersamaan dan kekompakannya dalam suka maupun duka,

banyak cerita yang terukir dan akan selalu menjadi kenangan terindah

7. Bapak dr.Matius Maus Popang dan seluruh teamwork Dinas Kesehatan

(Rini, Carina, Agus, Kristina, Ratna, lea, Kiki, Resti dan Zulhanif) yang

telah banyak membantu dan mendukung penulis.

8. Ibunda tercinta H. Senna dan Ayahanda Supu, yang telah membesarkan,

mendidik dan membiayai, dan banyak hal lainnya, terimakasih atas jasa dan

doa, restu yang te!ah diberikan. Kakakku Sudinnan, Adik-adikku tersayang

Nonna dan Nurlela

9. Suamiku tercinta M.Amin P, dan anak-anakku tersayang Amalia Kartika

Amin, Aswarini Amin dan Muhammad Akram Amin, terima kasih atas

pengertian dan dukungan moril yang telah diberikan.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

T APM ini masih ada kekurangan, oleh karena itu denga'1 tangan terbuka penulis

menerima saran dan kritikan yang membangun dari pembaca. Semoga TAPM ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu administrasi publik dan

memberikan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Berau.

Samarinda, 07 Juni 2017


Penulis,

SUHARTINI

Vlll
43090.pdf

RIWAYAT HIDUP

Nama Suhartini
NIM 500895066
Tempat /Tanggal Lahir Kulo, 02 Ok'1ober 1975
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Rumah dan Telp. Jl. Karang Anyer Tanjung Redeb - Kabupaten
Berau, Telp. (0554) 2021101
No. Hp. 081346393912
Alamat E-mail sunramberau2@grnail.com
Pengalaman Pendidikan : - Lulus SD di SDN 2 Kulo Sidrap pada tahun 1985
- Lulus SMP di SMPN 4 Kulo Sidrap pada tahun
1991
- Lulus SMA di SMAN 157 Rappang pada tahun
1994
- Lulus S 1 di Universitas Hasanuddin Mnkassar
padatahun 1998
Pengalaman Pekerjaan : - Tahun 1998 s/d 1999 Sebagai Anggota Le1!1baga
Penelitian Gizi Universitas Hasanuddin
- Tahun 2000 s/d 2001 sebagai Pegawai Tidak
Tetap pada Dinas Kesehatan Kabupaten Berau
· Tahun 2002 s/d 2011 sebagai Staf Subag
Penyusunan Program Dinas Kesehatan
- Tahun 2012 s/d 2016 sebagai Kepala Subag
Penyusunan Program Dinas Kesehatan
Kabupaten Berau
- 2017 s/d Se~arang Sebagai Kepala Seksi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

Samarinda, 07 Juni 2017


Peneliti,

Suhartini
NIM. 500895066

lX
43090.pdf

DAFTARISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................ i

Abstract ....................................................................................................... ii

Abstrak ........................................................................................................ iii

Pernyataan Bebas Plagiasi .......................................................................... iv

Lembar Persetujuan ................................................................................... v

Lembar Pengesahan ................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................ vii

Riwayat Hidup ............................................................................................ ix

Daftar Isi ..................................................................................................... x

Daftar Bagan ............................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................ xiii

Daftar Lampiran .......................................................................................... xiv


BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ..................................................... .
B. Perumusan Masalah............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian..... ........... .... .. ........... ...... ......... .... .. .... .... ... 9
D. Kegunaan Penelitian........................................................... 9
BAB 11 TINJAUAN PUST AKA
A Kajian Teori.. ...... ........ ... ....................... ............ ........ ........... l0
B. Penelitian Terdahulu............................................................ 29
C. Kerangka Berfikir ................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A Desain Penelitian................................................... .. ........... . 34
B. Sumber Jnformasi dan Pernilihan Informan.. .... .. .. ...... ... .. .. . 34
C. Instrumen Penelitian............................................................ 35
D. Prosedur Pengumpulan Data............................................... 37

x
43090.pdf

E. Metode Analisis Data......................................................... 39


F. Pengujian Keabsahan Data................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMEAHASAN
A. Deskripsi objek Penelitian................................................... 43
B. Hasil Penelitian.................................................................... 64
C. Pembahasan........................................................................ 86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.. .. ................... ................................... ................ 101
B. Saran.................................................................................... 102
G LOSARIUM........................... .. ........................ ......... ..... ................... 104
DAFTARPUSTAKA .......................................................................... 105
LAMPIRAN......................................................................................... 108

Xl
43090.pdf

DAFTAR BAGAN
Hal am an
Gainbar 2.1 A Model ad the Policy Implementation Process .......... .............. 19
Gambar 2.2 Model lmpementasi Kebijakan menurut Meter dan Hom.......... 20
Gambar 2.3 Implementation as a Political and Administrative...................... 21
Gambar 2.4 Direct and Indirect Impact on Implementation........................... 22
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir....................................................................... 33
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analilis Data: Model Interak'tif............. 40
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Berau................................................................. 43
Gamba14.2 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Berau............. 45
Gambar 4.3 Formula Perhitungan Pembagian Jasa Pelayanan ....................... 61
Gambar 4.4 Bimbingan Teknis Dana Kapitasi JKN tahun 2014 ..................... 74
Gambar 4.5 Pendidikan dan pelatihan pengadaan barang dan jasa ................. 77
Gambar 4.6 Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan Dana JKN .. .... .. ...... ... .. 77

Xll
43090.pdf

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengelompokan Barang dan Jasa berdasarkan Konsep (ciri dasar)
Pengecualian dan Konsumsinya .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. 11
Tabel 2.2 Hubungan antar Variable-Variabel dalam Implementasi Kebijakan ... 26
Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa dan Kota menurut Kecamatan.......... 44
Tabel 4.2 Rincian Puskesmas Perkotaan di Kabupaten Berau ...................... 48
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelurahan di
PuskesmasTanjung Redeb 2015.................................................... 49
Tabel 4.4 Jumlah Peserta HQ-\! berdasarkan Puskesmas Pada tahun 2014-2016
Di Kabupaten Berau 62
Tabel 4.5 Norma dan Besaran Kapitasi Puskesmas....................................... 63
Tabel 4.6 Dana Kapitasi JKN Puskesmas Kab. Berau 2014-2016 .............. 64
Tabel 4. 7 Persentase pemanfaatan dana kapitasi JKN Pusk Tanjung Redeb 71
Tabel 4.8 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Tanjung Redeb ..................... 79
Tabel 4.9 Daftar 144 Penyakit yang hams dikuasai penuh oleh dokter layanan
pnmer............................................................................................ 95

Xlll
43090.pdf

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ············································-~---······ 108
Lampiran 2 Transkrip Wawancara....................................................... 111
Lampiran 3 Pedoman Study Dokumentasi .......................................... 124
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian.................................................... 125
Lampi ran 5 Surat Ijin Penelitian...... .................................................... 128
Lampiran 5 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 ...................... 129
Lampiran 6 SK Kepala Dinas Kesehatan Nomor 38 Tahun 2016....... 143

XIV
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf
43090.pdf

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Berau

Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Kalimantan Timur. Kabupaten Berau berada di bagian utara Provinsi

Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Provinsi Kalin~:mtan Utara.

Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127, 17 Km 2 yang terdiri dari daratan

21.951,71 Km 2 dan lautan 11.962,42 Km 2 . Letak Kabupaten Berau berada tidak

jauh dari Garis Khatulistiwa dengan posisi antara 116° sampai dengan 119° Bujur

Timur dan 1° Lintang Utara sampai dengan 2°33' Lintang Selatan. Jika dilihat

dalam lingkup Provinsi Kalimantan Timur, secara administrasi pemerintahan

terbagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten (Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur,

Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) kota

(Balikpapan, Bontang dan Samarinda).

-----·
--·--- ---
-_--,----~----------. ·---~~-----. -. --:-·~. r··"'"" •;,J;u_,._ ...-...
' . • ' ,- ·•• ¥ • ..• -, • c 1-- ;,.;.·-~~~.-...;:-'"""---.
•I·1 ~··~········--
, ' .
_,,.
1·' '
'
,.----_:,
'·'
i
I --~-0 1

·- .. - ,, - ;1·:-·fa~
1 ·=
.··'' _;

\_ r I :--
~ I
. ~-----------

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Berau


Sumber RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021
43090.pdf
44

Adapun daerah perbatasan Kabupaten Berau yaitu :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan

b. Sebelah Timur : Laut Sulawesi

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Timur

d. Sebelah Barat : Kabupaten Malinau dan Bulungan

Wilayah administrasi Kabupaten Berau sampai dengan tahun 2016

terbagi dalam 13 ke.:amatan dengan jumlah desa/kelurahan seJ-.anyak 100 desa

dan 10 kelurahan.

Tabel 4.1
Luas Wilayah, Jumlah Desa dan Kota menurut Kecamatan
di Kabupaten Berau Tahun 2015

Luas
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Wilayah
Kampung Kelurahan
(Km2)
1 Kelay 6.134,60 14
"I
L.. Talisayan 1.798,00 8
3 Tabalar 2.373,45 6

=~
4 Biduk-Biduk 3.002,99 6
5 Pulau Derawan 3.858,96 5
6 Maratua 4.118,80 4
-
7 Sambaliung 2.403,86 14 l
8 Tanjung Redeb 23,76 0 6
9 Gunung Tabur 1.987,49 11 1
10 Segah 5.166,40 13
11 Teluk Bayur 175,4 4 2
12 Batu Putih 1.651,42 7
13 Biatan 1.432,04 8
Kabupaten Berau 34.127,17 100 10
Sumber: Badan Pe1tanahan Nasional dalam Berau dalam Angka 2016

Kecamatan Pulau Derawan dan Maratua dikenal sebagai daerah dan

tujuan wisata dimana pantai dan alam bawah lautnya memiliki panorama yang
43090.pdf
45

sangat indah. Disamping itu kabupaten Berau juga memiliki 31 pulau kecil dan

wilayah laut yang luas dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

Jumlah penduduk Kabupaten Berau bt:rdasarkan data Survei Penduduk

Antar Sensus (SUPAS) pada Tahun 2015 adalah 218.124 Jiwa, terdiri dari

penduduk laki-laki 115.949 jiwa, perempuan adalah 102.175 jiwa dengan

distribusi penduduk per kecamatan sebagaimana gambar 4.2

77.609

18.232 I 26.099

1
10.400 8.171
I I 6~1

Gambar4.2
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan
Kabupaten Berau pada Tahun 2015
(Sumber: BPS Berau Dalam Angka2016)

Kecamatan Tanjung Redeb merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk tertinggi, hal ini disebabkan karena Tanjung Redeb merupakan ibu

kota kabupaten dan merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian,

sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan

Maratua yang merupakan kepulauan.


43090.pdf
46

Distribusi PDRB berdasarkan lapangan usuha di kabupaten Berau pada

tahun 2015 yang merupakan sektor unggulan adalah pertambangan dan

penggalian yaitu 61,09 persen, disusul sektor pertanian, perikanan dan

kehutanan, 11,00 persen, sektor transportasi dan pergudangan adalah 5,83

persen, Perdagangan besar dan kecil, reparasi mobil dan sepeda motor 4,94

persen, konstruksi 4,94persen dan sisanya 17, 14 persen sektor lainnya (RP JMD

Kabupaten Berau 2016-2021, II-19).

2. Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Redeb

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggaral<an upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pemhangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang :

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan


hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat

Puskesmas merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

pada Dinas Kesehatan kabupaten . Berdasarkan Peraturan Bupati Berau Nom:)r

33 Tahun 2015 t.entang Perubahan Keempat Peraturan Bupati Berau Nomor 43


43090.pdf
47

Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja, maka UPTD

Dinas Kesehatan terdiri dari:

a. Laboratorium Kesehatan Daerah


b. Instalasi Farmasi Kabupaten
c. Klinik Bersalin Tanjung Redeb
d. Jaminan Kesehatan Daerah
e. RS pratama Talisayan
f. Puskesmas yang terdiri dari :
1. Puskesmas Tanjung Redeb
2. Puskesmas Kampung Bugis
..,
-'· Puskesmas Teiuk Bayur
4. Puskesmas Labanan
5. Puskesmas Sambaliung
6. Puskesmas Suaran
7. Puskesmas Gunung Tabur
8. Puskesmas Merancang
9. Puskesmas Tepian Buah
10. Puskesmas Maratua
11. Puskesmas Kelay
12. Puskesmas Tubaan
13. Puskesmas Biatan Lempake
14. Puskesmas Talisayan
15. Puskesmas Batu Putih
16. Biduk-Biduk
17. Puskesmas Tanjung Batu
18. Puskesmas Pulau Derawan
19. Puskesmas Long Laai
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
penyelenggaraan puskesmas dikategorikan menjadi Puskesmas kawasan
perkotaan, kawasan pedesaan, kawasan terpencil dan sangat terpencil
sedangkan berdasarkan kemampuan penyelenggaraan puskesmas dikategorikan
menjadi puskesmas non rawat inap dan puskesmas rawat inap. Kategori
puskesmas di Kabupaten Berau ditetapkan mela!ui Keputusan Bupati Berau
43090.pdf
48

Nomor 399 Tahun 2015. Puskesmas perkotaan di Kabupaten Berau ada 5 unit
dengan rincian 2 unit rawat inap dan 3 unit non rawat inap sebagaimana tabel 4.2

Tabel 4.2
Rincian Puskesmas Perkotaan di Kabupaten Berau Tahun 2016

Kategori Wilayah
No Kecamatan Nama Puskesmas Penyelenggaraan
Wilayah
Pelayanan
Tanjung Puskesmas Kp Bugis Perkotaan Non Rawat Inap
I
Redeb
Puskesmas Tanjung Perkotaan Non Rawat Inap
Redeb
2 Sambaliung Puskesmas Perkotaan Non Rawat Inap
Sambaliung
3 Gunung Puskesmas Gunung Perkotaan Rawat Inap
Tabur Tabur
4 Teluk Bayur Puskesmas Teluk Perkotaan Rawat Inap
Bayur
Sumber data : SK Bupati Berau, diolah penelitih

Puskesmas Tanjung Redeb terletak di Kecamatan Tanjung Redeb

yang merupakan ibu kota Kabupaten Berau. Di Kecamatan Tanjung Redeb,

terdapat 2 puskesmas induk yaitu puskesmas Tanjung Redeb dan

Puskesmas Kampung Bugis. Puskesmas Tanjung Recteb memiliki wilayah

kerja 1.960 km 2 , dengan 3 kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Redeb, Sei

Bedungun dan Gunung Panjang. Jika ditinjau dari luas wilayah Kabupaten

Berau, luas Puskesmas Tanjung Redeb adalah 4,97 % dari luas wilayah

Kabupaten Berau.Batas wilayah Puskesmas Tanjung Redeb adalah sebagai

berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Tabur.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sambaliung.

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Bayur.


43090.pdf
49

4) Sebelah Timurberbatasan dengan Kecamatan Sambaliung.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Redeb pada tahun 2015

sebanyak 40.132 jiwa, rincian penduduk kelurahan menurut jznis kelamin

dapat dilihat pada tabel 4.3 .

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan menurut
Kelurahan di Puskesmas Tanjung Redeb 2015

Kelurahan Jumlah Jenis Kelamin Persentase


Penduduk L p
Tanjung Redeb 21.412 11.373 10.039 53,35

Gunung Panjang 10.062 5.315 4.747 25,07

Sei Bedungun 21,57


8.658 4.633 4.025
Jumlah 40.132 21.321 18. 811 100
Sumber: Profil Puskesmas Tanjung Redeb Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa penduduk terkonsentrasi di

kelurahan Tanjung Redeb 53.35%.

3. Gambaran umum Jaminan Kesehatan Nasional

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013, maka

jaminan keschatan merupakan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh

mamfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenu1'i kebutuhan

dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran

atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi

sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor


43090.pdf
50

40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN ). Sistem

Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan

Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan, yang bertujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi

dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan masyarakat yang layak.

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-

prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu:

a) Prinsip kegotongroyongan

Prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang

kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko

tinggi, dan peserta yang sehat membani:u yang sakit. Hal ini terwujud karena

kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang

bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat

menumbuhkan keadilRn sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b) Prinsip nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya,

tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besamya kepentingan pese11a.

c) Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jamimn

yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan

atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.


43090.pdf
51

d) Prinsip Kepesertaan bersifat wajib

. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga

dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,

penerapannya tetap disesuaikan dengan kernampuan ekonorni rakyat dan

pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapar.. pertama dimulai

dari pekerja di sektor formal, bersarnaan dengan itu sektor informal dapat menjadi

peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat

e) Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

f) Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya

untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

(Kemenkes RI, 2013)

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu

manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi

akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari

fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BP.TS

Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan

promotif. preventif. kuratif. dan rehabilitative termasuk pelayanan obat dan

bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan

promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:


43090.pdf
52

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan

sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG). Difteri Pertusis

Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan

tubek'iomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

berencana. Vaksin untuk irnunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar

disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu.

Manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, akan tetapi

masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b.

Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c.

Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General checkup pengobatan altematif; e.

Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f Pelayanan

kesehatan pada saat bencana : dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul

akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba.

Peserta jaminan kesehatan nasional dibedakan atas :

1. PBI jaminan kesehatan.

PBI (Penerima Bantuan Juran) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir

miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang


43090.pdf
53

iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.

Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur

melalui peraturan pemerintah

2. Bukan PBI jaminan kesehatan

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu: Pegawai Negeri

Sipil; Anggota TNI; Anggota Polri;Pejabat Negara; e) Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri; t) Pegawai Swasta; dan g) Pekerja

yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang meneri~ia

Upah.

2) Pekerja Bukan Peneriina Upah dan anggota keluarganya, yaitu: Pekerja

di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan Pekerja yang tidak

terrnasuk huruf a yang bukan penerima Upah. Pekerja sebagaimana

dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara asing yang bekerja

di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: Investor; Pemberi

Kerja; Penerima Pensiun; Veteran; Perintis Kemerdekaan; dan Bukan

Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu

membayar Iuran.

4) Penerima pensiun terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan

hak pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak

pensmn.

Unsur-unsur penyelenggaraan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

meliputi:
43090.pdf
54

a. Regulator yang meliputi berbagai kementerian/lembaga terkait antara lain

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan,

Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, dan Dewan Jaminan Sosial

Nasional (DJSN).

b. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Peserta Program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah seluruh penduduk Indonesia,

termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bu!an di

Indonesia, yang telah membayar iuran.

c. Pemberi Pelayanan Kesehatan. Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah seluruh

fasilitas layanan kesehatan primer (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan

rujukan (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut) .

d. Badan Penyelenggara. Badan Penyelenggara adalah badan hukum publik

yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan sebagaimana yang

ditetapkan oleh Undang-UndangNomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk

peserta JKN terdiri atas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas

kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). Fasilitas kesehatan tingkat

pertama (FKTP) adalah:

1. Puskesmas atau yang setara,

2. Praktik Dokter,

3. Praktik dokter gigi,

4. Klinik Pratama atau yang setara,


43090.pdf
55

5. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.

Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter, berdasarkan

penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan

dapat bekerja sama dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat untuk

memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Fasilitas kesehatan

rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) berupa: 1.Klinik utama atau yang setara,

2.Rumah Sakit Umurn, 3.Rumah Sakit Khusus.

4. Gambaran Umum Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana


kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik pemerintah daerah

Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi Jaminan kesehatan

nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah yang

belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD), diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014

tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 kemudian ditindaklan_iuti dengan

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nom0r 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014

tentang Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta

Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 yang kemudian

direvisi dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang


43090.pdf
56

Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan

Biaya Operasional Parla Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah

Dae rah.

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 mengatur bahwa pengelolaan

dana kapitasi meliputi tata cara penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan

pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS

Kesehatan serta pemanfaatan dana kapitasi sebagai berikut :

a. Penganggaran
Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan belanja

dana kapitasi JKN tahun berjalan kepada Kepala SKPD Dinas

Kesehatan. Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN

mengacu pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP dan besaran

kapitasi JKN. Rencana pendapatan dan belanja dana kapita-;i

JKN dianggarkan dalam RKA-SKPD Dinas Kesehatan.

b. Pelaksanaan dan Penatausahaan

1. Kepala SKPD Dinas Kesehatan rnenyusun DPA SKPD

berdasarkan peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran

berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD

tahun anggaran berkenaan

2. Kepala Daerah menetapkan bendahara dana kapitasi JKN

pada FKTP atas usul Kepala SKPD Dinas Kesehatan melalui

PPKD. Bendahara dana kapitasi JKN pada FKTP membuka

Rekening dana kapitasi JKN. Rekening dana kapitasi JKN

pada setiap FKTP ditetapkan oleh kepala daerah. Rekening


43090.pdf
57

dana kapitasi JKN merupakan bagian dari rekening BUD.

Rekening dana kapitasi JKN disampaikar oleh kepala FKTP

kepada BPJS kesehatan.

3. Pendapatan digunakan langsung untuk pelayanan kesehatan

peserta JKN pada FKTP. Pendapatan dana kapitasi yang tidak

digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan,

dana kapitasi terse but digunakan untuk tahun

anggaran berikutnya.

4. Bendahara dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan

menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan

kepada Kepala FK TP.

5. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi

pe!1dapatan dan belanja kepada Ke pal a SKPD Dinas

Kesehatan dengan melampirkan surat pernyataan tanggung

jawab. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja

Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Pe:mintaan

Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD.

SP3B FKTP sisa dana kapitasi yang belum digunakan pada tahun

anggaran berkenaan. SP3B FKTP PPKD selaku BUD

menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja

(SP2B)FKTP.

6. PPK-SKPD dan PPKD melakukan pembukuan atas

pendapatan dan belanja FKTP berdasarkan SP2B.


43090.pdf
58

c. Pertanggungjawaban
I. Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan
material atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.
Pendapatan dan belanja disajikan dalam Laporan Keuangan
SKPD dan I ,aporan Keuangan Pemerintah Daerah.
2. Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan
pengawasan secara berjenjang terhadap penenmaan dan
pemanfaatan dana kapitasi oleh bendahara dana kapitasi JKN
pada FKTP.
3. f\parat Pengawasan Intern Pemerint:::!h Kabupaten/Kota
melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pengelolaandan
pemanfaatan dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pengawasan secara berjenjang dan pengawasan fungsional
oleh Aparat Pengawasan Intern dilaksanakan untuk
meyakinkan efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan
dan pemanfaatan dana kapitasi.

d. Pemanfaatan Dana
Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa

pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa

pelayanan kesehatan meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Dukungan biaya

operasional pelayanan kesthatan meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan

medis habis pakai, dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

lainnya. Jasa pelayanan kesehatan di FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya

60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya

dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.


43090.pdf
59

Pemanfaatan dana kapitasi JKN diatur oleh kementerian kesehatan

melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 yang kemudian

diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2016 tentang

Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan

Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama Milik Pemerintah Daerah. Beberapa hal penting yang diatur dalam

Permenkes Nomor 21 tahun 2016 yaitu :

1) hahwa jasa pelayanan diberikan pada tenaga kesehatan dan tenaga non

kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan pada FKTP meliputi

pegawai Negeri Sipil, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, dan

pegawai tidak tetap. Pembagian jasa pelayanan ditetapkan dengan

mempertimbangkan variabel jenis kP-tenagaan/ dan atau jabatan,

kehadiran.

2) Penilaian variabel jenis ketenagaan dan/ jabatan adalah :

a) Tenaga medis diberi nilai 150

b) Tenaga apoteker atau profesi keperawatan (Ners) diberi nilai 100

c) Tenaga kesehatan paling rendah Sl/04 diberi nilai 80

d) Tenaga kesehatan D3 diberi nilai 60

e) Tenaga non kesehatan paling rendah D3 atau asisten tenaga kesehatan

diberi nilai 50

f) Tenaga non kesehatan di bawah D3, diber nilai 25

3) Tenaga yang merangkap tugas admi11istratif diberi nilai tambahan yaitu :

a) Tambahan nilai 100 untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai

kepalaFKTP
43090.pdf
60

b) Tambahan nilai 50 untuk tenaga yang merangkap sebagai bendahara

dana kapitasi JKN

c) Tambahan niiai 30 untuk tenaga yang merangkap sebagai Kepala Tata

Usaha atau penaggung jawab penata usahaan keuangan dana kapitasi

JKN

4) Tenaga yang merangkap tugas sebagai penaggung jawab program atau

yang setara diberi nilai 10 untuk setiap program atau yang setara.

5) Setiap tenaga yang memiliki masa kerja dibe!"i nilai yaitu :

a) 5 tahun sampai 10 tahun diberi tambahan nilai 5

b) 11 tahun sampai 15 tahun diberi tambahan nilai 10

c) 16 tahun sampai 20 tahun diberi tambahan nilai 15

d) 21 tahun sampai 25 tahun diberi tambahan nilai 20

e) Lebih dari 25 tahun diberi tambahan nilai 25

6) Penilaian variabel kehadiran yaitu:

a) Hadir setiap hari kerja diberi nilai 1 point per hari

b) Terfombat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi

sampai 7 jam dikurangi 1 point

c) Ketidak hadiran karena sakit atau penugasan oleh pejabat yang

berwenang paling banyak 3 hari kerja tetap berikan nilai

7) Jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing-masing tenaga

kesehatan dan non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula:


43090.pdf
61

FORMULA PERHITUNGAN PEMBAGIAN JASPH DANA KAPITASI DI FKTP PEMDA

Jenis M.•~ Ran~p TMUUne Jawab }


Per~ntas~ Ker)<I Tu as Proeram yang
Keh.>di:on
Ket""4e••n + + Adm ra<i
+ d~dlli!
Jumlah Dana
x Jasa Pelayanan
Total Jumlah Seluruh Point

Keter angan:
Per<entase Kehddiran: junlldh kellddiran dibdgi Ju<nlah hari kerja dalan1 1 bulan

Gambar 4.3
Formula Perhitungan Pembagian Jasa pelayanan Dana Kapitasi JKN
Sumber: Permenkes 21tahun2016

8) Alokasi dana kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional

pelayanan kesehatan dimamfaatkan untuk :

a) Biaya obat, alat l::esehatan dan bahan medis habis pakai

b) Bia ya operasional pelayanan kesehatan lainnya, meliputi : belanja

barang operasional dalam dan luar gedung, operasional dan

pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling, bahan cetak atau alat

tulis kantor, administrasi, koordinasi program dan sistem

informasi.Peningkatan kapasitas SDMK, pemeliharaan sarana dan

prasana pusk serta belanja modal untuk sarana prasara

Dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar

dimuka kepada FKTP 1'erdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa

memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang

diberikan. Jumlah peserta JKN di kabupaten Berau secara rinci pada tabel 4.4
43090.pdf
62

Tabel 4.4
Jumlah Peserta JKN berdasarkan Puskesmas
Pada tahun 2014- 2016 di Kabupaten Berau

Jumlah Jumlah Jumlah


No. N«ma Puskesmas Peserta JKN Peserta JKN PesertaJKN
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
A Puskesmas Kota
1 Puskesmas Bugis 1.096 2.414 4.910
2 Pusk.Tanjung Redeb 5.273 11.474 11.382
3 Puskesmas Teluk Bayur 1.164 2.142 3.628
4 Puskesmas Gunung Tabur 2.227 4.332 5.905
5 Pusk. Sambaliung dan 3.629 7.279 11.062
Suaran I
B Puskesmas Pedalaman/terpencil
6 Puskesmas Labanan 1.278 2.657 4.777
I
7 Pusk. Merancang Ulu 1.513 3.202 3.895
8 Puskesmas Kelay ( dan 983 1.522 2.398
Pusk. Merapun )
9 Puskesmas Tepian Buah 2.347 4.595 5.696 I
(dan Pusk. long laai )
c Puskesmas Pesisir dan kepulauan
10 Puskesmas Maratua 1.106 2.650 3.013
11 Puskesmas Tanjung Batu 1.563 3.095 4.025
12 Puskesmas Derawan 236 423 602
13 Puskesmas Tubaan 1.122 2.616 2.688
14 Pusk. Biatan Lempake 623 1.269 1.973
15 Puskesmas Talisayan 1.359 2.542 3.280
16 Puskesmas Batu Putih 1.243 2.778 2.934
17 Puskesmas Biduk-Biduk 2.180 4.539 5.618
Total 28.942 59.529 77.786

Sumber: Data diolah dari LAKIP Dinas Kesehatan Tahun 2014 -2016

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BP JS) Kesehatan melakukan

pembayaran dana kapitasi kepada FKTP milik pemerintah daerah didasarkan

pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan,
43090.pdf
63

dibayarkan langsung oleh BP JS Kesehatan ke rekening dana kapitasi JKN pada

FKTP/puskesmas. Pada sistem kapitasi tidak diperhitungkan jumlah pasien atau

peserta yang sakit, dana kapitasi yang dibayarkan ke puskesmas setiap bulannya

bisa berbeda sesuai jumlah peserta JKN yang terdaftar dan besar dana kapitasi

berdasarkan pemenuhan norma kapitasi. Berdasarkan data pada tabel 4.5 terlihat

bahwa jumlah peserta JKN di puskesmas Kabupaten Berau mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 secara bertahap Pemerintah

Kabupaten Berau melakukan integrasi 5.712 peserta program Jamkeda ke JKN.

Tabel 4.5
Norma Kapitasi Puskesmas di Kabupaten Berau

Puskesmas
No Norma Kapitasi
3.000 3.500 4.500 5.000 5.500 6.000
Ketersediaan
1 DokterUmum
Tidak ada '1 '1
I orang '.J '1
minimal 2 orang .J '1
2 dokter gigi
Tidak ada '1 '1 '1
-
ada .J '1 '1
'\/'
.!
3 B idan/Perawat ..J .J ~ ..J ..J
Laboratorium
4 sederhana '1 '1 ..J ..J ..J ..J
Apotik/pelayanan
5 ob at ..J ..J ..J ..J ..J ..J
Sumber: PKS BPJS dan Dinas kesehatan Kab. Berau Tahun 2016
Dana kapitasi jaminan kesehatan nasional puskesmas di Kabupaten

Berau tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 secara rinci pada tabel 4.6 berikut:
43090.pdf
64

Tabel 4.6
Dana Kapitasi JKN Puskesrnas Kabupaten Berau
Tahun 2014 - 2016

Tahun Anggaran Tahun Anggaran Tahun Anggaran


No. Nama Puskesmas
2014 2015 2016
Dana Kapitasi JKN FKTP 2.084.027 .425 4.285.969.097 5.600.583.000
-
964.135.425 1.990.155.012 2.655.933.000
A Puskesmas Kota
1 Puskesmas Bugis 78.945.500 173.844.000 353.513.000 II
2 Pusk. Tanjung Redeb 379.673.925 826.128.312 819.528.000
3 Pusk. Teluk Bayur 83.832.000 154.192.000 261.248.000
4 Pusk. Gunung Tabur 160.368 000 311.870.300 425.165.000
5 Pusk. Sambaliung (Pusk. 261.316.000 524.120.400 796.479.000
Suaran) I

Puskesmas 440.774.000 862.227.625 1.207.107.000


B
Pedalaman/terpencil
6 Puskesmas Labanan 92.050.500 191.286.325 343.956.000
7 Pusk_ Merancang Ulu 108.938.500 230.516.650 280.437.000
8 Pusk. Kelay ( Pusk. 70.800.000 109.584000 172.633.000
Merapun)
I
9 Pusk. Tepian Buah (Pusk. 168.985.000 330.840 650 410.081.000
..__ long Iaai) I
Puskesmas Pesisir dan
c kepulauan
679.118.000 1.433.586.460 1. 737 .543.000 i
I
IO Pusk. Maratua 79.629.000 190.773.000 216.934.000
11 Pusk. Tanjung Batu 112.567.000 222.848.900 289.778.000

12 Pusk. Derawan 16.980.000 30.489.000 43 335.000


13 Pusk. Tubaan 80.755.00() 188.316.440 193.515.000
14 Pusk.Biatan Lempake 44.853.000 91.370.170 142 048.000

15 Pusk. Talisayan 97.879.000 183.004.000 236.157.000

16 Pusk. Batu Putih 89.525.000 200.012.000 211.245.000

17 Pusk. Biduk-Biduk 156.930.000 326. 772. 950 404.531.000


Sumber: Sumber: LKJIP Dinas Kesehatan Tahun 2014-2016,
diolah kernbali oleh peneliti (2017)

B. Basil Penelitian

Pengurnpulan data penelitian melalui rnetode wawancara rnendalarn,

observasi dan study dokumentasi di laksanakan di Puskesrnas perkotaan yaitu

puskesmas Tanjung Redeb. Penelitian dilaksanakan setelah adanya rnutasi dan


43090.pdf
65

pelantikan ulang pejabat struktural di Kabupaten Berau termadsuk pada Dinas

Kesehatan dan puskesmas. sehingga untuk mendapatkan informasi penelitian

dilakukan wawancara pada pejabat yang terlibat dan dapat memberikan

informasi terkait dengan tujuan penelitian sehingga untuk informannya adalah

pejabat yang lama. Hasil penelitian disajikan sesuai dengan permasalahan dan

tujuan penelitian.

1. lmplementasi k~bi_jakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi


.iaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
milik pemerintah daerah di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau

Implementasi kebijakan publik merupakan upaya mencapai tujuan dari

kebijakan publik. Implementasi Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana

kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama

milik pemerintah daerah merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 32 tahun

2014, oleh karena itu penyajiaan data mengacu pada Peraturan Peresiden

Nomor 32 tahun 2014 meliputi Pengelolaan dan Pemanfaatan dana kapitasi

JKN.

a. Pengelolaan dana kapitasi JKN

Pengelolaan dana kapitasi JKN meliputi penganggaran, Pelaksanaan dan

penatausahaan, Pertanggung jawaban dan pengawasan. Berdasarkan pada data

dokumentasi JKN di Dinas Kesehatan diketahui bahwa mekanisme

penggangaran dana kapitasi JKN di kabupaten Berau diatur melalui Keputusan

Kepala Dinas Kesehatan yaitu pada tahun 2014 diatur melalui Keputusan

Kepala Dinas Kesehatan Nomor 440/22/Set-lM/2014 tentang Pedoman

penyusunan rencana belanja dana kapitasi JKN pada FKTP/Puskesmas di


43090.pdf
66

Kabupaten Berau, dengan proses yaitu Kepala FKTP menyusun rencana

pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, berdasarkan jumhh peserta JKN dan

besaran kapitasi masing-masing FKTP Pnskesmas. Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Nomor 38 tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Belanja

Dana kapitasi JKN pada FKTP/Puskesmas di Kabupaten Berau.

Informasi mengenai penganggaran dana kapitasi JKN disampaikan oleh

Sekretaris Dinas Kesehatan sebagai berikut :

"-·· Setiap tahun .... biasanya sekitar bulan Juni kepala r·uskesmas
diminta untuk menyusun RKA JKN dengan alokasi sama dengan rencana
pendapatan, yaitu jumlah peserta dikali 6.000 dikali 12 bulan. Kita
selalu membuat pedoman penganggaran yang diberikan ke puskesmas
supaya RKA yang mereka susun tidak tumpang tindih dengan anggaran
lainnya dan sesuai juknis ..... Biasanya jumlah peserta di minta ke kasi
jaminan kesehatan karena ada beberapa puskesmas yang tidak bisa
membuka pcare karena jaringan .. untuk puskesmas yang
jauh .... puskesmas perkotaan data peserta bisa dilihat di pcare. RKA
diverifikasi oleh tim verifikasi sesuai dengan tupoksinya, misalnya untuk
pengad2an obat dan alkes diverifikasi oleh kasih farmasi dan alkes serta
kasi kesehatan dasar dan rujuk:m, kabid yankes dan SOK, kalau
pengadaan sarana prasarana diverifikasi sekretaris dan kasubag um peg."
(wawancara, 11 Januari 2017)

Informasi mengenai pengangaran disampaikan Kepala Puskesmas

Tanjung Redeb sebagai berikut :

" .... Biasanya saya dan bendaharanya, terus sama pemegang-pemegang


program atau poli-poli tentang yang dibutuhkan, nanti dia mengusulkan
baru dibuat RKA ... "
(wawancara, 20 Januari 2017)

Infonnasi tersebut dipertegas oleh Kepala Dinas Kesehatan sebagai

berikut:

" ... Penganggaran im Juga sudah ada mekanismesnya dari mulai


bllgaimana BPJS, kemudian dari puskesmas membuat rencana kemudian
diajukan kepada dinas dan dinas kesehatan membuat DPA, kemudian
juga dari nanti ada laporan realisasi daripada anggaran kapitasi JKN dari
43090.pdf
67

total puskesmas dan itu menjadi bahan dari Dinas Kesehatan untuk
menyampaikan ke keuangan ... "
(wawancara, 12 Januari 2017)

Mekanisme penggangara!l sisa dana kapitasi yang tidak digunakan

seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana kapitasi tersebut digunakan

untuk tahun berikutnya. Pemanfaatan sisa dana kapitasi JKN sama dengan

peruntukan sebelumnya sebagaimana dijelaskan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan

sebagai berikut :

" .... Puskesmas membuat RKAP sesuai dengan sisa dana JKN tahun lalu,
berdasarkan hasil verifikasi laporan keuangan oleh BPK. Sisa dana
JKN dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya semula misalnya itu
untuk obat dan alat tetapi tidak digunakar. maka tahun depannya
dianggarkan Jagi untuk obat dan alat tidak boleh pindah ke JP atau
operasional lainnya.,"
(wawancara, 11 Januari 2017)

Hal yang serupa disampaikan oleh bendahara JKN Puskesmas Tanjung

Redeb sebagai berikut :

" .... sisa dana yang tidak digunakan dibuatkan RKA di ABT, aturannya
tidak boleh pindah,waktunya mepet untuk realisasi ... "
(wawancara, 20 Januari 2017)

Pelaksanaan dan penatausahaan dana :;:apitasi JKN meliputi mekanisme

penetapan bendahara, pelaporan realisasi pendapatan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala puskesmas Tanjung Redeb diketahui bahwa

penetapan bendahara dana kapitasi JKN telah dilaksanakan sesuai dengan

permenkes 32 tahun 2014 yaitu usulan bendahara disampaikan dari puskesmas

ke dinas kesehatan, yang menjadi masalah adalah bahwa tenaga kesehatan

yang ada di puskesmas pada umumnya sedah memiliki beban kerja yang tinggi

untuk melaksanakan upaya kesehatan Perorangan (UKP) dan upaya kesehatan


43090.pdf
68

masyarakat (UKM) sehingga bendahara dana kapitasi JKN dianggap sebagai

tugas tambahan yang berat, disamping itu pengetahuan tentang pengelolaan

keuangan sangat terbatas, ditambah dengan persyaratan bendahara harns

Pegawai Negeri Sipil (PNS) . Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara

dengan kepala puskesmas dan bendahara JKN sebagai berikut :

" .... bendahara setiap tahun kita usulkan ke dinas, sulit mencari
bendahara, mereka semua sudah sibuk, .... tidak boleh kalau tenaga
kontrak, ... "
( wawancara, 20 J anuari 2017)

" .... Setiap tahun SK bendahara diganti tetapi mulai tahun 2014 sampai
sekarang bendaharanya saya, SK ditetapkan Bupati ... selalu
terlambat...biasanya bulan Maret- April barn terbit.. .. pembuatan rekening
JKN puskesmas tahun 2014 , paka1 nama puskesmas ... untuk pencairan
dana tanda tangan pimpus sama bendahara, langsung aja diambil
uangnya di bank barn di SPJkan, barn dilaporkan ke dinas ... Laporan di
dinas yang kita masih bingung ... kalau ke keuangan bilangnya harns ke
yankes dulu ... tapi kalau ke yankes bilangnya ke keuangan, jadi
laporannya biasanya akhir tahun ... atau wak'iu ada BPK b::i.ru direkap
semua... "
(wawancara, 20 Januari 2017)

Pelaporan realisasi pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN belum

berjalan sesuai aturan sebagaimana disampaikan oleh Sekret<1.ris Dinas

Kesehatan sebagai berikut :

" .... laporan itu jarang sampai di Dinkes spt apa laporan pemanfaatnnya,
harnsnya dari seksi yg membidangi sebagai leading sektor memberikan
pemahaman ke pkm pentingnya itu, Selama ini kita mau lebih jauh
memonitor tdk ada data, yaitu kekurangan selama ini sinkronisasi tdk
terlalu maksimal berjalan dgn baik. ... "
(wawanca.ra, 21 Januari 2017)

b. Pemanfaatan dana Kapitasi JKN

Pemanfaatan dana kapitasi JKN Puskesmas di kabupaten Berau setiap

tahun diatur melalui Keputusan Bupati yang dibagi dalam 3 kategori yaitu :
43090.pdf
69

1. jasa pelayanan, 2. obat, alat kesehatan dan bahan rnedis habis pakai dan 3.

operasional lrinnya. Persentase penggunaan pada tahun 2014 dan 2015 adalah

65% untuk Jasa pelayanan, 25% untuk obat, alat kesehatan dan bahan rnedis

habis pakai serta 10% untuk Operasional kesehatan lainnya. Pada Tahun 2016

penggunaanya 65% untuk Jasa pelayanan, 5% untuk obat, alat kesehatan dan

bahan rnedis habis pakai serta 30% untuk Operasional kesehatan lainnya.

Kepala Seksi J arninan kesehatan dan sekretaris Dinas Kesehatan

menjelaskan pemanfaatan dana kapitasi JKN sebagai beriket :

" .... Pertama harus rnemahami pemanfaatan dari dana kapitasi itu sendiri
dan dalam aturannya minimal 60% itu adalah jasa pelayanan, kemudian
40% adalah dukungan operasional, sementara di Berau ini diatur 65%
untuk jaspel, 35% adalah dukungan operasional.. .. "
(wawncara, 12 Januari 2017)
'· ....... perpres jasa pelayanan itu minimal 60. Untuk di Berau mengacu ke
Jasa pelayanan 65%, sisanya obat , bmhp , alat ya 10% dan operasional
25%. Dalam perjalan di Berau inginnya lebih bagus meningkatkan jasa
pelayaanan sampai 85% dan 5 % utk alat,obat dan utk lainnya 10%.... "
(wawancara, 11 januari 2017)

Informasi tersebut diperkuat oleh pemyataan kepala dinas yaitu :

" .... Pemanfaatannya kan sesuai dengan Permenkes bahwa dana kapitasi
dibagi menjadi untuk jasa pelayanan dan operasional. Di dalam
operasional itu memang dana-dana itu diharapkan bagaimana promotit:
preventif, kemudian berhubungan dengan perorangannya dan lain
sebagainya itu, itu kan ada evaluasi bagaimana pemanfaatan dana itu bisa
efektif dengan tidak over lap dengan dana yang lain seperti operasional
maupun BOK, nah disitulah mankanya perlu laporan-laporan dari kepala
puskesmas
(wawancara, 10 Januari 2017)
43090.pdf
70

lnformasi mengenai pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk jasa

pelayanan disampaikan Staf TU Puskesmas can Apoteker puskemas Tanjung

Redeb sebagai berikut :

" ... Pembagiannya berdasarkan poin dengan melihat kehadiran seperti


sakit, ijin bila masih 3 hari maka dibayarkan, dan dinas luar juga bila
masih 3 hari maka masih dibayarkan untuk selebihnya akan di potong.
Maka dari itu absen hams di rekap dan dikumpulkan surat-surat ijin.
yang jadi masalah hanya terkadang petugas pergi duluan lalu surat ijin
nya menyusul, itu lah yang jadi kendala dalam menghitung/merekap
absensi petugas. Pemotongan yang dilakukan hams berdasarkan bukti
jadi kalau petugas pustu ijin atau bolos dan bendahara tidak ada bukti
maka petugas tersebut tetap akan dibayar. .. karena kami selaku TU tidak
mau ribut maka petugas di boleh kan untuk rapel absen dan disitulah
terkadang petugas kebablasan untuk absen walaupun mereka tidak turun
kerja. Disitulah yang menjadi kendala bendahara JKN, kecuali ada bukti
!jin atau cuti ataupun surat perjalanan dinas. Kalau dari kepegawaian
setiap hari menjalankan absen namun karyawan nya yang tidak
mendukung sehingga jarang dari mereka untuk mengisi absen rutin setiap
hari nya ... "
( wawancara, 20 Januri 2017)

" ... Yang saya tahu pembagiannya berbeda berdasarkan pendidikan dan
juga untuk Pimpus dan Bendahara juga berbeda, ada poin tambahan
karena penanggung jawab. Begitu juga untuk dokter pembagiannya lebih
banyak dan saya juga lebih banyak pembagiannya dibanding teman-
teman yang lain karena saya apoteker dan mereka asisten ... kalau dari segi
pendidikan tidak ada masalah karena sesuai dengan basic pendidikan
masing-masing ... "
(wawancara, 21 Januari 2C· i 7)

Pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk operasional biaya obat, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan biaya operasional pelayanan

kesehatan lainnya di puskesmas Tanjung Redeb disampaikan oleh Kepala

Puskesmas dan Apoteker sebagai berikut :

" ... pengadaan obat belum pema dilaksanakan karena aturannya dari dinas
yang belum jelas ... "
( wawancara, 20 Januari 2017)
" ... memang banyak kekosongan obat di Puskesmas seperti Paracetamol
yang telah kosong berbulan-bulan dan amoxillin yang sebenamya kami·
43090.pdf
71

banyak membutuhk:an banyak namun di batasi. Kami butuh dana JKN


sebenamya untuk membeli obat-obat yang tidak tercover oleh IFK.
Namun cara penggunaan dana JKN untuk pembelian obat tersebut yang
bel um jelas ... "
( wawancara, 21 Januafi 2017)

Berdasarkan informasi yang diterima dari informan, diketahui bahwa

terdapat masalah di pemanfaatan dana kapitasi JKN khususnya di kategori

pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis pakai habis. Pengadaan obat,

alat kesehatan dan bahan medis pakai habis mulai diberlakukannya dana kapitasi

JKN Tahun 204 sampai tahun 2016 tidak pemah dilaksanakan. Dari data dasar

dana kapitasi JKN puskesmas di dapatkan data pemanfaatan dana kapitasi JKN

per kategori mulai tahun 2014 samapai dengan tahun 2016 sebagaimana tabel

4.7

Tabel 4.7
Persentase pemanfaatan dana kapitasi JKN puskesmas
Perkotaan Tanjung Redeb menurut Kategori
pada Tahun 2014-2016

Puskesmas Tanjung Redeb


No. Kategori pemanfaatan
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 2 3 4 5
1 Jasa Pelayanan 75% 100% 100%
2 Obat, Alat dan BMHP - - -
3 Operasional Lainnya 4,9% 7,9% 81,8%
Sumber : Data Dasar Dana JKN puskesmas Tahun 2014-2016,
diolah kembali oleh peneliti (2017)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk

jasa pelayanan terlaksanaya dengan baik 100% mulai 2014 sampai dengan tahun

2016, untuk pengadaan obat, alkes dan BMHP tidak ada realisasi sama sekali

sedangkan untuk operasional lainnya pelaksanaannya mengalami peningkatan.


43090.pdf
72

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebi.iakan


pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi .iaminan kesehatan
nasional pada fasilitas kesehatan !ingkat pertama milik pemerintah
daerah di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau

Menurut Edwards III ( 1980 : 10 -11) bahwa implementasi kebijakan

publik, akan ditentukan oleh faktor : "Bureaucratic Structure.Resources,

Dispositions, Communication". Dalam hal ini, struktur birokrasi, sumber daya,

dan disposisi, dapat diposisikan sebagai faktor kepemilikan (hal yang perlu

dimiliki) birokrasi, sedangkan komunikasi dapat diposisikan sebagai aktivitas

yang harus dilakukan oleh birokrasi ( Tacjhan, :83). Faktor-faktor tersebut

bekerja secara simultan dan berinteraksi satu sama lain utuk membant11 atau

menghambat implementasi kebijakan sehingga pendekatan yang ideal adalah

dengan cara merefleksikan kompleksitas ini dengan membahas faktor-faktor

tersebut sekaligus sebagaimana berikut:

a. Faktor Komunikasi

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan

implementasi suatu kebij:ikan. Keberhasilan implemetasi kebijakan publik,

mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan secara

jelas. Apa yang menjadi tujuan dan sasara.n kebijakan harus diinformasikan

kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi

implementasi. Apabila penyampaian tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak

jelas, tidak memberikan pemahaman atau bahkan tujuan dan sasaran kebijakan

tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan

terjadi suatu penolakan atau resistensi dari kelompok sasaran yang


43090.pdf
73

bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan adanya tiga hal, yaitu; (1) penyaluran

(transmisi) yang baik akan menghasilkan implementasi yang baik pula (2)

adanya kejelasan yang diterima oleh peiaksana kebijakan sehingga tidak

membingungkan dalam pelaksanaan kebijakan, dan (3) adanya konsistensi yang

diberikan dalam pelaksanaan kebijakan. Jika yang dikomunikasikan berubah-

ubah akan membingungkan dalam pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan.

Berdasarkan data dokumentasi diketahui bahwa transmisi Kebijakan

pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN dilaksanakan oleh tim dinas

kesehatan ke puskesmas melalui pertemuan yang dilaksanakan oleh dinas

kesehatan yaitu kegiatan bimbingan teknis pengelolaan dan pemamfaatan dana

kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama

milik pemerintah daerah yang disampaikan oleh narasumber dari kementerian

kesehatan yang menyampaikan mengenai Pemanfaatan dana kapitasi JKN

sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 19 tahun 2014. Narasumber

dari kementerian dalam negeri menyampaikan kebijakan pengelolaan dana

kapitasi dana JKN, tujuan, tata cara pengangaran, pelaksanaan dan

penatausahaan, sedangkan narasumber dari inspektorat menyampaikan mengenai

mekanisme pengawasan termasuk pelaksanaan penatausahaan keuangan di

kabupaten Berau. Pada tahun 2015 dilaksanakan kembali sosialisasi dalam

bentuk bimbingan teknis pengelolaan dan pelaksanaan dana Kapitasi JKN

dengan narasumber dari kementerian kesehatan yang menyampaikan mengenai

pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN semua pimpinan puskesmas

dan bendahara dana Kapitasi JKN sebagaimana dokumentasi berikut :


43090.pdf
74

Gambar 4.4
Bimbingan TeknisPengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN
pada FKTP tahun 2014, dihadiri oleh peneliti.

Kepala puskesmas Tanjung Redeb menyampaikan informasi yang

memperkuat data dokumentasi tersebut sebagai berikut :

" .... sering ada pertemuan JKN di dinas, .... <lulu ada pertemuan,
narasumbernya dari kementerian kesehatan dan kementerian dalam
negeri langsung, sudah itu ada lagi di hotel sederhana 11arasumbernya
dari kementerian kesehatan juga, ada juga pertemuan oleh
perencanaan ... "
(wawancara, 20 Januari 2017)

Aspek lain yang perlu mandapatkan perhatian dalam komunikasi adalah

kejelasan, yaitu Kebijakan atau perintah yang disampaikan kepada pelaksana

harus jelas sehingga tidak menimbulkan banyak penafsiran untuk pelaksanaanya.

Ketidak jelasan infonnasi menjadi kendala dalam pemanfaatan dana kapitasi

JKN di puskesmas Tanjung Redeb sebagaimana disampaikan olch Apoteker

Puskesmas Tanjung Redeb sebagai berikut :

" .. .Iya, memang banyak kekosongan obat di Puskesmas seperti


Paracetamol yang telah kosong berbulan-bulan dan amoxillin yang
sebenarnya kami banyak membutuhkan banyak namun di batasi. Kami
butuh dana JKN sebenarnya untuk membeli obat-obat yang.tidak tercover
43090.pdf
75

oleh IFK. Namun cara penggunaan dana JKN untuk pembelian obat
tersebut yang belum jelas ... "
(wawancara, 21Januari2017)

Informasi yang serupah disampaikan oleh bendahara JKN Puskesmas

Tanjung Redeb yaitu :

" ... Masih takut membelanjakan kalau untuk: alat dan obat. Belum sampai
membelanjakan obat. Kemaren pelatihan, untuk apotek misalnya dia
harus tanya dulu ke yang mengadakan pengadaan barang sampai berapa
lama obat ini adanya, setelah itu minta tanda tangan ke gudang,
kemudian belanjanya ini dimana, toko-toko sembarang bisa atau
bagaimana, kemaren itu tidak sampai clear dari Din:i.s. Mungkin kalau
dinas langsung membolehkan atau ada aturannya yang jelas mungkin
bisa .. "
(wawancara, 20 Januari 2017)

lnformasi mengenai pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk obat dan

BMHP disamping tidak jelas juga tidak konsisten yaitu perintah yang

disampaikan ada pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga

menghambat dalam pelaksanaan sebagaimana yang dikemukakan Kepala Seksi

Jaminan Kesehatan:

" ... cara pengadaannya itu, kalau aturan kefarmasian itu dari sisi harga e-
katalog, dari sisi kualitas e-katalog, dan kerjasamanya harus dengan
distributor. Itu aturan kefarmasian, tetapi dari pemanfaatan dana kapitasi
ini kaJa;1 boleh dikatakan semacam kesepakatan di Provinsi Kalim bahwa
kita boleh bekerja sama dengan apotek terdekat dengan ketentuan ada
pernyataan dari JFK nya bahwa pada saat emergency atau urgent
kedaruratan dalam hal ketersediaan bukan fungsi, makanya saya
menelusuri disana kedaruratan itu ada sifat emergency itu ada dua :
emergency dalam arti ketersediaannya dan emergency dalam asal fungsi,
fungsi itu bahwa obat cepat digunakan. Sehingga aturan dalam
pemanfaatan dana kapitasi untuk obat dan BMHP dia sedikit berbeda
bahwa kita boleh bekerjasama dengan apotek terdekat. Dengan satu
catatan itu tadi ada pemyataan dari IFK bahwa pada saat mereka
mengamprah obat tidak tersedia sedangkan saat itu dibutuhkan oleh
puskesmas, maka itu boleh dibeli dengan ketentuan ada kerjasama
dengan pihak ketiganya, ada semacam perintah kerja sama seperti A TK
dan juga jumlahnya tidak terlalu besar. Artinya kalau melalui proses
pengadaan barang jasa atau pengadaan lainnya dia tidak sampai lelang,
itu kemudahannya. Atas dasar itu karena simpang siur informasi,jadi ada
43090.pdf
76

beberapa factor mereka realisasinya rendah, pertama tingkat kepatuhan


dari puskesmas, tidak mau menyulitkan/merepotkan/ribet, karena itu tadi
adanya informasi dari Dinas yang simpang siur. .. "
(wawancara, 12 Januari 2017)

Informasi mengenai ketidak jelasan dan konsitensi kebijakan yang

disampaikan oleh Dinas Kesehatan ke puskesmas, dikonfirmasi ke Kepala

Dinas Kesehatan sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut :

" ... jadi sebenamya juknis sudah mereka dapatkan artinya mereka sudah
tahu, yang harus dilakukan oleh Dinas itu adalah diskusi tentang juknis
itu. Sebenamya bukan sosialisasi tetapi lebih arah kepada diskusi
bersama membicarakan.masalah juknis itu. Kalau sosialisasi Iebih arah
searah, lebih menggurui dan lain sebagainya. Tapi bagaimana itu diskusi
bersama kalau ada masalah, lebih ke teknis ke lapangan, itu yang harus
dilakukan bukan sosialisasi karena kalau juknis sudah jelas. Tapi
bagaimaria efeli:ifitas itu adalah bagaimana peran Dinas sebenamya,
terutama yang bersangkutan misal di Yankes dan mengajak bidang-
bidang lain terutama Kasi-Kasinya yang memang itu adalah teknis
pelayanan kegiatan, ... ia di pengadaan obat harusnya begitu ... "
(wawancara, I 0 J anuari 2017).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan diketahui bahwa

sebelum kebijakan pengelolaan Dana Kapitasi JKN diimplementasikan di

Puskesmas terlebih dahulu kebijakan tersebut dikomunikasikan secara

berjenjang dari Kementerian Kesehatan, ke Dinas Kesehatan Provinsi dan

Kabupaten /kota, kemudian Tim dinas kesehatan kabupaten mengkomunikasikan

ke Puskesmas selanjutnya menyampaikan ke puskesmas pembantu, pos

kesehatan desa dan masyarakat peserta jaminan kesehatan nasional.

Menindaklanjuti adanya ketidak jelasan dan ketidak konsistenan

mengenai kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN khususnya

mengenai pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai maka

pada bulan Agustus tahun 2016, semua kepala puskesmas diikutkan pendidikan

dan pelatihan pengadaan barang dan jasa di Jakarta dan mengikuti Sertifikasi
43090.pdf
77

pengadaan barang dan jasa dengan tujuan kepala puskesmas sebag!l i

penanggung jawab kegiatan dana kapitasi JKN mengetahui lebih jelas mengenai

cara pengadaan barang dan j asa.

Gambar4.5
Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan pengadaan barang dan jasa,
Kepala Puskesmas se Kabupaten Berau, 2016

Demikian juga halnya dengan Bendahara JKN pada akhir tahun 2016,

semua puskesmas diikutkan bimbingan teknis pengelolaan keuangan dengan

tujuan mengetahui apa tugas bendahara dan mampu melakukan penatausahaan

keuangan dana kapitasi JKN di Puskesmas sebagaimana terlihat pada gambar

4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan Dana JKN,
Bendahara JKN se Kabupaten Berau, 2016
43090.pdf
78

b. Faktor Sumber Daya (Resources)

Implementasi kebijakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan

sumberdaya. Menurut Edwar III (1980) dalam Tachan (2006:135) organisasi-

organisasi pemerintah sebagai organisasi publik, Implementing organization

yang melaksanakan kebijakan (administratif Policy), perlu memiliki sumber

daya yang terdiri dari staff information, authtority danfacilities.

1) sumber daya man.usia (Staff)

Sumberdaya manusia merupakan sumber daya yang paling penting

dalam pelaksanaan kebijakan, jumlah staff yang memadai dengan kualitas yang

baik sangat diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan. Kualitas sumber daya

manusia berkaitan dengan keterampilan, dedikasi, profesionalitas, dan

kompetensi di bidangnya, sedangkan kuantitas berkaitan dengan jumlah sumber

daya manusia apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh kdompok sasaran.

Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi,

sebab tanpa sumber daya manusia yang handal implementasi kebijakan akan

berjalan lambat

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang

pusat kesehatan masyarakat ditetapkan bahwa Sumber daya manusia puskesmas

terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non keasehatan, standar minimal

ketenagaan puskesmas perkotaan adalah sebagai berikut tenaga kesehatan

ditetapkan berdasarkan Sumber daya manusia kesehatan merupakan tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan yang mendukung, menun.1ang, terlibat

bekerja dan mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan.


43090.pdf
79

Standar tenaga puskesmas berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 ditambah

dengan tenaga minimal di kelurahan/kampung. Ju:nlah tenaga di puskesmas

Tanjung Redeb pada tahun 2016 secara rinci pada tabel 4.8 di bawa ini:

Tabet 4.8
Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Tanjung Redeb
Kondisi 31 Desember 2016

No Jenis Tenaga Puskesmas Non Rawat Inap


Standar J umlah Tenaga Pusk.
Tanjung Redeb
I

~
PNS NonPNS
1 Dokter atau DLP 1 2 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 Perawat 5 10
4 Bidan 4 3
5 Kes. masyarakat 2 1

6 Tenaga Kesling 1 l
7 Ahli Teknologi Lab. Medik 1

8 Tenaga Gizi 1 2
9 Kefarmasian 1 3
...,
10 Administrasi 3 -'
11 Pekarya 2 2
Jumlah 22 27 2
I Tambahan
Kepala Puskesmas 1 1
Kasubag TU 1 l
3 kelurahan pusk. Tanjung 6 12
Redeb
Jumlah Tambahan 8 14 0
Keseluruhan 30 42 2
Sumber : Data Dasar Dinas Kesehatan TA 2016, yang diolah oleh peneliti.

Berdasarkan data pada tabel 4.8 diketahui bahwa tenaga di puskesmas

Tanjung Redeb dilihat dari jumlah dibandingkan dengan standar minimal sudah

hampir terpenuhi ( hanya kurang tenaga kesehatan masyarakat 1 dan tenaga


43090.pdf
80

laboratorium), namun jika dibandingkan dengan upaya kesehatan perorangan

(UKP) dan up2ya kesehatan masyarakat (UKM) yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas serta standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang hams

dicapai, maka tenaga yang ada dinilai masih sangat kurang. Disamping itu

masing-masing jenis tenaga mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda.

Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi JKN di puskesmas masih kurang, menurut kepala

puskesmas Tanjung Redeb sebagaimana berikut :

"' ... Sekarang tidak ada tenaga analis untuk laboratorium ... tenaga kesling
juga cuma ada satu orang, sementara program yang harus dilaksanakan
banyak termasuk luar gedung, wilayahnya luas dan harus melaksanakan
klinik sanitasi dalam gedung, akhirnya klinik sanitasinya tidak bisa
jalan .. untuk kasubag TU sampai saat ini masih sakit (strokeO, jadi belum
bisa melaksanakan tugasnya."
( wawancara, 20 Januari 2017)

Kekurangan tenaga juga disampaikan oleh dokter g1gi puskesmas

Tanjung Redeb sebagai berkut:

" .... dokter gigi saya aja sendiri, pasien banyak setiap hari dan kalau
pasien gigi itu tindakannya perlu waktu lama apalagi alatnya rusak, perlu
secepatnya perbaikan a lat ... "
(wawancara, 03 Februari 2017)

b) lnformasi

Informasi iTierupakan sumber daya yang penting dalam implementasi

kebijakan. informasi terdiri atas dua bentuk yaitu: pertama, informasi yang

berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua, informasi mengenai

data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah

yang telah ditetapkan.


43090.pdf
81

Implementasi kebijakan pengelolaan dan dan pemanfaatan dana kapitasi

JKN pada FKTP di puskesmas Tanjung Redeb terkendala karena kurangnya

informasi yang diterima oleh pelaksana sebagaimana yang dinyatakan oleh

Apoteker dari puskesmas Tanjung Redeb yaitu:

" ... Kami beberapa apoteker pemah menanyakan hal tersebut ... , katanya
pada saat akreditas kemaren juga pemah dikasih tau bahwa dana JKN
bisa untuk obat dll namun setelah di konsultasikan dengan Dinas ternyata
hal tersebut belum ada juknis khusus nya sehingga kami belum berani
untuk menggunakan dana JKN tersebut untuk pembelian obat dan kami
masih menunggu jubnis nya karena kalau sudah ada dasar nya kami
membelanjakan untuk obat maka kami akan membelinya karena
walaupun telah ada juknis dari permenkes namun panduan untuk
pengadaan obat tersebut belum ada dan menjelaskan bagaimana prosedur
pembelian obat tersebut seperti kami hams lapor kemana dan apa yang
hams kami sediakan sehingga perlu detail nya agar kami aman untuk
berbelanja sesuai dengan aturan yang berlaku ... "
(wawancara, 21 Januari 2017)

Peserta JKN sebagai sasaran program seharusnya mendapatkan

informasi mengenai hak dan kewajibannya sebagai peserta JKN termasuk

tentang dana kapitasi JKN. Kurangnya informasi mengenai kebijakan

pemanfaatan dana kapitasi bagi peserta JKN di puskesmas Tanjung Redeb

diutaran oleh peserta JKN sebagaimana berikut:

" ... saya tidak tau, tidak pemah di kasih tau apa itu dana kapitasi JKN,
kegunaannya juga tidak tau .... tidak rutin saya pake. Kalau lagi mau
memake maka saya pake, kalau tidak maka tidak saya pake. Karena
malasnya untuk mengantri dirumah sakit dan obat nya juga tidak puas.
Kalau saya mau ke poli dalam maka tidak saya pakai kartu BP.TS nya
karena obat nya hams sesuai dengan yang saya pakai biasanya karena
obat yang biasa saya pakai tidak ditanggung oleh BPJS. Kecuali kalau ke
THT barn saya pakai lagi kartu BPJS nya. Kalau obat yang saya makan
tidak ditanggung oleh BPJS maka saya bayar sendiri obat tersebut. Saya
vertigo jadi hams menggunakan obat paten apalagi saya pemah
meminum obat dari rumah sakit Pertamina .... suami saya kerja di
perusahaan, tempat berobatnya di puskesmas sini. Saya disuruh ambil
keterangan ruj ukan
(wawancara, 25 Januari 2017)
43090.pdf
82

c) Kewenangan

Kewenangan merupakan otoritas atau legatimasi pelaksana kebijakan

yang telah ditetapkan. Jika kewenangan pelaksana nihil, maka dapat

menghambat pelaksanaan kebijakan .

Kewenangan yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP puskesmas telah diatur sesuai dengan

tugas masing-masing tenaga sebagaimana diungkapkan oleh Apoteker dan

Bendahara JKN Puskesmas Tanjung Redeb :

" .. .Kalau untuk bi dang apotek saya melayani dan saya dapat bagian dari
hasil kerja saya yang melayani pasien JKN ... "
(21 Januari 2017).

" ... di SK juga ada tentang rincian tugas itu, dan ada peraturan-peraturan. Tugas
saya, mernbuat BKU, surat pertanggungjawaban, laporan realisasi, tiap bulan
ngeprint rekening koran, pembagian jaspelnya, belar~ja-belanja di DP A. .. "
(wawancara, 20 Januari 2017).

d) Fasilitas ( Facilities )

Fasilitas adalah sarana yang dibutuhkan untuk operasionalisasi

implementasi suatu kebijakan. Fasilitas Puskesmas berdasarkan pada Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, ditetapkan persyaratan prasarana puskesmas meliputi :

( 1) Bangunan puskesmas non rawat inap memiliki ruangan minimal ruang


tunggu, ruang tindakan, ruang persalinan, rawat pasca pe::-salinan, ruang ASI,
KIA,KB dan Imunisasi, ruang farmasi, ruang pemeriksaan umum, ruang
kesehatan gigi dan mulut, ruang promosi kesehatan, ruang sterilisasi,
laboratorium, gudang umum, dapur, ruang rapat,ruang administrasi kantor,
ruang kepala puskesmas We Pria, We wanita dan We petugas dilengkapi
dengan rwnah dinas kesehatan dan parkir roda 2 dan garasi ambulans dan
puskesmas keliling.
(2) Sistem ventilasi
(3) Si stern peneahayaan
43090.pdf
81

Implementasi kebijakan pengelolaan dan dan pemanfaatan dana kapitasi

JKN pada FKTP di puskesmas Tanj?mg Redeb terkendala karena kurangnya

informasi yang diterima oleh pelaksana sebagaimana yang dinyatakan oleh

Apoteker dari puskesmas Tanjung Redeb yaitu:

" ... Kami beberapa apoteker pemah menanyakan hal tersebut ... , katanya
pada saat akreditas kemaren juga pemah dikasih tau bahwa dana JKN
bisa untuk obat dll namun setelah di konsultasikan dengan Dinas temyata
hal tersebut belum ada juknis khusus nya sehingga kami belum berani
untuk menggunakan dana JKN tersebut untuk pembelian obat dan kami
masih menunggu jubnis nya karer.a kalau sudah ada dasar nya kami
membelanjakan untuk obat maka kami <±kan membelinya karena
walaupun telah ada juknis dari permenkes namun panduan untuk
pengadaan obat tersebut belum ada dan menjelaskan bagaimana prosedur
pembelian obat tersebut seperti kami harus lapor kemana dan apa yang
harus kami sediakan sehingga perlu detail nya agar kami aman untuk
berbelanja sesuai dengan aturan yang berlaku ... "
(wawancara, 21 Januari 2017)

Peserta JKN sebagai sasaran program seharusnya mendapatkan

informasi mengenai hak dan kewajibannya sebagai peserta JKN termasuk

tentang dana kapitasi JKN. Kurangnya informasi mengena1 kebijakB.n

pemanfaatan dana kapitasi bagi peserta JKN di puskesmas Tanjung Redeb

diutaran oleh peserta JKN sebagaimana berikut:

" ... saya tidak tau, tidak pemah di kasih tau apa itu dana kapitasi JKN,
kegunaannya juga tidak tau .... tidak rutin saya pake. Kalau lagi mau
memake maka saya pake, kalau tidak maka tidak saya pake. Karena
malasnya untuk mengantri dirumah sakit dan obat nya juga tidak puas.
Kalau saya mau ke poli dalam maka tidak saya pakai kartu BP.TS nya
karena obat nya harus sesuai dengan yang saya pakai biasanya karena
obat yang biasa saya pakai tidak ditanggung oleh BPJS. Kecuali kalau ke
THT baru saya pakai lagi kartu BP.TS nya. Kalau obat yang saya makan
tidak ditanggung oleh BPJS maka saya bayar sendiri obat tersebut. Saya
vertigo jadi harus menggunakan obat paten apalagi saya pemah
meminum obat dari rumah sakit Pertamina .... suami saya kerja di
perusahaan, tempat berobatnya di puskesmas sini. Saya disuruh ambil
keterangan rujukan
( wawancara, 25 Januari 2017)
43090.pdf
82

c) Kewenangan

Kewenangan merupakan otoritas atau legatimasi pelaksana kebijakan

yang telah ditetapkan. Jika kewenangan pelaksana nihil, maka dapat

menghambat pelaksanaan kebijakan.

Kewenangan yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP puskesmas telah diatur sesuai dengan

tugas masing-masing tenaga sebagaimana diungkapkan oleh Apoteker dan

Bendahara JKN Puskesmas Tanjung Redeb :

" ... Kalau untuk bi dang apotek saya melayani dan saya dapat bagian dari
hasil kerja saya yang mek.yani pasien JKN ... "
(21 J anuari 2017).

" ... di SK juga ada ten tang rincian tu gas itu, dan ada peraturan-peraturan. Tugas
saya, membuat BKU, surat pertanggungjawaban, laporan realisasi, tiap bulan
ngeprint rekening koran, pembagian jaspelnya, belmtja-belanja di DP A. .. "
(wawancara, 20 Januari 2017).

d) Fasilitas (Facilities)

Fasilitas adalah sarana yang dibutuhkan untuk operasionalisasi

implementasi suatu kebijakan. Fasilitas Puskesmas berdasarkan pada Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, ditetapkan persyaratan prasarana puskesmas meliputi:

(1) Bangunan puskesmas non rawat inap memiliki ruangan minimal ruang
tunggu, ruang tindakan, ruang persalinan, rawat pasea persalinan, ruang ASI,
KIA,KB dan Imunisasi, ruang farmasi, ruang pemeriksaan umum, ruang
kesehatan gigi dan mulut, ruang promosi kesehatan, ruang sterilisasi,
laboratorium, gudang umum, dapur, ruang rapat,ruang administrasi kantor,
ruang kepala puskesmas We Pria, We wanita dan We petugas dilengkapi
dengan rumah dinas kesehatan dan parkir roda 2 dan garasi ambulans dan
puskesmas keliling.
(2) Sistem ventilasi
(3) Sistem peneahayaan
43090.pdf
83

(4) Si stern sanitasi, air bersih, sistem pembuangan air kotor/air limbahkotoran
dan sampah, pengalirannya
(5) Sistem kelistrikan
(6) Sistem komunikasi
(7) Sistem gas medik
(8) Sistem proteksi petir
(9) Sistem proteksi kebakaran
(10) Sistem pengendalian kebisingan
( 11) Sisten transportasi vertikal dalam puskesmas
(12) Peralatan kesehatan dalam gedung, bahan habis pakai, perlengkapan,
meubelair
( 13) Peralatan untuk pelayanan luar gedimg puskesmas

Fasiiitas yang ada di puskesmas Tanjung Redeb, banyak yang kurang

disampaikan oleh dokter gigi dan koordinator Bidan puskesmas Tanjung Redeb :

" ... masih banyak alat yang kurang, dental unitnya sudah jebol, tidak
punya citojek, akibatnya pelayananjadi lambat. .. ''.
(wawancara, 03 Februari 2017)

" .... alat nya masih kurang, perlu ada meja gynekolog .... , komputer juga
masih kurang ... "
(wawancara, 21Januari2017)

1) Disposisi (Sikap)

Disposisi diartikan sebagai watak dan krakteristik yang dimiliki oleh

pelaksana kebijakan. Sikap dari pelaksana kehijakan merupakan faktor yang

mempunya1 konsekuensi-konsekuensi penting bagi implementa:;i kebijakan

yang efektif. Jika pelaksana bersifat positif terhadap suatu kebijakan, berarti

ada dukungan dengan senang hati dia akan melaksanakan kebijakan tersebut,

dernikian juga sebaliknya. Karakteristik yang harus dirniliki oleh pelaksana

kebijakan rneliputi kornitrnen, kejujuran dan sikap dernokratis.

Sikap pelaksana puskesrnas Tanjung Redeb, seperti yang disampaikan

oleh pelaksana tata usaha sebagai berikut :


43090.pdf
84

" ... Kalau dari kepegawaian setiap hari menjalankan absen namun
karyawannya yang tidak mendukung sehingga jarang dari mereka untuk
mengisi absen rutin setiap harinya ... "
(wawancara, 20 J anuari 2017)

Sikap pelaksana yang kurang mendukung juga disampaikan oleh kepala

seksi jaminan kesehatan scbagai berikut :

" .... ada rasa kekhawatiran yang berlebihan akan adanya kesalahan dalam
hal pemanfaatan, itu juga factor penghambat. Artinya tidak mau ambil
resiko sank:si hukum jika terjadi kesalahan kekeliruan dalam hal
pengadaan. Jadi daripada ambil beresiko lebih baik disalahkan tidak
menggunakan ... "
(wawancara, 12 Januari 2017)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan para informan di

atas diketahui bahwa meskipun ditemukan adanya sikap pelaksana yang kurang

mendukung dalam hal pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai serta kehadiran, namun pada umumnya pelaksana kebijakan pengelolaan

dan pemanfaatan dana kapitasi JKN mempunyai sikap yang mendukung dan

mengharapkan agar dana kapitasi JKN lebih lancar.

Sikap masyarakat, terhadap pelaksanaan kebijakan pemanfaatan dana

kapitasi JKN dilihat dari pelaksanaan kegiatan prolanis yaitu Program

Pengelolaan Penyakit Kronis, suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas

Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi

peserta BP.TS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan

efisien. Sikap masyarakat di wilayah kerja puskesmas Tanjung Redeb masih

kurang sebagaimana basil wawancara berikut :


43090.pdf
85

program prolanis Puskesmas Tanjung Redeb belum berjalan sebagimana

yang diungkapkan oleh petugas tata usaha :

" ... Karena peserta senam lansia kurang maka kami mengundang orang
dinas dan warga sekitar untuk senam , sekarang semakin kurang jadi
kami saja yang senam ... "
(wawancara, '20 Januari 2017)

2) Struktur Birokrasi

Edwards III ( 1980) mengemukakan ada dua karakteristik utama dari

birokrasi yaitu prosedur-prosedur ker_ia ukuran-ukuran dasar atau standard

operating procedures (SOP) dan Fragmentasi. Informasi mengenai SOP

ditelusuri dengan menanyakan apakah ada aturan khusus yang di buat untuk

melaksanakan kebijakan pengeloalaan dan pemanfaatan dana Kapitasi JKN di

puskesmas perkotaan kabupaten Berau. Pimpinan puskemas Tanjung Redeb

memberikan informasi sebagai berikut :

".... sesnai aturan yang ada, dan biasanya ada surat pemberitahuan dari
dinas kesehatan .... "
(wawancara, 20 Januari 2016)

Pemyataan mengenai SOP oleh kepala Seksi jaminan Kesehatan, berikut ini:

" .... sebenaraya juga aturan bakunya itu kan dari pusat juga. Cuma kita
disini semacam pemaparan/mentafsirkannya menyampaikan secara
pentafsiran. Mungkin kita tidak membuat regulasi khusus untuk itu.
Begitu juga di Provinsi kemaren berhar2.p supaya ada regulasi dari
provinsi yang berlaku untuk semua kabupaten/kota di Kaltim tentang
hal itu, cuma di J>rnvinsi juga tidak buat itu. Tapi sebenarnya dengan
aturan yang ada tentang pemanfaatan itu sudah cukup untuk mereka
pedomani. Jadi intinya, sedikit ada kesimpangsiuran dalam hal ini
antara pengadaan obat-obatan yang menggunakan aturan kefarmasian
dengan aturan yang ada di pemanfaatan dana kapitasi sedikit perbedaan
itu menjadi alasan bagi mereka .... "
(wawancara, 12 Januari 2017)
43090.pdf
86

C. PEMBAHASAN

· Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting,

sebagaimana disampaikan oleh Adiwisastra (2006:xii) "Kebijakan pubhk yang

dibuat hanya akan mertjadi 'macan kertas' apabila tidak berhasil dilaksanakan."

Oleh karena itu, implementasi kebijakan publik perlu dilakukan dengan

mempertimbangkan berbagai faktor, agar kebijakan publik yang dimaksud

benar-benar dapat berfungsi sebagai alat untuk merealisas!kan harapan yang

diinginkan. Hal senada dikemuk::tkan oleh winarno (2014: 146) bahwa

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses

kebijakan.Suatu program kebijakan hams diimplementasikan agar mempunyai

dampak atau tujuan yang diinginkan.

Implementasi Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi

jaminan kesehatan nasional di fasilitas kesehatan tingkat pertama milik

pemerintah daerah puskesmas Perkotaan Kabupaten Berau akan di analisa

berdasarkan pada model implementasi Edwards III yaitu dcngan membahas 4

faktor-faktor atau variabel-variabel yang berpengaruh terhadap implementasi

kebijakan dan bekerja secara simultan dan berintegrasi satu sama yang lain

untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan yaitu komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Namun untuk penyajian

pembahasan disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui,

mengambarkan dan mendeskripsikan :


43090.pdf
87

1. Implementasi kebi.iakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi


jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan ttngkat pertama
milik pemerintah daerah di pusk~mas perkotaan Kabupaten Berau

Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan

nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah

bertuj uan untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN

yang diterima fasilitas kesehatan tingkat pertama ( FKTP) milik pemerintah

daerah yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD. Menurut

Purwanto dan Dyah (2015 :21) implementasi intinya adalah kegiatan untuk

mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan

oleh para implementer kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya

untuk mewujudkan tujuan kebijakan.

a) Pengelolaan Dana Kapitasi JKN


Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengelolaan dana

kapitasi JKN yaitu Penganggaran dana kapitasi JKN telah dilaksanakan oleh

dinas kesehatan dan puskesmas Tanjung Redeb dengan mekanisme puskesmas

menyampaikan usulan Pendapatan dan belanja ke Kepala Dinas Kesehatan

dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran ( RKA) berdasarkan pada pedoman

penyusunan rencana dana kapitasi JKN yang ditetapkan Keputusan Kepala

Dinas Kesehatan, melalui Sub Bagian penyusunan program, kemudian usulan

tersebut diverifikasi oleh tim verifikasi yang ditetapkan melalui keputusan

kepala dinas kesehatan. Dokumen Pelaksanan Anggaran (DP A) kegiatan dana

kapitasi JKN menjadi acuan pelaksanaan kegiatan/belanja dana kapitasi JKN

yaitu dana kapitasi JKN yang diterima dari BPJS Kesehatan kemudian
43090.pdf
88

digunakan langsung oleh puskesmas sesuai dengan kegiatan yang ada di DPA.

Puskesmas Tanjung Redeb juga menyusun RKA perubahan untuk penr,gunaan

pendapatan dana kapitasi yang tidak habis digunakan puskesmas pada tahun

sebelumnya.

Penyampaian laporan oleh kepala puskesmas ke kepala dinas setiap bulan

belum berjalan dengan baik. Hasil wawancara dengan informan menunjukkan

bahwa hal tersebut disebabkan antara lain adanya ketidakkonsistenan infonnasi

mengenai mekanisme penyampaian laporan dari puskesmas ke Dinas Keseha~an

dalam hal ini koordinasi antara bidang yang terkait dalam pelaksanaan dana

kapitasi JKN masih kurang.

b) Pemanfaatan dana kapitasi JKN

Pemanfaatan dana kapitasi JKN yang diterima oleh puskesmas sesuai

dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014 , diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Norn or 19 tahun 2014 kemudian diganti

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21tahun2016.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pemanfaatan dana kapitasi

JKN di Kabupaten Berau ditetapkan dengan keputusan bupati. Pada tahun 2014

dengan Keputusan Bupati Berau Nomor 443 Tahun 2014 yaitu 65 % untuk Jasa

Pelayanan, 25% untuk Pengadaan Obat, Alat Kesehatan dan bahan Medis Habis

Pakai serta I 0% untuk Operasional kesehatan lainnya. pada tahun 2015

persentase pemanfaatan dana kapitasi JKN sana dengn tahun 2014. Pada tahun

2016 keputusan Bupati Nomor 148 Tahun 2016 ditetapkan 65 % untuk Jasa
43090.pdf
89

Pelayanan, 5% untuk Pengadaan Obat, Alat Kesehatan dan bahan medis habis

pakai serta 30% untuk Operasional kesehatan lainnya.

Hasil wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa Pemanfaatan

dana kapitasi JKN puskesmas Tanjung Redeb belum optimal khususnya untuk

pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Sejak tahun 2014

sampai tahun 2016 pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

0%. Hal ini tentunya sangat merugikan masyarakat karena di puskesmas masih

sering ditemui adanya kekurangan dan kekosongan obat, kekurangon alat

kesehatan dan BMHP.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil kajian Komisi P~mberantasan

Korupsi ( KPK ) pada tahun 2015 pada puskesmas di sejumlah daerah

ditemukan adanya keterlambatan realisasi anggaran dan banyaknya sisa lebih

dana kapitasi JKN di akhir tahun. Hasil penelitian ini diperkuat dari penelitian

sebelumnya yang dilaksanakan oleh Imanuel Christian Undap, dkk ( 2016)

yang menyampaikan bahwa "anggaran kegiatan FKTP yang bersumber dari

kapitasi JK."l\f di Kota Bi tung tahun anggaran 2016 dengan realisasi per tanggal

30 Nopember 2016 adalah 4 7 %. Dari total anggaran tersebut peruntukan

khusus untuk belanja pengadaan obat dan alat kesehatan masih 0 % ."

Sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 28 tahun 2014

tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan

bahwa Manfaat yang dijamin dalam JKN terdiri dari : Pelayanan kesehatan di

FKTP merupakan pelayanan kesehatan non-spesialistik yang meliputi :

1. Administrasi pelayanan;
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3. Pemeriksanaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
43090.pdf
90

4. Tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif;


5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud di atas

untuk pelayanan medis mencakup:

I) Kasus medis yang dapat diselesakan secara tuntas di pelayanan kesehatan


tingkat pertama;
2) Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan
rujukan;
3) Kasus medis rujuk batik;
4) Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat
pertama;
5) Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi, dan anak balita oleh
bidan atau dokter; dan
6) Rehabilitasi medik dasar.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi :

1) Penyuluhan kesehatan perorangan, mcliputi paling sedikit penyuluhan


mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilah.'11 hidup bersih dan
sehat.
2) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin(BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
3) Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
tubektomi, knnasuk komplikasi KB bekerja sama dengan lembaga yang
membidangi keluarga berencana.
4) Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
5) peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan penunjang pelayanan skeining
kesehatan meliputi: Pemeriksaan Gula Darah; Pemeriksaan IVA untuk
kasus Ca Cervix; dan emeriksaan Pap Smear
6) Khusus untuk kasus dengan pemeriksaan IVA positif
7) dapat dilakukan pelayanan Terapi Krio.

2. faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan


pengelolaan dan pemamfaatan dana kapitasi .iaminan kesehatan nasional
pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah di
puskesmas perkotaan Kabupaten Berau

Edwards dalam winarno (2014: 177) menjelaskan bahwa variabel -

variabel Komunikasi, sumber-sumber, kecenderungan-kecenderungan atau


43090.pdf
91

tingka laku-tingka laku dan struktur birokrasi yang berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan b~kerja secara simultan dan berinteraksi satu sama lain

untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan, maka pendekatan

yang ideal adalah dengan cara merefleksikan kompleksitas ini dengan membahas

semua variabel tersebut sekaligus. Pembahasan mengenai kebijakan

implementasi kebijakan pengelolaan dan pemamfaatan dana kapitasi jaminan

kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah

daerah di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau berdasarkan teori Edwards III

adalah sebagai berikt :

a) Komunikasi

Dari hasil penelitian terkait dengan komunikasi di temukan adanya

faktor-faktor pendukung dan penghambat sebagai berikut:

1) Faktor-faktor pendukung adanya sosialisasi kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi JKN dari kementerian kesehatan, kementerian

dalam negeri dan tim dinas kesehatan ke Kepala Puskesmas dan

bendahara. yang disertai dengan pendidikan dan Pelatihan pengadaan

barang dan jasa untuk memperlancar kegiatan pengadaan barang dan

jasa yang bersumber dari dana kapitasi .TKN yang merupakan tanggung

jawab kepala puskesmas, dan untuk bendahara JKN dilaksanakan

bimbingan teknis pengelolaan keuangan. Sosialisasi kebijakan sangat

penting untuk mendukung agar implementasi dapat berjalan dengan baik

2) Faktor-faktor penghambat yaitu adanya ketidak jelasan dan ketidak

konsistenan mengenai kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana

kapitasi .TKN yang disampaikan oleh Tim Dinas Kesehatan khususnya


43090.pdf
92

mekanisme pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk pengadaan obat, alat

kesehatan dan Bahan medis pakai habis.

Purwanto dan Dyah (2012 : 171 ) men gem ukakan bah wa terdapat

tiga tipologi birokrat garda depan berkaitan penyampaian informasi

kebijakan yang mereka lakukan :

a. Suppress information bureaucrats. Birokrat yang termasuk kategori

ini adalah mereka yang justru menyembunyikan sebagian informasi

ya!lg seharusnya disampaikan kepada kelompok sasaran.

b. Provide inaadeguate information bureaucrats yaitu birokrat yang

dalam menyediakan informasi kepada kelompok sasaran dilakukan

dengan tidak lengkap sehingga kelompok sasaran kurang memiliki

pemahaman yang komprehensif tentang tujuan dan manfaat kebijakan

yang membuat kelompok sasaran mengalami kebingungan.

c. Provide Supportive information bureaucrats yaitu tipe birokrat yang

paling ideal. Memberikan infonnasi secara memadai, akurat dan adil

kepada masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kehijakan.

b) Somber daya

Implementasi Kebijakan perlu didukung oleh sumber daya baik swnber

daya manusia maupun surnber daya lainnya. Tidak ada suatu rumus yang pasti

tetang berapa jurnlah SDM yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar dapat

menjalankan tugasnya dengan baik. Semakin kompleks suatu kebijakan maka

semakin banyak pula jumlah SDM yang harus disediakan untuk menjalangkan

tugas untuk mengimplementasikan kebijakan.


43090.pdf
93

Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya faktor pendukung terkait

dengan SDM yaitu <!danya kebijakan dari pemerintah Kabupaten Berau untuk

menanggulangi kekurangan tenaga PNS dengan tenaga kontrak yang dibiayai

oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) meskipun sampai saat

ini rnekanisrne pengadaannya juga rnasih belum lancar .Masih diternukan adanya

kekurangan SDM seperti tenaga Analis Laboratorium, Kesehatan Masyarakat,

dan tenaga pendukung lainnya seperti tenaga untuk pengelola program P care

untuk di loket/pendaftaran peserta JKN. Hasil penelitian in.i sejalan dengan hasil

penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Atik Mustika (2014), Analisis

Implernentasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Penyelenggara

Pelayanan Kesehatan (PPK) I Milik Pemerintah Kota Serang Provinsi Banten.

Keberadaan tenaga kesehatan sangat penting di puskesmas, sebagaimana

di atur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa

pelaksanaan pengobatan dan/ atau peraw~tan berdasarkan ilmu kedokteran atau

ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan. Oleh karena itu tenaga kesehatan di

puskesmas harus dilengkapi sesuai dengan jenis tenaganya karena setiap jenis

tenaga kesehatan merniliki keahlian dan kewenangan yang berbeda-beda.

Sumber Kedua yaitu informasi. Dalam irnplernentasi suatu kebijakan,

informasi rnernpunyai dua bentuk, yaitu pertarna informasi yang berhubungan

dengan cara rnelaksanakan kebijakan. Implementor harus rnengetahui apa yang

harus rnereka lakukan saat mereka diberi perintah. Kedua, informasi mengenai

data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah
43090.pdf
94

yang telah ditetapkan. Implementer harus mengetahui apakah orang yang terlibat

di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap hukum.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa informasi mengenai cara

pelaksanaan pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai masih

sangat kurang sehingga kepala puskesmas Tanjung Redeb mulai tahun 2014

sampai saat ini belum memanfaatkan dana kapitasi JKN untuk obat, BWil-IP dan

alat Kesehatan meskipun obat dan BMHP di puskesmas habis/kosong dan

banyak alat kesehatan yang tidak kurang ataupun rusak seperti dental unit (kursi

gigi ) dan lain-lainnya . Informasi mengenai mengenai hak dan kewajiban

kepada peserta JKN juga masih kurang sehingga sering menimbulkan masalah

karena banyak peserta JKN yang mau langsung kt": rumah sakit berobat dengan

dokter spesialis, ha! tersebut tentu tidak sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokte;:

di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer .

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2015 menetapkan bahwa

lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan

penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas, tingkat

Kemampuan 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter Pada Standar

Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar penyakit terdapat 144

penyakit yang harus dikuasai penuh oleh para lulusan karena diharapkan dokter

layanan primer dapat mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan secara

mandiri dan tuntas. Selain itu terdapat 275 ketrampilan klinik yang juga harus

dikuasai oleh lulusan program studi dokter. Selain 144 dari 726 penyakit, juga

terdapat 26 f penyakit yang harus dikuasai lulusan untuk dapat mendiagnosisnya


43090.pdf
95

sebelum kemudian merujuknya, apakah merujuk dalam keadaaan gawat darurat

maupun buY:an gawat darurat. Oaftar 144 Penyakit yang harus tuntas ditangani

oleh dokter di FKTP sesuai tabel 4.9

Tabel 4.9
Oaftar I 44 Penyakit yang harus dikuasai penuh oleh dokter layanan primer
untuk mendiagnosis dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas

1. Kejang Oemam f76.Ruptur perineum tingkat Yz 1

2. Tetanus I 77. Abses folikel rambut/kelj sebasea


3. HIV AIDS tanpa komplikasi 78. Mastitis
4. Tension headache 79. Cracked nipple
, 5. Migren 80. Tnverted nipple
6. Bell's Palsy 81. OM tipe 1
7. Vertigo 82. OM tipe 2
8. Gangguan somatoform 83. Hipoglikemi ringan
9. Insomnia 84. Malnutrisi energi protein
IO. Benda asing di konjungtiva 85. Oefisiensi vitamin
I I. Konjungtivitis 86. Oefisiensi mineral
I2. Perdarahan subkonjungtiva 87. Oislipidemia
13. Mata kering 88. Hiperurisemia
14. Blefaritis 89. Obesitas
15. Hordeolum 90. Anemia defiensi besi
16. Trikiasis 91. Limphadenitis
17. Episkleritis 92. Oemam dengue, OHF
18. Hipermetropia ringan 93. Malaria
19. Miopia ringan 94. Leptospirosis (tanpa komplikasi)
20. Astigmatism ringan 95. Reaksi anafilaktik
21. Presbiopia 96. Ulkus pada tungkai
22. Buta senja 97. Lipoma
23. Otitis eksterna 98. Veruka vulgaris
24. Otitis Media Akut 99. Moluskum kontangiosum
25. Serumen prop 100. Herpes zoster tanpa komplikasi
26. Mabuk perjalanan 101. Morbili tanpa komplikasi
27. Furunkel pada hidung 102. Varicella tanpa komplikasi
28. Rhinitis akut 103. Herpes simpleks tanpa
29. Rhinitis vasomotor komplikasi
30. Rhinitis vasomotor 104. Impetigo
31. Benda asing 105. Impetigo ulceratif ( ektima)
32. Epistaksis 106. Folikulitis superfisialis
33. Influenza 107. Furunkel, karbunkel
34. Pertusis l 08. Eritrasma
35. Faringitis 109. Erisipelas
36. Tonsilitis 11 O.Skrofuloderma
37. Laringitis 111. Lepra
43090.pdf
96

38. Asma bronchiale 112. Sifilis stadium 1 dan 2


39. Bronchitis akut 113. Tinea kapitis
40. Pneumonia, bronkopneumonia 114. Tinea barbe
41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 115. Tinea facialis
42. Hipertensi esensial 116. Tinea corporis
43. Kandidiasis mulut 117. Tinea manus
44. Ulcus mulut (aptosa, herpes) 118. Tinea unguium
45. Parotitis 119. Tinea cruris
46. Infeksi pada umbilikus 120. Tinea pedis
47. Gastritis 121. Pitiriasis versicolor
48. Gastroenteritis 122. Candidiasis mucocutan ringan
49. Refluks gastroesofagus 123. Cutaneus larvamigran
50. Demam tifoid 124. Filariasis
51. Intoleransi makanan 125. Pedikulosis kapitis
52. Alergi makanan 126. Pediculosis pubis
53. Keracunan makanan 127. Scabies
54. Penyakit cacing tambang 128. Reaksi gigitan serangga
55. Strongiloidiasis 129. Dermatitis kontak iritan
56. Askariasis 130. Dermatitis atopik (kecuali
57. Skistosomiasis recalcitrant)
58. Taeniasis 131. Dermatitis numularis
59. Hepatitis A 132. Napkin ekzema
60. Disentri basiler, disentri amuba 133. Dermatitis seboroik
61. Hemoroid grade Vi 134. Pitiriasis rosea
62. Infeksi saluran kemih 135. Acne vulgaris ringan
63. Gonore 136. Hidradenitis supuratif
64. Pielonefritis tanpa komplikasi 137. Dermatitis perioral
65. Fimosis 138. Miliaria
66. Parafimosis 139. Urtikaria akut
67. Sindroma duh 9discharge) genital 140. Eksantemapous drug eruption,
(GO dan NGO) fixed drug emption
68. Infeksi saluran kemih bagian bawah 141. Vulnus !aseraum, puctum
69. Vulvitis 142. Luka bakar derajat l dan 2
70. Vaginitis 143. Kekerasan tumpul
71. Vaginosis bakterialis 144. Kekerasan tajam
72. Salphingitis
73. Kehamilan normal
74. Aborsi spontan komplit
75. Anemia defisiensi besi pada bumil

c) Disposisi (sikap )

Menurut Edward III dalam Winarno (2014: 197) mengemukakan

"kecenderungan-kecenderungan atau disposisi merupakan salah satu faktor yat}g


43090.pdf
97

mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif'.

Jika para pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya

dukungan terhadap implementasi kebijakan maka terdapat kemungkinan yang

besar implementasi kebijakan akan terlaksana sesuai dengan keputusan awal.

Demikian sebaliknya, jika para pelaksana bersikap negatif atau menolak

terhadap implementasi kebijakan karena konflik kepentingan maka implementasi

kebijakan akan menghadapi kendala yang serius.

Bentuk penolakan dapat bermaca:n-macam seperti yang dikemukakan

Edward III tentang "zona ketidakacuhan" dimana para pelaksana kebijakan

melalui keleluasaanya (diskresi) dcngan cara yang halus menghambat

implementasi kebijakan dengan cara mengacuhkan, menunda dan tindakan

penghambatan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap implementasi kebijakan

pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP milik pemerintah

daerah puskesmas perkotaan di Kabupaten Berau diketahui bahwa sikap

pelaksana kebijakan pada puskesmas Tanjung Redeb kurang mendukung

khususnya dalam pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

Meskipun Kepala puskesmas selaku penaggung jawab dana kapitasi JKN telah

di ikutkan bimbingan teknis mengenai pengadaan barang dan jasa. Hal yang

sama terjadi pada staf puskesmas Tanjung Redeb yang belum mematuhi aturan

jam kerja dan disiplin PNS sebagaimana yang telah diatur pada Peraturan

Pemerintah nomor 53 tahun 20 IO .


43090.pdf
98

d) Struktur birokrasi

Menurut Westra et.al ( 1982) dikutip fathurrahman (2016) birokrasi

berasal dari kata Buereaucracy yang berarti suatu tipe organisasi yang

didalamnya terdapat suatu tata kerja yang telah ditentukan dalam suatu

peraturan yang selalu dilaksanakan dengan sepenuhnya. Birokrasi

merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan

menjadi pelaksana kebijakan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa belum ada Standard Operating

Procedures (SOP) yang dibuat untuk pelaksanaan kebijakan pengelolaan

dan pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP milik pemerintah di

Kabupaten Berau . Implementasi Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan

dana kapitasi JKN mengikuti peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan

komponen yang diatur seperti :

1. Pengganggaran sesuai dengan pedoman penyusunan Rencana Kerja

Anggaran Satuan Perangkat Kerja Daerah ( RKA-SKPD) tahun 2016

yang ditetapkan setiap tahun oleh Pemerinta Kabupaten Berau.

2. Pelaksanaan dan penata usahaan keuangan berdasarkan pada peraturan

yang telah ditetapkan Peraturan Bupati Berau Nomor 14 Tahun 2016

Tentang Pedoman Penatausahaan Keuangan Daerah Tahun Angaran

2016.

3. Pemanfaatan dana kapitasi JKN berdasarkan pada paraturan menteri

kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi

Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan


43090.pdf
99

Dukungan Biaya Operasional Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Milik Pemerintah Daerah

4. Kehadiran sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Tentang Oisiplin PNS

Purwanto dan Dyah ( 2015:182) menjclaskan bahwa Prosedur implementasi

suatu kebijakan minimal mengatur hal-hal yang berkaitan dengan :

(i) penggunaan input kebijakan, dana , material, tenaga kerja dan lainnya
(ii) penentuan kelompok sasaran, (iii) distribus1 keluaran kebijakan kepada
kelompok sasaran untuk meyakinkan terjadinya ketepatan waktu, jumhh
dan kualitas, (iv) tata kelolah hubungan antara pihak-pihak yang terlibat
dalam implementasi misalnya hubungan antr ak1:or, unit dalam organisasi,
maupun tingkat pemerintahan yang berbeda.

Terdapat faktor pendukung yaitu telah terbentuknya struktur organisasi

pelaksana kebijakan di puskesmas yaitu kepala puskesmas sebagai penaggung

jawab kegiatan dan satu orang staf sebagai bendahara dana kapitasi JKN yang

ditetapkan melalui keputusan bupati Berau. Disamping untuk monitoring

kehadiran kerja dimonitor oleh Tata Usaha. Untuk verifikasi rencana kerja

anggaran (RKA ) dana kapitasi JKN puskesmas telah dibentuk tim verifikasi.

Sedangkan yang menjadi hambatan adalah kurang:!ya koordinasi antara

pelaksana kebijakan yaitu antara puskesmas, dinas kesehatan, dan BPJS

kabuapten Berau.

Hal ini sesuai dengan Purwanto dan Dyah ( 2015:132-135) bahwa

selain tujuan kebijakan, kompleksitas kebijakan juga akan mempengaruhi

struktur organisasi implementer.Makin kompleks suatu kebijakan yang

diimplementasikan maka struktur yang lebih kompleks yang mampu

mengakomodasi berbagai org~msas1 yang terlibat dalam implementasi, yang


43090.pdf
100

terdiri atas complex structure dan simple structure. implementasi kebijakan yang

menggunakan simple structure dengan singe! agency tentu memiliki peluang

keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan complex structure dan

multiple agencies. Jika implementasi kebijakan dilaksanakan dengan struktur

yang melibatkan banyak organisasi dan banyak aktor maka sangat penting 11ntuk

memahami hubungan antar organisasi dan aktor yang terlibat. Struktur

organisasi bentuk lain yaitu ada organisasi yang diberi kewenangan lebih besar

untuk menjadi koordinator (lead agency), namun koordinasinya masih k•1rang.


43090.pdf

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian implementasi kebijakan pengelolaan clan pemanfaatan dana

kapitasi jaminan kesehata nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik

pemerintah daerah di puskesmas perkotaan Kabupaten Berau yang dilaksanakan

di Puskesmas Tanjung Redeb tahun 2014-2016 dengan menggunakan model

implementasi Edward III. Berdasarkan pada hasil dan pembahasan penelitian

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Implementasi kebijakail pengelGlaan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan

kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik

pemerintah daerah pada puskesmas perkotaan di Kabupaten Berau belum

optimal, ditunjukkan dengan Pemanfaatan dana kapitasi JKN untuk

pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di puskesmas

Tanjung Redeb mulai tahun 2014 sampai tahun 2016 tidak ada realisasi,

sementara di puskesmas terjadi kekosongan beberapa jenis obat yang

dibutuhkan masyarakat.

2. Faktor-fakior pendukung dan penghambat pada variabel komunikasi yang

menjadi faktor pendukung adalah adanya transmisi penyaluran informasi

dari kebijakan secara berjenjang dari dinas kesehatan ke puskesmas dan

jaringannya. Sedangkan faktor penghambat dalam komunikasi adalah

adanya ketidak jelasan dan konsitensi kebijakan yang disampaikan oleh

dinas kesehatan ke puskesmas khususnya mengenai pemanfaatan dana JKN


43090.pdf
102

untuk Obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Ketersediaan

sumber daya di puskesmas meliputi Staaf, kewenangan, informasi dan

fasilitas masih kurang. Disposisi atau kecenderungan-kecenderungan pada

implementasi kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN

dilihat dari sikap birokrat, adanya sikap yang kurang mendukung dalam hal

pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta kehadiran

di Puskesmas Tanjung Redeb . Belum adanya SOP untuk implementasi

Kebijakan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN secara rnenyeluruh dan

koordinasi antar organisasi yang berlibat dalam implementasi kebijakan

pengeloiaan dan Pemanfatan dana JKN di FKTP puskesmas perkotaan

Kabupaten Berau masih kurnng.

B. Saran
Berdasarkan temuan dilapangan, pembahasan dan kesimpulan penelitian

maka disarankan untuk:

I. Dinas Kesehatan Kabupaten Berau agar menyusun petunjuk teknis yang jelas

dan konsisten sebagai pedoman untuk pengadaan obat, alat kesehatan,

bahan medis pakai habis menyusun petunjuk teknis yang jelas dan konsisten

sebagai pedoman untuk pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis pakai

habis.

2. Puskesmas agar lebih intensif mensosialisasikan kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi JKN kepada petugas yang terlibat puskesmas

pembantu dan pos kesehatan desa dan masyarakat.


43090.pdf
103

3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan kabupaten Berau agar

lebih meningkatkan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban kepada seluruh

peserta BPJS kesehatan bukan perwakilan kepala keluarga.

4. Pemerintah Kabupaten Berau untuk mempercepat pemenuhan tenaga

kesehatan dan non kesehatan, alat kesehatan dan sarana prasarana puskesmas

sesuai standar.

5. Dinas Kesehatan agar menyusun SOP untuk pelaksanaan kebijakan

pengelolaan clan pemanfaatan Dana Kapitasi JKN sehingg'l memudahkan dan

mempercepat implementasi kebijakan.

6. Dinas Kesehatan dalam hal ini Bidang pelayanan kesehatan berdasarkan

pada tugas pokok dan fungsi, merupakan penanggung jawab pelaksanaan

jaminan kesehatan di tingkat kabupaten agar meningkatkan koordinasi antara

crganisasi yang terlibat dalam implementasi kebijakan.


43090.pdf
104

GLOSARIUM

BLUD Instansi di lingkungan pemenntah yang dibentuk untuk


memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas".
Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
menjelaskan sesuatu seperti apa adanya secara mendalam.
Dana Kapitasi Besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar
tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan
INA-CBGs Indonesia Case Base Groups Sistem pembayaran
dengan sistem "paket "berdasarkan penyakit
yang diderita oleh pasien
P Care Aplikasi sistem informci.si pelayanan pasien berbasis webase
yang disediakan oleh BP JS Kesehatan diperuntukkan bagi
para fasilitas kesehatan pnm1er untuk memberikan
kemudahan akses data ke server BP JS baik itu pendaftaran,
penegakan diagnosa, terapi, hingga pelayanan laboratorium

UHC Universal Health Coverage adalah sistem kesehatan yang


memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses
yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau.
Cakupan universal mengandung dua elemen inti yakni akses
pelayanan keseh~tan yang adil dan bermutu bagi setiap
warga, dan perlindungan risiko finansial ketika warga
menggunakan pelayanan kesehatan.
43090.pdf
105

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Artikel

Anderson, JE. (l 979) Public policy-making :decisions and Their


Implementation, 2nd ed (New York: Holt, Rinehart and winston, 1979).

Djuhaeni, H (2007) .Asuransi dan managemen care. Modul Program pascasarjana


Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dunn, WN (eds) (2002). Analisis kebijakan publik (Edisi keduo). Yogyakarta:


Universitas Gaja Mada.

Dwijowijoto, RN (2003). Kebijakan publik : formulasi, implementasi dan


evaluasi. Jakarta. PT. Elex Media Komputindn, Kelompok Gramedia.

Edwards III,George C.1980. Implementing Public Policy.Washinton, D.C:


Congressional Quarterly Inc.

Hamdi, M. (2014). Keb!Jakan publik, proses, analisis dan partisipasi. Bogor :


Ghalia Indonesia.

Hamdi, M dan Siti, I (2014). Metodologi penelitian administrasi (Edisi Kedua).


Jakarta: Universitas Terbuka.

I-Ierdiansyah, H (2010). A1etodologi penelitian Kualitat~f untuk ilmu-ilmu sosial


Yogyakarta: Salemba Humanika.

Hunaepi, A (2015). Jmpfementasi kepesertaan program jaminan


kesehatannasional (.!KN) bagi kategori pekerja bukan penerimah upah
di Kabupaten Lebak. . Jakarta: Afagnascript Publishing.

Hutasoit, C.S (2011). Pefa;:anan publik :teori dan aplikasi. Jakarta:


A1agnascript Publishing.

Irawan, P. (2006). Metodologi penelitian administrasi. Edisi Kesatu. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Ibrahim, A. (2008). Teori dan konsep pelayanan publik serta implementasinya,


Bandung, CV.Mandar Ma.Ju

lkhsan, dkk, (2011). Administrasi keuangan publik. Jakarta : Universitas


Terbuka

Kementerian Kesehatan RI (2013 ). Buku Pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN) dalam Sistem Jami.nan Sosial Nasional.Jakarta
Kementerian Kesehatan RI.
43090.pdf
106

Lindri, SY (2015). Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan


Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis Riau Tahun 2014.Tesis Universitas Sumatera Utara Medan.

Miles, MB dan Huberman, AM (1992). Qualitative data analysis ( Rohidi,


Tjetjep, Trans). Jakarta Universitas Indonesia.

Mustika, A (2015). Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN) di Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (PPK) Milik
Pemerintah Ko ta Serang Provinsi Banten tahun 2014. U niversitas
Indonesia Jakarta.

Nugroho, R (2014) Metode penelitian kebijakan (cetekan 11) Yogyakarta :


Pustaka Pe/ajar.

Parsons, W (2014) Public policyn introduction to the theory and practice of


policy anaZvsis. ( Santoso, Tri Wibowo Budi, Trans ). Edward Elgar
Publishing LTD.

Purwanto, EA dan Dyah,RS (2015) Implementasi kebijakan publik : Konsep


dan aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta Gava Media.

Purwaningsih, E (2015). Implementasi Permenkes Nomor 19 tahun 2014


tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
t~rhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kota Tegal. Tesis
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Pramana, LH, Indah, P (2015). Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN ) di Poli Geriatri Rumah Sakit Umum ( RSU ) Dr.Soetomo .E-
Journa Unesa Unesa 3 (4) .

Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi, (2013 ). Metodologi penelitian kualitatif


dan kuantitatif dalam bidang kesehatan Yogyakarta : Nuha Medika.

Sudarso,dkk (2009). Teori administrasi.Jakarta : Universitas Terbuka

Sugiyono (2016). Memahami Penelitian Kualitattif. Bandung: CV.Alfabeta

Smvitri, Sri (2011 ). Konsep dasar kebijakan publik. Edisi Revisi, Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Tachjan. (2006). Implementasi kebijakan public. Bandung: AIPI Bandung-


Puslit KP2W Lembaga Penelitian UNPAD.

Tahir, A. (2011 ). Kebijakan publik dan transparansi penyelenggaraan


pemerintahan daerah (Cetakan Pertama). Jakarta: PT. Pustaka Indonesia
Press.

Wahab, SA (2015) . Analisis kebijakan : Dari formulasi ke penyusunan model-


model implementasi kebijakan publik (Cetakan ketiga). Jakarta : Bumi
Aksara.
43090.pdf
107

Winamo, B (2014). Kebijakan Publik, Teori, Proses dan Studi Kasus. Edisi ke
-2 .Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service.

Zuhad, M (2014) . lmplementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat


(Jamkesmas) ( Studi Puskesmas Kerongkong Kecamatan Suralaga
Kabupaten Lombok Timur). Tesis Universitas Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

B. Peraturan dan Dokumen

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (l~KIP) Dinas Kcsehatan Kabupaten


Berau Tahun 2015

Laksono, Agung ( 2014). Mengubah Status Puskesmas Menjadi BLUD; diambil


tanggal 20 Nopember 2016 dari situs http://df.jamsosindonesia. Com
/cetak/printout/503;)

Mengubah Status Puskesmas Menjadi BLUD Diambil 15 Nopember 2016, dari


situs http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/503

Nugraha, Priharsa (2015, 19 Januari). KPK Temukan 4 Kelemahan Pengelolaan


Dana Kapitasi, diambil 20 oktober 2016 dari situs
https://wwvv.kpk. go. id/id/berita/siaran-pers/2440-kpk

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang


Jaminan Kesehatan, 23 Januari 2013, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29, Jakarta

Peraturan Presideil Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Pengelolaan dan


Pemamfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, 21 April 2014,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan


Sosial Nasional, 19 Oktober 2004, Lembaran NegaraRepublik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 150, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Badan


Penyelenggaraan J aminan Sosial, 25 Nopember 2011, Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116 , Jakarta
43090.pdf
108

PEDOMAN WA WANCARA
Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

A Identitas Responden
1 Nama Narasumber
2 Jenis Kelamin
3 Pendidikan
4 Jabatan
5 No.HP
B Pelaksanaan Wawancara
1 Tempat wawancara
2 Tanggal Wawancara
c Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN di Puskesmas
1 Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan ( Penganggaran/Penyusunan
Usulan RKA JKN dari Puskesmas, Peiaksanaan dan penatausahaan I

keuangan) ~
2 Bagaimana pelaksanaan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa
Pelayanan, Pengadaan Obat, Alkes, Bahan medis habis pakai, I
operasional kesehatan lainnya
3 Kendala apakah yang dihadapi dalam melaksanakan kebijakan Dana
Kapitasi JKN di Puskesmas (Puskermas Kota dengan realisasi terendah
)
43090.pdf
109

PEDOMAN WA WANCARA
Tata Usaha, Dokter, Apoteker, Bidan dan Petugas Pustu

A Identitas Responden
1 Nama Narasumber
2 Jenis Kelamin
3 Pendidikan
4 Jabatan
5 No.HP
B Pelaksanaan Wawancara
1 Tempat wawancara
2 Tanggal Wawancara
...,
.) Waktu wawancara Mulai ................ s/d.......................
Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN di Puskesmas
1) Apa yang saudara ketahui mengenai dana kapitasi jaminan kesehatan
nasional
2) Dari mana saudara mendapatkan informasi mengenai dana kapitasi
jaminan kesehatan nasional
3) Bagaimana pelaksanaan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa
Pelayanan
4) Bagaimana pelaksanaan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN untuk
Pengadaan Obat, Alkes, Bahan m;::dis habis pakai
5) Bagaimana pelaksanaan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN untuk
operasional kcsehatan lainnya
6) Apakah tugas saudara terkait dengan pelaksanaan kebijakan Dana
Kapitasi JKN di Puskesmas
7) Kendala apakah yang dihadapi dalam melaksanakan kebijakan Dana I
Kapitasi JKN di Puskes111as
8) Bagaimana Upaya yang dilakukan dalam meng2.tasi kendalah yang
dihadapi dalahl melaksanakan kebijakan Dana Kapitasi JKN di Puskesmas
9) Mamfaat apa yang didapat dari pelaksanaan kebijakan Dana Kapitasi
JKN di Puskesmas
43090.pdf
110

PEDOMAN WAWANCARA
PESERTAJKN

A ldentitas Responden
l Nama Narasumber
2 Jer.is Kelamin
3 Pendidikan
5 No.HP
B Pelaksanaan Wawancara
1 Tempat wawancara
2 Tanggal Wawancara
3 Waktu wawancara Mulai ................ s/d .......................
Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN di Puskesmas
1) Apakah bapak/ibu memilik; Jaminan Kesehatan Nasional

2) Bagaimana caranya bapak/ibu jadi peserta JKN

3) Bagaimana cara bapak/ibu menggunakan kartu JKN

4) Apakah bapak/ibu mengetahui apa kewajiban dan hak bapak/ibu

sebagai peserta JKN

5) Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai dana Kapitasi JKN

6) Bagaimana menurut bapak/ibu pelayanan di puskesmas


43090.pdf
111

Tabel. 1
TRANSKRIP BASIL WAWANCARA
KEPALA DINAS KESEHA TAN

A Identitas Responden
1 Nama Narasumber Drg. T otoh Hermanto, M.Kes
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Pendidikan S2 Kesehatan
4 Jabatan Kepala Dinas Kesehatan
6 No.HP 081345080274
B Pelaksanaan Wawancara I

1 Tempat wawancara Kantor Dinas Kesehatan


2 Tanggal Wawancara 10 Januari 2017
I. Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN di Puskesmas
1 Pertanyaan Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan
( Penganggaran/Penyusunan Usulan RKA
JKN dari Puskesmas , Pelaksanaan dan
penatausahaan keuangan)
Jawaban Dia sudah diatur sesuai dengan UU No. 32
dan Permenkes 28 tentang bagaimana
pengelolaan-pengelolaan dana kapitasi dari
mulai penggaranannya, pelaksanaannya,
penatusahaannya sampa1 ke
pertanggungjawabannya. Penganggaran m1
juga sudah ada mekanismesnya dari mulai
bagaimana BP.TS, kemudian dari puskesmas
membuat rencana kemudian diajukan kepada
Dinas dan Dinas Kesehatan membuat DP A,
kemudianjuga dari nanti ada laporan realisasi
daripada anggaran kapitasi JKN dari total
puskesmas dan itu menjadi bahan dari Dinas
Kesehatan untuk menyampaikan ke
keuangan. Dan yang terpenting itu adalah
bagaimana efektivitas pemanfaatan daripada
..
dana kapitasi !Ill. Kalau mekanisme
penganggaran, pelaksanaan kan sudah ada
diatur sesua1 dengan aturan-aturan yang
tertuang di dalam Perpres 32. Dan yang
terpenting itu efektivitas, kemudian
43090.pdf
112

evaluasinya, kemudian sejauh mana


pemanfaatan itu.
2 Pertanyaan Bagaimana Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN,
Jasa Pelayanan, Obat, Alat, BMHP dan
Operasional?
Jawaban Pemanfaatannya kan sesuai dengan
Permenkes bahwa dana kapitasi dibagi
menjadi untuk Jasa pelayanan dan
operasional. Di dalam operasional itu
memang dana-dana itu diharapkan bagaimana
promotif, preventif, kemudian berhubungan
dengan perorangannya dan lain sebagainya
itu, itu kan ada evaluasi bagaimana
pemanfaatan dana itu bisa efektif dengan
tidak over lap dengan dana yang lain seperti
operasional maupun BOK, nah disitulah
mankanya perlu laporan-laporan dari kepala
puskesmas.
3 Pertanyaan Kendala apakah yang dihadapi dalam
melaksanakan kebijakan Dana Kapitasi JKN
di Puskesmas
Jawaban kalau sejauh m1 lumayan,tetapi apakah
pengawasannya itu yang hams ditingkatkan
sejauh mana, tidak mungin Kepala Din:::s
mengawasi setiap itu di lapangan. Ada juga
yang pengawas internal pemerintah, itu juga
tidak jalan dan memang tidak terbentuk
disini, dan yang harusnya mengevaluasi
secara langsung adalah kepala bidang melalui
program2 itu apakah dana kapitasi ini seperti
apa di lapangan. Kalau Kepala Dinas kan
tidak mungkin, hanya melihat laporannya
sa3a, tetapi bagaimana itu dijalankan atau
tidaknya itulah kepala bidang dan kepala
seksi yang harus mengevaluasi atau
monitoring di dalam program.
43090.pdf
113

Tabel. 2
TRANSKRIP BASIL WAWANCARA
SFKRET ARIS DINAS KESEHATAN

A ldentitas Responden
1 Nama Narasumber Dr.Matius Maus Popang
NIP 196305131996031001
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Pendidikan S 1 Kedokteran
4 Jabatan Sekretaris Dinas Kesehatan ( 2012 s/d Des
2016)
6 No.HP 0811594589
B Peiaksanaan Wawancara
I
1 Tempat wawancara Kantor Dinas Kesehatan
2 Tanggal Wawancar::! 11 Januari 2017

II. Implementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi


J.KN di Puskesmas
1 Pertanyaan Bagairnanakah pelaksanaan pengelolaan
Penganggaran/Penyusunan Usulan RKA JKN
dari Puskesmas, Pelaksanaan dan
penatausahaan keuangan.
Jawaban Pengelolaan mulai dari pendapatan sesuai
dengan kapitasi yang terdaftar di masing2
puskesmas dengan be saran nilai kapitasi
bervar iasi sesuai ketersediaan tenaga dan
waktu pelayanan. Setiap tahun .... biasanya
sekitar bulan J uni kepala puskesmas diminta
untuk menyusun RKA JKN dengan alokasi
sama dengan rencana pendapatan, yaitu
jumlah peserta dikali 6.000 dikali 12 bulan.
Kita selalu membuat pedoman penganggaran
yang diberikan ke puskesmas supaya RKA
yang mereka susun tidak tumpang tindih
dengan anggaran lainnya dan sesua1
juknis ..... Biasanya jumlah peserta di minta ke
kasi jaminan kesehatan karena ada beberapa
puskesmas yang tidak bisa membuka pcare
karena jaringan.. untuk puskesmas yang
I jauh .... puskesmas perkotaan data peserta bisa
dilihat di pcare. RKA diverifikasi oleh tim
verifikasi sesuai dengan tupoksinya, misalnya
untuk pengadaan obat dan alkes diverifikasi
oleh kasih farmasi dan alkes serta kasi
kesehatan dasar dan rujukan, kabid yankes
dan SDK, kalau pengadaan sarana prasarana
43090.pdf
114

diverifikasi sekretaris dan kasubag umpeg.

2 Pertanyaan Bagaimana pelaksanB.an Pemanfaatan Dana


Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan,
Pengadaan Obat, Alkes, Bahan medis habis
pakai, operasional kesehatan lainnya
Jawaban Ada skoringnya, yang pertama belum terlalu
proporsional dokter yg kebetulan pimpus
tidak mendapat jasa, tapi masih dapat karena
double fungsi. Permenkes 2015 ada poin
khusus Mempertimbangkan kehadiran dan
beban kerja dr ybs ada rumusnya bila
dimasukkan Iangsung masuk program
pembagian jasa.Untuk di berau mengacu ke
JP 65, 35 terbagi 10 dan 25
Operasional 10, 25 obat dan alkes
Dalam prjalan di Berau inginnya lebih bagus
meningkatkan jasa pelayaanan sampai 85%
dan 5 % utk alat d opran obat 10% utk
lainnya mengingat yg 25 % pemnfaaatn tdk
maksimal menjadi SILPA di PKM km
ketakutan PKM utk mmnfaatkan dana itu
terkait barang j asa
Menyikapi hal itu pkm mengharapkan JP
dinaikkan drpada SILP A tapi oleh Kadis tdk
mnyetujui usulan itu, km Kadis masih dgn
harapan bahwa kinerja pkm diperbaikin br
dinaikkan JPNnya
Akibat kebuntuan spt ini maka diubahmenjadi
JP 65% Opernsional 25% , 10% obat n alkes
Menyikapi SILP A yg banyak km tdk bsa
dialihkan, maka Kapus di thn 2016 disuruh
ikut pelatihan pengadaan barang jasa supaya
mrk memahami bahwa spt apa pengadaan
barjas tsb dlm pemanfaatn dana JKN
3 Pertanyaan Bagaimana menurut bapak, kendala
pelaksanaan Dana Kapitasi JKN di
Puskesmas ( puskesmas kota rendah )
Jawaban pennasalahan kenapa realisasi JKN di
perkotaan rendah, karena di kota lebih besar
nominalnya, yang jadi masalah kan, di
pengadaan obat dan alkesnya itu, kalau jasa
pelayanan semua lancar, Kalau di perkotaan
akan lambat karena operasional, standar
transportasi kecil jadi itu yang membuat
lam bat untuk realisasi ... "
43090.pdf
115

Tabel. 3
TRANSKRIP HASIL WA WANCARA
KEPALA BID ANG PELAYANAN KESEHATAN

A ldentitas Responden
1 Nama Narasumber Dr Abdul Djabbar Kareem
NIP 196705132006041008
2 J enis Kelamin Laki-Laki
3 Pendidikan SI Kedokteran
4 Jabatan Kepala Bidang Pelayanan Kese::iatan
5 Alam at Sambaliung
6 No.HP 081331876542
B Pelaksanaan Wawancara
l Tempat wawancara Kantor Dinas Kesehatan
2 Tanggal Wawancara 17 Januari 2017
-
3 Waktu wawancara Mulai 09.36 s/d 14.48
Ill Implementasi Kebijakan Peugelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN di
Puskesmas
1 Pertanyaan Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan
dana kapitasi JKN di puskesmas?
Jawaban Selama ini kapitasi JKN sudah memang lazim di transfer I
ke puskesmas dan ada kendala khususnya memang ke I
JKN dan mereka itu dengan kapitasi yang sudah diatur
oleh kabupaten dalam hal ini Kepala Dinas berkoordinasi
dengan Bupati untk meng SK kan itu 65 dan 35. Jadi 65
itu untuk jasa pelayanan yang diatur di Permenkes sesuai
dengan tingkat pendidikannya, Sarjana Kedokteran,
perawat dan lain-lainnya dan 35 itu untuk mengadvokasi
operasional serta obat-obatan. Tapi dalam hal ini yang
untuk 35 itu mereka dibuatkan DPA khusus untuk JKN
jadi pemanfaatannya sudah terlokalisir di dalam DPA itu.
Tapi tidak menutup kemungkinan karena sekarang ada
akreditasi jadi mereka bisa membuatkan untuk akreditasi
sel2ma tidak tum pang tindih dengan adanya
pengarnnmran-penganggaran yang lain.
2 Pertanyaan Bagaimana pelaksanaan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN
untuk Jasa Pelayanan, Pengadaan Obat, Alkes, Bahan
43090.pdf
116

medis habis pakai, operasional kesehatan lainnya


Jawaban Selama ini sudah banyak berjalan dengan apa yang telah
ditetukan oleh aturan-aturan yg di Kementerian cuman
ada beberapa puskesmas memang masih apakah belum
mengerti atau masih membuat sendiri aturan-aturan itu
karena kenapa masih ada juga puskesmas yang tidak
seperti yang sudah diatur oleh Pennenkes kalau mereka
tidak hadir atau sakit itu kapitasinya harus langsung ada
rumusnya langsung masuk semua sama yang bekerja jadi
bukan maksudnya nanti yang tidak hadir atau yang sakit
trus mereka dapat kapitasi tapi karna ini jasa pelayanan
yang mereka yang di anggap yang memang mendapatkan
itu memang yang betul-betul bekerja melayanai dalam hal
ini pasien BPJS.
Tapi selama ini saya lihat ;ida beberapa puskesmas yang
masih mendapatkan jasa pelayanan itu karena mereka di
sebenarnya sih untuk melihat kapitasi untuk masing-
masing itu mereka memang ada absen dan absen itu
diberlakukan untuk melihat nanti kapitasi yang benar
untuk pembagiannya. Tapi kalau absen memang Juga
bisa di akomodir seandainya dia tidak masuk tidak diisi
terns di absen dia rapel nah itu yang sebenamya
kesalahan dari puskesmas sebenarnya tidak boleh itu
karena mereka harus melihat anggotanya dalam hal ini
p1mpman puskesmas hams melihat anggotanya siapa
yang bekei:_ja atau siapa yang cuma alasan-alasan tidak
masuk dengan alasan yang tidak jelas.
4 Pertanyaan Bagaimana menurut bapak, kendala pelaksanaan Dana
Kapitasi JKN di Puskesmas ( puskesmas kota rendah )
~~~~~~~~~~+-~+--~~~~·~~~~~~~~~~~~~~~~~---!

Jawaban Yang terealisasi 100% itu adalah jaspel, sementara 35%


dukungan operasional dimana disitu adalah untuk. BMHP,
obat-obatan yang paling dominan dan dukungan-
dukungan seperti alat tulis kantor yang tidak terealisasi
itu seperti obat dan BMHP
Kemarin kami sudah coba ke puskesmas, memang kalau
kami lihat kita kan selama m1 kalau ada misalnya
kegiatan sosialisasi pertemuan, Dinas meminta untuk
pimpus denga!l pengelolanya. Rupanya itu dalam hal JKN
ini kan semua di puskesmas terlibat, itu mungkin yang
agak kurang informasinya dari Kepala Puskesmas ke
pelaksana-pelaksana di bawahnya.
Berarti belum sinkron antara kewenangan kita, tugas kita,
perdanya, dengan pengadaannya belum sinkron
semuanya.
43090.pdf
117

Tabel. 4
TRANSKRIP BASIL WAWAN CARA
l(EPALA SEKSI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

A Identitas Responden
1 Nama Narasumber Jamrah, Alnd. Kep
NIP 19630806 198612 l 002
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Pendidikan D3 Pwerawat
4 Jabatan Kepala Seksi J aminan Kesehatan Masvarakat
5 Alam at Karang Ambun Tg.Redeb
6 No.HP 082156871155
B Pelaksanaan Wawancara
1 Tempat wawancara Kantor Dinas Kesehatan
2 Tanggal Wawancara 12 Januari 2017
3 Wak.'tu wawancara 16.15
IV.lmplementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN di
Puskesmas
1 Pertanyaan Bagaimana pelaksanaan pengelclaan JKN, mulai dari
penganggarannya, pelaksanaa1mya, sampai pada penatausahan
keuangan dan pertanggungjawabannya.
Jawaban Dana kapitasi begitu masuk puskesmas berarti sudah punya
puskesmas. Besarannya itu ditentukan oleh jumlah peserta
yang ada di wilayah kerjanya, tenaga yang tersedia, dan
wilayah kerja dalam arti apakah dia termasuk daerah terpencil
atau kepulauan seperti Tanjung Redeb atau Gwmng Tabur
berarti kategori perkotaan berarti dia mendapatkan kapitasi
tertinggi. Kemudian dana itu sampai di puskesmas adalah
memalui aturan yang ada di dalam program JKN itu sendiri
bahwa kapitasi diberikan oleh BPJS melalui rekening yang
ada, rekening itu diteutukan kelihatannya dari sana.
Dana masuk sudah diperoleh bagaimana cara pe::lanfaatannya
tentunya melalui J,Jerencanaan.
Probin2 Apa yan2 meniadi masalah untuk pen2an~~aran?
Kalau orang yang memahami dan mau patuh kepada aturan
yang ada tidak ada masalah sebenarnya. Pertama itu dia h'lfus
memahami pemanfaatan dari dana kapitasi itu sendiri dan
dalam aturannya minimal 60% itu adalah jasa pelayanan,
kemudian 40% adalah dukungan operasional, sementara di
Berau ini ciiatur 65% untuk jaspel, 35% adalah dukungan
operasional. Yang terealisasi 100% itu adalah jaspel,
sementara 35% dukungan operasional dimana disitu adalah
untuk BMHP, obat-obatan yang paling dorninan dan
dukungan-dukungan seperti al at tulis kantor yang tidak
terealisasi itu seperti obat dan BMHP. Yang membuat masalah
disitu tentang aturan cara pengadaan BMHP dan obat-obatan,
disitu yang menjadi kendala. Yang selama ini saya ikuti
kelihatani1ya pemanfaatan dana kapitasi ada kelonggaran, dia
43090.pdf
118

tidak sama persis dengan apa yang ada di dalam aturan


kefarmasian tentang pengadaan obat ini, karena dia hanya
sifatnya dana yang dialokasikan yang bersifat antisipasi, bisa
digunakan bisa tidak, contohnya BMHP.
Cara pengadaznnya itu, kalau aturan kefarmasian itu dari sisi
harga e-katalog, dari sisi kualitas e-katalog, dan kerjasamanya
hams dengan distributor. Itu att1ran kefarmasian, tetapi dari
pemanfaatan dana kapitasi ini kalau boleh dikatakan semacam
kesepakatan di Provinsi Kalirn bahwa kita boleh beke~ja sama
dengan apotek terdekat dengan ketentuan ada pemyataa.1 dari
IFK nya bahwa pada saat emergency atau urgent kedaruratan
dalam hal ketersediaan bukan fungsi, makanya saya
menelusuri disana kedaruratan itu ada sifat emergency itu ada
dua : emergency dalam arti ketersediaannya dan emergency
<la.lam asal fungsi, fungsi itu bahwa obat cepat digunakan.
Sehingga aturan dalam pemanfaatan dana kapitasi untuk obat
dan BMHP dia sedikit berbeda bahwa kita boleh bekerjasama
dengan apotek terdekat. Dengan satu catatan itu tadi ada
pemyataan dari IFK bahwa pada saat mereka mengamprah
obat tidak tersedia sedangkan saat itu dibutuhkan oleh
puskesmas, maka itu boleh dibeli dengan ketentuan ada
kerjasama dengan pihak ketiganya, ada semacam perintah
kerja sama seperti ATK dan juga jumlahnya tidak terlalu
besar. Artinya kalau melalui proses pengadaan barang jasa
a.tau pengadaan lainnya dia tidak sampai lelang, itu
kemudahannya. Atas dasar itu karena simpang siur informasi,
jadi ada beberapa factor mereka realisasinya renclah, pertama
tingkat kepatuhan dari puskesmas, tidak mau
menyulitkan/merepotkan/ribet, karena itu tadi adanya
informasi dari Dinas yang simpang siur. Sebenarnya menurut
kita tidak sirnpang siur atau hat itu hanya semacam dijadikan
alasan tidak merealisasikan.

Pemyat&an dari IFK ini tidak boleh berlaku sifatnya berlarut-


larut, dalam arti pada saat pemyataan <la.ii lFK di bulan ini
digunakan untuk bulan depan, tidak boleh, dia tidak
emergency lagi sifatnya, bisa saja bulan depan IFK sudah
tersedia. Itu yang mereka tidak pahami, seharusnya mereka
punya dasar hukum yang kuat dia hams pas, minggu ini
mereka pemyataan bahwa IFK tidak tersedia, dia harus belikan
paling tidak 2-3 hari setelah itu, seandainya ada pemeriksaan
atau audit mereka punya dasar hukum yang kuat dengan
pemyataan itu.
Probing Selama ini bagaimana tindak lanjut untuk informasi ya!lg
simpan2 siur?
Infonnasi semuanya itu dalam bentuk beberapa kali ada
pertemuan tennasuk yang difasilitasi penyusunan program,
kita juga menyampaikan lewat itu. Sebenarnya juga aturan
bakunya itu kan dari pusat juga. Cuma kita disini semacam
pemaparan/mentafsirkannya menyampaikan secara
pentafsiran. Mun,gkin kita tidak membuat · regulasi khusus
43090.pdf
121

4 Pertanyaan Bagaimana tugas bapak terkait dengan pelaksanaan dana


kapitasi JKN di puskesmas ?
Jawaban Kita hanya memberikan bimbingan teknis terutama setiap
tahun ada aturan-aturan barn itu yang kita sampaikan, itu tugas
pertama. Kedua fungsi monitoring evaluasi atau pengawasful
pengendalian. Kemudian pembinaan tentang bagaimana
pemanfaatan dana kapitasi sendiri.
5 Pertanyaan Manfaat apa yang didapat dari pelaksanaan kebijakan
dana kapitasi JKN di puskesmas?
Jawaban Dari dana kapitasi itu yang mungkin selama ini kegiatan-
kegiatan dukungan dana terutama yang berkaitan dengan
operasional tadinya kita kekurangan semua bisa tertutupi kalau
mereka betul-betul mau memanfaatkan. Kemudian dari sisi
kesejahteraan mereka mendapatkan jaspel. Artinya dengan
adanya dana kapitasi ini, tidak ada alasan bagi puskesmas
untuk menelantarkan at au ada pekerjaan-pekerjaan a tau
kegiatan yang kita abaikan dalam arti tidak bisa kita
laksanakan karena kurangnya dana opersasional karena disitu
sudah tersedia, mereka surplus dana.

Manfaat bagi pasien :


Tentunya dengan adanya program JKN terutama bagi
masyarakat miskin dan ridak mampu artinya mereka bisa
I te11olong artinya mendapatkan pelayan kesehatan dengan cara
gratis dalam arri mereka tidak mengeluarkan biaya. Cwna
yang kita sayangkan kadang-kadang, petugas ::ci.ta yang ada di
lapangan tidak begitu mengindahkan hak-hak mereka sebagai
peserta JKN. Contohny<'., ada yang dipungut 30.000-90.000.
Itu masih ada temuan kita. Petugas punya obat pribadi. Itu kita
sampaikan, kira-kira sanksi bagaimana kita sampaikan. Kalau
saya tidak punya kewenangan untuk memberikan sanksi.
6 Perta..'lyaan Yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan di puskesmas
Jawaban Yang pertama pasti Dinas Kesehatan, kedua adalah
puskesmas, kemudian sebenarnya masyarakat juga terutama
dalam hal pengawasan pemantauannya itu bisa bagi
masyarakat yang peduli. Pemantauannya dalam bentuk
pengawasan.
7 Pertanyaan Apakah dana JKN ke pustu-pustu juga?
Ja·,-.raban Iya seharusnya, pustu poskesdes mereka punya hak disana.
Tapi yang mengatur kan induknya.
8 Pertanyaan Bagaimana pemahaman mereka (puskesmas) itu terhadap JKN
ini (kapitasi) ?
Jawab an Mereka tahu tentang peruntukan dana kapitasi, tapi yang
memberatkan itu adalah proses realisasi terutama yang
sifatnya dengan pengadaan, ya karena tuntutan aturan juga
yang dikatakan terlalu berlebihan. Dan karena ada faktor-
faktor tugas lain atau seperti apa, operasional APBD juga
tinggi, BOK juga ada. Tapi bagi yang kreatif mereka lancar-
lancar saja. Kemudian ada rasa kekhawatiran yang berlebihan
akan adanya kesalahan dalam hal pemanfaatan, itu juga factor
penghambat. Artinya tidak mau ambil resiko sanksi hukurn
43090.pdf
122

jika terjadi kesalahan kekeliruan dalarn hal pengadaan. Jadi


datipada arnbil beresiko lebih baik disalahkan tidak
menggunakan.
9 Pertanyaan Untuk komunikasi ke puskesmas instruksi-instruksi tentang
kebijakan kapitasi JKN in! selain pertemuan apalagi?
Jaw ab an Kita datang ke puskesmas, di awal-awal tahun kita punya
bimtek namanya. Jadi pada saat itulah kita sampaikan terkait
kebijakan. Bentuk edaran ada tapi tidak terlalu, karena juga
kita pikir kita satnpaikan sekali mereka mudah mengingat.
10 Pertanyaan Pertemuan bimtek ini puskesmas apakah semua ikut?
Jawab an Ada yang hanya pengelola dan pimpinan, ada yang kebetulan
hadir disitu kita libatkan. Ada juga pada saat jadwal minilok I
kita hadir,, disitu yang paling bagus.
Kalau di puskesmas Gunung Tabur dan Tanjung Redeb kita
hanya 2 saja, pimpinan dan pengelola saja. Belum ke semua
petugas, sseharusnya semua tenaga yang ada itu mengetahui
karena pada saat kesana mereka kan melayani karena pasien
mereka kan banyak.
11 Pertanyaan : Ketersediaan fasilitas untuk peneelolaan?
Jawaban Puskesmas yang sudah beroperasi latna, fasilitas itu tenaga
mencukupi, Cuma yang menjadi masalah puskesmas yang
pengembangan masih belum terpenuhi. Itu untuk induknya,
lapi kalau pustu poskesdes mereka rata-rata belum tercukupi.
Baik itu bangunannya, alatnya, tempat tidur pasiennya masih
s311gat m1mm. Itu perrnasalahan yang seolah-olah tidak
terpecahkan. Tap! fasilitas di induk sudah bagus. Tapi ada
kelemahan dari puskesmas iaduknya, sehatusnya !Ill dia
perhatikan semua, buK:an berarti pustu poskesdes bukan bagian
dari tanggung jawabnya.
12 Pertanyaan : Sikap pelaksana, komitmen bendahara/pengelola
keuan2an.
Jawaban Baoyak juga yang sudah bagus, dia tidak terlepas dari peran
seorang pimpinan untuk menggerakkan pengelolanya.
13 Pertanyaan : Ba2aimana SOP tentane dana kapi_tasi JKN
Jawaban Kita tidak puny a SOP, kita langsung berdasarkan dari
Pennenkes. Cuma sedikit yang saya uraikan dalam SK Alokasi
Dana, bahwa disitu saya buat fleksible ada beberapa item
dibawahnya tennasuk di dalatn SK pengelola JKN juga fungsi
dan tugas sebagai pengelola ada diuraikan. Juknis secara
khusus tidak ada. Beratti sudah ada kewenangan-kewenangan
yang diberikan. Ada prosedur kerjax, bagaiman pengadaan
BMHP, cara kerjax ada kita tuangkan disitu. SK alokasi dana
dan SK penunjukan sebagai pengelola, itu sudah ada
penjelasan-penjelasannya.
14 Pertanyaan : Adakah keluhan pemnafaatan illltuk jaspel untuk
scorin2nya.
Jawaban Kalau induk tidak ada keluhan, yang ada itu daerah pustu
Karen mereka tidak tahu pasti aturan pembagiannnya, mereka
hanya menerima. Ada pemberitahuan, cuma mungkin mereka
tidak memahami.
Cwna dari SIS! kehadiran, ada daftar hadir yang fiktif.
43090.pdf
123

Seharusnya absennya diketahui oleh kepala kampung, tetapi


kepala kampung tidak memahami mengenai absensi yang di
tanda tangani.
15 Pertanyaan : Dengan system perpres 32, dana yang masuk di puskesmas
kemudian digunakan oleh puskesmas dilaporkan dalam
bentuk pertanggung jawaban dengan kepala dinas, disini
tidak terkait dengan program. Bagaimana menurut
bapak?
Jaw ab an Berarti ada kelemahan dalam system ini, karena puskesmas
tidak patuh karena merasa tidak ada keterkaitan dengan
program dan hanya bertanggungjawab langsung ke kepala
dinas.
43090.pdf

124

PEDOMAN STUD! DOKUMENTASI

No. Data Yang Ind!kator Keterangan Deskripsi/Sumber


Dibutuhkan
Ada Tidak
1 Data Kondisi Geografi, v RPJMD Kab.
Kabupaten Berau 2016-2021
Berau
2 Data Kondisi Demografi v Berau dalam
Kabupaten Angka 2016
Berau
3 SK ten tang v
Puskesmas
4 Data Kondisi Luas wi!ayah v Profil Puskesmas
Puskesmas kerja, jumlah
penduduk
5 Norma dan v Perjanjian kerja
I Besaran sarna BPJS ~
I Kapitasi Dieas Kesehatan
6 I Dana Kapitasi Jumlah dana i v LKJIP Dinkes
I
Puskesmas kapitasi per I 2014-2016
puskesmas I
7
1
Data Persentas~ v LKJf P Dinkes I
Pemanfaatan pemanfaatan 2014-2016
dana kapitasi dana per
puskesmas puskesmas
43090.pdf

120

berobat pertama kali data sudah tersimpan. Atau peserta


mandiri yang mereka menunggak, akltimya palayanannya di
pending, mereka tahu dari data b~wa ada tunggakan. Begitu
juga P-care yang ada di puskesmas, walaupWl peserta tidak
bawa kartu tapi sudah ada datanya. Tapi kenyataannya tidak
seperti itu, kembali kepada tingkat kepatuhan, apakal1
mengindahkan peraturan atau tidak. Padahal P-care sangat
memudahkan kerja, termasuk pengajuan klaimnya bisa disitu.
Berarti P-care di puskesmas tidak berjalan karena di anggap
tidak begitu penting.
Kemudian ada 5 puskesmas yang bennasalah di P-care, kita
sudal1 sampaikan ke BPJS tapi tidak ditanggapi dan tidak ada
perbaikan. Bukan hanya itu, program JKN secara keseluruhan
di anggap bukan program yang mempunyai greget, di anggap
program asal-asalan. Padahal ke depannya semua penduduk
itu hams punya jaminan, jadi banyak yang perlu dibenahi.
Yang jelas masalah pendapatan kapitasi itu tarli bisa di eek di
P-care. Contohnya yang integrasi 5000, satu puskesmas ada
beberapa orang, itu mempengaruhi pendapatan mereka 6000.
Dapat misalkan 200 satu wilayah saja dikalikan 6000. Tapi itu
tidak bisa mereka ketahui, istilalmya mereka pasrah dengan
keadrwn. Kita juga yang ada di Dinas punya kelemahan- 1

ke\cmahan, saya tidak begitu merespon banyak. Saya tahu


pennasalahan itu sebenamya karena kita kembali ke atas, kita
punya kelemahan di atas. ,
f-------J------------+----+l~Ka~,-.~p-it-a-si-it._u_ka_·_n_b_e_r-apa yang diterima puskesmas, kalau 1
ada penambahan dia aka!l bertambah kapitasinya, tapi ini I
betul-betul ditentukan oleh BPJS, kita tidak tahu bahwa I
ini ada peserta bertambah atau berkuran2. I
BPJS pasti memberikan data, cuma kalau saya lihat dari sisi /
wak'iu, contohya orang yang daftar dan dia sudah bayar, belllill
tentu dia sudah masuk dalam sys~em P-care. Jadi kita sudah
keluar biaya, hak kita belum diberikan. P-care tidak bisa kita
jadikar:. dasamya tidak kuat ta.pi prediksi saya seperti itu.
Mankanya itu kalau kita minta update data susah. Tidak bisa
kita ketahui secara akurat penambahan dan berkurangnya
peserta karena fungsinya P-care belum maksimal dan BP JS
tidak ada pemberitahuan, pemahaman puskesmas juga lambat
Contohnya kita minta jumlah peserta yang sakit, banyak yang
tidak dilaporkan. Pustu-pustu itu banyak pasiennya tapi tidak
dia laporkan full 100%.
3 Pertanyaan Bagaimana pelaksanaan pembayaran dana kapitasi JKN
dari BPJS?
Jawaban Itu langsung masuk ke rekening puskesmas (on time) tanggal
10 di bulan berikutnya, pembayaran lancar. Masalah
realisasinya seharusnya tiap bulan mereka laksanakan kalau
dalam aturannya, tapi karen:i mereka ini semacam secara
berkala. Jaspel misalkan per 6 bulan, sementara pada saat
audit-audit BPKP kemaren dipettanyakan kenapa tidak di
realisasikan, kenapa sampai terjadi silpa. Mereka sudah tahu
dan kita sudah sampaikan tapi mereka tidak patuh.
43090.pdf

119

untuk itu. Begitu juga di Provinsi kemaren berharap supaya


ada regulasi dari provms1 yang berlaku untuk semua
kabupaten/kota di Kaltim tentang hal itu, cuma di Provinsi
juga tidak buat itu. Tapi sebenarnya dengan aturan yang ada
tentang pemanfaatan itu sudah cukup untuk mereka pedomani.
Jadi intinya, sedikit ada kesimpangsiuran dalam hal ini antara
pengadaan obat-obatan yang menggunakan aiurar1 kefannasian
dengan aturan yang ada di pemanfaatan dana kapitasi sedikit
perbedaan itu menjadi alasan bagi mereka. Agak fleksibel
kalau di kapitasi aturannya. Kalau saya melihat itu hanya
sebagai dijadikan alasan saJa untuk mereka tidak
merealisasikan.

Kuncinya itu disitu, kembali kepada tatnpuk punpman di


puskesmas itu yang bertanggung terhadap semua kegiatan
pelaksanaan program yang ada di puskesmas.
Probing Apakah dengan kondisi seperti ini tidak ada teguran atau
t---+~~~~~--~~~----j-~-+~-
penalty dari Dinas untuk pen2awasan?
Artinya bahwa saya sebagai Kepala Seksi tidak punya
kewenangan itu, saya hanya menyampaikan. Jadi mulai dari
Kepala Bidang sarnpai ciengan Kepala Dinas tidak ada. Fungsi
pengawasan monitoring ada., dari fungsi itulah kita
memperoleh informasi, data semacam hasil analisa, Cuma
disitu tidak ada tindak l<u~jut.
I
Jadi fimgsi pengawasan di dalarn program JKN ini bukan I
masalah pelayanan hngsungnya artinya melayani orang sakit 1
tennasuk j uga sarana prasarana, kesediaan tenaga, itu bagi an
pengawasan brni. Nah itu kita sarnpaikan, jadi setiap
puskesmas itu punya masalah. Ada yang bennasalah dengan
pemanfaatan dana kapitas!, ketersediaan sarana prasarana,
masalah kedisiplinan petugas, jadi puskesrnas itu boleh
dikatakan 50% yang ad:i di Berau itu punya masalah termasuk
saini-·"i dengan yang ada di pustu poskesdes.

Kurangnya komunikasi. Artinya itu tidak menjadi perhatian


khusus tentang prograin JKN itu, tidak di seriusi.
Pelaporan hasilnya seperti apa?
Hampir semua puskesmas punya kelemal1an, tapi ada juga
yang aktif buat lapornn tapi tidak lengkap, contohnya saja
laporan pelayanan, rawat jalan, rawat inap, rujukan, tapi disitu
ada kolom tentang peserta setiap bulan kita harus tahu peserta
yang bertambah atau berkurang, karena fungsi primary care
nya disitu ada 8 fungsi salah satunya adalah untuk mengetahui
peserta, itu yang sering kosong, padabal itu untuk salah
satunya disainping kita tahu jum!ah peserta dan wilayah
kerjanya, kita juga mengetahui tentang kapitasi itu benar kah
sudah dibayar BPJS, tennasuk yang integrasi. Mematlg lintas
sektornya yang agak berat.
2 Pertanyaai1 Bagaimana P-care nya terkait dengan data peserta BPJS?
Jawaban Contohnya saia di dokter keluarga, mereka punya data,
43090.pdf

~
--
....
.......... KEMENTERIAN RISE'C TEKNOLOGI, Di\N PENDlDIKAN TINGGl
UNIVl~RSITAS TERBUKA
Unit Program Bclnjnr .Jurnk Ju uh (UPBJ.J-UT) Samnrinda
JI. H.A.rvt.M. Rifa<lin, Samarin<la Scbrang 75131
UNIVERSITAS TER8UKA Tclcpon: 0541-7269108, Faksimilc: 0541-7269109
. E·mail: samarindaQ1Juc.ac. id

Nomor : 022/CN3I.46/LL/2017 Samar!nda. 09 Januari 2017


Lampi ran
I !al : Pcnnohonan ljin Pcngumpulan Data Pcnclitian

Yth : Kepala Puskesrnas Tanjung Redeb dan Puskcsmas Gunung Tabur

Schubungan Jcngan rencana kcgiatan pcrsiapan pcnyusunan Tugas Akhir Program


Magister (TAP!\1) rnahasiswa Program Magistcr llmu Administrasi Bidang Minat
Adrninistra~i Publik (iv1AP) UPB.IJ-ll'I' Samarinda Pokjar Kabupatcn lkrau Provinsi
Kalimantan Timur. kami sampaih:an bahwa malH1sis\\"a alas nama:

Nam a : SUHARTINI
N!ivl : 5008950()(1
Judu! : lmplc1111.:1Hasi Kcbijakan Pcngclolaan Dan Pcmanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Keschatan Na'.'ional Pada Fasilitas Keselutan
Tingkat Pcrtama Milik Pcmcrintah Dacrah Di Puskcsma;,
!\:rknlaan Kabupatrn lh:rau
Pe1nbimbing : I. Dr. "vkita lstianda. S.IP .. '.VI.Si.
2. Dr. TUS\\0)0. M.Si

lknnaksuJ ~ikan 1m.:lakuka11 slll\'l'.' atau pcngumpulan data pl'.nclitian sl'.suai dcngan
judul TAPl\:l tcrscbu1.

Sdwbungan dcngan hal tcrscbut. Kami 11who11 hantuan da11 pcrkcna11ny;1 dari Kcp•ila
Puskcsmas ranjung Rcdcb Jan Puskcsmas Cfunung Tabur kirannya Ull!Uk dapa!
rncngizinbn maha~;iswa terscbut 1m:ngadakan pcngun1pu!a11 data.

Dcrnikian pcrnwhonan ini ka111i sa111j·;1ika11 kirannya untuk dapal diproscs kbih lan_iut.
Alas pahatian dan kc1jasama11ya. diucapka11 lcrima kasih.

Kc pa la
U.l'l~J}-lJT Sa1 rnrinda
··: .,,.. '','"

..
........
~--"'.(.:
;
,.A

·'' ''-;;· : ;~ i
. ; . ,-~~~~>~CJ~'~~~;~~,8~~!\~iQ~j
Tcmbusan:
J. Pcmbantu Rckt~1r I dan II I ~~;·_.}'
2. Direktur PPs
3. f)osen Pe111bin1bing
4. Mahasiswa Ybs
43090.pdf

PEl\fERINTAH KABUPATEN BERAt


DINAS KESEHA TAN
PUSKESMAS TANJUNG REDEB
JI. Ramb!:ttan No. 377 No.377 Telp 21013 Tanjung Redeb
Email : pkmtanjungrcdeb@gmail.com

Tanjung Redeb, 27 Februari 2017

SURAT KETERANGAN
Nomor: TGR/ 10? I lV /2017

Yang bertandatangan di t.awah ini Kepala Puskesmas Tanjung Redeb Kabupaten Berau,

menerangkan dengan bahwa :

Nam a Suha:-tini

NIM 500895066

Program Studi Magister llmu Administrcisi

Bidang Minat Administrasi Publik

Judul Penelitian lmplementasi Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitast


Jarninan Kesehatan Nasional Pada Fasi!itas Kesehatan Tingkat
Pertama Miliki Pernerintah i)aerah di Puskesmas Perkotaan
Kabupaten Berau

Benar-benar telah mengadakan penelitian/pengumpulan data berdasarkan Surat Kepala

UPBJJ UT Samarinda No. 22/UN31.46/Ll/2017 tanggal 09 Januari 2017 Hal : Permchonan 1fm

Pengt.:mpu\ar. Oata Pene\itian mu\ai tangga\ 10 lanuar"1- 27 Februar\ 2017.

Oemikian Surat Keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
43090.pdf

Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau

I \1
w

Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan


43090.pdf

Wawancara dengan Kepala Puskesmas Tanjung Redeb

Wawancara dengan Koordinator Bidan Puskesmas Tanjung Redeb


43090.pdf

Wawancara dengan Peserta BPJS

Wawancara dengan Bidan di Pustu Bedungun di Tanjung Redeb


43090.pdf

PRE SI DEN
REPUBLIK !t-lDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 32 TAHUN 2014

TENTANG

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara J aminan Sosial, diperlukan dukungan dana
untuk operasional pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Fasilitas Kesehatan;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan


keuangan daerah terkait dengan pembayaran dana kapitasi
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik
Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39
ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013, perlu diatur
pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi bagi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah;

c. bahwa ...
' :
.
'
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESJA

- 2 -

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimakmd


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah;

Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tamhahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah beberapa ka1i diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lemcaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang ...
43090.pdf

PRESJDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Rcpublik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5256);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

11. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem


Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193);

12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang


Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);

MEMUTUSKAN: ...
43090.pdf

PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA

- 4 .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGELOLAAN DAN


PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH.

BAB I

KETENTU1\N UMUM

Pasal 1

Dalam Perati..:.ran Presiden ini yang dimaksud dcngan:

1. Jaminan Kesehatan Nasional yang selar:jutnya disingkat


JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/ a tau masyarakat.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya
disingkat FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non
spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis,
perawatan, pengobatan, dan/ a tau pelayanan kesehatan
lainnya.
4. Badan ...
43090.pdf

PRESIDEN
REPUSLIK INDONESIA

- 5 -

4. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang


selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan.
5. Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tata cara penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban
dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS
Kesehatan.
6. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta
yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.
8. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya.disingkat
BLUD adalah SKPD atau unit kerja pada SKPD di
lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/ a tau jasa yang dijual tan pa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjufr1ya
disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola
keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala
SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
10. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
BUD adalah Pejabat yang diberi tugas untuk
melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah.
11. Rencana ...
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

11. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya


disingkat RKA-SKPD adalah dokur:ien perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan dan
rencana belanja program dan kegiatar. SKPD sebagai
dasar penyusunan APBD.

12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya


disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

13. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya


disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.

14. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP adalah pegawai


negeri sipil yang ditunjuk unt"..lk menjalankan fungsi
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan dana kapitasi.

15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang kesehatan.

Pasal 2

Peraturan P:esiden ini mengatur mengenai Pengelolaan dan


Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah
Daerah yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD.

BAB II ...
: j
I ', ·"
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

BAB II
PENGELOLAAN DANA KAPITASI JKN

Bagian E.esatu
Um um

Pasal 3

(1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi


kepada FKTP milik Pemerintah Daerah.
(2) PembA.yaran Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar di
FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan.
(3) Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP.

Bagian Kedua
Penganggarnn

Pasal 4

(1) Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan


belanja dana kapitasi JKN tahun berjalan kepada Kepala
SKPD Dinas Ke sehatan.
(2) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN
se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) mengacu pada
jumlah peserta yang terdaftar di FKTP dan besaran
kapitasi JKN, sesuai dengan peraturan perundang-
unciangan yang berlaku.
(3) Rencana ...
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

(3) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam
RKA-SKPD Dinas K~sehatan.

(4) Tata cara dan format penyusunan RKA-SKPD


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan keuangan daerah.

Bagian Ketiga
Pelaksa::iaan dan Penatausahaan

Pasal 5

(1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun DPA-SKPD


berdasarkan pcraturan daerah tentang APBD tahun
anggaran berkenaan dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD tahun anggaran berkenaan.

(2) Tata cara dan format penyusunan DPA-SKPD


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan keuangan daerah.

Pasal 6

( 1) Kepala Daerah menetapkan Bendahara Dana Kapitasi


JKN pada FKTP atas usul Kepala SKPD Dinas Kesehatan
melalui PPKD.

(2) Bendahara ...


43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

(2) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) membuk:i. Rekening Dana
Kapitasi JKN.
(3) Rekening Dana Kapitasi JKN pada setiap FKTP
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
(4) Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian dari Rekening
BUD.
(5) Rekening dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala FKTP kepada
BPJS Kesehatan.

Pasal 7

(1) Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan


dilakukan melalui Rekening Dana Kapitasi JKN pada
FKTP dan diakui sebagai pendapatan.
(2) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan langsung untuk pelayanan kesehatan peserta
JKN pada FKTP.
(3) Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak digunakan
seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana
kapitasi tersebut digunakan untuk tahun anggaran
berikutnya.

Pasal 8

(1) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan


menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap
bulan kepada Kepala FKTP.
(2) Kepala ...
43090.pdf

P RESI DEl'J
REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

(2) Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi


pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan dengan
melampirkan surat pernyataan tanggung jawab.

(3) Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD.

(4) SP3B FKTP sebagaimana dimaksucl pada ayat (3)


termasuk sisa dana kapitasi yang belum digu:-iakan pada
tahun anggaran berkenaan.

Pasal9

(1) Berdasarkan SP3B FKTP sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (3), PPKD selaku BUD rrenerbitkan Surat
Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B) FKTP.

(2) PPK-SKPD dan PPKD melakukan pembukuan atas


pendapatan dan belanja FKTP berdasarkan SP2B.

Bagian Keempat
Pertanggungjawaban

Pasal 10

(1) Kepala FKTP bertanggung jawab 3ecara formal clan


material atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.

(2) Pendapatan ...

. I ' 1_;.
43090.pdf

PRE SI DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

(2) Pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) disajikan dalam Laporan Keuangan SKPD dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

(3) Tata cara dan format penyusunan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan keuangan daerah.

Bagian Kelima

Pengawasan

Pasal 11

(1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP


melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap
penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP.

(2) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kabupaten/Kota


melaksanakan pengawasan fungsional terhadap
pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi sesuai
ketentuan yang berlaku.

(3) Pengawasan secara berjenjang sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan pengawasan fungsional oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan untuk meyakinkan efektifitas,
efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan dan pemanfaatan
dana kapitasi.

i;> I\ i;> TTT


43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

BAB III

PEMANFAATAN DANA

Pasal 12

( 1) Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya


untuk jas::i. pelayanan kesehatan dan clukungan biaya
operasional pelayanan keseii.atan.

(2) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pnda


ayat ( 1) meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan
yang dilakukan oleh te:1aga kest:hatan dan tenaga non
kesehatan.

(3) Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya obat,
alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan
biaya opera.sional pelayanan kesehatan lainnya.

(4) Jasa pelayanan kesehatan di FKTP sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sekurang-kurangnya
60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana
kapitasi JKN, clan sisanya dimanfaatkan untuk
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan jasa


pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV ...
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(1) Dalam hal penclapatan dan belanja dana kapitasi belum


dianggarkan dalam peraturan daerah tentang APBD
Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah melakukan
perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD Tahun Anggaran 2014 dan diberitahukan kepada
DPRD paling lambat 1 (satu) bulan setelah dilakukan
perubahan.

(2) Perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

APBD Tahun Anggaran 2014 sebage:.~mana di:naksud


pada ayat (1), selanjutnya ditar.-.pung dalam peraturan
daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.

(3) Dalam hal pemerintah daerah tidak melakukan


perubahan atas peraturan daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2014, pendapatan dan belanja dana kapitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditampung dalam
la po ran realisasi anggaran Tahun Anggaran 2014.

BABV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Presiden m1 mulai berlaki_~ pada tanggal


diundangkan.

Agar ...
43090.pdf

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 14 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkar_


pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 April 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 April 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 81

Siswanto Roesyidi
43090.pdf

- .~, PEMERJNTAH KABUPATEN BERAU


~ DINAS KESEHATAN
j,1 AJamot Jin. ~aw~r No 3 T~f .(0554) 2105~ ~ax t?~~) 22676
. ,# f~t6stt.c :_ li:tp:,t/'dinkfs.6c'rau)\sltJ..qo.ut
~, 1 nn.1unl!Rcdch 7T3 J:?

11-----------.i----------------------------
KEPl'TflSA:'\
K.EPALA. DIN,~S KESf~IL\ TAN .
Nomor.: .•....}.\ •. - ••.... lahun 2016

TE:\TA~G
Pl'.l>OMA~ PE~Y\iSt'~A:"\ iU:~C..\~A BEI.A~JA
DA:\A KAPITASI .JI\.:\ PAOA ft\TP/Pl'SKI-:.."MAS
l>I KABllPATEi"i Ut:RAl'

KFPALA DINAS KLSE!l.'\TAN KMH 11 11\ TEN BERA lJ

\1l"n 1mhan:.:
...... "" '~ .;::, :~11 ... :11 .. : 1c:<:.<<l,: f''-u1;1.i:a·dw1 ,1irw kuptt:b: ~ ..:uug.i11w111;i
<l1amunatk.an dala111 Pcrntur.111 Mc::ntc::ri Kcsdlat<in Rcpubl1k lndoncsrn
:--:omor .; I lahun :w It•. vang ~ccmu tcknt.'i d1pcrf ukan pcngaturan l~b1h
laniut 11kh K:.-T"~lln 'if..:f'D ~f'!al:u n<'n:tnt':!\!TH' 1·11<.:ih
I • .• •
•'-'n<"\"
"' •· ;-.:111.,:,q::g:->J1: ~.c:·1J;1).i1n p:rnb1.1::111n ~o.:lwtan yn11g ~LH..bl: ad;1
!J Hahwu untuJ.. tu1ua11 nH:nccgah tcrjadmy;1 tumpang tm.:!1h pcmh1ayann
tcrhaJap progrnm Hlllupun kt:grntnn-kcg1nw11 opernsional di puskcsmas ,
rldhrn h·il 1rii iin 1:ir;1 r-.:nf 11.>u11:1:11~ d:qw k:1Pf!;•'i! uritt!l; <'~1). t"1t~an b;,1., :;
' - • j ..... ~

01.1':l'L'iiona I dan rio.:111bi;n ;'!;}!\ upC!i.L\lOOUI 1x:luyannn l...c~chatan la1noya,


d<.:ngan sumbc1 pcrrjb1ayaun lamnya d1 puskcsmns.
c BLlhws berdilsnrlan pcrnrnbangan ~cb:tga1mann <lunuksud puda potn "a" dan
"b" kcputus.an 1111. maku d1anggup pcrlu mcnyusun Pcdoman Pc:nyusunan
Rcnca.na fklan3a Dan.1 Kapitasi JKN PaJa FKTP/Puskcsmas di Kabupatcn
lkrnu

Mengmgnt l. L,:ndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tcntang Kcuangan Negara


(Lcmbnrnn Negara Rcpublik lndoncs1ri. Tahun 1003 Numor 47. Tambahan
1..:-mb!l'.ru.n Ncgura Kc:publil.: Indonesia Nomor 4286);
" Undang-Und:rng Nomol' I Tuhun ~004 tc.ntnng Perbcndahan.lan Neg.am
(Lcmbaran Negara Rcpublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5. Tambuhan
1.cmbnrnn Negnra Rcpublik lndnnt.~1u Nomor 4355 );
_) Undang-Undang Nomor )6 Tahun 2009 tcntang Kc..<.;chatnn (Lcrnbnran
Negara Rcpublik J11Jonc~1.u Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan l.cmbarnn
Neg:!.ra Rcpubl1l. lndont:..;,1u N1.)!nor 5063),
4 Li ndang-U n<.fung \"om or 23 Tuhun 2014 tcntang Pcmenntahan Due.rah
( Lcmbaran Negara Rcpuhlik lndon~srn Tahun 2014 Nomor :?44. Ta.mbuhan
Lcmbamn Negara Rcpublik ln<loncsta Nomoc 5587) sebagiumana tclah
diuhah bcbcrnpa kal1 tcrnklm dengan Un<lang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Pcrubaban Kl.'dua aL.,_s Undang-Undang Nomor 23 Tahun
.20 l 4 tcntang Pcm1.:nnt.ihnn Dacrah (l.cmbnran Negn.ru Rcpublik Indonesia
Tuhun 20 ! 5 Som or ~8. Tambahan Lcmbamn Negara Republik Indonesia
~fornor 56 79 l
43090.pdf

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


DINAS KESEHATAN
A1amat Jin. Maw&! No 3 Tolp (QSS.4) 21053 Fax (05>4) 22678
fitt.p:/ld'itilif$..6tniu~6.90.uf
·t-s.-16.riu:
Tnn;ungtedcb 7731 'J

5 Peraturan Prc~1dcn Numor 1'2 Tahun 2013 tcntang Jaminan Keschatnn


(Lanbar.in Negara Rcpublik lndonesm Tahun 2013 Nomor 29)
sebat;aimana q:lah drnbuh d~ngan Pcmturun Presiden Nomor t 11 Tnhun
2013 (Lemburan Negara Rcpublik lndonc.~ia Tahun 2013 Nomor 255);
6 Pcraturan Prcsid(:n Nomor 32 Tuhun :!014 tcntang Pengelolaan dan
Pemanfa.itan Dnnu Kap11u!i1 Jnmman Kcschat.nn Nasionul Pudn Fasilita.\
Keschatan Tmgkat Pcrtarna ~1ihk Pcmerinuih Dberah (Lcrnban:m Negarn
Rcpublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81 ).
7 Peraturnn M(..-ntcri Kc!'chatan 1'1omur 71 Tahun :.2013 tcnlrulg Pclayanan
Kesehatun Pada famman Kcschatan Nu$1onal (&ntn Neg.nra Rcpublik
lndonesrn Tnhun 201 '.\ Nomor 1400).
8 Pcrnturan Men ten Kc..~chatan Nomor 75 Tnhun 2014 tcntang PusJt
Keschatrum Masyaraknt 1lkntn Ncgura Rcpublik Indonesia Tahun 2014
Nnmor lfi76J.
9 Peraturun Mc11tcn Kcschatnn Nornnr 18 Tahun 2014 tcnt.ang Pcdoman
Pdak..'>Uruutn Program Jamnum Kcschnta.n Nnsmnal (Bcritn Negara
Rcpublil.: lndon~ta Tahun ~O 14
Nomor ~74 ).
I0 Pc:ratun1n Men ten Kt:~ha11111 Norn or :! I Tahun 2016 Tcntang Pcnggumum
Dana Kap1l.ac;1 .lrunman Kc~~hnta:1 Nas.1onal untuk Ja.sa Pduyannn
l\.cschat.an dan Dukungan Biaya Opcrasmnal padn F1.1.s1ltta.<; Kc~hatan
lmgkat Pcrwma Mtltk Pcmcnntah Dacrnh{Bcrit.a Negara. Rcpublik
lndoncs.1a Tnhun ~O 16 Nomor 761 I;
11 Surat E.darnn Kcmcntc.:nan Do.lam Nc:gcn Nomor 900;22800/~J ha!
Pctunju~ Tdrnt~ Pcng.anggarun, Pclak.saruian dan l'enatausahaan. scrta
Pcrtanggungiawahan Dana Kup1tas1 Jumrn.an Kcschatan Nnsiontll pnda
htsthlru. Kcschat:sn Tmgkat P\:rtama Milik

M [ M L T t.: S KA ~
~cnetapknn KEPUTl!SA1\KEPAl..t\ Dll'\AS KESEHATAL~
TENTANG
PED<>~1A~ PE~YliSll:\A~ RENCA~A BEl..ANJA DANA
iiAPITASI JKJ"oi PADA Fk.'TP/PUSKl:Sl\lAS DI
KABffPATEN BERAU

PERT AMA Pcdoman Penyu.sunan Rcnc.unu BclanJa Dana Kaptt11S1 JKN pada
FKTP / Pusle5rna..-; d.1 Kabupatcn Bcr.wsebagainw.na tcrcanlum
pada lrunpiran Kcpuiusan im
KEDUA Pcdoman PC"nymunan Rencuna Bdnnju Dana Kapita.s1 JKN pada
FKTP Puskcsmas di Kabupatcn Bcrau sebag111ma.na dimak.sud
Diktum pcrtama ki:putlLwn mi dima.ksudka.n scbagai acuan
FKTP/Puskc:;mas ngar dalam Pcnyusunan Rencana Bdanj11 Duma
Kap1tnsi JKN dapat dilHkuk.an sccaru transpanm. akuntabcl, cfcktif.
cfis1cn dan u<lnk dobcl p<:mbiaynan demi terselenggnranyu
Pdnyamm h"SChatan sccara komprehcnsif
'\
43090.pdf

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


DINAS KESEHATAN
' Alemat :Jin ~r No 3 Telp. (0554) 21053 Fax. (0554) 22676
·H-~fuiu : li.ttp: //cfinX.p. 6eruu~;i6.ao. u{
TanjungRcdeb n3 l 2

KEF.MPAT Kcputusan mt bcrlaku pada tanggnl Jitetapkan dnn tidak tcrikat


tahun' unggarnn dcngan kctc:ntuan npabila dikcmudinn hari ternyata
terdapat ~ekelmum dalam pcnctapannyn. ma.ku akan dilnkuknn
pcrba1kan scbagu1manu mestmya.

·:: 'n11Utii Utama Muda, IV/c


Nip t<J630513 19%03 l 00 I
Tcmbw..rn J1sampu1kan kclS!d:.t Ytl!
l Bupati Bcrau di tanjung Rr:deb
'l Kcpala Uappcda Kah Bc:rnu di Tg Rcdeh
3 Kcpala BPKAD Kab.Ikrau di lg.Redel'
~ Kcpnla Bng1an pcmbangunan Sc!da Ber.au d1 ·1 g R(.-<lc.:b
5 Kt!pnla lnspcktorut W1lnyah Kab.Bcrnu di Tg.Rc<lc:h
6. KcpnJa Puskcsmas s.c Kltbupat~ lkruu <l1 Temp.it
43090.pdf

~ PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


u DINAS KESEHATAN
i Alamat .Jin. Mawar No 3 To!p (055-4) 21053 Fax. (0554) 22€76
, 'H~fuiu: fit.tp://4in~.r.&rau~6.go.Uf
TanjungRC<kb 77312

Lmnp1mn
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
Nomor ; } 8 Taliun 2016

TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA BELANJA
DANA KAPITASI JKN PADA FKTP/PUSKESMAS
DI KABUPATEN BERAU

Kt:tentl:lln Umum Penyusurwn Anggamn BdanJa dana Kapitns1 JKN 1.1daluh


Kcpulu FKTP Mcnyusun rcncnna Pcnd.:!patan da.n Iklan.111 dana l..:.ap1tas1
Jamman Kcschatan Nasional 1. JKN ) .. Namun untul>.: Rcncnnn Pendaputan
Dan:a Kitpltasi Tahun '.W 17 tclah d1susun Dmu..<; Kesehntan lx.~dasarknn

Jumlnh Pcserta JKN masmg-masmg FKTP pada bulan Mer 2016 <lnn besamn
<lana kapita.'I! per i:.~rtu

.., Rencnna Pcndapatan 1A 2017 tcr~..:but rncnJadi dasar dalam pcnyusunao


rcncann Bc:lnn.111 Dimana antarn rcnCllla bclan.ia sama di!ngan rcncnna
pendapat.'\n ( Jikn Pcndapatun 100 Jl m.nku bdaruu JUga 100 jt /11dak bolch
kbih atau kurang )
~- Pcmanfaatan Dana Kap11a.'11 untuk tahun :!O 17 . untuk Jasa Pelaynnan 65°~;, ,
untuk Pcngadaan Obat, Alat Kcs.ehallln dun Bahan Medi~ Habts Pakat 5~""

scrta untuk Opemsinnul lumnyaJO%


~ Per1yusurum Rcncana BdanJn Dan:i K.upitasi JKN di FKTP ~uaiPcraturan

Mentcri Keseh<!.tan Nomor 21 Tahun 2016 Tcnmng Pcnggunaan Dana


Knpitas1 Jiuninan Kesch111.n.'1 Nasional untuk Jasa Pelayanan Kcschntan clan
Dukungan Biaya Opcrasional pad.a fosilrtas Kesehntan Tingkal Pcrtnma Milik
Pemcrmtah Da.erah
5 Rcncana Bdnnja diang,g.ark.an dalam bclanja Langsung dcngan Rekcnmg
bclanjn dan Jnsa 5.2.2.2~.0l Bclanja yang bcnumber d.ari Dana Kapi~ii

Jaminan ~tall Nuional wuuk riocian bclanja barang dan Jass yang
tidnk termasuk kntcgori Modal scdangknn £3clmja Bamng dan Jusa yang
masuk dalam kategon Mo®! dumciknn ~suai "ode n:kening bclanja (
'.
\ miMilnya pcngndnan Komputcr. Rckening 5.2.3.29.03 Belanja modttl
43090.pdf

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


DINAS KESEHAT AN
Alamet :Jin Ma~ No. 3 T~. (0554) 21053 Fax. (0554} 22G76
1i/e6.P.U: littp://l'~.6craukfi6.90.Uf
TanjungRedeb 77312

komputcr dan m~in·pengsdaan pcnunaJ komputcr ) da.n sctcrusnya..


Datinr Rckcning Bclunja Tcrlampir

Dcfims1 BdanJa Bmung


..
rum J11sa !>Crta BclnnJu Modal bcrdnsark.an pad.a
Pcratumn Bup;1t1 Bernu Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Kcbijnknn
1\kuntttnSl Pemerintnh hlibupatcn Bcrau Bcrbas1s Akrual tcrlamptr antnra
lam yiutu .
;. ,BclanJa Barang dan Jasa adalah pengcluaran untuk pcngadaan
burnng da11 1as..:i vang nil:11 manfolttnyn kurnng dan 12 (dua betas)
hulan dulam mdaksanakan program dtm kcgiatan pt.~1crintah

dacrah
., Bc:lanJa \<1odal adalah pcngduuran anggarnn untuk pernlehnn uset
ll!tap tx:rwujud dan llSCl lamnya yang rnernben rnanfaat iebth dan
!\Utu pcrnxlc akuntuns1
Suatu rcnt->elunrnn helan_1a usel ber.niJud nknn d1pcrlakuknn scbagni

bclat1Ja rnod:tl ( J1kapllnli5a~1 mct1jad1 a.:;ct tctap jil.:n mcmcnuhi


sduruh lrntcnn scbagui benlul .
I. Mamfaat ckonom1s baa--ang ymg d1bcli lebah dart 12 bulan
1 Pcmlchan harang lcrscbut dimanfaatkail untuk pcla)'anun
pemerintah dac.:mh serta 11dak untuk JijuaL
3 Nilai rupiah JX.nb>cluaran untuk pembclW1 per.unit asclibatnng
terschut sumu 11tnu mclcb1h1 111lai satuan minimum kapiu1hsas1
iuct letup yang tclah ditctapkn.n.
Nihu satunn mimmum knpitaliM1s1 pcrolchan ascf tetap yang
dimaksud tcrscbut adaWl sebagai berikut :
(11} Panlntan dan mc~in M:l"X!Sar Rp5(){).000.00 kc atrus
{lJ) Bangunan g1..'<lw1g RplO 000 000.00 kc~tas
(c) Kunstruks1 JUl1m/janngn11 scbcsar Rp20 000.000,00 kc atas.

6. Kcgiatan yang sc10ua1 dcngan kompctcns1 pctugas dj ka.mpung maka hams


diiaksanakan olch petubll-s di kampung dibawah bimbingan Pem<..+gang
Program puskcsmas
43090.pdf

... ~} PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


~ DINAS KESEHATAN
~~ Alamat Jin Mawar No 3 Telp (0554) 21053 Fax. (0554) 22676
.} ·vi/r6siu: lit.tp://di11Jfr.r.6erauk.96.go.Uf
·" = TanjungRcddi 77312

Hclan;a Mudat Pcngadruln \urnna clan Pmsarana yang berkanan


-
tnngsung .. Jcngan Pda~anan Kcschut.an . scsum dcngnn kcbuturum
yang mcndc~uk pJd;1 ~t ttu

8 Dalarn Penyusunan Rcncarn1 anggarun Bclania haru:-. bcdwordina!it dcngan


Pcmcgang Pmgrum Kabuputl.'.n Dina' Kcschatan

ore:.-1;?%fU.crmauto. M.K~
Pcmbi · :tfuina Muda. IV 1c
Nip 1%30513 JQ9603 I 001

'
'
43090.pdf
~~

~ PEMERINTAH KABUPATEN BERAU


~ DINAS KESEHAT AM
rY Alamat ·.un.Mawur No 3 T~ (0554) 21053 Fax (0554) 22676
.· 1Vt6.nit: ht.tp:/r'ai~s.6trau~6.go.id
Tanjun&Redcb 77312

7 Biaya Transport loknJ d1 knmpung bt:rsangkutan sesuai dengnn kctcntuan


ynng tida m1salnya foskcs yang sudah dt!><:dtakan sarana Tmnsportlls1 maka
yang d1anggarka11 uJalah BBM dan unng hartan ( uang maknn .... uang Snku )
+o.000 ribu!huri .. Hh bdum ada kcndaman dmus mnlrn biayu PD uang
harian ( termasuk Transpon loka1 sd>esar Rp. 6.5.000) Demikianjuga halnyu
dengnn
PerJalanan Dir.a~ olch pt"'tUt?as puskesmns. mduk di Wilayab Kampung
d11nana Puskcsnui~ tnduk bcmd;.1
8 P~rjauman Dma.'i dan mduk dcng:un Tu1un.n Kampun~ lnmnyu dnlam wilayah
ker.ia pu~c5rnas dcngan uang hamm
al Pcwksarnian Kcg1a1an lkrmalnrn Kp. 200 000,-
bJ Pcl<'ksanaan Kcg1atilll d; K~tmpunE Tduk Sumbang.. Balikukup,
Tnbal.ar \foara, Pulau Sn~cta, I ong Lanuk. long Pay. panaan, Muara
Lc-s11n. Long Duhung. long Sulu~. Pcgal Bctumbuk.. :duk Alulu dll
Rp 150.UOO.-
c) Pdaksana.an kcg1atan d1knmpung/kclurahan l:unnyu yang t1d!tk m~uk
kllteg_ori I dan 2 ~Rp 100 000.-
9 Pcrjalanan Dinas dcnga11 mcnggunakan Kt!ndaraan Dinns tidak dihaynrkan
transport rmmWl diangg.arl.1m BBM
l 0. Pcrjalarum Dinas chlri tempat tugas h T UJ uu.n/ kampung la mnyn mcmerluknn
biaya transport makn d1anggarknn b1aya transport ritl Sehinggn Komponen
pcrJalnnun Dina!I adaluh Unng Harian • Transport Ritt
l t Dalnm Rangka smgkrorHsas1 pdaksanaan iu.':gtatnn dan untuK menghindari
dobd pcmbiaywm maka ditctapkan
A. Peaggunun Dttnn Knpitul Obat, BMHl'. Reagen, Alai
Kest"hatandari JK~

I. Kritcr1a
Kritcria Obat. B~·H [P. Reagen, AlaLKesehatan yang bisa dibc\i dcngan
menggunakan dana kap1tu~1 JKN 11dalah Obat, BMJU'. Reagen, Alat
Kesehatz:m sepc111 (tensimctcr, stctoskop. timbangan dcwusa.
t1mbangnn annk dll) ynng tidak t~rx-dig di lnstnlasi faanas1 Kabupgtt;n
''
43090.pdf

PEMERINTAH KABUPATEN BERAlJ


DINAS KESEHATAN
Alamat :Jin. Mawar No 3 Tetp. (0554) 2~053 Fax (0554) 2~76
·t.Yt6st:U: littp://dt~6trauR..f16.go.id
TnnjungRcdcb 77312

1 Jeni~
Jcnis Obat. 'BMI !P, Reagen, Alnt Kcsdmtnn yang bi.~ dibell dcngan
mcnggunalrnn d:lnn knpitasi JKN adalnh ·
- Ohat. mcruJuk d11la111 Formularium Nasional untuk PPK \. bila
dipcrlukun sclum obat yang tcrcantum dalam Formularium Nasional,
hurus adu justillkasi rcntang Jumlah kasus yang dttangnni dan ndu
pcrn:tu.1uan rum Kepala Dina-; untuh pcrnbeliun sclam ohat yang
tcrcantum dahm1 Fom1ulanum No.51onal

- HMHP ynng <l1pcrlub:un olt:h Puskcsmns


Reagen yang d1palukan olch PuskcsmllS d1scsuaikll1l dcngan lllnl

lnboratonum yang adil Lli PtLi;kcMn11s dan kctcucd1an Tt.-ruig.u yang

kompett:n
- Alai Kcsdml.an. mcruJuk puilii Kompcnd1wn Ala.t Kcsehatan dan
at.nu se~u•1i <lengan Pcnncnkl~s 75 tahun 2014 tentnng Puskcsma:-
dtmima tcrdapat standar pcraluum kc~hul.an untuk pu.skesma!>

3 Jumluh

Jwnlah Obat. BMHI'. l{cngcn, Alat Kc:schatan ynng bi.sn dibdi dcngnn
mcnggunulrn11 dana kupi1a.s1 JKN dalam jumlnh tcrOOU\S. hanyu untuk
mcmcnuh1 pcrsi:d1nan sclama Obnt, BMI lP, Reagen, Alnl Kcsehatan

tcrscbut bclum tcrse<lia di lnstalasi Famuisi Kabupatcn

4 Mcknmsmc Ven tikn.si


a Puskesma..-. mcnyampaikan ~unpruhan Obat, BMHP. melulw
LPLPO scdungkan untuk Reagen dan Alat Kcschutan amprahan
kc Dinas Kcschatan
b. Bila item Obat. BMHI', Reagen, Alat Kcschatan tersebut udak
bisa d1 supply oleh IFK awu Dina.., Keschatan karenn k:ehabii;an
stok atau bclum ada pcnganggarnnny11 maka IFK 11tau Dmas
Kcschutan (khusus rcngcn dan alat keschatnn) akan mcmbcnkan
43090.pdf
7/4/2017 Penyampaian TAPM dan KARIL setelah USID · sunramberau2@gmail.com - Gmail

Click here to enable desktop notifications for Gmall. Learn more .l:ii.2.2
Gmail More

Penyampaian TAPM dan KARIL setelah USID 1nbox

I lnbox (2)
Suhartlnl Skm
Kepada Yth. Bapak Dr. Tuswoyo, M.Si di Tempat Ass.Wr.Wb, Selamat Sore bapak, ...
Jur
Starred

Sent Ma!I
Tuswoyo Admojo <tuswoyoadmojo@yahoo.co.id> Jun 3
Drafts (11) to me
Junk E-mail
Indonesian English Translate message Turn off for: lndonesi
More
Mbak sudah saya lihat dan tanda tangan
G Suhartini +

2 Attachments

Vi PERBAIKAN TAPM
SETELAH USID
KAMIS.doc ...~ ..
2.1 MB
l'l,1.f"\4t."lrT•.otOMJ~f<I~ r;",:.h.,1 •P l>t'-

No recent chats W KARIL DANA KA ..

Start a new one

Suhartinl Skm <sunramberau2@gmail.com> Jun 13


to Suhartini

/
/

https //mail.google.com/mail/u/Dl#inbox/15c6315b449f5ff8
43090.pdf
7/412017 Fwd: Penyampaian TAPM dan KARIL setelah USID - suhartini.miss@gmail.com - Gmail

Gmail More 1~

Fwd: Penyampaian TAPM dan KARIL setelah USID lnbox x

I lnbox (4)
Suhartlnl Skm Jun
Starred ---------Forwarded message---------- From: Tuswoyo Admojo <tuswoyoadmojo@y...

Sent Mail

Drafts (105) Muchlls Hamdl Jun 15


to me
Unwanted

More Indonesian English Translate message Turn off for: lndonesi

Ass w w Bu Suhartini saya sudah baca, dan OK dengan catatan sbb:


;';.;,_,/.'\ Suhartini
/. + 1. Kesimpulan diringkas dan dibuat dua nomor (sesuai dengan masalah penelitian)
2.Perbaiki lagi pembuatan kutipan. Untuk kutipan yang kurang dari lirna baris. maka kutipan tsb
dimasukkan dalam uraian, dan diberi tanda petik pembuka dan penutup. Untuk kutipan yang lima baris
atas, maka kutipan tersebut dipisah dari uraiar. dan diketik satu spasi serta tanpa tanda petik pembuka
dan penutup.

2. Sumber kutipan sebaiknya ditulis lengkap, yakni: Nama Pengarang (tahun terbitan buku, nomor
halaman).

No recent chats Tks.


Start a new one

l),
_1-''.
Suhartinl SKM <suhartini.miss@gmail.com> Jun 15
to Muchlis

, /

https://mai! .google.com/mail/u/0/#inbox/15ca 13 788dd3a93b

You might also like