Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Pembanding

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No.

1, Maret 2014
DOI: 10.26699/jnk.v1i1.ART.p024-029

PENGARUH ORIENTASI PASIEN BARU TERHADAP TINGKAT


KEPUASAN PASIEN
(The Effect of New Patient Orientation to the Patient’s Satisfaction Level)

Widya Dwi Pratiwi*), Yeni Kartika Sari**)


RSD Mardi Waluyo Kota Blitar
e-mail : nurulazkiya05@yahoo.co.id

ABSTRACT

Introduction: The rights of the patients can be fulfiled by nurses through orientation by
nurses to new patients. The new patient orientation is a agreement between nurses and
patients or families in providing nursing care. The agreement is needed to make a good
relationship between nurses and patient or their family. The purpose of this study was to
explain the effectiveness of the new patient orientation towards the satisfaction level of
nursing care in Melati Room RSD Mardi Waluyo Blitar. Method: Research design was
experimental research with quasy experimental design Research sample was 30 new
patients at Melati Room RSD Mardi Waluyo Blitar were devided equally into two group,
namely treatment and control groups at May 24th until May 31st, 2012, its choosed with
concecutive sampling. Analysis using Mann Whitney test. Results: The result showed that
the level of patient satisfaction on nursing care of treatment groups were 67% satisfied
and 33% very satisfied. While the level of patient satisfaction of nursing care of control
groups was 80 % satisfied and 20% dissatisfied. There was significant difference in the
level of satisfaction of new patients who did and did not the orientation with p-value
0.00. Discussion: It is suggested for nurses to pay attention to the patient satisfaction of
nursing care by giving orientation to new patients as nursing intervention.
Key words : new patients, orientation, patients satisfaction

PENDAHULUAN asuhan yang bermutu sesuai dengan


Pelayanan keperawatan yang standar profesi keperawatan tanpa
bermutu adalah pelayanan yang dapat diskriminasi (Nining, 2008).
memuaskan setiap pemakai jasa, serta Penelitian yang dilakukan oleh
penyelenggaraannya sesuai dengan Susilowati (2008) yang meneliti tentang
standar dan kode etik profesi yang telah hubungan pengetahuan perawat tentang
ditetapkan. Upaya untuk memberikan standar pelayanan keperawatan dengan
keperawatan bermutu ini dapat dimulai pelaksanaan standar operasional
perawat dari adanya rasa tanggung prosedur pasien baru di ruang rawat inap
jawab perawat dalam memberikan Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta
asuhan keperawatan secara profesional. mendapatkan bahwa ada hubungan
Asuhan keperawatan ini dimulai dari antara pengetahuan perawat tentang
tahap pra interaksi, orientasi sampai standar pelayanan keperawatan dengan
tahap evaluasi. Hal ini dimaksudkan pelaksanaan SOP pasien baru, dalam
bahwa dengan bentuk keperawatan yang penelitian ini juga diketahui bahwa
komprehensip maka dapat melihat pelaksanaan perawat terhadap SOP
manusia sebagai makhluk holistik yang orientasi pasien baru relatif rendah yaitu
utuh dan unik. Berkaitan dengan hal sebanyak 38,1%. Hasil penelitian yang
tersebut, maka kewajiban perawat dilakukan oleh Muhajir, dkk (2007)
adalah menghormati hak pasien dengan mengambil lokasi di Muara
diantaranya adalah memperoleh Enim menyatakan bahwa ketidakpuasan
informasi mengenai tata tertib dan pasien dengan pelayanan rawat inap
peraturan yang berlaku di rumah sakit, sebesar 21 % disebabkan oleh pelayanan
memperoleh pelayanan keperawatan dan dokter, 33 % oleh fasilitas ruangan dan

*)
RSD Mardi Waluyo Blitar, **) STIKes Patria Husada Blitar 29
Widya Dwi Pratiwi, Yeni Kartika Sari

prosentase yang paling besar 46% dengan pasien dan diharapkan


adalah oleh pelayanan perawat. menimbulkan kepuasan pasien terhadap
Ketidakpuasan pelayanan oleh perawat pelayanan keperawatan yang diberikan.
tersebut diantaranya disebabkan karena Setiap manusia selalu berubah
perawat tidak memperhatikan kondisi kebutuhan dan kepuasannya,
pasien secara berkala dan kurangnya berdasarkan perubahan perilaku yang
para perawat melakukan komunikasi sangat unik. Akibatnya setiap perubahan
dengan pasien serta keluarganya. yang terjadi persepsinya akan selalu
Hak-hak pasien yang harus berbeda antara individu yang satu
dihormati oleh para perawat telah diatur dengan individu yang lainnya. Tingkat
dalam Undang-undang nomor 23 tahun kepuasan dapat dipengaruhi oleh
1992 tentang kesehatan dan UU No.8 perhatian, latar belakang pendidikan,
tahun 1999 tentang perlindungan status ekonomi, budaya, suasana hati.
konsumen. Pasien sebagai konsumen Perbedaan tersebut membawa
kesehatan memiliki perlindungan diri konsekuensi terhadap masalah
dari kemungkinan upaya pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien akan
kesehatan yang tidak bertanggung jawab mempengaruhi proses penyembuhan
seperti penelantaran, pasien juga berhak pasien. Pasien yang kurang puas
atas keselamatan, keamanan dan terhadap pelayanan keperawatan akan
kenyamanan terhadap pelayanan kurang kooperatif terhadap tindakan
kesehatan yang diterimanya, dengan hak perawat sehingga akan menghambat
tersebut di atas maka konsumen akan proses penyembuhan penyakitnya
terlindungi dari praktik profesi yang (Nursalam, 2008).
mengancam keselamatan dan Penyampaian informasi kepada
kesehatannya. pasien dan keluarganya di RSD Mardi
Hak-hak pasien ini dapat Waluyo ditetapkan dalam keputusan
dipenuhi oleh perawat melalui orientasi Direktur nomor:
yang dilakukan oleh perawat terhadap 445/235/422.205.4/2011 yang mencakup
pasien baru. Orientasi pasien baru antara lain: informasi tentang peraturan
merupakan kontrak antara perawat dan rumah sakit, informasi tentang hak dan
pasien atau keluarga dimana terdapat kewajiban pasien, informasi tentang
kesepakatan antara perawat dengan petugas yang merawat, dan informasi
pasien atau keluarganya dalam tentang persiapan pasien pulang.
memberikan Asuhan keperawatan. Hasil studi pendahuluan yang
Kontrak ini diperlukan agar hubungan dilakukan di RSD Mardi Waluyo Kota
saling percaya antara perawat dan pasien Blitar dengan melakukan wawancara
atau keluarga dapat terbina. Praktik terhadap 6 orang perawat diketahui
orientasi dilakukan saat pertama kali bahwa seluruhnya belum melakukan
pasien datang (24 jam pertama) dan orientasi secara lengkap terhadap pasien
kondisi pasien sudah tenang. Orientasi yang baru masuk. Hal ini berdasarkan
diberikan pada pasien dan didampingi pengakuan 1 di antara perawat
anggota keluarga yang dilakukan di bersangkutan karena ketidaktahuannya
kamar pasien. Selanjutnya pasien dan sementara 5 lainnya karena adanya
keluarga diberikan informasi yang keengganan untuk melakukan orientasi
terkait dengan pasien dan keluarga karena dianggap membutuhkan waktu
selama mendapat perawatan di rumah yang lama sedangkan pasien yang
sakit (Nining, 2008). dirawat jumlahnya banyak. Perawat
Beberapa perawat belum beranggapan bahwa yang terpenting
mengetahui pentingnya praktik orientasi mereka telah melakukan tindakan
sebagai salah satu sarana untuk menjalin keperawatan secara benar dan
hubungan yang baik antara perawat memberikan pelayanan yang baik

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 30


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014

kepada pasien maka hal itu dianggap Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Kota
sudah cukup dan tidak perlu lagi Blitar.
melakukan orientasi kepada pasien baru Manfaat teoritis penelitiannya
dengan memperkenalkan diri, adalah menambah kajian baru ilmu
membacakan tata tertib rumah sakit pengetahuan dalam bidang kesehatan
apalagi sampai membacakan hak-hak khususnya dibidang manajemen
pasien. Hasil wawancara dengan 5 orang keperawatan, sehingga diharapkan
pasien yang dirawat semuanya tenaga kesehatan khususnya perawat
menyatakan bahwa saat pertama kali dapat memberikan pelayanan yang lebih
masuk tidak didahuli oleh perawat yang profesional dan dapat menjalankan
memperkenalkan diri atau programnya dalam memberikan asuhan
memperkenalkan lingkungan rumah keperawatan, terutama kepada pasien
sakit. Perawat-perawat tersebut hanya yang baru masuk rumah sakit.
melakukan tindakan medis yang Sedangkan manfaat praktisnya adalah
diperlukan saja. Dari 5 orang paasien dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
tersebut menyatakan walaupun data awal sehingga dapat dibuat
pelayanan keperawatan yang diberikan perencanaan dalam pemberian program
cukup baik, namun akan lebih baik jika orientasi pasien baru, agar
dilakukan orientasi pada setiap pasien meningkatkan kepuasan pengguna jasa
baru. rumah sakit.
Berdasarkan fenomena di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan BAHAN dan METODE
kajian terhadap pengaruh orientasi Penelitian ini merupakan
perawat kepada pasien baru terhadap penelitian pra experimental dengan
kepuasan pasien tentang pelayanan desain non equivalen control group post
keperawatan. Rumusan masalahnya test only yang dilakukan dengan
adalah Bagaimana pengaruh membandingkan tingkat kepuasan antara
pelaksanaan orientasi pasien baru kelompok responden yang diorientasikan
terhadap tingkat kepuasan pelayanan dan kelompok responden yang tidak
keperawatan di Ruang Melati RSD diorientasikan.
Mardi Waluyo Kota Blitar. Subyek pada penelitian ini
Tujuan umunya adalah sebanyak 30 orang yang di rawat di
menjelaskan pengaruh pelaksanaan Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Blitar,
orientasi pasien baru terhadap tingkat yang dalam kondisi tenang dan tidak
kepuasan pelayanan keperawatan di sedang dalam observasi ketat.
Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Kota Variabel tingkat kepuasan yang
Blitar. Sedangkan tujuan khususnya dinilai adalah kepuasan pasien pada
adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik dimensi assurance (kepercayaan) yang
responden di Ruang Melati RSD Mardi meliputi (1) Kesopanan petugas, (2)
Waluyo Kota Blitar, (2) Menjadi orang yang dipercaya, (3)
Mengidentifikasi tingkat kepuasan Informasi peraturan Rumah Sakit, (4)
pasien tentang pelayanan keperawatan Informasi Hak dan Kewajiban Pasien, (5)
yang diberikan orientasi pasien baru di Informasi petugas yang merawat, (6)
Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Kota Informasi pasien pulang.
Blitar, (3) Mengidentifikasi tingkat Alat yang digunakan untuk
kepuasan pasien tentang pelayanan mengumpulkan data adalah Standar
keperawatan yang tidak diberikan Prosedur Operasional (SPO) orientasi
orientasi pasien baru di Ruang Melati pasien baru yang sudah ditetapkan oleh
RSD Mardi Waluyo Kota Blitar, (4) Direktur RSD Mardi Waluyo Kota Blitar
Menganalisis perbedaan tingkat dan Kuisioner kepuasan pasien. Cara
kepuasan pasien yang diberikan dan pengumpulan data dilakukan dengan
tidak diberikan orientasi pasien baru di membagi subyek penelitian menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama diberikan

Pengaruh orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien 31


Widya Dwi Pratiwi, Yeni Kartika Sari

perlakuan berupa orientasi pasien baru, Analisis data menggunakan


dan kelompok kedua tidak diberikan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan
orientasi pasien baru. Setelah dirawat P ≤ 0,05
selama 3 hari seluruh subyek diminta
untuk mengisi kuisioner kepuasan pasien.
Tabel 1. Karakteristik Pasien di Ruang Melati RSD
HASIL PENELITIAN Mardi Waluyo Blitar Mei 2012
Karakteristik pasien di Ruang Melati No Karakteristik Frekuensi %
RSD Mardi Waluyo Blitar sebanyak 30 - S1 1 3
orang seperti dalam tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Karakteristik Pasien di Ruang Melati RSD 3 Usia
Mardi Waluyo Blitar Mei 2012 - < 20 tahun 1 3
No Karakteristik Frekuensi % - 20 – 30 tahun 5 17
1 Jenis Kelamin - 31 – 40 tahun 13 43
- Laki – Laki 16 53 - > 40 tahun 11 37
- Perempuan 14 47 4 Pekerjaan
2 Pendidikan - Tidak Bekerja 7 23
- SD 1 3 - Wiraswasta 10 33
- SMP 5 17 - Petani 12 40
- SMU 19 63 - Pegawai 1 3
- D III 4 13 Swasta

Tabel 2. Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Kota Blitar Mei
2012

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan


Tingkat Kepuasan
Frekuensi % Frekuensi %
Sangat Puas 0 0 10 67
Puas 12 80 5 80
Tidak Puas 3 20 0 0
Sangat Tidak Puas 0 0 0 0
Total 15 100 15 100

Tabel 3 Uji Mann Whitney Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


Kepuasan Pasien Terhadap Perlakuan 15 19,00 285,00
Pelayanan Keperawatan
Kontrol 15 12,00 180,00
Mann-Whitney U
Asymp. Sig. (2-tailed) .005

PEMBAHASAN
Tingkat kepuasan pasien tentang dalam kategori puas dan 33%
pelayanan keperawatan yang responden dalam kategori sangat puas.
diberikan orientasi pasien baru Orientasi adalah melihat atau meninjau
Berdasarkan hasil penelitian supaya kenal atau tahu (Purwadarminta,
dapat diketahui bahwa 67% responden 1999). Pasien adalah pemakai jasa

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 32


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014

pemeliharaan kesehatan yang Tingkat kepuasan pasien tentang


mempunyai citra pribadi yang mandiri pelayanan keperawatan yang tidak
yang mempunyai pilihan bebas dalam diberikan orientasi pasien baru
mencari dan memilih bantuan. Seorang Berdasarkan hasil penelitian
pasien bukan lagi seorang penerima dapat diketahui bahwa 80% responden
pelayanan secara pasif, tetapi seorang dalam kategori puas dan 20% responden
peserta yang aktif yang bertanggung dalam kategori tidak puas. Praktik
jawab atas pilihannya dan juga memikul orientasi terhadap pasien baru bertujuan
akibat dari pilihannya (Carpenito, 2000). agar pasien dan keluarga memahami
Orientasi terhadap pasien baru adalah tentang peraturan rumah sakit, serta
pemberian informasi kepada pasien baru pasien dan keluarga memahami tentang
berkaitan dengan proses keperawatan semua fasilitas yang tersedia dan cara
yang akan dilakukan oleh rumah sakit. penggunaannya (Ragusti, 2008).
Informasi adalah pesan atau isi berita Tahapan pertama perawat di
yang ingin disampaikan oleh seseorang saat menerima pasien baru adalah
kepada orang lain dengan harapan orang melakukan orientasi, dimana perawat
tersebut mengetahui dan mengerti akan dan pasien bertemu sebagai dua orang
maksud dan tujuan dari isi pesan atau asing. Pasien dan atau keluarga memiliki
berita yang disampaikan. Orientasi “rasa butuh” maka mencari penolong
terhadap pasien baru merupakan usaha professional. Tetapi kebutuhan ini
memberikan informasi/sosialisasi belumlah diidentifikasi atau dimengerti
kepada pasien dan keluarga tentang oleh individu-individu yang terlibat.
segala sesuatu yang berkaitan dengan Sebagai contoh seorang gadis 16 tahun
pelayanan selama di rumah sakit menelpon komunitas pusat kesehatan
(Ragusti, 2008). jiwa hanya karena ia merasa ”tertekan”.
Dalam konteks keperawatan Inilah tahap bahwa perawat perlu
orientasi berarti mengenalkan segala menolong pasien dan keluarga untuk
sesuatu tentang rumah sakit meliputi memahami sesungguhnya apa yang
lingkungan rumah sakit, tenaga terjadi dengan pasien (Bowhuizen,
kesehatan, peraturan prosedur dan 1986).
pasien lain. Dalam orientasi, perawat Tahap orientasi secara langsung
dan pasien bekerja sama untuk dipengaruhi oleh sikap pasien dan
menganalisa situasi sehingga mereka perawat dalam memberi dan menerima
dapat mengenali, memperjelas dan pertolongan secara timbal balik.
menentukan eksistensi sebuah masalah, Berkaitan dengan hal ini adalah tahap
sehingga pasien dapat mempersiapkan pertama maka perawat perlu menyadari
diri dari keadaan cemas kearah kondisi tindakan pribadinya dengan pasien.
yang lebih konstruktif dalam Budaya, agama, ras, latar belakang
menghadapi masalahnya. pendidikan, pengalaman masa lalu,
Dalam penelitan ini menunjukan pemikiran yang berbeda dan harapan
bahwa orientasi yang diberikan antara perawat dan pasien memainkan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien, peran bagaimana tindakan perawat
karena dengan orientasi kepada pasien terhadap pasien. Faktor-faktor pengaruh
baru akan memberikan pengetahuan yang sama memainkan peran dalam
cang cukup tentang peraturan maupun reaksi pasien terhadap perawat
hak kewajiban bagi pasien maupun (Bowhuizen, 1986).
rumah sakit. Dengan demikian pasien Orientasi perawat merupakan
dan keluarga merasa mendapat jaminan hal yang sangat penting bahwa perawat
selama dirawat di rumah sakit, sehingga bekerjasama dengan pasien dan keluarga
dapat meningkatkan kepuasan yang untuk menganalisa keadaan, sehingga
dirasakan. mereka bersama-sama dapat memahami,
menjelaskan dan menyimpulkan
masalah yang ada. Tahapan orientasi ini

Pengaruh orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien 33


Widya Dwi Pratiwi, Yeni Kartika Sari

dapat menyebabkan pasien langsung keperawatan yang akan dilakukan oleh


mampu menambah energy dari rasa rumah sakit. Informasi adalah pesan atau
keragu-raguan memenuhi kebutuhanya isi berita yang ingin disampaikan oleh
untuk lebih berani menghadapi seseorang kepada orang lain dengan
permasalahannya. Hubungan telah harapan orang tersebut mengetahui dan
dibentuk dan berlanjut lebih erat lagi mengerti akan maksud dan tujuan dari
sementara masalah telah identifikasi. isi pesan atau berita yang disampaikan.
Sementara pasien dan keluarga Orientasi terhadap pasien baru
berdiskusi dengan perawat keputusan merupakan usaha memberikan
bersama dibuat tentang bentuk bantuan informasi/sosialisasi kepada pasien dan
professional apa yang akan dilakukan. keluarga tentang segala sesuatu yang
Perawat yang menjadi sumber yang berkaitan dengan pelayanan selama di
dapat bekerja dengan pasien dan rumah sakit (Ragusti, 2008).
keluarga. Pada tahap orientasi perawat, Tahapan pertama perawat di saat
pasien dan keluarga merencanakan jenis menerima pasien baru adalah melakukan
pelayanan apa yang dibutuhkan. orientasi, dimana perawat dan pasien
Pada penelitian menunjukan bertemu sebagai dua orang asing. Pasien
dengan tidak diberikan orientasi pada dan atau keluarga memiliki “rasa butuh”
pasien baru akan menimbulkan ketidak maka mencari penolong professional.
puasan kepada pasien dan keluarga, oleh Tetapi kebutuhan ini belumlah
karena merasa kurang diperhatikan dan diidentifikasi atau dimengerti oleh
kepastian pelayanan yang akan individu-individu yang terlibat. Sebagai
diberikan. Selain itu tanpa orientasi pada contoh seorang gadis 16 tahun menelpon
pasien baru, keragu-raguan yang ada komunitas pusat kesehatan jiwa hanya
pada pasien dan keluarga terhadap karena ia merasa ”tertekan”. Inilah tahap
rumah sakit tidak dapat dihilangkan. bahwa perawat perlu menolong pasien
dan keluarga untuk memahami
Perbedaan tingkat kepuasan pasien sesungguhnya apa yang terjadi dengan
yang diberikan dan tidak diberikan pasien (Bowhuizen, 1986).
orientasi pasien baru di Ruang Melati Tahap orientasi secara langsung
RSD Mardi Waluyo Kota Blitar dipengaruhi oleh sikap pasien dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat perawat dalam memberi dan menerima
diketahui bahwa yang memiliki tingkat pertolongan secara timbal balik.
kepuasan puas adalah 22 responden, Berkaitan dengan hal ini adalah tahap
yang terdiri dari 12 responden dari pertama maka perawat perlu menyadari
kelompok kontrol dan 10 responden dari tindakan pribadinya dengan pasien.
kelompok intervensi. Sedangankan Budaya, agama, ras, latar belakang
dalam kategori sangat puas 5 responden pendidikan, pengalaman masa lalu,
seluruhnya berasal dari kelompok pemikiran yang berbeda dan harapan
intervensi. Untuk mengetahui perbedaan antara perawat dan pasien memainkan
tingkat kepuasan pelayanan keperawatan peran bagaimana tindakan perawat
antara kelompok kontrol dan kelompok terhadap pasien. Faktor-faktor pengaruh
intervensi digunakan uji statistik mann yang sama memainkan peran dalam
whitney didapatkan nilai p = 0,005 yang reaksi pasien terhadap perawat
berarti perbedaan tingkat kepuasan (Bowhuizen, 1986).
pasien baru yang dilakukan orientasi dan Pasien adalah pemakai jasa
tidak dilakukan orientasi RSD Mardi pemeliharaan kesehatan yang
Waluyo Kota Blitar. mempunyai citra pribadi yang mandiri
Orientasi terhadap pasien baru yang mempunyai pilihan bebas dalam
adalah pemberian informasi kepada mencari dan memilih bantuan. Seorang
pasien baru berkaitan dengan proses pasien bukan lagi seorang penerima

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 34


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014

pelayanan secara pasif, tetapi seorang orientasi pasien baru di Ruang Melati
peserta yang aktif yang bertanggung RSD Mardi Waluyo Kota Blitar pada
jawab atas pilihannya dan juga memikul bulan Mei 2012 yaitu 67% dalam
akibat dari pilihannya. kategori puas dan 33% dalam kategori
Orientasi diberikan pada pasien dan sangat puas.
didampingi anggota keluarga yang 1 Tingkat kepuasan pasien tentang
dilakukan di kamar pasien, orientasi pelayanan keperawatan yang tidak
dapat diulang kembali minimal setiap diberikan orientasi pasien baru di
dua hari oleh PP atau yang mewakili, Ruang Melati RSD Mardi Waluyo
terutama tentang daftar nama tim yang Kota Blitar pada bulan Mei yaitu
sudah diberikan, sekaligus 80% dalam kategori puas dan 20%
menginformasikan perkembangan dalam kategori tidak puas.
kondisi keperawatan pasien dengan 2 Hasil uji statistik mann whitney
mengidentifikasi kebutuhan pasien. didapatkan nilai p = 0,005, karena
Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai p kurang dari 0,05 maka berarti
pasien baru yang diberikan orieantasi ada perbedaan signifikan tingkat
memiliki kepuasan yang lebih daripada kepuasan pasien baru yang
yang tidak diberikan. Hal ini terjadi dilakukan orientasi dan tidak
karena dengan adanya orientasi, maka dilakukan orientasi di Ruang Melati
akan terjadi hubungan saling percaya RSD Mardi Waluyo Kota Blitar
antara rumah sakit dengan pasien dan
keluarga. Kepercayaan ini akan SARAN
meningkatkan kepuasan terhadap Bagi institusi pendidikan,
pelayanan keperawatan yang diberikan, diharapkan hasil penelitian dapat
dan pada akhirnya juga akan menjadi sumber rujukan, bagi Rumah
meningkatkan kepuasan terhadap Sakit, diharapkan hasil penelitian ini
pelayanan yang diberikan rumah sakit menjadi bahan pertimbangan dan data
secara umum. awal sehingga dapat membuat
perencanaan dalam pemberian program
SIMPULAN dan SARAN orientasi pasien baru, bagi penelitian
SIMPULAN selanjutnya, dapat dijadikan data awal
Karakteristik pasien baru di Ruang penelitian yang terkait kepuasan dan
Melati RSD Mardi Waluyo Kota Blitar program orientasi pasien. Pada
bulan Mei 2012 yaitu : 53% berjenis penelitian selanjutnya diharapkan dapat
kelamin laki-laki, 64% memiliki latar mengidentifikasi faktor yang
belakang pendidikan SMU, 43% berusia berpengaruh pada tingkat kepuasan
31-40 tahun, 40% memiliki pekerjaan pasien dan program orientasi di rumah
petani, 47% memiliki penghasilan tiap sakit
bulan berkisar antara Rp. 1.000.000 –
1.500.000,-
Tingkat kepuasan pasien tentang
pelayanan keperawatan yang diberikan
REFERENSI Through Quality, Maxwell
Aditama, TJ 2000, Manajemen Macmillan International, USA.
Administrasi Rumah Sakit, UI- Bouwhuizen 1986, Ilmu Keperawatan
Press, Jakarta. (Verpleegkunde ZV) Bagian 1,
Azwar, S 1997, Reliabilitas dan Alih Bahasa Moelia Radja
Validitas, Pustaka Pelajar, Siregar, Penerbit Buku
Yogyakarta. Kedokteran EGC, Jakarta.
Ismani, N 2001, Etika Keperawatan,
Widya Medika, Jakarta.
Berry, L & Parasuraman 1991, Lusa, JS 2007, Hubungan Quality
Marketing Service: Competing Assurance dengan Kepuasan

Pengaruh orientasi pasien baru terhadap tingkat kepuasan pasien 35


Widya Dwi Pratiwi, Yeni Kartika Sari

Pasien Rumah Sakit, Diakses 11


Juli 2007,
<www.wordpress.com>.
Nining 2008, Sistematika Model Praktik
Keperawatan Profesional
(MPKP), Diakses pada tanggal
23 Januari
2011,
<http://puskesmassidamulih.
blogspot.com/2010/09/mpkp.ht
ml>.
Nursalam 2002, Manajemen
Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan
Profesional, Salemba Medika,
Jakarta.
Ragusti 2008, Orientasi Pasien Baru:
Pemberi Informasi, Diakses
pada tanggal 23 Januari 2011,
<http://www.scribd.com/Standar
-2/d/9884307>.
Santoso, S 2001, SPSS Versi 10
Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Media
Komputindo, Jakarta.
Siagian, SP 1995, Manajemen
Sumberdaya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta.
Stevens, PJM. et al 1999, Ilmu
Keperawatan 2, EGC, Jakarta.
Susilowati,T 2008, „Hubungan
Pengetahuan Perawat tentang
Standar Pelayanan Keperawatan
dengan Pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur Pasien
Baru di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Dr. Oen
Surakarta‟, Undergraduate
Thesis, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Tjiptono, F 1995, Strategi Pemasaran,
Andi Offset, Yogyakarta.
Tjiptono, F 2000, Perspektif Manajemen
& Pemasaran Kontemporer,
Andi Offset, Yogyakarta.
Zainudin, A 2002, Dasar – Dasar
Keperawatan Profesional,
Widya Medika, Jakarta.

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 36

You might also like