Makalah SL Blok 19 KLP A1
Makalah SL Blok 19 KLP A1
Makalah SL Blok 19 KLP A1
KELOMPOK A
ANGGOTA :
ZHAFARINA ADANI 1511411003
DEZY ADRIANTONI 1511411005
AISYAH TRIANA 1511412002
HAVINA YASE 1511412006
DYANA PUTRI 1511412026
Instruktur SL :
Dr. Drg. Febrian, MKM
Drg. Bambang Ristiono, MMR
Surma Adnan, S.KM, MM
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Skills Lab Blok 19 yang berjudul
“Manajemen Praktek Kedokteran Gigi” tanpa kendala yang berarti.
Makalah ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk memenuhi tugas Skills Lab .
Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami mohon maaf apabila
dalam makalah ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok 19 ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen
instruktur Skills Lab kami ; Dr.Drg. Febrian, MKM, Drg. Bambang Rustiono, MMR, dan
Surma Adnan, S.KM, MM yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini
hingga dapat selesai.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perubahan tingkat pendidikan masyarakat membawa perubahan pada jenis permintaan
pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang mempengaruhi tingkat kepuasan. Begitu pula
dengan kemajuan teknologi sehingga pelayanan kedokteran gigi menjadi pelayanan kedokteran
gigi yang memperhatikan konsep-konsep ekonomi, manajemen, dan mutu pelayanan.
Sesuai dengan Visi serta misi Program Studi Pendidikan Profei Dokter Gigi di FKG
Unand yaitu unggul dalam bidang manajemen, maka mahasiswa diberikan ilmu tentang
manajemen, baik manajemen logistik, manajemen mutu, manajemen SDM, manajemen IT,
serta salah satunya adalah manajemen Praktek.
Dalam manajemen praktek diharapkan mahasiswa setelah tamat dapat membuat suatu
perencanaan dalam melakukan praktek berbasis eviden based, dengan demikian mudah
mudahan dapat sukses dalam berkarir.
Manajemen sebagaimana kata asalnya to manage dapat diartikan sebagai kegiatan
pengaturan yang dilaksanakan oleh sekumpulan orang dalam sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan, dan kegiatan manajemen ini merupakan kegiatn yang kompleks, mulai dari
perencanaan, pengawasan dan evaluasi .
Dengan demikian mahasiswa harus mampu membuat perencanaan dengan baik
sehingga dapat melayani masyarakat dengan aman dan bermutu saat sudah menjadi dokter gigi
.
BAB II
PEMBAHASAN
Motto :
RAHAMJA : Ramah, Nyaman , Terjamin
Visi :
-Menjadikan klinik gigi bersama yang terdepan dalam pelayanan dan masyarakat yang sehat
dan percaya diri melalui kesehatan gigi dan mulut
Misi :
- Menyediakan layanan kesehatan rongga mulut secara khusus
- Menyediakan layanan kedokteran gigi preventif
- Menyediakan layanan kedokteran gigi kuratif
- Menyediakan layanan kedokteran gigi estetik
- Mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan rongga mulut
ANALISIS SITUASI
Analisis Demografi
Kondisi Geografis
Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur
Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah
administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementara
bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar.
Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian
berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan
suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 °C hingga 35.6 °C, dan suhu minimum antara
20.2 °C hingga 23.0 °C.[13]
Melayu 26,10
Jawa 15,70
Batak 11,06
Tionghoa 2,5
Lain-lain 6,7
Pada tahun 2014, Pekanbaru telah menjadi kota keempat berpenduduk terbanyak di
Pulau Sumatera, setelah Medan Palembang dan Bandar Lampung. Laju pertumbuhan ekonomi
Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya.
Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,96% dari total
penduduk kota.[16] Mereka umumnya bekerja sebagai profesional dan pedagang. Populasi yang
cukup besar telah mengantarkan Bahasa Minang sebagai bahasa pergaulan yang umum
digunakan oleh penduduk kota Pekanbaru, selain Bahasa Indonesia.[17]
Selain itu, etnis yang memiliki proporsi cukup besar adalah Melayu, Jawa, Batak,
dan Tionghoa. Perpindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru tahun
1959, memiliki andil besar menempatkan Suku Melayu mendominasi struktur birokrasi
pemerintahan kota, namun sejak tahun 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dengan
berdirinya Provinsi Kepulauan Riau dari pemekaran Provinsi Riau.
Masyarakat Tionghoa Pekanbaru pada umumnya merupakan pengusaha, pedagang dan pelaku
ekonomi. Selain berasal dari Pekanbaru sendiri, masyarakat Tionghoa yang bermukim di
Pekanbaru banyak yang berasal dari wilayah pesisir Provinsi Riau, seperti
dari Selatpanjang, Bengkalis dan Bagan Siapi-api. Selain itu, masyarakat Tionghoa dari
Medan dan Padang juga banyak ditemui di Pekanbaru, terutama setelah era milenium
dikarenakan perekonomian Pekanbaru yang bertumbuh sangat pesat hingga sekarang.
Masyarakat Jawa awalnya banyak didatangkan sebagai petani pada masa pendudukan
tentara Jepang, sebagian mereka juga sekaligus sebagai pekerja romusha dalam proyek
pembangunan rel kereta api. Sampai tahun 1950 kelompok etnik ini telah menjadi pemilik
lahan yang signifikan di Kota Pekanbaru. Namun perkembangan kota yang mengubah fungsi
lahan menjadi kawasan perkantoran dan bisnis, mendorong kelompok masyarakat ini mencari
lahan pengganti di luar kota, namun banyak juga yang beralih okupansi.
Berkembangnya industri terutama yang berkaitan dengan minyak bumi, membuka banyak
peluang pekerjaan, hal ini juga menjadi pendorong berdatangannya masyarakat Batak.
Pasca PRRI eksistensi kelompok ini makin menguat setelah beberapa tokoh masyarakatnya
memiliki jabatan penting di pemerintahan, terutama pada masa Kaharuddin Nasution menjadi
"Penguasa Perang Riau Daratan".
Kesehatan
Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah Pekanbaru mencoba
melengkapi sarana dan prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung baru
untuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang saat ini baru memiliki 264 kamar untuk
rawat inap. Dengan selesainya bangunan tersebut, kapasitas rawat inap RSUD Arifin Achmad,
akan bertambah menjadi 400 kamar.[43] Sementara kehadiran rumah sakit yang dikelola oleh
pihak swasta di kota ini cukup signifikan antara lain Rumah Sakit Santa Maria yang
sebelumnya bernama Balai Pengobatan Santa Maria,[44] Rumah Sakit Ibnu Sina yang didirikan
oleh YARSI Riau kemudian dikelola oleh PT. Syifa Utama,[45] Rumah Sakit Awal
Bros,[46]Rumah Sakit Bina Kasih, Pekanbaru Medical Centre (PMC) dan Eka Hospital.
Sampai tahun 2006 penyebaran dan pelayanan puskesmas di kota Pekanbaru masih belum
merata terhadap masyarakatnya yaitu dengan ratio 1,99. Sementara persentase kunjungan
penduduk memanfaatkan puskesmas baru sekitar 19%. Hal ini dimungkinkan karena telah
banyaknya rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan yang lebih baik
Perekonomian
Saat ini Pekanbaru telah menjadi kota metropolitan, yaitu dengan nama Pekansikawan,
(Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan). Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat
dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan
kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya. Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami
peningkatan inflasi sebesar 0,79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai
0,30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan
jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat
mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,88% dan 0,02%. Secara tahunan inflasi kota
Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2,26%, terus mengalami peningkatan sejak
awal tahun 2010 yaitu 2,07% pada bulan Januari 2010 dan 2,14% pada bulan Februari 2010.[38]
Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan Pekanbaru, telah memegang peranan penting
dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada
tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain.
Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan
menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa
pusat perbelanjaan modern, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal
Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya,[39] Lotte Mart, Metropolitan Trade Center, The
Central, Panam Square dan Giant. Walau di tengah perkembangan pusat perbelanjaan modern
ini, pemerintah kota terus berusaha untuk tetap menjadikan pasar tradisional yang ada dapat
bertahan, di antaranya dengan melakukan peremajaan, memperbaiki infrastruktur dan fasilitas
pendukungnya.[40] Beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah,
Pasar Raya Senapelan (Pasar Kodim), Pasar Andil, Pasar Rumbai, Pasar Limapuluh dan Pasar
Cik Puan.[41]
Sementara dalam pertumbuhan bidang industri di Kota Pekanbaru terus mengalami
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,82 %, dengan kelompok industri
terbesar pada sektor industri logam, mesin, elektronika dan aneka, kemudian disusul industri
pertanian dan kehutanan. Selain itu beberapa investasi yang ditanamkan di kota ini sebagian
besar digunakan untuk penambahan bahan baku, penambahan peralatan dan perluasan
bangunan, sebagian kecil lainnya digunakan untuk industri baru.[42]
Analisis SWOT
Peluang (O) Ancaman (T)
1. Lokasi adalah pusat 1. Citr
aktivitas masyarakat 2. Pelayanan alternative
eksternal 2. Tingkat kesadaran
masyarakat terhadap
internal kesgimul sudah baik
3. Kondisi ekonomi
masyarakat stabil
4. Kondisi politik
daerah tersebut stabil
5. Tahanan sosial seperti
gaya hidup dan selera
masyarakat
cenderung mengikuti
perkembangan zaman
6. Tingginya angka
kecelakaan lalu lintas
di daerah tersebut
Kekuatan (S) Strategi SO Strategi ST
1. Tempat lebih 1. Adanya tempat yg 1. Meningkat pelayanan
nyaman strategis dan mudah yg ramah dan
2. Tempat praktek dijangkau bersahabat u/
strategis, lokasi 2. Meningkatkan menghadapi citra
mudah dijangkau pelayanan yg ramah pesaing baik
3. Pelayanan ramah dan bersahabat
dan bersahabat
4. Parkir luas
5. Pengalaman dan
skill dokter gigi
baik
DESIGN KLINIK :
Luas Klinik
Bangunan Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
Tanah 16 11 176
Gedung 10 12 120
Resepsionis 4 2 8
Ruang tunggu 7 6 42
Poli GP 4 6 24
Poli Orthodonti 4 6 24
Bedah Mulut 4 6 24
Konservasi Gigi 4 6 24
Musholla 4 6 24
Toilet 4 2 8
Labor 4 3 12
Ruang Sterilisasi 3 4 12
Lahan Parkir
Lahan Limbah 3 4 12
Lahan parkir 4 13 52
Pos satpam 2 2 4
Luas tanah : 16 x 11 m2
Luas bangunan : 10 X 12 m2
1. Dr. Drg. Havina Dokter Gigi Umum ( Kepala S2 Manajemen Rp. 6.000.000
Yase, Mkes Klinik ) Kesehatan
2. DR. Drg. Aisyah Dokter Gigi Umum II S2 manajemen Rp. 6.000.000
Triana, Mkes kesehatan
3. Drg. Zhafarina Dokter gigi spesialis Profesi dokter Rp. 25.000.000
Adani Sp. Orth Orthodonti gigi spesialis
4. Drg. Dezy Dokter gigi spesialis Profesi dokter Rp. 25.000.000
Adriantoni Sp. KG konservasi gigi gigi spesialis
5. Drg. Dyana Putri Dokter gigi spesialis bedah Profesi dokter Rp. 25.000.000
Sp. BM mulut gigi spesialis
8. Azzahra haura, Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
AMKG Gigi
9. Three Nugroho, Perwat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
AMKG Gigi
10. Debbie Lysander, Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
AMKG Gigi
11. Ronald Putra Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
Galung, AMKG Gigi
12. Judianto, AMKG Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
Gigi
13. Rangga Stewart, Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
AMKG Gigi
14. Nining Yuningsih, Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
AMKG Gigi
15. Rahman Perawat gigi D3 Keperawatan Rp. 4.000.000
Suprayogo, AMKG Gigi
15. Iswantoro Iswan Teknisi Gigi D3 Tekhnisi Gigi Rp. 4.000.000
BIAYA POLI GP
FIXED COST Rp 19.046.450
VARIABLE COST Rp 374.880.000
TOTAL Rp 393.926.450
TOTAL Rp 2.829.312.835
BIAYA POLI KG
FIXED COST Rp 20.577.143
VARIABLE COST Rp 67.494.600
TOTAL Rp 88.071.743
BIAYA POLI BM
FIXED COST Rp 21.584.450
TOTAL Rp 396.464.450
TOTAL KESELURUHAN
FIXED COST Rp 137.643.058