Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 6 No. 1 Februari 2017 Issn

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 6 No.

1 Februari 2017
ISSN : 2503-4413, Hal 56 - 71

EVALUASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI


TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
Oleh: Laher Ali. SE., M.Si dan Dr. A. Masrich., M.Si

Abstract
The authors are interested in taking the title Evaluation of Policy Implementation of the
Integrated Administrative Service District in Central Halmahera, North Maluku. This study
aims to determine how the policy evaluation and implementation PATEN enabling and
inhibiting factors PATEN policy implementation. The location of this research is in the district
of South Weda Central Halmahera in North Maluku province.
This study uses the theory Waynes Parson in Palumbo and the size of the policy evaluation is
based on the theory that the evaluation process, the evaluation of formative and summative
evaluation. policy resources, communication among organizations, characteristic of the
implementing agencies, economic, social and political conditions and the tendencies of
implementation.
This research uses descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques
are interviews, document analysis and observation. The data obtained were processed with
qualitative data analysis. Informants in this study were 1) the Regent of Halmahera, 2) Regional
Secretary, 3) Assistant for Public Administration, Law and Authority, 4) Head of Governance
Regional Secretariat of Central Halmahera, 5) Head of Integrated Licensing Service Agency, 6)
Head Weda South 7) The community served
Based on the research results we concluded that the implementation of the PATEN in the
district of South Central Halmahera Weda considered not running optimally. This is due not
been reflected in the elaboration of management commitment to the programs and activities of
the OPD related, yet the drafting SOP to realize the translation of the vision - the mission of the
organization, there are no guidelines for minimum service standards, unclear tasks and
functions of the technical team so that the conduct of licensing has not been fully included
effective, institutional structure did not reflect the needs and interests of improving the service
function to society, Inkonsisiten and lack of support of stakeholders in the implementation of
technical policy administration services licensing, not optimal formulation of technical policy
administration services licensing, weak coordination between leaders and subordinates in the
implementation of integrated license service with the technical team in its OPD and has not
implemented the promotion and development of quality apparatus BPPT, facilities and
infrastructure not meet minimum service standards have not yet optimal application of ICT-
based information system

56
PENDAHULUAN air bersih merupakan tanggung jawab
Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah daerah untuk menyediakannya.
kepada masyarakat merupakan fungsi yang Kedua, pelayanan tersebut dinikmati pada
harus diemban pemerintah dalam rangka tingkat lokal yang secara historis pun
mewujudkan kesejahteraan sebagai tolak disediakan secara lokal (Ahmad, Devarajan,
ukur terselenggaranya tata kelola Khemani, dan Shah, 2005).
pemerintahan yang yang baik. Sejak
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Berbagai permasalahan yang
Tahun 2004 yang kemudian disempurnakan dihadapi oleh Kabupaten Halmahera
oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tengah dalam Evaluasi kebijakan
tentang Pemerintahan Daerah menunjukkan pelaksanaan PATEN tersebut. diantaranya
terjadinya pergeseran paradigma dari adalah kapasitas dan kuantitas personil yang
sentralisasi menuju desentralisasi yang pada belum sesuai harapan, koordinasi antar
hakekatnya diikuti dengan perubahan instansi terkait penyelenggaraan pelayanan,
konsep penyelenggaraan pelayanan publik. serta berbagai permasalahan yang berkaitan
Tujuan desentralisasi tidak saja mendorong dengan partisipasi masyarakat dalam
tumbuh dan berkembangnya demokrasi pada penyelenggaraan PATEN di kecamatan, hal
tingkat lokal, tetapi juga dalam aspek tersebut dapat dilihat pada data jenis izin
administratif yaitu meningkatkan efisiensi yang paling sering diterbitkan oleh Badan
dan efektivitas pelayanan publik (Labolo, Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)
2012, 217-218).

Posisi kecamatan menjadi sangat


penting mengingat banyak pihak berharap Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran
agar kecamatan mampu berperan sebagai Kebijakan merupakan suatu proses
pusat pelayanan bagi masyaratak sekaligus yang perlu ditempuh oleh unsur penguasa
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. atau pemerintah dalam mengatasi isu-isu
Mendekatkan pelayanan berarti yang berkembang dalam kalangan
mempersempit jarak penyedia layanan masyarakat, di mana proses itu dianggap
terhadap penerima pelayanan. Dalam sebagai sebuah tujuan umum yang hendak
konteks penyelenggaraan pemerintahan, dilakukan dalam menyikapi permasalahan
birokrat ditempatkan sebagai penyedia dan isu-isu tersebut. Nugroho (2012:56)
layanan dan publik atau masyarakat mengemukakan bahwa, “kebijakan publik
ditempatkan sebagai penerima layanan Indonesia sejak kemerdekaan hingga hari ini
(Sinambela, 2011, 33-34). masih banyak diwarnai kepentingan publik
Saat ini, pemahaman akan terbatas dari masyarakat secara luas”.
pentingnya aspek pelayanan dan Evaluasi biasanya ditujukan untuk
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat menilai sejauh mana keefektivan kebijakan
memang sudah merasuk ke dalam sistem publik guna dipertanggungjawabkan kepada
pemerintahan Indonesia, tidak hanya di konstituennya. Sejauh mana tujuan dicapai
pusat, tetapi utamanya di daerah khususnya serta untuk melihat sejauhmana kesenjangan
kecamatan sebagai aparatur yang paling antara harapan dengan kenyataan. Menurut
dekat dengan masyarakat, akan tetapi masih Palumbo dalam Waynes Parsons (2001:549)
ditemukan berbagai permasalahan dalam “dimensi kajian pada studi evaluasi
tahap implementasi sehingga istilah kalau mencakup keseluruhan siklus di dalam
bisa dipersulit, mengapa dipermudah belum proses kebijakan, dari saat penyusunan
benar-benar hilang dari mindset masyarakat. desain kebijakan, saat implementasi hingga
Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki saat selesai implementasi”
kewajiban untuk memperbaiki pola Menurut Waynes Parsons dalam Palumbo
penyelenggaraan seraya meningkatkan (2001:549) “ kajian dalam studi evaluasi
kualitas pelayanan publik di daerahnya. kebijakan meliputy dimensi-dimensi
Paling tidak, ada dua alasan yang secara a. Evaluasi proses pembuatan kebijakan
implisit dapat menjelaskan mengapa atau sebelum kebijkan dilaksanakan.
pemerintah daerah perlu melakukan Pada tahap ini diperlukan dua kali
perbaikan dan peningkatan kualitas evaluasi, pertama, evaluasi desain
pelayanan publik. Pertama, pelayanan dasar kebijakan, untuk menilai apakan
seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi dan alternatif-altenatif yang dipilih sudah
merupakan altenatif yang paling hemat
57
dengan mengukur hubungan antara
biaya dengan manfaat (cost-benefit c. Tipe ketiga
analysis), yang bersifat rasional dan Tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe
terukur. Kedua, Evaluasi legitimasi kebijakan ini melihat secara obyektif
kebijakan untuk menilai derajat program-program kebijakan yang
penerimaan suatu kebijakan atau dijalankan untuk mengukur dampaknya
prgram oleh bagi masyarakat dan melihat
masyarakat/stakeholder/kelompok sejauhmana tujuan-tujuan yang telah
sasaran yang dituju oleh kebijakan dinyatakan tersebut tercapai.
tersebut. Metode evaluasi diperoleh
melalui jajak pendapat (pooling),
survey. Pelayanan Administrasi Kecamatan
b. Evaluasi Formatif (PATEN) merupakan inovasi manajemen
Yang dilakukan pada saat proses dalam rangka meningkatkan ,
implementasi kebijakan sedang mempermudah dan mempercepat pelayanan
berlangsung. Tujuan evaluasi formatif administrasi perijinan dan non perijinan di
ini utamanya adalah untuk mengetahui tingkat kecamatan. Utamanya bagi
seberapa jauh sebuah program kecamatan yang letaknya jauh dari kantor
dimplementasikan dan kondisi-kondisi kabupaten/kota dan sulit dijangkau karena
apa yang dapat diupayakan untuk faktor kondisi geografis dan infrastuktur
meningkatkan keberhasilannya. Dalam jalan yang belum memadai. Merespon hal
istilah manajemen, evaluasi formatif tersebut maka pemerintah pusat melalui
adalah monitoring terhadap Kementerian Dalam Negeri telah
pengaplikasian kebijakan. Evaluasi menerbitkan Peraturan Menteri Dalam
formatif banyak melibatkan ukuran- Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang
ukuran kuantitatif sebagai pengukur Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu
kinerja implementasi Kecamatan. Ketika warga masyarakat
c. Evaluasi Sumatif datang ke kantor kecamatan untuk
yang dilakukan pada saat evaluasi telah melakukan pengurusan pelayanan
diimplementasikan dan memberikan administrasi, tidak perlu lagi mendatangi
dampak. Tujuan evaluasi sumatif ini setiap petugas yang berkepentingan, seperti
adalah untuk mengukur bagaimana kepala seksi, sekretaris kecamatan dan
efektifitas kebijakan/program tersebut camat. Warga cukup menyerahkan berkas ke
memberi dampak yang nyata pada petugas meja atau loket pelayanan, duduk
problem yang ditangani. menunggu sejenak, kemudian dipanggil
. untuk menerima dokumen yang sudah
selesai.
Winarno (2008 : 229) membagi
evaluasi kebijakan dalam tiga tipe, masing- PATEN diselenggarakaan dengan
masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini maksud untuk mewujudkan kecamatan
didasarkan pada pemahaman para evaluator sebagai pusat pelayanan masyarakat dan
terhadap evaluasi, sebagai berikut: menjadi simpul pelayanan bagi badan/kantor
a. Tipe pertama pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di
Evaluasi kebijakan dipahami sebagai kabupaten/kota bagi kecamatan yang secara
kegiatan fungsional. Bila evaluasi kondisi geografis daerah akan lebih efektif
kebijakan dipahami sebagai kegiatan dan efisien dilayanai melalui kecamatan.
fungsional, evaluasi kebijakan Untuk mewujudkan kecamatan sebagai
dipandang sebagai kegiatan yang sama pusat pelayanan tersebut maka syarat yang
pentingnya dengan kebijakan itu harus dipenuhi adalah adanya pelimpahan
sendiri. sebagian wewenang perizinan dan non
b. Tipe kedua perizinan sesuai skala dan kriteria dari
Merupakan tipe evaluasi yang bupati/walikota kepada camat (Permendagri
memfokuskan diri pada bekerjanya Nomor 4 Tahun 2010).
kebijakan atau program-program
tertentu. Tipe evaluasi ini lebih PATEN diselenggarakan dengan
membicarakan sesuatu mengenai tujuan untuk meningkatkan kualitas
kejujuran atau efisiensi dalam pelayanan dan mendekatkan pelayanan
melaksanakan program. kepada masyarakat. Peningkatan kualitas

58
pelayanan ini terlihat dari aspek waktu dan dalam pelayanan publik, inovasi yang
biaya pelayanan. Melalui penyelenggaran dijalankan adalah sistem pelayanan
PATEN warga masyarakat dapat administrasi terpadu kecamatan (PATEN)
menerima pelayanan yang lebih cepat dan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
terukur dengan jelas. Tujuan mendekatkan Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang
pelayanan kepada masyarakat berarti Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu
masyarakat dapat menerima pelayanan Kecamatan. PATEN wajib dilaksanakan
publik yang lebih dekat baik secara jarak oleh daerah selambat-lambatnya lima tahun
maupun waktu. Lokasi kecamatan jelas lebih terhitung sejak kebijakan tersebut di
dekat dan relatif mudah dijangkau keluarkan (Pasal 29 Permendagri Nomor 4
masyarakat bila dibandingkan dengan Tahun 2010) namun hingga saat ini di
ibukota kabupaten/kota dan waktu yang Kabupaten Halmahera Tengah baru
diperlukan juga menjadi lebih sedikit. melakukan tahap uji coba di salah satu
Karena itu untuk pelayanan masyarakat kecamatan yaitu kecamatan Weda Selatan.
sesuai skala dan kriteria kecamatan yang Maka penulis merrasa Evaluasi kebijakan ini
selama ini dijalankan oleh lembaga di menarik untuk diteliti terkait
tingkat kabupaten/kota hendaknya pelaksanaannya, dan apa saja faktor yang
dilimpahkan pelaksanaannya di kecamatan mempengaruhi dalam pelaksanaannya.
melalui pendelegasian kewenangan.
Kerangka Pemikiran
Evaluasi kebijakan adalah kegiatan untuk Permendagri No. 4 Tahun 2010
menilai sejauh mana keefektifan sebuah Kepmendagri No. 138-270 Tahun
2010
kebijakan publik guna
dipertanggungjawabkan pada konstituennya
dan sejauh mana tujuan tercapai. Menurut
Jones (1984: 115) bahwa “evaluasi PELAKSANAAN PATEN
kebijakan bertujuan menilai manfaat suatu
kebijakan”.
EVALUASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PATEN
Menurut Jones (1987: 57) bahwa
“evaluasi an activitydisigned to judges the Evaluasi Kebijakan PATEN

merits of goverment programs which varies 1) Evaluasi proses


Faktor pendukung
significancy in the spesificationof objects, Dan penghambat
2)
3)
Evaluasi Formatif
Evaluasi Sumatif

the technigues measurement and methods of


analysis” (evaluasi adalah suatu aktivitas Palumbo dalam Waynes Parsons (2001:549)

yang dirancang untuk menilai keberhasilan


program-program yang berbeda secara tajam
PERWUJUDAN PELAKSAAN PATEN
dan spesifikasi obyeknya, tehnik
pengukurannya serta metode analisisnya)

Dengan makin kompleksanya


Desain Penelitian
tuntutan masyarakat di daerah yang Definisi penelitian menurut Fathoni
membutuhkan pelayanan yang serba cepat, (2006:10) adalah “suatu proses atau
tepat, akurat dan transparan maka sudah rangkaian langkah-langkah secara sistematis
sepatutnya kualitas penyelenggaraan dan terencana guna mendapatkan
pelayanan publik di daerah perlu pemecahan masalah atau mendapatkan
ditingkatkan ke arah yang lebih baik. jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tertentu”. Langkah-langkah yang dilakukan
Tahun 2008 tentang Kecamatan sepatutnya harus serasi dan saling mendukung satu
meningkatkan semangat camat dan aparat sama lain agar penelitian yang dilakukan
kecamatan untuk melaksanakan tugasnya mempunyai bobot yang cukup memadai dan
secara optimal. Camat diharapkan mampu memberikan kesimpulan yang tidak
melakukan inovasi untuk meningkatkan meragukan.
kinerjanya. Dalam konteks pelayanan Penelitian tentang Evaluasi Kebijakan
kepada masyarakat maka inovasi dapat Pelaksanaan PATEN di Kabupaten
diartikan sebagai upaya dalam Halmahera Tengah ini dilakukan dengan
meningkatkan pelayanan yang dihasilkan menggunakan penelitian kualitatif. Sebagai
melalui pendekatan, metode atau alat baru penelitian kualitatif tentu berbeda dengan
59
penelitian kuantitatif walaupun mungkin karakter rezim pimpinan dan organisasi serta
pada sisi tertentu memiliki unsur tanggung jawab.
kesamaannya. Dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, peneliti bermaksud Sikap politik bupati dan DPRD terkait
memperoleh gambaran yang mendalam dari PATEN di kabupaten Halmahera Tengah
proses penentuan Evaluasi Kebijakan merupakan suatu bentuk pelimpahan
Pelaksanaan PATEN. wewenang dari bupati kepada camat serta
Suatu penelitian agar dapat keinginan DPRD untuk menjadikan
menghasilkan hasil yang benar, dan kecamatan sebagai pusat pelayanan
maksimal, sangat diperlukan adanya desain masyarakat. Pelimpahan sebagian
penelitian yang sesuai dengan situasi dan wewenang dari bupati kepada camat
kondisi serta sesuai pula dengan objek yang merupakan faktor yang strategis untuk
akan diteliti sehingga desain penelitian yang mengoptimalkan peran dan fungsi
ada harus disesuaikan dengan objek yang kecamatan dalam rangka meningkatkan
akan diteliti. Menurut Arikunto (2006:51) pelayanan kepada masyarakat. Pelimpahan
menyatakan desain (design) penelitian sebagian wewenang bukan berarti
adalah “rencana atau rancangan yang dibuat mimindahkan kekuasan kepada camat, tetapi
oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan lebih kepada pendistribusian wewenang
yang akan dilaksanakan.” Penyusunan bupati/walikota yang dimanifestasikan
desain ini dilakukan setelah kita menetapkan sebagai kewenangan dinas/lembaga teknis
topik (judul) penelitian yang akan daerah dalam skala dan kriteria yang relevan
dilaksanakan. dengan kecamatan. Manfaat utama
pelimpahan wewenang adalah mendekatkan
Hasi Penelitian dan Pembahasan pelayanan administrasi pemerintahan kepada
masyarakat, sehingga pelayanan menjadi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 lebih berkualitas, dan mempersempit rentang
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan kendali dari bupati/walikota kepada
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang masayrakat.
Kecamatan mempertegas kembali
kewenangan camat. Kewenanagan camat Sedangkan sikap politik DPRD
bersifat atributif tetap ada sebagai berhubung dengan kebijakan anggran yang
pendamping kewenangan yang dialokasikan kepada kecamatan sebagai
didelegasikan bupati/walikota. Dalam akibat dari adanya pelimpahan sebagian
hubungan nya, camat dipertegas menerima wewenang dari bupati/walikota kepada
kewenanagan dari bupati/walikota. camat. Kemauan politik bupati dan DPRD
diperlukan untuk menjadikan kecamtan
Prinsip utama dalam pelimpahan sebagai pusat pelayanan masyarakat,
wewenang adalah wewenang yang dapat terutama untuk pelayanan yang bersifat,
didelegasikan yaitu wewenang yang bersifat seketika, mudah dan murah serta berdaya
atributif, sedangkan wewenang yang bersifat lingkup setempat.
delegatif tidak dapat didelegasikan kepada
pihak lain, karena akan mempersulit dalam Evaluasi Proses
hal pembiayaan dan
Evaluasi proses ialah
pertanggungjawabannya.
pembuatan kebijakan atau sebelum
Dapat di kemukakan bahwa prinsip kebijakan di laksanakan
dalam memberikan pelimpahan wewenang
a. Desain Kebijakan
harus memberikan perhatian pada isi
Desain Kebijakan, ialah untuk
kebijakan dan konteks pelaksanaannya. Isi
menilai apakah alternative-alternatif yang
kebijakan menyangkut pengaruh
dipilih sudah merupakan alternative yang
kepentingan yang ada, keuntungn–
paling hemat dengan mengukur hubungan
keuntungan yang diperoleh, kejelasan
antara biaya dengan manfaat (cost-benefit
tujuan, program pelaksanaan dan dukungan
analysis), dan lain lain yang bersifat
sumber daya baik finansial maupun personil,
rasional dan terukur (Wayne Parsons (2001,
sedangkan dalam konteks pelaksanaan
h. 549) yang diadaptasi dari Palumbo).
kebijakan menyangkut bentuk dan indikator
Terkait dengan teori tersebut di atas maka,
wewenang, kepentingan dan strategi,
sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera
Tengah Bapak Ir. Basri Amal, MM. Pada
60
hari Selasa tanggal 16 juni 2015 mengatakan ketrampilan maupun kemampuan serta
bahwa : pemahaman tentang pelayanan itu sendiri”
“Tidak ada alternatif lain kecuali dengan
sistem pelayanan administarsi terpadu Berdasarkan hasil wawancara di atas
kecamatan ini lah yang bisa memberikan maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanan
pelayanan kepada masyarakat dengan biaya kebijakan paten ini memang solusi yang
murah serta waktu yang sangat singkat tepat dalam mendekatkan pelayanan kepada
sehingga tercipta kepuasan masyarakat masayarakat sehingga terciptanya
terhadap pemerintah sebagai penyedia kepercayaan masyarakat terhadap
layanan, sekalipun di Kabupaten Halmahera pemerintah sebagai penyedia layanan.
Tengah baru melakukan tahap uji coba di Namun perlu adanya pengawasan dan
kecamatan weda selatan dari 10 kecamatan pemantauan sehingga optimalisasi bisa
yang ada di Halteng ini,hal bisa di tercipta dan bisa mengukur proses
kembangkan di kecamatan lain namun kita keberlangsungan kebijakan tersebut.
akan lihat hasil uji coba di kecamatan weda Namun di tempat terpisah bapak Abd Kadir
selatan satu tahun kedepan dan model Jamaludin S.STP Camat Weda Selatan
kebijakan seperti inilah bisa memberikan mengatakan melalui wawancara dengan
pelayanan kepada masyarakat secara terukur peneliti pada hari Senin tanggal 22 Juni
dan rasional. Dan akan kami melakukan 2015 sebagai berikut :
evaluasi secara berkala untuk terus melihat “Dengan adanya pelaksananaan kebijakan
perkembangannya” PATEN di kabupaten Halmahera Tengah ini
merupaka alternatif yang tepat bagi
Asisten bidang pemerintahan dan pelayanan masyarakat sekalipun baru tahap
kepamongprajaan Kabupaten Halmahera uji coba dan di lihat dari sisi biaya mungkin
Tengah Bapak Drs. Saiful Samad, M.Si pada lebih hemat di bandingkan dengan
hari Rabu tanggal 17 Juni 2015 mengatakan pelayanan yang di lakukan satu pintu yang
bahwa: di laksanakan oleh dinas di Kabupaten atau
“Dengan adanya sebuah sistem pendekatan pelayanan secara konvensional yang di
melalui paten ini maka kebutuhan dan lakukan oleh kecamatan, maka sasaran yang
kepentinga masyarakat di tingkat kecamatan di rencanakan bisa tercapai dengan mudah”
dan seluruh pelosok desa bisa melakukan
pengurusan dengan mudah dan cepat dengan
biaya murah. Tanpa adanya diskriminasi b. Legitimasi Kebijakan
terhadap masyarakat Legitimasi kebijakan, untuk menilai
Begitu pula hal yang sama di derajad penerimaan suatu kebijakan atau
sampaikan oleh kepala Bagian Tata program oleh
pemerintahan Setda Kabupaten Halmahera masyarakat/stakeholder/kelompok sasaran
Tengah bapak Bahri Sudirman, SH. MH yang dituju oleh kebijakan tersebut. Metode
pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2015 evaluasi diperoleh melalui jajak pendapat
mengatakan bahwa : “Penerapan paten ini (pooling), survery, dan lain lain.
perlu di pantau penyelenggarannya apakah Berdasarkan hal tersebut di atas
sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka Sekretaris Daerah kabupaten
serta manfaat yang di terima masyarakat, Halmahera Tengah Bapak Ir. Basri Amal,
sehingga apa yang menjadi sasaran serta MM. Pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2015
tujuan dari kebijakan paten ini bisa Mengatakan bahwa:
terpenuhi” “Tentunya kita dari tim teknis dari
Hal serupa juga di sampaikan oleh kabupaten akan memantau atau
Bapak Drs. Abdurrahim Yau kepala Badan memonitoring secara berkala entah melalui
pelayanan perizinan terpadu Kabupaten laporan yang masuk maupun kita akan
Halmahera Tengah pada hari Jumat Tanggal mengecek ke lapangan secara langsung
19 Juni 2015 mengatakan bahwa : untuk bisa milihat sejauh mana
“Solusi yang paling tepat melalui pola penyelenggaran paten ini bisa di rasakan
pendekatan PATEN ini sehingga pelayanan oleh masyarakat”
kepada masyarakat semakin mudah cepat
dan terjangkau, namun pada tingkat Pada tempat terpisah hal yang sama
kecamatan semuanya harus di persiapkan pula di sampaikan oleh Kepala Bagian Tata
mulai dari sarana prasarana sampai tenaga Pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah
atau pegawai sudah siap dari sisi Bapak Bahri Sudirman, SH. M.H pada hari
61
Kamis tanggal 18 Juni 2015 mengatakan mempunyai kewenangan seperti LSM, tokoh
bahwa: masayarakat,dan bahkan pers yang
“saya selaku anggota tim teknis paten berkompeten di bidang ini, dan tak lupa pula
kabupaten maupun selaku kordinator apa bila ada laporan dari masyarakat maka
kecamatan tentunya kami selalu melaukan kami akan tindak lanjuti sehingga bisa
evaluasi secara berkala untuk bisa melihat mengetahui apakah kebijakan ini benar
apakah kebijakan paten ini bisa di rasakan benar di rasakan oleh masyarakat atau tidak”
oleh masyarakat secara langsung atau tidak
Asisten bidang pemerintahan dan
karena selama ini pelayanan publik di
kepamongprajaan bapak Drs. Saiful Samad
tingkat kecamatan masih belum maksimal di
M.Si. di ruang kerja pada hari Rabu tanggal
laksanakan bahkan di kabupaten Halmahera
17 Juni 2015 mengatakan bahwa:
tengah sendiri baru melaksanakan tahap uji
coba paten ini, jadi pada prinsipnya kami “Kami dari tim teknis kabupaten akan
akan memantau secara sunguh sungguh” melakukan monitoring ke kecamatan yang
bersangkutan tentunya masyarakat akan di
Hal senada juga di sampaikan oleh bapak libatkan dalam supaya bisa kita mengukur
Abdul kadir jamaludin S.STP camat weda sejauhmana pelayanan di berikan kepada
selatan pada hari Senin tanggal 22 Juni 2015 masyarakat dan kendala kendala apa saja
mengatakan bahwa: yang di alami oleh pihak kecamatan
“Kami dari pihak kecamatan selaku sehingga dari tim bisa dengan cepat
penerima mandat atau delegasi dari Bupati mengambil langka langkah untuk bisa
untuk melaksanakan paten ini memang mengatasinya”
benar benar di laksanakan berdasrkan aturan Kepala bagian Tata pemerintahan
yang berlaku, Artinya apa yang di setda Kabupaten Halmahera Tengah bapak
perintahkan dalam aturan secara otomatis Bahri Sudirm SH, MH pada hari Kamis
kita laksanakan sesuai dengan SOP nya tanggal 18 Juni 2015 mengatakan bahwa:
sehingga masayarakat bisa menerima
manfaatnya” “Melalui kebijakan pelaksanaan paten ini
akan lebih mudah di kontrol atau di
c. Metode Evaluasi monitoring bahkan di evaluasi berdasrkan
laopran laporan secara administrasi dari dari
Secara umum, metode evaluasi yang pihak kecamatan namun bisa kami pantau
digunakan adalah metode deskriptif- langsung ke masyarakat sehingga terjadi
kualitatif. Dengan menggunakan metode balance antara pemberi pelayanan maupun
deskriptif maka berdasarkan data dan bagi penerima pelayanan, sehingga kendala
informasi yang diperoleh akan dapat kendala yang terjadi segera di selesaikan
digambarkan (describe) bagaimana capaian sehingga masyarakat jangan di korbankan”
atau kinerja kebijakan atau program, apa
kendala-kendala atau masalah yang
dihadapi, serta kekuataan apa yang dimiliki Evaluasi Formatif
oleh suatu kebijakan atau Evaluasi formatif ialah evaluasi
program.Sementara itu, metode kualitatif yang dilakukan pada saat proses
lebih dimaknai sebagai proses untuk implementasi kebijakan sedang berlangsung
membuat data yang dikumpulkan sebagai tujuan evaluasi formatif ini utamanya
hasil dari wawancara, observasi lapangan, adalah untuk mengetahui seberapa jauh
telaah dokumen dan sebagainya. sebuah program diimplementasikan dan
kondisi-kondisi apa yang dapat diupayakan
Menurut Bapak Ir. Basri Amal, untuk meningkatkan keberhasilannya.
MM selaku Sekertaris Daerah Kabupaten Dalam istilah manajemen, evaluasi formatif
Halmahera Tengah menurut hasil adalah monitoring terhadap pengaplikasian
wawancara pada hari Selasa tanggal 16 Juni kebijakan. evaluasi formatif banyak
2015 mengatakan bahwa: melibatkan ukuran-ukuran kuantitatif
“Di lihat dari segi konteks aturan dalam sebagai pengukuran kinerja implementasi.
pelaksanaan kebijakan paten ini sudah Menurut Wayne Parson dalam Palumbo
memenuhi syarat berdasarkan SOP nya (1937 : 40).
namun evaluasi tetap di laksanakan tentunya Sehingga di kaitkan dengan pelaksanaan
berdasarkan laporan dari pihak kecamatan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
mau dari pihak pihak tertentu yang (PATEN) di Weda selatan Kabupaten

62
Halmahera Tengah berjalan sesuai atau Menurut Bapak Abdul kadir
tidak, dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jamaludin S.STP selaku Camat Weda
Selatan yang di wawancarai pada hari Senin
tanggal 22 Juni 2015 yang bertempat
a. Monitoring evaluasi kebijakan diruang kerja beliau mengatakan bahwa :
“secara umum” Monitoring adalah
suatu proses pengumpulan dan menganalisis “Pelayanan Administrasi Terpadu
informasi dari penerapan suatu program Kecamatan yang dilakukan tahap uji coba
termasuk mengecek secara reguler untuk ini tentunya belum sepenuhnya berjalan
melihat apakah kegiatan/program itu sesuai dengan ketentuan yang ada
berjalan sesuai rencana sehingga masalah dikarenakan sumber daya manusia, serta
yang dilihat /ditemui dapat diatasi. anggaran yang belum memadai, pemahaman
Sedangkan evaluasi adalah untuk melihat pegawai kecamatan terhadap tugas pokok
sebab sebab kegagalan suatu kebijakan atau masih terbatas mengingat dari sumber daya
untuk mengetahui apakah kebijakan publik manusia yang berbeda beda latar belakng
telah di jalankan meraih dampak yang di pendidikannya yang masih banyak
ingikan. Wayne Parson dalam Palumbo berpenididkn tingkat SLTA. Dimana mereka
(2001 :549). tidak ada kepedulian untuk berinovasi diri
Sekretaris Daerah Kabupaten dalam rangka melaksanakan tugas yang
Halmahera Tengah bapak Ir. Basri Amal diembankan.ini semua tergantung hasil
MM. dalam wawancara pada hari Selasa evaluasi melalui monitoring dari pihak
tanggal 16 Juni 2015 mengatakan bahwa: kabupaten secara berkala untuk bisa
“Evaluasi setiap triwulan berjalan untuk menetukan langka langkah berikut, untuk
menilai kebijakan yang di gulirkan oleh mendorong kebijakan ini agar bisa lebih
pemerintah dengan tentunya mempunyai maju tentunya melalui pengembnagn dan
maksud dan tujuan tertentu sala satunya penguatan sumber daya manusia di
ialah bisa mengetahui sejauh mana program kecamatan, maka dengan sendirinya
itu berjalan sesuai atau tidak dengan yang di peningkatan kinerja akan lebih baik dan
rencanakan sebelumnya dan dapat pula menghasilakan pelayanan yang baik pula ”
melihat kondisi rill artinya capaian hasil Hal ini juga di benarkan oleh kepala
pelayanan yang terjadi sehingga kami dari Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten
tim teknis dari kabupaten dapat mengambil Halmahera Tengah bapak Bahri Sudirman
langkah – langkah strategis untuk lebih SH, MH. diruangan kerjanya pada hari
meningkatkan mutu pelayanannya” kamis tanggal 18 Juni 2015 mengatakan
bahwa :
Hal yang sama pula di sampaikan
oleh Asisten bidang pemerintahan dan “Kami dari bagian tata pemerinthan setda
kepamongprajaan bapak Drs. Saiful Samad Kabupaten Halmahera Tengah akan
M.Si. pada hari Rabu tanggal 17Juni 2015 melakukan evaluasi terkait dengan program
mengatakan bahwa : paten ini sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi kami sebagai koodinator kecamatan
“Keberhasilan pelaksanaan kebijakan paten dan sekaligus sebagai sekretaris tim teknis
di kabupaten Halmahera Tengah ini harus di paten ini untuk selalu berkoordinir dan
dukung oleh semua pihak hal ini di mulai memonitor dengan pihak kecamatan untuk
dengan dilakukannya sosialisasi tentang mengikuti perkembangn program ini supaya
paten ini kepada masyarakat dan semua tingkat keberhasilan bisa tercapai walaupun
steakholder, dan tentunya melakukan masih ada kekurangannya, dan upaya
monitoring yang di lakukan secara bertahap peningkatan sumber daya manusia juga
untuk kita bisa melihat kekurangan menjadi faktor yang sangat penting dalam
kekurangan untuk dapat memastikan menetukan suksesnya kebijakan ini sehingga
masalah yang sedang terjadi dalam proses nanti output bisa di ukur melalui seberapa
penyelengaraan paten ini sehingga kami bisa jauh tingkat pelayanannya terhadap
mengambil langkah langkah masyarakat”
penyelesaiannya dengan demikian
pengukuran kinerja bisa di lihat melalui Terkait penjelasana di atas maka
kuantitas pelayanan” keberadaan Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan di kabupaten Halmahera Tengah
merupakan inovasi manajemen dalam
rangka meningkatkan, mempermudah dan
63
mempercepat pelayanan administrasi perlu dibayar) dan dicatat secara transparan.
perizinan dan non perizinan di tingkat
Adapun yang menjadi keluhan
kecamatan, Utamanya bagi kecamatan yang
warga masyarakat yang di ungkapkan oleh
letaknya jauh dari kantor kabupaten/kota dan
bapak Iksan abbas adalah warga masyarakat
sulit dijangkau karena faktor kondisi
SP4 Desa kluting jaya Kecamatan Weda
geografis dan infrastruktur pemerintah yang
Selatan pada hari jumat tanggal 26 Juni 2015
belum memadai. Adapun aturan-aturan yang
bertempat di kediaman beliau, mengatakan
mengatur tentang pelaksanaan Pelayanan
bahwa : pelayanan PATEN di Kecamatan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
Weda Selatan belum berjalan seperti yang di
dalam tahap uji coba ini di Kabupaten
harapkan, Contohnya, pengurusan ijin
Halmahera Tengah ialah Surat Keputusan
mendirikan bangunan (IMB) dengan waktu
(SK) Bupati Nomor 50.05/KEP/91/2014
pengurusan lebih dari 1 minggu. Hal ini
Pelayanan Administrasi Terpadu tentunya dapat merugikan kami selaku
Kecamatan (PATEN) adalah warga yang membutuhkan ijin dalam waktu
penyelenggaraan pelayanan publik di cepat.
kecamatan yang proses pengelolaannya,
Pelaksanaan Pelayanan Administrasi
mulai dari permohonan sampai ke tahap
Terpadu Kecamatan (PATEN) yang telah
terbitnya dokumen dilakukan dalam satu
dilaksanakan di Kecamatan Weda Selatan
tempat. Artinya bahwa, cukup melalui satu
Kabupaten Halmahera Tengah, dimana
meja atau loket pelayanan. Sistem ini
yang menjadi sasaran dari kebijakan ini
memposisikan warga masyarakat hanya
adalah masyarakat Kecamatan Weda
berhubungan dengan petugas meja/loket
Selatan. Tujuan dari Pelayanan Administrasi
pelayanan di kecamatan.
Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah untuk
Menurut Bapak Abdul kadir mendekatkan pelayanan kepada
Jamaludin S.STP selaku Camat Weda masyarakat khususnya di Weda selatan
Selatan yang di wawancarai pada hari Senin artinya masyarakat dapat menerima
tanggal 22 Juni 2015 yang bertempat pelayanan publik yang lebih dekat baik
diruang kerja beliau mengatakan bahwa, secara jarak maupun waktu. Namun pada
kenyataannya masih ada masyarakat yang
“Pelayanan administrasi Terpadu
berada di wilayah kecamatan Weda selatan
Kecamatan belum sepenuhnya berjalan
pun belum dapat merasakan Pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang ada
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
dikarenakan sumber daya manusia, serta
diakibatkan oleh jarak tempuh serta lamanya
anggaran yang belum memadai, pemahaman
waktu tempuh menimbulkan keengganan
pegawai kecamatan terhadap tugas pokok
bagi masyarakat untuk memenuhi
masih terbatas mengingat dari sumber daya
administrasinya dibidang perizinan. Menurut
manusia yang berbeda beda latar
salah satu warga Desa Loleo kecamatan
pendidikannya yang masih banyak
Weda Selatan yaitu bapak Laisana pada hari
berpenididkn SLTA. Dimana mereka tidak
Rabu tanggal 24 Juni 2015 mengatakan
mau belajar akhirnya ketinggalan informasi
bahwa : “untuk mengurus IMB saja biaya
yang ada.
yang di keluarkan masih cukup besar
Hal ini dapat dilihat dari ketika belum lagi biaya transportasi yang di
masyarakat datang ke kantor, masyarakat keluarkan serta biaya makan minum selama
masih mendatangi setiap petugas yang pengurusan serta waktu terbit dokumennya
berkepentingan untuk memperoleh masih sampai 1 minggu”.
pelayanan.
Dalam mewujudkan Kecamatan
Warga masyarakat yang datang ke Weda Selatan sebagai pusat pelayanan
kantor kecamatan untuk melakukan PATEN, tentunya perlu didukung dengan
pengurusan pelayanan administrasi, sumber daya yang memadai. Adapun
seharusnya tidak perlu mendatangi petugas sumber daya yang mendukung dalam
yang berkepentingan tetapi cukup pelaksanaan Pelayanan Administrasi terpadu
menyerahkan berkas ke petugas pada loket kecamatan (PATEN) di Kecamatan Weda
pelayanan dan menunggu sejenak, kemudian Selatan yaitu sumber daya manusia,
dipanggil untuk menerima dokumen yang personil, fasilitas dan anggaran. Hal ini
sudah selesai. Setelah itu, warga tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan
melakukan pembayaran (jika ada tarif yang oleh Bapak Kader Jamaludin S.STP selaku

64
Camat pada hari Senin tanggal 22 Juni 5. Moral, suatu kebijakan harus
2015 bertempat di Kantor mengatakan dilandasi oleh moral yang baik
bahwa : sumber daya yang mendukung Tujuan pokok evaluasi untuk
pelaksanaan Pelayanan Admistrasi Terpadu melihat seberapa besar kesenjangan
(PATEN) di Kecamatan Weda Selatan antara pencapaian dan harapan suatu
yaitu fasilitas, anggaran, personil, dan kebijakan publik.
sumber daya manusia”
Jumlah Pegawai pada kantor Kecamatan b. Dampak Evaluasi kebijakan
Weda Selatan Kabupaten Halmahera Tengah Dampak evaluasi kebijakan adalah
berjumlah 15 (lima belas) orang Pegawai akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi
Negeri Sipil. Adapun tingkat pendidikan yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya
terakhir dari para pegawai adalah 3 (tiga) kebijkan –kebijakan tersebut
orang Sarjana, 12 (dua belas) orang
SMA/SMK. Jumlah personil dan sumber
daya Manusia (tingkat pendidikan) c. Dukungan dalam pelaksanaan
merupakan suatu modal penting dalam Evaluasi kebijakan
penyelenggaraan pelayanan. Dalam konteks Penyelenggaran Pelayanan
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
(PATEN), di butuhkan personil kecamatan di Kecamatan Weda Selatan Kabupaten
yang profesional dalam segi kualitas Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara
maupun kuantitas. Pada kenyataannya, dinilai dari segi efektifitasnya, belum
kondisi personil menurut hasil observasi di berjalan secara efektif. Hal ini diukur dari
kantor Kecamatan Weda Selatan pada hari pemberian pelayanan yang belum
Rabu tanggal 24 Juni 2015 “masih sangat memenuhi standar ditinjau dari jenis
kurang dalam segi kualitas dan kuantitas pelayanan, persyaratan pelayanan,
sehingga keprofesionalismenya masih proses/prosedur pelayanan, pejabat yang
dipertanyakan”. bertanggungjawab terhadap pelayanan,
waktu pelayanan dan biaya pelayanan.
Evaluasi Sumatif Standar pelayanan merupakan tolok ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman
Evaluasi sumatif dilakukan pada penyelenggaraan dan acuan penilaian
saat implementasi sudah selesai dilakukan kualitas Pelayanan Administrasi Pelayanan
dan berfokus pada penilaian tentang sejauh Terpadu Kecamatan (PATEN) sebagai janji
mana hasil dan dampak pelaksanaan penyelenggaraan/pemberi layanan yang
kebijakan yang memberikan kontribusi pada berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
pencapaian tujuan kebijakan. Kriteria terukur.
penilaian yang digunakan dalam (Wayne
Parsons (2001, h. 549) yang diadaptasi dari Dokumen standar pelayanan sangat
Palumbo). evaluasi sumatif antara lain penting untuk dirumuskan sebagai bagian
adalah sebagai berikut : dari transparansi dan kepastian pelayanan
dalam rangka pelaksanaan Pelayanan
a. Ukuran Efektifitas Evaluasi Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).
1. Efisiensi, suatu kebijakan harus Dengan adanya standar pelayanan ini maka
mampu meningkatkan efisiensi masyarakat pencari pelayanan dan juga
penggunaan sumberdaya secara aparatur selaku pemberi pelayanan sama-
optimal sama mempunyai pedoman yang jelas secara
2. Adil, bobot kebijakan harus normatif dalam proses pelayanan yang
ditempatkan secara adil yakni dilaksanakan.
kepentingan publik tidak terabaikan Terkait dengan pelaksanaan
3. Mengarah kepada insentif, suatu Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
kebijakan harus mengarah kepada (PATEN) di Kecamatan Weda Selatan telah
atau merangsang tindakan dalam diberlakukan standar pelayanan namun
perbaikan dan peningkatan sasaran dalam pelaksanaannya masih belum berjalan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini
4. Diterima oleh publik, oleh karena terlihat dari hasil wawancara peneliti dengan
diperuntukkan bagi kepentingan Bupati Halmahera Tengah bapak M. AL
publik maka kebijakan yang baik YASIN ALI pada hari senin tanggal 15 Juni
harus diterima oleh publik 2015 di ruang kerja mengatakan bahwa :
65
“Penyelenggaraan PATEN di Kabupaten Faktor-faktor Pendorong.
Halmahera Tengah ini masih dalam tahap uji
Berdasarkan hasil waancara dan
coba selama dua tahun, ini berdasarkan
observasi dapat disimpulkan ada beberapa
pertimbangkan terkait dengan kondisi secara
faktor-faktor yang dapat mendorong
keseluruhan yakni, anggarannya, jumlah
Kebijakan pelaksanaan PATEN tersebut
personil di lapangannya, sarana dan
yaitu :
prasarana dan yang paling penting adalah
1. Komitmen dan kemauan politik
SDM yang belum siap, namun kami merasa
pimpinan daerah dan pusat
bahwa dalam tahap uij coba ini dievaluasi
nyatanya semua komponen yang ada benar 2. Visi dan misi yang jelas
benar siap melaksanakan tugas dengan 3. Kelembagaan setingkat Esolon IIa
penuh tanggung jawab dan tentu juga saya
selaku pimpinan daerah dan DPRD secara 4. Kewenangan melaksanakan koordinasi
politik mendukung dengan sepenuh untuk dan penyelengarakan pelayanan
bisa memajukan daerah ini sehingga sasaran administrasi di bidang perizinan
pembangunan terutama di bidang pelayanan 5. Kewenangan penetapan kebijakan teknis
publik di daerah ini bisa berjalan seperti bidang pelayanan administrasi perizinan
daerah lain, dan faktor dukunga eksternal terpadu
saya rasa semuanya mendukung program ini
karena tujuan dari kebijakan yang di 6. Jumlah SDM aparatur yang
keluarka oleh pemerintah itu tentunya untuk melaksanakan pelayanan administrasi
kepentinga semua orang atau masyrakat. perizinan terpadu
Dalam setiap kebijaka yang di ambil oleh 7. Tersedianya sarana dan prasarana yang
pemerintah atau di tetapkan pemerintah mendukungpelaksanan penyelengaraan
tentunya mengalami hambatan hambtan pelayanan administrasi perizinan serta
entah dari internal maupun dari eksternal tersedianya sistem informasi pelayanan
dan itu tidak bisa di pungkiri, maka secara administrasi perizinan
teori setiap kebijakan yang akan di
keluarkan itu harus melalalui suatu kajian
secara teknis yang mendalam sehingga Faktor-Faktor Penghambat.
terbangun kesamaan makna atau persepsi di Berdasarkan hasil wawancara dan
antara para pelaksana kebijakan itu. Dan observasi dapat disimpulan ada beberapa
dalam tahap uji coba ini tapi bagi saya faktor yang dapat menghambat kebijakan
memang masih banyak kekurangan pelaksanaan PATEN tersebut yaitu:
kekurangan sesuai hasil pantauan 1. Belum tercerminnya penjabaran
berdasarkan laporan di lapangan komitmen pimpinan dalam program dan
menunjukan bahwa kegiatan pada OPD terkait

Faktor-faktor Pendorong dan 2. Belum tersusunnya SOP untuk


Penghambat Kebijakan Pelaksanaan mewujudkan penjabaran dari visi – misi
Pelayanan Administrasi Terpadu organisasi
Kecamatan (PATEN) di Kabupaten 3. Belum adanya pedoman standar
Halmahera Tengah Provinsi Maluku pelayanan minimal.
Utara.
4. Belum jelas tugas dan fungsi Tim teknis
Mengevaluasi kebijakan sehingga pelaksanan perizinan belum
pelaksananaan pelayanan administrasi sepenunya efektif
terpadu kecamatan di Kecamatan Weda
Selatan Kabupaten Halmahera Tengah 5. Struktur kelembagaan yang belum
tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor mencerminkan kebutuhan dan
yang mana bersifat mendorong kebijakan kepentingan peningkatan fungsi
atau menghambat kebijakan tersebut. pelayanan kepada masyarakat.
Berikut adalah hasil identifikasi faktor- 6. Inkonsisiten dan kurangnya dukungan
faktor yang mendorong pelaksanaan pemangku kepentingan dalam penerapan
kebijakan PATEN. kebijakan teknis pelayanan administrasi
perizinan
7. Belum optimalnya perumusan kebijakan
teknis pelayanan administrasi perizinan
66
8. Masih lemahnya pelaksanaan koordinasi g. Tersedianya sarana dan prasarana
dalam pelaksananaan pelayanan yang mendukung pelaksanan
perizinan terpadu dengan tim teknis di penyelengaraan pelayanan
OPD dan belum terlaksana nya administrasi perizinan serta
pembinaan dan pengembangan kualitas tersedianya sistem informasi
aparatur BPPT pelayanan administrasi perizinan
9. Sarana dan Prasarana belum memenuhi 2. Kelemahan (Weaknesses)
standar pelayanan minimal diantaranya
Melalui faktor internal organisasi
belum optimalnya penerapan sistem
dalam proses pencapaian tujuan yang
informasi yang berbasis TIK.
diinginkan disadari adanya kelemahan
Strategi Yang Dapat dilakukan Oleh yang dapat berpengaruh terhadap
Pemerintah Daerah Kabupaten keberhasilan pencapaian tujuan, dapat
Halmahera Tengah dalam pelaksanaan diidentifikasikan sebagai berikut :
pelayanan Administrasi Terpadu a. Belum tercerminnya penjabaran
kecamatan. komitmen pimpinan dalam program
Guna merumuskan strategi evaluasi dan kegiatan pada OPD terkait
kebijakan pelaksanaan PATEN di b. Belum tersusunnya SOP untuk
Kecamatan Weda Selatan maka dilakukan mewujudkan penjabaran dari visi –
dengan menggunakan analisis SWOT. misi organisasi
Analisis SWOT yaitu analisis yang c. Belum adanya pedoman standar
mengidentifikasikan berbagai faktor untuk pelayanan minimal.
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan
d. Belum jelas tugas dan fungsi Tim
pada logika yang memaksimalkan kekuatan
teknis sehingga pelaksanan
(Strength) dan peluang (opportunities),
perizinan belum sepenunya efektif
namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan e. Struktur kelembagaan yang belum
ancaman (threats). Empat unsur yang selalu mencerminkan kebutuhan dan
dihadapi dan dimiliki oleh suatu organisasi, kepentingan peningkatan fungsi
secara internal memiliki kekuatan pelayanan kepada masyarakat.
(Strength) dan kelemahan (weakness) serta
f. Inkonsisiten dan kurangnya
secara eksternal peluang (opportunities) dan
dukungan pemangku kepentingan
ancaman (threats) akan menghasilkan ide-
dalam penerapan kebijakan teknis
ide serta tujuan yang membantu
pelayanan administrasi perizinan
mengidentifikasi kondisi permasalahan.
1. Kekuatan g. Belum optimalnya perumusan
kebijakan teknis pelayanan
Dari penelitian ditemukan faktor
administrasi perizinan
internal berupa kekuatan (strengths)
dalam mengevaluasi kebijakan h. Masih lemahnya pelaksanaan
pelaksanaan Paten antara lain : koordinasi dalam pelaksananaan
a. Komitmen dan kemauan politik pelayanan perizinan terpadu dengan
pimpinan daerah dan pusat tim teknis di OPD dan belum
terlaksana nya pembinaan dan
b. Visi dan misi yang jelas pengembangan kualitas aparatur
c. Kelembagaan setingkat Esolon IIa BPPT

d. Kewenangan melaksanakan i. Sarana dan Prasarana belum


koordinasi dan penyelengarakan memenuhi standar pelayanan
pelayanan administrasi di bidang minimal diantaranya belum
perizinan optimalnya penerapan sistem
informasi yang berbasis TIK.
e. Kewenangan penetapan kebijakan
teknis bidang pelayanan administrasi 3. Peluang (Opportunities)
perizinan terpadu Melalui hasil analisis dapat
f. Jumlah SDM aparatur yang diidentifikasikan peluang (Opportunities)
melaksanakan pelayanan berupa Mewujudkan komitmen pemerintah
administrasi perizinan terpadu dalam usaha perbaikan iklim berusaha di
67
kecamatan Weda selatan Kab. HALTENG kecamatan di Kecamatan Weda Selatan
melalui peningkata pelayanan administrasi Kabupaten Halmahera Tengah ini yaitu :
perizinan yang Totality Quality a. Faktor pendukung antara lain : adanya
Managemant (TQM), akuntabel ,dan bebas komitmen dan kemauan politik
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). pimpinan daerah dan pusat, Visi dan
misi yang jelas, kelembagaan
setingkat Esolon IIa, kewenangan
4. Ancaman (Threats)
melaksanakan koordinasi dan
Melalui faktor eksternal selain ada
penyelengarakan pelayanan
peluang juga terdapat ancaman yang dapat
administrasi di bidang perizinan,
diidentifikasikan sebagai berikut : Hambatan
kewenangan penetapan kebijakan
dan tantangan yang dihadapi oleh badan
teknis bidang pelayanan administrasi
pelayanan perizinan Terpadu kecamatan
perizinan terpadu, jumlah SDM
Weda Selatan adalah :
aparatur yang melaksanakan
a. Masih adanya dualisme kebijakan pelayanan administrasi perizinan
mengenai PTSP yang dikeluarkan terpadu, tersedianya sarana dan
oleh permerintah pusat, yaitu PTSP prasarana yang mendukungpelaksanan
bidang investasi sebagaimana penyelengaraan pelayanan
dimaksud perpres No. 27 tahun administrasi perizinan serta
2009 dan PPTSP di bidang tersedianya sistem informasi
pelayanan publik non investasi pelayanan administrasi perizinan.
sebgaimana dimaksud prespres No.
24 Tahun 2006, sehingga menjadi b. Penghambat antara lain : belum
kendala bagi daerah untuk tercerminnya penjabaran komitmen
mengembangkan kelembagaan pimpinan dalam program dan kegiatan
PTSP yang efektif dan efesien pada OPD terkait, belum tersusunnya
b. Belum terbitnya peraturan SOP untuk mewujudkan penjabaran
pelaksanan dari pada UU No. 25 dari visi – misi organisasi, belum
tahun 2009 tentang pelayanan adanya pedoman standar pelayanan
publik minimal, belum jelas tugas dan fungsi
Tim teknis sehingga pelaksanan
c. Belum tersosialisasinya administrasi perizinan belum sepenunya efektif,
pelayanan perizinan struktur kelembagaan yang belum
Komunikasi dan sosialisasi yang kurang mencerminkan kebutuhan dan
terjalin dengan intens dan belum adanya kepentingan peningkatan fungsi
pemahaman yang sama antara BPPT dengan pelayanan kepada masyarakat,
stakeholder terkait (0PD provinsi dan Inkonsisiten dan kurangnya dukungan
publik) dalam mewujudkan optimalisasi pemangku kepentingan dalam
pelayanan administrasi perizinan penerapan kebijakan teknis pelayanan
administrasi perizinan, belum
Kesimpulan optimalnya perumusan kebijakan
teknis pelayanan administrasi
Berdasarkan hasil penelitian dan perizinan, masih lemahnya
pembahasan yang telah dilakukan maka pelaksanaan koordinasi dalam
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai pelaksananaan pelayanan perizinan
berikut : terpadu dengan tim teknis di OPD
10. Evaluasi kebijakan pelaksanaan dan belum terlaksana nya pembinaan
pelayanan administrasi terpadu dan pengembangan kualitas aparatur
kecamatan di Kecamatan Weda Selatan BPPT, sarana dan Prasarana belum
Kabupaten Halmahera Tengah dinilai memenuhi standar pelayanan
belum berjalan maksimal dalam minimal diantaranya belum
menjalankan fungsi pelayanan perizinan, optimalnya penerapan sistem
yang dinilai berdasarkan evaluasi proses, informasi yang berbasis TIK.
evaluasi formatif, dan sumatif.
2. Faktor-faktor yang mendorong dan
menghambat Evaluasi kebijakan
pelaksanaan pelayan administrasi terpadu
68
3. Terdapat 11 (sebelas) langkah- melaksanakan pelayanan perizinan
langkah strategi yaitu : yang dinilai berdasarkan indiktator
a. Manfaatkan Komitmen Pimpinan evaluasi proses, evaluasi formatif dan
daerah untuk mengembangkan evaluasi sumatif.
pelayanan prima; 2. Agar dalam melaksanakan kebijakan
b. Peningkatan kapasitas aparatur daerah ini, perlu memperhatikan faktor-faktor
(kualitas dan kuantitas) sangat yang mendukung dan menghambat
diperlukan karena ketimpangan pelaksanaan Pelayanan Terpadu
jumlah SDM dan beban kerja yang kecamatan yakni perjelas tugas dan
ditanggung masih belum ideal. fungsi Tim teknis sehingga pelaksanan
c. Menciptakan Peraturan Daerah / perizinan bisa berjalan efektif,
Bupati tentang SOP peningkatan kualitas sumber daya
d. Mekanisme kerja pelayanan perizinan manusia dalam hal kebutuhan dan
(biaya, syarat administrasi, reward kepentingan fungsi pelayanan kepada
and punishment, pengawasan internal masyarakat, melakukan koordinasi
dan eksternal, serta prosedur dalam pelaksananaan pelayanan
pengaduan) harus dibuat dengan jelas perizinan terpadu dengan tim teknis di
untuk memaksimalkan fungsi OPD serta pelaksanaan pembinaan dan
pelayanan publik., pengembangan kualitas aparatur BPPT
e. Tingkatkan SDM pelayanan 3. Penulis berharap agar pemerintah
f. Prosedur pelayanan yang dibakukan Halmahera Tengah dapat
bagi pemberi dan penerima pelayanan mempertimbangkan langkah-langkah
perizinan agar standarisasi yang bisa strategis sebagai salah satu acuan dalam
dimonitoring dan dievaluasi untuk pelaksanaan kebijakan Pelayanan
menghindari kesalahan baik dalam terpadu Kecamatan melalui Manfaatkan
penyelenggaraan maupun ketentuan Komitmen Pimpinan daerah untuk
dasar pemberian izin dalam mengembangkan pelayanan prima,
pemanfaatan lahan yang tidak peningkatan kapasitas aparatur daerah
berdasar kesesuaian lahan (kualitas dan kuantitas) sangat
g. Partisipasi pihak swasta dalam diperlukan karena ketimpangan jumlah
mendukung penyediaan sarana dan SDM dan beban kerja yang ditanggung
prasarana patut didorong dan masih belum ideal, menciptakan
dikembangkan Peraturan Daerah / Bupati tentang SOP,
h. Diperlukan integrasi dalam mekanisme kerja pelayanan perizinan
memformulasikan peraturan perizinan (biaya, syarat administrasi, reward and
usaha dan turunan peraturan lainnya punishment, pengawasan internal dan
i. Perlu dibentuk koordinasi baik eksternal, serta prosedur pengaduan)
vertikal maupun horizontal antar harus dibuat dengan jelas untuk
instansi dan kesinambungan memaksimalkan fungsi pelayanan
pembinaan dinas teknis terkait. publik, tingkatkan SDM pelayanan,
j. Tingkatkan kualitas SDM aparat prosedur pelayanan yang dibakukan
pengelola untuk melaksanakan bagi pemberi dan penerima pelayanan
reformasi di bidang perizinan perizinan agar standarisasi yang bisa
k. Melaksanakan sosialisai untuk dimonitoring dan dievaluasi untuk
meningkatkan pemahaman antara menghindari kesalahan baik dalam
instansi terkait maupun masyarakat penyelenggaraan maupun ketentuan
dalam pengurusan perizinan dasar pemberian izin dalam
pemanfaatan lahan yang tidak berdasar
Saran. kesesuaian lahan, partisipasi pihak
Adapun saran atau rekomendasi swasta dalam mendukung penyediaan
yang dapat penulis sampaikan dan sarana dan prasarana patut didorong
diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dikembangkan, diperlukan integrasi
dalam mengimplementasikan kebijakan ini dalam memformulasikan peraturan
adalah sebagai berikut : perizinan usaha dan turunan peraturan
1. Agar kebijakan pelaksanaan Pelayanan lainnya, perlu dibentuk koordinasi baik
Terpadu Kecamatan dapat berjalan vertikal maupun horizontal antar
maksimal, maka hendaknya pemerintah instansi dan kesinambungan pembinaan
Kabupaten Halmahera Tengah agar dinas teknis terkait.
69
Daftar Pustaka Nugroho Riant Dr. 2012, Public Policy, PT
Elex Media Komputindo,Jakarta
Akmal, Roni. 2010. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Nawawi, 2009, Public Policy, Analisis,
Kerja di Indonesia. Universitas Andalas. Starateg, Advokas, teori dan praktek,
Sumatra Barat PMN, Surabaya.

Abdurrahmat Fathoni, 2006, Manajemen Ndarha, Taliziduhu, 2008, Kybernologi


Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Sebuah Metamorphossis, Sirao Credentia
Bandung. Center, Tangerang.

Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Nasir, Moh, 2005, Metode Penelitian,
Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Narbuko, Cholid dan Achmadi H. Abu,


Kebijakan Publik, CV.Alfabeta, Bandung 2010, Metedologi Penelitian, Bumi Aksara,
Jakarta.
Bryson M, John. 2007 Perencanaan
Strategis Bagi Organisasi Sosial. Pustaka
Patton, Jogjakarta
Nugroho, R. 2011. Dinamika Kebijakan,
Creswell, John W. 2012. Research Design Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Parsosn, Wayne, 2001, Public Policy,


Mixed. Pustaka Pelajar, Jogjakarta Prenada Media, Jakarta

Dunn, William, N, 1992, Analisis Kebijakan Purwandari, 1998, Pendekatan Kualitatif


Publik, diterjemahkan oleh Muhajir PT. dalam Penelitian Psikologis. Universitas
Hanindita, Jogjakarta. Indonesia, Jakarta

Dunn, William, N, 2003, Pengantar Analisis Patton,Quinn,Michael, 2002,”Qualitative


Kebijakan Publik : edisi ke 2, Gajahmada Research & Evaluation Methods, Sage
University Press, Jogjakarta. Publications Inc.,California.

Heene, A., Desmidt, S., Afiff, F., & Satori, Djam’an dan Aan Komariah, 2010,
Abdullah, I. 2010. Manajemen Strategik Metodologi Penelitian Kuantitatif, Alfabeta,
Keorganisasian Publik. Bandung: PT Refika Bandung.
Aditama.
Sinambela, 2011, Solusi Bisnis dari
Hamdi, Muchlis, 1999, Jurnal Administrasi Seberang, Afton Asia, Jakarta.
Pemerintah Daerah : Kebijakan Publik
dalam Konteks Otonomi Daerah (Strategis Sinambela, dkk, 2006. Reformasi Pelayanan
Implementasi dalam Prespektif Provinsi Publik: Teori, Kebijakan, dan Impelentasi,
Kepulauan), IIP, Jakarta PT. Bumi Aksara, Jakarta

Hamdi, Muchlis, 2014, Kebijakan Publik Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian


Proses, Analisis dan Partisispasi, Ghalia Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Indonesia, Bogor
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Hardiyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:
Publik, Gafamedia, Jogjakarta Bandung.
Jaweng, 2012, Kualiats Pelayanan Publik, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Gava Media, Jogjakarta. Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.Alfabeta:
Bandung.
Muhadam Labolo, 2012, Dinamika
Demokrasi, Polotik dan Pemerintahan
Daerah, Raja Grafindo Persada,
70
Solihin, Ismail, 2012, Manajemen Strategis,
Erlangga, Jakarta.

Tohirin. 2012, Metode Penelitian Kualitatif


Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Wasistiono. 2009, Perkembangan Organisasi


Kecamatan Dari Masa ke Masa, Fokus
Media, Bandung.

Winarno, 2012, Kebijakan Publik : Teory,


Proses dan Study Kasus (Edisi Revisi), CAPS,
Jakarta

Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik


Teori dan Proses. PT Buku Kita, Jakarta
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses
Kebijakan Publik. Media Pressindo,
Jogyakarta

A. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4


Tahun 2010 tentang Pelayanan Adminsitrasi
Terpadu Kecamatan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor 63/KEP/M/PAN/7/2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik

Keputusan Menteri Dalam Negari Nomor


138-270 Tahun 2010 tentang pelaksanaan
teknik Pelayanan Administarsi Terpadu
Kecamatan

B. SUMBER-SUMBER LAIN.

www.kemendagri.co.id

71

You might also like