Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 6 No. 1 Februari 2017 Issn
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 6 No. 1 Februari 2017 Issn
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 6 No. 1 Februari 2017 Issn
1 Februari 2017
ISSN : 2503-4413, Hal 56 - 71
Abstract
The authors are interested in taking the title Evaluation of Policy Implementation of the
Integrated Administrative Service District in Central Halmahera, North Maluku. This study
aims to determine how the policy evaluation and implementation PATEN enabling and
inhibiting factors PATEN policy implementation. The location of this research is in the district
of South Weda Central Halmahera in North Maluku province.
This study uses the theory Waynes Parson in Palumbo and the size of the policy evaluation is
based on the theory that the evaluation process, the evaluation of formative and summative
evaluation. policy resources, communication among organizations, characteristic of the
implementing agencies, economic, social and political conditions and the tendencies of
implementation.
This research uses descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques
are interviews, document analysis and observation. The data obtained were processed with
qualitative data analysis. Informants in this study were 1) the Regent of Halmahera, 2) Regional
Secretary, 3) Assistant for Public Administration, Law and Authority, 4) Head of Governance
Regional Secretariat of Central Halmahera, 5) Head of Integrated Licensing Service Agency, 6)
Head Weda South 7) The community served
Based on the research results we concluded that the implementation of the PATEN in the
district of South Central Halmahera Weda considered not running optimally. This is due not
been reflected in the elaboration of management commitment to the programs and activities of
the OPD related, yet the drafting SOP to realize the translation of the vision - the mission of the
organization, there are no guidelines for minimum service standards, unclear tasks and
functions of the technical team so that the conduct of licensing has not been fully included
effective, institutional structure did not reflect the needs and interests of improving the service
function to society, Inkonsisiten and lack of support of stakeholders in the implementation of
technical policy administration services licensing, not optimal formulation of technical policy
administration services licensing, weak coordination between leaders and subordinates in the
implementation of integrated license service with the technical team in its OPD and has not
implemented the promotion and development of quality apparatus BPPT, facilities and
infrastructure not meet minimum service standards have not yet optimal application of ICT-
based information system
56
PENDAHULUAN air bersih merupakan tanggung jawab
Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah daerah untuk menyediakannya.
kepada masyarakat merupakan fungsi yang Kedua, pelayanan tersebut dinikmati pada
harus diemban pemerintah dalam rangka tingkat lokal yang secara historis pun
mewujudkan kesejahteraan sebagai tolak disediakan secara lokal (Ahmad, Devarajan,
ukur terselenggaranya tata kelola Khemani, dan Shah, 2005).
pemerintahan yang yang baik. Sejak
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Berbagai permasalahan yang
Tahun 2004 yang kemudian disempurnakan dihadapi oleh Kabupaten Halmahera
oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tengah dalam Evaluasi kebijakan
tentang Pemerintahan Daerah menunjukkan pelaksanaan PATEN tersebut. diantaranya
terjadinya pergeseran paradigma dari adalah kapasitas dan kuantitas personil yang
sentralisasi menuju desentralisasi yang pada belum sesuai harapan, koordinasi antar
hakekatnya diikuti dengan perubahan instansi terkait penyelenggaraan pelayanan,
konsep penyelenggaraan pelayanan publik. serta berbagai permasalahan yang berkaitan
Tujuan desentralisasi tidak saja mendorong dengan partisipasi masyarakat dalam
tumbuh dan berkembangnya demokrasi pada penyelenggaraan PATEN di kecamatan, hal
tingkat lokal, tetapi juga dalam aspek tersebut dapat dilihat pada data jenis izin
administratif yaitu meningkatkan efisiensi yang paling sering diterbitkan oleh Badan
dan efektivitas pelayanan publik (Labolo, Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)
2012, 217-218).
58
pelayanan ini terlihat dari aspek waktu dan dalam pelayanan publik, inovasi yang
biaya pelayanan. Melalui penyelenggaran dijalankan adalah sistem pelayanan
PATEN warga masyarakat dapat administrasi terpadu kecamatan (PATEN)
menerima pelayanan yang lebih cepat dan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
terukur dengan jelas. Tujuan mendekatkan Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang
pelayanan kepada masyarakat berarti Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu
masyarakat dapat menerima pelayanan Kecamatan. PATEN wajib dilaksanakan
publik yang lebih dekat baik secara jarak oleh daerah selambat-lambatnya lima tahun
maupun waktu. Lokasi kecamatan jelas lebih terhitung sejak kebijakan tersebut di
dekat dan relatif mudah dijangkau keluarkan (Pasal 29 Permendagri Nomor 4
masyarakat bila dibandingkan dengan Tahun 2010) namun hingga saat ini di
ibukota kabupaten/kota dan waktu yang Kabupaten Halmahera Tengah baru
diperlukan juga menjadi lebih sedikit. melakukan tahap uji coba di salah satu
Karena itu untuk pelayanan masyarakat kecamatan yaitu kecamatan Weda Selatan.
sesuai skala dan kriteria kecamatan yang Maka penulis merrasa Evaluasi kebijakan ini
selama ini dijalankan oleh lembaga di menarik untuk diteliti terkait
tingkat kabupaten/kota hendaknya pelaksanaannya, dan apa saja faktor yang
dilimpahkan pelaksanaannya di kecamatan mempengaruhi dalam pelaksanaannya.
melalui pendelegasian kewenangan.
Kerangka Pemikiran
Evaluasi kebijakan adalah kegiatan untuk Permendagri No. 4 Tahun 2010
menilai sejauh mana keefektifan sebuah Kepmendagri No. 138-270 Tahun
2010
kebijakan publik guna
dipertanggungjawabkan pada konstituennya
dan sejauh mana tujuan tercapai. Menurut
Jones (1984: 115) bahwa “evaluasi PELAKSANAAN PATEN
kebijakan bertujuan menilai manfaat suatu
kebijakan”.
EVALUASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PATEN
Menurut Jones (1987: 57) bahwa
“evaluasi an activitydisigned to judges the Evaluasi Kebijakan PATEN
62
Halmahera Tengah berjalan sesuai atau Menurut Bapak Abdul kadir
tidak, dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jamaludin S.STP selaku Camat Weda
Selatan yang di wawancarai pada hari Senin
tanggal 22 Juni 2015 yang bertempat
a. Monitoring evaluasi kebijakan diruang kerja beliau mengatakan bahwa :
“secara umum” Monitoring adalah
suatu proses pengumpulan dan menganalisis “Pelayanan Administrasi Terpadu
informasi dari penerapan suatu program Kecamatan yang dilakukan tahap uji coba
termasuk mengecek secara reguler untuk ini tentunya belum sepenuhnya berjalan
melihat apakah kegiatan/program itu sesuai dengan ketentuan yang ada
berjalan sesuai rencana sehingga masalah dikarenakan sumber daya manusia, serta
yang dilihat /ditemui dapat diatasi. anggaran yang belum memadai, pemahaman
Sedangkan evaluasi adalah untuk melihat pegawai kecamatan terhadap tugas pokok
sebab sebab kegagalan suatu kebijakan atau masih terbatas mengingat dari sumber daya
untuk mengetahui apakah kebijakan publik manusia yang berbeda beda latar belakng
telah di jalankan meraih dampak yang di pendidikannya yang masih banyak
ingikan. Wayne Parson dalam Palumbo berpenididkn tingkat SLTA. Dimana mereka
(2001 :549). tidak ada kepedulian untuk berinovasi diri
Sekretaris Daerah Kabupaten dalam rangka melaksanakan tugas yang
Halmahera Tengah bapak Ir. Basri Amal diembankan.ini semua tergantung hasil
MM. dalam wawancara pada hari Selasa evaluasi melalui monitoring dari pihak
tanggal 16 Juni 2015 mengatakan bahwa: kabupaten secara berkala untuk bisa
“Evaluasi setiap triwulan berjalan untuk menetukan langka langkah berikut, untuk
menilai kebijakan yang di gulirkan oleh mendorong kebijakan ini agar bisa lebih
pemerintah dengan tentunya mempunyai maju tentunya melalui pengembnagn dan
maksud dan tujuan tertentu sala satunya penguatan sumber daya manusia di
ialah bisa mengetahui sejauh mana program kecamatan, maka dengan sendirinya
itu berjalan sesuai atau tidak dengan yang di peningkatan kinerja akan lebih baik dan
rencanakan sebelumnya dan dapat pula menghasilakan pelayanan yang baik pula ”
melihat kondisi rill artinya capaian hasil Hal ini juga di benarkan oleh kepala
pelayanan yang terjadi sehingga kami dari Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten
tim teknis dari kabupaten dapat mengambil Halmahera Tengah bapak Bahri Sudirman
langkah – langkah strategis untuk lebih SH, MH. diruangan kerjanya pada hari
meningkatkan mutu pelayanannya” kamis tanggal 18 Juni 2015 mengatakan
bahwa :
Hal yang sama pula di sampaikan
oleh Asisten bidang pemerintahan dan “Kami dari bagian tata pemerinthan setda
kepamongprajaan bapak Drs. Saiful Samad Kabupaten Halmahera Tengah akan
M.Si. pada hari Rabu tanggal 17Juni 2015 melakukan evaluasi terkait dengan program
mengatakan bahwa : paten ini sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi kami sebagai koodinator kecamatan
“Keberhasilan pelaksanaan kebijakan paten dan sekaligus sebagai sekretaris tim teknis
di kabupaten Halmahera Tengah ini harus di paten ini untuk selalu berkoordinir dan
dukung oleh semua pihak hal ini di mulai memonitor dengan pihak kecamatan untuk
dengan dilakukannya sosialisasi tentang mengikuti perkembangn program ini supaya
paten ini kepada masyarakat dan semua tingkat keberhasilan bisa tercapai walaupun
steakholder, dan tentunya melakukan masih ada kekurangannya, dan upaya
monitoring yang di lakukan secara bertahap peningkatan sumber daya manusia juga
untuk kita bisa melihat kekurangan menjadi faktor yang sangat penting dalam
kekurangan untuk dapat memastikan menetukan suksesnya kebijakan ini sehingga
masalah yang sedang terjadi dalam proses nanti output bisa di ukur melalui seberapa
penyelengaraan paten ini sehingga kami bisa jauh tingkat pelayanannya terhadap
mengambil langkah langkah masyarakat”
penyelesaiannya dengan demikian
pengukuran kinerja bisa di lihat melalui Terkait penjelasana di atas maka
kuantitas pelayanan” keberadaan Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan di kabupaten Halmahera Tengah
merupakan inovasi manajemen dalam
rangka meningkatkan, mempermudah dan
63
mempercepat pelayanan administrasi perlu dibayar) dan dicatat secara transparan.
perizinan dan non perizinan di tingkat
Adapun yang menjadi keluhan
kecamatan, Utamanya bagi kecamatan yang
warga masyarakat yang di ungkapkan oleh
letaknya jauh dari kantor kabupaten/kota dan
bapak Iksan abbas adalah warga masyarakat
sulit dijangkau karena faktor kondisi
SP4 Desa kluting jaya Kecamatan Weda
geografis dan infrastruktur pemerintah yang
Selatan pada hari jumat tanggal 26 Juni 2015
belum memadai. Adapun aturan-aturan yang
bertempat di kediaman beliau, mengatakan
mengatur tentang pelaksanaan Pelayanan
bahwa : pelayanan PATEN di Kecamatan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
Weda Selatan belum berjalan seperti yang di
dalam tahap uji coba ini di Kabupaten
harapkan, Contohnya, pengurusan ijin
Halmahera Tengah ialah Surat Keputusan
mendirikan bangunan (IMB) dengan waktu
(SK) Bupati Nomor 50.05/KEP/91/2014
pengurusan lebih dari 1 minggu. Hal ini
Pelayanan Administrasi Terpadu tentunya dapat merugikan kami selaku
Kecamatan (PATEN) adalah warga yang membutuhkan ijin dalam waktu
penyelenggaraan pelayanan publik di cepat.
kecamatan yang proses pengelolaannya,
Pelaksanaan Pelayanan Administrasi
mulai dari permohonan sampai ke tahap
Terpadu Kecamatan (PATEN) yang telah
terbitnya dokumen dilakukan dalam satu
dilaksanakan di Kecamatan Weda Selatan
tempat. Artinya bahwa, cukup melalui satu
Kabupaten Halmahera Tengah, dimana
meja atau loket pelayanan. Sistem ini
yang menjadi sasaran dari kebijakan ini
memposisikan warga masyarakat hanya
adalah masyarakat Kecamatan Weda
berhubungan dengan petugas meja/loket
Selatan. Tujuan dari Pelayanan Administrasi
pelayanan di kecamatan.
Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah untuk
Menurut Bapak Abdul kadir mendekatkan pelayanan kepada
Jamaludin S.STP selaku Camat Weda masyarakat khususnya di Weda selatan
Selatan yang di wawancarai pada hari Senin artinya masyarakat dapat menerima
tanggal 22 Juni 2015 yang bertempat pelayanan publik yang lebih dekat baik
diruang kerja beliau mengatakan bahwa, secara jarak maupun waktu. Namun pada
kenyataannya masih ada masyarakat yang
“Pelayanan administrasi Terpadu
berada di wilayah kecamatan Weda selatan
Kecamatan belum sepenuhnya berjalan
pun belum dapat merasakan Pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang ada
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
dikarenakan sumber daya manusia, serta
diakibatkan oleh jarak tempuh serta lamanya
anggaran yang belum memadai, pemahaman
waktu tempuh menimbulkan keengganan
pegawai kecamatan terhadap tugas pokok
bagi masyarakat untuk memenuhi
masih terbatas mengingat dari sumber daya
administrasinya dibidang perizinan. Menurut
manusia yang berbeda beda latar
salah satu warga Desa Loleo kecamatan
pendidikannya yang masih banyak
Weda Selatan yaitu bapak Laisana pada hari
berpenididkn SLTA. Dimana mereka tidak
Rabu tanggal 24 Juni 2015 mengatakan
mau belajar akhirnya ketinggalan informasi
bahwa : “untuk mengurus IMB saja biaya
yang ada.
yang di keluarkan masih cukup besar
Hal ini dapat dilihat dari ketika belum lagi biaya transportasi yang di
masyarakat datang ke kantor, masyarakat keluarkan serta biaya makan minum selama
masih mendatangi setiap petugas yang pengurusan serta waktu terbit dokumennya
berkepentingan untuk memperoleh masih sampai 1 minggu”.
pelayanan.
Dalam mewujudkan Kecamatan
Warga masyarakat yang datang ke Weda Selatan sebagai pusat pelayanan
kantor kecamatan untuk melakukan PATEN, tentunya perlu didukung dengan
pengurusan pelayanan administrasi, sumber daya yang memadai. Adapun
seharusnya tidak perlu mendatangi petugas sumber daya yang mendukung dalam
yang berkepentingan tetapi cukup pelaksanaan Pelayanan Administrasi terpadu
menyerahkan berkas ke petugas pada loket kecamatan (PATEN) di Kecamatan Weda
pelayanan dan menunggu sejenak, kemudian Selatan yaitu sumber daya manusia,
dipanggil untuk menerima dokumen yang personil, fasilitas dan anggaran. Hal ini
sudah selesai. Setelah itu, warga tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan
melakukan pembayaran (jika ada tarif yang oleh Bapak Kader Jamaludin S.STP selaku
64
Camat pada hari Senin tanggal 22 Juni 5. Moral, suatu kebijakan harus
2015 bertempat di Kantor mengatakan dilandasi oleh moral yang baik
bahwa : sumber daya yang mendukung Tujuan pokok evaluasi untuk
pelaksanaan Pelayanan Admistrasi Terpadu melihat seberapa besar kesenjangan
(PATEN) di Kecamatan Weda Selatan antara pencapaian dan harapan suatu
yaitu fasilitas, anggaran, personil, dan kebijakan publik.
sumber daya manusia”
Jumlah Pegawai pada kantor Kecamatan b. Dampak Evaluasi kebijakan
Weda Selatan Kabupaten Halmahera Tengah Dampak evaluasi kebijakan adalah
berjumlah 15 (lima belas) orang Pegawai akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi
Negeri Sipil. Adapun tingkat pendidikan yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya
terakhir dari para pegawai adalah 3 (tiga) kebijkan –kebijakan tersebut
orang Sarjana, 12 (dua belas) orang
SMA/SMK. Jumlah personil dan sumber
daya Manusia (tingkat pendidikan) c. Dukungan dalam pelaksanaan
merupakan suatu modal penting dalam Evaluasi kebijakan
penyelenggaraan pelayanan. Dalam konteks Penyelenggaran Pelayanan
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
(PATEN), di butuhkan personil kecamatan di Kecamatan Weda Selatan Kabupaten
yang profesional dalam segi kualitas Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara
maupun kuantitas. Pada kenyataannya, dinilai dari segi efektifitasnya, belum
kondisi personil menurut hasil observasi di berjalan secara efektif. Hal ini diukur dari
kantor Kecamatan Weda Selatan pada hari pemberian pelayanan yang belum
Rabu tanggal 24 Juni 2015 “masih sangat memenuhi standar ditinjau dari jenis
kurang dalam segi kualitas dan kuantitas pelayanan, persyaratan pelayanan,
sehingga keprofesionalismenya masih proses/prosedur pelayanan, pejabat yang
dipertanyakan”. bertanggungjawab terhadap pelayanan,
waktu pelayanan dan biaya pelayanan.
Evaluasi Sumatif Standar pelayanan merupakan tolok ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman
Evaluasi sumatif dilakukan pada penyelenggaraan dan acuan penilaian
saat implementasi sudah selesai dilakukan kualitas Pelayanan Administrasi Pelayanan
dan berfokus pada penilaian tentang sejauh Terpadu Kecamatan (PATEN) sebagai janji
mana hasil dan dampak pelaksanaan penyelenggaraan/pemberi layanan yang
kebijakan yang memberikan kontribusi pada berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
pencapaian tujuan kebijakan. Kriteria terukur.
penilaian yang digunakan dalam (Wayne
Parsons (2001, h. 549) yang diadaptasi dari Dokumen standar pelayanan sangat
Palumbo). evaluasi sumatif antara lain penting untuk dirumuskan sebagai bagian
adalah sebagai berikut : dari transparansi dan kepastian pelayanan
dalam rangka pelaksanaan Pelayanan
a. Ukuran Efektifitas Evaluasi Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).
1. Efisiensi, suatu kebijakan harus Dengan adanya standar pelayanan ini maka
mampu meningkatkan efisiensi masyarakat pencari pelayanan dan juga
penggunaan sumberdaya secara aparatur selaku pemberi pelayanan sama-
optimal sama mempunyai pedoman yang jelas secara
2. Adil, bobot kebijakan harus normatif dalam proses pelayanan yang
ditempatkan secara adil yakni dilaksanakan.
kepentingan publik tidak terabaikan Terkait dengan pelaksanaan
3. Mengarah kepada insentif, suatu Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
kebijakan harus mengarah kepada (PATEN) di Kecamatan Weda Selatan telah
atau merangsang tindakan dalam diberlakukan standar pelayanan namun
perbaikan dan peningkatan sasaran dalam pelaksanaannya masih belum berjalan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini
4. Diterima oleh publik, oleh karena terlihat dari hasil wawancara peneliti dengan
diperuntukkan bagi kepentingan Bupati Halmahera Tengah bapak M. AL
publik maka kebijakan yang baik YASIN ALI pada hari senin tanggal 15 Juni
harus diterima oleh publik 2015 di ruang kerja mengatakan bahwa :
65
“Penyelenggaraan PATEN di Kabupaten Faktor-faktor Pendorong.
Halmahera Tengah ini masih dalam tahap uji
Berdasarkan hasil waancara dan
coba selama dua tahun, ini berdasarkan
observasi dapat disimpulkan ada beberapa
pertimbangkan terkait dengan kondisi secara
faktor-faktor yang dapat mendorong
keseluruhan yakni, anggarannya, jumlah
Kebijakan pelaksanaan PATEN tersebut
personil di lapangannya, sarana dan
yaitu :
prasarana dan yang paling penting adalah
1. Komitmen dan kemauan politik
SDM yang belum siap, namun kami merasa
pimpinan daerah dan pusat
bahwa dalam tahap uij coba ini dievaluasi
nyatanya semua komponen yang ada benar 2. Visi dan misi yang jelas
benar siap melaksanakan tugas dengan 3. Kelembagaan setingkat Esolon IIa
penuh tanggung jawab dan tentu juga saya
selaku pimpinan daerah dan DPRD secara 4. Kewenangan melaksanakan koordinasi
politik mendukung dengan sepenuh untuk dan penyelengarakan pelayanan
bisa memajukan daerah ini sehingga sasaran administrasi di bidang perizinan
pembangunan terutama di bidang pelayanan 5. Kewenangan penetapan kebijakan teknis
publik di daerah ini bisa berjalan seperti bidang pelayanan administrasi perizinan
daerah lain, dan faktor dukunga eksternal terpadu
saya rasa semuanya mendukung program ini
karena tujuan dari kebijakan yang di 6. Jumlah SDM aparatur yang
keluarka oleh pemerintah itu tentunya untuk melaksanakan pelayanan administrasi
kepentinga semua orang atau masyrakat. perizinan terpadu
Dalam setiap kebijaka yang di ambil oleh 7. Tersedianya sarana dan prasarana yang
pemerintah atau di tetapkan pemerintah mendukungpelaksanan penyelengaraan
tentunya mengalami hambatan hambtan pelayanan administrasi perizinan serta
entah dari internal maupun dari eksternal tersedianya sistem informasi pelayanan
dan itu tidak bisa di pungkiri, maka secara administrasi perizinan
teori setiap kebijakan yang akan di
keluarkan itu harus melalalui suatu kajian
secara teknis yang mendalam sehingga Faktor-Faktor Penghambat.
terbangun kesamaan makna atau persepsi di Berdasarkan hasil wawancara dan
antara para pelaksana kebijakan itu. Dan observasi dapat disimpulan ada beberapa
dalam tahap uji coba ini tapi bagi saya faktor yang dapat menghambat kebijakan
memang masih banyak kekurangan pelaksanaan PATEN tersebut yaitu:
kekurangan sesuai hasil pantauan 1. Belum tercerminnya penjabaran
berdasarkan laporan di lapangan komitmen pimpinan dalam program dan
menunjukan bahwa kegiatan pada OPD terkait
Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Nasir, Moh, 2005, Metode Penelitian,
Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Heene, A., Desmidt, S., Afiff, F., & Satori, Djam’an dan Aan Komariah, 2010,
Abdullah, I. 2010. Manajemen Strategik Metodologi Penelitian Kuantitatif, Alfabeta,
Keorganisasian Publik. Bandung: PT Refika Bandung.
Aditama.
Sinambela, 2011, Solusi Bisnis dari
Hamdi, Muchlis, 1999, Jurnal Administrasi Seberang, Afton Asia, Jakarta.
Pemerintah Daerah : Kebijakan Publik
dalam Konteks Otonomi Daerah (Strategis Sinambela, dkk, 2006. Reformasi Pelayanan
Implementasi dalam Prespektif Provinsi Publik: Teori, Kebijakan, dan Impelentasi,
Kepulauan), IIP, Jakarta PT. Bumi Aksara, Jakarta
A. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
B. SUMBER-SUMBER LAIN.
www.kemendagri.co.id
71