Jurnal Dedikasi Pendidikan: Universitas Abulyatama
Jurnal Dedikasi Pendidikan: Universitas Abulyatama
Jurnal Dedikasi Pendidikan: Universitas Abulyatama
Abstract: The purpose of this study is to improve the ability of teachers in compiling teaching materials
through In-House training at SMP 1 Lubuk Pakam. The significant of the study: 1) the principal can solve
the teachers’ problems in preparing the completeness of the teaching, 2) improving the ability of the
teacher in preparing the completeness of teaching, 3) improving the quality of teaching that affects the
quality of the school. The study was conducted in School Action Research in 2 cycle. The data was carried
out with a descriptive model, as a result of the weaknesses of the actions in each cycle that will be reflected
as improvement material in the next cycle. After the action research is carried out, the results are obtained
that: 1). The teachers have a high motivation to participate in the In-House Training and have a strong
desire to complete the teaching and will use the completeness of the teaching as supporting the learning
process; 2) In Cycle I there were 37.97% teachers who successfully completed the preparation of teaching
completeness and in Cycle II there were 81.50% teachers who successfully completed the preparation of
teaching completeness. So there is an increase in the teachers’ ability to arrange teaching completeness by
43.53%.
Keywords : teachers’ ability, learning strategy, supervision
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatan kemampuan guru menyusun kelengkapan mengajar
melalui in-house training di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam. Manfaat penelitian: 1) kepala sekolah dapat
memecahkan masalah guru menyusun kelengkapan mengajar, 2) meningkatkan kemampuan guru
menyusun kelengkapan mengajar, 3) meningkatkan mutu pengajaran yang berdampak peningkatan mutu
sekolah. Penelitian dilakukan berdasarkan model tindakan sekolah yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Analisis data dilakukan dengan model diskriptif, asfek-asfek kelemahan tindakan pada setiap siklus akan
direfleksikan sebagai bahan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah penelitian tindakan dilaksanakan,
diperoleh hasil bahwa: 1). Guru memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti In-House Training dan
memiliki keinginan yang kuat untuk membuat kelengkapan mengajar dan akan menggunakan kelengkapan
mengajar tersebut sebagai penunjang proses pembelajaran ; 2) Pada Siklus I terdapat 37,97% Guru berhasil
menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar dan pada Siklus II terdapat 81.50% Guru berhasil
menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar. Jadi ada peningkatan kemampuan Guru dalam
menyusun kelengkapan mengajar sebesar 43,53%.
Salah satu masalah pokok yang dihadapi diindikasikan dari rendahnya nilai ujian nasional
SMP Negeri 1 Lubuk Pakam adalah hasil belajar pada tahun pelajaran 2014-2015. Untuk
yang cenderung masih rendah. Hal ini meningkatkan prestasi belajar sekolah telah
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam....
(Jumiem & Nasution, 2019) 27
Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 3, No. 1, Januari 2019 : 27-39
http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi
berupaya melalui proses pembelajaran yang sesuai kepada strategisnya peran guru pada sebuah
dengan KTSP yang telah melalui proses penilaian lembaga pendidikan maka SMP Negeri 1 Lubuk
secara berkelanjutan oleh pendidik dalam hal ini Pakammemberikan perhatian yang besar bagi
Guru. Namun demikian tetap saja prestasi belajar terwujudnya Guru professional.
peserta didik saat dievaluasi baik ulangan harian, Untuk mewujudkan guru yang profesional
ulangan tengah semester maupun ulangan akhir sehingga mampu meningkatkan kompetensi dan
semester menurut data yang diinventarisir oleh mutu Guru yang bersangkutan, maka SMP Negeri
bagian kurikulum masih cenderung rendah dan 1 Lubuk Pakam merancang program-program dan
belum memuaskan. Rata-rata siswa yang dapat kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu
tuntas sesuai KKM berkisar antara 40 - 60%, Guru misalnya dengan mengikutsertakan Guru
sedangkan sisanya untuk menuntaskan harus dalam pelatihan-pelatihan dan salah satunya
menempuh remedial. melalui In-House Training penyusunan
Keberhasilan sebuah pembelajaran kelengkapan mengajar. Hal ini mendesak
setidaknya dipengaruhi oleh 5 komponen kunci, dilakukan karena hasil wawancara antara peneliti
yaitu: (1) Guru, (2) Sumber dan Media Belajar, (3) dengan kepala sekolah dan guru yang menyatakan
Lingkungan, (4) Siswa dan (5) proses bahwa seluruh guru setuju/sepakat untuk memiliki
pembelajaran. Guru dalam pembelajaran memiliki kelengkapan mengajar serta ternyata sebagian
peran yang sangat strategis karena akan berkaitan besar Guru merasa bahwa pengalaman
dengan pengelolaan 4 komponen kunci lainnya. mengajarnya masih minim pada mata pelajaran
Bahkan dalam konsep tentang sumber belajar yang yang diajarkan, latar belakang pendidikan tidak
ditulis oleh Sudjarwo dikutip oleh (Rahmat begitu sesuai dengan mata pelajaran yang
Saripudin, 2008) guru dapat dikategorikan sebagai diajarkan dan pengetahuan tentang penyusunan
sumber belajar. kelengkapan mengajar masih kurang. Oleh karena
Atas dasar hal tersebut dalam upaya itu seluruh Guru menyatakan jika diadakan In-
meningkatkan mutu pembelajaran, SMP Negeri 1 House Training maka mereka akan mengikuti
Lubuk Pakam berkomitmen untuk: meningkatkan dengan sungguh-sungguh dan akan
mutu Guru, karena Guru merupakan salah satu mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran.
kunci keberhasilan proses pendidikan. Ditangan Atas dasar hal tersebut di atas maka guru-
Guru-lah cita-cita pembangunan, pendidikan guru SMP Negeri 1 Lubuk Pakammenyatakan
nasional, kurikulum nasional, visi-misi lembaga sangat perlu mengadakan In-House Training.
penyelenggara pendidikan hingga visi-misi sekolah Dengan adanya kegiatan In-House Training
dapat terwujud. Guru yang baik akan mampu penyusunan kelengkapan mengajar diharapkan
mengoptimalkan seluruh potensi sumber dan semua guru memiliki kelengkapan mengajar yang
media belajar yang ada di lingkungannya untuk lengkap dan mengaplikasikannya dalam proses
pembelajaran yang optimal. Dengan mengacu pembelajaran sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan akan lebih terarah karena tujuan Lebih lanjut Usman dalam Rastodio (2009)
pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah
dan penilaian yang akan digunakan telah membimbing siswa dalam kegiatan belajar
direncanakan dengan berbagai pertimbangan. mengajar atau mengandung pengertian bahwa
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
untuk: “Meningkatkan kemampuan guru dalam lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik
menyusun kelengkapan mengajar melalui in-house dan bahan pengajaran yang menimbulkan
training”. terjadinya proses belajar.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari
KAJIAN PUSTAKA
para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Teori Mengajar
mengajar adalah aktivitas kompleks yang
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.
berat.Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat
Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain
bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2)
melaksanakan tugasnya. Zamroni dalam Rastodio
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas
(2009) mengatakan “guru adalah kreator proses
maupun yang ada di luar kelas, dan (3)
belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan
mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk
dorongan kepada siswa.
mengkaji apa yang menarik minatnya,
Kelengkapan Mengajar
mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas
Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya
siswa dalam belajar.
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang
Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya
pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada
usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta
belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif
berpedoman pada panduan yang disusun oleh
belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi
Komponen kurikulum tingkat satuan
dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
upaya integratif ke arah pencapaian tujuan
menengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan
pendidikan.Dalam konteks ini guru tidak hanya
sekolah, 2) Struktur dan muatan kurikulum, 3)
sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak
Kalender pendidikan dan 4) Silabus dan RPP.
sebagai director and facilitator of learning.
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam....
(Jumiem & Nasution, 2019) 29
Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 3, No. 1, Januari 2019 : 27-39
http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi
kesukaran dan urutan penyajian materi dalam permintaan suatu komunitas tertentu apakah itu
RPP sesuai dengan tingkat perkembangan lembaga profit ataupun nonprofit. Istilah In-House
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan Training sama pengertiannya dengan in-servis
spiritual peserta didik. training menurut Nawawi (1983) yang dikutip
3. Sistematis, komponen-komponen RPP saling oleh Dahlan menyatakan in-servis training sebagai
berhubungan secara fungsional dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
mencapai kompetensi. keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai
4. Konsisten, adanya hubungan yang konsisten dengan tugasnya agar dapat meningkatkan
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, efisiensi dan produktivitas dalam bidang tersebut.
indikator, materi pembelajaran, metode Lebih lanjut dikemukakan bahwa program in-
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber servis training ini diperlukan karena banyak guru-
belajar, dan sistem penilaian. guru muda yang belum mendapat pengalaman dan
5. Memadai, cakupan indikator, materi pokok, bekal yang cukup dalam menghadapi
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan pekerjaannya.
sistem penilaian cukup untuk menunjang Agar program in-service training ini efektif
pencapaian kompetensi dasar. memerlukan manajemen pelatihan seperti
6. Aktual dan kontekstual, cakupan indikator, dikemukakan Gaffar (1993) yang dikutip oleh
materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber Dadang Dahlan pengembangan mutu sumber daya
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan manusia memerlukan manajemen yang secara
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni logis perlu mengikuti tahapan need assesment,
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan merumuskan tujuan dan sasaran, mengembangkan
peristiwa yang terjadi. program, menyusun action plan, melaksanakan
7. Fleksibel, keseluruhan komponen RPP dapat program, monitoring dan supervisi serta evaluasi
mengakomodasi variasi peserta didik serta program.
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah Secara umum, tujuan In-House Training yaitu
dan tuntutan masyarakat. untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
8. Menyeluruh, materi RPP mencakup yang didayagunakan instansi terkait, sehingga pada
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, akhirnya dapat lebih mendukung dalam upaya
afektif, dan psikomotor) yang akan dicapai pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Selain
untuk mendukung ketercapaian Standar hal tersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. antara lain : menciptakan interaksi antara peserta
In-House Training dilingkungan instansi yang terkait serta
Pelatihan dibagi dalam dua pengertian; IT (In- mempererat rasa kekeluargaan/kebersamaan,
House Training) dan PT (Public Training).In- meningkatkan motivasi baik bagi peserta maupun
House Training adalah pelatihan yang terjadi atas bagi narasumber untuk membiasakan ˜budaya
pembelajaran yang berkesinambungan, untuk Peneliti ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lubuk
mengeksplorasi permasalahan-permasalahan yang Pakam Kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan
dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan tempat ini berhubung sekolah tersebut adalah
peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat sekolah binaan peneliti sebagai pengawas SMP
diformulasikan solusi pemecahannya secara Kabupaten Deli Serdang dan belum ada yang
bersama-sama. mengadakan penelitian serupa pada sekolah
Merujuk pada pendapat tersebut, pada tersebut.
dasarnya In-House Training adalah Program Subjek Penelitian
pelatihan yang diselenggarakan di tempat peserta Subjek penelitian ini adalah guru SMP
pelatihan.Menggunakan peralatan kerja peserta Negeri 1 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
pelatihan dengan materi yang relevan dan yangberjumlah 41 orang. Yang terdiri dari 31
merupakan permasalahan yang sedang dihadapi. orang guru perempuan dan 10 orang guru laki-laki.
Dengan program ini peserta akan lebih mudah Sumber Data
menyerap dan mengaplikasikan materi pelatihan Sumber data diperoleh dari subjek peneliti
untuk menyelesaikan dan mengatasi permasahan yaitu guru sekolah binaan.Sumber data lainnya
kerja yang sering dialami dan mampu secara ialah hasil pengawasan yang lalu.
langsung meningkatkan kualitas dan kinerja dari Teknik dan Alat Pengumpulan Data
sumber daya manusia dilingkungan instansi Teknik
peserta pelatihan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
METODE PENELITIAN
1. Observasi : dipergunakan untuk
Waktu dan Tempat Penelitian
mengumpulkan data supervisi.
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan
2. Wawancara : untuk mendapatkan data
di sekolah binaan SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
supervisi.
Kabupaten Deli Serdang pada semester genab
3. Dokumentasi : untuk mendapatkan foto-foto
tahun pelajaran 2015-2016 yang dilakukan pada
pada proses pembelajaran.
bulan Januari sampai dengan 4 April 2016.
Alat Pengumpulan Data
Pada siklus I terbagi menjadi empat tahap
Alat pengumpulan data yang digunakan
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini adalah:
(In-house training Tahap 1), tahap pengumpulan
1. Instrumen Observasi
data tahap analisis data (refleksi). Sedangkan pada
2. Panduan wawancara.
siklus II terbagi menjadi empat tahap pula yaitu
Analisis Data
tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan
Menggunakan analisis diskriptif komparatif
(In-house Training Tahap 2), pengumpulan data,
yaitu membandingkan data antar siklus.
analisis data dan diakhiri dengan penyusunan
Indikator Kinerja
laporan.
ISSN 2548-8848 (Online) 32
Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 3, No. 1, Januari 2019 : 27-39
Sarana dan prasarana pembelajaran perlu memutuskan seluruh Guru perlu mengikuti
ditingkatkan kegiatan In-House Training yang terdiri
Pencitraan lingkungan sekolah perlu dari 41 orang Guru.
ditingkatkan - Melaksanakan kegiatan In-House Training
mendesak untuk segera diatasi menurut penulis - Melakukan refleksi kelengkapan mengajar
adalah masalah yang ada pada Guru terutama yang telah disusun oleh Guru
melakukan wawancara dan observasi yang akan menggunakan kelengkapan mengajar tersebut
kemudian dilanjutkan pembinaan terhadap guru sebagai penunjang proses pembelajaran. Hal ini
sejumlah 41 orang. Metodologi In-House Training berarti seluruh Guru SMP Negeri 1 Lubuk
dilakukan sesuai dengan pendidikan andragogi. Pakammenyadari pentingnya memiliki
Guru dikelompokansesuai dengan mata pelajaran kelengkapan mengajar.Dengan demikian In-House
yang diampunya. Tiap-tiap kelompok mulai Training penyusunan kelengkapan mengajar
membuat rancangan kelengkapan mengajar memang perlu dilakukan dan mendapat dukungan
dengan mengacu kepada penjelasan peneliti. Pada yang kuat dari para Guru. Dengan demikian
setiap siklus, data yang diambil adalah hasil kerja diharapkan setelah In-House Training dilakukan
dari guru yaitu kelengkapan mengajar yang telah kemampuan Guru dalam menyusun kelengkapan
dibuat oleh guru pada akhir siklus.Data mengajar akan meningkat.
kemampuan dari siklus ke siklus diperolah melalui Hasil yang diperoleh pada Siklus 1
pengamatan atau observasi.Hasil observasi yang di Untuk meningkatkan kemampuan guru
peroleh adalah data kemampuan guru menguasai dalam menyusun kelengkapan pembelajaran,
dan menyelesaikan kelengkapan perangkat peneliti melakukan Tindakan Supervisi Akademik.
pembelajaran. Tindakan siklus I berlangsung selama I (satu)
Sebelum melakukan tindakan peneliti bulan, mulai tanggal 4 Januari 2016 sampai dengan
membagikan angket motivasi penyusunan tanggal 3 Februari 2016. Penelitiandilakukan
perangkat pembelajaran kepada guru-guru, hal ini melalui pembinaan guru dalam melengkapi
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perangkat pembelajaran. Hasil penilaian tentang
keinginan guru untuk meningkatkan kemampuan keberhasilan guru dalam melengkapi perangkat
dalam menyusun perangkat pembelajaran.Data pembelajaran pada siklus I dapat dijelaskan bahwa
hasil angket dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah seluruh Guru sudah mulai menyusun kelengkapan
ini. mengajar walaupun belum ada seorangpun Guru
1. Prosentase Guru yang menyelesaikan Secara umum seluruh Guru telah terjadi
kelengkapan mengajar belum mencapai peningkatan kemampuan dalam penyusunan
100% kelengkapan mengajar. Namun berdasarkan data
2. Kelengkapan mengajar yang telah disusun masih ada empat orang Guru belum berhasil
oleh Guru ternyata masih belum menyelesaikan keseluruhan kelengkapan mengajar
sepenuhnya sesuai dengan yang yang ditargetkan. Menurut pengamatan penulis,
diharapkan yaitu masih perlu tiga dari empat orang Guru tersebut dikarenakan
penyempurnaan. belum menguasai keterampilan komputer sehingga
dalam mengerjakan tugas tersebut sangat
Hasil yang diperoleh pada Siklus II. terhambat. Sedangkan seorang lagi, menurut hasil
Setelah melalui In-House Trainingsiklus II pengamatan sebenarnya cukup menguasai
yang dilakukan pada tanggal 23 Februari 2016dan keterampilan komputer namun yang bersangkutan
diberi waktu tambahan selama 5 hari untuk kebetulan pada saat tugas diberikan ada masalah
menyelesaikan tugas penyusunan kelengkapan keluarga sehingga belum sempat menyelesaikan
mengajar yang terdiri dari Prota (Program tugas yang diberikan.
Tahunan) Promes (Program Semester), Propem Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah
(Program Pembelajaran) dan RPP (Rencana di atas presentasi ketercapaian pada siklus I
Pelaksanaan Pembelajaran), maka hasil dari mengalami peningkatan yang signifikan pada
kegiatan tersebut bahwa telah terjadi peningkatan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa temuan
prosentase Guru pada siklus II yang berhasil pada penelitian menjawab hipotesis yang di
menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar rumuskan pada BAB II bahwa melalui In-House
yaitu 37,97% menjadi 81,50%. Dari tabel juga Training pengawas sekolah dapat meningkatkan
terlihat bahwa seluruh Guru telah meningkat kemampuan guru SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
kemampuannya dalam menyusun kelengkapan dalam menyusun perangkat pembelajaran.
mengajar hal tersebut dapat dilihat dari prosentase
Pembahasan
kelengkapan mengajar yang diselesaikan pada
Pada siklus I dapat dijelaskan bahwa seluruh
siklus I dan dibandingkan dengan prosentase
Guru sudah mulai menyusun kelengkapan
kelengkapan mengajar yang diselesaikan pada
mengajar walaupun belum ada seorangpun Guru
siklus II.
yang berhasil menyelesaikan kelengkapan
Dengan membandingkan hasil analisis data
mengajar dengan lengkap namun demikian sudah
yang diperoleh selama Penelitian Tindakan Siklus I
ada satu orang Guru menyelesaikan 90.9%, tiga
dan Siklus II dapat dinyatakan bahwa telah terjadi
orang Guru menyelesaikan 75% dan yang lainnya
peningkatan kemampuan guru dalam melengkapi
masih dibawah 70% dan yang paling rendah
perangkat pembelajaran setelah dilakukan In-
(paling sedikit) berhasil menyusun kelengkapan
House training.
mengajar adalah sebesar 16,7%.
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam....
(Jumiem & Nasution, 2019) 37
Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 3, No. 1, Januari 2019 : 27-39
http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi
Kelengkapan mengajar yang paling banyak Semester) untuk kelas IX dan IX namun sudah
terselesaikan pada siklus I adalah Prota (Program menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Tahunan) dan Promes (Program Semester) kelas Pembelajaran) untuk siswa kelas VIII dan IX. Hal
VII yaitu sebesar 90.0%. Ini berarti ada ini kemungkinan disebabkan karena Guru tersebut
kecenderungan Guru memulai menyusun menganggap bahwa Prota dan Promes untuk kelas
kelengkapan mengajar dari siswa kelas VII VIII sama saja dengan Prota dan Promes kelas VIII
kemungkinan Guru memprioritaskan siswa kelas dan IX sehingga bisa saja disusun belakangan yang
VIIkarena dianggap lebih perlu diperhatikan penting sudah ada RPPnya
terutama dalam proses belajar mengajar dibanding Secara umum, pada siklus I sudah seluruh
kelas diatasnya karena masih dalam tahap Guru mulai menyusun kelengkapan mengajar
penyesuaian sehingga perlu dirancang terlebih (37,97% ) namun demikian masih perlu dilakukan
dahulu. Kemungkinan lain ada kecenderungan tindak lanjut terhadap kegiatan In-House Training
terbiasa memulai sesuatu dari yang terendah tersebut karena indicator keberhasilan In-House
kemudian meningkat ke yang lebih tinggi seperti Training ini adalah 100% guru berhasil
halnya berhitung selalu mulai dari satu. menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar.
Selain data seperti telah dijelaskan diatas Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus I
terdapat satu data yang menggambarkan bahwa ternyata ada dua hal yang perlu mendapat
ada seorang Guru yang baru menyelesaikan perhatian sebagai tindak lanjut yaitu:
kelengkapan mengajar hanya 9.1%. Hal ini 1. Prosentase Guru yang menyelesaikan
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal kelengkapan mengajar belum mencapai
diantaranya, mungkin yang bersangkutan belum 100%
lancar menggunakan komputer karena dalam 2. Kelengkapan mengajar yang telah disusun
mengerjakan tugas tersebut (kelengkapan oleh Guru ternyata masih belum
mengajar) dikumpul dalam bentuk file. sepenuhnya sesuai dengan
Kemungkinan lain yang bersangkutan masih panduan/pedoman sehingga masih perlu
belum begitu paham cara menyusun kelengkapan penyempurnaan.
mengajar sehingga menjadi lambat dalam Dari tabel 4.3 di atas terlihat bahwa telah
mengerjakannya. Atau mungkin juga karena yang terjadi peningkatan prosentase Guru pada siklus II
bersangkutan tidak meluangkan waktu untuk fokus yang berhasil menyelesaikan penyusunan
pada penyelesaian tugas tersebut. kelengkapan mengajar yaitu 37,97% menjadi
Selanjutnya dari table 4.2 terlihat RPP 81,50%. Dari tabel juga terlihat bahwa seluruh
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas Guru telah meningkat kemampuannya dalam
VIIIdan VIII sudah72.7% tersusun oleh Guru. menyusun kelengkapan mengajar hal tersebut
Bahkan ada Guru yang belum menyusun Prota dapat dilihat dari prosentase kelengkapan mengajar
(Program Tahunan) dan Promes (Program yang diselesaikan pada siklus I dan dibandingkan