Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Arsenik

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 21

Arsen

unsur kimia bernomor atom 33

Baca dalam bahasa lain

Unduh

Pantau halaman ini

Sunting

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan
nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik;
kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida,
insektisida, dan dalam berbagai aloy.

Arsen,

33

As

Arsen 1a.jpg

Sifat umum

Nama, simbol

arsen, As

Pengucapan

/ˈɑːrsənɪk/ ar-sə-nik,

also /ɑːrˈsɛnɪk/ ar-sen-ik when attributive

Penampilan

abu-abu metalik

Arsen di tabel periodik

Hydrogen (diatomic nonmetal)

Helium (noble gas)

Litium (alkali metal)


Berilium (alkaline earth metal)

Boron (metalloid)

Karbon (polyatomic nonmetal)

Nitrogen (diatomic nonmetal)

Oksigen (diatomic nonmetal)

Fluor (diatomic nonmetal)

Neon (noble gas)

Natrium (alkali metal)

Magnesium (alkaline earth metal)

Aluminium (post-transition metal)

Silikon (metalloid)

Fosfor (polyatomic nonmetal)

Belerang (polyatomic nonmetal)

Klor (diatomic nonmetal)

Argon (noble gas)

Kalium (alkali metal)

Kalsium (alkaline earth metal)

Skandium (transition metal)

Titanium (transition metal)

Vanadium (transition metal)

Kromium (transition metal)

Mangan (transition metal)

Besi (transition metal)

Kobalt (transition metal)

Nikel (transition metal)


Tembaga (transition metal)

Seng (transition metal)

Galium (post-transition metal)

Germanium (metalloid)

Arsenik (metalloid)

Selenium (polyatomic nonmetal)

Bromin (diatomic nonmetal)

Kripton (noble gas)

Rubidium (alkali metal)

Stronsium (alkaline earth metal)

Itrium (transition metal)

Zirkonium (transition metal)

Niobium (transition metal)

Molibdenum (transition metal)

Teknesium (transition metal)

Rutenium (transition metal)

Rodium (transition metal)

Paladium (transition metal)

Perak (transition metal)

Kadmium (transition metal)

Indium (post-transition metal)

Timah (post-transition metal)

Antimon (metalloid)

Telurium (metalloid)

Yodium (diatomic nonmetal)


Xenon (noble gas)

Sesium (alkali metal)

Barium (alkaline earth metal)

Lantanum (lanthanide)

Serium (lanthanide)

Praseodimium (lanthanide)

Neodimium (lanthanide)

Prometium (lanthanide)

Samarium (lanthanide)

Europium (lanthanide)

Gadolinium (lanthanide)

Terbium (lanthanide)

Disprosium (lanthanide)

Holmium (lanthanide)

Erbium (lanthanide)

Tulium (lanthanide)

Iterbium (lanthanide)

Lutesium (lanthanide)

Hafnium (transition metal)

Tantalum (transition metal)

Tungsten (transition metal)

Renium (transition metal)

Osmium (transition metal)

Iridium (transition metal)

Platinum (transition metal)


Emas (transition metal)

Raksa (transition metal)

Talium (post-transition metal)

Timbal (post-transition metal)

Bismut (post-transition metal)

Polonium (post-transition metal)

Astatin (metalloid)

Radon (noble gas)

Fransium (alkali metal)

Radium (alkaline earth metal)

Aktinium (actinide)

Torium (actinide)

Protaktinium (actinide)

Uranium (actinide)

Neptunium (actinide)

Plutonium (actinide)

Amerisium (actinide)

Kurium (actinide)

Berkelium (actinide)

Kalifornium (actinide)

Einsteinium (actinide)

Fermium (actinide)

Mendelevium (actinide)

Nobelium (actinide)

Lawrensium (actinide)
Ruterfordium (transition metal)

Dubnium (transition metal)

Seaborgium (transition metal)

Bohrium (transition metal)

Hasium (transition metal)

Meitnerium (unknown chemical properties)

Darmstadtium (unknown chemical properties)

Roentgenium (unknown chemical properties)

Kopernisium (transition metal)

Nihonium (unknown chemical properties)

Flerovium (post-transition metal)

Moskovium (unknown chemical properties)

Livermorium (unknown chemical properties)

Tenesin (unknown chemical properties)

Oganeson (unknown chemical properties)

As

Sb

germanium ← arsen → selenium

Nomor atom (Z)

33

Golongan, blok

golongan 15 (pniktogen), blok-p


Periode

periode 4

Kategori unsur

metaloid

Bobot atom standar (±) (Ar)

74.92160(2)

Konfigurasi elektron

[Ar] 4s2 3d10 4p3

per kelopak

2, 8, 18, 5

Sifat fisika

Fase

solid

Titik sublimasi

887 K (615 °C, 1137 °F)

Kepadatan mendekati s.k.

5.727 g/cm3

saat cair, pada t.l.

5.22 g/cm3

Titik tripel

1090 K, 3628[1] kPa

Titik kritis

1673 K, ? MPa

Kalor peleburan

(grey) 24.44 kJ/mol


Kalor penguapan

? 34.76 kJ/mol

Kapasitas kalor molar

24.64 J/(mol·K)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k

at T (K) 553 596 646 706 781 874

Sifat atom

Bilangan oksidasi

5, 3, 2, 1,[2] -3 sedikit oksida asam

Elektronegativitas

Skala Pauling: 2.18

Energi ionisasi

(artikel)

Jari-jari atom

empiris: 119 pm

Jari-jari kovalen

119±4 pm

Jari-jari van der Waals

185 pm

Lain-lain

Struktur kristal

trigon[3]Struktur kristal Simple trigonal untuk arsen

Konduktivitas termal
50.2 W/(m·K)

Resistivitas listrik

333 n Ω·m (suhu 20 °C)

Arah magnet

diamagnetik[4]

Modulus Young

8 GPa

Modulus Bulk

22 GPa

Skala Mohs

3.5

Skala Brinell

1440 MPa

Nomor CAS

7440-38-2

Isotop arsen terstabil

Isotop Kelimpahan Waktu paruh (t1/2) Moda peluruhan Produk

73As syn 80.3 hari ε 73Ge

γ -

74As syn 17.78 d ε 74Ge

β+ 74Ge

γ -

β− 74Se

75As 100% 75As stabil dengan 42 neutron

lihatbicarasunting
| referensi | di Wikidata

Sifat-sifat Arsenik Sunting

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan
sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan
cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa
senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan
terlebih dahulu. Zat dasar arsenik ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan
metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

Arsen dalam peradaban Sunting

Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia ‫ زرنيخ‬Zarnik yang berarti "orpimen kuning". Zarnik dipinjam
dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan di banyak tempat
lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik
sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik.
Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya
bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua
racun.

Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan di perunggu, yang membuat campuran tersebut lebih
keras.

Warangan, yang sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung bahan utama
arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada pamor. Selain
itu, arsen juga meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu.

Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana mengisolasi elemen ini
pada tahun 1250. Pada tahun 1649 Johan Schroeder mempublikasi 2 cara menyiapkan arsenik.

Alchemical symbol for arsenic

Lambang alkimia untuk arsenik tampak di sebelah.


Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan dengan cuka dan kapur dan dimakan
oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah mereka, membuat kulit mereka lebih
putih untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik juga digosokkan di muka dan di
lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit mereka. Namun ini sangat tidak dianjurkan sekarang.

Arsen dan lingkungan Sunting

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah.
WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb (bagian per miliar).
Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan endapan
lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik. Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air
tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah
bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan
di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti
program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, tetapi gagal menemukan keberadaan arsenik
dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan massal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah
lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan massal disebabkan oleh
arsenik.

Banyak negara lain di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Tibet[5], diduga memiliki
lingkungan geologi yang serupa dan kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung arsenik
dalam kadar yang tinggi. Tanaman yang ditanam di atas tanah yang mengandung arsenik dapat diserap
oleh tanaman dan meninggalkan residu pada hasil pertanian.[6]

Manfaat Sunting

Timbal biarsenat telah digunakan pada abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah namun
mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya. Selama abad ke-19, senyawa arsen
telah digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-
obatan modern.

Kegunaan lain:

Berbagai macam insektisida dan racun


Galium arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat
menggunakan komponen ini lebih cepat tetapi juga lebih mahal daripada terbuat dari silikon.

Berbagai macam senyawa Sunting

Asam arsenat (H3AsO4)

Asam arsenit (H3AsO3)

Arsen trioksida (As2O3)

Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)

Kadmium arsenida (Cd3As2)

Galium arsenida (GaAs)

Timbal biarsenat (PbHAsO4)

Peringatan Sunting

Arsenik dan sebagian besar senyawa arsenik adalah racun yang kuat. Arsenik membunuh dengan cara
merusak sistem pencernaan, yang menyebabkan kematian oleh karena shock. Lihat artikel keracunan
arsenik.

Beberapa tokoh yang pernah keracunan arsen Sunting

Napoleon Bonaparte

Munir, SH

Huo Yuanjia

Rujianti, keracunan arsenik saat menghirup asap kendaraan saat menyeberang di Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta km 33, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur pada hari Jumat sore (19 Juni 2015) sekitar pukul 16.55
WIB

Racun Arsenik: Tidak Berwujud tapi Sangat Berbahaya


Sama seperti racun sianida, racun arsenik merupakan racun yang mematikan. Sulit terdeteksi lantaran
tidak berbau, berwarna, dan tidak memiliki rasa ketika tertelan menjadikan racun arsenik sangat
berbahaya. Jika racun tersebut masuk ke dalam tubuh, maka seseorang dapat mengalami keracunan.

Arsenik sendiri merupakan senyawa kimia yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi. Zat ini dapat
ditemukan dalam air, udara dan tanah secara alami. Itu sebabnya arsenik juga ditemukan dalam
beberapa jenis makanan, seperti makanan laut, susu, hingga daging.

Racun Arsenik: Tidak Berwujud tapi Sangat Berbahaya - Alodokter

Lalu, Apa yang Dimaksud Racun Arsenik?

Racun arsenik adalah arsenik buatan atau disebut juga arsenik anorganik, yang umumnya digunakan
untuk keperluan pertambangan, termasuk tambang batu bara dan peleburan tembaga. Senyawa ini juga
banyak digunakan dalam beberapa sektor industri, seperti pengolahan kaca, tekstil, cat, pengawet kayu,
hingga amunisi. Dalam sektor industri pertanian, senyawa ini digunakan sebagai bahan campuran untuk
membuat pupuk dan pestisida. Nah, di kawasan perindustrian inilah kadar racun arsenik disinyalir
menjadi lebih tinggi dan berbahaya. Ini karena limbah racun arsenik dapat mencemari lingkungan di
wilayah tersebut.

Seseorang rentan terpapar racun arsenik apabila:

Minum air tanah yang tercemar racun arsenik.

Mengonsumsi makanan dari hasil tanaman yang ditanam di tanah atau dialiri air yang tercemar racun
arsenik.

Merokok, terutama rokok dari tanaman tembakau yang tercemar racun arsenik.

Bekerja atau tinggal di lingkungan area pertambangan dan pabrik pengguna racun arsenik akibat
menghirup udara yang tercemar racun arsenik.

Dalam beberapa kasus kriminal, racun arsenik buatan digunakan sebagai alat untuk membunuh atau
untuk bunuh diri.
Dampak Paparan Racun Arsenik bagi Kesehatan

Racun arsenik yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan dampak berbeda-beda, tergantung dosis
dan jangka waktu paparannya.

Paparan arsenik dalam kadar yang sangat rendah mungkin tidak berdampak serius pada kesehatan.
Namun bila paparannya dalam jumlah sedang atau besar, dapat terjadi keracunan arsenik. Berikut adalah
gejalanya:

Gangguan pencernaan, seperti nyeri perut, mual, muntah, dan diare.

Kram otot.

Gangguan pada otak, seperti sakit kepala, kejang, delirium, dan koma.

Sesak napas.

Detak jantung tidak teratur.

Kesemutan di jari tangan dan kaki.

Kulit merah dan bengkak.

Urin berwarna gelap atau kehitaman.

Napas dan urine beraroma bawang putih.

Dehidrasi.

Jika tidak segera mendapat pertolongan, keracunan arsenik dapat menyebabkan kematian. Pada ibu
hamil, keracunan arsenik dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya meninggal, atau lahir dalam
keadaan cacat.

Seseorang yang terus-menerus terpapar racun arsenik dengan dosis rendah hingga sedang, dalam jangka
waktu yang lama, dapat menunjukkan gejala berupa:

Kulit menjadi kemerahan atau lebih gelap.

Munculnya benjolan di kulit yang menyerupai kutil.

Pembengkakan pada kulit.


Munculnya garis-garis putih pada kuku jari.

Kerusakan jantung, hati, ginjal, dan saraf.

Dari sejumlah studi, dilaporkan bahwa orang yang lama terpapar racun arsenik dalam dosis sedang juga
berisiko mengalami komplikasi, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

Meski diketahui sebagai racun yang sangat berbahaya, arsenik ternyata memiliki sisi positif, terutama
manfaatnya dalam dunia medis. Arsenik dalam dosis tertentu pernah digunakan mengobati beberapa
penyakit, seperti psoriasis, sifilis, ulkus kulit, dan penyakit persendian. Sekarang, senyawa ini bisa
digunakan untuk membantu mengobati penyakit leukemia jenis tertentu.

Jika Anda berisiko terpapar racun arsenik atau mengalami beberapa tanda dan gejala yang telah
dijelaskan di atas, segeralah pergi ke UGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis
sesegera mungkin.

Wah, Ternyata Nasi Mengandung Arsenik! Apakah Beracun?

Oleh Ajeng Quamila

Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Yusra Firdaus - Dokter Umum

Wah, Ternyata Nasi Mengandung Arsenik! Apakah Beracun?

Arsenik adalah salah satu unsur yang paling beracun di dunia. Mungkin masih segar dalam ingatan Anda
soal kasus kematian Munir, pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) yang diracun arsenik dalam penerbangan
menuju Amsterdam pada 2004 silam. Dan baru-baru ini, sejumlah penelitian mendeteksi adanya dosis
tinggi arsenik dalam nasi — makanan pokok sejuta umat. Waduh!

Apa dampak arsenik pada tubuh?

Arsenik merupakan unsur karsinogen, dan paparan kronis arsenik dalam dosis tinggi dikaitkan dengan
peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru, dan kulit, serta diabetes tipe 2 dan penyakit
jantung. Selain itu, arsenik adalah racun bagi sel-sel saraf dan dapat memengaruhi fungsi otak. Pada
anak-anak dan remaja, paparan arsenik telah dikaitkan dengan gangguan konsentrasi, pembelajaran dan
memori; juga mengurangi kecerdasan dan kompetensi sosial.

U.S. Environmental Protection Agency (EPA) telah menetapkan batas maksimum arsenik dalam air
minum, yaitu 10 ppb. Namun, tidak ada batas yang telah ditentukan untuk arsenik dalam makanan dan
minuman. Studi menunjukkan bahwa 100 gram beras (setengah porsi) setara dengan meminum 1 liter
air putih yang mengandung jumlah arsenik maksimum yang diperbolehkan oleh EPA.

Kenapa bisa ada arsenik dalam nasi?

Tak banyak yang tahu bahwa kita sebenarnya mengonsumsi arsenik hampir setiap hari. Arsenik
ditemukan dalam produk beras dan gandum, sayur dan buah-buahan, bahkan juga makanan laut. Ini
karena arsenik adalah elemen besi yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi, yang turut hadir di
dalam air, udara, dan tanah. Letusan gunung berapi memproduksi arsenik. Unsur besi beracun ini juga
dihasilkan dari aktivitas manusia, termasuk pertambangan dan peleburan bijih tambang, pembakaran
batu bara, serta penggunaan pupuk dan pestisida.

Dan karena arsenik benar-benar ada di sekitar kita, unsur ini bisa diserap oleh tanaman saat mereka
tumbuh terlepas dari apakah mereka tumbuh di pertanian tradisional atau organik. Arsenik bukanlah
bahan yang secara sengaja ditambahkan ke dalam sumber pangan, dan tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya dari makanan. Arsenik dalam bentuk paling murni tidak berbau, tidak berwarna, dan tak
memiliki rasa.

Beras merupakan salah satu sumber pangan kaya akan kandungan arsenik anorganik, jenis arsenik yang
paling beracun. Beras mengandung sekitar 10 hingga 20 kali dosis arsenik lebih tinggi daripada tanaman
gandum dan biji-bijian lainnya. Beras menyerap arsenik lebih mudah daripada produk pertanian lainnya
karena ditanam dalam kondisi lahan yang digenangi air. Di banyak daerah, air irigasi pertanian sangat
terkontaminasi oleh arsenik. Hal ini membuat kandungan arsenik yang ada dalam tanah jadi lebih
terkonsentrasi, sehingga lebih mudah terserap ke dalam bulir padi.

Menggunakan air yang terkontaminasi untuk mencuci dan memasak beras adalah salah satu faktor risiko
lain dari kandungan arsenik dalam nasi. Bulir padi juga dapat dengan mudah menyerap arsenik dari air
yang mendidih ketika nasi dimasak.
Apakah kandungan arsenik dalam nasi berbahaya?

Belum jelas seberapa berbahaya risiko arsenik dalam beras untuk kesehatan manusia. Walau dosis tinggi
arsenik sangat beracun, tapi untuk bisa mencapai efek mematikan, arsenik harus dikonsumsi minimal
dua gram secara langsung.

Di sisi lain, risiko kesehatan dari racun arsenik mungkin menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi
mereka yang makan nasi setiap hari dalam jumlah yang cukup banyak — terutama untuk orang-orang di
Asia yang menjadikan nasi sebagai sumber makanan pokok andalan. Ini karena dampak arsenik akan
tergantung dosis: semakin banyak Anda konsumsi, semakin tinggi risiko Anda.

Namun demikian, sampai saat ini Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat (FDA),
tidak merekomendasikan masyarakat yang khawatir untuk berbondong-bondong mengganti konsumsi
nasi atau beras harian mereka.

“Pengumpulan data dan penilaian lain yang sedang berlangsung akan memberikan dasar ilmiah yang
kuat untuk menentukan apa tindakan dan/atau langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi
paparan arsenik dalam beras dan produk beras,” ungkap lembaga tersebut, dilansir dari Live Strong.

Sementara itu, para peneliti jauh lebih mengkhawatirkan tentang dampak arsenik dalam beras untuk
anak-anak dan bayi. Kelompok usia ini mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap paparan
bahaya arsenik karena sistem tubuh mereka yang masih berada dalam tahap tumbuh kembang. Kita tahu
bahwa dosis arsenik rendah pada anak berdampak pada hambatan pembangunan sistem kekebalan
tubuh, gangguan tumbuh kembang, dan gangguan perkembangan IQ.

Cara masak nasi yang sehat untuk mengurangi kadar arsenik dalam beras

FDA dan lembaga konsumen Amerika Serikat, Consumer Reports, merekomendasikan publik untuk
makan makanan seimbang yang mengandung variasi dari biji-bijian lain — terutama jika Anda makan
lebih dari dua atau tiga porsi nasi per minggu. Gandum dan oats, misalnya, diketahui memiliki kadar
arsenik yang lebih rendah daripada beras padi.
Dan usut punya usut, ternyata cara kita menanak beras bisa sedikit banyak menentukan kadar arsenik
dalam nasi. Andy Meharg, profesor ilmu biologi di Queens University di Belfast, menguji tiga cara
memasak nasi untuk melihat apakah perbedaan metode memasak berpengaruh pada tingkat arsenik
dalam nasi.

Pertama, Meharg menggunakan metode menanak nasi yang paling konvensional: dengan takaran air dan
beras 2:1 — seperti yang dilakukan oleh hampir semua orang selama ini. Ia menemukan cara inilah yang
meninggalkan paling banyak jejak arsenik dalam nasi. Sebaliknya, metode kedua melibatkan mencuci
dan membilas beras, kemudian airnya ditiriskan benar hingga kering. Meharg kemudian menggunakan
perbandingan air dan beras 5:1 untuk menanak nasi. Cara ini memangkas tingkat arsenik hingga hampir
setengahnya.

Cara terakhir adalah yang ditemukan paling aman: secara drastis mengurangi kadar arsenik dalam beras
hingga 80 persen. Triknya, rendam beras semalaman terlebih dahulu. Keesokan paginya, cuci dan bilas
bersih, kemudian tiriskan airnya hingga benar-benar kering. Untuk menanak nasi, gunakan rasio air dan
beras 5 banding satu

Arsen | Arsenic (As) : Sumber, Kegunaan Dan Bahaya

By AdminPosted on November 24, 2017

Penjelasan Arsenic atau Arsenik | Arsen (As) : Pengertian, Sejarah dan Sifat

Sejarah Arsen

(Latin: arsenicum, Yunani: arsenikon, orpiment kuning, identik dengan arenikos, lelaki, dari kepercayaan
Yunani bahwa logam memiliki kelamin yang berbeda; Arab: Az-zernikh, orpiment dari Persia zerni-zar,
emas). Unsur arsen muncul dalam dua bentuk padat: kuning dan abu-abu atau metalik, dengan berat
jenis masing-masing 1.97 dan 5.73. Dipercayai Albertus Magnus menerima unsur ini di tahun 1250. Pada
tahun 1649 Schroeder menerbitkan dua metode untuk mempersiapkan unsur ini. Mispickel,
arsenopyrite, (FeSAs) merupakan mineral yang paling banyak ditemukan, yang jika dipanaskan, sublimasi
arsen meninggalkan besi sulfida.

Keterangan Unsur Arsen

Simbol: As

Radius Atom: 1.39 Å

Volume Atom: 13.1 cm3/mol

Massa Atom: 74.9216

Titik Didih: 876 K

Radius Kovalensi: 1.2 Å

Struktur Kristal: Rhombohedral

Massa Jenis: 5.78 g/cm3

Konduktivitas Listrik: 3.8 x 106 ohm-1cm-1

Elektronegativitas: 2.18

Konfigurasi Elektron: [Ar]3d10 4s2p3

Formasi Entalpi: 27.7 kJ/mol

Konduktivitas Panas: 50 Wm-1K-1

Potensial Ionisasi: 9.81 V

Titik Lebur: 1090 K

Bilangan Oksidasi: ?3,5

Kapasitas Panas: 0.33 Jg-1K-1

Entalpi Penguapan: 32.4 kJ/mol

Sifat Sifat Arsen

Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan semi-metal benda padat. Ia berubah warna dalam
udara, dan ketika dipanaskan teroksida sangat cepat menjadi arsen oksida dengan bau bawang. Arsen
dan senyawa-senyawanya sangat beracun.
Kegunaan Arsen

Arsen digunakan dalam pembuatan perunggu dan kembang api. Senyawanya yang paling penting adalah
arsen putih, sulfida, Paris hijau, dan arsen timbal; tiga yang terakhir telah digunakan sebagai insektisida
dan racun di bidang pertanian. Tes Marsh menggunakan formasi arsine. Arsen juga mulai banyak
digunakan sebagai agen pendoping dalam peralatan solid-state seperti transistor. Galium arsen
digunakan sebagai bahan laser untuk mengkonversi listrik ke cahaya koheren secara langsung.

Kandungan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan kita pun mungkin mengandung arsenik dalam jumlah kecil.
Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum oleh WHO adalah kurang dari 10
ppb (part per billion). Selain karena arsenik menjadi bahan pestisida yang dipakai untuk menyemprot
sayur dan buah, arsenik juga berpotensi mencemari perairan. Hal ini pernah menjadi masalah serius di
Cina dan Bangladesh, dan sekitarnya pada tahun 2005. Arsenik yang ditemukan di air adalah arsenik
bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III (H3AsO3). Di alam bebas arsenat dan arsenit dapat
mengalami reaksi redoks bolak balik. Konsentrasi yang ditemukan dapat mencapai 200-4400 ppb, atau
0.2-4.4 ppm (part per million).

Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3, alias arsen trioksida atau warangan. Warangan ini bentuknya
berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3 dan
bubuk merah realgar As4S4. Keduanya sempat populer sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya
mereka tidak dipakai lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun; adalah arsin (As2H3).

Bahaya Arsen

Arsenik beracun karena : mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui
berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga
sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah
yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.

Bahaya Racun ArsenCiri Tanda Proses Keracunan

Ia akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kelabu atau kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi
jantung, fungsi paru-paru, dan fungsi ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang
paling jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun-susun. Garis ini disebut
Mees’ lines. Garis ini berguna dalam penyelidikan ahli forensik karena dengan mengukur panjang kuku
dan jarak antara garis, ahli dapat menentukan berapa lama sekali si korban diracun arsenik.Ciri Tanda
Proses Keracunan

Penanganan / Obat Keracunan Arsen

Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut
yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga
dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat
bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga
keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5
mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.

You might also like