Pemberian Fraksi Daun Kemangi Pada Tikus Jantan
Pemberian Fraksi Daun Kemangi Pada Tikus Jantan
Pemberian Fraksi Daun Kemangi Pada Tikus Jantan
Abstract: The Feeding Fractions of Kemangi Leaves (Ocimum americanum L.) on the
Spermatozoa of White Rat (Rattus norvegicus). The major cause of a spermatogenetic process
disorder in testis is free radical. One of the traditional medicines commonly used as an aphrodisiac
is Kemangi plant. Rosary Basil leaf (Ocimum americanum L.), Indonesian name is Kemangi,
contains active substances, such as flavonoid, saponin, tannin, and triterpenoid/steroid which is
antioxidant and fertility. The purpose of the present research was to analyze the effect of testis
weight, diameter, epithelium thickness, morphology, and spermatozoa amount of male white
mouse (Rattus norvegicus) after feeding fractions of Kemangi leaf (Ocimum americanum L.) This
study was experimental with a posttest-only control group design. The research sample size was 24
furrow male white mice Sprague Dawley, 60-74 days old. They were divided into 4 treatment
groups, each being fed the fractions of n-hexane, ethyl acetate, and water-ethanol of Kemangi leaf
at a dosage of 100 mg/mouse/day, compared to CMC 1% for the control group for 36 days, and
then a dissection was done to take out secreted substances and to examine the histology of testis.
The result showed that there were increases of testis weight in the treatment group as compared to
that of the control (p=0.018). In addition, there were increases in diameter and thickness of
seminiferous tubule epithelium of testis, in the morphology of abnormal sperm (p=0.000), and in
spermatozoa amount (p=0.020). Fractions of Kemangi leaf can increase testis weight, diameter,
and epithelium thickness, morphology, and spermatozoa amount of furrow male white mice
Sprague Dawley, particularly the fraction of ethyl acetate.
Testis berukuran normal memiliki testis adalah berupa spermatozoa yang dihasilkan
hubungan positif dengan potensi substansi oleh bagian tubulus semineferus dari testis. Berat
fungsional (tubulus semineferus) yang dan ukuran testis dapat digunakan sebagai
terkandung di dalam testis. Fungsi reproduksi indikator kuantitatif produksi spermatozoa (Melo
366
Vinnata, Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum americanum L… 367
et al, 2010). Menurut Hughes dan Acerini menghambat proses spermatogenesis karena sel
(2008), dalam sistem reproduksi jantan testis leydig terganggu sehingga dapat menurunkan
merupakan kelenjar utama yang bertanggung kadar sekresi hormon testosteron. Dampak
jawab terhadap produksi gamet jantan atau negatif radikal bebas terhadap kesehatan
spermatozoa (spermatogenesis) dan sintesis reproduksi bisa diatasi dengan pemberian
hormon jantan atau androgen (steroidogenesis). antioksidan (Ernawati, 2016).
Testis berjumlah sepasang, terletak di inguinal, Beberapa penelitian pendahuluan dari daun
tersimpan dalam kantung skrotum. Pada kemangi (Ocimum americanum L.) menunjukkan
mammal, testis turun dan keluar dari rongga adanya fertilitas. Hal ini sesuai dengan penelitian
abdomen (peritoneal) menuju posisi yang dilakukan oleh Hutasuhut (2011) pemberian
ekstrakorporeal dan akhirnya masuk ke dalam ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum
skrotum (inguinoskrotal). Proses yang dikenal americanum L.) pada tikus putih jantan strain
sebagai descensus testiculorum yang Sprague-Dawley dengan dosis 1 mg/kgbb, 10
dikendalikan oleh androgen. Dengan posisi ini mg/kgbb, dan 100 mg/kgbb dapat meningkatkan
temperatur testis menjadi lebih rendah daripada berat testis dan konsentrasi spermatozoa secara
temperatur tubuh (sekitar 2-4ºC) yang diperlukan bermakna terhadap kontrol. Menurut Penelitian
untuk spermatogenesis. Murod (2014) Pemberian ekstrak air herba
Salah satu penyebab utama dapat kemangi (Ocimum americanum L.) pada tikus
terganggunya proses spermatogenesis di dalam jantan strain Sprague-Dawley dengan dosis 1
testis yaitu adanya radikal bebas. Radikal bebas mg/kgbb, 10 mg/kgbb, dan 100 mg/kgbb
yang terbentuk di dalam tubuh dalam jumlah meningkatkan diameter tubulus semineferus dan
yang banyak akan merusak sel target seperti sel germinal secara bermakna dibandingkan
lipid, protein, karbohidrat, dan DNA (Abuja & dengan kontrol. Hasil penelitian oleh Anzila, dkk
Albertini, 2001). Menurut Hadi (2011) kerusakan (2017) pemberian ekstrak kemangi (Ocimum
ini dapat menyebabkan produksi spermatozoa di canum S) pada mencit jantan (Mus musculus)
dalam testis menjadi berkurang. strain Balb-c dengan 200 mg/kgbb berpotensi
Penggunaan obat tradisional pada saat ini dapat meningkatkan proses spermatogenesis atau
lebih diminati oleh masyarakat. Hal ini sebagai agen fertilitas.
disebabkan masyarakat yang lebih memilih sehat Berdasarkan latar belakang di atas ekstrak
dengan biaya yang relatif murah dan aman. daun kemangi (Ocimum americanum L.)
Selain itu efek samping dari obat tradisional ini mempunyai efek fertilitas, sehingga peneliti
diyakini lebih kecil dan bahkan tidak ada jika mengambil judul “Pengaruh Pemberian Fraksi
dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan Daun Kemangi (Ocimum americanum L.)
kimia atau obat modern. Salah satu tanaman yang Terhadap Berat Testis, Diameter dan Tebal Epitel
digunakan sebagai obat tradisional dan afrodisiak Tubulus Seminiferus, Morfologi dan Jumlah
(meningkatkan libido) yaitu kemangi. Tanaman Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus
ini menyegarkan, menghilangkan bau badan, bau norvegicus)”.
mulut, menigkatkan system kekebalan tubuh.
Tanaman beraroma wangi ini mengandung
minyak atsiri (methilen alkohol, sineol, eugenol, METODE
linalool, nerol, thymol), karvakrol, asam ursolat,
asam askorbat, kampene, betakarotin, tannin, Penelitian yang dilakukan merupakan
terpineool, xilose, aldehida, alkaloida, penelitian eksperimental di Laboratorium Bagian
flavonoida, asam-asam lemak (linoleat, linolenat, Biologi Kedokteran FK Unsri, Laboratorium
olet, palmitat, dan asam asesat), glikosida, Fakultas MIPA Biologi Unsri, dan Laboratorium
mineral-mineral, pentosa, fenol, saponin, Patologi Anatomi Dyatnitalis. Rancangan
arginine, dan boron (Mangoting, dkk (2006) penelitian yang digunakan adalah postest only
dalam Mardiana 2007). control group design. Hewan uji yang digunakan
Senyawa flavonoid dapat bekerja sebagai dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
antioksidan yang dapat menghambat stress strain Sprague Dawley®usia 60-74 hari sebanyak
oksidatif (ketidakseimbangan antara radikal 24 ekor dengan berat badan 210-220 gram yang
bebas dan antioksidan), mencegah kerusakan diperoleh dari Peternakan Bandung.
DNA, dan menangkal radikal bebas (Yang et al, Perlakuan pada masing-masing kelompok
2006). tikus jantan adalah kelompok 1 sebagai
Salah satu penyebab utama terganggunya kelompok kontrol (K1) diberikan CMC 1% 2 ml
proses spermatogenesis di dalam testis adalah secara oral 1x per hari. Kelompok 2 sebagai
adanya radikal bebas. Radikal bebas juga dapat kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan fraksi n-
368 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 366-375
heksan daun kemangi (Ocimum americanum L.) sampai mengental sehingga didapatkan fraksi
100mg/kgbb/hari, Kelompok 3 sebagai kelompok berbentuk pasta.
perlakuan 2 (P2) diberikan fraksi etil asetat daun Tahap akhir proses fraksinasi diperoleh
kemangi (Ocimum americanum L.) tiga fraksi yaitu n-heksan, etil asetat, etanol
100mg/kgbb/hari, Kelompok 4 sebagai kelompok dalam bentuk pasta. Lalu dilakukan penimbangan
perlakuan 3 (P3) diberikan fraksi etanol air daun fraksi dengan cara timbanglah botol yang kosong
kemangi (Ocimum americanum L.) sebelum diisi fraksi, selisih berat botol sebelum
100mg/kgbb/hari. dan sesudah diberi fraksi adalah berat fraksi yang
Proses ekstraksi simplisia daun kemangi didapatkan. Ketiga tahap fraksi yang diperoleh
(Ocimum americanum L.) sebanyak 1 Kg diujikan dengan tikus jantan putih (Rattus
dilakukan maserasi dengan pelarut etanol norvegicus) untuk mengetahui fraksi aktif yang
sebanyak 4 liter selama 2x24 jam di dalam alat mempengaruhi perubahan testis, kualitas dan
ekstraktor kemudian disaring menggunakan kuantitas spermatozoa.
kertas saring dan didapatkan hasil sebanyak 2750
ml. Setelah itu dilakukan proses evaporasi yaitu
larutan yang telah didiamkan dimasukkan dalam HASIL
labu, labu evaporasi dipasang pada evaporator,
dan water bath diisi dengan air sampai penuh Fraksinasi Daun Kemangi (Ocimum
kemudian dipanaskan diatur hingga suhu 700C americanum L.)
dan dibiarkan sampai larutan etanol memisah
dengan zat aktif yang sudah ada dalam labu Tabel 1. Hasil Fraksinasi Ekstrak Kemangi
setelah itu dilanjutkan menggunakan penangas Jenis Fraksi Berat Presentase
air. Ekstrak daun kemangi yang didapat sebanyak Fraksi (g) Berat (%)
600 ml kemudian dimasukkan ke dalam gelas Fraksi n-heksan 46,00 32,01
kaca. Fraksi etil asetat 38,30 26,65
Fraksinasi dilakukan untuk menarik Fraksi etanol air 59,40 41,33
macam-macam senyawa yang terkandung dalam Total 143,7 100
ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum L.)
sesuai dengan kepolaranya, pelarut n-heksan Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil
akan melarutkan senyawa nonpolar, pelarut etil fraksinasi ekstrak daun kemangi didapat 59,40
asetat akan melarutkan senyawa polar, dan gram (41,33%) dengan pelarut polar etanol air,
pelarut etanol air akan melarutkan senyawa polar. mempunyai berat yang lebih besar dibandingkan
Proses fraksinasi dilakukan dengan metode dengan 46,00 gram (32,01%) n-heksan sebagai
FCC (fraksi cair-cair) yakni ekstrak aktif pelarut non polar dan 38,30 (26,65%) etil asetat
dimasukan ke dalam labu pisah dengan sebagai pelarut semi polar.
menggunakan pelarut yang sesuai menjadi 3
fraksi yaitu fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan
Uji Screening Fitokimia
fraksi etanol. Dari ekstrak daun kemangi yang
diperoleh dalam tahap ektraksi etanol Untuk mengetahui kelompok senyawa
ditambahakan dengan air perbandingan 1:1 yaitu
dalam fraksi daun kemangi (Ocimum
sebanyak 600 ml aquades dan etanol 600 ml. americanum L.) dilakukan uji fitokimia, ini
selanjutnya ditambahkan pelarut n-heksan dilakukan sebagai screening awal dalam
sebanyak 3 L secara bertahap, setiap kali mengetahui kandungan metabolit sekunder pada
dimasukan sebanyak 750 ml n-heksan dengan 4 sampel. Dilakukan 6 uji yaitu alkaloid, steroid,
kali pengulangan (4x750 ml). terpenoid, tanin, saponin, dan flavonoid dari
Fraksi etanol dan n-heksan dipisahkan masing-masing fraksi. Berdasarkan hasil uji
dengan labu pisah sehingga diperoleh fraksi n- Fitokimia menggunakan fraksi daun kemangi
heksan lalu diuapkan pada rotary evaporator, lalu (Ocimum americanum L.) didapatkan hasil
di-hair dryer sampai mengental sehingga sebagai berikut:
diperoleh fraksi berbentuk pasta. Fraksi etanol air
dilanjutkan dengan penambahan pelarut etil
asetat sebanyak 1,5 L secara bertahap, setiap kali
dimasukan sebanyak 500 etil asetat dengan 3 kali
pengulangan (3x500 ml) kemudian dipisahkan
dengan labu pisah sehingga diperoleh fraksi etil
asetat dan fraksi etanol setelah itu dilakukan
penguapan pada rotary evapator lalu dihair dryer
Vinnata, Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum americanum L… 369
Tabel 2. Hasil Uji Skrining Fitokimia Fraksi dilakukan uji lanjut Duncan didapatkan hasil
Daun Kemangi (Ocimum sebagai berikut:
americanum L.)
Tabel 4. Rata-Rata Berat Testis Tikus Putih
Senyawa Fraksi n- Fraksi Fraksi
Jantan Setelah Pemberian Fraksi
metabolik heksan etil asetat etanol air
Daun Kemangi Selama 36 Hari
Alkaloid - - - Kelompok n Berat Testis p-
Steroid - + + Perlakuan (gram) 𝐱 ± SD value
Terpenoid - + + CMC 1% 6 1,31 ± 0,17 a
Tanin + - - Fraksi n-heksan 6 1,47 ± 0,19 ab
Saponin + + + 0,018
Fraksi etil asetat 6 1,60 ± 0,11 b
Flavonoid + + + Fraksi etanol air 6 1,55 ± 0,10 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
Berdasarkan tabel 2 uji kualitatif sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan (p<0,05)
komponen fitokimia daun kemangi menunjukkan
bahwa fraksi daun kemangi (Ocimum Pengaruh Pemberian Fraksi Daun Kemangi
americanum L.) pada fraksi n-heksan (Ocimum americanum L.) terhadap Diameter
mengandung senyawa tanin, saponin, dan Tubulus Seminiferus Tikus Putih Jantan
flavonoid, sedangkan pada etil acetat dan etanol
Pengaruh pemberian fraksi daun kemangi
air mengandung senyawa steroid, terpenoid,
(Ocimum americanum L.) terhadap diameter
saponin, dan flavonoid.
tubulus seminiferus testis tikus putih jantan (R.
norvegicus) selama 36 hari, untuk melihat
Karakeristik Sampel
perbandingan diameter tubulus seminiferus testis
antar kelompok dilakukan uji One Way Anova
Uji Homogenitas Berat Badan Tikus Putih
dan dilakukan uji lanjut Duncan didapatkan hasil
Jantan
sebagai berikut:
Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat
Tabel 5. Rata-Rata Diameter Tubulus
untuk melakukan uji Anova. Hasil uji
Seminiferus Testis Tikus Putih
homogenitas berat badan tikus putih jantan dapat
Jantan setelah Pemberian Fraksi
dilihat pada tabel di bawah ini:
Daun Kemangi Selama 36 Hari
Kelompok Diameter Tubulus p
Tabel 3. Uji Homogenitas Berat Badan Tikus n
Perlakuan (μm) 𝐱 ± SD value
Putih Jantan CMC 1% 6 475,36 ± 14,34 a
Kelompok n Berat badan p- Fraksi n-heksan 6 497,47 ± 28,90 a
Perlakuan Tikus(gram) value 0,000
Fraksi etil asetat 6 568,11 ± 23,21 c
𝐱 ± SD Fraksi etanol air 6 532,50 ± 26,65 b
CMC 1% 6 210,28 ± 0,11 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
Fraksi n-heksan 6 210,32 ± 0,12 sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan (p<0,05)
0,326
Fraksi etil asetat 6 210,44 ± 0,13
Fraksi etanol air 6 210,38 ± 0,20 Pengaruh Pemberian Fraksi Daun Kemangi
(Ocimum americanum L.) terhadap Tebal
Dari hasil karakteristik sampel berat badan Epitel Tubulus Seminiferus Testis Tikus Putih
tikus menunjukkan bahwa hasil uji statistik Jantan
dengan menggunakan levene test didapatkan nilai
p=0,326 (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa Pengaruh pemberian fraksi daun kemangi
tidak terdapat perbedaan rerata berat badan tikus (Ocimum americanum L.) terhadap tebal epitel
pada setiap perlakuan atau dapat disimpulkan tubulus seminiferus testis tikus putih jantan (R.
bahwa berat badan tikus homogen, sehingga tikus norvegicus) selama 36 hari, untuk melihat
dapat digunakan dalam penelitian ini. perbandingan tebal epitel tubulus seminiferus
Pengaruh Fraksi Daun Kemangi terhadap testis antar kelompok dilakukan uji One Way
Berat Testis Anova dan dilakukan uji lanjut Duncan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Pengaruh pemberian fraksi daun kemangi
(Ocimum americanum L.) terhadap berat testis
tikus putih jantan (R. norvegicus) selama 36 hari,
untuk melihat perbandingan berat testis antar
kelompok dilakukan uji One Way Anova dan
370 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 366-375
Tabel 6. Rata-Rata Tebal Epitel Tubulus Tabel 8. Rata-Rata Jumlah Sperma Tikus
Seminiferus Tikus Putih Jantan Putih Jantan setelah Pemberian Fraksi
setelah Pemberian Fraksi Daun Daun Kemangi selama 36 Hari
Kemangi Selama 36 Hari Kelompok
Jumlah Sperma
Tebal Epitel n (Juta/ml) p-value
Kelompok p- Perlakuan
n Tubulus (μm) 𝐱 ± SD
Perlakuan value 179,72 ± 42,09a
𝐱 ± SD CMC 1% 6
CMC 1% 6 70,54 ± 7,16 a Fraksi n-heksan 6 216,69 ± 43,54ab
0,020
Fraksi n-heksan 6 79,17 ± 14,18 a Fraksi etil asetat 6 280,88 ± 69,70b
0,000
Fraksi etil asetat 6 122,58 ±16,55 b Fraksi etanol air 6 266,11 ± 64,12b
Fraksi etanol air 6 108,03 ± 20,56b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan (p<0,05)
sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan (p<0,05)
(D)
Gambar 1. Penampang histologis testis
pemotongan melintang; (A) Tebal
Epitel dan diameter testis kontrol; (B)
setelah diberi fraksi etil acetat; (C)
fraksi n-heksan; (D) fraksi etanol air
(Perbesaran 100 X)
Vinnata, Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum americanum L… 371
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kemangi dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki
Duncan didapatkan bahwa CMC 1% dan N- pengaruh untuk meningkatkan tebal epitel
heksan tidak berbeda bermakna dibandingkan etil tubulus pada tikus putih jantan. Hal ini dapat
asetat dan etanol air dalam meningkatkan dilihat dari rata-rata tebal epitel tubulus pada
diameter tubulus, sedangkan etil asetat dan etanol kelompok perlakuan mengalami peningkatan dari
air terdapat perbedaaan nyata namun etil asetat kelompok kontrol (CMC 1%). Untuk melihat
lebih efektif dalam meningkatkan diameter signifikansi antar kelompok maka dilakukan uji
tubulus pada tikus putih jantan. lanjut dengan menggunakan uji Duncan bahwa
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui CMC 1% dan n-heksan tidak berbeda bermakna
bahwa fraksi etil asetat dapat memengaruhi atau mempunyai efek yang sama dalam
proses spermatogenesis yang ditunjukkan oleh meningkatkan tebal epitel tubulus dan terdapat
perubahan berat testis yang diikuti perubahan perbedaan nyata dibandingkan dengan etil asetat
diameter tubulus seminiferus. Diduga disebabkan dan etanol air, sedangkan etil asetat dan etanol air
dari kandungan senyawa steroid yang ada pada tidak terdapat perbedaan bermakna, etil asetat
fraksi etil asetat. Kandungan senyawa steroid dalam meningkatkan tebal epitel tubulus tikus
dapat meningkatkan sekresi hormon testosteron. putih jantan lebih efektif.
Hormon testosteron merupakan hormon steroid Dari hasil screening fitokimia diketahui
yang di produksi oleh sel Leydig di bawah bahwa fraksi etil asetat mengandung senyawa
pengaruh Luteinizing Hormone (LH) (Guyton, fenol yaitu flavonoid yang dapat mempengaruhi
1998). LH berfungsi untuk merangsang sel proses spermatogenesis yang ditunjukkan oleh
Leydig yang mensintesis hormon testosteron perubahan diameter tubulus seminiferus yang
sehingga hormon testosteron tersebut bereaksi diikuti dengan tebal epitel tubulus. Flavonoid
dengan baik dalam proses spermatogenesis. memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dapat menghambat OS (Stres Oksidatif),
yang dilakukan oleh Anzila (2017) pemberian melawan bahaya radikal bebas dan meningkatkan
ekstrak kemangi berpotensi dapat meningkatkan proses spermatogenesis. Pengaruh flavonoid juga
sekresi hormon testosteron, proses dapat meningkatkan proses regenerasi dari sel,
spermatogenesis, atau sebagai agen fertilitas. flavonoid meningkatkan proses regenerasi
Begitupula hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan cara mendestruksi radikal bebas,
Murod (2014) pemberian ekstrak air herba menyediakan substrat kompetitif untuk lipid tak
kemangi pada dosis 1 mg/KgBB, 10 mg/KgBB jenuh dalam membran dan atau mempercepat
dan 100 mg/KgBB dapat meningkatkan diameter mekanisme perbaikan membran sel yang rusak
tubulus seminiferus. Adanya pembentukan (Sharma, 2011) sehingga hal tersebut diduga
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) yang mempunyai keselarasan dengan meningkatnya
dihasilkan oleh hipotalamus akan menimbulkan diameter tubulus dilihat dari meningkatnya
pelepasan FSH dan LH. FSH berfungsi untuk jumlah sel spermatogenik juga dapat terjadi
pematangan sperma oleh sel sertoli di dalam penebalan epitel tubulus seminiferus.
testis. FSH berkaitan dengan reseptor spesifik Hal ini sesuai dengan penelitian Murod
FSH yang berada melekat di dekat sel sertoli di (2014) yang mengatakan bahwa peningkatan
dalam tubulus seminiferus. FSH inilah yang akan dalam proses spermatogenesis yang terlihat pada
mengakibatkan sel sertoli untuk tumbuh dan tebal epitel sel germinal berhubungan erat
menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan dengan aktivitas senyawa yang terkandung dalam
dalam proses spermatogenik (Guyton, 2012). ekstrak air herba kemangi, dari hasil penapisan
Mengingat bahwa kadar testosteron pada hormon fitokimia, ekstrak air herba kemangi
steroid memiliki hubungan dengan LH dan FSH, menunjukkan terdapat senyawa tannin dan
seperti peningkatan kadar gonadotropin flavonoid, senyawa-senyawa tersebut telah
bersamaan dengan peningkatan kadar testosteron, dilaporkan pada beberapa penelitian dapat
maka proses spermatogenesis yang terjadi meningkatkan proses spermatogenesis dengan
semakin meningkat. berbagai mekanisme yang berbeda-beda.
Dijelaskan lanjut menurut Agarwal et al.
Pengaruh Pemberian Fraksi Daun Kemangi (2005) di dalam Murod (2014), salah satu faktor
(Ocimum americanum L.) terhadap Tebal yang berpengaruh terhadap tingkat kesuburan
Epitel Tubulus Seminiferus Testis Tikus Putih pria yaitu stres oksidatif (OS). Stres oksidatif
Jantan dapat terjadi ketika Reactive Oxygen Species
(ROS) diproduksi secara berlebihan atau terjadi
Berdasarkan hasil uji ANOVA dapat gangguan mekanisme pertahanan antioksidan
disimpulkan bahwa pemberian fraksi daun sehingga berbahaya bagi spermatozoa.
Vinnata, Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum americanum L… 373
Spermatozoa rentan terhadap ROS karena pada masuk ke organ reproduksi betina.
membran plasma dan sitoplasma mengandung Spermatogenesis dapat terjadi melalui beberapa
sejumlah besar asam lemak tak jenuh ganda tahap pembelahan. Tahap awalnya
sehingga rentan terhadap peroksidasi lipid. ROS spermatogonia akan mengalami perubahan
merupakan metabolit yang berasal dari oksigen menjadi spermatosit primer, kemudian menjadi
dimana dapat memodifikasi fungsi sel dan spermatosit sekunder, dan menjadi spermatid.
membahayakan kelangsungan hidup sel. Hal ini Sebelum spermatid menjadi spermatozoa ada
yang menunjukkan bahwa salah satu mekanisme fase yang dilewati spermatid yang disebut fase
antioksidan dari flavonoid adalah mencegah spermiogenesis. Fase ini terdiri dari fase golgi,
terbentuknya ROS (Reactive Oxygen Species) akrosom, dan pematangan bertujuan untuk
oleh flavonoid dilakukan dengan cara mencegah membentuk morfologi normal spermatozoa
reaksi redoks yang dapat menghasilkan radikan yang terdiri dari kepala, leher dan ekor yang
bebas yang baru (Hardiningtyas et al, 2014). normal. (Rugh, 1997).
Pengaruh Pemberian Fraksi Daun Kemangi Pengaruh Pemberian Fraksi Daun Kemangi
(Ocimum americanum L.) terhadap Morfologi (Ocimum americanum L.) terhadap Jumlah
Spermatozoa Tikus Putih Jantan Spermatozoa Tikus Putih Jantan
Berdasarkan hasil uji ANOVA dapat Berdasarkan hasil uji ANOVA dapat
disimpulkan bahwa pemberian fraksi daun disimpulkan bahwa pemberian fraksi daun
kemangi dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki kemangi dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki
pengaruh dalam menurunkan morfologi pengaruh dalam meningkatkan jumlah sperma
abnormal pada tikus putih jantan. Hal ini dapat pada tikus putih jantan. Hal ini dapat dilihat dari
dilihat dari rata-rata morfologi pada kelompok rata-rata jumlah spermatozoa pada kelompok
perlakuan mengalami penurunan morfologi perlakuan mengalami peningkatan dari kelompok
abnormal dari kelompok CMC 1%. Pada hasil uji CMC 1%. Dari hasil uji lanjut dengan
lanjut dengan menggunakan uji Duncan menggunakan Duncan menunjukkan bahwa
didapatkan bahwa kelompok perlakuan etil asetat terjadi peningkatan jumlah spermatozoa.
berbeda nyata dibandingkan kelompok CMC 1%, Peningkatan jumlah spermatozoa pada kelompok
n-heksan dan etanol air. Fraksi etil asetat lebih perlakuan fraksi etil asetat, n-heksan, dan etanol
efektif dalam menurunkan morfologi sperma air terdapat perbedaan nyata dengan CMC 1%,
abnormal. Diketahui bahwa pada senyawa sedangkan kelompok perlakuan fraksi etil asetat,
flavonoid memiliki fungsi sebagai antioksidan. n-heksan, dan etanol air tidak terdapat perbedaan
Antioksidan adalah zat yang dapat bermakna, pada kelompok fraksi etil asetat dalam
melawan pengaruh bahaya radikal bebas yang meningkatkan jumlah spermatozoa lebih efektif.
terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif Senyawa flavonoid pada fraksi etil asetat
dengan cara memberikan satu elektronnya bekerja sebagai antioksidan yang diduga dapat
kepada radikal bebas sehingga menjadi non meningkatkan produksi dan jumlah spermatozoa.
radikal (Rohmatussolihat, 2009). Hal ini sejalan Kandungan senyawa kimia dalam herba kemangi
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh adalah 1,8 sineol, anethol, apigenin, fenkhona,
Murod (2014), pemberian ekstrak herba kemangi stigmasterol, tritofan, tannin, sterol dan boron
(Ocimum americanum L.) pada tikus jantan (Dharmayanti, 2003) serta minyak atsiri, pati,
Sprague Dawley dengan dosis 1 mg/KgBB, 10 lignin, fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik,
mg/KgBB, dan 100 mg/KgBB dapat menurunkan saponin, flavonoid, terpenoid, dan antrakuinon
abnormalitas morfologi sperma secara bermakna (Sarma dan Babu, 2011). Hal ini sesuai dengan
dibandingkan kontrol. Data rata-rata morfologi penelitian yang dilakukan oleh Safwan (2016)
sperma abnormal didapat dengan cara melihat yang mengatakan ekstrak daun kemangi dapat
apusan sperma di bawah mikroskop dengan meningkatkan jumlah spermatozoa. Sedangkan
perbesaran 400x, morfologi abnormal yang hasil penelitian oleh Hutasuhut (2014) pemberian
diamati diantaranya adalah leher patah, tanpa ekstrak herba kemangi pada dosis 100 mg/KgBB
kepala, kepala rangkap, tanpa ekor, dan ekor dapat meningkatkan konsentrasi jumlah
patah. spermatozoa secara bermakna terhadap kontrol.
Sejalan dengan pendapat Rahardhianto et Jumlah spermatozoa yang dihasilkan
al (2012) mengatakan bahwa struktur morfologi sangat tergantung pada proses yang
yang normal berkaitan dengan spermatogenesis berlangsung terjadi selama proses
yang menghasilkan sel-sel spermatozoa normal spermatogenesis dalam tubulus seminiferus.
untuk mendukung daya geraknya sehingga dapat Bila spermatogenesis berlangsung normal maka
374 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 366-375
akan dihasilkan jumlah spermatozoa yang daun kemangi (Ocimum americanum L.)
normal. Sebaliknya jika selama proses berpengaruh dalam meningkatkan berat testis,
spermatogenesis terjadi gangguan, maka tebal epitel dan diameter tubulus seiniferus,
perkembangan sel spermatogonium akan morfologi, dan jumlah spermatozoa pada tikus
mempengaruhi jumlah spermatozoa yang putih jantan (Rattus norvegicus) terutama fraksi
terbentuk. Hal ini sangat tergantung pada etil asetat
besarnya gangguan yang terjadi selama proses
spermatogenesis.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Abuja, P. M., & Albertini, R. 2001. Methods for Guyton, A.C. 1998. Fisiologi Kedokteran. Edisi
monitoring oxidative stress, lipid V, diterjemahkan oleh Ady Dharma,
peroxidation and oxidation resistance of Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
lipoproteins. Clinica chimica acta, 306(1- Guyton A.C, Hall J.E. 2012. Buku Ajar
2), 1-17. Fissiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
Agarwal A, Prabakaran SA. 2005. Mechonism, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mesurement and prevention of oxidative Hadi, R.S. 2011. Apoptosis pada Sperma Sebagai
stress in male reproductive physiology. Pertanda Adanya Gangguan Kesuburan
Indian journal of experimental. Biology43 Pria. Majalah Kesehatan PharmaMedika.
Anzila, I., WM, A. P., Soewondo, A., & Rahayu, Vol 3 (2).
S. 2017. Pengaruh Ekstrak Ethanol Hardiningtyas, S. D., Purwaningsih, S., &
Kemangi (Ocimum canum Sims.) terhadap Handharyani, E. 2014. Aktivitas
Struktur Histologi Testis Mencit (Mus antioksidan dan efek hepatoprotektif daun
musculus) Jantan. Biotropika: Journal of bakau api-api putih. Jurnal Pengolahan
Tropical Biology, 5(1), 22-26. Hasil Perikanan Indonesia, 17(1).
Balaji, R., Prakash, G., Suganya, P. D., & Hughes, I. A., & Acerini, C. L. 2008. Factors
Aravinthan, K. M. 2011. Antioxidant controlling testis descent. European
activity of methanol extract of Ocimum Journal of Endocrinology, 159(suppl 1),
tenuiflorum (dried leaf and stem). Int J S75-S82.
Pharm Sci Rev Res, 3, 20-7. Hutasuhut R, 2014, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Dharmayanti, S. 2003. Berbagai Khasiat Herba 70% Herba Kemangi (Ocimum snactum
Kemangi. L.) terhadap kualitas sperma dan densitas
https://minyakatsiriindonesia.wordpress.co sel spermatogenik tikus sprague-dawley
m/minyak-kemangi/artikel/ (10 September jantan secara in vivo. [Skripsi]. Jakarta:
2017). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ernawati, E., & Nurliani, A. 2016. Efek Mardiana, Lina dan R., Paimin, Fendy. 2007.
Antioksidan Ekstrak Etanol Bulbus Ramuan tradisional untuk kesuburan
Bawang Dayak (Eleutherine Americana suami istri, Cet 3. Jakarta: Penebar
Merr.) terhadap Struktur Mikroanatomi swadaya.
Tubulus Seminiferus Testis Tikus yang Melo, et al. 2010. Patient with chronic myeloid
Dipapar Asap Rokok. Jurnal Sains dan leukimia who maintain a complete
Terapan Kimia, 6(2), 93-100. molecular response after stopping imatinib
treatment have evidence of persistent
Vinnata, Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum americanum L… 375
leukimia by DNA PCR. J Blood Cancer, Safwan, Taufan, Sugara Mutiara Kusuma Rohmi.
24. 2016. Pengaruh ekstrak daun kemangi
Murod, A. M. 2014. Uji Aktivitas Ekstrak Air terhadap motilitas dan konsentrasi
Herba Kemangi (Ocimum Americanum spermatozoa mencit jantan (Mus
L.) terhadap Kualitas Sperma Dan musculus). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina.
Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sarma D, Sai Koteswar and Babu, A. Venka
Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo. Suresh. 2011. Pharmacognostic and
[Skripsi]. Jakarta: Program Studi Phytochemical Studies of Ocimum
Farmasi, UIN Syjarif Hidatullah. americanum. Jurnal of Chemical and
Pratimasari D. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Pharmaceutical Research. Volume 3.
Radikal Buah Carica Papaya L. dengan Nomor 3
Metode DPPH dan Penetapan Kadar Sharma N, dkk. 2013. An Analysis of Basil
Fenolik serta Flavonoid Totalnya. (Ocimum sp) to Study the Morphological
[Skripsi]. Surakarta: Fakultas Farmasi, Variability. Indian Journal of
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fundamental and Applied Life Science.
Rahardhianto, A., Abdulgani, N., Trisyani, N. Sukandar, D, 2015. Flavonoid terpenilasi dari
2012. Pengaruh Konsentrasi Larutan Madu kayu batang tumbuhan artocarpus
dalam NaCl Fisiologis terhadap Viabilitas champeden spreng. Bandung: Institut
dan Motilitas Spermatozoa Ikan Patin Teknologi Bandung
(Pangasius pangasius) selama Masa Sukmaningsih, A, A SG. A, Ermayanti. 2012
Penyimpanan. Jurnal Sains dan Seni ITS. Gangguan Spermatogenesis setelah
Vol.1 (1): 58-63. pemberian monosodium Glutamamt pada
Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Mencit. Jurnal Biologi.
sel-sel Tubuh Manusia. BioTrends.