Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1747 3434 1 SM PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ISSN : 2443—1141

PENELITIAN

Studi Kasus Penatalaksanaan Manajemen


Penanggulangan Malaria Di Kabupaten
Bulukumba
Eko Ardiansyah1, Andi Susilawaty2*, Nurdiyanah S3
Abstract
Malaria as a communicable disease a public health problem. The incidence of malaria in some
districts in the province of South Sulawesi is still high in contrast with the incidence of malaria in the
district Bulukumba are decreased, ie in 2010 about 2077 positive cases, in 2011 a total of 112 positive
cases, in 2012 as many as 49 positive cases, and in 2013 as many as 51 cases , so it is important to
know the incidence of malaria prevention management conducted in Bulukumba district.
This study aims to describe the management of malaria control management to decrease the
incidence of malaria conducted in Bulukumba. This research is qualitative descriptive. Informants in
this study as many as 29 were determined through purposive sampling method. The data in this study
are primary data and secondary data. Primary data obtained by depth interviews with informants and
observation, while secondary data obtained from the data archive management of malaria in the rel-
evant agencies.
These results indicate that treatment of malaria is divided into two activities, namely the
management of cases and management of risk factors. Case management consists of the discovery
and treatment of patients, while the management of risk factors consist of vector control and envi-
ronmental management. Type of malaria cases in the district Bulukumba in 2010 and 2011 is import-
ed and local cases, while in the year 2012-2014 are all imported cases. Case detection is done through
a survey method active, passive survey, mass blood examination, survey and survey contacts migra-
tion. Malaria treatment is done with combination therapy. Supervision of patient treatment is done
by monitoring the treatment at the health center, direct visits to the homes of people health center
staff, supervision by phone and direct monitoring by the family of the patient. Vector control activi-
ties beginning with a survey vector. Vector control is done through the distribution of mosquito nets,
spraying homes and counseling. Environmental management activities are carried out, namely clean-
ing and shrub swamps, ponds and treatment by covering sewerage. Overall the parties involved in the
management of malaria in the district Bulukumba is Bulukumba district health office, the health cen-
ter, the non-governmental such as UNICEF and the Global Fund, the military (military and police), lo-
cal governments, and communities.
Suggestions for Bulukumba district health office for the activities of case detection through
surveillance activities further improved migration seen malaria cases in the district in 2012-2014
Bulukumba an imported case.

Keywords : Malaria, discovery of patient, patient treatment, Vector Control, Environmental


Management

* Korespondensi : andisusilawaty.uin@gmail.com
1,2
Bagian Kesehatan Lingkungan UIN Alauddin Makassar
3
Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar
184 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

Pendahuluan kesehatan yang baik diperlukan untuk menurunkan


Malaria sebagai salah satu penyakit menu- angka kesakitan malaria.
lar menjadi masalah kesehatan masyarakat yang Berdasarkan latar belakang di atas, maka
berdampak pada penurunan kualitas sumber daya merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti
manusia dan dapat menimbulkan berbagai masalah dan sangat penting untuk mengetahui upaya pe-
sosial, ekonomi, bahkan berpengaruh terhadap natalaksanaan manajemen penanggulangan kejadi-
ketahanan nasional (Profil PP & PL, 2008). an malaria yang dilakukan oleh dinas kesehatan
Secara global pada tahun 2012 terdapat kabupaten Bulukumba.
207 milyar kasus malaria dengan 670.000 kasus ke-
matian, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 3,4 Metode Penelitian
milyar orang yang berisiko terjangkit malaria. Khu- Penelitian ini merupakan penelitian kuali-
sus di kawasan Asia tenggara, terdapat 1,6 milyar tatif, menggunakan pendekatan studi kasus. Data
penduduk yang berisiko dan 1 milyar diantaranya diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam
berisiko tinggi (WHO, 2013). (Indepth Interview) secara langsung terhadap in-
Prevalensi malaria di Indonesia tahun 2013 forman. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18
adalah 6,0 persen. Lima Provinsi dengan insiden dan Mei- 25 Juli 2015 di kabupaten Bulukumba. Pemili-
prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), han informan dengan menggunakan teknik purpos-
Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat ive sampling.. Informan adalah pengelola program
(6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan malaria, petugas laboratorium di Puskesmas, Keluar-
12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%), dan untuk ga penderita malaria, masyarakat dan pemerintah
Sulawesi Selatan sendiri, pada tahun 2013 sebesar setempat. Informasi yang ingin digali dari penelitian
(3,1% dan 8,1%) (Depkes RI, 2014). ini mengenai manajemen penanggulangan malaria
Angka kejadian malaria di Sulawesi Selatan antara lain penemuan penderita, pengobatan pen-
pada tahun 2009 sebanyak 11.305 kasus, pada ta- derita, pengendalian vektor dan pengelolaan ling-
hun 2010 sebanyak 10.587 kasus, tahun 2011 kungan kaitannya dengan penanggulangan malari-
sebanyak 14.567 kasus, tahun 2012, sebanyak 429 an. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dik-
kasus dan pada tahun 2013 terdapat 1.749 kasus umpulkan dan dianalisis dengan content analysis
(Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, kemudian diinterprestasikan lalu disajikan dalam
2014). bentuk narasi.
Kabupaten Bulukumba merupakan salah
satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang Hasil
pernah menjadi daerah endemis malaria. Selama Karakteristik Informan
kurung empat tahun terakhir, angka kejadian malar- Informan dalam penelitian ini berjumlah 29
ia di kabupaten Bulukumba tercatat pada tahun orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 16 orang
2010 sebanyak 2077 kasus positif, tahun 2011 sedangkan jumlah perempuan sebanyak 13 orang.
sebanyak 112 kasus positif, tahun 2012 sebanyak 49 Umur informan berkisar antara 29-45 tahun. Karak-
kasus positif, dan pada tahun 2013 sebanyak 51 teristik riwayat pendidikan informan yaitu SD
kasus (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukum- sebanyak 3 orang, SMP sebanyak 5 orang, SMA
ba, 2014). sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 13 orang. Informan
Angka kejadian malaria di kabupaten terdiri dari beberapa kelompok yaitu dari pengelola
Bulukumba mengalamifluktutif sedangkan di kabu- malaria sebanyak 4 orang, petugas laboratorium di
paten lainnya masih tinggi. Hasil penelitian yang Puskesmas sebanyak 3 orang, keluarga penderita
dilakukan oleh Felix Kasim dan Immanuel Indra malaria sebanyak 7 orang, masyarakat sebanyak 9
Pratama (2011) menyebutkan bahwa manajemen orang dan dari pihak pemerintah sebanyak 6 orang.
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 185

Manajemen Kasus ia sebagaimana yang diungkapkan informan


1. Penemuan Penderita Malaria pengelola malaria sebagai berikut :
a) Jenis kasus malaria di kabupaten Bulukumba “... biasanya kita lakukan ... sama
Kasus malaria yang ada di kabupaten penyelidikan epidemiologi ....”
Bulukumba dari tahun 2012-2014 merupakan kasus (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
impor, sebagaimana yang disebutkan oleh in- Metode Mass Blood Survey (MBS) juga
forman pengelola malaria sebagai berikut : dilakukan dalam upaya penemuan penderita malar-
“Kasus-kasus yang ditemukan itu bisa ia sebagaimana yang diungkapkan oleh informan
dikata didominasi sama kasus-kasus impor,...” pengelola malaria sebagai berikut:
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) “... ada juga mass blood survey ....”
Keluarga penderita umumnya (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
mengungkapkan bahwa penderita berasal dari dae- Pelaksanaan penemuan penderita malaria
rah endemis malaria sebagaimana yang diungkap- dilakukan tiap saat sebagaimana yang diungkapkan
kan informan sebagai berikut : oleh informan pengelola malaria sebagai berikut :
“iye, nudari itu perantauan anakku na “Pelaksanaan penemuan penderita kan
dapat itu penyakit, apanamanya nakenna itu ma- dilakukan tiap hari, ....”
laria. Dari di maluku....” (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
(AR, 29 Tahun, 11/07/ 2015) c) Fasilitas dalam penemuan penderita malaria
b) Metode penemuan penderita malaria Fasilitas di Puskesmas untuk pemeriksaan
Dari hasil wawancara diketahui bahwa sediaan darah penderita malaria sudah tersedia,
dalam penemuan penderita malaria dilakukan sebagaimana yang diungkapkan informan sebagai
dengan metode aktif sebagaimana yang diungkap- berikut :
kan informan pengelola malaria sebagai berikut : “... kalo di Puskesmas itu sudah adami
“... kita datangi rumahnya langsung untuk fasilitas penemuan penderita malaria kayak mikros-
cari penderita.” kop, sering juga dibagikan RDT, ….”
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
Penemuan penderita malaria juga dil- Fasilitas yang ada di laboratorium sudah
akukan melalui metode pasif seperti yang ada sebagaimana yang diungkapkan oleh informan
diungkapkan informan pengelola malaria sebagai petugas laboratorium yaitu sebagai berikut :
berikut : “... iya lengkap, ada mikroskop, ada slide
“... tapi yang umum itu dilakukan untuk sediaan darah, ada reagentnya ....”
sebenarnya anu toh, yang datang pasien ke Pusk- (RW, 29 Tahun, 22/05/2015)
esmas kalo ada gejala dia rasakan ....” Petugas laboratorium diberikan pelatihan
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) mengenai cara pemeriksaan sediaan darah se-
Penemuan penderita malaria juga bagaimana yang diungkapkan informan pengelola
menggunakan metode surveilens migrasi sesuai malaria sebagai berikut :
dengan pernyataan informan pengelola malaria “... kalo mengenai SDMnya sudah juga
sebagai berikut : diadakn pelatihan jadi dia taumi caranya....”
“Biasanya kita lakukan surveilens (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
migrasi ....” d) Peran serta pemerintah dalam kegiatan
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) penemuan penderita malaria
Kegiatan survey kontak (contact survey) Informan pengelola malaria mengungkap-
juga dilakukan dalam menemukan penderita malar- kan bahwa beberapa petugas kesehatan yang ada
di Puskesmas seperti dokter, pengelola malaria,
186 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

dan pengelola laboratorium berperan aktif dalam c) Keterjangkauan obat oleh masyarakat
penemuan penderita malaria seperti yang diungkap- Obat malaria mudah dijangkau oleh
kan informan sebagai berikut : masyarakat karena obat tersebut diberikan secara
“Yaa, yang terlibat itu petugas kesehatan, gratis kepada penderita sebagaimana yang
dari dinas, Puskesmas, bidan desa ....” diungkapkan informan sebagai berikut :
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) “... kan itu obat memang gratis jadi Kalo
Peran pemerintah setempat dalam dibilang terjangkau ya terjangkauji.”
penemuan penderita malaria adalah melaporkan (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
kepada pihak Puskesmas apabila ada masyarakat d) Pemeriksaan Sediaan Darah Sebelum Pengobatan
pendatang yang masuk ke wilayahnya. Hal ini se- Pengobatan yang dilakukan pada penderita
bagaimana yang diungkapkan informan pemerintah malaria terlebih dahulu harus melalui pemeriksaan
sebagai berikut : darah yang menunjukkan bahwa orang tersebut
“... kalo ada pendatang biasanya dari benar-benar positif menderita malaria sebagaimana
dusun atau warga yang melapor ke kita. kitami yang yang diungkapkan informan pengelola malaria se-
telpon ke Puskesmas....” bagai berikut :
(MF, 43 Tahun, 25/05/2015) Jadi penderita itu harus dulu diambil sedi-
e) Kendala dalam penemuan penderita malaria aan darahnya terus diperiksa di laboratorium untuk
Dari segi fasilitas tidak ditemukan kendala konfirmasi apakah memang positif malaria atau
dalam penemuan penderita malaria sebagaimana tidak.....
diungkapkan oleh informan pengelola malaria se- (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
bagai berikut : e) Pemantauan Pengobatan
“... kalo fasilitas nubilang, tidak terlalu iniji, Pemantauan pengobatan dilakukan secara
apa. Bisa dibilang tidak adaji kendala berarti karena langsung oleh pihak Puskesmas sebagaimana yang
bantuan selalu ada....” diungkapkan informan pengelola malaria sebagai
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) berikut :
Pengobatan Penderita Malaria “... Kalo yang awasi itu biasanya dari petu-
a) Jenis pengobatan malaria gas di Puskesmas langsung....”
Jenis pengobatan yang dilakukan yaitu pen- (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
gobatan terapi kombinsasi sebagaimana yang Pengawasan pengobatan juga dilakukan
diungkapkan informan pengelola malaria sebagai oleh keluarga penderita secara langsung sebagaima-
berikut : na yang diungkapkan informan keluarga penderita
“Mengenai pengobatan itu pastinya kita sebagai berikut :
mengacu sama aturan yang dari nasional, kan ada “Bahinenna to’jinjo sangnging ansuroi
memang itu aturannya dibuat mengenai itu malar- angnginung ile. ....”
ia.” “Pada saat pengobatan Istrinya sendiri
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) yang sering menyuruh suaminya untuk minum
b) Ketersediaan Obat Malaria obat ....”
Obat malaria tersedia setiap waktu se- (MS, 40 Tahun, 11/07/ 2015)
bagaimana diungkapkan informan sebagai berikut : Pihak Puskesmas juga mendatangi lang-
“Obatnya tersedia setiap waktu, kan kalo sung rumah penderita atau melakukan komunikasi
mau habis itu obat dilapor untuk minta lagi persedi- melalui telepon seluler sebagaimana yang diungkap-
aan....”. kan informan sebagai berikut :
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) “... Tergantungji bagaimana caranya yang
diPuskesmas apakah dia datangi langsung atau
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 187

natelponji, biasa kan lewat telponji itu ditanyai Informan lainnya mengungkapkan bahwa
pasien apakah minumji obat atau tidak ....” selama kegiatan survey dilakukan tidak ditemukan
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) nyamuk Anopheles sebagaimana yang diungkapkan
f) Pemeriksaan sediaan darah penderita setelah oleh informan sebagai berikut :
pengobatan “Waktu turun dekat-dekat ini, tidak ada
Dilakukan penilaian ulang seperti dari didapat nyamuk itu, nyamuk anhopeles.”
gejala dan pemeriksaan darah ulang pada pen- (RO, 32 Tahun, 21/05/ 2015)
derita malaria untuk menyatakan penderita malaria d) Penyemprotan rumah
sudah sembuh atau tidak. Hal ini sesuai dengan Penyemprotan rumah penduduk dil-
yang diungkapkan informan petugas malaria se- akukan dalam upaya pengendalian vektor malaria
bagai berikut : di sebagaimana yang diungkapkan informan
“Kalo sudahmi diobati toh, diambil ulang pengelola malaria yaitu sebagai berikut :
darahnya penderita untuk diperiksa di laboratori- Penyemprotan rumah toh itu juga sering
um,...” dilakukan. Beberapa daerah itu pernah dilakukan....
(AM, 28 Tahun, 23/05 /2015) (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
Manajemen Faktor Risiko e) Pembagian kelambu
1) Pengendalian vektor Kegiatan pembagian kelambu merupakan
a) Survey vektor salah satu kegiatan yang dilakukan dalam upaya
Survey vektor rutin dilakukan dalam se- pengendalian vektor di kabupaten Bulukumba se-
tahun sebagaimana yang diungkapkan informan bagaimana yang diungkapkan informan sebagai
pengelola malaria yaitu sebagai berikut : berikut :
“Mengenai survey vektor itu, memang itu “Ada memang itu programnya pembagian
kegiatan rutin dilakukan. Biasaki memang turun kelambu. kita membagikan kelambu ke Puskesmas-
dilapangan, di Puskesmas-Puskesmas untuk survey Puskesmas terus dari puseksmas yang bagikan
vektor, ....” kepada masyarakat ....”
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
b) Peralatan dalam survey vektor Pembagian kelambu diproritaskan kepada
Informan mengungkapkan bahwa dalam ibu hamil dan bayi imunisasi lengkap sebagaimana
pelaksanaan survey vektor menggunakan alat ciduk diungkapkan informan pengelola malaria sebagai
jentik sebagaimana yang diungkapkan informan berikut :
pengelola malaria sebagai berikut : “... Jadi yang kita prioritaskan untuk dapat
“Kalo peralatan yang biasa dipakai itu kelambu itu ada dua golongan , eee apa ibu hamil
untuk dilapangan biasanya cidukan untuk ambil sama anak balita ....”
jentik dirawa-rawa, ....” (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) Masyarakat mengungkapkan mendapat-
c) Jenis vektor malaria kan kelambu yang dibagikan oleh Puskesmas se-
Jenis nyamuk Anopheles yang ditemukan bagaimana yang diungkapkan informan sebagai
di kabupaten Bulukumba adalah jenis Anopheles berikut :
Basbirostris sebagaimana yang diungkapkan in- “.... ,dulu itu anakku yang dapat waktu
forman sebagai berikut : hamilki. Tidak tau itu masih ada kelambuna atau
“....Biasanya itu dilaporkan yang ada itu tidak ka itu anakku tidak tinggal disinimi sekarang,
jenis basbirostris. Itu yang biasa ditemukan ....” pasnya sudah melahirkan langsungmi pindah ke
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) Makassar.”
(AH, 45 Tahun, 23/05/2015)
188 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

f) Penyuluhan Pihak pemerintah setempat memberikan


Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan himbauan kepada masyarakat agar melakukan pem-
rutin yang dilakukan oleh pihak Puskesmas se- bersihan lingkungan sekitar rumah sebagaimana
bagaimana yang diungkapkan informan sebagai yang diungkapkan informan sebagai berikut :
berikut : “Kegiatan rutin mi itu iya tiap hari minggu
“Kalo di Puskesmas itu ada itu kegiatan untuk bersihkan sekitar rumah. Kita sosialisasikan
penyuluhan toh. Dimana-mana itu ada memang memang ke warga-warga untuk kerja bakti ....”
kegiatan penyuluhan kesehatan apalagi memang (MF, 43 Tahun, 25/05/2015)
kalo malaria. ....” Kegiatan modifikasi lingkungan yang dil-
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) akukan dalam upaya menurunkan angka kejadian
Kegiatan penyuluhan dilakukan di masjid, malaria yaitu berupa penutupan saluran pembu-
di Puskesmas dan di rumah-rumah warga se- angan air sehingga mencegah adanya genangan air
bagaimana yang diungkapkan informan sebagai sebagaimana yang diungkapkan informan pengelola
berikut : malaria yaitu sebagai berikut :
“... kita penyuluhan di Puskesmas, di mas- ... dihindari juga adanya genangan-
jid, dirumah-rumah, dikasi kumpul warga toh....” genangan air kayak disaluran air pembuangan kalo
(JM, 41 Tahun, 20/05/ 2015) bisa tertutup supaya tidak ada genangan....”
g) Kemitraan dalam pengendalian vektor (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
Kegiatan pengendalian vektor melibatkan Tambak sebagai salah satu tempat potensi-
beberapa pihak seperti dari sektor kesehatan, al perkembang biakan nyamuk telah dimanfaatkan
pemerintah setempat, militer dan masyarakat serta dengan baik sehingga sudah tidak menjadi tempat
swasta sebagaimana yang diungkapkan informan potensial untuk perkembang biakan nyamuk seperti
pengelola malaria sebagai berikut : yang diungkapkan informan pengelola malaria se-
Kan kalo malaria memang ada aturannya bagai berikut :
bahwa harus melibatkan lintas sektor, baik dari “... kalo rawa-rawa itu kan susah juga kalo
kesehatan, perorangan, swasta, dari pemerintah misalnya dibilang mau dihilangkan airnya, paling
daerahnya, pak camat, pak lurah, pak desa misal- dibersihkanji saja. Kalo tambak kan dipakaiji semua,
nya, yang paling penting juga masyarakatnya. Jadi dikelolaji sama masyarakat jadi adaji ikannya. ....”
Kalo setiap ada kegiatan itu kita memang selalu (IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
kerja sama sama pemerintah setempat sama b) Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan modifi-
masyarakatnya.... kasi dan manipulasi lingkungan
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) Kegiatan modifikasi dan manipulasi ling-
2) Pengelolaan Lingkungan kungan yang dilakukan di kabupaten Bulukumba
a) Jenis kegiatan modifikasi dan manipulasi ling- melibatkan beberapa pihak seperti dari sektor
kungan kesehatan, pemerintah setempat, instansi militer
Kegiatan manipulasi lingkungan yang dil- dan masyarakat serta pihak swasta sebagaimana
akukan yaitu pembersihan semak dan rawa yang yang diungkapkan informan sebagai berikut :
berpotensi untuk menjadi tempat peristirahatan “Ada masyarakatnya, petugas kesehatann-
vektor sebagaimana yang diungkapkan informan ya, ada juga pemerintah setempat misalnya pak
pengelola malaria sebagai berikut : desa, pak camat pak lurahbiasa juga adda dari TNI,
“...Yang paling biasa itu dilakukan polisi, pokonya semua terlibat kalo ada kegiatan
sebenarnya ituji pembersihan sekitar rumah, ....” seperti itu, kegiatan pembersihan lingkungan ada
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015) turun semuaji yang ada diwilayah itu.”
(IA, 29 Tahun, 19/05/2015)
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 189

Pembahasan a) Active Case Detection (ACD)


Kegiatan manajemen penyakit pada ke- Berdasarkan hasil penelitian yang dil-
jadian penyakit malaria terdiri atas dua yaitu mana- akukan, semua informan pengelola malaria
jemen kasus yang meliputi penemuan dan pen- mengungkapkan bahwa pihak Puskesmas aktif
gobatan penderita malaria, yang kedua manajemen mencari penderita malaria dimasyarakat. Informasi
faktor risiko yang meliputi pengendalian vektor dan tersebut dikuatkan oleh informasi yang diperoleh
pengelolaan lingkungan. dari informan keluarga penderita bahwa pihak
Penemuan penderita malaria Puskesmas mendatangi langsung rumah penduduk
Gambaran tentang pelaksanaan untuk mencari penderita malaria.
penemuan penderita yang dilakukan di kabupaten b) Passive Case Detection (PCD)
Bulukumba yaitu sebagai berikut : Berdasarkan dari hasil penelitian yang
1) Jenis kasus malaria dilakukan, semua informan pengelola malaria
Dari penelitian yang dilakukan informan mengungkapkan bahwa pihak Puskesmas
mengungkapkan jenis kasus malaria yang ada di melakukan metode pasif dalam upaya menemukan
kabupaten Bulukumba pada tahun 2010-2012 penderita malaria yaitu dengan melakuka pemerik-
merupakan gabungan antara kasus malaria lokal saan terhadap sediaan darah masyarakat yang
dan kasus malaria impor, sedangkan pada tahun memiliki gejala klinis malaria yang berkunjung ke
2012-2014 semuanya merupakan kasus malaria Puskesmas setempat.
impor yang berasal dari beberapa daerah endemis c) Mass Blood Survey (MBS)
di Indonesia seperti Papua dan Maluku. Berdasarkan hasil penelitian yang dil-
Kasus impor tersebut didapatkan oleh akukan, dua informan pengelola malaria
penduduk asli kabupaten Bulukumba pada saat mengungkapkan bahwa pihak Puskesmas pernah
merantau untuk bekerja di wilayah endemis malar- melakukan kegiatan pemeriksaan darah secara
ia. Pendatang yang memasuki daerah endemis massal dimasyarakat tetapi hasilnya tidak
rentan terkena penyakit malaria sebagaimana yang menemukan penderita positif. Informasi tersebut
diungkapkan oleh Santi dan Hakim (2011) bahwa dikuatkan oleh informasi yang diperoleh dari in-
pekerja migrasi rentan dengan faktor penularan forman masyarakat yang mengungkapkan bahwa
malaria yang disebabkan karena pendatang yang pihak masyarakat secara keseluruhan pernah diam-
berkunjung ke daerah endemis memiliki risiko lebih bil darahnya oleh pihak Puskesmas untuk diperiksa.
besar untuk tertular malaria dibandingkan dengan d) Surveilans migrasi
penduduk yang berdomisili di daerah tersebut. San- Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
ti dan hakim (2010) juga mengungkapkan bahwa semua informan pengelola malaria mengungkap-
kejadian malaria impor dipengaruhi karena adanya kan bahwa pihak Puskesmas melakukan survei
mobilitas penduduk yang berkunjung dan keluar migrasi untuk mendeteksi secara dini kasus impor
dari daerah endemis malaria. dari luar pulau. Informan juga mengungkapkan
2) Metode Penemuan Penderita bahwa kegiatan survey migrasi merupakan kegiatan
Penemuan kasus (case detection) adalah rutin yang dilakukan mengingat bahwa jenis kasus
kegiatan rutin maupun khusus dalam penemuan malaria di kabupaten Bulukumba dari tahun 2012-
kasus malaria dengan gejala klinis antara lain 2014 merupakan jenis kasus impor. Informasi ter-
demam, menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual sebut dikuatkan oleh informasi yang diperoleh dari
atau muntah dan gejala khas daerah setempat, informan keluarga penderita yang mengungkapkan
melalui pengambilan sediaan darah (SD) dan bahwa keluarganya didatangi secara langsung oleh
pemeriksaan lainnya (DITJEN PPPL, 2014). pihak Puskesmas untuk diperiksa sediaan darahnya
190 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

pada saat keluarganya datang dari merantau diluar 4) Peran serta pemerintah dalam kegiatan
daerah. penemuan penderita malaria
e) Survey kontak (contact survey) Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, semua informan pengelola malaria mengungkapkan
semua informan pengelola malaria mengungkapkan bahwa pihak Puskesmas melakukan kerjasama di
bahwa penemuan penderita dengan metode survey lintas sektor yaitu dengan bekerjasama dengan
kontak juga dilakukan untuk memeriksa sediaan pihak pemerintah setempat melalui kebijakan
darah masyarakat yang berada disekitar rumah pen- pelaporan bagi pendatang yang memasuki wilayah
derita malaria untuk memastikan tidak adanya pen- kerja Puskesmas tersebut untuk diperiksa sediaan
ularan penyakit malaria. Informasi tersebut dikuat- darahnya mengingat bahwa kasus malaria di kabu-
kan oleh informasi dari informan keluarga penderita paten Bulukumba adalah jenis kasus impor.
yang mengungkapkan bahwa pada saat keluarganya Hasil penelitian yang diperoleh berbeda
dinyatakan positif malaria darahnya juga diperiksa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erick
oleh pihak Puskesmas. Setyo Darmawan (2013) di Puskesmas Wongsorejo
3) Fasilitas dalam penemuan penderita malaria kabupaten Banyuwangi yang mengungkapkan bah-
Berdasarkan hasil penelitian, semua in- wa kepedulian pak RT diwilayah tersebut masih ku-
forman pengelola malaria mengungkapkan bahwa rang dalam melaporkan penderita kepada pihak
fasilitas yang tersedia di Puskesmas dalam upaya Puskesmas.
penemuan penderita yaitu fasilitas laboratorium Peraturan yang ditetapkan oleh
yang ditunjang oleh peralatan yang lengkap seperti pemerintah yaitu wajib lapor bagi pendatang sangat
Rapid diagnosis test (RDT) dan Mikroskopis serta efektif dalam penemuan penderita malaria impor
petugas laboratorium yang memiliki pengetahuan sebagaimana yang diungkapkan oleh Widoyono
yang baik karena telah diberikan pelatihan (2009) bahwa peraturan yang mewajibkan kepada
mengenai pmeriksaan sediaan darah. Menurut in- para pendatang untuk melaporkan diri kepada
forman pengelola malaria bahwa fasilitas yang pemerintah efektif untuk mewaspadai kasus impor
tersedia tersebut cukup menunjang dalam pemerik- yang dapat menjadi indeginous sekaligus mencegah
saan sediaan darah untuk diagnosis malaria. terjadinya wabah.
Hasil penelitian yang dilakukan berbeda 5) Kendala dalam penemuan penderita malaria
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Felix Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Kasim dan Immanuel Indra Pratama (2011) yang diperoleh informasi bahwa dalam penegakan diag-
menyebutkan bahwa manajemen penanggulangan nosa tidak terdapat kendala yang berati yang
malaria di kabupaten Sumba Timur masih menemui ditemukan pihak Puskesmas karena pelatan yang
kendala karena disebabkan oleh fasilitas penunjang ada di Puskesmas telah tersedia selain itu petugas
dalam penemuan penderita seperti stok RDT di laboratorium telah mengikuti pelatihan sehingga
POLINDES dan PUSTU yang sering kosong dan petu- sudah memiliki kemapuan dalam pemeriksaan sedi-
gas kesehatan yang kurang disetiap Puskesmas. aan darah. Kemampuan yang dimiliki oleh petugas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ester, dkk malaria memudahkan dalam penemuan penderita
(2013) di kabupaten Nabire provinsi Papua me- malaria, berbeda dengan keadaan yang terjadi di
nyebutkan bahwa belum tersedianya sarana labora- Puskesmas Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi
torium dan tenaganya untuk menunjang penegakan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh
diagnosis dan pengobatan yang tepat menjadi salah Erick Setyo Darmawan (2013) bahwa pihak mikros-
satu penyebab tingginya kejadian penyakit malaria kopis yang ada di Puskesmas Wongsorejo mengala-
diwilayah tersebut. mi kesulitan dalam pemeriksaan sediaan darah yang
disebabkan kurangnya pengetahun dan keterampi-
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 191

lan untuk pengambilan sampel oleh Juru Malaria 3) Keterjangkauan obat oleh masyarakat
Desa sehingga sampel sediaan darah sering rusak Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terbakar akibat terkena panas matahari. masyarakat sangat mudah dalam mendapatkan
Pengobatan Penderita Malaria obat malaria karena obat malaria di Puskesmas
1) Jenis pengobatan malaria yang ada di Bulukumba bisa diperoleh secara gratis,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
informan pengelola malaria menyebutkan bahwa Jullen P.S Cotesea, dkk (2013) bahwa obat sangat
jenis pengobatan yang dilakukan di kabupaten terjangkau bagi penderita malaria disebabkan kare-
Bulukumba adalah pengobatan dengan na pengobatan malaria di Puskesmas tidak menge-
menggunakan obat-obat program yang berasal dari luarkan biaya, karena obat yang mereka ambil di
kementrian kesehatan yaitu ACT (Artemisin Combi- Puskesmas adalah gratis.
nation Therapy). Pengobatan ini termasuk standar Dari hasil penelitian informan pengelola
yang digunakan dalam program pengendalian ma- malaria menyebutkan masyarakat sangat mudah
laria di Indonesia yang selaras dengan acuan yang mendapatkan pengobatan karena jarak yang cukup
telah ditetapkan oleh World Health Organization dekat antara rumah penderita dan Puskesmas. Hal
(WHO). tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh in-
Metode pengobatan yang dilakukan di forman keluarga penderita bahwa penderita malar-
kabupaten Bulukumba telah sesuai dengan aturan, ia mudah mendapatkan pengobatan karena jarak
sebagaimana yang diungkapkan oleh Harijanto dan yang sangat dekat dengan Puskesmas. Hasil
Paul (2011) bahwa pengobatan yang dianjurkan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dil-
untuk penderita malaria adalah pengobatan yang akukan oleh Felix Kasim dan Imanuel Indra Pratama
efektif, radikal, membunuh semua stadium parasit (2011) yang mengungkapkan bahwa manajemen
yang ada di dalam tubuh, dengan tujuan pen- penanggulangan malaria di kabupaten Sumba Ti-
gobatan ini adalah penyembuhan klinis, parasitolo- mur belum berjalan maksimal karena adanya ken-
gi dan memutuskan mata rantai penularan. dala yang dihadapi oleh masyarakat dalam pen-
2) Ketersediaan obat malaria gobatan karena jarak rumah penderita yang jauh
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan Puskesmas yang ada sehingga masyarakat
semua informan pengelola malaria yang ada di malas untuk mendapatkan pengobatan di Pusk-
Puskesmas mengungkapkan bahwa stok obat yang esmas.
ada di Puskesmas selalu ada. Dari hasil penelitian 4) Pemeriksaan sediaan darah sebelum pengobatan
yang dilakukan diketahui bahwa upaya untuk mem- Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
bangun sistem logistik yang dilakukan di kabupaten program penegakan diagnosa hasil pengambilan
Bulukumba menampakkan hasil yang maksimal spesimen sediaan darah dilakukan melalui pemerik-
karena stok obat anti malaria di Puskesmas tersedia saan mikroskopis. Informan pengelola malaria men-
setiap waktu. jelaskan bahwa terdapat dua alat dalam menen-
Hasil peneltian yang dilakukan berbeda tukan positif malaria, alat yang pertama yaitu Rapid
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Rini diagnosis test (RDT) dan Mikroskopis. Dari hasil
Puji Lestari (2011) yang mengungkapkan bahwa penelitian yang telah dilakukan, informan pengel-
upaya membangun sistem logistik di provinsi Malu- ola malaria dan informan petugas laboratorium
ku Utara belum baik sehingga stok obat anti malar- mengungkapkan bahwa pengobatan penderita ma-
ia di Puskesmas tidak tersedia. Hal tersebut dikare- laria dilaksanakan dengan menunggu hasil konfir-
nakan adanya kendala pada informasi stok yang masi positif dari laboratorium sebelum diberikan
dilaporkan oleh pihak Puskesmas. pengobatan. Jika hasil pemeriksaan mikroskopis
menujukkan hasil positif maka dilakukan pen-
192 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

gobatan sesuai dengan jenis malaria yang diderita. melakukan kunjungan rumah bagi penderita yang
Hal ini sudah sejalan dengan aturan yang berlaku minum obat anti malaria.
sebagaimana yang disebutkan oleh Betty Roosiher- Pengendalian Vektor
miatie dan Rukmini (2012) bahwa kebijakan malaria Informasi yang diperoleh mengenai pen-
mensyaratkan bahwa setiap kasus malaria harus gendalian vektor yang dilakukan yaitu sebagai beri-
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sediaan darah. kut :
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil 1) Survey vektor
penelitian yang dilakukan oleh Oktavianus Hulu, dkk Informan pengelola malaria di dinas
(2009) yang menyatakan bahwa pengobatan malar- kesehatan kabupaten Bulukumba mengungkapkan
ia sematamata diberikan atas dasar keinginan dan bahwa biasanya survey vektor dilakukan sebanyak
pengalaman dokter dan tidak ada monitoring pen- dua sampai empat kali dalam setahun sedangkan
gobatan dengan pemeriksaan apusan darah sehing- informan pengelola malaria di Puskesmas me-
ga terjadi kesalahan dama pngobatan. nyebutkan bahwa survey vektor rutin dilakukan
5) Pemantauan pengobatan sebanyak dua kali dalam satu tahun dengan ber-
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dasar pada keadaan cuaca.
informan pengelola malaria mengungkapkan bahwa Hasil penelitian yang diperoleh berbeda
pemantauan pengobatan dilakukan dengan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Veroni-
melakukan rawat inap kepada penderita selama tiga ca, dkk (2014) di kota Tomohon Manado yang
hari untuk pengawasan kepatuhan minum obat pa- mengungkapkan bahwa bahwa metode pengendali-
da pasien. Selain itu informan pengelola malaria an vektor yang dilakukan dengan survey vektor dan
lainnya mengungkapkan bahwa dilakukan dinamika penularan belum seluruhnya dilaksanakan
pengawasan pengobatan dengan kunjungan petu- di Puskesmas karena kasus malaria yang sedikit dan
gas ke rumah pasien ataupun dengan melakukan belum pernah terjadi KLB malaria, kebanyakan pen-
komunikasi dengan penderita melalui telepon derita malaria berasal dari luar ataupun memiliki
seluler. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkap- riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria.
kan oleh informan keluarga penderita bahwa 2) Peralatan dalam survey vektor
pengawasan pengobatan terhadap penderita malar- Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dua
ia dilakukan oleh petugas Puskesmas yang berkun- informan pengelola malaria menyebutkan bahwa
jung langsung ke rumah penderita maupun melalui peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan sur-
komunikasi telepon seluler. Informan keluarga pen- vey vektor yaitu alat ciduk jentik sedangkan in-
derita juga mengungkapkan bahwa pengawasan forman pengelola malaria lainnya menyebutkan
pengobatan juga dilakukan langsung oleh keluarga tidak mempergunakan alat apapun ketika
penderita malaria. melakukan survey vektor.
Hasil penelitian yang diperoleh berbeda 3) Jenis vektor malaria
dengan hasil peneltian yang dilakukan Veronica, dkk Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
(2014) di kota Tomohon Manado bahwa efikasi obat informan pengelola malaria di Puskesmas me-
belum dilaksanakan di semua Puskesmas yang ada nyebutkan bahwa jenis anopheles yang pernah
di kota Tomohon, karena biasanya penderita tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas tersebut ada-
memeriksakan diri kembali apabila merasa dirinya lah jenis An. Barbirostris, berbeda dengan informan
telah sembuh. Petugas di Puskesmas juga kesulitan pengelola malaria lainnya menyebutkan bahwa sela-
untuk memantau keadaan pasien saat dia pulang ke ma survey vektor yang dilakukan oleh pihak Pusk-
rumah karena alamat yang tidak jelas dan petugas esmas belum menemukan vektor jenis Anhopeles
yang ada biasanya memiliki tugas rangkap sehingga diwilayah kerja Puskesmas tersebut.
dia tidak punya waktu yang cukup untuk bisa
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 193

Informasi yang diperoleh berbeda dengan Bulukumba untuk menurunkan angka kejadian ma-
hasil penelitian yang dilakukan oleh Asniar, dkk laria. Sasaran dari pembagian kelambu tersebut
(2013), bahwa di kabupaten Bulukumba ditemukan diprioritaskan untuk anak bayi dan ibu hamil. Infor-
6 spesies nyamuk anopheles yang potensial sebagai masi tersebut dikuatkan oleh informasi yang di-
vektor malaria, yakni An.barbirostris, An.vagus, peroleh dari informan masyarakat yang menyebut-
An.subpictus, An.indentifinitus, An.hyrcanus, kan bahwa pernah mendapatkan kelambu yang
An.kochi. perbedaan tersebut disebabkan karena dibagikan oleh pihak Puskesmas yang diberikan
penelitian tersebut mencakup keseluruhan wilayah kepada bayi dan ibu hamil.
kabupaten Bulukumba sedangkan penelitian yang Perilaku penggunaan kelambu oleh
dilakukan hanya pada beberapa wilayah kerja Pusk- masyarakat dapat membantu mengurangi tingkat
esmas yang ada di kabupaten Bulukumba. kejadian malaria sebagaimana hasil penelitian yang
4) Penyemprotan rumah dilakukan oleh Kholis, dkk (2010) bahwa kebiasaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tidur dengan tidak memakai kelambu mempunyai
semua informan pengelola malaria mengungkap- risiko terkena malaria lebih besar dibandingkan
kan bahwa kegiatan penyemprotan rumah dil- dengan yang mempunyai kebiasaan tidur memakai
akukan di kabupaten Bulukumba sebagai salah satu kelambu. Hal itu berarti penggunaan kelambu
upaya pengendalian vektor malaria. informasi ter- merupakan salah satu upaya pencegahan untuk
sebut diperkuat oleh informasi yang diperoleh dari mengatasi kejadian malaria.
informan masyarakat yang menyebutkan bahwa 6) Penyuluhan
pernah dilaksanakan kegiatan penyemprotan oleh Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
pihak Puskesmas di rumah masyarakat tersebut. semua informan pengelola malaria mengungkap-
Kegiatan penyemprotan yang dilakukan di fokuskan kan bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan da-
pada wilayah yang memiliki kasus malaria tertinggi lam upaya penanggulangan malaria di kabupaten
disetiap wilayah kerja Puskesmas. Pelaksanaan Bulukumba adalah kegiatan penyuluhan. Penyulu-
penyemprotan rumah dilakukan oleh pihak dinas han merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh
kesehatan kabupaten Bulukumba bekerja sama Puskesmas setiap tahunnya. Pelaksanaan penyulu-
dengan pihak Puskesmas setempat. Kegiatan han biasanya dilakukan di Masjid dan kantor desa.
penyemprotan rumah diharapkan dapat menurunk- Hasil penelitian yang diperoleh berbeda
an kejadian malaria yang ada di kabupaten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malsya
Bulukumba. Jeniv Lololuan, dkk (2013) di Seira kabupaten Malu-
Kegiatan penyemprotan rumah berkaitan ku Barat bahwa masyarakat jarang mendapatkan
dengan kejadian malaria sebagaimana hasil penyuluhan yang dapat dijadikan media bagi
penelitian yang dilakukan oleh Sarumpet dan Rich- masyarakat untuk menambah informasi dan penge-
ard (2006) bahwa penderita malaria lebih besar tahuan. Akibat dari kekurangan informasi yang
risikonya dengan rumah/lingkungan tidak disem- didapat oleh masyarakat, maka upaya untuk
prot dibanding dengan yang tidak menderita malar- mencegah penyakit malaria ini pun lebih sedikit.
ia dengan. Kegiatan program peyemprotan ini san- 7) Kemitraan
gat perlu karena akan membunuh nyamuk baik di Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
rumah maupun lingkungan perumahan. semua informan pengelola malaria mengungkap-
5) Pembagian Kelambu kan bahwa dalam pengendalian vektor kemitraan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, yang dilakukan oleh pihak dinas kesehatan kabu-
semua informan pengelola malaria mengungkap- paten dan pihak Puskesmas di kabupaten Bulukum-
kan bahwa pembagian kelambu merupakan salah ba melibatkan masyarakat, pemerintah setempat
sati kegiatan yang dilakukan di kabupaten serta dengan institusi non pemerintah seperti
194 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

UNICEF dan Global Fund. Bentuk kemitraan tersebut Terjemahnya :


berupa bantuan kelambu yang diberikan oleh “Dan carilah pada apa yang telah dianuge-
UNICEF dan Global Fund yang disalurkan oleh pihak rahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri
dinas kesehatan kabupaten Bulukumba kepada akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagi-
masyarakat. anmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat bai-
Pengelolaan Lingkungan klah (kepada orang lain)sebagaimana Allah telah
1) Jenis Pengelolaan Lingkungan berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu ber-
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, buat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
informan pengelola malaria mengungkapkan bahwa tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusa-
kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan di kan.” (Departemen Agama Republik Indonesia,
kabupaten Bulukumba dalam upaya penanggulan- 2007).
gan kejadia malaria yaitu dengan melaui kegiatan Dalam tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa
kegiatan menutup saluran pembuangan air limbah, ayat tersebut mengandung makna tentang larangan
pembersihan rawa-rawa, perawatan tambak serta melakukan perusakan setalah sebelumnya telah
pembersihan semak-semak sekitar rumah masyara- diperintahkan berbuat baik, merupakan peringatan
kat dengan melakukan kerja bakti seminggu sekali. untuk tidak mencampuradukkan antara kebaikan
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan in- dan keburukan. Sebab, keburukan dan penrusakan
forman masyarakat bahwa masyarakat rutin merupakan lawan dari kebaikan (Shihab, 2007).
melakukan pembersihan semak-semak sekitar ru- Kaitan ayat tersebut dengan kejadian pen-
mah setiap pekan. Informan dari pemerintah setem- yakit malaria yaitu manusia dianjurkan untuk
pat juga mengungkapkan bahwa pihaknya sering melakukan pengelolaan lingkungan seperti dengan
menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan melakukan pembersihan sekitar rumah yang berpo-
pembersihan dilingkungan rumahnya. tensi menjadi tempat peristirahatan nyamuk untuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan in- mencegah terjadinya penyakit malaria.
forman masyarakat dan observasi langsung ter- 2) Peran serta masyarakat dan dukungan
hadap lingkungan sekitar rumah masyarakat pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
diketahui bahwa tidak ditemukan genangan air yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
berpotensi sebagai habitat vektor malaria, hal ini diperoleh informasi dari informan pengelola malaria
berbeda dengan keadaan yang terjadi di Desa Bori bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan
Kecamatan Bacan Timur kabupaten Halmahera Se- yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka
latan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan kejadian malaria melibatkan peran serta masyarakat
oleh Nurwati, dkk (2013) yang menyebutkan bahwa dan pemerinta setempat melalui kegiatan pembersi-
penyebab terjadinya permasalahan malaria di Desa han semak. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Bori karena banyak terdapat genangan-genangan air informan masyarakat bahwa bentuk peran serta
yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan masyarakat yaitu dengan rutin melakukan kegiatan
nyamuk malaria. pembersihan lingkungan setiap pekan,
Manusia harusnya melakukan perbaikan Dari hasil penelitian yang dilakukan, di-
terhadap lingkungan sebagai upaya pencegahan peroleh informasi bahwa kesadaran masyarakat di
terhadap penyakit malaria. Didalam Al-Quran kita kabupaten Bulukumba untuk menjaga kebersihan
sebagai manusia diperintahkan untuk tidak berbuat lingkungan sudah menunjukkan hail yang baik kare-
kerusakan terhadap lingkungan dan senantiasa na masyarakat rutin untuk melakukan pembersihan
menjaga lingkungan sebagaimana firman Allah SWT lingkungan. Hasil penelitian yang didapatkan ber-
dalam Q.S. Al-Qoshas/28:77. beda dengan hasil penelitian yang dilakukan Tri Rini
Puji Lestari (2011) yang mengungkapkan bahwa
V O LU M E 1 , N O. 3, SEPT EM BER — D ESEM BER 2 0 1 5 HIG IEN E 195

upaya pemberdayaan masyarakat dalam mana- pon. Yang ketiga, pengawasan pengobatan dil-
jemen penanggulangan malaria di provinsi Maluku akukan oleh keluarga penderita malaria. Selama
Utara belum berjalan dengan baik terutama proses pengobatan berlangsung, dilakukan
kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan pemeriksaan darah penderita secara berkala untuk
yang masih kurang. menilai tingkat keberhasilan pengobatan.
Kegiatan pengendalian vektor dimulai
Kesimpulan dengan kegiatan survey vektor untuk menilai
Kegiatan penemuan penderita dilakukan pentingya kegiatan pengendalian vektor yang akan
dengan melaui metode Ative Case Detection yaitu dilakukan. Kegiatan survey vektor rutin dilakukan
petugas kesehatan aktif mencari secara langsung sebanyak dua kali dalam setahun. Fasilitas yang
penderita dimasyarakat, Passive Case Detection tersedia untuk survey vektor adalah alat ciduk jen-
yaitu memeriksa sediaan darah penderita malaria tik. Kegiatan pengendalian vektor yang dilakukan
klinis yang berkunjung ke Puskesmas, Mass Blood adalah pembagian kelambu yang difokuskan pada
Survey atau pemeriksaan darah massal terhadap wilayah dengan angka kejadian malaria tinggi
masyarakat disuatu wilayah dengan angka kejadian dengan sasaran pembagian yaitu ibu hamil dan bayi
malaria tinggi, Survey kontak yaitu memeriksa sedi- dengan imunisasi lengkap. Selain itu juga dilakukan
aan darah masyarakat sekitar rumah penderita dan penyemprotan rumah pada wilayah dengan kejadi-
Survey migrasi yaitu memeriksa sediaan darah pen- an malaria tinggi serta pelaksanaan penyuluhan
datang yang berasal dari daerah endemis yang ma- kepada masyarakat untuk meningkatkan penge-
suk ke wilayah kabupaten Bulukumba. Kegiatan tahuan masyarakat tentang malaria.
tersebut rutin dilakukan setiap waktu mengingat Kegiatan pengelolaan lingkungan dil-
bahwa kejadian malaria selalu terjadi tanpa akukann untuk menurunkan angka kejadian malar-
mengenal musim. Dalam upaya penemuan pen- ia. Bentuk kegiatan pengelolaan lingkungan yaitu
derita malaria, pihak Puskesmas mengungkapkan dengan menutup saluran pembuangan air limbah,
bahwa tidak menemukan kendala yang berarti ka- membersihkan semak-semak disekitar rumah
rena tersedianya fasilitas yang memadai serta masyarakat, pembersihan rawa dan perawatan
didukung oleh sumber daya manusia yang terlatih terhadap tambak-tambak. Kegiatan pengelolaan
dan mencukupi. Kegiatan penemuan penderita lingkungan melibatkan kerja sama lintas sektor
melibatkan beberapa pihak seperti petugas seperti dinas kesehatan kabupaten Bulukumba,
kesehatan, pihak swasta, pihak pemerintah setem- Puskesmas, TNI, POLRI, pemerintah setempat dan
pat, serta masyarakat. masyarakat.
Pengobatan penderita malaria dilakukan
setelah adanya konfirmasi positif dari hasil Daftar Pustaka
pemeriksaan darah penderita. Pengobatan dil- Asniar, Andi. Dkk. 2013. “Konfirmasi Entomologi
akukan dengan tujuan membunuh parasit malaria Kasus Malaria pada Sepuluh Wilayah
Puskesmas di Kabupaten Bulukumba”.
dalam tubuh penderita dengan menggunakan obat
Betty Roosihermiatie dan Rukmini. Analisis Imple-
ACT dan Primakuin. Pengawasan pengobatan ter- mentasi Kebijakan Eliminasi Malaria Di
hadap penderita dilakukan dengan beberapa cara Provinsi Bali Buletin Penelitian Sistem
yaitu pertama, melakukan rawat inap kepada Kesehatan – Vol. 15 No. 2 April 2012: 143
–153.
pasien selama tiga hari sampai pengobatan dengan
Departemen agama RI, 2007. Al-quran & Ter-
obat ACT telah selesai dilakukan. Kedua, dengan jemahnya.
melakukan pengawasan kepada penderita rawat Departemen kesehatan RI, 2008. Direktorat Bina
jalan dengan secara langsung mendatangi ke ru- Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Depar-
mah pasien ataupun melalui komunikasi lewat tele-
temen Kesehatan RI Tahun 2008 Pela-
196 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 3, SEP TEM B ER — D ESEM BER 2 0 1 5

yanan Kefarmasian Untuk Penyakit Malar- Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2013
ia. (Bulukumba: Dinas Kesehatan Kabupaten
DITJEN PP & PL Departemen Kesehatan Republik Bulukumba: 2014).
Indonesia, Profil PP & PL. Jakarta: PP & PL: Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008. 2013 (Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan
Ester, dkk..Perilaku Etnis Papua Mengenai Penyakit Provinsi Sulawesi Selatan:2014).
MalariaDi Kabupaten Nabire Papua. Rubianti I., Trisno AW, Solikhah. Faktor-Faktor Risiko
2013. Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Paru-
Hakim, Lukman. “Malaria: Epidemiologi dan Diagno- ga Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Yog-
sis”, Jurnal Aspirator 3, no. 2 (2011):. yakarta: Universitas Ahmad Dahlan: 2009.
Harijanto dan Paul, 2011. Tata Laksana Malaria un- Santi, M, Hakim, L, Hubungan Faktor Penularan
tuk Indonesia, dalam Bulletin Jendela Da- dengan Kejadian Malaria pada Pekerja
ta dan Informasi Kesehatan, Triwulan 1 Migrasi yang Berasal dari Kecamatan
2011. Pusat Data dan Informasi, Lengkong Kabupaten Sukabumi. Aspira-
Direktorat Pengendalian Penyakit Ber- tor.
sumber Binatang Kementrian Kesehatan Setyo Darmawan, Erick. “Gambaran Pelaksanaan
RI. Pencegahan Malaria Di Wilayah Kerja
Jullen P.S Cotesea, Mappeaty Nyorong, Indra Fajar- Puskesmas Wongsorejo Kabupaten
wati Ibnu Perilaku Pencarian Pengobatan Banyuwangi, Skripsi, Jember: Program
Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria Di Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jem-
Kelurahan Remu Utara, Distrik Sorong, ber, 2013.
Kota Sorong Papua Barat. 2013. Shihab, M. Quraish. Tafsir Almishbah : Pesan, kesan
Kasim, Felix dan Immanuel Indra Pratama, dan keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentera
“Manajemen Penanggulangan Malaria Di Hati, 2012.
Kabupaten Sumba Timur Tahun 2011”. Sori Muda Sarumpaet, Richard Tarigan. Faktor Risiko
Kholis, Ernawati & dkk. Hubungan Faktor Risiko Indi- Kejadian Malaria Di Kawasan Ekosistem
vidu dan Lingkungan Rumah dengan Ma- Leuser Kabupaten Karo Provinsi Sumatera
laria di Punduh Pedada Kab. Pesawaran Utara.
Prov. Lampung Indonesia. Jurnal UIN Alauddin Makassar. Buku Pedoman Penulisan
Kesehatan. 2011;1(1). Karya Ilmiah. Makassar: UIN Press 2014.
Lestari, Tri Rini Puji. Malaria Controls in Accelerating Veronica M. V. , Renwarin, J. M. L. Umboh, G. D.
The Effort to Reach Millennium Develop- Kandou .Analisis Pelaksanaan Program
ment Goals Target. Kesmas, Jurnal Eliminasi Malaria di Kota Tomohon.
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober
No. 1, Agustus 2012 2014
Oktavianus Hulu.dkk. Medical Error Dan Perilaku Widiyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan,
Klinis Petugas Kesehatan Dalam Pe- Pencegahan & Pemberantasannya. Cet. II;
natalaksanaan Malaria Di RSU Gunung Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2011.
Sitoli Nias. Jurnal Manajemen Pelayanan World Health Organization, “World Malaria Report”
Kesehatan, Vol. 12, No. 1 Maret 2009. Geneva: WHO: 2013).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Tata Laksana Malaria.

You might also like