Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Ibu Postpartum Dengan Preeklampsia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

PADA IBU POSTPARTUM DENGAN PREEKLAMPSIA

Pinky Novitasari¹, Heny Prasetyorini², Dyah Restuning Prihati S³


Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang
Email: pingkynovita.pn@gmail.com

ABSTRACT
All new-born mothers suffer from postpartum fatigue on average, especially in the early period, as
a result the mother lacks sleep plus the responsibility that must be given to her baby. The first
three days after giving birth are usually difficult for the mother to rest. Attempts to fulfill sleep
restriction have created a comfortable atmosphere, reduced environmental distraction and sleep
disturbances, limited visitors during client breaks, assessed fatigue, duration and type of labor,
examined factors affecting rest, provided information about the need to sleep or rest after
returning to home, study the home environment, help at home and other family members. The
purpose of this study is to fulfill and maintain sleep rest in postpartum mothers who can provide
enough energy to undergo daily activities. The method used by the author is observation,
interview, measurement, and documentation. The subjects in this case study were two postpartum
patients with normal second-day postpartum criteria, postpartum with preeclampsia, postpartum
mothers with healthy infants. The results of the analysis conducted by the authors found problems
with sleep patterns. The results of the study show that the nursing problems of sleep pattern
disorders have not been resolved because the results of the PSQI questionnaire in the sleep
quality of the two respondents were still poor. Recommendations need to continue to provide
support and motivation to get enough rest, and encourage to increase the intensity of rest and
sleep.

Keywords: Sleep Rest, Postpartum, Preeclampsia

PENDAHULUAN disekresi oleh kelenjar hipofisi anterior,


Persalinan merupakan suatu kondisi perubahan fisiologis pada bagian tubuh lain
fisiologis yang akan dialami oleh setiap yang mengembalikan tubuh pada kondisi
wanita. Selain itu persalinan juga merupakan sebelum hamil. Selain itu pada masa nifas
peristiwa penting dan mulia. Dimana wanita kadang juga terdapat beberapa masalah
tersebut akan menjadi seorang ibu, dan seperti perineum yang edema dan memar,
mempertaruhkan nyawanya untuk membuat hematoma, hemoroid, diastasis rekti,
bayinya lahir ke dunia ini dengan selamat disfungsi simfisis pubis, nyeri punggung,
dan tanpa kurang apapun. Rasa lelah saat koksidina, masalah berkemih, masalah
melahirkan pun akan segera hilang saat defekasi, dispareunia, dan keletihan
melihat bayinya menangis. Walaupun setelah (Brayshaw, 2007). Untuk memenuhi
itu ibu harus memulihkan kesehatannya kebutuhan fisik seperti istirahat, makanan
selama masa nifas selama 6-8 minggu seperti bergizi, dan lingkungan bersih perlu
keadaan sebelum hamil. pengawasan dan perawatan yang sempurna
serta pengertian dari keluarga. Kebutuhan
Perubahan fisiologis yang terjadi selama psikologis, kebutuhan bagi setiap individu
postpartum seperti involusi uterus yang mulai bahwa manusia butuh diakui, dihargai,
segera setelah persalinan dan proses ini harus diperhatikan oleh manusia lain. Kebutuhan
tuntas setelah enam minggu, laktasi sebagai sosial ibu dipenuhi dengan memfasilitasi
respon terhadap kerja prolaktin yang keluarga mendampingi ibu bila murung,
22
menunjukan rasa sayang pada bayi, memberi insomnia kronis, juga mengakibatkan rasa
bantuan dan pelajaran yang dibutuhkan untuk kantuk di siang hari, mengalami penurunan
mengembalikan kesehatannya (Mubarak, kognitif, kelelahan, cepat marah serta ibu
dkk, 2012). postpartum yang mengalami masalah dengan
Semua ibu yang baru melahirkan rata-rata tidur merupakan salah satu gejala postpartum
menderita keletihan postpartum, khususnya blues (Dortheim, dkk, 2009).
pada masa awal, akibatnya ibu kurang tidur Penelitian yang dilakukan Mindel, dkk
ditambah dengan tanggungjawab yang harus (2013) diberbagai negara menunjukan bahwa
diberikan pada bayinya. Tiga hari pertama lebih dari setengah (54%) ibu postpartum
setelah melahirkan biasanya ibu sulit untuk memiliki kualitas tidur yang buruk, dengan
beristirahat. Penyebabnya seperti nyeri rentang 50.9% di Malaysia, hingga 77.8% di
perineum, rasa tidak nyaman di kandung Jepang. Fitri, Trisyani, dan Maryati (2012)
kemih, serta gangguan bayi yang dapat mengemukakan 85.7% ibu postpartum
mempengaruhi daya ingat dan psikomotor dengan sectio caesaria memiliki kualitas tidur
ibu. Biasanya pola tidur akan kembali normal yang buruk. Berbagai cara dapat dilakukan
dalam 2-3 minggu setelah persalinan (Marmi, untuk mengatasi masalah kualitas tidur pada
2014). seseorang, baik dengan terapi farmakologi
Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama maupun terapi nonfarmakologi. Terapi
pentingnya dengan kebutuhan makan, farmakologi misalnya dengan bantuan obat
aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. tidur atau obat penenang lainnya (Harnanto
Istirahat adalah suatu keadaan dimana & Subroto, 2007). Dan terapi
kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat nonfarmakologi misalnya dengan wewangian
badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur aromaterapi, memberikan posisi dan tempat
adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang tidur senyaman mungkin bagi ibu
penuh ketenangan tanpa kegiatan yang postpartum. Dari uraian diatas maka penulis
merupakan urutan siklus yang berulang- tertarik untuk melakukan studi kasus dengan
ulang dan masing-masing menyatakan fase judul “Upaya Pemenuhan Kebutuhan
kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. Istirahat Tidur pada Ibu Postpartum”.
Setiap individu membutuhkan istirahat dan
tidur untuk memulihkan kesehatannya begitu METODE
juga dengan wanita setelah melahirkan. Metode penulisan dalam menyusun Karya
Dengan istirahat dan tidur yang cukup tubuh Tulis Ilmiah ini menggunakan metode
akan berfungsi secara optimal dan dapat deskriptif yang menggambarkan studi kasus.
melakukan kegiatan sehari-hari (Tarwoto & Metode deskriptif adalah mendeskripsikan
Wartonah, 2003). Pada ibu postpartum peristiwa-peristiwa yang dilakukan secara
membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup sistematis dan menekan pada data faktual
berguna untuk memperlancar keluarnya ASI, dari pada penyimpulan. Fenomena yang
mempercepat proses involusi uterus, serta terjadi di dalam suatu populasi tertentu untuk
memulihkan keadaan setelah hamil dan membuat penilaian terhadap suatu kondisi
melahirkan agar dapat menjalani aktivitas dan populasi tertentu untuk membuat
sehari-hari (Bahiyatun, 2009). Kebutuhan penilaian terhadap suatu kondisi dan
istirahat ibu menyusui minimal 8 jam perhari penyelenggaraan suatu program tersebut
melalui istirahat siang dan malam (Notoatmodjo, 2012). Jenis studi kasus ini
(Sulistyawati, 2009). menggunakan asuhan keperawatan
Kurangnya istirahat atau tidur pada ibu pendekatan dengan klien gangguan
postpartum akan mengakibatkan pemenuhan istirahat tidur pada ibu
berkurangnya suplai ASI, memperlambat postpartum dengan preeklampsia.
proses involusi uterus, dan menyebabkan
Penelitian ini dilakukan di RSUD KRMT
ketidakmampuan merawat bayi serta depresi
Wongsonegoro Semarang pada tanggal 12
(Suhana, 2010). Selain itu kurang istirahat
Februari 2018-20 Februari 2018.
atau tidur pada ibu postpartum bisa menjadi

23
Dalam penelitian ini penulis menggunakan klien tidak mempunyai riwayat penyakit
instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index hipertensi. Klien mengatakan saat
(PSQI), yaitu kuesioner untuk mengetahui kehamilannya memasuki usia 32 minggu
kualitas tidur seseorang dalam jangka waktu klien sering mengalami pusing, kaki edema
1 minggu secara subyektif. PSQI ini terdiri dan tekanan darah klien naik dengan rata-rata
dari 9 butir pertanyaan yang membentuk 7 saat periksa 140/100 mmHg dan setelah
komponen penilaian, meliputi: kualitas tidur diperiksa hasil proteinuria +2 dan klien
secara subyektif, latensi tidur, durasi tidur, didiagnosa mengalami preeklampsia ringan.
efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, Riwayat penyakit keluarga klien adalah tidak
penggunaan obat tidur, dan disfungsi mempunyai penyakit keturunan seperti
aktivitas pada siang hari. Kuesioner ini hipertensi, diabetes millitus dan penyakit
menghasilkan skor global yang terdiri dari menular seperti HIV/AIDS, TBC.
penjumlahan 7 komponen tersebut. Jika hasil
skor global >5-21 berarti menunjukkan Pengkajian pada pasien II dilakukan pada
kualitas tidur yang buruk, sedangkan skor tanggal 19 Februari 2018 di bangsal Dewi
global <5 berarti menunjukkan kualitas tidur Kunthi di RSUD KRMT Wongsonegoro
yang baik. Alat ukur yang digunakan ini Semarang didapatkan data dengan teknik
sudah dibakukan bersifat tetap, dapat wawancara dengan klien, observasi langsung,
dipertanggung jawabkan serta menggunakan didapatkan data identitas umum Ny. S adalah
uji Spearman-rank (rho) Corellation. seorang ibu berumur 23 tahun, jenis kelamin
perempuan, beragama islam, suku bangsa
HASIL PENELITIAN Jawa Indonesia, pendidikan terakhir SMA,
Pengkajian pada pasien I dilakukan pada pekerjaan ibu rumah tangga, status
tanggal 17 Februari 2018 di bangsal Dewi perkawinan kawin. Pada tanggal 17 Februari
Kunthi di RSUD KRMT Wongsonegoro 2018 klien melahirkan anak pertamanya
Semarang didapatkan data dengan teknik berjenis kelamin perempuan secara spontan.
wawancara dengan klien, observasi langsung, Saat pengkajian klien mengeluh kurang tidur,
didapatkan identitas umum Ny. N adalah klien mengatakan saat tidur malam klien
seorang ibu berumur 18 tahun, seorang harus terbangun setiap 2 jam sekali untuk
perempuan, beragama islam, suku bangsa menyusui bayinya. Klien mengatakan tidur
Jawa Indonesia, pendidikan terakhir SMP, malam hanya ±3 jam dan tidak bisa tidur
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, status siang karena suara lingkungan rumah sakit
perkawinan kawin. Pada tanggal 15 Februari yang terlalu bising. Klien mengatakan
2018 klien melahirkan anak pertamanya mempunyai kebiasaan tidur yaitu lampu
berjenis kelamin laki-laki dengan berat 3500 dimatikan atau dengan pencahayaan yang
gram secara spontan. Saat pengkajian klien redup, klien terlihat mengantuk. Pemeriksaan
mengeluh kurang tidur, klien mengatakan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
saat tidur malam mudah terbangun setiap 2 darah 140/80 mmHg, nadi 82x/menit,
jam sekali untuk menyusui bayinya, klien respirasi 22x/menit, suhu 37o C, kesadaran
mengatakan tidur malam ±4 jam dan tidur composmentis. Hasil pemeriksaan fisik
siang ±1 jam dan klien terlihat menguap. dididapatkan bahwa mata klien sembab,
Pemeriksaan tanda-tanda vital dan konjungtiva tampak anemis, dan terdapat
pemeriksaan fisik didapatkan hasil kesadaran kantung mata, terdapat edema pada kedua
klien composmentis, tekanan darah 150/100 kaki klien, terdapat laserasi derajat I pada
mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, perineum klien. Dari hasil pengkajian
suhu 36,4o C, wajah tampak lemas, riwayat kesehatan didapatkan klien tidak
konjungtiva anemis, mata tampak sembab pernah menderita hipertensi sebelum hamil.
dan terdapat lingkaran hitam di sekitar mata Tetapi setelah kehamilan klien memasuki
dan kantung mata, terdapat edema pada usia 29 minggu klien mengeluh sering
kedua kaki klien, terdapat laserasi derajat I mengalami pusing, mengalami edema di kaki
pada perineum klien. Dari hasil pengkajian dan tekanan darah klien mengalami kenaikan

24
dengan rata-rata saat periksa 140/90 mmHg, vital: tekanan darah 150/100 mmHg, nadi
hasil proteinuria +1, dan klien didiagnosa 84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4o C.
preeklampsia ringan. Di dalam keluarga klien
tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan Dari hasil pengkajian pasien II: data
seperti hipertensi, diabetes millitus dan subjektif: mengeluh kurang tidur, klien
penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC. mengatakan saat tidur malam klien harus
terbangun setiap 2 jam sekali untuk
Keluhan utama Ny. N mengatakan kurang menyususi bayinya. Klien mengatakan tidur
tidur, klien mengatakan saat tidur malam malam hanya ±3 jam dan tidak bisa tidur
mudah terbangun setiap 2 jam sekali untuk siang karena suara lingkungan rumah sakit
menyusui bayinya, klien mengatakan tidur yang terlalu bising. Klien mengatakan
malamnya ±4 jam dan tidur siang ±1 jam dan mempunyai kebiasaan tidur yaitu lampu
klien terlihat menguap. Pemeriksaan tanda- dimatikan atau dengan pencahayaan yang
tanda vital dan pemeriksaan fisik kesadaran redup. Data objektif: mata klien sembab,
klien composmentis, tekanan darah 150/100 konjungtiva tampak anemis, dan terdapat
mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, kantung mata, klien tampak mengantuk.
suhu 36,4o C, wajah tampak lemas, Tanda-tanda vital: tekanan darah 140/80
konjungtiva anemis, mata tampak sembab mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit,
dan terdapat lingkaran hitam di sekitar mata suhu 37o C.
dan kantung mata, terdapat edema pada
kedua kaki klien, terdapat laserasi derajat I Berdasarkan data subjektif dan data objektif
pada perineum klien. Keluhan utama Ny. S pada pasien Ny. N dan Ny. S tersebut, maka
yaitu saat pengkajian klien mengeluh kurang ditegakkan masalah keperawatan yaitu
tidur, klien mengatakan saat tidur malam gangguan pola tidur berhubungan dengan
klien harus terbangun setiap 2 jam sekali pola tidur tidak menyehatkan (tanggung
untuk menyususi bayinya. Klien mengatakan jawab menjadi orang tua). NOC: melaporkan
tidur malam hanya ±3 jam dan tidak bisa peningkatan rasa segar dan sejahtera dalam
tidur siang karena suara lingkungan rumah istirahat tidur, melaporkan istirahat malam
sakit yang terlalu bising. Klien mengatakan optimal, mempertahankan pola tidur yang
mempunyai kebiasaan tidur yaitu lampu memberikan cukup energi untuk menjalani
dimatikan atau dengan pencahayaan yang aktivitas sehari-hari (minimal 8 jam/hari),
redup, klien terlihat mengantuk. Pemeriksaan konjungtiva tidak anemis. NIC:
tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji
darah 140/80 mmHg, nadi 82x/menit, pola tidur, menciptakan suasana nyaman,
respirasi 22x/menit, suhu 37o C, kesadaran mengurangi distraksi lingkungan dan
composmentis. Hasil pemeriksaan fisik gangguan tidur, membatasi pengunjung
dididapatkan bahwa mata klien sembab, selama klien periode istirahat, mengkaji
konjungtiva tampak anemis, dan terdapat tingkat kelelahan, lama dan jenis persalinan,
kantung mata, terdapat edema pada kedua mengkaji faktor yang mempengaruhi
kaki klien, terdapat laserasi derajat I pada istirahat, memberikan informasi tentang
perineum klien. kebutuhan untuk tidur atau istirahat setelah
kembali ke rumah, mengkaji lingkungan
Dari hasil pengkajian pasien I: data subjektif: rumah, bantuan dirumah dan anggota
Ny. N mengeluh kurang tidur, mengatakan keluarga lain.
saat tidur malam mudah terbangun setiap 2
jam sekali untuk menyusui bayinya, klien Tindakan yang dilakukan pada Ny. N selama
mengatakan tidur malamnya ±4 jam dan tidur 7 hari yang pertama memberikan informed
siang ±1 jam. Data objektif: konjungtiva consent, memberikan kuesioner istirahat
tampak anemis, mata sembab, terdapat tidur, melakukan pengkajian meliputi data
lingkaran hitam di sekitar mata dan kantung umum pasien dan suami pasien, mengkaji
mata klien tampak menguap. Tanda-tanda keluhan-keluhan yang dirasakan pasien,
mengkaji riwayat kesehatan dan status
25
obstetri, melakukan pemeriksaan fisik, mengurangi distraksi lingkungan dan
melakukan implementasi keperawatan dan gangguan tidur,membatasi pengunjung
evaluasi. Tindakan keperawatan yang selama periode istirahat, melibatkan suami
dilakukan adalah mengobservasi tanda-tanda dan keluarga dalam membantu menjaga bayi
vital, mengkaji pola tidur, menciptakan pasien, memberi saran kepada pasien untuk
suasana nyaman, mengurangi distraksi tidur saat bayinya tertidur, mengkaji tidur
lingkungan dan gangguan tidur, membatasi malam pasien.
pengunjung selama klien periode istirahat,
mengkaji tingkat kelelahan, lama dan jenis Pada evaluasi hari kedua pada Ny. N tanggal
persalinan, mengkaji faktor yang 18 Februari 2018 pukul 14.00 WIB dengan
mempengaruhi istirahat, memberikan data subjektif yaitu klien mengatakan tidur
informasi tentang kebutuhan untuk tidur atau siang pukul 11.00-12.00 WIB dan terbangun
istirahat setelah kembali ke rumah, mengkaji saat bayinya mengis dan ada tamu yang
lingkungan rumah, bantuan dirumah dan datang, klien mengatakan tidur malamnya
amggota keluarga lain. tidak nyenyak ± 5 jam. Data objektif yaitu
wajah klien tampak lelah dan tidak segar,
Evaluasi yang dilakukan penulis pada Ny. N klien tampak lemas, konjungtiva anemis,
berdasarkan diagnosa keperawatan gangguan terdapat kantung mata dan lingkaran hitam
pola tidur berhubungan dengan pola tidur disekitar mata. Tanda-tanda vital: tekanan
tidak menyehatkan (tanggungjawab menjadi darah 135/80 mmHg, nadi 84x/menit,
orang tua) evaluasi hari pertama yaitu pada respirasi 22x/menit, suhu 36,5o C. Assesment
tanggal 17 Februari 2018 pukul 14.30 WIB yaitu masalah keperawatan gangguan pola
dengan data subjektif yaitu klien mengatakan tidur belum teratasi. Planning yaitu intervensi
tidur siang pukul 12.00-12.30 WIB dan dilanjutkan.
terbangun ketika bayinya menangis, klien
mengatakan tidur malamnya kurang optimal Pada hari ketiga tanggal 19 Februari 2018
karena setiap 2 jam harus menyusui bayinya dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N
dan karena suara lingkungan yang bising. yaitu mengkaji pola tidur, mengkaji
Data objektif yaitu wajah klien tampak lelah lingkungan rumah, bantuan dirumah dan
dan tidak segar, klien tampak lemas, adanya sibling dan anggota keluarga lain,
konjungtiva anemis, terdapat lingkaran hitam melibatkan keluarga dalam membantu
disekitar mata dan kantung mata, tanda-tanda menjaga bayi klien, menganjurkan kepada
vital: tekanan darah 130/90 mmHg, nadi klien untuk segera tidur atau istirahat jika
82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,6o C. bayinya tertidur, menganjurkan keluarga
Assesment masalah keperawatan gangguan untuk melatih dan membantu aktivitas klien.
pola tidur belum teratasi. Planning yaitu
Evaluasi hari ketiga pada Ny. N tanggal 19
lanjutkan intervensi observasi tanda-tanda
Februari 2018 dengan data subjektif yaitu
vital, ciptakan suasana nyaman, kurangi
klien mengatakan semalam hanya tidur ±3
distraksi lingkungan dan gangguan tidur,
jam. Klien mengatakan tidak bisa tidur
batasi pengunjung selama periode istirahat,
karena bayinya rewel. Klien mengatakan
berikan informasi tentang kebutuhan istirahat
belum tidur siang. Data objektif yaitu klien
atau tidur setelah kembali ke rumah, libatkan
tampak menguap, konjungtiva anemis,
suami dan keluarga dalam membantu
terdapat kantung mata dan lingkaran hitam di
menjaga bayi pasien, sarankan pasien untuk
sekitar mata, wajah tampak lesu. Assessment
tidur saat bayinya tertidur, kaji tidur malam
yaitu masalah keperawatan gangguan pola
pasien.
tidur belum teratasi. Planning yaitu intervensi
Pada hari kedua tanggal 18 Februari 2018 dilanjutkan.
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N
Pada hari ke empat tanggal 20 Februari 2018
yaitu mengobservasi tanda-tanda
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N
vital,menciptakan suasana nyaman,
yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan

26
jumlah tidur klien, menganjurkan klien untuk gangguan pola tidur belum teratasi. Planning
mencari informasi pada keluarga atau teman yaitu intervensi dilanjutkan.
apabila ada masalah yang membuat klien
cemas, menginstruksikan klien cara relaksasi Tindakan yang dilakukan pada Ny. S selama
napas dalam atau bentuk nonfarmakologis 7 hari yang pertama memberikan informed
lainnya agar merangsang tidur (seperti consent, memberikan kuesioner istirahat
mendengarkan musik klasik), menganjurkan tidur, melakukan pengkajian meliputi data
klien untuk menghindari mengonsumsi umum pasien dan suami pasien, mengkaji
makanan dan minuman ketika mendekati keluhan-keluhan yang dirasakan pasien,
waktu tidur yang dapat menganggu tidur mengkaji riwayat kesehatan dan status
(misal kafein). obstetri, melakukan pemeriksaan fisik,
melakukan implementasi keperawatan dan
Pada hari kelima tanggal 21 Februari 2018 evaluasi. Tindakan keperawatan yang
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N dilakukan adalah mengobservasi tanda-tanda
yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan vital, mengkaji pola tidur, menciptakan
jumlah tidur klien, memotivasi klien dalam suasana nyaman, mengurangi distraksi
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur, lingkungan dan gangguan tidur, membatasi
menganjurkan keluarga untuk tetap pengunjung selama klien periode istirahat,
membantu dan melatih aktivitas lien di mengkaji tingkat kelelahan, lama dan jenis
rumah. persalinan, mengkaji faktor yang
mempengaruhi istirahat, memberikan
Pada hari keenam tanggal 22 Februari 2018 informasi tentang kebutuhan untuk tidur atau
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N istirahat setelah kembali ke rumah, mengkaji
yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan lingkungan rumah, bantuan dirumah dan
jumlah tidur klien, menjelaskan pentingnya amggota keluarga lain.
tidur yang cukup selama masa nifas dan
menyusui, menganjurkan keluarga untuk Evaluasi yang dilakukan penulis pada Ny. S
menciptakan suasana yang nyaman berdasarkan diagnosa keperawatan gangguan
menjelang tidur. pola tidur berhubungan dengan pola tidur
tidak menyehatkan (tanggung jawab menjadi
Pada hari ketujuh tanggal 22 Februari 2018 orang tua) evaluasi hari pertama yaitu pada
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. N tanggal 19 Februari 2018 pukul 15.00 WIB
yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan dengan data subjektif yaitu klien mengatakan
jumlah tidur klien, melakukan pengukuran bawa badan terasa lemas, sulit tidur di siang
TTV, menganjurkan klien untuk mengikuti hari karena suara yang terlalu bising dan di
senam nifas, menganjurkan keluarga untuk malam hari karena lampu terlalu terang dan
membantu menjaga bayi klien, menganjurkan klien harusbangun setiap 2 jam untuk
keluarga untuk tetap membantu dan melatih menyusui bayinya, klien mengatakan saat
aktivitas klien selama di rumah sedikit demi dilakukan evaluasi belum dapat tidur siang.
sedikit. Data objektif yaitu klien tampak lemas,
konjungtiva anemis, terdapat kantung mata
Evaluasi hari ketujuh pada Ny. N tanggal 22
dan lingkaran hitam di sekitar mata, tanda-
Februari 2018 dengan data subjektif yaitu
tanda vital: tekanan darah 130/90 mmHg,
klien mengatakan semalam tidur ±4 jam dan
nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu
tidur siang ±1-2 jam. Klien mengatakan
36,8o C. Assesment masalah keperawatan
bayinya tidak terlalu rewel. Data objektif
gangguan pola tidur belum teratasi. Planning
yaitu konjungtiva tampak anemis, terdapat
yaitu lanjutkan intervensi observasi tanda-
kantung mata dan lingkaran hitam di sekitar
tanda vital, ciptakan suasana nyaman,
mata, bayi klien tampak tertidur, tekanan
kurangi distraksi lingkungan dan gangguan
darah 125/80 mmHg, nadi 88x/menit,
tidur, batasi pengunjung selama periode
respirasi 20x/menit, suhu 36,6o C.
istirahat, berikan informasi tentang
Assessment yaitu masalah keperawatan

27
kebutuhan istirahat atau tidur setelah kembali Evaluasi hari ketiga pada Ny. S tanggal 21
ke rumah, berikan saran pada pasien untuk Februari 2018 dengan data subjektif yaitu
menutup matanya dengan penutup mata atau klien mengatakan semalam tidur ±3 jam dan
kain saat akan tidur, libatkan suami dan tidur siang ±1 jam, klien mengatakan bayinya
keluarga dalam membantu menjaga bayi tidak terlalu rewel. Data objektif yaitu klien
pasien, sarankan pasien untuk tidur saat tampak menguap, konjungtiva anemis,
bayinya tertidur, kaji tidur malam pasien. terdapat kantung mata dan lingkaran hitam di
sekitar mata, klien tampak lemas, bayi klien
Pada hari kedua tanggal 20 Februari 2018 tampak tertidur. Assessment yaitu masalah
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S keperawatan gangguan pola tidur belum
yaitu mengobservasi tanda-tanda teratasi. Planning yaitu intervensi
vital,menciptakan suasana nyaman, dilanjutkan.
mengurangi distraksi lingkungan dan
gangguan tidur,membatasi pengunjung Pada hari ke empat tanggal 22 Februari 2018
selama periode istirahat,memberi saran dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S
kepada pasien untuk mnutup mata yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan
menggunakan penutup mata atau kain saat jumlah tidur klien, menganjurkan klien untuk
akan tidur, melibatkan suami dan keluarga mencari informasi pada keluarga atau teman
dalam membantu menjaga bayi pasien, apabila ada yang membuat klien cemas,
memberi saran kepada pasien untuk tidur saat menginstruksikan cara relaksasi napas dalam
bayinya tertidur, mengkaji tidur malam atau bentuk nonfarmakologis lainnya agar
pasien. merangsang tidur (misal mendengarkan
musik), menganjurkan klien untuk
Pada evaluasi hari kedua pada Ny. S tanggal mengindari mengonsumsi makanan dan
20 Februari 2018 pukul 14.30 WIB dengan minuman ketika mendekati waktu tidur yang
data subjektif yaitu klien mengatakan dapat menganggu tidur (misal kafein).
semalam tidak bisa tidur karena lampu terlalu
terang dan bayinya yang terus rewel, klien Pada hari kelima tanggal 23 Februari 2018
mengatakan tidur malam ± 2 jam dan belum dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S
tidur siang. Data objektif yaitu wajah tampak yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan
lemas, klien terlihat menguap, konjungtiva jumlah tidur klien, memotivasi klien dalam
anemis, terdapat kantung mata dan lingkaran pemenuhan istirahat dan tidur, menganjurkan
hitam di sekitar mata. Tanda-tanda vital: keluarga untuk tetap membantu dan melatih
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi aktivitas klien sedikit demi sedikit.
86x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5o C.
Assesment yaitu masalah keperawatan Pada hari keenam tanggal 24 Februari 2018
gangguan pola tidur belum teratasi. Planning dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S
yaitu intervensi dilanjutkan. yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan
jumlah tidur klien, menjelaskan pentingnya
Pada hari ketiga tanggal 21 Februari 2018 tidur yang cukup selama masa nifas dan
dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S menyusui, menganjurkan keluarga untuk
yaitu mengkaji pola tidur, mengkaji menciptakan lingkungan yang nyaman
lingkungan rumah, bantuan di rumah dan menjelang klien tidur.
adanya sibling dan anggota keluarga lain,
melibatkan keluarga dalam membantu Pada hari ketujuh tanggal 25 Februari 2018
menjaga bayi klien, menganjurkan kepada dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S
klien untuk segera tidur dan istirahat jika yaitu mengobservasi kembali pola tidur dan
bayinya tertidur, menganjurkan keluarga jumlah tidur klien, melakukan pengukuran
untuk membantu aktivitas dan latihan klien TTV, menganjurkan klien untuk mengikuti
sedikit demi sedikit. senam nifas, menganjurkan keluarga untuk
membantu menjaga bayi klien, menganjurkan

28
keluarga untuk tetap membantu dan melatih konjungtiva tampak anemis, dan terdapat
aktivitas klien selama di rumah. kantung mata, klien terlihat mengantuk.
Tujuan dilakukan asuhan keperawatan dalam
Evaluasi hari ketujuh pada Ny. S tanggal 25 upaya pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
Februari 2018 dengan data subjektif yaitu adalah untuk memperlancar keluarnya ASI,
klien mengatakan semalam tidur ±3 jam dan mempercepat proses involusi uterus, serta
tidur siang ±1 jam, klien mengatakan masih memulihkan keadaan setelah hamil dan
mengantuk dan ingin tidur tetapi harus melahirkan agar dapat menjalani aktivitas
mengurus bayinya. Data objektif yaitu sehari-hari (Bahiyatun, 2009). Ibu setelah
konjungtiva tampak anemis, terdapat kantung melahirkan berpotensi mengalami gangguan
mata dan lingkaran hiam di sekitar mata, tidur. Sehingga diperlukan tindakan-tindakan
klien tampak menguap, klien tampak lelah, untuk pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi pada ibu postpartum. Istirahat yang
86x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,7o C. memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan
Assessment yaitu masalah keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
gangguan pola tidur belum teratasi. Planning sekalipun kadang-kadang tidak mudah
yaitu intervensi dilanjutkan dicapai. Dengan tubuh yang letih dan
mungkin pola pikir yang sangat aktif, ibu
PEMBAHASAN sering perlu diingatkan dan dibantu agar
Pada bab ini akan membahas masalah mendapatkan istirahat yang cukup (Marmi,
keperawatan pada Ny. N dan Ny. S dengan 2014).
diagnosa gangguan pola tidur berhubungan Istirahat adalah suatu keadaan dimana
dengan pola tidur tidak menyehatkan kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
(tanggung jawab menjadi orang tua) badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur
didapatkan dari data subjektif pada Ny. N: adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang
pengkajian klien mengeluh kurang tidur, penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
klien mengatakan saat tidur malam mudah merupakan urutan siklus yang berulang-
terbangun setiap 2 jam sekali untuk ulang dan masing-masing menyatakan fase
menyusui bayinya, klien mengatakan tidur kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
malam ±4 jam dan tidur siang ±1 jam. Data Setiap individu membutuhkan istirahat dan
objektif pada pasien Ny. N: tanda tanda vital tidur untuk memulihkan kesehatannya begitu
tekanan darah 150/100 mmHg, nadi juga dengan wanita setelah melahirkan.
84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4o C, Dengan istirahat dan tidur yang cukup tubuh
konjungtiva anemis, mata tampak sembab akan berfungsi secara optimal dan dapat
dan terdapat lingkaran hitam di sekitar mata melakukan kegiatan sehari-hari (Tarwoto &
dan kantung mata, klien tampak menguap. Wartonah, 2003).
Dan pada Ny. S didapatkan data subjektif Gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah
yaitu klien mengeluh kurang tidur, klien waktu dan kualitas tidur akibat faktor
mengatakan saat tidur malam klien harus eksternal. Faktor yang berhubungan antara
terbangun setiap 2 jam sekali untuk lain gangguan karena pasangan tidur,
menyususi bayinya. Klien mengatakan tidur halangan lingkungan (misalnya bising,
malam hanya ±3 jam dan tidak bisa tidur pajanan cahaya/gelap, suhu/kelembapan,
siang karena suara lingkungan rumah sakit lingkungan yang tidak dikenal), imobilisasi,
yang terlalu bising. Klien mengatakan kurang privasi, pola tidur tidak menyehatkan
mempunyai kebiasaan tidur yaitu lampu (misalnya karena tanggung jawab menjadi
dimatikan atau dengan pencahayaan yang orang tua, menjadi pengasuh, pasangan tidur)
redup. Data obkjektif pada Ny. S yaitu tanda- (NANDA, 2015).
tanda vital didapatkan hasil tekanan darah Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
140/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi menurut Maryunani (2011), faktor yang
22x/menit, suhu 37o C, mata klien sembab, mempengaruhi tidur antara lain:
pertumbuhan-perkembangan, motivasi,

29
merokok, kafein dan alkohol, faktor tidur, melaporkan istirahat malam yang
lingkungan seperti lingkungan baru, asing: optimal, wajah tidak pucat dan konjungtiva
REM dan NREM, gaya hidup, misal: jam tidak anemis, tidur minimal 8 jam perhari,
kerja atau shift, kelelahan, stress emosional, dan tidak terdapat atau berkurangnya
penyakit, obat-obatan. lingkaran hitam dan kantung mata. Rencana
Penelitian ini diberikan kepada 2 responden tindakan selanjutnya yaitu memberikan
yaitu Ny. N dan Ny. S dalam pemberian dukungan dan motivasi kepada Ny. N dan
intervensi keperawatan kepada 2 responden Ny. S untuk cukup istirahat dan tidur,
tersebut dengan dilakukan cara yang sama. menganjurkan Ny. N dan Ny. S untuk
Tindakan keperawatan yang dilakukan meningkatkan intensitas tidur dan
adalah mengobservasi tanda-tanda vital, istirahatnya supaya dapat mempertahankan
mengkaji pola tidur, menciptakan suasana pola tidurnya, serta menganjurkan keluarga,
nyaman, mengurangi distraksi lingkungan suami, dan orang-orang terdekat untuk tetap
dan gangguan tidur, membatasi pengunjung memotivasi dan mendukung Ny. N dan Ny. S
selama klien periode istirahat, mengkaji untuk meningkatkan intensitas tidurnya.
tingkat kelelahan, lama dan jenis persalinan, Karena pada periode postpartum ibu
mengkaji faktor yang mempengaruhi memerlukan dukungan dari keluarga, suami,
istirahat, memberikan informasi tentang dan orang-orang terdekatnya supaya klien
kebutuhan untuk tidur atau istirahat setelah tidak merasa cemas pada masa transisi
kembali ke rumah, mengkaji lingkungan setelah melahirkan terhadap tanggung jawab
rumah, bantuan dirumah dan amggota baru (Marmi, 2014).
keluarga lain. Penelitian ini dilakukan selama Hasil pengkajian dari kedua responden
7 hari dengan dilakukan pemberian intervensi bahwa setiap individu mempunyai kebiasaan
keperawatan. Penelitian ini menggunakan atau pola tidur berbeda-beda. Dari hasil
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index diatas dapat penulis simpulkan bahwa faktor
(PSQI) yaitu kuesioner untuk menilai yang menyebabkan Ny. N tidak bisa tidur
kualitas tidur seseorang secara subjektif yang adalah karena Ny. N baru memiliki seorang
terdiri dari 9 butir pertanyaan yang anak, usia Ny. N yang masih sangat muda,
membentuk 7 komponen penilaian, meliputi: adaptasi menjadi orang tua, karena stressor
kualitas tidur secara subyektif, latensi tidur, lingkungan seperti tangisan bayi, dan juga
durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, dapat dipengaruhi oleh preeklampsia yang
gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan diderita klien. Dari kuesioner didapatkan
disfungsi aktivitas pada siang hari. Dari hasil juga dari faktor nyeri, sering bangun untuk
kuesioner didapatkan kedua responden ke kamar mandi, dan faktor suhu yaitu Ny. N
memiliki kualitas tidur yang buruk. Pada sering merasa kedinginan dan kepanasan.
pasien Ny. N memiliki kualitas tidur yang Dan pada Ny. S faktor yang menyebabkan
buruk memiliki skor penilaian 7 dan setelah gangguan pola tidur adalah karena Ny. S
diberikan intervensi keperawatan kualitas baru memiliki seorang anak, adaptasi
tidur Ny. N tetap buruk dengan skor menjadi orang tua, pencahayaan yang terlalu
penilaian 10. Dan pada pasien Ny. S terang, lingkungan yang terlalu bising,
memiliki kualitas tidur buruk dengan skor karena stressor seperti tangisan bayi, dan
penilaian 7 dan setelah diberikan intervensi juga dipengaruhioleh preeklampsia yang
keperawatan kualitas tidur Ny. S tetap buruk diderita klien. Dari kuesioner didapatkan
dengan skor penilaian 10. faktor yang mempengaruhi tidur Ny. S yaitu
Dari data yang didapat selama 7 hari nyeri, merasa kedinginan, merasa kepanasan,
pengelolaan penulis menyatakan bahwa dan sering terbangun tengah malam untuk ke
masalah keperawatan gangguan pola tidur kamar mandi. Dari perbandingan kedua
pada Ny. N dan Ny. S belum teratasi karena reponden, Ny. N memiliki kualitas tidur yang
hasil evaluasi belum memenuhi kriteria hasil lebih baik daripada Ny. S. Hal ini disebabkan
yang penulis harapkan yaitu responden karena Ny. N tinggal bersama orang tua,
melaporkan merasakan segar setelah bangun adik, dan suaminya. Sehingga dalam

30
pengasuhan bayi dan pekerjaan rumah Ny. N untuk mengatasi gangguan pola tidur yaitu
dibantu oleh keluarganya sehingga waktu dengan menggunakan aromaterapi lavender.
istirahat Ny. N lebih banyak. Sedangkan Ny. Menurut Suteja (2003) menyatakan ada
S tinggal bersama suaminya dan suaminya hubungan yang signifikan antara usia dan
harus bekerja dari pagi sampai sore. kualitas tidur, semakin tinggi tingkat usia
Sehingga Ny. S harus mengurus bayi dan maka kualitas tidur semakin buruk
pekerjaan rumahnya sendiri dan dengan KESIMPULAN
bantuan dari ibunya saat ibu dari Ny. S Berdasarkan resume kasus maupun
mengunjungi rumahnya. pembahasan maka dapat disumpulkan bahwa
Hal itu juga didukung oleh penelitian yang diagnosa keperawatan yang muncul pada
dilakukan Anita (2017) yang menyatakan kasus Ny. N dan Ny. S dengan postpartum
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi normal atau spontan dengan preeklampsia
pola tidur yaitu adaptasi menjadi orang tua, yaitu gangguan pola tidur berhubungan
dan cemas akibat ASI belum keluar dan dengan pola tidur tidak menyehatkan
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu (tanggung jawab menjadi orang tua).
mengkaji pola tidur dan jumlah tidur, Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi gangguan tidur dan mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji
penyebab gangguan tidur, menjelaskan efek- pola tidur, menciptakan suasana nyaman,
efek medikasi terhadap pola tidur, mengurangi distraksi lingkungan dan
mendiskusikan dengan keluarga tentang gangguan tidur, membatasi pengunjung
teknik-teknik tidur, menganjurkan klien selama klien periode istirahat, mengkaji
untuk mencari informasi pada keluarga atau tingkat kelelahan, lama dan jenis persalinan,
teman terdekat untuk mengurangi mengkaji faktor yang mempengaruhi
kecemasan, serta mengobservasi dan istirahat, memberikan informasi tentang
mencatat kebutuhan tidur setiap hari. kebutuhan untuk tidur atau istirahat setelah
Penelitian Winta (2016) menyebutkan ada 3 kembali ke rumah, mengkaji lingkungan
faktor yang menyebabkan gangguan tidur rumah, bantuan dirumah dan anggota
pada ibu postpartum, faktor yang pertama keluarga lain. Secara umum intervensi dapat
yaitu rasa nyeri, faktor yang kedua yaitu dilaksanakan dengan baik, hal tersebut
akibat lingkungan yang kurang nyaman, dan didukung oleh responden dan keluarga yang
faktor yang ketiga yaitu akibat merasa cemas kooperatif, responden mau melaksanakan
dan tindakan yang dilakukan yaitu dengan tindakan yang dianjurkan oleh perawat dan
terapi farmakologis seperti menggunakan mempraktekkan dengan baik. Setelah
obat tidur atau obat penenang, dan dilakukan tindakan keperawatan, masalah
nonfarmakologis menggunakan musik klasik. keperawatan gangguan pola tidur belum
Menurut Ratini (2014) menyebutkan bahwa teratasi. Karena hasil evaluasi belum
semakin bertambah usia, pola tidur akan memenuhi kriteria hasil yang diharapkan
berubah dan tindakan yang dilakukan yaitu penulis dan dari hasil kuesioner PSQI
dengan terapi farmakologis seperti dengan kualitas tidur kedua responden masih buruk.
menggunakan obat tidur atau obat penenang. Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor-
Menurut Mindel, dkk (2013) diberbagai faktor yang menyebabkan responden
negara menunjukkan lebih dari setengah mengalami gangguan pola tidur yaitu
(54%) ibu postpartum memiliki kualitas tidur adaptasi menjadi orang tua, stressor tangisan
yang buruk dan tindakan yang dilakukan bayi, stressor dari lingkungan seperti suara
yaitu dengan terapi nonfarmakologis dengan bising, suhu yang terlalu dingin atau panas,
relaksasi. Menurut Hunter & Yount (2009) usia, sering terbangun di malam hari untuk
mengatakan bahwa semua ibu postpartum menyusui bayinya dan untuk ke kamar kecil,
baik primipara maupun multipara mengalami dan juga dapat disebabkan oleh preeklampsia
gangguan pola tidur disebabkan terbangun di yang diderita klien.
malam hari untuk menyusui bayi pada satu
bulan pertama dan tindakan yang dilakukan

31
Postpartum dengan Kematian Janin.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ambarwati. (2009). Asuhan Kebidanan Juraida, Roito H. (2013). Asuhan Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Ibu Nifas dan Deteksi Dini Komplikasi.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Jakarta: EGC.
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik
Bobak, L. (2005). Keperawatan Maternitas, Laboratorium dan Klinik Perawatan
Edisi 4. Jakarta: EGC. Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru
Buysse, D. J., et al. (1989). The Pittsburgh Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Sleep Quality Index (PSQI): A New Medika.
Instrument For Psychiatric Research And Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan pada
Practice. Psychiatry Research. Masa Nifas “Puerperium Care”.
Carpenito, LJ. (2007). Buku Saku Diagnosa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keperawatan. Jakarta: EGC. Maryunani, Anik. (2011). Keterampilan
Diva, Delaura. (2015). Efektifitas Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK).
Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Jakarta: CV Trans Info Medika.
Tidur Ibu Postpartum. JOM Vol. 2. No.2 Mindel, J. D., Sadeh, A., Kwon, R., & Goh,
Oktober 2015. D. Y. T. (2013). Cross-cultural Comparisson
Dorheim, K. S., Bondevik, G. T., Eberhard- of Maternal Sleep. Sleep, Volume 36. Issue
Gran, M., & Bjorvatn B. (2009a). Sleep and 11. Diperoleh tanggal 2 Desember 2018 dari
Depression in Postpartum Women: a http://sleep.tau.ac.il/Mindell%202013%20 %
PopulationBased Study. US: US National 20Comparison%20of%20Maternal%20Sleep.
Library of Medication National Institute of pdf
Health. Diperoleh tanggal 1 Desember 2018 Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan
dari Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/- Mochtar, R. 2000. Sinopsis Obstetri
PMC2704916/ Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Dorheim, K. S., Bondevik, G. T., Eberhard- Muhlisin, Abi. 2011. Dokumentasi
Gran, M., & Bjorvatn B. (2009b). Subjective Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen
and Objective Sleep Among Depressed and Publishing.
Non-depressed Postnatal Women. Acta NANDA. (2009a). Diagnosis Keperawatan.
Psychiatria Scandnavica, 119. Diperoleh Jakarta: EGC.
pada 1 Desember 2018 dari NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan
http://www.researchgate.net/publication/232 Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
88881_ Jakarta: EGC.
Subjective_and_objective_sleep_among_dep Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
ressed_and_non-depressed_postnatal_women Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Filtness, Ashleigh, et al. (2014). Longitudinal Novita, Regina VT. (2011). Keperawatan
Change in Sleep and Daytime Sleepiness in Maternitas. Bogor: Ghalia Indonesia.
Postpartum Women. Plosone. Vol. 9. No. 7. Nugroho, Taufan, dkk. (2014). Buku Ajar
Hunter, L. P., Rychnovsky, J. D., & Yount, Asuhan Kebidanan Nifas 3. Yogyakarta:
S. M. (2009). A Selective Review of Nuha Medika.
Maternal Sleep Characteristics in the Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Postpartum Period. Journal of Obstetric, Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Gynecologic, & Neonatal Nursing Vol. 38, Potter, dan Perry. (2010). Fundamental
Issue 1. Diperoleh tanggal 3 Desember 2018 Keperawatan Buku 2. Edisi 7. Jakarta:
dari http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.- Salemba Medika.
111/j.1552-6909.2008.00309.x/full Prawiroharjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan,
Indriyani, Diyan. (2013). Aplikasi Konsep Edisi ke-4. Jakarta: Bina Pustaka.
dan Teori Keperawatan Maternitas Ratini, M. (2014). Sleep Disorder in Aging
Adults. Diperoleh tanggal 13 Januari 2018

32
dari http://www.m.webmd.com/a-to-z- Sugiyono. (2012b). Memahami Penelitian
guides/sleep-aging Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas.
Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal Yogyakarta: Fitramaya.
Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP. Suteja, Liga Weda. (2003). Hubungan
Saleha, S. (2009). Proses Keperawatan Pada Antara Negative Affectivity dan Usia Dengan
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Kualitas Tidur Pada Pekerja Rotating Shift.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Diperoleh pada tanggal 13 Maret 2018 dari
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. http://repository.ubaya.ac.id/8142/
Sivertsen et al. (2015). Trajectories of Tarwoto dan Wartonah. (2003). Kebutuhan
Maternal SleepProblems Before and After Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Childbirth: a Longitudunal Population Based Jakarta: Salemba Medika.
Study in BMC Pregnancy and Chilbirth 15: Wiknjosastro, Gulardi H, dkk. (2002).
129. Asuhan Persalinan No
Sugiyono. (2007a). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
rmal. Jakarta: EGC.

33

You might also like