Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Guru SMA Negeri 1 Bumiayu: 2 November

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

ANALISIS PENGARUH KEDISIPLINAN KERJA GURU


TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA SMA NEGERI 1 BUMIAYU KABUPATEN BREBES

Oleh : Siti Bariroh


Guru SMA Negeri 1 Bumiayu
Sitibariroh17@gmail.com,

Abstract
Discipline is one of the factors of success in achieving learning goals.
Discipline teacher will bring a positive impact on the development of
students, it requires dedication and a high responsibility. A teacher required
to cultivate the mindset, have extensive knowledge, must also have
competencies that qualified, good pedagogy, methodology, or disciplines to
be taught. The teaching profession is a noble profession, although sometimes
underestimated, but it is crucial in preparing the next generation, which will
continue nation's leadership in the future. Teachers are also required to be
able to provide examples of good models, in order to produce generations
that can be better in the future.The benchmark of whether good nor bad of
one community is the education itself. While the main character in the world
of education is the teacher, because the teacher are able to single handedly
carve a student's future whether it's good nor bad.The people's expectation
on the products of the education system can be seen on the student's both
academic and non-academic achievements.
This research is using a quantitative descriptive method, whereas the
type of approach used in this study is a partial correlation by analyzing the
relationship (influence) between the variables of work discipline in the
teacher with student achievement.
Data collection technique is to spread the Likert scale questionnaire form
which contains a number of questions about the indicators of work discipline
and student achievement. The data obtained was then added to the partial
correlation formula per variable, then connected, whether there is a
significant relationship between teacher's work discipline with student
achievement in SMA Negeri 1 Bumiayu, Brebes Regency, while the author
used determinant coefficient to analyze the relationship between teacher's
work discipline and student achievement.

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 33


Siti Bariroh

The results of the study is showing that teacher's work discipline will
affect student achievement, because there is a relationship of 0.786 or 78.6%
that were classified as very strong based on the level of its relationship.
Keywords: Work discipline,student achievement

Abstrak

Kedisiplinan merupakan salah satu faktor keberhasilan pencapaian


tujuan pembelajaran. Guru yang disiplin akan membawa dampak positif bagi
perkembangan peserta didik, maka diperlukan dedikasi dan tanggung jawab
yang tinggi. Seorang guru dituntut untuk bisa mempengaruhi mengolah pola
pikir, memiliki wawasan yang luas, juga harus memiliki kompetensi yang
mumpuni, baik ilmu kependidikan, metodologi, atau disiplin ilmu yang akan
diajarkannya. Profesi guru merupakan profesi yang mulia, walaupun kadang
dipandang sebelah mata, tetapi sangat menentukan dalam menyiapkan
generasi penerus bangsa, yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan
bangsa di masa yang akan datang. Guru juga dituntut untuk bisa memberikan
contoh tauladan yang baik, agar bisa menghasilkan generasi-generasi yang
bisa di dambakan di masa yang akan datang. Kondisi masyarakat baik atau
tidak yang menjadi tolak ukur adalah dunia pendidikan. Sedangkan yang
penjadi pemeran utama dalam dunia pendidikan adalah guru, karena guru
yang akan mengukir peserta didik menjadi baik atau buruk, harapan
masyarakat produk dari pendidikan dari anak-anaknya yang biasa lazim
dilihat adalah prestasinya, baik secara akademik maupun non akademik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sedangkan
jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi parsial
yaitu dengan menganalisis hubungan (pengaruh) antara variabel kedisiplinan
kerja guru dengan prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan datanya yaitu
dengan menyebarkan angket berupa skala likert yang berisi sejumlah
pertanyaan tentang indicator-indikator kedisiplinan kerja dan prestasi belajar
siswa. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam rumus korelasi parsial per
varibel, kemudian dihubungkan, apakah ada hubungan yang signifikan antara
kedisiplinan kerja guru dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Bumiayu
Kabupaten Brebes, sedangkan keeratannya hubungan penulis menggunakan
koefesien determinan. Hasil penelitian bahwa kedisiplinan kerja guru akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena terdapat hubungan sebesar
0,786 atau 78,6% yang tergolong sangat kuat berdasarkan tingkat
keeratannya.
Kata Kunci : Kedisiplinan kerja, ketauladan dan prestasi belajar

34 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

A. Latar Belakang Masalah


Di Era globalisasi sekarang ini dunia pendidikan menjadi sorotan
yang paling dahsyat, segala hal yang berkaitan dengan keadaan yang
dihadapi masyarakat sekecil apapun pendidikanlah yang menjadi sasaran
dan obyeknya. Mari kita sebagai pendidik harus jeli dalam
menghadapinya, jangan dipandang sebelah mata, sebab apabila peserta
didik menghasilkan yang terbaik, bukan pendidikan yang akan diangkat,
tetapi apabila peserta didik melakukan hal-hal yang tidak baik maka
pendidiklah yang di salahkannya.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang saling adanya suatu
keterkaitan, baik itu pendidik, peserta didik, masyarakat, maupun
pemerintah. Faktor yang paling penting dalam pengelolaan pendidikan
adalah pendidik atau guru, maka apabila seseorang memilih profesi
sebagai seorang guru harus mampu untuk memahami segala hal yang
berkaitan dengan dunia pendidikan. Karena profesi guru adalah profesi
yang mulia, maka segala apa yang akan dilakukan harus akan menjadi
barometer dari profesi-profesi yang lainnya.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah,
yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan bantuan orang
lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan
bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya,
demikian halnya peserta didik, ketika orang tua mendaftarkan anaknya
ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar
anaknya dapat berkembang secara optimal.
Menurut E. Mulyasa (2016 ; 35) PHQJDWDNDQ ³0LQDW EDNDW
kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak
akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini
guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara
satu peserta didik dengan peserta didik lainnya memiliki perbedaan yang
sangat mendasar.

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 35


Siti Bariroh

Seorang guru harus punya pegangan yang jelas, agar bisa


mengembangkan potensi peserta didik dengan seoptimal mungkin,
sehingga bisa meraih prestasi yang baik dan optimal, dengan cara
memahami karakteristik peserta didik secara sempurna. Sebab akhir-
akhri ini banyak perilaku nagatif yang dilakukan oleh para peserta didik,
bahkan melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindakan
melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama,
criminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat.
Dalam proses pembelajaran guru akan menghadapi situasi-situasi
yang menuntut mereka harus melakukan tindakan disiplin. Bisa dengan
memberikan hukuman-hukuman yang mendidik, jangan sampai justru
hukuman yang melampaui batas kewajaran (malleducatif), hukuman
yang diberikan adalah hukuman yang mendidik sesuai dengan kesalahan
yang dikerjakannya, misalnya memberikan pekerjaan rumah, kemudian
dikoreksi dengan diberi komentar, kritik dan saran untuk kemajuan
peserta didik. Kebanyakan guru memberikan pekerjaan rumah, tetapi
tidak dikoreksi, sehingga tidak ada umpan balik, terhadap tugas-tugas
yang dikerjakan. Tindakan tersebut merupakan upaya pembelajaran dan
penegakan disiplin yang destructive yang dilakukan oleh guru, yang
menimbulkan masalah yang fatal.
Agar seorang guru tidak melakukan kesalahan ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan: (a). Disiplin peserta didik ketika guru dalam
keadaan tenang. (b). Gunakan diisiplin secara tepat waktu dan tepat
sasaran. (c). Hindari menghina dan mengejek peserta didik. (d). Pilihlah
hukuman yang bisa dilakukan secara tepat. (e). Gunakan disiplin sebagai
alat pembelajaran. Sebab kedisiplinan akan berpengaruh besar terhadap
prestasi belajar peserta didik, apalagi kedisiplinan yang dilakukan oleh
seorang guru, sangat-sangat memiliki dampak yang sangat berpengaruh
dalam mencapai prestasi yang memuaskan bagi peserta didik.

36 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kediplisinan kerja guru terhadap prestasi
belajar siswa?

C. Konsep Kedisipilinan Kerja Guru


Pada semua lembaga pendidikan dalam menghadapi era
globalisasi seperti sekarang ini persaingan semakin tajam, pengelola
pendidikan baik, formal, informal maupun non formal, berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikannya. Cara yang dilakukan antara lain
berusaha memahami bagaimana anak-anak kita belajar. Apakah perilaku
yang menandakan bahwa belajar telah berlangsung pada diri mereka?
Bagaimana informasi yang diperoleh dari lingkungan diproses dalam
pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka, kemudian mereka
kembangkan. Dengan demikian bagaimana seharusnya informasi itu
disajikan agar dapat mereka cerna dan lama terekam, sehingga akan
senantiasa ingat atau bertahan dalam pikirannya. Karena penilaian
yang di sekolah terdiri dari tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan), setelah anak mendapatkan
pendidikan paling tidak memiliki perubahan yang signifikan. Yang
memiliki peranan penting adalah pendidik (baik orang tua atau guru),
tetapi dalam lembaga pendidikan formal gurulah yang paling dominan,
untuk itu diperlukan keteladanan yang intensif dari seorang guru, baik
dalam kedisiplinan, semangat, ataupun kesopanan dan lain-lainnya,
peran seorang guru untuk merubah anak didik menjadi baik, adalah guru
(sebagai pendidik), bukan hanya sebagai pengajar.
Seorang peserta didik yang aktif secara fisik mungkin bisa
didorong untuk mengksplorasi dirinya, melalui kegiatan olah raga. Jika
seorang peserta didik memperhatikan minatnya terhadap music, maka
carilah berbagai cara untuk mendorongnya agar minatnya bisa
berkembang secara optimal, demikian halnya anak-anak yang memiliki
kecerdasan di atas normal perlu diberi perhatian secara khusus, agar
keahlian dan kepandaian yang mereka miliki bisa berkembang secara
optimal. Bagi seorang guru harus mampu untuk memahami kemampuan,

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 37


Siti Bariroh

ketrampilan, kecerdasan, keahlian peserta didiknya, agar mampu


berkembang sesuai dengan harapan dari dirinya, terutama orang tua dan
masyarakat, maka diharapkan seorang guru harus mampu memahami
karakteristik peserta didik untuk dikembangkan, sehingga observasi yang
optimal dan penilaian yang jeli, melalui suatu proses yang sistematis.
Disinilah guru harus memiliki kedisiplinan dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan dalam penyususunan administrasi dan pedoman penilaian
yang jelas dan terukur.
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh
melalui berbagai upaya, yaitu antara lain melalui pembenahan
kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar
siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana
pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru. Namun dari sekian
banyak upaya tersebut, peningkatan kualitas pembelajaran melalui
peningkatan kualitas pendidik tetap menduduki posisi sangat strategis
dan akan berdampak positif. Dampak positif tersebut antara lain; (a).
Peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan
masalah pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (b). Peningkatan
kualitas masukan proses, dan hasil belajar, (c) Peningkatan
keprofesionalan pendidik, dan (d) Penerapan prinsip pembelajaran.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan, adanya
kemitraan antar jenjang dan jenis pendidikan, baik dalam tataran praktis-
implementasional maupun dalam tataran gagasan konseptual, agar
perkembangan peserta didik dapat dipantau kemajuannya, terutama
peningkatan prestasi, yaitu kedisiplinan kerja guru. Guru memiliki
kedisiplinan dan motivasi kerja yang tinggi, senantiasa memiliki
dorongan untuk bekerja gigih guna mencapai prestasi istimewa baik bagi
dirinya maupun bagi anak didiknya (standar of excellent), hal ini
disebabkan mereka memiliki control diri yang baik sehingga tidak
memerlukan pengawasan yang ketat dalam mencapai prestasi kerja yang
telah ditentukan.
Bangsa Indonesia sangat memperhatikan pembangunan di bidang
pendidikan, sebagai prioritas yang tidak di pandang sebelah mata, maka

38 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

penangannya harus secara serius, dunia pendidikanlah yang akan


mencetak generasi-generasi yang berkualitas. Adapun ciri-ciri manusia
yang berkualitas telah digariskan dalam pembukaan Undang-undang
Dasar 1945. Sebagai pilar dalam dunia pendidikan, Pemerintah
merumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang
luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
disiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab dan produktif,
serta sehat jasmani dan rohani.
Jadi, keberhasilan pendidikan sangat diharapkan untuk estafeta
kepemimpinan Negara di masa yang akan datang. Dalam hal ini yang
bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan adalah guru. Apabila
seseorang memilih profesi sebagai seorang guru harus mau memahami
tujuan yang telah dicanangkan pemerintah sebagai acuan, sehingga
berusaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas dirinya, baik dalam
penguasaan keilmuannya, pemahaman dan ketrampilan di dalam
kegiatan mengajarnya, yang paling penting adalah kesehatan mental
(Mental Hygiene), sebagai salah satu bagian dari tujuan pendidikan
nasional, yaitu memiliki mental yang sehat. Maka pendidikan memiliki
arti penting dan posisi strategis dalam upaya mencapai tujuan tersebut.
Kedisiplinan kerja guru juga salah satu faktor yang juga dapat
mempengaruhi prestasi anak didik, dalam hubungannya dengan
pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang,
maka kedisiplin berperan penting sebagai tenaga pendorong kemauan
dan keinginan untuk bekerja menurut ukuran-ukuran atau batasan-
batasan yang ditetapkan. Permasalahannya adalah adakah pengaruh yang
positif? Kedisiplinan kerja guru terhadap prestasi siswa di SMA Negeri 1
Bumiayu Kabupaten Brebes.
Dalam jenjang Sekolah menengah Atas (SMA), ada delapan
Standar Nasional Pendidikan yang harus dilengkapi, agar lembaga
pendidikan itu bisa berkualitas, antara lain, Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 39


Siti Bariroh

Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar


Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. (PP No. 19 Tahun 2005)
Kedisiplinan kerja merupakan fungsi operatif keenam dari
manajemen sumber daya manusia dan mempunyai peranan penting.
Sekarang semakin baik kedisiplinan kerja guru semakin tinggi prestasi
siswa yang dicapainya. Tanpa kedisiplinan kerja yang baik, sulit bagi
organisasi atau lembaga pendidikan mencapai hasil yang optimal. Dalam
kedisiplinan kerja dituntut kesanggupan untuk menghayati aturan,
hukum dan tata tertib yang tinggi. Seseorang yang disiplin, maka dalam
melaksanakan tugasnya dan mentaatinya dengan kesadaran yang tinggi,
terhadap pekerjaan yang dilakukannya sebagai tanggung jawab moral
seseorang terhadap pekerjaan yang digelutinya, senantiasa bergairah dan
bersemangat dalam melaksanakannya, dalam rangka mendukung
terwujudnya tujuan organisasi atau lembaga.
Kedisiplinan kerja menurut Malayu SP. Hasibuan (2002: 34)
yaitu kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran yang
dimaksud adalah sikap seseorang yang secara suka rela mentaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kedisiplinan
kerja diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada
waktunya. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, memenuhi semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orrang yang
tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
dengan senang hati.(Mulyasa, 2009: 191). Menurut Soegeng
Rijadarmint, dalam Tulus (2004: 31). Disiplin sebagai kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui suatu proses dari rangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau
kedisiplinan.
Kedisiplinan sekolah bertujuan untuk memantu peserta didik
menemukan dirinya, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-
problem kedisiplinan, serta berusaha menciptakan situasi yang
menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mereka mentaati segala

40 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kedisiplinan sekolah


dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu
berdiri sendiri (help for self help) dalam memecahkan berbagai
permasalahan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal
dengan yang menyenangkan. Akan tetapi akhir-akhir ini masalah
kedisiplinan sering disepelekan, bahkan banyak sekali pelanggaran-
pelanggagaran yang dilakukan oleh masyarakat terhadap peraturan yang
telah disepakati dan ditetapkan. Demikian halnya di sekolah, lembaga
pendidikan yang seharusnya menjadi miniature masyarakat dalam
membina kedisiplinan terutama para pendidiknya, sebagai orang yang
menjadi contoh bagi peserta didik, terkadang banyak guru yang datang
ke sekolah hanya pas mengajar saja, setelah selesai mengajar pulang,
maka apa yang bisa diambil contoh oleh peserta didik, karena jarang
berinteraksi sewaktu tidak mengajar (diluar jam mengajar) pada hal yang
seharusnya seorang guru datang ke sekolah sebelum jam pembelajaran di
mulai dan pulang bersama-sama dengan peserta didik, sehingga
walaupun tidak mengajar, masih berada di lingkungan sekolah, agar bisa
memahami karakteristik anak dalam kehidupannya. Kedisiplinan harus
ditanamkan kepada warga sekolah, baik itu kepala sekolah, pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik. Sebagai pendidik segala sikap
dan perilaku yang dilakukannya tentu akan dilihat dan dicontoh oleh
peserta didiknya. Jika seorang guru memiliki sikap kedisiplinan kerja
yang tinggi, maka peserta didiknyapun menjadi anak yang senantiasa
disiplin, tetapi jika pendidiknya tidak memiliki tingkat kedisiplinan yang
tinggi, jangan disalahkan bila siswanya juga mengikuti perilaku sang
guru yang rendah tingkat kedisiplinannya.
Kedisiplinan kerja yang baik mencerminkan besarnya tanggung
jawab yang harus dipikul oleh seseorang terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya, yang mendorong semangat kerja dalam
mewujudkan tujuan organisasi. Untuk itu kedisiplinan dalam bentuk
pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi karyawan, guru, dan
peserta didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan
tata tertib organisasi sekolah/madrasah. Disiplin kerja yang baik juga

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 41


Siti Bariroh

mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung


jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi dan
wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya.
Menurut Malik (2002: 2) bahwa Indonesia saat ini
penduduknya, yang menjadi tenaga guru masih kekurangan, kebanyakan
tenaga pengajar. Guru menurutnya merupakan pusat teladan dan
panutan, karena guru punya pengaruh terhadap siswa. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar (KBM) unsur yang penting, baik penguasaan
materi bidang studi, kepemimpinan dan keteladanan sebagai guru,
memimpin dalam kelas, maka guru yang berprestasi perlu didukung,
karena profesi guru perlu ketrampilan, sehingga perlu adanya kerja-sama
semua pihak, baik itu siswanya, orang tuanya, tenaga pendidik maupun
tenaga kependidikan, juga tidak lupa lingkungan. Kalau semua saling
mendukung seorang guru akan berusaha secara maksimal dalam
mendidik dan mengajar peserta didiknya, karena salah satu tujuan
organisasi khususnya dunia pendidikan adalah diharapkan tingkat
prestasi dan kecerdasa siswanya supaya terus meningkat dari suatu tahap
kepada tahap berikutnya sesuai dengan apa yang ditargetkannya. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan guru yang professional dan
memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga diharapkan akan diperoleh
prestasi siswa yang tinggi pula.

D. Guru dan Prestasi Belajar Siswa


Guru merupakan orang tua kedua di sekolah yang diberi amanat
untuk mendidik, melatih, membimbing dan mengarahkan potensi yang
dimiliki peserta didik dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan.
Guru sebagai pendidik harus mampu memberikan pendidikan dengan
sebaik-baiknya kepada peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai secara optimal.
Secara umum guru merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam mendidik, sedangkan secara khusus guru merupakan orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, baik potensi
afektif, kognitif, dan psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam

42 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

(Al-Rasidin dan Samsul Nizar; 2005: 41). Pada kenyataannya guru


memiliki banyak tugas yang harus dilaksanakannya, baik yang terikat
oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru
dikelompokkan menjadi tiga jenis tugas guru yaitu: (a) Tugas guru dalam
bidang profesi, (b) Tugas guru dalam bidang profesi meliputi: mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan kepada siswa, (c)
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, (d) Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan di sekolah harus menjadikan dirinya orang tua kedua, ia
harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswa.
Pelajaran apapun yang hendak diberikan, hendaknya dapat menjadi
motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia
tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswa.
Para siswa akan enggan menghadap guru yang tidak menarik, (d) Tugas
guru dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
di lingkunganya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila. (Usman Uzer, 2005;
7). Sedangkan menurut beberapa ahli pendidikan menyatakan bahwa
tugas guru atau pendidik adalah sebagai berikut: (a) Sebagai pengajar
(instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran,
melaksanakan program yang disusun dan akhirnya dengan pelaksanaan
penilaian setelah program tersebut dilaksanakan, (b) Sebagai pendidik
(educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
kepribadian sempurna (insane kamil) seiring dengan tujuan penciptanya,
(c) Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
(baik diri sendiri, peserta didik maupun masyarakat), upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atau

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 43


Siti Bariroh

program yang dilakukan, (d) Sebagai pelatih yang bertugas melatih


ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran dan
pembiasaan peserta didik berperilaku positif dalam pembelajaran, (e)
Sebagai pengembang program yang bertugas membantu
mengembangkan program pendidikan di sekolah dan hubungan
kerjasama intra-sekolah, (f) Sebagai pengelola program bertugas
membantu secara aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antar
sekolah dan masyarakat.
Tugas seorang guru atau tenaga pendidik, bukan hanya mengajar,
tetapi memiliki tugas yang amat kompleks dalam membentuk karakter,
kepribadiaan, prestasi, serta perilaku anak secara optimal, karena yang
dihadapi adalah makhluk hidup, maka seorang guru harus mengikuti
secara aktif perkembangan dari peserta didiknya, agar menjadi anak yang
berkembang secara utuh, baik jasmani maupun rohaninya. Seorang guru
belum dikatakan tugasnya berakhir, apabila seorang guru belum bisa
mencapai keberhasilan yang optimal. Keberhasilan yang optimal, itu
apabila bisa menghasilkan produk yang mumpuni. Maka tugas guru tidak
mudah, seperti yang dibayangkan selama ini, sebenarnya memiliki
tanggung jawab yang berat baik pada waktu anak sedang didik, sampai
dia dikatakan sudah bisa mandiri secara fisik maupun psikisnya.
Guru (pendidik), merupakan salah satu faktor penting untuk
mencapai standar yang berkualitas, untuk itu perlu adanya manajemen
sumber daya manusia yang mumpuni, yang memahami ilmu keguruan,
serta psikologi, tidak asal-asalan mengajar (hanya sekadar mentransfer
ilmu) tetapi tidak paham ilmu keguruan, sehingga banyak terjadi seorang
guru setelah selesai mengajar pulang, asal sudah memenuhi tugas, tidak
berusaha memahami karakteristik peserta didik, dan memberikan contoh
yang terbaik, untuk bisa diambil manfaatnya dalam kehidupannya kelak
setelah selesai dari anak didik itu menyelesaikan tugas dalam
pembelajarannya, maka seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan
(Kepala Sekolah) ataupun yayasan harus memahami manajemen,
sehingga bisa memimpin lembaga pendidikan dengan baik dan akan
berkualitas, serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

44 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

Peran guru dalam pembelajaran memiliki andil yang amat besar,


terhadap keberhasilan pembelajaran, maka guru harus berpacu, dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus
kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan memperhatikan diri
sebagai berikut: (1). Orang yang penuh kasih sayang pada peserta didik,
(2). Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para
peserta didik, (3). Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan,
dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. (4).
Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tuan untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya, (5). Memupuk rasa percaya diri, berani dan berani dan
bertanggung jawab. (6). Membiasakan peserta didik untuk saling
berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar, (7).
Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang
lain, dan lingkungan, (8). Mengembangkan kreativitasnya, (9). Menjadi
pembantu ketika diperlukan.
Salah satu tujuan dari organisasi khususnya dunia pendidikan
adalah diharapkan tingkat prestasi dan kecerdasan siswa kian meningkat
dari suatu tahap ketahap berikutnya sesuai dengan yang telah
ditargetkan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan guru yang
professional dan memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga dengan
demikian diharapkan akan diperoleh prestasi siswa yang tinggi pula.
Prestasi adalah suatu proses dimana salah satu tingkah laku yang
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi
(rangsangan) yang terjadi sehingga yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan berdasarkan teori di atas maka dapat kita ketahui bahwa
prestasi seseorang sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar. (Agus Dharma, 2000: 49).
Pada umumnya prestasi kerja seseorang dipengaruhi oleh
kecakapan, pendidikan dan pelatihan, ketrampilan, motivasi, pengalaman
dan kesanggupan. Dari sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi tersebut. (Michell, 2000: 65). Selain siswa dapat dikembangkan

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 45


Siti Bariroh

melalui berbagai bentuk latihan yang diadakan oleh guru, khususnya


ability secara spesifik yang diadakan oleh pihak sekolah dalam rangka
peningkatan prestasi kerja.
Tujuan utama bagi para siswa, prestasi yang diperoleh dari hasil
pendidikan adalah prestasi belajar. Apa yang maksud dengan belajar itu
sendiri? Terdapat berbagai macam pendapat, seperti yang diungkapkan
oleh Oemar Hamalik, (2000: 37), belajar adalah kegiatan rohaniyah atau
psikis, hasil belajar yang dicapai adalah perubahan dalam fisik misalnya
memperoleh pengertian tentang bahasa mengapresiasikan seni budaya
bersikap susila dan lain-lain
Belajar merupakan dasar dari rancangan kurikulum yang
didefinisikan oleh Anderson (2004) dalam Sopiatin Popi (2010:45)
sebagai keterkaitan antara tujuan atau standar, penilaian, kegiatan dan
materi. Belajar mempunyai komponen tujuan pengajaran/standar
kompetensi siswa yang harus dicapai, penilaian termasuk di dalamnya
tes yang bersifat formal, kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan,
baik di dalam maupun diluar kelas, dan materi pelajaran yang diberikan
kepada peserta didik.).
Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, mendefinisikan
belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism¶V
behavioral repertoire that occurs as a result of experience, Belajar ialah
perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil
pengalaman (John B. Biggs, 2005: 251). Sedangkan Reber dalam
bukunya, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua
macam definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring
knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini
biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang
oleh sebagian ahli dipandang kurang representative karena tidak
mengikutsertakan perolehan ketrampilan nonkognitif. Kedua, belajar
adalah A relatively permanent change in respons potentiality which
occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relative langsung sebagai hasil praktik yang

46 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

diperkuat. Dalam definisi tersebut terdapat empat macam istilah yang


esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, yaitu: (a)
Relatively permanent, yang secara umum menetap, (b) Response
potentiality, kemampuan bereaksi, (c) Reinforcel, yang diperkuat, dan (d)
Practice, praktik atau latihan.
Bertolak dari definisi belajar diartikan secara umum dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan hal
tersebut perubahan tingkah laku yang timbul akibat kematangan,
keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dipandang sebagai proses
belajar.
Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan
kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah
persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang
lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan
tragis juga bisa terjadi karena belajar, contoh, tidak sedikit orang pintar
yang menggunakan kepintarannya untuk mengintimidasi bahkan
menghancurkan kehidupan orang lain. Kenyataan tragis lain juga, hasil
belajar pengetahuan dan teknologi tinggi, tak jarang orang bisa membuat
senjata pemusnah sesame umat manusia. Jadi hasil belajar bisa
membawa manfaat, juga bisa membawa mudarat. Sehingga akan
hilanglah arti penting dari belajar karena timbulnya tragedi-tragedi tadi.
(Syah Muhibbin, 2010: 93).
.
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kedisiplinan kerja guru
dengan korelasi parsial dengan kriteria pengujian statistik F bahwa lebih
besar Fhitung, sehingga terdapat pengaruh sangat signifikan antara
kedisiplinan kerja guru dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Bumiayu Kabupaten Brebes, baik kedisiplinan waktu datang untuk
bekerja, kedisiplinan pulang kerja, kedisiplinan dalam proses
pembelajaran, kedisiplinan menyusun administrasi pembelajaran dan

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 47


Siti Bariroh

kedisiplinan waktu mengadakan evaluasi pembelajaran, kedisiplinan


waktu memberikan hukuman, terhadap pengaruh yang sangat signifikan,
terhadap prestasi belajar peserta didik.
Kedisiplinan kerja guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu
disiplin dalam datang dan pulang kerja, kedisiplinan dalam membuat
administrasi pembelajan, kedisiplinan dalam melakukan proses
pembelajaran, kedisiplinan dalam memberikan hukuman sewaktu peserta
didik melakukan kesalahan, serta kedisiplinan dalam proses penilaian
pembelajaran memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar
siswa SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes.
Dari hasil pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya,
karena kriteria yang digunakan Fhitung = 0,06, apabila dihubungkan
dengan teori yang dikemukan sebelumnya, khususnya yang berkenaan
dengan analisis hubungan kedisiplinan kerja guru akan meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Hasil analisis per aspek kedisiplinan kerja guru menunjukkan
bahwa kelemahan kelemahan kedisiplinan kerja guru pada proses
penilaian belajar siswa, jadi seorang guru kurang disiplin dalam proses
penilaian pembelajarannya.Jika kedisiplinan kerja guru dikaitkan dengan
tolak ukur yang dikemukakan oleh para ahli, maka tingkat kedisiplinan
digolongkan: (a) Baik, karena tingkat kedisiplinan kerja guru dalam
datang dan pulang kerja sesuai peraturan yang telah ditetapkan, (b) Baik,
karena tingkat kedisiplinan kerja guru dalam proses kegiatan
pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan, (c) Baik, karena
tingkat kedisiplinan kerja guru dalam membuat administrasi
pembelajaran tepat sesuai jadwal yang telah ditetapkan, (d) Cukup,
karena tingkat kediisiplinan kerja guru dalam proses penilaian terkadang
kurang sesuai dengan ranah yang diujikannya. Hal itu disebabkan masih
banyak siswa yang dalam pengamalannya masih kurang pas, (e) Cukup,
karena dalam memberikan hukuman kadang tidak ada umpan balik yang
signifikan, (f) Prestasi siswa yang diperoleh dalam aspek perhatian siswa
dalam menyimak pelajaran tergolong baik, hal ini disebabkan karena

48 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

banyak siswa yang sudak bisa mengimplementasikan dalam


kehidupannya, baik dilingkungan sekolah, dalam kegiatannya yang
berhungan dengan sesama siswa, dengan guru ataupun dengan karyawan
yang ada di sekolah, bahkan pula dengan orang tua mereka di rumah.
Pada aspek keaktifan siswa juga dalam cara bertanya tergolong baik. Hal
ini disebabkan karena siswa telah memiliki sifat keberanian untuk
bertanya dalam proses pembelajaran apabila ada hal-hal yang sekiranya
belum jelas dalam penjelasan guru, tetapi harapannya siswa terus belajar
melatih diri untuk menuju kearah kemajuan, dan prestasi yang optimal,
agar bisa membanggakan orang tuanya. Sedangkan dalam pengamalan
(praktek) juga baik, karena siswa bisa menerapkan sikap sopan santun,
unggah ungguh baik dengan orang tua, sesama teman ataupun dengan
orang yang lebih muda sekalipun.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka keberhasilan
pendidikan itu diraih, apabila semua yang berkaitan atau pengelola
(penyelenggara) dunia pendidikan menghargai waktu, dengan senantiasa
disiplin dalam melaksanakan kerjanya secara rutin, apalagi seorang guru
merupakan suri tauladan bagi peserta didik, kalau seorang guru tidak
bisa memberikan tauladan yang baik, maka anak-anak tidak akan
mendapatkan ilmu dengan sempurna. Karena tujuan pendidikan itu
dalam rangka untuk mendewasakan kearah suatu kemajuan yang
sempurna.
Sebagai kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan, apabila
tenaga pengajarnya (guru) ataupun karyawannya yang mengelola
pendidikan itu memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi. Kedisiplinan
kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai beberapa
fungsi, antara lain sebagai peningkatan produktivitas yang tinggi,
kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar tercipta
proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
Di sisi lain kedisiplinan kerja guru juga berfungsi untuk
memperteguh guru dan membersihkan kemudahan dalam memperoleh

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 49


Siti Bariroh

hasil kerja yang memuaskan, memberikan kesiapan bagi guru dalam


melaksanakan proses kerja yang akan menunjang hal-hal yang positif
dalam melakukan berbagai fungsi kegiatan dan proses kerja guru.
Kedisiplinan kerja sangat penting, karena kerja yang dilakukan
dengan disiplin maka produktivitas kerjanya akan maksimal hasilnya,
dalam dunia pendidikan tentunya berhungan dengan prestasi belajar
siswa, apabila gurunya dalam melaksanakan tugas mengajarnya
menjalankan kedisiplinan kerja dengan baik tentunya akan diikuti oleh
peserta didiknya untuk belajar dengan disiplin, dalam rangka meraih
prestasi yang baik pula.

G. Saran
Dari hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa hal
sebagai berikut: untuk meningkatkan kedisiplinan kerja guru terutama
dalam memberikan mengaruh yang positif terhadap prestasi belajar
siswa, maka perlu adanya kesadaran dari seorang guru, dalam
melaksanakan tugasnya untuk senantiasa menerapkan kedisiplinan kerja
dengan baik, baik dalam datang, pulang kerja, dalam melaksanakan
proses pembelajaran, membuat administrasi pembelajaran, dan dalam
proses penilaian pembelajaran, sehingga terjadi hubungan yang positif
dengan prestasi belajar siswa.

50 Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015


Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada SMA Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasidin dan Samsul Nizar. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 2.


Jakarta: PT Ciputra Press.
Barnadib, Imam. 1996. Dasar-Dasar Kependidikan Memahami Makna &
Perspektif Beberapa Teori Pendidikan. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.
E. Mulyasa, 2016. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
David F., Falina. 2000. Manajemen Karyawan, Memimpin Karyawan dengan
Sukses. Yogyakarta: Oryza.
Hafidhuddin, Didin. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Judge, Robbins. 2015. Perilaku Organisasi Orgazational Behavior. Jakarta:
PN. Salemba Empat.
Malayu S.P., Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PN. Prenada Media Group.
Manullang. 1983. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia.
Mukhibin Syah, 2010,Pengembangan Kurikulum, Jakarta, CV. Kencana
Prenada Group.
Muflikhin, Hizbul. 2015. Administrasi Pendidikan Teori & Aplikasi
dilengkapi Strategi Pembelajaran Aktif. Klaten: CV Gema Nusa.
Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan & Praktik.
Jakarta: PN. Prenadamedia Group.
Nata, Abuddin. 2008. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Jakarta:
Ghalia.
7X¶X Tulus. 2004. Peranan Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: PT Gramedia Widia Sasana Indonesia.

Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015 51

You might also like