Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% found this document useful (0 votes)
27 views11 pages

Pengawasan Dan Pengendalian-1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

MEKANISME PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TENAGA


SURVEILANS KESEHATAN (GASURKES) PROGRAM KESEHATAN
IBU DAN ANAK (KIA) DI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG

Iwan Yunianto, Ayun Sriatmi, Septo Pawelas Arso


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
E-mail: iwanyunianto7743@gmail.com

Abstract
Efforts to accelerate the reduction of maternal mortality rates (AKI) in the city of
Semarang have become a serious concern of the Semarang City Government.
DKK Semarang has conducted a strategy and effort through empowering
midwives as surveillance personnel called Gasurkes KIA. Gasurkes activities play
a role in monitoring, data collection and mentoring of pregnant women. Every
pregnant woman is expected to receive adequate health services according to
her pregnancy condition until the time of delivery and postpartum. Considering
that the available data shows the coverage of pregnant women and postpartum
mothers is still low, while the implementation of Gasurkes requires an increase in
performance and adequate quality of service so the research on supervision is
important. Research on the mechanism of supervision and control of the KIA
Gasurkes at the Semarang City Health Office is intended to find out the extent of
the current supervision implementation process. This research is an effort to
describe the supervision related to the implementation of the KIA Gasurkes in the
DKK of Semarang City. By using descriptive qualitative methods, it is expected to
be able to display an overview of Gasurkes supervision in the DKK Semarang in
actual terms. Research results show that the process of implementing Gasurkes
in the MCH program in DKK Semarang has been implemented since the planning
process until the implementation of the program. However, the implementation of
supervision has not run optimally with still low and unmeasured performance
achievement indicators. Repair improvment of supervision by carrying out
supervision stages makes it easier the program to achieve its objectives.
Building the concept of a planned supervision mechanism and consistent
application of supervision will strengthen the implementation of more adequate
supervision. Stages in the supervision include: Setting standards, determining
how to measure, measuring results, comparing results to standards and
determining corrective actions.

Keywords : Monitoring Mechanism, Maternal and Child Health, Gasurkes.

PENDAHULUAN seharusnya dicapai sampai akhir tahun


Angka Kematian Ibu (AKI) 2015 adalah mengurangi sampai ¾
menjadi salah satu indikator penting resiko jumlah kematian ibu sebesar
dari derajat kesehatan masyarakat. 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan AKI merupakan salah satu Belum tercapainya tujuan MDGs ke-5
target dalam tujuan pembangunan maka dilanjutkan pada SDGs indikator
millennium yang tersebut didalam pertama, yaitu penurunan resiko
tujuan MDGs ke-5, yaitu meningkatkan kematian ibu yang kurang dari 70 per
kesehatan ibu. Target yang

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

100.000 kelahiran hidup pada tahun KIA sejumlah 173 orang tersebar di 37
2030.4 Wilayah Kerja Pusat Kesehatan
Salah satu upaya yang Masyarakat (Puskesmas). Rendahnya
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota angka capaian kinerja dan belum
Semarang dalam upaya menurunkan tersedianya Standar Operasional
kasus kematian ibu di Kota Semarang Prosedur (SOP) dan upaya penilaian
adalah dengan menyelengarakan untuk melakukan pengawasan
Tenaga Surveilans Kesehatan Ibu dan terhadap Gasurkes menjadi kendala
Anak (Gasurkes KIA). Gasurkes KIA tersendiri. Sehingga yang terjadi
didukung tenaga kesehatan dengan sekarang mekanisme kinerja Gasurkes
latar belakang minimal pendidikan DIII belum terlaksana sesuai yang
kebidanan. Gasurkes KIA ditempatkan diharapkan. Terkait hal ini sistem
pada setiap kelurahan di seluruh Kota controlling merupakan satu bagian
Semarang untuk melakukan managemen yang sangat penting
pendampingan terhadap ibu hamil untuk menentukan arah kerja
hingga masa persalinan. Pada tahun organisasi dan sebagai penentu
2016 terdapat sejumlah 6 koordinator tingkat keberhasilan program
dan 173 petugas yang tersebar pada sebagaimana sesuai tujuan awalnya.
setiap kelurahan di 37 wilayah kerja Sesuai hasil penelitian oleh
Pusat Kesehatan Masyarakat Prisma Armaya 2006 bahwasanya
11
(Puskesmas). beberapa masalah yang didapati
Dalam rangka terkait kinerja Gasurkes di kota
mempertahankan sumber daya Semarang antara lain adalah: Kinerja
manusia (SDM) Kesehatan yang Gasurkes secara keseluruhan belum
mampu bekerja sesuai dengan standar optimal, pendampingan ibu hamil dan
pekerjaan perlu dilakukan manajemen ibu nifas yang belum sesuai ketentuan,
sistem kinerja yang baik. Pengawasan Kurangnya keterampilan Gasurkes
dan pengendalian merupakan salah dalam melakukan komunikasi dan
satu tahap dalam fungsi manajemen koordinasi, permasalahan kompensasi
tersebut. Menurut T Hani Handoko biaya transport, adanya kesalah
pengawasan (controlling) merupakan pahaman antara Bikor dan Gasurkes
penemuan dan penerapan cara dan di wilayah binaan, Motivasi dari
peralatan untuk menjamin bahwa organisasi yang minim dan hanya
rencana telah dilaksanakan sesuai terbatas dari dukungan keluarga dan
dengan yang telah ditetapkan. rekan kerja.
Pengawasan yang berjalan dengan Berdasarkan latar belakang
baik akan mengurangi dan mencegah diatas peneliti tertarik untuk meneliti
kesalahan dari sumber daya manusia mengenai Mekanisme Pengawasan
itu sendiri.15 Demikian halnya pada dan Pengendalian Gasurkes Program
pengerakan Program Kesehatan Ibu KIA di Dinas Kesehatan Kota
dan Anak di DKK Semarang untuk Semarang.
mengerakan Gasurkes lebih
berdayaguna dilapangan maka faktor Rumusan Masalah
manusia menjadi tumpuan utama Salah satu upaya untuk
dalam sistem manajerial. menurunkan kasus kematian ibu
Hasil studi pendahuluan yang adalah dengan peningkatan derajat
dilakukan di Dinas Kesehatan Kota kesehatan ibu dan anak. Dinas
(DKK) Semarang didapatkan Kesehatan Kota Semarang dalam
gambaran bahwa setiap kelurahan upaya menurunkan kasus kematian
telah ditempatkan seorang Gasurkes ibu di Kota Semarang adalah dengan

65
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dibentuknya Tenaga Surveilans program oleh Dinas Kesehatan Kota


Kesehatan Ibu dan Anak (Gasurkes). Semarang.
Secara umum fungsi utama Gasurkes Secara khusus bertujuan untuk
adalah melakukan pemantauan menggambarkan proses penetapan
berkelanjutan dan pendampingan standar, penetapan cara mengukur,
terhadap ibu hamil dan ibu nifas. mengukur hasil, membandingkan hasil
Hasil output dari pelaksanaan terhadap standar, dan pengambilan
program ternyata belum terukur secara tindakan koreksi.
jelas dimana angka capaian belum
sesuai yang diharapkan. Sistem kerja METODE PENELITIAN
sama lintas sektor belum terbangun Jenis dan Rancangan Penelitian
maksimal sebagai pelaku fungsi Jenis penelitian ini adalah
pengawasan. Minimnya pemanfaatan penelitian kualitatif yang bersifat
Standar Operational Prosedure (SOP) deskriptif, dengan penyajian gambaran
serta juknis pelaksanaan, kurangnya nyata tentang variabel yang diteliti.
monitoring turut menyulitkan Gasurkes Penelitian dilakukan dengan
dalam melaksanakan kegiatan melakukan wawancara mendalam
dilapangan. Gasurkes cenderung untuk mendapat informasi lebih luas
bekerja dengan kreatif dan inisiatif dan akurat.
sendiri-sendiri. Subjek dan Objek Penelitian
Untuk mencapai tujuan sesuai Yang menjadi subjek penelitian
rencana sangat dipengaruhi sistem ini adalah informan yang berkaitan
perencanaan, pengorganisasian dan dengan penyelenggaraan Gasurkes di
controlling. Pada rangkaian proses ini Kota Semarang. Informan tersebut
pengawasan dan pengendalian terdiri dari informan utama dan
merupakan salah satu tahap penting informan triangulasi. Subjek dalam
dalam fungsi manajemen. penelitian ini diambil dengan
Pengawasan dan pengendalian mengunakan teknik purposing yaitu
dimanfaatkan sebagai pengendali metode pemilihan partisipan dengan
jalannya organisasi selama awal menentukan kriteria yang akan
pelaksanaan hingga tujuan akhir dimasukan dalam penelitian terlebih
program. Monitoring dan evaluasi dahulu.
menjadi penting dengan tindak lanjut Informan utama ditujukan
koreksi dan perbaikan. kepada pihak yang terkait dan
Oleh karena itu peneliti tertarik bertanggungjawab pada Mekanisme
untuk mengetahui bagaimana pengawasan dan pengendalian
mekanisme pengawasan dan Gasurkes KIA, yaitu :
pengendalian kegiatan Petugas 1. Kasie KIA DKK Semarang 1
Surveilans Kesehatan (Gasurkes) KIA (satu) orang
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota 2. Gasurkes Koordinator 3 (tiga)
Semarang. orang
Informan triangulasi dipilih
Tujuan Penelitian kepada pejabat di Dinas Kesehatan
Tujuan Penelitian ini adalah Kota Semarang yang membawahi
menggambarkan mekanisme program KIA yaitu Kepala Bidang Kes
pengawasan dan pengendalian Mas. Sedangkan informan lapangan
terhadap penyelengaraan Gasurkes dipilih 2 (dua) orang Gasurkes di
KIA sebagai bentuk proses wilayah Puskesmas dengan kriteria
pengawasan (Controlling) kegiatan Puskesmas dengan AKI tertinggi dan
AKI terendah yaitu Puskesmas

66
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mangkang dan Puskesmas Ngaliyan. nilai derajat dampak positif program


Informan triangulasi lainya sebagai yang akan dicapai.
pihak terkait pengawasan dilapangan Gambaran Tentang Proses
dipilih kepada 2 (dua) orang Bikor Menetapkan Cara Pengukuran
Puskesmas tersebut. Tahapan pengawasan pada
Instrumen Penelitian penentuan cara pengukuran telah
Instrumen penelitian yang dilakukan bersamaan pada saat
paling utama dalam penelitian ini penetapan standar. Pengukuran
adalah peneliti sendiri sebagai human kinerja ditentukan berdasarkan laporan
instrument. Peneliti juga sebagai alat kerja dan waktu pelaporan,
pengumpul data, sehingga dalam pengukuran SDM ditentukan
melakukan kegiatanya harus selalu berdasarkan kualitas dan kuantitas
aktif mencari informasi yang SDM dan pengukuran pembiayaan
14. 15.
dibutuhkan. berdasarkan besaran honor dan waktu
pembayaran.
HASIL PENELITIAN Pada proses penetapanya cara
Gambaran Proses Penetapan mengukur belum dijelaskan secara
Standar baku dan tertulis. Mengukur kinerja
Tahapan pengawasan pada hanya dijelaskan dengan mengukur
penetapan standar Pelaksanaan kelengkapan laporan dan ketepatan
kegiatan Gasurkes di Dinkes Kota waktu. Sedangkan terkait aktifitas
Semarang telah dilakukan sejak Gasurkes ditentukan dengan
penyusunan perencanaan Program. kedisiplinan diukur berdasarkan absen
Penetapan standar meliputi penetapan kehadiran, menentukan cara
standar kinerja, standar sumber daya mengukur terhadap sumber daya
manusia, standar Pembiayaan. Pada manusia sudah dilakukan termasuk
proses penetapanya masih disusun didalam proses rekruitmen melalui
secara sederhana, belum terbangun seleksi berdasarkan kualifikasi.
sebagai pengawasan yang terencana Sedangkan menentukan cara
secara menyeluruh. Pada penetapan mengukur terhadap pembiayaan
standar kinerja belum menunjukan ditetapkan berdasarkan besaran honor
derajat dampak yang akan dicapai dan waktu pembayaran.
terhadap kesehatan ibu hamil dan ibu
nifas. Gambaran Tentang Proses
Informasi yang terkumpul dari Mengukur Hasil
informan utama dan informan 1. Mengukur Kinerja
triangulasi dapat di simpulkan bahwa Capaian Pendataan Ibu Hamil dan
keseluruhan informan cenderung Ibu Nifas oleh Gasurkes Th 2016 -
kurang mengetahui terhadap proses 2017.
pengawasan, hal ini dikarenakan baik
pengelola program maupun Gasurkes
dilapangan tidak terlibat dalam proses
perencanaan program. Penetapan
standar cenderung dilakukan apa
adanya. Gasurkes cenderung
melaksanakan kegiatan hanya
mengikuti arahan pengelola program.
Standar yang ditetapkan belum
mampu mengambarkan ukuran atau

67
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Uraian Bumil Nifas rapel bersamaan kunjungan di


Sasaran Th 29814 28188 Puskesmas. Lebih jauh
2016 15.548 9849 dijelaskan oleh informan
Realisasi Th 52.1% 34,9% utama lainya bahwa lembar
2016 penilaian tentang prestasi
Capaian Th 28721 27414 masing-masing Gasurkes
2016 19.703 12.941 belum ada, Juknis dan SOP
68,6% 47,2% juga belum tersedia. Acuan
Sasaran Th kerja dilakukan berdasarkan
2017 pengalaman Gasurkes
Realisasi Th dilapangan dan arahan
2017 koordinator.
Capaian Th
2017 2. Mengukur SDM
Pengukuran SDM
Sumber : laporan KIA DKK didasarkan pada analisis beban
Semarang Th 2017. kerja (ABK), tenaga Gasurkes
Sesuai data yang masuk berlatar belakang pendidikan
sampai dengan bulan september minimal DIII kebidanan atau S1
2017 telah dilakukan 9.535 kali Kesehatan dan jumlah Gasurkes
yang terdiri dari penyuluhan yang dibutuhkan menyesuaikan
dilakukan pada Kelas ibu hamil target sasaran.
sejumlah 53% atau 5062 kali, PKK Data yang ada menunjukan
24%atau 2288 kali, Posyandu 12% seluruh Gasurkes berpendidikan
atau 1144 kali dan pertemuan minimal DIII kebidanan dan S1
masyarakat lainya 11% atau 1048 kesehatan berjumlah 173 orang
kali. Demikian khusus penyuluhan Gasurkes dengan sasaran ibu
kelas ibu hamil telah dicatat sampai hamil tahun 2017 sebanyak 28.721
dengan bulan september 2017 orang dan ibu nifas sebanyak
adalah sejumlah 5062 kali. 27.414 orang, sehingga dalam
Hasil pengukuran kinerja setahun seorang Gasurkes
dapat di ambil angka capaian melayani 167 orang ibu hamil dan
kunjungan ibu hamil dan ibu nifas 159 orang ibu nifas atau dengan
yang masih dibawah angka rata- asumsi 1 orang ibu hamil dan 1
rata 58% bumil dan nifas, orang ibu nifas/Gasurkes/hari.
sedangkan capaian kegiatan
masih dibawah angka rata-rata 3. Mengukur Pembiayaan
25%.kegiatan. Rendahnya capaian Mengukur pembiayaan
kunjungan rumah bumil dan nifas Gasurkes KIA adalah pada tahun
dijelaskan oleh salah satu informan 2016-2017 besar honor bulanan
utama bahwa beberapa penemuan tiap orang Gasurkes sebesar Rp.
ibu hamil pada usia kehamilan 1.900.000,- /bulan. Sehinga
mendekati masa kelahiran, diketahui pembiayaan kegiatan
penemuan ibu nifas yang sudah program Gasurkes hampir
melalui masa nifas, perpindahan mencapai nilai 3,8 milyar per-tahun,
domisili bumil dan ibu nifas dan yang berarti jumlah tersebut tifak
lain-lain. sedikit untuk pembiayaan satu
Dijelaskan oleh informan kegiatan program.
triangulasi tidak jarang absensi Tahapan mengukur hasil
dilakukan bersama-sama secara merupakan kegiatan yang harus

68
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dilakukan dalam proses pengawasan bahwa rekap keseluruhan terkait


terhadap aspek-aspek yang sudah jumlah kunjungan dan kegiatan
ditentukan untuk diawasi, tahapan dilapangan oleh gasurkes akan
mengukur hasil harus dilakukan secara terpenuhi di akhir tahun, dimana
berkala dan periodik untuk dapat semua gasurkes akan menyampaikan
memantau pergerakan dan laporan pada saat itu secara
perkembangan laju capaian kegiatan keseluruhan.
sesuai tujuan yang sudah Terkait Monev oleh pengelola
direncanakan. Bersamaan dengan program dilakukan secara sampel
tahapan mengukur hasil juga dilakukan tidak mencakup keseluruhan Gasurkes
pengawasan terhadap pelaku dilapangan, biasanya pengelola
pelaksana kegiatan. Penilaian penting program melakukan monev dalam
dilakukan terhadap pelaksana, alat- bentuk supervisi lapangan yang hanya
alat yang digunakan, waktu, biaya dan sampai ditingkat Puskesmas, hal ini
capaian. Untuk melakukan semua itu menjadikan pengukuran hasil tidak
digunakan indikator-indikator (SOP dilaksanakan sesuai kondisi yang ada.
atau Juknis), lembar penilaian, cek list Demikian Pengelola program tidak
dan program pengolahan data. mengetahui permasalahan yang
Demikian kenyataan dilapangan dihadapi Gasurkes dilapangan.
kelengkapan sarana tersebut sangat Alur koordinasi sudah dibangun
terbatas sehinga pengukuran hasil sedemikian rupa dengan fasilitas
belum maksimal. aplikasi WA, ini memungkinkan setiap
Berdasarkan dari seluruh informasi akan dengan cepat dan
informasi informan utama dan mudah untuk diakses oleh setiap
informan triangulasi dapat disimpulkan Gasurkes, Namun fakta dilapangan
bahwa pihak yang terlibat dalam informasi yang diakses hanya meliputi
mengukur hasil hanya dilakukan oleh informasi yang sifatnya umum.
koordinator kota yang berjumlah dua Hasil pengukuran pelaksanaan
orang, sedangkan tiga orang kegiatan didapatkan melalui
koordinator lainya cenderung pengolahan dan analisis data
melakukan tugas kegiatanya Pelaporan Gasurkes. Poses
dilapangan sebagai koordinator pengukuran kinerja dilakukan setiap
lapangan. bulan oleh koordinator kota di DKK
Informan utama menambahkan dan setiap minggu oleh koordinator
bahwa proses pengukuran hasil sudah wilayah di Puskesmas, sedangkan
termasuk didalam bagian pengolahan pengukuran aspek SDM dan aspek
data yang dilakukan setiap bulan pembiayaan dilakukan kasi KIA di DKK
sekali. Didalam kegiatan tersebut Semarang. Hasil penelitian
koordinator kota hanya membuat menunjukkan hasil kinerja Gasurkes
kalkulasi jumlah kunjungan rumah pada tahun 2017 belum sesuai
bumil dan ibu nifas oleh Gasurkes. harapan. Lebih jauh sejumlah 11 orang
Rekap dan penghitungan dilakukan Gasurkes dinyatakan tidak dapat
hanya terhadap jumlah kunjungan, melanjutkan kontrak kerja karena
tidak mencakup dampak manfaat dianggap melanggar disiplin serius.
kunjungan tersebut. Dilain pihak masih Demikian terhadap assesment
sering terjadi keterlambatan pelaporan terhadap masing-masing Gasurkes
oleh Gasurkes sehinga capaian kinerja belum pernah dilakukan, sehinga
secara keseluruhan sulit didapatkan pengukuran tingkat loyalitas, disiplin,
dalam periode bulanan. Diterangkan kooperatif dan profesional kerja belum
juga oleh informan utama lainya dapat diketahui secara terukur. Belum

69
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

adanya TIM Pengawas lintas sektor dan nifas belum sesuai standar,
menjadikan pengukuran pelaksanaan sedangkan jumlah kegiatan
kegiatan belum maksimal. Adapun penyuluhan sudah memenuhi target
fungsi pengawasan utamanya dalam meskipun data tersebut belum mampu
pengukuran lebih banyak dilimpahkan menunjukan dampak peningkatan
kepada koordinator wilayah dan kesehatan bumil dan nifas.
koordinator kota. Hal ini sangat tidak Aspek SDM sudah sesuai
efektif mengingat jumlah koordinator dengan standar yang ditentukan,
yang hanya 4 orang. Sementara sedangkan aspek pembiayaan belum
tupoksi koordinator bukan semata- sesuai dengan standar dimana honor
mata pengawasan tetapi lebih Gasurkes masih dibawah UMR Kota
cenderung sebagai koordinator dan Semarang.
pengelola laporan. Secara umum tugas mengukur hasil
Dijelaskan lebih jauh oleh dan membandingkan hasil terhadap
informan triangulasi bahwa Pihak standar hanya dilakukan oleh
Puskesmas mengalami sumbatan koordinator dengan jumlah dan
untuk melakukan pengawasan kapasitas kemampuan pengawasan
terhadap setiap kegiatan Gasurkes sangat terbatas.
dikarenakan status kepegawaian Hasil penelitian menunjukkan
Gasurkes yang bukan sebagai staf data yang ada sampai dengan
Puskesmas. Namun demikian September 2017 capaian target
Puskesmas tetap berusaha membantu sasaran ibu hamil hanya 68,6%
pelaksanaan kegiatan Gasurkes (28.721 orang) dan capaian target
melalui bikor Puskesmas. sasaran ibu nifas hanya 47,2% (12.941
Berdasarkan informasi IU dan orang) dari target Kemenkes sebesar
IT tersebut diatas bahwa pengawasan 100%. Capaian tersebut masih berada
oleh DKK Semarang terhadap dibawah target Kemenkes, tidak
pelaksanaan kegiatan Gasurkes pada tercapaianya target tersebut menurut
tahap pengukuran hasil terdapat IT dapat terjadi karena Gasurkes
beberapa kekuranganya, antara lain: hanya melakukan kunjungan pada ibu
a. Belum ada TIM pengawas lintas hamil saja dan pada saat nifas tidak
sektor secara khusus bertugas dilakukan kunjungan ulang serta
sebagai pengawas. adanya kemungkinan lain seperti
b. Belum ada lembar penilaian perpindahan penduduk, kesediaan ibu
gasurkes, SOP, Juknis. nifas untuk dikunjungi, atau faktor
c. Pengukuran hasil belum terlaksana hambatan oleh Gasurkes itu sendiri.
sesuai jadwal secara periodik Data Jumlah Penyuluhan Masyarakat
d. Belum ada pembekalan dan Kelas Ibu Hamil oleh Gasurkes
kompetensi pengawasan khusus Bulan Januari - September 2017.
kepada koordinator Gasurkes.
e. Belum menghasilkan nilai-nilai
pengukuran yang memuaskan

Gambaran Tentang Proses


Membandingkan Hasil Terhadap
Standar
Hasil pengukuran kinerja
Gasurkes saat ini menunjukan tingkat
kinerja mencapai target yang
ditentukan. Cakupan pendataan bumil

70
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Uraian Seluruh Penyuluhan 2. Membandingkan


Penyuluhan Kelas Ibu Hasil Pembiayaan Terhadap
Kegiatan Hamil Standar
Masyarakat Proses
membandingkan hasil
Realisasi 9535 5062 pembiayaan terhadap standar
102% 108% Gasurkes KIA adalah besaran
honor Gasurkes Rp.
Standar/Targ 9342 4671 1.900.000,- per bulan jika
et dibandingkan dengan UMR
Standar = Standar = kota Semarang tahun 2017
Keteranga 6x/orang/bln 3x/orang/bl sebesar Rp. 2.300.000,- per
n (Lebih dari n bulan masih berada dibawah
standar) (Lebih dari standar UMR, sementara
standar) UMR kota Semarang tahun
Sumber : laporan KIA DKK Semarang 2017 tersebut dialokasikan
Th 2017 untuk tenaga kerja umum dengan
latar belakang pendidikan SLTA
1. Membandingkan Hasil SDM atau sederajat.
Terhadap Standar Tahapan membandingkan
Membandingan hasil hasil kinerja terhadap standar tidak
pengukuran SDM didasarkan pada dilakukan dalam periode yang
permenkes tentang SPM yang baku. Informasi ini dikuatkan oleh
mensyaratkan standar minimal informan utama bahwa pengolahan
kualifikasi pendidikan tenaga data yang dilakukan setiap bulan
kesehatan adalah DIII atau tidak terpenuhi keseluruhan,
sarjana. Hasil penelitian dilapangan pengolahan data keseluruhan
menunjukkan bahwa Gasurkes dilakukan pada akhir tahun, dan
telah memenuhi kriteria tersebut, saat itulah baru diketahui nilai
selain itu terkait jumlah juga telah capaian secara keseluruhan.
sesuai dengan target dimana saat Berdasarkan gambaran
ini terdapat 179 orang Gasurkes yang ada pada tahapan
dengan sasaran ibu hamil 28.721 pembandingan hasil terhadap
orang. Dalam arti Gasurkes standar didapatkan kesenjangan
memiliki beban kerja untuk yang terjadi antara lain:
melakukan pendataan kunjungan a. Hasil kinerja belum tercapai
rumah ibu hamil1 (satu) bumil atau seperti yang diharapkan.
1 (satu) ibu nifas per-hari. b. SDM koordinator membutuhkan
Tugas pokok dan fungsi dari pembekalan dan pengetahuan
jabatan koordinator lebih tentang managemen dan
cenderung pada kepemimpinan pengawasan sehinga dapat
dan administrasi. Adapun melakukan fungsi pengawasan
kualifikasi pendidikan koordinator lebih maksimal.
tentu dapat diisi oleh kualifikasi c. Jumlah pembiayaan harus
pendidikan selain kebidanan, berimbang dengan capaian
misalnya sarjana kesehatan atau kinerja dan dampak tingkat
ilmu administrasi lainya. kesehatan masyarakat
terutama pada bumil dan ibu
nifas.

71
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Gambaran Tentang Proses 2. Evaluasi Terhadap Sumber Daya


Menentukan Tindakan Koreksi. Manusia
Tindakan koreksi dilakukan Pembagian wilayah
setelah evaluasi pelaksanaan kegiatan Gasurkes akan dirolling pertahun
setiap akhir tahun anggaran. Tindakan Gasurkes yang bertugas di Wilayah
koreksi yang dilakukan adalah: Kelurahan tertentu sekarang akan
melakukan perubahan dan perbaikan diupayakan berubah pada Wilayah
kebijakan, selain itu pada tahun 2018 Kelurahan lainya di tahun
mekanisme pelaporan sudah mendatang, hal tersebut
terintegrasi dari puskesmas dan DKK dimaksudkan untuk penyegaran
Kota Semarang dengan pemanfatan dan memotifasi Gasurkes agar
sistem pelaporan terpadu yang tetap bersemangat dengan
ditunjang dengan aplikasi pelaporan. masyarakat dan wilayah yang tidak
1. Evaluasi Terhadap Kinerja monoton.
Penilaian terhadap Pentingnya
Gasurkes cenderung sebagai mendayagunakan kualifikasi
laporan lisan oleh koordinator pendidikan yang relefan sebagai
kepada pengelola program. leader atau manager terkait tugas
Koordinator belum dibekali format Koordinator.
penilaian terhadap kreadibilitas Terkait keterampilan DKK
kinerja Gasurkes. Koordinator akan menyelengarakan
wilayah hanya menilai prestasi pembekalan dan pelatihan terkait
kinerja Gasurkes berdasarkan profesi kebidanan. Kegiatan
laporan yang dikirim dan daftar pelatihan akan diselengarakan
absensi. Sehubungan dengan pada awal tahun bertepatan awal
perilaku dan attitude Gasurkes kontrak penugasan Gasurkes.
didalam pelaksanaan tugas masih Kegiatan tersebut bertujuan untuk
menurut persepsi dan informasi meningkatkan keterampilan dan
yang diterima oleh koordinator. memotifasi Gasurkes dalam
Sistem penilaian tidak mengembangkan karir dan
hanya terkait hasil kinerja secara profesinya.
fisik namun juga terhadap 3. Evaluasi Terhadap Pembiayaan
keseluruhan pelaksanaan Menaikan besaran honor di
pekerjaan yang menyangkut tahun 2018 berkisar menjadi 5%-
kemampuan kerja, disiplin, 10% lebih tinggi. Pembiayaan
kerajinan, loyalitas, integritas bantuan transport juga sedang
terhadap profesi dan lainya. dipertimbangkan sesuai aktifitas
Penilaian tersebut penting untuk yang mengunakan moda
dasar kebijakan oleh pejabat transportasi menyesuaikan
berwenang dalam memberikan persediaan dana anggaran,
reward ataupun punishment. bantuan pembiayaan akses aplikasi
Penilaian juga dapat digunakan dan internet juga sedang dibahas.
oleh DKK dalam pemberdayaan Pendekatan pada pengambil
SDM Gasurkes terkait promosi, kebijakan juga dilakukan untuk
pengembangan karir dan mempertimbangkan pentingnya
pemberdayaan pada kegiatan penyesuaian kompensasi dan
program KIA lainya untuk masa kenaikan upah serta biaya
yang akan datang. operasional lainya terkait
pelaksanaan tugas Gasurkes.

72
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengawasan lebih efektif dan


KESIMPULAN DAN SARAN efisien.
Kesimpulan b. Pemanfaatan aplikasi laporan
Pengawasan dan sebagai startegi pengawasaan.
Pengendalian oleh DKK Semarang c. Melakukan assesmen kepada
terhadap pelaksanaan kegiatan Gasurkes secara
Gasurkes sudah dilaksanakan berkala/periodik.
semenjak penyusunan perencanaan d. Melakukan assesmen
hinga proses pelaksanaan kegiatan organisasi dan evaluasi
meskipun pelaksanaanya capaian.
dilaksanakan sedemikian rupa. Pada e. Penguatan mekanisme
prinsipnya pengawasan Gasurkes pengawasan dengan
telah sejalan dengan pengawasan membentuk TIM pengawas
manajemen yang terdiri dari lintas sektor.
penetapan standar, penentuan cara 2. Bagi Puskesmas
pengukuran, pengukuran hasil, Bagi Puskesmas untuk
pembandingkan hasil terhadap standar dapat meningkatkan fungsi
dan penentuan tindakan koreksi. managemen Puskesmas pada
Berdasarkan hasil penelitian fungsi Pengawasan, Pengendalian
bahwa fungsi pengawasan oleh dan Penilaian (P3). Kepala
stakeholder belum berjalan optimal, Puskesmas dapat
kurangnya ketersediaan perangkat mengedepankan otoritas kinerja
hukum, SOP, SPM ataupun juknis Gasurkes untuk senantiasa
pengawasan, format penilaian medampingi Gasurkes di
Gasurkes menjadi kendala tersendiri masyarakat agar terbangun
dalam pengawasan. Kerja sama lintas kerjasama yang positif. Puskesmas
sektor belum berjalan dengan baik senantiasa selalu mensuport
karena masih lemahnya koordinasi, Gasurkes KIA sebagai pathner
adanya keterbatasan kewenangan kerja yang saling menguntungkan.
Puskesmas untuk melaksanakan 3. Bagi Bikor Puskesmas
fungsi pengawasan menjadikan Senantiasa selalu
pengawasan semakin lemah. memberikan bimbingan kinerja
Yang menjadi catatan penting terhadap Gasurkes dilapangan.
dalam mekanisme pengawasan Mendampingi dan membimbing
Gasurkes adalah belum adanya TIM Gasurkes untuk lebih terampil dan
Pengawas lintas sektor yang bertugas luwes dalam berinteraksi dengan
sebagai pengawas dan penilai khusus masyrakat terutama pada saat
terhadap pelaksanaan program, pendampingan ibu hamil. Bikor
pentingnya pengadaan kelengkapan dapat sebagai tempat pengaduan
sarana dan prasarana pengawasan Gasurkes terkait pelaksanaan
yang memadai. kegiatan dan menjadi penghubung
Saran yang efektif terhadap Gasurkes
1. Bagi DKK Semarang untuk bekerjasama dengan tokoh
Aspek pengawasan yang masyarakat maupun pamong
menjadi masukan antara lain: kelurahan.
a. Melakukan pengawasan 4. Bagi Gasurkes
Gasurkes dengan Gasurkes harus selalu
memanfaatkan tahapan mentaati setiap regulasi peraturan
pengawasan sehinga dan hukum yang ditentukan, dan
selalu menjalin kerjasama dan

73
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tetap menghormati kepada bikor 5. DKK Kotamadya Semarang, Profil


maupun kebijakan Puskesmas. kesehatan Kota Semarang Tahun
Meskipun Gasurkes diberikan 2016, Semarang; 2016.
otoritas pelaksanaan kegiatan tidak
berarti pelaksanaan kegiatan 6. Keputusan Wali Kota Semarang
terlepas dari fungsi pengawasan Nomor 440/23/2017 tentang
intern dan ekstern. Gasurkes Pembentukan Tim Monitoring Dan
harus memiliki (confidenct), Evaluasi Petugas Surveilans
loyalitas, (capability) dan mampu Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)
melakukan sharing informasi. Kota Semarang Tahun 2017,
Gasurkes tidak boleh Semarang; 2017.
(resistant) atas setiap perubahan
terutama pada era pemanfaatan 7. T. Hani Handoko, Managemen,
aplikasi digital. Gasurkes KIA Edisi kedua cet 23, Yogyakarta,
dituntut untuk senantiasa kreatif Penerbit BPFE Yogyakarta; 2012.
dan inofatif dalam 8.
mengembangkan kemampuan dan
keterampilan kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI,


Permenkes No. 97 Th 2014 ttg
Pelayanan Kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil,
persalinan dan masa sesudah
melahirkan, penyelengaraan
pelayanan kontrasepsi serta
pelayanan kesehatan
seksual.Dirjen Kesmas: Jakarta;
2014.

2. Kementerian Kesehatan RI, Buku


Kesehatan Ibu dan Anak,
Indonesia; 2016

3. Kementerian Kesehatan RI,


Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Direktorat
Bina Kesehatan Ibu, Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
KIA), Jakarta; 2010.

4. Dinkes Provinsi Jateng, Buku


Saku Dinkes Jawa Tengah Tahun
2016, Semarang; 2016.

74

You might also like