Patofisiologi Biomolekular Neuropati Diabetes: Tinjauan Pustaka
Patofisiologi Biomolekular Neuropati Diabetes: Tinjauan Pustaka
Patofisiologi Biomolekular Neuropati Diabetes: Tinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGI BIOMOLEKULAR NEUROPATI DIABETES
BIOMOLECULAR PATHOPHYSIOLOGY OF DIABETIC NEUROPATHY
ABSTRACT
Introduction: Diabetes is a chronic disease that is common in almost all countries, the death rate from
diabetes was 3.9 million people worldwide in 2010 and remains a major problem in each country. Approximately 60%
to 70% of people with diabetes have mild to severe forms of nervous system damage. More than half of all individuals
with diabetes suffer neuropathy with risk of amputation of one or more of the lower limb is estimated to reach 15%. The
definition of distal symmetric diabetic polyneuropathy (DPN) is the internationally agreed symptoms and/or signs of
peripheral nerve dysfunction in diabetes patient after exclusion of other causes. Confirmation of diagnosis is done by
quantitative electrophysiological testing of motor, sensory, and autonomic functions.
Discussion: In this paper we discuss the pathways as the cause of diabetic neuropathy, in which these
pathways are stress oxidative/nitratif, integrins and cytokines, advanced glycation end-products (AGE) and receptor for
advanced glycation end products (RAGE), ROS and mitochondrial, reactive oxygen species/reactive nitrogen species
(ROS/RNS) in diabetic neuropathy, polyol pathway, hexosamine pathway, the pathway protein kinase C (PKC) and
Poly-ADP Ribose polymerase (PARP) pathway. However, it seems that the most important pathway in the onset of
diabetic neuropathy are accumulation of advanced glycation end products (AGE), the activity of the polyol pathway
and activation of protein kinase C (PKC).
Keywords : AGE, diabetes, metabolic, neuropathy, oxidative stress, polyol pathway.
ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes adalah penyakit kronis yang umum di hampir semua negara, angka kematian akibat
diabetes adalah 3,9 juta penderita di seluruh dunia pada tahun 2010 dan tetap menjadi masalah besar di tiap negara.
Sekitar 60% sampai 70% orang dengan diabetes memiliki bentuk ringan sampai berat dari kerusakan sistem saraf.
Lebih dari setengah dari semua individu dengan diabetes menderita neuropati dengan risiko amputasi satu atau lebih
ekstremitas bawah diperkirakan mencapai 15%. Definisi dari polineuropati diabetes simetris distal (DPN) yang
disepakati secara internasional adalah adanya gejala dan/atau tanda-tanda disfungsi saraf perifer pada penderita diabetes
setelah ekslusi penyebab lain. Konfirmasi dapat ditegakkan dengan pengujian kuantitatif elektrofisiologi terhadap
fungsi motorik, sensorik, dan otonom.
Diskusi: Pada makalah ini dibicarakan jalur-jalur sebagai penyebab timbulnya neuropati diabetes, dimana
jalur-jalur tersebut adalah stres oksidatif/nitratif, integrin dan sitokin, advanced glycation end-products (AGE) dan
receptor for advanced glycation end products (RAGE), ROS dan mitokondria, reactive oxygen species/reactive
nitrogen species (ROS/RNS) pada neuropati diabetes, jalur poliol, jalur hexosamine, jalur protein kinase C (PKC) dan
jalur Poli-ADP ribose polymerase (PARP). Akan tetapi sepertinya jalur yang paling penting dalam timbulnya neuropati
diabetes adalah akumulasi produk lanjut akhir glikasi (AGE), aktivitas dari jalur poliol dan aktivasi protein kinase C
(PKC).
Kata kunci : AGE, diabetes, metabolik, neuropati, poliol, stres oksidatif
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang umum ditemukan di hampir semua negara.
Diperkirakan ada sekitar 285 juta orang dewasa dengan diabetes pada tahun 2010, jumlah ini akan terus
meningkat secara global karena adanya penuaan populasi, pertumbuhan ukuran populasi, urbanisasi, dan
tingginya prevalensi obesitas dan perubahan gaya hidup.1 Diperkirakan angka kematian akibat diabetes
adalah 3,9 juta penderita di seluruh dunia pada tahun 2010 dan tetap menjadi masalah besar di tiap negara.2-8
Di Indonesia sendiri diperkirakan 7 juta penderita diabetes pada tahun 2010, menjadi nomor 9 terbanyak di
seluruh dunia.9 Sekitar 60% sampai 70% orang dengan diabetes memiliki bentuk ringan sampai berat dari
kerusakan sistem saraf. Kerusakan yang terjadi antara lain, gangguan sensasi atau nyeri pada kaki atau
tangan, lambatnya pencernaan makanan di lambung, carpal tunnel syndrome, disfungsi ereksi, atau masalah
saraf lainnya. Hampir 30% orang dengan diabetes berusia 40 tahun atau lebih tua memiliki gangguan sensasi
Neuropati diabetes di perifer yang paling banyak adalah campuran dan bervariasi, kombinasi antara
serat saraf besar dan serat kecil. Pada populasi pasien rawat jalan terdapat 15% pasien dengan gejala
neuropati tidak memiliki tanda-tanda obyektif dan 63,7% pasien dengan tanda positif tidak bergejala.14,16-18
Keterlibatan sistem saraf otonom dapat terjadi pada awal tahun pertama setelah diagnosis dan dapat
mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Kelainan kardiovaskuler subklinis dan fungsi pencernaan dapat
ditemukan, atau bahkan pada pasien remaja dengan DM. Gambaran klinis sering tak terduga dan mungkin
tidak terdeteksi. Gejala ini meliputi takikardia saat istirahat dengan aktivitas masih baik, hipotensi ortostatik,
gangguan berkeringat dan regulasi aliran darah kulit, tidak sadar karena hipoglikemik, pengosongan lambung
tertunda, diare bergantian dengan sembelit, atonia kandung kemih, dan impotensi pada pasien laki-laki.18,19
PATOFISIOLOGI
Neuropati diabetes adalah suatu kondisi heterogen yang mencakup berbagai disfungsi dan yang timbul
karena diabetes melitus. Bentuk yang paling umum dari neuropati diabetes adalah polineuropati simetris
distal, yang dapat mempengaruhi sensorik somatik atau saraf motorik dan sistem saraf otonom. Secara
umum, progresifitas berjalan lambat dan kecenderungan untuk keterlibatan awal dari akson yang panjang.
Dengan demikian, gejala sering dimulai pada kaki dan selanjutnya proksimal melibatkan tangan, sehingga
STRES OKSIDATIF/NITRATIF
Banyak studi populasi diabetes melitus dan komplikasi jangka panjang mendukung gagasan bahwa
ada hubungan antara diabetes dan stres oksidatif. Belum jelas apakah stres oksidatif berkontribusi pada
pengembangan komplikasi jangka panjang atau hanya mencerminkan proses terkait yang terkena diabetes.
Neuropati diabetes adalah salah satu komplikasi yang diakui berhubungan dengan meningkatnya stres
Selain mengubah struktur dan fungsi makromolekul, pembentukan AGE mempromosikan stres
oksidatif, mengurangi mekanisme pertahanan antioksidan selular dan menginduksi disfungsi selular melalui
pengikatan reseptor di permukaan selular (Gambar 2). Dengan demikian, konsekuensi akumulasi AGE di
neurovaskular adalah mengubah struktural makromolekul yang ireversibel dan mengaktivasi metabolisme
selular dan jalur sinyal yang tidak terkendali. Aktivasi selular sebagai konsekuensi dari pengikatan
makromolekul AGE pada reseptor permukaan sel, yang dinamakan scavenger receptor, galectin-3, dan
RAGE yang saat ini dianggap mencirikan reseptor AGE.28-31
ROS DAN MITOKONDRIA
Dalam proses fosforilasi oksidatif, energi yang dibawa oleh elektron digunakan oleh kompleks I, III,
dan IV untuk memompa proton keluar dari matriks. Gradien elektrokimia yang dihasilkan membran dalam
mitokondria digunakan oleh ATP sintase untuk mendorong sintesis ATP dari adenin difosfat (ADP). Dalam
mitokondria, peningkatan sintesis ATP diatur oleh uncoupling protein (UCP). Setelah aktivasi UCP, proton
bocor melewati membran dalam dan uncouple metabolisme oksidatif dari ATP sintase, yang menyebabkan
turunnya produksi ATP. Hiperglikemia menginduksi pembentukan reactive oxygen species (ROS) di ganglia
akar dorsal neuron sensorik dengan UCP berlebih.
Permeabilitas membran mitokondria meningkat melalui aktivasi UCP oleh O2-, mengakibatkan
penurunan potensial elektrokimia dan selanjutnya mengurangi pembentukan O2-. Efek perlindungan dari
UCP dapat terlihat oleh terjadinya depolarisasi ringan mitokondria. Depolarisasi ini akan membatasi
akumulasi kalsium dan mengurangi pembentukan reaktif spesies, yaitu dengan membatasi oksida nitrat
sintase (NOS). ROS mitokondria juga diatur oleh NO, gas dissusible yang dihasilkan oleh NOS. NOS pada
mitokonria (Mt-NOS) berhubungan dengan bentuk matriks membran dalam mitokondria. Aktivitas Mt-NOS
diatur oleh konsentrasi Ca2+ intramitokondria, [Ca2+]m. Mt-NOS juga terlibat dalam disfungsi mitokondria.
Nitrasi dari residu protein tirosin dan protein S-nitrosasi dari tiol sangat penting dalam reaksi
mitokondria.32,33
ROS/RNS DAN NEUROPATI DIABETES
Pada kondisi normal, neuron mempunyai kapasitas dalam menetralisir ROS dan reactive nitrogen
species
(RNS). Karena O2- dan H2O2 adalah produk normal dari rantai transpor elektron mitokondria, SOD,
katalase, dan glutation biasanya cukup untuk menghapus produk sampingan metabolik. Namun,
hiperglikemia meningkatkan aktivitas mitokondria dan selanjutnya produksi O2-. Kelebihan produksi ROS
primer mitokondria menyebabkan terbentuknya RNS. Aktivitas mitokondria yang berlebihan menyebabkan
produksi berlebihan ROS dan RNS dalam neuron yang dengan stres oksidatif menghasilkan metabolik dan
inflamasi. Penumpukan ROS/RNS di neuron disertai dengan ketidakmampuan neuron mendetoksifikasi
kelebihan ROS dan RNS menyebabkan disfungsi progresif organel, membran, dan nukleus.22,34,35
Gambar 3. Mekanisme yang memungkinkan produksi ROS yang diinduksi oleh hiperglikemia.36