Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Studi Budaya Nonmaterial Warga Jaton: Suzy Azeharie, Sinta Paramita, Wulan Purnama Sari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

STUDI BUDAYA NONMATERIAL WARGA JATON

Suzy Azeharie, Sinta Paramita, Wulan Purnama Sari


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta,
Jl. S.Parman No.1 Jakarta 11440
Telp. (021) 56960586 / Email: suzya@fikom.untar.ac.id

Abstract
Jaton village is situated in the heart of where the majority of the population is Christian. For hundreds of years
the residents of Jaton Village lived side by side in harmony with the majority of Minahasa tribes who had
different religions. A long historical factor makes Jaton Village unique because residents of Jaton Village are
direct descendants of Kyai Modjo, a religious teacher from Prince Diponogoro, who was banished by Dutch
colonialists along with 63 of his followers to the Tondano area in 1828. Amid the increasing number of violence
committed by one religious group in another religion, this research is aim to see a form of nonmaterial culture
in Jaton society. This research will answer the question of what form of non-material cultures includes values,
norms and regulations for the people of Jaton Village, and how are the values, norms and beliefs passed on to
the next generation. The method used is qualitative with case study approach through observation and in-depth
interview. The results showed that the Jaton community still holds an ancestral culture originating from Java.
In addition, the norms created are mixed up, so there is no norm that limits behavior or action. However, the
most obvious thing to hold firmly is the norm of Islamic teachings which is their belief.

Keywords: culture, jaton village, nonmaterial culture, norms, values

Abstrak
Desa Jaton terletak di jantung dimana mayoritas penduduknya beragama Kristen. Selama ratusan
tahun, penduduk Desa Jaton hidup berdampingan dengan mayoritas suku Minahasa yang memiliki
agama yang berbeda. Faktor historis yang panjang menjadikan Desa Jaton unik. Hal ini dikarenakan
penduduk Desa Jaton adalah keturunan langsung Kyai Modjo, yang merupakan guru agama dari
Pangeran Diponogoro, yang dibuang oleh penjajah Belanda bersama dengan 63 pengikutnya ke
daerah Tondano pada tahun 1828. Di tengah peningkatan jumlah kekerasan yang dilakukan oleh
satu kelompok agama terhadap agama lain, penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk budaya
nonmaterial dalam masyarakat Jaton. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan tentang apa bentuk
budaya non-material yang mencakup nilai, norma dan peraturan bagi masyarakat Desa Jaton, dan
bagaimana nilai, norma dan keyakinan diteruskan ke generasi berikutnya. Metode yang digunakan
adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komunitas Jaton masih memegang budaya leluhur yang berasal dari
Jawa. Selain itu, norma yang dibuat bercampur aduk, sehingga tidak ada norma yang membatasi
perilaku atau tindakan. Namun, hal yang paling jelas untuk dipegang teguh adalah norma ajaran
Islam yang merupakan keyakinan mereka.

Kata Kunci : budaya, budaya nonmaterial, desa jaton, nilai, norma

Pendahuluan Hafiar, 2017). Keragaman budaya negeri


Indonesia terkenal sebagai negara ini dapat dilihat dari macam bentuk, seperti
multikultur yang memiliki banyak budaya, nilai, norma, alat musik, tarian, bahasa,
karena terdiri dari beragam etnis dan adat pernikahan, adat kematian, adat
ras, kepercayaan dan budaya. Konsep kelahiran, upacara, ritual dan sebagainya.
multikultural merupakan perilaku terbuka Keanekaragaman budaya inilah yang
yang ditandai adanya penerimaan atas menjadikan Indonesia mempunyai
perbedaan (Dasrun, Kuswarno, Zubair, & keunggulan dalam hal kepemilikan potret

1153
1154 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162

kebudayaan yang lengkap dan bervariasi dari budaya adalah dipelajari dan dibagikan
(Rahmansyah, 2016) melalui dongeng, mitos dan legenda.
Di sisi lain keberagaman ini juga dapat Budaya juga diturunkan dari generasi ke
berpotensi memicu berbagai kekerasan generasi untuk mempertahankan nilai-nilai
dengan sebab dan akibat yang berbeda. yang terkandung dalam suatu budaya dan
Berbagai konflik kekerasan atas nama memastikan di masa depan budaya tersebut
agama menjadi sesuatu yang kerap ditemui tetap ada.
di negeri ini. Lay (2009) mengatakan ada Menurut Alo Liliweri, kebudayaan
beberapa variasi kekerasan antara lain dapat dibedakan berdasarkan wujudnya,
kekerasan yang melibatkan organisasi yaitu budaya material dan budaya non-
massa dalam komunitas agama yang sama. material. Budaya material adalah semua
Lalu ada kekerasan yang melibatkan agama objek material yang dibuat, dihasilkan, dan
yang berbeda. Sejak Republik Indonesia dipakai oleh manusia, mulai dari benda-
berdiri sampai November 2001, menurut benda sederhana seperti alat rumah tangga,
Lay, terdapat 858 gereja yang dirusak. Kuil pakaian, dan makanan hingga desain
Hindu dirusak di Legian, Kuta, Tuban pada arsitektur, teknologi komputer dan kapal
tahun 2005. Lalu konflik antar agama Islam terbang. Budaya material merupakan segala
dengan Kristen di Ambon pada tahun 1999. sesuatu yang diciptakan oleh manusia
Sejak Kampung Jaton berdiri di dan dapat ditangkap oleh panca indra.
akhir tahun 1828, sampai hari ini tidak Sedangkan budaya nonmaterial digunakan
pernah terjadi eskalasi konflik kekerasan sebagai rujukan kelompok masyarakat,
agama antara umat Kristen dan Muslim karena budaya nonmaterial hanya ada dalam
di daerah Tondano. Pada dua kelompok bentuk gagasan atau ide yang diikuti dengan
masyarakat yang berbeda keyakinan penuh kesadaran dalam bentuk nilai, norma
tersebut memiliki seperangkat peraturan dan kepercayaan (Liliweri, 2009).
dan norma yang dimiliki bersama oleh para Budaya nonmaterial yang tidak memiliki
anggota masyarakat. Apabila peraturan wujud secara fisik ini memiliki peranan yang
dan norma tersebut dilaksanakan oleh lebih besar daripada budaya material dalam
anggota masyarakat maka menurut William masyarakat. Alo Liliweri menegaskan bahwa
Haviland akan melahirkan perilaku yang budaya nonmaterial dijadikan pedoman
dipandang layak dan dapat diterima oleh atau rujukan dalam kelompok masyarakat.
suatu masyarakat (inrevolzon, 2013). Berarti nilai, norma, dan kepercayaan
Budaya pada sebuah masyarakat dalam suatu masyarakat merupakan unsur
bertujuan untuk mempermudah hidup terpenting dalam suatu budaya, karena
manusia dengan cara mengajarkan cara anggota masyarakat harus mengikuti dan
untuk beradaptasi dalam masyarakat. tunduk pada budaya nonmaterial tersebut
Samovar, Porter, & McDaniel (2010) agar dapat diterima dalam masyarakat.
menjelaskan bahwa karakteristik utama Samovar, Porter, & McDaniel (2010)
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1155

mengenalkan kata “enkulturasi” atau proses Penelitian yang telah dilakukan di


pembelajaran suatu budaya secara total yang Kampung Jaton sudah cukup banyak.
merupakan cara mempelajari kebudayaan Salah satunya dilakukan oleh Tim Babcock
melalui penggunaan simbol, bahasa verbal yang meneliti tentang Muslim di tanah
maupun nonverbal. Minahasa dengan akar yang berasal dari
Hal senada dikatakan pula oleh William Jawa. Penelitian Babcock (1981) meneliti
Haviland yang mengatakan bahwa kebudayaan mengenai kebijakan pemerintah kolonial
adalah hasil belajar dan bukan warisan biologis. Belanda untuk “membuang” orang-orang
Kebudayaan merupakan “warisan sosial” yang mengangkat senjata pada Belanda,
umat manusia. Proses penerusan kebudayaan menjadikan kedatangan rombongan dari
dari generasi satu kepada generasi berikutnya Pulau Jawa ini sebagai awal dari eksistensi
disebut sebagai enkulturasi (Haviland, Prins, agama Islam di bumi Minahasa.
McBride, & Walrath, 2010). Penelitian ini berbeda dengan
Selain budaya nonmaterial, unsur penelitian Babcock terdahulu karena tidak
penting dalam budaya adalah sejarah. menitikberatkan pada eksistensi agama Islam
Menurut Samovar, Porter, & McDaniel di Kampung Jaton, melainkan pada bentuk dari
(2010) semua budaya percaya bahwa budaya nonmaterial di Kampung Jaton. Dalam
sejarah merupakan sebuah diagram yang penelitian ini akan mengungkap bagaimanakah
memberikan petunjuk bagaimana hidup bentuk-bentuk budaya nonmaterial yang
pada masa kini. Berdasarkan hal tersebut meliputi nilai, norma dan peraturan pada
dapat disimpulkan bahwa sejarah memiliki masyarakat Kampung Jaton di Tondano yang
peranan dalam mempertahankan suatu merupakan kelompok masyarakat minoritas
budaya. Pada praktiknya dalam kehidupan di Minahasa. Kemudian tujuan dari penelitian
bermasyarakat, seringkali dua budaya yang ini adalah untuk mengetahui bagaimana nilai,
berbeda saling berinteraksi dalam kehidupan norma dan kepercayaan itu diturunkan pada
bermasyarakat. Kelompok masyarakat yang generasi berikutnya.
memiliki budaya berbeda saling berinteraksi Teori-teori yang digunakan dalam
dalam satu lingkungan tempat tinggal yang penelitian ini adalah teori Kebudayaan.
sama seperti yang terjadi di Kampung Jaton. Sebab antara komunikasi dan kebudayaan
Kampung Jaton merupakan sebuah merupakan satu kesatuan integral yang tidak
kampung yang berada di daerah Tondano, dapat berdiri sendiri. Edward T. Hall dalam
Minahasa, Sulawesi Utara. Jaton adalah Larry A. Samovar, et.al menegaskan hal
kampung Islam yang berada di daerah dengan ini dengan mengatakan bahwa kebudayaan
mayoritas masyarakat beragama Kristen. adalah komunikasi dan komunikasi adalah
Selama ratusan tahun warga Kampung Jaton kebudayaan. Sebab kebudayaan terbentuk
hidup berdampingan dan rukun dengan karena adanya masyarakat. Sebaliknya
warga mayoritas suku Minahasa yang masyarakat terbentuk karena adanya
berbeda agama. kebudayaan (Samovar et al., 2010).
1156 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162

Iris Varner dan Linda Beamer dalam itu dapat berwujud komunikasi lisan, tatap
Liliweri (2009) menyebutkan bahwa muka, alat komunikasi tertulis seperti surat
kebudayaan adalah perilaku yang telah perintah, memo, buletin, nota, surat tugas
tertanam dan merupakan totalitas dari dan lainnya yang sejenis. Terakhir adalah the
sesuatu yang dipelajari manusia. Akumulasi purpose atau tujuan.
dari pengalaman yang dialihkan melalui Ditambahkan juga bahwa kebudayaan
sosialisasi dalam bentuk pembelajaran merupakan komunikasi simbolis berupa
sosial atau social learning. Kebudayaan ketrampilan kelompok, pengetahuan,
juga merupakan pandangan hidup dari sikap, nilai dan motif. Makna dari simbol
sekelompok orang dalam bentuk perilaku, simbol yang disebutkan tadi dipelajari dan
kepercayaan, nilai dan simbol-simbol yang lalu disebar luaskan dalam masyarakat
diwariskan melalui proses komunikasi dan melalui institusi. Hal yang sama terjadi
peniruan dari satu generasi kepada generasi pada masyarakat Kampung Jaton yang
berikutnya. meneruskan norma dan nilai serta
Proses komunikasi yang berlangsung kepercayaan yang didapat dari satu generasi
[antarpribadi yang benar] berbeda budaya ke generasi berikutnya. Meskipun menurut
termasuk perbedaan generasi tersebut Lay (2009) terdapat permasalahan, antara
menurut William G. Scoot dalam Suryani lain apakah masyarakat di daerah tersebut
(2013) dipengaruhi oleh beberapa faktor, cepat atau lambat menerima pembaruan
yaitu the act [perbuatan], the scene [adegan], selain apakah unsur budaya asli mudah atau
the agency [perantara], the purpose [tujuan]. sukar untuk diterima (Lay, 2009).
Perbuatan komunikasi mengharuskan Proses penerusan kebudayaan dari
pemakaian lambang yang bisa dimengerti generasi satu kepada generasi berikutnya
secara baik dan hubungan yang dilakukan disebut Haviland sebagai enkulturasi
oleh manusia. Umumnya lambang tersebut (Haviland et al., 2010). Sebab kebudayaan
dinyatakan dengan bahasa atau dalam tanda- diperoleh sebagai hasil belajar dan
tanda lain. Kemudian adegan sebagai salah bukan warisan biologis. Ralph Linton
satu faktor dalam komunikasi menekankan dalam Haviland mengatakan kebudayaan
apa yang dilakukan, simbol apa yang merupakan “warisan sosial” umat manusia.
digunakan dan arti dari yang dikatakan. Nilai, menurut Alo Liliweri, merupakan
Selanjutnya the agent atau pelaku, individu sebuah konsep penting dalam kebudayaan
yang mengambil bagian dalam hubungan karena nilai membimbing manusia untuk
komunikasi dinamakan pelaku komunikasi. menentukan apakah sesuatu itu boleh atau
Pengirim dan penerima yang terlibat dalam tidak boleh dilakukan (Liliweri, 2009).
hubungan komunikasi adalah contoh dari Nilai, menurutnya meliputi penilaian
pelaku komunikasi tersebut. Selanjutnya the tentang baik buruknya obyek, peristiwa,
agency atau perantara yaitu alat yang dapat tindakan sementara norma merupakan
membangun terwujudnya perantara. Alat standar perilaku. Jadi norma merupakan
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1157

nilai budaya yang merupakan standar dasar key informant Mody Maukar (67), seorang
dari kehidupan sebuah kelompok. pensiunan Perusahaan Ekspedisi berasal
Metode Penelitian dari Minahasa keturunan keluarga Maukar.
Kemudian Kedua, Aisha (62), istri dari
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Mody Maukar, yang merupakan keturunan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut
kesembilan dari Kyai Pajang, salah seorang
Suyanto & Sutinah (2013) sesuai bila
pengikut Kyai Modjo. Informan lain dalam
penelitian itu ingin mendeskripsikan latar dan
penelitian ini adalah Asrul (48) seorang
interaksi yang kompleks dari partisipan serta
pemuka masyarakat keturunan Kyai
memahami keadaan yang terbatas jumlahnya
Pajang, Rani (23) putri pasangan Maukar
dengan fokus yang mendalam dan rinci.
dan Aisha dan Rev. Dr. Nico Gara (70)
Pendekatan kualitatif ini dipilih peneliti
mantan Sekretaris Jenderal Gereja Masehi
karena hendak mengungkapkan bagaimana
Injil Minahasa, seorang tokoh masyarakat
budaya nonmaterial pada masyarakat
terkemuka Minahasa. Data diperoleh melalui
Jaton di Tondano. Metode penelitian yang
wawancara mendalam dengan narasumber
digunakan adalah kualitatif. Menurut
dan observasi kemudian ditambah dengan
Bogdan dan Taylor dalam Moleong metode
studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti.
kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa Hasil Penelitian dan Pembahasan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang Kampung Jawa Tondano, terletak di
dan perilaku yang dapat diamati dengan Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten
mengarahkan latar dan individu secara Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Warga
holistik (Lexy J. Moleong, 2017). Kampung Jaton merupakan keturunan
Pendekatan yang digunakan adalah dari salah seorang pahlawan Perang Jawa
pendekatan kualitatif studi kasus. Studi karismatik bernama KH Muhammad
kasus dipilih karena fenomena di Kampung Khalifah Modjo atau dikenal sebagai Kyai
Jaton merupakan kasus yang cukup unik. Modjo. Kyai Modjo merupakan guru agama
Menurut (Yin, 2014) studi kasus adalah Islam Pangeran Diponegoro yang berperang
sebuah metode penelitian ketika pertanyaan melawan kolonialisme Belanda tahun
how (bagaimana) dan why (mengapa) 1825-1828.
diajukan dalam sebuah penelitian. Metode Bersama putranya, Gazali, yang
ini cocok untuk menganalisis lebih jauh berumur 5 tahun dan 63 pengikutnya Kyai
sebuah fenomena secara mendetail seperti Modjo ditangkap oleh Belanda tahun 1828
nilai budaya nonmaterial masyarakat dan dibuang ke Minahasa. Dalam masa
Kampung Jaton. pembuangannya Kyai Modjo melanjutkan
Objek penelitian ini dalam penelitian usahanya menyebarluaskan agama Islam di
ini adalah masyarakat di Kampung Jaton, Minahasa (Martinus, 2016).
Minahasa, Sulawesi Utara. Secara spesifik Dalam pengasingan tersebut, menurut
data yang dalam penelitian ini diperoleh dari Finneke Wolajan, selain Kyai Modjo,
1158 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162

terdapat pula beberapa ulama agama Islam rukun. Apabila keluarga Kristen merayakan
antara lain Kyai Teuku Madja, Tumenggung Natal maka keluarga Islam berkunjung.
Pajang, Pati Urawan, Kyai Baduran, dan Sebaliknya ketika Lebaran maka keluarga
Kyai Hasan Bedari serta pengikut lainnya Wayong yang Kristen pun mengunjungi
yang semuanya laki-laki (Wolojan, 2015). rumah keluarga yang merayakan Lebaran.
Keenam puluh tiga orang pengikut Kyai Di keluarga Maukar hal yang hampir
Modjo ini kemudian menikah dengan sama terjadi. Orang tua Mody Maukar
perempuan asli dari Minahasa dan beranak memiliki sembilan anak. Mereka yang
pinak di Kampung Jaton. Aisha, istri key terdiri dari lima perempuan dan empat
informant Mody Maukar, merupakan laki-laki. Semua anak laki-laki menikahi
keturunan ke-9 dari Kyai Pajang yang dengan perempuan Islam dan berpindah
merupakan salah satu pengikut Kyai Modjo. agama menjadi Islam sementara kelima
Berikut akan dijabarkan mengenai hasil anak perempuannya tetap beragama Kristen.
wawancara dengan narasumber. Mody Maukar Meskipun demikian hubungan kekeluargaan
narasumber utama merupakan putra daerah diantara kesembilan bersaudara tetap baik.
Minahasa yang berpindah agama dari Kristen Hubungan kekerabatan diantara kedua
menjadi Islam ketika ia menikahi Aisha. Dari kelompok yang berlainan kepercayaan ini
pernikahan mereka lahir Hendi dan Rani. Saat tampaknya membuat setiap orang belajar
ini Mody Maukar dan keluarganya tinggal di bersikap toleran dan saling menghormati
sebuah rumah yang cukup besar di tepi jalan akibat munculnya kesadaran yang dikatakan
raya Kampung Jaton. Mody Maukar, “bahwa leluhur opa warga
Budaya Nonmaterial: Nilai, Baik Buruknya Jaton berasal dari Jaton dan leluhur oma dari
Peristiwa atau Tindakan Minahasa”.
Menurut key informant, Mody Maukar, Meskipun nenek moyang warga
fenomena seseorang berpindah agama Jaton yang berasal dari Jawa, sudah
tidak dipandang sebagai sesuatu yang luar menetap selama lebih dari 150 tahun di
biasa di kalangan keluarga. Fenomena ini tanah Minahasa, namun ada nilai-nilai
kemungkinan dipengaruhi oleh sejarah budaya Jawa yang tetap diteruskan kepada
yaitu salah seorang keturunan langsung generasi muda. Menurut Mody Maukar
Kyai Modjo bernama Husein yang menikahi yang diteruskan adalah budaya bersalawat
seorang gadis dari Papakelan Minahasa dan atau “asrokalan” setiap malam Jumat. Saat
berpindah menjadi Kristen. “asrokalan”, anak-anak Jaton membaca
Nenek dari key informant, Aisha, yang Kitab Barzanji dengan irama Melayu. Kitab
berasal dari Wayong Tomohon beragama Barzanji adalah kitab perjalanan hidup
Kristen dan ketika ia menikah pindah agama Nabi Muhammad SAW. Selain pada saat
dan menjadi Muslim. Sampai sekarang “asrokalan”, Kitab Barzanji juga dibacakan
keluarga Wayong, baik yang Kristen maupun warga Jaton pada saat perayaan Maulid Nabi
yang Muslim, tetap harmonis dan hidup Muhammad SAW. Maulid adalah perayaan
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1159

hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada Tradisi “mekan” diperkirakan berakar dari
saat Maulid ini Kitab Barzanji dibacakan sejarah bahwa leluhur warga Jaton berasal dari
dalam nada seperti menyanyikan kidung Yogyakarta dan merupakan pendatang di tanah
Jawa. Ritual ini oleh warga Jaton dikenal Minahasa. Sebagai kelompok yang datang
sebagai acara “Sholawat Jowo” (wawancara terakhir, warga asal Jawa harus bersikap
dengan Mody Maukar, tanggal 4 April 2017 rendah hati dan wajib melakukan pendekatan
di Tondano). sosial pada warga lokal. Kerendahan hati
Selesai Sholawat Jowo, diadakan santap serta sikap orang Jawa yang luwes menurut
bersama dengan “ambeng” yaitu nasi dengan Aris Prasetyo menjadi salah satu unsur
ayam yang disebut “engkung”. Ayam engkung mereka diterima dengan baik oleh kelompok
ini bisa dibakar atau dibuat gudeg. Di Kampung Minahasa. (Prasetyo, 2011)
Jaton, gudeg merupakan makanan asli Jawa Hal yang sedikit berbeda terjadi
yang lazim dibuat apabila warga memperingati pada kelompok etnis Jawa dan Bugis di
kematian seseorang di hari ketujuh dan hari ke Samarinda. Meskipun kedua kelompok etnis
40. Gudeg juga dibuat untuk merayakan akikah tersebut sama-sama menetap di Samarinda
atau perayaan tujuh bulanan kehamilan. Rasa akan tetapi menurut Muhammad Risky Jaya
gudeg di Kampung Jaton sudah mengalami Utama, keduanya hanya sedikit tampak
modifikasi selera. Kalau gudeg di Jawa lebih berkelompok. (Utama, 2017)
manis maka gudeg Minahasa rasanya lebih Perspektif lain didapat dari Rev. Dr.
gurih. Nico Gara, salah seorang pengajar senior
Nilai lain yang diteruskan pada generasi pada Sekolah Tinggi Agama Kristen di
muda Jaton adalah mengunjungi tetangga Manado yang mengungkapkan bahwa tahun
Nasrani yang sedang memperingati 40 hari 1885 Sidney Hickson seorang warga Inggris
kematian salah seorang anggota keluarga. menulis “A Naturalist in North Celebes”
Pada saat itu warga Jaton membawa yang mengungkapkan bahwa pelabuhan
makanan ke rumah keluarga yang wafat dan Manado kala itu dipenuhi dengan pedagang
lalu kemudian makanan itu disantap bersama dari Malaka, Arab, Tiongkok dan Eropa
secara buffet. Tradisi ini dinamakan “mekan”. yang ingin mendapatkan kopra (wawancara
Khusus untuk warga Jaton disediakan satu dengan Nico Gara, tanggal 5 April 2017 di
meja makan yang dinamakan meja makan Manado). Hal tersebut berarti sejak lama
“nasional” yang berarti semua makanan warga Minahasa telah terbiasa berinteraksi
terhidang halal disantap bagi warga Jaton. dengan warga lain yang berbeda ras maupun
Bila warga Jaton yang wafat tradisi “mekan” kepercayaan sehingga kehadiran warga
ini tidak dilakukan karena umat muslim Jaton di saat awal masa pengasingan mereka
umumnya tidak melakukan makan-makan di Tondano pada akhir tahun 1828 diterima
ketika sedang berduka cita (wawancara dengan relatif baik. Apalagi warga Jaton
dengan Rani Maukar, tanggal 4 April 2017 memiliki keahlian bercocok tanam yang
di Jaton, Tondano). kemudian diajarkan di Tondano.
1160 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162

Nilai lain yang diteruskan adalah Kampung Jaton merupakan sebuah


“pungguan” yaitu acara bersih kubur atau kawasan dengan masyarakat beragama
ziarah. Pungguan dilakukan sekitar satu Islam. Norma yang diteruskan secara
minggu sebelum tibanya bulan Ramadhan, turun-temurun mengalir seiring dengan
khususnya di kompleks pemakaman Kyai perkembangan zaman. Kebiasaan, praktik
Modjo. Saat ritual pungguan seluruh dan tradisi terus hidup dan berkembang serta
keturunan Jaton yang ada di daerah Sulawesi diwariskan pada generasi berikutnya.
Utara, baik tua maupun muda akan datang Menurut salah satu key informant, Asrul,
berkunjung dengan menenteng pacul, sapu norma yang berlaku di Jaton sudah tidak
dan ember berisi kembang. Acara pungguan terlalu rigid lagi. Hal tersebut disebabkan
dimulai dengan membersihkan kompleks karena warga Jaton sudah membaur dengan
makam, lalu dilakukan tabur bunga dan doa masyarakat Minahasa. Ketika seseorang
kubur yang ditutup dengan makan bersama akan menyelenggarakan pesta, maka pesta
di sekitar kompleks pemakaman. (Alwie, di Kampung Jaton baru diadakan selepas
2008) waktu Maghrib. Hal tersebut disebabkan
Tradisi pungguan tidak lazim ditemukan waktu shalat Maghrib yang sangat singkat.
di kalangan masyarakat Jawa, melakukan Sementara untuk siang hari, acara perkawinan,
makan makan bersama seluruh keluarga di baru diadakan setelah waktu Dzuhur dan
area pemakaman. Hal ini sejalan dengan akan berakhir sebelum shalat Ashar tiba.
pendapat Horton dan Chester dalam Tidak mengherankan bila seluruh kegiatan
(Nugroho, Lestari, & Wiendijarti, 2012) yang di Kampung Jaton harus berhenti saat adzan
menegaskan bahwa tidak ada kebudayaan bergema di masjid. Hal tersebut sesuai dengan
yang sama sekali statis. Setiap kebudayaan pendapat William Scoot dalam Wahidah
harus berubah untuk mempertahankan bahwa perbuatan komunikasi mengharuskan
kelangsungannnya. Jadi dalam situasi pemakaian lambang yang dapat dimengerti
seperti ini, etnosentrisme meningkatkan secara baik dan hubungan yang dilakukan
kestabilan kebudayaan dan kelangsungan oleh manusia. Umumnya lambang tersebut
hidup kelompok sedangkan dalam situasi dinyatakan dengan bahasa atau dalam tanda-
lain etnosentrisme meruntuhkan kebudayaan tanda lain. Dalam hal ini suara azan sebagai
dan memusnahkan kelompok. panggilan shalat dimengerti secara baik oleh
Sementara itu norma adalah aturan yang masyarakat Kristiani dan juga masyarakat
mengatur tentang hukuman atau ganjaran Muslim.
dalam bentuk sesuai dengan variasi posisi Simpulan
sosial orang dalam relasi antar manusia. Berdasarkan hasil penelitian dan
Semua tindakan manusia memiliki objek pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
akibat tertentu dan norma secara khusus beberapa poin utama yang menjadi hasil
memberikan akibat sosial bagi seseorang saat penemuan dalam penelitian ini. Pertama,
dia menampilkan tindakan itu (Liliweri, 2009). meskipun masyarakat Jaton telah bermukim
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1161

di bumi Minahasa lebih dari 150 tahun yang Daftar Pustaka


lalu, akan tetapi nilai-nilai dan norma yang Alwie, T. (2008). Kerukunan Muslim
merupakan bentuk budaya nonmaterial teguh (Jawa) di Tanah Minahasa. Retrieved
dipegang kuat oleh masyarakat Jaton. Nilai dan January 17, 2019, from http://arsip.
norma tersebut hampir seluruhnya merupakan gatra.com/2008-09-29/majalah/artikel.
php?pil=23&id=119302
nilai dan norma agama Islam seperti tradisi
“asrokalan” atau sholawat Jowo. Berziarah Babcock, T. (1981). Muslim Minahasans with
Roots in Java: The People of Kampung
dan membersihkan kubur Kyai Modjo atau
Jawa Tondano. Indonesia. https://doi.
“pungguan” menjelang bulan Ramadhan org/10.2307/3350856
seperti yang umum juga dilakukan oleh
Dasrun, H., Kuswarno, E., Zubair, F., &
masyarakat Jawa. Hafiar, H. (2017). Negosiasi Citra
Meskipun demikian, tradisi “pungguan” Budaya Masyarakat Multikultural.
mulai bercampur dengan nilai baru datang Jurnal ASPIKOM, 3(2), 157–172.
dari masyarakat kristiani yaitu setelah Retrieved from http://jurnalaspikom.org/
index.php/aspikom/article/view/125/119
bersih kubur mereka makan-makan di
daerah pemakaman. Cara meneruskan nilai Haviland, W. A., Prins, H. EL, McBride,
B., & Walrath, D. (2010). Cultural
dan norma ini adalah dengan tetap teguh
Anthropology: The Human Challenge.
melaksanakan berbagai tradisi keislaman Cengage Learning.
yang diperoleh dari generasi sebelumnya.
inrevolzon, I. (2013). Kebudayaan dan
Norma yang berlaku pada masyarakat Peradaban. TAMADDUN: Jurnal
Jaton tampaknya juga mulai membaur dengan Kebudayaan Dan Sastra Islam, 13(2).
budaya masyarakat Minahasa. Tidak ada Retrieved from http://jurnal.radenfatah.
batasan atau aturan kaku yang membatasi sikap ac.id/index.php/tamaddun/article/
view/152/137
kerukunan antar kelompok. Kedua kelompok
Lay, C. (2009). Kekerasan Atas Nama Agama:
hidup rukun dan saling menghormati.
Perspektif Politik. Jurnal Ilmu Sosial
Hal tersebut antara lain disebabkan oleh Dan Ilmu Politik, 13(1), 1–19. https://
perkawinan campur yang tampaknya cukup doi.org/10.22146/JSP.10964
lazim terjadi diantara kedua kelompok ini. Lexy J. Moleong, D. M. A. (2017). Metodologi
Masyarakat Jaton masih memegang nilai Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). In
budaya leluhur yang berasal dari pulau Jawa PT. Remaja Rosda Karya. https://doi.
akan tetapi tampaknya bila keluarga berbeda org/10.1016/j.carbpol.2013.02.055
latar belakangnya maka berbeda pula nilai Liliweri, A. (2009). Makna Budaya Dalam Ko­
yang diturunkan. Seperti ada keluarga Jaton mu­nikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LkiS.
yang tidak memperbolehkan keturunannya Martinus, A. (2016). Kampung Jawa Tondano.
untuk menikah dengan orang Kristen. Akan Dari Kyai Modjo hingga Penyebaran Islam
di Minahasa - Halaman 2 - Tribun Manado.
tetapi ada keluarga yang merasa bila anaknya
Retrieved January 17, 2019, from http://
menikah dengan orang Kristen tidak menjadi manado.tribunnews.com/2016/11/20/
masalah. kampung-jawa-tondano-dari-kyai-
1162 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162

modjo-hingga-penyebaran-islam-di- Tabligh, 14(1), 91–100. Retrieved from


minahasa?page=2 http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.
Nugroho, A. B., Lestari, P., & Wiendijarti, I. php/tabligh/article/view/316/281
(2012). Pola Komunikasi Antarbudaya Suyanto, B., & Sutinah, S. (2013). Metode
Batak dan Jawa di Yogyakarta. Jurnal Penelitian Sosial : Berbagai Pendekatan
ASPIKOM, 1(5), 403–418. Retrieved Alternatif (3rd ed.). Prenada Media Group.
from http://jurnalaspikom.org/index.
Utama, M. R. J. (2017). Bentuk Komunikasi
php/aspikom/article/view/44/46
Dalam Akulturasi Budaya Suku Jawa
Prasetyo, A. (2011). Melacak Jejak Pengikut dan Suku Bugis di Kelurahan Budaya
Diponegoro - Kompas.com. Retrieved Pampang Kecamatan Samarinda
January 17, 2019, from https://edukasi. Utara Kota Samarinda. EJournal Ilmu
kompas.com/read/2011/05/02/02491634/ Komunikasi, 5(3), 681–695. Retrieved
melacak.jejak.pengikut.diponegoro from http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.
Rahmansyah, R. (2016). Keanekaragaman ac.id/site/wp-content/uploads/2017/10/
Budaya di Indonesia dan Semboyan Jurnal Ja edit (10-11-17-03-35-59).pdf
Bhinneka Tunggal Ika - Kabar Rantau. Wolojan, F. (2015). Ziarah ke Makam Kyai
Retrieved January 17, 2019, from https:// Mojo di Minahasa, Sang Penasihat
www.kabarrantau.com/keanekaragaman- Spiritual Pangeran Diponegoro - Halaman
budaya-indonesia-dan-semboyan- all - Tribunnews.com. Retrieved January
bhinneka-tunggal-ika/ 17, 2019, from http://www.tribunnews.
Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel, com/travel/2015/06/21/ziarah-ke-
E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya makam-kyai-modjo-sang-penasihat-
(7th ed.). Salemba Humanika. spiritual-pangeran-diponegoro?page=all
Suryani, W. (2013). Komunikasi Aantar Yin, R. K. (2014). Case Study Research Design
Budaya yang Efektif. Jurnal Dakwah and Methods (5th ed.). Thousand Oaks.

You might also like