Studi Budaya Nonmaterial Warga Jaton: Suzy Azeharie, Sinta Paramita, Wulan Purnama Sari
Studi Budaya Nonmaterial Warga Jaton: Suzy Azeharie, Sinta Paramita, Wulan Purnama Sari
Studi Budaya Nonmaterial Warga Jaton: Suzy Azeharie, Sinta Paramita, Wulan Purnama Sari
Abstract
Jaton village is situated in the heart of where the majority of the population is Christian. For hundreds of years
the residents of Jaton Village lived side by side in harmony with the majority of Minahasa tribes who had
different religions. A long historical factor makes Jaton Village unique because residents of Jaton Village are
direct descendants of Kyai Modjo, a religious teacher from Prince Diponogoro, who was banished by Dutch
colonialists along with 63 of his followers to the Tondano area in 1828. Amid the increasing number of violence
committed by one religious group in another religion, this research is aim to see a form of nonmaterial culture
in Jaton society. This research will answer the question of what form of non-material cultures includes values,
norms and regulations for the people of Jaton Village, and how are the values, norms and beliefs passed on to
the next generation. The method used is qualitative with case study approach through observation and in-depth
interview. The results showed that the Jaton community still holds an ancestral culture originating from Java.
In addition, the norms created are mixed up, so there is no norm that limits behavior or action. However, the
most obvious thing to hold firmly is the norm of Islamic teachings which is their belief.
Abstrak
Desa Jaton terletak di jantung dimana mayoritas penduduknya beragama Kristen. Selama ratusan
tahun, penduduk Desa Jaton hidup berdampingan dengan mayoritas suku Minahasa yang memiliki
agama yang berbeda. Faktor historis yang panjang menjadikan Desa Jaton unik. Hal ini dikarenakan
penduduk Desa Jaton adalah keturunan langsung Kyai Modjo, yang merupakan guru agama dari
Pangeran Diponogoro, yang dibuang oleh penjajah Belanda bersama dengan 63 pengikutnya ke
daerah Tondano pada tahun 1828. Di tengah peningkatan jumlah kekerasan yang dilakukan oleh
satu kelompok agama terhadap agama lain, penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk budaya
nonmaterial dalam masyarakat Jaton. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan tentang apa bentuk
budaya non-material yang mencakup nilai, norma dan peraturan bagi masyarakat Desa Jaton, dan
bagaimana nilai, norma dan keyakinan diteruskan ke generasi berikutnya. Metode yang digunakan
adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komunitas Jaton masih memegang budaya leluhur yang berasal dari
Jawa. Selain itu, norma yang dibuat bercampur aduk, sehingga tidak ada norma yang membatasi
perilaku atau tindakan. Namun, hal yang paling jelas untuk dipegang teguh adalah norma ajaran
Islam yang merupakan keyakinan mereka.
1153
1154 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi dari budaya adalah dipelajari dan dibagikan
(Rahmansyah, 2016) melalui dongeng, mitos dan legenda.
Di sisi lain keberagaman ini juga dapat Budaya juga diturunkan dari generasi ke
berpotensi memicu berbagai kekerasan generasi untuk mempertahankan nilai-nilai
dengan sebab dan akibat yang berbeda. yang terkandung dalam suatu budaya dan
Berbagai konflik kekerasan atas nama memastikan di masa depan budaya tersebut
agama menjadi sesuatu yang kerap ditemui tetap ada.
di negeri ini. Lay (2009) mengatakan ada Menurut Alo Liliweri, kebudayaan
beberapa variasi kekerasan antara lain dapat dibedakan berdasarkan wujudnya,
kekerasan yang melibatkan organisasi yaitu budaya material dan budaya non-
massa dalam komunitas agama yang sama. material. Budaya material adalah semua
Lalu ada kekerasan yang melibatkan agama objek material yang dibuat, dihasilkan, dan
yang berbeda. Sejak Republik Indonesia dipakai oleh manusia, mulai dari benda-
berdiri sampai November 2001, menurut benda sederhana seperti alat rumah tangga,
Lay, terdapat 858 gereja yang dirusak. Kuil pakaian, dan makanan hingga desain
Hindu dirusak di Legian, Kuta, Tuban pada arsitektur, teknologi komputer dan kapal
tahun 2005. Lalu konflik antar agama Islam terbang. Budaya material merupakan segala
dengan Kristen di Ambon pada tahun 1999. sesuatu yang diciptakan oleh manusia
Sejak Kampung Jaton berdiri di dan dapat ditangkap oleh panca indra.
akhir tahun 1828, sampai hari ini tidak Sedangkan budaya nonmaterial digunakan
pernah terjadi eskalasi konflik kekerasan sebagai rujukan kelompok masyarakat,
agama antara umat Kristen dan Muslim karena budaya nonmaterial hanya ada dalam
di daerah Tondano. Pada dua kelompok bentuk gagasan atau ide yang diikuti dengan
masyarakat yang berbeda keyakinan penuh kesadaran dalam bentuk nilai, norma
tersebut memiliki seperangkat peraturan dan kepercayaan (Liliweri, 2009).
dan norma yang dimiliki bersama oleh para Budaya nonmaterial yang tidak memiliki
anggota masyarakat. Apabila peraturan wujud secara fisik ini memiliki peranan yang
dan norma tersebut dilaksanakan oleh lebih besar daripada budaya material dalam
anggota masyarakat maka menurut William masyarakat. Alo Liliweri menegaskan bahwa
Haviland akan melahirkan perilaku yang budaya nonmaterial dijadikan pedoman
dipandang layak dan dapat diterima oleh atau rujukan dalam kelompok masyarakat.
suatu masyarakat (inrevolzon, 2013). Berarti nilai, norma, dan kepercayaan
Budaya pada sebuah masyarakat dalam suatu masyarakat merupakan unsur
bertujuan untuk mempermudah hidup terpenting dalam suatu budaya, karena
manusia dengan cara mengajarkan cara anggota masyarakat harus mengikuti dan
untuk beradaptasi dalam masyarakat. tunduk pada budaya nonmaterial tersebut
Samovar, Porter, & McDaniel (2010) agar dapat diterima dalam masyarakat.
menjelaskan bahwa karakteristik utama Samovar, Porter, & McDaniel (2010)
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1155
Iris Varner dan Linda Beamer dalam itu dapat berwujud komunikasi lisan, tatap
Liliweri (2009) menyebutkan bahwa muka, alat komunikasi tertulis seperti surat
kebudayaan adalah perilaku yang telah perintah, memo, buletin, nota, surat tugas
tertanam dan merupakan totalitas dari dan lainnya yang sejenis. Terakhir adalah the
sesuatu yang dipelajari manusia. Akumulasi purpose atau tujuan.
dari pengalaman yang dialihkan melalui Ditambahkan juga bahwa kebudayaan
sosialisasi dalam bentuk pembelajaran merupakan komunikasi simbolis berupa
sosial atau social learning. Kebudayaan ketrampilan kelompok, pengetahuan,
juga merupakan pandangan hidup dari sikap, nilai dan motif. Makna dari simbol
sekelompok orang dalam bentuk perilaku, simbol yang disebutkan tadi dipelajari dan
kepercayaan, nilai dan simbol-simbol yang lalu disebar luaskan dalam masyarakat
diwariskan melalui proses komunikasi dan melalui institusi. Hal yang sama terjadi
peniruan dari satu generasi kepada generasi pada masyarakat Kampung Jaton yang
berikutnya. meneruskan norma dan nilai serta
Proses komunikasi yang berlangsung kepercayaan yang didapat dari satu generasi
[antarpribadi yang benar] berbeda budaya ke generasi berikutnya. Meskipun menurut
termasuk perbedaan generasi tersebut Lay (2009) terdapat permasalahan, antara
menurut William G. Scoot dalam Suryani lain apakah masyarakat di daerah tersebut
(2013) dipengaruhi oleh beberapa faktor, cepat atau lambat menerima pembaruan
yaitu the act [perbuatan], the scene [adegan], selain apakah unsur budaya asli mudah atau
the agency [perantara], the purpose [tujuan]. sukar untuk diterima (Lay, 2009).
Perbuatan komunikasi mengharuskan Proses penerusan kebudayaan dari
pemakaian lambang yang bisa dimengerti generasi satu kepada generasi berikutnya
secara baik dan hubungan yang dilakukan disebut Haviland sebagai enkulturasi
oleh manusia. Umumnya lambang tersebut (Haviland et al., 2010). Sebab kebudayaan
dinyatakan dengan bahasa atau dalam tanda- diperoleh sebagai hasil belajar dan
tanda lain. Kemudian adegan sebagai salah bukan warisan biologis. Ralph Linton
satu faktor dalam komunikasi menekankan dalam Haviland mengatakan kebudayaan
apa yang dilakukan, simbol apa yang merupakan “warisan sosial” umat manusia.
digunakan dan arti dari yang dikatakan. Nilai, menurut Alo Liliweri, merupakan
Selanjutnya the agent atau pelaku, individu sebuah konsep penting dalam kebudayaan
yang mengambil bagian dalam hubungan karena nilai membimbing manusia untuk
komunikasi dinamakan pelaku komunikasi. menentukan apakah sesuatu itu boleh atau
Pengirim dan penerima yang terlibat dalam tidak boleh dilakukan (Liliweri, 2009).
hubungan komunikasi adalah contoh dari Nilai, menurutnya meliputi penilaian
pelaku komunikasi tersebut. Selanjutnya the tentang baik buruknya obyek, peristiwa,
agency atau perantara yaitu alat yang dapat tindakan sementara norma merupakan
membangun terwujudnya perantara. Alat standar perilaku. Jadi norma merupakan
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1157
nilai budaya yang merupakan standar dasar key informant Mody Maukar (67), seorang
dari kehidupan sebuah kelompok. pensiunan Perusahaan Ekspedisi berasal
Metode Penelitian dari Minahasa keturunan keluarga Maukar.
Kemudian Kedua, Aisha (62), istri dari
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Mody Maukar, yang merupakan keturunan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut
kesembilan dari Kyai Pajang, salah seorang
Suyanto & Sutinah (2013) sesuai bila
pengikut Kyai Modjo. Informan lain dalam
penelitian itu ingin mendeskripsikan latar dan
penelitian ini adalah Asrul (48) seorang
interaksi yang kompleks dari partisipan serta
pemuka masyarakat keturunan Kyai
memahami keadaan yang terbatas jumlahnya
Pajang, Rani (23) putri pasangan Maukar
dengan fokus yang mendalam dan rinci.
dan Aisha dan Rev. Dr. Nico Gara (70)
Pendekatan kualitatif ini dipilih peneliti
mantan Sekretaris Jenderal Gereja Masehi
karena hendak mengungkapkan bagaimana
Injil Minahasa, seorang tokoh masyarakat
budaya nonmaterial pada masyarakat
terkemuka Minahasa. Data diperoleh melalui
Jaton di Tondano. Metode penelitian yang
wawancara mendalam dengan narasumber
digunakan adalah kualitatif. Menurut
dan observasi kemudian ditambah dengan
Bogdan dan Taylor dalam Moleong metode
studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti.
kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa Hasil Penelitian dan Pembahasan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang Kampung Jawa Tondano, terletak di
dan perilaku yang dapat diamati dengan Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten
mengarahkan latar dan individu secara Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Warga
holistik (Lexy J. Moleong, 2017). Kampung Jaton merupakan keturunan
Pendekatan yang digunakan adalah dari salah seorang pahlawan Perang Jawa
pendekatan kualitatif studi kasus. Studi karismatik bernama KH Muhammad
kasus dipilih karena fenomena di Kampung Khalifah Modjo atau dikenal sebagai Kyai
Jaton merupakan kasus yang cukup unik. Modjo. Kyai Modjo merupakan guru agama
Menurut (Yin, 2014) studi kasus adalah Islam Pangeran Diponegoro yang berperang
sebuah metode penelitian ketika pertanyaan melawan kolonialisme Belanda tahun
how (bagaimana) dan why (mengapa) 1825-1828.
diajukan dalam sebuah penelitian. Metode Bersama putranya, Gazali, yang
ini cocok untuk menganalisis lebih jauh berumur 5 tahun dan 63 pengikutnya Kyai
sebuah fenomena secara mendetail seperti Modjo ditangkap oleh Belanda tahun 1828
nilai budaya nonmaterial masyarakat dan dibuang ke Minahasa. Dalam masa
Kampung Jaton. pembuangannya Kyai Modjo melanjutkan
Objek penelitian ini dalam penelitian usahanya menyebarluaskan agama Islam di
ini adalah masyarakat di Kampung Jaton, Minahasa (Martinus, 2016).
Minahasa, Sulawesi Utara. Secara spesifik Dalam pengasingan tersebut, menurut
data yang dalam penelitian ini diperoleh dari Finneke Wolajan, selain Kyai Modjo,
1158 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162
terdapat pula beberapa ulama agama Islam rukun. Apabila keluarga Kristen merayakan
antara lain Kyai Teuku Madja, Tumenggung Natal maka keluarga Islam berkunjung.
Pajang, Pati Urawan, Kyai Baduran, dan Sebaliknya ketika Lebaran maka keluarga
Kyai Hasan Bedari serta pengikut lainnya Wayong yang Kristen pun mengunjungi
yang semuanya laki-laki (Wolojan, 2015). rumah keluarga yang merayakan Lebaran.
Keenam puluh tiga orang pengikut Kyai Di keluarga Maukar hal yang hampir
Modjo ini kemudian menikah dengan sama terjadi. Orang tua Mody Maukar
perempuan asli dari Minahasa dan beranak memiliki sembilan anak. Mereka yang
pinak di Kampung Jaton. Aisha, istri key terdiri dari lima perempuan dan empat
informant Mody Maukar, merupakan laki-laki. Semua anak laki-laki menikahi
keturunan ke-9 dari Kyai Pajang yang dengan perempuan Islam dan berpindah
merupakan salah satu pengikut Kyai Modjo. agama menjadi Islam sementara kelima
Berikut akan dijabarkan mengenai hasil anak perempuannya tetap beragama Kristen.
wawancara dengan narasumber. Mody Maukar Meskipun demikian hubungan kekeluargaan
narasumber utama merupakan putra daerah diantara kesembilan bersaudara tetap baik.
Minahasa yang berpindah agama dari Kristen Hubungan kekerabatan diantara kedua
menjadi Islam ketika ia menikahi Aisha. Dari kelompok yang berlainan kepercayaan ini
pernikahan mereka lahir Hendi dan Rani. Saat tampaknya membuat setiap orang belajar
ini Mody Maukar dan keluarganya tinggal di bersikap toleran dan saling menghormati
sebuah rumah yang cukup besar di tepi jalan akibat munculnya kesadaran yang dikatakan
raya Kampung Jaton. Mody Maukar, “bahwa leluhur opa warga
Budaya Nonmaterial: Nilai, Baik Buruknya Jaton berasal dari Jaton dan leluhur oma dari
Peristiwa atau Tindakan Minahasa”.
Menurut key informant, Mody Maukar, Meskipun nenek moyang warga
fenomena seseorang berpindah agama Jaton yang berasal dari Jawa, sudah
tidak dipandang sebagai sesuatu yang luar menetap selama lebih dari 150 tahun di
biasa di kalangan keluarga. Fenomena ini tanah Minahasa, namun ada nilai-nilai
kemungkinan dipengaruhi oleh sejarah budaya Jawa yang tetap diteruskan kepada
yaitu salah seorang keturunan langsung generasi muda. Menurut Mody Maukar
Kyai Modjo bernama Husein yang menikahi yang diteruskan adalah budaya bersalawat
seorang gadis dari Papakelan Minahasa dan atau “asrokalan” setiap malam Jumat. Saat
berpindah menjadi Kristen. “asrokalan”, anak-anak Jaton membaca
Nenek dari key informant, Aisha, yang Kitab Barzanji dengan irama Melayu. Kitab
berasal dari Wayong Tomohon beragama Barzanji adalah kitab perjalanan hidup
Kristen dan ketika ia menikah pindah agama Nabi Muhammad SAW. Selain pada saat
dan menjadi Muslim. Sampai sekarang “asrokalan”, Kitab Barzanji juga dibacakan
keluarga Wayong, baik yang Kristen maupun warga Jaton pada saat perayaan Maulid Nabi
yang Muslim, tetap harmonis dan hidup Muhammad SAW. Maulid adalah perayaan
Suzy Azeharie, et al. Studi Budaya Nonmaterial... 1159
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada Tradisi “mekan” diperkirakan berakar dari
saat Maulid ini Kitab Barzanji dibacakan sejarah bahwa leluhur warga Jaton berasal dari
dalam nada seperti menyanyikan kidung Yogyakarta dan merupakan pendatang di tanah
Jawa. Ritual ini oleh warga Jaton dikenal Minahasa. Sebagai kelompok yang datang
sebagai acara “Sholawat Jowo” (wawancara terakhir, warga asal Jawa harus bersikap
dengan Mody Maukar, tanggal 4 April 2017 rendah hati dan wajib melakukan pendekatan
di Tondano). sosial pada warga lokal. Kerendahan hati
Selesai Sholawat Jowo, diadakan santap serta sikap orang Jawa yang luwes menurut
bersama dengan “ambeng” yaitu nasi dengan Aris Prasetyo menjadi salah satu unsur
ayam yang disebut “engkung”. Ayam engkung mereka diterima dengan baik oleh kelompok
ini bisa dibakar atau dibuat gudeg. Di Kampung Minahasa. (Prasetyo, 2011)
Jaton, gudeg merupakan makanan asli Jawa Hal yang sedikit berbeda terjadi
yang lazim dibuat apabila warga memperingati pada kelompok etnis Jawa dan Bugis di
kematian seseorang di hari ketujuh dan hari ke Samarinda. Meskipun kedua kelompok etnis
40. Gudeg juga dibuat untuk merayakan akikah tersebut sama-sama menetap di Samarinda
atau perayaan tujuh bulanan kehamilan. Rasa akan tetapi menurut Muhammad Risky Jaya
gudeg di Kampung Jaton sudah mengalami Utama, keduanya hanya sedikit tampak
modifikasi selera. Kalau gudeg di Jawa lebih berkelompok. (Utama, 2017)
manis maka gudeg Minahasa rasanya lebih Perspektif lain didapat dari Rev. Dr.
gurih. Nico Gara, salah seorang pengajar senior
Nilai lain yang diteruskan pada generasi pada Sekolah Tinggi Agama Kristen di
muda Jaton adalah mengunjungi tetangga Manado yang mengungkapkan bahwa tahun
Nasrani yang sedang memperingati 40 hari 1885 Sidney Hickson seorang warga Inggris
kematian salah seorang anggota keluarga. menulis “A Naturalist in North Celebes”
Pada saat itu warga Jaton membawa yang mengungkapkan bahwa pelabuhan
makanan ke rumah keluarga yang wafat dan Manado kala itu dipenuhi dengan pedagang
lalu kemudian makanan itu disantap bersama dari Malaka, Arab, Tiongkok dan Eropa
secara buffet. Tradisi ini dinamakan “mekan”. yang ingin mendapatkan kopra (wawancara
Khusus untuk warga Jaton disediakan satu dengan Nico Gara, tanggal 5 April 2017 di
meja makan yang dinamakan meja makan Manado). Hal tersebut berarti sejak lama
“nasional” yang berarti semua makanan warga Minahasa telah terbiasa berinteraksi
terhidang halal disantap bagi warga Jaton. dengan warga lain yang berbeda ras maupun
Bila warga Jaton yang wafat tradisi “mekan” kepercayaan sehingga kehadiran warga
ini tidak dilakukan karena umat muslim Jaton di saat awal masa pengasingan mereka
umumnya tidak melakukan makan-makan di Tondano pada akhir tahun 1828 diterima
ketika sedang berduka cita (wawancara dengan relatif baik. Apalagi warga Jaton
dengan Rani Maukar, tanggal 4 April 2017 memiliki keahlian bercocok tanam yang
di Jaton, Tondano). kemudian diajarkan di Tondano.
1160 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1153-1162