Paragraf Koheren Dan Tak Koheren Dalam Teks Tulis Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Bangka Dan Bangka Tengah
Paragraf Koheren Dan Tak Koheren Dalam Teks Tulis Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Bangka Dan Bangka Tengah
Paragraf Koheren Dan Tak Koheren Dalam Teks Tulis Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Bangka Dan Bangka Tengah
(Coherent and incoherent paragraphs in the written texts of elementary school teachers
in Bangka and Central Bangka Regency)
Hidayatul Astar
Abstract
The written language of a teacher is of course expected to follow the rules of spelling and grammar.
This article reveals how the written texts of elementary school teachers in Bangka Regency and
Central Bangka Regency. The focus is on paragraph aspects, n amely coherent paragraphs and
incoherent paragraphs. Data is taken when language development activities in 2017. Teachers were
asked to write about tin mining when the activity takes place. The method used is qualitative
descriptive. The analysis carried out follows Alwi (2003: 428) and Chalmers (2016) about coherence.
Based on data analysis, the texts of elementary school teachers in the two districts are mostly in
partial coherent text types (there are coherent paragraphs and some are not coherent). Of th e 90
texts studied, 43 (47.77%) were partially coherent, 23 texts (25.56%) were coherent, and 24 texts
(26.67%) were incoherent. Furthermore, of the 320 paragraphs studied, 186 (58.81%) were
incoherent and 134 (41.19%) coherent. The coherent and incoherent paragraph of the teacher are
marked by the relationship between well organized and disorganized ideas.
Abstrak
Bahasa ragam tulis seorang guru tentu diharapkan susuai dengan kai dah e jaan da n ta ta ba hasa.
Artikel ini mengungkap bagaimana teks tulis guru SD di Kabupaten Bangka dan Ka bupaten Ba ngka
Tengah. Fokusnya pada aspek paragraf, yaitu paragraf koheren dan paragraf tak k oheren. Data
diperoleh dalam aktivitas pembinaan bahasa tahun 2017. Guru diminta me nulis te ntang ta mbang
timah ketika kegiatan dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah me tode de skrptif kua l itatif.
Anlisis data menggunakan konsep keherensi Alwi (2003:428) dan Chalmers (2016). Be rdasarkan
analisis data, teks guru SD di dua kabupaten itu lebih banyak dalam jenis teks koheren sebagian (ada
paragraf koheren dan ada yang tak koheren). Dari 90 teks yang diteliti, 43 (47,77%) koheren
sebagian, 23 teks (25,56%) koheren, dan 24 teks (26,67%) tak koheren. Selanjutnya, dari 320
paragraf yang diteliti, 186 (58,81%) tak koheren dan 134 (41,19%) koheren. Pa ragraf kohe re n dan
tak koheren guru ditandai oleh adanya hubungan antaride yang tertata baik dan tidak baik.
158
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
159
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
160
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
161
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
atas tiga, yaitu teks koheren, teks perbedaan kemampuan menulis teks
koheren sebagian, dan teks tak koheren. guru berdasarkan wilayah. Dapat
Data menunjukkan bahwa teks guru dipahami bahwa Kabupaten Bangka
lebih banyak dalam kategori koheren Tengah merupakan pecahan dari
sebagian seperti terlihat dalam Tabel 1 Kabupaten Bangka sehingga
berikut. Dari 90 teks guru, 23 (33,64%) gurunya pun belum memadai, baik
koheren, 43 (66,36%) koheren sebagian, dari sisi jumlah maupun kualitas.
dan 24 (26,67%) tak koheren.
Jika dilihat berdasarkan jumlah
Tabel 1 paragraf, ada 320 paragraf yang
telah ditulis oleh 47 guru SD di
Kekoherensian Teks Guru SD di
Kabupaten Bangka dan 43 di Bangka
Kabupaten Bangka dan Kabupaten
Tengah. Dari 320 paragraf itu yang
Bangka Tengah
koheran 134 (41,19%) dan yang tak
koheren 186 (58,81%). Persentase
Guru SD Guru SD Jumlah
Kategor B koheren dan tak koheren per
No. BT
i kabupaten terlihat dalam Tabel 2
F % F % F % berikut.
162
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
163
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
K3
(K1)Sekarang ini rasa sejuk
Pola paragraf deduktif berikut sangat jarang sekali kita
ini dibangun oleh empat kalimat. rasakan pada siang hari.
Kalimat pertama berisi kalimat topik (K2)Tanaman kerak duduk dan
yang berisi ide pokok, sedangkan kedebik jarang kita temui.
tiga kalimat berikutnya berisi ide (K3)Pada hal dulu banyak
penjelas atau pendukung ide pokok. burung-burung hinggap dan
berki-cau riang karena
makanannya banyak. (K4)Kami
(K1) Pulau Bangka pun sangat suka pada buah
merupakan pulau yang dikenal kerak duduk dan kedebik, rasa
sebagai penghasil timah manis dan asam menyatu. (K5)
terbesar di Indonesia. (K2) Semua hilang entah bagaimana
Keberadaan timah di Pulau cara mengulang cerita indah
Bangka tersebar hampir di itu. (GBSD/P1)
seluruh wilayahnya. (K3)Tak
heran jika timah menjadi salah Ide pokok K5 Semua hilang…
satu sumber mata pencaharian didukung oleh K1 …rasa sejuk sangat
masya-rakat Bangka.(K4) Maka jarang…., oleh K2 Taman kerak …
sangat mungkin jika jarang kita temui, oleh K3 …banyak
kebanyakan masyarakat di burung-burung hinggap…., dan
Pulau Bangka sangat ber- olehK4 Kami pun suka pada kerak
gantung pada logam yang satu duduk…. Pola paragraf itu seperti di
ini. (GBTSD/P3)
bawah ini.
164
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
165
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
166
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
167
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
168
Paragraf Hoheren...(Hidayatul Astar)
169
Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 157—170
Suladi. 2014. Buku Seri Penyuluhan Young Min 2016. Dalam Error! Hyperlink
Pragraf. Jakarta: Badan reference not valid. coherence.
Pengembangan dan Pembinaan Diakses 15 November.
Bahasa.
170