Pengaruh Pemahaman Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengaruh Pemahaman Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengaruh Pemahaman Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
ABSTRACT
This research aimed to find out the effect of tax understanding, knowledge, quality service, and sanction on
personal tax compliance. While, the population was in Tax Service Office Pratama, Simokerto. The research was
quantitative. Moreover, the data collection technique used purposive sampling with 100 personal tax payers which
were listed on KPP Pratama, Simokerto with Slovin formula as its instrument. In addition, the data analysis
technique used multiple linear regression.The research result concluded the tax understanding and knowledge had
positive effect on the personal tax compliance. It happened since the higher the tax understanding and knowledge,
the easier the tax payers to understand the rule and fulfill its tax obligation. The tax service quality did not affect
on the personal tax payers compliance. It happened as the service quality did not guarantee the tax payers,
regulary, to pay taxes. Likewise, the tax sanction did not affect on the personal tax payers compliance. It happened
because there was lack of society awareness with the importance of tax in continuing country development.
Therefore, at this point, it did not affect on the tax payers compliance.
Keywords: Tax Understanding, Tax Knowledge, Tax Service Quality, Tax Sanction, Tax Payers Compliance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman perpajakan, pengetahuan
perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Simokerto. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel
sebanyak 100 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Simokerto, dengan metode
purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan dan pengetahuan perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak karena semakin tinggi tingkat pemahaman dan pengetahuan pajak
maka semakin mudah wajib pajak untuk memahami peraturan pajak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya. Kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak karena
kualitas pelayanan tidak menjamin wajib pajak untuk taat membayar pajak. Sanksi pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya pajak untuk kelancaran pembangunan yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang
pribadi tidak meningkat.
Kata kunci : Pemahaman pajak, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan pajak, sanksi pajak dan
kepatuhan wajib pajak.
PENDAHULUAN
Pendapatan negara Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang pesat.
Banyak sumber yang menjadi penyebab semakin bertambahnya pendapatan negara Indonesia
antara lain retribusi, pajak, penerimaan sumber daya alam, dan masih banyak lagi. Sektor
pajak merupakan sumber pemasukan negara yang terbesar. Untuk kelangsungan hidup
negara, setiap wajib pajak diwajibkan untuk membayar pajak secara rutin agar tingkat
kepatuhan wajib pajak semakin bertambah.
Kepatuhan Pajak merupakan kondisi dimana orang orang melakukan pembayaran
kewajiban pajak secara sukarela atau terpaksa. Apabila kepatuhan wajib pajak meningkat
maka pemerintah akan dapat mengumpulkan lebih banyak penerimaan pajak dan juga dapat
meningkatkan tax ratio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Rendahnya
kepatuhan wajib pajak merupakan masalah yang sangat serius. Pemerintah harus
2
memperhatikan masalah ini mengingat pajak merupakan sumber pendapatan utama dalam
struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
kurangnya pemahaman pajak, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan pajak dan sanksi pajak.
Pemahaman pajak menjadi penyebab tingkat kepatuhan wajib pajak rendah. Kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap pajak menyebabkan masyarakat cenderung tidak
memahami tentang pajak yang mengakibatkan mereka tidak taat membayar pajak sehingga
kepatuhan wajib pajak tidak berjalan dengan baik (Julianti, 2014:30). Faktor yang kedua
adalah pengetahuan pajak. Pengetahuan Pajak adalah kondisi dimana masyarakat
mengetahui tentang perpajakan. Pengetahuan pajak yang dimiliki oleh masyarakat sangat erat
kaitannya dengan kepatuhan wajib pajak. Seorang wajib pajak yang memiliki pengetahuan
perpajakan dengan baik maka tidak akan kebingungan dalam membayar pajak.
Kualitas Pelayanan juga berkontribusi besar dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Wajib pajak akan taat membayar pajak apabila diberikan pelayanan yang baik oleh fiskus
pajak. Apabila fiskus memberikan pelayanan yang baik, berkualitas dan memuaskan maka
wajib pajak termotivasi untuk lebih taat membayar pajak. Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membayar pajak juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat terhadap sanksi yang
akan diterimanya apabila tidak taat membayar pajak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Menguji pengaruh pemahaman pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi; (2)
Menguji pengaruh pengetahuan pajak kepatuhan wajib pajak orang pribadi; (3) Menguji
pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi; (4)
Menguji pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
TINJAUAN TEORITIS
Theory Planned Behavior
Menurut (Anggraini dan Waluyo, 2014), mengemukakan bahwa Theory Planned Behavior
menjelaskan tentang faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak sebagai
wajib pajak dilihat dari sisi psikologis. Teori ini juga menjelaskan bahwa perilaku yang timbul
dari setiap individu disebabkan karena adanya niat yang bisa mempengaruhi perilaku
individu untuk menjadi patuh atau tidak patuh terhadap semua aturan perpajakan. Niat
tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu behavioral belief, normatif belief dan control belief.
Pemahaman pajak dan pengetahuan pajak berkaitan dengan behavioral belief. Apabila wajib
pajak memiliki pemahaman dan pengetahuan pajak maka akan mempengaruhi perilaku wajib
pajak untuk taat membayar pajak. Kualitas pelayanan berkaitan dengan normatif belief, wajib
pajak akan patuh membayar pajak apabila pelayanan yang diberikan baik. Sanksi pajak
berkaitan dengan control belief, dimana sanksi pajak berperan untuk memberikan sanksi
kepada wajib pajak apabila wajib pajak tidak taat membayar pajak.
Teori ini relevan untuk digunakan dalam penelitian ini. Dimana kesan yang sudah
terbentuk dalam pemikiran tiap individu, akan memberikan pengaruh kepercayaan pada diri
individu tersebut dalam melakukan sesuatu. Kepercayaan karena adanya sesuatu yang
mendukung sikapnya yang akan mempengaruhi patuh atau tidaknya dia memenuhi
kewajiban perpajakan.
Definisi Pajak
Menurut Rochmat Soemitro (dalam Mardiasmo, 2011:1) menyatakan bahwa pajak adalah
iuran yang diberikan rakyat secara sukarela kepada negara tanpa mengharapkan imbalan
apapun yang digunakan untuk membiayai kepentingan negara agar tercipta kehidupan
masyarakat yang makmur. Menurut Soemitro (2004) menyatakan bahwa pajak adalah iuran
yang asalnya di dapatkan dari rakyat yang ditujukan kepada negara sesuai dengan undang-
undang dengan mendapatkan timbal balik sehingga dapat berguna untuk keperluan umum.
Definisi dari dapat dipaksakan menurut Rochmat Soemitro (2004) maksudnya adalah apabila
3
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
tidak melakukan pembayaran utang pajak maka utang tersebut akan ditagih dengan segala
cara termasuk menagihnya dengan cara paksa yang berujung dilakukannya penyitaan atau
dilakukannya penyanderaan.
Fungsi Pajak
Secara mendasar fungsi pajak adalah sebagai salah satu sumber pendapatan Negara.
Fungsi pajak yaitu : (1) Fungsi Budgetair (Anggaran) yang berarti pajak sebagai sumber dana
bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara. (2) Fungsi Regulerend (mengatur)
yang berarti pajak mempunyai fungsi sebagai pengatur dan pelaksana kebijakan di bidang
sosial dan ekonomi. Fungsi pengatur dilakukan dengan memanfaatkan dana sebaik mungkin.
(3) Fungsi Redistribution (pemerataan) yang artinya pajak juga berfungsi sebagai pemerataan
yaitu dengan melakukan pemerataan yang bersifat adil dalam masyarakat contohnya dengan
mengenakan tarif pajak yang sama sesuai dengan ketentuan perpajakan. (4) Fungsi
Stabilitation (Stabilisasi) yaitu pajak berfungsi untuk menjaga kestabilan harga dengan cara
melakukan pengendalian terhadap laju inflasi.
Pemahaman Pajak
Pemahaman perpajakan memiliki arti sebagai sesuatu yang dapat diserap dan dipelajari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paham berarti mengerti dengan tepat. Definisi
pemahaman perpajakan menurut Masruroh (2013) adalah suatu proses dimana wajib pajak
mengetahui mengenai apa itu pajak dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk
membayar pajak. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman pajak
merupakan sikap mengerti semua peraturan pajak dan sistem pemungutan pajak yang ada di
Indonesia
Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak merupakan suatu informasi yang dimiliki seorang wajib pajak dengan
melakukan pengambilan keputusan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut
(Carolina, 2009:7) pengetahuan pajak suatu hal yang dijadikan acuan wajib pajak dalam
bertindak untuk melakukan pengambilan keputusan yang erat kaitannya dengan pelaksanan
kewajiban perpajakan. Maka dari itu, kepatuhan wajib pajak akan meningkat apabila wajib
pajak memiliki pengetahuan perpajakan. Karena dengan wajib pajak mengetahui tentang
kewajiban dan sanksi yang akan diberikan berarti wajib pajak sudah memiliki pengetahuan
pajak yang tinggi.
4
Sanksi Pajak
Sanksi merupakan suatu sikap yang dapat bersifat paksaan sebagai efek dari perbuatan
atau tindakan yang telah dilakukan (Kelsen, 2008:123). Sanksi merupakan suatu tindakan
berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan. Peraturan atau
undang-undang merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu
mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi
diperlukan agar peraturan atau undang-undang tidak dilanggar (Arum, 2012). Tindakan
paksa yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan bukan atas keinginan individu yang
menjadi sasaran dan bila terjadi perlawanan, akan digunakan pemaksaan fisik. Dapat
disimpulkan bahwa sanksi bersifat tegas yang digunakan sebagai pemaksa agar seseorang
taat akan aturan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian menurut Ilhamsyah et al (2016) tentang Pengaruh Pemahaman dan
Pengetahuan Wajib Pajak tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran wajib Pajak, terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Hasil penelitian ini adalah kesadaran wajib
pajak yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian menurut Nurhakim dan Pratomo (2015) tentang Pengaruh Pemahaman Wajib
Pajak dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya). Hasil dari penelitian ini adalah Pemahaman Wajib
Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan wajib Pajak, kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak serta pemahaman perpajakan dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian menurut As’ari dan Erawati (2018) tentang Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman peraturan
perpajakan dan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
sedangkan kualitas pelayanan dan kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
5
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
Rerangka pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah di jelaskan diatas, maka dapat
disusun kerangka pemikiran pengaruh pemahaman pajak, pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai
berikut:
Gambar 1
Rerangka Pemikiran
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh Pemahaman Pajak terhadap Kepatuhan Wajib pajak
Dengan adanya pemahaman pajak akan memberikan pengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Wajib pajak diharapkan memiliki pemahaman yang lebih tentang peraturan
perpajakan. Pemahaman pajak menjadi sangat penting pengaruhnya dalam hal kepatuhan
dikarenakan apabila wajib pajak tidak memiliki pemahaman yang baik tentang perpajakan
maka kepatuhan wajib pajak tidak akan meningkat. Menurut Nugroho (2012) seorang wajib
pajak biasanya akan bertindak tidak patuh apabila tidak memiliki pemahaman mengenai
peraturan perpajakan yang ada. Hardinigsih (dalam Handayani, 2017) mengatakan bahwa
pemahaman adalah suatu cara yang ditempuh oleh wajib pajak agar dapat memahami
peraturan perpajakan yang ada. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012), As’ari
dan Erawati (2018) menunjukkan bahwa pemahaman pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hipotesis penelitiannya adalah :
H1 : Pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi
dilakukan Rohmawati dan Rasmini (2013) dan Nugroho (2012) menunjukkan bahwa
pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis
penelitiannya adalah :
H2 : Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian kuantitatif yang
menggunakan bentuk survei dalam pengambilan datanya. Metode penelitian kuantitatif
merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah dimana data
yang diperoleh berupa angka, score atau penilaian dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang telah terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surabaya Simokerto. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai
pemahaman pajak, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan pajak dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, hal ini dikarenakan
ukuran populasi diketahui dan asumsi bahwa populasi beratribusi normal.
Ukuran sampel dengan rumus :
n= N
(1 + Ne2)
Dimana :
N : Ukuran Populasi
n : Ukuran Sampel
e : Nilai Kritis (batas ketelitian 10%)
Perhitungan Sampel:
n= 36816
{1+36816(0.1)2}
= 99,72
= 100 (dibulatkan)
Pemahaman Pajak
Pemahaman merupakan suatu proses dari berjalannya pengetahuan seseorang.
Pemahaman atas aturan perpajakan adalah cara bagi seorang wajib pajak guna mengetahui
serta paham atas aturan pajak. Saat Wajib Pajak tidak paham aturan pajak, mereka tidak akan
patuh (Ananda, 2015). Indikator pemahaman perpajakan meliputi menurut Ekawati (2008)
adalah: Memahami cara pengisian SPT, Tepat Waktu dalam Pembayaran, Melaporkan
kewajiban pajak terhutang di tempat wajib pajak terdaftar, Memahami cara menghitung pajak
terhutang. Karena kesadaran masyarakat atas perpajakan masih kurang, maka masyarakat
perlu meningkatkan pemahaman wajib pajaknya. Pemahaman wajib pajak merupakan
sesuatu hal dimana wajib pajak harus memahami dan mengerti mengenai pajak. Karena
pandangan mengenai pajak dapat mendasari perilaku seorang wajib pajak. Adanya
pemahaman perpajakan maka wajib pajak akan sadar bahwa pajak sangat penting bagi
kelangsungan negara dan tingkat kepatuhan wajib pajak dapat meningkat sehingga
masyarakat dapat membayar kewajiban pajaknya.
Pengetahuan Pajak
8
Pengetahuan pajak merupakan suatu proses dimana wajib pajak mengetahui sesuatu
yang berhubungan dengan pajak lalu menerapkannya dalam membayar pajak Wajib pajak
dikatakan memiliki pengetahuan tentang pajak apabila wajib pajak memahami peraturan
pajak, paham dalam menyampaikan SPT dan mengetahui sanksi apa yang akan dikenakan
apabila melanggar peraturan pajak. Indikator pengetahuan wajib pajak (Widayati dan Nurlis,
2010), yaitu: Memiliki NPWP, Pemahaman dan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
sebagai wajib pajak, Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.,
Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak, Wajib Pajak mengetahui
dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti.
Sanksi Pajak
Sanksi pajak adalah hukuman yang diberikan karena wajib pajak tidak menaati peraturan
perpajakan yang telah ada, sanksi juga dapat mencegah wajib pajak agar tidak melanggar
norma pajak (Mardiasmo, 2013). Pandangan tentang sanksi pajak diukur dengan indikator
(Yadnyana, 2009) sebagai berikut : (1) Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan
pajak cukup berat. (2) Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat
ringan.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif variabel digunakan untuk menggambarkan rata-rata (mean), nilai
minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari data yang akan diteliti. Rata-rata (mean)
digunakan untuk mengetahui rata-rata dari data yang akan diteliti, nilai minimum untuk
mengetahui nilai yang paling terkecil dalam data penelitian, nilai maksimum untuk
mengetahui nilai yang paling besar dalam data penelitian, dan standar deviasi untuk
mengetahui seberapa besar data yang diteliti tersebut bervariasi dari data rata-rata.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada setiap responden yaitu wajib pajak yang terdaftar dan wajib pajak yang mempunyai
NPWP.
9
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen, dalam hal ini kuisioner,
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak boleh responden yang sama. Uji reliabilitas
untuk alternatif jawaban lebih dari dua menggunakan uji Cronbach's Alpha, yang nilainya akan
dibandingkan dengan nilai koefisien reliabilitas minimal yang dapat diterima. Jika nilai nilai
Cronbach's Alpha > 0.6, maka instrumen penelitian reliabel. Jika nilai Cronbach's Alpha < 0.6,
maka instrumen penelitian tidak reliabel (Ghozali, 2011:1).
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antar variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas
didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance Inflation Factor (VIF).
Dengan ketentuan VIF < 10, dan Tolerance < 0,10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikoloniearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan Variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari
residualnya memilki varian yang sama disebut homoskedastisitas dan jika varian tidak sama
maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik
10
plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot yaitu: (a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur bergelombang, melebar, kemudian
menyempit mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas; (b) Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
KWP= a + b1 PP + b2 PG + b3 KP + b4 SP + e
Dimana :
KWP : Kepatuhan Wajib Pajak
a : Konstanta
b1b2 b3 b4 : Koefisien PP, PG, KP, SP
PP : Pemahaman pajak
PG : Pengetahuan pajak
KP : Kualitas Pelayanan Pajak
SP : Sanksi Pajak
e : Error
Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011:97) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependennya. Sedangkan
Koefisien korelasi berganda (R) adalah perkiraan seberapa jauh pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap variabel terikat.
Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen
secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011) adapun
kriteria pengujian secara persial dengan tingkat α = 0,05% atau 5% yaitu : (a) jika nilai
signifikansi uji t < 0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. (b) jika nilai signifikansi uji t > 0,05
artinya H0 diterima H1 ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Uji Validitas
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Koefisien Signifikansi Keterangan
Pernyataan Korelasi
Pemahaman Pajak PP1 0,758 0,000 Valid
PP2 0,776 0,000 Valid
PP3 0,775 0,000 Valid
PP4 0,797 0,000 Valid
PP5 0,662 0,000 Valid
Pengetahuan Pajak PG1 0,764 0,000 Valid
PG2 0,649 0,000 Valid
PG3 0,616 0,000 Valid
PG4 0,655 0,000 Valid
PG5 0,735 0,000 Valid
Kualitas Pelayanan Pajak KP1 0,641 0,000 Valid
KP2 0,738 0,000 Valid
KP3 0,676 0,000 Valid
KP4 0,615 0,000 Valid
KP5 0,516 0,000 Valid
Sanksi Pajak SP1 0,752 0,000 Valid
SP2 0,800 0,000 Valid
SP3 0,741 0,000 Valid
SP4 0,609 0,000 Valid
Kepatuhan Wajib Pajak KWP1 0,770 0,000 Valid
KWP2 0,409 0,000 Valid
KWP3 0,773 0,000 Valid
KWP4 0,743 0,000 Valid
KWP5 0,833 0,000 Valid
KWP6 0,819 0,000 Valid
KWP7 0,703 0,000 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan valid karena
nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
Uji Reliabilitas
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Alpha Kesimpulan
12
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk variabel pemahaman pajak
(0,812), pengetahuan pajak (0,719), kualitas pelayanan pajak (0,635), sanksi pajak (0,701) dan
kepatuhan wajib pajak (0,847) lebih besar dari 0,6 maka konstruk pertanyaan untuk mengukur
tingkat variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan reliable.
Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data residual terdistribusi normal
atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Normal P-Plot Regression
Standardized Residual dan juga menggunakan uji statistic non-parametic Kolmogorov-Smirnov.
Berdasarkan gambar 2 Normal P-Plot Regression Standardized Residual dibawah dapat dilihat
bahwa data telah terdistribusi normal yang mana dijelaskan dengan titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas untuk
Variabel Dependen Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
13
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
Unstandardized
Residual
N 100
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 217,171,838
Absolute ,074
Most Extreme Differences Positive ,042
Negative -,074
Test Statistic ,074
Asymp. Sig. (2-tailed) ,199c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data primer diolah, 2019
Uji Multikolonieritas
Tabel 5
Hasl Uj Multikolinearitas
Coefficientsᵃ
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi apakah terjadi korelasi antara
variabel bebas (independen). Untuk melihat multikolonieritas dapat digunakan dengan
melihat nilai tolerance dan lawannya serta Value Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 maka
terjadi multikolonieritas. Sebaliknya jika VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance semua variabel menunjukkan
nilai TO > 0,10 dan VIF juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas antar variabel.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan Variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari
residualnya memilki varian yang sama disebut homoskedastistas dan jika varian tidak sama
maka disebut heteroskedastistas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID.
Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan grafik scatterplot yaitu (a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk
suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
14
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependen KWP
Sumber: Data primer diolah, 2019
Berdasarkan gambar 3 diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel 6 diatas maka prediksi kepatuhan wajib pajak dapat dimasukkan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Penjelas untuk persamaan diatas adalah koefisien PP = 0,562 menunjukkan bahwa variabel
Pemahaman pajak berpengaruh positif dan memiliki hubungan searah terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi. Koefisien PG = 0,387 menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan
pajak berpengaruh positif dan memiliki memiliki hubungan searah terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi. Koefisien KP = 0,010 menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan
pajak memiliki hubungan positif dan searah terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Koefisien SP = - 0,007 menunjukkan bahwa variabel sanksi pajak memiliki hubungan
berlawanan arah (negatif) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Koefisien Determinasi
Tabel 7
Hasil Koefisien Determinasi
15
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
Model Summary
Berdasarkan tabel 7 diatas, maka dapat dilihat besarnya koefisien determinasi yang
menunjukkan nilai R square sebesar 0,447 atau 44,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi
variabel pemahaman pajak, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan pajak dan sanksi pajak
menjelaskan variabel kepatuhan sebesar 44,7% sedangkan sisanya 55,3% dijelaskan oleh
variabel lain diluar variabel yang digunakan.
Uji F
Tabel 8
Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVA
Model Sum of DF Mean F Sig
Squares Square
Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan dapat dikatakan layak. Sehngga
dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh pemahaman perpajakan, pengetahuan
perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
Uji t
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
B Std. Error
Pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini dibuktikan dengan tingkat
signifikan sebesar 0,942 > 0,05 sehingga hipotesis ketiga (H3) ditolak. Sanksi Pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikan
sebesar 0,964 > 0,05 sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak.
> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dan pengaruh yang ditimbulkan adalah negatif sehingga hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan bahwa pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak ditolak. Sanksi
pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi karena masih
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pajak untuk kelancaran
pembangunan sehingga tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Masyarakat tidak sadar dengan sanksi yang akan dikenakan apabila masyarakat tidak patuh
atau taat dalam membayar pajak. Kurangnya sosialisasi tentang pajak juga mempengaruhi
tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Alam (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka saran-saran yang dapat diberikan
berkaitan dengan judul skripsi ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi pihak pemerintah lebih
mensosialisasikan informasi mengenai pajak melalui brosur, media massa atau pemberian
brosur dari rumah kerumah. Dan untuk petugas pajak supaya lebih memberikan pelayanan
yang lebih baik sehingga wajib pajak bersifat positif terhadap petugas pajak supaya tingkat
kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban pajak lebih meningkat. (2) Bagi wajib pajak orang
pribadi hendaknya lebih meningkatkan kepatuhan wajib pajak salah satunya adalah
membayar dan melaporkan pajaknya tepat pada waktunya dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, sebagai bentuk kontribusi terhadap Negara atau melaksanakan kewajibannya
sebagaimana semestinya sebagai wajib pajak orang pribadi. (3) Bagi peneliti selanjutnya
disarankan agar responden mendapatkan penjelasan yang cukup sebelum melakukan
pengisian kuesioner. Dan juga diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menambahkan
variabel lainnya yang lebih lengkap dan bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alam. 2014. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Desa Baringeng
Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.
18
Ananda. 2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak dan Pemahaman Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada UMKM yang terdaftar sebagai Wajib
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu). Skripsi (S1): Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya. Malang.
Anggraini dan Waluyo. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Kebayoran Baru Tiga).
E-Journal Magister Akuntansi Trisaksi 1 (1): 51-68.
Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan
Bebas (Studi Di Wilayah KPP Pratama Cilacap). Skripsi. Fakultas Akuntansi Universitas
Diponegoro. Semarang
As’ari dan Erawati. 2018. Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan,
Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Rongkop). Jurnal
Akuntansi Pajak Dewantara 2(1): 46-55.
Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. PT Rineka. Jakarta.
Carolina. 2009. Pengetahuan Pajak. Salemba Empat. Jakarta.
Ekawati. 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Kecil dan Menengah di
Kota Yogyakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika 6(1): 185—190.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.Edisi Lima: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Handayani, W. 2017. Pengaruh Penerapan Billing System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dengan Moderasi Pemahaman Perpajakan (Studi Pada KPP Pratama Surabaya
Karangpilang). Jurnal Ekonomi Akuntansi 3(1): 102-115.
Ilhamsyah, Endang dan Dewantara. 2016. Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib
Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran WajibPajak, Kualitas Pelayanan, dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat
Malang). Jurnal Perpajakan (JEJAK) 8(1): 1-9.
Isawati. 2016. Pengaruh Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Perpajakan, Pelayanan Pajak Serta
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu).
Jurnal Akuntansi 5(3): 1-6.
Julianti. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Untuk Membayar Pajak Dengan Kondisi Keuangan dan Preferensi Risiko Wajib
Pajak Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. FEB Universitas Diponegoro. Semarang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. Kepatuhan Wajib Pajak. Balai Pustaka. Jakarta.
Kelsen. 2008. General Theory of Law and State. Diterjemahkan oleh R. Muttaqien Teori Hukum
Murni. Nusa Media. Bandung.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
__________. 2013._________.___________.____________.___________.
Masruroh. 2013. Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan, Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada
WPOP Di Kabupaten Tegal). Diponegoro Journal Of Accounting 2(4) : 1-15.
Mir’atusholihah, K. Srikandi dan I. Bambang. 2014. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Kualitas Pelayanan Fiskus dan Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada
Wajib Pajak UMKM di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara). Jurnal
Mahasiswa Perpajakan 3(1): 1-10.
Nila. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika
Keuangan Dan Perbankan 3(1): 126-142.
Nugroho. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak dengan
kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening. Jurnal Diponegoro 1(2) : 1-11.
19
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 4, April 2019
Nurhakim dan Pratomo. 2015. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tasikmalaya). E-Proceeding of Management 2(3) : 3426-3433.
Nurmantu, S. 2010. Pengantar Ilmu Perpajakan. Granit. Jakarta.
Pranata. 2015. Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan Dan Kewajiban Moral Pada
Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10(2 ): 456-473.
Rohmawati dan Rasmini. 2013. Pengaruh Kesadaran, Penyuluhan, Pelayanan, Dan Sanksi
Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 1(2): 1-17.
Rustiyaningsih, S. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Widya Warta 1(2): 1-11.
Soemitro, R. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan. Edisi Revisi. Refika Aditama. Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
________. 2012._______________________________________.________._______.
________. 2014. _______________________________________.________._______.
Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa. Edisi Empat. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pada KPP Pratama
Gambir Tiga. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. 13-14 Oktober: 1-22.
Widyana. 2017. Pengaruh Pemahaman, Kesadaran, Kualitas Pelayanan, Dan Ketegasan Sanksi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Sukoharjo. Jurnal
Akuntansi dan Pajak 17(2): 61-72.
Widyaningsih, A. 2011. Hukum Pajak dan Perpajakan. Alfabeta. Bandung.
Yadnyana. 2009. Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak
Koperasi di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi 15(1): 75-81.
Zain. 2008. Manajemen Perpajakan. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta.