Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Keywords: Choice of Jurisdiction, Choice of Law, International Business Disputes in Indonesia

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 32

Cut Memi

Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)


dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

PENERAPAN KLAUSUL PILIHAN YURISDIKSI (CHOICE OF JURIDICTION)


DAN PILIHAN HUKUM (CHOICE OF LAW) DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA BISNIS INTERNASIONAL
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Cut Memi
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara. Meraih Sarjana Hukum (S.H.) pada Fakultas Hukum Universitas Andalas
(1982), Magister Hukum (M.H.) pada Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara (2000), Doktor (Dr.) pada Fakultas Hukum
Universitas Katolik Parahyangan (2015))
(E-mail: cutmemi@fh.untar.ac.id)

Abstract

The aims of this research are to examine the practice of applying the choice of jurisdiction and choice of
law in the settlement of business dispute between PT. Symrise and PT. Mega Suryamas in South Jakarta
District Court and to examine the validity of the arbitration agreement contained in the Invoice. In
relation to the problem studied is the norm, then in this study, the method used is the method of normative
legal research or normative juridical. The legal substance used in this study is the primary legal material
which includes the legislation regarding the arbitration, the court decision, the provisions of the
international convention on arbitration, the opinions of experts (doctrine) obtained through the literature,
as well as non-legal materials in the form of records of interviews with experts and customs applied in
legal practice, especially in the settlement of international arbitration disputes. This research is expected
to contribute to the development in the field of law, especially in the application of choice of jurisdiction
and choice of law in the settlement of international business disputes in Indonesia.

Keywords: choice of jurisdiction, choice of law, international business disputes in Indonesia

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 183


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

I. PENDAHULUAN Berdasarkan PO tersebut, maka sebagai


A. Latar Belakang bukti bahwa penjual telah memenuhi
Kemajuan di bidang teknologi dan era permintaan dari si pembeli, diterbitkanlah
globalisasi telah menyebabkan invoice sebagai tagihan atas barang yang
perkembangan hubungan bisnis melaju telah dikirimkan. Adapun prosedur yang
dengan cepat karena peluang untuk harus ditempuh oleh pembeli mulai dari
mengadakan hubungan bisnis semakin proses pemesanan, pengiriman, sampai
terbuka dan dapat dilakukan kapan saja dengan pembayaran didasarkan atas
tanpa mengenal waktu dan tempat, adanya dokumen-dokumen yaitu (1)
sehingga ciri perekonomian di era Purchase Order, (2) Bill of Lading, (3)
globalisasi ini adalah “serba cepat”. Invoice, (4) bukti transfer, (5) Receipt
Perkembangan hubungan bisnis yang (dokumen-dokumen jual beli aroma
sudah sedemikian rupa tersebut, telah parfum), pelaksanaannya didasarkan pada
pula berpengaruh ke negara Indonesia Ketentuan Umum Penjualan dan
dan menyebabkan lahirnya bentuk-bentuk Pengiriman (General Term of Sales and
bisnis baru termasuk juga cara-cara baru Delivery). Ketentuan tersebut terdapat
dalam pembuatan perjanjian khususnya pada Pasal 1 angka 1, 2 dan 3 dari General
dalam pembuatan perjanjian arbitrase of Sales and Delivery yang dicantumkan
yang dimuat dibalik invoice dari dalam setiap invoice, yang secara tegas
pemesanan barang. Hal ini terjadi dalam telah diatur bahwa acuan yang digunakan
perjanjian arbitrase antara pihak PT. dalam tata cara pembelian dan pengiriman
Suryamas (Indonesia) dengan PT. barang adalah General Term of Sales and
Symrise (Singapura). Transaksi jual beli Delivery). Transaksi yang terjadi antara
tersebut dilakukan dengan cara purchase PT. Suryamas (Indonesia) dengan PT.
order (PO) yaitu suatu cara yang Symrise (Singapura) jelas bukan lagi
digunakan dalam suatu transaksi yang merupakan transaksi bisnis domestik
kemudian diproses untuk menerbitkan melainkan merupakan transaksi bisnis
yang namanya invoice. Dalam kaitannya yang bersifat internasional. Dikatakan
dengan pembahasan kasus ini, PO bersifat internasional karena pada transaksi
tersebut digunakan sebagai bukti adanya tersebut terdapat unsur-unsur asing
pemesanan barang (berupa produk aroma (foreign element), yaitu: para pihak yang
parfum symrise). mengadakan transaksi bisnis tersebut

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 184


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

berbeda kewarganegaraannya dan dengan tama kita dapat berpedoman kepada


sendirinya para pihak juga tunduk pada hukum perdata internasional yang
hukum yang berbeda pula. Dengan merupakan kaidah penunjuk tentang
demikian dalam transaksi bisnis hukum manakah yang akan berlaku
internasional terkait dua sistem hukum terhadap kasus-kasus yang didalamnya
yang saling berbeda dan masing-masing terdapat unsur-unsur asing.2)
mempunyai peluang yang sama untuk Aturan-aturan dasar hukum perdata
diberlakukan terhadap transaksi bisnis internasional terdapat dalam suatu
internasional yang diadakan itu. peraturan perundang-undangan
Dilihat dari segi materinya, yang peninggalan zaman Belanda “Algemeene
bersifat internasional (karena adanya Bepalingen van Wetgeving” (disingkat
unsur-unsur asing), maka transaksi bisnis AB), yaitu Pasal 16, 17, 18. Ketentuan ini
internasional termasuk ke dalam bidang masih berlaku sampai sekarang, karena
Hukum Perdata Internasional atau hukum Indonesia belum mempunyai undang-
perdata untuk hubungan-hubungan undang tentang Hukum Perdata
internasional (Private International Law).1) Internasional (masih berupa RUU).
Menurut ketentuan yang berlaku dalam Dalam Pasal 16 AB disebutkan, bahwa
hukum perdata internasional, maka hukum ketentuan-ketentuan perundang-undangan
negara Indonesia dan hukum negara berkenaan dengan status dan kewenangan
Jepang, kedua-duanya mempunyai peluang seseorang tetap berlaku baginya, bilamana
yang sama untuk dapat berlaku terhadap berada di luar negeri. Ketentuan ini
transaksi bisnis intenasional tersebut. Akan mengandung makna, bahwa peraturan
tetapi memberlakukan ke dua sistim perundang-undangan Indonesia yang
hukum itu secara sekaligus sudah pasti menyangkut status dan kewenangan
tidak mungkin karena terhadap transaksi seseorang, mengikuti orang tersebut
bisnis itu hanya ada satu sistem hukum kemanapun ia pergi. Prinsip ini dalam ilmu
yang harus berlaku. Oleh karena itu timbul hukum perdata internasional dikenal
pertanyaan, hukum mana yang akan sebagai prinsip nasionalitas (nationality
diberlakukan atas transaksi bisnis principle). Dengan ketentuan ini, maka
internasional tersebut. Untuk menentukan jika seseorang Indonesia yang sedang
hukum yang akan berlaku ini, pertama- 2
T.M. Radhie, Pengantar Umum Transasksi
1
Sudargo Gautama, Pengantar Hukum Perdata Bisnis Internasional, (Jakarta: FH. UNTAR,
Internasional (Bina Cipta: Bandung, 1977), 4. 1990)

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 185


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

berada di luar negeri akan menandatangani Kebebasan melakukan pilihan hukum ini
suatu kontrak bisnis, maka penentuan lebih banyak didasarkan pada kepentingan
status dan kewenangannya untuk para pihak yang melakukan bisnis untuk
melakukan tindakan hukum dilakukan memilih hukum mana yang lebih
menurut hukum nasionalnya (Indonesia). menguntungkan terhadap bisnis mereka.
Pasal 17 AB menentukan bahwa Dengan melakukan pilihan hukum
mengenai benda-benda tidak bergerak tersebut para pihak mengetahui secara
berlaku hukum negara dimana benda tidak pasti sejak semula, tentang hukum mana
bergerak itu terletak. Prinsip atau asasi ini yang akan berlaku atas transaksi bisnis
dikenal sebagai asas “Lex resisitae”, mereka dan bagaimana sengketa mereka
artinya bila seorang Indonesia mempunyai akan diselesaikan seandainya hal itu terjadi
sebidang tanah di Jerman maka hubungan di kemudian hari. Disamping choice of law
hukum antara warga negara Indonesia di dalam setiap perjanjian internasional,
dengan tanahnya itu ditentukan menurut biasanya para pihak mencantumkan suatu
hukum Jerman. klausul dalam perjanjian mereka dengan
Pasal 18 AB menyatakan bahwa bentuk judul Settlement of Dispute, yaitu berupa
dari setiap tindakan ditentukan menurut kesepakatan yang berisi prosedur
hukum negara atau tempat dimana penyelesaian sengketa atau lazim disebut
tindakan tersebut dilakukan (asas “Lex dengan Choice of Court atau Choice of
Loci actus”). Arbitration.
Ketiga Pasal tersebut di atas Adanya klausul demikian, bila
merupakan aturan-aturan dasar yang dapat dikaitkan dengan kerangka teori yang
dipedomani dalam penentuan hukum yang terdapat dalam hukum perdata
akan berlaku. Namun dalam dunia bisnis internasional, dapat dijelaskan bahwa di
internasional para pihak biasanya dalam suatu klausul penyelesaian sengketa
melakukan pilihan hukum yang akan sebenarnya terdapat pilihan (choice of
berlaku atas transaksi bisnis mereka atau juridisdiction) yaitu pilihan atas lembaga,
lazimnya disebut dengan choice of law. atau forum atau pengadilan mana yang
Pilihan hukum ini didasarkan pada asas dipilih untuk mengadili perkara apabila
kebebasan berkontrak (Partij autonomie, terjadi perselisihan sehubungan dengan
freedom of contract) sebagaimana diatur perjanjian yang telah ditandatangani oleh
dalam Pasal 1338 KUH Perdata. para pihak. Pengertian lembaga atau forum

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 186


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

di sini dapat berupa pengadilan atau badan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku
di luar pengadilan yaitu badan arbitrase. pada Singapore International Arbitration
Pilihan pengadilan dapat berupa Centre (“SIAC Rules”) tersebut.
pengadilan asing atau pengadilan Sedangkan mengenai hukum mana
Indonesia. Begitu juga dengan pilihan yang akan berlaku dalam penyelesaian
arbitrase, dapat berupa badan arbitrase perselisihan tersebut, tetap didasarkan pada
asing atau badan arbitrase Indonesia. pilihan hukum yang dipilih oleh para pihak
Hal yang sama juga terjadi dalam (choice of law). Hal ini tergambar dalam
perjanjian antara PT. Symrise dengan PT. penjelasan lebih lanjut dari perjanjian yang
Mega Suryamas yang sekaligus merupakan mengatakan bahwa hukum dari perjanjian
fokus pembahasan dalam penulisan ini. adalah hukum Singapura (Singapore law).
Pada Pasal 13 ayat (2) perjanjian para Berdasarkan kesepakatan para pihak
pihak tentang Ketentuan Umum Penjualan sebagaimana telah diutarakan di atas, maka
dan Pengiriman (General Term of Sales sesuai dengan asas pacta sunt servanda
and Delivery) ditentukan bahwa: (Pasal 1338) yang menyatakan bahwa
Any disputes arising out of or in perjanjian berlaku sebagai undang-undang
connection with these general
bagi para pihak, dengan sendirinya para
conditions of Purchase including any
question regarding its existence, pihak terikat dengan pilihan-pilihan yang
validity or termination, shall be
telah dilakukan tersebut. Begitu mereka
referred and finally resolved by
arbitration in Singapore in accordance sepakat untuk memilih forum arbitrase
with the Arbitration Rules, the
yang bersangkutan, tertutuplah
Singapore International Arbitration
Centre (“SIAC Rules”). kemungkinan untuk mengajukan gugatan
ke forum lain selain dari arbitrase yang
Dengan adanya pencantuman klausul
telah dipilih itu.
tersebut di atas, maka di dalam terjadinya
Namun untuk melihat secara lebih jauh
setiap perselisihan diantara para pihak,
bagaimana kenyataan yang ada dalam
mereka telah sepakat untuk memilih
pemberlakuan arbitrase pada penyelesaian
arbitrase dari Singapore International
sengketa bisnis internasional di Indonesia,
Arbitration Centre (“SIAC Rules”), untuk
pada penulisan ini akan dipaparkan suatu
menyelesaikan perselisihan mereka. Hal
kasus antara PT. Symrise dengan PT. Mega
ini berarti pula bahwa di dalam
Suryamas di Pengadilan Negeri Jakarta
penyelesaian perselisihan, para pihak
Selatan (suatu kasus yang telah menjadi

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 187


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

perhatian utama bagi masyarakat pesanan. Akan tetapi pada bulan Januari
internasional dalam berjalannya sistem 2010 sampai dengan bulan Juni 2010,
hukum arbitrase di Indonesia). pengiriman yang dilakukan oleh PT.
Adapun kasus posisi dalam perkara ini Symrise tidak sesuai dengan permintaan
adalah sebagai berikut: berdasarkan Purchase Order (PO) yang
Pada tahun 1995, PT. Mega Surya Mas, diinginkan oleh PT. Mega Surya Mas, dan
telah sepakat mengadakan perjanjian pengiriman parfum yang selama ini tepat
kerjasama pembuatan aroma parfum pada waktu, tiba-tiba menjadi terlambat dan
sabun. Pihak PT. Mega Surya Mas dalam akhirnya terhenti sama sekali.
hal ini bertindak selaku pihak pemesan Keterlambatan pengiriman barang tersebut,
(pembeli) sedangkan PT. Symrise menurut PT. Mega Surya Mas merupakan
bertindak selaku pihak yang memproduksi perbuatan wanprestasi yang sangat
aroma parfum (penjual), dan untuk merugikan bagi PT tersebut. Atas dasar
selanjutnya pihak PT. Symrise, telah perbuatan wanprestasi itu, dan oleh karena
menyetujui melakukan pengiriman produk- tidak adanya titik temu di antara ke dua
produk tersebut secara teratur kepada belah pihak, maka pada tanggal 7
pihak PT. Mega Surya Mas. Selain hal-hal September 2010, pihak PT. Mega Surya
tersebut, di dalam Pasal 13 ayat (2) Mas mengajukan gugatan ke Pengadilan
Ketentuan Umum Penjualan dan Negeri Jakarta Selatan dengan Register
Pengiriman (General Term of Sales and perkara Nomor :
Delivery) ditentukan bahwa: 571/Pdt.6/2010/PN.Jkt.Sel. Terhadap
“Any disputes arising out of or in gugatan ini, kemudian pihak PT. Symrise
connection with these general
mengajukan eksepsi tentang kompetensi
conditions of Purchase including any
question regarding its existence, absolut yang menyatakan bahwa
validity or termination, shall be
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak
referred and finally resolved by
arbitration in Singapore in accordance berwenang untuk memeriksa dan
with the Arbitration Rules, the
mengadili gugatan aquo, karena
Singapore International Arbitration
Centre (“SIAC Rules”).” berdasarkan Pasal 13 ayat (2) dokumen
jual beli berupa invoice (Ketentuan-
Dalam perjalanan waktu, menurut
Ketentuan Umum Penjualan dan
pengakuan PT. Mega Surya Mas, sampai
Pengiriman (General Term of Sales and
dengan akhir tahun 2009, pengiriman
delivery), setiap perselisihan akan
parfum tetap berjalan lancar sesuai dengan
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 188
Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

diselesaikan melalui Badan Arbitrase SIAC PT. Mega Suryamas di Pengadilan


dengan menggunakan aturan-aturan dari Negeri Jakarta Selatan?
SIAC (“SIAC Rules”). Akan tetapi 2. Apakah perjanjian arbitrase yang
meskipun saksi ahli tentang Arbitrase dimuat dibalik Invoice merupakan
Komersial Internasional, menyatakan perjanjian yang mengikat para pihak?
bahwa dengan adanya kata arbitrase dalam
invoice sudah memberikan kewenangan C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
kepada arbitrase untuk menyelesaikan Adapun tujuan dari penelitian ini
perselisihan, namun Hakim Pengadilan adalah:
Negeri menyatakan bahwa Pengadilan 1. Untuk mengkaji praktek penerapan
Negeri Jakarta Selatan berwenang pilihan yuridiksi dan pilihan hukum
mengadili perkara ini. Persoalan mendasar dalam penyelesaian sengketa bisnis
yang muncul ke permukaan adalah atas antara PT. Symrise dan PT. Mega
dasar kewenangan apa hakim mengadili Suryamas di Pengadilan Negeri Jakarta
perkara yang bersangkutan? Selatan.
Kasus ini tentunya menarik perhatian 2. Untuk mengkaji keabsahan dari
untuk dikaji lebih lanjut oleh para sarjana perjanjian arbitrase yang dimuat
hukum khususnya bagi penulis yang dibalik Invoice.
profesinya sebagai staf pengajar di Adapun manfaat/kegunaan dari
Fakultas Hukum Universitas penelitian ini adalah:
Tarumanagara. 1. Kegunaan Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan
B. Rumusan Masalah mampu memberikan sumbangan
Bertitik tolak dari latar belakang pemikiran bagi pengembangan ilmu
permasalahan yang telah diuraikan diatas pengetahuan di bidang hukum,
permasalahan yang akan dikaji dalam khususnya dalam penerapan pilihan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai yuridiksi dan pilihan hukum dalam
berikut: penyelesaian sengketa bisnis
1. Bagaimana penerapan pilihan yuridiksi internasional di Indonesia.
dan pilihan hukum dalam penyelesaian 2. Kegunaan Praktik
sengketa bisnis antara PT. Symrise dan Memberikan masukan mengenai
penerapan pilihan yuridiksi dan pilihan

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 189


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

hukum dalam penyelesaian sengketa pilihan hukum itu sendiri dapat terlihat dari
bisnis internasional di Indonesia. contoh sebagai berikut. Suatu perjanjian
D. STUDI PUSTAKA diadakan antara seorang penjual yang
1. Pengertian Pilihan Hukum (Choice menetap di negara A dan seorang pembeli
of Law) yang menetap di negara B. Hukum dari
Pilihan hukum merupakan salah satu negara A dan hukum dari negara B kedua-
ajaran tersendiri di bidang teori umum duanya mempunyai peluang yang sama
Hukum Perdata Internasional atau yang untuk berlaku atas perjanjian tersebut.
lazim disebut dengan partij autonomie.3) Bahkan apabila dikehendaki hukum dari
Jadi pilihan hukum adalah kebebasan yang negara ketiga pun dapat berlaku jika
diberikan kepada para pihak dalam perjanjian bersangkutan mempunyai titik
menentukan atau memilih hukum mana singgung dengannya. Atas dasar hal
yang akan berlaku dalam perjanjian tersebut, maka untuk memberlakukan
mereka yang bersifat internasional. Hal ini kedua/ketiga sistem yang terkait adalah
lazimnya disebut dengan istilah pilihan tidak mungkin karena hanya ada sistem
hukum (choice of law). hukum yang harus dipilih untuk
Dalam dunia bisnis internasional, diberlakukan terhadap perjanjian yang
lembaga pilihan hukum secara luas diadakan tersebut. Oleh sebab itu para
diterima berdasarkan asas kebebasan pihak perlu memilih hukum mana yang
berkontrak (the principle of freedom of akan diberlakukan atas perjanjian mereka.
contract). Kebebasan melakukan pilihan Hal ini sangat penting karena dengan
hukum ini lebih banyak didasarkan pada melakukan pilihan hukum tersebut, para
kepentingan para pihak yang melakukan pihak mengetahui secara pasti sejak dari
bisnis untuk memilih hukum mana yang semula hukum mana yang akan berlaku
lebih menguntungkan bisnis mereka. atas transaksi bisnis mereka dan hukum
Pilihan hukum tersebut akan memberikan mana yang digunakan dalam penyelesaian
rasa tenteram bagi para pihak, karena sengketa seandainya itu terjadi di
hukum yang berlaku (the applicable law) kemudian hari. Pilihan hukum para pihak
adalah hukum yang dipilih dan disetujui tersebut harus diakui dan dihormati oleh
bersama-sama. hakim yang menangani perkara tersebut.
Mengenai keperluan diadakannya
2. Perumusan Klasul Pilihan Hukum
3
Sudargo Gautama, Op.Cit., 168.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 190


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Dalam perjanjian-perjanjian transaksi “This agreement shall be deemed


to be made under the laws of Japan
bisnis internasional, terlihat bahwa bentuk-
and for all purposes shall be
bentuk rumusan pilihan hukum itu construed in accordance with the
laws of Japan.”
bermacam-macam ragamnya antara lain
sebagai berikut: Bentuk-bentuk rumusan pilihan hukum
1. Dalam kontrak penjualan Minyak dan tersebut di atas menggambarkan bahwa
Gas Bumi Negara dengan Chinese para pihak bebas dalam memilih hukum
Petroleum Corporation, menggunakan mana yang akan berlaku terhadap
rumusan berikut: perjanjian mereka. Namun berkaitan
“This contract shall be governed dengan pelaksanaan asas kebebasan
by and interpreted in accordance
berkontrak tersebut perlu dijelaskan bahwa
with the Laws of the state of New
York, United States of America.” pilihan hukum, walaupun didasarkan atas
kebebasan berkontrak, dalam
2. Dalam buku
pelaksanaannya tetap dibatasi.
“International Business Transactions”
Klausul pilihan hukum dirumuskan
3. Batasan Terhadap Pilihan Hukum
sebagai berikut:4)
Berikut ini beberapa batasan mengenai
“Choice of law. This Agreement
will be subject to and shall be pilihan hukum:
enforceable and construed
a. Pilihan hukum tidak boleh
pursuant to the laws of …
(Country), which is the location of bertentangan dengan ketertiban umum
the principle office of … (name of
(public policy). Hukum yang dipilih
one party to the agreement).”
dalam kontrak tidak boleh melanggar
3. Di dalam suatu joint
sendi-sendi asasi dari sistem hukum
venture agreement antara perusahaan
negara sang hakim yang diminta
asing dan perusahaan nasional
menyelesaikan perkara bisnis
Indonesia untuk mendirikan PT
internasional bersangkutan. Dalam hal
Penanaman Modal Asing di dalam
ini, suatu hukum asing yang
Pasal 14, pilihan hukum dirumuskan
sebenarnya menurut aturan-aturan
5)
sebagai berikut:
hukum perdata internasional dari
4
Dennis Campbell dan Reinhard Proksch,
International Business Transactions, International
negara sang hakim harus berlaku, tidak
Business Transactions, (Kluwer Law and Taxation diberlakukan karena bertentangan
Publishers: Deventer, 1999)
5
Sudargo Gautama, Contoh-contoh Kontrak
Rekes dan Surat Resmi Sehari-hari, (Alumni: Bandung, 1991), 115.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 191


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

dengan ketertiban umum. Dalam perjanjian sewa beli, hak milik atas
konvensi-konvensi internasional, suatu benda yang menjadi obyek dari
ketertiban umum acapkali dirumuskan perjanjian baru beralih setelah
dengan kata-kata “manifestly angsuran terakhir dibayar oleh si
incompatible”. pembeli. Persoalan dapat timbul,
b. Pilihan hukum hanya dapat apabila si pembeli telah membayar
dilakukan dalam hukum kontrak. sebagian besar harga barang.
Dengan demikian pada prinsipnya, Katakanlah ia telah melunasi 80%,
pilihan hukum tidak dapat dilakukan namun tidak mampu selanjutnya untuk
dalam bidang-bidang hukum lainnya. melunasinya. Apakah keadaan ini
c. Pilihan hukum tidak dapat dengan sendirinya mengakibatkan
dilakukan dalam hukum kontrak kerja. perjanjian sewa-beli menjadi batal dan
Kontrak kerja dianggap mempunyai barang tersebut kembali kepada si
hubungan yang erat dengan perundang- penjual. Di berbagai negara terdapat
undangan sosial ekonomi suatu negara, ketentuan hukum yang melindungi si
sehingga tidak dapat diserahkan pada pembeli dalam perjanjian sewa-beli.
para pihak untuk memilih hukum lain Ketentuan ini dalam perjanjian tidak
dengan menyampingkan hukum tenaga dapat dikesampingkan oleh para pihak
kerja dari negara dimana pekerjaan dengan menentukan pilihan hukum dari
berdasarkan kontrak harus negara lain yang berlaku atas
dilangsungkan. perjanjian sewa-beli mereka.
d. Pilihan hukum tidak boleh e. Pilihan hukum juga tidak
bertentangan dengan ketentuan- dapat bertentangan dengan aturan-
ketentuan hukum perdata yang bersifat aturan hukum yang menyangkut lalu
hukum publik (hukum sewa-beli, lintas devisa, aturan-aturan mengenai
huurkoop, hire purchase) yang ekspor, aturan-aturan pengendalian dan
dimaksudkan oleh pembuat undang- pembatasan ekspor, dan aturan-aturan
undang untuk melindungi si penyewa tentang sewa menyewa rumah.
beli. Ketentuan demikian dalam Persoalan selanjutnya yang juga
Hukum Perdata Internasional disebut penting untuk diperhatikan sehubungan
dengan kaidah super memaksa.6) Dalam dengan kebebasan melakukan pilihan
6
Sudargo Gautama, Aneka Masalah Hukum
Perdata Internasional, (Alumni: Bandung, 1985), 7.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 192


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

hukum, ialah pertama, apakah para pihak mencantumkan “choice of law clause”,
dapat memilih hukum yang sama sekali apakah para pihak mempunyai kebebasan
tidak ada sangkut pautnya dengan kontrak untuk melakukan pilihan hukum setelah
yang diadakan. Umpamanya seorang timbul sengketa? Misalnya para pihak
pedagang Indonesia mengadakan semula tidak mencantumkan klausul
perjanjian perdagangan dengan seorang pilihan hukum dalam kontrak mereka, dan
pengusaha Inggris dan memilih hukum setelah timbul sengketa, mereka sepakat
dari suatu negara di Afrika Tengah yang untuk memilih hukum dari suatu negara
akan menguasai kontrak perdagangan tertentu untuk menyelesaikan perselisihan
mereka, yaitu hukum dari negara yang mereka. Praktek transaksi bisnis
sama sekali tidak ada kaitannya dengan internasional juga memperkenankan
tujuan kontrak tersebut. dilakukannya pilihan hukum kemudian.
Mengenai masalah ini, sistem hukum Kedua, hukum manakah yang akan
Common Law bertolak dari prinsip berlaku apabila para pihak yang
otonomi yang tidak terbatas, menyatakan melakukan kontrak bisnis tidak membuat
bahwa keinginan dari para pihak yang suatu pilihan hukum. Pada masa yang lalu
menentukan. Menurut sistem hukum dalam hal tidak ada pilihan hukum, dianut
Common Law, semua sistem hukum di prinsip “lex loci contractus” (hukum dari
dunia yang dianggap bermanfaat dan tempat dimana kontrak dibuat) merupakan
masuk akal bagi tujuan bisnis dapat dipilih. hukum yang berlaku. Prinsip ini tidak
Sebaliknya sistem hukum Eropa dapat dipertahankan lagi dalam transaksi
Kontinental menerima pilihan hukum para bisnis di zaman modern, karena para pihak
pihak jika hukum yang dipilih tersebut tidak perlu lagi bertemu muka untuk
mempunyai hubungan internal dengan menandatangani kontrak, tetapi dapat
kontrak (internally connected) dan tidak melakukannya dengan cara-cara yang
ada aturan-aturan memaksa yang harus canggih melalui komunikasi via internet,
diperhatikan. Perbedaan antara sistem misalnya e-mail, teleconference dan lain-
Common Law dan sistem Eropa lain. Dalam perkembangannya kemudian
Kontinental dalam hal ini sebenarnya dapat dipergunakan hukum dari tempat dimana
diabaikan. kontrak harus dilaksanakan (lex loci
Selanjutnya, perlu juga dipersoalkan, solutions). Prinsip inipun pada waktu ini
apabila dari semula para pihak tidak telah ditinggalkan, kecuali di negara

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 193


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Jerman prinsip ini masih tetap dalam suatu bisnis internasional, tidak
berpengaruh. terdapat “hard and fast rules” mengenai
Dalam sistem Common Law pada hal tersebut. Hal ini diserahkan
waktu ini dianut prinsip bahwa jika para sepenuhnya pada keinginan para pihak,
pihak tidak melakukan pilihan hukum baik yang dinyatakan secara tegas atau
secara tegas ataupun secara diam-diam, secara diam-diam seperti yang terlihat dari
hukum yang berlaku adalah hukum dari syarat-syarat kontrak.7)
negara dengan mana kontrak bersangkutan
mempunyai hubungan erat dan hubungan 4. Pengertian dan Arti Penting Pilihan
yang paling nyata. Pengadilan (Choice of Court)
Di zaman modern terlihat bahwa dalam Di samping rumusan pilihan hukum
bisnis internasional orang lebih (choice of law) sebagaimana yang
mengutamakan “the most characteristic diuraikan di atas, dalam transaksi bisnis
connection” (prinsip memberlakukan internasional perlu dicantumkan pula
hukum dari pihak yang paling klausul pilihan pengadilan atau lazimnya
karakteristik). disebut dengan “choice of court”.
Dalam jual beli, misalnya, pihak yang Pilihan Pengadilan adalah pilihan atas
melakukan prestasi ialah si penjual. Ia lembaga, forum atau pengadilan untuk
harus menyediakan barang, melakukan mengadili perkara apabila terjadi
produksi atau dia harus mempersiapkan perselisihan sehubungan dengan perjanjian
pengapalan dan penyerahan barang yang telah ditandatangani oleh para pihak.
bersangkutan. Pihak pembeli hanya Pengertian lembaga atau forum di sini
mengeluarkan uang, dan pembayaran uang dapat berarti pengadilan atau badan di luar
dalam kontrak tidak merupakan prestasi pengadilan yang salah satu diantaranya
yang karakteristik. Dengan demikian yaitu badan arbitrase. Pilihan pengadilan
hukum dari si penjual yang diberlakukan. yang dipilih dapat berupa pengadilan asing
Dalam hal perjanjian pinjaman uang atau pengadilan Indonesia. Begitu juga
dari bank, dianggap pihak bank yang dengan pilihan arbitrase dapat berupa
melakukan prestasi yang paling
7
T.M. Radhie, Hukum Perdata Internasional
karakteristik, sehingga hukum pihak bank Khusus Mengenai Pilihan Hukum, Pilihan
yang harus diberlakukan. Pengadilan, dan Penyelesaian Sengketa,
(makalah, pada kursus International Business
Mengenai hukum yang harus dipilih Transactions, FH-Untar, Jakarta, tanggal 2-8
November 1991), 19.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 194


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Badan Arbitrase Luar Negeri atau Badan akan berlaku. Jadi, sebagaimana telah
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). diutarakan pada uraian sebelumnya, suatu
Contoh klausul pilihan pengadilan adalah perkara dapat saja disidangkan pada suatu
sebagai berikut: pengadilan di negara A, akan tetapi hukum
This agreement and all the terms and yang diberlakukan terhadap perkara
provision and conditions of the
tersebut adalah hukum dari negara B sesuai
agreement and all questions of
construction, validity and performance dengan pilihan hukum dari para pihak.8)
here under shall be governed by…law
Atas dasar itu di dalam menghadapi
and both parties hereby submit to the
non-exclusive jurisdiction of…court. setiap kasus bisnis internasional atau
kasus-kasus perdata yang mempunyai
Klausul pilihan pengadilan ini
unsur-unsur asing, pertama-tama perlu
dimaksudkan untuk menentukan
diketahui bahwa ada tiga macam bentuk
pengadilan mana yang akan menyelesaikan
permasalahan utama yaitu:9)
suatu sengketa diantara para pihak
a. Permasalahan tentang yurisdiksi
seandainya itu terjadi di kemudian hari.
Mengapa masalah yurisdiksi timbul?
Pencantuman klausul pilihan
Karena wewenang hakim untuk
pengadilan ini sama pentingnya dengan
mengadili suatu perkara hanya terbatas
klausul pilihan hukum, karena dapat saja
pada wilayah negaranya saja,
terjadi bahwa pihak-pihak yang
sedangkan dalam kasus-kasus hukum
mengadakan kontrak memilih hukum dari
perdata internasional ruang lingkupnya
negara X yang berlaku atas kontrak
sudah melewati batas wilayah suatu
mereka, tetapi apabila timbul sengketa
negara.
maka pengadilan negara Y yang akan
b. Permasalahan tentang pilihan hukum
menyelesaikan sengketa mereka. Hal ini
Masalah ini timbul karena pada suatu
dimungkinkan dalam hukum perdata
keadaan dan situasi tertentu kedua
internasional. Oleh karena itu suatu
sistem hukum yang terkait sama-sama
pengadilan yang telah dipilih oleh para
dapat diterapkan.
pihak tidak dapat menolak suatu perkara
c. Permasalahan tentang pengakuan dan
dengan alasan bahwa hukum yang dipilih
pelaksanaan putusan hakim pengadilan
adalah hukum asing. Demikian pula
8
sebaliknya, dengan pilihan pengadilan Sudargo Gautama, Aneka Masalah…, Op.Cit.,
150.
bukan otomatis berarti bahwa hukum dari 9
A.J.E. Jaffley, Introduction to the Conflict of
Laws, (London Edinburgh: Butterworths, 1988),
negara dimana pengadilan itu berada yang 1-6.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 195


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

negeri asing. Sejauh mana putusan


pengadilan suatu negara asing dapat 5. Pilihan Pengadilan Luar Negeri
diberlakukan di negara lain? dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis
Ketiga masalah tersebut di atas saling Internasional
berkaitan satu sama lainnya. Atas dasar hal Sebagaimana telah diuraikan
tersebut, maka apabila seorang hakim sebelumnya bahwa para pengusaha asing
berhadapan dengan kasus-kasus yang pada umumnya lebih cenderung untuk
mempunyai unsur-unsur asing, hal utama memilih forum luar negeri daripada forum
yang perlu diketahui oleh hakim adalah yang ada di Indonesia. Namun terhadap
apakah ia mempunyai yurisdiksi atau tidak pilihan pengadilan asing ini, masih
dalam menangani suatu perkara yang terdapat hambatan-hambatan di dalam
dihadapkan kepadanya. Jadi apabila terjadi penyelesaian sengketa bisnis internasional.
kasus antara pengusaha Indonesia dengan Hambatan-hambatan tersebut adalah
pengusaha asing, maka untuk mengetahui berkenaan dengan pengakuan dan
apakah hakim Indonesia berwenang atau pelaksanaan putusan pengadilan luar
tidak untuk menangani perkara itu, hakim negeri tersebut di Indonesia.
Indonesia pertama-tama harus berpegang Dalam sistem hukum Indonesia yang
pada hukum acara perdata yang berlaku untuk sebagian besar berasal dari sistem
(dalam hal ini pasal 118 H.I.R ayat 1-4). kontinental, putusan hakim Pengadilan
Apabila menurut pasal-pasal hukum acara Luar Negeri tidak dapat dilaksanakan di
perdata itu hakim berwenang, maka ia dalam wilayah negara Indonesia. Hal ini
boleh mengadili atau menangani perkara didasarkan pada Pasal 436 Reglement op
tersebut. de Burgerlijke Rechtsvordering (Rv) yang
Setelah itu, hakim tersebut harus pula menentukan sebagai berikut:10)
melihat pada pilihan hukum antara kedua (1) Kecuali hal yang ditentukan dalam
belah pihak yang tercantum pada kontrak Pasal 724 Kitab Undang-Undang
mereka. Apabila para pihak memilih suatu Hukum Dagang dan lain-lain ketentuan
hukum dari negara tertentu, maka hukum perundang-undangan, putusan-putusan
yang akan diberlakukan oleh si hakim badan-badan peradilan di luar negeri,
adalah hukum yang telah dipilih para pihak tidak dapat dilaksanakan di Indonesia.
dalam kontrak tersebut, meskipun perkara
itu diajukan di Indonesia. 10
Terjemahan dari T.M. Radhie, Dalam Kuliah
Hukum Perdata Internasional.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 196


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

(2) Perkara-perkara demikian dapat serta informasi melalui studi kepustakaan


diajukan lagi dan diputuskan dalam dilakukan secara deduktif argumentatif
badan-badan peradilan di Indonesia. pada berbagai teori yang digunakan, dan
Dari ketentuan Pasal 436 Rv tersebut sesuai dengan bahan hukum yang diteliti,
jelaslah bahwa prinsip yang dianut dalam maka penelitian ini bersifat deskriptif guna
hukum acara perdata di Indonesia ialah menggambarkan secara detail dan
bahwa putusan pengadilan luar negeri pada mendalam tentang permasalahan yang
umumnya tidak dapat dilaksanakan di diteliti.
dalam wilayah negara Indonesia, kecuali Adapun teknik pengumpulan bahan
perkara tersebut diproses ulang kembali di hukum dalam penelitian ini, dilakukan
Indonesia. melalui penelaahan bahan hukum yang
diperoleh dari bahan hukum primer yang
II. METODE bersifat autoritatif (mempunyai otoritas)
Sehubungan dengan permasalahan dan bahan hukum sekunder berupa semua
yang diteliti adalah norma, maka dalam publikasi tentang hukum yang bukan
penelitian ini, metode yang digunakan merupakan dokumen resmi, maupun bahan
adalah metode penelitian hukum normatif non hukum yang terdiri atas11 :
atau yuridis normatif. Bahan hukum yang a. Bahan hukum primer dalam penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah ini yaitu Undang-undang Nomor 30
bahan hukum primer yang meliputi Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
peraturan perundang-undangan berkenaan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
dengan arbitrase, putusan pengadilan, Konvensi New York 1958, putusan
ketentuan konvensi internasional mengenai pengadilan;
arbitrase, pendapat para ahli (doktrin) yang b. Bahan hukum sekunder yang meliputi
diperoleh melalui literatur, serta bahan non buku-buku teks, kamus hukum, jurnal
hukum berupa catatan hasil wawancara hukum dan komentar-komentar atas
dengan para ahli maupun kebiasaan- putusan pengadilan yang terkait dengan
kebiasaan yang diterapkan dalam praktik masalah yang diteliti;
hukum khususnya dalam penyelesaian c. Bahan non hukum berupa catatan hasil
sengketa arbitrase internasional. wawancara dengan berbagai ahli.
Atas dasar hal itu maka hasil
11
pengumpulan dan penemuan bahan hukum Peter Mahmud, Penelitian Hukum Normatif,
(Jakarta: Kencana, 2013), 181.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 197


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

pengiriman yang dilakukan oleh PT.


III. Hasil Penelitian dan Pembahasan Symrise tidak sesuai dengan permintaan
A. Duduk Perkara berdasarkan Purchase Order (PO) yang
Pada tahun 1995, PT. Mega Surya Mas, diinginkan oleh PT. Mega Surya Mas, dan
telah sepakat mengadakan perjanjian pengiriman parfum yang selama ini tepat
kerjasama pembuatan aroma parfum pada waktu, tiba-tiba menjadi terlambat dan
sabun. Pihak PT. Mega Surya Mas dalam akhirnya terhenti sama sekali.
hal ini bertindak selaku pihak pemesan Keterlambatan pengiriman barang
(pembeli) sedangkan PT. Symrise tersebut, menurut PT. Mega Surya Mas
bertindak selaku pihak yang memproduksi merupakan perbuatan wanprestasi yang
aroma parfum (penjual), dan untuk sangat merugikan bagi PT tersebut. Atas
selanjutnya pihak PT. Symrise, telah dasar perbuatan wanprestasi itu, dan oleh
menyetujui melakukan pengiriman produk- karena tidak adanya titik temu di antara ke
produk tersebut secara teratur kepada dua belah pihak, maka pada tanggal 7
pihak PT. Mega Surya Mas. Selain hal- September 2010, pihak PT. Mega Surya
hal tersebut, di dalam Pasal 13 ayat (2) Mas mengajukan gugatan ke Pengadilan
Ketentuan Umum Penjualan Dan Negeri Jakarta Selatan dengan Register
Pengiriman (General Term of Sales and perkara Nomor
Delivery) ditentukan bahwa: 571/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel.
“Any disputes arising out of or in
connection with these general
B. Proses Persidangan
conditions of Purchase including any
question regarding its existence, Terhadap surat gugatan Penggugat
validity or termination, shall be
tersebut, Tergugat (PT. Symrise) sebelum
referred and finally resolved by
arbitration in Singapore in accordance menjawab materi pokok perkara terlebih
with the Arbitration Rules, the
dahulu mengajukan eksepsi tentang
Singapore International Arbitration
Centre (“SIAC Rules”).” Kompetensi Absolut sebagai berikut:
1) Pengadilan negeri jakarta selatan tidak
Dalam perjalanan waktu, menurut
berwenang untuk memeriksa dan
pengakuan PT. Mega Surya Mas, sampai
mengadili gugatan a quo karena
dengan akhir tahun 2009, pengiriman
berdasarkan dokumen jual beli berupa
parfum tetap berjalan lancar sesuai dengan
invoice (ketentuan - ketentuan umum
pesanan. Akan tetapi pada bulan Januari
penjualan dan pengiriman (general
2010 sampai dengan bulan Juni 2010,
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 198
Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

term of sales and delivery) atas produk dokumen-dokumen jual beli aroma
aroma parfum antara tergugat ii selaku parfum tersebut terdapat Ketentuan-
penjual dengan Penggugat selaku Ketentuan Umum Penjualan dan
pembeli (melalu1 perantaraan tergugat Pengiriman (General Term of Sales
I) telah secara tegas mengatur bahwa and Delivery) yang merupakan dasar
segala penyelesaian perselisihan harus hukum yang mengatur mengenai tata
diselesaikan melalui badan arbitrase di cara pembelian dan pengiriman barang
singapura dengan mengunakan yang dipesan oleh Penggugat selaku
singapore international arbitration pembeli kepada Tergugat II selaku
centre (“SIAC Rules”) penjual, Ketentuan-Ketentuan Umum
2) Bahwa latar belakang timbulnya Penjualan dan Pengiriman (General
permasalahan di dalam gugatan a quo Term of Sales and Delivery) ini dapat
berkaitan erat dengan hubungan hukum dilihat di setiap Invoice yang
yang terjadi di dalam transaksi jual beli dikirimkan oleh TERGUGAT II
produk aroma parfum Symrise tertentu kepada Penggugat atas setiap
yang sifatnya jual beli putus (tidak ada pemesanan barang yang dilakukan oleh
perjanjian yang bersifat khusus) antara Penggugat berdasarkan Purchase
Penggugat selaku pembeli dengan Order yang dikirimkan oleh Penggugat
Tergugat II selaku penjual, dan tidak kepada Tergugat II melalui Tergugat 1
ada perjanjian apapun antara selaku perantara. Dengan demikian,
Penggugat dengan Tergugat I. terbukti bahwa jual beli atas aroma
3) Bahwa di dalam jual beli putus atas parfum Synmrise tertentu antara
produk aroma parfum Symrise tertentu Penggugat selaku pembeli dengan
tersebut, prosedur yang harus ditempuh Tergugat II selaku penjual sifatnya
oleh Penggugat selaku pembeli dari adalah “jual beli putus” dan tidak
proses pemesanan, pengiriman sampai berdasarkan suatu “Perjanjian Jual Beli
dengan pembayaran didasarkan atas Khusus” yang mengatur jangka waktu
adanya dokumen-dokumen yaitu (i) tertentu dan jenis serta harga aroma
Purchase Order, (ii) Bill of Lading, parfum Symrise tertentu di antara oara
(iii) Invoice, (iv) Bukti Transfer, dan pihak.
(v) Receipt (dokumen-dokumen jual 4) Bahwa Pasal 1 angka (1), (2) dan (3)
beli aroma parfum), yang berdasarkan Ketentuan-Ketentuan Umum Penjualan

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 199


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

dan Pengiriman (General Term of Symrise secara tertulis. Syarat dan


Sales and Delivery) yang telah ketentuan penyerahan ini juga
mengatur secara tegas mengenai Scope berlaku apabila Symrise
(ruang lingkup) jual-beli antara menyerahkan barang-barang tanpa
Penggugat selaku pembeli dengan adanya reservasi sekalipun
Tergugat II selaku penjual yang menyadari bahwa syarat dan
menyatakan sebagai berikut ketentuan pembeli bertentangan
Scope dengan atau menyimpang dari
(1) These term deliveries of sale and syarat dan ketentuan penyerahan
delivery shall, exclusively apply to
ini.
Symrise different terms and
conditions have been expressly (2) Syarat dan ketentuan penyerahan
approved by Symrise in writing.
juga berlaku terhadap transaksi
These terms of sale and delivery
shall also apply in case Symrise usaha selanjutnya dengan para
delivers the goods without any
pembeli.
reservasion, in spite of being
aware of any purchaser's (3) Setiap perjanjian atau surat
conditions that are in conflict with
sampingan yang menyimpang dari
or deviate from these terms of sale
and delivery. syarat dan ketentuan ini tidak
(2) These terms of sale and delivery
berlaku kecuali disetujui oleh
shall also apply to any further
business transactions with the Symrise secara tertulis.
purchasers.
Penyimpangan yang disetujui
(3) Any agreements or side letters
deviating from these terms shall hanya berlaku secara kasus per
not be effective unless approved in
kasus dan tidak berlaku di masa
writing by Symrise. Approved
deviations shall only apply to a mendatang.
certain individual case and shall
5) Berdasarkan ketentuan Pasal 1320
have no effect in future.
KUHPerdata jo. Pasal 1338
Terjemahannya: KUHPerdata, maka Ketentuan-
Ruang Lingkup Ketentuan Umum Penjualan dan
(1) Syarat dan ketentuan penyerahan Pengiriman (General Term of Sales
ini berlaku secara eksklusif bagi and Delivery) yang terdapat di dalam
penyerahan-penyerahan oleh setiap Invoice yang dikeluarkan oleh
Symrise kecuali syarat dan Tergugat II selaku penjual kepada
ketentuan lain telah disetujui oleh Penggugat selaku pembeli, berlaku

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 200


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

secara sah dan mengikat sebagai suatu Singapore in accordance with the
Arbitration Rules, the Singapore
perjanjian serta berlaku sebagai
International Arbitration Centre
undang-undang bagi Penggugat selaku ('SIAC Rules”) for the time being
in force with rules are deemed to
pembeli dengan Tergugat II selaku
be incorporated by reference in
penjual. this clause. The Tribunal shall
consist of 1 (one) arbitrator to be
6) Bahwa selanjutnya, Pasal 13 ayat (2)
appointed by the chairman of the
Ketentuan-Ketentuan Umum Penjualan SIAC. The language the arbitration
shall be English.”
dan Pengiriman (General Term of
Sales and Delivery) mengatur klausul
Terjemahannya:
arbitrase tentang penunjukan Arbitrase
Setiap perselisihan yang timbul dari
Singapura dengan menggunakan SIAC
atau sehubungan dengan Ketentuan
Rules sebagai ketentuan hukum yang
umum Pembelian termasuk mengenai
mengikat antera Penggugat selaku
keberadaan, keabsahan atau
pembeli dengan Tergugat II selaku
pemutusan, harus mengacu dan
penjual sebagai para pihak, yang pada
diselesaikan melalui lembaga arbitrase
pokoknya telah diatur bahwa jika
di Singapura sesuai dengan Peraturan
timbul perselisihan di antara para pihak
Arbitrase, Singapore International
sehubungan dengan jual beli aroma
Arbitration Centre (“SIAC Rules“)
parfum Symrise tertentu, maka kedua
yang berlaku dan dianggap menjadi
belah pihak sepakat untuk menunjuk
satu kesatuan dengan mengacu pada
dan menyelesaikan permasalahan
klausa ini. Peradilan harus terdiri dari 1
melalui Lembaga Arbitrase
(satu) arbiter yang ditunjuk oleh ketua
Internasional Singapura dengan
SIAC tersebut. Bahasa arbitrase yang
menggunakan mekanisme penyelesaian
digunakan adalah bahasa Inggris.
berdasarkan ketentuan hukum acara
7) Bahwa dengan diaturnya klausul
SIAC Rules (klausul arbitrase) yang
penyelesaian perselisihan sengketa
selengkapnya adalah sebagai berikut:
sebagaimana tercantum di dalam Pasal
“Any disputes arising out of or in
13 ayat (2) Ketentuan Umum
connection with these general
Conditions of Purchase including Penjualan dan Pengiriman dari
any question regarding its
Dokumen-Dokumen Jual Beli Aroma
existence, validity or termination,
shall be referred and finally Parfum tersebut, maka terbukti antara
resolved by arbitration in
Penggugat selaku pembeli dengan
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 201
Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Tergugat II selaku penjual telah termuat dalam perjanjiannya ke


sepakat dan menyetujui penyelesaian Pengadilan Negeri.
segala sengketa yang timbul dan dan (2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan
sehubungan dengan jual beli putus atas tidak akan campur tangan di dalam
produk aroma parfum Symrise tertentu suatu penyelesaian sengketa yang telah
tersebut wajib diselesaikan melalui ditetapkan melalui arbitrase, kecuali
Lembaga Arbitrase Singapura dengan dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan
menggunakan SIAC Rules, dan oleh dalam undang-undang ini.
karena itu kesepakatan tersebut wajib Bahwa dengan adanya perjanjian
dipatuhi dan kedua belah pihak terikat arbitrase atau klausul arbitrase, UU AAPS
untuk menjalankan serta harus ditaati meniadakan hak para pihak tersebut untuk
(imperative). mengajukan penyelesaian sengketa di
8) Bahwa dengan telah disepakatinya pengadilan negeri dan bahkan juga telah
penyelesaian melalui Lembaga menghilangkan wewenang pengadilan
Arbitrase Singapura oleh Penggugat negeri untuk mengadili perkara yang
selaku pembeli dan Tergugat II selaku diajukan kepadanya sebagaimana
penjual, maka Pengadilan Negeri ketentuan di dalam Pasal 134 HIR yang
Jakarta Selatan secara ex. officio wajib mengatur:
menolak pemeriksaan perkara yang di Jika perselisihan itu suatu perkara yang
luar kewenangannya sebagaimana tidak masuk kekuasaan pengadilan negeri,
diatur di dalam ketentuan Pasal 3 jo. maka pada sembarang waktu dalam
Pasal 11 UU AAPS jo. Pasal 134 HIR. pemeriksaan perkara itu dapat diminta
Pasal 3 UU AAPS menyatakan: supaya hakim menyatakan dirinya tidak
Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk berwenang dan hakim pun wajib pula
mengadili sengketa para pihak yang telah mengakui hal tersebut karena jabatannya.
terikat dalam perjanjian arbitrase. Selanjutnya untuk memperkuat
Pasal 11 ayat (1) dan (2) UU AAPS argumentasinya, selain surat-surat bukti,
menyatakan: pihak tergugat (PT. Symrise) telah pula
(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase mengajukan beberapa orang saksi ahli
tertulis meniadakan hak para pihak yaitu:
untuk mengajukan penyelesaian 1) Prof. Dr. Hikmahanto Juwana,
sengketa atau beda pendapat yang SH.LL.M, yang pada intinya

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 202


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

mengatakan, bahwa apabila suatu terjadi kesepakatan antara para pihak


perjanjian dilakukan dengan Purchace tersebut.
Order, maka pada saat purchase order Kemudian pihak PT. Mega Surya Mas
diteruskan dan pihak penjual juga mengajukan seorang saksi ahli yaitu
mengirimkan invoice dan barang yang Prof. Dr. Nindyo Pramono, SH.MS, yang
dipesan diterima, berarti sudah ada justru berpendapat sebaliknya, dan
prestasi yang dilakukan, maka pada mengatakan bahwa invoice adalah tagihan,
saat itulah kesepakatan sudah terjadi, arbitrase perjanjian pokoknya pasti ada,
bahwa apabila ada suatu perjanjian jual maka perjanjian arbitrase dalam teorinya
beli putus dan dalam jual beli tersebut masuk perjanjian accesoir.
terdapat klausul arbitrase sebagai
forum penyelesaian sengketa, maka C. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim
klausul arbitrase tersebut tidak harus Akan tetapi meskipun dua saksi ahli
dituangkan ke dalam suatu perjanjian tentang Arbitrase Komersial Internasional
tersendiri, karena klausul arbitrase sebagaimana dikemukakan diatas,
tersebut sudah secara tertulis; menyatakan bahwa dengan adanya kata
2) Prof. Dr. Huala Adolf, SH.LL.M, arbitrase dalam invoice sudah memberikan
yang pada intinya mengatakan bahwa, kewenangan kepada arbitrase untuk
sepanjang ada kata arbitrase dalam menyelesaikan perselisihan, namun Hakim
invoice, maka sudah memberikan dalam pertimbangan hukumnya
kewenangan kepada arbitrase untuk berpendapat:
menyelesaikan perselisihan atau 1) Bahwa klausul arbitrase yang
sengketa apabila terjadi perselisihan, dikemukakan tergugat tidak
bahwa terdapat 2 prinsip dalam berdasarkan hukum untuk diterima,
arbitrase yaitu hukum para pihak (law karena berlakunya klausul arbitrase
of the parties) dan hukum prosedur baik menurut Undang-undang maupun
(law of procedure), bahwa klausul yang doktrin, haruslah diperjanjikan terlebih
terdapat dibalik invoice bisa terjadi dahulu dalam suatu perjanjian, dan
karena kebutuhan praktik dalam dunia haruslah merupakan kesepakatan para
transaksi saat ini, bahwa dengan pihak yang membuat perjanjian (vide
adanya kesepakatan atau perjanjian Pasal 1329 KUHPerdata jo Pasal 1338
tentang harga dan barang, maka sudah KUHPerdata), tidak boleh sepihak.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 203


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

2) Bahwa invoice yang dikirimkan Dengan pertimbangan hukum


tergugat, bukan merupakan suatu demikian, maka pada tanggal 8 Desember
perikatan/perjanjian timbal balik, 2011, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
melainkan merupakan tagihan yang Selatan memutuskan dengan amar putusan
bersifat sepihak dan Penggugat tidak sebagai berikut:
pernah memberikan persetujuan atas Mengadili
tulisan-tulisan/kalimat-kalimat yang - Menolak eksepsi tergugat.
memuat klausul arbitrase yang ada - Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta
disetiap invoice tersebut, oleh sebab itu Selatan berwenang mengadili perkara
hakim berpendapat bahwa invoice ini.
bukanlah merupakan perjanjian, akan - Memerintahkan kepada para pihak untuk
tetapi hanya merupakan pelaksanaan melanjutkan persidangan.
dari perjanjian.
3) Menimbang bahwa, oleh karena D. Hasil dan Pembahasan
invoice bukanlah merupakan suatu Untuk melakukan analisis terhadap
perjanjian, maka ketentuan umum pertimbangan hukum Hakim dalam
penjualan dan pengiriman (General penanganan kasus ini, pertama-tama perlu
Terms of Sales and Delivery) yang dijelaskan terlebih dahulu tentang
terdapat dibalik invoice tersebut tidak pengertian dari invoice itu sendiri.
mengikat terhadap Penggugat. Dalam praktik transaksi bisnis saat ini,
4) Menimbang bahwa, oleh karena tidak sudah lazim digunakan satu cara yang
mengikat kepada Penggugat, maka disebut dengan istilah Purchase Order
klausul arbitrase yang ada dibalik (PO) yaitu suatu cara yang digunakan
invoice tersebut tidak bisa diterapkan dalam suatu transaksi yang kemudian
dalam perkara aquo, maka menurut diproses untuk menerbitkan yang namanya
pendapat Majelis, oleh karena tidak invoice. Dalam kaitannya dengan
adanya kesepakatan yang dibuat oleh pembahasan kasus ini, PO tersebut
Penggugat dan tergugat yang memuat digunakan sebagai bukti adanya
klausul arbitrase, maka yang pemesanan barang (berupa produk aroma
berwenang mengadili perkara aquo parfum symrise).
adalah pengadilan negeri. Berdasarkan PO tersebut, maka sebagai
bukti bahwa penjual telah memenuhi

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 204


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

permintaan dari si pembeli, diterbitkanlah Menurut Hikmahanto Juwana,


invoice sebagai tagihan atas barang yang Purchase Order (PO) bisa dianggap
telah dikirimkan. Adapun prosedur yang sebagai perjanjian karena pada umumnya
harus ditempuh oleh pembeli mulai dari akan ada perjanjian “payungnya” di mana
proses pemesanan, pengiriman, sampai term and condition (syarat dan ketentuan)
dengan pembayaran didasarkan atas dari setiap PO dapat merujuk pada general
adanya dokumen-dokumen yaitu (1) term (ketentuan umum) dalam perjanjian
Purchase Order, (2) Bill of Lading, (3) payung tersebut18).
Invoice, (4) bukti transfer, (5) Receipt Selanjutnya dalam persidangan kasus
(dokumen-dokumen jual beli aroma antara PT. Mega Surya Mas melawan PT.
parfum), pelaksanaannya didasarkan pada Symrise, Hikmahanto mengatakan bahwa
Ketentuan Umum Penjualan dan dalam kontrak kontemporer, perjanjian
Pengiriman (General Term of Sales and dengan kesepakatan atas perjanjian bisa
Delivery).Ketentuan tersebut terdapat pada saja dilakukan dengan dua cara terpisah.
Pasal 1 angka 1, 2 dan 3 dari General of Perjanjian tertulis ada, namun
Sales and Delivery yang dicantumkan kesepakatannya tidak dilakukan
dalam setiap invoice, yang secara tegas penandatanganan. Sebagai contoh
telah diatur bahwa acuan yang digunakan misalnya perjanjian e-ticket pesawat di
dalam tata cara pembelian dan pengiriman mana perjanjian dibuat secara tertulis
barang adalah General Term of Sales and namun kesepakatan antara penumpang
Delivery). Selanjutnya Pasal 13 ayat (2) dengan perusahaan penerbangan tidak
dari General Term of Sales and Delivery dilakukan dengan penandatanganan,
pada setiap invoice yang dikeluarkan, kesepakatan terjadi ketika penumpang
mengatur klausul arbitrase yang melakukan pembayaran dan pihak
mengatakan bahwa jika timbul perselisihan perusahaan mencantumkan nama
para pihak sehubungan dengan jual beli penumpang dengan rincuan di e-ticket.
aroma parfum symrise, akan diselesaikan Oleh karena itu dengan adanya perjanjian
melalui lembaga arbitrase internasional tertulis yang memuat klausul arbitrase,
Singapura dengan menggunakan SIAC sementara kesepakatan tidak dibuat
Rules dan menggunakan bahasa Inggris. 1 8
Hikmahanto Juwana, “Hukum Online
Persoalan yang perlu dijawab adalah, Mempersoalkan Perjanjian sebagai Senjata untuk
melegalkan Penggunaan valuta Asing di
apakah invoice tersebut adalah perjanjian? Indonesia”, (Makalah, tanggal 24 November
2011)

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 205


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

dengan menandatangani perjanjian karena itu dalam penanganan kasus ini,


tersebut, maka klausul arbitrase telah seharusnya hakim mempertanyakan
memenuhi UU AAPS dan dapat dikatakan terlebih dahulu, hukum mana yang akan
sebagai suatu perjanjian arbitrase.19) digunakan, apakah kaedah hukum nasional
Dengan demikian dapat disimpulkan atau kaedah hukum internasional?,
bahwa invoice adalah suatu perjanjian sebagaimana yang dikemukakan oleh
yang disepakati para pihak. Atas dasar hal Sunaryati Hartono.21) Dengan mangacu
itu segala ketentuan yang terdapat pada kepada teori transnasional yang
klausul yang dimuat di belakang invoice dikemukakan oleh Gailard, maka Hakim
tersebut mengikat para pihak. Indonesia seharusnya mendedikasikan
Lebih lanjut, Hikmahanto mengatakan putusannya bukan untuk kepentingan
bahwa, dasar dari suatu persetujuan dalam negara Indonesia saja, melainkan juga
perjanjian adalah prestasi yang akan untuk kepentingan masyarakat
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak internasional. Untuk tujuan itu maka hakim
lainnya. Dalam suatu perjanjian yang Indonesia dalam mengambil keputusan
dilakukan dengan Purchase Order (PO), harus berdasarkan pada aturan-aturan yang
maka pada saat Purchase Order diteruskan telah dikembangkan secara kolektif dan
dan pihak penjual mengirimkan invoice digunakan oleh komunitas internasional.
dan barang yang dipesan diterima, berarti Oleh sebab itu untuk menentukan apakah
sudah ada prestasi yang dilakukan, dan pilihan yurisdiksi berupa klausul arbitrase
saat itulah kesepakatan sudah terjadi. yang tercantum di balik Invoice
Namun demikian, disamping persoalan sebagaimana di sebutkan di atas adalah
tentang kedudukan dari invoice perjanjian sepihak atau tidak, dan oleh
sebagaimana tersebut di atas, perlu pula karena kasus ini adalah kasus
diketahui bahwa kasus antara PT. Mega transnasional, maka hal tersebut tidak
Surya Mas melawan PT. Symrise ini, dapat ditentukan secara serta merta dari
adalah kasus transnasional yang melintasi sudut kacamata hukum Indonesia,
batas-batas nasional, karena menyangkut melainkan harus dilihat berdasarkan
kepentingan lebih dari satu negara.20) Oleh praktik yang berkembang dalam
1 9
Dikutip dari hlm. 73 Putusan Sela Nomor
masyarakat internasional. Pendapat yang
571/Pdt. G/2010/ PN. Jkt Sel. sama juga dikemukakan oleh Mieke
2 0
Sunaryati Hartono, Beberapa Masalah
Transnasional Dalam Penanaman Modal Asing
2 1
di Indonesia, (Bandung: Binacipta, 1972), 12. Ibid.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 206


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Komar yang menyatakan bahwa persoalan pilihan yurisdiksi para pihak, lembaga
ini adalah bagian dari hukum perikatan dan pertama-tama yang berwenang untuk
obyek bidang komersial, dengan demikian menentukan berwenang tidaknya badan
persoalan ini tunduk pada aturan-aturan arbitrase SIAC sehubungan dengan klausul
yang telah ditentukan untuk itu.22) arbitrase dalam invoice tersebut adalah
Pasal 13 ayat (2) Ketentuan Umum badan arbitrase SIAC itu sendiri, bukan
Penjualan Dan Pengiriman (General Term
Pengadilan (Pengadilan Negeri Jakarta
of Sales and Delivery) ditentukan bahwa:
“Any disputes arising out of or in Selatan). Hal ini diperkuat oleh ketentuan
connection with these general
Pasal 34 ayat (1) dan (2) UU AAPS yang
conditions of Purchase including any
question regarding its existence, mengatakan (1) penyelesaian sengketa
validity or termination, shall be
melalui arbitrase dapat dilakukan dengan
referred and finally resolved by
arbitration in Singapore in accordance menggunakan lembaga arbitrase nasional
with the Arbitration Rules, the
atau internasional berdasarkan kesepakatan
Singapore International Arbitration
Centre (“SIAC Rules”). The language para pihak, (2) penyelesaian melalui
the arbitration shall be English.
lembaga arbitrase sebagaimana dimaksud
Dengan adanya klausul tersebut di atas, dalam ayat (1) dilakukan menurut
maka sesuai dengan praktik yang peraturan dan acara dari lembaga yang
diterapkan dalam masyarakat internasional, dipilih, kecuali ditetapkan lain oleh para
dalam penanganan kasus ini seharusnya pihak.
diselesaikan oleh lembaga arbitrase SIAC Selanjutnya, sehubungan dengan
dengan menggunakan aturan arbitrase pertimbangan hukum hakim Pengadilan
(SIAC Rules) sedangkan untuk materi Negeri Jakarta Selatan dalam kasus PT.
pokok perkara berlaku hukum Singapura Surya Mas melawan PT. Symrise ini yang
sesuai dengan pilihan hukum para pihak. mengatakan, menimbang bahwa perjanjian
Akan tetapi dengan tetap diadilinya berdasarkan General Terms of Sales and
kasus ini oleh Pengadilan Indonesia Delivery dibalik setiap invoice tidak
dengan dasar pertimbangan bahwa invoice pernah disetujui dan ditandatangani oleh
bukan suatu perjanjian timbal balik Penggugat, maka klausul arbitrase dan
melainkan tagihan yang bersifat sepihak perjanjian tersebut tidak mengikat
sehingga klausul arbitrase SIAC tidak Penggugat, Alan Redfern and Martin
dapat diterapkan, maka sesuai dengan Hunter mengatakan bahwa syarat
2 2
Hasil Wawancara Peneliti pada tanggal 21 dibutuhkannya tanda tangan para pihak
Februari 2013.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 207


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

dalam perjanjian arbitrase memang Oleh sebab itu sebagai gantinya adalah
menimbulkan persoalan, tetapi dalam bukti tertulis tentang perjanjian arbitrase.
pandangan secara umum dinyatakan bahwa Bahkan dalam beberapa sistem hukum di
tanda tangan itu bukanlah suatu kewajiban beberapa negara, perjanjian arbitrase
tetapi hal yang utama dari suatu perjanjian secara lisan dapat dianggap sebagai
arbitrase, adalah harus dalam bentuk perjanjian tertulis, jika sebelumnya para
tertulis, dan hal yang tidak dapat disangkal pihak telah mereferensi ke arbitrase, atau
oleh salah satu pihak adalah bahwa berdasarkan oral agreement (perjanjian
perjanjian arbitrase itu lahir dari adanya lisan), kemudian direkam oleh salah satu
kontrak.23) Dengan demikian perjanjian pihak atau oleh pihak ketiga di mana ia
tersebut merujuk ke dokumen tentang adalah pihak yang mempunyai kepentingan
arbitrase, atau dari dokumen arbitrase terhadap para pihak dalam perjanjian.25)
merujuk kembali kepada kontrak yang Demikian juga tentang pilihan hukum
menyatakan bahwa antara kontrak dan (choice of law) yang telah disepakati oleh
arbitrase saling ada keterkaitannya satu para pihak. Berdasarkan eksepsi yang
sama lain.24) dikemukakan oleh pihak PT. Symrise di
Dalam Konvensi New York 1958, persidangan dikatakan bahwa para pihak
dipersyaratkan bahwa perjanjian arbitrase telah sepakat untuk menggunakan hukum
ditanda tangani kedua belah pihak, tetapi singapura di dalam penyelesaian sengketa
dalam modern law tentang arbitrase saat yang terjadi diantara para pihak. Oleh
ini, kebutuhan tentang tanda tangan itu sebab itu semestinya persoalan para pihak
sudah mulai tidak di praktikkan lagi, harus diselesaikan menurut hukum
karena di dalam praktik, prinsip ekonomi Singapura, bukan berdasarkan hukum
menghendaki bahwa segala sesuatu harus Indonesia (KUHPerdata BW).
dilakukan secara serba cepat, dan apa-apa Akan tetapi jika hal ini dibandingkan
yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan dengan di negara lain khususnya tentang
pasar, apalagi penandatanganan antar pilihan pengadilan ternyata bahwa, choice
negara akan memakan waktu yang lama. of foreign court atas pengadilan asing tidak
selalu dapat diterima sebagai supremacy
2 3
Allan Redfren and Martin Hunter with Nigel
Blackaby and Constantine Partasides, Law and
dari partij autonomie dengan alasan, (1)
Practice of International Commercial karena pilihan forum harus dilakukan pada
Arbitration, Sweet & Maxwell Limited of 100
Avenue Road, (London NW3 3PF, 2004), 159.
2 4 2 5
Allan Redfren and Hunter, Op.Cit., 160. Allan Redfren and Hunter, Op.Cit., 161.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 208


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

forum yang ada kaitannya dengan kontrak, yurisdiksi pengadilan adalah bertentangan
(2) karena choice of forum dapat diuji dengan public policy Amerika dan tidak
berdasarkan doktrin forum non dapat dilaksanakan. Sementara ditingkat
convenience, (3) karena choice of forum banding court of appeals, pengadilan
dapat diuji oleh public policy dari suatu menguji klausul pilihan forum dengan
negara.11) Sebagai contoh dalam M/S doktrin forum non convenience. Menurut
Bremen v. Zapata off -shore Co, kasus ini pengadilan banding, klausul choice of
melibatkan Zapata (perusahaan Amerika) forum pada pengadilan di London
dan Unterweser (Perusahaan Jerman). Di merupakan forum non convenience
dalam kontrak terdapat pilihan forum pada berdasarkan pertimbangan; (1) tempat
pengadilan Inggris yang mengatakan, “Any terjadinya kerugian merupakan yurisdiksi
dispute arising must be treated before the dari district court di Tampa, (2) banyak
London court of justice”. Akan tetapi saksi termasuk awak kapal Zapata berada
meskipun terdapat pilihan forum tersebut, dalam area teluk pantai sebagai tempat
kasus ini sempat diperkarakan pada dua kejadian, (3) kesaksian dari awak kapal
pengadilan dari dua negara yang berbeda, Bremen dilakukan secara tertulis di Tampa.
yaitu di Pengadilan Inggris dan di (4) Inggris tidak berkepentingan dalam hal
Pengadilan Amerika. Zapata menggugat ini.13) Akan tetapi pada tingkat supreme
Unterweser pada district court di Tampa court, pengadilan berpendapat bahwa
Amerika sebagai tempat terjadinya klausul choice of forum harus di hormati
kerugian, sedangkan Unterweser dan dilaksanakan, kecuali apabila
menggugat Zapata di High court justice di pelaksanaan dari klausul choice of forum
London sesuai dengan klausul choice of itu dipengaruhi oleh fraud (kecurangan),
forum dalam kontrak.12) Dalam memeriksa undue influence (pengaruh yang tidak
kasus ini, district court berpendapat bahwa pantas), unreasonable (tidak layak), unjust
pilihan forum tidak dapat dilaksanakan (tidak adil), bath faith (itikad buruk), over
karena suatu perjanjian yang bertentangan reaching (memperdayakan) dan
secara objektif untuk meniadakan overweening bargaining power (bargaining
power yang tidak seimbang).14) Dengan
1 1
Leonora Bakarbessy, Klausul Pilihan Hukum
(Choice of law) dan Pilihan Forum (Choice of
demikian, maka sepanjang choice of forum
Forum) dalam Transaksi Bisnis Internasional, tidak dipengaruhi oleh tindakan-tindakan
(Surabaya: Fakultas Hukum Universitas
1 3
Airlangga, 2001), 12. Ibid.
1 2 1 4
Ibid. Ibid.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 209


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

seperti tersebut di atas, maka choice of “all claims and dispute arising under and
forum harus dihormati dan dilaksanakan. in connection with this bill of lading shall
Selanjutnya menurut Supreme Court be judged in the U.S.S.R”. Pengadilan
bahwa pilihan forum pada pengadilan Inggris mengatakan berwenang untuk
Inggris (London) di dalam kasus M/S memeriksa perkara tersebut berdasarkan
Bremen v Zapata adalah layak, karena titik taut yang secara objektif berkaitan
pengadilan Inggris merupakan pengadilan dengan negara Inggris. Dalam memeriksa
yang telah memenuhi standar yang layak kasus ini, pengadilan Inggris berpendapat
mengenai pengadilan yang netral dalam bahwa klausul choice of forum tidak
menangani perkara-perkara yang berkaitan mengikat secara absolut pada pengadilan
dengan pelayaran di laut. Lagi pula di luar pilihan forum, hal ini dengan
sebagaimana yang dikemukakan oleh pertimbangan bahwa; (1) kasus ini
Sudargo Gautama, untuk kontrak-kontrak melibatkan pembeli warga negara Inggris
pengangkutan melalui kapal laut (maritime atas barang-barang warga negara Rusia,
transactions) atau asuransi perkapalan laut, dan yang digugat adalah warga negara
adalah lazim di pakai sistem hukum dari Jerman sebagai pemilik kapal. Akan tetapi
negara Inggris yang terkenal maju di oleh karena Rusia bukan merupakan pihak
bidang maritime law ini, sekalipun dalam gugatan ini maka menurut
misalnya perjanjian yang dibuat adalah pengadilan Inggris, pembeli warga negara
antara pedagang Indonesia dan maskapai Inggris berhak untuk memakai hukum
perkapalan Taiwan (bukan Inggris).15) pengangkutan laut Inggris, dan oleh karena
Namun yang menarik perhatian adalah itu perselisihan ini merupakan bagian dari
bahwa pada kasus yang lain yaitu kasus yurisdiksi pengadilan Inggris.16) Dalam
The Fehmarn, pengadilan Inggris justru kasus ini Lord Denning berpendapat bahwa
menolak untuk melaksanakan klausul Inggris menghargai pilihan forum, akan
choice of forum pada pengadilan asing tetapi ada prinsip yang lebih tinggi yaitu,
meskipun dalam Bill of lading pada para tidak seorangpun dapat meniadakan titik
pihak terdapat klausul yang menyatakan, taut yang seharusnya berlaku dalam kasus
1 5
Sudargo Gautama (e), Beberapa Persoalan ini, oleh karena Inggris merupakan pihak
Hukum Berkenaan dengan Perjanjian Joint
Venture di Indonesia, Makalah pada Seminar
dalam perkara ini, walaupun terdapat
“International Business and pilihan forum pada pengadilan lain, hal itu
Practices/International Trade Contracts and
Arbitration”, (Jakarta: Gedung Patra Jasa, 20
1 6
Maret 1990), 3. Leonora Bakarbessy, Op.Cit., 13.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 210


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

secara absolut tidak mengikat, kecuali arbitrase lalu diambil alih oleh Pengadilan
terhadap klausul arbitrase.17) Negeri. (2) pelaksanaan choice of forum
Berdasarkan uraian kasus tersebut tidak boleh dipengaruhi oleh fraud
diatas dapat disimpulkan, meskipun (kecurangan), undue influence (pengaruh
berdasarkan hukum perdata internasional, yang tidak pantas), unreasonable (tidak
para pihak diberi kebebasan untuk memilih layak), unjust (tidak adil), bath faith (itikad
forum berdasarkan prinsip partij buruk), over reaching (memperdayakan)
autonomie, akan tetapi didalam praktek dan overweening bargaining power
terdapat permasalahan-permasalahan (bargaining power yang tidak seimbang).
tentang hal itu yaitu: (1) choice of forum Terhadap prinsip yang kedua ini, penulis
tidak selalu diterima sebagai supremasi berpendapat bahwa prinsip ini secara
dari partij autonomie karena masih perlu analogi dapat diterapkan pada arbitrase,
diuji berdasarkan doktrin forum non- artinya bahwa apabila unsur-unsur dari
convenience 12 tindakan-tindakan seperti adanya fraud,
Dikaitkan dengan dispute settlement undue influence dan sebagainya seperti
clause di dalam kontrak yang memilih yang terdapat dalam prinsip kedua tersebut
arbitrase sebagai choice of forumnya maka dapat dibuktikan adanya, maka hal itu
jika forum ini di tolak dengan alasan dapat mengakibatkan pelaksanaan dari
ketertiban umum (public policy), akan perjanjian arbitrase tersebut menjadi cacat
timbul masalah berupa pengingkaran hukum karena syarat subyektif dari
terhadap eksistensi dari arbitrase itu perjanjian tersebut tidak terpenuhi, dengan
sendiri, yang notabene adalah merupakan kata lain pelaksanaan dari perjanjian
lembaga di luar pengadilan, oleh karena itu arbitrase tersebut dapat dibatalkan, akan
sangat tidak masuk akal jika kewenangan tetapi lembaga yang berwenang untuk
1 7
Leonora Bakarbessy, Op.Cit., 14. menyatakan batal atau tidaknya perjanjian
12
Doktrin ini didasarkan kepada teori komitas tersebut tetap berada pada kewenangan
(comity doctrine) yang menyatakan bahwa masing-
masing pengadilan dari suatu negara memiliki arbitrase. Filosofinya adalah karena di
yurisdiksi dan kewenangan masing-masing.
Yurisdiksi dan kewenangan itu terbatas, karena dalam perjanjian para pihak, telah
masing-masing negara memiliki kedaulatan dan
hukum nasional masing-masing (principle of disepakati dengan mencantumkan kata-
territorial souverignty). Atas dasar teori ini, maka
pengadilan suatu negara dapat menyatakan forum
kata: “all disputes or any dispute shall be
non-convenience atau menyatakan bahwa governed by arbitration”. Dengan kata-
pengadilan negara tersebut tidak memiliki
yurisdiksi atas kasus yang dibawa kehadapan kata tersebut berarti bahwa semua atau
mereka.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 211


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

setiap perselisihan yang timbul termasuk


juga tentang ada/tidaknya unsur-unsur dari DAFTAR PUSTAKA
prinsip kedua tersebut di atas, akan A. Buku-buku
diselesaikan secara arbitrase. Alasan lain Abdurrasyid, H. Priyatna. Arbitrase &
Alternatif Penyelesaian Sengketa
adalah karena berdasarkan azas pacta sunt
Suatu Pengantar. Jakarta: Fikahati
servanda, maka para pihak terikat pada Aneska, 2002.
Adolf, Huala. Arbitrase Komersial
apa-apa yang telah disepakati dan harus
Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta:
mematuhi dan melaksanakannya RajaGrafindo Persada, 2002.
Almunawar, Said Aqil Husin. Pelaksanaan
sebagaimana layaknya suatu undang-
Arbitrase di Dunia Islam, Dalam
undang. Atas dasar itu maka tindakan Arbitrase Islam di Indonesia,
BAMUI, 1994.
pengadilan yang tetap mengadili perkara
Djamin, Fathurrahman. Arbitrase dalam
ini bertentangan dengan pilihan yurisdiksi Perspektif Sejarah Islam, dalam
Arbitrase Islam di Indonesia.
yang telah disepakati oleh para pihak yaitu
Jakarta: BAMUI, 1994.
Singapore International Arbitration Gautama, Sudargo. Aneka Masalah
Hukum Perdata Internasional,
Centre.
Bandung: Alumni, 1985.
Harahap, M. Yahya. Arbitrase ditinjau
dari Reglement Acara Perdata
IV. KESIMPULAN
(RV), Peraturan Prosedur BANI,
Berdasarkan kajian yang dilakukan, ICSID, Convention on the
Recognition and Enforcement of
ternyata bahwa meskipun para pihak telah
Foreign Arbitral Award, Jakarta:
menyepakati pilihan hukum dan pilihan SinarGrafika, 2001.
Hartono, C.F.G. Sunaryati. Beberapa
yurisdiksi dalam perjanjian mereka
Masalah Trans Nasional dalam
ternyata hakim Pengadilan Negeri tetap Penanaman Modal Asing di
Indoneisa, Bandung, Binacipta,
mengadili perkara antara PT. Suryamas
1972.
(Indonesia) dengan PT. Symrise _______. Pokok-Pokok Hukum Perdata
Internasional. Bandung:
(Singapura) di Pengadilan Indonesia
Binacipta, 1986.
dengan menggunakan hukum Indonesia Jaffley, A.J.E. Introduction to the Conflict
of Laws. London: Butterworths,
(KUHPerdata BW). Sebaiknya hal seperti
1988.
demikian tidak terjadi lagi di kemudian RajaGukGuk, Erman. Arbitrase Dalam
Putusan Pengadilan. Jakarta:
hari karena tindakan hakim tersebut
Chandra Pratama, 2000.
bertentangan dengan teori pilihan hukum _______. Erman. Masalah Investasi
Dalam Pembangunan Lima Tahun ke
dan pilihan yurisdiksi sebagaimana diatur
VI: Suatu Tinjauan Hukum dan
dalam Hukum Perdata Internasional. Ekonomi Dalam Hukum Investasi

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 212


Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

Dan Pembangunan, Jakarta: Fakultas Adolf, Huala. “Filsafat Hukum Arbitrase,


Hukum UI, 1994. Dalam Penemuan Hukum Nasional
Redfern, Allan and Martin Hunter with dan Internasional”, Makalah dalam
Nigel Blackaby and Constantine Rangka Purnabakti Prof. Dr. Yudha
Partasides, Law and Practice of Bhakti, SH.MH. Jakarta: Fikahati
International Commercial 2012.
Arbitration, Sweet & Maxwell Anonim. “Lagi-lagi Putusan Arbitrase
Limited of 100 Avenue Road, Dibatalkan”, Legal Review, No.
London NW3 3PF, 2004. 12/th I Juli 2003.
Seto, Bayu. Dasar-Dasar Hukum Perdata ________. “Arbitrase Masih Mati Suri”,
Internasional, Bandung: Citra Legal Review, No. 13/Th II
Aditya Bakti, 1994. Agustus 2003.
Subekti, R. Arbitrase Perdagangan. ________. “Ketika Sang Hakim Harus
Bandung: Binacipta. 1981. Belajar”, Legal Review, No. 14/Th
Soemitro, Rony Hanitijo. Metodologi II September 2003.
Penelitian Hukum dan Jurimetri, ________. “Outlook Ekonomi Indonesia
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990. 2012”, Indonesian Commercial
Wijaya, Gunawan dan Ahmad Yani. Newsletter, Desember 2012,
Hukum Arbitrase. Jakarta: Raja http://www.datacom.co.id/outlook-
Grafindo Persada, 2000. 2012, fokus.htlm, diunduh tanggal
Hartwell, Geofrey M. Beresford (ed), The 25 April 2013.
Commercial Way to Justice. 1997. ________.www.bapmi.org, 25 April 2013.
A. Tumpa, Harifin. Ketua Mahkamah
B. Peraturan Perundang-undangan Agung, “Konstruksi dan Konsep
Sistem Kamar dan Penerapannya di
Indonesia, Undang-undang No. 48 Tahun
Mahkamah Agung”, Makalah pada
2009 tentang Kekuasaan
Loka Karya: Komisi Yudisial 10
Kehakiman (Lembaran Negara
Maret 2001.
Republik Indonesia Tahun 2009
Goodpaster, Gary. Et al. "Tin.jauan
Nomor 157, Tambahan Lembaran
terhadap Arbitrase Dagang Secara
Negara Republik Indonesia Nomor
Umum dan Arbitrase Dagang di
5076).
Indonesia”, Makalah pada
_______, Undang-undang No. 35 Tahun
Lokakarya Arbitrase Dagang
1999 tentang Ketentuan-ketentuan
Internasional". Jakarta: FH Trisakti,
Pokok Kekuasaan Kehakiman telah
24 April, 1995.
diganti dengan undang-undang No.
Hasan, Agus Salim. “Menyoal Kepastian
4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Hukum Arbitrase”, Majalah Gatra,
Kehakiman Yang kemudian juga
14 Februari 2007.
telah diganti untuk kedua kalinya
Hikmahanto, “Penyelesaian Sengketa
dengan Undang-undang No. 48
Bisnis Non Litigasi, Pengertian,
Tahun 2009
Macam dan Prospek”, Makalah
disampaikan pada Seminar
C. Kamus
Nasional Prospek Penyelesaian
Bryan A, Garner, Black’s Law Dicitionary,
Sengketa Bisnis Secara Non
standard Ninth Edition 2009, West
Litigasi Dalam Mengantisipasi
A Thomson Reuters Business
Globalisasi, (Jakarta: FH
Universitas Trisakti, 2 April 2002).
D. Makalah, Jurnal dan Artikel
Kriekkhoff, Valirine J.L. “Analisis Konten
Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 213
Cut Memi
Penerapan Klausul Pilihan Yurusdiksi (Choice of Jurisdiction)
dan Pilihan Hukum (Choice of Law) Dalam Penyelesaian
Sengketa Bisnis Internasional
(Studi Kasus: Perkara PT. Symrise melawan PT. Mega Suryamas)

dalam Penelitian Hukum: suatu


Telaah Awal”, Jurnal Era Hukum
No. 6, 1995.
Koran Sindo, “Rakyat Tidak Percaya Pada
Hukum”, 8 April 2013.
NPD. Sinaga, Budiman. “Pembatalan
Putusan Arbitrase”, Jurnal
Keadilan, Edisi 2 No. 4 Tahun
2000.
Radhie, TM. Konvensi Arbitrase
Internasional, Makalah pada kursus
Internastional Business
Transactions, Jakarta: FH Untar,
1991.
________. “Konvensi New York 1958
Tentang Pengakuan dan
Pelaksanaan Putusan Arbitrase
Luar Negeri”, Makalah pada
Seminar Penyelesaian Sengketa
Dagang Melalui Arbitrase, Jakarta,
11 Agustus 1990.
Setiawan, R. “Beberapa Catatan Hukum
tentang klausul Arbitrase”,
Makalah, Kapita Selekta Arbitrase
dan Permasalahannya. Jakarta:
MA-RI, 2003.
________. “Sekilas Memahami Arbitrase,
Makalah dalam Wildan Sayuthi
(ed), Kapita Selekta Arbitrase dan
Permasalahannya, Jakarta: MA-RI,
2003.
Priyatna Abdurrasyid, “Alternative
Disputes Resolution/Arbitrase”.
Makalah.

Volume 2, No. 2, Oktober 2017 | 214

You might also like