Use of Antibiotics For Acute Respiratory Infection (ARI) in Puskesmas Karang Rejo, Tarakan
Use of Antibiotics For Acute Respiratory Infection (ARI) in Puskesmas Karang Rejo, Tarakan
Use of Antibiotics For Acute Respiratory Infection (ARI) in Puskesmas Karang Rejo, Tarakan
1, January 2020
Use of Antibiotics for acute respiratory infection (ARI) in Puskesmas
Karang Rejo, Tarakan
Mirza Insani1* and Dharma Permana2
1
Faculty of Medicine, Yarsi University, Jakarta Pusat 10510
2
Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Yarsi University, Jakarta Pusat 10510
* Correspondence : mirzainsani@gmail.com
ABSTRACT
Background: Acute respiratory infection (ARI) is a serious infection that prevents normal breathing
function. It usually begins as a viral infection in the nose, trachea (windpipe), or lungs. If the infection
is not treated, it can spread to the entire respiratory system. ARI prevents the body from getting
oxygen and can result in death. ARI is the most common diagnosis for which antibiotics are
prescribed and there are many reasons why primary care doctors prescribe antibiotics. The aim of this
study was to know the use of antibiotic drugs in ARI patients at Puskesmas Karang Rejo, Tarakan.
Methods: The research method is a descriptive with retrospective data collection by collecting
secondary data obtained from medical records at Puskesmas Karang RejoTarakan in the period of
January-April 2017.
Results: A total of 595 medical records were selected, there were 58.66% (n = 349) female and 41.34
% (n = 246) male, and most occurred in children aged 1-5 years 31.60% (n=188) and aged 6 -10 years
20.84% (n=124). The most common types of ARI were acute tonsillitis 33.61% (n=200), nonspecific
respiratory tract infection 32.77% (n=195) and pneumonia 13,94% (n=83. The antibiotic drugs used
were amoxicillin 73.11% (n=435), cotrimoxazole 22.02% (n=131), ciprofloxacin 2.52% (n=15),
cephadroxil 1.68% (n=10) and chloramphenicol 0.67% (n=4). Amoxicillin and cotrimoxazole were
the most commonly used antibiotic for treatment of patients with all types of ARI. Amoxicillin use
was highest in acute tonsillitis (94.00%, n=188) and nonspecific respiratory tract infection (85.13%,
n=166), while cotrimoxazole use was highest in pneumonia (90.36%, n=75).
Conclusion: Amoxicillin and cotrimoxazole were the mostly used antibiotics for treatment of patients
with ARI in Puskesmas Karang Rejo, Tarakan.
ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang mengganggu proses
pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea
(pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru. ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu.
Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan
menyebabkan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan
sampai berujung pada kematian. ISPA secara umum diagnosis dan diberikan antibiotik dengan
beberapa pertimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien
ISPA di Puskesmas Karang Rejo, Tarakan.
Metode Penelitian: Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data
secara retrospektif dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari medical record di
Puskesmas Karang Rejo Tarakan periode Januari-April 2017.
Hasil Penelitian: Hasil seleksi rekam medik didapatkan pasien ISPA sejumlah 595 pasien, terdiri dari
jenis kelamin perempuan 58,66% (n = 349) dan laki-laki 41,34% (n = 246), dan ISPA paling banyak
terjadi pada usia anak- anak usia 1-5 tahun 31,60% (n=188) dan 6-10 tahun 20,84% (n=124). Jenis
ISPA yang sering terjadi yaitu tonsilitis akut 33,61% (n=200), infeksi saluran pernafasan lain yang
tidak spesifik 32,77% (n=195) dan pneumonia 13,94% (n=83). Antibiotik yang digunakan adalah
15
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
sebagai berikut: amoksisilin 73,11% (n=435), kotrimoksazol 22,02% (n=131), siproflosaksin 2,52%
(n=15), sefadroksil 1,68% (n=10) dan kloramfenikol 0,67% (n=4). Amoksisilin dan kotrimoksazol
merupakan antibiotik yang secara umum telah digunakan untuk terapi semua jenis ISPA. Amoksisilin
digunakan paling banyak untuk tonsilitis akut (94,00%, n=188) dan infeksi saluran pernafasan lain
yang tidak spesifik (85,13%, n=166) sedangkan kotrimoksazol digunakan paling banyak untuk
pneumonia (90,36%, n=75).
Kesimpulan: Amoksisilin dan kotrimoksazol merupakan antibiotik yang paling banyak digunakan
untuk terapi ISPA di Puskesmas Karang Rejo Tarakan.
16
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
17
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
Antibiotika
Jenis ISPA Amoksi Sefadro Kloramfe Siproflo Kotrimok Total (%)
silin ksil nikol saksin sazol
Distribusi Pengunaan Antibiotik Pada bakteri pada ISPA (Mar, 2016, Mayor,
ISPA 2010 , Dipiro, 2008 dan Depkes, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Kotrimoksazol merupakan antibiotik
jenis ISPA yang sering terjadi Tonsilitis spektrumnya luas, tersedia generik,
Akut 33,61% (n=200), Infeksi Saluran Australian pregnancy category C dan
Pernapasan Lain (Nonspecific Respiratory American pregnancy category D, dan
Infection) 32,77% (n=195) dan dan kotrimoksazol efektif untuk mengatasi
Pneumonia 13,94% (n=83). Antibiotik infeksi bakteri pada saluran nafas atas dan
yang paling banyak digunakan adalah bawah (Mar, 2016 dan Martha, 2008).
amoksisilin 73,11% (n=435) dan Tonsilitis akut umumnya
kotrimoksazol 22,02% (n=131) (Tabel 2). disebabkan infeksi virus (adenovirus,
Sebagian besar penyebab ISPA rhinovirus, influenza, coronavirus dan
adalah virus dan obat yang diberikatan RSV) dan 5% sampai 40% disebabkan
hanya analgetik-antipiretik, nasal infeksi bakteri. Bakteri penyebab tonsilitis
decongestan dan antihistamin untuk akut yang paling umum adalah group A
mengatasi gejala klinis ISPA. Pemberian streptokokus (Mayor S. 2010 dan Touw-
antibiotik pada ISPA tidak efektif dan Otten, 2002). Hasil penelitian didapatkan
dapat menimbulkan resistensi. Antibiotik 200 pasien menderita tonsilitis akut dan
hanya diberikan jika pada ISPA ditemukan 188 pasien (94,00%) diberikan
infeksi bakteri (Mar, 2016, Depkes 2005, Amoksisilin, 12 pasien (6,00%) diberikan
Martha, 2008, Saux, 2005, WHO, 2003 sefadroksil, siprofloksasin dan
dan Janknegt et al, 2000). Amoksisilin dan kotrimoksazol (Tabel 2). Amoksisilin
kotrimoksazol paling banyak digunakan di merupakan antibiotik pilihan pertama jika
Puskesmas Karang Rejo dan diberikan tonsilitis akut disebakan group A
pada semua jenis ISPA (Tabel 2). streptokokus. Sefalosforin dan makrolida
Amoksisilin merupakan antibiotik sebagai antibiotik alternatif yang baik
spektrumnya luas, tersedia generik, efek untuk tonsilitis akut (Mar, 2016 dan Touw-
samping minimal, pregnancy category B Otten, 2002).
dan merupakan antibiotik lini pertama Infeksi Saluran Pernapasan Lain
yang dianjurkan untuk mengatasi infeksi (Nonspecific Respiratory Infection)
18
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
19
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
menggunakan obat simptomatis sesuai Gozales R et al. 2001. Principles of
dengan keluhan yang dialami oleh pasien. appropriate antibiotic use for treatment
Selain itu common cold juga biasanya akan of nonspecific upper respiratory tract
sembuh dengan sendirinya setelah 3-5 hari infection: Background. Annals of
(Kenealy, 2013). Internal Medicine 134(6):490-4.
Iskandar A, Tanuwijaya S and Yuniarti L.
2015. Hubungan Jenis Kelamin dan
KESIMPULAN Usia Anak Satu Tahun samapai Lima
Amoksisilin dan kotrimoksazol merupakan Tahun dengan Kejadian Infeksi
antibiotik yang paling banyak digunakan Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
untuk terapi ISPA di Puskesmas Karang Global Medical and Health
Rejo Tarakan. Communication 3(1): 1-6.
Kenealy T, Arroll B .2013. Antibiotics for
UCAPAN TERIMA KASIH the common cold and acute purulent
Terimah kasih kepada pihak rhinitis. The Cochrane Database of
Puskesmas Karang Rejo Tarakan yang Systematic Reviews. 6 (6): CD000247.
telah membantu dan memberikan Jankgnet, R., Lashof, A. O., Gould, I.M., Van
der Meer, J. W. M.,2000, Antibiotic
informasi yang diperlukan kepada peneliti. Use in Ducth Hospital 1991-1996.
Journal of Antimicrobial
DAFTAR PUSTAKA Chemotherapy 45, 251-256.
Anevlavis S .2010. Community acquired Mairusnita, 2007. Karakteristik penderita
bacterial pneumonia. Expert Opin infeksi saluran pernapasan akut (ispa)
Pharmacother. 11 (3): 361–74. pada balita yang berobat ke badan
Bulla A dan Hitze K. L. 1978. Acute pelayanan kesehatan rumah sakit
respiratory infections: a review. umum daerah Kota Langsa tahun
Bulletin of the World Health 2006. Skripsi Fakultas Kesehatan
Organization, 56 (3): 481498. Masyarakat, Universitas Sumatera
Choby BA. 2009 . Diagnosis and treatment of Utara.
streptococcal pharyngitis. Am Fam Mar C. D. 2016. Antibiotics for acute
Physician. respiratory tract infections in
79 (5): 383–90. primary care. BMJ
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk 354:i3482
Penyakit Saluran Pernapasan. Martha L, Ozkurt Z, Erol S, Kadanali A, Ertek
Direktorat Bina Farmasi Komunitas M, Ozden K, Tasyaran MA. 2008.
dan Klinik Dirjen Bina Kefarmasian Changes in antibiotic use, cost and
dan Alat Kesehatan, Jakarta. consumption after an antibiotic
Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian restriction policy applied by infectious
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan disease specialists. Jpn J Infect Dis.
Akut. Direktorat Jendral Pengendalian 58:338-43.
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Mayor S. 2010. Acute respiratory infections
Jakarta. are world’s third leading cause of
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar death. BMJ
(RISKESDAS) 2013 dalam Laporan 341: 6360-6366
Nasional 2013. Badam Penelitian dan Patwari AK, Aneja S, MandaI RN, Mullick
Pengembangan Kesehatan Departemen DN. 1988. Acute respiratory infections
Kesehatan Republik Indonesia, in children: A hospital based report.
Jakarta. Indian Pediatr. 25:613–7
Dipiro, JT, et al. 2008. Pharmacotherapy A Saux, N.L dan Meadows, E. 2005. A
Pathophysiologic Approach. 7th New Systematic review of the effectiveness
York: Mc Graw Hill. of antimicrobial rinse-free
Flaherty, JF. 2002. Respiratory Tract Infection handsanitizers prevention of illness-
Therapeutics. University of California related absenteeism in elementary
San Fransisco. San Fransisco. pp. 61- school children. BMC Public Health :
86. New Zealand.
20
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
Sharma, S; Maycher, B; Eschun, G (May WHO. 2003. Penanganan ISPA pada Anak di
2007). "Radiological imaging in Rumah Sakit. Penerbit Kedokteran
pneumonia: recent innovations". EGC: Jakarta.
Current Opinion in Pulmonary WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian
Medicine. 13 (3): 159–69. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Rajesh SM and Singhal V, 2013. Clinical (ISPA) yang Cenderung menjadi
Effectiveness of Co-trimoxazole vs. Epidemi dan Pandemi di Fasilitas
Amoxicillin in the Treatment of Non- Pelayanan Kesehatan. Organisasi
Severe Pneumonia in Children in Kesehatan Dunia (World Health
India: A Randomized Controlled Trial. Organization), Jenewa.
Int J Prev Med 4(10): 1162–1168. WHO, 2014. Revised WHO Classification and
Tutut R. 2011. Faktor-Faktor Yang Treatment of Pneumonia in Children
Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi at Health Facilities - NCBI Bookshelf.
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada WHO Guidelines Approved by the
Batita di RSUD dr. Wahidin Sudiro Guidelines Review Committee. World
Husodo Purwokerto Tahun 2011. Health Organization. 2014.
Fakultas Kedokteran Universitas ISBN 9789241507813.
Jendral Soedirman: Purwokerto. Williams BG, Gouws E, Boschi-Pinto C,
Touw-Otten FW, Johansen KS.1992. Bryce J, Dye C. 2002. Estimates of
Diagnosis, antibiotic treatment and world-wide distribution of child deaths
outcome of acute tonsillitis: report of a from acute respiratory infections.
WHO Regional Office for Europe Lancet Infect Dis. 2: 25-32.
study in 17 European countries. Fam Woldu MA, Suleman S, Workneh N, Berhane
Pract. 9 (3): 255–62. H. 2013. Retrospective Study of
Venekamp, RP; Sanders, S; Glasziou, PP; Del Pattern of Antibiotic Use in Hawssa
Mar, CB; Rovers, MM. 2013. University Referral Hospital Pediatric
"Antibiotics for acute otitis media in Ward, Southern Ethiopia. J. App.
children". The Cochrane database of Pharm Sci. 3(02):093-098.
systematic reviews. 1: CD000219.
21