Garuda 404119
Garuda 404119
Garuda 404119
Daftar Isi
ABSTRACT
In 2008, the incidence of hydatidiform mole that occurred in West Java around 1:28. Malignant transformation of
Complete Hydatidiform Mole (CHM) is influenced by many factors, among others, is the expression of the epidermal
growth factor receptor (EGFR).
This study uses Historical Cohort to retrieve CHM patients data and trophoblastic tissue paraffin block in 2007-2012,
and perform examination of Polymerase chain reaction.
Results of the study: 40 CHM patients, 24 with EGFR (-) and 16 with EGFR (+), at 12 weeks monitoring post evacuation
using the Mochizuki regression curve was not obtained persistent mole in the group with EGFR (-), while the group of
EGFR (+), all showed an increase in β-hCG levels. Relative risk (RR) of 3.4 in the CHM group with EGFR (+) into a
persistent mole compared with EGFR (-) at 6th week and RR of 13.0 in CHM group with EGFR (+) into a persistent mole
compared with EGFR (-) at 8th week.
The conclusion of this study demonstrate the suitability of the hypothesis that the higher mRNA gene expression of
EGFR, the slower decrease in serum levels of β-hCG after CHM evacuation and expression EGFR (+) may be a predictor
of the occurrence of persistent mole.
Keyword: complete hydatidiform mole, persistent mole, epidermal growth factor receptor
ABSTRAK
Pada 2008, insiden mola hidatidosa (MH) yang terjadi di Jawa Barat sekitar 1:28. Transformasi keganasan dari mola
hidatidosa komplit (MHK) dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor
(EGFR). Penelitian ini menggunakan metode historical cohort dengan mengambil data dan parafin block jaringan
trofoblas pasien MHK tahun 2007−2012, dan dilakukan pemeriksaan POLYMERASE CHAIN REACTion.
Hasil penelitian menunjukkan dari 40 pasien MHK, 24 di antaranya EGFR (-) dan 16 EGFR (+) pada 12 minggu pasca-
KORESPONDENSI: evakuasi menggunakan kurva regresi Mochizuki. Tidak didapatkan mola persisten pada kelompok EGFR (-), sedangkan
dr. Laurens David Paulus, kelompok EGFR (+) semuanya menunjukkan peningkatan β-hCG (mola persisten). Risiko relatif (RR) sebesar 3,4 pada
SpOG EGFR (+) menjadi mola persisten dibandingkan dengan EGFR (-) pada minggu ke-6 dan RR sebesar 13,0 pada EGFR (+)
Apotek Kupang Farma menjadi mola persisten dibandingkan dengan EGFR (-) pada minggu ke-8.
Jl. Jend. Sudirman No. 19 Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis bahwa semakin tinggi ekspresi EGFR maka semakin
Kupang lambat penurunan kadar β-hCG serum pasca-evakuasi MHK. Ekspresi EGFR dapat menjadi prediktor terjadinya mola
Nusa Tenggara Timur persisten.
Email:
laurensdp_md@yahoo.com Kata Kunci: Mola hidatidosa komplit, mola persisten, epidermal growth factor receptor
Tabel 5: Analisis risiko relatif (RR) pasca-evakuasi pada MHK dengan ekspresi mRNA gen EGFR (+) dan EGFR (-)
Keterangan: untuk data kategorik p dihitung berdasarkan uji statistik Chi-square. Nilai kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05
EGFR (+) lebih besar kemungkinan menjadi suatu 6. Irianti S, Martadisoebrata D, Anwar A. Studi epidemiologi
mola persisten sebesar 13 kali dibandingan dengan penyakit trofoblas gestasional di kotamadya Bandung dan
yang mempunyai gen EGFR (-). Pada minggu ke-12 sekitarnya. Denpasar: KOGI; 2000.
pasca-evakuasi MHK, didapatkan semua pasien 7. Perbawati RI. Gambaran epidemiologi klinik tumor trofoblas
(100%) dengan gen EGFR (+) menjadi mola persisten. gestasional di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode tahun
2007- 2009. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2011.
8. Andrijono, Muhilal M. Prevention of post-mole malignant
KESIMPULAN trophoblastic disease with vitamin A, research communication.
Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi APJCP 2010;11.
ekspresi EGFR, semakin lambat penurunan kadar 9. Steigrad SJ. Epidemiology of gestational trophoblastic diseases.
β-hCG serum pasca-evakuasi MHK. Begitu pula Clin Obstet Gynecol. 2003;17(6):837-47.
dengan ekspresi EGFR (+) pada jaringan MHK, dapat 10. Cunningham FG LK, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC,
menjadi prediktor terjadinya mola persisten. Wenstrom KD, editor. Williams obstetrics. 23rd ed. New York:
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih McGraw-Hill Medical; 2012.
memperjelas peran gen EGFR pada perkembangan 11. Griffiths AJF, Miller JH, Suzuki DT, Lewontin RCG. Introduction
MHK pasca-evakuasi yang menjadi mola persisten to genetic analysis. New York: W.H. Freeman and Co; 1996.
sehingga dapat digunakan sebagai target terapi pada 12. Tomilin NV. Regulation of mammalian gene expression by
MHK dengan EGFR (+). Selain itu, perlu penelitian retroelements and non-coding tandem repeats. Bioessays
prospektif (cohort) untuk menguji peranan EGFR 2008;30(4):338-48.
sebagai faktor prognosis MHK menjadi TTG. 13. Erlich HA. PCR technology: principles and applications for
DNA amplifications. New York: Stockton Press; 1989.
14. Beginners guide to real time PCR. 2011; [Cited on January
1st, 2013]. Available from: http://www.primerdesign.cu.UK/
Downloadmaterial/ BeginnersguidetorealtimePCR.pdf.
DAFTAR PUSTAKA 15. Erlich HA. N Genetic analysis using the polymerase chain
1. Gondhowiardjo S. Disregulasi proliferasi sel dan keganasan. reaction. Annu Rev Genet. 1992;26(479-506).
Basic Science of oncology. Jakarta: Perhimpunan Onkologi 16. Ferretti C, Bruni L, Dangles-Marie V, Pecking AP, Bellet D.
Indonesia; 2010. Molecular circuits shared by placental and cancer cells, and
2. Hancock BW, Seckl MJ, Berkowitz RS, Cole LA. Gestational their implications in the proliferative, invasive and migratory
trophoblastic disease: clinical features of molar pregnancies capacities of trophoblasts. Hum Reprod Update 2007;13(2):
and gestational trophoblastic neoplasia. 3rd ed. Sheffield: 121-41.
International Society for the Study of Trophoblastic Disease; 17. Zhao X, Dai W, Zhu H, Zhang Y, Cao L, Ye Q, Lei P, Shen
2009. G. Epidermal growth factor (EGF) induces apoptosis in a
3. Martaadisoebrata D. Buku pedoman pengelolaan penyakit transfected cell line expressing EGF receptor on its membrane.
trofoblas gestasional. 1st ed. Jakarta: EGC; 2005. Cell Biol Int. 2006;30:653-8.
4. Ehlen TG, Bessette P. Gestational trophoblastic disease, 18. Jacob J, Shenoy S, Balaram P. Epidermal growth factor receptor
reviewed and approved by the Policy and Practice Guidelines (EGFR) in gestational trophoblastic disease: biologic and
Committee of the Society of Obstetricians and Gynaecologists prognostic significance. [Cited on January 1st, 2013]. Available
of Canada (SOGC). SOGC Clinical Practice Guidelines from: http://210.212.24.72/~kscsteuser/digital-library/digital/
2002;114(May). KSC/ksc19/07-Biotechnology/07-Contest/07-02.pdf
5. Tse KY, Ngan YS. Gestational trophoblastic disease. Best
Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology
2012;26:357-70.
A
ACHMAD FAUZI KAMAL IJOC 9 ; 3 ; 133 � 138
H
HENDRA MASKA IJOC 9 ; 3 ; 133 � 138
I
I GUSTI AYU ARTINI IJOC 9 ; 3 ; 127 � 132
L
LAURENS DAVID PAULUS IJOC 9 ; 3 ; 99 � 103
N
NATA PRATAMA HARDJO LUGITO IJOC 9 ; 3 ; 119 � 125
R
RAISSA GADRI IJOC 9 ; 3 ; 105 � 110
S
SRI MULATSIH IJOC 9 ; 3 ; 111 � 117
Y
YUDI MULYANA HIDAYAT IJOC 9 ; 3 ; 99 � 103
Ucapan Terimakasih Mitra Bestari